Anda di halaman 1dari 7

SIAMONG MENUJU KEMANDIRIAN DAN PRESTASI KEPRAMUKAAN

DI SLB NEGERI SURAKARTA

Surono
Slb Negeri surakarta
NIP.197103202006041017

ABSTRAK
Berbagai karakteristik anak berkebutuhan khusus yang bermacam-masam
yang berpengaruh terhadap perilaku dan kebiasaan akan menghambat pelalsanaan
kegiatan kepramukaan ditambah dengan materi dan metoda yang monoton sangat
berpengaruh terhadap pencapaian kemandirian prestasi peserta didik dalam bidang
kepramukaan. Tujuan dari penulisan best practice ini adalah meningkatkan
ketrampilan guru dalam mengelola Pendidikan Kepramukaan di SLB Negeri
Surakarta, memberi kesempatan kepada guru untuk melakukan inovasi dalam
melaksanakan program pendidikan Kepramukaan di SLB negeri Surakarta juga
untuk memperbaiki proses pelaksanaan Pendidikan Kepramukaan di SLB Negeri
Surakarta. Pelaksanaan mengamati dan evaluasi sebelum dan sesudah diterapkan
Sistem Among dalam proses pendidikan Kepramukaan.Indikator keberhasilan
adalah meningkatnya kuantitas atau jumlah peserta didik yang mengikuti kegiatan
kepramukaan, antusias peserta didik dalam berkegiatan serta meningkatnya
kemandirian peserta didik dan perolehan prestasi kejuaraan dibidang
kepramukaan pada setiap lomba setelah penerapan Sisten Among pada pendidikan
kepramukaan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Sistem Among dapat
dilaksanakan dalam proses pendidikan kepramukaan untuk meningkatkan
kemandirian dan prestasi kepramukaan bagi peserta didik berkebutuhan khusus di
SLB Negeri Surakarta.
Kata Kunci : Kemandirian, Prestasi Kepramukaan, Sisten Among

Latar Belakang Masalah


Guru merupakan pendidik yang profesional, seorang guru wajib melakukan
kegiatan pembelajaran kepada peserta didik di sekolah, apapun dan
bagaimanapun keadaannya. Sesuai dengan Undang-Undang Guru dan Dosen
Nomor 14 Tahun 2005 yang menyebutkan bahwa tugas utama guru adalah
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Berdasarkan hal tersebut tugas seorang guru sangatlah kompleks, antara lain
meliputi : (1) merencanakan pembelajaran atau pembimbingan, (2)
melaksanakan pembelajaran atau pembimbingan, (3) menilai hasil
pembelajaran atau pembimbingan, (4) membimbing dan melatih peserta didik,
dan (5) melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan
pokok sesuai dengan beban kerja guru (Permendikbud RI Nomor 15 Tahun
2018).
Sebagaimana tugas utama seorang guru mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan
anak, tidak hanya melaksanakan pembelajaran dikelas, namun juga kegiatan lain
yang menopang keberhasilan dalam pembelajaran, seperti pada kurikulum
pendidikan terdapat Intra Kurikuler juga ada Ekstra Kurikuler .
Salah satu kegiatan Ekstrakurikuler yang harus dilaksanakan adalah Kegiatan
Kepramukaan. Permendikbud Nomor 63 Tahun 2014 Tentang Pendidikan
Kepramukaan Sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib Pada Pendidikan Dasar
Dan Pendidikan Menengah merupakan dasar bahwa Pendidikan Kepramukaan
wajib dilaksanakan pada Satuan Pendidikan baik Pendidikan Dasar dan
Menengah ,termasuk di SLB yang melayani berbagai Karakteristik sesuai dengan
kebutuhannya. Dengan berbagai karakteristik maka dibutuhkan metode atau cara
yang tepat dalam melaksanakan pendidikan kepramukaan di SLB serta latihan yang
monoton dan minim prestasi, maka Penulis menggunakan metode Among atau
Sisten Among yang memang sudah digunakan dalam Pendidikan Kepramukaan.

Perumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang diatas, maka dapat penulis simpulkan rumusan
masalah adalah : “ Apakah Sistem Among dapat meningkatkan kemandirian dan
prestasi pada siswa SLB Negeri Surakarta ?
Tujuan
Tujuan dari penulisan best practice ini adalah :
1. Meningkatkan ketrampilan guru dalam mengelola Pendidikan Kepramukaan
di SLB Negeri Surakarta.
2. Memberi kesempatan kepada guru untuk melakukan inovasi dalam
pelaksanaan Pendidikan Kepramukaan di SLB negeri Surakarta.
3. Memperbaiki proses pelaksanaan Pendidikan Kepramukaan di SLB Negeri
Surakarta.

Manfaat
Manfaat dari penulisan best practice ini adalah :
1. Dapat meningkatkan proses pelaksanaan Pendidikan Kepramukaan di SLB
Negeri Surakarta.
2. Dapat meningkatkan motivasi peseta didik dalam mengikuti kegiatan
Kepramukaan di SLB Negeri Surakarta.
3. Dapat menjadi rujukan bagi sekolah dalam mengimplementasikan Pendidikan
Kepramukaan

Tinjuan Teori
Sistem Among.
Sistem Among istilah yang sudah familier bagi insan pendidik. Istilah yang
biasa terdengar dalam dunia pendidikan. Dikutip dari Artikel “ Mengenal Sistem
Among Dalam Konsep Belajar Taman Siswa,” Sistem Among metode pengajaran
yang digagas oleh Ki Hajar Dewantara yang mengedepankan siswa agar
berkembang sesuai dengan fase pertumbuhan dan perkembangannya, yang
menjadikan sekolah mampu memberikan “tuntutan” bagi hidup anak-anak agar
dapat berkembang dengan subur dan selamat. Hal ini sesuai dengan pidato Ki
Hajar Dewantara yaitu : “Pemakaian metode among, suatu metode yang tidak
menghendaki “paksaan-paksaan”, melainkan memberi “tuntutan” bagi hidup
anak-anak agar dapat berkembang dengan subur dan selamat, baik lahir maupun
batinnya,” 
Sistem among merupakan sebuah sistem pendidikan yang memberikan
kebebasan kepada peserta didik untuk
dapat beraktifitas, dengan leluasa, serta menghindari unsur-unsur paksaan, untuk
menumbuhkan dan mengembangkan rasa percaya diri, kreatifitas dan aktivitas
sesuai dengan aspirasi peserta didik.
Sistem Among mewajibkan seorang pendidik untuk melaksanakan prinsip-
prinsip kepemimpinan yaitu Ing ngarso sung tuladha dimana seorang pendidik di
depan menjadi teladan, Ing madya mangun karsa maksudnya ditengah-tengah
seorang pendidik menumbuhkan semangat, dan Tutwuri handayani.dimana seorang
pendidik dari belakang/dibelakang mendorong , menyemangati peserta didik ke
hal-hal yang baik kearah kemandirian, kebaikan.

Kemandirian
Kemandirian bisa berasal dari kata “ mandiri “ mendapat awalan ke.
Sedangkan Definisi/arti kata 'mandiri' di Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) adalah a dalam keadaan dapat berdiri sendiri; tidak bergantung
pada orang lain: sejak ...
Menurut Nurhayati (2011), kemandirian adalah kemampuan psikososial yang
mencakup kebebasan untuk bertindak, tidak tergantung dengan kemampuan orang
lain, tidak terpengaruh lingkungan, dan bebas mengatur kebutuhannya sendiri. 
Sedangkan menurut Menurut Maryam (2015), kemandirian adalah perilaku
mampu berinisiatif, mampu mengatasi hambatan/masalah, mempunyai rasa
percaya diri dan dapat melakukan sesuatu sendiri tanpa bantuan orang lain. 
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kemandirian adalah
kemampuan berdiri sendiri, dalam bertindak, tidak tergantung orang lain ,tidak
terpengaruh dengan lingkungan , mampu berinisiatif, percaya diri dan mampu
bertindak tanpa bantuan orang lain.

Prestasi Kepramukaan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indinesia, pres·ta·si /préstasi/ n hasil yg telah
dicapai (dr yg telah dilakukan, dikerjakan, dsb) prestasi juga diartikan
“sebagai hasil usaha yang dicapai dari apa yang dikerjakan atau yang diusahakan.”
Kepramukaan adalah hal - hal yang berhubungan dengan kegiatan Pramuka.
Membahas Kepramukaan tidak bisa terlepas dari apa itu Pramuka, Gerakan
Pramuka dan Pendidikan Pramuka .
Menurut Undang – Undang No.12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka : “
Pramuka adalah warga negara Indonesia yang aktif dalam pendidikan kepramukaan
serta mengamalkan Satya Pramuka dan Darma Pramuka. Gerakan Pramuka adalah
organisasi yang dibentuk oleh pramuka untuk menyelenggarakan pendidikan
kepramukaan. Pendidikan Kepramukaan adalah proses pembentukan kepribadian,
kecakapan hidup, dan akhlak mulia pramuka melalui penghayatan dan pengamalan
nilai-nilai kepramukaan . Sedangkan Kepramukaan adalah segala aspek yang
berkaitan dengan pramuka.”
Berdasarkan definisi tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa Prestasi
Kepramukaan adalah hasil usaha yang dicapai pada kegiatan Pramuka.

Alasan Pemilihan Penggunaan Sistem Among

Berdasarkan latar belakang permasalahan yakni karakteristik Anak


Berkebutuhan khusus yang bermacam-macam serta Pola pembinaan monoton,
Tidak dibuat program kerja yang baik, sehingga pelaksanaan kegiatan latihan
pramuka kurang menarik peserta didik serta terlihat asal ada kegiatan, sehingga
penulis tertarik untuk mencoba menggunakan Metoda Among atau sistem among .
Sistem Among ini sama dengan metoda Among dari KiHajar Dewantara yang
telah dilaksanakan pembelajaran di Sekolah Taman Siswa. Metoda yang tidak
menghendaki adanya paksaan terhadap anak serta disesuaikan dengan
perkembangan anak.
Sistem Among telah digunakan oleh Gerakan Pramuka dalam melaksanakan
kegiatan yang disesuaikan dengan usia anggota dari 7 tahun s.d 25 tahun. Namun
banyak guru/pembina kurang menyadari apa yang telah dilakukan merupakan
metode Among dari Ki Hajar Dewantara.

Implementasi Sistem Among


Implementasi Sistem Among ini adalah uraian pelaksanaan kegiatan
kepramukaan di SLB Negeri Surakarta selama kurun waktu dari Tahun 2017
dimana penulis mendapat tugas tambahan sebagai Koordinator kegiatan
Kepramukaan di SLB Negeri Surakarta khususnya SDLB s.d Tahun 2022.
Langkah – langkanya sebagai berikut:
1. Guru melakukan pengamatan setiap latihan yang dilaksanakan setiap hari
Jumat .
2. Guru menginventaris permasalahan yang terjadi dilapangan selama
pengamatan.
3. Guru mendiskusikan temuan – termuan dilapangan dengan guru / pembina
lain untuk dicari solusi permasalahan.
4. Hasil temuan dilaporkan kepada Kepala Sekolah/Kamabigus selaku
penanggungjawab kegiatan serta segera melaksanakan hasil temuan.
5. Salah satu hasil adalah mengirimkan beberapa guru untuk mengikuti Kursus
Kursus Kepramukaan antara lain Kursus Mahir Pembina pramuka Tingkat
Dasar Dasar ( KMD ) dan Kursus Mahir Pembina Tingkat Lanjutan ( KML )
bagi guru yang sudah mengikuti Kursus Mahir Pembina Tingkat Dasar
( KMD )
6. Penyusunan Program Kerja di buat bersama dengan Pengurus Gugus Depan.
7. Mengirimkan peserta didik pada kegiatan – kegiatan yang dilaksanakan diluar
Sekolah .
8. Mengirimkan peserta pada kegiatan lomba yang diselenggarakan oleh
Kwarcab dan lembaga lain .
9. Mengalokasikan anggaran pada RKAS sesuai kebutuhan
10. Melaporkan pelaksanaan program pada saat Musyawarah Gugus Depan
( Mugus ).

Hasil Yang Dicapai


Setelah mengevaluasi program dan Sistem Among dilaksanakan,
kepramukaan di SLB negeri Surakarta mengalami peningkatan sesuai yang
diharapkan.
Hasil – hasil tersebut antara lain :
1. Pengiriman 1 orang guru untuk mengikuti Kursus Pembina Mahir Tingkat
Lanjutan ( KML )
2. Pengiriman 4 Orang guru untuk mengikuti Kursus Pembina Mahir Tingkat
Dasar secara berjenjang
3. Disediakan 1 ruangan untuk Sanggar Pramuka / Sekretariat Pramuka .
4. Antusias anak dalam mengikuti Latihan Pramuka sekaligus tingkat
kemandirian anak meningkat .
5. Aktif dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh Kwartir Ranting maupun Kwartir
cabang
6. Sebagai Juara Umum dalam kegiatan Perkemahan Pramuka Berkebutuhan
Khusus Tingkat Kota Surakarta
7. Sebagai Juara 1 dalam kegiatan Perkemahan Penguatan Pendidikan Karakter
Berbasis Pramuka di Karanggeneng Semarang Tanggal 20 - 22 November
2019
8. Aktif dalam kegiatan Perkemahan Pramuka Berkebutuhan Khusus tingkat
Nasional yang diselenggarakan oleh Kwartir Nasional secara Daring.
9. Sebagai Juara 1 Putra dan Juara 1 Putri pada Lomba Gelar Ketrampilan
Tingkat Kota Surakarta.
Dengan menggunakan sistem among terdapat peningkatan kemandirian siswa
ditunjukkan adnya peningkatan antusias untuk tampil kedepan danpercaya diri
pada saat latihan.

Kendala Yang Dihadapi


Setiap kegiatan yang sudah dipersiapkan dan berjalan dengan baik tidak
mungkin tidak terdapat suatu hambatan/ kendala. Begitu juga pelaksanaan
kegiatan kepramukaan di SLB Negeri Surakarta walaupun telah dipersiapkan
dengan baik, hambatan/kendala tetap ada antara lain : dukungan pendanaan yang
kadang tidak sesuai dengan rencana, terbatasnya guru yang mengikuti Kursus
Pembina , Pengetahuan dan Pengalaman guru yang masih terbatas

Faktor Pendukung

Keberhasilan peningkatan kegiatan kepramukaan di SLB Negeri Surakarta


tidak lepas dari beberapa faktor . hal ini didukung dengan semangat para guru
dalam pelaksanaan kegiatan, Kepala Sekolah yang mendukung penuh setiap
kegiatan baik pengiriman peserta dalam giat partisipasi dan giat mandiri dan yang
kalah penting dukungan dana pada setiap kegiatan.
Rencana Tindak Lanjut
Keberhasilan program kegiatan yang telah dilaksanakan bukan hal akhir yang
dilakukan, namun merupakan awal dari sebuah langkah untuk mencapai yang
lebih baik baik lagi. Sebagi tindak lanjut program latihan dengan menggunakan
sistem among adalah :
1. Meningkatkan konsolidasi pengurus Gugus Depan dengan menggali metoda /
sistem yang lain.
2. Meningkatkan koordinasi pengurus dengan Kwartir Ranting maupun Kwartir
Cabang.
3. Meningkatkan pengiriman guru untuk mengikuti pelatihan pelatihan
kepramukaan
4. Meningkatkan pengiriman peserta didik dalam kegiatan – kegiatan partisipasi .

Simpulan
Dari hasil kajian penulis dan berdasarkan uraian di atas dapat ditarik
simpulan bahwa “ Sistem/Metode Among baik digunakan dalam pelaksanaan
pembinaan Pramuka Khususnya Pramuka Berkebutuhan Khusus guna
meningkatkan kemandirian dan antusias peserta didik dalam mengikuti kegiatan
kepramukaan dipangkalan sekolah.

Saran
1. Pengurus Depan Depan sebaiknya dibentuk pada setiap sekolah.
2. Program kerja Gugus Depan lebih baik disusun di setiap sekolah, yang
dipertanggungjawabkan pada Musyawarah gugus Depan.
3. Anggaran untuk kegiatan kepramukaan sebaiknya dicaver sesuai program
yang telah disusun
4. Pengiriman guru pada kursus kursus kepramukaan perlu dilakukan untuk
meningkatkan Kompetensi guru di bidang kepramukaan.

DAFTAR PUSTAKA

Kwartir Nasional.(2011).Kursus Mahir Dasar Untuk Pembina Pramuka .


Permendikbud RI Nomor 15 Tahun 2018. Pusdiklat Kemdikbud. (2020).
SURAT EDARAN MENDIKBUD NO 4 TAHUN 2020.
Nurhayati, Eti. 2011. Bimbingan, Konseling dan Psikoterapi Inovatif.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Maryam, Siti. 2015. Kemandirian Belajar. Bandung: Sinar Baru
Riadi, Muchlisin. (2020). Kemandirian (Pengertian, Aspek, Jenis, Ciri,
Tingkatan dan Faktor yang Mempengaruhi). Diakses
pada 12/3/2022,dari https://www.kajianpustaka.com/2020/06/kemandirian-
pengertian-aspek-jenis-ciri.html

Penulis: Surono
Slb Negeri surakarta
NIP.197103202006041017

Anda mungkin juga menyukai