Anda di halaman 1dari 3

DA’I

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA


‫هَّٰلل‬
‫ٱل َّساَل ُم َع َل ْي ُك ْم َو َرحْ َم ُة ٱ ِ َو َب َر َكا ُت ُه‬
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kita atas kehadirat Allah yang telah
memberikan kita rahmat dan hidayah-Nya sehingga kita dapat berkumpul ditempat yang
In Syaa Allah penuh barakah ini.

Kedua kalinya sholawat seta salam tak lupa kita haturkan kepada junjungan Nabi besar
kita Nabi Muhammad Saw., yang telah membawa kita dari zaman biadab menuju zaman
yang beradab, dari zaman kegelapan menuju zaman terang- benderang yakni Addinul
Islam.

Dalam kesempatan kali ini,saya akan menyampaikan da’i yang bertema “Berbakti kepada
Orang Tua”.

Mengapa Islammengajarkan kita untuk berbakti kepada orang tua? Karena Islam adalah
agama yang penuh kasih sayang. Orang tua adalah orang yang paling berjasa dalam hidup
kita. Pengorbanan orang tua agar kita dapat tumbuh dan berkembang dengan baik
sangatlah besar. Oleh sebab itu, berbakti kepada orang tua menjadi salah satu amal yang
paling utama dalam ajaran Islam. Sebagaimana diterang dalam hadits :

َ ‫قلت يَا رسو َل هللا َأيُّ العم ِل‬


‫أفض ُل قال الصالةُ على‬ ُ ‫سألت رسو َل هللاِ صلى هللا عليه وسلم‬
ُ ‫عن عبد هللا بن مسعود رضي هللا عنه‬

ِ‫قلت ثُ َّم َأيٌّ قال ال ِجها ُد في سبي ِل هللا‬


ُ ‫ت ثُ َّم َأيٌّ قال ثُ َّم بِرُّ الوالِ َدي ِْن‬
ُ ‫ِميْقاتِها قُ ْل‬

Artinya, “Dari sahabat Abdullah bin Mas’ud ra, ia bertanya kepada Rasulullah, ‘Wahai
Rasulullah, apakah amal paling utama?’ ‘Shalat pada waktunya,’ jawab Rasul. Ia bertanya
lagi, ‘Lalu apa?’ ‘Lalu berbakti kepada kedua orang tua,’ jawabnya. Ia lalu bertanya lagi,
‘Kemudian apa?’ ‘Jihad di jalan Allah,’ jawabnya,” (HR Bukhari dan Muslim).

Berbicara tentang berbakti kepada kedua orang, terbesit di kepala kita kisah dari seorang
sahabat yakni Uwais al-Qarni r.a.

Sedikit kita ulas kisah Uwais al-Qarni, beliau adalah pemuda miskin, pengembala kambing
di negeri Yaman padang tandus. Ia sampingkan hidupnya untuk ibunya. Apa kata Uwais
“Tidak akan pernah terlontarkan dari mulut ibuku kecuali aku lakukan yang dia inginkan”.
Hingga satu waktu ibunya berkata “Wahai Uwais ibu sudah tua, andai kematian datang
mendatang ibu, ada beberapa keinginan yang ibu pingin merasakan keinginan tersebut,
mungkin gak ya?”. Uwais berkata “Apa bu, katakan!”. Ibunya menjawab “Ibu pengen
haji”. Bengong Uwais.

(Ya Allah ini Yaman Hadramaut, yang sekarang pesawat saja 3 jam menuju Saudi, 2
jam lebih lah. Ini lebih jauh lagi berapa ribu kilo yang akan ditempuh oleh Uwais).

Uwais menjawab “Ya baiklah ibu”. Uwais terus berpikir bagaimana caranya ia sampai ke
Makah bersama ibunya. Ibunya cacat, Makah nya jauh, miskin pula. Apalagi dia seorang
pemuda yang punya penyakit sopak ada tanda putih di bagian badannya kayak panu
besar gitu. Dah lah gimana nanti yang penting nomor satu ibunya.
Lalu Uwais membeli seekor anak sapi. Ia gendong tiap hari anak sapi menuju puncak
gunung, turun lagi. Begitu seterusnya sampai 8 bulan. Sampai-sampai orang bilang
“Uwais gila tuh, orang sapi dibiarin ini malah digendong”. Sampek gak berasa ia lakukan
itu maka terbentuklah fisik yang bagus karena olahraga tiap hari dan sap itu makin hari
makin berat. Dan dikatakan sampai diatas 100 kg. Sampai akhirnya di bulan haji, ia yakin
bismillah membawa ibunya ke kota Makah. “Ibu naiklah ke pundakku!”. Ia gendong
ibunya dari Yaman, dibawa ibunya ke Makah, bertawa di Ka’bah. (Gak ada yang gak
mungkin, dunia menyaksikan).

Selesai tawaf, ia bawa ibunya ke makan Ibrahim, untuk sholat 2 rakaat. Selesai sholat ia
angkat tangannya, ia berdoa kepada Allah, “Ya Allah ampunkanlah ibuku, ya Allah
masukanlah dia ke surga-mu ya Allah”. Ibunya berbisik “Uwais sudahlah, mintalah
ampunan kepada Tuhanmu, untuk dirimu dan surga untukmu”. “Wallahi wahai ibu, Allah
ampunkan kamu, Allah masukkan kamu ke surga, sudah cukup bagiku. Ridlomu yang
kubutuhkan wahai ibu”.

Pernah Rasul mengatakan “Inilah manusia penghuni langit, wahai Umar, Ali temuilah
Uwais!”. Karena Uwais pernah pengen ketemu Rasul tapi nggk ketemu. Uwais izin kepada
ibunya setelah urusan haji beres mau ketemu rasul di Madinah. Kata ibunya “Jangan
lama-lama nak, ibu menantimu nak”.

(Datang ia kerumah Rasul, ada Aisyah r.a, kata Aisyah “Rasul sedang perang, susah kau
temui dia”. Uwais bertanya “Kapan pulang Rasul”. Aisyah menjawab “Mungkin beberapa
hari, atau mungkin saya gak tau”). Sedih banget Uwais Ya Allah.pengen ketemu Rasul di
zamannya tapi nggk ketemu. Kalau bukan kerena ibunya yang berkata “Kalau tak kau
temui pulanglah!”. Karena ibunya menanti, mau ga mau, dia tinggalkan itu rumah Rasul.
Kalau ibunya gak ada, mungkin ia tongkrongi rumah itu.

Maka ketika ibunya meninggal, ia baru bisa mengikut rombongan Yaman ke Syam.
Disitulah ia bertemu dengan Umar bin Khattab. Umar bertanya “Apakah ada seorang
pemuda diantara kalian yang bernama Uwais?”. Melongo dong Uwais. “Saya khalifah,
saya”. Umar melihat ada tanda putih di bagian lengannya. Kenapa? Karena ketika ia
berdoa yang terbaik untuk ibunya, penyakit sopaknya ilang. Dan Allah sisakan
penyakitnya di lengan,putih sedikit, sebagai tanda yang Rasul katakan, bahwa ciri-ciri
anak muda ini, punya tanda sopak di lengannya.

“Kamu Uwais? Rasul pernah kirim salam, kamu tu penguni langit”.

“Stttttt, jaga wahai lisan khalifah, jangan ada orang yang tau siapa saya”.

“Mohonkan istigfar kepada Allah buat kami”.

“Wahai khalifah, engkau lebih layak beristigfar untukku. Aku manusia biasa”.

“Tidak! Rasul merekomendasikan, berdoalah untuk kami”.

“Baiklah, setelah aku berdoa, anggap aku sudah tiada”.

(Merendah, merendah)
Manusia yang mengerti, tercipta untuk beribadah. Lihat! Ketika Uwais mengangkat kedua
tangannya ke langit, langit bergetar. Apalgi cuma pekerjaan,apalgi perusahaan kecil yang
kita punya, Ya Allah, Ya Allah, ambil semua hartaku. Ambil-ambil ya Allah. Ambil semua
titipan-Mu ya Allah, ambil. Tapi, jangan engkau ambil kasih sayangku kepada orang tuaku,
ya Allah. Itu adalah kebenaran, apa arti hidup tanpa ridho mereka?.

Dari kisah yang saya sampaikan, dapat diambil hikmahnya. Sebagai seorang anak, kita
harus selalu berbakti kepada kedua orang tua. Cara berbakti yaitu menghormati,
menyayangi dan mengasihi mereka.

NB: afwan ustadz,minta tolong dikoreksi,soalnya kepanjangan, terus minta tolong buat di
isi tafsirnya al-quran nya, terus minta ditambah bagian hikmahnya, syukron.

Anda mungkin juga menyukai