Anda di halaman 1dari 4

Relax.

Everyone is Tested
(read: Not Only You)

Photo via @instagram by @instalady_mo


An Article for KOMPAS | 17 November 2018 by Rene Suhardono

“ What to do when
you are tested? “

D o you like tests? Most


people don't like them. I
just... love them! Mungkin
bukan cinta namun sama sekali tidak
bapak / ibu guru (semoga tidak ada
satupun teman SMP/SMA dulu yang
membaca tulisan ini).

Yes, I like tests. Suka dengan


terganggu dengan keberadaan test
yang seringkali jadi momok bagi kegelisahan saat mempersiapkan
banyak orang. diri sebelumnya. Suka perasaan
Aneh ya? Berbeda dengan banyak berdebar saat mengerjakannya.
teman-teman sebaya yang merasa Suka juga dengan hasil yang dicapai
khawatir, resah bahkan gelisah agar punya gambaran sejauh mana
menjelang kuis, ujian, ulangan atau pemahaman saya atas mata
apapun namanya, saya cenderung pelajaran tertentu. Lebih jujur lagi...
menikmatinya. Saya ingat betul saya suka saat saya tahu saya lebih
pernah hampir dipukuli ramai-ramai baik dari berapa orang di kelas. What
karena saat SMP/SMA secara rutin can I say, I was an arrogant
mengusulkan pada guru-guru kami competitive geek! Dijamin saya saat
untuk mengadakan kuis dadakan. ini tidak akan sudi berteman dengan
Tuduhan carmuk (baca: cari muka) saya kala itu. Percayalah.
sering kali dilontarkan pada saya...
dan boleh jadi ada benarnya. Sejak I love tests - but I hate being
kejadian itu saya lebih bijak untuk tested. Bingung ya? Maksudnya
tidak mengatakan didepan kelas begini: Ternyata kesukaan saya pada
namun cukup dengan membisiki ragam jenis ujian terbatas pada ujian
An Article for KOMPAS | 17 November 2018 by Rene Suhardono

akademik di sekolah, universitas atau pekerjaan. Apapun terkait dengan uji


intelektual, I have no problem at all. Namun sama sekali bukan ujian kehidupan...
dalam berbagai bentuknya. Ini kenyataan yang teramat, bahkan terlambat saya
sadari saat ini: I am lousy at being tested in my life.

Ujian kehidupan. Tes sejati yang paling nyata. I was never ready for those.
Saat harus melalui masa-masa paling buruk dan membingungkan saya dapati
saya sering mengeluh, mengaduh bahkan memprotes pada Dia Sang Pemilik
Hidup & Kehidupan. Kenapa harus terjadi pada saya? Kenapa bukan dia saja yang
perilakunya lebih buruk? Kenapa sekarang? Kenapa harus seperti ini? Dan...
Kenapa kok sulit sekali?

Mulai dari proyek gagal, bisnis bubar, pertemanan rusak, urusan rumah
tangga, orang terdekat sakit, caci maki dan gosip orang lain... tidak bisa tidak itu
An Article for KOMPAS | 17 November 2018 by Rene Suhardono

semua sejatinya adalah bentuk- Ketiga, ujian ternyata bukan


bentuk ujian. Saat-saat hal tersebut cuma soal kesusahan, kegagalan,
terjadi seringkali muncul perasaan keporak-porandaan. Itu terlalu
kehilangan, ketakutan dan sempit dan... sombong. Seringkali
ketidakberdayaan. Sungguh sangat saya justru tidak menyadari segala
berbeda dengan ujian intelektual bentuk ujian yang bersifat
yang dengan mudah saya hadapi kemudahan, kelegaan dan
dan lalui. keberhasilan. Lagi-lagi
kesombongan yang menetapkan
Belakangan saya menyadari 3 cara pandang kalau saya paling tahu..
hal yang mengubah perspektif terlebih tentang diri sendiri dan
tentang ujian kehidupan. Pertama, segala sesuatu dalam kehidupan ini.
tidak ada yang tidak diuji. Semua,
siapapun dia, dimanapun dia berada, How am I doing now? Masih
kapanpun itu pasti diuji. Jokowi dan terus berusaha menguliti diri sendiri
Prabowo diuji sebagaimana rakyat agar tidak merasa terlampau malang
paling sederhana diuji. Siapapun - atau terlampau istimewa dengan
yang merasakan hidup pasti diuji segala ujian yang dihadirkanNya
oleh Allah Sang Maha Pengatur. Ujian
3

sama sekali bukan indikasi . What to do when you are


keistimewaan - namun ujian untuk tested?
membedakan mana yang masuk
kategori mahluk istimewa dan Pause. Breathe. Allah is always
sebaliknya. with you. His tests are His loves
for you. He would never leave
Kedua, selama ini saya terlalu you. He is making you stronger &
sombong untuk merasa segala hal kinder at the same time. Now...
buruk adalah ujian bagi saya. smile.
Sejatinya itu bukan ujian namun
akibat (jika tidak mau disebut Bagaimana anda memaknai ujian
adzab/hukuman) atas perilaku buruk dalam kehidupan? Boleh berbagi
saya sendiri. Memang segala sesuatu kisahnya dengan saya. Silahkan kirim
terjadi atas izin Allah Sang Maha ke
Perencana, namun dicetus oleh rene.canoneo@gmail.com
perilaku saya yang sombong, miskin twitter & Instagram: @ReneCC
ilmu dan terlampau yakin atas daya Saya tertarik membacanya.
intelektualnya. Terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai