Anda di halaman 1dari 125

PROBLEMATIKA GURU DALAM MEMBIMBING

PEMAHAMAN PESERTA DIDIK DAN SOLUSINYA


TERHADAP MATERI PENGURUSAN JENAZAH KELAS IX
PADA PEMBELAJARAN JARAK JAUH DI MTSN 12
JAKARTA

Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Salah
Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Disusun oleh:

Syahdah Haq

11180110000137

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2022 M/1443 H
i

ABSTRAK

Syahdah Haq (11180110000137). Problematika Guru Dalam Membimbing


Pemahaman Peserta Didik Dan Solusinya Terhadap Materi Pengurusan
Jenazah Kelas IX Pada Pembelajaran Jarak Jauh Di MTsN 12 Jakarta.

Penelitian ini dilatabelakangi oleh pandemi Covid-19 yang menimbulkan


berbagai permasalahan dalam dunia pendidikan. Guru sebagai pendidik merasa
kesulitan menyampaikan materi pelajaran dalam kondisi belajar daring atau lebih
di kenal PJJ. Tentu hal ini lebih dirasakan imbasnya pada materi-materi yang
biasanya dilakukan praktek seperti materi pengurusan jenazah. Penelitian ini ber-
tujuan untuk mengetahui problematika yang terjadi saat pemberian materi pengu-
rusan jenazah di masa pembelajaran jarak jauh (PJJ) di Madrasah Tsanawiyah
Negeri 12 Jakarta serta untuk mengetahui upaya yang dilakukan guru Fiqih dalam
mengatasi problematika yang terjadi saat PJJ.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian


kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Adapun lokasi penelitian terletak di Madrasah
Tsanawiyah Negeri 12 Jakarta yang berada di jalan Harun Raya No. 35,
RT.9/RW.7 Sukabumi Utara, Kecamatan Kebon Jeruk, Kota Jakarta Barat.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa problematika yang terjadi saat


penyampaian materi pengurusan jenazah di masa pandemi adalah fasilitas dan
akses yang dimiliki peserta didik tidak merata, keterbatasan kemampuan guru
dalam memanfaatkan teknologi, kesulitan memilih bahan ajar yang relevan, dan
permasalahan lain yang dihadapi guru adalah kurangnya respon siswa saat
kegiatan belajar mengajar.

Kata Kunci: Problematika Guru, Pengurusan Jenazah, Pembelajaran Jarak


Jauh (PJJ)
ii

ABSTRACT

Syahdah Haq (11180110000137). Teacher Problems in Guiding Learners'


Understanding and Solutions to Class IX Funeral Management Materials in
Distance Learning at MTsN 12 Jakarta.

This research was motivated by the Covid-19 pandemic which caused


various problems in the world of education. Teachers as educators find it difficult
to deliver subject matter in online learning conditions or better known as PJJ. Of
course, this impact is felt more on materials that are usually practiced, such as
materials for managing corpses. This study aims to find out the problems that
occur when providing material for handling corpses during the distance learning
period (PJJ) at Madrasah Tsanawiyah Negeri 12 Jakarta and to find out the
efforts made by Fiqh teachers in overcoming the problems that occur during PJJ.

This study uses a qualitative approach with descriptive qualitative research


methods. Data collection techniques used are observation, interviews, and
documentation. The research location is located at Madrasah Tsanawiyah Negeri
12 Jakarta, which is on Jalan Harun Raya No. 35, RT.9/RW.7 North Sukabumi,
Kebon Jeruk District, West Jakarta City.

The results showed that the problems that occurred during the delivery of
material for handling corpses during the pandemic were the uneven facilities and
access that students had, the limited ability of teachers to utilize technology,
difficulties in choosing relevant teaching materials, and another problem faced by
teachers was the lack of student response. during teaching and learning activities.

Keywords: Teacher Problems, Body Management, Distance Learning


iii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh.

Alhamdulillahirabbil’aalamiin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat


Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya, serta nikmat sehat
wal ‘afiat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya
dan semoga skripsi ini mampu memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw.
berserta keluarganya, sahabatnya, juga pengikutnya. Aamiin.

Skripsi yang disusun dengan judul “PROBLEMATIKA GURU DALAM


MEMBIMBING PEMAHAMAN PESERTA DIDIK DAN SOLUSINYA
TERHADAP MATERI PENGURUSAN JENAZAH KELAS IX PADA
PEMBELAJARAN JARAK JAUH DI MTSN 12 JAKARTA” ini diajukan
untuk melengkapi syarat menyelesaikan program studi S1 Jurusan Pendidikan
Agama Islam Universitas Negeri Islam Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam proses penyusunan skripsi ini penulis menemukan banyak tantangan


dan hambatan. Namun berkat motivasi dan bantuan dari berbagai pihak membuat
penulis dapat menyelesaikan dengan baik. Oleh karena itu, sebagai ungkapan rasa
terimakasih dan hormat yang tulus, penulis ingin mengucapkan terimakasih
kepada semua pihak yang telah membantu dan terlibat dalam pembuatan proposal
ini, yaitu:

1. Ibu Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, LC, MA.,
selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Dr. Sururin, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Drs. Abdul Haris, M.Ag., selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Drs. Rusdi Jamil, M.Ag., selaku Sekretaris Jurusan
Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
iv

5. Bapak Prof. Dr. H. Ahmad Syafi’ie, MA. selaku Dosen


Pembimbing Akademik.
6. Bapak Dr. Sapiudin, M.Ag., selaku Dosen Pembimbing Proposal
Skripsi.
7. Bapak Drs. H. Muh. Sofyan, M. Pd., selaku Kepala Madrasah
MTsN 12 Jakarta yang telah mengizinkan saya melakukan
penelitian skripsi di MTsN 12 Jakarta.
8. Ibu Ita Novitasari, S. Pd., selaku Wakil Kurikulum MTsN 12
Jakarta yang telah banyak membantu penulis selama proses
observasi dan pemberian data-data sekolah.
9. Bapak H. Buchori, S. Ag. dan Ibu Dra. Hj. Lilis Mukhlishoh,
selaku Guru Mata Pelajaran Fiqih Kelas IX di MTsN 12 Jakarta
yang telah bersedia meluangkan waktu memberikan informasi
yang dibutuhkan penulis dalam penelitian ini. Semoga Allah selalu
memberikan keberkahan dan berada dalam lindungan-Nya.
10. Terkhusus kedua Orang tua (Upi Herawati, S.Pd dan Saipullah)
yang selalu berdoa untuk saya, memberikan dukungan materi, dan
selalu memberikan semangat serta motivasi sehingga penulis selalu
berusaha memberikan yang terbaik dalam menyelesaikan skripsi
ini.
11. Adik-adik saya (Syahirul Haq, Syamsa Haq, dan Syini Fahim Al-
Haq) yang sudah menghibur penulis di kala jenuh dalam proses
penelitian ini.
12. Tak lupa pula (Isal Putra Utama) seseorang yang sudah menemani
sedari perkuliahan ini belum di mulai. Terimakasih sudah banyak
meluangkan waktu menemani dan memberikan saran kepada
penulis agar skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
13. Sahabat-sahabat tercinta (Bilqis, Putri, Aulia, dan Nasreeya).
Semoga kalian diberikan kemudahan dan kelancaran dalam proses
penelitian sehingga dapat berkumpul kembali sebagai seorang
v

sarjana. Terimakasih telah banyak memberikan nasihat, dukungan,


dan doa kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
14. Dan kepada seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan
namanya satu persatu. Semoga Allah SWT membalas kebaikan
kalian semua.

Sekian ucapan terimakasih yang dapat penulis sampaikan. Semoga Allah


SWT yang akan membalas semua perbuatan baik dengan sebaik-baiknya balasan
baik di dunia ataupun di akhirat. Aamiin.

Demikianlah skripsi ini dibuat dengan segala keterbatasan yang ada.


Meskipun penulis telah berupaya memberikan yang terbaik namun tentu akan
ditemukan kekurangan serta kelemahan dalam penelitian ini. Penulis berharap
penelitian ini akan bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi
pembaca. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan sangat berarti
bagi penulis.

Jakarta, 13 Juli 2022

Syahdah Haq
vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK................................................................................................................i

ABSTRACT...............................................................................................................ii

KATA PENGANTAR..............................................................................................iii

DAFTAR ISI.............................................................................................................vi

DAFTAR TABEL.....................................................................................................viii

DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................ix

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah.................................................................................1


B. Identifikasi Masalah.......................................................................................9
C. Batasan Masalah.............................................................................................10
D. Rumusan Masalah..........................................................................................10
E. Tujuan Penelitian............................................................................................10
F. Kegunaan Penelitian.......................................................................................11

BAB II KAJIAN TEORI.........................................................................................13

A. Problematika Guru Dalam Membimbing Pemahaman Peserta Didik............13


B. Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).......................................................................16
C. Problematika Guru Pada Masa Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).....................19
D. Pengurusan Jenazah.......................................................................................24
E. Hasil Penelitian yang Relevan.......................................................................35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN..............................................................38

A. Metode dan Alasan Menggunakan Metode....................................................38


B. Tempat dan Waktu Penelitian........................................................................38
C. Teknik Pengumpulan Data.............................................................................38
D. Triangulasi......................................................................................................40
E. Unit Analisis...................................................................................................40
F. Informan.........................................................................................................41
vii

G. Instrumen Penelitian.......................................................................................41
H. Sumber Data...................................................................................................42
I. Teknik Analisis Data......................................................................................43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN........................................44

A. Deskripsi Data................................................................................................44
1. Sejarah Singkat MTsN 12 Jakarta...........................................................44
2. Visi, Misi, Motto dan Tujuan MTsN 12 Jakarta.....................................44
3. Profil MTsN 12 Jakarta...........................................................................46
B. Analisis Data dan Pembahasan......................................................................46
1. Identitas Informan...................................................................................46
2. Problematika Guru terhadap Pemahaman Peserta Didik di Materi
Pengurusan Jenazah Kelas IX MTsN 12 Jakarta.....................................47
3. Kegiatan Pembelajaran di MTsN 12 Jakarta pada Materi Pengurusan
Jenazah di Masa Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).....................................55
4. Upaya Guru Terkait Problematika yang terjadi terhadap Pemahaman
Peserta Didik di Materi Pengurusan Jenazah Kelas IX MTsN 12
Jakarta......................................................................................................59

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN..........................................64


A. Kesimpulan....................................................................................................64
B. Implikasi.........................................................................................................65
C. Saran...............................................................................................................65

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................67
viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kompetensi Dasar dan Indikator Materi....................................................24

Tabel 3.1 Pedoman Wawancara.................................................................................39


ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Observasi...................................................................................72

Lampiran 2 Lembar Transkrip Wawancara Guru......................................................74

Lampiran 3 Lembar Transkrip Wawancara Peserta Didik.........................................89

Lampiran 4 Dokumentasi Fasilitas Madrasah............................................................93

Lampiran 5 Dokumentasi Pembelajaran Jarak Jauh..................................................96

Lampiran 6 Dokumentasi Wawancara.......................................................................98

Lampiran 7 Surat Izin Penelitian................................................................................100

Lampiran 8 Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)........................................102


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pandemi Covid-19 pertama kali menyebar di Wuhan, China sekitar akhir
bulan Oktober hingga awal bulan November 2019. Virus ini telah menyebar
ke seluruh dunia dan menyebabkan lebih dari 178 juta kasus yang
dikonfirmasi dan 3,9 juta kematian. Dampak dari pandemi virus tersebut juga
dirasakan di Indonesia yang dideteksi virus itu menyebar dan masuk ke
Indonesia sekitar bulan Maret 2020.1
Organisasi Kesehatan Dunia, World Health Organization (WHO),
memberikan pengertian tentang Covid-19 ini, sebagai berikut:
“Penyakit Coronavirus (Covid-19) adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh virus corona yang baru ditemukan. Kebanyakan orang
yang terinfeksi Virus COVID-19 akan mengalami penyakit pernafasan
ringan sampai sedang dan sembuh tanpa memerlukan perlakuan khusus.
Orang yang lebih tua, dan mereka yang memiliki masalah medis yang
mendasari seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, penyakit pernapasan
kronis, dan kanker lebih mungkin berkembang menjadi penyakit serius.”2

Penyebarannya yang begitu cepat tentu menjadi kekhawatiran bagi setiap


orang. Keadaan ini menyebabkan banyak sektor mengalami kekacauan di
seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia. Salah satu sektor yang ikut
terpengaruh oleh adanya keadaan pandemi ini adalah pendidikan. Padahal
pendidikan menjadi aset penting dalam sebuah negara, sebab pendidikan yang
baik pada sebuah negara di nilai mampu menunjukkan kualitas negara itu
sendiri. Menurut Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Nasional Indonesia,
menyatakan bahwa pendidikan merupakan tuntutan di dalam hidup
pertumbuhan anak-anak, adapun tujuannya yaitu untuk menuntun segala

1
BBC NEW Indonesia, Asal Covid-19, 25 Juni 2021, diakses melalui
(https://www.bbc.com/indonesia/dunia-57590872), pada tanggal 05 April 2022.
2
World Health Organization (WHO), Coronavirus, 2021, diakses melalui
(https://www.who.int/health-topics/coronavirus#tab=tab_1), pada tanggal 16 Januari 2022.

1
2

kodrat yang ada pada anak-anak tersebut agar mereka dapat mencapai
keselamatan dan kebahagiaan.3
Hal ini sejalan dengan UU No. 20 tahun 2003 pasal 3 tentang sistem
pendidikan nasional yang berbunyi, “tujuan pendidikan nasional adalah untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.”4
Berdasarkan hal itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Pemerintah (Bapak Nadiem Anwar Makarim, B.A., M.B.A.) dalam Surat
Edaran Kemendikbud Dikti No. 4 Tahun 2020 telah melarang pelaksanaan
pembelajaran tatap muka (konvensional) dan menggantinya dengan
pembelajaran daring.5 Tidak sedikit siswa yang mengalami kesulitan belajar
dengan disebabkan oleh beberapa faktor: Pertama, masih banyak siswa yang
belum memiliki gadget dan belum mengetahui banyak tentang penggunaan
teknologi. Kasus ini banyak terjadi pada siswa tingkat TK dan SD (Sekolah
Dasar). Selain itu, masalah utama yang dialami siswa pada kasus ini adalah
jaringan yang tidak memadai. Hal ini merupakan tantangan besar bagi siswa
dan tak terkecuali bagi orang tua karena mereka yang dituntut untuk
mendampingi siswa dalam proses belajar online tersebut. Realitanya, tidak
sedikit dari orang tua yang tidak paham mengenai penggunaan teknologi. Hal
ini akan menghambat keaktifan siswa dalam proses belajar daring ini.
Kedua, kurangnya interaksi fisik antara guru dan siswa, karena dalam
pembelajaran online siswa hanya diberikan tugas melalui whatsapp.
Kebanyakan siswa kesulitan dalam mengerjakan tugas dikarenakan tidak ada
penjelasan-penjelasan awal dari guru tentang tugas yang dibebankan kepada
mereka. Peserta didik hanya dituntut untuk mengerjakan tanpa mendapatkan

3
Ki Hadjar Dewantara, Menuju Manusia Merdeka, (Yogyakarta: Leutika, 2009), hlm. 15.
4
UU No. 20 Tahun 2003, diakses pada tanggal 20 Februari 2022 melalui
https://pusdiklat.perpusnas.go.id/regulasi/download/6.
5
Nilam Puspa Sa’diyah dan Brillian Rosy, “Pengaruh Pembelajaran Daring Terhadap Hasil
Belajar Pada Masa Pandemi Covid-19”, JIMEA, Vol. 5 No. 2, 2021, hlm. 553.
3

penjelasan terlebih dahulu, akibatnya banyak siswa yang mengeluh dan tidak
bersemangat lagi dalam mengerjakan tugas.
Namun, hal ini tidak boleh mematahkan semagat guru dalam
menjalankan tugasnya sebagai pendidik, tidak boleh mematahkan semangat
siswa dalam belajar, pandemi covid ini tidak boleh mematahkan semangat
dan harapan kita semua.
Dampak lain yang terjadi pada dunia pendidikan yaitu adanya
keterpaksaan untuk melakukan penutupan sekolah. Hal ini dilakukan guna
mencegah terjadinya penyebaran yang lebih banyak lagi. Pemerintah
berusaha mengupayakan jalan terbaik dalam sektor pendidikan dengan
mengalihkannya menjadi model Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) seperti yang
termuat dalam Surat Edaran (SE) Nomor 4 Tahun 2020 tentang pelaksanaan
kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran covid-19.6
Di dalam surat edaran tersebut menyebutkan bahwa proses belajar dari
rumah dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut: a. Belajar dari Rumah
melalui pembelajaran daring/jarak jauh dilaksanakan untuk memberikan
pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa, tanpa terbebani tuntutan
menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun
kelulusan; b. belajar dari rumah dapat difokuskan pada pendidikan kecakapan
hidup antara lain mengenai pandemi Covid-19; c. Aktivitas dan tugas
pembelajaran belajar dari rumah dapat bervariasi antar siswa, sesuai minat
dan kondisi masing-masing, termasuk mempertimbangkan kesenjangan
akses/fasilitas belajar di rumah; d. Bukti atau produk aktivitas belajar dari
rumah diberi umpan balik yang bersifat kualitatif dan berguna dari guru,
tanpa diharuskan memberi skor/nilai kuantitatif.
Terkait belajar dari rumah, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem
Anwar Makarim juga menekankan bahwa pembelajaran dalam jaringan
(daring)/jarak jauh dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang
bermakna bagi siswa, tanpa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian

6
Surat Edaran Kemendikbud Nomor 4 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Kebijakan
Pendidikan Dalam Masa Darurat.
4

kurikulum untuk kenaikan kelas maupun kelulusan, dan mengajurkan bagi


daerah yang sudah melakukan belajar dari rumah agar dipastikan gurunya
juga mengajar dari rumah untuk menjaga keamanan guru.
Dengan berlandasan pada surat keputusan tersebut, timbul permasalahan
baru dalam kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh para guru di setiap
sekolah, yakni para pendidik harus menciptakan metode pengajaran baru
yang sesuai dengan kondisi pandemi Covid ini.
Problematika berasal dari bahasa Inggris yaitu problematic yang berarti
persoalan atau permasalahan. Sedangkan menurut KBBI
“Problematika/Problematik” mempunyai arti “masih menimbulkan masalah,
masih belum dapat dipecahkan permasalahan”. 7 Dalam hal ini permasalahan
yang terjadi adalah pendidik kesulitan untuk memantau aktivitas pemahaman
peserta didik dan peserta didik pun kesulitan memahami materi yang
disampaikan oleh pendidik. Keadaan pembelajaran darurat berbentuk daring
mengakibatkan peserta didik mudah bosan. Kebosanan terjadi ketika pendidik
memberikan kegiatan belajar yang sama secara terus-menerus.
Berdasarkan hasil penelitian Suci Febriyantika yang dilakukan pada masa
pandemi, pembelajaran daring tidaklah efektif sebab terdapat banyak
keterbatasan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh masing-masing peserta
didik.8
Abdul Majid dalam karyanya mengenai strategi pembelajaran juga
mengatakan bahwa variasi pembelajaran adalah hal yang harus dilakukan
oleh seorang pendidik sebagai “selingan” pada kegiatan pembelajaran.9
Pendidik mengakui bahwa pemberian variasi belajar dianggap sulit dilakukan
di masa pembelajaran jarak jauh yang pada akhirnya berpengaruh pada
pemahaman peserta didik terhadap materi yang dijelaskan.

7
Aplikasi KBBI V 0.4.0, Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan “Kamus Besar
Bahasa Indonesia Edisi Kelima”.
8
Suci Febriyantika Rahman, “Problematika Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
Pada Masa Pandemi Covid-19 Di SMP Islam Nurussalam Al-Khoir Mojolaban Sukoharjo Tahun
Pelajaran 2019/2020, Skripsi Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah Dan
Keguruan, Universitas Agama Islam Surakarta, 2020.
9
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, Cet. Ketujuh, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2017), hlm. 261.
5

Guru yang sebelumnya mengajar secara offline/tatap muka secara


langsung dapat memberikan materi pengajaran secara lebih komprehensif.
Hal ini tentu jauh berbeda jika dibandingkan dengan keadaan di masa
pandemi. Para guru kurang dipersiapkan untuk menghadapi dan beradaptasi
dengan keadaan belajar mengajar berbasis online. Permasalahan ini juga
dialami oleh siswa, dan orang tua siswa. Permasalahan tersebut di antaranya
kurangnya pengetahuan tentang teknologi informasi oleh siswa mapun orang
tua siswa, pembelajaran menjadi membosankan, dan penilaian pembelajaran
yang seharusnya bisa dilakukan secara langsung jadi tidak bisa dilakukan.
Pembelajaran seperti ini menjadi kurang efektif karena adanya hambatan-
hambatan tersebut.10
Sudah semestinya pemerintah membuat sebuah webinar atau pelatihan
baik online maupun offline guna membantu para guru memahami konsep
belajar online serta bagaimana cara penyampaian materi dengan berbagai
aplikasi pendukung kegiatan belajar mengajar untuk digunakan di masa
darurat Covid-19. Pemberian pelatihan nantinya akan sangat bermanfaat bagi
para tenaga pengajar khususnya bagi mereka yang tidak terbiasa
menggunakan komputer/laptop, dan berbagai aplikasi pendukung seperti;
Kahoot, Nearpod, Quizizz, PowerPoint.
Penggunaan sistem pembelajaran jarak jauh ternyata ikut berdampak
pada keefektifan belajar siswa. Menurut Supardi dalam Sekolah Efektif
mengatakan bahwa konsep dasar dan praktik pembelajaran efektif merupakan
sebuah kombinasi yang tersusun oleh manusiawi, material, fasilitas,
perlengkapan dan prosedur yang diarahkan untuk mengubah perilaku siswa
ke arah positif dan lebih baik sesuai dengan potensi dan perbedaan yang
dimiliki siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. 11
Ketika pembelajaran hanya dilakukan melalui aplikasi seperti Zoom Meeting,
Google Meet, maupun WhatsApp, peserta didik tidak dapat berinteraksi
10
Lia Titi Prawanti dan Woro Sumarni, Kendala Pembelajaran Daring Selama Pandemic
Covid-19, SEMINAR NASIONAL PASCASARJANA 2020: ISSN: 2686 6404, hlm. 289.
11
Supardi, Sekolah Efektif, Konsep Dasar dan Praktiknya, (Jakarta: PT RajaGrafindo Per-
sada, 2013), Hal.164-165.
6

langsung dengan guru maupun temannya. Sedangkan seperti yang dikatakan


oleh Supardi bahwa pembelajaran dapat efektif apabila perlengkapan dan
prosedur dapat membuat perilaku siswa ke arah yang positif.
Dalam hal PJJ perilaku siswa seringkali justru menuju arah negatif, hal
ini ditunjukan dengan malasnya siswa mengerjakan tugas, menurunnya sikap
sopan santun terhadap guru maupun teman, menurunnya kualitas belajar
siswa. Terdapat begitu banyak problematika yang terjadi ketika sistem
pembelajaran terpaksa dialihkan menjadi PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh).
Menurut Nurinayati Syaiful, dkk, meskipun efektivitas yang diraih
tidaklah sempurna, masih layak dijadikan alternatif pemecahan masalah pada
proses pembelajaran dibandingkan dengan tidak ada sama sekali. hal ini
sebagai upaya untuk menanggulangi bencana covid-19. jadi salah satu
alternatif agar proses pembelajaran tetap berjalan ditengah pandemi covid-19
yaitu dengan pembelajaran online atau daring.12
Permasalahan/problematika lain yang terjadi tidak berhenti pada
efektivitas belajar saja, namun kendala lain juga terdapat pada sinyal/jaringan
internet yang ada. Baik guru maupun peserta didik tidak dapat dipastikan
bagaimana keadaan jaringan atau kualitas sinyal saat dilakukan sistem PJJ.
Sebagian besar peserta didik pada waktu yang bersamaan mengakses Zoom
Meeting atau Google Meet dapat menyebabkan gangguan jaringan.
Keterbatasan lain adalah tidak semua siswa memiliki gadget/HP (Handphone)
sehingga tidak dapat mengikuti seluruh kegiatan pembelajaran secara maksi-
mal. Begitu juga dengan guru, tidak semua dari mereka memiliki HP yang
memadai bahkan kebanyakan tidak pula memiliki laptop.
Agar dapat membuat bahan ajar secara maksimal tentu seorang guru
sebaiknya memiliki fasilitas yang memadai seperti laptop/komputer. Bukan
hanya fasilitas namun juga kemampuan untuk mengoperasionalkan fasilitas
yang ada secara maksimal.

12
Nurinayati Syaiful, dkk., Efektivitas Pembelajaran Daring Selama Masa Pandemi Covid-19
(Studi Kasus Pada Mata Pelajaran Sosiologi di SMAN 20 Gowa), Jurnal Pendidikan Vol. IX. Issu
1. Januari-April 2021, hlm. 88.
7

Hal ini juga berdampak pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam


yang merupakan usaha sadar yang dilakukan pendidik dalam mempersiapkan
peserta didik untuk meyakini, memahami, dan mengamalkan ajaran Islam
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau pelatihan yang telah
direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Nurcholish Majid dalam Hisyam dan Alaika mengatakan bahwa,
Penyelenggaraan pendidikan agama kepada dua bagian: pertama, program
pendidikan yang bertujuan untuk mencetak ahli-ahli agama. Kedua, program
pendidikan agama yang bertujuan untuk memenuhi kewajiban setiap pemeluk
agama untuk mengetahui dan mengamalkan dasar-dasar agamanya. PAI di
sekolah umum termasuk pada penyelenggaran yang kedua yaitu program
pendidikan yang bertujuan membina siswa dan mahasiswa serta
menjadikannya sebagai orang yang taat menjalankan perintah agamanya,
bukan untuk menjadikan mereka sebagai ahli dalam bidang islam.13
Pelaksanaan Pembelajaran PAI di masa pandemi ini dilakukan melalui
berbagai media, diantaranya: Google Meet, ZOOM, WhatsApp, Google
Classroom, dan YouTube. Berbagai media tersebut juga dianggap tidak
efektif dalam kegiatan belajar mengajar. Meskipun begitu, aplikasi yang ada
cukup untuk membantu peserta didik dalam kegiatan belajar selama pandemi
dibandingkan dengan tidak adanya kegiatan belajar sedikit pun.
Tata cara pengurusan jenazah adalah salah satu materi pembelajaran PAI
di sekolah. Pembelajaran cara pengurusan jenazah di sekolah setidaknya
dapat memberikan pengetahuan bagi para siswa sebagai pelatihan manakala
Ketika kematian datang pada saudara, bahkan ayah atau ibu mereka,
setidaknya mereka dapat turut serta membantu pengurusan jenazah mereka.
Sudah jarang orang yang mau dan bisa melakukan pengurusan jenazah
dengan baik. Materi pengurusan jenazah di sekolah tentu akan sangat berguna
apabila tidak hanya diberikan melalui penjelasan berupa teori namun juga
praktik pelaksanaannya.

13
Hisyam Muhammad Fiqyh Aladdiin dan Alaika M. Bagus Kurnia PS, Peran Materi
Pendidikan Agama Islam di Sekolah dalam Membentuk Karakter Kebangsaan, Jurnal: Penelitian
Medan Agama Vol. 10, No. 2, 2019, hlm. 15.
8

Menurut Ausubel pembelajaran haruslah bermakna14 agar dapat


tersimpan dalam memori jangka panjang setiap peserta didik. Pembelajaran
yang bermakna menurutnya adalah bukan melalui metode menghafal, namun
justru dengan adanya keterlibatan langsung terhadap peserta didik. Mengajak
peserta didik untuk memahami melalui kegiatan praktik maupun keterlibatan
pengalaman masing-masing peserta didik.
Materi pengurusan jenazah yang dipilih oleh peneliti adalah materi mata
pelajaran fiqih kelas IX di madrasah. Kegiatan pengurusan jenazah pada mata
pelajaran tersebut meliputi, ketentuan memandikan jenazah, ketentuan
mengkafani jenazah, ketentuan menyalati jenazah, dan menguburkan jenazah.
Di sekolah MTsN 12 yang menjadi objek peneliti, pembelajaram tentang
pengurusan jenazah di masa sebelum pandemi biasanya dilakukan melalui
kegiatan praktik secara berkelompok. Namun, di masa pandemi kegiatan
praktik tersebut dianggap sulit untuk dilakukan secara individu maupun
kelompok. Tentu saja keterbatasan ini menjadi masalah pada proses
pembelajaran, pendidik tidak dapat memantau secara penuh tingkat
pemahaman peserta didik pada materi pengurusan jenazah.
Peneliti telah mengamati bahwa hambatan ini amat besar pengaruhnya
terutama pada para pendidik di bidang keagamaan khususnya di MTsN 12
Jakarta. Para guru agama akan kesulitan memantau aktivitas pembelajaran
khususnya saat praktik ibadah harus dilakukan. Dalam hal ini kesulitan yang
dianggap sulit diamati pada kegiatan praktik pengurusan jenazah. Terlebih
pada masa pandemi kegiatan pembelajaran yang sebelumnya dapat
dipraktikkan secara langsung menjdi tidak dapat dilaksanakan karena
keterbatasan, ruang, waktu, dan media yang digunakan. Bukan hanya itu,
pendidik juga merasa kesulitan memberikan penyampaian materi karena daya
fokus peserta didik menurut Rooijakker dalam Dimyati dan Mudjiono
umumnya hanya pada 15-20 menit pertama untuk dapat duduk tenang

14
Asrori, Psikologi Pendidikan Pendekatan Multidisipliner, (Jawa Tengah: CV. Pena
Persada, 2020), hlm. 142.
9

mendengarkan penjelasan materi, sedangkan 15-20 menit berikutnya


mengalami penurunan dan membutuhkan waktu istirahat.15
Idealnya, alternatif diberlakukannya pembelajaran jarak jauh seharusnya
mampu membuat peserta didik terbantu dan mendapatkan pengalaman belajar
yang baik. Namun ternyata bukan membantu mengefektifkan pembelajaran
justru menimbulkan problem baru dalam dunia pendidikan.
Jika menelisik lebih jauh, dapat ditemukan lebih banyak permasalahan
yang terjadi pada kegiatan pembelajaran daring di masa pandemi Covid-19.
Hal yang disebutkan diatas hanyalah sebuah gambaran besar dari banyaknya
permasalahan yang terjadi.
Maka dari itu, berdasarkan latar belakang di atas timbulah alasan untuk
dilaksanakannya penelitian lebih lanjut terkait “PROBLEMATIKA GURU
DALAM MEMBIMBING PEMAHAMAN PESERTA DIDIK DAN
SOLUSINYA TERHADAP MATERI PENGURUSAN JENAZAH
KELAS IX PADA PEMBELAJARAN JARAK JAUH DI MTSN 12
JAKARTA”.

B. Identifikasi Masalah
Dari adanya latar belakang di atas, peneliti akan mengidentifikasi
masalah sebagai berikut:
1. Pendidik dan peserta didik kurang diberikan persiapan melakukan
model pembelajaran virtual.
2. Kurang efektifnya pembelajaran yang dilakukan selama daring.
3. Guru fiqih sulit memantau aktivitas siswa dalam pembelajaran
praktik khususnya praktik pengurusan jenazah.
4. Timbul kebingungan pada pemilihan media ajar yang relevan.
5. Keterbatasan guru untuk memberikan pendampingan pada kegiatan
praktik.
6. Keterbatasan akses internet baik sinyal maupun fasilitas gawai.

Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hlm.
15

240.
1

C. Fokus Penelitian
Agar penelitian menjadi lebih terarah, maka fokus penelitian atau batasan
penelitian pembahasan skripsi yang akan dibahas adalah Problematika Guru
dalam Membimbing Pemahaman Peserta Didik dan Solusinya Terhadap
Materi Pengurusan Jenazah Kelas IX dengan melihat pada pemilihan dan
penggunaan media pada saat penyampaian materi hingga solusi yang dapat
diberikan untuk mengurangi permasalahan. Penelitian yangn dimaksud adalah
kegiatan belajar mengajar (KBM) pada Pembelajaran Jarak Jauh di
MTsN 12 Jakarta. Maka dalam penelitian ini penulis bermaksud mencari
hal-hal yag berkaitan dengan problematika guru atau masalah yang dirasakan
dan dihadapi guru dalam membimbing pemahaman peserta didik terhadap
materi pengurusan jenazah kelas IX. Penelitian ini dilakukan di MTsN 12
Jakarta Tahun ajaran 2021/2022 melalui beberapa guru mata pelajaran Fiqih
di kelas IX dalam bentuk pengamatan pembelajaran jarak jauh.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka penulis
merumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana problematika guru terhadap pemahaman peserta didik di
materi Pengurusan Jenazah kelas IX MTsN 12 Jakarta?
2. Bagaimana kegiatan pembelajaran di MTsN 12 Jakarta pada materi
Pengurusan Jenazah di masa Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)?
3. Bagaimana upaya guru terkait problematika yang terjadi terhadap
pemahaman peserta didik di materi Pengurusan Jenazah kelas IX
MTsN 12 Jakarta?

E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang ada, maka penelitian ini bertujuan
untuk:
1. Dapat mengetahui problematika guru terhadap pemahaman peserta
didik di materi Pengurusan Jenazah kelas IX MTsN 12 Jakarta.
1

2. Dapat mengetahui kegiatan pembelajaran di MTsN 12 Jakarta pada


materi Pengurusan Jenazah di masa Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
3. Dapat melihat upaya yang dilakukan guru dalam mengatasi
problematika yang terjadi terhadap pemberian materi Pengurusan
Jenazah kelas IX MTsN 12 Jakarta.

F. Kegunaan Penelitian
Kegunaan atau dapat dikatakan manfaat penelitian dalam hal ini terbagi
kepada 2 bagian sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi dan manfaat bagi kepentingan ilmu pengetahuan jenjang
pendidikan menengah, khususnya pada Madrasah Tsanawiyyah
baik negeri maupun tidak. Kontribusi tersebut berkaitan dengan
problematika guru terhadap pemahaman peserta didik pada materi
pengurusan jenazah di masa Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa: hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan
sebagai bahan upaya meningkatkan keefektifan belajar
siswa sehingga memperoleh hasil belajar yang maksimal,
khususnya pada materi Pengurusan Jenazah.
b. Bagi pendidik: sebagai bahan evaluasi diri untuk menjadi
pendidik yang profesional dalam upaya peningkatan mutu,
proses dan hasil belajar siswa dalam penggunaan metode
pembelajaran di masa Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ),
khususnya pada materi Pengurusan Jenazah.
c. Bagi peneliti: hasil penelitian ini diharapkan dapat
menambah pengetahuan peneliti dalam mengembangkan
wawasan dan pengetahuan. Sekaligus memberikan
pengalaman mempelajari problematika guru terhadap
1

pemahaman peserta didik pada materi pengurusan jenazah


khususnya di masa Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Problematika Guru dalam Membimbing Pembelajaran Peserta Didik


Pada setiap kehidupan pasti selalu terdapat problematika, tidak terkecuali
dalam proses pendidikan agama Islam. kita hanya perlu menemukan solusi
atas setiap permasalahan yang ada. Apabila bisa menemukan solusinya, maka
akan mempermudah pembelajaran dan dapat menghasilkan hasil yang lebih
maksimal. Menurut Muhaimin terdapat beberapa kendala proses pendidikan
yaitu keterbatasan sumber belajar yang ada, keterbatasan alokasi waktu, dan
keterbasan dana yang tersedia.
Problema/problematika berasal dari bahasa Inggris yaitu problematic
yang artinya persoalan atau masalah. Sedangkan dalam bahasa Indonesia,
problema berarti hal yang belum dapat dipecahkan; yang menimbulkan
masalah; permasalahan; situasi yang dapat didefinisikan sebagai suatu
kesulitan yang perlu dipecahkan, diatasi atau disesuaikan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia “Problematika/Problematik”
mempunyai arti “masih menimbulkan masalah, masih belum dapat
dipecahkan permasalahan”.16 Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka
yang dimaksud denganproblematika dalam penelitian ini adalah suatu
masalah yang memerlukan pemecahan masalah tersebut atau jalan keluar.17
Problematika merupakan sebuah persoalan yang belum terungkap sampai
diadakan observasi ilmiah dan pemberian metode yang tepat. Sehingga
problematika itu merupakan suatu masalah yang terjadi serta menuntut
diadakannya perubahan dan perbaikan, serta belum dapat dipecahkan.
Problematika bermakna sesuatu yang masih menimbulkan masalah; masih

16
Aplikasi KBBI V 0.4.0, Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan “Kamus Besar
Bahasa Indonesia Edisi Kelima”.
17
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2007), hlm. 896.

13
1

belum dapat terpecahkan; permasalahan. Sedangkan masalah dapat diartikan


sebagai ketidaksesuaian antara apa yang terlaksana.
Abdul Majid menjelaskan ada dua masalah yang dihadapi yaitu18:
1. Problematika yang dihadapi guru yang bersumber dari
murid/siswa adalah:
a. Tingkat kecerdasan rendah
b. Alat penglihatan dan pendengaran kurang baik
c. Kesehatan sering terganggu
d. Gangguan alat perseptual
e. Tidak menguasai cara-cara belajar dengan baik
2. Problematika yang dihadapi siswa yang bersumber dari
lingkungan sekolah/guru:
a. Kurikulum kurang sesuai
b. Guru kurang menguasai bahan pelajaran
c. Metode mengajar kurang sesuai
d. Alat-alat dan media pembelajaran kurang memadai
Secara umum problem yang dialami guru dalam pembelajaran dapat
dibagi menjadi 2, yaitu faktor internal dan eksternal.
1. Faktor Internal
Permasalahan internal yang dialami oleh guru pada umumnya
berkisar pada kompetensi profesional yang dimiliki, diantaranya:
a. Penguasaan bahan/materi
Menguasai materi harus dimulai dengan merancang dan
menyiapkan bahan ajar atau materi pelajaran yang merupakan
faktor penting dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran dari
guru kepada peserta didiknya. Agar proses pembelajaran dapat
berlangsung dengan baik, rancangan dan penyiapan bahan ajar
harus disusun dengan cermat, baik dan sistematis. Seringkali

18
S. Widanarto Prijowuntato, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Sanata Dharma
University Press, 2016), hlm. 32.
1

sebelum pembelajaran dimulai guru belum menyiapkan


rencana pembelajaran.
c. Mencintai profesi keguruan
Guru merupakan profesi seorang pendidik yang notabennya
mendidik, membimbing dan mengasuh anak didik. Guru
seharusnya memiliki perilaku dan kemampuan yang mampu
mengembangkan keadaan peserta didik. Namun masih banyak
ditemui guru yang beranggapan bahwa mengajar hanyalah
pekerjaan sambilan, bahwa mengajar adalah hal yang mudah
sebatas pada pemberian materi saja. Padahal seorang guru
mempunyai tugas yang lebih dari itu. Mereka harus mampu
menunjukan kepada peserta didiknya bahwa belajar adalah
sesuatu yang wajib mereka lakukan demi kebaikan mereka di
masa yang akan datang.
d. Keterampilan Mengajar
Guru harus memiliki keterampilan dalam mengajar agar proses
pembelajaran dapat tercapai, di antaranya; menguasai bahan
ajar, dapat mengelola program belajar mengajar, mengelola
kondisi kelas, mampu menggunakan media atau sumber yang
diikuti dengan perkembangan zaman, menilai prestasi siswa
untuk kepentingan pengajaran, memahami prinsip-prinsip
keguruan yang ada, menafsirkan hasil penelitian pendidikan
guru untuk keperluan pengajaran.
e. Menilai hasil belajar siswa
Evaluasi atau penilaian diadakan bukan hanya sekedar untuk
mengetahui tingkat kemajuan dan nilai yang telah dicapai oleh
peserta didik, melainkan untuk mengetahui sejauh mana
tingkat pengetahuan peserta didik yang telah dicapai.
Pelaksanaan evaluasi atau penilaian dilakukan oleh guru
dengan menggunakan instrumen seperti tes perbuatan, tes
tertulis maupun tes lisan.
1

2. Faktor Eksternal
Problem eksternal yaitu permasalahn yang berasal dari luar diri
guru itu sendiri, diantaranya:
a. Karakteristik kelas seperti ukuran besarnya kelas (jumlah
peserta didik dalam satu kelas), suasana belajar, fasilitas dan
sumber belajar yang tersedia.
b. Karakteristik sekolah seperti disiplin sekolah, perpustakaan
yang ada di sekolah, memberikan perasaan yang nyaman,
sarana prasarana yang memadai, lingkungan yang bersih, rapi
dan teratur.

B. Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)


Pembelajaran jarak jauh merupakan sistem pembelajaran yang tidak
berlangsung dalam satu ruangan dan tidak ada interaksi tatap muka secara
langsung antara guru dan peserta didik. Daryanto menyatakan bahwa
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) merupakan pembelajaran yang menggunakan
suatu media untuk dapat memungkinkan terjadinya interaksi antara guru dan
peserta didik yang tidak bertatap muka secara langsung.19 Dengan adanya PJJ
memungkinkan antara guru dan siswa untuk tetap belajar meskipun berbeda
tempat atau jarak yang sangat jauh sehingga memudahkan proses
pembelajaran.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pembelajaran adalah
proses interaksi pendidik dengan peserta didikdan sumber belajar yang
berlangsung dalam suatu lingkungan belajar. 20 Pada kondisi pandemi Covid-
19 pembelajaran tidak dilaksanakan dalam suatu lingkungan belajar, namun
harus belajar dengan pelaksanaan di kediaman masing-masing peserta didik
atau biasa disebut pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Daryanto dan S. Karim, Pembelajaran Abad 21, (Yogyakarta: Gava Media, 2017), hlm. 96.
19

Lihat UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, BAB I Ketentuan
20

Umum, Pasal 1, Nomor 20, hlm. 4.


1

Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau dapat disebut juga dalam jaringan
(daring) adalah pembelajaran yang berlangsung dalam jaringan dimana
pengajar dan yang diajar tidak bertatap muka secara langsung.21 Secara
fundamental PJJ adalah proses pendidikan yang memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi (smartphone, laptop, internet, dsb.) untuk
memediasi aktivitas pembelajaran baik secara sinkronous maupun
asinkronous.22
Kelebihan dalam menggunakan pembelajaran jarak jauh adalah dapat
dimanfaatkan sebagai sarana untuk mengembangkan akses pendidikan pada
masyarakat umum karena sistemnya yang fleksibel tidak terbatas pada waktu,
jarak dan tempat. Serta juga dapat dimanfaatkan oleh banyak orang dari
berbagai latar belakang geografis, sosial, budaya maupun ekonomi. Meskipun
mempunyai berbagai kelebihan pembelajaran jarak jauh juga memiliki
beberapa kekurangan yaitu kurangnya kemampuan masyarakat terhadap
penggunaan teknologi, tidak meratanya fasilitas teknologi dan jaringannya,
interaksi antara siswa dan guru yang belum memadai serta pengalaman dalam
melaksanakan pembelajaran jarak jauh yang masih kurang.
1. Media Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)
Media atau dapat diartikan sebagai alat pengontrol dioperasikan oleh
pengguna (user), sehingga pengguna (user) dapat mengendalikan dan
mengakses apa yang menjadi kebutuhan pengguna itu sendiri. 23 Dalam
pelaksanaan pembelajaran jarak jauh (PJJ) perlu adanya sebuah
perangkat atau alat bantu pedagogi yang memungkinkan penggunaan
akses internet serta teknologi informasi yang baik sebagai jembatan
fasilitas kegiatan belajar mengajar. Terkait hal ini, ada beberapa media
yang dapat dijadikan pilihan sebagai fasilitas kegiatan PJJ sebagai
berikut:

21
Albert Efendi Pohan, Konsep Pembalajaran Daring Berbasis Pendekatan Ilmiah,
(Purwodadi: CV Sarnu Untung, 2020), hlm 2.
22
Dewi Salma Prawiradilaga, dkk. Mozaik Teknologi Pendidikan E-learning, (Jakarta:
Kencana, 2013), hlm. 37-38.
23
Lalu Gede Muhammad Zainuddin Atsani, “Transformasi Media Pembelajaran pada Masa
Pandemi Covid-19”, Al-Hikmah, Vol. 1, No. 1, 2020, hlm. 85.
1

a. Google Classroom
Aplikasi ini banyak digunakan oleh guru untuk memudahkan
mereka dalam memberikan assignments (penugasan). Selain itu guru
juga dapat sekaligus melakukan grading (pengukuran),
communication (komunikasi), time-cost (hemat waktu), archieve
course (arsip program), kode kelas tampilan, mobile application
(aplikasi seluler), dan privacy (keamanan pribadi) yang dapat
memudahkan proses pembelajaran daring.24
b. WhatsApp
WhatsApp merupakan salah satu aplikasi komunikasi yang
sangat digemari saat ini. Memiliki fitur yang cukup banyak untuk
memudahkan seseorang berkomunikasi secara personal maupun
grup. Fitur yang paling banyak digunakan guru untuk mewadahi
pembelajaran daring adalah WhatsApp Group (WAG), guru dapat
mengirimkan informasi pembelajaran sekaligus melampirkan media
seperti PPT (Power Point), VN (Voice Note), dan link YouTube.
Tidak hanya itu saja guru juga dapat melakukan panggilan telepon
hingga lebih dari 1 orang sekali panggilan, fitur ini kerap dikenal
dengan sebutan Video Call Group. Tentu saja kemudahan ini
menjadi kelebihan dari penggunaan aplikasi WhatsApp.
c. ZOOM
Sebuah aplikasi video converence yang banyak digunakan pada
masa pandemi. Aplikasi yang awalnya kurang di kenal oleh guru dan
pelajar di Indonesia, kini menjadi hal yang sudah dikenal dan
digunakan untuk memfasilitasi pembelajaran jarak jauh. Dalam
aplikasi ini dapat memuat lebih dari 100 peserta dalam satu ruang
pertemuan. Namun, aplikasi ini memiliki durasi waktu yang terbatas
apabila pengguna belum berlangganan. Jika menginginkan durasi

24
Unik Hanifah Salsabila, dkk, “Pemanfaatan Teknologi Media Pembelajaran di Masa
Pandemi Covid-19”, Trapsila, Vol. 2, No. 2, 2020, hlm. 4.
1

waktu yang tidak terbatas pengguna harus berlangganan terlebih


dahulu.
d. Google Meet
Aplikasi ini serupa dengan ZOOM yang memungkinkan
pengguna melakukan diskusi dalam satu ruang yang sama secara
virtual. Google Meet merupakan sebuah aplikasi yang dikelola oleh
Google tanpa dibatasi durasi waktu. Aplikasi ini memiliki tampilan
yang lebih sederhana sehingga lebih mudah digunakan oleh pemula.

C. Problematika Guru dalam proses pembelajaran jarak jauh (PJJ)


Dalam proses pelaksanaan PJJ tidak semudah yang dibayangkan, karena
masih terdapat beberapa problematika yang terjadi. Beberapa problematika
tersebut antara lain25:
1. Keterbatasan kompetensi guru dalam pemanfaatan aplikasi
pembelajaran.
2. Terbatasnya sumber daya untuk memanfaatkan teknologi pendidikan
seperti internet dan kuota.
3. Sulitnya menjaga hubungan antara guru, murid, dan orangtua saat
pembelajaran daring.
4. Banyaknya tugas yang diberikan oleh guru membuat siswa merasa
terbebani.
Dalam proses pembelajaran tentu banyak problematika yang dihadapi
oleh guru sebagai pendidik yang terbagi dalam beberapa indikator di
antaranya:
1) Proses penyampaian materi pembelajaran,
2) Proses interaksi dengan siswa dalam proses pembelajaran,
3) Kualitas pemberdayaan sarana dan elemen dalam pembelajaran,
4) Mengelola bahan ajar untuk disampaikan dalam proses pembelajaran,

I Ketut Sudarsana, Covid 19 Perspektif Pendidikan, (Yayasan Kita Menulis, 2020), hlm.
25

175.
2

5) Dan penyusunan perangkat kurikulum yang sesuai dengan kondisi


saat ini26.

Dapat dikatakan bahwa masalah dalam proses pembelajaran jarak jauh


yaitu siswa kurang mampu memahami isi materi yang telah dipaparkan lewat
media online oleh guru, jaringan internet yang terkadang terganggu,
kurangnya penggunaan media pembelajaran secara online sehingga beberapa
materi pelajaran yang membutuhkan alat dan media pembelajaran tertentu
tidak dapat tersampaikan oleh guru secara maksimal. 27 Untuk menyelesaikan
masalah tersebut, pihak sekolah sudah berusaha mengatasi problematika
tersebut seperti mengadakan pelatihan kepada para guru terkait penggunaan
media pembelajaran secara online seperti penggunaan Google Classroom,
Google Form, membuat video pembelajaran.
Selain itu, sarana dan prasarana pendukung yang digunakan oleh guru
dalam proses pembelajaran adanya penguatan jaringan internet oleh
pemerintah bahkan bantuan kuota sudah diberikan, sehingga proses
pembelajaran jarak jauh (online) dapat terlaksana dengan lebih baik.
Dalam hal ini sikap guru terhadap siswa dalam pembelajaran jarak jauh,
terbagi dalam beberapa indikator di antaranya:
1. Mampu menyikapi atau mempersepsi karakter atau watak seorang
guru terhadap proses pembelajaran
2. Mampu menyikapi atau mempersepsi karakter atau watak seorang
siswa terhadap proses pembelajaran
3. Dapat membantu rasa percaya diri siswa dalam proses
pembelajaran, dan
4. Dapat melakukan pembinaan kepada siswa dalam proses
pembelajaran yang memiliki kendala dalam pembelajaran jarak
jauh.

26
Rezky, M. “Problematika Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Teks". Indonesia:
Jurnal Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, Vol. 1, No. 1, 2020, hlm. 40-47.
27
Afip Miftahul Basar, Problematika Pembelajaran Jarak Jauh Pada Masa Pandemi Covid-19
(Studi Kasus di SMPIT Nurul Fajri – Cikarang Barat – Bekasi), Edunesia : Jurnal Ilmiah
Pendidikan, Vol 2 No 1 Januari 2021, hlm. 212.
2

Maka dari itu, seorang guru perlu mengetahui dan dapat menerapkan
beberapa prinsip mengajar agar dapat melaksanakan tugasnya secara
profesional. Diantaranya:
1. Guru harus dapat membangkitkan perhatian peserta didik pada
materi pelajaran yang diberikan denganpenggunaan berbagai media
dan sumber belajar yang bervariasi
2. Guru harus dapat membangkitkan minat peserta didik untuk aktif
dalam berpikir serta mencari dan menemukan sendiri pemecahan
permasalahan yang dihadapi
3. Guru harus mengembangkan sikap peserta didik dalam membina
hubungan sosial, baik itu sesama teman maupun terhadap
lingkungan masyarakat, dan
4. Terakhir guru harus menyelidiki dan mendalami perbedaan peserta
didik secara individual agar dapat melayani peserta didik sesuai
dengan kemampuan dan kebutuhannya.
Durasi belajar siswa saat belajar di rumah cukup lama, sehingga
membuat peserta didik jenuh yang akhirnya bermalas-malasan. Pada akhirnya
guru merasa kesulitan dalam memberikan motivasi dalam proses
pembelajaran karena siswa juga merasa tidak diawasi, apalagi kedua orang
tuanya bekerja sehingga tidak ada yang membimbingnya untuk belajar,
sedangkan proses pembelajaran berlangsung di pagi sampai siang hari
meskipun dengan mata pelajaran atau guru yang berbeda-beda.
Untuk mengukur hasil belajar peserta didik terdapat problematika yang
dialami guru dikarenakan sulitnya peserta didik dalam menangkap atau
memahami setiap indikator yang disampaikan selama PJJ berlangsung,
meskipun indikator-indikator pembelajaran telah berulang disampaikan oleh
guru melalui media pembelajaran seperti Google Classroom. Peserta didik
malah terkadang tidak membuka sama sekali Google Classroom padahal ia
mengetahui bahwa semua materi dan penjelasan sudah disampaikan.
Hal ini menyebabkan guru merasa kesulitan untuk mengetahui apakah
siswa tersebut sebenarnya sudah memahami apa yang disampaikan untuk
2

mencapai Kriteria Kentuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan


sebelumnya atau justru mereka bahkan tidak menyimak dengan baik
penjelasan yang disampaikan guru di kelas.
Kenyataan yang terjadi di lapangan didukung dengan Permendikbud No.
65 Tahun 2013 terkait kegiatan pendahuluan, bahwa guru harus
mempersiapkan hal-hal sebagai berikut:
1. Mengondisikan siswa agar siap mengikuti proses pembelajaran
2. Memberikan motivasi belajar kepada siswa secara kontekstual
sesuai manfaat dan aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-
hari
3. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari
4. Mengantarkan siswa kepada suatu permasalahan yang akan
dilakukan untuk mempelajari suatu materi dan menjelaskan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai; dan
5. Menyampaikan garis besar cakupan materi dan penjelasan tentang
kegiatan yang akan dilakukan siswa untuk menyelesaikan
permasalahan atau tugas.
Guru harus pandai mengolah kelas, agar dapat menimbulkan suasana
belajar yang kondusif, memberikan motivasi kepada siswa, perhatian, bahkan
harus lebih membangun komunikasi dengan orang tua peserta didik mengenai
perkembangan peserta didik selama di rumah28. Mengenai proses
pembimbingan siswa, guru siap dihubungi kapan saja dalam hal membantu
siswa dalam memahami dan menyelesaikan tugas-tugasnya.
Sedangkan dalam menyikapi proses belajar siswa, kendalanya adalah
memberikan teguran kepada siswa yang tidak pernah aktif di google
classrom, padahal cukup mengisi daftar hadir yang disediakan atau cukup
berkomentar saja itu sudah dianggap hadir. Anggapan sebagian siswa bahwa
dalam memberikan tugas tidak banyak yang mampu mengerjakannya dengan

28
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Peraturan Menteri Pendidikan Dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses Pendidikan
Dasar Dan Menengah. Jakarta.
2

tepat berdasarkan dengan yang telah diajarkan, dalam hal ini siswa
membutuhkan pendampingan secara langsung. Berdasarkan hasil daftar siswa
secara online, mereka tidak mampu memanfaatkan waktu belajar dengan
baik, cara belajar mereka tidak teratur sehingga mencerminkan siswa tersebut
memiliki kebiasaan belajar yang tidak baik, hal itu terlihat ketika pengisian
daftar hadir, kadang diisi sore atau di hari lain.
Temuan ini berdasarkan hasil rekapan pengisian daftar hadir secara
online, baik itu melalui Google Classroomatau Google Form. Seharusnya
siswa dapat menunjukkan bahwa dirinya telah mampu memecahkan tugas-
tugas belajar atau mentransfer hasil belajar. Akan tetapi, nyatanya di lapangan
banyak siswa yang masih merasa kesulitan dalam hal ini.
Solusinya adalah guru baiknya memberikan model pembelajaran yang
bervariasi kepada siswa agar siswa tidak terbebani dan tidak merasa bosan
dalam proses pembelajaran jarak jauh ini.
Guru juga harus berusaha memberikan pengertian kepada siswa bahwa
materi atau tugas yang diberikan mudah. Proses pembelajaran jarak jauh (PJJ)
idealnya tetap dapat mengakomodasi kebutuhan belajar siswa untuk
mengembangkan bakat dan minat sesuai dengan jenjang pendidikannya.
Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan kesiapan pendidik, kurikulum
yang sesuai, ketersediaan sumber belajar, serta dukungan peranti dan jaringan
yang stabil sehingga komunikasi antar peserta didik dan pendidik dapat
efektif. Kondisi PJJ saat ini belum dapat disebut ideal sebab masih terdapat
berbagai hambatan yang dihadapi.
Hambatan tersebut sekaligus menjadi tantangan dalam pelaksanaan PJJ
mengingat pelaksanaan PJJ merupakan keharusan agar kegiatan pendidikan
tetap dapat terselenggara di tengah darurat pandemi Covid-19 yang terjadi
saat ini. Hambatan yang dihadapi sekaligus menjadi tantangan dalam
pelaksanaan PJJ antara lain berkaitan dengan kesiapan sumber daya manusia,
kurang jelasnya arahan pemerintah daerah, belum adanya kurikulum yang
tepat, dan keterbatasan sarana dan prasarana, khususnya dukungan teknologi
dan jaringan internet. Kesiapan sumber daya manusia meliputi pendidik,
2

peserta didik, dan dukungan orang tua merupakan bagian terpenting dalam
pelaksanaan PJJ.

D. Pengurusan Jenazah
Pada materi pengurusan jenazah kelas IX terdapat 4 aspek utama yaitu,
kegiatan memandikan jenazah, mengkafani, menyalatkan, dan menguburkan.
Sebelum peneliti menjelaskan satu-persatu materi yang disebutkan di atas,
peneliti akan menjelaskan terlebih dahulu mengenai apa itu jenazah. Namun
sebelum itu penulis akan menampilkan kompetensi dasar apa saja yang
terdapat pada materi pengurusan jenazah kelas IX sebagai berikut:
2
2

Tabel. 2.1 Kompetensi Dasar dan Indikator Materi


2

1. Pengertian Jenazah
Al-Quran telah menyebutkan kata mati sebanyak 158 kali yang
memberikan arti bahwa Islam telah mengingatkan umatnya untuk
mengingat tentang kematian. Selaras dengan Quran Surat Ali
Imran/3: 185 yang berbunyi:

‫كل ن ۡف س َذآ ئقَةُ ٱ ۡل م ۡو و إ َّن ما ن جو ۡ ي و م ٱ ۡل من زح ِزح‬


َ ۡ َ ِ ِ ٖ
‫تُ َوفَّ ۡو أ ر م‬ ‫ِت‬
‫ِق َٰ َي َم ِِۖة‬
‫ك‬
‫ۡ د ٱ ج َّنةَ ا َما ح َي د ۡن َيآ َٰ ٱ ۡلغُ رو ِر‬ ‫عن ٱل َّنا ِر‬
‫خ ۡل فََق ۡد َز ٱ ۡل َٰوةُ ٱل ِإ َّل ت ع‬
َ ‫و‬ ُ
‫وأ ل‬
‫م‬
Artinya: “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan
sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu.
Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam sur-
ga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak
lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (Qs. Ali Im-
ran/3: 185).
Maut berasal dari Bahasa Arab yaitu “ْ ‫ا‬Uً‫َي ُم وت‬ َ‫” ما‬, artinya
‫م‬ ، ‫ْوت‬
،‫ت‬
adalah mati meninggal dunia dan dapat diartikan ‫ ” ه‬yaitu,
pula“ ‫ ك‬binasa, hancur dan rusak. ‫ل‬

2. Tata Cara Pengurusan Jenazah


Jumhur ulama berpendapat bahwa mengurus jenazah
hukumnya fardu kifayah yang dimaksud fardu kifayah adalah
kewajiban yang bersifat kolektif bagi umat Islam pada suatu tempat
jika salah seorang sudah menjalankan, maka yang lainnya tidak
mempunyai kewajiban untuk menjalankannya.
a. Memandikan Jenazah
Definisi memandikan jenazah menurut Sutomo Abu Nasr
adalah ketika kotoran jenazah sudah diyakini bersih, maka
baru kemudian diratakan air ke seluruh tubuhnya dengan air
2
yang suci dan mensucikan29. Jika jenazah laki-laki maka
harus dimandikan oleh laki-laki, begitu pun jika jenazahnya
Sutomo Abu Nasr, Lc., Pengantar Fiqih Jenazah, (Jakarta: Rumah Fiqih Publishing, 2018),
29

hlm. 27.
2

perempuan maka harus dimandikan oleh perempuan. Namun,


apakah suami boleh memandikan jenazah isteri begitupun
sebaliknya?
Mengutip terjemahan kitab Shahih Fiqh As-Sunnah Wa
Adillatuhu Wa Taudhih Madzahib Al-A’immah dari Abu Malik
Kamal yang berjudul “Shahih Fiqih Sunnah”30 berdasarkan
hadits riwayat Aisyah, ia berkata, “Pada suatu hari Rasulullah
pulang kepadaku setelah menguburkan jenazah di Baqi,
sementara aku merasakan pening di kepalaku. Aku
mengatakan, Duh sakitnya kepalaku! Rasulullah mengatakan,
'Apa susahnya apabila engkau mati sebelumku, maka aku
memandikanmu dan mengkafanimu. Kemudian aku
menshalatkanmu dan menguburkanmu.”
Ada beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan dalam
proses memandikan jenazah, pertama: air yang digunakan
untuk memandikan jenazah dicampur dengan sedikit daun
bidara, air kapur barus, dan air murni tanpa dicampur apapun.
Kedua: wajib bersegera (tidak boleh ditunda-tunda) dalam
memandikan jenazah, tidak perlu menunggu kedatangan
kerabat atau yang lainnya, karena dikhawatirkan badan jenazah
rusak dan berubah bauhnya. Ketiga: orang yang memandikan
disyariatkan orang Muslim, baligh, berakal dan mengetahui
masalah-masalah yang terkait dengan mandi jenazah.
Keempat: jenazah yang meninggal dalam keadaan mati syahid
di medan perang, tidak dimandikan meski diketahui sebelum
peperangan jenazah dalam keadaan junub. Demikian pula
jenazah meninggal dalam peperangan tidak disalatkan,
syuhada dalam peperangan dimakamkan dalam keadaan
memakai baju penuh darah sekalipun dan luka-luka pada
tubuhnya.

Abu Malik Kamal, Shahih Fiqh Sunnah, (Jakarta: Pustaka Tazkia, 2006), hlm. 371.
30
3

Lantas bagaimana cara memandikan jenazah? Cara


memandikan jenazah yang baik dan benar adalah sebagai
berikut31:
1) Yang memandikan: Jenazah laki-laki dimandikan oleh
laki-laki (Ayah, Kakek, Anak, Cucu, Saudara,
Keponakan, Paman, Sepupu) Jenazah perempuan oleh
perempuan (Ibu, Nenek, Anak, cucu, saudari, keponakan,
Bibi, sepupu).
2) Suami istri boleh saling memandikan.
3) Yang memandikan seharusnya adalah orang yang
amanah agar tidak menyembunyikan kebaikan atau
menyebarkan aib jenazah.
4) Tempat memandikan hendaknya yang sepi dari
pandangan banyak orang atau setidaknya diberikan tirai
penutup.
5) Tempat pemandian hendaknya tidak dibawah langit
langsung (diberikan tenda atau atap).
6) Hendaknya yang ada dalam tempat memandikan
hanyalah yang memandikan, kecuali bagi wali maka
diperbolehkan meskipun tidak memandikan.
7) Hendaknya ada mijmarah fiha bukhur (wewangian) agar
bau tidak sedap yang barangkali keluar tidak sangat
tercium.
8) Hendaknya ada kain penutup tubuh jenazah saat
dimandikan.
9) Air dingin lebih baik daripada air hangat kecuali jika air
hangat memang dibutuhkan.
10) Tidak diperbolehkan bagi yang memandikan untuk
memandang aurat jenazah dan memegangnya kecuali

Op. Cit., hlm. 32.


31
3

dengan lapis kain/sarung tangan sebagai bentuk


penghormatan terhadap tubuh jenazah.
11) Persiapkan dua buah lapis kain untuk tangan (satu untuk
mengistinja’ dan satu lagi untuk anggota badan yang
lain)
12) Posisikan jenazah di tempat memandikan dalam posisi
bagian kepala dan dada lebih tinggi agar perutnya bisa
diurut dengan mudah untuk menghilangkan kotoran di
dalamnya.
13) Jika ada yang keluar dari dalam perutnya siramkan air
secukupnya untuk menghilangkan aroma yang tak sedap.
14) Setelah bersih, baringkan jenazah dalam kondisi datar
menghadap qiblat tapi kepala dan dada tetap lebih tinggi
agar air bisa mengalir.
15) Bersihkan dubur dan qubulnya dengan salah satu kain
(istinja).
16) Di mulai dengan membasuh kepala terlebih dahulu
kemudian anggota badan sebelah kanan dan anggota
wudhu.
17) Membasuh seluruh tubuh jenazah dengan rata dengan
jumlah ganjil. Berapapun diperbolehkan sesuai dengan
kebutuhan. Ketika sudah bersih pada basuhan genap,
maka sempurnakanlah dengan satu basuhan lagi agar
ganjil.
18) Waktu menyiram, lubang-lubang tubuh tertentu yang
berpotensi kemasukan air agar ditutup.
19) Rongga-rongga tadi juga jamgan lupa untuk dibersihkan.
20) Basuhan terakhir dicampur dengan kapur barus atau
cendana.
21) Setelah selesai dimandikan tubuh jenazah dikeringkan
dengan handuk.
3

b. Mengkafani Jenazah
Setelah jenazah selesai dimandikan, proses selanjutnya
adalah mengkafani jenazah. Mengkafani jenazah berarti
membungkus jenazah dengan selembar kain atau lebih yang
biasanya berwarna putih, setelah jenazah selesai dimandikan
sebelum disalatkan dan dikuburkan. Mengkafani jenazah
sebenarnya sudah cukup dengan satu lembar kain saja yang
dapat menutup seluruh tubuh jenazah. Namun alangkah
baiknya apabila dilebihkan untuk memastikan tidak ada aurat
yang terlihat. Tujuan mengkafani jenazah adalah untuk
menutupi aurat jenazah baik laki-laki maupun perempuan.
Bagi laki-laki sebaiknya menggunakan 3 lembar kain kafan
dan bagi perempuan menggunakan 5 lembar kain kafan
(penutup seluruh tubuh, bagian bawahan, bagian penutup
kepala, baju, dan kerudung).32
Rasulullah Saw. menganjurkan kepada umatnya agar kain
kafan hendaknya berwarna putih dan tidak terlalu mahal atau
mewah, “apabila salah seorang diantara kalian mengkafani
saudaranya, maka hendaklah memperbagus kafannya.”33
Dalam skripsi Kurniawati (2016)34 dijelaskan mengenai
macam-macam kain kafan, sebagai berikut:
1) Kafan wajib (kafan ad-darurah) Yaitu baju yang menutupi
seluruh badan, dimana tidak ada kekurangan pada bagian
bawah badan.
2) Kafan yang cukup (kafan al- kifayah). Yaitu dua baju yang
menutup seluruh badan (dibawahnya tidak kurang). Kain
dan lipatan keduannya harus menutupi seluruh badan.
32
H. Sulaiman Rasji, Fiqih Islam, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1994), hlm. 168.
33
Muhammad Nashiruddin Al-Albani, Ringkasan Shahih Muslim, (Jakarta: Pustaka As-
sunnah, 2010), hlm.312.
34
Kurniawati Burhan, SKRIPSI UIN JAKARTA Fakultas Ushuluddin, Prosesi Pengurusan
Jenazah (Studi Kasus di Desa Waiburak-Flores), 2019, hlm. 14.
3

Mencukupkan dengan keduannya dan dibolehkan dan


tidak makruh.
3) Kafan sunnah (kafan as-sunnah). Yaitu tiga baju untuk
laki-laki yang telah balig dan hampir baligh, menurut para
ulama Hanafi: baju, kain dan penutup atau lipatan. Pakaian
gamis menutupi leher hingga kaki, tanpa lengan baju tidak
terbuka pada dada dan sisi lambung, bawahnya tidak usah
lebar seperti pakian orang hidup, tetapi harus sejajar.

c. Menyalatkan Jenazah
Salat jenazah merupakan satu-satunya shalat yang unik
karena tidak perlu melakukan rukuk maupun sujud. Sama
seperti hukum pengurusan jenazah, proses menyalatkan
jenazah hukumnya adalah fardu kifayah. Fardu kifayah berarti
gugur kewajiban yang lain apabila sudah ada seseorang yang
melakukannya.
Mazhab Al-Hanafiyah, Asy-Syafi'iyah dan Al-Hanabilah
sepakat bahwa tidak disyaratkan menyalatkan jenazah secara
berjamaah. Sehingga salat ini akan tetap sah meski dikerjakan
sendirian atau seorang saja.35 Pada pelaksanaan salat jenazah,
posisi jenazah harus di letakkan di depan imam.
Tata Cara melaksanakan salat jenazah dalam Abu Nasr:36
1) Imam berada di depan kepala jenazah laki-laki dan
ditengah bagi jenazah wanita.
2) Boleh shalat jenazah sendirian.
3) Perempuan boleh ikut menjadi peserta shalat
jenazah.
4) Boleh mengulangi shalat jenazah bila telat
5) Boleh melakukan shalat jenazah diatas kuburannya.
35
Ahmad Sarwat., Lc, MA, Fiqih Shalat Jenazah, (Jakarta: Rumah Fiqih Publishing, 2018),
hlm. 6.
36
Op. Cit., hlm. 35.
3

6) Boleh melaksanakan shalat jenazah meski


jenazahnya berada di tempat yang jauh (shalat
ghaib)

Cara melaksanakannya adalah dengan melakukan


takbiratul ihram kemudian tanpa membaca doa iftitah
langsung membaca surat al-Fatihah dengan ta’awuz
sebelumnya. Kemudian takbir kedua dan dilanjutkan
dengan shalawat ibrahimiyah. Takbir ketiga dan keempat
dibaca setelah keduanya doa untuk mayyit. Baru kemudian
salam.

d. Menguburkan Jenazah
Menguburkan jenazah adalah proses terakhir dalam
pengurusan jenazah. Adapun waktu pelaksanaan penguburan
jenazah boleh pada siang atau malam hari, asal tidak pada saat
waktu matahari terbit, matahari tepat di atas kita (tengah hari),
matahari terbenam.
Beberapa hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam
rangka menguburkan jenazah menurut Dr. Marzuki adalah
sebagai berikut:37
a. Galian lubang kubur harus diperdalam agar tidak tercium
aroma jenazah dan tidak dapat dimakan oleh burung atau
binatang pemakan bangkai.
b. Cara meletakan jenazah ke dalam kubur ada yang
diletakan di tepi lubang sebelah kiblat kemudian di
atasnya diberikan papan kayu atau yang semacamnya
dengan posisi agak condong agar tidak langsung tertimpa
tanah ketika jenazah ditimbuni tanah. Bisa juga dengan
cara lain dengan prinsip yang hampir sama, misalnya

Dr. Marzuki, M. Ag., Perawatan Jenazah, hlm. 9.


37
3

dengan menggali di tengah-tengah dasar lubang kubur,


kemudian jenazah diletakan di dalam lubang itu, lalu di
atasnya diletakan semacam bata atau papan dari semen
dalam posisi mendatar untuk penahan tanah timbunan.
Cara ini dilakukan bila tanahnya gembur. Cara lain
adalah dengan meletakan jenazah dalam peti dan
menanam peti itu dalam kubur.
c. Cara memasukan jenazah ke kubur yang terbaik adalah
dengan mendahulukan memasukkan kepala jenazah dari
arah kaki kubur.
d. Jenazah diletakkan miring ke kanan menghadap ke arah
kiblat dengan menyandarkan tubuh sebelah kiri ke
dinding kubur supaya tidak terlentang kembali.
e. Para ulama telah menganjurkan agar jenazah diletakan ke
tanah, bawah pipi jenazah sebelah kanan setelah
dibukakan kain kafannya kemudian ditempelkan
langsung ke tanah. Simpul tali yang diikat pada kain
kafan harus dilepas.
f. Dianjurkan membaca doa waktu memasukkan jenazah ke
liang kubur dan meletakkannya.
g. Bagi jenazah perempuan, dianjurkan membentangkan
kain di atas kuburnya pada waktu dimasukan ke liang
kubur. Sedangkan bagi jenazah laki-laki tidak
dianjurkan.
h. Setelah jenazah sudah diletakkan di liang kubur,
dianjurkan untuk menaburkan dengan tanah tiga kali
dengan tangannya dari arah kepala jenazah lalu
ditimbuni dengan tanah.
i. Boleh memasang nisan sebagai tanda di atas makam.
j. Setelah selesai mengubur, dianjurkan untuk mendoakan
jenazah.
3

k. Dalam keadaan darurat boleh menguburkan lebih dari


satu jenazah pada satu liang kubur.
Jenazah yang berada di tengah laut boleh langsung dimakamkan di laut
dengan cara dilempar ke tengah laut setelah selesai dilakukan rangkaian
proses sebelumnya.

E. Hasil Penelitian yang Relevan


Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini antara lain:
1. Skripsi Fitri Wijayanti (2017) berjudul “Problematika Guru PAI
Dalam Proses Belajar Mengajar PAI (Studi Kasus Di SMP Negeri
2 Salatiga).”
Dapat disimpulkan dari hasil skripsi Fitri Wijayanti memiliki
persamaan yaitu membahas tentang problematika Guru dalam
proses belajar mengajar. Problematika yang dihadapi oleh guru
untuk menyikapi bagaimana pemahaman peserta didik terhadap
materi yang diberikan.
Sedangkan perbedaannya ialah pada skripsi Fitri Wijayanti guru
yang menjadi objek penelitian yaitu guru PAI sedangkan penelitian
saya memfokuskan pada guru Fiqih, selain itu skripsi Fitri
Wijayanti menunjukkan problematika yang dialami selama
pembelajaran tatap muka, dengan begitu peserta didik masih bisa
dipantau oleh guru PAI, sedangkan dalam penelitian ini guru
merasa tidak dapat maksimal dalam memantau serta mengawasi
kegiatan pembelajaran secara maksimal karena situasi dan kondisi
pembelajaran jarak jauh (PJJ), pembelajaran pada Studi Kasus
SMP Negeri 2 Salatiga lebih mendorong untuk menjaga akidah dan
ketakwaan peserta didik sedangkan pada penelitian ini lebih
mendorong pada kegiatan pengurusan jenazah.

2. Skripsi Suci Febriyantika Rahman (2020) berjudul “Problematika


Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) Pada Masa Pandemi
3

Covid-19 Di SMP Islam Nurussalam Al-Khoir Mojolaban


Sukoharjo Tahun Pelajaran 2019/2020.”
Dari skripsi di atas memiliki persamaan dengan penelitian yang
akan saya lakukan seperti sama-sama membahas tentang
problematika pembelajaran pendidikan agama Islam pada masa
pandemi, yang memiliki kesulitan dalam memantau peserta didik
dalam proses belajar dirumah. Memiliki keterbatasan sarana
prasarana, sehingga kurang efektifnya kegiatan belajar
Sedangkan perbedaan nya ialah skripsi dari Suci Febriyantika
Rahman lebih mengarah kepada pemberian dan penyampaian
materi pendidikan agama Islam, sedangkan penelitian saya lebih
mengarah pada kegiatan materi pengurusan jenazah. Penelitian
saya juga lebih di khususkan pada problematika guru Fiqih kelas
IX bukan guru PAI pada semua tingkat kelas.

3. Skripsi Rahmadi (2016) berjudul “Problematika Pembelajaran


Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 6 Palangkaraya.”
Skripsi ini menjelaskan bahwa sebagai upaya untuk mencapai
tujuan pendidikan seperti yang telah dirumuskan, maka perlu
perubahan yang harus dilakukan oleh seorang guru. Perubahan
yang harus dilakukan itu salah satu yang paling penting adalah
bagaimana cara guru berproses dengan siswa. Proses selalu
berkaitan dengan komunikasi, komunikasi yang terjalin dengan
baik akan memudahkan guru dalam proses transfer pengetahuan
kepada siswa. Sebaliknya, komunikasi yang buruk antar guru dan
siswa akan menghambat proses transfer pengetahuan dan
pencapaian tujuan dari suatu pembelajaran.
Persamaannya ialah penelitian ini sama-sama untuk mengetahui
problematika yang dihadapi guru dalam perencanaan pembelajaran.
Sama-sama menggunakan pendekatan metode kualitatif sehingga
Sedangkan perbedaannya ialah skripsi ini membahas mengenai
3

penyampaian materi PAI kepada peserta didik, sedangkan


penelitian saya lebih mengarah pada pembahasan pengurusan
jenazah. Skripsi dari Rahmadi juga lebih mengarah pada proses
pembelajaran ketika tatap muka dikelas, sedangkan penelitian kami
tertuju pada proses pembelajaran jarak jauh (PJJ).
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Alasan Menggunakan Metode


Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif
deskriptif. Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif karena dalam
masalah yang akan diteliti tidak memiliki data yang pasti dikarenakan terkait
situasi sosial. Hal ini dikarenakan metode penelitian kualitatif sering disebut
juga metode naturalistik dimana penelitiannya dilakukan pada kondisi yang
alamiah.38

B. Tempat dan Waktu Penelitian


Peneliti melakukan penelitian di MTsN 12 Jakarta yang berlokasi di
Jalan Harun Raya No. 35, RT.9/RW. 7, Sukabumi Utara, Kecamatan Kebon
Jeruk, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11540. Adapun
waktu penelitian dimulai pada bulan Januari 2022-April 2022.

C. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam
sebuah penelitian. Karena penelitian dilakukan untuk memperoleh data. Pada
penelitian kualitatif tekni pengumpulan data umumnya dengan observasi,
wawancara, dan analisis dokumen. Oleh karena itu, untuk mendapatkan data-
data yang diinginkan peneliti melakukan pengumpulan data sebagai berikut:
1. Observasi
Menurut Sukandar Rumidi, observasi adalah metode pengumpulan data
dengan cara pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap

Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Cet. 26, (Bandung:
38

Alfabeta, 2017), hlm. 8.

38
3

fenomena yang diselidiki.39


Dalam penelitian ini peneliti menggunakan bentuk observasi partisipatif
(pasif) yang berarti “means the research is present at the scene of action
but does not interact or participate”. Jadi pada penelitian ini, peneliti
mendatangi tempat kegiatan yang akan diamati, tetapi tidak ikut terlibat
dalam kegiatan tersebut.40
Cara ini dipilih oleh peneliti mengingat dengan situasi dan kondisi
pandemi yang terjadi, maka dari itu untuk melakukan pencegahan
penyebaran Covid-19 peneliti mengambil observasi partisipatif untuk
mendapatkan informasi dengan tidak ikut terlibat ke dalam kegiatan
penelitian, namun peneliti tetap hadir ke tempat penelitian dengan tetap
mengikuti protokol kesehatan yang berlaku.
2. Wawancara
Wawancara ialah tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara
langsung atau percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu
dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang
mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang
memberikan jawaban atas pertanyaan itu.41 Adapun bentuk wawancara
yang akan digunakan adalah semi-struktur, hal ini dilakukan guna
mendapatkan ide atau gagasan baru dari hasil wawancara untuk menambah
kelengkapan data yang dimiliki.
Dalam wawancara ini, peneliti akan mewawancarai guru Fiqih di MTsN
12 Jakarta kelas IX untuk mendapatkan informasi mengenai problematika
yang dihadapi selama proses pembelajaran jarak jauh terutama ketika
materi pembelajaran mengharuskan siswa untuk melakukan praktik.

39
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,
2002), hal. 69.
40
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D, (Bandung: Alfabeta, 2017), hlm.
227.
41
Hardani, dkk., Metode Penelitian Kualitatiff dan Kuantitatif, (Yogyakarta: Pustaka Ilmu
Grup, 2020), hlm. 137.
4

3. Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barang-barang
tertulis. Dokumen dapat berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seseorang.42 Oleh karena itu, peneliti harus melihat
sumber-sumber dokumen yang memiliki keterkaitan dengan jenis data
yang diperlukan. Baik dokumen tertulis, foto, atau jenis lain yang bisa
didapat.

D. Triangulasi
Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data dengan
memanfaatkan sumber lain untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data43. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan
triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Triangulasi sumber yaitu mengecek
data yang diperoleh dari para guru pada mata pelajaran Fiqih kelas IX dan
pihak madrasah (kepala madrasah) untuk menguji kredibilitas data yang telah
terkumpul. Selanjutnya triangulasi teknik yaitu dengan mengecek data kepada
sumber yang sama tetapi dengan teknik yang berbeda, yakni dengan
mengecek data yang diperoleh dari wawancara, observasi, dan dokumentasi,
kemudian bila hasil datanya berbeda maka diskusi dengan guru atau orang
yang memberi informasi untuk memastikan data yang dianggap benar.

E. Unit Analisis
Unit analisis dalam sebuah penelitian terdiri dari 3 unsur, yaitu tempat,
pelaku/subjek, dan aktivitas. Peneliti melakukan analisis di MTsN 12 Jakarta.
Dengan pelaku yaitu guru mata pelajaran Fiqih dan Peserta Didik di MTsN
12 Jakarta. Adapun aktivitas yang dilakukan adalah dengan menganalisis
problematika yang dihadapi guru dalam membimbing pemahaman peserta
didik pada materi pengurusan jenazah.

42
Op.Cit., hlm. 240.
43
Lexy J. Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001),
hal. 178.
4

F. Informan
Informan merupakan narasumber atau subjek peneliti yang dapat
memberikan informasi terkait informasi yang dibutuhkan oleh peneliti. Pada
penelitian ini peneliti dapat menjadikan guru mata pelajaran Fiqih kelas IX di
MTsN 12 Jakarta sebagai informan. Selain itu, kepala sekolah juga dapat
memberikan informasi yang dibutuhkan peneliti, sehingga mereka juga dapat
dimasukan ke dalam daftar informan.

G. Instrumen Penelitian
Agar penelitian menjadi lebih terarah, peneliti akan terlebih dahulu
menyusun kisi-kisi instrumen penelitian. Adapun instrumen yang akan
digunakan sebagai berikut:
1. Observasi
Penelitian ini melakukan pengamatan langsung terhadap guru di lokasi
penelitian yaitu MTsN 12 Jakarta saat kegiatan pembelajaran berlangsung
secara daring dan tatap muka terbatas.
2. Wawancara
Teknik wawancara merupakan sebuah teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara bertanya langsung kepada informan yang dilakukan
secara lisan.
3. Wawancara kepada Guru
No. Pertanyaan Indikator

a. Penggunaan media
1. Bagaimana bapak/ibu
visual/audio visual.
menjelaskan materi
b. Memaksimalkan aktivitas
pengurusan jenazah
belajar di ZOOM atau
kepada peserta didik di
platform lain yang sejenis.
masa pembelajaran jarak
c. Pemberian demonstrasi cara
jauh?
mengurus jenazah.
4

2. a. Peserta didik kurang


Bagaimana kesulitan yang
memahami saat guru hanya
bapak/ibu rasakan saat
menjelaskan melalui PPT atau
memberikan
video.
penjelasan/pemahaman
b. Peserta didik tidak dapat
kepada peserta didik
mempraktikkan kegiatan
mengenai materi
pengurusan jenazah secara
pengurusan jenazah?
berkelompok.
a. Pemberian kuota gratis
3. Bagaimana upaya yang
b. Pendekatan pihak sekolah
dilakukan bapak/ibu agar
kepada orang tua
peserta didik mendapatkan
c. Penyelenggaraan webinar
pemahaman terhadap
maupun pelatihan online
kegiatan pengurusan
jenazah di masa
pembelajaran jarak jauh?
Tabel. 3.1 Pedoman Wawancara
4. Dokumentasi
Bentuk instrumen dokumentasi yang akan digunakan pada penelitian ini
yaitu dengan foto dokumentasi ketika melakukan tatap muka virtual, dan
video yang dikirimkan peserta didik untuk dilakukan penilaian.

H. Sumber Data
Dalam penelitian ini sumber data yang diambil secara purposive dan
bersifat snowball sampling. Purposive sampling dilakukan dengan
pertimbangan bahwa orang tersebut adalah yang paling tahu tentang masalah
yang akan diteliti44. Kemudian pada proposal sumber data ini masih bersifat
sementara dan nantinya akan berkembang. Untuk sumber data yang
dibutuhkan adalah guru mata pelajaran Fiqih kelas IX untuk menjelaskan
lebih detail mengenai problematika/masalah yang ditemukan dalam

Sugiyono, Op. Cit., hlm. 219.


44
4

memberikan pemahaman kepada peserta didik mengenai materi pengurusan


jenazah di MTsN 12 Jakarta pada masa PJJ.

I. Teknik Analisi Data


Setelah melakukan penelitian dan mendapatkan data di lapangan, langkah
selanjutnya adalah menganalisa data melalui proses klasifikasi data,
pengkategorisasian data, penyajian data dan penarikan kesimpulan serta
verifikasi. Pada tahap ini, data diolah dan dianalisis sehingga dapat
menggambarkan dan menyimpulkan temuan untuk menjawab permasalahan
yang diajukan oleh penelitian. Miles dan Huberman mengemukakan bahwa
aktivitas dalam analisis data yaitu sebagai berikut45:
1. Reduksi Data
Peneliti melakukan reduksi data untuk memilih hal yang pokok dan
memfokuskannya. Ketika dalam penelitian terdapat temuan yang
dipandang asing maka itu harus dijadikan perhatian peneliti guna
untuk mereduksi data.
2. Penyajian Data
Setelah data di reduksi maka peneliti diharapkan untuk mendisplay
data atau menyajikan data. Penyajian data ini bisa dilakukan dalam
bentuk uraian singkat, bagan, dsb. Dengan dilakukan display data
maka akan mempermudah untuk memahami permasalahan yang terjadi
sehingga dapat mengetahui langkah apa yang harus dilakukan
setelahnya.
3. Verification
Setelah melakukan penyajian data, maka akan ditarik kesimpulan
awal yang bersifat sementara. Dalam hal ini ketika kesimpulan awal
didukung oleh bukti-bukti yang kuat maka sudah disebut kredibel
sehingga dapat menjawab rumusan masalah. Namun apabila
kesimpulan awal tidak didukung bukti yang kuat maka peneliti harus
melakukan penelitian kembali untuk menjawab rumusan masalah.

Sugiyono, Op. Cit., hlm. 246.


45
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data
1. Sejarah Singkat MTsN 12 Jakarta
Madrasah Tsanawiyah Negeri 12 adalah sekolah setingkat SMP
dengan kurikulum pengetahuan umum yang sama dari Departemen
Pendidikan Nasional, ditambah dengan kurikulum agama dari
Kemeterian Agama. Berdirinya MTs Negeri 12 Jakarta berawal dari
berdirinya kampus “B” MTs. Negeri 1 Jakarta Selatan pada tahun 1974
Seiring dengan dinamika dan berjalannya waktu, pada tahun 1994
diresmikan menjadi madrasah mandiri bernama MTs. Negeri 12 Jakarta,
yang seiring pula berjalannya waktu dan memenuhi kebutuhan
masyarakat, MTs. Negeri 12 memiliki gedung B dan C, yang sekarang
telah menjadi madrasah mandiri bernama MTs. Negeri 35 dan MTs
Negeri 27.

2. Visi, Misi, Motto dan Tujuan MTsN 12 Jakarta


Visi:
Unggul Dalam Prestasi Berlandaskan Imtaq Dan Iptek Yang
Berwawasan Lingkungan Hidup.
Misi:
1. Menjadikan perangkat pembelajaran yang memadai berbasis
lingkungan hidup
2. Meningkatkan sumber daya manusia
3. Meningkatkan manajemen madrasah
4. Meningkatkan prestasi
5. Mengembangkan sarana dan prasarana yang memadai berbasis
lingkungan hidup
6. Menjadikan MTSN 12 Jakarta sebagai kebanggaan umat
7. Meningkatkan penguasaan IT di lingkungan madrasah

44
4

Motto MTsN 12 Jakarta:


“Terwujudnya Madrasah terbaik berprestasi dan terdepan yg
diminati masyarakat, santun dalam akhlak, unggul dalam ilmu dan
terampil dalam berkarya”

Tujuan MTsN 12 Jakarta :


1. Mengoptimalkan tugas pokok dan fungsi peserta didik, guru dan
tenaga kepentingan madrasah, alumni sebagai satu kesatuan
dalam pencapaian target prestasi madrasah.
2. Membentuk budaya belajar dan budaya kerja yang berkomitmen
dan berintegritas tinggi sesuai dengan capaian target yang
diharapkan
3. Membudayakan sikap dan kepribadian yang berakhlak mulia bagi
semua warga madrasah
4. Memasyarakatkan budaya berinovasi dan berkreasi berbasis mutu
dalam rangka melestarikan tradisi unggul madrasah
5. Persentase peserta didik naik kelas dan lulus mencapai 100%
dengan capaian nilai tertinggi memenuhi target
6. Mengupayakan minimal 80% lulusan diterima di madrasah
aliyah/SMA/MAK/SMK unggulan
7. Pencapaian persentase ketuntasan di atas 80%
8. Memberikan informasi dan layanan kepada peserta didik, orang
tua dan masyarakat sesuai SOP berbasis digital
9. Meningkatkan pelaksanaan 10 K (Kejujuran, Keamanan,
Ketertiban, Kebersihan, Kenyamanan, Keindahan, Kerindangan,
Kesehatan, Kepedulian, dan Kekeluargaan)
Menjalin kerjasama dengan orang tua peserta didik, masyarakat dan
dunia usaha dan industri dalam rangka pengembangan mutu sekolah.
4

3. Profil MTsN 12 Jakarta


Nama Sekolah : Madrasah Tsanawiyah Negeri 12 Jakarta
Alamat Sekolah : Jl. Harun Raya No. 35, RT. 9/RW. 7
NSM 121131730004
NPSN 20178178
No. Telp : (021) 5491919
No. Fax : (021) 5491919
Kelurahan : Sukabumi Utara
Kecamatan : Kebon Jeruk
Kota Madya : Jakarta Barat
Provinsi : Jakarta
Kode Pos 11540
Nama Kepala Sekolah : Drs. H. Muh. Sofyan, M.Pd
Status Sekolah : Negeri
Standar Sekolah : Terakreditasi A
Keadaan Gedung : Permanen
Tahun Didirikan/dibangun 1994
Status Tanah : Wakaf

B. Analisis Data dan Pembahasan


1. Identitas Informan
Informan terdiri dari 2 orang dengan jenis kelamin laki-laki dan
perempuan. Keduanya merupakan guru mata pelajaran Fiqih kelas IX
dengan usia kira-kira 50 tahun. Pemilihan kedua informan ini berdasarkan
permasalahan yang akan diteliti penulis yaitu mengenai
problematika/permasalahan yang dihadapi guru pada mata pelajaran Fiqih
di kelas IX, khususnya pada kegiatan pengurusan jenazah.
Informan pertama bernama lengkap Bapak H. Buchori, S. Ag yang
biasa disapa Pak Boi ini lahir pada tahun 1969, beliau merupakan sarjana
lulusan Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ). Beliau mengajar mata
pelajaran Fiqih kelas IX-4 sampai IX-7.
4

Sedangkan informan kedua bernama lengkap Ibu Dra. Hj. Lilis


Mukhlishoh. Beliau mengajar mata pelajaran Fiqih kelas IX-1 sampai IX-
3. Saat ini MTsN 12 Jakarta hanya memiliki 2 guru Fiqih untuk kelas IX
yang terdapat 7 rombel.
Maka dari itu Bapak Buchori dan Ibu Lilis dianggap sebagai orang
yang tepat untuk dijadikan sebagai informan pada penelitian ini.

2. Problematika Guru terhadap Pemahaman Peserta Didik di Materi


Pengurusan Jenazah Kelas IX MTsN 12 Jakarta
a. Fasilitas dan akses yang dimiliki peserta didik tidak merata
Kegiatan pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau dapat juga disebut
daring merupakan sebuah alternatif yang dipilih dunia pendidikan
agar dapat mengoptimalkan proses belajar mengajar di tengah-tengah
pandemi Covid-19.
MTsN 12 Jakarta merupakan sebuah sekolah madrasah yang
terletak di Jakarta Barat. Tentu saja sekolah ini turut merasakan
adanya kendala selama proses pembelajaran dialihkan pada sistem
PJJ. Hal ini selaras dengan pernyataan Bapak H. Buchori selaku guru
mata pelajaran Fiqih di Madrasah Tsanawiyah Negeri 12 Jakarta
dalam wawancara yang dilakukan pada 12 Januari 2022, Bapak
Buchori mengatakan:
“Tentu saja di masa pandemi ini terjadi beberapa permasalahan
karena memang fasilitas handphone (HP) yang dimiliki peserta
didik berbeda-beda. Bahkan ada juga yang belum diberikan HP
oleh orangtuanya, sehingga saat PJJ harus digunakan bergantian
dengan kakak/adiknya/orangtuanya sendiri. ketidakmerataan ini
pada akhirnya menjadi sebuah problema yang mau tidak mau
dirasakan oleh para guru di madrasah. Selain HP, anak-anak juga
terkendala pada sinyal atau jaringan internet ketika melakukan
Google Meet atau ZOOM. Nah hal-hal seperti ini agak sulit untuk
diatasi sebab di luar jangkauan pihak sekolah. Paling ya sekolah
hanya bisa memberikan solusi dengan memberikan bantuan kuota
bagi siswa yang kurang mampu atau yatim/piatu.”46

46
Hasil Wawancara dengan Bapak H. Buchori selaku Guru Fiqih Kelas IX MTsN 12 Jakarta
pada 12 Januari 2022, Pukul 08.15 WIB.
4

Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti terlihat bahwa


MTsN 12 Jakarta mendapati beberapa problematika saat dilaksanakan
pembelajaran jarak jauh (PJJ) seperti tidak semua siswa memiliki
gawai atau handphone dan kendala jaringan sinyal atau akses internet.
Keterbatasan ini memang menjadi sebuah permasalahan yang
umumnya dirasakan oleh kebanyakan sekolah saat diterapkan sistem
PJJ, tidak terkecuali di MTsN 12 Jakarta.

b. Terbatasnya kemampuan guru dalam menggunakan teknologi


Teknologi saat ini tidak hanya terbatas pada penggunakan gawai
(handphone) sebagai alat komunikasi telpon dan SMS. Tetapi juga
sebagai akses penghubung jaringan internet yang dapat digunakan
lebih luas dibanding kemampuan akses di masa sebelumnya.
Penerapan pembelajaran jarak jauh tidak dapat dilakukan hanya
dengan melalui aplikasi sederhana seperti WhatsApp saja, namun juga
melalui akses Google Classroom, Google Meet, maupun ZOOM.
Sayangnya tidak semua guru dapat memaksimalkan penggunaan
berbagai aplikasi pendukung yang ada seperti yang telah disebutkan di
atas.
Bapak Buchori sebagai salah satu guru mata pelajaran Fiqih
mengatakan kebanyakan guru bingung harus melakukan apa dan
bagaimana untuk memberikan pengajaran kepada peserta didik pada
materi-materi yang umum, lebih sulit lagi pada materi yang biasanya
dilakukan praktik. Hal ini beliau ungkapkan dalam wawancara yang
dilakukan pada 12 Januari 2022, beliau mengatakan:
“Memang sulit ya mengadaptasi penggunaan teknologi secara
maksimal di masa pandemi ini, karena kan tidak semua guru juga
terbiasa menggunakannya. Saya sendiri kurang lihai dalam
penggunaan aplikasi pembelajaran yang ada. Maka dari itu paling
ketika mengajar saya menggunakan WhatsApp dan ZOOM saja.
Materi dan penugasan bisa saya kirim di grup WA sedangkan
untuk penjelasan saya gunakan ZOOM dua minggu sekali.”47
47
Hasil Wawancara dengan Bapak Buchori, S. Ag selaku Guru Mata Pelajaran Fiqih Kelas
IX MTsN 12 Jakarta pada 12 Januari 2022, Pukul 08.35 WIB.
4

Kendala lain yang ditemukan adalah guru juga harus memikirkan


penyampaian materi-materi pada masa sebelum pandemi dilakukan
secara praktik, kini harus disampaikan melalui ZOOM atau pemberian
video YouTube saja. Beliau juga mengatakan:
“Kalau materi biasa sih mudah ya disampaikan melalui ZOOM
bahkan kadang diberikan video YouTube saja mereka sudah bisa
memahami dengan baik. Bahkan pada materi-materi sederhana
seperti konsep jual beli siswa diminta membaca saja sudah bisa
paham. Nah berbeda halnya pada materi-materi yang sebelum
pandemi dilakukan praktik, seperti materi pengurusan jenazah itu
kami biasanya praktik sekaligus nanti untuk diujikan saat ujian
praktik. Materi ini agak sulit jika hanya diberikan penjelasan saja,
karena tujuan kami di madrasah juga agar siswa dapat memahami
secara baik dan minimal dapat mereka aplikasikan di lingkungan
terdekat mereka.”48
Pemaparan yang disampaikan oleh Pak Buchori selaras dengan
pernyataan dari guru fiqih lainnya yaitu Ibu Lilis. Dalam wawancara
yang dilakukan pada 13 Januari 2022 beliau menyampaikan:
“Tahun kemarin itu kan juga sudah pandemi ya. Karena baru
pertama kali PJJ jadi masih awam banget sama aplikasinya,
paling kan yang sering dipakai cuma WhatsApp aja selebihnya
seperti Google Meet atau ZOOM hampir tidak pernah digunakan.
Jadi memang pembelajaran itu lebih aktif di WA grup, terus video
call, kadang juga ibu berikan video dari YouTube supaya anak-
anak lebih mudah memahami materinya.”49
“Kalaupun ZOOM atau tatap muka daring gitu ibu biasanya
sesuaikan dulu dengan anak-anak, jadi tidak setiap minggu
penjelasan melalui ZOOM. Kasian kuotanya besar kalau pakai
ZOOM atau Google Meet setiap pertemuan.” 50
Meninjau dari pemaparan Bapak Buchori dan Ibu Lilis, dapat
dilihat bahwa penggunaan teknologi masih cukup terbatas. Jika pada
pemberian materi yang tidak mengharuskan praktik saja sulit untuk
memastikan siswa paham, tentu akan lebih menjadi masalah pada

48
Hasil Wawancara dengan Bapak Buchori, S. Ag selaku Guru Mata Pelajaran Fiqih Kelas
IX MTsN 12 Jakarta pada 12 Januari 2022, Pukul 08.35 WIB.
49
Hasil Wawancara dengan Ibu Lilis Mukhlisoh selaku Guru Mata Pelajaran Fiqih Kelas IX
MTsN 12 Jakarta pada 13 Januari 2022, Pukul 10.20 WIB.
50
Hasil Wawancara dengan Ibu Lilis Mukhlisoh selaku Guru Mata Pelajaran Fiqih Kelas IX
MTsN 12 Jakarta pada 13 Januari 2022, Pukul 10.20 WIB.
5

materi yang mengharuskan praktik guna melihat pemahaman siswa


pada materi yang diberikan.
Terbatasnya kemampuan untuk memaksimalkan teknologi di
masa PJJ memang menjadi sebuah permasalah yang dihadapi oleh
kebanyakan guru di sekolah. Hal ini juga disebabkan Indonesia tidak
umum melakukan pembelajaran secara daring atau virtual.
Pembelajaran tatap muka menjadi sebuah keharusan sebelum pandemi
Covid-19 menyerang.

c. Sulitnya memilih media ajar yang relevan


Kesulitan yang terjadi tidak sebatas pada penggunaan teknologi
sebagai alat yang dapat digunakan saat pembelajaran jarak jauh,
namun juga karena pemilihan media ajar untuk materi yang harus
dipraktikan lebih sulit untuk disesuaikan.
Seperti yang sudah dikatakan bahwa MTsN 12 Jakarta setiap
tahunnya melakukan kegiatan praktik pengurusan jenazah sebagai
sebuah pengalaman dini tentang tata cara mengurus jenazah.
Pembekalan ini diharapkan berguna bagi diri mereka sendiri untuk
terlibat di lingkungan masyarakat, khususnya lingkungan keluarga
mereka sendiri.
Bapak Buchori sebagai salah satu guru mata pelajaran Fiqih kelas
IX menjelaskan dalam wawancara 12 Januari 2022, beliau
menjelaskan:
“Meskipun ini sudah tahun kedua pandemi, tapi jujur saya juga
masih sulit menemukan media dan cara mengajar yang tepat
untuk materi pengurusan jenazah. Tahun lalu itu anak-anak
mengirimkan video shalat jenazah di rumah masing-masing.
Mulai tahun lalu itu tidak dilakukan praktik pengurusan jenazah
seperti memandikan dan mengkafani, namun hanya praktik
shalatnya saja. Adapun penjelasan materinya dishare (dikirimkan)
link YouTube di dalam WAG kelas.”51
Beliau menambahkan:

51
Hasil Wawancara dengan Bapak Buchori, S. Ag selaku Guru Mata Pelajaran Fiqih Kelas
IX MTsN 12 Jakarta pada 12 Januari 2022, Pukul 09.00 WIB.
5

“Tahun ini saya sih berharapnya bisa mendemonstrasikan


langsung ke anak-anak tata cara shalat jenazah dan bacaan-
bacaannya. Karena kan sudah boleh tatap muka ya, meskipun
terbatas saya berharapnya punya waktu untuk diajarkan saat tatap
muka. Karena saya juga melihat anak-anak kalau diajarkan online
itu seperti kurang paham namun mereka juga diam saja, padahal
sudah saya bilang kalo belum paham silakan bertanya. Tapi ya
kebanyakan paham ga paham diam saja.”52
Ibu Lilis menjelaskan hal yang sama ketika peneliti
mewawancarai beliau pada 13 Januari 2022, beliau menjelaskan:
“Kalau pelajarannya IPA dan Olahraga sih sepertinya masih
mudah ya mencari solusi untuk kegiatan-kegiatan praktik, apalagi
olahraga dan IPA kan masih bisa dilakukan di rumah dengan alat
dan bahan sederhana. Tapi untuk praktik pengurusan jenazah ini
agak sulit dilakukan, karena ketika tahun pertama pandemi ibu
coba menugaskan anak-anak mengkafani jenazah di rumah
menggunakan guling dan semacamnya, ibu lihat tidak maksimal
dan adab terhadap jenazahnya juga agak sulit untuk dipraktikan.
Makanya di tahun kedua ini Alhamdulillah sudah boleh tatap
muka meskipun dibatasi jumlahnya, ibu pengennya bisa seperti
tahun-tahun sebelum pandemi yang ibu praktikkan langsung cara
mengkafani jenazah. Jenazahnya sendiri dulu tuh sukarela aja dari
kelas itu yang mau jadi jenazah. Anak-anak juga jadi lebih
menikmati suasana belajarnya kalau seperti itu. Tapi kalau
memang ternyata masih belum bisa dilakukan seperti itu, paling
ibu hanya memberikan contoh video tata cara shalat jenazah saja,
mereka mengirimkan video hafalan bacaannya dan praktiknya
nanti langsung di sekolah saat ujian praktik.”53
Jika kita mengamati penjelasan dari Bapak Buchori dan Ibu Lilis
maka terlihat bahwa tahun kedua pandemi masih belum ditemukan
jalan keluar yang baik untuk memaksimalkan pemberian materi
pengurusan jenazah. Hal ini dikarenakan pembelajaran tatap muka
yang diizinkan pemerintah masih terbatas, oleh karena itu kegiatan
pembelajaran belum bisa dipastikan dapat dilakukan seperti harapan
para guru yang dicontohkan langsung di sekolah atau justru terpaksa
masih harus dilakukan secara daring.

52
Hasil Wawancara dengan Bapak Buchori, S. Ag selaku Guru Mata Pelajaran Fiqih Kelas
IX MTsN 12 Jakarta pada 12 Januari 2022, Pukul 09.00 WIB.
53
Hasil Wawancara dengan Ibu Lilis Mukhlisoh selaku Guru Mata Pelajaran Fiqih Kelas IX
MTsN 12 Jakarta pada 13 Januari 2022, Pukul 10.45 WIB.
5

d. Kurangnya respon siswa saat Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)


Problematika yang dihadapi guru selama pembelajaran daring
tidak sebatas pada fasilitas yang dimiliki siswa maupun kemampuan
guru dalam menguasai teknologi. Namun, kurangnya respon siswa
saat PJJ juga menjadi salah satu problematika yang ditemui. Bapak
Buchori salah satu guru mata pelajaran fiqih kelas IX di MTsN 12
Jakarta merasakan adanya perbedaan interaksi siwa saat pembelajaran
jarak jauh. Bahkan banyak yang tidak merespon apabila diberikan
tugas dan terlambat menyerahkannya. Pak Buchori mengungkapkan
dalam wawancara tanggal 12 Januari 2022, beliau mengatakan:
“Memang jelas terlihat ya saat PJJ respon siswa terhadap guru itu
berkurang. Sangat berbeda interaksi siswa dengan guru saat
sebelum pandemi dengan setelahnya. Ketika pembahasan melalui
WhatsApp hanya sedikit sekali yang memberikan tanggapan.
Begitu pula ketika ZOOM mereka kebanyakan hadir saat absen
saja, setelahnya menghilang.”54
Beliau menyampaikan bahwa memang tidak dipaksakan untuk
siswa selalu menyalakan kamera selama pembelajaran berlangsung.
Hanya saja di awal kelas di mulai, guru senantiasa mengajak semua
siswa untuk menyalakan kamera khususnya saat absensi dan ketika
diberikan pertanyaan. Seperti yang dikatakan Pak Buchori, beliau
mengatakan:
“Kalo saya sih memang tidak memaksakan untuk menyalakan
selama ZOOM, karena khawatirnya ada siswa yang kuotanya
tidak cukup untuk mengaktifkan kamera. Saya sih yang penting
mereka hadir supaya minimal mereka mendengarkan penjelasan
saya. Sehingga ketika ditanya mampu menjawab. Nah kalo
ternyata juga tidak mendengarkan, sebagai guru kita bisa melihat
ketika nanti ujian.”55
Problematika siswa yang tidak menyalakan kamera atau on cam
saat pembelajaran daring juga dirasakan oleh Ibu Lilis, beliau
mengatakan dalam wawancara tanggal 13 Januari 2022:

54
Hasil Wawancara dengan Bapak Buchori, S. Ag selaku Guru Mata Pelajaran Fiqih Kelas
IX MTsN 12 Jakarta pada 12 Januari 2022, Pukul 09.15 WIB.
55
Hasil Wawancara dengan Bapak Buchori, S. Ag selaku Guru Mata Pelajaran Fiqih Kelas
IX MTsN 12 Jakarta pada 12 Januari 2022, Pukul 09.15 WIB.
5

“Bagaimana ya, anak-anak sudah disuruh untuk nyalakan kamera


tapi yaa masih ada juga yang tidak mau menyalakan kamera.
Alasannya sih biasanya karena kuotanya habis. Tapi ya sudah ibu
paling hanya mengingatkannya saja agar pertemuan berikutnya
bisa lebih aktif dalam belajar.”56
Belum selesai pada permasalah menyalakan kamera sehingga
terlihat kesungguhan siswa dalam belajar. Permasalahan lain dalam
respon siswa juga terlihat dari bagaimana mereka menyikapi tugas
yang diberikan. Meskipun sudah disampaikan oleh Menteri
Pendidikan bahwa tujuan pembelajaran saat PJJ ini hanya setengah
dari seluruh pencapaian yang seharusnya dikuasai siswa.57 Namun
tetap saja kemudahan ini tidak dimaksimalkan oleh siswa. Pak
Buchori mengatakan dalam wawancara 12 Januari 2022:
“Ya Allah, bisa dibilang sebagai guru harus lebih bisa bersikap
sabar melihat bagaimana siswa merespon gurunya selama PJJ.
Wah pokoknya beda banget deh, ketika diberikan tugas di grup
WhatsApp paling yang memberikan respon hanya 2-3 orang.
Udah gitu yang respon biasanya dia-dia lagi, orang yang sama
gitu kaya ketua kelasnya; sekretaris; siswa yang memang aktif di
kelas. Sisanya ga tau kemana, padahal saya lihat mereka sudah
membaca pesan saya.”58

Beliau menambahkan:
“Padahal saya kalo memberikan tugas itu mudah loh, supaya
mereka mau membaca materi yang dipelajari saja. Makanya tugas
saya paling ya merangkum, mengerjakan soal di buku paket,
menghafal dalil. Udah gitu kan batas waktu pengerjaannya bisa
seharian itu, kalo dulu angkatan sebelum pandemi tugas hari itu
ya dikumpulkan hari itu juga. Memang beda deh sikap anak-anak
dalam merespon tugas dan guru pas angkatan pandemi ini.”59

56
Hasil Wawancara dengan Ibu Lilis Mukhlisoh selaku Guru Mata Pelajaran Fiqih Kelas IX
MTsN 12 Jakarta pada 13 Januari 2022, Pukul 10.45 WIB.
57
Kemdikbud, Penyesuaian Kebijakan Pembelajaran di Masa Pandemi COVID-19, 2020.
(https://bersamahadapikorona.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2020/08/20200807-
Pembelajaran-di-Masa-Covid-19-2-1.pdf). Diakses pada 04 Februari 2022 pukul 14.09 WIB.
58
Hasil Wawancara dengan Bapak Buchori, S. Ag selaku Guru Mata Pelajaran Fiqih Kelas
IX MTsN 12 Jakarta pada 12 Januari 2022, Pukul 09.15 WIB.
59
Hasil Wawancara dengan Bapak Buchori, S. Ag selaku Guru Mata Pelajaran Fiqih Kelas
IX MTsN 12 Jakarta pada 12 Januari 2022, Pukul 09.15 WIB.
5

Bapak Buchori dan Ibu Lilis merasa peserta didik menjadi kurang
akrab dengan guru selama pembelajaran jarak jauh, tentu saja hal ini
menyebabkan situasi dan kondisi belajar menjadi kurang interaktif dan
tidak menyenangkan. Najwa Addina selaku peserta didik kelas IX
menjelaskan alasan kurangnya respon peserta didik saat PJJ pada
wawancara Jum’at, 15 April 2022 sebagai berikut:
“Menurut saya, kebanyakan mereka terkendala sinyal juga. Nah
pas di ZOOM atau WA gitu mereka malas komentar atau
menyalakan microfon, jadilah kebanyakan memilih diam.
Terutama kan kalo anak perempuan gitu males On Cam (On
Camera) biasanya karena ribet pake jilbabnya gitu atau biasanya
rumah rame jadi malas berisik gitu takut ganggu konsentrasi yang
lain.”60
Penjelasan Najwa dipaparkan pula oleh M. Rafi Ikhwansyah dari
kelas IX-4 pada wawancara Kamis, 21 April 2022 berikut ini:
“Kalo kelasnya pagi gitu biasanya temen-temen kebanyakan
belum bangun atau kalo sudah juga susah join karena sinyalnya
suka ga bisa masuk ke servernya. Ada juga teman-teman yang
punya adik gitu di rumah kurang kondusif suasananya.”
Banyak juga pada bilang katanya bosen kalo online interaksi
sama temennya jadi berkurang. Trus juga kan khususnya Pak
Buchori kalo ngajar tuh suka ada bercanda-bercanda gitu, nah itu
enakan pas tatap muka, kalo online suka macet-macetan jadi
kurang nyaman belajarnya.”61

Dari uraian di atas kita dapat melihat bahwa pembelajaran di


masa pandemi ternyata tidak dapat efektif seperti yang diharapkan,
namun pembelajaran daring ini masih bisa dijadikan solusi kegiatan
belajar di masa pandemi. Konten materi yang diberikan oleh guru
tidak dapat dipahami oleh seluruh siswa dikarenakan setiap siswa
memiliki keterbatasan fasilitas dan perhatian dalam merespon arahan
dari guru. Kemampuan guru dalam menggunakan teknologi pada
pembelajaran daring juga terbatas sehingga tidak semua guru mampu
mengoperasikan komputer ataupun gadget untuk mendukung kegiatan

60
Hasil Wawancara dengan Najwa Addina selaku Peserta Didik Kelas IX-3 MTsN 12
Jakarta pada 15 April 2022, Pukul 18.30 WIB.
61
Hasil Wawancara dengan Muhammad Rafi Ikhwansyah selaku Peserta Didik Kelas IX.4 di
MTsN 12 Jakarta pada 21 April 2022, Pukul 19.30 WIB.
5

pembelajaran, terlebih lagi dalam pembalajaran daring. Kemudian


yang paling sulit adalah keterbatasan guru dalam melakukan kontrol
saat berlangsungnya pembelajaran daring, kondisi rumah tiap peserta
didik yang beragam ternyata juga menjadi faktor kurangnya respon
siswa ketika PJJ berlangsung.

3. Kegiatan Pembelajaran di MTsN 12 Jakarta pada Materi


Pengurusan Jenazah di Masa Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)
a. Cara Guru Menyampaikan Materi Pengurusan Jenazah
Di tengah-tengah problematika yang ada guru harus tetap mampu
memberikan pembelajaran secara maksimal. Keadaaan yang ada tidak
menjadikan guru bersikap cuek terhadap pemahaman siswa. Kegiatan
pembelajaran untuk materi pengurusan jenazah tetap diberikan secara
maksimal menyesuaikan dengan situasi dan kondisi. Hal ini
disampaikan pula oleh Ibu Lilis saat wawancara tanggal 20 Januari
2022, beliau mengatakan:
“Meskipun PJJ seperti ini materi pengurusan jenazah nantinya
akan masuk di ujian praktik. Alhamdulillah sekarang kan udah
bisa PTMT ya, jadi ujiannya bisa langsung di sekolah ga perlu
kirim-kirim video. Apalagi sekarang ujiannya udah tatap muka,
pemberian materinya harus lebih dimaksimalkan dari tahun
angkatan pandemi sebelumnya. Namun tetap saja untuk
pemberian materi itu kita masih daring, jadi tetap masih harus
disesuaikan dengan keadaan.”62
Pemaksimalan pemberian materi ini juga dilakukan oleh Pak
Buchori, beliau menyampaikan:
“Materi pengurusan jenazah ini tetap harus diberikan secara
maksimal ya karena untuk ujian praktik juga kan materinya.
Meskipun yang di uji saat ujian itu hanya praktik shalat
jenazahnya saja, kami selaku guru tetap memberikan materi
secara penuh mulai dari memandikan, mengkafani, menyalatkan,
dan menguburkan.”63

62
Hasil Wawancara dengan Ibu Lilis Mukhlisoh selaku Guru Mata Pelajaran Fiqih Kelas IX
MTsN 12 Jakarta pada 20 Januari 2022, Pukul 11.10 WIB.
63
Hasil Wawancara dengan Bapak Buchori, S. Ag selaku Guru Mata Pelajaran Fiqih Kelas
IX MTsN 12 Jakarta pada 21 Januari 2022, Pukul 08.45 WIB.
5

MTsN 12 Jakarta setiap tahunnya mengujikan praktik shalat


jenazah sebagai syarat kelulusan. Oleh karena itu, materi pengurusan
jenazah harus disampaikan dengan sebaik mungkin tidak hanya fokus
pada shalat jenazah saja. Lantas bagaimana bentuk penyampaian
materi yang dilakukan oleh Bu Lilis dan Pak Buchori? Kedua guru ini
menggunakan cara yang berbeda ketika menyampaikan materi
pengurusan jenazah.
1) Cara Penyampaian Materi Ibu Lilis
Setelah dilakukan wawancara pada 20 Januari 2022 peneliti
mengetahui bahwa cara Ibu Lilis menyampaikan materi
tentang pengurusan jenazah dilakukan melalui WhatsApp
Group (WAG). Bu Lilis membuat rekaman audio untuk
didengarkan oleh siswa dan memberikan PPT (Power Point).
Beliau menyampaikan:
“Awalnya itu ibu kirimkan terlebih dahulu materinya
menggunakan link Youtube. Setelah itu ibu berikan VN
(Voice Note) meminta mereka untuk menghafalkan
bacaan-bacaan yang terdapat dalam shalat jenazah. Jadi
untuk materi memandikan dan mengkafankan hanya
dasarnya saja sedangkan fokusnya pada kegiatan
menyalatkan. Karena kan logikanya saat di masyarakat
mereka akan lebih sering menemui ya shalat jenazah. Kalo
memandikan dan mengkafankan itu sekedar mereka tau
urutan dan tata caranya, minimal berguna ketika ada sanak
keluarganya meninggal dunia.
Di akhir VN ibu memberikan tugas kepada anak-anak
untuk mempelajari dan menghafalkan bacaan-bacaan saat
shalat jenazah. Ibu meminta mereka mengirimkannya
dalam bentuk video, supaya lebih terlihat mereka betul-
betul hafal atau tidak.”64
Ketika itu keadaan pembelajaran di MTsN 12 Jakarta sudah
PTMT, hanya saja setiap kelas harus bergilir untuk dapat
melakukan tatap muka langsung di sekolah. Oleh sebab itu,
kelas yang tidak mendapatkan giliran tatap muka pada
pembelajaran Fiqih terpaksa harus belajar secara daring. Hal
64
Hasil Wawancara dengan Ibu Lilis Mukhlisoh selaku Guru Mata Pelajaran Fiqih Kelas IX
MTsN 12 Jakarta pada 20 Januari 2022, Pukul 11.10 WIB.
5

ini juga yang menjadi alasan kelas yang diampu oleh Ibu Lilis
melakukan pembelajaran secara daring. Beliau juga
menjelaskan perihal ini dalam sebuah wawancara berikut:

“Meskipun sudah boleh tatap muka terbatas, kelas IX yang


ibu ampu ini kebetulan kan ada 3 kelas ya. Dari kelas IX-1
sampai IX-3 itu mereka saat pelajaran Fiqih dapetnya pas
PJJ karena sewaktu harusnya mereka PTM, ternyata di
madrasah terindentifikasi ada yang positif Covid. Ada 2
orang yang kena, 1 dari pihak guru 1 lagi dari siswa.
Makanya mereka terpaksa harus PJJ tepat saat materi
pengurusan jenazah.”65
Terlihat dari yang telah diuraikan di atas bahwa Ibu Lilis
sebagai salah satu guru Fiqih kelas IX di MTsN 12 Jakarta
menyampaikan materi pengurusan jenazah dengan
memberikan video pembelajaran dari YouTube dan rekaman
suara sekaligus untuk penugasan meminta siswa
mengirimkan video hafalan bacaan-bacaan saat shalat
jenazah.

2) Cara Penyampaian Materi Bapak Buchori


Bapak Buchori mengampu 4 kelas pada mata pelajaran Fiqih
di kelas IX yaitu kelas IX-4 sampai IX-7. Perbedaan
penyampaian materi antara Bu Lilis dengan Pak Buchori
dikarenakan pada keempat kelas yang diampu oleh Pak
Buchori dilakukan melalui ZOOM (tatap muka virtual). Lebih
jelasnya, beliau menyampaikan dalam wawancara yang
dilakukan pada 21 Januari 2022. Beliau menjelaskan:
“Awalnya ya ketika materi pengurusan jenazah saya
sengaja ingin majukan saat tatap muka, karena menurut
saya siswa akan lebih mudah memahami jika dijelaskan
langsung. Nah qadarullah tiba-tiba ada yang positif covid,
akhirnya terpaksa harus online lagi belajarnya. Saya sih
menggunakan ZOOM ya sebagai media untuk
menjelaskannya, jadi saat ZOOM itu saya contohkan

Hasil Wawancara dengan Ibu Lilis Mukhlisoh selaku Guru Mata Pelajaran Fiqih Kelas IX
65

MTsN 12 Jakarta pada 20 Januari 2022, Pukul 11.10 WIB.


5

langsung ke anak-anak tata cara shalat jenazahnya. Kalo


materi memandikan dan mengkafani itu saya jelaskan
sekilas saja setelah pertemuan sebelumnya mereka diminta
merangkum materi dari buku paket.”66
Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa Pak Buchori
menggunakan ZOOM sebagai media pendukung kegiatan
belajar di materi pengurusan jenazah. Hal ini beliau lakukan
karena menurutnya anak-anak akan lebih mudah memahami
jika dijelaskan dan juga dicontohkan langsung.

b. Media yang Digunakan dalam Pembelajaran


Ketika menyampaikan materi pengurusan jenazah secara daring,
ada beberapa media aplikasi yang digunakan oleh bapak/ibu guru
mata pelajaran Fiqih di MTsN 12 Jakarta, diantaranya:
1) Pembelajaran menggunakan WhatsApp
Seperti yang telah disampaikan oleh Bapak Buchori dan Ibu
Lilis dalam wawancara yang dilakukan dengan penulis, be-
liau secara tegas mengatakan bahwa aplikasi yang paling ser-
ing digunakan adalah WhatsApp. Pemanfaat fitur grup, voice
note dan video call pada aplikasi tersebut dianggap sebagai
cara mudah dalam menyampaikan materi.
Pasalnya, media ini tidak hanya mempunyai kelebihan namun
kelemahan. Salah satu yang paling dirasakan adalah tidak
dimungkinkan interaksi aktif antara guru dengan siswa
maupun siswa dengan siswa selama proses belajar mengajar.
Hal ini menimbulkan rasa bosan kepada peserta didik dan
kesulitan guru mengamati sikap aktif siswa selain melalui
balasan chat di grup yang ada. Seperti yang disampaikan oleh
salah satu peserta didik kelas IX bernama Najwa Addina
dalam sebuah wawancara pada Jum’at, 22 April 2022:

66
Hasil Wawancara dengan Bapak Buchori, S. Ag selaku Guru Mata Pelajaran Fiqih Kelas
IX MTsN 12 Jakarta pada 21 Januari 2022, Pukul 09.00 WIB.
5

“Bu Lilis kalau ngajar pakai WhatsApp sih ka, biasanya


nanti bu Lilis kirimnya PPT gitu terus ada VN (voice
note) sama link Youtube. Kemarin pas materi
pengurusan jenazah juga begitu ka, di VN bu Lilis
sekaligus ngasih tugas ngafalin doa-doanya buat ujian
praktik.”67
2) Pembelajaran menggunakan ZOOM
Selain pemanfaatan aplikasi WhatsApp guru fiqih MTsN 12
Jakarta juga memanfaatkan aplikasi ZOOM. Khususnya Pak
Buchori yang lebih sering menggunakan ZOOM saat
penyampaian materi paling tidak 2 minggu sekali. Hal ini
juga turut disampaikan oleh salah satu peserta didik kelas IX
bernama Muhammad Rafi Ikhwansyah pada wawancara
Senin, 25 April 2022:
“Pak Buchori beberapa kali ZOOM ka, tapi kalau
materinya masih bisa dipahami lewat baca biasanya
beliau cuma ngasih tugas baca dan merangkum dari
buku. Pas materi jenazah kan buat uprak ya ka, Pak Boi
pake ZOOM buat nyontohin langsung gerakan-gerakan
sholat jenazah buat ujian.”68
Beliau sendiri sempat mengatakan bahwa penggunaan
ZOOM hanya untuk materi yang dianggap perlu dijelaskan
lebih detail dan sulit jika hanya dengan membaca di buku
seperti materi pengurusan jenazah.

4. Upaya Guru Terkait Problematika yang terjadi terhadap


Pemahaman Peserta Didik di Materi Pengurusan Jenazah Kelas IX
MTsN 12 Jakarta
a. Memaksimalkan pemberian kuota gratis kepada guru dan siswa
Mengatasi permasalahan kuota internet di lingkungan sekolah,
pemerintah dalam hal ini Madrasah oleh Kemenag memberikan
sebuah aksi cukup tanggap kepada guru maupun peserta didik selama

67
Hasil Wawancara dengan Najwa Addina selaku Peserta Didik Kelas IX.3 di MTsN 12
Jakarta pada 15 April 2022, Pukul 18.30 WIB.
68
Hasil Wawancara dengan Muhammad Rafi Ikhwansyah selaku Peserta Didik Kelas IX.4 di
MTsN 12 Jakarta pada 21 April 2022, Pukul 19.30 WIB.
6

pembelajaran daring. Melansir dari kebijakan pemberian kuota gratis


kemenag kepada peserta didik, pendidik, dan karyawan tahun 2021
yang pada tahap I diberikan bulan Mei-Juni.69 Kemenag melanjutkan
tahap II selama 3 bulan yaitu September, Oktober, dan November
dengan total penyaluran yang lebih banyak dari sebelumnya. 70 Kedua
tahapan ini mendapatkan tanggapan positif dari masyarakat karena
dianggap cukup membantu para orangtua dalam membelikan kuota
internet anak-anak mereka agar dapat digunakan saat pembelajaran
jarak jauh.
Kuota internet yang diberikan kepada peserta didik jenjang
sekolah menengah pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyyah Negeri
(MTsN) sebanyak 10 GB/bulan. Paket kuota data internet yang
diberikan merupakan paket akses all network dengan pembatasan
akses kepada situs yang diblokir oleh Kementerian Komunikasi dan
Informatika (Kominfo).71
Bantuan kuota yang diberikan pemerintah tentunya sangat
membantu guru dan siswa dalam melaksanakan pembelajaran jarak
jauh. Hal tersebut juga diungkapkan oleh Bapak H. Buchori sebagai
salah satu guru Fiqih kelas IX MTsN 12 Jakarta, beliau mengatakan:
“Alhamdulillah Kemenag memberikan bantuan kuota gratis
kepada guru dan murid. Karena kan jadi mengurangi sedikit
permasalahan yang ada ketika PJJ. Anak-anak jadi tidak lagi
beralasan kuota mereka habis atau belinya mahal karena sudah
dibantu langsung oleh pemerintah khususnya Kemenag ya karena
kita kan madrasah.”72

69
Kompas.com, Kemenag Salurkan Bantuan Kuota Internet Gratis, Berikut Rinciannya,
2021, (https://www.kompas.com/tren/read/2021/05/30/100000265/kemenag-salurkan-bantuan-
kuota-internet-gratis-berikut-rinciannya). Diakses pada 24 April 2022 pukul 14.22 WIB.
70
Benny Adrios, Kemenag Kembali Anggarkan 479 Miliar Bantuan Paket Data Internet,
2021, (https://kemenag.go.id/read/kemenag-kembali-anggarkan-479-miliar-bantuan-paket-data-
internet-orven). Diakses pada 24 April 2022 pukul 15.00 WIB.
71
Sukindar, Dapat Kuota Kemenag Telkomsel – Bisa Buat Apa Saja Ya?, 2021,
(https://gadgetren.com/2021/06/04/kuota-kemenag-telkomsel-bisa-buat-apa-138491/). Diakses
pada 24 April 2022 pukul 22.00 WIB.
72
Hasil Wawancara dengan Bapak Buchori, S. Ag selaku Guru Mata Pelajaran Fiqih Kelas
IX MTsN 12 Jakarta pada 11 April 2022 pukul 08.15 WIB.
6

Upaya pemerintah mendistribusikan kuota internet gratis kepada


guru dan siswa memberikan dampak positif bagi berlangsungnya PJJ.
Tidak hanya meringankan guru dalam pembelian kuota internet setiap
bulannya, namun tentu hal ini juga sangat membantu meringankan
beban ekonomi orangtua siswa yang ketika pandemi cukup
memberikan dampak di semua sektor kehidupan.

b. Meningkatkan Kecakapan Guru Terhadap Media yang dapat


Digunakan
Dalam usaha untuk menciptakan interaktivitas dalam proses
belajar mengajar di masa pandemi Covid-19 diberikanlah pelatihan
dan sosialisasi kepada guru agar dapat memanfaatkan sarana media
pembelajaran untuk mendukung penyampaian materi ajar sehingga
kegiatan pembelajaran menjadi mudah, tepat sasaran, menarik dan
interaktif. Kendala yang dihadapi oleh guru di MTsN 12 Jakarta
adalah karena guru masih dalam tahap belajar, maka bahan ajar yang
digunakan untuk mengajar juga masih sangat sederhana73. Terdapat
banyak guru yang tidak dapat memaksimalkan media yang ada untuk
diaplikasikan pada saat PJJ. Padahal sudah terdapat cukup banyak
aplikasi yang menarik untuk digunakan seperti Kahoot!, Quizizz,
Nearpod, dan masih banyak lagi. Sayangnya masih banyak guru yang
tidak paham cara penggunaannya, khususnya guru-guru yang usianya
sudah di atas 50 tahun. Mereka kesulitan beradaptasi dengan teknologi
masa kini, sehingga metode pengajaran yang mereka gunakan di masa
pandemi hanya sebatas pemberian materi melalui WhatsApp maupun
ceramah saat ZOOM atau Google Meet.
Selaras dengan pemaparan di atas, Ibu Lilis Mukhlishoh dalam
wawancara Senin, 11 April 2022 menyampaikan sebagai berikut:
73
Udin Sidik Sidin, Pelatihan Bagi Guru-guru dalam Menerapkan Pembelajaran Berbasis
Daring di Masa Pandemi Covid-19, 2021,
(https://www.kompasiana.com/udinsidiksidin/6076186ed541df407e53aa42/pelatihan-bagi-guru-
guru-dalam-menerapkan-pembelajaran-berbasis-daring-di-masa-pandemi-covid-19). Diakses pada
29 April 2022 pukul 22.44 WIB.
6

“Dari pihak kurikulum dan grup seluruh rekan guru MTs juga
suka sharing link buat ikut webinar gitu. Alhamdulillah menurut
Ibu itu sangat membantu untuk guru-guru belajar lagi meskipun
mungkin tidak bisa langsung di praktikkan. Karena kebanyakan
guru mata pelajaran agama udah cukup tua sehingga butuh waktu
lebih lama belajarnya.”74
Seperti yang telah disampaikan Bu Lilis bahwa telah diadakan
berbagai kegiatan pelatihan untuk membantu guru mempelajari media
baru agar dapat memaksimalkan proses belajar mengajar. Pemerintah
berupaya memberikan berbagai pelatihan secara online kepada para
guru. Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
kecakapan guru selama pembelajaran jarak jauh (PJJ), diantaranya:
1) Pengadaan Workshop Online
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama,
sebagai institusi yang bertanggung jawab terhadap
peningkatan mutu Pendidikan Agama Islam (PAI) pada
sekolah merespon pembelajaran di masa pandemi, Direktorat
PAI mengadakan Workshop Daring Pengembangan Media
Pembelajaran PAI Berbasis Video. Kegiatan Workshop
dilaksanakan dalam bentuk virtual meeting, tutorial melalui
video, dan pembimbingan melalui grup whatsapp.75
2) Pengadaan Webinar
3) Pengadaan Kelas Online Bekerja Sama dengan Perusahaan
Edukasi
Adanya kegiatan seperti yang disebutkan di atas diharapkan
mampu menjadi solusi dalam mengurangi kebingungan pemilihan
media dan penggunaan metode pembelajaran yang sesuai. Meski
begitu guru harus menyiapkan secara mandiri peralatan yang

74
Hasil Wawancara dengan Ibu Lilis Mukhlisoh selaku Guru Mata Pelajaran Fiqih Kelas IX
MTsN 12 Jakarta pada 11 April 2022, Pukul 09.15 WIB.
75
Pendis, Direktorat PAI Gelar Workshop Daring Pengembangan Media Pembelajaran PAI
Berbasis Video, 2020, (https://pendis.kemenag.go.id/read/direktorat-pai-gelar-workshop-daring-
pengembangan-media-pembelajaran-pai-berbasis-video). Diakses pada 29 April 2022 pukul 23.00
WIB.
6

dibutuhkan seperti laptop dan internet untuk dapat mengikuti pelatihan


secara maksimal.

c. Melakukan kerjasama antara sekolah, guru, peserta didik, dan


wali murid
Perbedaan fasilitas, akses internet, serta suasana belajar di rumah
menyebabkan terjadinya permasalahan selama pembelajaran daring.
Tentu saja upaya yang dapat dilakukan untuk dapat meningkatkan
respon dan interaksi peserta didik adalah dengan adanya kerjasama
pihak sekolah dengan orang tua peserta didik.
Bisa saja seorang peserta didik yang di kenal pintar dalam hal
akademik justru memiliki penurunan nilai di masa pandemi
dikarenakan suasana belajar di rumah yang tidak kondusif. Sehingga
ia menjadi kurang aktif ketika pembelajaran berlangsung secara
online.
Perlu dibuat grup WhatsApp untuk menyatukan antara sekolah
dan orang tua. Hal ini bertujuan agar orang tua selalu mengetahui
perkembangan belajar anak-anak dan guru dapat memahami kondisi
belajar masing-masing peserta didik agar guru di sekolah dapat
membantu memberikan saran dan motivasi kepada peserta didik.
BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti mengenai
problematika guru dalam membimbing pemahaman siswa terhadap materi
pengurusan jenazah kelas IX pada pembelajaran jarak jauh (PJJ) di MTsN 12
Jakarta, penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Problematika yang terjadi di MTsN 12 Jakarta dalam pemberian materi
pengurusan jenazah di masa pembelajaran jarak jauh disebabkan oleh
tidak meratanya fasilitas dan akses internet yang dimiliki peserta didik.
Hal ini terdiri dari tidak semua siswa memiliki gawai/handphone yang
dapat digunakan ketika pembelajaran dilaksanakan sehingga ia harus
bergantian dengan orangtua atau adiknya di rumah. Permasalahan kuota
juga kerap menjadi masalah yang ditemukan, orangtua merasa terbebani
dengan kuota yang harus digunakan demi memenuhi kebutuhan anak saat
PJJ. Disamping itu kendala sinyal menjadi permasalahan lain yang terjadi
saat PJJ. Para guru yang kurang menguasai teknologi dan beberapa plat-
form pendukung juga menjadi salah satu masalah yang dihadapi ketika
materi pengurusan jenazah disampaikan.
2. Dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh guru diberikan kebebasan
penuh untuk menggunakan bahan ajar dan media apa saja yang diper-
lukan. Dalam hal ini kedua guru menggunakan media yang berbeda keti-
ka menyampaikan materi pengurusan jenazah. Bapak Buchori
menggunakan ZOOM untuk menjelaskan dan mencontohkan secara vir-
tual sedangkan Ibu Lilis menggunakan WhatsApp Group dan YouTube
sebagai media penyampaian materi.
3. Upaya yang dilakukan MTsN 12 Jakarta untuk mengatasi permasalahan
yang ada adalah dengan mengirimkan data nomor gawai siswa ke dalam
website Kemenag sehingga mereka mendapatkan bantuan kuota internet

64
6

secara gratis setiap bulannya selama 3 bulan berturut-turut. Upaya lain


adalah dengan memberikan informasi adanya webinar atau pelatihan-
pelatihan yang dapat diikuti oleh semua guru khususnya guru Fiqih agar
dapat memaksimalkan penggunaan media dan aplikasi yang ada demi
mendukung kegiatan belajar mengajar (KBM) secara daring atau kerap di
kenal dengan sebutan PJJ.

B. Implikasi
1. Penting bagi guru untuk memperhatikan media yang digunakan agar
peserta didik menjadi lebih mudah dalam memahami materi yang
disampaikan apalagi jika pembelajaran merupakan materi praktik dan
harus dilakukan secara daring.
2. Upaya yang ada diharapkan mampu mengurangi problematika yang
terjadi pada pemberian materi praktik pengurusan jenazah di masa
pembelajaran jarak jauh (PJJ).
3. Guru diharapkan mampu segera beradaptasi dengan adanya teknologi
masa kini, karena ketika pandemi ini berakhir bukan hal yang tidak
mungkin jika penggunaan media pembelajaran harus terus diinovasi dan
ditingkatkan agar pembelajaran menjadi lebih efektif dan menyenangkan.

C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang didapatkan, penulis
mencoba memberikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi Lembaga Pendidikan
Dalam hal ini madrasah sebaiknya dapat bekerjasama dengan wali
kelas, guru mata pelajaran dan orangtua siswa agar dapat meminimalisir
problematika yang ditemukan pada saat pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Penulis juga menyarankan agar dibuatkan tata tertib khusus ketika
pembelajaran daring. Hal ini diharapkan agar guru dan peserta didik
menjadi lebih teratur dan pembelajaran menjadi lebih efektif.
6

2. Bagi Pendidik
Pendidik/guru memiliki peran dan tanggungjawab yang besar dalam
menyampaikan materi pembelajaran di masa PJJ. Pendidik sebaiknya
dapat lebih terampil dan up to date terhadap informasi perkembangan
media aplikasi yang dapat menjadi alat bantu mengajar di masa pandemi.

3. Bagi Orangtua
Orangtua sebaiknya dapat lebih memperhatikan proses pembelajaran
anak-anak di rumah agar upaya dan segala cara yang telah dilakukan oleh
guru dalam mengatasi problematika yang terjadi saat pemberian materi
pengurusan jenazah dapat teratasi. Orangtua juga memiliki peran untuk
dapat membantu mensukseskan kegiatan belajar anak-anak di rumah.

4. Bagi Peserta Didik


Peserta didik harus lebih bertanggungjawab dan disiplin terhadap
materi dan tugas yang diberikan meskipun guru hanya dapat menjelaskan
dan memberikannya melalui platform online.
6

DAFTAR PUSTAKA

Aladdiin, Hisyam Muhammad Fiqyh dan Kurnia, Alaika M. Bagus. 2019. Peran
Materi Pendidikan Agama Islam di Sekolah dalam Membentuk Karakter
Kebangsaan. Jurnal: Penelitian Medan Agama Vol. 10. No. 2.

Al-Albani, Muhammad Nashiruddin. 2010. Ringkasan Shahih Muslim. Jakarta:


Pustaka As-sunnah.

Aplikasi KBBI V 0.4.0. Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan “Kamus


Besar Bahasa Indonesia Edisi Kelima”.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta: Rineka Cipta.

Asrori. 2020. Psikologi Pendidikan Pendekatan Multidisipliner. Jawa Tengah:


CV. Pena Persada.

Atsani, Lalu Gede Muhammad Zainuddin. 2020. “Transformasi Media


Pembelajaran pada Masa Pandemi Covid-19”. Al-Hikmah. Vol. 1. No. 1.

Basar, Afip Miftahul. 2021. Problematika Pembelajaran Jarak Jauh Pada Masa
Pandemi Covid-19 (Studi Kasus di SMPIT Nurul Fajri–Cikarang Barat–
Bekasi). Edunesia: Jurnal Ilmiah Pendidikan. Vol 2. No. 1.

Daryanto dan Karim, S. 2017. Pembelajaran Abad 21. Yogyakarta: Gava Media.

Dewantara, Ki Hadjar. Menuju Manusia Merdeka. Yogyakarta: Leutika. 2009.

Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Hardani., dkk. 2020. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Yogyakarta:


Pustaka Ilmu Grup.

Kamal, Abu Malik. 2006. Shahih Fiqh Sunnah. Jakarta: Pustaka Tazkia.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Peraturan Menteri Pendidikan


Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 Tentang
Standar Proses Pendidikan Dasar Dan Menengah. Jakarta.

Majid, Abdul. 2017. Strategi Pembelajaran. Cet. Ketujuh. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.

Marzuki. Perawatan Jenazah.


6

Moleong, Lexy J. 2001. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Muhammad, Rezky. 2020. “Problematika Pembelajaran Bahasa Indonesia


Berbasis Teks". Indonesia: Jurnal Pembelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia. Vol. 1. No. 1.

Nasr, Sutomo Abu. 2018. Pengantar Fiqih Jenazah. Jakarta: Rumah Fiqih
Publishing.

Pohan, Albert Efendi. 2020. Konsep Pembalajaran Daring Berbasis Pendekatan


Ilmiah. Purwodadi: CV Sarnu Untung.

Prawanti, Lia Titi dan Sumarni, Woro. 2020. Kendala Pembelajaran Daring
Selama Pandemic Covid-19. SEMINAR NASIONAL PASCASARJANA
2020: ISSN: 2686 6404.

Prawiradilaga, Dewi Salma., dkk. 2013. Mozaik Teknologi Pendidikan E-learning.


Jakarta: Kencana.

Prijowuntato, S. Widanarto. 2016. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Sanata


Dharma University Press.

Rasji, Sulaiman. 1994. Fiqih Islam. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Sa’diyah, Nilam Puspa dan Rosy, Brillian. 2021. “Pengaruh Pembelajaran Daring
Terhadap Hasil Belajar Pada Masa Pandemi Covid-19”. JIMEA. Vol. 5 No.
2.

Salsabila, Unik Hanifah., dkk. 2020. “Pemanfaatan Teknologi Media


Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19”. Trapsila. Vol. 2. No. 2.

Sarwat, Ahmad. 2018. Fiqih Shalat Jenazah. Jakarta: Rumah Fiqih Publishing.

Sudarsana, I Ketut. 2020. Covid 19 Perspektif Pendidikan. Yayasan Kita Menulis.

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Cet. 26.
Bandung: Alfabeta.

Supardi. 2013. Sekolah Efektif, Konsep Dasar dan Praktiknya. Jakarta: PT


RajaGrafindo Persada.

Surat Edaran Kemendikbud Nomor 4 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan


Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat.

Syaiful, Nurinayati., dkk. 2021. Efektivitas Pembelajaran Daring Selama Masa


6

Pandemi Covid-19 (Studi Kasus Pada Mata Pelajaran Sosiologi di SMAN


20 Gowa). Jurnal Pendidikan Vol. IX. Issu 1. Januari-April 2021.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka.

Skripsi

Burhan, Kurniawati. 2019. SKRIPSI UIN JAKARTA Fakultas Ushuluddin.


Prosesi Pengurusan Jenazah (Studi Kasus di Desa Waiburak-Flores)..

Rahmadi. 2016. “Problematika Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP


Negeri 6 Palangkaraya”. Skripsi Program Studi Pendidikan Agama Islam
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan. IAIN Palangkaraya.

Rahman, Suci Febriyantika. 2020. “Problematika Pembelajaran Pendidikan


Agama Islam (PAI) Pada Masa Pandemi Covid-19 Di SMP Islam
Nurussalam Al-Khoir Mojolaban Sukoharjo Tahun Pelajaran 2019/2020”.
Skripsi Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah Dan
Keguruan. Universitas Agama Islam Surakarta.

Wijayanti, Fitri. 2017. “Problematika Guru PAI Dalam Proses Belajar Mengajar
PAI (Studi Kasus Di SMP Negeri 2 Salatiga)”. Skripsi Program Studi
Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan. IAIN Salatiga.

Sumber Lain

Adrios, Benny. Kemenag Kembali Anggarkan 479 Miliar Bantuan Paket Data
Internet. 2021. (https://kemenag.go.id/read/kemenag-kembali-anggarkan-
479-miliar-bantuan-paket-data-internet-orven). Diakses pada 24 April 2022
pukul 15.00 WIB.

BBC NEW Indonesia. Asal Covid-19. 25 Juni 2021. Diakses melalui


(https://www.bbc.com/indonesia/dunia-57590872). Pada tanggal 05 April
2022.

Kemdikbud. Penyesuaian Kebijakan Pembelajaran di Masa Pandemi COVID-19.


2020.(https://bersamahadapikorona.kemdikbud.go.id/wpcontent/uploads/20
20/08/20200807-Pembelajaran-di-Masa-Covid-19-2-1.pdf). Diakses pada 04
Februari 2022 pukul 14.09 WIB.

Kompas.com, Kemenag Salurkan Bantuan Kuota Internet Gratis, Berikut


Rinciannya, 2021,
(https://www.kompas.com/tren/read/2021/05/30/100000265/kemenag-
salurkan-bantuan-kuota-internet-gratis-berikut-rinciannya). Diakses pada 24
April 2022 pukul 14.22 WIB.
7

Pendis. Direktorat PAI Gelar Workshop Daring Pengembangan Media


Pembelajaran PAI Berbasis Video. 2020.
(https://pendis.kemenag.go.id/read/direktorat-pai-gelar-workshop-daring-
pengembangan-media-pembelajaran-pai-berbasis-video). Diakses pada 29
April 2022 pukul 23.00 WIB.

Sidin, Udin Sidik. Pelatihan Bagi Guru-guru dalam Menerapkan Pembelajaran


Berbasis Daring di Masa Pandemi Covid-19. 2021.
(https://www.kompasiana.com/udinsidiksidin/6076186ed541df407e53aa42/
pelatihan-bagi-guru-guru-dalam-menerapkan-pembelajaran-berbasis-daring-
di-masa-pandemi-covid-19). Diakses pada 29 April 2022 pukul 22.44 WIB.

Sukindar. Dapat Kuota Kemenag Telkomsel – Bisa Buat Apa Saja Ya?. 2021.
(https://gadgetren.com/2021/06/04/kuota-kemenag-telkomsel-bisa-buat-apa-
138491/). Diakses pada 24 April 2022 pukul 22.00 WIB.

UU No. 20 Tahun 2003. Diakses pada tanggal 20 Februari 2022 melalui


https://pusdiklat.perpusnas.go.id/regulasi/download/6.

UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. BAB I Ketentuan


Umum. Pasal 1. Nomor 20.

World Health Organization (WHO). Coronavirus. 2021. Diakses melalui


(https://www.who.int/health-topics/coronavirus#tab=tab_1). pada tanggal 16
Januari 2022.
LAMPIRAN
72

Lampiran 1. Lembar Observasi

PROTOKOL OBSERVASI

1. Tujuan Observasi
Pengamatan yang dilakukan penulis bertujuan untuk melihat problemat-
ika/kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh guru Fiqih kelas IX di Madrasah
Tsanawiyah Negeri 12 Jakarta.

2. Petunjuk Observasi
a. Observasi ini merupakan observasi non-partisipasi
b. Peneliti hanya menjadi pengamat dan tidak ikut berpartisipasi dalam
penelitian sehingga hasil penelitian dapat lebih objektif
c. Peneliti mencatat hasil pengamatan sesuai dengan kategori aspek yang
perlu diamati
d. Peneliti memastikan kelengkapan alat dan media observasi sebelum
mendatangi lokasi penelitian
e. Peneliti merekam kejadian dengan panca indera, digital audio recorder,
maupun video recorder jika diperlukan
f. Peneliti mengumpulkan catatan selama pengamatan berlangsung
g. Peneliti mereduksi data sesuai dengan keperluan data penelitian
h. Jika pengamatan dianggap mencukupi, peneliti akan melakukan analisa
data.
73

3. Aspek yang diteliti


No. Aspek yang diteliti keterangan

a. Terbatasnya fasilitas gadget dan


akses internet siswa
b. Terbatasnya kemampuan guru dalam
Problematika Guru menggunakan teknologi
1. c. Sulit memilih media yang dapat
digunakan
d. Kurangnya respon siswa

a. WhatsApp
b. YouTube
Media/Bahan Ajar yang c. Voice Note
2. digunakan d. PPT
e. ZOOM
74

Lampiran 2. Lembar Transkrip Wawancara Guru

Pedoman Wawancara

1. Tujuan Wawancara
Wawancara ini dilakukan untuk mendapatkan mendapatkan informasi dari
informan terkait problematika guru dalam membimbing pemahaman peserta
didik dan solusinya terhadap materi pengurusan jenazah kelas IX pada masa
PJJ di MTsN 12 Jakarta.
2. Petunjuk pelaksanaan
a. Wawancara ini merupakan semi-structured interview
b. Pertanyaan yang diajukan berupa pertanyaan terbuka yang tidak baku
dan suatu waktu bisa bertambah sesuai dengan jawaban dan alur
wawancara
c. Peneliti menjaga kerahasiaan informan demi keamanan dan
kenyamanan informan
d. Peneliti memperhatikan gaya bahasa dan intonasi dalam mengajukan
pertanyaan wawancara sesuai dengan informan yang dihadapinya
e. Peneliti menyiapkan perlengkapan wawancara: buku catatan, pedoman
wawancara, handphone, laptop dan alat tulis
f. Peneliti mencatat respon dan jawaban dari informan
g. Peneliti melakukan kodifikasi dan reduksi catatan jawaban wawancara
sesuai dengan kebutuhan data
h. Jika data dianggap melalui wawancara dianggap cukup, maka peneliti
akan menganalisa jawaban wawancara informan
3. Informan yang akan diwawancara
a. Guru Fiqih kelas IX sebagai informan pelaku
b. Perwakilan Peserta Didik kelas IX sebagai informan pendukung
4. Lembar transkrip hasil wawancara
75

TRANSKRIP HASIL WAWANCARA

Nama : Buchori, S.Ag

Jabatan : Guru Mata Pelajaran Fiqih Kelas IX

Hari/Tanggal : Rabu, 12 Januari 2022

Waktu : 08.15-09.40 WIB

Tempat : MTsN 12 Jakarta

No. Pertanyaan Jawaban

1. Kendala atau masalah apa saja Tentu saja di masa pandemi ini terjadi
beberapa permasalahan karena memang
yang Bapak rasakan selama
fasilitas handphone (HP) yang dimiliki
kegiatan pembelajaran materi peserta didik berbeda-beda. Bahkan ada
juga yang belum diberikan HP oleh
pengurusan jenazah berlangsung?
orangtuanya, sehingga saat PJJ harus
digunakan bergantian dengan
kakak/adiknya bahkan orang tuanya
sendiri.

Sebenarnya bukan anak-anak aja yang


merasakan masalah di fasilitas ini, kalo
kita sebagai guru juga kan HP sama
laptop suka gantian ke anak.

Selain HP, anak-anak juga terkendala


pada sinyal atau jaringan internet ketika
melakukan Google Meet atau ZOOM.
Nah hal-hal seperti ini agak sulit untuk
diatasi sebab di luar jangkauan pihak
sekolah.

2. Selain permasalahan fasilitas Masalah lain yang saya pribadi rasakan


jujur saja di penggunaan aplikasi-
masing-masing peserta didik gitu.
aplikasi jaman sekarang gitu.
Kira-kira kalau untuk pemberian
Memang sulit ya menurut saya
materi pengurusan jenazah ini mengadaptasi penggunaan teknologi
76

kendala lainnya seperti apa, Pak? secara maksimal di masa pandemi kaya
gini, karena kan tidak semua guru juga
terbiasa menggunakannya. Saya sendiri
kurang lihai dalam penggunaan aplikasi
pembelajaran yang ada. Maka dari itu
paling ketika mengajar saya
menggunakan WhatsApp dan ZOOM
saja. Materi dan penugasan bisa saya
kirim di grup WA sedangkan untuk
penjelasan saya gunakan ZOOM dua
minggu sekali.

Bahkan itu juga dari HP saya bisa kalau


dari laptop masih belibet makenya.
Padahal kata orang-orang mah kan
enakan dari laptop, cuma buat saya sih
simple pake HP aja.

Meskipun ini sudah tahun kedua


pandemi, tapi jujur saya juga masih
sulit menemukan media dan cara
mengajar yang tepat untuk materi
pengurusan jenazah.

3. Oke baik, Pak. Selain sulit memilih Kalau materi biasa sih mudah ya
disampaikan melalui ZOOM bahkan
media yang tepat untuk
kadang diberikan video YouTube saja
menyampaikan materi pengurusan mereka sudah bisa memahami dengan
baik. Bahkan pada materi-materi
jenazah. Apa ada permasalahan lain
sederhana seperti konsep jual beli siswa
yang ditemui? diminta membaca saja sudah bisa
paham. Nah berbeda halnya pada
materi-materi yang sebelum pandemi
dilakukan praktik, seperti materi
pengurusan jenazah itu kan kami
biasanya praktik sekaligus nanti untuk
diujikan saat ujian praktik.

Materi ini agak sulit jika hanya


diberikan penjelasan saja, karena tujuan
kami di madrasah juga agar siswa dapat
memahami secara baik dan minimal
dapat mereka aplikasikan di lingkungan
terdekat mereka.
77

Tahun lalu itu anak-anak mengirimkan


video shalat jenazah di rumah masing-
masing tidak dilakukan praktik
pengurusan jenazah seperti
memandikan dan mengkafani, namun
hanya praktik shalatnya saja. Adapun
penjelasan materinya dishare
(dikirimkan) link YouTube di dalam
WAG kelas.

4. Kalau dari peserta didik sendiri ada Memang jelas terlihat ya saat PJJ
masalah yang dihadapi ga sih pak respon siswa terhadap guru itu
ketika disampaikan materi melalui berkurang. Sangat berbeda interaksi
WA atau ZOOM? siswa dengan guru saat sebelum
pandemi dengan setelahnya. Ketika
pembahasan melalui WhatsApp hanya
sedikit sekali yang memberikan
tanggapan. Begitu pula ketika ZOOM
mereka kebanyakan hadir saat absen
saja, setelahnya menghilang.

5. Harus oncam (on camera) ya pak Kalo saya sih memang tidak
saat ZOOM? memaksakan untuk menyalakan selama
ZOOM, karena khawatirnya ada siswa
yang kuotanya tidak cukup untuk
mengaktifkan kamera. Saya sih yang
penting mereka hadir supaya minimal
mereka mendengarkan penjelasan saya.
Sehingga ketika ditanya mampu
menjawab. Nah kalo ternyata juga tidak
mendengarkan, sebagai guru kita bisa
78

melihat ketika nanti ujian.

6. Bapak sendiri harapannya apa sih Tahun ini saya sih berharapnya bisa
untuk memberikan materi mendemonstrasikan langsung ke anak-
pengurusan jenazah tahun ini agar anak tata cara shalat jenazah dan
peserta didik lebih paham dengan bacaan-bacaannya. Karena kan sudah
materinya bukan sekedar target boleh tatap muka ya, meskipun terbatas
untuk ujian praktik saja? saya berharapnya punya waktu untuk
diajarkan saat tatap muka. Karena saya
juga melihat anak-anak kalau diajarkan
online itu seperti kurang paham namun
mereka juga diam aja, padahal sudah
saya bilang kalo belum paham silakan
bertanya. Tapi ya kebanyakan paham ga
paham diam aja.
79

TRANSKRIP HASIL WAWANCARA

Nama : Buchori, S.Ag

Jabatan : Guru Mata Pelajaran Fiqih Kelas

IX Hari/Tanggal : Jum’at, 21 Januari 2022

Waktu : 08.30-09.00 WIB

Tempat : MTsN 12 Jakarta

No. Pertanyaan Jawaban

1. Bagaimana Bapak melaksanaan Materi pengurusan jenazah ini tetap


pembelajaran materi pengurusan harus diberikan secara maksimal ya
jenazah di kelas IX selama PJJ? karena untuk ujian praktik juga kan
materinya. Meskipun yang di uji saat
ujian itu hanya praktik shalat
jenazahnya saja, kami selaku guru tetap
memberikan materi secara penuh mulai
dari memandikan, mengkafani,
menyalatkan, dan menguburkan.

2. Sekolah kan sudah bisa PTMT ya Awalnya ketika materi pengurusan


Pak. Apa pemberian materinya jenazah saya sengaja ingin majukan saat
sudah tatap muka untuk materi tatap muka, karena menurut saya siswa
pengurusan jenazah? akan lebih mudah memahami jika
dijelaskan langsung. Nah qadarullah
tiba-tiba ada yang positif covid,
akhirnya terpaksa harus online lagi
belajarnya.

3. Bapak pakai aplikasi apa ya saat Saya sih menggunakan ZOOM ya


menjelaskan materi pengurusan sebagai media untuk menjelaskannya,
80

jenazah? Pakai ZOOM atau via jadi saat ZOOM itu saya contohkan
WA saja? langsung ke anak-anak tata cara shalat
jenazahnya. Kalo materi memandikan
dan mengkafani itu saya jelaskan
sekilas saja setelah pertemuan
sebelumnya mereka diminta
merangkum materi dari buku paket.
81

TRANSKRIP HASIL WAWANCARA

Nama : Buchori, S.Ag

Jabatan : Guru Mata Pelajaran Fiqih Kelas

IX Hari/Tanggal : Senin, 11 April 2022

Waktu : 08.35-09.00 WIB

Tempat : MTsN 12 Jakarta

No. Pertanyaan Jawaban

1. Bagaimana solusi yang diberikan Alhamdulillah Kemenag memberikan


bantuan kuota gratis kepada guru dan
dari pihak sekolah kepada guru dan
murid. Karena kan jadi mengurangi
peserta didik untuk mengatasi sedikit permasalahan yang ada ketika
PJJ. Anak-anak jadi tidak lagi beralasan
kendala yang terjadi?
kuota mereka habis atau belinya mahal
karena sudah dibantu langsung oleh
pemerintah khususnya Kemenag ya
karena kita kan madrasah.

Paling ya sekolah hanya bisa


memberikan solusi dengan memberikan
bantuan kuota bagi siswa yang kurang
mampu atau yatim/piatu dengan ikut
program kuota gratis dari Kemenag.

Mau itu guru mau siswa atau karyawan


semua dapet bantuan internet gratis ini
dari data di Emis.

2. Selain pemberian kuota gratis dari Solusi lain yaa, kemarin sih dari pihak
Kemenag apakah ada upaya lain kurikulum dan pak Kamad (Kepala
untuk mengurangi dan mengatasi Madrasah) menginformasikan kegiatan
permasalahan ini, Pak? kaya webinar gitu untuk guru-guru
supaya bisa mengikuti perkembangan
teknologi mengajar yang ada saat ini.
82

TRANSKRIP HASIL WAWANCARA

Nama : Dra. Hj. Lilis Mukhlishoh

Jabatan : Guru Mata Pelajaran Fiqih Kelas

IX Hari/Tanggal : Kamis, 13 Januari 2022

Waktu : 10.15-11.00 WIB

Tempat : MTsN 12 Jakarta

No. Pertanyaan Jawaban

1. Kendala apa saja sih Bu yang Wah kalo bahasnya kendala sebenernya
banyak ya, Syahdah. Tapi yang paling
terjadi selama pemberian materi
berasa sih sulitnya milih media yang
pengurusan jenazah? cocok. Karena materi jenazah di MTs
tuh biasanya pake praktik kelompok
gitu biar anak-anak punya pengalaman
baru ngurusin jenazah. Nah pas
pandemi ini ibu kesulitan nyocokin
medianya.

Kalau pelajarannya IPA dan Olahraga


sih sepertinya masih mudah ya mencari
solusi untuk kegiatan-kegiatan praktik,
apalagi olahraga dan IPA kan masih
bisa dilakukan di rumah dengan alat
dan bahan sederhana. Tapi untuk
praktik pengurusan jenazah ini agak
sulit dilakukan, karena ketika tahun
pertama pandemi ibu coba menugaskan
anak-anak mengkafani jenazah di
rumah menggunakan guling dan
semacamnya, ibu lihat tidak maksimal
dan adab terhadap jenazahnya juga agak
sulit untuk dipraktikan.
83

2. Oh iya bu. Trus Ibu sendiri merasa Tahun kemarin itu kan juga sudah
sulit ga menggunakan aplikasi- pandemi ya. Karena baru pertama kali
aplikasi jaman sekarang seperti PJJ jadi Ibu masih awam banget sama
ZOOM atau Google Meet gitu? aplikasinya, paling kan yang sering
dipakai cuma WhatsApp aja selebihnya
seperti Google Meet atau ZOOM
hampir tidak pernah digunakan.

3. Kendala juga ga sih bu di kuota Jelas kendala kuota tuh. Kalaupun


ZOOM atau tatap muka daring gitu ibu
anak-anak?
biasanya sesuaikan dulu dengan anak-
anak, jadi tidak setiap minggu
penjelasan melalui ZOOM. Kasian
kuotanya besar kalau pakai ZOOM atau
Google Meet setiap pertemuan.

Khawatirnya ada orang tua yang protes


nanti kan kalo keseringan ZOOM.
Makanya diminimalisir aja ZOOM atau
Meet nya.

4. Kalau dari peserta didiknya sendiri Anak-anak angkatan pandemi ini


Ibu merasa ada permasalahan atau memang jadi kurang akrab ya sama
menyebabkan kendala juga atau guru. Ibu sendiri merasakan interaksi
tidak selama PJJ gini saat diberikan saat belajar tuh berkurang, apalagi
materi jenazahnya? belajarnya online kan lewat WA atau
ZOOM aja.

5. Anak-anak diharuskan untuk Bagaimana ya, anak-anak sudah disuruh


menyalakan kamera atau tidak bu? untuk nyalakan kamera tapi yaa masih
ada juga yang tidak mau menyalakan
kamera. Alasannya sih biasanya karena
kuotanya habis. Tapi ya sudah ibu
paling hanya mengingatkannya saja
84

agar pertemuan berikutnya bisa lebih


aktif dalam belajar.

6. Apa sih harapan Ibu supaya Di tahun kedua ini Alhamdulillah sudah
boleh tatap muka meskipun dibatasi
pembelajaran lebih interaktif saat
jumlahnya, ibu pengennya bisa seperti
mengajarkan materi jenazah? tahun-tahun sebelum pandemi yang ibu
praktikkan langsung cara mengkafani
jenazah. Jenazahnya sendiri dulu tuh
sukarela aja dari kelas itu yang mau jadi
jenazah. Anak-anak juga jadi lebih
menikmati suasana belajarnya kalau
seperti itu.

Sayangnya ada yang terinfeksi Covid


jadi sekolah awalnya sudah PTMT
terpaksa harus PJJ lagi.

Jadi paling ibu hanya memberikan


contoh video tata cara shalat jenazah
saja, mereka mengirimkan video
hafalan bacaannya dan praktiknya nanti
langsung di sekolah saat ujian praktik.
85

TRANSKRIP HASIL WAWANCARA

Nama : Dra. Hj. Lilis Mukhlishoh

Jabatan : Guru Mata Pelajaran Fiqih Kelas

IX Hari/Tanggal : Kamis, 20 Januari 2022

Waktu : 11.00-11.30 WIB

Tempat : MTsN 12 Jakarta

1. Bagaimana pelaksanaan Meskipun PJJ seperti ini materi


pengurusan jenazah nantinya akan
pembelajaran di MTsN 12 Jakarta
masuk di ujian praktik.
pada materi pengurusan jenazah di
Alhamdulillah sekarang kan udah bisa
kelas IX? PTMT ya, jadi ujiannya bisa langsung
di sekolah ga perlu kirim-kirim video.
Apalagi sekarang ujiannya udah tatap
muka, pemberian materinya harus lebih
dimaksimalkan dari tahun angkatan
pandemi sebelumnya.

Namun tetap saja untuk pemberian


materi itu kita masih daring, jadi tetap
masih harus disesuaikan dengan
keadaan.
Awalnya itu ibu kirimkan terlebih
2. Bagaimana cara Ibu menyampaikan dahulu materinya menggunakan link
materi pengurusan jenazah saat Youtube. Setelah itu ibu berikan VN
(Voice Note) meminta mereka untuk
pembelajaran masih PJJ? menghafalkan bacaan-bacaan yang
terdapat dalam shalat jenazah. Jadi
untuk materi memandikan dan
mengkafankan hanya dasarnya saja
sedangkan fokusnya pada kegiatan
menyalatkan. Karena kan logikanya saat
di masyarakat mereka akan lebih sering
menemui ya shalat jenazah. Kalo
memandikan dan mengkafankan itu
sekedar mereka tau urutan dan tata
caranya, minimal berguna ketika ada
86

sanak keluarganya meninggal dunia.


Di akhir VN ibu memberikan tugas
kepada anak-anak untuk mempelajari
dan menghafalkan bacaan-bacaan saat
shalat jenazah.

Ibu meminta mereka mengirimkannya


dalam bentuk video, supaya lebih
terlihat mereka betul-betul hafal atau
tidak.

3. Berarti secara keseluruhan Iya benar, Syahdah. Jadi memang


belajarnya banyak via WAG pembelajaran itu lebih aktif di WA
(WhatsApp Group) ya, Bu? grup, terus video call, kadang juga ibu
berikan video dari YouTube supaya
anak-anak lebih mudah memahami
materinya.

4. Sayang ya Bu, padahal seharusnya Memang disayangkan sih. Tapi


sudah bisa tatap muka saat materi meskipun sudah boleh tatap muka
pengurusan jenazah tahun ini. terbatas, kelas IX yang ibu ampu ini
kebetulan kan ada 3 kelas ya. Dari kelas
IX-1 sampai IX-3 itu mereka saat
pelajaran Fiqih dapetnya pas PJJ karena
sewaktu harusnya mereka PTM,
ternyata di madrasah terindentifikasi
ada yang positif Covid. Ada 2 orang
yang kena, 1 dari pihak guru 1 lagi dari
siswa. Makanya mereka terpaksa harus
PJJ tepat saat materi pengurusan
jenazah.
87

TRANSKRIP HASIL WAWANCARA

Nama : Dra. Hj. Lilis Mukhlishoh

Jabatan : Guru Mata Pelajaran Fiqih Kelas

IX Hari/Tanggal : Senin, 11 April 2022

Waktu : 09.10-09.35 WIB

Tempat : MTsN 12 Jakarta

1. Bagaimana upaya yang dilakukan Alhamdulillah ya Syahdah dari MTs itu


akhirnya ada bantuan kuota gratis buat
sekolah untuk mengatasi kendala
seluruh warga sekolah. Jadi dari mulai
yang terjadi? guru, murid, sampe karyawan semuanya
dapet. Bukan dari MTs langsung sih
bantuannya melainkan dari Kemenag,
soalnya kita kan di bawah naungan
Kemenag.

Kuotanya juga lumayan banyak sih


12Gb meskipun cuma bisa buat akses
ZOOM, Google Meet, sama WA tapi
ibu rasa sih cukup untuk memadai anak-
anak belajar.

2. Alhamdulillah ya, Bu. Selain Ibu sih kalo diberikan informasi


webinar mengenai pembelajaran daring
pemberian kuota apa ada jalan
atau penggunaan media gitu suka ikut.
keluar lain sebagai solusi mengatasi Karena kan dari pihak kurikulum dan
grup seluruh rekan guru MTs juga suka
permasalahan pemberian materi
sharing link buat ikut webinar gitu ya.
saat PJJ gini, Bu?
Alhamdulillah menurut Ibu itu sangat
membantu untuk guru-guru belajar lagi
meskipun mungkin tidak bisa langsung
di praktikan.

Ibu juga berharapnya dari Kemenag


langsung ada pelatihan khusus guru-
guru agama di sekolah bagaimana cara
yang sebaiknya dilakukan saat mengajar
88

khususnya pada materi praktik.

Kebanyakan pelatihan soalnya masih


kurang cocok ya menurut Ibu untuk
materi-materi keagamaan dan terlebih
guru agara sudah banyak yang tua-tua
jadi butuh waktu lebih lama belajarnya.
89

Lampiran 3. Lembar Transkrip Wawancara Peserta Didik

TRANSKRIP HASIL WAWANCARA

Nama : Najwa Addina

Guru Mata Pelajaran : Dra. Hj. Lilis Mukhlishoh

Kelas : IX-3 (Sembilan Tiga)

Hari/Tanggal : Jum’at, 15 April 2022

Waktu : 18.30-19.00 WIB

Tempat : ZOOM Meeting

No. Pertanyaan Jawaban

1. Bagaimana perasaanmu ketika Senang sih ka, tapi kurang seru aja
mengikuti pembelajaran penguru- karena kan mesti nonton sendiri, baca
san jenazah secara online? sendiri gitu. Bu Lilis memberikan
materi menggunakan PPT, link
YouTube, dan VN di WhatsApp jadinya
bisa kapan aja belajarnya. tapi ya ga
enaknya susah diskusinya ka. Paling
nanya ke orangtua kalo ga ngerti.

2. Apa kamu dapat memahami materi Alhamdulillah kalo saya paham ka


sama materinya. Karena kan bu Lilis
yang diberikan (pengurusan je-
juga cukup lengkap ya ngasih
nazah) dengan baik jika melalui penjelasannya meskipun lewat WA dan
VN gitu aja.
virtual?
Bu Lilis juga mengizinkan untuk
dihubungi kalo kita ada yang ga paham.
Tapi sebelum telepon gitu kita WA dulu
nanti Bu Lilis yang telepon kita duluan.
90

3. Menurutmu, mengapa ada banyak Menurut saya, kebanyakan mereka


terkendala sinyal juga ka. Nah pas di
siswa yang tidak ingin berperan
ZOOM atau WA gitu mereka males
aktif saat pembelajaran daring? komentar atau nyalahin microfon,
jadilah kebanyakan diem aja ka.

Terutama kan kalo anak cewe gitu


males On Cam (On Camera) biasanya
karena ribet pake jilbabnya gitu ka atau
biasanya rumah rame jadi males berisik
gitu takut ganggu yang lain.
91

TRANSKRIP HASIL WAWANCARA

Nama : Muhammad Rafi Ikhwansyah

Guru Mata Pelajaran : H. Buchori, S.Ag

Kelas : IX-4 (Sembilan Empat)

Hari/Tanggal : Kamis, 21 April 2022

Waktu : 19.30-20.00 WIB

Tempat : ZOOM Meeting

No. Pertanyaan Jawaban

1. Bagaimana perasaanmu ketika Sebenernya sih saya suka-suka aja ka


mau belajar online atau offline. Cuma
mengikuti pembelajaran penguru-
tuh kurang enaknya online suka macet-
san jenazah secara online? macetan sinyalnya, kadang pas gurunya
lagi jelasin tiba-tiba keluar sendiri terus
susah lagi buat gabungnya.

Kalo ditanya perasanaan seneng sih ka


belajar online soalnya bisa direkam
terus ulangi lagi. Kalo di sekolah kan ga
bisa ya, jadi bener-bener mesti pasang
kuping, heheh.

Cuma ya tetep kendala gitu ka kalo


rumahnya ada adenya atau rumahnya
rame gitu lingkungannya kan jadi
mengurangi konsentrasi belajar
akhirnya ga fokus terus malah uring-
uringan deh pas ga ngerti.

2. Apa kamu dapat memahami materi Alhamdulillah Rafi paham ka. Karena
Pak Boi tuh ngejelasinnya di ZOOM
yang diberikan (pengurusan je- kemarin, udah gitu beliau ga yang
nazah) dengan baik jika melalui ceramah aja tapi dicontohin langsung
sama Pak Boi. Kita jadi di ZOOM tuh
92

virtual? nontonin tata cara shalat jenazah dari


Pak Boi.

Katanya kan kalo sebelum pandemi tuh


praktiknya mengkafani juga ya ka. Nah
pas kita tuh cuma menyalatkan aja,
itupun buat ujian praktik ka.

3. Menurutmu, mengapa ada banyak Ini nih ka, jadi tuh kita ada jam Fiqih
sama Pak Buchori kan pagi ya jam
siswa yang tidak ingin berperan
pertama kedua gitu. Makanya temen-
aktif saat pembelajaran daring? temen kebanyakan belom bangun atau
kalo udah juga susah join ka sinyalnya
suka gamau masuk ke servernya. Ada
juga teman-teman yang punya adik gitu
di rumah kurang kondusif suasananya.

Banyak juga pada bilang katanya bosen


ka kalo online interaksi sama temennya
jadi berkurang. Trus juga kan Pak
Buchori kalo ngajar tuh suka ada
bercanda-bercanda gitu ya ka, nah itu
enakan pas tatap muka, kalo online suka
macet-macetan jadi kurang nyaman
belajarnya.
93

Lampiran 4. Dokumentasi Fasilitas Madrasah

Dok. 4.2 Lapangan Bendera (Atas) Dok. 4.3 Lapangan Bawah

Dok. 4.1 Masjid Umar Bin Khattab


94

Dok. 4.4 Ruang Perpustakaan

Dok. 4.5 Lorong Kelas

Dok. 4.6 Ruang Kepala Sekolah


95

Dok. 4.7 Ruang Aula

Dok. 4.8 Ruang Guru

Dok. 4.9 Pos Satpam


96

Lampiran 5. Dokumentasi Pembelajaran Jarak Jauh

Dok. 5.2 Pembelajaran Jarak Jauh bersama Bapak H. Buchori saat


mendemonstrasikan shalat jenazah

Dok. 5.1 Pembelajaran Jarak Jauh bersama Bapak H. Buchori saat


menjelaskan materi pengurusan jenazah
97

Dok. 5.3 Pembelajaran Jarak Jauh bersama Ibu Lilis Mukhlishoh saat pemberian
materi pengurusan jenazah
98

Lampiran 6. Dokumentasi Wawancara

Dok. 6.1 Wawancara Bersama Ibu Lilis Mukhlishoh di MTsN 12 Jakartadok


99

Dok. 6.2 Wawancara Bersama Bapak Buchori di MTsN 12 Jakarta


10

Lampiran 7. Surat Izin Penelitian


10
10

Lampiran 8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


10
10
10
10
10
10
10
11

Anda mungkin juga menyukai