Anda di halaman 1dari 290

Daftar Isi

INFORMASI UMUM TRANSMISI, CLUTCH DAN 0A


Informasi Umum 0A DIFFERENTIAL 0A
Perawatan dan Pelumasan 0B Transmisi Manual 7A 0B 7A
HEATER DAN AIR CONDITIONER Clutch 7C 7C
Heater and Ventilasi 1A Differential Belakang 7F 1A 7F
Air Conditioner 1B SISTIM KELISTRIKAN BODI 8 1B 8
SETIR, SUSPENSI, RODA DAN BAN 3 Wiring Diagram 8A 3 8A
Wheel Alignment 3A Sistim Lampu 8B 3A 8B
Manual Rack & Pinion 3B Panel Instrumen/Informasi Pengemudi 8C 3B 8C
Sistim Power Steering (P/S) 3B1 Jendela, Kaca, Keamanan dan Kunci 8D 3B1 8D
Steering Wheel and Column ) 3C PERBAIKAN BODI 9 3C 9
Suspensi Depan 3D SISTIM RESTRAINT 10 3D 10
Suspensi Belakang 3E 3E
Roda dan Ban 3F 3F
DRIVE SHAFT/PROPELLER SHAFT
Propeller Shaft 4B 4B
REM 5 5
MESIN
Uraian Umum dan Diagnosa Mesin 6 6
Mekanisme Mesin (G15) 6A 6A
Pendingin Mesin 6B 6B
Bahan Bakar Mesin 6C 6C
Sistim Kontrol Mesin dan Emisi 6E 6E
Sistim Ignition 6F 6F
Sistim Cranking 6G 6G
Sistim Charging 6H 6H
Sistim Exhaust 6K 6K

CATATAN:
Bab 8A terdapat pada buku tersendiri “Manual Wiring Diagram”.
INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-1

BAB 6

INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN

DAFTAR ISI
Informasi Umum................................................ 6-2 Tabel A-5 Memeriksa Sirkuit Power ECM
Kebersihan dan Perawatan ............................. 6-2 dan Ground – Lampu Tidak Menyala Saat
Informasi Umum Perawatan Mesin ................. 6-2 Kunci Kontak ON dan Mesin Tidak Hidup
Hal-Hal yang Harus Diperhatikan pada Sistim Meski Distarter. ............................................. 6-42
Bahan Bakar ................................................... 6-3 DTC P0107/P0108 Input Sirkuit Manifold
Melepas Tekanan Bahan Bakar ...................... 6-3 Absolute Pressure Rendah/Tinggi ................ 6-45
Memeriksa Kebocoran Bahan Bakar .............. 6-3 DTC P0112 Input Sensor Intake Air
Diagnosa ............................................................ 6-4 Temperature Rendah.................................... 6-47
DTC P0113 Input Sirkuit Sensor Intake Air
Uraian Umum Diagnosa Mesin ....................... 6-4
Temperature Tinggi....................................... 6-49
Uraian Sistim On-Board Diagnostic................. 6-5
DTC P0117 Input Sirkuit Engine Coolant
Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam
Temperature Rendah.................................... 6-51
Diagnosa Masalah .......................................... 6-6
DTC P0118 Input Sirkuit Engine Coolant
Memeriksa Sistim Kontrol Mesin dan Emisi .... 6-7
Temperature Tinggi....................................... 6-53
Form Memeriksa Masalah Customer
DTC P0122 Input Sirkuit Throttle Position
(Contoh) .......................................................... 6-9
Sensor Rendah ............................................. 6-55
Memeriksa Malfuntion Indicator Lamp
DTC P0123 Input Sirkuit Sensor Throttle
(MIL) .............................................................. 6-10
Position Tinggi .............................................. 6-57
Memeriksa Diagnostic Trouble Code
DTC P0335 Sirkuit Crankshaft Position
(DTC) ............................................................ 6-10
Sensor........................................................... 6-59
Menghapus Diagnostic Trouble Code
DTC P0340 Sirkuit Camshaft Position
(DTC) ............................................................ 6-11
Sensor........................................................... 6-61
Tabel Diagnostic Trouble Code (DTC) .......... 6-13
DTC P0500 Vehicle Speed Sensor............... 6-63
Tabel Fail-safe .............................................. 6-14
DTC P0601 Memeriksa Memori Internal
Memeriksa Langsung .................................... 6-15
Control Module (Error) .................................. 6-65
Memeriksa Dasar Mesin................................ 6-16 6
Tabel B-1 Memeriksa Sirkuit Fuel Injector .... 6-66
Diagnosa Gejala Pada Mesin........................ 6-17
Tabel B-2 Memeriksa Fuel Pump dan
Scan Tool Data ............................................. 6-22
Sirkuitnya ...................................................... 6-67
Memeriksa ECM dan Sirkuitnya .................... 6-25
Table B-3 Memeriksa Tekanan Bahan
Tabel A-1 Memeriksa Sirkuit Lampu Check
Bakar............................................................. 6-69
Engine – Lampu Tidak “Menyala” Pada Saat
Tabel B-4 Memeriksa Sistim Idle Air
Kunci Kontak ON (Mesin Mati) ...................... 6-39
Control .......................................................... 6-71
Tabel A-2 Memeriksa Sirkuit Lampu Check
Table B-5 Memeriksa Sirkuit Sinyal A/C
Engine – Lampu Menyala Terus (Mesin
(Kendaraan dengan Sistim A/C) ................... 6-73
Hidup)............................................................ 6-40
Tabel B-6 Memeriksa Beban Listrik Sirkuit
Tabel A-3 Memeriksa Sirkuit Lampu Check
Sinyal ............................................................ 6-75
Engine – Berkedip saat Kunci Kontak ON .... 6-41
Tabel B-7 Memeriksa Sistim Control Radiator
Tabel A-4 Memeriksa Sirkuit Lampu Check
Fan................................................................ 6-77
Engine – Lampu Menyala Terus atau OFF
Meski Switch Terminal Diagnosa Special Tool..................................................... 6-79
Digroundkan .................................................. 6-41
6-2 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN

Informasi Umum
Kebersihan dan Perawatan
Mesin pada kendaraan merupakan susunan komponen-
komponen yang mempunyai ukuran sangat presisi dengan toler-
ansi hingga 1/1.000 milimeter, sehingga diperlukan kecermatan
dan kebersihan saat perawatan.
Pada bagian ini ada hal-hal yang harus diperhatikan saat perawa-
tan bagian mesin, terutama di bagian yang harus mendapat pelu-
masan. Di bawah ini dijelaskan prosedur perawatan bagian-
bagian mesin:
• Saat memasang, gunakan oli yang bersih untuk melumasi
komponen yang bergesekan.
• Komponen seperti valve, piston, piston ring, connecting rod,
bearing rod dan crankshaft journal bearing saat dilepas
harus sesuai dengan urutan pada prosedur melepas dan
dikembalikan ke posisi semula saat memasang.
• Kabel battery harus dilepas sebelum melakukan perbaikan
pada mesin.
• Pada buku pedoman perbaikan ini keempat cylinder mesin
diberi nomor : No.1 (1), No.2 (2), No.3 (3) dan No.4 (4) mulai
dari sisi pulley crankshaft ke arah flywheel.

Informasi Umum Perawatan Mesin


Informasi mengenai perawatan mesin ini harus diperhatikan den-
gan baik untuk mencegah kerusakan yang akan mempengaruhi
kemampuan mesin.
• Saat mengangkat mesin untuk perbaikan, jangan men-
dongkrak di bagian oil pan, hal ini dapat menyebabkan oil
pan penyok sehingga menghambat jalannya pelumasan oli
ke bagian mesin lainnya.
• Sistem kelistrikan mesin adalah 12 Volt, jika terjadi hubun-
gan singkat (koslet) dapat mengakibatkan kerusakan pada
komponen listrik. Untuk mencegah hal tersebut, sebelum
melaksanakan perbaikan, lepas kabel negatif battery.
• Ketika melepas air cleaner, air intake hose, throttle body,
atau Intake manifold, tutuplah lubang intake manifold. Hal ini
untuk mencegah masuknya benda/kotoran kecil yang dapat
mengakibatkan kerusakan fatal saat mesin dihidupkan.
INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-3

Hal-Hal yang Harus Diperhatikan pada Sistim


Bahan Bakar
Lihat “Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan” di Bab 6C.

Melepas Tekanan Bahan Bakar


Setelan kondisi mesin dingin, lakukan langkah berikut ini untuk
melepas tekanan bahan bakar.
1) Tuas transmisi pada posisi “Netral” (“P” untuk model A/T),
tarik rem tangan, dan ganjal setir.
2) Lepas relay box cover.
3) Lepas fuel pump relay (1) dari relay box.
1
4) Buku tutup tangki bahan bakar untuk melepas tekanan, dan
kemudian pasang kembali.
5) Hidupkan mesin dan biarkan hingga mati dengan sendirinya
karena bahan bakar habis. Kemudian, crank mesin 2-3 kali
selama 3 detik untuk melepas tekanan pada saluran. Selu-
ruh sambungan bahan bakar kini aman untuk perbaikan.
6) Selesai perbaikan, hubungkan fuel pump relay ke connector.

Memeriksa Kebocoran Bahan Bakar


Setelah melakukan perbaikan pada sistim bahan bakar, periksa
untuk memastikan tidak ada kebocoran, sbb.:
1) Kunci kontak ke posisi ON selama 3 detik (untuk mengop-
erasikan fuel pump), kemudian putar ke posisi OFF.
2) Ulangi Langkah 1) sebanyak 3 atau 4 kali hingga terasa ada
tekanan pada saluran bahan bakar, dengan cara memegang
selang.
3) Pada kondisi ini, periksa kebocoran bahan bakar pada
komponen atau sistim bahan bakar.
6-4 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN

Diagnosa
Uraian Umum Diagnosa Mesin
Kendaraan ini dilengkapi dengan sistim kontrol mesin dan emisi yang dikontrol oleh ECM.
Sistim kontrol mesin dan emision pada kendaraan ini dikontrol oleh ECM. ECM memiliki sistim On-Board Diag-
nostic yang mendeteksi tidak berfungsinya sistim dan ketidak-normalan komponen emisi gas buang mesin.
Ketika mendiagnoss masalah pada mesin, perhatikan “Sistim On-Board Diagnostic” dan masing-masing hal
pada “Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Mendiagnosa Masalah” dan lakukan diagnosa sesuai “Memer-
iksa Sistim Kontrol Mesin dan Emisi”.
Terdapat hubungan antara mekanisme mesin, sistim pendingin mesin, sistim ignition, sistim gas buang, dll. dan
mesin dan sistim kontrol emisi pada struktur dan cara kerjanya. Jika terjadi masalah pada mesin, meskipun
tidak berfungsi indicator lamp (MIL) tidak ON, lakukan diagnosa sesuai “Memeriksa Sistim Kontrol Mesin dan
Emisi”.
INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-5

Uraian Sistim On-Board Diagnostic


ECM mendiagnosa masalah yang terjadi pada komponen berikut
1 ketika kunci kontak ON dan mesin hidup, dan menunjukkan hasil-
nya melalui penyalaan malfuntion indicator lamp (MIL) (1).
• sensor ECT
• sensor TP
• sensor IAT
• sensor MAP
• sensor CMP
• sensor CKP
• VSS
• CPU (Central Processing Unit) ECM
ECM dan MIL bekerja sbb.:
• Lampu check engine akan menyala saat kunci kontak di-ON
kan kondisi mesin mati, terminal switch diagnosa tidak
digroundkan. Hal ini hanya untuk memeriksa lampu MIL dan
sirkuitnya.
• Jika sistim kontrol mesin dan emisi bebas dari masalah sete-
lah mesin hidup (saat mesin hidup), MIL OFF.
• Ketika ECM mendeteksi adanya masalah, MIL akan ON saat
2
mesin hidup untuk mengingatkan pengemudi.
Ketika ECM mendeteksi adanya kerusakan, termasuk kerusakan
sementara, informasi diagnosa, diagnostic trouble code (DTC),
tersimpan pada memory module. DTC yang dapat dideteksi den-
gan menggunakan SUZUKI scan tool (2) atau dengan membaca
pola nyala lampu MIL menggunakan connector diagnosa (3).
Untuk prosedur pemeriksaan, lihat “Memeriksa Diagnostic Trou-
ble Code (DTC)”. Untuk menghapus informasi diagnosa , lihat
“Menghapus Diagnostic Trouble Code (DTC)”.

Warm-up Cycle
Warm up cycle artinya pengoperasian kendaraan hingga suhu
coolant mencapai minimal 22°C (40°F) dari mesin mulai hidup
hingga suhu coolant minimal 71°C (160°F).

Driving Cycle
Driving cycle terdiri dari engine startup, driving mode dimana jika
ada kerusakan akan dideteksi, dan mesin mati.
6-6 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN

Data Link Connector (DLC)

DLC (1) terletak di bagian bawah panel instrument tempat duduk


pengemudi.
Serial data line (K line ISO 9141) (3) digunakan SUZUKI scan tool
(Tech 2) untuk berkomunikasi dengan ECM.
2. B+
4. ground ECM
5. ground bodi

16 15 14 13 12 11 10 9

8 7 6 5 4 3 2 1

3 4 5
1

Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam


Diagnosa Masalah
• Jangan melepas soket ECM, kabel battery, kabel ground
ECM dari mesin atau sikring utama sebelum mencatat infor-
masi diagnosa (DTC, freeze frame data, dll.) yang tersimpan
pada memory ECM.
Melepas bagian-bagian tersebut akan menghapus semua
informasi yang tersimpan di dalam memory ECM.
• Informasi diagnosa yang tersimpan di dalam memory ECM
dapat dihapus dengan menggunakan SUZUKI scan tool.
Sebelum menggunakan scan tool, baca petunjuknya dengan
seksama tentang cara penggunaannya.
• Perhatikan “Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Perbai-
kan Sirkuit Kelistrikan” di Bab 0A sebelum melakukan
pemeriksaan.
• Penggantian ECM
Ketika mengganti ECM, periksa kondisi berikut ini untuk
menghindari kerusakan ECM.
– Besarnya tahanan semua relay, actuator harus sesuai
spesifikasi.
– Sensor MAP dan sensor TP dalam kondisi baik dan tidak
ada sirkuit power short ke ground.
INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-7

Memeriksa Sistim Kontrol Mesin dan Emisi


Lihat halaman berikut untuk masing-masing langkah.

Langkah Tindakan Ya Tidak


1 Analisa keluhan Customer Lanjut Ke langkah 2. Lakukan analisa kelu-
1) Lakukan analisa keluhan customer lihat ke han customer
“Analisa Keluhan Customer”.
Apakah analisa keluhan customer telah dilaku-
kan?
2 Memeriksa Diagnostic Trouble Code (DTC) , Cetak DTC atau catat dan Lanjut ke langkah 4.
menyimpan dan menghapus hapus, lihat “Menghapus
1) Memeriksa DTC lihat “Memeriksa Diagnostic Diagnostic Trouble Code
Trouble Code (DTC)”. (DTC)”, dan kemudian
1) Apakah muncul DTC? lanjut ke langkah 3.
3 Memeriksa Langsung Lanjut ke langkah 5.
1) Lakukan memeriksa langsung lihat “Memer-
iksa Langsung”.
Perbaiki atau ganti
Apakah kondisinya rusak?
komponen yang rusak,
4 Memeriksa Langsung Lanjut ke langkah 8.
dan lanjut ke langkah 11.
1) Lakukan memeriksa langsung lihat “Memer-
iksa Langsung”.
Apakah kondisinya rusak?
5 Konfirmasi Gejala Masalah Lanjut ke langkah 6. Lanjut ke langkah 7.
1) Konfirmasikan gejala masalah, lihat “Konfir-
masi Gejala Masalah”.
Apakah gejalanya dapat diikenali?
6 Periksa Kembali dan simpan DTC Lanjut ke langkah 9. Lanjut ke langkah 8.
1) Periksa Kembali untuk DTC lihat “Memer-
iksa Diagnostic Trouble Code (DTC)”.
Apakah muncul DTC?
7 Periksa Kembali dan simpan DTC Lanjut ke langkah 10.
1) Periksa kembali DTC lihat “Memeriksa Diag-
nostic Trouble Code (DTC)”.
Apakah muncul DTC?
8 Memeriksa dasar mesin dan diagnosis table
mesin
1) Periksa dan perbaiki, lihat “Memeriksa
Periksa dan perbaiki
Dasar Mesin” dan “Diagnosa Gejala Mesin”.
komponen yang rusak,
Apakah memeriksa dan perbaikan selesai? Lanjut ke langkah 11.
kemudian lanjut ke
9 Perbaikan DTC
langkah 11.
1) Periksa dan perbaiki sesuai diag. flow table
DTC,
Apakah memeriksa dan perbaikan selesai?
10 Periksa masalah sesaat (terkadang muncul) Perbaiki atau ganti Lanjut ke langkah 11.
1) Periksa untuk masalah sesaat lihat “Memer- komponen yang rusak,
iksa Masalah Sesaat”. kemudian lanjut ke lang-
Apakah kondisinya rusak? kah 11.
6-8 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN

Langkah Tindakan Ya Tidak


11 Tes Akhir Lanjut ke langkah 6. Selesai
1) Hapus DTC jika ada.
2) Lakukan tes akhir, lihat “Tes Akhir”.
Apakah muncul gejala masalah, DTC atau kon-
disi tidak normal?

Langkah 1. Analisa Keluhan Customer


Catat data masalah (kerusakan, keluhan) dan kronologis kejadiannya sesuai pembicaraan customer. Untuk ini,
gunakan form untuk mengumpulkan informasi dan hal-hal penting yang diperlukan untuk analisa dan diagnosa
yang akurat.
Langkah 2. Memeriksa Diagnostic Trouble Code (DTC), Menyimpan dan Menghapus
Pertama-tama, periksa DTC lihat “Memeriksa Diagnostic Trouble Code (DTC)”. Jika DTC muncul, cetak atau
catat dan kemudian hapus, lihat “Menghapus Diagnostic Trouble Code (DTC)”. DTC menunjukkan kerusakan
pada sistim tetapi tidak menunjukkan waktu kejadiannya, apakah terjadi baru saja atau sudah terjadi beberapa
waktu lalu dan kondisi telah kembali normal. Untuk menentukan masalah yang terjadi, periksa gejala yang ter-
jadi sesuai langkah 4 dan cocokkan dengan DTC yang muncul sesuai langkah 5.
Lakukan diagnosa sesuai DTC yang muncul, kesalahan menghapus DTC pada langkah ini akan mengaburkan
hasil diagnosa, atau kesulitan dalam melakukan perbaikan.
Langkah 3. dan 4. Memeriksa Langsung
Sebagai langkah awal, lakukan memeriksa bagian-bagian yang berhubungan dengan fungsi mesin.
Langkah 5. Konfirmasi Gejala Masalah
Berdasarkan informasi pada “Langkah 1. Analisa Keluhan Customer” dan “Langkah 2. Memeriksa Diagnostic
Trouble Code (DTC) Menyimpan dan Menghapus”, konfirmasikan gejala masalah dan juga, konfirmasikan DTC
sesuai “Prosedur Konfirmasi DTC” sesuai masing-masing DTC.
Langkah 6. dan 7. Periksa kembali dan Catat DTC
Lihat “Memeriksa Diagnostic Trouble Code (DTC)” untuk prosedur memeriksa.
Langkah 8. Pemeriksaan Dasar Mesin dan Tabel Diagnosa
Lakukan pemeriksaan dasar berdasarkan “Pemeriksaan Dasar Mesin”. Pertama.setelah didapatkan tabel flow,
periksa komponen penyebab kerusakan lihat “Diagnosis Masalah Mesin” dan berdasarkan gejala yang ada
pada kendaraan (keluhan customer, analisa keluhan, identifikasi masalah, pemeriksaan dasar mesin) dan per-
baiki atau ganti komponen yang rusak.
Langkah 9. Perbaikan untuk DTC (Lihat Flow Tabel masing-masing DTC Diagnosa)
Berdasarkan DTC yang muncul pada langkah 5 lihat tabel flow diagnosa DTC, tentukan penyebab masalahnya,
misalnyaa sensor, switch, wire harness, connector, actuator, ECM atau komponen lain dan perbaiki atau ganti
komponen yang rusak.
Langkah 10. Memeriksa Masalah Sesaat (Terkadang Muncul)
Periksa komponen dimana mudah sekali terjadi masalah sesaat (terkadang muncul) (seperti, wire harness,
connector, dll.), lihat “Masalah Masalah Sesaat (Terkadang Muncul) dan Sambungan yang Kendur” di Bab 0A
dan sirkuit yang berhubungan dengan DTC yang tersimpan di langkah 2.
Langkah 11. Tes Akhir
Konfirmasikan gejala masalah yang telah diperbaiki dan mesin telah bebas dari kondsi abnormal. Jika muncul
DTC masalah yang telah diperbaiki, hapus DTC segera, lakukan prosedur konfirmasi DTC dan pastikan DTC
yang sama tidak muncul lagi.
INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-9

Form Pemeriksaan Masalah Customer (Contoh)

CATATAN:
Diatas adalah contoh form standar. Lakukan modifikasi sesuai kondisi dan karakteristik masing-mas-
ing daerah.
6-10 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN

Memeriksa Malfuntion Indicator Lamp (MIL)


1) ONkan kunci kontak (kondisi mesin mati) dan periksa MIL
(1) menyala.
1
Jika MIL tidak menyala, lanjut ke “Tabel Flow Diagnosa A-1”.
Jika MIL berkedip, lanjut ke “Tabel Flow Diagnosa A-3”.
2) Hidupkan mesin dan pastikan MIL mati.
3) Jika MIL menyala dan tidak ada DTC pada ECM, lanjut ke
“Tabel Flow Diagnosa A-2”.

Memeriksa Diagnostic Trouble Code (DTC)


[Menggunakan SUZUKI scan tool atau Tech 2]
1) Siapkan SUZUKI scan tool.
2) Dengan kunci kontak OFF, hubungkan ke data link connec-
tor (DLC) (1) di bagian bawah instrument panel pengemudi.
Special tool
(A): SUZUKI scan tool

3) Putar kunci kontak ke posisi ON dan pastikan MIL menyala.


4) Perhatikan dan cetak atau catat DTC yang muncul.
Lihat buku petunjuk scan tool untuk lebih jelasnya.
Jika komunikasi antara scan tool dan ECM tidak dimungkin-
kan, periksa scan tool dengan menghubungkannya ke ECM
kendaraan lain. Jika komunikasi baik, berarti scan tool
1 dalam kondisi baik. Kemudian, periksa data link connector
(A) dan serial data line (sirkuit) pada kendaraan dimana scan
tool tidak dapat berkomunikasi.
5) Setelah selesai memeriksa, putar kunci kontak ke posisi
OFF dan lepas scan tool dari data link connector.
INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-11

[Tidak menggunakan SUZUKI scan tool]


1) Periksa malfuntion indicator lamp lihat “Memeriksa Malfun-
tion Indicator Lamp (MIL)”.
2) Dengan kunci kontak di posisi OFF, hubungkan switch termi-
nal diagnosa (1) dan terminal ground (2) pada connector
diagnosa (3) dengan kabel jumper (4).
3) Dengan kunci kontak ON dan mesin OFF, baca DTC dari
pola penyalaan lampu MIL lihat “Tabel Diagnostic Trouble
Code (DTC)”. Jika lampu tidak berkedip atau tetap ON atau
OFF, lanjut ke “Tabel Flow Diagnosa A-4”.

3
1

CATATAN:
• Jika terjadi kondisi abnormal atau ada yang tidak ber-
fungsi di dua tempat atau lebih, lampu MIL akan men-
yala sesuai kode masing-masing secara bergantian
dan akan terus diulang selama terminal diagnosa
digroundkan dan kunci kontak di posisi ON.
• Catat terlebih dahulu DTC yang muncul .
e

4) Selesai memeriksa, putar kunci kontak ke posisi OFF dan


lepas kabel jumper dari connector diagnosa.

Menghapus Diagnostic Trouble Code (DTC)


[Menggunakan SUZUKI scan tool atau Tech 2]
1) Hubungkan SUZUKI scan tool ke data link connector dengan
cara yang sama saat melakukan memeriksa DTC.
2) Kunci kontak pada posisi ON.
3) Hapus DTC.
4) Selesai menghapus DTC, putar kunci kontak ke posisi OFF
dan lepas scan tool dari data link connector.

CATATAN:
DTC yang tersimpan di dalam memory ECM akan terha-
pus pada kondisi berikut. Hati-hati jangan mengapus
DTC yang belum dicatat.
• Ketika power ECM terputus (saat melepas kabel bat-
tery, melepas sikring atau melepas connector ECM).
• Ketika kerusakan yang sama (DTC) tidak dideteksi set-
elah 40 putaran engine.
6-12 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN

[Tanpa menggunakan SUZUKI scan tool]


Cara 1
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF.
2) Lepas kabel negatif battery sesuai spesifikasi waktu di
bawah ini untuk menghapus DTC dalam memory ECM dan
hubungkan kembali.

Waktu yang diperlukan untuk menghapus DTC:

Suhu ruang Waktu untuk memutus


power ECM
Di atas 0°C (32°F) 30 detik atau lebih
Tidak spesifik.
Di bawah 0°C (32°F) lakukan di daerah dengan
suhu di atas 0°C (32°F).

Cara 2
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF.
2) Hubungkan kabel jumper (1) ke terminal switch diagnosa (2)
pada connector diagnosa (3).
3) Putar kunci kontak ke posisi ON.
4) Hubungkan ujung kabel jumper lainnya ke terminal ground
(4) pada connector diagnosa sebanyak lebih dari 5 kali
selama 10 detik.

4
1
INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-13

Tabel Diagnostic Trouble Code (DTC)


DTC No. Bagian Kondisi Kerusakan MIL
Input sirkuit manifold absoluteTegangan output sensor manifold absolute
P0107 1 driving cycle
pressure rendah pressure kurang dari 0.75 V selama 0.5 detik
Input sirkuit manifold absoluteTegangan output sensor manifold absolute
P0108 1 driving cycle
pressure tinggi pressure kurang dari 4,5 V selama 0.5 detik
Input sirkuit intake air temper-
Tegangan output sensor intake air temperature
P0112 1 driving cycle
ature rendah kurang dari 0.15 V selama 0.5 detik.
Input sirkuit intake air temper-
Tegangan output sensor Intake air temperature
P0113 1 driving cycle
ature tinggi kurang dari 4.85 V selama 0.5 detik.
Input sirkuit engine coolant Tegangan output sensor engine coolant tem-
P0117 1 driving cycle
temperature rendah perature kurang dari 0.15 V selama 0.5 detik.
Input sirkuit engine coolant Tegangan output sensor engine coolant tem-
P0118 1 driving cycle
temperature tinggi perature lebih dari 4.85 V selama 0.5 detik.
Input sirkuit throttle positionTegangan output throttle position sensor kurang
P0122 1 driving cycle
sensor rendah dari 0.1 V selama 0.5 detik.
Input sirkuit throttle positionTegangan output throttle position sensor lebih
P0123 1 driving cycle
sensor tinggi dari 4.8 V selama 0.5 detik.
Tegangan output sensor crankshaft position
Sirkuit crankshaft position
P0335 tidak terdeteksi selama lebih dari 2 detik ketika 1 driving cycle
sensor
cranking.
• Jumlah output sinyal pulse sensor CMP
kurang dari atau sama dengan 3 selama 6
Sirkuit camshaft position sen- putaran crankshaft.
P0340 1 driving cycle
sor • Sinyal output sensor CMP pulse tidak terde-
teksi selama 6 putaran crankshaft antara
BTDC 75 °CA dan BTDC 5 °CA.
Sinyal output VSS tidak ada selama lebih dari 4
P0500 Vehicle speed sensor detik. meski kendaraan hidup dengan fuel cut 1 driving cycle
pada penurunan percepatan.
Internal control module mem-
P0601 Data write error 1 driving cycle
ory error

Contoh Pola Kedip Malfunction Indicator Lamp (MIL)

[A]
(a)

(b)

[B]
(a)

(b)

[C]
(a)

(b)

[A]: Normal (tidak ada DTC yang muncul) [C]: DTC P0123 (b): MIL OFF
[B]: DTC P0108 (a): MIL ON
6-14 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN

Tabel Fail-safe
Ketika DTC berikut muncul, selama kerusakan terjadi, ECM memasukkan mode fail-safe tetapi mode tersebut
akan dihapus setelah kondisi ECM normal kembali.

No. DTC. Bagian Cara Kerja Fail-Safe


Input sirkuit manifold absolute • Saat mesin di-starter, engine control bekerja pada tekanan
P0107
rendah 101 kPa pada manifold absolute pressure.
• Pada putaran mesin idle, engine control bekerja pada
tekanan 40 kPa manifold absolute pressure.
Input sirkuit manifold absolute
P0108 • Pada saat mesin hidup kecuali kondisi di atas, engine con-
pressure tinggi
trol bekerja pada tekanan 67 kPa manifold absolute pres-
sure.
Input sirkuit intake air tempera-
P0112
ture rendah Engine control bekerja pada 20°C (68°F) intake air tempera-
Input sirkuit intake air tempera- ture.
P0113
ture sensor tinggi
Input sirkuit engine coolant tem- • Engine control bekerja pada 80°C (176°F) engine coolant
P0117
perature rendah temperature.
Input sirkuit engine coolant tem- • Radiator cooling fan bekerja terus.
P0118
perature tinggi
Input sirkuit throttle position sen-
P0122
sor rendah
Engine control bekerja pada 20° posisi throttle.
Input sirkuit throttle position sen-
P0123
sor tinggi
• Engine control bekerja hanya dengan camshaft position sen-
sor.
P0335 Sirkuit crankshaft position sensor
• Fuel cut hanya bekerja pada putaran mesin di atas 4000
rpm.
• Engine control bekerja hanya menggunakan crankshaft
position sensor.
P0340 Sirkuit camshaft position sensor
• Fuel cut hanya bekerja pada putaran mesin di atas 4000
rpm.
P0500 Vehicle speed sensor ECM menghentikan fungsi idle air control.
INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-15

Memeriksa Langsung
Memeriksa komponen dan sistim.

Bagian Memeriksa Lihat Bab


• Engine oil – – – – – jumlah, kebocoran Bab 0B
• Engine coolant – – – – – jumlah, kebocoran Bab 0B
• Bahan bakar – – – – – jumlah, kebocoran Bab 0B
• Filter udara – – – – – kotor, tersumbat Bab 0B
• Battery – – – – – jumlah, karat pada terminal Bab 0B
• Water pump belt – – – – – tension, rusak Bab 0B
• Kabel throttle – – – – – play, memasang Bab 6E
• Selang vacuum air intake system – – – – – lepas, kendur, rusak, bengkok
• Sambungan kabel/harness – – – – – lepas, gesek
• Sikring – – – – – terbakar Bab 8
• Komponen – – – – – memasang
• Baut – – – – – kendur
• Komponen – – – – – rusak
• Komponen lain yang dapat diperiksa secara langsung
Periksa juga hal-hal berikut saat mesin hidup, jika mungkin
• Lampu indikator tidak berfungsi – – – – – cara kerja Bab 6
• Lampu peringatan pengisian (charging) – – – – – cara kerja Bab 6H
• Lampu peringatan tekanan oli – – – – – cara kerja Bab 8 (bab 6 untuk memeriksa)
• Engine coolant temp. meter – – – – – cara kerja Bab 8
• Fuel level meter – – – – – cara kerja Bab 8
• Udara masuk dari sistim air intake
• Sistim exhaust – – – – – kebocoran gas buang, bunyi tidak normal
• Komponen lain yang dapat diperiksa langsung
6-16 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN

Memeriksa Dasar Mesin


Pemeriksaan ini sangat penting untuk melakukan perbaikan ketika ECM tidak mendeteksi adanya DTC dan
adanya kejanggalan saat memeriksa langsung.
Perhatikan tabel flow berikut ini dengan seksama.

Langkah Tindakan Ya Tidak


1 Apakah “Memeriksa Sistim Kontrol Mesin Lanjut ke langkah 2. Lanjut ke “Memeriksa Sis-
dan Emisi” sudah dilakukan? tim Kontrol Mesin dan
Emisi”.
2 Periksa apakah tegangan. battery Lanjut ke langkah 3. Charge atau ganti battery.
11 V atau lebih?
3 Apakah mesin di-starter? Lanjut ke langkah 4. Lanjut ke “Diagnosa” di
Bab 6G.
4 Apakah mesin hidup? Lanjut ke langkah 5. Lanjut ke langkah 7.
5 Periksa duty engine idle speed/IAC lihat Lanjut ke langkah 6. Lanjut ke “Diagnosa
“Memeriksa Duty Idle Speed/Idle Air Control Gejala Pada Mesin”.
(IAC) ” di Bab 6E.
Apakah sesuai spesifikasi?
6 Memeriksa ignition timing lihat “ Memeriksa Lanjut ke “Diagnosa Periksa komponen yang
dan Penyetelan Ignition Timing” di Bab 6F. Gejala Mesin”. terhubung dengan ignition
Apakah hasil memeriksa sesuai spesifikasi? control, lihat Bab 6F.
7 Periksa supply bahan bakar berikut. Lanjut ke langkah 9. Lanjut ke langkah 8.
1) Periksa apakah jumlah bahan bakar
pada tangki cukup?.
2) Putar kunci kontak ke posisi ON selama
2 detik dan kemudian OFF.
Apakah tekanan balik (suara) dapat dirasa-
kan pada selang bahan bakar saat kunci
kontak di-ONkan?
8 Periksa kerja fuel pump. Lanjut ke “Tabel B-3 Lanjut ke “Tabel B-2
1) Apakah suara fuel pump terdengar dari Memeriksa Tekanan Memeriksa Fuel Pump
lubang pengisian bahan bakar sekitar 2 Bahan Bakar”. dan Sirkuitnya”.
detik setelah kunci kontak ON dan stop?
9 Memeriksa pengapian busi lihat “Tes Pen- Lanjut ke langkah 10. Lanjut ke “Diagnosa” di
gapian Busi” di Bab 6F. Bab 6F.
Apakah kondisinya baik?
10 Periksa fungsi fuel injector lihat “Memeriksa Lanjut ke “Diagnosa Lanjut ke “Tabel B-1
Fuel Injector” di Bab 6E. Gejala Mesin”. Memeriksa Sirkuit Fuel
Apakah kondisinya baik? Injector”.
INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-17

Diagnosa Gejala Pada Mesin


Lakukan erbaikan lihat tabel ketika ECM tidak mendeteksi DTC dan kerusakan pada memeriksa langsung dan
telah dilakukan memeriksa dasar sebelumnya.

Kondisi Kemungkinan Penyebab Referensi


Mesin sulit hidup Busi rusak “Melepas dan Memasang Busi” di Bab
6F.
Kabel busi bocor “Melepas dan Memasang Kabel Busi”
di Bab 6F.
Sambungan kabel busi kendur atau lepas “Melepas dan Memasang Kabel Busi”
di Bab 6F.
Ignition coil rusak “Memeriksa Ignition Coil Assy. (terma-
suk Ignitor)” di Bab 6F.
Selang atau pipa bahan bakar tersumbat “Table Flow Diagnosa B-3”.
Fuel pump tidak berfungsi “Table Flow Diagnosa B-3”.
Air masuk dari gasket intake manifold atau “Melepas dan Memasang Throttle Body
gasket throttle body dan Intake Manifold” di Bab 6A.
Sistim idle air control rusak “Table Flow Diagnosa B-4”.
Sensor ECT atau MAP rusak “Engine Coolant Temperature (ECT)
Sensor Memeriksa” atau “Manifold
Absolute Pressure (MAP) Sensor
Memeriksa” di Bab 6E.
ECM rusak
Kompresi rendah “Periksa Kompresi” di Bab 6A.
Busi kendur atau rusak “Melepas dan Memasang Busi” di Bab
6F.
Kompresi bocor dari dudukan valve “Memeriksa Cylinder Head dan Valve”
di Bab 6A.
Valve stem bengkok “Memeriksa Cylinder Head dan Valve”
di Bab 6A.
Valve spring lemah atau rusak “Memeriksa Cylinder Head dan Valve”
di Bab 6A.
Kompresi bocor dari gasket cylinder head “Memeriksa Cylinder Head dan Valve”
di Bab 6A.
Ring piston bengkok atau rusak “Memeriksa Piston, Piston ring, Con-
necting Rod dan Cylinder” di Bab 6A.
Piston, ring atau cylinder aus “Memeriksa Piston, Piston ring, Con-
necting Rod dan Cylinder” di Bab 6A.
PCV valve tidak berfungsi “Memeriksa SIstim PCV” di Bab 6E.
Fuel injector rusak “Memeriksa Fuel Injector” di Bab 6E.
Crankshaft timing belt pulley rusak “Melepas dan Memeriksa Timing Belt
dan Tensioner” di Bab 6A.
CMP sensor sensing rotor rusak “Komponen Rocker Arm, Rocker Arm
Shaft dan Camshaft” di Bab 6A.
6-18 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN

Kondisi Kemungkinan Penyebab Referensi


Tekanan oli rendah Viskositas oli tidak standar “Penggantian Oli Mesin dan Oil Filter”
di Bab 0B.
Oil strainer tersumbat “Membersihkan Oil Pan dan Oil Pump
Strainer” di Bab 6A.
Fungsi oil pump terganggu “Membersihkan Oil Pan dan Oil Pump
Strainer” di Bab 6A.
Oil pump relief valve aus “Memberihkan Oil Pan dan Oil Pump
Strainer” di Bab 6A.
Celah antar komponen terlalu besar
Bunyi tidak normal Valve lash tidak tepat “Memeriksa Valve dan Cylinder Head”
pada mesin di Bab 6A.
Catatan: Sebelum Valve stem dan guide aus “Memeriksa Valve dan Cylinder Head”
memeriksa bunyi di Bab 6A.
pada bagian Valve spring lemah atau patah “Memeriksa Valve dan Cylinder Head”
mekanik, pastikan: di Bab 6A.
Busi dan bahan Valve tertekuk atau terlipat “Memeriksa Valves dan Cylinder Head”
bakar yang di Bab 6A.
digunakan sesuai Piston, ring dan cylinder bore aus “Memeriksa dan Membersihkan Pis-
spesifikasi. ton, Piston ring, Connecting Rod dan
Cylinder” di Bab 6A.
Bearing rod aus “Memeriksa dan Membersihkan Pis-
ton, Piston ring, Connecting Rod dan
Cylinder” di Bab 6A.
Starter pin aus “Memeriksa dan Membersihkan Pis-
ton, Piston ring, Connecting Rod dan
Cylinder” di Bab 6A.
Mur-mur rod kendur “Memeriksa dan Membersihkan Pis-
ton, Piston ring, Connecting Rod dan
Cylinder” di Bab 6A.
Tekanan oli rendah “Tekanan Oli Rendah” pada table
Bearing aus “Memeriksa Main Bearing” di Bab 6A.
Crankshaft journal aus “Memeriksa Crankshaft” di Bab 6A.
Baut bearing cap kendur “Memeriksa Main bearing” di Bab 6A
Crankshaft thrust play terlalu besar “Memeriksa Crankshaft” di Bab 6A.
Overheating Thermostat tidak berfungsi “Memeriksa Thermostat” di Bab 6B.
Fungsi water pump kendur “Memeriksa Water Pump” di Bab 6B.
Radiator bocor atau tersumbat “Memeriksa Radiator” di Bab 6B.
Grade oli mesin tidak standar “Penggantian Oli Mesin dan Oil Filter”
di Bab 0B.
Oil filter atau oil strainer tersumbat “Memeriksa Tekanan Oli” di Bab 6A.
Fungsi oil pump kendur “Memeriksa Oil Pressure” di Bab 6A.
Kontrol sistim radiator fan rusak “Table Flow Diagnosa B-7”.
Rem bergesekkan “Table Diagnosa” di Bab 5”.
Clutch selip “Table Diagnosa” di Bab 7C.
Gasket cylinder head rusak “ Memeriksa Valve dan Cylinder Head”
di Bab 6A.
INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-19

Kondisi Kemungkinan Penyebab Referensi


Bahan bakar boros Sambungan kabel busi bocor atau kendur “Melepas dan Memasang Kabel Busi”
di Bab 6F.
Busi rusak (celah tidak standar, sisa karbon “Melepas dan Memasang Busi” di Bab
terlalu banyak dan electroda hangus, dll.) 6F.
Putaran idle tinggi “Putaran idle atau mesin tidak dapat
dle” pada tabel ini.
Kerja sensor TP, ECT atau MAP kendur “Memeriksa Throttle Position (TP) Sen-
sor”, “Memeriksa Sensor Engine Cool-
ant Temperature (ECT)” atau
“Memeriksa Sensor Manifold Absolute
Pressure (MAP)” di Bab 6E.
Rusak fuel injector(s) “Tabel Flow Diagnosa B-1”.
ECM rusak
Tekanan rendah “Tekanan Rendah” pada tabel.
Dudukan valve kendur “Memeriksa Valve dan Cylinder Head”
di Bab 6A.
Rem bergesekan “Tabel Diagnosa” di Bab 5.
Clutch selip “Tabel Diagnosa” di Bab 7C.
Thermostat tidak berfungsi dengan baik “Memeriksa Thermostat” di Bab 6B.
Tekanan ban tidak sesuai “Perawatan Ban” di Bab 3F.
Oli sangat boros Gasket cylinder head rusak “Memeriksa Valve dan Cylinder Head”
di Bab 6A.
Oil seal camshaft bocor “Melepas dan Memasang Rocker Arm,
Rocker Arm Shaft dan Camshaft” di
Bab 6A.
Piston ring lengket “Memeriksa dan Membersihkan Pis-
ton, Piston ring, Connecting Rod dan
Cylinder ” di Bab 6A.
Piston dan cylinder aus “Memeriksa dan Membersihkan Pis-
ton, Piston ring, Connecting Rod dan
Cylinder ” di Bab 6A.
Piston ring groove dan ring aus “Memeriksa dan Membersihkan Pis-
ton, Piston ring, Connecting Rod dan
Cylinder ” di Bab 6A.
Lokasi piston ring gap tidak tepat “Memeriksa dan Membersihkan Pis-
ton, Piston ring, Connecting Rod dan
Cylinder ” di Bab 6A.
Valve stem seal aus atau rusak “Membongkar dan Merakit Valve dan
Cylinder Head di Bab 6A.
Valve stem aus “Memeriksa Valve dan Cylinder Head”
di Bab 6A.
6-20 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN

Kondisi Kemungkinan Penyebab Referensi


Mesin tersendat- Busi rusak atau celah busi tidak standar “Melepas dan Memasang Busi” di Bab
sendat 6F.
(Terkadang tidak Kabel busi bocor “Melepas dan Memasang Kabel Busi”
ada respon saat di Bab 6F.
pedal gas ditekan Tekanan bahan bakar tidak sesuai spesifkasi “Tabel Flow Diagnosa B-3”.
di semua kecepatan. Kerja sensor TP, ECT atau MAP kendur “Memeriksa Sensor Throttle Position
Seringkali ketika (TP)”, “Memeriksa Sensor Engine Cool-
saat pertama kali ant Temperature (ECT” atau “Memer-
kendaraan akan ber- iksa Sensor Manifold Absolute
jalan dari kondisi Pressure (MAP)” di Bab 6E.
berhenti.) Fuel injector rusak “Tabel Flow Diagnosa B-1”.
Rusak ECM
Engine overheat “Overheat” pada tabel ini.
Kompresi rendah “Memeriksa Kompresi” di bab 6A.
Hentakan Kabel busi bocor atau kendur “Melepas dan memasang Kabel Busi”
(Tenaga mesin di Bab 6F.
berubah-ubah tanpa Busi rusak (deposit carbon, gap dan elec- “Melepas dan Memasang Busi” di Bab
ada perubahan trode terbakar dll.) 6F.
tekanan pada pedal Tekanan bahan bakar berubah-ubah “Tabel Flow Diagnosa B-3”.
gas) Selang bahan bakar dan saluran kusut atau
rusak
Fuel pump rusak (fuel filter tersumbat)
MAP sensor tidak berfungsi “Memeriksa Manifold Absolute Pres-
sure (MAP) Sensor” di Bab 6E.
Fuel injector rusak “Tabel Flow Diagnosa B-1”.
ECM rusak
Ada Ledakan Busi rusak “Melepas dan Memasang Busi” di Bab
(Mesin terjadi letu- 6F.
pan pada saat pem- Kabel busi kendur “Melepas dan Memasang Kabel Busi”
bukaan throttle) di Bab 6F.
Engine overheat “Overheat” di table ini.
Fuel filter atau salurannya tersumbat “Tabel Flow Diagnosa B-1” atau “Diag-
nostic Flow Table B-2”.
Intake manifold atau gasket throttle body “Melepas dan Memasang Throttle Body
bocor dan Intake Manifold ” di Bab 6A.
ECT sensor atau MAP sensor tidak berfungsi “Engine Coolant Temperature (ECT) ”
atau “Memeriksa Sensor Manifold
Absolute Pressure (MAP)” di Bab 6E.
Fuel injector rusak “Tabel Flow Diagnosa B-1”.
ECM rusak
Timbunan karbon terlalu banyak “Memeriksa dan Membersihkan Pis-
ton, Piston ring, Connecting Rod dan
Cylinder ” di Bab 6A.
INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-21

Kondisi Kemungkinan Penyebab Referensi


Mesin tidak berte- Busi rusak “Melepas dan Memasang Busi” di Bab
naga 6F.
Ignition coil dengan ignitor rusak “Memeriksa Ignition Coil Assy. (terma-
suk Ignitor)” di Bab 6F.
Kabel busi kendur atau lepas “Melepas dan Memasang Kabel Busi”
di Bab 6F.
Selang atau pipa tersumbat “Tabel Flow Diagnosa B-3”
Fuel pump tidak berfungsi “Tabel Flow Diagnosa B-2”
Udara masuk dari gasket intake manifold atau “Melepas dan Memasang Throttle Body
gasket throttle body dan Intake Manifold” di Bab 6A.
Mesin overheat “Overheat” pada tabel ini.
Penyetelan kabel gas tidak tepat “Menyetel Kabel Gas” di Bab 6E.
TPS, ECT atau MAP tidak berfunsi “Memeriksa Sensor Throttle Posisi (TP)
”, “Memeriksa Sensor Engine Coolant
Temperature (ECT)” atau “Memeriksa
Sensor Manifold Absolute Pressure
(MAP” di Bab 6E.
Fuel injector rusak “Tabel Flow Diagnosa B-1”.
ECM rusak
Rem bergesekan “Tabel Diagnosa” di Bab 5.
Clutch selip “Tabel Diagnosa” di Bab 7C.
Tekanan rendah “Memeriksa Rendah” di Bab 6A.
Tekanan bahan bakar tidak sesuai spesifikasi “Tabel Flow Diagnosa B-3”.
Putaran idle mesin Busi rusak “Melepas dan Memasang Busi” di Bab
tidak standar 6F.
Kabel busi bocor “Melepas dan Memasang Kabel Busi”
di Bab 6F.
Ignition coil dengan ignitor rusak “Memeriksa Ignition Coil Assy (terma-
suk Ignitor)” di Bab 6F.
Tekanan bahan bakar tidak sesuai spesifikasi “Tabel Flow Diagnosa B-3”.
Gasket Manifold , throttle body, atau cylinder
head bocor
Sistim idle air control rusak “Tabel Flow Diagnosa B-4”.
Fuel injector rusak “Tabel Flow Diagnosa B-1”.
Sensor ECT, TP atau MAP tidak bekerja “Memeriksa Sensor Throttle Position
(TP)”, “Memeriksa Sensor Engine Cool-
ant Temperature (ECT)” atau “Memer-
iksa Sensor Manifold Absolute
Pressure (MAP)” di Bab 6E.
ECM rusak
Sambungan vacuum hose kendur
PCV valve tidak berfungsi “Memeriksa Sistim PCV” di Bab 6E.
Mesin overheat “Overheat” pada tabel ini.
Kompresi rendah “Memeriksa Kompresi” di bab 6A.
6-22 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN

Scan Tool Data


Data di bawah ini adalah nilai standar pada kondisi pengendaraan normal dengan menggunakan SUZUKI scan
tool, yang dapat digunakan sebagai referensi. Meski kendaraan dalam kondisi baik, dalam beberapa kasus
hasil pemeriksaaan mungkin tidak sesuai dengan spesifikasi. Karenanya, kondisi abnormal kendaraan tidak
dapat didasarkan hanya pada data ini semata.
Kondisi pada tabel di bawah ini dapat diperiksa dengan menggunakan scan tool yang dideteksi oleh ECM dan
output dari ECM berupa perintah-perintah dan pada beberapa kasus dimana mesin atau actuator tidak berop-
erasi sebagaimana yang ditunjukkan oleh scan tool. Gunakan timing light untuk memeriksa ignition timing.

CATATAN:
Ketika memeriksa data saat mesin pada putaran idle atau tinggi, pindahkan tuas transmisi (M/T) ke
posisi netral dan posisi “Park” (A/T) dan tarik rem tangan penuh. Jika mengindikasikan tidak ada
beban, matikan A/C, semua beban kelistrikan, P/S dan switch lainnya.

Data Scan Tool Kondisi Kendaraan Kondisi/ Normal


Nilai Standar
SUHU COOLANT Idle speed sesuai spesifikasi setelah dipanaskan 80 – 100°C, 176 – 212°F
(ENGINE COOLANT
TEMP.)
INTAKE AIR TEMP Idle speed sesuai spesifikasi setelah dipanaskan
–5°C (23°F) + suhu di sekitar
hingga 40°C (104°F) +
suhu di sekitar.
ENGINE SPEED Pada putaran idlie tanpa beban setelah dipanas- Idle speed
kan ±50 r/min
INJ PULSE WIDTH Idle speed sesuai spesifikasi tanpa beban setelah 2.0 – 4.0 msec.
(FUEL INJECTION PULSE dipanaskan
WIDTH) Pada putaran 2500 r/min tanpa beban setelah 2.0 – 3.6 msec.
dipanaskan
TP SENSOR VOLT Kunci kontak ON/ pedal gas dilepas 0.2 – 0.95 V
(TEGANGAN OUTPUT pemanasan mesin pedal gas ditekan penuh Kurang dari 4.8 V
THROTTLE POSITION dihentikan
SENSOR)
DESIRED IDLE Pada putaran idle dengan radiator cooling fan M/T 750 r/min
(DESIRED IDLE SPEED) berhenti berputar dan semua komponen A/T 800 r/min
kelistrikan OFF setelah dipanaskan
IAC FLOW DUTY Pada putaran idle tanpa beban setelah dipanas- 5 – 30%
(IDLE AIR CONTROL kan
FLOW DUTY)
THROTTLE POSITION Kunci kontak ON/ pedal gas dilepas 4 – 19%
(ABSOLUTE THROTTLE pemanasan mesin pedal gas ditekan penuh 60 – 90%
POSITION) dihentikan
MAP Putaran idle sesuai spesifikasi tanpa beban sete- 20 – 40 kPa
(INTAKE MANIFOLD lah warming up
ABSOLUTE PRESSURE)
FUEL CUT Ketika mesin pada kondisi fuel cut ON
Selain dari kondisi fuel cut OFF
POSISI THROTTLE Throttle valve pada posisi idle ON
MENUTUP (CLOSED Pembukaan throttle valve lebih besar dari posisi OFF
THROTTLE POSITION) idle
INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-23

Data Scan Tool Kondisi Kendaraan Kondisi/ Normal


Nilai Standar
IGNITION ADVANCE Putaran idle sesuai spesifikasi tanpa beban sete- 8 – 16° BTDC
(IGNITION TIMING lah warming up
ADVANCE UNTUK CYLIN-
DER NO.1)
TEGANGAN BATTERY Kunci kontak ON/mesin mati 10 – 14 V
FUEL PUMP Dalam 2 detik setelah kunci kontak ON atau ON
mesin hidup
Mesin mati pada kunci kontak ON OFF
BEBAN KELISTRIKAN Kunci kontak ON/lampu besar, lampu kota, defog- OFF
ger belakang, atau blower motor OFF
Kunci kontak ON/lampu besar, lampu kota, atau ON
defogger belakang ON
SWITCH REM Kunci kontak ON pedal rem dilepas OFF
pedal rem ditekan ON
RADIATOR FAN Kunci kontak ON, Engine coolant temp.: di OFF
(RADIATOR FAN CON- switch A/C OFF bawah 87.5°C (189.5°F)
TROL RELAY) Engine coolant temp.: ON
90°C (194°F) atau lebih
BLOWER FAN Kunci kontak ON Blower fan switch pada ON
posisi kecepatan ke1 atau
lebih
Blower fan switch pada OFF
posisi OFF
SWITCH A/C Mesin hidup setelah dipanaskan, sistim A/C tidak OFF
(jika dilengkapi A/C) bekerja
Mesin hidup setelah dipanaskan, A/C berfungsi ON
A/C MAG CLUTCH Mesin hidup Switch A/C dan switch ON
(jika dilengkapi A/C) motor blower ON
Switch A/C dan switch OFF
motor blower OFF
KECEPATAN KEN- Kendaraan tidak hidup 0 km/h
DARAAN

DEFINISI DATA SCAN TOOL


COOLANT TEMP (ENGINE COOLANT TEMPERATURE, °C, °F)
Dideteksi oleh sensor engine coolant temp.
INTAKE AIR TEMP (°C, °F)
Dideteksi oleh sensor intake air temp.
ENGINE SPEED (rpm)
Komputerisasi berdasarkan pulsa dari sensor camshaft posisi.
PANJANG/PENDEKNYA PULSA (PANJANG/PENDEKNYA PULSA INJEKSI BAHAN BAKAR, msec.)
Menunjukkan waktu injector drive (pembukaan valve) berdasarkan pulsa dari ECM (tetapi waktu injector drive
cylinder NO.1 untuk multiport fuel injection).
Tegangan TP SENSOR (TEGANGAN OUTPUT THROTTLE POSITION SENSOR, V)
Throttle Position Sensor membaca adanya informasi pembukaan throttle valve dalam bentuk tegangan.
6-24 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN

IDLE IDEAL (PUTARAN IDLE YANG IDEAL, rpm)


Putaran idle seuai parameter internal ECM yang menunjukkan putaran idle yang diinginkan ECM. Jika mesin
tidak hidup, besarannya tidak tetap.
IAC FLOW DUTY (CONTROL DUTY IDLE AIR (PUTARAN), %)
Parameter ini menunjukkan besar arus pada putaran IAC valve (rata-rata pembukaan valve) yang mengontrol
jumlah udara langsung (bypass) (putaran idle).
THROTTLE POS (ABSOLUTE THROTTLE POSITION, %)
Ketika throttle position sensor pada posisi tertutup penuh, nilai pembukaan throttle akan ditunjukkan 0% dan
posisi membuka penuh 90 – 100%.
MAP (MANIFOLD ABSOLUTE PRESSURE, mmHg, kPa)
Untuk menjaga jumlah campuran udara/bahan bakar (sesuai teori stoichiometric) .
Hal tersebut akan dideteksi oleh sensor manifold absolute pressure.
FUEL CUT (ON/OFF)
ON: Bahan bakar diputus (sinyal output ke injector dihentikan)
OFF: Bahan bakar tidak diputus
POSISI THROTTLE MENUTUP (ON/OFF)
Parameter akan membaca ON saat throttle valve tertutup penuh, dan OFF saat throttle tidak tertutup.
IGNITION ADVANCE (IGNITION TIMING ADVANCE UNTUK CYLINDER NO.1, °)
Ignition timing cylinder NO.1 berdasarkan perintah dari ECM. Ignition timing secara aktual harus diperiksa den-
gan menggunakan timing light.
TEGANGAN BATTERY (V)
Parameter ini menunjukkan tegangan positif battery yang masuk dari main relay ke ECM.
FUEL PUMP (ON/OFF)
ON ketika ECM mengaktifkan fuel pump melalui switch fuel pump relay.
BEBAN KELISTRIKAN (ON/OFF)
ON: Lampu besar, lampu kota, dan defogger belakang sinyal ON masuk.
OFF: Semua beban kelistrikan OFF.
BRAKE SW (ON/OFF)
Parameter ini menunjukkan kondisi switch brake.
RADIATOR FAN (RADIATOR FAN CONTROL RELAY, ON/OFF)
ON: Mengeluarkan perintah untuk mengaktifkan relay radiator fan.
OFF: Tidak mengeluarkan perintah untuk mengaktifkan relay radiator fan.
BLOWER FAN (ON/OFF)
Parameter ini menunjukkan kondisi blower motor switch.
A/C SWITCH (ON/OFF)
ON: Perintah untuk mengaktifkan A/C dari ECM ke A/C amplifier.
OFF:Tidak ada perintah untuk mengaktifkan A/C.
A/C MAG SWITCH (RELAY A/C COMPRESSOR, ON/OFF)
Parameter ini menunjukkan kondisi switch A/C.
KECEPATAN KENDARAAN (km/h)
Komputerisasi berdasarkan sinyal pulsa dari vehicle speed sensor.
INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-25

Memeriksa ECM dan Sirkuitnya


ECM dan sirkuitnya dapat diperiksa pada soket ECM dengan
cara mengukur tegangan, sinyal pulsa dan tahanan.

PERHATIAN:
ECM tidak dapat diperiksa secara langsung.
Jangan menghubungkan voltmeter atau ohmmeter ke
ECM dengan soket dilepas.

Memeriksa Tegangan

1) Lepas ECM (1) dari bodi kendaraan lihat “Melepas dan


Memasang Engine Control Module (ECM)” di Bab 6E1.
1
2) Periksa tegangan dan sinyal pulsa pada masing-masing ter-
minal soket (2) terhubung, menggunakan voltmeter (3) dan
oscilloscope (4).
3 4
CATATAN:
• Tegangan masing-masing terminal sesuai tegangan
2 battery, besarnya 11 V atau lebih saat kunci kontak ON.
• Tegangan dengan asterisk (*) tidak dapat diukur den-
gan voltmeter karena berupa sinyal pulsa.
Periksa dengan oscilloscope jika perlu.

2 2 2
C20 C21 E06

7 6 5 4 3 2 1 7 6 5 4 3 2 1 7 6 5 4 3 2 1
17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8
27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 27 26 25 24 23 22 21 20 25 24 23 22 21 20 19 18
34 33 32 31 30 29 28 35 34 33 32 31 30 29 28 31 30 29 28 27 26

1. ECM
2. Soket ECM (dilihat dari harness)
6-26 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN

Nomor Warna Tegangan Nor-


Sirkuit Kondisi
Terminal Kabel mal
6 – 12 V Selama cranking mesin
C20-1 BLU Sinyal engine start
0–1V Selain dari kondisi di atas
10 – 14 V Kunci kontak ON
* 0 – 0.6 V
↑↓
Mesin hidup
10 – 14 V
C20-2 BRN/YEL Fuel injector No.4 (Output sinyal adalah pulsa rendah
(Referensi ben-
aktif. Frequency pulsa bervariasi ter-
tuk gelombang
gantung putaran mesin.)
No.4, No.5 dan
No.17)
10 – 14 V Kunci kontak ON
* 0 – 0.6 V
↑↓
Mesin hidup
10 – 14 V
C20-3 BRN/WHT Fuel injector No.3 (Output sinyal adalah pulsa rendah
(Referensi ben-
aktif. Frekwensi pulsa bervariasi ter-
tuk gelombang
gantung putaran mesin.)
No.4, No.6 dan
No.17)
10 – 14 V Kunci kontak ON
* 0 – 0.6 V
↑↓
Mesin hidup
10 – 14 V
C20-4 BRN Fuel injector No.2 (Output sinyal adalah pulsa rendah
(Referensi ben-
aktif. Frekwensi pulsa bervariasi ter-
tuk gelombang
gantung putaran mesin.)
No.4, No.7 dan
No.17)
10 – 14 V Kunci kontak ON
* 0 – 0.6 V
↑↓
10 – 14 V Mesin hidup
C20-5 LT GRN Fuel injector No.1 (Referensi ben- (Output sinyal adalah pulsa rendah
tuk gelombang aktif. Frekwensi pulsa bervariasi ter-
No.4, No.8, gantung putaran mesin.)
No.16 dan
No.17)
C20-6 BLK/YEL Ground di bawah 0.3 V Kunci kontak ON
C20-7 BLK/YEL Ground di bawah 0.3 V Kunci kontak ON
*0–2V
Mesin pada putarant idle setelah
↑↓
warm up
8 – 14 V
C20-8 ORN IAC valve (Output sinyal adalah pulsa rendah
(Referensi ben-
aktif. Rasio duty tergantung beban
tuk gelombang
mesin dan putaran idle mesin.)
No.1)
C20-9 WHT/BLU Monitor output 10 – 14 V Kunci kontak ON
0–1V Selama 2 detik dari kunci kontak ON
C20-10 PNK/BLK Fuel pump relay
10 – 14 V Setelah 2 detik kunci kontak ON
C20-11 – – – –
INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-27

Nomor Warna Tegangan Nor-


Sirkuit Kondisi
Terminal Kabel mal
Kunci kontak ON, engine coolant
10 – 14 V temperature kurang dari 87.5°C
C20-12 RED/WHT Radiator fan relay No.1 (189.5°F)
Kunci kontak ON, engine coolant
0–1V
temperatur lebih dari 90°C (194°F)
Kunci kontak ON, engine coolant
10 – 14 V temperature antara 90°C (194°F)
Radiator fan relay No.2 dan dan 100°C (212°F)
C20-13 PNK/BLU
No.3 (jika dilengkapi) Kunci kontak ON, engine coolant
0–1V temperature kurang dari 87.5°C
(189.5°F)
C20-14 – – – –
10 – 14 V Kunci kontak OFF
C20-15 BLK/ORN Main relay
0.4 – 1.5 V Kunci kontak ON
C20-16 – – – –
C20-17 – – – –
C20-18 – – – –
C20-19 – – – –
C20-20 – – – –
C20-21 – – – –
C20-22 – – – –
C20-23 – – – –
C20-24 – – – –
C20-25 – – – –
C20-26 – – – –
C20-27 – – – –
10 – 14 V Kunci kontak ON
Power steering pressure Mesin pada putaran idle, steering
C20-28 GRN/WHT
switch (jika dilengkapi) 0 – 1.5 V wheel diputar ke kanan atau kiri
hingga berhenti
C20-29 PNK Test switch terminal 10 – 14 V Kunci kontak ON
C20-30 BLU/WHT Diagnosis switch terminal 10 – 14 V Kunci kontak ON
0–1V Kunci kontak ON
* 0 – 0.6 V
↑↓ Mesin hidup
Ignition coil assy. (untuk busi
C20-31 WHT/RED 4–6V (Output sinyal adalah pulsa tinggi
No.2 dan No.3)
(Referensi ben- aktif. Frekwensi pulsa bervariasi ter-
tuk gelombang gantung putaran mesin.)
No.2)
0–1V Kunci kontak ON
* 0 – 0.6 V
↑↓ Mesin hidup
Ignition coil assy. (untuk busi
C20-32 WHT/BLK 4–6V (Output sinyal adalah pulsa tinggi
No.1 dan No.4 )
(Referensi ben- aktif. Frekwensi pulsa bervariasi ter-
tuk gelombang gantung putaran mesin.)
No.3 dan No.16)
C20-33 – – – –
C20-34 – – – –
6-28 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN

Nomor Warna Tegangan Nor-


Sirkuit Kondisi
Terminal Kabel mal
C21-1 BLK Ground Di bawah 0.3 V Kunci kontak ON
C21-2 BLK/RED Power source 10 – 14 V Kunci kontak ON
C21-3 BLK/RED Power source 10 – 14 V Kunci kontak ON
C21-4 – – – –
Shield wire ground untuk
C21-5 – Di bawah 0.3 V Kunci kontak ON
CKP sensor
C21-6 – – – –
C21-7 – – – –
Power source untuk MAP
C21-8 PNK/BLU 4.75 – 5.25 V Kunci kontak ON
sensor
C21-9 YEL/BLK Power source untuk sensors 4.75 – 5.25 V Kunci kontak ON
Power source untuk CO
C21-10 LT GRN 4.75 – 5.25 V Kunci kontak ON
adjusting resistor
* 3.3 – 4.0 V
(Referensi ben- Kunci kontak ON dengan barometric
tuk gelombang pressure pada 100 kPa (760 mmHg)
No.11)
C21-11 YEL/GRN Sinyal sensor MAP
* 0.4 – 1.8 V Engine running pada sesuai spesi-
(Referensi ben- fikasi idle speed setelah pemana-
tuk gelombang san, barometric pressure pada 100
No.12) kPa (760 mmHg)
Kunci kontak ON dan throttle valve
0.3 – 1.0 V pada idle posisi dengan mesin
C21-12 GRN/WHT Sinyal sensor TP dipanaskan
Kunci kontak ON dan throttle valve
3.4 – 4.7 V
pada full putus posisi
C21-13 PNK CO adjusting resistor – –
C21-14 – – – –
Kunci kontak ON, ECT pada 20°C
2.70 – 3.00 V
(68°F)
Kunci kontak ON, ECT pada 80°C
C21-15 WHT/GRN Sinyal sensor ECT 0.65 – 0.80 V
(176°F)
Kunci kontak ON, ECT pada 110°C
0.30 – 0.40 V
(230°F)
Kunci kontak ON, IAT pada 20°C
2.10 – 2.50 V
(68°F)
LT GRN/ Kunci kontak ON, IAT pada 80°C
C21-16 Sinyal sensor IAT 0.52 V
BLK (176°F)
Kunci kontak ON, IAT pada 120°C
0.20 V
(248°F)
INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-29

Nomor Warna Tegangan Nor-


Sirkuit Kondisi
Terminal Kabel mal
0–1V Kunci kontak ON
Mesin hidup pada putaran idle sete-
lah dipanaskan, antara sinyal (+)
* 1 – 1.5 V dan (–) sensor CKP
↑↓ (Input sinyal dengan bentuk gelom-
C21-17 RED/BLU Sinyal sensor CKP (+) 0–1V bang sinusoid.
(Referensi ben- Frekwensi bentuk gelombang ber-
tuk gelombang variasi tergantung pada putaran
No.9 dan No.10) mesin.
30 pulsa terjadi setiap satu putaran
crankshaft.)
C21-18 – – – –
C21-19 – – – –
C21-20 – – – –
C21-21 – – – –
C21-22 – – – –
C21-23 – – – –
C21-24 – – – –
C21-25 – – – –
C21-26 – – – –
C21-27 – – – –
C21-28 BLU/YEL Sensor ground di bawah 0.3 V Kunci kontak ON
C21-29 – – – –
C21-30 – – – –
Kunci kontak ON, tekanan refriger-
0–1V ant A/C di bawah 1500 kPa (15 kg/
A/C pressure switch (jika cm2, 218 psi)
C21-31 ORN
dilengkapi) Kunci kontak ON, tekanan refriger-
10 – 14 V ant A/C 1500 kPa (15 kg/cm2, 218
psi) atau lebih
* 0 – 0.6 V
Mesin pada putaran idle setelah
↑↓
warm up
4–6V
C21-32 BRN Sinyal sensor CMP (Frekwensi sinyal sensor bervariasi
(Referensi ben-
tergantung pada putaran mesin.)
tuk gelombang
(2 pulsa setiap 1 putaran camshaft.)
No.9 dan No.10)
0–1V Kunci kontak ON
Mesin hidup pada putaran idle sete-
lah warm up, antara sinyal (+) dan (–
* 1 – 1.5 V ) sensor CKP
↑↓ (Input sinyal dengan bentuk gelom-
C21-33 WHT Sinyal sensor CKP (–) 0–1V bang sinusoid.
(Referensi ben- Frekwensi bentuk gelombang ber-
tuk gelombang variasi tergantung pada putaran
No.9 dan No.10) mesin.
30 pulsa terjadi setiap satu putaran
crankshaft.)
6-30 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN

Nomor Warna Tegangan Nor-


Sirkuit Kondisi
Terminal Kabel mal
0–1V
↑↓
4–6V
untuk ken-
daraan dengan
tachometer (Ref- Kendaraan berjalan
erensi bentuk (Frekwensi pulsa bervairasi tergan-
C21-34 YEL Sinyal VSS gelombangform tung pada kecepatan kendaraan)
No.13) (2548 pulsa tiap 60 km/h (37.5 ml/
0–1V h).)
↑↓
10 – 14 V
untuk ken-
daraan tanpa
tachometer
C21-34 – – – –
Kunci kontak ON, switch defogger
0–1V
belakang OFF
E06-1 RED/WHT Switch defogger belakang
Kunci kontak ON, switch defogger
10 – 14 V
belakang ON
Kunci kontak ON, blower fan selec-
10 – 14 V
tor OFF
E06-2 PNK/BLU Switch blower fan
Kunci kontak ON, blower fan selec-
0–1V
tor pada posisi 1 atau lebih
E06-3 – – – –
Kunci kontak ON, switch lampu stop
0–1V
OFF
E06-4 GRN/WHT Switch lampu stop
Kunci kontak ON, switch lampu stop
10 – 14 V
ON
E06-5 BLK/WHT Kunci kontak 10 – 14 V Kunci kontak ON
E06-6 – – – –
Sumber arus untuk cadan-
E06-7 WHT/RED 10 – 14 V Setiap saat
gan
E06-8 – – – –
E06-9 – – – –
Input sinyal A/C (jika 10 – 14 V Mesin hidup, A/C tidak bekerja
E06-10 BRN/WHT
dilengkapi) 0–1V Mesin hidup, A/C bekerja
0–1V Kunci kontak ON, posisi lampu OFF
E06-11 RED/YEL Sinyal switch lampu
10 – 14 V Kunci kontak ON, posisi lampu ON
Sinyal cut A/C (jika 10 – 14 V Mesin hidup, A/C bekerja
E06-12 GRY
dilengkapi) 0–1V Mesin hidup, A/C tidak bekerja
E06-13 – – – –
INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-31

Nomor Warna Tegangan Nor-


Sirkuit Kondisi
Terminal Kabel mal
0–1V
↑↓
4–6V
untuk ken-
daraan dengan
tachometer (Ref-
Kendaraan hidup
erensi bentuk
Sinyal VSS untuk combina- (Frekwensi pulsa bervairasi tergan-
E06-14 YEL gelombang
tion meter tung pada kecepatan kendaraan)
No.13)
(2548 pulsa par 60 km/h, 37.5 ml/h)
0–1V
↑↓
10 – 14 V
untuk ken-
daraan tanpa
tachometer
Kunci kontak ON dan mesin pada
0–1V
kondisi mati
*0–1V
↑↓ Saat mesin hidup
Sinyal putaran mesin untuk
E06-15 BRN 10 – 14 V (Frekwensi pulsa bervairasi tergan-
tachometer (jika dilengkapi)
(Referensi ben- tung pada kecepatan kendaraan)
tuk gelombang (2 pulsa per 1 putaran crankshaft.)
No.14 dan (3000 r/min = 100 Hz)
No.15)
Lampu Indikator tidak ber- 0–1V Kunci kontak ON dan mesin mati
E06-16 PPL
fungsi 10 – 14 V Mesin hidup
Saluran komunikasi serial
E06-17 PPL/WHT 10 – 14 V Kunci kontak ON
data link connector
E06-18 – – – –
E06-19 – – – –
E06-20 – – – –
E06-21 – – – –
E06-22 – – – –
E06-23 – – – –
E06-24 – – – –
E06-25 – – – –
E06-26 – – – –
E06-27 – – – –
E06-28 – – – –
E06-29 – – – –
Ground (jika dilengkapi den-
E06-30 BLK di bawah 0.3 V Kunci kontak ON
gan sistim A/C)
E06-31 – – – –
6-32 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN

1. Referensi bentuk gelombang No.1


Sinyal valve IAC

Terminal pen- CH1: C20-8 ke C21-1


gukuran
Penyetelan CH1: 5 V/DIV
oscilloscope WAKTU: 4 ms/DIV
Kondisi pen- • Setelah dipanaskan ke suhu kerja normal
gukuran • Mesin pada putaran mesin idle sesuai
spesifikasi

2. Referensi bentuk gelombang No.2


Sinyal ignition coil No.2 dan No.3 pada putaran idle

Terminal pen- CH1: C21-32 ke C21-1


gukuran CH2: C20-31 ke C21-1
Penyetelan CH1: 2 V/DIV, CH2: 2 V/DIV
oscilloscope WAKTU: 40 ms/DIV
Kondisi pen- • Setelah dipanaskan ke suhu kerja normal
gukuran • Mesin pada putaran mesin idle sesuai
spesifikasi
1. Sinyal referensi cylinder (sinyal referensi CMP)
2. Sinyal ignition No.2 dan No.3

3. Referensi bentuk gelombang No.3


Sinyal ignition coil No.1 dan No.4 pada putaran idle

Terminal pen- CH1: C21-32 ke C21-1


gukuran CH2: C20-32 ke C21-1
Penyetelan CH1: 2 V/DIV, CH2: 2 V/DIV
oscilloscope WAKTU: 40 ms/DIV
Kondisi pen- • Setelah dipanaskan ke suhu kerja normal
gukuran • Mesin pada putaran mesin idle sesuai
spesifikasi
1. Sinyal referensi cylinder (sinyal referensi CMP)
2. Sinyal ignition No.1 dan No.4
INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-33

4. Referensi bentuk gelombang No.4


Sinyal fuel injector pada putaran mesin idle

Terminal pen- CH1: C21-32 ke C21-1


gukuran CH2: C20-4 ke C21-1
Penyetelan CH1: 5 V/DIV, CH2: 20 V/DIV
oscilloscope WAKTU: 4 ms/DIV
Kondisi pen- • Setelah dipanaskan ke suhu kerja normal
gukuran • Mesin pada putaran mesin idle sesuai
spesifikasi
1. Sinyal referensi cylinder (sinyal referensi CMP)
2. Sinyal Fuel injector
a. Rentang pulsa fuel injection: 2 – 4 msec.

5. Referensi bentuk gelombang No.5


Sinyal fuel injector No.4 pada putaran idle

Terminal pen- CH1: C21-32 ke C21-1


gukuran CH2: C20-2 ke C21-1
Penyetelan CH1: 5 V/DIV, CH2: 20 V/DIV
oscilloscope WAKTU: 40 ms/DIV
Kondisi pen- • Setelah dipanaskan ke suhu kerja normal
gukuran • Mesin pada putaran mesin idle sesuai
spesifikasi
1. Sinyal referensi cylinder (sinyal referensi CMP)
2. Sinyal fuel injector No.4

6. Referensi bentuk gelombang No.6


Sinyal fuel injector No.3 pada putaran idle

Terminal pen- CH1: C21-32 ke C21-1


gukuran CH2: C20-3 ke C21-1
Penyetelan CH1: 5 V/DIV, CH2: 20 V/DIV
oscilloscope WAKTU: 40 ms/DIV
Kondisi pen- • Setelah dipanaskan ke suhu kerja normal
gukuran • Mesin pada putaran mesin idle sesuai
spesifikasi
1. Sinyal referensi cylinder (sinyal referensi CMP)
2. Sinyal fuel injector No.3
6-34 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN

7. Referensi bentuk gelombang No.7


Sinyal fuel injector No.2 pada putaran idle

Terminal pen- CH1: C21-32 ke C21-1


gukuran CH2: C20-4 ke C21-1
Penyetelan CH1: 5 V/DIV, CH2: 20 V/DIV
oscilloscope WAKTU: 40 ms/DIV
Kondisi pen- • Setelah dipanaskan ke suhu kerja normal
gukuran • Mesin pada putaran mesin idle sesuai
spesifikasi
1. Sinyal referensi cylinder (sinyal referensi CMP)
2. Sinyal fuel injector No.2

8.Referensi bentuk gelombang No.8


Sinyal fuel injector No.1 pada putaran idle

Terminal pen- CH1: C21-32 ke C21-1


gukuran CH2: C20-5 ke C21-1
Penyetelan CH1: 5 V/DIV, CH2: 20 V/DIV
oscilloscope WAKTU: 40 ms/DIV
Kondisi pen- • Setelah dipanaskan ke suhu kerja normal
gukuran • Mesin pada putaran mesin idle sesuai
spesifikasi
1. Sinyal referensi cylinder (sinyal referensi CMP)
2. Sinyal fuel injector No.1

9. Referensi bentuk gelombang No.9


Sinyal sensor CMP pada mesin idle

Terminal pen- CH1: C21-32 ke C21-1


gukuran CH2: C21-17 ke C21-33
Penyetelan CH1: 2 V/DIV, CH2: 1 V/DIV
oscilloscope WAKTU: 40 ms/DIV
Kondisi pen- • Setelah dipanaskan ke suhu kerja normal
gukuran • Mesin pada putaran mesin idle sesuai
spesifikasi
1. Sinyal referensi cylinder (sinyal referensi CMP)
2. Sinyal CKP
INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-35

10. Referensi bentuk gelombang No.10


Sinyal sensor CMP pada mesin idle

Terminal pen- CH1: C21-32 ke C21-1


gukuran CH2: C21-17 ke C21-33
Penyetelan CH1: 2 V/DIV, CH2: 1 V/DIV
oscilloscope WAKTU: 20 ms/DIV
Kondisi pen- • Setelah dipanaskan ke suhu kerja normal
gukuran • Mesin pada putaran mesin idle sesuai
spesifikasi
1. Sinyal referensi cylinder (sinyal referensi CMP)
2. Sinyal CKP

11. Referensi bentuk gelombang No.11


Sinyal sensor manifold absolute pressure saat kunci kontak ON

Terminal pen- CH1: C21-11 ke C21-28


gukuran CH2: C21-12 ke C21-28
Penyetelan CH1: 2 V/DIV, CH2: 1 V/DIV
oscilloscope WAKTU: 200 ms/DIV
Kondisi pen- • Setelah dipanaskan ke suhu kerja normal
gukuran • Kunci kontak ON
1. Sinyal sensor manifold absolute pressure
2. Sinyal sensor throttle position

12. Referensi bentuk gelombang No.12


Manifold absolute pressure sensor sinyal pada putaran mesin
tinggi.

Terminal pen- CH1: C21-11 ke C21-28


gukuran CH2: C21-12 ke C21-28
Penyetelan CH1: 2 V/DIV, CH2: 2 V/DIV
oscilloscope WAKTU: 200 ms/DIV
Kondisi pen- • Setelah dipanaskan ke suhu kerja normal
gukuran • Pada putaran mesin tinggi
1. Sinyal sensor manifold absolute pressure
2. Sinyal sensor throttle position
6-36 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN

13. Referensi bentuk gelombang No.13


Sinyal VSS pada 30 km/jam (19 mil/jam)

Terminal pen- CH1: C21-34 ke C21-1


gukuran CH2: E06-14 ke C21-1
Penyetelan CH1: 2 V/DIV, CH2: 2 V/DIV
oscilloscope WAKTU: 40 ms/DIV
Kondisi pen- • Setelah dipanaskan ke suhu kerja normal
gukuran • Kendaraan pada 30 km/jam (19 mil/h)
1. Sinyal VSS
2. Sinyal VSS untuk combination meter

14. Referensi bentuk gelombang No.14


Sinyal pulsa ignition pada putaran mesin idle.

Terminal pen- CH1: C21-32 ke C21-1


gukuran CH2: E06-15 ke C21-1
Penyetelan CH1: 5 V/DIV, CH2: 5 V/DIV
oscilloscope WAKTU: 40 ms/DIV
Kondisi pen- • Setelah dipanaskan ke suhu kerja normal
gukuran • Mesin pada putaran mesin idle sesuai
spesifikasi
1. Sinyal referensi cylinder (sinyal referensi CMP)
2. Sinyal pulsa ignition

15. Referensi bentuk gelombang No.15


Sinyal pulsa ignition pada putaran mesin idle.

Terminal pen- CH1: C21-32 ke C21-1


gukuran CH2: E06-15 ke C21-1
Penyetelan CH1: 5 V/DIV, CH2: 5 V/DIV
oscilloscope WAKTU: 10 ms/DIV
Kondisi pen- • Setelah dipanaskan ke suhu kerja normal
gukuran • Mesin pada putaran idle sesuai spesi-
fikasi
1. Sinyal referensi cylinder (sinyal referensi CMP)
2. Sinyal pulsa ignition
INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-37

16. Referensi bentuk gelombang No.16


Ignition coil sinyal dan fuel injector sinyal pada engine distarter.

Terminal pen- CH1: C20-32 ke C21-1


gukuran CH2: C20-5 ke C21-1
CH3: C21-32 ke C21-1
CH4: C20-1 ke C21-1
Penyetelan CH1: 5 V/DIV, CH2: 50 V/DIV
oscilloscope CH3: 5 V/DIV, CH4: 10 V/DIV
WAKTU: 100 ms/DIV
Kondisi pen- • Setelah dipanaskan ke suhu kerja normal
gukuran • Mesin distarter
1. Sinyal ignition coil No.1 dan No.4
2. Sinyal fuel injector No.1
3. Sinyal referensi cylinder (sinyal referensi CMP)
4. Sinyal starting motor

17. Referensi bentuk gelombang No.17


Sinyal fuel injector pada mesin distarter

Terminal pen- CH1: C21-32 ke C21-1


gukuran CH2: C20-4 ke C21-1
Penyetelan CH1: 5 V/DIV, CH2: 20 V/DIV
oscilloscope WAKTU: 10 ms/DIV
Kondisi pen- • Setelah dipanaskan ke suhu kerja normal
gukuran • Mesin distarter
1. Sinyal referensi cylinder (sinyal referensi CMP)
2. Sinyal fuel injector
3. Rentang pulsa Injeksi: 6 – 12 msec.
6-38 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN

Memeriksa Tahanan (Tahanan)

1) Lepas soket ECM (1) dari ECM dengan kunci kontak OFF.

PERHATIAN:
Jangan menyentuh terminal ECM secara langsung atau
menghubungkan voltmeter atau ohmmeter (2).

2) Periksa tahanan antara masing-masing terminal soket


sebagaimana tabel berikut.

PERHATIAN:
• Hubungkan probe ohmmeter dari bagian soket wire
harness.
• Putar kunci kontak ke posisi OFF.
• Tabel tahanan di bawah ini pada suhu 20°C (68°F).

Terminal Sirkuit Tahanan Standar Kondisi


C20-5 ke C21-2/3 Fuel injector No.1 10 – 15 Ω
C20-4 ke C21-2/3 Fuel injector No.2 10 – 15 Ω
C20-3 ke C21-2/3 Fuel injector No.3 10 – 15 Ω
C20-2 ke C21-2/3 Fuel injector No.4 10 – 15 Ω
C20-12 ke C21-2/3 Radiator fan relay No.1 160 – 240 Ω
C20-10 ke E06-5 Fuel pump relay 160 – 240 Ω
C20-15 ke E06-7 Main relay 160 – 240 Ω Battery dilepas
C21-1 ke Body ground Ground ada hubungan
C20-6 ke Body ground Ground ada hubungan
C20-7 ke Body ground Ground ada hubungan
INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-39

Tabel A-1 Memeriksa Sirkuit Lampu Check Engine – Lampu Tidak “Menyala”
Pada Saat Kunci Kontak ON (Mesin Mati)
Wiring Diagram

5
PPL E06-16

4
:5V
GRN BLK/WHT E06-5
: 12 V
3

WHT/BLU YEL/BLK BLK/ORN C20-15 C20-30 BLU/WHT

8
BLK/RED C21-2
80A 60A 15A BLK
2
PNK
C20-29
BLK/RED C21-3

C20-6 BLK/YEL
1 C20-7 BLK/YEL
C21-1 BLK

9 9
C20 C21 E06

7 6 3 2 1 5
15 16

30 29

1. Battery 4. “IG” sikring (15 A) 7. ECM


2. Relay/sikring box 5. Lampu Check Engine (MIL) 8. Connector diagnosa
3. Switch ignition 6. Main relay 9. Connector ECM (dilihat dari harness side)

Keterangan Sirkuit
Ketika kunci kontak ON, ECM mengaktifkan main relay untuk ON (contact point menutup). Dengan demikian
ECM mempunyai power untuk menyalakan (ON) lampu check engine (MIL). Ketika mesin mulai hidup dan tidak
terdeteksi adaya kerusakan pada sistim, lampu tersebut akan OFF tetapi jika terdeteksi adanya kerusakan, MIL
akan tetap ON meski mesin hidup.

Perbaikan

Langkah Tindakan Ya Tidak


1 Indikator Lain/memeriksa lampu perin- Lanjut ke langkah 2. Sikring utama (main fuse)
gatan putus, kunci kontak tidak
1) Putar kunci kontak ke posisi ON. berfungsi, sirkuit “BLK/
Apakah indikator lain/lampu peringatan WHT” antara sikring “IG”
pada combination meter ON? dan combination meter
atau hubungan soket
pada combination meter
kendur.
6-40 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN

Langkah Tindakan Ya Tidak


2 Memeriksa starter mesin Lanjut ke langkah 3. Lanjut ke “Tabel A-3
Apakah mesin hidup? Memeriksa Sirkuit Lampu
Check Engine (MIL)
Berkedip Saat Kunci Kon-
tak ON”.
3 Memeriksa sirkuit MIL Sirkuit test switch terminal Bohlam putus, kabel
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF dan short ke ground atau “PPL” atau sirkuit kabel
lepas connectors ECM. kabel “PNK” short ke “BLK/WHT” putus atau
2) Periksa hubungan ke ECM pada termi- ground (kendaraan den- kabel “PNK” short ke
nal “E06-16”. gan connector diagnosa). ground.
3) Jika OK, kemudian gunakan kabel Ganti ECM dan periksa
jumper, groundkan terminal “E06-16” kembali.
pada connector yang dilepas.
Apakah MIL menyala pada kunci kontak
ON?

Tabel A-2 Memeriksa Sirkuit Lampu Check Engine – Lampu Menyala Terus
(Mesin Hidup)
Keterangan Wiring Diagram/Sirkuit
Lihat “Table A-1 Memeriksa Sirkuit Lampu Check Engine – Lampu tidak menyala pada saat kunci kontak ON
(mesin mati)”.

Perbaikan

Langkah Tindakan Ya Tidak


1 Memeriksa Diagnostic trouble code (DTC) Lanjut ke langkah 2 Lanjut ke langkah 2.
1) Periksa DTC lihat “Memeriksa Diagnostic “Memeriksa Mesin dan
Trouble Code (DTC) ”. Sistim Kontrol Emisi”.
Apakah muncul DTC(s)?
2 Memeriksa Diagnostic trouble code (DTC) Lanjut ke langkah 3.
Hidupkan mesin dan periksa kembali DTC.
Apakah muncul DTC(s)?
3 Memeriksa sirkuit MIL Sirkuit kabel “PPL” short Ganti ECM dan periksa
1) Kunci kontak ke posisi OFF. ke ground. kembali.
2) Lepas connector dari ECM.
MIL menyala saat kunci kontak ON?
INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-41

Tabel A-3 Memeriksa Sirkuit Lampu Check Engine – Berkedip saat Kunci Kon-
tak ON
Keterangan Wiring Diagram/Sirkuit
Lihat “Table A- Memeriksa Sirkuit Lampu Check Engine – Lampu tidak menyala saat Kunci Kontak ON (mesin
mati)”.

Perbaikan

Langkah Tindakan Ya Tidak


1 Memeriksa sirkuit switch terminal diagno- Kabel “BLU/WHT” ( Ganti ECM dan periksa
sis switch terminal diagnosa) kembali.
1) Dengan kunci kontak OFF, lepas soket short ke ke sirkuit ground.
kelistrikan ECM. Jika OK, ganti ECM dan
2) Periksa sambungan dari terminal “C20- periksa kembali.
30” connector ECM ke ground.
Apakah ada hubungan?

Tabel A-4 Memeriksa Sirkuit Lampu Check Engine – Lampu Menyala Terus
atau OFF Meski Switch Terminal Diagnosa Digroundkan
Keterangan Wiring Diagram/Sirkuit
Lihat “Tabel A-1 Memeriksa Sirkuit Lampu Check Engine – Lampu Tidak Menyala Saat Kunci Kontak ON
(Mesin Mati)”.

Perbaikan

Langkah Tindakan Ya Tidak


1 Switch terminal diagnosa sirkuit periksa Lanjut ke langkah 2. Kabel “BLU/WHT”
1) Dengan kunci kontak posisi OFF, lepas con- (switch terminal diag-
nector ECM. nosa), Kabel “BLK”
2) Hubungkan kabel jumper (1) ke switch ter- monitor connector
minal diagnosa (2) dan terminal ground (3) putus.
dari connector diagnosa (4). Jika OK, ganti ECM
Lihat Fig.1. dan periksa kembali.
3) Periksa hubungan dari terminal “C20-30”
ECM connector ke ground.
Apakah ada hubungan?
2 Memeriksa sirkuit test switch terminal Kabel “PNK” (test switch Hubungan connector
1) Periksa sambungan dari terminal “C20-29” terminal) terhubung ke ECM kendur.
connector ECM ke ground. sirkuit ground . Jika OK, ganti ECM
Apakah ada hubungan? Jika OK, ganti ECM dan dan periksa kembali.
periksa kembali.
6-42 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN

[A]
[A]: Gambar1 untuk Langkah 1

4
2

Tabel A-5 Memeriksa Sirkuit Power ECM dan Ground – Lampu Tidak Menyala
Saat Kunci Kontak ON dan Mesin Tidak Hidup Meski Distarter.
Wiring Diagram

5
PPL E06-16

4
:5V
GRN BLK/WHT E06-5
: 12 V
3

WHT/BLU YEL/BLK BLK/ORN C20-15 C20-30 BLU/WHT

8
BLK/RED C21-2
80A 60A 15A BLK
2
PNK
C20-29
BLK/RED C21-3

C20-6 BLK/YEL
1 C20-7 BLK/YEL
C21-1 BLK

9 9
C20 C21 E06

7 6 3 2 1 5
15 16

30 29

1. Battery 4. Sikring “IG” (15 A) 7. ECM


2. Relay/sikring box 5. Malfunction indicator lamp (MIL) 8. Connector diagnosa
3. Kunci kontak 6. Main relay 9. Connector ECM (dilihat dari harness)
INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-43

Keterangan Sirkuit
Ketika kunci kontak ON, main relay ON (contact point menutup) dan main power disuplai ke ECM.

Perbaikan

Langkah Tindakan Ya Tidak


1 Memeriksa sikring Lanjut ke langkah 2. Ganti sikring yang putus,
1) Lepas connector ECM dengan kunci dan kemudian periksa
kontak OFF lihat “Melepas dan sirkuit yang koslet dari
Memasang Engine Control Module sikring yang putus.
(ECM)” di Bab 6E.
2) Periksa sambungan ke ECM pada ter-
minal kabel “E06-5”, “C20-15”, “C21-2”,
“C21-3”, “C20-6”, “C20-7” dan “C21-1”.
3) Jika OK, periksa sikring lainnya.
Apakah kondisinya baik?
2 Memeriksa main relay Lanjut ke langkah 3. Ganti main relay.
1) Periksa main relay lihat “Memeriksa
Main Relay, Relay Fuel Pump dan
Relay Radiator Fan” di Bab 6E.
Apakah kondisinya baik?
3 Memeriksa sinyal sirkuit ignition Lanjut ke langkah 4. Sirkuit kabel “BLK/WHT”
1) Putar kunci kontak ke posisi ON. atau “ORN” putus.
2) Ukur tegangan antara terminal kabel
“E06-5” pada connector ECM dan
ground.
Apakah tegangan 10 –14 V?
4 Memeriksa sirkuit main relay Lanjut ke langkah 5. Lanjut ke langkah 9.
1) Dengan kunci kontak pada posisi ON,
Ukur tegangan antara kabel terminal
“C20-15” pada connector ECM dan
ground.
Apakah tegangan 10 – 14 V?
5 Memeriksa sirkuit main relay Lanjut ke langkah 7. Lanjut ke langkah 6.
1) Lepas ECM dari kendaraan.
2) Hubungkan connector ke ECM.
3) Dengan kunci kontak pada posisi ON,
Ukur tegangan antara terminal kabel
“C20-15” pada connector ECM dan
ground.
Apakah tegangan 0 – 1 V?
6 Memeriksa sirkuit ground ECM Ganti ECM dan periksa Sirkuit kabel “BLK/YEL”
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. kembali. atau “BLK” putus atau tah-
2) Lepas connector dari ECM. anan tinggi.
3) Ukur tahanan antara masing-masing
kabel terminal “C20-6”, “C20-7” dan
“C21-1” pada connector ECM dan
ground.
Apakah tahanan 1 Ω atau kurang?
6-44 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN

Langkah Tindakan Ya Tidak


7 Memeriksa sirkuit Main relay Ganti ECM dan periksa Lanjut ke langkah 8.
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. kembali.
2) Lepas connector dari ECM.
3) Gunakan kabel jumper, groundkan ter-
minal kabel “C20-15” pada connector
ECM.
4) Ukur tegangan antara masing-masing
terminal kabel “C21-2” dan “C21-3”
pada connector ECM dan ground.
Apakah tegangan 10 – 14 V?
8 Memeriksa sirkuit main relay Lanjut ke langkah 9. Sirkuit kabel “BLK/RED”
1) Lepas main relay dari relay/box sikring. putus atau tahanan tinggi.
2) Periksa sambungan kabel ke connector-
main relay pada terminal kabel “YEL/
BLK” dan “BLK/RED”.
3) Jika OK, ukur tahanan antara masing-
masing terminal kabel “C21-2” dan
“C21-3” pada connector ECM dan termi-
nal kabel “BLK/RED” pada connector-
main relay .
Apakah tahanan 1 Ω atau kurang?
9 Memeriksa sirkuit main relay Sirkuit kabel “BLK/ORN” Sirkuit kabel “YEL/BLK”
1) Lepas main relay dari relay/box sikring. putus atau tahanan tinggi. putus.
2) Ukur tegangan terminal kabel “YEL/ Jika OK, ganti ECM dan
BLK” pada connector main relay dan periksa kembali.
ground.
Apakah tegangannya 10 – 14 V?
INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-45

DTC P0107/P0108 Input Sirkuit Manifold Absolute Pressure Rendah/Tinggi


Wiring Diagram

2
1 5V
5V
PNK/BLU C21-8

AMP YEL/GRN C21-11

BLU/YEL C21-28

3
4 4
C20 C21 E06

11 8

28

1. Sensor manifold absolute pressure (MAP) 3. Manifold pressure


2. ECM 4. Connector ECM (dilihat dari harness)

Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi Pendeteksian DTC Area Masalah


DTC P0107: • Sensor manifold absolute pressure dan
Output tegangan sensor manifold absolute pressure di sirkuitnya
bawah 0.75 V selama 0.5 detik. • Saluran vacuum sensor manifold absolute
DTC P0108: pressure
Output tegangan sensor manifold absolute pressure di • ECM
bawah 4.5 V selama 0.5 detik.

Prosedur Konfirmasi DTC


1) Hubungkan SUZUKI scan tool ke DLC dengan kunci kontak OFF.
2) Putar kunci kontak ke posisi ON, dan kemudian hapus DTC dengan menggunakan scan tool.
3) Hidupkan mesin, dan kemudian lakukan putaran idle selama 1 menit.
4) Periksa DTC dengan menggunakan scan tool.
6-46 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN

Perbaikan

Langkah Tindakan Ya Tidak


1 Apakah sudah dilakukan “Memeriksa Mesin dan Sis- Lanjut ke langkah 2. Lanjut ke “Memeriksa
tim Kontrol Emisi” ? Mesin dan Sistim
Kontrol Emisi”.
2 Memeriksa sinyal sensor MAP Masalah sesaat (terk- Lanjut ke langkah 3.
1) Lepas ECM dari kendaraan tanpa melepas con- adang muncul) atau
nector ECM lihat “Melepas dan Memasang ECM rusak.
Engine Control Module (ECM)” di Bab 6E. Periksa masalah
2) Ukur tegangan antara terminal “C21-11” dan sesaat (terkadang
“C21-28” connector ECM pada kondisi berikut. muncul) lihat
• Dengan kunci kontak pada posisi ON dan mesin “Masalah Sesaat
berhenti: sekitar 3.6 V (Terkadang Muncul)
• Pada putaran idle: sekitar 1.6 V dan Hubungan Ken-
Apakah hasil memeriksa sesuai spesifikasi? dur” di Bab 0A.
3 Memeriksa sirkuit sensor MAP Lanjut ke langkah 4. Perbaiki kabel yang
1) Lepas connector sensor MAP dan ECM dengan rusak.
kunci kontak pada posisi OFF.
2) Periksa hubungan ke sensor MAP pada masing-
masing terminal.
3) Periksa shirt dan putus pada kabel “PNK/BLU”,
“YEL/GRN” dan “BLU/YEL”.
Apakah masing-masing kabel normal?
4 Memeriksa sensor MAP Ganti ECM dan Ganti sensor MAP.
1) Periksa kerja sensor MAP lihat “Memeriksa Sen- periksa kembali.
sor Manifold Absolute Pressure (MAP)” di Bab
6E.
Apakah hasil pemeriksaannya baik?
INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-47

DTC P0112 Input Sensor Intake Air Temperature Rendah


Wiring Diagram

5V
1

LT GRN/BLK C21-16

BLU/YEL C21-28

3 3
C20 C21 E06

16

28

1. Sensor intake air temperature (IAT)


2. ECM
3. Connector ECM (dilihat dari harness)

Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi Pendeteksian DTC Area Masalah


Output tegangan sensor intake air temperature kurang dari 0.15 • Sirkuit sensor IAT
V selama 0.5 detik. • Sensor IAT
• ECM

Prosedur Konfirmasi DTC


1) Hubungkan SUZUKI scan tool ke DLC dengan kunci kontak OFF.
2) Kunci kontak pada posisi ON, kemudian hapus DTC dengan menggunakan scan tool.
3) Hidupkan mesin, dan kemudian lakukan putaran idle selama 1 menit.
4) Periksa DTC dengan menggunakan scan tool.

Perbaikan

Langkah Tindakan Ya Tidak


1 Apakah sudah dilakukan “Memeriksa Mesin dan Lanjut ke langkah 2. Lanjut ke “Memeriksa
Sistim Kontrol Emisi”? Mesin dan Sistim Kon-
trol Emisi”.
2 Memeriksa sensor IAT dan sirkuitnya Lanjut ke langkah 3. Masalah sesaat (terk-
1) Hubungkan SUZUKI scan tool dengan kunci adang muncul).
kontak OFF. lihat “Masalah Sesaat
2) ONkan kunci kontak. (Terkadang Muncul)
3) Periksa intake air temp. pada layar scan tool. dan Sambungan Ken-
Apakah besarnya 119°C (246°F)? dur” di Bab 0A.
6-48 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN

Langkah Tindakan Ya Tidak


3 Memeriksa sirkuit sensor IAT Lanjut ke langkah 4. “LT GRN/BLK” sirkuit
1) Lepas sensor connector IAT dengan kunci short ke ground. Jika
kontak OFF. kabel OK, ganti ECM
2) Periksa intake air temp. pada tampilan scan dan periksa kembali.
tool.
Apakah besarnya –40°C (–40°F) ?
4 Memeriksa sensor IAT Ganti ECM dan periksa Ganti sensor IAT.
1) Periksa sensor IAT lihat “Memeriksa Sensor kembali.
Intake Air Temperature (IAT)” di Bab 6E.
Apakah hasil pemeriksaan baik?
INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-49

DTC P0113 Input Sirkuit Sensor Intake Air Temperature Tinggi


Wiring Diagram

5V
1

LT GRN/BLK C21-16

BLU/YEL C21-28

3 3
C20 C21 E06

16

28

1. SensorIntake air temperature (IAT)


2. ECM
3. Connector ECM (dilihat dari harness)

Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi Pendeteksian DTC Area Masalah


Output tegangan sensor intake air temperature lebih dari 4.85 • Sirkuit sensor IAT
V selama 0.5 detik. • Sensor IAT
• ECM

Prosedur Konfirmasi DTC


1) Hubungkan SUZUKI scan tool ke DLC dengan kunci kontak OFF.
2) Putar kunci kontak ke posisi ON, dan kemudian hapus DTC dengan menggunakan scan tool.
3) Hidupkan mesin, dan kemudian lakukan putaran idle selama 1 menit.
4) Periksa DTC dengan menggunakan scan tool.

Perbaikan

Langkah Tindakan Ya Tidak


1 Apakah sudah dilakukan “Memeriksa Mesin dan Sis- Lanjut ke langkah 2. Lanjut ke “Memeriksa
tim Kontrol Emisi” ? Mesin dan Sistim
Kontrol Emisi”.
6-50 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN

Langkah Tindakan Ya Tidak


2 Memeriksa Sensor IAT dan sirkuitnya Lanjut ke langkah 3. Masalah masalah
1) Hubungkan SUZUKI scan tool dengan kunci kon- sesaat (terkadang
tak OFF. muncul). Periksa
2) Putar kunci kontak ke posisi ON. masalah sesaat (terk-
3) Periksa intake air temp. pada layar scan tool. adang muncul) lihat
Apakah besarnya –40°C (–40°F) ? “Masalah Sesaat
(Terkadang Muncul)
dan Sambungan Ken-
dur” di Bab 0A.
3 Memeriksa harness Lanjut ke Langkah 4. Kabel “LT GRN/BLK”
1) Lepas connector sensor IAT dengan kunci kontak putus atau short ke
OFF. sirkuit power, atau
2) Periksa sambungan sensor IAT pada terminal sambungan terminal
kabel “LT GRN/BLK” dan “BLU/YEL”. “C21-16” kendur. Jika
Jika OK, kemudian dengan kunci kontak ON, apakah kabel dan sambungan
tegangan pada terminal kabel “LT GRN/BLK” sekitar OK, ganti ECM dan
4 – 6 V? periksa kembali.
4 Memeriksa harness Lanjut ke langkah 5. Sirkuit “BLU/YEL”
1) Menggunakan kabel jumper, hubungkan connec- putus atau sambun-
tor terminal sensor IAT. gan terminal “C21-28”
2) Kunci kontak pada posisi ON dan periksa intake kendur. Jika kabel
air temp. pada scan tool. dan sambungan OK,
Apakah besarnya 119°C (246°F) ? ganti ECM dan
periksa kembali.
5 Memeriksa sensor IAT Ganti ECM dan Ganti sensor IAT.
Periksa sensor IAT lihat “Memeriksa Sensor Intake periksa kembali.
Air Temperature (IAT)” di Bab 6E.
Apakah hasil memeriksa baik?
INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-51

DTC P0117 Input Sirkuit Engine Coolant Temperature Rendah


Wiring Diagram

5V
1

WHT/GRN C21-15

BLU/YEL C21-28

3 3

C20 C21 E06

15

28

1. Sensor Engine coolant temperature (ECT)


2. ECM
3. Connector ECM (dilihat dari harness)

Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi Pendeteksian DTC Area Masalah


Output tegangan sensor engine coolant temperature kurang dari • Sirkuit sensor ECT
0.15 V selama 0.5 detik. • Sensor ECT
• ECM

Prosedur Konfirmasi DTC


1) Hubungkan SUZUKI scan tool ke DLC dengan kunci kontak OFF.
2) Putar kunci kontak ke posisi ON, dan kemudian hapus DTC dengan menggunakan scan tool.
3) Hidupkan mesin, dan lakukan putaran idle selama 1 menit.
4) Periksa DTC dengan menggunakan scan tool.

Perbaikan

Langkah Tindakan Ya Tidak


1 Apakah sudah dilakukan “Memeriksa Mesin dan Sis- Lanjut ke langkah 2. Lanjut ke “Memeriksa
tim Kontrol Emisi”? Mesin dan Sistim Kon-
trol Emisi”.
6-52 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN

Langkah Tindakan Ya Tidak


2 Memeriksa sensor ECT dan sirkuitnya Lanjut ke langkah 3. Masalah Sesaat (Terk-
1) Hubungkan SUZUKI scan tool dengan kunci kon- adang Muncul) .
tak OFF. Periksa masalah
2) Putar kunci kontak ke posisi ON. sesaat (terkadang
3) Periksa engine coolant temp. pada tampilan scan muncul), lihat
tool. “Masalah Sesaat
Apakah menunjukkan 119°C (246°F) ? (Terkadang Muncul)
dan Hubungan Ken-
dur” di Bab 0A.
3 Memeriksa Wiring Harness Lanjut ke langkah 4. Sirkuit “WHT/GRN”
1) Lepas connector sensor ECT dengan kunci kon- short ke ground. Jika
tak OFF. kabel OK, ganti ECM
2) Periksa engine coolant temp. pada scan tool. dan periksa kembali.
Apakah menunjukkan –40°C (–40°F) ?
4 Memeriksa sensor ECT Ganti ECM dan Ganti sensor ECT.
1) Periksa sensor ECT lihat “Memeriksa Sensor periksa kembali
Engine Coolant Temperature (ECT)” di Bab 6E.
Apakah hasil pemeriksaan sesuai?
INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-53

DTC P0118 Input Sirkuit Engine Coolant Temperature Tinggi


Wiring Diagram

5V
1

WHT/GRN C21-15

BLU/YEL C21-28

3 3

C20 C21 E06

15

28

1. Sensor engine coolant temperature (ECT)


2. ECM
3. ECM connectors (dilihat dari harness side)

Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi Pendeteksian DTC Area Masalah


Output tegangan sensor engine coolant temperature di atas 4.85 V • Sirkuit sensor ECT
selama 0.5 detik. • Sensor ECT
• ECM

Prosedur Konfirmasi DTC


1) Hubungkan SUZUKI scan tool ke DLC dengan kunci kontak OFF.
2) ONkan kunci kontak, kemudian hapus DTC dengan menggunakan scan tool.
3) Hidupkan mesin, dan lakukan putaran idle selama 1 menit.
4) Periksa DTC dengan menggunakan scan tool.

Perbaikan

Langkah Tindakan Ya Tidak


1 Apakah sudah dilakukan “Memeriksa Mesin dan Sis- Lanjut ke langkah Lanjut ke “Memeriksa
tim Kontrol Emisi” ? 2. Mesin dan Sistim Kon-
trol Emisi”.
6-54 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN

Langkah Tindakan Ya Tidak


2 Memeriksa sensor ECT dan sirkuitnya Lanjut ke langkah Masalah Masalah
1) Hubungkan SUZUKI scan tool dengan kunci kon- 3. Sesaat (Terkadang
tak OFF. Muncul). Periksa
2) ONkan kunci kontak. masalah sesaat (terk-
3) Periksa engine coolant temp. pada scan tool. adang muncul) lihat
Apakah menunjukkan –40°C (–40°F) ? “Masalah Sesaat
(Terkadang Muncul)
dan Hubungan Ken-
dur” di Bab 0A.
3 Periksa Wiring harness Lanjut ke langkah Sirkuit “WHT/GRN”
1) Lepas connector sensor ECT dengan kunci kontak 4. putus atau short ke
OFF. sirkuit power, atau
2) Periksa hubungan ke sensor ECT pada terminal hubungan terminal
kabel “WHT/GRN” dan “BLU/YEL”. “C21-15” kendur. Jika
Jika OK, dengan kunci kontak ON, tegangan terminal kabel dan hubungan
kabel “WHT/GRN” sekitar 4 – 6 V? OK, ganti ECM dan
periksa kembali.
4 Periksa Wiring harness Lanjut ke langkah Sirkuit di “BLU/YEL”
1) Gunakan kabel jumper, hubungkan connector ter- 5. putus atau hubungan
minal sensor ECT. terminal “C21-28” ken-
2) Putar kunci kontak ke posisi ON dan periksa dur.
engine coolant temp. pada scan tool. Jika wire dan hubun-
Apakah muncul 119°C (246°F) ? gan OK, ganti ECM
dan periksa kembali.
5 Memeriksa sensor ECT Ganti ECM dan Ganti sensor ECT.
1) Periksa sensor ECT lihat “Memeriksa Sensor periksa kembali.
Engine Coolant Temperature (ECT)” di Bab 6E.
Apakah hasil memeriksa baik?
INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-55

DTC P0122 Input Sirkuit Throttle Position Sensor Rendah


Wiring Diagram

2
1
5V 5V

YEL/BLK C21-9

GRN/WHT C21-12

BLU/YEL C21-28

3 3
C20 C21 E06

12 9

28

1. Throttle posisi (TP) sensor


2. ECM
3. ECM connectors (viewed dari harness side)

Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

DTC Detecting Kondisi Trouble Area


Lebih rendah dari 0.1 V throttle posisi sensor output • Sirkuit TP sensor
tegangan selama 0.5 detik. • TP sensor
• ECM

Prosedur Konfirmasi DTC


1) Hubungkan SUZUKI scan tool ke DLC dengan kunci kontak OFF.
2) Putar kunci kontak ke posisi ON, kemudian hapus DTC dengan menggunakan scan tool.
3) Hidupkan mesin, kemudian lakukan putaran idle speed selama 1 menit.
4) Periksa DTC dengan menggunakan scan tool.

Perbaikan

Langkah Tindakan Ya Tidak


1 Apakah sudah dilakukan “Memeriksa Mesin Lanjut ke langkah 2. Lanjut ke “Memeriksa
dan Sistim Kontrol Emisi”? Mesin dan Sistim Kontrol
Emisi”.
2 Memeriksa TP sensor dan sirkuitnya Lanjut ke langkah 3. Masalah Sesaat (Terk-
1) Hubungkan SUZUKI scan tool ke DLC den- adang Muncul).
gan kunci kontak OFF, kemudian putar ke Periksa masalah sesaat
posisi ON. (terkadang muncul) lihat
2) Periksa persentase pembukaan throttle “Masalah Sesaat (Terk-
valve pada scan tool saat throttle valve. adang Muncul) dan
Apakah muncul 0%? Hubungan Kendur” di Bab
0A.
6-56 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN

Langkah Tindakan Ya Tidak


3 Periksa harness Lanjut ke langkah 4. sirkuit “GRN/WHT” short
1) Lepas connector dari sensor TP dengan ke ground atau hubungan
kunci kontak OFF. terminal “C21-12” kendur.
2) Periksa hubungan ke sensor TP pada termi- Jika kabel dan hubungan
nal kabel “YEL/BLK” dan “GRN/WHT” con- OK, ganti ECM dan
nector yang dilepas. periksa kembali.
3) Jika OK, dengan kunci kontak ON, ukur
tegangan antara terminal kabel“GRN/WHT”
connector yang dilepas dan ground.
Apakah tegangan sekitar 4 – 6 V?
4 Periksa harness Lanjut ke langkah 5. Kabel sirkuit “YEL/BLK”
1) Dengan kunci kontak ON, ukur tegangan putus atau hubungan ter-
antara terminal kabel “YEL/BLK” connector minal “C21-9” kendur.
yang dilepas dan ground. Jika OK, ganti ECM dan
Apakah tegangan sekitar 4 – 6 V? periksa kembali.
5 Memeriksa sensor TP Ganti ECM dan periksa Ganti sensor TP.
1) Periksa sensor TP lihat “ Memeriksa Throt- kembali.
tle Position (TP) Sensor” di Bab 6E.
Apakah hasil pemeriksaan sesuai?
INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-57

DTC P0123 Input Sirkuit Sensor Throttle Position Tinggi


Wiring Diagram

2
1
5V 5V

YEL/BLK C21-9

GRN/WHT C21-12

BLU/YEL C21-28

3 3
C20 C21 E06

12 9

28

1. Sensor throttle posisi (TP)


2. ECM
3. Connector ECM (dilihat dari harness)

Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi Pendeteksian DTC Area Masalah


Output tegangan throttle position sensor lebih tinggi dari • Sirkuit TP sensor
4.8 V selama 0.5 detik. • TP sensor
• ECM

Prosedur Konfirmasi DTC


1) Hubungkan SUZUKI scan tool ke DLC dengan kunci kontak OFF.
2) Putar kunci kontak ke posisi ON, dan kemudian hapus DTC dengan menggunakan scan tool.
3) Hidupkan mesin, dan kemudian lakukan putaran idle selama 1 menit.
4) Periksa DTC dengan menggunakan scan tool.

Perbaikan

Langkah Tindakan Ya Tidak


1 Apakah sudah dilakukan “Memeriksa Mesin Lanjut ke langkah 2. Lanjut ke “Memeriksa
dan Sistim Kontrol Emisi” ? Mesin dan Sistim Kontrol
Emisi”.
6-58 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN

Langkah Tindakan Ya Tidak


2 Memeriksa sensor TP dan sirkuitnya Lanjut ke langkah 3. Masalah sesaat (terk-
1) Hubungkan SUZUKI scan tool ke DLC den- adang muncul).
gan kunci kontak OFF. Periksa sesaat (terk-
2) Putar kunci kontak ke posisi ON. adang muncul) lihat
3) Periksa persentase pembukaan throttle “Masalah Sesaat (Terk-
valve pada scan tool saat membuka throttle adang Muncul) dan Sam-
valve dari posisi idle ke posisi membuka bungan Kendur” di Bab
penuh. 0A.
Apakah muncul 99.6%?
3 Memeriksa harness Lanjut ke langkah 4. Sirkuit “GRN/WHT” putus
1) Lepas connector sensor TP dengan kunci atau short ke power sup-
kontak OFF. ply.
2) Periksa hubungan ke sensor TP pada mas-
ing-masing terminal kabel.
3) Jika OK, dengan kunci kontak ON, ukur
tegangan antara kabel terminal “GRN/
WHT” pada connector sensor TP dan
ground.
Apakah tegangannya sekitar 4 – 6 V?
4 Memeriksa harness Lanjut ke langkah 5. Perbaiki kabel yang
1) Dengan kunci kontak OFF, lepas connector rusak.
dari ECM lihat “Melepas dan Memasang
Engine Control Module (ECM)” di Bab 6E.
2) Periksa kabel “YEL/BLK”, “GRN/WHT” dan
“BLU/WHT” dari putus dan short.
Apakah masing-masing kabel normal?
5 Memeriksa sensor TP Ganti ECM dan periksa Ganti sensor TP.
1) Periksa sensor TP lihat “Memeriksa Sensor kembali.
Throttle Position (TP)” di Bab 6E.
Apakah hasil memeriksa baik?
INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-59

DTC P0335 Sirkuit Crankshaft Position Sensor


Wiring Diagram

2
3

RED/BLU C21-17
1

WHT C21-33

C21-5

5 5
C20 C21 E06

5
17

33

1. Crankshaft position sensor sensing rotor 4. ECM


2. Starter position sensor 5. Connector ECM (dilihat dari harness)
3. Shield wire

Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi Pendeteksian DTC Area Masalah


Output sinyal crankshaft position sensor tidak terdeteksi • sirkuit sensor CKP
selama lebih dari 2 detik ketika cranking. • Gigi sinyal
• Sensor CKP
• ECM

Konfirmasi Prosedur DTC


1) Hubungkan SUZUKI scan tool ke DLC dengan kunci kontak OFF.
2) Putar kunci kontak ke posisi ON dan hapus DTC dengan menggunakan scan tool.
3) Hidupkan mesin selama lebih dari 2 detik.
4) Periksa DTC dengan menggunakan scan tool.

Perbaikan

CATATAN:
Jika sirkuit starter putus (seperti, sirkuit sinyal starter OK tetapi mesin tidak dapat hidup), DTC ini dis-
impan di dalam memory saat switch starter ON, meskipun sensor CKP dalam kondisi baik.
Ketika starter motor tidak dapat hidup dan muncul DTC ini, periksa sirkuit starter terlebih dahulu .
6-60 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN

Langkah Tindakan Ya Tidak


1 Apakah “Memeriksa Mesin dan Sistim Kontrol Lanjut ke langkah 2. Lanjut ke “Memeriksa
Emisi” sudah dilakukan? Mesin dan Sistim Kontrol
Emisi”.
2 Apakah mesin distarter? Lanjut ke langkah 3. Lanjut ke “Diagnosa
Gejala Sistim Cranking”
di Bab 6G.
3 Memeriksa sirkuit sensor CKP Lanjut ke langkah 4. Perbaiki kabel rusak.
1) Lepas connector ECM lihat “Melepas dan
Memasang Engine Control Module (ECM)
” di Bab 6E.
2) Lepas connector dari sensor CKP.
3) Periksa kabel “RED/BLU” dan “WHT/BLU”
untuk putus dan short.
Apakah masing-masing kabel normal?
4 Periksa tahanan sensor CKP Lanjut ke langkah 5. Ganti sensor CKP.
1) Lepas connector sensor CKP dengan
kunci kontak OFF.
2) Periksa hubungan ke CKP sensor pada
terminal kabel “RED/BLU” dan “WHT”.
3) Jika OK, ukur tahanan antar terminal sen-
sor. Lihat gambar 1.
Tahanan sensor CKP : 360 – 460 Ω pada
20°C, 68°F
4) Ukur tahanan masing-masing terminal dan
ground.
Tahanan insulasi: 1 MΩ atau lebih.
Apakah nilai tahanan pada langkah 3) dan 4)
Sesuai spesifikasi?
5 Periksa sensor CKP dan pulley Ganti ECM dan periksa Membersihkan, perbaiki
Lihat gambar 2. kembali. atau ganti.
• Rusak
• Tidak ada benda asing yang menempel.
• Memasang sudah benar.
Apakah kondisinya baik?

[A] [B]

[A]: Gambar 1 untuk langkah 4


[B]: Gambar 2 untuk langkah 5
INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-61

DTC P0340 Sirkuit Camshaft Position Sensor


Wiring Diagram

2
1
+B
5V

BLK/RED

BRN C21-32

BLK

3 3
C20 C21 E06

32

1. Camshaft position (CMP) sensor


2. ECM
3. Connector ECM (dilihat dari harness)

Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi Pendeteksian DTC Area Masalah


• Jumlah pulsa output sinyal sensor CMP kurang dari • Sirkuit sensor CMP
atau sama dengan 3 selama 6 putaran crankshaft. • Sinyal gigi rotor
• Pulsa output sinyal sensor CMP tidak terdeteksi • Sensor CMP
selama 6 putaran crankshaft antara BTDC 75 °CA dan • ECM
BTDC 5 °CA.

Prosedur Konfirmasi DTC


1) Hubungkan SUZUKI scan tool ke DLC dengan kunci kontak OFF.
2) Putar kunci kontak ke posisi ON, dan kemudian hapus DTC dengan menggunakan scan tool.
3) Hidupkan mesin, dan kemudian lakukan putaran idle selama 1 menit.
4) Periksa DTC dengan menggunakan scan tool.

Perbaikan

Langkah Tindakan Ya Tidak


1 Apakah “Memeriksa Mesin dan Sistim Kontrol Lanjut ke langkah 2. Lanjut ke “Memeriksa
Emisi” sudah dilakukan? Mesin dan Sistim Kontrol
Emisi”.
2 Periksa sensor CMP dan connector untuk Lanjut ke langkah 3. Perbaiki
memasang yang benar.
Apakah sensor CMP terpasang dengan benar
dan connector terpasang dengan aman?
6-62 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN

Langkah Tindakan Ya Tidak


3 Memeriksa wiring harness dan sambungan Lanjut ke langkah 5. Lanjut ke langkah 4.
1) Lepas connector dari sensor CMP.
2) Periksa sambungan ke sensor CMP pada
masing-masing terminal.
3) Jika OK, putar kunci kontak ke posisi ON
dan periksa tegangan pada masing-mas-
ing terminal connector sensor dan ground.
Terminal kabel “BLK/RED” : 10 – 14 V
Terminal kabel “BRN” : 4 – 5 V
Terminal kabel “BLK” : 0 V
Apakah hasil pemeriksaan sesuai?
4 Memeriksa sirkuit sensor CMP Ganti ECM dan periksa Perbaiki kabel yang
1) Lepas connector ECM lihat “Melepas dan kembali. rusak.
Memasang Engine Control Module (ECM) ”
di Bab 6E.
2) Periksa kabel “BLK/RED”, “BRN” dan “BLK”
untuk putus dan short.
Apakah masing-masing kabel normal?
5 Memeriksa sirkuit ground Lanjut ke langkah 6. Kabel “BLK” putus atau
1) Kunci kontak pada posisi OFF. sambungan ground ken-
2) Ukur tahanan antara terminal “GND” con- dur.
nector sensor CMP dan ground mesin.
Apakah tahanan di bawah 2 Ω?
6 Memeriksa sensor CMP Lanjut ke langkah 7. Ganti sensor CMP.
1) Periksa sensor CMP lihat “Memeriksa Sen-
sor Camshaft Position (CMP)” di Bab 6E.
Apakah hasil memeriksa baik?
7 Periksa sinyal rotor untuk hal-hal berikut. Ganti ECM dan periksa Ganti atau bersihkan gigi
• Rusak kembali. rotor.
• Kotoran yang menempel
Apakah kondisinya baik?
INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-63

DTC P0500 Vehicle Speed Sensor


Wiring Diagram

12V
3

YEL

2
5V
1
+B 4
5V
YEL E06-14
BLK/RED

YEL C21-34

BLK/YEL

5
5
C20 C21 E06

14

34

1. Vehicle speed sensor (VSS) 3. Speedometer tanpa tachometer 5. Connector ECM (dilihat dari harness)
2. ECM 4. Speedometer dengan tachometer

Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi Pendeteksian DTC Area Masalah


Output sinyal VSS tidak ada selama lebih dari 4 detik. • Sirkuit VSS
saat kendaraan berjalan dengan fuel cut saat perlam- • VSS
batan. • ECM
• Speedometer

Prosedur Konfirmasi DTC

PERINGATAN:
• Ketika melakukan tes jalan, lakukan di daerah yang sepi atau kemungkinan terjadinya kecelakaan
kecil dan lakukan dengan hati-hati.
• Tes harus dilakukan oleh 2 orang, pengemudi dan tester.

1) Hubungkan SUZUKI scan tool ke DLC dengan kunci kontak OFF.


2) Putar kunci kontak ke posisi ON dan hapus DTC dengan menggunakan SUZUKI scan tool.
3) Kendaraan pada kecepatan 80 km/jam di gigi 3 sambil memperhatikan kecepatan kendaraan pada SUZUKI
scan tool.
4) Lepas pedal gas dengan mengaktifkan engine brake, dan pacu kendaraan selama 5 detik.
5) Periksa DTC dengan menggunakan SUZUKI scan tool.
6-64 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN

Perbaikan

Langkah Tindakan Ya Tidak


1 Apakah “Memeriksa Mesin dan Sistim Kontrol Lanjut ke langkah 2. Lanjut ke “Memeriksa
Emisi” sudah dilakukan? Mesin dan Sistim Kontrol
Emisi”.
2 Apkah speedometer menunjukkan kecepatan Lanjut ke langkah 3. Lanjut ke langkah 4.
kendaraan?
3 Periksa Sinyal VSS. Masalah Sesaat (Terk- Kabel “YEL” antara VSS
Apakah kecepatan kendaraan ditampilkan scan adang Muncul) trouble dan ECM putus atau
tool pada langkah 3) dan 4) prosedur konfirmasi atau ECM rusak. short.
DTC? Periksa masalah Sambungan pada ECM
sesaat (terkadang dan connector terminal
muncul), lihat VSS kendur.
“Masalah sesaat (terk- Jika OK, ganti ECM dan
adang muncul) dan periksa kembali.
Sambungan Kendur”
di Bab 0A.
4 1) Dengan kunci kontak OFF, lepas connector Lanjut ke langkah 5. Kabel “BLK/RED” atau
VSS. “BLK/YEL” putus atau
2) Putar kunci kontak ke posisi ON tanpa mesin short.
hidup.
3) Ukur tegangan dari terminal “BLK/RED” ke
“BLK/YEL” connector VSS.
Apakah tegangannya antara 10 – 14 V?
5 1) Lepas connector ECM “E06” lihat “Melepas Lanjut ke langkah 6. Kabel “YEL” antara com-
dan Memasang Engine Control Module bination meter dan VSS
(ECM)” di Bab 6E. putus atau short.
2) Dengan kunci kontak posisi ON, ukur tegan- Sambungan pada ECM
gan antara kabel terminal “E06-14” connec- dan terminal connector
tor ECM dan ground. combination meter.
Apakah tegangannya 4 – 6 V untuk kendaraan Jika OK, ganti combina-
dengan tachometer atau 10 – 14 V untuk ken- tion meter.
daraan tanpa tachometer?
6 1) Lepas connector dari combination meter lihat Lanjut ke langkah 7. Kabel “YEL” putus atau
“Melepas dan Memasang Combination short.
Meter” di Bab 8. Sambungan connector
2) Ukur tegangan kabel terminal “YEL” connec- terminal ECM kendur.
tor VSS ke ground. Jika OK, ganti ECM dan
Apakah tegangannya 4 – 6 V? periksa kembali.
7 1) Lepas VSS. Sinyal rotor VSS.rusak Sambungan connector
2) Periksa sinyal rotor sensor VSS dari kerusa- terminal VSS kendur.
kan. Jika OK, ganti VSS dan
Apakah ada kerusakan? periksa kembali.
INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-65

DTC P0601 Memeriksa Memori Internal Control Module (Error)


Keterangan Sistim
Internal control module terpasang di dalam ECM.

Kondisi Pendeteksiang DTC dan Area Masalah

Kondisi Pendeteksian DTC Area Masalah


Data error atau pemeriksaan error ECM

Prosedur Konfirmasi DTC


1) Hubungkan SUZUKI scan tool ke DLC dengan kunci kontak OFF.
2) Kunci kontak pada posisi ON dan hapus DTC, dan freeze frame data dengan menggunakan scan tool.
3) Hidupkan mesin, dan kemudian tepatkan putaran mesin idle jika mungkin.
4) Periksa DTC dengan menggunakan scan tool.

Perbaikan
Ganti ECM dan periksa kembali.
6-66 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN

Tabel B-1 Memeriksa Sirkuit Fuel Injector


Wiring Diagram

+B

5
BLK/RED
1
LT GRN C20-5

2
BRN C20-4

3
BRN/WHT C20-3

4
BRN/YEL C20-2

6 6
C20 C21 E06

5 4 3 2

1. Fuel injector No.1 3. Fuel injector No.3 5. ECM


2. Fuel injector No.2 4. Fuel injector No.4 6. Connector ECM (dilihat dari harness)

Perbaikan

Langkah Tindakan Ya Tidak


1 Apakah “Memeriksa Mesin dan Sistim Kontrol Lanjut ke langkah 2. Lanjut ke “Memeriksa
Emisi” sudah dilakukan? Mesin dan Sistim Kontrol
Emisi”.
2 Memeriksa bunyi kerja Injector Sirkuit Fuel injector Lanjut ke langkah 3.
Menggunakan sound scope, periksa bunyi mas- dalam kondisi baik.
ing-masing injector saat mesin di-starter.
Apakah ke 4 injector bunyi?
3 Apakah tidak ada dari ke 4 injector yang berbu- Lanjut ke langkah 4. Periksa sambungan so-
nyi pada Langkah 2? ket, wiring harness injec-
tor dan injector tidak ber-
bunyi lihat “Memeriksa
Fuel Injector” di Bab 6F.
4 Memeriksa sirkuit power injector Periksa tahanan ke 4 Sirkuit power putus atau
Apakah normal? injector. Jika tahanan OK, short.
ganti ECM dan periksa
kembali.
INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-67

Tabel B-2 Memeriksa Fuel Pump dan Sirkuitnya


Wiring Diagram

PNK/BLK C20-10

PNK

BLK/WHT 7 BLK

BLK/RED
4
GRN BLK/WHT E06-5

5
WHT/BLU YEL/BLK BLK/ORN C20-15

BLK/RED C21-2
80A 60A 15A
2

BLK/RED C21-3

C20-6 BLK/YEL
1 C20-7 BLK/YEL
C21-1 BLK

9 9
C20 C21 E06

7 6 3 2 1 5
15 10

1. Battery 4. “IG” sikring (15 A) 7. Fuel pump


2. Relay/sikring box 5. Main relay 8. ECM
3. Kunci kontak 6. Fuel pump relay 9. Connector ECM (dilihat dari harness)

Perbaikan

Langkah Tindakan Ya Tidak


1 Apakah “Memeriksa Mesin dan Sistim Kon- Lanjut ke langkah 2. Lanjut ke “Memeriksa
trol Emisi ” sudah dilakukan? Mesin dan Sistim Kontrol
Emisi”.
2 Memeriksa sistim kontrol fungsi fuel Sirkuit fuel pump dalam Lanjut ke langkah 3.
pump kondisi baik.
1) Periksa jika bunyi fuel pump terdengar
selama 2 detik setelah kunci kontak ON?
Lihat gambar 1.
Apakah terdengar bunyi?
3 Memeriksa Sikring Lanjut ke langkah 4. Periksa short pada kabel
1) Periksa sikring yang berhubungan putus. yang tersambung ke
Apakah normal? sikring yang putus.
6-68 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN

Langkah Tindakan Ya Tidak


4 Memeriksa relay Fuel pump Lanjut ke langkah 5. Ganti fuel pump relay.
1) Periksa relay fuel pump lihat “Memeriksa
Main Relay, Fuel Pump Relay dan Radia-
tor Fan Relay” di Bab 6E.
Apakah normal?
5 Memeriksa sirkuit sistim Lanjut ke langkah 6. Perbaiki kabel yang
1) Periksa kabel “BLK/RED”, “BLK/WHT”, rusak.
“PNK”, “PNK/BLK” dan “BLK” dari putus
dan short.
Apakah masing-masing kabel normal?
6 Memeriksa fungsi fuel pump Ganti ECM dan periksa Ganti fuel pump lihat
1) Periksa fungsi fuel pump lihat “ Memer- kembali. “Melepas dan Memasang
iksa Fuel Pump Kendaraan” di Bab 6E. Fuel Pump Assy” di Bab
Apakah hasil memeriksa baik? 6C.

[A]: Gambar 1 untuk Langkah 2


[A]
INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-69

Table B-3 Memeriksa Tekanan Bahan Bakar


Wiring Diagram

1. Fuel injector (A): Fuel pressure gauge


2. Delivery pipe (B): Fuel pressure hose
3. Fuel pump (C): 3 way joint

Perbaikan

Langkah Tindakan Ya Tidak


1 Memeriksa tekanan bahan bakar Lanjut ke langkah 2. Lanjut ke langkah 4.
(Selengkapnya lihat Bab 6E)
1) Lepas tekanan pada saluran.
2) Pasang fuel pressure gauge.
3) Periksa tekanan dengan kunci kontak ON
dan OFF berulang-ulang. Lihat gambar. 1.
Apakah tekanan 270 – 310 kPa (2.7 – 3.1 kg/
cm2, 38.4 – 44.0 psi)?
2 Apakah tekanan sebesar 200 kPa (2.0 kg/ Tekanan normal. Lanjut ke langkah 3.
2,
cm 28.4 psi) atau lebih terjadi selama 1
menit setelah fuel pump dihentikan pada lang-
kah 1?
3 Apakah ada kebocoran pada selang, pipa atau Kebocoran pada selang, Fuel pressure regula-
sambungannya? pipa atau sambungan. tor.rusak
4 Apakah tekanan lebih tinggi dari spesifikasi Fuel pressure regulator Fuel filter tersumbat,
pada langkah 1? rusak. selang atau pipa terjepit,
Fuel pressure control fuel pump rusak atau
valve rusak. kebocoran pada sam-
bungan selang di tangki.
6-70 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN

[A]: Gambar untuk langkah 1


1. Fuel pressure gauge
2. Fuel pressure hose
3. 3 way joint & tool

Special tool
(A): 09912-58442
(B): 09912-58432
(C): 09912-58490
INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-71

Tabel B-4 Memeriksa Sistim Idle Air Control


Wiring Diagram

4
GRN BLK/WHT E06-5

5
WHT/BLU YEL/BLK BLK/ORN C20-15

BLK/RED C21-2
80A 60A 15A
2
BLK/RED C21-3

C20-6 BLK/YEL
1 6 ORN C20-8 C20-7 BLK/YEL
C21-1 BLK

BLK

8
C20 C21 E06

7 6 3 2 1 5
15 8

1. Battery 4. Sikring “IG” (15 A) 7. ECM


2. Relay/sikring box 5. Main relay 8. connector ECM (dilihat dari harness)
3. Ignition switch 6. Idle air control (IAC) valve

Perbaikan

Langkah Tindakan Ya Tidak


1 Periksa putaran idle dan IAC duty lihat “Memer- Lanjut ke langkah 2. Lanjut ke langkah 5.
iksa Idle Speed/Idle Air Control (IAC) Duty” di
Bab 6E.
Apakah putaran idle sesuai spesifikasi?
2 Apakah IAC duty sesuai spesifikasi pada lang- Lanjut ke ke langkah 3. Periksa hal-hal berikut.
kah 1? Kebocoran Vacuum
Saluran udara IAC ter-
sumbat
Beban accessory mesin
Posisi throttle tertutup
PCV valve lengket
3 Apakah putaran idle mesin sesuai spesifikasi Sistim dalam kondisi Lanjut ke langkah 4.
meski lampu besar ON? baik
6-72 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN

Langkah Tindakan Ya Tidak


4 Memeriksa sistim idle air control Masalah sesaat (terk- Lanjut ke langkah 8.
[Menggunakan SUZUKI scan tool] adang muncul) atau
1) Hubungkan SUZUKI scan tool ke DLC den- ECM rusak. Periksa
gan kunci kontak OFF, tarik rem tangan dan masalah sesaat (terk-
ganjal roda. adang muncul) lihat
2) Panaskan mesin hingga suhu kerja normal. “Masalah Sesaat (Terk-
3) Hapus DTC dan pilih mode “MISC TEST” adang Muncul) dan
pada SUZUKI scan tool. Sambungan Kendur” di
Apakah dimungkinkan mengontrol (naik dan Bab 0A.
turun) putaran idle mesin dengan SUZUKI scan
tool?
[Tidak menggunakan SUZUKI scan tool]
1) Lepas IAC valve dari throttle body lihat
“Melepas dan Memasang Valve IAC” di Bab
6E.
2) Periksa fungsi valve IAC lihat “Memeriksa
Valve IAC” di Bab 6E.
Apakah hasil pemeriksaan sesuai?
5 Apakah putaran idle lebih tinggi dari spesifikasi Lanjut ke langkah 6. Lanjut ke langkah 8.
seperti pada langkah 1?
6 Apakah IAC duty kurang dari 3% (atau lebih Periksa udara masuk Periksa sensor TP
dari sekitar 97% untuk OFF duty meter) pada tidak normal dari sistim (posisi throttle menutup)
langkah 1? air intake dan sistim dan fungsi sensor ECT.
PCV. Jika sensor normal,
ganti ECM.
7 Periksa sirkuit sinyal A/C (input) sinyal lihat Lanjut ke langkah 8. Perbaiki atau ganti
“Tabel B-5 Memeriksa Sistim Kontrol A/C (Ken- sirkuit sinyal A/C atau
daraan Dengan A/C)” di bab ini. sistim A/C.
Apakah kondisinya baik?
8 Memeriksa wiring harness dari putus dan Ganti IAC valve dan Perbaiki atau ganti.
short periksa kembali.
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF.
2) Lepas connector IAC valve.
3) Periksa sambungan ke IAC valve pada
masing-masing terminal.
4) Jika normal, lepas connector ECM.
5) Periksa sambungan ECM pada terminal
“C20-8” .
6) Jika normal, periksa sirkuit “BLK/RED”,
“ORN” dan “BLK” untuk putus dan short.
Apakah kondisinya baik?
INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-73

Table B-5 Memeriksa Sirkuit Sinyal A/C (Kendaraan dengan Sistim A/C)
Wiring Diagram

1 12V

BRN/WHT E06-10
12V

GRY E06-12

3 3

C20 C21 E06

12 10

1. Control module A/C 3. Connector ECM (dilihat dari harness)


2. ECM

Keterangan Sistim
Control module A/C memancarkan “sinyal A/C” ke ECM ketika A/C kondisi ON.
ECM memancarkan “sinyal A/C ON” ke control module A/C ketika “sinyal A/C” masuk ke ECM dan kondisi A/C
ON dan A/C bekerja.

Perbaikan

Langkah Tindakan Ya Tidak


1 1) Lepas control module A/C dari heater dan Lanjut ke langkah 2. Sambungan pada kabel
cooling unit lihat “Melepas dan Memasang terminal “E06-10” connec-
Control Module A/C” di Bab 1B. tor ECM kendur atau kabel
2) Lepas connector dari control module A/C. “BRN/WHT” putus atau
3) Dengan kunci kontak ON, ukur tegangan short ke ground. Jika kabel
antara kabel terminal “BRN/WHT” pada dan sambungan OK, ganti
connector control module A/C dan ground. ECM dan periksa kembali.
Apakah tegangannya 10 – 14 V?
2 1) Hubungkan connector ke A/C control mod- Lanjut ke langkah 3. Sambungan pada kabel
ule. terminal “BRN/WHT” con-
2) Hidupkan mesin. nector control module A/C
3) Ukur tegangan antara kabel terminal “BRN/ kendur atau ground control
WHT” pada control module A/C dan ground. module A/C rusak. Jika
Apakah tegangannya 10 – 14 V pada posisi sambungan dan ground
switch A/C OFF dan 0 V pada posisi switch A/C OK, ganti control module A/
ON? C dan periksa kembali.
6-74 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN

Langkah Tindakan Ya Tidak


3 1) Matikan mesin. Lanjut ke langkah 4. Sambungan pada kabel
2) Lepas connector dari ECM. terminal “GRY” pada con-
3) Dengan ignition switch ON, ukur tegangan nector control module A/C
antara kabel terminal “E06-12” pada con- kendur atau kabel “GRY”
nector ECM dan ground. putus atau short ke ground.
Apakah tegangannya 10 – 14 V? Jika kabel dan sambungan
OK, ganti control module A/
C dan periksa kembali.
4 1) Hubungkan connector ke ECM. Sirkuit sistim sinyal0 Sambungan pada kabel
2) Hidupkan mesin. A/C OK. terminal “E06-12” connec-
3) Ukur tegangan antara kabel terminal “E06- tor ECM kendur atau
12 pada ECM dan ground. ground ECM rusak. Jika
Apakah tegangannya 0 V pada switch A/C OFF hubungan dan ground OK,
dan 10 – 14 V pada switch A/C ON? ganti ECM dan periksa
kembali.
INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-75

Tabel B-6 Memeriksa Beban Listrik Sirkuit Sinyal


Wiring Diagram

IG1 1
2
RED/WHT E06-1

+BB 3
RED/YEL E06-11

6
6
C20 C21 E06

1
11

1. Switch defogger belakang 4. Lampu kota


2. Defogger belakang 5. ECM
3. Switch lampu kota 6. Connector ECM (dilihat dari harness)

Perbaikan

Langkah Tindakan Ya Tidak


1 Apakah ada SUZUKI scan tool? Lanjut ke langkah 2. Lanjut ke langkah 3.
2 Memeriksa beban listrik sirkuit sinyal Beban listrik sirkuit sinyal Sirkuit “RED/WHT”,
1) Hubungkan SUZUKI scan tool ke DLC dalam kondisi baik. “RED/YEL” dan/atau
dengan kunci kontak OFF. “PNK/BLU” putus atau
2) Hidupkan mesin dan pilih mode “DATA short, atau masing-mas-
LIST” pada SUZUKI scan tool. ing beban listrik sirkuit
3) Periksa beban listrik sinyal pada kondisi tidak berfungsi.
berikut.
Beban listrik sinyal
Lampu besar, lampu kota, dan/atau defog-
ger belakang ON: ON
Lampu besar, lampu kota, dan/atau defog-
ger belakang OFF: OFF
Apakah hasil pemeriksaan sesuai?
6-76 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN

Langkah Tindakan Ya Tidak


3 Memeriksa Beban listrik sirkuit sinyal Beban listrik sirkuit sinyal Sirkuit “RED/WHT”,
Kunci kontak pada posisi ON. dalam kondisi baik. “RED/YEL” dan/atau
Periksa tegangan pada terminal “E06-1”, “PNK/BLU” putus atau
“E06-2” dan “E06-11”. short, atau masing-mas-
Tegangan pada terminal “E06-1” ing beban listrik sirkuit
Defogger belakang ON: 10 – 14 V tidak berfungsi.
Defogger belakang OFF: 0 – 1 V
Tegangan pada terminal “E06-11”
Lampu kota ON: 10 – 14 V
Lampu kota OFF: 0 – 1 V
Apakah hasil pemeriksaan sesuai?
INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-77

Tabel B-7 Memeriksa Sistim Control Radiator Fan


Wiring Diagram

2
5
RED/WHT C20-12
80A 25A 30A 15A
BLU/RED
BLU/RED
YEL/BLK
BLK L+
6 H+
BLU/BLK 8 BLK
1 3 L-
H-
9
PNK/BLU C20-13
BLK/ORN
RED/BLU

4 BLK/RED 7
BLU/WHT
BLK/YEL C20-6
RED
BLK BLK/YEL C20-7
BLK C21-1

10 10
C20 C21 E06

7 6 1
13 12

1. Battery 5. Radiator fan relay No.1 9. ECM


2. Relay/box sikring 6. Radiator fan relay No.2 (jika dilengkapi) 10. Connector ECM (dilihat dari harness)
3. Main relay 7. Radiator fan relay No.3 (jika dilengkapi)
4. Ke ECM 8. Radiator fan motor
6-78 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN

Perbaikan

Langkah Tindakan Ya Tidak


1 Memeriksa sistim control radiator fan Sistim kontrol radiator Lanjut ke langkah 2.
1) Hubungkan SUZUKI scan tool ke DLC den- fan dalam kondisi baik.
gan kunci kontak OFF.
2) Hidupkan mesin, dan kemudian pilih mode
“DATA LIST” pada SUZUKI scan tool.
3) Panaskan mesin hingga suhu coolant 90°C
(194°F) atau lebih dan matikan switch A/C.
(Jika suhu engine coolant tidak naik,
periksa sistim pendingin mesin atau sensor
ECT.)
Apakah radiator fan mulai bekerja saat suhu
engine coolant 90°C (194°F)?
2 Memeriksa Sikring Lanjut ke langkah 3. Periksa short pada kabel
1) Periksa jika sikring yang berhubungan yang terhubung ke sikring
putus. yang putus
Apakah kondisinya normal?
3 Memeriksa Radiator fan relay Lanjut Ke ke Langkah Ganti radiator fan relay
1) Matikan mesin. 4. dengan baru one.
2) Dengan kunci kontak posisi OFF, lepas radi-
ator fan relay. Lihat gambar 1.
3) Periksa radiator fan relay lihat “Memeriksa
Main Relay, Fuel Pump Relay dan Radiator
Fan Relay” di Bab 6E.
Apakah kondisinya baik?
4 Memeriksa sistim sirkuit Lanjut ke langkah 5. Perbaiki kabel yang
1) Periksa kabel yang putus dan short. rusak.
Apakah masing-masing kabel normal?
5 Radiator fan motor periksa Ganti ECM dan periksa Ganti radiator fan motor
1) Periksa radiator fan motor lihat “Memeriksa kembali. lihat “Melepas dan
Radiator Cooling Fan” di Bab 6B. Memasang Radiator
Apakah hasil pemeriksaan sesuai? Cooling Fan” di Bab 6B.

[A]
2 [A]: Gambar1 untuk Langkah 3
1. Radiator fan relay No.1
2. Radiator fan relay No.2 (jika dilengkapi)
3. Radiator fan relay No.3 (jika dilengkapi)
3
1
INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-79

Special Tool

09912-58442 09912-58432 09912-58490


Fuel pressure gauge Fuel pressure hose 3-way joint & tool Tech 2 kit (SUZUKI scan tool)
Lihat CATATAN.

CATATAN:
Kit ini terdiri dari:
1. Tech 2, 2. PCMCIA card, 3 DLC kabel, 4. SAE 16/19 adapter, 5. Cigarette kabel,
6.DLC loopback adapter, 7. Kabel power battery, 8. RS232 kabel, 9. RS232 adapter,
10. RS232 loopback connector, 11. Tas, 12. Power supply
MEKANISME MESIN (G15) 6A-1

BAB 6A

MEKANISME MESIN (G15) 6A

DAFTAR ISI
Uraian Umum...................................................6A-2 Unit Overhaul ................................................6A-41
Mesin.............................................................6A-2 Komponen Engine Mounting....................... 6A-41
Pelumasan Mesin..........................................6A-3 Melepas dan Memasang Engine
Informasi dan Prosedur Diagnosa.................6A-4 Assembly .................................................... 6A-41
Memeriksa Tekanan......................................6A-4 Komponen Oil Pan dan Oil Pump
Memeriksa Kevakuman Mesin ......................6A-5 Strainer ....................................................... 6A-46
Memeriksa Tekanan Oli ................................6A-6 Melepas dan Memasang Oil Pan dan
Celah Valve ...................................................6A-7 Oil Pump Strainer........................................ 6A-46
Membersihkan Oil Pan dan Oil Pump
Perawatan Kendaraan.....................................6A-9
Strainer ....................................................... 6A-49
Melepas dan Memasang Air Cleaner Komponen Pompa Oli................................. 6A-50
Element .........................................................6A-9 Melepas dan Memasang Pompa Oli ........... 6A-50
Memeriksa dan Membersihkan Air Cleaner Membongkar dan Merakit Kembali Pompa
Element .........................................................6A-9 Oli................................................................ 6A-53
Melepas dan Memasang Cylinder Head Memeriksa Pompa Oli................................. 6A-55
Cover.............................................................6A-9 Komponen Piston, Piston Ring dan
Komponen Throttle Body dan Intake Connecting Rod .......................................... 6A-56
Manifold.......................................................6A-11 Melepas dan Memasang Piston, Piston
Melepas dan Memasang Throttle Body dan Ring dan Connecting Rod........................... 6A-56
Intake Manifold ............................................6A-11 Membongkar dan Merakit Kembali Piston,
Komponen Exhaust Manifold ......................6A-14 Piston Ring, Connecting Rod dan
Melepas dan Memasang Exhaust Cylinder....................................................... 6A-59
Manifold.......................................................6A-14 Memeriksa dan Membersihkan Piston,
Komponen Timing Belt dan Tensioner ........6A-17 Piston Ring, Connecting Rod dan
Melepas dan Memasang Timing Belt dan Cylinder....................................................... 6A-61
Tensioner ....................................................6A-17 Komponen Main Bearing, Crankshaft dan
Memeriksa Timing Belt dan Tensioner........6A-21 Cylinder Block ............................................. 6A-67
Komponen Rocker Arm, Rocker Arm Shaft Melepas dan Memasang Main Bearing,
dan Camshaft ..............................................6A-22 Crankshaft dan Cylinder Block.................... 6A-68
Melepas dan Memasang Rocker Arm, Memeriksa Crankshaft ................................ 6A-71
Rocker Arm Shaft dan Camshaft ................6A-23 Memeriksa Main Bearing ............................ 6A-72
Memeriksa Rocker Arm, Rocker Arm Shaft Memeriksa Oil Seal Belakang..................... 6A-77
dan Camshaft ..............................................6A-28 Memeriksa Flywheel ................................... 6A-77
Komponen Valve dan Cylinder Head ..........6A-31 Memeriksa Cylinder Block .......................... 6A-78
Melepas dan Memasang Valve dan Cylinder
Spesifikasi Momen Pengencangan .............6A-79
Head............................................................6A-31
Membongkar dan Merakit Kembali Valve Material Service.............................................6A-80
dan Cylinder Head ......................................6A-33 Special Tool...................................................6A-80
Memeriksa Valve dan Cylinder Head ..........6A-37
6A-2 MEKANISME MESIN (G15)

Uraian Umum
Mesin
Mesin dilengkapi pendingin air, mesin tipe in line 4 cylinder, 4 langkah dengan mekanisme valve S.O.H.C. (Sin-
gle Overhead Camshaft) untuk konfigurasi valve tipe “V” dan 16 valve (IN 2 dan EX 2 pada setiap cylinder).
Single overhead camshaft terpasang pada cylinder head: digerakkan oleh crankshaft melalui timing belt dan
bekerja membuka dan menutup valve yang dilakukan rocker arm.
MEKANISME MESIN (G15) 6A-3

Pelumasan Mesin
Pompa oli yang digunakan adalah tipe trochoid, terpasang pada crankshaft di bagian pulley. Oli masuk ke oil
pump strainer dan mengalir melalui pompa ke filter oli. Oli yang telah disaring kemudian mengalir ke dua bagian
cylinder block. Di satu bagian, oli akan mengalir ke crankshaft journal bearing.
Oli dari crankshaft journal bearing diteruskan ke connecting rod bearing melalui saluran pada crankshaft, dan
diinjeksikan dari lubang kecil di ujung connecting rod untuk melumasi piston, ring, dan dinding cylinder.
Di bagian lainnya, oli masuk ke cylinder head dan melumasi camshaft journal, rocker arm, camshaft, dll., men-
galir ke oil gallery di rocker arm shaft.
Oil relief valve terpasang pada pompa oli. Valve ini akan melepas tekanan oli saat tekanan melebihi 400 kPa
(4.0 kg/cm2, 56.9 psi). Tekanan dilepaskan kembali ke oil pan.
6A-4 MEKANISME MESIN (G15)

Informasi dan Prosedur Diagnosa


Memeriksa Tekanan
Periksa tekanan pada keempat cylinder sebagai berikut:
1) Panaskan mesin.
2) Matikan mesin setelah mencapai suhu kerja normal.

CATATAN:
Setelah memanaskan mesin, pindahkan tuas transmisi
ke posisi “Netral” (posisi “P” untuk model A/T), aktifkan
rem tangan dan ganjal setir.

3) Lepas semua connector kabel injector.


4) Lepas ignition coil assy. dan semua busi sesuai prosedur
“Melepas dan Memasang Busi” dan “Melepas dan
Memasang Ignition Coil Assy. (Termasuk Igniter)” di Bab 6F.

5) Pasang special tool (compression gauge) pada lubang busi.


Special tool
(A): 09915-64510-001
(B): 09915-64510-002
(C): 09915-64530
(D): 09915-64550

6) Injak pedal kopling untuk memperkecil beban pada mesin


(untuk model M/T), dan tekan pedal gas untuk membuka
throttle valve penuh.

7) Starter mesin dengan kondisi battery penuh, dan perhatikan


tekanan tertinggi pada compression gauge.

CATATAN:
Untuk mengukur tekanan, starter mesin sedikitnya 250
rpm. dengan gunakan battery yang penuh.
MEKANISME MESIN (G15) 6A-5

Tekanan

Tekanan kompresi
1400 kPa
Standar
(14.0 kg/cm2, 199.0 psi)
1200 kPa
Limit
(12.0 kg/cm2, 170.0 psi)
Perbedaan maksimum 100 kPa
antara dua cylinder (1.0 kg/cm2, 14.2 psi)
8) Lakukan langkah 5) hingga 7) masing-masing cylinder
hingga 4 kali pembacaan.
9) Setelah pemeriksaan, pasang busi dan ignition coil assy.
kemudian pasang connector kabel injector dengan baik.

Memeriksa Kevakuman Mesin


Kevakuman yang terjadi pada saluran intake sebagai indikator
baiknya kondisi mesin. Prosedur memeriksa kevakuman sebagai
berikut:
1) Panaskan mesin hingga suhu kerja normal.

CATATAN:
Setelah mesin dipanaskan, pindahkan tuas transmisi
pada posisi “Netral” (“P” untuk model A/T), tarik rem tan-
gan dan ganjal setir.

2) Matikan mesin, lepas selang vacuum fuel pressure regulator


dari intake manifold dan hubungkan 3-way joint, selang dan
special tool (vacuum gauge dan joint) antara intake manifold
dan vacuum hose dilepas.
Special tool
(A): 09915-67311
(B): 09918-08210
SUZUKI GENUINE PARTS
(C): Hose 09355-35754-6010
(D): 3-way joint 09367-04002
3) Hidupkan mesin sesuai spesifikasi idle, dan perhatikan vac-
uum gauge.
Kevakuman harus sesuai spesifikasi berikut.
Spesifikasi kevakuman (di atas permukaan laut)
52.6 – 72.3 kPa (40 – 55 cmHg, 15.7 – 21.6 in.Hg) sesuai
spesifikasi putaran idle
4) Setelah pemeriksaan, pasang selang vacuum ke intake
manifold.
6A-6 MEKANISME MESIN (G15)

Memeriksa Tekanan Oli

CATATAN:
Sebelum memeriksa tekanan oli, periksa hal-hal berikut
ini.
• Jumlah oli pada oil pan.
Jika jumlahnya sedikit, tambahkan hingga tanda penuh
(1).
• Kualitas oli.
Jika oli berubah warna atau tercampur, ganti oli.
Untuk oli yang digunakan, lihat tabel “Mengganti Oli
Mesin dan Filter Oli” di Bab 0B.
• Kebocoran oli.
Jika ada kebocoran, perbaiki.
2. Tanda kurang

1) Lepas oil pressure switch (1) dari cylinder block.


2. Filter oli

2) Pasang special tool (oil pressure gauge) ke lubang pada cyl-


inder block.
Special tool
(A): 09915-77311
(B): 09915-78211
3) Hidupkan mesin dan panaskan hingga suhu kerja normal.

CATATAN:
Pastikan tuas transmisi pada posisi “Netral” (“P” untuk
model A/T) dan tarik rem tangan dan ganjal setir.

4) Setelah memanaskan mesin, tingkatkan putaran mesin


hingga 4.000 rpm dan ukur tekanan oli.
Spesifikasi tekanan oli
330 kPa (3.3 kg/cm2, 46.9 psi) atau lebih
5) Matikan mesin dan lepas oil pressure gauge.
MEKANISME MESIN (G15) 6A-7

6) Sebelum oil pressure switch dipasang kembali, bungkus ulir/


drat screw dengan sealing tape (1) dan kencangkan switch
sesuai spesifikasi.

CATATAN:
Potong sealing tape jika ujungnya menggulung pada ulir
switch.

Momen pengencangan
Oil pressure switch
(a): 14 N·m (1.4 kg-m, 10.5 lb-ft)
7) Hidupkan mesin dan periksa oil pressure switch dari keboco-
ran.

Celah Valve
1) Lepas kabel negatif battery.
2) Lepas cylinder head cover sesuai prosedur “Melepas dan
Memasang Cylinder Head Cover ” di bab ini.
3) Gunakan socket 17 mm, putar pulley crankshaft (1) searah
jarum jam hingga tanda “V” (dengan cat putih) (2) pada pul-
ley lurus dengan tulisan “0” (nol) pada timing belt cover.

4) Periksa apakah rocker arm cylinder No.1 tidak tepat pada


kuping cam (camshaft); jika demikian, valve (1), (2), (5) dan
(7) seperti terlihat pada gambar siap untuk pemeriksaan dan
penyetelan celah.
Periksa celah valve (1), (2), (5) dan (7).
Jika rocker arm cylinder No.4 tidak tepat pada kuping cam,
periksa celah valve (3), (4), (6) dan (8).

CATATAN:
Ketika memeriksa celah valve, pasang thickness gauge
antara camshaft dan permukaan cam-riding rocker arm.
6A-8 MEKANISME MESIN (G15)

5) Jika celah valve tidak sesuai spesifikasi, setel dengan cara


memutar adjusting screw setelah mengendurkan lock nut
terlebih dahulu.
Setelah penyetelan, kencangkan lock nut sesuai spesifikasi
sambil menahan adjusting screw, dan pastikan lagi apakah
celah valve sesuai spesifikasi.
Spesifikasi celah valve

Ketika panas
Ketika dingin
(Suhu coolant 60 –
(Suhu coolant 15 –
68°C atau 140 –
25°C atau 59 – 77°F)
154°F)
0.13 – 0.17 mm 0.17 – 0.21 mm
Intake
(0.005 – 0.006 in.) (0.007 – 0.008 in.)
0.23 – 0.27 mm 0.28 – 0.32 mm
Exhaust
(0.009 – 0.010 in.) (0.011 – 0.012 in.)

Special tool
(A): 09917-18211
Momen pengencangan
Rocker arm adjusting screw lock nut
(a): 12 N·m (1.2 kg-m, 9.0 lb-ft)
1. Thickness gauge

6) Setelah memeriksa dan menyetel celah valve (1), (2), (5)


dan (7), (atau (3), (4), (6) dan (8)) putar crankshaft satu puta-
ran penuh (360°) dan periksa celah valve (3), (4), (6) dan (8)
(atau (1), (2), (5) dan (7)). Setel jika perlu.
7) Setelah memeriksa dan menyetel semua valve, lakukan
kebalikan prosedur melepas untuk memasangnya.
MEKANISME MESIN (G15) 6A-9

Perawatan Kendaraan
Melepas dan Memasang Air Cleaner Element
Melepas

1) Lepas masing-masing hose dari case.


2) Lepas connector IAT Sensor (2) dari case.
3) Lepas air cleaner case clamp (1).
4) Lepas air cleaner element dari case.

2
1

Memasang
Kebalikan dari prosedur melepas untuk memasang.

Memeriksa dan Membersihkan Air Cleaner


Element
Periksa air cleaner element dari kotoran. Ganti jika element ter-
lalu kotor.
Semprotkan debu dengan angin bertekanan dari sisi luar ele-
ment.

Melepas dan Memasang Cylinder Head Cover


Melepas
1) Lepas kabel negatif battery.
2) Lepas ignition coil assy. dengan kabel businya.
3) Lepas PCV valve dan breather hose dari head cover.
6A-10 MEKANISME MESIN (G15)

4) Lepas cylinder head cover (1) dengan cylinder head cover


gasket (2) dan O-ring (3).

Memasang

1) Pasang O-ring (2) baru dan gasket cylinder head cover baru
(1) ke cylinder head cover (3).

CATATAN:
Periksa masing-masing komponen dari perubahan atau
rusak sebelum pemasangan dan ganti jika ditemukan
kerusakan.

2) Pasang cylinder head cover (1) ke cylinder head dan ken-


cangkan baut cover (2) sesuai spesifikasi.
Momen pengencangan
Baut cylinder head cover
(a): 11 N·m (1.1 kg-m, 8.0 lb-ft)

CATATAN:
Ketika memasang cylinder head cover, hati-hati agar gas-
ket cylinder head cover atau O-ring tidak lepas atau ter-
jatuh.

3) Pasang ignition coil assy. (1) dengan kabel businya (2).


4 3 4) Pasang PCV valve hose (3) ke PCV valve (5).
5
5) Pasang breather hose (4) ke head cover.
6) Pasang kabel negatif battery.

1
1
2
MEKANISME MESIN (G15) 6A-11

Komponen Throttle Body dan Intake Manifold

1. Intake manifold 5. Throttle body 9. Baut intake manifold (panjang)


2. Gasket intake manifold 6. Bracket kabel gas 10. Baut intake manifold (pendek)
3. Rear intake manifold stiffener 7. Intake manifold stiffener Jangan digunakan kembali.

4. Gasket throttle body 8. Engine hook

Melepas dan Memasang Throttle Body dan


Intake Manifold
Melepas
1) Lepas tekanan bahan bakar sesuai “Melepas Tekanan Bahan
Bakar” di Bab 6.
2) Lepas kabel negatif battery.
3) Kuras coolant sesuai prosedur “Menguras dan Mengisi
Kembali Sistim Pendingin” di Bab 6B.
6A-12 MEKANISME MESIN (G15)

4) Lepas console box (1).


5) Lepas gear shift dan select cable sesuai prosedur “Melepas
1 dan Memasang Kabel dan Tuas Gear Shift Control” di Bab
7A.
6) Lepas kabel rem tangan sesuai prosedur “Melepas dan
Memasang Tuas Rem Tangan” di Bab 5.
7) Lepas engine room center member (2).

8) Lepas kabel kelistrikan berikut ini.


• Connector ignition coil assy. (1)
• Kabel ground intake manifold (2)
• Sensor manifold absolute pressure (MAP) (3)
• Sensor engine coolant temperature (ECT) (4)
• Soket injector lead wires (5)
1
• IAT Sensor (6)
8 • TP Sensor (7)
• IAC valve
• CMP Sensor (8)
9) Lepas kabel gas dan kabel throttle A/T (untuk A/T) dari throt-
12
tle body.
4
5 10) Lepas hose berikut.
2 10 • Brake booster hose (9) dari intake manifold
• Hose (sisi luar) pendingin mesin (coolant) dari throttle body
11
9 • Radiator inlet hose (10) dari thermostat cap
• PCV hose (12) dari intake manifold dan cylinder head cover
3 • Fuel feed hose dan return hose dari masing-masing pipa
• Vacuum hose (11) dari intake manifold
7 • AIr intake hose (13)

13

1 11) Lepas braket generator (1).


12) Lepas intake manifold stiffener dari intake manifold.
MEKANISME MESIN (G15) 6A-13

13) Lepas intake manifold (1) dengan throttle body dari cylinder
head (2), dan kemudian gasketnya (3).

3 1

Memasang
Kebalikan dari prosedur melepas untuk memasang dengan mem-
perhatikan hal-hal berikut.
• Gunakan gasket intake manifold yang baru (1).

• Ketika memasang intake manifold, pasang clamp (1) dengan


posisi seperti pada gambar.
1
• Setel play kabel intake manifold dan play kabel throttle A/T
(untuk A/T), sesuai prosedur “Menyetel Kabel Gas” dan “
Menyetel Kabel Throttle A/T” di Bab 6E.
• Sebelum memasang engine room center member, periksa
apakah seal engine room center member berubah bentuk.
Ganti jika perlu.
• Pasang engine room center member sesuai prosedur
“Melepas dan Memasang Kabel dan Tuas Gear Shift Con-
trol” di Bab 7A.
• Setel kabel gear select sesuai prosedur “Menyetel Kabel
Gear Select ” di Bab 7A.
• Setel kabel rem tangan sesuai prosedur “Memeriksa dan
Menyetel Rem Tangan” di Bab 5.
• Periksa dan pastikan komponen yang dilepas telah ter-
pasang kembali pada posisinya semula. Pasang kembali
komponen lain yang belum terpasang.
• Isi kembali coolant sesuai prosedur “Menguras dan Mengisi
Kembali Sistim Pendingin” di Bab 6B.
• Selesai pemasangan, putar kunci kontak ke posisi ON tetapi
kondisi mesin OFF dan periksa kebocoran bahan bakar.
• Selanjutnya, hidupkan mesin dan periksa kebocoran cool-
ant.
6A-14 MEKANISME MESIN (G15)

Komponen Exhaust Manifold

PERINGATAN:
Untuk menghindari bahaya terbakar, jangan melakukan perbaikan sistim exhaust saat mesin panas.
Lakukan perbaikan setelah sistim sudah dingin.

1. Exhaust manifold 4. Cover bawah


2. Cover atas 5. Engine hook
3. Gasket Jangan digunakan kembali

Melepas dan Memasang Exhaust Manifold

PERINGATAN:
Untuk menghindari bahaya terbakar, jangan melakukan perbaikan sistim exhaust saat mesin panas.
Lakukan perbaikan setelah sistim sudah dingin.
MEKANISME MESIN (G15) 6A-15

Melepas
1) Lepas kabel negatif battery.
2) Lepas oil pan guard member (1).

3) Lepas belt pompa P/S (1) sesuai prosedur “Melepas dan


Memasang Belt Pompa P/S” di Bab 3B1.

4) Dengan hose terpasang, lepas compressor A/C (1) dari cyl-


inder block (jika dilengkapi).

5) Dengan hose terpasang, lepas pompa P/S (1) dari cylinder


block.
6) Lepas upper dan lower cover exhaust manifold.

1
6A-16 MEKANISME MESIN (G15)

2
7) Lepas baut-baut pipa exhaust (2).
1
1. Pipa exhaust

8) Lepas exhaust manifold (1), engine hook (3) dan gasket (2)
dari cylinder head.

Memasang

1) Pasang gasket baru (1) dan exhaust manifold (2) ke cylinder


head.
2) Pasang engine hook (3) ke exhaust manifold.
3) Pasang pipa exhaust ke exhaust manifold sesuai prosedur
“Melepas dan Memasang Exhaust Manifold” di Bab 6K.
4) Pasang cover atas dan bawah ke exhaust manifold.
5) Pasang pompa P/S (1) ke cylinder block sesuai prosedur
“Melepas dan Memasang Pompa P/S” di Bab 3B1.
6) Pasang compressor A/C (1) ke cylinder block (jika
dilengkapi) sesuai prosedur “Melepas dan Memasang Com-
pressor Assy.” di Bab 1B.
7) Pasang belt pompa P/S (1) sesuai prosedur “Melepas dan
Memasang Belt Pompa P/S” di Bab 3B1.
8) Pasang oil pan guard member (1) ke bodi.
9) Pasang kabel negatif battery.
Periksa sistim exhaust dari kebocoran gas.
MEKANISME MESIN (G15) 6A-17

Komponen Timing Belt dan Tensioner

1. Timing belt 7. Baut pulley camshaft 13. Tensioner stud bolt


2. Tensioner 8. Seal 14. Baut cover timing belt
3. Tensioner plate 9. Inside cover seal 15. Mur cover timing belt
4. Tensioner spring 10. Inside cover 25 N·m (2.5 kg-m, 18.0 lb-ft)

5. Pulley camshaft 11. Outside cover seal 11 N·m (1.1 kg-m, 8.0 lb-ft)

6. Baut tensioner 12. Outside cover 60 N·m (6.0 kg-m, 43.5 lb-ft)

Melepas dan Memasang Timing Belt dan


Tensioner

PERHATIAN:
• Setelah timing belt dilepas, jangan memutar camshaft
dan crankshaft sendiri-sendiri, seperti terlihat pada
gambar. Jika diputar, akan terjadi kekacauan pada
kerja piston dan valve, dan komponen lain yang ber-
hubungan ke piston dan valve dapat rusak.
• Jangan menekuk timing belt.

1. Putaran camshaft yang diperbolehkan - - - Dengan tanda timing, 90° dari tanda “V”
pada head cover kiri dan kanan
2. Putaran camshaft yang diperbolehkan - - - Dengan tanda timing, 90° dari tanda panah
pada oil pump case kiri dan kanan
6A-18 MEKANISME MESIN (G15)

Melepas
1) Lepas kabel negatif battery.
2) Kuras engine coolant dan lepas inlet hose dari radiator.
3) Angkat kendaraan.

4) Lepas oil pan guard member (1).

5) Lepas belt pompa P/S (1) sesuai prosedur “Melepas dan


Memasang Belt Pompa P/S” di Bab 3B1.
6) Lepas pulley water pump sesuai prosedur “Melepas dan
Memasang Water Pump” di Bab 6B.

7) Lepas pulley crankshaft dengan melepas 5 baut pulley (1).

8) Lepas cover timing belt (1).


MEKANISME MESIN (G15) 6A-19

9) Untuk memasang timing belt, luruskan 4 tanda timing seperti


pada gambar dengan cara memutar crankshaft.
1. Tanda “V” pada cylinder head cover
2. Tanda timing dengan “E” pada pulley camshaft
3. Tanda panah pada oil pump case
4. Tanda pada crankshaft timing belt pulley

10) Lepas tensioner (6), tensioner plate (2), tensioner spring (5)
dan timing belt (1).
3. Baut tensioner
4. Stud bolt tensioner

Memasang

1) Pasang tensioner plate (3) ke tensioner (4).


Pasang lug (1) tensioner plate ke lubang (2) pada tensioner.

2) Pasang tensioner (2) dan tensioner plate (3):


Kencangkan sementara baut tensioner (1) dengan tangan.
Periksa gerakan plate sesuai arah tanda panah seperti pada
gambar, pastikan tensioner bergerak ke arah yang sama.
Jika gerakan antara plate dan tensioner tidak berhubungan,
lepas kembali tensioner dan plate dan pasang kembali plate
lug ke lubang tensioner.

3) Pastikan tanda timing “E” (2) pada pulley camshaft (3) lurus
dengan tanda “V” (1) pada cylinder head cover seperti pada
gambar. Jika tidak, luruskan kedua tanda dengan memutar
camshaft, hati-hati hingga tidak melebihi batas putaran yang
diperbolehkan seperti telah dijelaskan pada “Peringatan”
dan “Melepas dan Memasang Timing Belt dan Tensioner”.
6A-20 MEKANISME MESIN (G15)

4) Pastikan tanda (2) pada pulley crankshaft timing belt (3)


lurus dengan tanda panah (1) pada oil pump case seperti
pada gambar. Jika tidak, luruskan kedua tanda dengan puta-
ran crankshaft dengan hati-hati hingga tidak melebihi batas
putaran yang diperbolehkan seperti telah dijelaskan pada
“Perhatian” dan “Melepas dan Memasang Timing Belt dan
Tensioner”.

5) Pasang timing belt (1) dan tensioner spring (2).


Sambil memperhatikan kelurusan kedua tanda, tekan ten-
sioner plate ke atas dan pasang timing belt di kedua pulley
hingga drive side belt (1) dapat bergerak bebas.
Kemudian pasang tensioner spring seperti pada gambar,
dan kencangkan tensioner stud bolt (3) dengan tangan.

CATATAN:
• Ketika memasang timing belt, luruskan tanda panah
(→) pada timing belt dengan arah putaran crankshaft.
• Pada kondisi ini, piston No.4 pada posisi top dead cen-
ter langkah kompresi.
4. Damper

6) Untuk menarik bagian timing belt yang kendur (1), putar


crankshaft sebanyak dua putaran searah jarum jam setelah
timing belt terpasang. Setelah yakin timing belt tidak kendur,
kencangkan tensioner stud bolt (2) terlebih dulu baru kemu-
dian baut tensioner (3) sesuai spesifikasi.
Pastikan lagi kedua tanda telah lurus.
Momen pengencangan
Tensioner stud bolt (a): 11 N·m (1.1 kg-m, 8.0 lb-ft)
Tensioner bolt (b): 25 N·m (2.5 kg-m, 18.0 lb-ft)

7) Pasang cover timing belt (1).


Sebelum memasang, pastikan ada seal antara water pump
dan oil pump case.
Momen pengencangan
Baut cover timing belt (a): 11 N·m (1.1 kg-m, 8.0 lb-ft)
MEKANISME MESIN (G15) 6A-21

8) Pasang pulley crankshaft (2).


Tepatkan lubang pulley ke pin (1) pada pulley crankshaft,
dan kencangkan baut pulley (3) sesuai spesifikasi.
Momen pengencangan
Baut pulley crankshaft (a): 16 N·m (1.6 kg-m, 11.5 lb-ft)
9) Pasang water pump pulley sesuai prosedur “Melepas dan
Memasang Water Pump” di Bab 6B.
10) Pasang water pump belt sesuai prosedur “Melepas dan
Memasang Belt Water Pump/Generator” di Bab 6B.
11) Pasang belt pompa P/S sesuai prosedur “Melepas dan
Memasang Belt Pompa P/S” di Bab 3B1.

12) Pasang oil pan guard member (1) ke bodi.


13) Pasang radiator inlet hose ke radiator.
14) Isi kembali sistim pendingin sesuai prosedur “Menguras dan
Mengisi Kembali Sistim Pendingin” di Bab 6B.
15) Pasang kabel negatif battery.
16) Pastikan tidak ada kebocoran coolant di sambungan selang.

Memeriksa Timing Belt dan Tensioner


• Periksa timing belt dari aus atau retak.
Ganti jika perlu.

• Periksa putaran tensioner.


6A-22 MEKANISME MESIN (G15)

Komponen Rocker Arm, Rocker Arm Shaft dan Camshaft

[A]: Tempat sealant 15. Camshaft housing No.1


1. Camshaft 16. Camshaft housing No.2
2. Oil seal camshaft 17. Camshaft housing No.3
3. Rocker arm shaft 18. Camshaft housing No.4
4. O-ring 19. Camshaft housing No.5
5. Baut rocker arm shaft 20. Camshaft housing No.6
: Beri sealant 99000-31110 ke mating permukaan antara housing dan cylinder head.
6. Rocker arm (IN) 21. Case CMP sensor
: Beri sealant 99000-31110 ke hatched part seperti pada gambar.
7. Rocker arm No.1 (EX) 22. O-ring
8. Rocker arm No.2 (EX) 23. Baut case CMP sensor
9. Valve adjusting screw 11 N·m (1.1 kg-m, 8.0 lb-ft)

10. Valve adjusting screw 12 N·m (1.2 kg-m, 9.0 lb-ft)

11. Clip 11 N·m (1.1 kg-m, 8.0 lb-ft)

12. Lock nut Jangan digunakan kembali.

13. Rocker arm spring : Berikan oli mesin ke permukaan part yang bergesekan.

14. Baut housing camshaft


MEKANISME MESIN (G15) 6A-23

Melepas dan Memasang Rocker Arm, Rocker


Arm Shaft dan Camshaft
Melepas
1) Lepas kabel negatif battery.
2) Lepas timing belt sesuai prosedur “Melepas dan Memasang
Timing Belt dan Tensioner”.
3) Lepas pulley camshaft (1) dengan menggunakan special
tool.
Special tool
(A): 09917-68221
4) Lepas cylinder head cover sesuai prosedur “Melepas dan
Memasang Cylinder Head Cover ”.

5) Lepas connector CMP sensor dan lepas case CMP sensor


(2) dari cylinder head.
Letakkan tempat/penampung di bawah case CMP sensor,
untuk menampung oli yang keluar saat melepas case.
1. CMP sensor

6) Setelah mengendurkan semua valve adjusting screw lock


nut (2), putar adjusting screw (1) ke arah berlawanan agar
rocker arm (3) dapat bergerak bebas.

7) Lepas camshaft housing dan camshaft.

CATATAN:
Untuk melepas baut camshaft housing, kendurkan sesuai
urutan angka seperti ditunjukkan gambar, dengan cara
sedikit demi sedikit.
6A-24 MEKANISME MESIN (G15)

8) Lepas rocker arm shaft plug (1) dan cover dalam timing belt
(2).

9) Lepas intake rocker arm (1) dengan clip (2) dari rocker arm
shaft (3).

CATATAN:
Jangan menekuk clip ketika melepas intake rocker arm.

10) Lepas baut rocker arm shaft (1).


2. Rocker arm shaft

11) Tekan ujung rocker arm shaft ke flywheel dan lepas O-ring
(2) dari shaft (1).

12) Lepas exhaust rocker arm (1) dan rocker arm spring (2) den-
gan menarik rocker arm shaft ke arah timing belt.
MEKANISME MESIN (G15) 6A-25

Memasang

1) Beri oli mesin ke rocker arm shaft dan rocker arm.


2) Pasang rocker arm shaft, rocker arm (sisi exhaust) (2) dan
rocker arm spring (1).

CATATAN:
Ketika memasang rocker arm shaft, putar hingga lubang
bautnya menghadap ke atas.

3) Dengan groove O-ring pada rocker arm shaft (1) menghadap


ke flywheel, pasang O-ring (2) baru ke rocker arm shaft.

4) Pasang baut rocker arm shaft (1) dan kencangkan sesuai


spesifikasi.
Momen pengencangan
Baut rocker arm shaft (a): 11 N·m (1.1 kg-m, 8.0 lb-ft)

5) Masukkan sedikit oli mesin ke penahan arm pivot (3) pada


rocker arm shaft. Pasang rocker arm (sisi intake) (1) dengan
clip (2) ke rocker arm shaft.
6A-26 MEKANISME MESIN (G15)

6) Beri oli mesin pada cam dan journal camshaft dan letakkan
camshaft pada cylinder head. Pasang camshaft housing ke
camshaft dan cylinder head.
• Beri oli mesin ke permukaan yang bergesekan dari masing-
masing housing yang menempel pada camshaft journal.
• Beri sealant ke permukaan camshaft housing No.6 (3) yang
menempel pada cylinder head.
“A” Sealant: 99000-31110
A: Sisi timing belt
B: Sisi flywheel

• Tanda embos pada masing-masing camshaft housing,


menunjukkan posisi dan arah pemasangan.
Pasang housing sebagaimana ditunjukkan dengan tanda-
tanda ini.
A. Menunjukkan posisi dari sisi timing belt. Pasang sesuai urutan nomor dimulai dari sisi
timing belt.
B. Menunjukkan arah housing. Pasang sehingga tanda panah menghadap timing belt.

• Camshaft housing No.1 menahan camshaft pada posisinya


ke arah depan, pasang housing No.1 terlebih dahulu ke jour-
nal No.1 camshaft dengan baik.

• Setelah baut housing diberi oli mesin, kencangkan sement-


ara. Kemudian kencangkan dengan urutan nomornya seperti
pada gambar.
Kencangkan sedikit masing-masing baut dan ulangi dua
atau tiga kali sebelum dikencangkan sesuai spesifikasi.
Momen pengencangan
Baut camshaft housing (a): 11 N·m (1.1 kg-m, 8.0 lb-ft)

7) Pasang oil seal camshaft baru (1).


Setelah bibir oil seal diberi oli mesin, press-fit camshaft oil
seal hingga permukaan oil seal rata dengan permukaan
housing.
MEKANISME MESIN (G15) 6A-27

8) Pasang rocker arm shaft plug (1) dan inside cover timing belt
(2). Kemudian kencangkan rocker arm shaft plug sesuai
spesifikasi.
Momen pengencangan
Rocker arm shaft plug
(a): 32 N·m (3.2 kg-m, 23.0 lb-ft)

9) Pasang pulley camshaft (1) ke camshaft sambil memasuk-


kan pin (2) pada camshaft ke slot pada tanda “E”.

10) Gunakan special tool dan kencangkan baut pulley sesuai


spesifikasi.
Momen pengencangan
Baut pulley camshaft (a): 60 N·m (6.0 kg-m, 43.5 lb-ft)
Special tool
(A): 09917-68221
11) Pasang tensioner, timing belt, outside cover, pulley crank-
shaft dan belt water pump sesuai prosedur “Melepas dan
Memasang Timing Belt dan Tensioner”.

12) Setelah bagian “A” diberi sealant seperti pada gambar,


pasang case CMP sensor (2) cylinder head dan kencangkan
baut sesuai spesifikasi.
Pasang connector CMP sensor.
“A” Sealant: 99000-31110
Momen pengencangan
Baut case CMP sensor
(a): 11 N·m (1.1 kg-m, 8.0 lb-ft)
1. O-ring

13) Setel celah valve sesuai prosedur “Celah Valve”.


14) Pasang cylinder head cover sesuai prosedur “Melepas dan
Memasang Cylinder Head Cover ”.
15) Isi Kembali sistim pendingin sesuai prosedur “Menguras dan
Mengisi Kembali Sistim Pendingin” di Bab 6B.
16) Isi Kembali Minyak A/T sesuai prosedur “Mengganti Minyak”
di Bab 7B1.
6A-28 MEKANISME MESIN (G15)

17) Pasang kabel negatif battery.


18) Setelah selesai pemasangan, pastikan tidak ada kebocoran
coolant atau minyak A/T (untuk kendaraan A/T) di tiap-tiap
sambungan.
19) Pastikan timing ignition sesuai spesifikasi sesuai prosedur
“Memeriksa Timing Ignition” di Bab 6F.

Memeriksa Rocker Arm, Rocker Arm Shaft


dan Camshaft
Adjusting Screw dan Rocker Arm

Jika ujung adjusting screw (1) aus, ganti.


Rocker arm (2) harus diganti jika permukaan cam-riding (3) aus.
[A]: Sisi exhaust
[B]: Sisi intake

Rocker Arm Shaft Runout

Gunakan “V” block dan dial gauge, periksa runout. Jika runout
melebihi limit, ganti rocker arm shaft.
Limit runout rocker arm shaft
0.20 mm (0.008 in.)

Celah Rocker Arm-ke-Rocker Arm Shaft

Gunakan micrometer dan bore gauge, ukur diameter rocker arm


shaft dan diameter dalam rocker arm.
Perbedaan antara kedua hasil pengukuran tersebut adalah limit
celah arm-ke-shaft yang sesuai spesifikasi.
Jika limit service terlalu besar, ganti shaft dan/atau arm.
Diameter dalam Rocker arm
Standar: 15.996 – 16.014 mm (0.6298 – 0.6304 in.)
Diameter rocker arm shaft
Standar: 15.969 – 15.984 mm (0.6287 – 0.6292 in.)
Celah rocker arm ke rocker arm shaft
Standar: 0.012 – 0.045 mm (0.0005 – 0.0017 in.)
Limit: 0.09 mm (0.0035 in.)
MEKANISME MESIN (G15) 6A-29

Keausan Cam

Gunakan micrometer, ukur tinggi cam. Jika tingginya di bawah


limit, ganti camshaft.
Tinggi cam

Standar Limit
36.184 – 36.344 mm 36.084 mm
Intake cam
(1.4246 – 1.4308 in.) (1.4206 in.)
35.900 – 36.060 mm 35.800 mm
Exhaust cam
(1.4134 – 1.4196 in.) (1.4094 in.)

Runout Camshaft

Tahan camshaft di antara dua “V” block, dan ukur runout dengan
menggunakan dial gauge.
Jika runout melebihi limit, ganti camshaft.
Limit runout camshaft
0.10 mm (0.0039 in.)

Keausan Journal Camshaft

Periksa camshaft journal dan camshaft housing dari kondisi ber-


lubang, gores, aus atau rusak.
Jika ada kerusakan, ganti camshaft atau cylinder head dengan
housing. Jangan mengganti cylinder head tanpa mengganti hous-
ing.
Periksa celah dengan menggunakan plastic gauge.
Prosedurnya sebagai berikut.
1) Bersihkan housing dan camshaft journal.
2) Pasang camshaft ke cylinder head.
3) Tempatkan plastic gauge sesuai lebar celah journal cam-
shaft (ke camshaft).
4) Pasang camshaft housing sesuai langkah 6) “Memasang”
pada “Melepas dan Memasang Rocker Arm, Rocker Arm
Shaft dan Camshaft”.

CATATAN:
Jangan memutar camshaft saat plastic gauge terpasang.
6A-30 MEKANISME MESIN (G15)

5) Lepas housing dan gunakan scale (2) pada plastic gauge (1)
envelope, ukur tebal plastic gauge.
Celah camshaft journal
Standar: 0.040 – 0.082 mm (0.0016 – 0.0032 in.)
Limit: 0.12 mm (0.0047 in.)

Jika celah camshaft journal melebihi limit, ukur bore journal


(housing) dan diameter luar camshaft journal.
Ganti camshaft atau cylinder head assy. jika perbedaannya lebih
besar dari spesifikasi.
Diameter bore camshaft journal
Standar: 28.000 – 28.021 mm (1.1024 – 1.1031 in.)
Diameter luar camshaft journal
Standar: 27.939 – 27.960 mm (1.1000 – 1.1007 in.)
MEKANISME MESIN (G15) 6A-31

Komponen Valve dan Cylinder Head

12

8 (a)

1 1

3 4 2

3 11
4 9
5
5 10

7
6

1. Valve cotter 9. Cylinder head


: Tanda “TOP” pada gasket menghadap pulley crankshaft, ke atas.
2. Valve spring retainer 10. Knock pin
3. Valve spring 11. Oil jet
4. Seal valve stem 12. Valve guide
5. Valve spring seat 66 N·m (6.6 kg-m, 47.5 lb-ft)

6. Exhaust valve Jangan digunakan kembali

7. Intake valve : Beri oli mesin pada permukaan yang bergesekan.

8. Baut cylinder head


: Lihat ke langkah 4) “Memasang”.

Melepas dan Memasang Valve dan Cylinder


Head
Melepas
1) Lepas tekanan bahan bakar sesuai prosedur “Prosedur
Melepas Tekanan Bahan Bakar” di Bab 6.
2) Lepas kabel negatif battery.
3) Kuras sistim pendingin sesuai prosedur “Menguras dan
Mengisi Kembali Sistim Pendingin” di Bab 6B.
4) Lepas intake manifold sesuai prosedur “Melepas dan
Memasang Throttle Body dan Intake Manifold”.
5) Lepas cylinder head cover sesuai prosedur “Melepas dan
Memasang Cylinder Head Cover ”.
6) Kendurkan valve adjusting screw secara penuh.
6A-32 MEKANISME MESIN (G15)

7) Lepas timing belt dan camshaft sesuai prosedur “Melepas


dan Memasang Timing Belt dan Tensioner” dan “Melepas
dan Memasang Rocker Arm, Rocker Arm Shaft dan Cam-
shaft” .
8) Lepas generator adjust arm bracket dari intake manifold.

9) Lepas pipa exhaust dari exhaust manifold (1) dan lepas


exhaust manifold.

10) Kendurkan baut cylinder head sesuai urutan nomor seperti


pada gambar dan lepaskan cylinder head.
“A”: Sisi timing belt
“B”: Sisi flywheel

11) Periksa sekitar cylinder head dari komponen lain yang harus
dilepas atau yang perlu dilepas.
12) Lepas cylinder head dengan intake manifold dan exhaust
manifold, gunakan alat angkat.

Memasang

1) Bersihkan gasket lama dan oli pada permukaan yang men-


empel dan pasang knock pin (2) dan gasket cylinder head
yang baru (1) seperti pada gambar, tanda “TOP” pada gas-
ket harus menghadap ke timing belt, menghadap ke atas (ke
arah cylinder head).
A: Sisi timing belt
B: Sisi flywheel

2) Pastikan venturi plug (1) sudah terpasang dan tidak tersum-


bat. Ketika memasang, kencangkan sesuai spesifikasi.
Momen pengencangan
Venturi plug (a): 4 N·m (0.4 kg-m, 3.0 lb-ft)
MEKANISME MESIN (G15) 6A-33

3) Pasang cylinder head ke cylinder block.


4) Beri oli mesin pada baut cylinder head dan kencangkan per-
lahan sebagai berikut.
a) Kencangkan semua baut sebesar 33 N·m (3.3 kg-m, 24.0
lb-ft) sesuai urutan nomor pada gambar.
b) Dengan cara yang sama seperti langkah a), kencangkan
sebesar 53 N·m (5.3 kg-m, 38.5 lb-ft).
c) Kendurkan semua baut hingga momen 0.
d) Sama seperti langkah a), kencangkan 33 N·m (3.3 kg-m,
24.0 lb-ft).
e) Sama seperti langkah a) kemudian, kencangkan sesuai
spesifikasi.
Momen pengencangan
Baut cylinder head
(a): 66 N·m (6.6 kg-m, 47.5 lb-ft)
“A”: Sisi timing belt

5) Kebalikan dengan prosedur melepas untuk memasang.


6) Setel kekencangan belt water pump sesuai prosedur
“Memeriksa dan Menyetel Belt Water Pump/Generator” di
Bab 6B.
7) Setel kekencangan belt pompa P/S sesuai prosedur pada
“Menyetel Kekencangan Belt Pompa P/S ” di Bab 3B1.
8) Setel celah intake dan exhaust valve sesuai prosedur pada
“Celah Valve”.
9) Setel play kabel gas dan play kabel throttle A/T sesuai
prosedur pada “Menyetel Kabel Gas” dan “Menyetel Kabel
Throttle A/T” di Bab 6E.
10) Pastikan semua part yang dilepas telah terpasang kembali
pada tempatnya semula.
11) Isi kembali sistim pendingin sesuai prosedur “Menguras dan
Mengisi Kembali Sistim Pendingin” di Bab 6B.
12) Pasang kabel negatif battery.
13) Pastikan tidak ada kebocoran bahan bakar, coolant dan gas
buang di masing-masing sambungan.
14) Pastikan ignition timing sesuai spesifikasi pada “Memeriksa
Ignition Timing” di Bab 6F.

Membongkar dan Merakit Kembali Valve dan


Cylinder Head
Membongkar
1) Untuk memudahkan saat memperbaiki cylinder head, lepas
intake manifold dengan throttle body dan exhaust manifold
dari cylinder head.
2) Lepas rocker arm dan rocker arm shaft sesuai prosedur
“Melepas dan Memasang Rocker Arm, Rocker Arm Shaft
dan Camshaft”.
6A-34 MEKANISME MESIN (G15)

3) Gunakan special tool (valve lifter), compress valve spring


dan kemudian lepas valve cotter (1) dengan menggunakan
special tool (Forcep) seperti pada gambar.
Special tool
(A): 09916-14510
(B): 09916-14910
(C): 09916-84511
4) Lepas special tool, spring retainer dan valve spring.
5) Lepas valve dari sisi ruang bakar.

6) Lepas valve stem oil seal (1) dari valve guide, dan kemudian
valve spring seat (2).

CATATAN:
Jangan menggunakan oil seal yang telah dilepas.
Gunakan oil seal baru ketika memasang.

7) Gunakan special tool (valve guide remover) untuk mengelu-


arkan valve guide dari sisi ruang bakar ke sisi valve spring .
Special tool
(A): 09916-44910

CATATAN:
Jangan menggunakan kembali valve guide yang telah
dilepas. Gunakan valve guide baru (oversize) ketika
memasang.
MEKANISME MESIN (G15) 6A-35

8) Letakkan part yang dilepas kecuali seal valve stem dan


valve guide sesuai urutan, untuk memudahkan saat
memasang kembali.

Merakit Kembali

1) Sebelum memasang valve guide ke cylinder head, haluskan


lubang guide dengan menggunakan special tool (reamer 11
mm) untuk melepas serpihan logam dan membuatnya benar
benar bulat.
Special tool
(A): 09916-34542
(B): 09916-38210
2) Pasang valve guide ke cylinder head.
Panaskan cylinder head pada suhu 80° hingga 100°C (176°
hingga 212°F) agar head tidak rusak, dan pasang valve
guide baru ke dalam lubang dengan special tool. Pasang
valve guide baru hingga valve guide installer menyentuh cyl-
inder head. Selesai pemasangan, pastikan tinggi tonjolan
valve guide (1) dari cylinder head sesuai spesifikasi.
Special tool
(C): 09916-56011
(D): 09916-58210

CATATAN:
• Jangan menggunakan kembali valve guide yang telah
dilepas.
Pasang valve guide baru (oversize).
• Intake dan exhaust valve guide adalah sama.

Valve guide oversize


0.03 mm (0.0012 in.)
Tonjolan valve guide (In dan Ex)
11.5 mm (0.45 in.)

3) Haluskan lubang valve guide dengan special tool (5.5 mm


reamer).
Setelah dihaluskan, bersihkan bore.
Special tool
(A): 09916-34542
(B): 09916-34550
4) Pasang valve spring seat ke cylinder head.
6A-36 MEKANISME MESIN (G15)

5) Pasang seal valve stem yang baru (1) ke valve guide.


Setelah memberikan oli mesin ke seal dan spindle special
tool (valve guide installer handle), pasang oil seal ke spindle,
dan kemudian pasang seal ke valve guide dengan cara
menekan special tool dengan tangan.
Setelah memasaing, pastikan seal terpasang dengan baik
pada valve guide.

PERHATIAN:
Ketika memasang, jangan mengetuk atau memukul spe-
cial tool dengan palu atau sejenisnya. Pasang seal ke
guide hanya dengan menekan special tool dengan tan-
gan. Mengetuk atau memukul special tool dapat
menyebabkan kerusakan seal.

Special tool
(A): 09917-98221
(B): 09916-58210

6) Pasang valve (1) ke valve guide.


Sebelum memasang valve ke valve guide, berikan oli mesin
ke stem seal, valve guide bore, dan valve stem.

7) Pasang valve spring dan spring retainer.


Setiap valve spring memiliki ujung atas (ujung besar (1)) dan
ujung bawah (ujung kecil (2)). Pastikan posisi spring sudah
benar dengan ujung bawahnya (sisi valve spring retainer (3))
menghadap ke bawah (sisi valve spring seat (4)).

8) Gunakan special tool (valve lifter), compress valve spring


dan pasang dua valve cotter (1) ke dalam groove valve
stem.
Special tool
(A): 09916-14510
(B): 09916-14910
(C): 09916-84511
9) Pasang rocker arm, spring dan rocker arm shaft sesuai
prosedur “Melepas dan Memasang Rocker Arm, Rocker Arm
Shaft dan Camshaft”.
10) Pasang intake manifold dan exhaust manifold.
MEKANISME MESIN (G15) 6A-37

Memeriksa Valve dan Cylinder Head


Valve Guide

Gunakan micrometer dan bore gauge untuk mengukur diameter


valve stem dan guide dan untuk memeriksa celah stem-ke-guide.
Lakukan pemeriksaan lebih dari satu tempat di sepanjang mas-
ing-masing stem dan guide.
Jika celah melebihi limit, ganti valve dan valve guide.
Spesifikasi valve dan valve guide

Item Standar Limit


5.465 – 5.480 mm
In –
Diameter valve (0.2152 – 0.2157 in.)
stem 5.440 – 5.455 mm
Ex –
(0.2142 – 0.2147 in.)
Diameter dalam In 5.500 – 5.512 mm

valve guide Ex (0.2166 – 0.2170 in.)
0.020 – 0.047 mm 0.07 mm
In
Celah stem-ke- (0.0008 – 0.0018 in.) (0.0027 in.)
guide 0.045 – 0.072 mm 0.09 mm
Ex
(0.0018 – 0.0028 in.) (0.0035 in.)

Jika bore gauge tidak ada, periksa ujung miring valve stem den-
gan dial gauge.
Geser ujung stem ke arah (1) dan (2) untuk mengukur ujung mir-
ing.
Jika kemiringan melebihi limit, ganti valve stem dan valve guide.
Limit ujung miring valve stem
Intake: 0.14 mm (0.005 in.)
Exhaust: 0.18 mm (0.007 in.)

Valve
• Lepas semua carbon dari valve.
• Periksa masing-masing valve dari aus, angus atau kerusa-
kan pada permukaannya dan stem, jika perlu ganti.
• Ukur ketebalan valve head. Jika ketebalannya melebihi limit,
ganti valve.
Ketebalan valve head “a”:

Standar Limit
Intake 0.8 – 1.2 mm 0.6 mm (0.023 in.)
Exhaust (0.032 – 0.047 in.) 0.7 mm (0.027 in.)

“b”: 45°
6A-38 MEKANISME MESIN (G15)

• Periksa ujung permukaan valve stem dari lubang dan aus.


Jika ada lubang atau aus, ujung valve stem harus diratakan,
tetapi jangan terlalu banyak saat menggerinda chamfer.
Ketika keausan mengakibatkan chamfer hilang, ganti valve.

• Lebar dudukan:
Beri compound pada dudukan valve dan dengan memutar
dudukan tapping dengan valve head. Gunakan valve lapper
(alat untuk proses sekir valve).
Pola yang terbentuk pada permukaan dudukan valve harus
rata dan tanpa celah/patahan, dan ketebalannya harus dian-
tara spesifikasi berikut.
Standar lebar dudukan “a” pada permukaan valve
Intake dan exhaust: 1.1 – 1.3 mm (0.0433 – 0.0511 in.)

• Perbaikan dudukan valve:


Dudukan valve tidak membentuk pola gesekan yang
seragam pada valve atau jika ada jarak tidak sesuai spesi-
fikasi harus diperbaiki dengan cara menggerinda atau dipo-
tong dan gerinda kembali, dan diakhiri dengan proses sekir.
1) Dudukan exhaust valve:
Gunakan cutter untuk membuat tiga potongan seperti pada
gambar. Potongan pertama membentuk sudut 15°, kedua
membentuk sudut 75° dan terakhir membentuk sudut 45°.
Potongan kedua harus sesuai dengan tebal dudukan.
Lebar dudukan untuk exhaust valve
1.1 – 1.3 mm (0.0433 – 0.0511 in.)
2) Urutan pemotongan dudukan Intake valve sama untuk
exhaust valve seat.
Lebar dudukan intake valve
1.1 – 1.3 mm (0.0433 – 0.0511 in.)
MEKANISME MESIN (G15) 6A-39

3) Sekir valve.
Lakuan sekir dalam dua tahap, pertama menggunakan com-
pound kasar kemudian menggunakan compound halus.
Saat menggunakan lapper (alat sekir), lakukan dengan cara
yang benar.

Cylinder Head

• Lepas carbon dari ruang bakar.

CATATAN:
Jangan menggunakan alat yang tajam untuk melepas
carbon. Hati-hati jangan sampai menggores atau menge-
lupas permukaan metal ketika melepas carbon. Hal yang
sama untuk valve dan dudukan valve.

• Periksa cylinder head dari retak pada intake dan exhaust


port, ruang bakar, dan permukaan head.

• Kerataan permukaan gasket:


Gunakan mistar baja dan thickness gauge, periksa permu-
kaan di 6 lokasi. Jika kerusakan melebihi limit, perbaiki per-
mukaan gasket dengan plate dan amplas no. 400 (amplas
anti air silicon carbide), amplas permukaan plate, dan per-
mukaan dengan gasket untuk menghilangkan bagian yang
tinggi. Jika hal ini masih tidak dapat mencapai standar pen-
gukuran thickness gauge, ganti cylinder head.
Kebocoran gas buang dari gasket joint sering terjadi karena
permukaan gasket keriting, sehingga menyebabkan kurang-
nya tenaga mesin kendaraan.
Limit kerusakan permukaan gasket cylinder head
0.05 mm (0.002 in.)
6A-40 MEKANISME MESIN (G15)

• Kerusakan permukaan dudukan manifold:


Periksa permukaan dudukan cylinder head manifold,
gunakan mistar baja dan thickness gauge, untuk menentu-
kan apakah cylinder head dapat diperbaiki atau diganti.
Limit kerusakan permukaan manifold
0.10 mm (0.004 in.)

Valve Spring

• Lihat data di bawah ini, periksa masing-masing kondisi


spring, pastikan tidak ada yang patah atau lemah. Perlu diin-
gat, valve spring yang lemah dapat menyebabkan bunyi, dan
kemungkinan berkurangnya output tenaga mesin karena
adanya kebocoran gas.
Panjang valve spring
Standar: 36.83 mm (1.4500 in.)
Limit: 35.67 mm (1.4043 in.)
Preload valve spring
Standar:
107 – 125 N (10.7 – 12.5 kg, 23.6 – 27.5 lb) for 31.5 mm
(1.24 in.)
Limit:
93 N (9.3 kg, 20.5 lb) for 31.5 mm (1.24 in.)

• Kelurusan spring:
Gunakan permukaan plate yang rata dan lurus, kemudian
periksa masing-masing celah spring antara ujung valve
spring dan plate . Jika celah valve spring lebih besar dari
limit, lakukan penggantian.
Limit kelurusan valve spring
2.0 mm (0.079 in.)
MEKANISME MESIN (G15) 6A-41

Unit Overhaul
Komponen Engine Mounting

1. Bagian depan kendaraan 8. Engine mounting belakang 15. Baut bracket engine mounting kiri
2. Member engine mounting depan 9. Mounting member collar 16. Baut No.1 engine mounting belakang
3. Engine mounting depan kiri 10. Mounting member cushion atas 17. Baut No.2 engine mounting belakang
4. Cover engine mounting depan kiri 11. Mounting member cushion bawah 55 N·m (5.5 kg-m, 40.0 lb-ft)

5. Bracket engine mounting depan kiri 12. Baut mounting member 25 N·m (2.5 kg-m, 18.0 lb-ft)

6. Engine mounting depan kanan 13. Mur engine mounting


7. Bracket engine mounting depan kanan 14. Baut bracket engine mounting kanan

Melepas dan Memasang Engine Assy.


Melepas
1) Lepas tekanan bahan bakar sesuai prosedur pada “Melepas
Tekanan Bahan Bakar” di Bab 6.
2) Lepas kabel negatif battery.
6A-42 MEKANISME MESIN (G15)

3) Kuras sistim pendingin sesuai prosedur pada “Menguras


dan Mengisi Kembali Sistim Pendingin” di Bab 6B.

4) Lepas console box (1).


5) Lepas kabel gear shift dan kabel gear select sesuai prosedur
1 pada “Melepas dan Memasang Kabel dan Tuas Gear Shift
Control” di Bab 7A.
6) Lepas kabel rem tangan sesuai prosedur pada “Melepas dan
Memasang Kabel Rem Tangan” di Bab 5
7) Lepas engine room center member (2).

8) Lepas kabel kelistrikan berikut.


• Kabel ground dari intake manifold dan exhaust manifold
• Sensor manifold absolute pressure (MAP) (1)
• CMP sensor (2)
• Sensor engine coolant temperature (ECT) (3)
• TP sensor (4)
6
6
• IAC valve
2
• Kabel fuel injector pada connector
• IAT sensor (5)
• MAF sensor
• Connector ignition coil assy. (6)
3 • CKP sensor
• Kabel ground dari cylinder block (jika dilengkapi)
1 8
• Engine oil pressure switch
• Power steering pressure switch dan lepas harness dari
clamp.
9 9) Lepas hose berikut.
• Breather hose (7)
4 7
• Radiator outlet hose (8) dari inlet pipa
• Brake booster hose (9) dari intake manifold
• Heater inlet dan outlet hose dari pipa
• Fuel feed hose dan return hose dari masing-masing pipa
10
• A/T fluid hose clamp dari bracket
5 • Air intake hose (10)
10) Lepas kabel gas dan kabel throttle A/T (jika dilengkapi) dari
throttle body dan clamp-nya.
11) Angkat kendaraan.
12) Kuras oli mesin jika perlu.
MEKANISME MESIN (G15) 6A-43

13) Lepas oil pan guard member (1).

14) Lepas belt pompa P/S (1) sesuai prosedur pada “Melepas
dan Memasang Belt Pompa P/S” di Bab 3B1.

15) Dengan hose dilepas, lepas compressor A/C (1) dari cylinder
block (jika dilengkapi).

16) Dengan hose dilepas, lepaskan pompa P/S (1) dari cylinder
block.

2
1 17) Lepas baut pipa exhaust (1).
6A-44 MEKANISME MESIN (G15)

18) Kuras oli transmisi sesuai prosedur “Mengganti Oli Trans-


misi” di Bab 7A.
19) Lepas kabel clutch dari clutch release arm sesuai prosedur
pada “Melepas dan Memasang Kabel Clutch” di Bab 7C.

1 20) Lepas soket switch lampu mundur (1) dan VSS (2).
21) Lepas propeller shaft sesuai prosedur pada “Melepas dan
Memasang Propeller Shaft” di Bab 4B.

22) Ganjal engine assy. dan transmisi (2) dengan dongkrak (1).
23) Lepas baut engine mounting bracket dan baut mounting
belakang.

CATATAN:
Sebelum melepas engine assy. dengan transmisi dari
bodi, pastikan semua hose dan kabel kelistrikan telah
2 dilepas dari engine assy. dan transmisi.

24) Turunkan engine assy. dengan transmisi dari bodi.

CATATAN:
Sebelum menurunkan mesin, untuk menghindari pompa
P/S dan compressor A/C dari kerusakan, perhatikan tim-
ing belt sewaktu mengangkat.
Usahakan tidak ada gaya berlebihan pada hose.

25) Lepas transmisi dari engine assy. sesuai prosedur “Mem-


bongkar dan Merakit Unit Transmisi Manual ” di Bab 7A.
26) Lepas cover clutch, disk clutch dan flywheel sesuai prosedur
“Melepas dan Memasang Cover Clutch, Disk Clutch dan Fly-
wheel” di Bab 5C.

Memasang
Kebalikan dari prosedur melepas untuk memasang dengan mem-
perhatikan hal-hal berikut.
• Pasang cover clutch, disk clutch dan flywheel sesuai prose-
dur “Melepas dan Memasang Cover Clutch, Disk Clutch dan
Flywheel” di Bab 5C.
• Pasang transmisi ke engine assy. sesuai prosedur “Mem-
bongkar dan Merakit Unit Transmisi Manual ” di Bab 7A.
• Kencangkan baut mounting engine assy. sesuai prosedur
pada “Komponen Engine Mounting”.
• Pasang pipa exhaust sesuai prosedur pada “Komponen Sis-
tim Exhaust” di Bab 6K.
MEKANISME MESIN (G15) 6A-45

• Pasang pompa P/S sesuai prosedur “Melepas dan


Memasang Pompa P/S” di Bab 3B1.
• Sebelum memasang engine room center member, periksa
engine room center member seal dari kerusakan. Ganti jika
perlu.
• Pasang engine room center member sesuai prosedur pada
“Melepas dan Memasang Kabel dan Tuas Gear Shift Con-
trol” di Bab 7A.
• Setel belt pompa P/S sesuai prosedur pada “Menyetel Kek-
encangan Belt Pompa P/S ” di Bab 3B1.
• Setel play kabel gas sesuai prosedur pada “Menyetel Kabel
Gas” di Bab 6E.
• Setel kabel gear select sesuai prosedur pada “Menyetel
Kabel Gear Select ” di Bab 7A.
• Setel kabel rem tangan sesuai prosedur pada “Memeriksa
dan Menyetel Rem Tangan” di Bab 5
• Isi kembali oli transmisi sesuai prosedur pada “Mengganti Oli
Transmisi” di Bab 7A.
• Isi Kembali oli mesin sesuai prosedur pada “Mengganti Oli
Mesin dan Filter Oli” di Bab 0B.
• Isi Kembali coolant sesuai prosedur pada “Menguras dan
Mengisi Kembali Sistim Pendingin” di Bab 6B.
• Pastikan tidak ada kebocoran bahan bakar, coolant dan gas
buang di setiap sambungan.
• Pasang battery dan periksa fungsi mesin, clutch dan trans-
misi.
6A-46 MEKANISME MESIN (G15)

Komponen Oil Pan dan Oil Pump Strainer

1. Oil pan 6. Sensor CKP 11. Baut bracket oil pump strainer
: Beri sealant 99000-31250 ke permukaan yang menempel antara oil pan
dan cylinder block, lihat langkah 1 “Memasang”.
2. Oil pump strainer 7. Mur oil pan 10 N·m (1.0 kg-m, 7.5 lb-ft)

3. Seal 8. Baut oil pan 11 N·m (1.1 kg-m, 8.0 lb-ft)

4. Drain plug gasket 9. Baut CKP sensor 50 N·m (5.0 kg-m, 36.0 lb-ft)

5. Drain plug 10. Baut oil pump strainer Jangan digunakan kembali.

Melepas dan Memasang Oil Pan dan Oil Pump


Strainer
Melepas

1) Lepas engine assy. sesuai prosedur pada “Melepas dan


Memasang Engine Assembly”.
MEKANISME MESIN (G15) 6A-47

2) Lepas soket CKP sensor (1) dan CKP sensor (2) dengan
melepas bautnya (jika dilengkapi).

2
1

3) Kuras oli mesin dengan membuka drain plug (2).


1. Oil pan

4) Lepas oil pan (3) kemudian oil pump strainer (2).


1. Cylinder block

Memasang
“A” 1) Bersihkan permukaan sealing pada oil pan dan cylinder
block.
2) Beri sealant ke seluruh permukaan oil pan seperti pada
gambar.
“A”: Sealant 99000-31250
“a”: 2 mm (0.08 in.)
“b”: 3 mm (0.12 in.)

“A” “A”
“a” “a”

“b” “b”
6A-48 MEKANISME MESIN (G15)

3) Pasang seal baru (2) dengan posisi seperti pada gambar.


4) Pasang oil pump strainer (1) dan oil pan (3).
Kencangkan baut strainer (4) dan kemudian baut bracket (5)
sesuai spesifikasi.
Momen pengencangan
Baut oil pump strainer (a): 11 N·m (1.1 kg-m, 8.0 lb-ft)
Baut bracket oil pump strainer
(b): 11 N·m (1.1 kg-m, 8.0 lb-ft)
5) Setelah memasang oil pan ke cylinder block, pasang baut-
bautnya dengan benar dan mulai pengencangan dari tengah
kemudian gerakkan wrench ke arah luar dan kencangkan
satu per satu.
Kencangkan mur dan baut sesuai spesifikasi.
Momen pengencangan
Mur dan baut oil pan (c): 11 N·m (1.1 kg-m, 8.0 lb-ft)

6) Pasang gasket baru dan drain plug (2) ke oil pan (1).
Kencangkan drain plug sesuai spesifikasi.
Momen pengencangan
Drain plug
(a): 50 N·m (5.0 kg-m, 36.5 lb-ft)

7) Pasang CKP sensor (1) dan pasang soketnya.


Momen pengencangan
Baut CKP sensor
(a): 10 N·m (1.0 kg-m, 7.5 lb-ft)

8) Pasang engine assy. ke kendaraan sesuai prosedur


“Melepas dan Memasang Engine Assy.”.
9) Isi kembali oli mesin sesuai prosedur pada “Mengganti Oli
Mesin dan Filter Oli” di Bab 0B.
10) Pastikan tidak ada kebocoran di semua sambungan.
MEKANISME MESIN (G15) 6A-49

Membersihkan Oil Pan dan Oil Pump Strainer


• Bersihkan permukaan yang menempel antara oil pan dan
cylinder block.
Bersihkan oli, sealant, dan kotoran dari permukaan yang
menempel dan bagian dalam oil pan.

• Bersihkan saringan oil pump strainer.


6A-50 MEKANISME MESIN (G15)

Komponen Pompa Oli

1. Rotor plate 6. Oil pump Pin 11. Oil pump plate screw 23 N·m (2.3 kg-m, 17.0 lb-ft)

2. Inner rotor 7. Relief valve 12. Oil Pump plug Jangan digunakan kembali

3. Outer rotor 8. Spring 13. Baut pompa oli (pendek)


4. Gasket 9. Retainer 14. Baut pompa oli (panjang)
5. Rotor plate pin 10. Circlip 11 N·m (1.1 kg-m, 8.0 lb-ft)

Melepas dan Memasang Pompa Oli


Melepas
1) Lepas engine assy. sesuai prosedur “Melepas dan
Memasang Engine Assy.”.
2) Lepas timing belt sesuai prosedur pada “Melepas dan
Memasang Timing Belt dan Tensioner”.
3) Lepas generator dan bracketnya sesuai prosedur pada
“Membongkar dan Melepas Generator” di bab 6H.

4) Lepas pulley crankshaft (3).


Untuk mengunci crankshaft, pasang special tool (gear stop-
per) pada flywheel ring gear (1).
Dengan crankshaft terkunci, lepas baut pulley timing belt
crankshaft (2).
Special tool
(A): 09927-56010
MEKANISME MESIN (G15) 6A-51

5) Lepas oil pan (3) dan oil pump strainer (2) sesuai prosedur
“Melepas dan Memasang Oil Pan dan Oil Pump Strainer”.
1. Cylinder block

6) Lepas pompa oli assy. (1) kemudian lepas rubber seal (2)
dan oil pump pin.

Memasang
1) Pasang dua oil pump pin dan gasket pompa oli yang baru ke
cylinder block.
2) Untuk mencegah bibir oil seal rusak atau terpuntir ketika
memasang pompa oli ke crankshaft, pasang special tool (oil
seal guide) ke crankshaft, dan beri oli mesin pada special
tool.
Special tool
(A): 09926-18210

3) Pasang pompa oli ke cylinder block.


Ada 2 tipe baut pompa oli, lihat gambar untuk penggunaan
yang benar dan kencangkan sesuai spesifikasi.
Momen pengencangan
Baut pompa oli
(a): 11 N·m (1.1 kg-m, 8.0 lb-ft)
1. Baut No.1 (pendek)
2. Baut No.2 bolts (panjang)
6A-52 MEKANISME MESIN (G15)

4) Pasang rubber seal di antara pompa oli dan water pump.

5) Pasang key (1) dan crank timing belt pulley (2). Lihat gam-
bar untuk pemasangan yang benar.
Dengan crankshaft terkunci, kencangkan baut crank timing
belt pulley (3) sesuai spesifikasi.
Momen pengencangan
Baut crank timing belt pulley
(a): 130 N·m (13.0 kg-m, 94.0 lb-ft)
Special tool
(A): 09927-56010
4. Dowel pin
5. Flywheel

6) Pasang timing belt, tensioner, oil pump strainer, oil pan dan
komponen lain sesuai prosedur pada “Melepas dan
Memasang Timing Belt dan Tensioner” dan “Melepas dan
Memasang Oil Pan dan Oil Pump Strainer”.
7) Pasang generator dan bracket sesuai prosedur pada “Mem-
bongkar dan Merakit Generator” di Bab 6H.
8) Pastikan semua komponen yang dilepas telah terpasang
kembali pada tempatnya semula.
9) Setel kekencangan belt water pump sesuai prosedur pada
“Memeriksa dan Menyetel Tension Cooling Fan Belt” di Bab
6B.
10) Setel kekencangan belt pompa P/S sesuai prosedur pada
“Menyetel Kekencangan Belt Pompa P/S” di Bab 3B1.
11) Isi kembali oli mesin sesuai prosedur pada “Mengganti Oli
Mesin dan Filter Oli” di Bab 0B.
12) Pastikan tidak ada kebocoran coolant dan oli pada tiap-tiap
sambungan.
13) Setelah selesai pemasangan, periksa tekanan oli dengan
menghidupkan mesin sesuai prosedur pada “Memeriksa
Tekanan Oli”.
MEKANISME MESIN (G15) 6A-53

Membongkar dan Merakit Kembali Pompa Oli


Membongkar

1) Lepas baut oil level gauge guide (3) dan tarik keluar guide
(2) dari pompa oli (1).
4. Guide seal

2) Lepas rotor plate (1).

3) Lepas rotor plate pin (1) dari oil pump case (2).
4) Lepas outer rotor (3) dan inner rotor (4).

5) Lepas relief valve (1), spring (2) dan retainer (3) dengan
melepas circlip (4).
6A-54 MEKANISME MESIN (G15)

Merakit Kembali

1) Cuci, bersihkan dan keringkan semua komponen yang


dibongkar.
2) Beri sedikit oli mesin ke inner dan outer rotor (1), oil seal,
permukaan bagian dalam oil pump case dan plate.
3) Pasang outer dan inner rotor (2) ke pump case.
4) Pasang rotor plate pin (3) ke oil pump case (4).

5) Pasang rotor plate (2) dan kencangkan 5 screw (1) sesuai


spesifikasi.
Setelah memasang plate, pastikan rotor dapat berputar
mudah dengan tangan.
Momen pengencangan
Oil pump plate screw (a): 11 N·m (1.1 kg-m, 8.0 lb-ft)

6) Berikan oli mesin pada relief valve (1) dan pasang dengan
spring (2), retainer (3) dan circlip baru (4).

7) Berikan oli mesin pada guide seal (3) kemudian pasang


guide seal dan guide (2).
Kencangkan baut oil level gauge guide sesuai spesifikasi.
Momen pengencangan
Baut oil level gauge guide (a): 11 N·m (1.1 kg-m, 8.0 lb-ft)
1. Pompa oli
MEKANISME MESIN (G15) 6A-55

Memeriksa Pompa Oli


• Periksa bibir oil seal dari kerusakan. Ganti jika perlu.

CATATAN:
Ketika memasang oil seal baru (1), press-fit hingga
ujungnya rata dengan ujung oil pump case (2).

• Periksa outer dan inner rotor, rotor plate, dan oil pump case
dari aus atau rusak.

• Periksa celah radial antara outer rotor (1) dan case (2) den-
gan menggunakan thickness gauge.
Jika celah melebihi limit, ganti outer rotor atau case.
Limit celah radial antara outer rotor dan oil pump case
0.310 mm (0.0122 in.)

• Periksa celah samping dengan menggunakan mistar baja


(1) dan thickness gauge.
Limit celah samping oil pump inner rotor
0.15 mm (0.0059 in.)
6A-56 MEKANISME MESIN (G15)

Komponen Piston, Piston Ring dan Connecting Rod

1. Ring pertama 6. Connecting rod bearing cap 35 N·m (3.5 kg-m, 25.5 lb-ft)
: Jangan memberikan oli mesin ke permu-
kaan dalam cap.
2. Ring kedua 7. Connecting rod bearing Jangan digunakan kembali.
: Jangan memberikan oli mesin ke bagian di
antara ujung besar rod dan bearing, antara
cap dan bearing.
3. Oil ring 8. Piston pin :Berikan oli mesin pada permukaan yang
bergesekan.
4. Piston 9. Piston pin circlip
5. Connecting rod 10. Connecting rod bearing cap nut
: Jangan memberikan oli mesin ke permu-
kaan dalam ujung besar rod.

Melepas dan Memasang Piston, Piston Ring


dan Connecting Rod
Melepas
1) Lepas engine assy. sesuai prosedur pada “Melepas dan
Memasang Engine Assembly”.
2) Lepas cylinder head dari cylinder block sesuai prosedur
pada “Melepas dan Memasang Valve dan Cylinder Head”.
3) Kuras oli mesin.
4) Lepas oil pan dan oil pump strainer sesuai prosedur pada
“Melepas dan Memasang Oil Pan dan Oil Pump Strainer”.
5) Tandai nomor cylinder di semua piston, connecting rod dan
rod bearing cap, gunakan pencil silver atau cat cepat kering.
6) Lepas rod bearing cap.
MEKANISME MESIN (G15) 6A-57

7) Pasang guide hose (1) melalui ulir baut rod. Hal ini untuk
mencegah kerusakan bearing journal dan ulir baut rod ketika
melepas connecting rod.
8) Lepas carbon di bagian atas bore cylinder sebelum melepas
piston dari cylinder.
9) Tekan piston dan connecting rod assy. keluar melaui bagian
atas bore cylinder.

Memasang

1) Berikan oli mesin pada piston, ring, dinding cylinder, con-


necting rod bearing dan crankpin.

CATATAN:
Jangan memberikan oli ke bagian antara connecting rod
dan bearing atau antara bearing cap dan bearing.

2) Pasang guide hose melalui baut connecting rod.


Karena guide hose berfungsi untuk melindungi crankpin dan
ulir baut rod dari kerusakan selama pemasangan connecting
rod dan piston assy.

3) Ketika memasang piston dan connecting rod assy. ke bore


cylinder, arahkan tanda panah pada piston head ke timing
belt.
A: Sisi timing belt
B: Sisi flywheel

4) Pasang piston dan connecting rod assy. ke bore cylinder.


Gunakan special tool (piston ring compressor) untuk
mengkompres ring.
Pasang connecting rod ke crankshaft.
Gunakan gagang palu, ketuk piston head untuk memasang
piston ke bore. Tahan ring compressor pada cylinder block
hingga semua piston ring masuk ke dalam cylinder bore.
Special tool
(A): 09916-77310
6A-58 MEKANISME MESIN (G15)

5) Pasang bearing cap (1):


Arahkan tanda panah (2) pada cap ke timing belt.
Kencangkan mur cap sesuai spesifikasi.
Momen pengencangan
Mur connecting rod bearing
(a): 35 N·m (3.5 kg-m, 25.5 lb-ft)
A: Timing belt side

6) Kebalikan prosedur melepas untuk memasang, sebagaim-


ana telah diterangkan sebelumnya.
7) Setel kekencangan belt water pump sesuai prosedur pada
“Memeriksa dan Menyetel Belt Water Pump/Generator” di
Bab 6B.
8) Setel kekencangan belt pompa P/S sesuai prosedur pada
“Menyetel Kekencangan Belt Pompa P/S ” di Bab 3B1.
9) Setel celah valve intake dan exhaust sesuai prosedur pada
“Celah Valve”.
10) Setel play kabel gas dan play kabel throttle A/T (untuk model
4 A/T) sesuai prosedur pada “Menyetel Kabel Gas” dan
“Menyetel Kabel Throttle A/T” di Bab 6E.
11) Pastikan komponen yang telah dilepas, telah dipasang
kembali di tempatnya semula.
12) Isi kembali oli mesin sesuai prosedur pada “Mengganti Oli
Mesin dan Filter Oli” di Bab 0B.
13) Isi kembali sistim pendingin sesuai prosedur pada “Mengu-
ras dan Mengisi Kembali Sistim Pendingin” di Bab 6B.
14) Pasang kabel negatif battery.
15) Pastikan tidak ada kebocoran bahan bakar, coolant, oli dan
gas buang di tiap-tiap sambungan.
16) Pastikan ignition timing sesuai spesifikasi, lihat “Memeriksa
Ignition Timing” di Bab 6F.
MEKANISME MESIN (G15) 6A-59

Membongkar dan Merakit Kembali Piston,


Piston Ring, Connecting Rod dan Cylinder
Membongkar
1) Gunakan piston ring expander, lepas dua compression ring
(top dan 2nd) dan oil ring dari piston.
2) Lepas piston pin dari connecting rod.
• Keluarkan piston pin circlip (1) seperti pada gambar.

• Tekan piston pin keluar.


6A-60 MEKANISME MESIN (G15)

Merakit Kembali

CATATAN:
Ada dua ukuran piston standar untuk menjaga celah pis-
ton-ke-cylinder. Ketika memasang piston standar, cocok-
kan piston dengan cylinder sebagai berikut.

a) Setiap piston (5) memiliki nomor 1 atau 2 (6) seperti pada


gambar. Nomor ini menunjukkan diameter piston.
b) Terdapat juga nomor 1 dan 2 (6) pada cylinder block seperti
pada gambar. Angka pertama menunjukkan diameter
dalam cylinder No.1 (1), angka kedua cylinder No.2 (2),
angka ketiga cylinder No.3 (3) dan angka keempat cylinder
No.4 (4).
A: Sisi timing belt
B: Sisi flywheel

c) Nomor yang tertera pada piston dan cylinder block ber-


hubungan. Karenanya, pasang piston nomor 2 ke cylinder
nomor 2 dan piston nomor 1 ke cylinder nomor 1.
Spesifikasi piston dan cylinder

Piston Cylinder
Nomor
Celah pis-
di
Diameter Nomor Diameter ton-ke-cyl-
bagian
luar (tanda) Bore inder
atas
(tanda)
74.9801 – 75.0101 –
0.02 – 0.04
74.9900 mm 75.0200 mm
1 1 mm (0.0008
(2.9520 – (2.9531 –
– 0.0015 in.)
2.9523 in.) 2.9535 in.)
74.9700 – 75.0000 –
0.02 – 0.04
74.9800 mm 75.0100 mm
2 2 mm (0.0008
(2.9516 – (2.9528 –
– 0.0015 in.)
2.9519 in.) 2.9531 in.)

Dan juga, huruf A, B atau C yang tertera pada bagian atas piston.
Tetapi biasanya tidak perlu membedakan piston dengan huruf-
huruf ini.
MEKANISME MESIN (G15) 6A-61

1) Pasang piston pin ke piston (1) dan connecting rod (3):


Setelah piston pin dan lubang piston pin pada piston dan
connecting rod diberikan oli mesin, pasang connecting rod
ke piston seperti pada gambar dan pasang piston pin ke pis-
ton dan connecting rod, kemudian pasang piston pin circlip.

CATATAN:
Circlip (5) harus dipasang dengan bagian potongannya
menghadap ke atas atau bawah seperti pada gambar.

2. Tanda panah
4. Lubang oli
A: Sisi timing belt

2) Pasang piston ring ke piston:


• Perhatikan ukuran ring pertama (1) dari ring kedua (2) sep-
erti pada gambar.
• Seperti pada gambar, ring pertama dan kedua memiliki
tanda masing-masing (4).
Ketika memasang piston ring ke piston, arahkan tanda ke
bagian atas piston.
• Ketika memasang oil ring (3), pasang spacer terlebih dahulu
dan kemudian kedua railnya.

3) Setelah memasang ketiga ring (1st, 2nd dan oil ring), lurus-
kan ujung celahnya seperti pada gambar.
1. Tanda panah 5. Oil ring lower rail gap
2. Gap ujung 1st ring 6. Sisi intake
3. Gap ujung 2nd ring dan gap oil ring spacer 7. Sisi Exhaust
4. Oil ring upper rail gap

Memeriksa dan Membersihkan Piston, Piston


Ring, Connecting Rod dan Cylinder
Cylinder
1) Periksa dinding cylinder dari goresan, kasar atau aus. Jika
cylinder bore sangat kasar atau goresannya dalam atau aus,
lakukan corter pada cylinder dan gunakan piston oversize.
6A-62 MEKANISME MESIN (G15)

2) Gunakan cylinder gauge, ukur cylinder bore secara thrust


dan axial di dua posisi seperti pada gambar.
Jika ada kondisi berikut, lakukan corter pada cylinder.
• Cylinder bore diameter melebihi limit.
• Perbedaan antara dua posisi pengukuran melebihi limit
taper.
• Perbedaan antara pengukuran thrust dan axial melebihi limit
out-of-round .
Limit diameter cylinder bore
75.15 mm (2.9586 in.)
Limit taper cylinder bore
Limit: 0.10 mm (0.0039 in.)
Cylinder bore out-of-round
Limit: 0.10 mm (0.0039 in.)

CATATAN:
Jika dari keempat cylinder harus dicorter, lakukan corter
pada keempatnya dengan ukuran yang sama. Hal ini
perlu untuk keseimbangan kerja mesin.

“a”: 50 mm (1.96 in.)


“b”: 95 mm (3.74 in.)

Piston
1) Periksa piston dari kerusakan, retak atau lainnya.
Piston yang rusak harus diganti.
2) Diameter piston:
Seperti pada gambar, diameter piston harus diukur pada
posisi “a” dari ujung piston dan tegak lurus dengan piston
pin.
Diameter piston

Ukuran Piston Diameter Piston


74.970 – 74.990 mm
Standar
(2.9516 – 2.9523 in.)
Over size: 0.50
75.470 – 75.480 mm
mm (0.0196
(2.9713 – 2.9716 in.)
in.)

“a”: 23 mm (0.91 in.)


MEKANISME MESIN (G15) 6A-63

3) Celah piston:
Ukur diameter cylinder bore dan diameter piston untuk
mengetahui perbedaannya sebagai celah piston. Celah pis-
ton harus sesuai spesifikasi sebagaimana berikut. Jika tidak
sesuai spesifikasi, lakukan corter pada cylinder dan gunakan
piston oversize.
Celah piston
0.02 – 0.04 mm (0.0008 – 0.0015 in.)

CATATAN:
Diameter cylinder bore yang digunakan adalah hasil pen-
gukuran pada dua posisi.

“a”: 23 mm (0.91 in.)

4) Celah ring groove:


Sebelum diperiksa, piston groove harus dibersihkan, kering-
kan dan bersihkan dari carbon.
Pasang piston ring baru (1) ke piston groove, dan ukur celah
antara ring dan ring land dengan menggunakan thickness
gauge (2).
Jika celah tidak sesuai spesifikasi, ganti piston.
Celah ring groove
Top: 0.03 – 0.07 mm (0.0012 – 0.0027 in.)
2nd: 0.02 – 0.06 mm (0.0008 – 0.0023 in.)

Piston Pin

1) Periksa piston pin, bore ujung kecil connecting rod dan pis-
ton bore dari aus atau rusak. Perhatikan dengan baik kondisi
ujung kecil bore bush. Jika pin, bore ujung kecil connecting
rod atau piston bore sangat aus atau rusak, ganti pin, con-
necting rod atau piston.
2) Celah piston pin:
Periksa celah piston pin di bagian ujung kecil. Ganti connect-
ing rod jika bagian ujung kecilnya sangat aus atau rusak
atau jika pengukuran celah melebihi limit.
Piston clearance ujung kecil
Standard: 0.003 – 0.016 mm (0.0001 – 0.0006 in.)
Limit: 0.05 mm (0.0020 in.)
Bore connecting rod ujung kecil
19.003 – 19.011 mm (0.7482 – 0.7484 in.)
Diameter piston pin.
18.997 – 19.000 mm (0.7479 – 0.7480 in.)
6A-64 MEKANISME MESIN (G15)

Piston Ring

Untuk mengukur ujung gap, pasang piston ring (3) ke cylinder


bore dan ukur gap dengan menggunakan thickness gauge (2).
Jika pengukuran gap tidak sesuai spesifikasi, ganti ring.

CATATAN:
Bersihkan carbon dan bagian atas cylinder bore sebelum
memasang piston ring.

Gap ujung piston ring

Standar Limit
0.20 – 0.33 mm 0.7 mm
Top ring
(0.0079 – 0.0130 in.) (0.0275 in.)
0.28 – 0.41 mm 0.7 mm
2nd ring
(0.0110 – 0.0161 in.) (0.0275 in.)
0.20 – 0.50 mm 1.7 mm
Oil ring
(0.0079 – 0.0197 in.) (0.0669 in.)

1. Cylinder block
“a”: 120 mm (4.72 in.)

Connecting Rod

1) Celah sisi ujung besar:


Pastikan ujung besar connecting rod, dengan rod terpasang
dan terhubung ke crank pin. Jika pengukuran melebihi limit,
ganti connecting rod.
Celah sisi ujung besar connecting rod
Standar: 0.10 – 0.25 mm (0.0039 – 0.0098 in.)
Limit: 0.4 mm (0.0157 in.)

2) Kelurusan connecting rod:


Pasang connecting rod pada aligner untuk memeriksa
bengkok dan terpuntir dan jika melebihi limit, ganti.
Kelurusan Connecting rod
Limit bengkok: 0.05 mm (0.0020 in.)
Limit terpuntir: 0.10 mm (0.0039 in.)
MEKANISME MESIN (G15) 6A-65

Crank Pin dan Connecting Rod Bearing

1) Periksa crank pin dari aus atau rusak. Ukur crank pin dari
out-of-round atau taper dengan micrometer. Jika crank pin
rusak, atau out-of-round atau taper melebihi limit, ganti
crankshaft atau bubut crank pin dengan melihat langkah f).
Spesifikasi crank pin dan connecting rod bearing

Ukuran Con. rod bearing Diameter crank pin


43.982 – 44.000 mm
Standar
(1.7316 – 1.7322 in.)
0.25 mm (0.00984 in.) under- 43.732 – 43.750 mm
size (1.7218 – 1.7224 in.)

Crank pin out-of-round


Limit: 0.01 mm (0.0004 in.)
Crank pin taper
Limit: 0.01 mm (0.0004 in.)

2) Rod bearing:
Periksa bearing shell dari tanda-tanda meleleh, berlubang,
angus atau mengelupas dan perhatikan pola kontaknya.
Bearing shell yang rusak harus diganti.
Ada dua macam rod bearing, ukuran standar dan undersize
0.25 mm. Untuk membedakannya, pada undersize 0.25 mm
tertera tulisan (US025) di bagian punggungnya seperti pada
gambar, tetapi yang standar tidak ada tandanya.

3) Celah rod bearing:


a) Sebelum memeriksa celah bearing, bersihkan bearing dan
crank pin.
b) Pasang bearing pada connecting rod dan bearing cap.
c) Pasang plastic gaginge (1) diantara crankpin dengan bear-
ing (parallel ke crankshaft) tetapi hindari lubang oli.

d) Pasang rod bearing cap (1) ke connecting rod.


Ketika memasang cap, pastikan tanda panah (2) pada cap
mengarah ke sisi timing belt, seperti pada gambar. Setelah
baut rod diberikan oli mesin, kencangkan mur cap sesuai
spesifikasi. Jangan memutar crankshaft dengan plastic
gauge terpasang.
Momen pengencangan
Mur bearing cap connecting rod
(a): 35 N·m (3.5 kg-m, 25.5 lb-ft)
“A”: Sisi timing belt
6A-66 MEKANISME MESIN (G15)

e) Lepas cap dan gunakan scale (2) pada plastic gauge (1)
envelope, ukur lebar plastic gauge (celah).
Jika celahnya melebihi limit, gunakan bearing standar baru
dan ukur kembali celahnya.
Celah oli connecting rod bearing
Standar: 0.020 – 0.050 mm (0.0008 – 0.0019 in.)
Limit: 0.080 mm (0.0031 in.)

f) Jika celah tidak dapat mencapai limit meski dengan meng-


gunakan bearing standar baru, ganti crankshaft atau bubut
kembali crankpin hingga undersize sebagai berikut.
– Pasang bearing undersize 0.25 mm (0.00984 in.) ke ujung
besar connecting rod.
– Ukur diameter bore ujung besar connecting rod.
– Bubut kembali crankpin hingga diameter berikut.

Ukuran ujung besar


Diameter- 0.035 mm
= diameter bore. (terma- –
crankpin . (0.0014 in.)
suk bearing undersize)

– Pastikan celah bearing sesuai standar di atas.


Membersihkan
Bersihkan carbon dari kepala piston dan ring groove dengan
menggunakan tool yang sesuai.
MEKANISME MESIN (G15) 6A-67

Komponen Main Bearing, Crankshaft dan Cylinder Block

1. Cylinder block 7. Crankshaft 13. Baut housing (panjang) Beri oli mesin ke permukaan
yang bergesekan.
2. Oil seal depan 8. Thrust bearing 14. Input shaft bearing 54 N·m (5.4 kg-m, 39.0 lb-ft)

3. Main bearing: Jangan memberikan oli mesin 9. Oil seal belakang 15. Flywheel 76 N·m (7.6 kg-m, 55.0 lb-ft)
di antara cylinder block dan bearing, antara
bearing cap dan bearing.
4. Bearing cap 10. Pin 16. Baut flywheel 11 N·m (1.1 kg-m, 8.0 lb-ft)

5. Baut cap 11. Baut housing (pendek) 17. Oil seal housing gasket
6. Timing pulley key 12. Oil seal housing Jangan digunakan
: Beri sealant 99000- kembali
31250 pada permukaan
yang menempel
6A-68 MEKANISME MESIN (G15)

Melepas dan Memasang Main Bearing,


Crankshaft dan Cylinder Block
Melepas
1) Lepas engine assy. dari kendaraan sesuai prosedur pada
“Melepas dan Memasang Engine Assy.”.
2) Lepas intake manifold sesuai prosedur pada “Melepas dan
Memasang Throttle Body dan Intake Manifold”.
3) Lepas piston dan connecting rod sesuai prosedur pada
“Melepas dan Memasang Piston, Piston Ring, Connecting
Rod dan Cylinder”.
4) Lepas pompa oli (1) sesuai prosedur pada “Melepas dan
Memasang Pompa Oli”.
5) Lepas oil seal housing (1) dan gasket (2).
6) Lepas connecting rod bearing cap.

7) Kendurkan baut crankshaft bearing cap sesuai urutan


nomornya seperti pada gambar satu persatu dan lepas bear-
ing cap.
8) Lepas crankshaft (1) dari cylinder block (2).

Memasang

CATATAN:
• Semua komponen yang akan dipasang harus benar-
benar bersih.
• Berikan oli pada crankshaft journal, journal bearing,
thrust bearing, crankpin, connecting rod bearing, pis-
ton, piston ring dan cylinder bore.
• Journal bearing, bearing cap, connecting rod, rod
bearing, rod bearing cap, piston dan piston ring
sebagai satu set. Jangan dibongkar dan pastikan mas-
ing-masing komponen telah terpasang pada tempatnya
semula.
MEKANISME MESIN (G15) 6A-69

1) Pasang main bearing ke cylinder block (1).


Bagian atas bearing (2) terdapat oil groove (3) dipasang ke
cylinder block, dan bagian lainnya yang tanpa oil groove
dipasang ke bearing cap.
Pastikan kedua bagian tersebut mempunyai warna cat yang
sama.

2) Pasang thrust bearing (1) ke cylinder block antara No.2 dan


No.3 . Hadapkan oil groove (2) ke crank web.
3) Pasang crankshaft ke cylinder block.

4) Pasang bearing cap ke cylinder block dan pastikan tanda


panah (pada masing-masing cap) menghadap ke timing belt.
Pasang sesuai urutan, 1, 2, 3, 4 dan 5, dimulai dari sisi tim-
ing belt.
5) Setelah semua baut bearing cap diberi oli, kencangkan
sesuai urutan seperti pada gambar satu persatu sesuai
spesifikasi.
Momen pengencangan
Baut crankshaft bearing cap
(a): 54 N·m (5.4 kg-m, 39.0 lb-ft)

CATATAN:
Setelah mengencangkan baut cap, pastikan crankshaft
dapat berputar dengan baik dengan gaya sebesar 8.0 N·m
(0.8 kg-m, 5.8 lb-ft) atau di bawahnya.
6A-70 MEKANISME MESIN (G15)

6) Pasang gasket baru (4) dan oil seal housing belakang (1) ke
cylinder block, dan kencangkan bautnya sesuai spesifikasi.

CATATAN:
Ada 2 tipe baut housing, lihat gambar untuk penggunaan
yang benar.

Momen pengencangan
Baut oil seal housing belakang
(a): 11 N·m (1.1 kg-m, 8.0 lb-ft)
2. Baut panjang
3. Baut pendek

7) Pasang pompa oli sesuai prosedur pada “Melepas dan


Memasang Pompa Oli”.
8) Pasang flywheel (1) (model M/T) atau drive plate (untuk-
model A/T).
Gunakan special tool untuk mengunci flywheel dan kencang-
kan bautnya sesuai spesifikasi.
Special tool
(A): 09924-17811
Momen pengencangan
Baut flywheel atau drive plate
(a): 76 N·m (7.6 kg-m, 55.0 lb-ft)
9) Pasang piston dan connecting rod sesuai prosedur pada
“Melepas dan Memasang Piston, Piston Ring, Connecting
Rod dan Cylinder”.
10) Pasang cylinder head assy. sesuai prosedur pada “Melepas
dan Memasang Valve dan Cylinder Head”.
11) Pasang rocker arm, rocker arm shaft dan camshaft sesuai
prosedur pada “Melepas dan Memasang Rocker Arm,
Rocker Arm Shaft dan Camshaft”.
12) Pasang timing belt dan tensioner sesuai prosedur pada
“Melepas dan Memasang Timing Belt dan Tensioner”.
13) Pasang cylinder head cover sesuai prosedur pada “Melepas
dan Memasang Cylinder Head Cover ”.
14) Pasang oil pan dan oil pump strainer sesuai prosedur pada
“Melepas dan Memasang Oil Pan dan Oil Pump Strainer”.
15) Pasang intake dan exhaust manifold sesuai prosedur pada
“Melepas dan Memasang Throttle Body dan Intake Manifold”
dan “Melepas dan Memasang Exhaust Manifold”.
16) Pasang clutch cover, clutch disc dan flywheel sesuai prose-
dur pada “Melepas dan Memasang Clutch cover, Clutch disc
dan Flywheel” di Bab 7C.
17) Pasang transmisi sesuai prosedur pada “Membongkar dan
Merakit Unit Transmisi Manual” di Bab 7A.
18) Pasang engine assy. ke kendaraan sesuai prosedur pada
“Melepas dan Memasang Engine Assy.”.
MEKANISME MESIN (G15) 6A-71

Memeriksa Crankshaft
Runout Crankshaft

Gunakan dial gauge, ukur runout di bagian tengah journal. Putar


crankshaft perlahan. Jika runout melebihi limit, ganti crankshaft.
Limit runout crankshaft
0.06 mm (0.0023 in.)

Thrust Play Crankshaft

1) Ukur play dengan crankshaft terpasang di cylinder block,


dengan thrust bearing (1) dan journal bearing cap terpasang.

2) Gunakan dial gauge untuk mengukur pergerakan pada arah


axial (thrust) crankshaft.
Jika limitnya terlalu besar, ganti thrust bearing dengan yang
baru atau oversize untuk mencapai thrust play standar.
Thrust play crankshaft
Standar: 0.11 – 0.31 mm (0.0044 – 0.0122 in.)
Limit: 0.38 mm (0.0149 in.)
Ketebalan crankshaft thrust bearing
Standar: 2.47 mm – 2.52 mm (0.0973 – 0.0992 in.)
Oversize (0.125 mm (0.0049 in.)):
2.533 – 2.583 mm (0.0998 – 0.1016 in.)

Out-of-Round dan Taper (Keausan) Journal

Keausan crankshaft journal dapat diketahui dari perbedaan diam-


eter pada posisi menyilang atau sepanjang journal (atau kedu-
anya). Perbedaan ini, jika ada, dapat diketahui dari micrometer.
Jika journal rusak atau keausannya melebihi limit, bubut kembali
atau ganti crankshaft.
Limit out-of-round dan taper crankshaft journal
0.01 mm (0.0004 in.)
6A-72 MEKANISME MESIN (G15)

Memeriksa Main Bearing


Informasi Umum
• Main bearing mempunyai ukuran standar dan undersize
0.25 mm (0.0098 in.), dan dan masing-masing memiliki 5
macam tolerasi ukuran bearing.
• Bagian atas bearing (2) memiliki oil groove (3) seperti pada
gambar. Pasang bagian ini pada cylinder block (1).

• Pada masing-masing main bearing cap, terdapat tanda


panah dan nomor seperti pada gambar.
Ketika memasang masing-masing bearing cap ke cylinder
block, tanda panah menghadap ke sisi timing belt dan
pasang masing-masing cap dari sini ke arah flywheel sesuai
urutan npmor “1”, “2”, “3”, “4” dan “5”.
Kencangkan baut cap sesuai spesifikasi.

Memeriksa Secara Visual

Periksa bearing dari lubang, gores, aus atau rusak.


Jika ada kerusakan, ganti bagian atas dan bawah keduanya.
Jangan mengganti hanya satu bagian saja.

Celah Main Bearing


Periksa celah dengan menggunakan plastic gauge sesuai prose-
dur berikut.
1) Lepas bearing cap.
2) Bersihkan bearing dan main journal.
MEKANISME MESIN (G15) 6A-73

3) Pasang plastic gauge (1) ke bearing (parallel ke crankshaft)


pada journal dan hindari lubang oli.

4) Pasang bearing cap sebagaimana telah diterangkan sebel-


umnya dan kencangkan baut cap sesuai spesifikasi.
Bearing cap harus dikencangkan sesuai spesifikasi agar
pengukuran celah akurat.
Momen pengencangan
Baut crankshaft bearing:
54 N·m (5.4 kg-m, 39.0 lb-ft)

CATATAN:
Jangan memutar crankshaft saat plastic gauge ter-
pasang.

5) Lepas cap dan gunakan scale (2) pada gaging plastic (1)
envelope, ukur lebar gaging plastic. Jika celahnya melebihi
limit, ganti bearing. Lakukan penggantian bagian atas dan
bawah sebagai satu unit.
Bearing standar yang baru harus mencapai celah standar.
Jika tidak, bubut kembali crankshaft journal untuk meng-
gunakan bearing undersize 0.25 mm (0.009842 in.).
Setelah memilih bearing baru, periksa kembali celah.
Celah crankshaft bearing
Standar: 0.02 – 0.04 mm (0.0008 – 0.0015 in.)
Limit: 0.060 mm (0.0023 in.)

Memilih Main Bearing


Bearing Standar:

CATATAN:
• Jika bearing rusak atau celah bearing tidak sesuai
spesifikasi, pilih bearing standar yang baru sesuai
prosedur berikut.
• Ketika mengganti crankshaft atau cylinder block
karena sesuatu hal, pilih bearing standar baru yang
akan dipasang dengan memperhatikan angka-angka
yang tertera pada crankshaft dan/atau huruf-huruf
yang terdapat pada cylinder block.
6A-74 MEKANISME MESIN (G15)

1) Pertama-tama, periksa diameter journal dengan meng-


gunakan prosedur berikut.
Seperti pada gambar, crank web cylinder No.2 dan No.3
memiliki lima angka.
Tiga angka (“1”, “2” dan “3”) menunjukkan diameter journal
berikut .
Spesifikasi diameter journal

Angka yang tertera Diameter journal


51.9940 – 52.0000 mm
1
(2.0470 – 2.0472 in.)
51.9880 – 51.9939 mm
2
(2.0468 – 2.0469 in.)
51.9820 – 51.9879 mm
3
(2.0466 – 2.0467 in.)

Pertama, kedua, ketiga, keempat dan kelima (kiri ke kanan)


angka-angka ini menunjukkan diameter journal pada bearing cap
“1”, “2”, “3”, “4” dan “5”.
Sebagai contoh, pada gambar, angka (paling kiri) “3” menunjuk-
kan diameter journal pada bearing cap “1” antara 51.9820 –
51.9879 mm (2.0466 – 2.0467 in.), dan “1” yang kedua menun-
jukkan diameter journal pada cap “2” antara 51.9940 – 52.0000
mm (2.0470 – 2.0472 in.).
1. Crank web cylinder No.2 dan No.3

2) Kemudian, periksa diameter bore bearing cap tanpa bearing.


Pada permukaan yang menempel dengan cylinder block,
terdapat lima huruf seperti pada gambar.
Tiga huruf (“A”, “B” dan “C”) menunjukkan diameter bore cap
berikut.
Spesifikasi diameter bore crankshaft bearing cap

Diameter bore bearing cap


Huruf
(tanpa bearing)
56.0000 – 56.0060 mm
A
(2.2048 – 2.2049 in.)
56.0061 – 56.0120 mm
B
(2.2050 – 2.2051 in.)
56.0121 – 56.0180 mm
C
(2.2052 – 2.2054 in.)

Huruf pertama, kedua, ketiga, keempat dan kelima (kiri ke kanan)


menunjukkan bore diameter bearing cap “1”, “2”, “3”, “4” dan “5”.
Sebagai contoh, pada gambar, huruf pertama (paling kiri) “B”
menunjukkan bore diameter bearing cap “1” antara 56.0061 –
56.0120 mm (2.2050 – 2.2051 in.), dan the kelima (paling kanan)
huruf “A” menunjukkan bore dia. cap “5” antara 56.0000 –
56.0060 mm (2.2048 – 2.2049 in.).
MEKANISME MESIN (G15) 6A-75

3) Ada lima macam bearing standar berdasarkan ketebalan-


nya. Untuk membedakannya, perhatikan posisi warna cat
berikut seperti pada gambar.
Masing-masing warna menunjukkan ketebalan bearing.
Spesifikasi bearing crankshaft

Warna cat Ketebalan bearing


1.996 – 2.000 mm
Hijau
(0.07859 – 0.07874 in.)
1.999 – 2.003 mm
Hitam
(0.07870 – 0.07885 in.)
2.002 – 2.006 mm
Tidak berwarna
(0.07882 – 0.07897 in.)
2.005 – 2.009 mm
Kuning
(0.07894 – 0.07909 in.)
2.008 – 2.012 mm
Biru
(0.07906 – 0.07921 in.)

1. Warna cat

4) Dari angka-angka yang tertera pada crank web cylinder No.2


dan No.3 dan huruf yang tertera pada permukaan cylinder
block, gunakan bearing standar baru yang akan dipasang ke
journal, dengan melihat pada tabel di bawah ini.
Sebagai contoh, jika angka yang tertera pada crank web “1”
dan huruf pada permukaannya “B”, pasang bearing standar
baru yang berwarna “Hitam” ke journal.
Spesifikasi standar crankshaft bearing baru

Angka yang tertera pada crank web


(diameter journal)
1 2 3
Huruf yang tert- Tak ber-
A Hijau Hitam
era pada permu- warna
kaan yang Tak ber-
B Hitam Kuning
menempel (bore warna
diameter Bear- Tak ber-
C Kuning Biru
ing cap) warna
Bearing standard baru yang akan
dipasang.

1. Crank webs cylinder No.2 dan No.3

5) Periksa celah bearing dengan bearing standar baru sesuai


prosedur “Celah Main Bearing” pada “Memeriksa Main Bear-
ing” di bab ini.
Jika celah masih melebihi limit, gunakan bearing yang lebih
tebal dan periksa kembali celah.
6A-76 MEKANISME MESIN (G15)

Bearing Undersize (0.25 mm (0.00984 in.)):


• Bearing undersize 0.25 mm (0.00984 in.) tersedia dalam
lima ketebalan.
Untuk menentukannya, tiap bearing di beri cat dengan
warna berikut pada posisi seperti pada gambar.
Tiap warna menunjukkan ketebalan center bearing.
Ketebalan undersize bearing crankshaft

Warna cat Ketebalan bearing


2.121 – 2.125 mm
Hijau & Merah
(0.08351 – 0.08366 in.)
2.124 – 2.128 mm
Hitam & Merah
(0.08363 – 0.08377 in.)
2.127 – 2.131 mm
Merah saja
(0.08374 – 0.08389 in.)
2.130 – 2.134 mm
Kuning & Merah
(0.08386 – 0.08401 in.)
2.133 – 2.137 mm
Biru & Merah
(0.08398 – 0.08413 in.)

1. Warna cat

• Jika perlu, bubut kembali crankshaft journal dan gunakan


bearing undersize sebagai berikut.
1) Bubut kembali journal hingga diameter berikut.
Diameter crankshaft journal
51.732 – 51.750 mm (2.0367 – 2.0373 in.)
2) Gunakan micrometer, ukur diameter journal.
Pengukuran harus dilakukan di dua arah tegak lurus untuk
memeriksa out-of-round.
3) Gunakan diameter journal hasil pengukuran di atas dan
huruf yang tertera pada permukaan cylinder block, pilih bear-
ing undersize dengan melihat tabel di bawah ini.
Periksa celah bearing dengan bearing undersize yang baru.

Spesifikasi crankshaft undersize bearing

Hasil pengukuran diameter journal


51.7440 – 51.7500 mm 51.7380 – 51.7439 mm 51.7320 – 51.7379 mm
(2.0371 – 2.0373 in.) (2.0369 – 2.0371 in.) (2.0367 – 2.0369 in.)
Huruf pada permu- A Hijau & Merah Hitam & Merah Merah
kaan cylinder block B Hitam & Merah Merah Kuning & Merah
C Merah Kuning & Merah Biru & Merah
Bearing undersize yang akan dipasang
MEKANISME MESIN (G15) 6A-77

Memeriksa Oil Seal Belakang


Periksa oil seal (1) belakang dari aus atau rusak. Jika aus atau
rusak, ganti.

Untuk pemasangan oil seal, press-fit oil seal belakang (1) hingga
ujung oil seal housing (2) rata dengan ujung permukaan oil seal.

Memeriksa Flywheel
• Jika ring gear rusak, retak atau aus, ganti flywheel.
• Jika permukaan disc clutch rusak, atau terlalu aus, ganti fly-
wheel.
• Periksa runout flywheel dengan dial gauge.
Jika runout melebihi limit, ganti flywheel.
Limit runout flywheel
0.2 mm (0.0078 in.)
6A-78 MEKANISME MESIN (G15)

Memeriksa Cylinder Block


Kerusakan Permukaan Gasket

Gunakan mistar baja dan thickness gauge, periksa permukaan


dengan gasket dari kerusakan dan jika kerataannya melebihi
limit, perbaiki.
Limit kerusakan cylinder block
0.06 mm (0.0023 in.)

Honing atau Corter Cylinder

1) Ketika cylinder perlu dicorter, semua cylinder harus dicorter


secara bersamaan.
2) Pilih piston oversize sesuai keausan cylinder.
Diameter piston

Ukuran Diameter piston


75.470 – 75.480 mm
Oversize 0.50 mm (0.020 in.)
(2.9713 – 2.9716 in.)

3) Gunakan micrometer dan ukur diameter piston.


“a”: 23 mm (0.91 in.)

4) Hitung diameter cylinder bore yang akan di-corter.


D=A+B–C
D: Bore diameter cylinder yang akan di-corter.
A: Diameter piston.
B: Celah piston = 0.02 – 0.04 mm (0.0008 – 0.0015 in.)
C: Honing yang diperbolehkan = 0.02 mm (0.0008 in.)

5) Lakukan corter dan honing cylinder sesuai hasil perhitungan.

CATATAN:
Sebelum dicorter, pasang semua main bearing cap
ditempatnya dan kencangkan sesuai spesifikasi untuk
menghindari kerusakan bearing bore.

6) Ukur celah piston setelah honing.


MEKANISME MESIN (G15) 6A-79

Spesifikasi Momen Pengencangan


Momen Pengencangan
Komponen Yang Dikencangkan
N•m kg-m lb-ft
Oil pressure switch 14 1.4 10.5
Rocker arm adjusting screw lock nut 12 1.2 9.0
Baut cylinder head cover 11 1.1 8.0
Baut pipa exhaust 50 5.0 36.5
Tensioner stud bolt 11 1.1 8.0
Baut tensioner 25 2.5 18.0
Baut timing belt outside cover 11 1.1 8.0
Baut pulley crankshaft 16 1.6 11.5
Baut oil pump strainer 11 1.1 8.0
Baut bracket oil pump strainer 11 1.1 8.0
Mur dan baut oil pan 11 1.1 8.0
Drain plug 50 5.0 36.5
Baut CKP sensor 10 1.0 7.5
Oil pump plate screw 11 1.1 8.0
Baut oil level gauge guide 11 1.1 8.0
Baut pompa oli 11 1.1 8.0
Baut crank timing belt pulley 130 13.0 94.0
Oil pump plug 23 2.3 17.0
Baut camshaft housing 11 1.1 8.0
Baut rocker arm shaft 11 1.1 8.0
Rocker arm shaft plug 32 3.2 23.0
Baut pulley camshaft 60 6.0 43.5
Baut case CMP sensor 11 1.1 8.0
Baut cylinder head 66 6.6 47.5
Mur connecting rod bearing cap 35 3.5 25.5
Mur dan baut bracket engine mounting 55 5.5 40.0
Baut transmisi ke cylinder block 85 8.5 61.5
Mur transmisi ke cylinder block 85 8.5 61.5
Baut transmission stiffener 50 5.0 36.5
Baut crankshaft bearing cap 54 5.4 39.0
Baut rear oil seal housing 11 1.1 8.0
Baut flywheel atau drive plate 76 7.6 55.0
Mur dan baut bracket engine mounting frame side 93 9.3 67.5
Venture plug 4 0.4 3.0
6A-80 MEKANISME MESIN (G15)

Material Servis
Produk Yang Dianjurkan
Material Penggunaan
(Nomor Part)
• Permukaan antara cylinder block
SUZUKI BOND NO.1207F
Sealant dan oil pan.
(99000-31250)
• Permukaan cylinder block.
• Permukaan camshaft housing
SUZUKI BOND NO.1215 (No.6).
Sealant
(99000-31110) • Permukaan antara camshaft posi-
tion sensor case dan cylinder head.

Special Tool

09915-47331 09915-67311
Lihat CATATAN “A”. Lihat CATATAN “B”. Oil filter wrench Vacuum gauge

09915-77311 09915-78211 09916-34542 09916-34550


Oil pressure gauge Oil pressure gauge Reamer handle Reamer (5.5 mm)
attachment
MEKANISME MESIN (G15) 6A-81

09916-38210 09916-44910 09916-56011 09916-58210


Reamer (11 mm) Valve guide remover Valve guide installer Valve guide installer
attachment handle

09916-77310 09916-84511 09917-18211 09917-68221


Piston ring compressor Forceps Tappet adjuster wrench Camshaft pulley holder

09917-98221 09918-08210 09924-17811 09926-18210


Valve stem seal installer Vacuum gauge hose joint Flywheel holder Oil seal guide (Vinyl resin)

09927-56010
Gear stopper
6A-82 MEKANISME MESIN (G15)

CATATAN:
Kit ini terdiri dari:
“A”: 1. 09915-64510-001 Compression gauge, 2. 09915-64510-002 Connector, 3. 09915-64530 Hose,
4. 09915-64550 Attachment
“B”: 1. 09916-14510 Valve lifter, 2. 09916-14910 Valve lifter attachment
PENDINGIN MESIN 6B-1

BAB 6B

PENDINGIN MESIN 6B

DAFTAR ISI
Uraian Umum...................................................6B-2 Melepas dan Memasang Thermostat ......... 6B-11
Sirkulasi Sistim Pendingin .............................6B-2 Memeriksa Thermostat ............................... 6B-11
Coolant ..........................................................6B-3 Melepas dan Memasang Radiator .............. 6B-12
Diagnosa ..........................................................6B-4 Memeriksa Radiator .................................... 6B-13
Membersihkan Radiator.............................. 6B-13
Tabel Diagnosa .............................................6B-4
Memeriksa Relay Radiator Cooling Fan ..... 6B-13
Memeriksa Sirkuit Sistim ...............................6B-4
Melepas dan Memasang Radiator Cooling
Perawatan ........................................................6B-5 Fan.............................................................. 6B-14
Memeriksa Jumlah Coolant...........................6B-5 Memeriksa Radiator Cooling Fan ............... 6B-14
Memperbaiki dan Memeriksa Sistim Melepas dan Memasang Belt Water Pump/
Pendingin ......................................................6B-6 Generator.................................................... 6B-15
Menguras dan Mengisi Kembali Sistim Melepas dan Memasang Water Pump........ 6B-15
Pendingin ......................................................6B-6 Memeriksa Water Pump ............................. 6B-16
Memeriksa dan Menyetel Belt Water Pump/ Melepas dan Memasang Engine Coolant
Generator ......................................................6B-8 Temperature (ECT) Sensor ........................ 6B-16
Perawatan Kendaraan.....................................6B-9 Memeriksa Engine Coolant Temperature
Komponen Sistim Pendingin .........................6B-9 (ECT) Sensor .............................................. 6B-16
Mengosongkan Sistim Pendingin ................6B-10 Spesifikasi Momen Pengencangan .............6B-17
Mengisi Kembali Sistim Pendingin ..............6B-10 Material Service.............................................6B-17
Melepas dan Memasang Selang atau Pipa
Sistim Pendingin .........................................6B-10
6B-2 PENDINGIN MESIN

Uraian Umum
Sistim pendingin mesin terdiri dari radiator cap, radiator, coolant reservoir, hoses, water pump, cooling fan dan
thermostat. Radiator yang digunakan adalah tipe tube-and-fin.

Sirkulasi Sistim Pendingin Mesin


• Ketika mesin dipanaskan (thermostat menutup), sirkulasi pendingin sebagai berikut.

1. Radiator inlet hose 4. Throttle body outlet hose 7. Throttle body


2. Radiator outlet hose 5. Thermostat 8. Mesin
3. Throttle body inlet hose 6. Water pump 9. Radiator

• Saat pendingin dipanaskan hingga suhu kerja normal thermostat membuka, pendingin akan mengalir
hingga ke radiator core untuk didinginkan sebagai berikut.

1. Radiator inlet hose 4. Throttle body outlet hose 7. Throttle body


2. Radiator outlet hose 5. Thermostat 8. Mesin
3. Throttle body inlet hose 6. Water pump 9. Radiator
PENDINGIN MESIN 6B-3

Coolant
Sistim recovery pendingin adalah standar. Pendingin pada radiator akan mengembang dengan adanya panas,
dan kelebihannya akan ditampung di tangki reservoir.
Ketika sistim kembali dingin, pendingin akan dialirkan kembali ke radiator.
Sistim Pendingin mesin telah diisi coolant yang berupa campuran 70/30 antara air dan ethylene glycol anti
beku.
Campuran coolant 70/30 untuk mencegah pembekuan hingga suhu –14.5°C (6°F).
• Penggunaan anti beku pada sistim pendingin mesin hingga suhu –14.5°C (6°F) adalah untuk mencegah
karat dan penguapan coolant. Hal ini harus diperhatikan walau kondisi tersebut tidak terjadi.
• Tambahkan ethylene glycol based coolant ketika coolant harus ditambah saat coolant berkurang atau untuk
mencegah pembekuan pada suhu di bawah –14.5°C (6°F).

CATATAN:
• Alcohol atau methanol base coolant atau air saja tidak boleh digunakan pada sistim pendingin
mesin, karena dapat menyebabkan kerusakan sistim.
• Coolant harus dicampur dengan air didemineralisasi atau air murni.

Tabel Proporsi Anti Beku

°C –14.5
Suhu beku
°F 6
Konsentrasi coolant anti-
% 30
beku/anti-karat
Itr. 1.65 / 3.85
Ratio campuran
US pt. 3.49 / 8.13
coolant
Imp pt. 2.90 / 6.78

Kapasitas Coolant

Untuk M/T model Untuk A/T model


Engine radiator dan heater 5.0 liters (10.00 US pt. / 8.80 lmp pt.)
Reservoir 0.5 liters (1.06 US pt. / 0.88 lmp pt.)
Total 5.5 liters (11.62 US pt. / 9.68 lmp pt.)
6B-4 PENDINGIN MESIN

Diagnosa
Tabel Diagnosa
Kondisi Kemungkinan Penyebab Tindakan
Mesin overheat Belt water pump kendur atau patah Setel atau ganti.
(kipas bekerja) Coolant kurang Periksa jumlah coolant dan tam-
bahkan jika perlu.
Thermostat rusak Ganti.
Water pump rusak Ganti.
Radiator fin bengkok atau kotor Bersihkan atau perbaiki.
Kebocoran coolant pada sistim pendingin Perbaiki.
mesin
Radiator tersumbat Periksa dan ganti radiator jika
perlu.
Radiator cap rusak Ganti.
Ignition timing tidak tepat Setel.
Rem lengket Setel brake.
Clutch selip Setel atau ganti.
Battery lemah Periksa dan ganti jika perlu.
Generator lemah Periksa dan perbaiki.
ECT sensor rusak Periksa dan ganti jika perlu.
Relay radiator cooling fan rusak Periksa dan ganti jika perlu.
ECM rusak Periksa dan ganti jika perlu.
Wiring atau grounding rusak Perbaiki.
Terlalu banyak beban listrik Kurangi
Motor radiator cooling fan rusak Periksa dan ganti jika perlu.
Mesin overheat Sikring putus Periksa sikring 30A relay/box
(kipas tidak bekerja) sikring dan periksa untuk circuit
short ke ground.
Relay radiator cooling fan rusak Periksa dan ganti jika perlu.
ECT sensor rusak Periksa dan ganti jika perlu.
Motor radiator cooling fan rusak Periksa dan ganti jika perlu.
Wiring atau grounding rusak Perbaiki jika perlu
ECM rusak Periksa dan ganti jika perlu.

Memeriksa Sirkuit Sistim


Lihat “Tabel B-7 Memeriksa Sistim Kontrol Fan Radiator” di Bab 6.
PENDINGIN MESIN 6B-5

Perawatan
PERINGATAN:
• Untuk menghindari bahaya dari air yang mendidih, jangan melepas tutup radiator untuk memeriksa
jumlah coolant, periksa jumlah coolant secara langsung pada reservoir tank.
Jika diperlukan, tambahkan coolant hanya melalui reservoir tank.
• Dengan adanya tekanan pada sistim pendingin mesin, suhu pendingin dapat lebih tinggi dari titik
didih pada radiator. Melepas radiator cap saat mesin panas dan tekanan yang tinggi akan
menyebabkan air sistim pendingin mesin mendidih seketika dan bisa menyembur keluar mengenai
fender mesin dan orang yang melepas cap.
• Jangan menggunakan anti-beku yang mudah terbakar seperti alcohol untuk radiator coolant, hal ini
dapat memicu terjadinya kebakaran.

Memeriksa Jumlah Coolant

PERINGATAN:
Untuk menghindari bahaya terbakar, jangan melepas
radiator cap saat mesin dan radiator panas.
Uap dan cairan panas dapat menyembur keluar saat
tutup radiator dibuka dengan cepat.
Untuk memeriksa jumlah coolant, angkat kap mesin dan lihat
coolant pada reservoir tank. Jangan melepas radiator cap untuk
memeriksa jumlah coolant.

Saat mesin dingin, periksa jumlah coolant pada reservoir (1).


Jumlah yang normal adalah di antara tanda “FULL” (2) dan
“LOW” (3) pada reservoir (1).
Jika coolant di bawah tanda “LOW” (3), lepas reservoir cap (4)
dan tambahkan coolant pada reservoir hingga tanda “FULL” (2).
Kemudian pasang kembali cap (4) dan luruskan tanda panah (5)
pada reservoir dan cap (4).

PERHATIAN:
• Anti beku yang baik sudah terdapat pada sistim pend-
ingin mesin, untuk itu tidak diperlukan lagi bahan-
bahan atau zat aditif lainnya, selain merusak kerja sis-
tim, hal ini juga hanya sia-sia saja.
• Saat memasang reservoir cap, luruskan tanda panah
(5) pada reservoir dan cap.
6B-6 PENDINGIN MESIN

Memperbaiki dan Memeriksa Sistim


Pendingin Mesin

PERINGATAN:
Untuk menghindari bahaya terbakar, jangan melepas
radiator cap saat mesin dan radiator panas.
Uap dan cairan panas dapat menyembur keluar saat
tutup radiator dibuka dengan cepat.

1) Periksa sistim pendingin mesin dari kebocoran atau kerusa-


kan.
2) Cuci radiator cap dan filler neck dengan air bersih dengan
melepas radiator cap saat mesin dingin.
3) Periksa jumlah dan cairan anti beku coolant.

4) Gunakan pressure tester (1), periksa sistim dan radiator cap


(2) untuk kapasitas tekanan yang sesuai.
Jika penggantian cap diperlukan, gunakan cap yang sesuai.
Sistim Pendingin mesin dan radiator cap holding pressure
(untuk memeriksa): 110 kPa (1.1 kg/cm2, 15.6 psi)

CATATAN:
Setelah memasang radiator cap pada radiator, pastikan
bagian kuping cap parallel dengan radiator.

5) Kencangkan hose clamp dan periksa semua hose. Ganti


hose jika retak, bengkak atau rusak.
6) Bersihkan bagian depan radiator core.

Menguras dan Mengisi Kembali Sistim


Pendingin Mesin

PERINGATAN:
Untuk menghindari bahaya terbakar, jangan melepas
radiator cap saat mesin dan radiator panas.
Uap dan cairan panas dapat menyembur keluar saat
tutup radiator dibuka dengan cepat.

CATATAN:
Spesifikasi coolant secara lengkap, dapat dilihat pada
“Coolant”.
1) Lepas radiator cap saat mesin dingin sebagai berikut.
a) Putar cap berlawanan arah jarum jam secara perlahan
hingga “berhenti”. (jangan menekan saat memutar).
PENDINGIN MESIN 6B-7

b) Tunggu hingga tekanan yang ada keluar semua (ditandai


suara mendesis) kemudian tekan cap dan teruskan memu-
tar.
2) Dengan radiator cap dilepas, nyalakan mesin hingga hose
atas terasa panas (hal ini menunjukkan thermostat terbuka
dan coolant mengalir ke dalam sistim).

3) Matikan mesin dan kuras coolant dari radiator drain plug (1).
4) Tutup radiator drain plug, kemudian tambahkan air hingga
sistim terisi penuh dan hidupkan mesin hingga radiator hose
atas terasa panas kembali.
5) Lakukan langkah 3) dan 4) beberapa kali hingga air yang
keluar tidak berwarna.
6) Tutup radiator drain plug dan kencangkan.

7) Lepas reservoir (1), dan lepas cap (2) dari reservoir.


8) Keluarkan cairan yang ada, sikat dan bersihkan bagian
dalam reservoir dengan sabun dan air. Bilas dengan air ber-
sih dan buang, kemudian pasang kembali reservoir.
9) Isi reservoir dengan coolant hingga tanda “Full” (3).
10) Pasang reservoir cap dan luruskan tanda (4) pada reservoir
dan cap.
11) Kendurkan baut ventilasi udara (5) sebanyak satu setengah
putaran.
12) Isi radiator dengan coolant hingga coolant keluar dari baut
ventilasi udara.
13) Kencangkan baut ventilasi udara.
14) Isi radiator dengan coolant hingga bagian bawah leher radia-
tor.
15) Hidupkan mesin pada putaran idle dengan radiator cap dile-
pas.
16) Lakukan putaran mesin 2000-3000 rpm, kendurkan baut
ventilasi udara dan kencangkan sesuai spesifikasi setelah
coolant keluar dari lubangnya.
Momen pengencangan
Baut ventilasi udara (a) : 3.0 N·m (0.30 kg-m, 2.0 lb-ft)
17) Hidupkan mesin hingga motor fan radiator bekerja.
18) Matikan mesin dan tunggu hingga mesin dingin untuk meng-
hindari bahaya terbakar.
19) Tambahkan coolant ke radiator hingga bagian bawah leher
radiator, dan pasang radiator cap.
Pastikan bagian kuping cap parallel dengan radiator.
20) Pastikan jumlah coolant pada tanda “Full”.
Jika coolant kurang, ulangi langkah 9) dan 10).
6B-8 PENDINGIN MESIN

Memeriksa dan Menyetel Belt Water Pump/Generator

PERINGATAN:
• Lepas kabel negatif battery sebelum memeriksa dan menyetel kekencangan belt.
• Untuk menghindari bahaya terbakar, jangan melepas radiator cap saat mesin dan radiator masih
panas. Caiiran dan uap panas dibawah tekanan akan menyembur jika tutup dilepas terlalu cepat.

1) Perika belt dari retak, putus, perubahan bentuk, aus dan


kebersihannya. Jika perlu mengganti belt, Lihat “ Melepas
dan Memasang Belt Water Pump/Generator”.
2) Pastikan kelenturan belt water pump/generator sesuai spesi-
fikasi berikut saat ditekan dengan ibu jari.
Kekencangan belt water pump/generator
Kelenturan (a): 6 – 7 mm (0.24 – 0.28 in.)
Tekanan (1): 10 kg (22 lbs)

CATATAN:
Kelenturan untuk belt water pump/generator yang baru
adalah 4.5 – 5.5 mm (0.18 – 0.22 in.).
3) Jika belt terlalu kencang atau terlalu kendur, setel dengan
cara menggeser posisi generator.
4) Untuk menyetel tension belt, kendurkan baut generator (2)
dan geser posisi generator dengan mengendurkan atau
mengencangkan baut adjuster (3).
Momen pengencangan
Generator adjusting bolt (a) : 23 N·m (2.3 kg-m, 17.0 lb-ft)
5) Pasang kabel negatif battery.
PENDINGIN MESIN 6B-9

Perawatan Kendaraan
PERINGATAN:
• Melepas komponen sistim pendingin mesin harus dilakukan saat suhu coolant dingin.
• Lepas terminal negatif battery sebelum melepas komponen.

Komponen Sistim Pendingin Mesin

1. Radiator assembly 10. Radiator inlet engine hose 19. Bracket mounting
2. Reservoir 11. Thermostat cap 20. Mounting
3. Radiator cap 12. Thermostat 21. Hose, water circulation
4. Drain plug 13. Radiator outlet engine hose 22. Clip
5. Radiator outlet hose 14. Pipa water floor 23. Hose, Heater Inlet Eng.
6. Radiator inlet hose 15. Heater union plug (tanpa heater) A: Ke intake manifold
7. Cooling fan 16. Water inlet pipe Jangan digunakan kembali.

8. Motor cooling fan 17. O-ring


9. Shroud 18. Clamp
6B-10 PENDINGIN MESIN

Mengosongkan Sistim Pendingin Mesin


1) Lepas radiator cap.
2) keluarkan coolant dari radiator drain plug (1).
3) Kencangkan kembali drain plug dengan baik.

Mengisi Kembali Sistim Pendingin Mesin


Perhatikan langkah 7) sampai 20) “Menguras dan Mengisi
Kembali Sistim Pendingin Mesin”.

Melepas dan Memasang Selang atau Pipa


Sistim Pendingin Mesin
Melepas

1) Kuras sistim sesuai prosedur “Menguras dan Mengisi


Kembali Sistim Pendingin Mesin”.
2) Untuk melepas pipa atau selang, kendurkan clamp masing-
masing selang dan tarik ujung selang.

Memasang
Pasang part yang dilepas dengan prosedur terbalik dari melepas,
perhatikan hal-hal berikut.
• Kencangkan masing-masing clamp dengan baik.
• Isi kembali sistim pendingin mesin sesuai langkah 7) sampai
20) “Menguras dan Mengisi Kembali Sistim Pendingin
Mesin”.
PENDINGIN MESIN 6B-11

Melepas dan Memasang Thermostat


Melepas

1) Lepas kabel negatif battery.


2) Kosongkan coolant sesuai prosedur “Mengosongkan Sistim
Pendingin Mesin”.
3) Lepas bagian tengah console box.
4) Lepas kabel gear shift control sesuai prosedur “Melepas dan
Memasang Kabel dan Tuas Gear Shift Control” di Bab 7A.
5) Lepas kabel rem tangan sesuai prosedur “Melepas dan
Memasang Kabel Rem Tangan” di Bab 5.
6) Lepas baut center member ruang mesin.
7) Lepas radiator inlet engine hose dan thermostat cap (1) dari
intake manifold.
8) Lepas thermostat dari intake manifold.

Memasang

Kebalikan dari prosedur melepas untuk memasang dengan mem-


perhatikan hal-hal berikut.
• Ketika meletakkan thermostat (1) pada thermostat case (2),
pastikan posisi air bleed valve (3) berada di bagian atas sep-
erti pada gambar.
• Isi kembali sistim pendingin mesin, perhatikan langkah 7)
sampai 20) “Menguras dan Mengisi Kembali Sistim Pendin-
gin Mesin”.
• Pastikan tidak ada kebocoran coolant pada setiap sambun-
gan.
A. Atas

Memeriksa Thermostat
1) Pastikan air bleed valve (1) pada thermostat kondisinya ber-
sih, hal ini untuk mencegah overheat.
2) Pastikan valve seat (2) bebas dari benda asing untuk
mencegah valve macet.
3) Periksa seal thermostat (3) dari bocor, berubah bentuk atau
kerusakan lain.
6B-12 PENDINGIN MESIN

4) Pastikan gerakan thermostatic dari wax pellet sebagai


berikut:
a) Rendam thermostat (1) dalam air, dan panaskan air perla-
han seperti pada gambar.
b) Periksa apakah valve mulai membuka pada suhu tertentu.
Thermostat valve mulai membuka: 82°C (179°F)
Thermostat valve membuka penuh: 95°C (203°F)
Valve terangkat: lebih dari 8 mm pada 95°C (203°F)
c) Jika valve mulai membuka pada suhu di bawah atau di atas
suhu spesifikasi, ganti thermostat dengan yang baru.
2. Thermometer
3. Heater

Melepas dan Memasang Radiator


Melepas
1) Lepas kabel negatif battery.
2) Kosongkan coolant sesuai prosedur “Mengosongkan Sistim
Pendingin Mesin”.
3) Lepas soket cooling fan motor.

4) Lepas air cleaner suction pipe (3)


5) Lepas radiator inlet dan outlet hose dari radiator (2).
6) Lepas baut bracket radiator (1).
7) Lepas bumper depan sesuai prosedur “Melepas dan
Memasang Bumper Depan” di Bab 9.

8) Lepas baut atas condenser A/C (1) dari radiator (jika


dilengkapi dengan A/C).
PENDINGIN MESIN 6B-13

CATATAN:
Gantung condenser A/C yang dilepas dengan tali (1) atau
sejenisnya, untuk mencegah keluarnya refrigerant A/C
dari pipa dan agar discharge hose tidak tertekuk.
9) Lepas baut bawah condenser A/C dari radiator.
10) Lepas radiator dengan cooling fan motor dari kendaraan.
11) Lepas radiator dari cooling fan motor.

Memasang

Kebalikan dari prosedur melepas dengan memperhatikan hal-hal


berikut.
• Lepas mounting bawah radiator (1) dari radiator, kemudian
pasang mounting pada member (2) seperti pada gambar.
• Berikan air sabun pada lubang mounting untuk memudah-
kan saat memasang radiator.
• Isi kembali Sistim Pendingin Mesin sesuai langkah 7) hingga
20) pada “Menguras dan Mengisi Kembali Sistim Pendingin
Mesin”.
• Selesai memasang, periksa setiap sambungan dari keboco-
ran.

Memeriksa Radiator
Periksa radiator dari kebocoran atau kerusakan.
Perbaiki kisi-kisi yang bengkok, jika ada.

Membersihkan Radiator
Bersihkan bagian depan radiator core.

Memeriksa Relay Radiator Cooling Fan


Lihat “Memeriksa Main Relay, Relay Fuel Pump dan Relay Radia-
tor Fan” di Bab 6E.
6B-14 PENDINGIN MESIN

Melepas dan Memasang Radiator Cooling Fan


Melepas

1) Lepas kabel negatif battery.


2) Kosongkan coolant sesuai prosedur “Mengosongkan Sistim
Pendingin Mesin”.
3) Lepas radiator sesuai prosedur “Melepas dan Memasang
Radiator”.
4) Lepas radiator cooling fan motor (1) dari radiator.

Memasang
Kebalikan dari prosedur melepas untuk memasang dengan mem-
perhatikan hal-hal berikut.
• Isi kembali sistim pendingin mesin sesuai langkah 7) hingga
20) pada “Menguras dan Mengisi Kembali Sistim Pendingin
Mesin”.
• Setelah memasang, pastikan tidak ada kebocoran coolant
pada tiap sambungan.

Memeriksa Radiator Cooling Fan


1) Periksa hubungan antar terminal. Jika ada yang putus, ganti
radiator fan motor.

2) Hubungkan battery ke soket radiator fan motor seperti pada


gambar, kemudian periksa kerja radiator fan motor. Jika radi-
ator fan motor tidak bekerja dengan baik, ganti motor.
Arus radiator cooling fan motor pada 12 V:
7A maximum (pada putaran rendah)
10A maximum (pada putaran tinggi)
1. Terminal (+) putaran tinggi 3. Terminal (+) putaran rendah
2. Terminal (-) putaran tinggi 4. Terminal (-) putaran rendah
[A]: Putaran tinggi [B]: Putaran rendah

Melepas dan Memasang Belt Water Pump/


Generator
PENDINGIN MESIN 6B-15

Melepas

1) Lepas kabel negatif battery.


2) Jika kendaraan dilengkapi A/C, lepas belt compressor A/C
(4) sebelum melepas belt water pump (1). Lihat “ Melepas
dan Memasang Compressor Assy.” di Bab 1B.
3) Kendurkan baut penyetelan generator (2) dan baut bagian
bawah generator (5).
4) Kendurkan baut penyetelan generator (3) untuk menggeser
generator dan kemudian lepaskan belt water pump.

Memasang

1) Pasang belt (1) ke pulley water pump (2), pulley crankshaft


(3) dan pulley generator (4).
2) Setel kekencangan belt sesuai prosedur “Memeriksa dan
Menyetel Belt Water Pump/Generator”.
3) Jika kendaraan dilengkapi A/C, pasang belt compressor A/C
(5) sesuai prosedur “Melepas dan Memasang Compressor
Assy.” di Bab 1B.
4) Pasang kabel negatif battery.

Melepas dan Memasang Water Pump


Melepas

1) Lepas kabel negatif battery.


2) Kuras coolant sesuai prosedur “Menguras Sistim Pendingin
Mesin”.
3) Lepas center member ruang mesin dengan gear shift control
lever dan parking brake lever.
4) Lepas belt water pump/generator sesuai prosedur “Melepas
dan Memasang Belt Water Pump/generator”.
5) Lepas timing belt sesuai prosedur “Melepas & Memasang
Timing Belt dan Tensioner” di Bab 6A.
6) Lepas water pump assy. (1).
Memasang
6B-16 PENDINGIN MESIN

Kebalikan dari prosedur melepas untuk memasang dengan mem-


perhatikan hal-hal berikut.
1) Pasang gasket water pump baru pada cylinder block.
2) Pasang water pump assy. (2) ke cylinder block dan kencang-
kan baut dan mur sesuai spesifikasi.
Momen pengencangan
Mur dan baut water pump (a) : 11 N·m (1.1 kg-m, 8.0 lb-ft)
3) Pasang rubber seal (1) antara water pump dan oil pump, dan
yang lainnya antara water pump dan cylinder head.
4) Pasang timing belt sesuai prosedur “Melepas & Memasang
Timing Belt dan Tensioner” di Bab 6A.
5) Pasang belt water pump/generator sesuai prosedur
“Melepas dan Memasang Belt Water Pump/Generator”.
6) Pasang belt compressor A/C (jika dilengkapi) sesuai prose-
dur “Melepas dan Memasang Compressor Assy.” di Bab 1B.
7) Isi kembali sistim pendingin mesin sesuai langkah 7) hingga
20) pada “Menguras dan Mengisi Kembali Sistim Pendingin
Mesin”.
8) Pasang kabel negatif battery.
9) Periksa semua komponen dari kebocoran.

Memeriksa Water Pump

CATATAN:
Jangan membongkar water pump.
Jika water pump perlu perbaikan, ganti secara assy.
1) Putar water pump dengan tangan untuk memeriksa putaran-
nya. Jika pump tidak berputar dengan mudah atau timbul
bunyi, ganti.
2) Periksa impeller water pump dari kerusakan.
Ganti jika perlu.

Melepas dan Memasang Engine Coolant


Temperature (ECT) Sensor
Lihat “Melepas dan Memasang Engine Coolant Temperature
(ECT) Sensor” di Bab 6E.

Memeriksa Engine Coolant Temperature


(ECT) Sensor
Lihat “Memeriksa Engine Coolant Temperature (ECT) Sensor” di
Bab 6E.
PENDINGIN MESIN 6B-17

Spesifikasi Momen Pengencangan


Momen Pengencangan
Komponen Yang Dikencangkan
N•m kg-m lb-ft
Baut thermostat cap 11 1.1 8.0
Baut ventilasi udara 3 0.3 2.0
Baut thermostat case 25 2.5 18.0
Baut generator adjusting 23 2.3 17.0
Mur dan baut water pump 11 1.1 8.0

Material Service
Produk SUZUKI
Material Penggunaan
(Nomor Part)
Ethylene glycol base Tambahan pada sistim pendingin mesin untuk
coolant (coolant anti- — meningkatkan efisiensi pendinginan dan untuk
beku/anti-karat) mencegah karat.
BAHAN BAKAR MESIN 6C-1

BAB 6C

BAHAN BAKAR MESIN 6C

DAFTAR ISI
Uraian Umum.................................................. 6C-1 Melepas dan Memasang Tangki Bahan
Hal-Hal yang Harus Diperhatikan................. 6C-2 Bakar............................................................ 6C-9
Perawatan Kendaraan.................................... 6C-3 Memeriksa Tangki Bahan Bakar ................ 6C-13
Membuang (Melepas) Uap Bahan
Komponen Sistim Bahan Bakar ................... 6C-3
Bakar.......................................................... 6C-13
Membuka dan Memasang Klem Selang
Memeriksa Fuel Pump pada
Bahan Bakar (Klem Normal) ........................ 6C-4
Kendaraan ................................................. 6C-13
Melepas dan Memasang Klem Selang
Melepas dan Memasang Fuel Pump
Bahan Bakar (Tipe Quick Joint) ................... 6C-6
Assy. .......................................................... 6C-13
Memeriksa Saluran Bahan Bakar ................ 6C-6
Memeriksa Fuel Tank Pressure Control
Melepas dan Memasang Pipa Bahan
Valve .......................................................... 6C-15
Bakar ............................................................ 6C-6
Melepas dan Memasang Sensor Fuel
Memeriksa Tutup Bahan Bakar.................... 6C-8
Level .......................................................... 6C-16
Melepas dan Memasang Fuel Tank Inlet
Valve ............................................................ 6C-8 Spesifikasi Momen Pengencangan ............ 6C-17
Memeriksa Fuel Tank Inlet Valve ................. 6C-9 Special Tool.................................................. 6C-17

Uraian Umum
Komponen utama pada sistim bahan bakar adalah tangki bahan bakar, fuel pump assy. (dengan fuel filter, fuel
level gauge, fuel pressure regulator dan tank pressure control valve), saluran bahan bakar.
Penjelasan lengkap tentang aliran bahan bakar, dapat dilihat pada “Uraian Umum” di bab 6E.
6C-2 BAHAN BAKAR MESIN

Hal-Hal yang Harus Diperhatikan

PERINGATAN:
Sebelum perbaikan di bagian sistim bahan bakar, perhatikan hal-hal berikut ini untuk menghindari ter-
jadinya kecelakaan.
• Lepas kabel negatif battery.
• Jangan merokok, dan pasang tanda “Dilarang Merokok” di area bekerja.
• Pastikan CO2/pemadam kebakaran dekat dengan anda.
• Pastikan area tempat bekerja memiliki ventilasi yang cukup dan jauh dari sumber api (seperti gas
untuk pemanas).
• Gunakan kacamata pengaman.
• Untuk melepas uap bahan bakar pada tangki, lepas tutup tangki bahan bakar beberap saat, lalu
pasang kembali.
• Karena adanya tekanan di saluran bahan bakar, mengendurkan atau melepas saluran bahan bakar
dapat mengakibatkan bahan bakar tersembur. Untuk menghindari bahaya tersebut, lihat petun-
juknya di bab 6.
• Sebagian kecil bahan bakar mungkin akan keluar saat melepas saluran bahan bakar.
Bungkus bagian sambungan yang akan dilepas dengan kain untuk menghindari bahan bakar
menyembur, setelah selesai buang di tempat yang benar.
• Perhatikan sambungan selang, ukuran selang berbeda-beda tergantung pada jenis pipa. Pasang
selang pada pipa yang sesuai dan kencangkan klemnya.
BAHAN BAKAR MESIN 6C-3

Perawatan Kendaraan
Komponen Sistim Bahan Bakar

1. Tangki bahan bakar 10. Fuel filler neck protector 19. Fuel vapor hose-2 (jika dilengkapi)
2. Fuel pump assy. 11. Tank cover 20. Kabel ground
3. Breather hose 12. Fuel pump gasket 21. Baut tangki bahan bakar (M10)
4. Fuel tank filler hose 13. Baut tangki bahan bakar (M8) 22. Baut kabel ground
5. Fuel filler cap 14. Baut fuel pump assy. Jangan digunakan kembali

6. Fuel feed pipe 15. Fuel filler neck assy. 27 N·m (2.7 kg-m, 19.5 lb-ft)

7. Fuel return pipe 16. Baut fuel filler neck 50 N·m (5.0 kg-m, 36.0 lb-ft)

8. Wire harness untuk fuel pump 17. Neck hose 10 N·m (1.0 kg-m, 7.5 lb-ft)

9. Fuel tank inlet valve 18. Fuel vapor hose-1 (jika dilengkapi)
6C-4 BAHAN BAKAR MESIN

Membuka dan Memasang Klem Selang Bahan


Bakar (Klem Normal)
Jenis klem sangat banyak sesuai dengan tipe pipa. Pasang dan
klem masing-masing selang dengan baik sebagaimana gambar.

Selain sistim bahan bakar

[A]: Tipe lurus 3. Klem


[B]: Tipe spool “a”: 0 mm (0 in.)
[C]: Tipe pendek “b”: 3 – 7 mm (0.12 – 0.27 in.)
1. Pipa “c”: 20 – 25 mm (0.79 – 0.98 in.)
[A] 2. Selang
“c”

“b”

2 3 1

[B] “b”

“a”

2 3 1

“b”
[C]
“a”

2 1
3
BAHAN BAKAR MESIN 6C-5

Sistim Bahan Bakar

1. Pipa “a”: 3 – 7 mm (0.12 – 0.27 in.) “g”: 30 – 35 mm (1.18 – 1.38 in.)


2. Selang “b”: 25 – 30 mm (0.98 – 1.18 in.) “h”: 5 – 10 mm (0.20 – 0.39 in.)
3. Klem “c”: 20 mm (0.79 in.) “i”: Minimum 15 mm (0.59 in.)
4. Fuel filler hose klem screw “d”: 5 – 12 mm (0.20 – 0.47 in.) “j”: 1 - 3 mm (0.04 - 0.12 in.)
5. Bagian depan kendaraan “e”: 35 mm (1.38 in.) 2 N·m (0.2 kg-m, 1.5 lb-ft)

6. Bagian kanan kendaraan “f”: 35 – 40 mm (1.38 – 1.57 in.)


6C-6 BAHAN BAKAR MESIN

Melepas dan Memasang Klem Selang Bahan


Bakar (Tipe Quick Joint)
Melepas

a) Bersihkan lumpur, kotoran atau kotoran lain diantara pipa


1
(1) dan quick joint (2) dengan meniupkan udara (air com-
2 (A) pressor).
b) Buka kunci joint menggunakan special tool diantara pipa
dan quick joint.
2
Special tool
2 (A): 09919-47020

1 c) Lepas quick joint dari pipe.

Memasang
Pasang quick joint ke pipa bahan bakar hingga terkunci dengan
baik (terdengar bunyi ‘klik’), dan pastikan quick joint tidak dapat
dilepas dengan tangan.

Memeriksa Saluran Bahan Bakar

PERHATIAN:
Dengan adanya tekanan tinggi pada saluran bahan bakar
1 (1), lakukan perbaikan dengan hati-hati.

Periksa saluran dari kebocoran bahan bakar, selang yang retak


atau rusak.
Pastikan semua klem terpasang dengan baik.
Ganti komponen jika perlu.

Melepas dan Memasang Pipa Bahan Bakar

PERINGATAN:
• Sebelum melakukan prosedur berikut, ikuti “Hal-Hal
Yang Harus Diperhatikan” untuk mengurangi resiko
dan terjadinya kecelakaan.
• Sejumlah kecil bahan bakar mungkin akan keluar sete-
lah selang bahan bakar dilepas. untuk menghindari
kecelakaan, tutup selang dan pipa yang dilepas den-
gan kain.
• Buang kain yang telah digunakan di tempat yang
benar.
BAHAN BAKAR MESIN 6C-7

Melepas
1) Lepas tekanan bahan bakar pada saluran, lihat “Prosedur
Melepas Tekanan Bahan Bakar” di Bab 6.
2) Lepas kabel negatif (–) battery.
3) Angkat kendaraan.
4) Lepas joint dan selang (1) dari pipa (2) di bagian depan dan
belakang pipa bahan bakar.
1

5) Beri tanda pada klem (1) pipa bahan bakar (2), agar klem
tidak salah tempat saat dipasang kembali.
6) Lepas pipa (2) dengan klem (1) dari kendaraan.
2
7) Lepas klem (1) dari pipa (2).
1

Memasang
1) Pasang klem sesuai tanda pada pipa. Jika klem berubah
bentuk atau pengaitnya bengkok atau patah, ganti dengan
yang baru.
2) Pasang pipa dengan klem pada kendaraan.
3) Hubungkan selang bahan bakar dan pipa ke masing-masing
pipa.

PERHATIAN:
Saat memasang joint, bersihkan permukaan pipa dimana
joint akan dipasang, tekan joint ke pipa hingga joint men-
gunci dengan baik dan periksa apakah pipa telah ter-
pasang dengan baik, atau ada kebocoran.

4) Turunkan kendaraan.
5) Hubungkan kabel negatif (–) battery.
6) Dengan mesin OFF, putar kunci kontak ke posisi ON dan
periksa kebocoran bahan bakar.
6C-8 BAHAN BAKAR MESIN

Memeriksa Tutup Bahan Bakar

PERINGATAN:
Sebelum melaksanakan prosedur berikut, cermati “Hal-
Hal Yang Perlu Diperhatikan” pada bab ini untuk men-
gurangi risiko kebakaran dan kecelakaan.

PERHATIAN:
Jika tutup tangki perlu diganti, ganti dengan spesifikasi
yang sama. Tutup tangki yang tidak standar dapat
menyebabkan sistim tidak bekerja.

Lepas tutup tangki (1), dan periksa gasket pada bagian leher
tangki. Jika gasket (2) rusak, ganti tutup tangki.

Melepas dan Memasang Fuel Tank Inlet Valve

PERINGATAN:
Sebelum melaksanakan prosedur berikut, cermati “Hal-
Hal Yang Perlu Diperhatikan” pada bab ini untuk men-
gurangi risiko kebakaran dan kecelakaan.

Melepas
1) Lepas kabel negatif (–) battery.
2) Lepas tutup tangki.
3) Pasang selang pompa tangan ke dalam fuel filler hose (1)
dan keluarkan bahan bakar “A” pada gambar.

PERHATIAN:
Jangan memasukkan pump hose ke tangki, atau pump
hose akan merusak fuel tank inlet valve (2).

4) Lepas tangki bahan bakar dari kendaraan lihat “Melepas dan


Memasang Tangki Bahan Bakar”.

5) Lepas fuel tank inlet valve (1) gunakan gagang pipih (2) atau
sejenisnya.

PERHATIAN:
Hati-hati jangan sampai merusak fuel tank inlet valve (1)
dengan gagang pipih (2) atau sejenisnya.
BAHAN BAKAR MESIN 6C-9

Memasang

1) Pasang fuel tank inlet valve (1) ke fuel tank dengan melurus-
kan tanda (2) dengan notch (3).
2) Pasang tangki bahan bakar ke kendaraan lihat “Melepas dan
Memasang Tangki Bahan Bakar”.
3) Turunkan kendaraan dan pasang tutup tangki bahan bakar.
4) Hubungkan (–) kabel negatif battery.
5) Dengan mesin OFF, putar kunci kontak ke posisi ON dan
periksa kebocoran.

Memeriksa Fuel Tank Inlet Valve


Periksa fuel tank inlet valve (1) sebagai berikut.
• Rusak
1
• Membuka dan menutup dengan baik
Jika ada kerusakan atau tidak berfungsi, ganti.

Melepas dan Memasang Tangki Bahan Bakar

PERINGATAN:
• Sebelum melaksanakan prosedur berikut, cermati
“Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan” pada bab ini untuk
mengurangi risiko kebakaran dan kecelakaan.
• Sejumlah kecil bahan bakar mungkin akan keluar sete-
lah selang bahan bakar dilepas. untuk menghindari
kecelakaan, tutup selang dan pipa yang dilepas den-
gan kain. Selesai pekerjaan, simpan kain di tempat
yang baik.

Melepas
1) Lepas tekanan di dalam saluran, lihat “Prosedur Melepas
Tekanan Bahan Bakar” di Bab 6.
2) Lepas kabel negatif (–) battery.
3) Angkat kendaraan.
6C-10 BAHAN BAKAR MESIN

4) Lepas protector (1).

5) Lepas fuel filler hose (1), fuel tank breather hose (2) dan
neck hose (3) dari filler neck (4).

PERHATIAN:
3
Jangan melepas fuel filler hose (1) dari fuel tank inlet, jika
2 jumlah bahan bakar masih setengah atau lebih pada
tangki, bahan bakar akan mengalir keluar.
1

6) Karena tidak adanya saluran pembuangan, kuras bahan


bakar dengan cara dipompa keluar dari tangki.
Gunakan pompa tangan untuk menguras bahan bakar.

PERHATIAN:
• Jangan memasukkan pump hose ke tangki, atau pump
hose akan merusak fuel tank inlet valve.
• Jangan menyimpan bahan bakar yang telah dikeluar-
kan di tempat/penampung yang terbuka, untuk meng-
hindari kemungkinan terbakar atau meledak.

7) Lepas fuel pipe joint dan fuel hose (1) dari pipa (2).

8) Lepas kabel ground (1) dari tangki dan chassis.


BAHAN BAKAR MESIN 6C-11

9) Tahan tangki (1) dengan dongkrak (2) dan lepas baut-baut-


nya.

10) Turunkan tangki untuk melepas wire harness pada connec-


1 tor (1), kemudian lepas tangki.

Memasang

PERHATIAN:
• Saat memasang joint, bersihkan permukaan pipa
dimana joint akan dipasang, tekan joint ke pipa hingga
joint mengunci dengan baik dan periksa apakah pipa
telah terpasang dengan baik, atau ada kebocoran.
• Selang bahan bakar jangan sampai bersentuhan den-
gan harness sensor ABS (jika dilengkapi).

1) Jika ada komponen yang dilepas dari tangki bahan bakar,


pasang kembali sebelum memasang tangki ke kendaraan.
2) Naikkan tangki (1) dengan dongkrak dan hubungkan con-
nector fuel pump dan gauge dan klem harness.
3) Pasang tangki (1) pada kendaraan.
Momen pengencangan
Baut tangki bahan bakar M8 (a): 27 N·m (2.7 kg-m,
19.5 lb-ft)
Baut tangki bahan bakar M10 (b): 50 N·m (5.0 kg-m,
36.0 lb-ft)
[A]: Tampak atas
6C-12 BAHAN BAKAR MESIN

4) Pasang kabel ground (1) pada tangki dan chassis.

CATATAN:
Pasang baut kabel ground (2) dengan memperhatikan
posisi kedua ujung kabel seperti petunjuk pada gambar.

4 5) Hubungkan fuel filler hose (1), fuel tank breather hose (2)
dan neck hose (3) ke filler neck (4) seperti pada gambar dan
klem dengan baik.
(a)
Momen pengencangan
3
Klem fuel filler hose (a): 2 N·m (0.2 kg-m, 1.5 lb-ft)
2

6) Pasang protector fuel filler neck (1).

7) Hubungkan fuel hose (1) ke masing-masing pipa (2)


1
sebagaimana gambar dan klem dengan baik.
8) Turunkan kendaraan.
9) Hubungkan kabel negatif (–) battery.
1
Dengan mesin OFF, putar kunci kontak ke posisi ON dan
periksa kebocoran.
2

2
BAHAN BAKAR MESIN 6C-13

Memeriksa Tangki Bahan Bakar


Setelah melepas tangki bahan bakar, periksa selang dan pipa
yang terpasang ke tangki bahan bakar dari kebocoran, kendur,
buruk atau rusak. Periksa juga fuel pump assy. gasket dari bocor,
periksa tangki dari bocor dan rusak.
Ganti komponen yang rusak.

Membuang (Melepas) Uap Bahan Bakar

PERINGATAN:
• Sebelum melaksanakan prosedur berikut, cermati
“Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan” pada bab ini untuk
mengurangi risiko kebakaran dan kecelakaan.
• Prosedur ini tidak akan melepas semua uap bahan
bakar.
Jangan memperbaiki tangki dengan menggunakan
panas, hal ini dapat menyebabkan kecelakaan.

PERHATIAN:
Setelah tangki dicuci, bersihkan dan keringkan dengan
baik, untuk mencegah karat.

1) Setelah melepas tangki, lepas semua selang, pipa dan fuel


pump assy. dari tangki.
2) Keluarkan semua bahan bakar dari tangki.
3) Letakkan tangki di tempat pembilasan.
4) Isi tangki dengan air hangat atau air kran, dan kocok agak
cepat dan keluarkan airnya. Ulangi hingga tangki benar-
benar bersih.
Ganti tangki jika bagian dalamnya berkarat.
5) Bilas dan keringkan tangki setelah dicuci.

Memeriksa Fuel Pump pada Kendaraan


Lihat to “Memeriksa Fuel Pump Pada Kendaraan” di Bab 6E.

Melepas dan Memasang Fuel Pump Assy.

PERINGATAN:
Sebelum melaksanakan prosedur berikut, cermati “Hal-
Hal Yang Perlu Diperhatikan” pada bab ini untuk men-
gurangi risiko kebakaran dan kecelakaan.

PERHATIAN:
Jangan membongkar fuel pump assy. kecuali fuel level
sensor. Membongkar bagian ini akan mempengaruhi kin-
erjanya . Jika ada kerusakan, ganti dengan yang baru.
6C-14 BAHAN BAKAR MESIN

Melepas
1) Lepas tangki bahan bakar dari kendaraan lihat “Melepas dan
Memasang Tangki Bahan Bakar”.
1 2) Lepas connector (1), neck hose (2), fuel feed hose (3), fuel
return hose (4) dan pipa dari fuel pump assy. (5).
3

5
2

3) Lepas fuel pump assy. (1) dari fuel tank (2).


1

Memasang

PERHATIAN:
Saat memasang joint, bersihkan permukaan pipa dimana
joint akan dipasang, tekan joint ke pipa hingga joint men-
gunci dengan baik dan periksa apakah pipa telah ter-
pasang dengan baik, atau ada kebocoran.

1) Bersihkan permukaan antara fuel pump assy. (1) dan tangki


bahan bakar.
4 2) Pasang plate (2) pada fuel pump assy. (1) dengan menco-
3
cokkan tanda pada fuel pump assy. (3) ke lubang plate (4)
1 sebagaimana gambar.
2

4 3
BAHAN BAKAR MESIN 6C-15

3) Pasang gasket baru (2) dan fuel pump assy. (1) dengan
(a)
plate (3) ke fuel tank (4).
3
Momen pengencangan
1 2 4 Baut fuel pump assy. (a): 10 N·m (1.0 kg-m, 7.5 lb-ft)

1
4) Hubungkan connector (1), neck hose (2), fuel feed hose (3)
(pipe joint) dan fuel return hose (4) (pipe joint) ke fuel pump
5
3 assy. (5).
5) Pasang tangki ke kendaraan lihat “Melepas dan Memasang
Tangki Bahan Bakar”.

Memeriksa Fuel Tank Pressure Control Valve


Periksa tank pressure control valve sbb.:
Jika udara tidak keluar melalui valve pada langkah b) atau terjadi
kevakuman pada langkah c), ganti braket sub assy.

PERINGATAN:
Jangan menyumbat udara di bagian leher selang.
Tekanan uap bahan bakar di dalam sangat berbahaya .

a) Melepas fuel pump assy. dari tangki bahan bakar lihat


“Melepas dan Memasang Fuel Pump Assy.”.

2 b) Udara harus keluar melalui valve (2) perlahan dari “A” fuel
hose (3) ke “B” saat disemprot/ditiup dengan keras.
3 1 c) Saat vacuum pump dipasang pada bagian leher selang dan
“A”
pompakan udara melalui valve, udara harus keluar dari “B”
“B”
ke “A”.
Special tool
(A): 09917-47011
3 1. Bracket sub assy.
(A)
2

“A” 1

“B”
6C-16 BAHAN BAKAR MESIN

Melepas dan Memasang Sensor Fuel Level

PERHATIAN:
• Jangan menyentuh resister plate (1) atau merusak arm
1 (2). Hal ini dapat menyebabkan fuel level sensor tidak
berfungsi.
• Hati-hati jangan merusak fuel tube (bagian dengan seal
pada bore). Jika rusak, ganti dengan yang baru, atau
akan terjadi kebocoran.

Melepas
1) Melepas fuel pump assy. dari tangki bahan bakar lihat
“Melepas dan Memasang Fuel Pump Assy.”.
2) Lepas connector fuel level sensor.
3) Dengan pressing snap-fit part (2), lepas fuel level sensor (1)
dengan menggesernya searah tanda panah, sebagaimana
gambar.
2

Memasang
Kebalikan dengan prosedur melepas.

Memeriksa
• Periksa fuel level sensor dari kerusakan.
• Untuk memeriksa fuel level sensor, lihat “Memeriksa Fuel
Level Sensor (Gauge Unit)” di Bab 8C.
BAHAN BAKAR MESIN 6C-17

Spesifikasi Momen Pengencangan


Momen Pengencangan
Bagian Yang Dikencangkan
N•m kg-m lb-ft
Baut tangki bahan bakar M8 27 2.7 19.5
Baut tangki bahan bakar M10 50 5.0 36.0
Klem fuel filler hose 2 0.2 1.5
Baut fuel pump assy. 10 1.0 7.5

Special Tool

09917-47011 09919-47020
Vacuum pump gauge Quick joint remover
MESIN DAN SISTIM KONTROL EMISI 6E-1

BAB 6E

MESIN DAN SISTIM KONTROL EMISI

DAFTAR ISI
Uraian Umum...................................................6E-2 Absolute Pressure (MAP)........................ 6E-26
Konstruksi Mesin dan Sistim Kontrol Emisi ...6E-2 Memeriksa Sensor Manifold Absolute
Uraian Sistim Air Intake.................................6E-5 Pressure (MAP)....................................... 6E-27
Uraian Sistim Suplai Bahan Bakar Memeriksa Sensor Throttle Position
(Fuel Delivery) ...............................................6E-6 (TP pada Kendaraan............................... 6E-27
Uraian Sistim Kontrol Electronik....................6E-7 Melepas dan Memasang Sensor
Perawatan Kendaraan...................................6E-12 Throttle Position (TP) .............................. 6E-28
Melepas dan Memasang Sensor
Menyetel Kabel Gas ....................................6E-12
Intake Air Temperature (IAT) .................. 6E-28
Memeriksa Idle Speed/Idle Air Control
Memeriksa Sensor Intake Air
(IAC) Duty ...................................................6E-12
Temperature (IAT)................................... 6E-29
Memeriksa/Menyetel Idle Mixture................6E-14
Melepas dan Memasang Sensor Engine
Sistim Air Intake ..........................................6E-15
Coolant Temperature (ECT).................... 6E-29
Komponen Throttle Body.........................6E-15
Memeriksa Sensor Engine Coolant
Memeriksa Throttle Body pada
Temperature (ECT) ................................. 6E-30
Kendaraan...............................................6E-15
Melepas dan Memasang Sensor
Melepas dan Memasang Throttle Body...6E-15
Camshaft Position (CMP)........................ 6E-30
Membongkar dan Merakit Throttle Body .6E-17
Memeriksa Sensor Camshaft Position
Melepas dan Memasang Idle Air Control
(CMP) dan Sirkuitnya .............................. 6E-31
(IAC) Valve ..............................................6E-18
Memeriksa Sensor Crankshaft Position
Memeriksa Idle Air Control (IAC) Valve...6E-18
(CKP) pada Kendaraan........................... 6E-32
Sistim Fuel Delivery ....................................6E-18
Melepas dan Memasang Sensor
Memeriksa Tekanan Bahan Bakar ..........6E-18
Crankshaft Position (CKP) ...................... 6E-32
Memeriksa Fuel Pump pada Kendaraan.6E-20
Memeriksa Vehicle Speed Sensor (VSS) 6E-33
Melepas dan Memasang Fuel Pump.......6E-20
Melepas dan Memasang Vehicle Speed
Memeriksa Fuel Pressure Regulator
Sensor (VSS) .......................................... 6E-33
pada Kendaraan......................................6E-20
Memeriksa Main Relay, Fuel Pump Relay
Melepas dan Memasang Fuel
dan Radiator Fan Relay .......................... 6E-33
Pressure Regulator .................................6E-20
Memeriksa Fungsi Fuel Cut .................... 6E-34
Memeriksa Fuel Injector pada Kendaraan6E-22
Memeriksa Sistim Kontrol Radiator Fan.. 6E-34
Melepas dan Memasang Fuel Injector ....6E-22
Sistim Kontrol Emisi .................................... 6E-34
Memeriksa Fuel Injector ..........................6E-24
Memeriksa Sistim PCV ........................... 6E-34
Sistim Pengontrol Electronik .......................6E-25
Melepas dan Memasang Engine Spesifikasi Momen Pengencangan ............. 6E-35
Control Module (ECM).............................6E-25 Special Tool................................................... 6E-36
Melepas dan Memasang Sensor Manifold
6E-2 MESIN DAN SISTIM KONTROL EMISI

Uraian Umum
Konstruksi Mesin dan Sistim Kontrol Emisi
Mesin dan sistim kontrol emisi dibagi menjadi 4 sub-system utama: sistim pemasukan udara (intake), sistim
suplai bahan bakar (delivery), sistim kontrol elektronik dan sistim kontrol emisi. Komponen sistim air intake ter-
diri dari sarigan udara (air cleaner), throttle body, IAC valve dan intake manifold. Sistim delivery bahan bakar
terdiri dari fuel pump, delivery pipe, fuel pressure regulator, dll. Sistim kontrol elektronik terdiri dari ECM, sensor-
sensor dan peralatan kontrol. PCV termasuk dalam sistim kontrol emisi.
MESIN DAN SISTIM KONTROL EMISI 6E-3

Diagram Flow Mesin dan Sistim Kontrol Emisi


6E-4 MESIN DAN SISTIM KONTROL EMISI

Diagram Mesin dan Sistim Kontrol Emisi

29
26

28

31
30
24-1
24-2
24-3
20

24
17

18

19

21

22

23

27
25
16
14

15
14

12
11
6
5

13
10
9
3

4
1

8
2
MESIN DAN SISTIM KONTROL EMISI 6E-5

1. Air cleaner 13. CKP sensor 24 Diagnosis connector


2. IAT sensor 14. Ignition coil 24-1. Diagnosis switch terminal
3. IAC valve 15. VSS 24-2. Test switch terminal
4. Throttle body 16. ECM 24-3. Duty output terminal
5. TP sensor 17. Switch lampu rem 25. Radiator fan
6. MAP sensor 18. Power steering pressure switch (jika dilengkapi) 26. MIL
7. Fuel pressure regulator 19. A/C pressure switch (Jika dilengkapi) 27. Main relay
8. Fuel pump 20. DLC 28. Ignition switch
9. PCV valve 21. Electric load 29. Starting motor
10. CMP sensor 22. CO adjusting resistor 30. Main fuse
11. Fuel injector 23. A/C control module (Jika dilengkapi) 31. Battery
12. ECT sensor

Uraian Sistim Air Intake


Komponen utama sistim air intake adalah air cleaner (1), air cleaner outlet hose (2), throttle body (3), idle air
control valve (4) dan intake manifold (5). Udara yang disaring (sesuai pembukaan throttle valve (6) dan putaran
mesin) oleh air cleaner (1), menuju ke throttle body (3) dan masuk ke intake manifold (5) dan akhirnya masuk ke
ruang bakar. Ketika idle air control valve (4) membuka sesuai sinyal dari ECM, udara yang melewati bypass (7)
tanpa melalui throttle valve (6) dan akhirnya masuk ke intake manifold (5).

Diagram Sistim Air Intake


6E-6 MESIN DAN SISTIM KONTROL EMISI

Uraian Sistim Suplai Bahan Bakar (Fuel Delivery)


Sistim ini terdiri dari fuel tank (1), fuel pump (2) (dengan fuel filter (3)), fuel pressure regulator (11), delivery pipe
(9) dan fuel injector (10). Bahan bakar di fuel tank dipompa naik oleh fuel pump, disaring oleh fuel filter dan
bahan bakar bertekanan tersebut dusuplai/dialirkan ke injector melalui pipa. Tekanan bahan bakar didalam
saluran akan tetap terjaga oleh adanya fuel pressure regulator. Pada saat injector terbuka (berdasarkan sinyal
dari ECM) bahan bakar disalurkan ke intake (silinder). Bahan bakar yang tidak diinjeksikan akan dikembalikan
ke fuel tank oleh fuel pressure regulator melalui fuel return lina (8).

Diagram Sistim Suplai Bahan Bakar (Fuel Delivery)

4. Fuel cut valve 6. Ke intake manifold


5. Fuel tank pressure control valve 7. Fuel feed line

Fuel Pump

In-take tipe electric pump telah digunakan pada fuel pump (1).
yang terpasang pada pump assy.;
• Tank pressure control valve (2) menjaga tekanan di dalam
tangki bahan bakar secara konstan untuk mencegah
menyemburnya bahan bakar dan perubahan bentuk tangki.
• Relief valve (3) berfungsi untuk mencegah tekanan yang
berlebihan pada tangki.
• Fuel cut valve (4) akan menutup saat pelampung naik seh-
ingga bahan bakar tidak mengalir berlebihan ketika jumlah
bahan bakar pada tangki naik tergantung pada jumlah bahan
bakar di tangki dan sudut kemiringan kendaraan.
Termasuk fuel filter (5) dan fuel level gauge (6) yang terpasang di
dalamnya.
MESIN DAN SISTIM KONTROL EMISI 6E-7

Uraian Sistim Kontrol Electronik


Sistim kontrol electronik terdiri dari 1) sensor-sensor yang mendeteksi kondisi mesin dan kondisi pengen-
daraan, 2) ECM yang mengontrol berbagai peralatan berdaarkan sinyal dari sensor dan 3) berbagai peralatan
kontrol lainnya.
Fungsinya, dibagi ke dalam beberapa sub system berikut:
• Sistim fuel injection control
• Sistim idle speed control
• Sistim fuel pump control
• Sistim kontrol A/C (jika dilengkapi)
• Sistim kontrol radiator fan
• Sistim kontrol pengapian

Penempatan Komponen Sistim Kontrol Elektronik

g
f
D

1
E B 10
C

c 5 4
b
11

d
7

8 6
2

3
6E-8 MESIN DAN SISTIM KONTROL EMISI

INFORMASI SENSOR PERALATAN KONTROL LAIN-LAIN


1. CO adjusting resistor a: MIL A: ECM
2. CMP sensor b: IAC valve B: A/C control module (jika dilengkapi)
3. VSS c: Fuel injector C: Data link connector
4. CKP sensor d: Ignition coil assembly D: Main relay
5. ECT sensor e: Fuel pump relay E: Diagnosis connector
6. MAP sensor f: Radiator fan relay No.1
7. IAT sensor g: Radiator fan relay No.2
8. TP sensor h: Radiator fan relay No.3
9. Battery
10. Stop lamp switch
11. Power steering pressure switch (jika dilengkapi)

Tabel Input/Output Mesin & Kontrol Emisi

ELECTRIC CONTROL DEVICE

A/C CONTROL MODULE (IF EQUIPPED)


IGNITION COIL WITH IGNITER
OUTPUT

RADIATOR FAN RELAY


FUEL PUMP RELAY

FUEL INJECTOR

MAIN RELAY
IAC VALVE

INPUT

MIL
DIAGNOSIS SWITCH

STOP LAMP SWITCH


SIGNAL FROM SENSOR, SWITCH AND CONTROL MODULE

STARTER RELAY

IGNITION SWITCH

POWER STEERING PRESSURE SWITCH (IF EQUIPPED)

LIGHTING SWITCH

REAR DEFOGGER SWITCH

BLOWER SWITCH

A/C CONTROL MODULE (IF EQUIPPED)

VSS

IAT SENSOR

ECT SENSOR

TP SENSOR

MAP SENSOR

CMP SENSOR

CKP SENSOR

TEST SWITCH TERMINAL

CO ADJUSTING RESISTOR
MESIN DAN SISTIM KONTROL EMISI 6E-9

Diagram Sirkuit Input/Output ECM

21
+B
1
22
C21-32 C20-5 LT GRN
BRN
23
C20-4 BRN
2 48 24
RED/BLU C21-17 C20-3 BRN/WHT
25
WHT C21-33 C20-2 BRN/YEL
C21-5 26
C20-8 ORN
3
YEL/BLK 27
C21-9
C20-10 PNK/BLK
28
GRN/WHT C21-12 P
4 29
PNK/BLU C21-8 C20-12 RED/WHT
YEL/GRN C21-11

5 30
L+
WHT/GRN C21-15
6 L- H+
M
7 32 31
LT GRN/BLK C21-16 H-
C20-13 PNK/BLU
8
LT GRN C21-10

PNK C21-13 33

BLU/YEL C21-28
C20-32 WHT/BLK
IG1
PPL E06-16
9 10 34
BRN E06-15
YEL E06-14 C20-31 WHT/RED

+B
YEL C21-34 35 IG2
11
M
12 E06-2 PNK/BLU
36
GRN/WHT C20-28

E06-10 BRN/WHT
37

+BB
IG1

IG2
BLK E06-30
PPS E06-12 GRY

+B
+BB 38
14 13
C21-31 ORN
IG1
+B

GRN/WHT E06-4

E06-5 BLK/WHT
+BB 15
RED/YEL E06-11
C41-17 E06-7 WHT/RED IG2
41 40 IG1 39
16
C20-15 BLK/ORN ST
IG1 17 C21-2 BLK/RED
RED/WHT E06-1
C21-3 BLK/RED 42
18

C20-1 BLU
BLU/WHT C20-30 43
19 44
DN

GND TS MON WHT/BLU C20-9 BLK 45


C21-1
C20-7 BLK/YEL
PNK C20-29 C20-6 BLK/YEL

PPL/WHT E06-17 : 46
+BB : 47
20
:5V
: 12 V
6E-10 MESIN DAN SISTIM KONTROL EMISI

1. Sensor CMP 18. Rear defogger 35. Blower fan motor


2. Sensor CKP 19. Diagnosis connector 36. Switch blower fan
3. Sensor TP 20. Data link connector 37. A/C control module (jika dilengkapi)
4. Sensor MAP 21. ECM 38. A/C pressure switch (jika dilengkapi)
5. Sensor ECT 22. Fuel injector No.1 39. Kunci kontak
6. Ke combination meter 23. Fuel injector No.2 40. “IG” fuse
7. Sensor IAT 24. Fuel injector No.3 41. Main relay
8. CO adjusting resistor 25. Fuel injector No.4 42. Starter relay
9. Combination meter 26. IAC valve 43. Starter motor
10. MIL 27. Fuel pump relay 44. Main fuse box
11. VSS 28. Fuel pump 45. Battery
12. Power steering pressure switch (jika dilengkapi) 29. Radiator fan relay No.1 46. Engine ground
13. Switch lampu rem 30. Radiator fan relay No.2 (jika dilengkapi) 47. Body ground
14. Lamp rem 31. Radiator fan relay No.3 (jika dilengkapi) 48. Shield wire
15. Switch lampu 32. Radiator fan motor
16. Lampu kota 33. Ignition coil assy. (untuk busi No.1 dan No.4)
17. Switch rear defogger 34. Ignition coil assy. (untuk busi No.2 dan No.3)

Connector ECM (Susunan Terminal Dilihat dari sisi Kabel/Harness)

C20 C21 E06

7 6 5 4 3 2 1 7 6 5 4 3 2 1 7 6 5 4 3 2 1
17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8
27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 27 26 25 24 23 22 21 20 25 24 23 22 21 20 19 18
34 33 32 31 30 29 28 35 34 33 32 31 30 29 28 31 30 29 28 27 26
MESIN DAN SISTIM KONTROL EMISI 6E-11

Terminal Warna kabel Sirkuit Terminal Warna kabel Sirkuit


1 BIRU Engine start sinyal 18 – –
2 COK/KUN Fuel injector No.4 19 – –
3 COK/PUT Fuel injector No.3 20 – –
4 COK Fuel injector No.2 21 – –
5 HIJ MUDA Fuel injector No.1 22 – –
6 HIT/KUN Ground 23 – –
7 HIT/KUN Ground 24 – –
8 ORN IAC valve 25 – –
9 PUT/BIRU Monitor output 26 – –
10 PNK/HIT Output fuel pump relay C21 27 – –
11 – – 28 BIRU/KUN Sensor ground
12 MER/PUT Output radiator fan relay No.1 29 – –
Output radiator fan relay No.2 dan No.3 (jika
13 PNK/BIRU 30 – –
dilengkapi)
14 – – 31 ORN A/C pressure switch (jika dilengkapi)
15 HIT/ORN Output main relay 32 COK CMP
16 – – 33 PUT Sinyal sensor CKP (–)
17 – – 34 KUN Sinyal VSS
C20
18 – – 35 – –
19 – – 1 MER/PUT Rear defogger switch sinyal
20 – – 2 PNK/BIRU Blower fan switch
21 – – 3 – –
22 – – 4 HIJ/PUT Stop lamp switch
23 – – 5 HIT/PUT Sinyal ignition switch
24 – – 6 – –
25 – – 7 PUT/MER Power source untuk back-up
26 – – 8 – –
27 – – 9 – –
28 HIJ/PUT Power steering pressure switch (jika dilengkapi) 10 COK/PUT Sinyal input A/C (jika dilengkapi)
29 PNK Test switch terminal 11 MER/KUN Sinyal switch lampu
30 BIRU/PUT Diagnosis switch terminal 12 ABU Sinyal A/C cut output (jika dilengkapi)
31 PUT/MER Ignition coil assy. (busi No.2 dan No.3) 13 – –
32 PUT/HIT Ignition coil assy. (busi No.1 dan No.4) 14 KUN Sinyal VSS untuk combination meter
Sinyal putaran mesin untuk combination meter
33 – – 15 COK (jika dilengkapi)
34 – – 16 UNG Malfunction indicator lamp
1 HIT Ground E06 17 UNG/PUT Serial communication line data link connector
2 HIT/MER Sumber arus 18 – –
3 HIT/MER Sumber arus 19 – –
4 – – 20 – –
5 – Ground shield wire untuk sensor CKP 21 – –
6 – – 22 – –
7 – – 23 – –
8 PNK/BIRU Sumber arus untuk sensor MAP 24 – –
9 KUN/HIT Sumber arus untuk sensor TP 25 – –
C21
10 HIJ MD Sumber arus untuk CO adjusting resistor 26 – –
11 KUN/HIJ Sinyal sensor MAP 27 – –
12 HIJ/PUT Sinyal sensor TP 28 – –
13 PNK CO adjusting resistor 29 – –
Ground: kendaraan
14 – –
Switch terminal radia- dengan sistim A/C
30 HIT
tor fan control Putus: kendaraan den-
15 PUT/HIJ ECT sensor sinyal
gan sistim A/C
16 HIJ MD/HIT Sinyal sensor IAT 31 – – –
17 MER/BIRU Sinyal sensor CKP (+)
6E-12 MESIN DAN SISTIM KONTROL EMISI

Perawatan Kendaraan
Menyetel Kabel Gas
1) Dengan throttle valve tertutup, periksa play pedal gas harus
sesuai spesifikasi berikut. Jika hasil pengukuran tidak sesuai
spesifikasi, setel kabel gas (1) melaui murnya (2).
Play pedal gas “a”: 2.0 – 5.0 mm (0.08 – 0.20 in.)

3. Lock nut

2) Dengan pedal gas ditekan penuh, periksa celah antara throt-


tle lever (2) dan lever stopper (1) (throttle body) harus sesuai
spesifikasi berikut. Jika hasil pengukuran tidak sesuai spesi-
fikasi, setel dengan cara merubah tinggi baut stopper pedal
(3).
Celah “b”: 0.5 – 2.0 mm (0.02 – 0.08 in.)

Memeriksa Idle Speed/Idle Air Control (IAC)


Duty
Sebelum memeriksa idle speed/IAC duty, pastikan kondisi berikut
ini.
• Kabel dan selang electronic fuel injection dan sistim kontrol
emisi sudah terpasang dengan baik dan benar.
• Kabel gas memiliki play sesuai spesifikasi.
• Celah valve diperiksa dan disetel sesuai jadwal perawatan
berkala.
• Timing pengapian sesuai spesifikasi.
• Semua accessories (wiper, heater, lampu, A/C, dll.) tidak
difungsikan.
• Air cleaner sudah terpasang dengan benar dan dalam kon-
disi baik.
• Tidak ada udara yang masuk dari sistim air intake.
Setelah hal-hal tersebut di atas diperiksa, periksa idle speed dan
IAC duty sebagai berikut.

CATATAN:
Sebelum menghidupkan mesin, tuas transmisi pada
posisi “Netral”, tarik rem tangan dan ganjal setir.
MESIN DAN SISTIM KONTROL EMISI 6E-13

1) Pasang SUZUKI scan tool pada DLC (1) dengan kunci kon-
[A]
tak OFF.
Special tool
(A): SUZUKI scan tool
2) Panaskan mesin hingga suhu kerja normal.
3) Periksa putaran idle mesin dan “IAC duty” sbb.:
[A]: Menggunakan scan tool
[B]: Menggunakan duty meter

a) Menggunakan SUZUKI scan tool:


1 (A) i) Pilih mode “Data List” pada scan tool untuk memeriksa
“IAC duty”.
b) Menggunakan duty meter (7):
i) Pasang tachometer.
ii) Gunakan kabel jumper (2), groundkan “diagnosis switch
terminal” (4) pada diagnosis connector (3), dan kemudian
[B]
pasang duty meter antara “monitor output terminal” (5)
dan “ground terminal” (6) diagnosis connector (3).
4) Jika “IAC duty” dan idle speed tidak sesuai spesifikasi,
periksa sistim kontrol idle air lihat “Tabel B-4 Memeriksa Sis-
tim Idle Air Control” di Bab 6.
Putaran idle mesin dan IAC duty (Tuas M/T & A/T pada
posisi netral)

A/C OFF A/C ON


2
750 ± 50 r/min (rpm)
7 M/T 900 ± 50 r/min (rpm)
6 - + 5 – 30%
800 ± 50 r/min (rpm)
A/T 875 ± 50 r/min (rpm)
4 5 – 30%

5 3
CATATAN:
Duty di atas adalah indikasi ON duty (tegangan rendah)
meter.

5) Lepas kabel jumper dari diagnosis connector.


6) Periksa putaran idle mesin apakah sesuai spesifikasi den-
gan A/C ON (jika dilengkapi A/C). Jika tidak OK, periksa
sirkuit sinyal A/C ON dan sistim kontrol idle air.
6E-14 MESIN DAN SISTIM KONTROL EMISI

Memeriksa/Menyetel Idle Mixture


Semua kendaraan dari pabrik telah disetel CO% nya sbb:.
Spesifikasi (CO%) pada putaran mesin idle : 0.5 – 1.5%
Setelan CO (dari pabrik) tidak boleh dirubah/disetel. Meskipun,
CO% tidak sesuai spesifikasi, idle mixture dapat disetel melalui
prosedur berikut.

CATATAN:
Untuk pemeriksaan dan menyetel ini diperlukan exhaust
gas tester (CO meter) dan engine tachometer.

1) Periksa idle speed, lihat “Memeriksa Putaran Idle/Duty Idle


Air Control (IAC)”.
2) Gunakan exhaust gas tester, periksa idle mixture CO%
sesuai spesifikasi di atas. Jika tidak sesuai spesifikasi, setel
dengan memutar kenob penyetel resistor CO.
"B" CATATAN:
1
"A" Putar kenob CO adjusting resistor ke “A” menaikkan
CO% (A/F campuran kaya) dan putar ke “B” menurunkan
CO% (A/F campuran kurus).
1. CO adjusting resistor

3) Setelah menyetel, pastikan putaran idle sesuai spesifikasi.


MESIN DAN SISTIM KONTROL EMISI 6E-15

Sistim Air Intake


Komponen Throttle Body

5 (a)

2
4

1
6
5 (a)
7

8 (b)

1. Throttle body assembly 5. Sensor screw : 2.0 N·m (0.2 kg-m, 1.5 lb-ft)

2. Throttle body gasket 6. O-ring : 3.5 N·m (0.35 kg-m, 2.5 lb-ft)

3. TP sensor 7. IAC valve Jangan digunakan kembali

4. MAP sensor 8. IAC valve screw

Memeriksa Throttle Body pada Kendaraan


Periksa jika throttle valve lever (1) dapat bergerak lembut.

Melepas dan Memasang Throttle Body


Melepas
1) Lepas kabel negatif battery.
2) Kuras coolant dari sistim pendingin lihat “Menguras dan
Mengisi Kembali Sistim Pendingin” di Bab 6B.
6E-16 MESIN DAN SISTIM KONTROL EMISI

3) Lepas kabel (1) dari throttle valve lever.

4) Lepas air cleaner outlet hose dari throttle body.


5) Lepas connector dari sensor TP (1), sensor MAP (3) dan
valve IAC (2).
6) Lepas engine coolant hose (5) dari throttle body.
7) Lepas throttle body (4) dari intake manifold.

Memasang
1) Bersihkan permukaan yang menempel antara throttle body
dan intake manifold.
2) Pasang gasket throttle body baru (1) ke intake manifold.

3) Pasang throttle body (4) dan bracket kabel gas ke intake


manifold.
4) Pasang engine coolant hose (5).
5) Pasang connector ke sensor TP (1), sensor MAP (3) dan
valve IAC (2) dengan benar.

6) Pasang air cleaner outlet hose ke throttle body.


7) Pasang kabel gas dan setel play kabel lihat “Menyetel Kabel
Gas”.
MESIN DAN SISTIM KONTROL EMISI 6E-17

8) Isi kembali sistim pendingin dengan coolant lihat “Menguras


dan Mengisi Kembali Sistim Pendingin” di Bab 6B.
9) Pasang kabel negatif battery.

Membongkar dan Merakit Throttle Body


Membongkar
Lepas sensor TP, sensor MAP dan valve IAC dari throttle body.

CATATAN:
Ketika membongkar dan merakit throttle body, jangan
merusak lever pada throttle valve shaft dan komponen
lainnya.

Merakit
1) Pasang IAC valve ke throttle body lihat “Melepas dan
Memasang Idle Air Control (IAC) valve”.
2) Pasang sensor TP ke throttle body lihat “Melepas dan
Memasang sensor Throttle Posisi (TP)”.
3) Pasang sensor MAP ke throttle body lihat “Melepas dan
Memasang Sensor Manifold Absolute Pressure (MAP) ”.

Membersihkan Throttle Body

Bersihkan lubang throttle body (1) dan saluran idle air (2) dengan
menyemprotkan angin.

PERHATIAN:
Jangan meletakkan sensor TP, sensor MAP, IAC valve
atau komponen lain (karet) pada solvent atau cleaner
karena reaksi kimia yang dapat merusak komponen ini,
seperti melar, mengeras dan tidak berfungsi.
6E-18 MESIN DAN SISTIM KONTROL EMISI

Melepas dan Memasang Idle Air Control (IAC) Valve


Melepas
1) Lepas throttle body dari intake manifold lihat “Melepas dan
Memasang Throttle Body”.
2) Lepas IAC valve dari throttle body.

Memasang

1) Pasang O-ring (2) baru ke throttle body (1).


2) Pasang IAC valve (3) ke throttle body, dan kemudian ken-
cangkan IAC valve screw sesuai spesifikasi momen.
Momen pengencangan
IAC valve screw (a): 3.5 N·m (0.35 kg-m, 2.5 lb-ft)

3) Pasang throttle body ke intake manifold, lihat “Melepas dan


Memasang Throttle Body ”.

Memeriksa Idle Air Control (IAC) Valve

1) Pasang connector ke IAC valve (1), sensor TP dan sensor


MAP.
2) Setelah kunci kontak ON, periksa rotary valve (2) IAC valve
membuka dan menutup sekali dan kemudian berhenti seki-
tar 60 ms. Jika rotary valve IAC valve tidak bekerja sama
sekali, periksa harness dari kemungkinan putus dan short.
Jika harness dalam kondisi baik, ganti IAC valve dan periksa
kembali.

CATATAN:
• Pemeriksaan ini harus dilakukan oleh dua orang. Satu
orang memutar kunci kontak dan yang lainnya memer-
iksa kerja valve.
• Karena kerja valve sangat cepat, kemungkinan tidak
terlihat. Untuk itu, lakukan memeriksa ini 3 kali atau
lebih secara terus menerus.

Sistim Fuel Delivery


Memeriksa Tekanan Bahan Bakar

PERINGATAN:
Lakukan pemeriksaan ini di area dengan ventilasi baik
dan jauh dari sumber api, atau resiko kebakaran.
MESIN DAN SISTIM KONTROL EMISI 6E-19

1) Buang/lepas tekanan bahan bakar, lihat “Prosedur Melepas


Tekanan Bahan Bakar” di Bab 6.
2) Lepas fuel feed hose dari fuel delivery pipe.

PERHATIAN:
Letakkan penampung di bawah joint dengan kain untuk
menampung atau menyerap bahan bakar yang tumpah.
Jika sudah selesai, buang kain tadi di tempat yang aman.

3) Pasang special tool di antara fuel delivery pipe dan fuel feed
hose seperti pada gambar, kemudian pasang clamp hose de
ngan baik untuk mencegah kebocoran selama pemeriksaan.
Special tool
(A): 09912-58442
(B): 09912-58432
(C): 09912-58490

4) Periksa tegangan battery di atas 11 V.


5) Untuk mengoperasikan fuel pump, putar kunci kontak ke
posisi ON, kemudian OFF-kan setelah 2 detik. Ulangi hal ini
3 atau 4 kali, kemudian periksa tekanan bahan bakar.
Spesifikasi tekanan bahan bakar

Kondisi Tekanan Bahan Bakar


270 – 310 kPa
Fuel pump bekerja
2.7 – 3.1 kg/cm²
(mesin mati)
38.4 – 44.1 psi
210 – 260 kPa
Pada putaran mesin idle 2.1 – 2.6 kg/cm²
29.9 – 37.0 psi
1 menit setelah mesin (fuel di atas 250 kPa
pump) mati (tekanan akan 2.5 kg/cm²
berkurang) 35.6 psi

6) Hidupkan mesin dan panaskan hingga suhu kerja normal.


7) Ukur tekanan bahan bakar pada putaran idle. Jika tekanan
tidak sesuai spesifikasi, lihat “Table B-3 Memeriksa Tekanan
Bahan Bakar” di Bab 6 dan periksa masing-masing kemu-
ngkinan kerusakan komponen. Ganti jika perlu.
8) Setelah memeriksa tekanan bahan bakar, lepas fuel pres-
sure gauge.

PERHATIAN:
Jika fuel feed line pada tekanan tinggi, buang/lepas
tekanan sesuai prosedur berikut.
• Letakkan penampung bahan bakar di bawah joint.
• Bungkus joint dengan kain, kemudian kendurkan mur
joint perlahan untuk membuang/melepas tekanan.
6E-20 MESIN DAN SISTIM KONTROL EMISI

9) Lepas special tool dari fuel delivery pipe dan fuel feed hose.
10) Pasang fuel feed hose ke fuel delivery pipe dan clamp den-
gan baik.
11) Dengan mesin mati dan kunci kontak ON, periksa kebocoran
bahan bakar.

Memeriksa Fuel Pump pada Kendaraan

PERHATIAN:
Ketika filler cap dilepas, lakukan hal ini di area terbuka
dan jauhkan sumber api dan dilarang merokok.

1) Lepas filler cap dan ONkan kunci kontak (2). Kemudian,


suara fuel pump harus terdengar dari fuel filler (1) sekitar 2
detik. Pasang kembali fuel filler cap. Jika hasil pemeriksaan
di atas tidak sesuai, lihat “Table B-2 Memeriksa Fuel Pump
dan Sirkuitnya” di Bab 6.

2) Putar kunci kontak ke posisi OFF dan tunggu selama 10


menit.
3) Tekanan harus dapat dirasakan pada fuel feed hose (1)
selama 2 detik setelah kunci kontak ON. Jika tekanan bahan
bakar tidak terasa lihat “Table B-3 Memeriksa Tekanan
Bahan Bakar” di Bab 6.

Melepas dan Memasang Fuel Pump


Lihat “Melepas dan Memasang Fuel Pump Assy.” di Bab 6C.

Memeriksa Fuel Pressure Regulator pada Kendaraan


Lakukan memeriksa sesuai prosedur pada “Memeriksa Tekanan
Bahan Bakar”.

Melepas dan Memasang Fuel Pressure Regulator


Melepas
1) Lepas tekanan bahan bakar lihat “Prosedur Melepas
Tekanan Bahan Bakar” di Bab 6.
2) Lepas kabel negatif battery.
3) Lepas console box.
MESIN DAN SISTIM KONTROL EMISI 6E-21

4) Lepas engine room center member dengan tuas dan kabel


rem tangan dari bodi kendaraan.

3 5) Lepas fuel return hose (1) dan vacuum hose (2) dari fuel
1
pressure regulator.
6) Lepas baut fuel delivery pipe (3).

7) Lepas fuel delivery pipe (1) dengan fuel injector dari intake
2
manifold.
8) Lepas fuel pressure regulator (2) dari fuel delivery pipe (1).

1
PERHATIAN:
Letakkan kain di bawah delivery pipe agar tetesan bahan
bakar terserap kain.

Memasang
Untuk memasang, kebalikan dari prosedur melepas dengan
memperhatikan hal-hal berikut.
• Gunakan O-ring baru (1).
• Beri bensin ke O-ring untuk memudahkan memasang.
• Kencangkan baut fuel pressure regulator sesuai spesifikasi
momen.
Momen pengencangan
Baut fuel pressure regulator (a):
11 N·m (1.1 kg-m, 8.0 lb-ft)

• Periksa apakah injector insulator sobek atau rusak. Jika ada


yang rusak, ganti dengan yang baru.
6E-22 MESIN DAN SISTIM KONTROL EMISI

(a) • Kencangkan baut fuel delivery pipe sesuai spesifikasi


momen dan pastikan injector dapat berputar dengan mudah.
Momen pengencangan
Baut fuel delivery pipe (a): 25 N·m (2.5 kg-m, 18.0 lb-ft)

• Pasang engine room center member ke bodi kendaraan lihat


“Komponen Gear Shift Control Lever” di Bab 7A.
• Dengan mesin mati dan kunci kontak ON, periksa kebocoran
di sekitar sambungan.

Memeriksa Fuel Injector pada Kendaraan

1) Gunakan sound scope (1) atau sejenisnya, periksa suara


injector (2) ketika mesin hidup atau saat starter. Putaran
suara bervariasi sesuai putaran mesin. Jika tidak ada suara
atau suaranya aneh, periksa sirkuit injector (kabel atau con-
nector) atau injector.

2) Lepas connector dari injector, pasang ohmmeter antar termi-


nal injector dan periksa tahanan. Jika tahanan tidak sesuai
spesifikasi, ganti fuel injector.
Tahanan fuel injector: 10 – 15 Ω pada 20°C, 68°F

3) Pasang connector ke injector dengan baik.

Melepas dan Memasang Fuel Injector


Melepas
1) Lepas tekanan bahan bakar lihat “Prosedur Melepas
Tekanan Bahan Bakar” di Bab 6.
2) Lepas kabel negatif battery.
3) Lepas console box.
4) Lepas engine room center member dengan shift control
lever dan kabel rem tangan dari bodi kendaraan.
MESIN DAN SISTIM KONTROL EMISI 6E-23

3 5) Lepas connector (1) dari masing-masing injector.


2
6) Lepas fuel return hose (2) dari fuel pressure regulator.
7) Lepas baut-baut fuel delivery pipe (3).

8) Lepas fuel delivery pipe (1) dengan fuel injector dari intake
manifold.
9) Lepas fuel injector (2) dari fuel delivery pipe (1).

1 PERHATIAN:
Setelah melepas injector bahan bakar mungkin akan
keluar, tutuplah dengan kain.

Memasang
Untuk memasang, kebalikan dari prosedur melepas perhatikan
hal-hal berikut ini.

1 • Ganti injector O-ring (1) dengan yang baru dan pasang den-
gan hati-hati.
• Periksa apakah insulator (3) sobek rusak. Jika ada, ganti
2
dengan yang baru.
• Beri sedikit bensin pada O-ring (1) dan kemudian pasang
injector (2) ke delivery pipe dan intake manifold.
Pastikan injector dapat berputar dengan mudah. Jika tidak,
3 O-ring tidak terpasang dengan benar. Ganti O-ring dengan
yang baru.

(a) • Kencangkan baut-baut fuel delivery pipe sesuai spesifikasi


momen dan pastikan injector dapat berputar dengan mudah.
Momen pengencangan
Baut fuel delivery pipe (a): 25 N·m (2.5 kg-m, 18.0 lb-ft)

• Pasang engine room center member ke bodi kendaraan lihat


“Komponen Gear Shift Control Lever” di Bab 7A.
• Setelah memasang, dengan mesin mati dan kunci kontak
ON, periksa kebocoran di sekitar sambungan.
6E-24 MESIN DAN SISTIM KONTROL EMISI

Memeriksa Fuel Injector

PERINGATAN:
Pada pemeriksaan ini, bahan bakar akan diinjeksikan,
lakukan pemeriksaan di area terbuka dan jauhkan dari
sumber api. hati-hati jangan sampai ada percikan saat
melepas dan menghubungkan kabel tes ke dan dari bat-
tery.

1) Pasang injector (3) dan fuel pressure regulator (4) ke special


tool (pemeriksa injector) dengan washer M10 antara holder
special tool (pemeriksa injector) dan injector.
Special tool
(A): 09912-58421
2) Pasang special tool (hose dan attachment) ke fuel feed hose
(1) kendaraan.
Special tool
(B): 09912-58432
3) Pasang special tool (test lead) ke injector.
Special tool
(C): 09930-88530

2. Fuel return line

4) Pasang vinyl tube yang sesuai pada injector nozzle untuk


mencegah bahan bakar menyembur saat penginjeksian.
5) Letakkan cylinder di bawah injector.
6) Operasikan fuel pump dan beri tekanan pada injector jika
2
hal-hal berikut terjadi:
a) Lepas fuel pump relay (2) dari main fuse box.
b) Pasang dua terminal relay connector dengan meng-
gunakan kabel jumper (1) seperti pada gambar.

PERHATIAN:
1
Pastikan menyambung antar terminal dengan benar.
Kesalahan menyambung dapat menyebabkan kerusakan
ECM, wire harness, dll.

c) Putar kunci kontak ke posisi ON.


MESIN DAN SISTIM KONTROL EMISI 6E-25

7) Berikan tegangan battery (3) ke injector (2) selama 15 detik


dan ukur volume penginjeksian dengan gelas ukur. Tes mas-
ing-masing injector dua atau tiga kali. Jika tidak sesuai
spesifikasi, ganti injector.
Volume penginjeksian:
48 – 52 cc/15 sec. (1.62/1.69 – 1.76/1.83 US/Imp. oz/15 sec.)
8) Periksa kebocoran dari injector nozzle. Jangan mengop-
erasikan injector untuk memeriksa ini (tetapi fuel pump harus
bekerja).
Jika ada kebocoran bahan bakar (1) melebihi spesifikasi,
ganti injector.
Kebocoran bahan bakar: kurang dari 1 tetes/menit.

4. Letakkan sejauh mungkin

Sistim Pengontrol Electronik


Melepas dan Memasang Engine Control Module
(ECM)

PERHATIAN:
ECM adalah komponen yang presisi, jangan memberikan
beban berlebihan pada ECM.

Melepas
1) Lepas kabel negatif battery.
2) Lepas glove box dari panel instrumen.
2 1 3) Lepas connector dari ECM (1).
4) Lepas ECM (1) dengan melepas dua bautnya (2).

Memasang
Kebalikan dari prosedur melepas, perhatikan hal-hal berikut.
• Pasang connector ke ECM dengan baik.
6E-26 MESIN DAN SISTIM KONTROL EMISI

Melepas dan Memasang Sensor Manifold Absolute


Pressure (MAP)
Melepas
1) Lepas kabel negatif battery.
2) Lepas connector sensor MAP.
3) Lepas sensor MAP (1) dari throttle body.

Memasang

Kebalikan dari prosedur melepas, perhatikan hal-hal berikut.


• Ganti O-ring (2) dengan yang baru.
• Kencangkan screw sensor MAP sesuai spesifikasi momen.
Momen pengencangan
Screw sensor MAP (a): 2.0 N·m (0.2 kg-m, 1.5 lb-ft)
• Pasang connector sensor MAP (1) dengan baik.
MESIN DAN SISTIM KONTROL EMISI 6E-27

Memeriksa Sensor Manifold Absolute Pressure


(MAP)
1) Susun 3 buah battery 1,5 V baru (2) secara seri (total 4.5 –
5.0 V) dan pasang terminal positif ke terminal “Vin” sensor
dan terminal negatif ke terminal “Ground”. Kemudian,
periksa tegangan antara “Vout” dan “Ground”. Periksa juga
apakah tegangan berkurang ketika terjadi vacuum hingga
400 mmHg dengan menggunakan vacuum pump (3). Jika
hasil pemeriksaan tidak sesuai, ganti sensor MAP (1).
Tegangan output (Ketika tegangan input 4.5 – 5.5 V, suhu
di luar 20 – 30°C, 68 – 86°F)

Ketinggian Tekanan Output


(Referensi) Barometer Voltage
(ft) (m) (mmHg) (kPa) (V)
0 0 760 100 3.5 – 3.7
2000 610 707 95 3.3 – 3.5
5000 1524 634 85 3.0 – 3.2
8000 2438 567 75 2.7 – 3.0
10000 3048 526 70 2.6 – 2.8

Memeriksa Sensor Throttle Position (TP pada Ken-


daraan

1) Lepas kabel negatif battery dan connector dari sensor TP


(4).
2) Gunakan ohmmeter, periksa tahanan antara terminal pada
masing-masing kondisi sesuai tabel di bawah ini. Jika hasil
memeriksa tidak baik, ganti sensor TP.
Tahanan sensor TP

Terminal Tahanan
Antara terminal 1
2.5 – 6.0 kΩ
dan 3
Throttle valve pada
0.17 – 11.4 kΩ
posisi idle
Antara terminal 2
Throttle valve pada
dan 3
posisi terbuka 1.72 – 15.50 kΩ
penuh

CATATAN:
Perbedaan tahanan harus di atas 1.5 kΩ antara ketika
throttle valve pada posisi idle dan terbuka penuh.
1. Referensi voltage terminal
2. Output voltage terminal
3. Ground terminal

3) Pasang connector sensor TP dengan baik.


4) Pasang kabel negatif battery.
6E-28 MESIN DAN SISTIM KONTROL EMISI

Melepas dan Memasang Sensor Throttle Position


(TP)
Melepas
1) Lepas kabel negatif battery.
2) Lepas connector sensor TP.
3) Lepas sensor TP (2) dari throttle body (1).

Memasang

1) Pasang sensor TP (1) ke throttle body.


Pasang sensor TP ke throttle body sehingga lubangnya (3)
agak jauh dari lubang screw sensor TP (2) dan putar sensor
TP hingga kedua lubang lurus.
Momen pengencangan
Screw sensor TP (a): 2.0 N·m (0.2 kg-m, 1.5 lb-ft)

4. Putar sensor TP setelah kedua lubang lurus

2) Pasang connector ke sensor TP dengan baik.


3) Pasang kabel negatif battery.

Melepas dan Memasang Sensor Intake Air Tempera-


ture (IAT)
Melepas

1) Lepas kabel negatif battery.


2) Lepas connector dari sensor IAT (1).
3) Lepas sensor IAT (1) dari air cleaner case (2).

Memasang
Kebalikan dari prosedur melepas, perhatikan hal-hatl berikut ini
• Bersihkan permukaan yang menempel antara sensor IAT
dan air cleaner case.
• Pasang connector sensor IAT dengan baik.
MESIN DAN SISTIM KONTROL EMISI 6E-29

Memeriksa Sensor Intake Air Temperature (IAT)

Taruh komponen pengukur suhu sensor IAT di dalam air (atau es)
dan ukur tahanan antar terminal sensor, dengan cara yang sama
ukur pada air panas. Jika pengukuran tahanan tidak menunjuk-
kan karakteristik seperti gambar, ganti sensor IAT.
Tahanan sensor IAT

Suhu Air °C (°F) Tahanan (kΩ)


20 (68) 2.2 – 2.7
80 (176) 0.27 – 0.37

[A]: Tahanan
[B]: Suhu

Melepas dan Memasang Sensor Engine Coolant Tem-


perature (ECT)
Melepas
1) Lepas kabel negatif battery.
2) Kuras air pendingin lihat “Menguras dan Mengisi Kembali
Sistim Pendingin” di Bab 6B.

PERINGATAN:
Untuk menghindari bahaya terbakar, jangan melepas
tutup radiator ketika mesin dan radiator panas. Dikhawat-
irkan, cairan dan uap panas dapat menyembur karena
adanya tekanan.

3) Lepas connector (1) dari sensor ECT (2).


2
4) Lepas sensor ECT (2) dari intake manifold.

Memasang
Untuk memasang, kebalikan dari prosedur melepas perhatikan
hal-hal berikut.
• Bersihkan permukaan yang menempel antara sensor ECT
dan intake manifold.
• Periksa O-ring dari kerusakan dan ganti, jika perlu.
6E-30 MESIN DAN SISTIM KONTROL EMISI

• Kencangkan sensor ECT sesuai spesifikasi.

(a)
Momen pengencangan
Sensor ECT (a): 12.5 N·m (1.25 kg-m, 9.0 lb-ft)
• Pasang connector (1) ke sensor ECT dengan baik.

• Isi kembali sistim pendingin dengan coolant.

Memeriksa Sensor Engine Coolant Temperature


(ECT)

Rendam komponen pengukur suhu sensor ECT di air (atau es)


dan ukur tahanan antara sensor terminal (1) dan (2) sewaktu
memanaskan air. Jika pengukuran tahanan tidak menunjukkan
karakteristik seperti gambar, ganti sensor ECT.
Tahanan sensor ECT

Suhu air °C (°F) Tahanan (kΩ)


20 (68) 2.3 – 2.6
80 (176) 0.30 – 0.32

[A]: Tahanan
[B]: Temperature
[C]: ( ) Untuk referensi

Melepas dan Memasang Sensor Camshaft Position


(CMP)
Melepas
1) Lepas negatif kabel dari battery.
2) Lepas connector dari CMP sensor.
3) Lepas CMP sensor (1) dari sensor case.
MESIN DAN SISTIM KONTROL EMISI 6E-31

Memasang

1) Periksa O-ring (2) dari kerusakan.


2) Periksa sensor CMP (1) dan sinyal rotor tooth dari partikel
metal dan kerusakan.
3) Pasang sensor CMP (1) ke sensor case.
4) Kencangkan baut sensor CMP sesuai spesifikasi.
Momen pengencangan
Baut CMP sensor (a): 10 N·m (1.0 kg-m, 7.5 lb-ft)

5) Pasang connector ke sensor CMP dengan baik.


6) Pasang kabel negatif battery.

Memeriksa Sensor Camshaft Position (CMP) dan


Sirkuitnya
1) Pastikan hubungan voltage terminal dan sirkuit ground pada
terminal connector sensor CMP dalam kondisi baik lihat
langkah 3 dan 5 “DTC P0340 (DTC No.15) Sirkuit Camshaft
Posisi Sensor” di Bab 6. Jika tidak, perbaiki sirkuit sensor
CMP .
2) Periksa voltage sinyal sensor CMP dengan prosedur berikut.
a) Lepas sensor CMP dari sensor case.
b) Lepas partikel metal di ujung permukaan sensor CMP, jika
ada.
c) Pasang connector ke sensor CMP.
d) Putar kunci kontak ke posisi ON.
e) Pastikan voltage antara kabel terminal “C21-32” connector
ECM dan ground berubah seperti tabel di bawah ini.
Voltage sinyal sensor CMP

Position 1 0 - 1V
Position 2 4 - 5V
Position 3 0 - 1V

1. Posisi 1
2. Posisi 2
3. Posisi 3
4. Magnetic substance (besi)
5. Sekitar 1 mm (0.03 in.)
6E-32 MESIN DAN SISTIM KONTROL EMISI

Memeriksa Sensor Crankshaft Position (CKP) pada


Kendaraan
1) Lepas kabel negatif dari battery.
2) Naikkan kendaraan.
3) Lepas connector dari sensor CKP.
4) Ukur tahanan antar terminal sensor CKP. Jika tahanan tidak
sesuai spesifikasi, ganti sensor CKP.
Tahanan sensor CKP
360 – 460 Ω pada 20°C, 68°F

5) Pasang connector ke sensor CKP dan kabel negatif ke bat-


tery.

Melepas dan Memasang Sensor Crankshaft Position


(CKP)
Melepas
1) Lepas kabel negatif dari battery.
2) Lepas connector dari sensor CKP.
3) Lepas sensor CKP (1) dari oil pan.

Memasang

1) Periksa apakah sensor CKP dan pulley tooth bebas dari par-
tikel metal dan kerusakan.
MESIN DAN SISTIM KONTROL EMISI 6E-33

2) Pasang sensor CKP (1) ke oil pan.


3) Kencangkan sensor CKP sesuai spesifikasi momen.
Momen pengencangan
Baut sensor CKP (a): 10 N·m (1.0 kg-m, 7.5 lb-ft)

PERHATIAN:
Kencangkan sesuai spesifikasi. Sensor CKP akan rusak
jika terlalu kencang, dan sinyal sensor CKP tidak masuk
jika pemasangannya kendur.

4) Pasang connector ke sensor CKP dengan benar.


5) Pasang kabel negatif ke battery.

Memeriksa Vehicle Speed Sensor (VSS)


Periksa vehicle speed sensor lihat langkah 3 “DTC P0500 (DTC
No.16) Vehicle Speed Sensor” di Bab 6. Jika ada kerusakan,
ganti VSS.

Melepas dan Memasang Vehicle Speed Sensor (VSS)


Lihat “Melepas dan Memasang Vehicle Speed Sensor (VSS)” di
Bab 7A.

Memeriksa Main Relay, Fuel Pump Relay dan


Radiator Fan Relay
1) Lepas kabel negatif battery.

4 3 2) Lepas main relay (1), fuel pump relay (2), radiator fan relay
1
5 No.1 (3), radiator fan relay No.2 (4) (jika dilengkapi), dan
radiator fan relay No.3 (5) (jika dilengkapi).
3) Periksa tidak ada hubungan antara terminal “A” dan “B”. Jika
ada hubungan, ganti relay.
4) Pasang terminal positif (+) battery ke terminal “C” relay dan
2 terminal negatif (–) battery “D” relay. Periksa hubungan ant-
ara terminal “A” dan “B”. Jika tidak ada hubungan ketika
relay dihubungkan ke battery, ganti relay.
“C” “B”

“D”
“A”
6E-34 MESIN DAN SISTIM KONTROL EMISI

Memeriksa Fungsi Fuel Cut

CATATAN:
Sebelum memeriksa, posisi tuas transmisi harus pada
posisi netral, A/C OFF dan rem tangan ditarik penuh.

1) Panaskan mesin hingga suhu kerja normal.


2) Sambil mendengarkan suara injector (1) dengan meng-
gunakan sound scope (2) atau sejenisnya, naikkan putaran
mesin hingga di atas 3,000 rpm.
3) Periksa suara kerja injector berhenti ketika throttle valve
menutup dan terdengar lagi saat putaran mesin turun hingga
2,000 rpm.

Memeriksa Sistim Kontrol Radiator Fan

PERINGATAN:
Untuk mencegah kecelakaan hindarkan tangan, tool, dan
pakaian dari fan. Fan bekerja berdasarkan arus listrik dan
dapat bekerja saat mesin hidup atau mati. Fan bekerja
secara otomatis sesuai sensor ECT dengan kunci kontak
pada posisi ON.

Periksa fungsi sistim lihat “Table B-7 Memeriksa Sistim Control


Radiator Fan” di Bab 6. Jika radiator fan tidak bekerja dengan
baik, periksa relay, radiator fan dan sirkuit kelistrikan.

Sistim Kontrol Emisi


Memeriksa Sistim PCV

CATATAN:
Periksa tidak ada masalah pada valve atau selang PCV
sebelum memeriksa IAC duty, Masalah pada valve atau
selang PCV mempengaruhi akurasi penyetelan.

Selang PCV
Periksa sambungan dari kemungkinan kebocoran, tersumbat dan
rusak.
Ganti jika perlu.

Valve PCV
1) Lepas PCV valve dari cylinder head cover dan pasang plug
ke lubang head cover.
2) Tepatkan mesin pada idle.
MESIN DAN SISTIM KONTROL EMISI 6E-35

3) Untuk memeriksa kevacuuman, tutup dengan jari bagian


ujung PCV valve (1) . Jika tidak ada kevacuuman, periksa
apakah valve tersumbat. Ganti jika perlu.

4) Setelah memeriksa vacuum, matikan mesin dan lepas PCV


valve (1). Goyang valve dan dengarkan bunyi check needle
di dalam valve. Jika valve tidak berbunyi, ganti valve.

5) Setelah memeriksa bunyi, lepas plug dan pasang PCV


valve.

Spesifikasi Momen Pengencangan


Momen Pengencangan
Komponen Yang Dikencangkan
N•m kg-m lb-ft
Screw TP sensor 2.0 0.2 1.5
Screw IAC valve 3.5 0.35 2.5
ECT sensor 12.5 1.25 9.0
Screw MAP sensor 2.0 0.2 1.5
Baut CMP sensor 10.0 1.0 7.5
Baut fuel delivery pipe 25.0 2.5 18.0
Baut CKP sensor 10.0 1.0 7.5
Baut fuel pressure regulator 11.0 1.1 8.0
6E-36 MESIN DAN SISTIM KONTROL EMISI

Special Tool

09912-58442 09912-58432 09912-58490 09912-58421


Pressure gauge Pressure hose 3-way joint & hose Tool set memeriksa
(Lihat CATATAN “A”.)

09930-88530 Tech 2 kit (SUZUKI scan


tool)
Injector test lead (See NOTE “B”.)

CATATAN:
• “A”: Kit ini terdiri dari.
1. Tool body & washer, 2. Body plug, 3. Body attachment-1, 4. Holder, 5. Return hose & clamp,
6. Body attachment-2 & washer, 7. Hose attachment-1, 8. Hose attachment-2
• “B”: Kit ini terdiri dari.
1. Tech 2, 2. PCMCIA card, 3. DLC kabel, 4. SAE 16/19 adaptor, 5. Cigarette kabel,
6. DLC loopback adaptor, 7. Battery power kabel, 8. RS232 kabel, 9. RS232 adaptor,
10. RS 232 loopback connector, 11. Tas, 12. Power supply
SISTIM PENGAPIAN (SISTIM PENGAPIAN ELEKTRONIK) 6F-1

BAB 6F

SISTIM PENGAPIAN
(SISTIM PENGAPIAN ELEKTRONIK)

DAFTAR ISI
Uraian Umum................................................... 6F-2 Memeriksa Kabel Busi .................................. 6F-8
Konstruksi Sistim Pengapian ........................ 6F-2 Melepas dan Memasang Kabel Busi ............ 6F-8
Diagram Penempatan Komponen Sistim Memeriksa Busi ............................................ 6F-9
Pengapian ..................................................... 6F-3 Melepas dan Memasang ignition Coil Assy.
Diagram Sirkuit Sistim Pengapian................. 6F-4 (Termasuk Ignitor)......................................... 6F-9
Diagnosa .......................................................... 6F-5 Memeriksa Ignition Coil Assy.
(Termasuk Ignitor)....................................... 6F-10
Diagnosa Gejala Sistim Pengapian............... 6F-5
Crankshaft Position (CKP) Sensor.............. 6F-10
Bentuk Gelombang ....................................... 6F-5
Camshaft Position (CMP) Sensor ............... 6F-10
Diagnosa Tabel Flow Sistim Pengapian........ 6F-5
Memeriksa Waktu Pengapian ..................... 6F-10
Perawatan Kendaraan..................................... 6F-7
Spesifikasi Momen Pengencangan ............. 6F-13
Tes Pengapian Busi ...................................... 6F-7
Special Tool................................................... 6F-13
Melepas dan Memasang Kabel Busi............. 6F-7

6F
6F-2 SISTIM PENGAPIAN (SISTIM PENGAPIAN ELEKTRONIK)

Uraian Umum
Konstruksi Sistim Pengapian
Sistim pengapian yang digunakan adalah sistim pengapian elektronik tanpa distributor (distributorless) yang ter-
diri dari komponen-komponen berikut ini.
• ECM
Mendeteksi kondisi mesin dan kendaraan melalui sinyal dari sensor, untuk menentukan waktu pengapian
yang tepat dan waktu mengalirnya arus listrik ke primary coil dan mengirim sinyal ke ignitor (power unit) di
ignition coil assy.
• Ignition coil assy. (termasuk igniter)
Ignition coil assy dimana terdapat ignitor di dalamnya yang meng-ON/OFFkan aliran listrik ke primary coil
sesuai sinyal dari ECM. Ketika arus mengalir ke primary coil diputus, terjadi tegangan tinggi pada secondary
coil.
• Kabel busi dan busi.
• Sensor CMP dan sensor CKP
Menggunakan sinyal dari sensor-sensor ini, ECM mengidentifikasi cylinder mana yang pistonnya pada lang-
kah kompresi, mendeteksi sudut crank dan menyetel waktu pengapian secara otomatis.
• Sensor TP, sensor ECT, sensor MAP dan sensor lainnya/switch.
Lihat “Sistim Kontrol Elektronik ” di Bab 6E.
Sistim pengapian tidak dilengkapi distributor, tetapi dilengkapi dengan ignition coil assy. (coil pertama untuk busi
No.1 dan No.4 dan coil kedua untuk busi No.2 dan No.3). Ketika sinyal pengapian dikirim dari ECM ke ignitor
pada ignition coil assy. untuk busi No.1 dan No.4, terjadi tegangan tinggi pada secondary coil dan busi No.1 dan
No.4 secara bersamaan. Seperti, ketika sinyal pengapian dikirim ke ignitor pada ignition coil assy., busi No.2
dan No.3 secara bersamaan.
SISTIM PENGAPIAN (SISTIM PENGAPIAN ELEKTRONIK) 6F-3

Diagram Penempatan Komponen Sistim Pengapian

12
13

7 5
11

3
8

2 9 6
4

10

1. ECM 5. Sensor CKP 9. Sensor TP 13. Data link connector (DLC)


2. Pengapian coil assy. untuk busi No.1 dan No.4 6. Sensor MAP 10. VSS
3. Pengapian coil assy. untuk busi No.2 dan No.3 7. Sensor ECT 11. Pressure switch Power steering
(jika dilengkapi)
4. Sensor CMP 8. Sensor IAT 12. Connector diagnosa
6F-4 SISTIM PENGAPIAN (SISTIM PENGAPIAN ELEKTRONIK)

Diagram Sirkuit Sistim Pengapian

3
12
5 7
10
BRN C21-32
C20-32 WHT/BLK BLK
6
RED/BLU C21-17 4
8
WHT C21-33
9
18 C21-5
C20-31 WHT/RED BLK
E06-5 BLK/WHT

BLU/WHT C20-30
14 E06-7 13
WHT/RED
DN 2
1
GND TS MON WHT/BLU C20-9 C20-15 BLK/GRN
C21-2 BLK/RED
PNK C20-29
C21-3 BLK/RED

PPL/WHT E06-17 BLK


C21-1 16
15 C20-7 BLK/YEL
+BB C20-6 BLK/YEL : 19
: 20
17 :5V
11 : 12 V

C20 C21 E06

7 6 5 4 3 2 1 7 6 5 4 3 2 1 7 6 5 4 3 2 1
17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8
27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 27 26 25 24 23 22 21 20 25 24 23 22 21 20 19 18
34 33 32 31 30 29 28 35 34 33 32 31 30 29 28 31 30 29 28 27 26

1. Kunci kontak 11. Informasi yang diterima (sensor MAP, sensor ECT, sensor IAT, sensor TP, VSS,
sinyal beban listrik, sinyal engine start dan sinyal tekanan power steering)
2. Main relay 12. ECM
3. Ignition coil assy. untuk busi No.1 dan No.4 13. Sikring “IG”
4. Ignition coil assy. untuk busir No.2 dan No.3 14. Connector diagnosa
5. Sensor CMP 15. Data link connector (DLC)
6. Sensor CKP 16. Main fuse box
7. Ke busi No.1 17. Battery
8. Ke busi No.2 18. Shield ground
9. Ke busi No.3 19. Engine ground
10. Ke busi No.4 20. Body ground
SISTIM PENGAPIAN (SISTIM PENGAPIAN ELEKTRONIK) 6F-5

Diagnosa
Diagnosa Gejala Sistim Pengapian
Kondisi Kemungkinan Penyebab Perbaikan
Mesin dapat distarter, Sikring ignition coil putus Ganti.
tetapi tidak dapat Sambungan kabel kendur atau lepas Pasang dengan baik.
hidup atau sulit hidup (kabel busi)
(Tidak ada pengapian Kabel busi rusak Ganti.
atau pengapian tidak Busi rusak Setel, bersihkan atau ganti.
normal) Ignition coil (ignitor) rusak Ganti ignition coil assy.
Sensor CKP atau crankshaft timing belt pulley Bersihkan, kencangkan atau ganti.
(sinyal rotor) rusak
Sensor CMP atau sensor rotor tooth camshaft Bersihkan, kencangkan atau ganti.
rusak
ECM rusak Ganti.
Bensin boros atau Ignition timing tidak tepat Periksa sensor yang berhubungan
kerja mesin tidak baik dan crankshaft timing belt pulley
(sinyal rotor).
Busi atau kabel busi rusak Setel, bersihkan atau ganti.
Ignition coil assy. rusak Ganti.
Sensor CKP atau crankshaft timing belt pulley Bersihkan, kencangkan atau ganti.
(sinyal rotor) Rusak
Sensor CMP atau sensor rotor tooth camshaft Bersihkan, kencangkan atau ganti.
rusak
ECM rusak Ganti.

Bentuk Gelombang
Lihat bentuk gelombang No.2, No.3, No.9 dan No.10 pada “Memeriksa ECM dan Sirkuit” di Bab 6 untuk mem-
bangkitkan pengapian, sinyal sensor CMP dan sensor CKP.

Diagnosa Tabel Flow Sistim Pengapian


Langkah Tindakan Ya Tidak
Apakah “Memeriksa Mesin dan Sistim Kontrol Emisi ” Lihat langkah 2. Lihat “Memeriksa
1 di Bab 6 sudah dilakukan? Mesin dan Sistim Kon-
trol Emisi” di Bab 6.
Tes Pengapian Busi Lihat langkah 12. Lihat langkah 3.
1) Periksa kondisi dan tipe semua busi lihat
“Memeriksa Busi”.
2
2) Jika OK, lakukan tes pengapian busi, lihat “Tes
Pengapian Busi”.
Apakah terjadi pengapian pada semua busi?
Memeriksa Diagnostic Trouble Code (DTC) Lihat DTC Tabel Lihat langkah 4.
1) Periksa jika ada DTC yang muncul lihat “Memer- Flow Diagnosa di
3
iksa Diagnostic Trouble Code (DTC)” di Bab 6. Bab 6.
Apakah DTC tersimpan ECM?
6F-6 SISTIM PENGAPIAN (SISTIM PENGAPIAN ELEKTRONIK)

Langkah Tindakan Ya Tidak


Periksa sambungan electrical Lihat langkah 5. Pasang dengan baik.
1) Periksa sambungan kabel ignition coil assy. dan
4
kabel busi.
Apakah dalam kondisi baik?
Memeriksa Kabel Busi Lihat langkah 6. Ganti kabel busi.
1) Periksa tahanan kabel busi lihat “Memeriksa
5
Kabel Busi”.
Apakah hasil pemeriksaan sesuai?
Memeriksa Power Supply Ignition Coil Assy dan Lihat langkah 7. Perbaiki atau ganti.
Periksa Sirkuit Ground
1) Periksa power supply ignition coil assy. (kabel
6
“BLK/WHT”) dan sirkuit ground (kabel “BLK”) dari
putus dan short.
Apakah sirkuit dalam kondisi baik?
Memeriksa Ignition Coil Assy. Lihat langkah 8. Ganti ignition coil assy.
1) Periksa tahanan pengapian coil lihat “Memeriksa
7
Pengapian Coil Assy. (termasuk ignitor)”.
Apakah hasil pemeriksaan sesuai?
Memeriksa Sensor Crankshaft Position (CKP) Lihat langkah 9. Kencangkan sensor
1) Periksa sensor crankshaft position (CKP) lihat CKP sensor, ganti
8 “DTC P0335 Sirkuit Crankshaft Position Sensor” CKP sensor atau
di Bab 6. crankshaft timing belt
Apakah hasil pemeriksaan sesuai? pulley.
Memeriksa Camshaft Position (CMP) Sensor Lihat langkah 10. Kencangkan baut CMP
1) Periksa posisi CMP sensor lihat pada “DTC sensor atau ganti CMP
9
P0340 Camshaft Posisi Sensor Circuit” in Bab 6. sensor.
Apakah hasil pemeriksaan sesuai?
Memeriksa Sirkuit Sinyal Pengapian Trigger Lihat langkah 11. Perbaiki atau ganti.
1) Periksa kabel sinyal pengapian trigger (kabel
10 “WHT/BLK” dan “WHT/RED”) dari putus, short
dan sambungan buruk.
Apakah sirkuit dalam kondisi baik?
Penggantian Coil Assy. Lihat langkah 12. Ganti ECM, dan kemu-
1) Ganti ignition coil assy dan kemudian ulangi lang- dian ulangi langkah 2.
11
kah 2.
Apakah hasil pemeriksaan pada langkah 2 sesuai?
Memeriksa waktu pengapian Sistim dalam kondisi Periksa sensor CKP,
1) Periksa waktu pengapian awal dan waktu penga- baik. crankshaft timing belt
pian lanjutan “Memeriksa Pengapian Timing”. pulley (sinyal rotor)
12
Apakah hasil pemeriksaan sesuai? dan sinyal input yang
berhubungan dengan
sistim.
SISTIM PENGAPIAN (SISTIM PENGAPIAN ELEKTRONIK) 6F-7

Perawatan Kendaraan
Tes Pengapian Busi
1) Pindahkan tuas transmisi ke posisi “Netral”, aktifkan rem tan-
gan, dan ganjal setir.
2) Lepas semua soket injector dari injector.

PERINGATAN:
Jika soket injector tidak dilepas, gas buang akan keluar
dari lubang busi. Hal ini dapat menyebabkan kendaraan
terbakar dan sangat berbahaya.

3) Lepas busi dari cylinder head lihat “Melepas dan Memasang


Busi”.
4) Periksa kondisi dan tipe busi lihat “Memeriksa Busi”.

5) Jika OK, pasang soket ignition coil ke ignition coil assy. dan
pasang busi ke ignition coil assy. atau kabel busi, dan kemu-
dian groundkan busi.
6) Crank engine dan periksa apakah busi memercikkan bunga
api.
7) Jika tidak ada percikan, periksa komponen yang berhubun-
gan lihat “ Diagnosa Gejala Sistim Pengapian”.
8) Setelah tes, lepas soket ignition coil dari ignition coil assy.

9) Pasang busi ke cylinder head lihat “Melepas dan Memasang


Busi”.
10) Pasang semua soket injector ke injector.

Melepas dan Memasang Kabel Busi


Melepas

1) Kendurkan reservoir minyak P/S (1) dan bracket (2) dari bodi
3 kendaraan dengan melepas baut bracket.
2) Lepas kabel busi (3) dari ignition coil assy. dengan
memegang cap.

1
2
6F-8 SISTIM PENGAPIAN (SISTIM PENGAPIAN ELEKTRONIK)

3) Tarik kabel busi dari busi dengan memegang cap.

PERHATIAN:
Lepas tiap-tiap sambungan dengan memegang bagian
cap agar tidak merusak kabel (resistive conductor).

Memasang
1) Pasang kabel busi ke busi dan ignition coil assy. dengan
memegang bagian cap.

PERHATIAN:
• Jangan menggunakan metal conductor kabel busi
sebagai komponen pengganti.
• Pasang cap dengan baik.

2) Pasang reservoir minyak P/S dan bracketnya ke bodi ken-


daraan lihat “Komponen P/S Pump” di Bab 3B1.

CATATAN:
Ketika memasang bracket reservoir minyak P/S ke bodi
kendaraan, jangan lupa memasang kabel ground dari
exhaust manifold.

Memeriksa Kabel Busi


Ukur tahanan kabel busi No.1 (1) dan No.3 (2) dengan meng-
gunakan ohmmeter. Jika tahanan tidak sesuai spesifikasi, ganti
1
kabel busi.
2
Tahanan kabel busi No.1
1.2 – 3.2 Ω
Tahanan kabel busi No.3
0.5 – 1.6 Ω

Melepas dan Memasang Kabel Busi


Melepas
1) Lepas kabel busi lihat “Melepas dan Memasang Kabel Busi”.
2) Lepas pengapian coil assy. lihat “Melepas dan Memasang
Ignition Coil Assy. (Termasuk Ignitor)”.
3) Lepas busi dari cylinder head.
SISTIM PENGAPIAN (SISTIM PENGAPIAN ELEKTRONIK) 6F-9

Memasang
1) Pasang busi ke cylinder head dan kencangkan sesuai spesi-
fikasi.
Momen pengencangan
Busi : 25 N·m (2.5 kg-m, 18.0 lb-ft)
2) Pasang ignition coil assy. lihat “Melepas dan Memasang
Ignition Coil Assy. (Termasuk Ignitor)”.
3) Pasang kabel busi dan reservoir minyak P/S dengan bracket
lihat “Melepas dan Memasang Kabel Busi”.

Memeriksa Busi
Periksa electrode, carbon dan insulator. Jika ada ketidak-norma-
lan, setel celah, bersihkan atau ganti busi baru sesuai spesifikasi.
Celah busi
“a”: 0.7 – 0.8 mm (0.028 – 0.031 in.)
Tipe busi
NGK: BKR6E
DENSO: K20PR-U

Melepas dan Memasang ignition Coil Assy.


(Termasuk Ignitor)
Melepas
1) Lepas kabel negatif battery.
6 4 6 2) Kendurkan reservoir minyak P/S (1) dan bracketnya (2) dari
bodi kendaraan dengan melepas bautnya.
3) Lepas soket ignition coil (3) dari ignition coil assy (5).
4) Lepas kabel busi (4) dari ignition coil assy. dengan
memegang cap.

PERHATIAN:
3
Lepas tiap-tiap sambungan dengan memgang bagian cap
untuk mencegah kerusakan bagian dalam kabel (resis-
3 tive conductor).

1 5) Lepas baut-baut pengapian coil (6) dan tarik ignition coil


2 5 assy. dari cylinder head cover.
6F-10 SISTIM PENGAPIAN (SISTIM PENGAPIAN ELEKTRONIK)

Memasang
Kebalikan dengan prosedur melepas untuk memasang ignition
coil assy. perhatikan petunjuk berikut ini.
• Kencangkan baut ignition coil sesuai spesifikasi .
Momen pengencangan
Baut ignition coil (a): 10 N·m (1.0 kg-m, 7.5 lb-ft)
• Kencangkan baut bracket reservoir minyak P/S lihat
“Komponen P/S Pump” di Bab 3B1.

CATATAN:
Ketika memasang bracket reservoir minyak P/S ke bodi,
jangan lupa memasang kabel ground dari exhaust mani-
fold.

Memeriksa Ignition Coil Assy. (Termasuk Igni-


tor)

Ukur tahanan lilitan secondar dengan menggunakan ohmmeter.


Jika tahanan tidak sesuai spesifikasi, ganti ignition coil assy.
Tahanan lilitan sekunder
7.1 – 9.5 kΩ pada 20°C, 68°F

Crankshaft Position (CKP) Sensor


Lihat “Melepas dan Memasang Crankshaft Position (CKP) Sen-
sor” dan “Memeriksa Crankshaft Position (CKP) Sensor” di Bab
6E.

Camshaft Position (CMP) Sensor


Lihat “Melepas dan Memasang Camshaft Position (CMP) Sensor”
dan “Memeriksa Camshaft Position (CMP) Sensor” di Bab 6E.

Memeriksa Waktu Pengapian

CATATAN:
• Waktu pengapian tidak dapat disetel. Jika waktu pen-
gapian tidak sesuai spesifikasi, periksa komponen
pada sistim yang berhubungan.
• Sebelum menghidupkan mesin, tuas transmisi pada
posisi “Netral” .
SISTIM PENGAPIAN (SISTIM PENGAPIAN ELEKTRONIK) 6F-11

1) Ganjal semua roda.


2) Lepas console box.
3) Lepas kabel rem tangan dan connector kabel switch rem
tangan pada tuas lihat “Melepas dan Memasang Tuas Rem
Tangan” di Bab 5.
4) Lepas engine room center member (1) dari bodi dengan
1 melepas baut-baut engine room center member, dan kemu-
dian geser engine room center member ke sisi air cleaner
2 case.
5) Lepas cap lubang memeriksa (2) pada case transmisi untuk
mengetahui pengapian timing.

6) Pasang SUZUKI scan tool ke DLC (1) dengan kunci kontak


OFF. Jika SUZUKI scan tool tidak ada, lanjut ke langkah
berikut.
Special tool
(A): SUZUKI scan tool

(A)
1

7) Hidupkan mesin dan panaskan hingga suhu kerja normal.


8) Pastikan semua beban kelistrikan pada kondisi OFF kecuali
pengapian.
9) Periksa apakah putaran idle sesuai spesifikasi lihat “Memer-
iksa Putaran Idle/Idle Air Control (IAC) Duty” di Bab 6E.

10) Tepatkan waktu pengapian dengan menggunakan mode


“Fixed Spark” SUZUKI scan tool. Jika SUZUKI scan tool
tidak ada, pasang test switch terminal (3) dan ground termi-
2
nal (4) connector diagnosa (1) dengan menggunakan kabel
4 jumper (2) agar waktu pengapian tepat pada saat pertama
1
3 dilakukan.
6F-12 SISTIM PENGAPIAN (SISTIM PENGAPIAN ELEKTRONIK)

1,(A) 11) Gunakan timing light (1) ke kabel busi No.1, kemudian
periksa waktu pengapian harus sesuai spesifikasi.
Waktu pengapian awal (Test switch terminal ground atau
tepatkan dengan SUZUKI scan tool)
5 ± 3° BTDC pada putaran mesin idle
Urutan pengapian (FO)
T
1-3-4-2

10 Special tool
(A): 09930-76420

2. Flywheel
3. Tanda timing match

3 2

12) Jika waktu pengapian tidak sesuai spesifikasi, periksa hal-


hal berikut ini:
• Sensor CKP
• Crankshaft timing belt pulley (sinyal rotor)
• Sensor TP
• Sirkuit sinyal test switch
13) Setelah memeriksa waktu pengapian awal, lepas ignition
timing fixation dengan menggunakan SUZUKI scan tool atau
dengan melepas kabel jumper dari connector diagnosa.
14) Dengan putaran mesin idle (pembukaan throttle pada posisi
menutup dan mobil berhenti), periksa lonjakan waktu penga-
pian antara 7° – 17° BTDC. (Bervariasi secara tetap pada
beberapa derajat dari 7° – 17° tidak menunjukkan kondisi
abnormal tetapi menunjukkan fungsi sistim kontrol timing
electronik). Kemudian, periksa meningkatnya putaran mesin
berakibat pada waktu pengapian.
Jika memeriksa di atas hasilnya tidak memuaskan, periksa
sensor CKP, sirkuit sinyal test switch dan ECM.
15) Pasang cap lubang memeriksa pada case transmisi.
16) Pasang engine room center member ke bodi kendaraan lihat
“Melepas dan Memasang Kabel dan Tuas Gear Shift Con-
trol” di Bab 7A.
17) Pasang kabel rem tangan dan connector kabel switch rem
tangan ke tuas rem tangan lihat “Melepas dan Memasang
Tuas Rem Tangan” di Bab 5.
18) Pasang console box.
SISTIM PENGAPIAN (SISTIM PENGAPIAN ELEKTRONIK) 6F-13

Spesifikasi Momen Pengencangan


Momen Pengencangan
Kompnen Yang Dikencangkan
N•m kg-m lb-ft
Busi 25 2.5 18.0
Baut ignition coil 10 1.0 7.5

Special Tool

09930-76420
Timing light (tipe battery Tech 2 kit (SUZUKI scan
kering) tool) (Lihat CATATAN.)

CATATAN:
Kit ini terdiri dari:
1. Tech 2, 2. PCMCIA card, 3. DLC kabel, 4. SAE 16/19 adapter, 5. Cigarette kabel,
6. DLC loopback adapter, 7. Battery power kabel, 8. RS232 kabel, 9. RS232 adapter, 10. RS232 loop-
back connector, 11. Tas, 12. Power supply
SISTIM STARTER 6G-1

BAB 6G

SISTIM STARTER
CATATAN:
Motor starter berbeda-beda tergantung spesifikasi kendaraan, dll. Pastikan model dan spesifikasi
6G
kendaraan sebelum melakukan penggantian part.

DAFTAR ISI
Uraian Umum.................................................. 6G-2 Perawatan Kendaraan ....................................6G-5
Diagram Sirkuit Sistim Starter ...................... 6G-2 Melepas dan Memasang Motor Starter.........6G-5
Diagnosa ......................................................... 6G-2 Membongkar dan Merakit Motor Starter .......6G-6
Diagnosa Sistim Starter ............................... 6G-2 Pemeriksaan .................................................6G-8
Tes Sistim Starter........................................ 6G-4 Spesifikasi .....................................................6G-13
Pull-in Test ............................................... 6G-4 Spesifikasi Momen Pengencangan .............6G-13
Hold-in Test .............................................. 6G-4 Material Service.............................................6G-13
Tes Plunger dan Pinion ............................ 6G-4 Special Tool...................................................6G-14
Tes Kinerja Tanpa Beban......................... 6G-5
6G-2 SISTIM STARTER

Uraian Umum
Diagram Sirkuit Sistim Starter

1. Pinion drive lever 5. Plunger 9. Flywheel gear


2. Pinion & Over-running clutch 6. Magnetic switch contacts 10. A/T: Transmisi range switch (shift lever switch)
3. Magnetic switch 7. Pull-in coil 11. Ignition & Starter switch
4. Hold-in coil 8. Motor starter 12. Battery

Diagnosa
Diagnosa Sistim Starter
Gejala yang menunjukkan masalah pada sistim starter sebagai berikut:
• Motor starter tidak hidup (atau putaran lemah).
• Motor starter hidup tetapi tidak dapat menghidupkan mesin.
• Ada suara abnormal.
Diagnosa yang tepat harus dilakukan untuk menentukan penyebab kerusakan terjadi pada battery, harness (ter-
masuk switch motor starter), motor starter atau mesin.
Jangan melepas motor hanya karena motor starter tidak hidup. Periksa hal-hal berikut dan perkecil kemungki-
nan penyebanya.
1) Kondisi masalah
2) Kekencangan terminal battery (termasuk kabel ground pada mesin) dan terminal motor starter
3) Kosongkan muatan battery
4) Pemasangan motor starter
SISTIM STARTER 6G-3

Kondisi Kemungkinan Penyebab Perbaikan


Motor tidak berputar Tuas tidak pada posisi P atau N, atau tidak disetel Posisi P atau N, atau setel
(tidak ada suara mag- (A/T) switch
netic switch) Battery lemah Recharge battery
Tegangan battery terlalu lemah karena rusak. Ganti battery
Sambungan terminal battery buruk Kencangkan kembali atau ganti
Kendurkan sambungan kabel grounding Kencangkan kembali
Sikring set kendur atau putus Kencangkan atau ganti
Hubungan kunci kontak dan magnetic switch Ganti
buruk
Soket kabel kendur Kencangkan kembali
Sirkuit antara kunci kontak dan magnetic switch Perbaiki.
putus
Sirkuit pada pull-in coil putus Ganti magnetic switch
Brush tidak tepat atau aus Perbaiki atau ganti
Gerakan plunger dan/atau pinion buruk Perbaiki
Motor tidak berputar Battery lemah Recharge battery
(suara magnetic switch Tegangan battery terlalu lemah karena battery Ganti battery
terdengar) rusak
Kendurkan sambungan kabel battery Kencangkan kembali
Contact point terbakar, atau kontak magnetic Ganti magnetic switch
switch rusak
Brushes tidak pas atau aus Perbaiki atau ganti
Spring bush lemah Ganti
Commutator terbakar Ganti armature
Sirkuit armature short Ganti
Putaran crankshaft macet Perbaiki
Motor Starter berputar Kontak magnetic switch tidak cukup Ganti magnetic switch
tetapi terlalu lambat Sirkuit armature short Ganti
(momen kecil) (Jika Commutator terlepas, terbakar atau aus Perbaiki commutator atau ganti
battery dan wiring armature
baik, periksa motor Brush aus Ganti brush
starter) Brush spring lemah Ganti spring
Ujung bush terbakar atau aus Ganti bush
Motor Starter hidup, Pinion tip aus Ganti over-running clutch
tetapi tidak cranking Over-running clutch tidak lancar Perbaiki
mesin Over-running clutch selip Ganti over-running clutch
Gigi ring gear aus Ganti flywheel
Suara tidak normal Bush aus Ganti bush
Pinion atau gigi ring gear aus Ganti pinion atau flywheel
Pinion (tidak dapat kembali) Perbaiki atau ganti
Internal atau gigi planetary gear aus Ganti
Oli kurang Lumasi
Motor Starter tidak Contact point magnetic switch terhubung ke Ganti magnetic switch
dapat berhenti sikring
Sirkuit short magnetic switch coil (sirkuit short) Ganti magnetic switch
Kunci kontak tidak dapat kembali Ganti
6G-4 SISTIM STARTER

Tes Sistim Starter

PERHATIAN:
Masing-masing tes harus dilakukan selama 3 – 5 detik
untuk menghindari terbakarnya coil.

Pull-in Test

Hubungkan battery ke magnetic switch seperti ditunjukkan gam-


bar.
Periksa apakah plunger dan pinion keluar.
Jika plunger dan pinion tidak bergerak, ganti magnetic switch.

CATATAN:
Sebelum pengetesan, lepas kabel dari terminal M.

1. Terminal “S”
2. Terminal “M”
3. Lead wire (switch ke motor)

Hold-in Test

Ketika dihubungkan seperti di atas dengan plunger keluar, lepas


kabel negatif dari terminal “M”.
Periksa posisi plunger dan pinion masih di luar.
Jika plunger dan pinion kembali ke dalam, ganti magnetic switch.

Tes Plunger dan Pinion

Lepas kabel negatif dari bodi motor starter.


Periksa plunger dan pinion kembali ke dalam.
Jika plunger dan pinion tidak kembali, ganti magnetic switch.
SISTIM STARTER 6G-5

Tes Kinerja Tanpa Beban

Hubungkan battery dan ammeter dengan 10A ke starter seperti


pada gambar.
Periksa starter berputar lembut dan benar dengan pinion berg-
erak ke luar. Periksa penunjukkan arus ammeter harus sesuai
spesifikasi.
Arus sesuai spesifikasi (tes tanpa beban):
53 A MAX. pada 11.5 V

Perawatan Kendaraan
Melepas dan Memasang Motor Starter

Melepas
1) Lepas kabel negatif (–) battery.
2) Lepas kabel magnetic switch (1) dan kabel battery (2) dari terminal motor starter.
3) Lepas baut motor starter (3).
4) Lepas transmisi assy., lihat “Melepas Unit Transmisi” di bab 7A untuk transmisi manual dan bab 7B1 untuk
transmisi otomatis.
5) Lepas motor starter (5).

Memasang
Kebalikan dari prosedur melepas.
Momen pengencangan
Mur kabel battery motor starter (a): 10 N·m (1.0 kg-m, 7.5 lb-ft)
Mur dan baut motor starter (b): 23 N·m (2.3 kg-m, 16.5 lb-ft)
6G-6 SISTIM STARTER

Membongkar dan Merakit Motor Starter


CATATAN:
Berikan grease (99500-25010) ke bagian yang bergeser komponen di bawah ini.

1. Screw magnetic switch 8. Stop ring 15. Armature shaft washer


: ketebalan 0.5 mm (0.02 in.)
2. Front housing 9. Over-running clutch 16. Bracket belakang
3. Pinion driver lever 10. Armature 17. Baut bracket belakang
4. Magnetic switch 11. Yoke 18. Screw bracket belakang
5. Field coil lead nut 12. Brush Jangan gunakan kembali.

6. Armature shaft bush 13. Brush holder


7. Snap ring 14. Armature shaft washer
: ketebalan 1.8 mm (0.07 in.)
SISTIM STARTER 6G-7

Membongkar

CATATAN:
Sebelum membongkar motor starter, buat tanda di dua
lokasi seperti ditunjukkan pada gambar untuk menghin-
dari kesalahan pemasangan.

A, B: Tanda

1) Lepas mur kabel terminal field coil (1) di bagian kepala mag-
netic switch (2).

2) Lepas magnetic switch (2) dari bodi motor starter dengan


melepas dua screw (1).

3) Kendurkan 2 baut dan 2 screw untuk melepas commutator


end cover.
4) Pisahkan drive housing (1) dan armature (2) dari yoke (3).

5) Tarik brush (1) dari holder (2).


6G-8 SISTIM STARTER

Merakit
Kebalikan dari prosedur membongkar.

Pemeriksaan
Plunger

Periksa plunger (1) dari aus. Ganti jika perlu.

Magnetic Switch

Tekan masuk plunger (1) dan lepas. Plunger harus kembali den-
gan cepat ke posisi semula. Ganti jika perlu.

Tes Sirkuit Pull-in Coil

Periksa hubungan antara switch magnetic terminal ‘S’ (1) dan ter-
minal ‘M’ (2). Jika tidak ada hubungan, berarti coil putus dan
harus diganti.
SISTIM STARTER 6G-9

Tes Sirkuit Hold-in Coil

Periksa hubungan antara magnetic switch ‘S’ terminal (1) dan coil
case. Jika tidak ada hubungan, coil putus dan harus diganti.

Bracket Bush Belakang

Periksa bush dari aus atau rusak. Ganti jika perlu.

Brush

• Periksa brush (1) dari aus.


Ukur panjang brush dan jika di bawah limit, ganti brush.

Panjang Brush

Standar 17.0 mm (0.67 in.)


Limit 11.5 mm (0.45 in.)
• Pasang brush pada masing-masing brush holder dan
periksa gerakannya.

Spring

Periksa brush spring dari aus, rusak atau kondisi abnormal lain-
nya. Ganti jika perlu.
Ketegangan spring brush

P1 (gaya menarik) 31.4 N (3.14 kg) ± 10%


P2 (gaya mendorong) 14.7 N (1.47 kg) ± 10%
6G-10 SISTIM STARTER

Drive Lever

Periksa drive lever (1) dari aus. Ganti jika perlu.

Brush Holder

• Periksa gerakan brush pada brush holder. Jika gerakan


brush pada brush holder buruk, periksa brush holder dan
permukaan gesek dari kerusakan.
Bersihkan atau perbaiki jika perlu.
• Periksa hubungan antara brush holder (sisi positif) dengan
insulasi dan brush holder yang digroundkan (sisi negatif ).
Jika ada hubungan, brush holder digroundkan dengan
adanya insulasi yang rusak dan harus diganti.

Armature

• Periksa commutator dari kotoran atau hangus. Perbaiki den-


gan amplas atau lathe, jika perlu.
1. Amplas #300 – 400

• Periksa commutator dari aus dengan armature (1) ditahan


oleh V-block (2). Jika penyimpangan jarum dial gauge (4)
melebihi limit, perbaiki atau ganti.

CATATAN:
Spesifikasi di bawah ini jika armature tidak bengkok.
Armature yang bengkok harus diganti.

Commutator out of round

Standar 0.05 mm (0.002 in.)


Limit 0.1 mm (0.004 in.)
3. Magnetic stand
SISTIM STARTER 6G-11

• Periksa commutator dari aus. Jika diameter di bawah limit,


ganti armature.
Diameter luar commutator:
31.0 – 32.0 mm (1.22 – 1.30 in.)

• Periksa kedalaman insulator commutator. Perbaiki atau ganti


jika di bawah limit.
Kedalaman insulator commutator “a”:
0.5 – 1.0 mm (0.020 – 0.039 in.)
A: Benar
B: Salah
1. Commutator segment
2. Insulator

• Periksa commutator dan armature core. Jika ada hubungan,


armature digroundkan dan harus diganti.

• Periksa hubungan antar segment. Jika tidak ada hubungan


pada titik tes, ada sirkuit yang putus dan armature harus
diganti.
6G-12 SISTIM STARTER

Field Coil
Tes ground

Periksa hubungan antara brush dan permukaan.


Jika ada hubungan, field winding terhubung ke ground.
Yoke assy. harus diganti.

Pinion dan Over-running Clutch

• Periksa pinion dari aus, rusak atau kondisi abnormal lainnya.


Periksa apakah clutch mengunci saat diputar dan berputar
lembut saat diputar ke arah sebaliknya. Ganti jika perlu.

• Periksa gigi spline dari aus atau rusak. Ganti jika perlu.
Periksa gerakan pinion.

Front Housing Bush

Periksa bush dari aus atau rusak. Ganti jika perlu.


SISTIM STARTER 6G-13

Spesifikasi
Tegangan 12 volt
Output 0.8 kW
Rating 30 detik
Arah putaran Searah jarum jam dari sisi pinion
Panjang brush Standar: 17.0 mm (0.67 in.) Limit: 11.5 mm (0.45 in.)
Jumlah gigi pinion 8
Kinerja Kondisi
Karakteristik tanpa 53 A maximum
11.5 V
beban 6,000 rpm minimum
9V 2.75 N·m (0.275 kg-m, 2.0 lb-ft) minimum
Sekitar 20°C Karakteristik beban
150 A 2,000 rpm minimum
(68°F)
360 A maximum
Karakteristik terkunci 5V
6.86 N·m (0.686 kg-m, 5.0 lb-ft) minimum
Tegangan kerja magnetic switch 8 volt maximum

Spesifikasi Momen Pengencangan


Momen Pengencangan
Komponen Yang Dikencangkan
N•m kg-m lb-ft
Mur kabel battery motor starter 10 1.0 7.5
Baut motor starter 23 2.3 16.5

Material Servis
Produk SUZUKI
Material Penggunaan
(Nomor Part)
Lithium grease SUZUKI SUPER GREASE A • Armature shaft
(99000-25010) • Over-running clutch
• Armature shaft bush
• Drive lever
6G-14 SISTIM STARTER

Special Tool

09900-06107 09921-20200 09930-30102


Snap ring plier (Tipe Bearing remover Sliding shaft
buka)
SISTIM PENGISIAN 6H-1

BAB 6H

SISTIM PENGISIAN

DAFTAR ISI
6H
Uraian Umum...................................................6H-2 Memeriksa Dengan Beban......................6H-10
Uraian Umum Battery....................................6H-2 Battery Overcharge .................................6H-10
Elektrolit Beku ...........................................6H-2 Perawatan Kendaraan ..................................6H-11
Pembentukan Kristal Sulfat .......................6H-2 Menjumper Battery untuk Kondisi
Built-in Indicator (jika dilengkapi)...............6H-2 Darurat ........................................................6H-11
Merawat Battery ........................................6H-2 Melepas dan Memasang Battery ................6H-12
Uraian Umum Generator ...............................6H-3 Memeriksa dan Menyetel Belt Generator ...6H-12
Generator Mitsubishi .................................6H-4 Melepas dan Memasang Generator ...........6H-12
Generator Denso.......................................6H-5 Membongkar dan Merakit Generator ..........6H-15
Diagnosa ..........................................................6H-6 Generator Mitsubishi ...............................6H-15
Memeriksa Battery ........................................6H-6 Generator Denso.....................................6H-21
Memeriksa secara Visual ..........................6H-6 Spesifikasi .....................................................6H-25
Tes Hydrometer.........................................6H-6 Battery.........................................................6H-25
Diagnosa Gejala pada Generator .................6H-7 Generator....................................................6H-25
Penyalaan Lampu Indikator.......................6H-7 Spesifikasi Momen Pengencangan .............6H-26
Battery Lemah ...........................................6H-8
Special Tool...................................................6H-26
Memeriksa Tanpa Beban ..........................6H-8
6H-2 SISTIM PENGISIAN

Uraian Umum
Uraian Umum Battery
Battery memiliki fungsi utama dalam sistim kelistrikan.
• Sebagai sumber energi listrik untuk menstarter mesin.
• Sebagai stabilizer tegangan sistim kelistrikan.
• Untuk waktu tertentu, sebagai penyedia energi ketika beban melebihi kapasitas generator.

Elektrolit Beku
Titik beku elektrolit tergantung pada berat jenisnya, jika electrolit membeku, battery akan rusak. Oleh karenanya
battery harus tetap terisi arus listrik (full charge). Battery yang beku tidak boleh dicharge, hingga kembali dingin.

Pembentukan Kristal Sulfat


Bila battery dibiarkan terlalu lama dan tidak disetrum kembali akan terjadi pembentukan kristal sulfat, kristal ini
adalah hasil proses reaksi kimia pada battery. Battery yang sudah mengalami kristalisasi sulfat bila dicharge
akan tegangan akan lebih rendah.

Indicator (jika dilengkapi)


Pada battery terdapat built-in temperature compensated indicator di bagian atas battery. Indicator ini digunakan
melalui prosedur diagnosa. Saat pemeriksaan indicator, pastikan bagian atas battery bersih.

Merawat Battery

PERINGATAN:
• Jangan meletakkan battery dekat api atau aliran listrik karena battery menghasilkan gas yang
mudah terbakar dan meledak.
• Hindari cairan battery dari mata, kulit dan permukaan cat. Jika hal ini terjadi, bilas segera dengan
air.
• Jauhkan battery dari jangkauan anak-anak.

1) Battery adalah komponen yang penting, yang perlu perawatan secara berkala.
• Jaga agar braket battery bersih.
• Hindari karat di bagian terminal.
• Jaga agar jumlah cairan di setiap sel sama banyak.
• Untuk battery yang sudah lama, ikuti petunjuk di bawah ini.
– Seminggu sekali, hidupkan mesin dan panaskan hingga suhu kerja normal pada putaran mesin 2.000 -
3.000 rpm. Semua switch kelistrikan harus dalam kondisi OFF sebelum kendaraan disimpan.
– Recharge battery dua kali sebulan untuk mencegah battery soak. Hal ini harus dilakukan jika suhu di luar
dingin.
Battery akan soak jika kendaraan disimpan terlalu lama. Cairan battery akan membeku dan battery dapat
pecah jika pada suhu dingin battery tidak dicharge.
2) Jaga kebersihan kabel battery
Khususnya terminal posistif (+), sering terjadi karat di bagian permukaan konduktor yang mana terjadi aliran
listrik. Bersihkan terminal dan fitting secara berkala dan berikan pelumas/grease untuk mencegah karat.
3) Ketahuilah kondisi charge battery.
Gunakan hydrometer untuk mengetahui kondisi charge battery. Hydrometer berfungsi untuk mengukur grav-
itasi (SG) elektrolit battery. Besarnya gravitasi elektrolit menunjukkan kondisi charge.
SISTIM PENGISIAN 6H-3

Uraian Umum Generator


Generator adalah sebuah benda kecil dengan kinerja tinggi yang di dalamnya terdapat regulator IC. Seluruh
komponen di dalamnya terhubung secara elektronik sebagaimana digambarkan di halaman berikut.
Generaot dapat digambarkan sebagai berikut:
• Di dalam generator terdapat regulator.
• Seluruh komponen regulator terpasang dalam solid mold.
• Unit ini terpasang pada housing belakang.
• Regulator IC menggunakan sirkuit yang terintegrasi dan mengontrol arusl listrik yang ditimbulkan generator,
dan tidak dapat dilakukan penyetelan.
• Bearing rotor generator sudah diberikan cukup grease untuk waktu yang lama. Kedua brush mengalirkan
arus listrik ke dua slip ring dan field coil pada rotor, dan pada kondisi normal tidak memerlukan perawatan
untuk waktu lama.
• Winding stator terpasang pada bagian dalam laminated core pada frame generator.
• Kondensor terpasang pada regulator assy. melindungi diode dari tegangan tinggi dan meredam noise radio.
• Stator coil, rectifier dan regulator menjadi satu unit yang tidak dapat dipisahkan dan jika harus diganti
sebagai unit assy. (untuk generator Denso).
6H-4 SISTIM PENGISIAN

Generator Mitsubishi
Diagram Sirkuit

1. Generator dengan regulator assy. 3. Kunci kontak 5. Beban


2. Lampu indikator Charging 4. Battery

Konstruksi Generator

1. Pulley 3. Terminal “B” E. Ground


2. Pulley nut 4. Terminal “L” 110N.m (11 kg-m, 80.0 lb-ft)
SISTIM PENGISIAN 6H-5

Generator Denso
Diagram Sirkuit

1. Generator assy. 4. Rectifier diode 7. Kunci kontak


2. Regulator 5. Field coil 8. Battery
3. Stator coil 6. Lampu indicator charging 9. Load switch

Konstruksi Generator

1. Pulley 3. terminal “B” E. Ground


2. Pulley nut 4. terminal “L” 110N.m (11 kg-m, 80.0 lb-ft)
6H-6 SISTIM PENGISIAN

Diagnosa
Memeriksa Battery
Memeriksa secara Visual
Periksa kerusakan, seperti retak yang dapat menyebabkan keb-
ocoran elektrolit, jika perlu ganti battery.
Ketahui penyebab kerusakan tersebut dan perbaiki.

Tes Hydrometer
Metode pemeriksaan kondisi pengisian battery secara langsung
adalah dengan cara tes discharge tinggi, yang menggunakan
voltmeter dengan presisi tinggi dan instrumen yang sangat mahal
yang digunakan di bengkel, tapi tidak disarankan untuk
digunakan oleh pengguna kendaraan.
Pada suhu battery 20 °C (suhu cairan):
– Kondisi battery penuh, SG elektrolit 1,280
– Battery setengah penuh, SG elektrolit 1,220
– Battery hampir lemah, SG 1,150 dan battery hampir beku.
Dengan bervariasinya SG battery bergantung suhunya, jika suhu
battery tidak pada 20 °C, periksa kembali SG (gunakan hydrome-
ter).
Untuk itu, lihat grafik yang menunjukkan hubungan antara
perubahan suhu dan nilai SG.

Membaca Grafik
Jika pembacaan SG adalah 1,28 dan suhu battery –5°C (23°F).
perhatikan perpotongan antara garis –5 °C dan garis 1.28 S.G. .
Perpotongan pada zona “A” (area dengan bayangan) dan itu
yang disebut “Perubahan”.
Untuk mengetahui berapa banyak pengisian battery, gambar
sebuah garis lurus dari zona batas ke arah kanan hingga bertemu
scala prosentase. Sebagai contoh, Garis yang mencapai titik
85%, artinya kondisi pengisian battery 85%.
SISTIM PENGISIAN 6H-7

Diagnosa Gejala pada Generator

PERHATIAN:
• Jangan salah menghubungkan kutub terminal L dan IG.
• Jangan sampai terjadi short antara terminal L dan IG.
Hubungkan terminal-terminal ini melalui lampu.
• Jangan memberi beban antara L dan E.
• Saat menghubungkan battery charger atau booster den-
gan battery kendaraan, perhatikan petunjuknya.

Masalah pada sistim pengisian dapat diketahui dari kondisi


berikut:
1) Nyala lampu indikator tidak sesuai.
2) Battery lemah diketahui dari sulitnya menghidupkan mesin.
3) Battery over charge diketahui dengan adanya semburan
electrolyte dari lubang.
Bunyi yang berasal dari generator dapat disebabkan oleh ken-
durnya pulley drive, baut-baut, bearing yang aus atau kotor, diode
atau stator rusak.
IG: Terminal kunci kontak (ON) )
B: Generator output (Terminal battery)
E: Ground
L: Terminal lampu

Penyalaan Lampu Indikator

Masalah Kemungkinan Penyebab Perbaikan


Lampu tidak menyala • Sikring putus Periksa sikring
saan kunci kontak ON • Lampu putus Ganti lampu
dan mesin OFF. • Sambungan kabel kendur Kencangkan
• Regulator IC atau coil field rusak Periksa generator
Lampu tidak menyala • Drive belt kendur atau aus Setel atau ganti drive belt
saat mesin hidup (bat- • Regulator IC atau alternator rusak Periksa sistim pengisian
tery perlu di-charge) • Wiring rusak Perbaiki wiring
Noise dari radio • Condenser rusak Ganti IC regulator assy. (generator
Mitsubishi) atau
Ganti rear housing assy. (generator
Denso)
6H-8 SISTIM PENGISIAN

Battery Lemah
Kondisi ini dapat diketahui dari sulitnya menstarter mesin yang
disebabkan oleh satu atau beberapa gejala di bawah ini,
meskipun lampu indikator bekerja normal.
Prosedur berikut dapat digunakan pada kendaraan dengan volt-
meter dan ammeter.
• Pastikan kondisi battey lemah ini tidak disebabkan oleh
penggunaan accessories untuk waktu yang lama.
• Periksa tension drive belt.
• Jika battery rusak, lihat petunjuk pemeriksaannya.
• Periksa wiring, sambungan kabel battery, starter dan kabel
ground ignition.

Memeriksa Tanpa Beban


(Generator Mitsubishi)

1) Hubungkan voltmeter (V) 20 V dan ammeter (A) 100 A sep-


erti pada gambar.

CATATAN:
Gunakan battery yang penuh.

1. Generator
2. Ammeter (antara terminal (B) generator dan terminal (+) battery)
3. Voltmeter (antara terminal (B) generator dan terminal ground)
4. Battery
5. Beban
6. Switch (OFF)

2) Hidupkan mesin dari putaran idle hingga 2,000 rpm dengan


semua accessories OFF dan baca meter.
3) Jika tegangan lebih tinggi dari standar, periksa ground
brush.
Jika ground brush bagus, ganti regulator.
4) Jika tegangan di bawah standar, hidupkan mesin hingga put-
aran 2000 rpm kemudian hidupkan lampu besar dan motor
blower.
Ukur arus dan jika kurang dari 20 A, perbaiki generator.

CATATAN:
Tegangan akan berubah sesuai suhu regulator case, sep-
erti ditunjukkan gambar.

PERHATIAN:
Saat mesin hidup, jangan melepas terminal battery. hal
ini dapat merusak komponen elektronik.
Arus standar 10A max.
Voltage standar 14.4 - 15.0 V (pada 20°C, 68°F)
SISTIM PENGISIAN 6H-9

(Generator Denso)

1) Hubungkan voltmeter 20 V (V) dan ammeter 100 A (A) sep-


erti pada gambar.

CATATAN:
Gunakan battery yang penuh.

1. Generator
2. Ammeter (antara terminal (B) generator dan terminal (+) battery)
3. Voltmeter (antara terminal (B) generator dan terminal ground)
4. Battery
5. Beban
6. Switch (OFF)

2) Hidupkan mesin pada putaran idle hingga 2,000 rpm dengan


semua accessories OFF dan baca meter (arus battery harus
10 A).
Jika tegangan lebih tinggi dari standar, periksa ground
brush.
Jika brush tidak terhubung dengan ground, ganti regulator,
rectifier dan stator coil seluruhnya.
Jika tegangan di bawah standar, lakukan pemeriksaan
berikut ini:
Spesifikasi untuk battery lemah (pemeriksaan tanpa
beban)
Tegangan standar: 14.2 – 14,8 Volt pada 25°C (77°F)

CATATAN:
Tegangan akan berubah sesuai suhu regulator case, sep-
erti ditunjukkan gambar.

PERHATIAN:
Saat mesin hidup, jangan melepas terminal battery. hal
ini dapat merusak komponen elektronik.

A: Regulated voltage (V)


B: Heatsink temperature (°C)
6H-10 SISTIM PENGISIAN

Memeriksa dengan Beban


1) Lakukan putaran mesin pada 1.200 rpm dan nyalakan lampu
besar dan motor heater.
2) Ukur arus dan jika di bawah 20A, perbaiki atau ganti genera-
tor.

Battery Overcharge
(Generator Mitsubishi)

Untuk memeriksa generator saat battery overcharge, perhatikan


petunjuk berikut.
1) Hidupkan mesin pada putaran 2.000 rpm dengan kondisi
lampu besar ON dan ukur tegangan.
2) Jika hasil pengukuran lebih tinggi dari limit, periksa ground
brush atau IC generator.

(Generator Denso)
1) Untuk mengetahui kondisi battery, lihat petunjuk “Uraian
Umum Battery” di bab ini.
2) Jika terjadi kondisi overcharge dengan adanya semburan
elektrolit, ukur tegangan terminal B generator pada putaran
mesin 2.000 rpm.
3) Jika hasil pengukuran lebih tinggi dari limit, bongkar genera-
tor.
4) Periksa ground brush, jika brush tidak digroundkan, ganti IC
regulator. Kemudian periksa ground dan kemungkinan short
pada field coil.
A: Regulated voltage (V)
B: Heatsink temperature (°C)
SISTIM PENGISIAN 6H-11

Perawatan Kendaraan
Menjumper Battery untuk Kondisi Darurat
Dengan Battery Lain (Booster)

PERHATIAN:
Untuk kendaraan model transmisi manual dan memiliki catalytic converter, jangan mendorong atau
menarik kendaraan untuk menghidupkan mesin. Hal ini dapat merusak sistim emisi atau komponen
lainnya.

Hati-hati saat menyambung kabel jumper pada booster dan battery yang lemah. Ikuti petunjuk di bawah ini, dan
jangan sampai menimbulkan percikan api.

PERINGATAN:
• Mengabaikan prosedur di bawah ini dapat mengakibatkan:
– Kerusakan mata, battery meledak, sifat asam battery, atau percikan api dari listrik.
– Kerusakan komponen elektronik.
• Lepas cincin, perhiasan lainnya
• Gunakan kacamata pelindung.
• Jangan sampai peralatan jumper atau bagian bodi menyentuh terminal positif (+) battery. Hal ini
untuk menghindari terjadinya short.
• Kabel negatif tidak boleh dihubungkan secara langsung ke terminal negatif battery yang lemah.
1) Aktifkan rem tangan dan tuas transmisi otomatis di posisi Park ( Netral untuk transmisi manual ).
Kunci kontak pada posisi OFF dan semua beban kelistrikan dalam kondisi OFF.
2) Periksa jumlah cairan elektrolit, jika di bawah garis LOW, tambahkan air suling.
3) Pasang ujung kabel jumper ke terninal positif battery booster dan ujung lainnya ke terminal positif battery
yang lemah. (gunakan battery 12 V untuk melakukan jumper).
4) Pasang ujung kabel negatif ke terminal negatife battery booster, dan ujung lainnya ke ground mesin (seperti
exhaust manifold) degan jarak 45 cm (18 in.) dari battery kendaraan yang distarter.
5) Start mesin kendaraan dengan battery booster dan matikan seluruh asesoris. Kemudian start kendaraan
dengan battery yang lemah.
6) Lepas kabel jumper dengan urutan terbalik.

Dengan Peralatan Charging

PERHATIAN:
Jumper dengan peralatan charging. Gunakan perlatan dengan ground negatif 12 volt, jangan meng-
gunakan yang 24 volt, hal ini dapat menyebabkan kerusakan sistim dan komponen elektronik.
6H-12 SISTIM PENGISIAN

Melepas dan Memasang Battery


Melepas
1) Lepas kabel negatif (1).
2) Lepas kabel positi (2).
3) Lepas retainer (3).
4) Lepas battery (4).

Penanganan
Ketika menangani battery, perhatikan hal-hal berikut untuk alasan
keselamatan:
• Gas hydrogen dihasilkan oleh battery. Api atau percikan di
dekat battery dapat mengakibatkan gas tersulut.
• Cairan battery sangat bersifat asam. Jangan sampai tumpah
di kain atau pakaian, jika hal ini terjadi segera bilas dan cuci
dengan air yang banyak

Memasang
Kebalikan dari prosedur melepas.

Memeriksa dan Menyetel Belt Generator


Untuk melepas, memasang, memeriksa dan menyetel lihat
“Memeriksa dan Menyetel Belt Water Pump/Generator ” di bab
6B.

Melepas dan Memasang Generator


Melepas

1) Lepas kabel negatif battery.


2) Lepas breather hose (1) dari air cleaner housing (2).
3) Lepas vacuum hose (3) dari suction chamber (4).
4) Lepas adjusting arm reinforcement (5).
SISTIM PENGISIAN 6H-13

5) Lepas mur terminal “B” (1) dan connector terminal “IG” & “L”
(2) from generator (3)
6) Lepas baut clamp kabel bracket (4).
7) Kendurkan baut bawah generator (7) dari bagian bawah
kendaraan.
8) Lepas baut penyetelan generator (5) dan baut (6), kemudian
lepas drive belt dari generator pulley.

9) Lepas baut oil level guide (1).

10) Lepas generator adjusting arm (1).


11) Lepas baut bawah generator.
12) Lepas generator (2) dari vehicle.
6H-14 SISTIM PENGISIAN

Memasang

Kebalikan dengan prosedur melepas, perhatikan hal-hal berikut.


• Pasang baut bagian bawah generator sementara dengan
tangan dan kencangkan setelah kekencangan belt disetel.
Kekencangan belt generator
Kelenturan (1) : 4.5 - 5.5 mm (0.18 - 0.22 in.)
Tekanan (2) : 10 kg (22 lbs)
Momen pengencangan
Baut generator (a): 25 N.m (2.5 kg-m, 18.0 lb-ft)
Baut bawah generator (b): 48 N.m (4.8 kg-m, 34.5 lb-ft)
Baut generator adjst. arm (c): 25 N.m (2.5 kg-m, 18.0 lb-ft)
Baut oil level guide (d): 11 N.m (1.1kg-m, 8.0 lb-ft)
Mur terminal “B” (e): 6.9 N.m (0.69 kg-m, 5.0 lb-ft)
SISTIM PENGISIAN 6H-15

Membongkar dan Merakit Generator


Generator Mitsubishi

1. Pulley 5. Retainer 9. Brush 13. Regulator


2. Stator coil 6. Bearing 10. Baut 14. Housing depan
3. Insulator 7. Spacer 11. Rotor 15. Housing belakang
4. Bearing 8. Rectifier 12. Pulley nut 110N.m (11 kg-m, 80.0 lb-ft)

Membongkar

1) Untuk memudahkan pemasangan, beri tanda (3) di bagian


depan (1) dan belakang housing (2) seperti pada gambar,
sebelum dilepas.
6H-16 SISTIM PENGISIAN

2) Lepas baut housing (1) dari generator.

3) Lepas housing depan generator (2) dan housing belakang


(1) dengan menggunakan special tool. Pada saat bersa-
maan, ketuk housing depan ke depan perlahan dengan
menggunakan palu plastik (3).
Special tool
(A): 09912-34510

4) Lepas mur pulley dengan menahan rotor (1) dengan ragum


(3), lalu tarik pulley.

PERHATIAN:
Beri kain bersih (2) antara rotor dan ragum agar rotor
tidak tergores.
5) Lepas rotor dari front housing.

6) Lepas screw bearing retainer (2).


7) Lepas bearing (3) dari housing depan (1).
SISTIM PENGISIAN 6H-17

8) Lepas bearing belakang (1) dengan menggunakan hydraulic


press (2), general rod (3) dan general tool (4).

9) Lepas stator, rectifier dan regulator (3) dari housing bela-


kang dengan melepas tiga screw (1) dan mur terminal “B”
generator (2).

10) Lepas stator coil (1), rectifier (2) dan regulator (3) dengan
menggunakan solder.

11) Lepas wire cover (1) dari brush holder (2).


12) Lepas brush wire (3) dari regulator dengan menggunakan
solder.

Merakit

Kebalikan dari prosedur melepas, perhatikan petunjuk berikut.


1) Periksa gambar “A” untuk arah pemasangan brush (1) yang
benar.
6H-18 SISTIM PENGISIAN

2) Kencangkan mur pulley generator dengan menahan rotor (1)


dengan ragum (3) sesuai spesifikasi.
Momen pengencangan
Mur Pulley: 110 N.m (11.0 kg-m, 8.0 lb-ft)

PERHATIAN:
Berikan kain (2) antara rotor dan ragum agar rotor tidak
rusak.

3) Ditekan brush pada brush holder, kemudian tahan brush


dengan kabel (1) hingga lubang pada housing belakang (2).
Kemudian pasang rotor ke housing belakang.

CATATAN:
• Lepas kabel setelah rotor dipasang.
• Periksa tanda pada housing depan dan belakang
sudah lurus.
4) Setelah memasang generator, pastikan rotor berputar den-
gan lembut.

Memeriksa
Rotor

1) Gunakan ohmmeter, periksa hubungan antara slip ring rotor


(1). Jika tidak ada hubungan, lepas rotor.
Standar resistance: 2.6 - 3.2 Ω

2) Gunakan ohmmeter, periksa tidak ada hubungan antara slip


ring dan rotor (1). Jika ada hubungan, ganti rotor.
3) Periksa permukaan atau goresan pada slip ring. Jika ada
ganti rotor.
SISTIM PENGISIAN 6H-19

Stator

1) Gunakan ohmmeter, periksa hubungan semua kabel.


Jika tidak ada hubungan, ganti stator (1).

2) Gunakan ohmmeter, periksa tidak ada hubungan antara coil


lead (2) dan stator core (1).
Jika ada hubungan, ganti stator.

Brush dan Brush Holder

Periksa brush dari keausan dengan mengukur panjangnya sep-


erti pada gambar.
Jika brush aus hingga garis service limit (1), ganti brush.

Standar Garis Service limit


Panjang brush “A”
18.5 mm (0.73 in) 5 mm (0.2 in)
6H-20 SISTIM PENGISIAN

Rectifier

1) Gunakan ohmmeter, periksa hubungan antara upper dan


lower rectifier bodi dan tiap-tiap diode lead (2) seperti pada
gambar. Periksa keduanya dengan membalik probe ohmme-
ter dan hanya boleh hubungan satu arah saja.
Jika tidak, ganti rectifier.
2) Dengan cara yang sama pada langkah 1) di atas, apakah
hanya ada hubungan searah diantara kedua kabel diode trio
(3).
1. Rectifier

Condenser

Periksa kapasitas condenser (2).


Kapasitas Condenser: 0.5 µF
1. Regulator
SISTIM PENGISIAN 6H-21

Generator Denso

1. Pulley 5. Retainer 9. Washer 13. Pulley nut


2. Insulator 6. Retainer screw 10. Brush holder assy 14. Screw brush holder
3. Front housing assy 7. Through bolt 11. Mur rear housing cover 15. Rear housing unit
4. Bearing 8. Rear housing cover 12. Rotor assy 110N.m (11 kg-m, 80.0 lb-ft)

Membongkar

1) Untuk memudahkan pemasangan, beri tanda (1) pada hous-


ing depan dan belakang seperti pada gambar sebelum dile-
pas.
6H-22 SISTIM PENGISIAN

2) Lepas mur terminal “B” (2).


3) Lepas tiga mur (1), kemudian lepas end cover (4) dan insula-
tor (3).

4) Lepas baut brush (1), kemudian lepas brush holder assy. (2).
5) Lepas baut generator housing (3).

6) Lepas housing depan generator dengan rotor (2) dan unit


housing belakang (1) dengan cara memukul housing bela-
kang perlahan menggunakan palu plastik (3).

CATATAN:
Rear housing, stator core, rectifier dan regulator adalah
satu unit assy. dan tidak dapat dibongkar.

7) Lepas mur pulley dengan menahan rotor (1) menggunakan


ragum (3), kemudian tarik pulley.

PERHATIAN:
Berikan kain (2) antara rotor dan ragum agar rotor tidak
rusak.
8) Lepas rotor dari housing depan.
SISTIM PENGISIAN 6H-23

9) Lepas screw bearing retainer (1) dan retainer (2).


10) Lepas bearing (3) dari housing depan (4).

Merakit

Berdasarkan masalah yang ditemukan sebelum dibongkar, dan


masalah yang ditemukan saat pemeriksaan setelah dibongkar,
persiapkan komponen pengganti dan rakit kembali generator
dengan prosedur terbalik saat membongkar.

CATATAN:
• Ketika memasang brush holder assy., pastikan brush
dan slip ring sudah bersih dari grease.
• Pasang housing depan (1) ke housing belakang (2)
dengan memasang washer (3) di bearing belakang.
• Luruskan tanda (4), kemudian kencangkan baut gener-
ator (5) bertahap secara menyilang sehingga housing
depan rata dan pas dengan housing belakang.

• Pasang kabel (1) atau sejenisnya melalui lubang sep-


erti pada gambar sebelum memasang brush.

Momen pengencangan
Baut housing generator : 60 N.m (0.60 kg-m, 4.0 lb-ft)
Pulley nut : 110 N.m (11 kg-m, 80.0 lb-ft)
Baut brush holder : 1.8 N.m (0.18 kg-m, 1.5 lb-ft)
Baut rectifier : 2.2 N.m (0.22 kg-m, 1.5 lb-ft)
Baut regulator : 1.5 N.m (0.15 kg-m, 1.0 lb-ft)
6H-24 SISTIM PENGISIAN

Memeriksa
Rotor

GROUND
Antara slip ring (2) dan rotor core (1) harus diberi insulator.
Gunakan ohmmeter (3) untuk pemeriksaan.

Periksa hubungan dan resistance field coil (1) dengan meng-


gunakan probe ohmmeter pada slip ring (2). Jika resistan tidak
sesuai spesifikasi, ganti rotor.
Resistan field coil: 1.8 – 2.4 Ω

Fan
Pastikan fan blade dalam kondisi baik.

Bearing
Periksa putarannya dengan tangan.
SISTIM PENGISIAN 6H-25

Spesifikasi
Battery
M/T A/T
Tipe battery 36B20R 55B24R
Nominal output 12 V
Kapasitas rata-rata 35 Ah 45 Ah
Arus saat cranking dingin 277 A 415A
Elektrolit 2.4 L 30 L
Spesifikasi gravitasi elektrolit 1.280 saat penuh pada 20°C
Dimensi battery

Panjang (L) 193 – 197 mm 234 – 238 mm


Lebar (W) 125 – 129 mm 125 – 127 mm
Tinggi (H) 220 – 226 mm 223 – 227 mm

Generator
Mitsubishi Denso
Tipe 60 A 80 A
Rated voltage 12 V
Nominal output 60 A 80 A
Putaran max. 18000 r/min.
Putaran tanpa beban 1250 r/min (rpm)
Setting voltage 14.4 sampai 15.0 V 14.2 sampai 14.8 V
Suhu udara luar –30 sampai 90°C
(–22 sampai 194°F)
Polarisasi Ground negatif
Arah putaran Searah jarum jam dari sisi pulley
6H-26 SISTIM PENGISIAN

Spesifikasi Momen Pengencangan


Generator Mitsubishi
Momen Pengencangan
Komponen Yang Dikencangkan
N•m kg-m lb-ft
Mur outer terminal “B” 11 1.1 8.0
Screw rectifier dan regulator 4 0.4 3.0
Retainer bearing screw 4 0.4 3.0
Housing melalui baut 4.4 0.44 3.0
Mur pulley 110 11.0 80.0

Generator Denso
Momen Pengencangan
Komponen Yang Dikencangkan
N•m kg-m lb-ft
Baut generator housing 6.0 0.60 4.0
Mur terminal“B” 6.9 0.69 5.0
Mur Pulley 110 11.0 80.0
Baut brush holder 1.8 0.18 1.5
Baut rectifier 2.2 0.22 1.5
Baut regulator 1.5 0.15 1.0

Special Tool

09912-34510
Case separator
SISTIM EXHAUST 6K-1

BAB 6K

SISTIM EXHAUST

DAFTAR ISI
Uraian Umum...................................................6K-2 Manifold ........................................................ 6K-4
6K
Perawatan ........................................................6K-2 Memeriksa Exhaust Manifold ........................ 6K-4
Perawatan Kendaraan.....................................6K-3 Melepas dan Memasang Exhaust Pipe ........ 6K-4
Komponen Sistim Exhaust ............................6K-3 Spesifikasi Momen Pengencangan ...............6K-4
Melepas dan Memasang Exhaust
6K-2 SISTIM EXHAUST

Uraian Umum
Sistim exhaust terdiri dari exhaust manifold, exhaust pipe, muffler dan seal, gasket dll.

Perawatan
PERINGATAN:
Untuk menghindari bahaya terbakar (luka bakar), jangan
menyentuh sistim exhaust saat panas. Perbaikan pada
sistim exhaust harus dilakukan saat dingin.

Pada saat pemeriksaan berkala atau saat kendaraan dinaikkan


ke atas lift, periksa juga sistim exhaust berikut ini:

• Periksa kerusakan atau posisi karet mounting (1).


• Periksa kebocoran, kendur, bengkok atau rusak pada sistim
exhaust.
• Jika baut atau mur kendur, kencangkan sesuai spesifikasi.
• Periksa kondisi rusak, hilang, bergesar, terkelupas, ber-
lubang, kendur atau lainnya yang memungkinkan masuknya
gas buang ke dalam kabin kendaraan.
• Periksa jarak antara komponen sistim exhaust dengan bodi
bagian bawah, untuk menghindari terjadinya rambatan
panas yang terlalu besar yang dapat membakar karpet.
• Kerusakan pada sistim harus diperbaiki segera.
SISTIM EXHAUST 6K-3

Perawatan Kendaraan
Komponen Sistim Exhaust

PERINGATAN:
Untuk menghindari bahaya, jangan menyentuh sistim exhaust saat sistim panas. Pengerjaan di
bagian ini harus dilakukan saat sistim dingin.

1. Exhaust manifold 5. Seal ring 9. Exhaust manifold stud bolt


2. Gasket 6. Baut pipa exhaust 10. Pipa exhaust
3. Exhaust upper cover 7. Muffler 50 N·m (5.0 kg-m, 36.5 lb-ft)

4. Exhaust lower cover 8. Muffler mounting Jangan dipakai lagi.


6K-4 SISTIM EXHAUST

Melepas dan Memasang Exhaust Manifold


Melepas dan Memasang
Lihat “Melepas dan Memasang Exhaust Manifold” di bab 6A1.

Memeriksa Exhaust Manifold


Periksa gasket dan seal dari kerusakan.
Ganti jika perlu.

Melepas dan Memasang Exhaust Pipe


Melepas dan Memasang
Penggantian exhaust pipe, naikkan kendaraan ke atas lift dan perhatikan “PERINGATAN” pada “Perawatan” di
bagian ini.

• Kencangkan baut sesuai spesifikasi momen ketika dipasang kembali, lihat “Komponen Sistim Exhaust” di
bab ini.
• Selesai pemasangan, hidupkan mesin dan periksa setiap joint sistim exhaust dari kebocoran.

Spesifikasi Momen Pengencangan


Momen Pengencangan
Komponen Yang Dikencangkan
N•m kg-m lb-ft
Baut exhaust pipe 50 5.0 36.5
Disusun oleh
PT. INDOMOBIL SUZUKI INTERNATIONAL

Edisi I Juli, 2004

Dicetak di Indonesia

Cetak: Agustus., 2004 291

Anda mungkin juga menyukai