Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

“METODE ASKEP FUNGSIONAL”


MATA KULIAH: MANAJEMEN KEPERAWATAN

Oleh:
Lina
191012114201011

Dosen Pengampu:
Ns. Masyithah Fadhani, M.Kep

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS PRIMA NUSANTARA
2023

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
BAB I PEMBAHASAN................................................................................1
A. Definisi Metode Askep Fungsional....................................................1
B. Bentuk Bagan Organisasi...................................................................3
C. Kelebihan dan Kekurangan.................................................................3
D. Uraian Tugas.......................................................................................4
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................6

ii
BAB I

PEMBAHASAN

A. Defenisi Metode Askep Fungsional

Model pemberian asuhan keperawatan ini berorientasi pada

penyelesaian tugas dan prosedur keperawatan. Perawat ditugaskan untuk

melakukan tugas tertentu untuk dilaksanakan kepada semua pasien yang

dirawat di suatu ruangan. Model ini digambarkan sebagai keperawatan yang

berorientasi pada tugas dimana fungsi keperawatan tertentu ditugaskan pada

setiap anggota staff. Setiap staff perawat hanya melakukan 1-2 jenis

intervensi keperawatan pada semua pasien dibangsal. Misalnya seorang

perawat bertanggung jawab untuk pemberian obat-obatan, seorang yang lain

untuk tindakan perawatan luka, seorang lagi mengatur pemberian intravena,

seorang lagi ditugaskan pada penerimaan dan pemulangan, yang lain

memberi bantuan mandi dan tidak ada perawat yang bertanggung jawab

penuh untuk perawatan seorang pasien.

Seorang perawat bertanggung jawab kepada manajer perawat.

Perawat senior menyibukan diri dengan tugas manajerial, sedangkan

perawat pelaksana pada tindakan keperawatan. Penugasan yang dilakukan

pada model ini berdasarkan kriteria efisiensi, tugas didistribusikan

berdasarkan tingkat kemampuan masing-masing perawat dan dipilih perawat

yang paling murah. Kepala ruangan terlebih dahulu mengidentifikasm

tingkat kesulitan tindakan, selanjutnya ditetapkan perawat yang akan

bertanggung jawab mengerjakan tindakan yang dimaksud. Model fungsional

1
ini merupakan metode praktek keperawatan yang paling tua yang

dilaksanakan oleh perawat dan berkembang pada saat perang dunia kedua.

Metode Fungsional adalah pengorganisasian yang didasarkan

kepada pembagian tugas menurut jenis pekerjaan yang dilakukan. Model

pemberian asuhan keperawatan ini berorientasi pada penyelesaian tugas dan

prosedur keperawatan. Perawat ditugaskan untuk melakukan tugas tertentu

untuk dilaksanakan kepada semua klien yang dirawat di suatu ruangan.

Model ini 10 digambarkan sebagai keperawatan yang berorientasi pada

tugas dimana fungsi keperawatan tertentu ditugaskan pada setiap anggota

staff. Setiap staff perawat hanya melakukan 1-2 jenis intervensi keperawatan

pada semua klien dibangsal. Misalnya seorang perawat bertanggung jawab

untuk pemberian obat-obatan, seorang yang lain untuk tindakan perawatan

luka, seorang lagi mengatur pemberian intravena, seorang lagi ditugaskan

pada penerimaan dan pemulangan, yang lain memberi bantuan mandi dan

tidak ada perawat yang bertanggung jawab penuh untuk perawatan seorang

klien.

Seorang perawat bertanggung jawab kepada manajer perawat.

Perawat senior menyibukan diri dengan tugas manajerial, sedangkan

perawat pelaksana pada tindakan keperawatan. Penugasan yang dilakukan

pada model ini berdasarkan kriteria efisiensi, tugas didistribusikan

berdasarkan tingkat kemampuan masing-masing perawat dan dipilih perawat

yang paling murah. Kepala ruangan terlebih dahulu mengidentifikasm

tingkat kesulitan tindakan, selanjutnya ditetapkan perawat yang akan

bertanggung jawab mengerjakan tindakan yang dimaksud. Model fungsional

2
ini merupakan metode praktek keperawatan yang paling tua yang

dilaksanakan oleh perawat dan berkembang pada saat perang dunia kedua.

B. Bagan Organisasi Metode Askep Fungsional

Kepala Ruang

Perawat Perawat Asisten Perawat Perawatan :


Pengobatan Treatment Perawatan diri Merawat Luka

Pasien

C. Kelebihan Dan Kekurangan Metode Askep Fungsional

1. Kelebihan

a. Manajemen klasik yang menekankan efisiensi, pembagian tugas

yang jelas dan pengawasan yang baik

b. Sangat baik untuk rumah sakit yang kekurangan tenaga

c. Perawat trampil untuk tugas dan pekerjaan tertentu

d. Mudah memperoleh kepuasan kerja bagi perawat setelah selesai

tugas.

3
e. Memudahkan kepala ruangan untuk mengawasi staf atau peserta

didik yang melakukan praktek untuk keterampilan tertentu

f. Kebutuhan pasien terpenuhi dan pasien merasa puas

g. Kekurangan tenaga ahli dapat diganti dengan tenaga yang kurang

berpengalaman untuk satu tugas yang sederhana

2. Kekurangan

a. Tidak memberikan kepuasan pada pasien maupun perawat

b. Pelayanan keperawatan terpisah-pisah, tidak dapat menerapkan

proses keperawatan

c. Persepsi perawat cenderung pada tindakan yang berkaitan dengan

keterampilan saja.

d. Mutu asuhan keperawatan sering terabaikan karena pemberian

asuhan keperawatan terfragmentasi

e. Hubungan perawat dan klien sulit terbentuk

D. Uraian Tugas Dalam Metode Askep Fungsional

1. Kepala Ruangan (karu)

a. Merencanakan pekerjaan.

b. Menentukan kebutuhan perawatan klien.

c. Membuat penugasan.

d. Melakukan supervise.

e. Menerima instruksi dokter

2. Perawat / ketua tim (katim)

a. Melakukan asuhan keperawatan secara langsung pada paasien.

4
b. Membantu supervise asuhan keperawatan yang diberikan oleh

pembantu tenaga keperawatan.

3. Perawat pelaksana

a. tugasnya yaitu melaksanakan asuhan keperawatan langsung

kepada klien dengan asuhan keperawatan sedang, klien dalam

masa pemulihan kesehatan dan klien dengan penyakit kronik dan

membantu tindakan sederhana (ADL).

4. Pembantu perawat

a. Membantu klien dengan melaksanakan perawatan mandiri untuk

mandi.

b. Membenahi tempat tidur.

c. Membagikan alat tenun bersih.

5. Tenaga administrasi ruangan

a. Menjawab televon.

b. Menyampaikan pesan.

c. Memberi informasi.

d. Mengerjakan pekerjaan administrasi ruangan.

e. Mencatat klien masuk dan pulang.

f. Membuat duplikat rosterna ruangan.

g. Membuat permintaan lab untuk obat-obatan/persediaan yang

diperlukan atas interuksi kepala ruangan.

5
DAFTAR PUSTAKA

Journal, I. N., Kamil, H., Aceh, B., & Aceh, B. (2006). Aksiologi ilmu
keperawatan; Model praktek keperawatan profeksional. Nursing Science
Axiology ; Professional Nursing Practice Model Hajjul Kamil, 79–88.
Keperawatan, T. M. (2014). Manajemen Asuhan Keperawatan, 1–25. Kepuasan,
E., Perawat, K., Ruang, D. I., Rahmat, I., Nugraheni, M., & Werdati, S.
(N.D.). Evaluasi Kepuasan Kerja Perawat Di Ruang Mpkp, Persiapan
Mpkp Dan Non Mpkp.
Kepuasan, T., Di, K., Ngudi, R., & Wlingi, W. (2011). Ferlin mega liyana model
asuhan. Kesehatan, J., Hidayah, N., Ilmu, F., Universitas, K., Negeri, I.,
& Makassar, A.(2014). Manajemen Model Asuhan Keperawatan
Profesional (Makp) Tim Dalam Peningkatan Kepuasan Pasien Di Rumah
Sakit, VII(2).
Nursalam. (2014). Manajemen Keperawatan: Aplikasi Dalam Praktik
Keperawatan Profesional Edisi 4 . Jakarta Selatan: Salemba Medika .
Sutriyanti, Y., Bakara, D. M., Warsit, S., Keperawatan, P., Poltekkes, C., &
Bengkulu, K. (N.D.). Pengaruh Pelatihan Kepemimpinan Terhadap
Pelaksanaan Standar Manajemen Pelayanan Keperawatan Karu Dalam
Komitmen Perawat Dalam Mengimplementasikan Mpkp.
Tim-Fungsional, K. A. M., & Fungsional, D. A. N. (N.D.). Produktifitas perawat
di RS. Dr. Moewardi: studi komparasi antara metode tim-fungsional
dang fungsional, 157–168.
Trimumpuni, E. N., Pascasarjana, P., & Diponegoro, U. (2009). Analisis Pengaruh
Persepsi Mutu Pelayanan Asuhan Keperawatan Terhadap Kepuasan
Klien Rawat Inap Di Rsu Puri Asih Salatiga.

Anda mungkin juga menyukai