Anda di halaman 1dari 79

MODUL MATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN

DISUSUN OLEH :

Ayu Andari, S.Ak., M.Ak. (NIDN. 0104069101)

Paskah Ria Sitorus, S.Ak., M.Ak. (NIDN. 0113049502)

PROGRAM STUDI S1 - AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
Nyalah penulis dapat menyelesaikan Modul Mata Kuliah Kewirausahaan ini. Tujuan
penulisan modul kuliah ini adalah untuk memberikan pemahaman, pengetahuan, serta
contoh- contoh yang praktis dan sederhana tentang kewirausahaan. Contoh-contoh
disesuaikan dengan lingkungan dan kehidupan sehari-hari para pembaca, khususnya
mahasiswa JurusanAkuntansi.
Modul mata kuliah kewirausahaan merupakan pelajaran yang membentuk karakter
wirausaha atau minimal mahasiswa menambah pengetahuan mahasiswa mengenai seluk-
beluk bisnis baik dari sisi soft skill maupun hard skill sehingga mahasiswa mampu me-
manfaatkan peluang-peluang yang ada disekitarnya dalam menciptakan usaha sendiri setelah
lulus maupun saat masih kuliah. Tahun ini dihasilkan rencana pembelajaran secara rinci,
beserta bahan ajar yang kami berharap dapat digunakan oleh kalangan dosen pengampu
matakuliah kewirausahaan di perguruan tinggi dan mahasiswa dalam melaksanakan proses
pembelajaran di kelas, melaksanakan tugas mandiri dan tugas terstruktur
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan penulisan diktat ini. Akhirnya sumbang saran sangat penulis
harapkan demi kesempurnaan modul ini. Semoga diktat ini bermanfaat bagi seluruh pembaca,
khususnya mahasiswa jurusan Akuntansi.

Medan, Oktober 2021

TIM Penyusun Modul Kewirausahaan


DAFTAR ISI

Halaman Judul
Kata Pengantar
Peta Kedudukan Modul
Daftar Isi
Tugas dan Peran Dosen/Tutor
Deskripsi Mata Kuliah
MODUL – I PERSPEKTIF KEWIRAUSAHAAN
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Konsep Dasar dan Ruang Lingkup Kewirausahaan
B. Materi Pembelajaran
C. Tugas dan Indikator Penilaian Kompetensi
D. Pustaka
MODUL – II KOMPETENSI KARAKTER DASAR
BAB 2 KARAKTER WIRAUSAHA SUKSES I
A. Pendahuluan
B. Materi Pembelajaran
C. Tugas dan Indikator Penilaian Kompetensi
D. Penutup
E. Pustaka
BAB 3 KARAKTER WIRAUSAHA SUKSES II
A. Pendahuluan
B. Materi Pembelajaran
C. Tugas dan Indikator Penilaian Kompetensi
D. Penutup
E. Pustaka
BAB 4 KARAKTER WIRAUSAHA SUKSES III
A. Pendahuluan
B. Materi Pembelajaran
C. Tugas dan Indikator Penilaian Kompetensi
D. Penutup
E. Pustaka
BAB 5 KARAKTER WIRAUSAHA SUKSES IV
A. Pendahuluan
B. Materi Pembelajaran
C. Tugas dan Indikator Penilaian Kompetensi
D. Penutup
E. Pustaka
MODUL – III KOMPETENSI KOMUNIKASI DAN INTERPERSONAL SKILL
BAB 6 KOMUNIKASI
A. Pendahuluan
B. Materi Pembelajaran
C. Tugas dan Indikator Penilaian Kompetensi
D. Penutup
E. Pustaka
BAB 7 KEPEMIMPINAN
A. Pendahuluan
B. Materi Pembelajaran
C. Tugas dan Indikator Penilaian Kompetensi
D. Penutup
E. Pustaka
BAB 8 MOTIVASI
A. Pendahuluan
B. Materi Pembelajaran
C. Tugas dan Indikator Penilaian Kompetensi
D. Penutup
E. Pustaka
MODUL – 4 KOMPETENSI KREATIVITAS DAN INOVASI
BAB 9 MENGEMBANGKAN INOVASI DAN MENCIPTAKAN PRODUK DAN
PELAYAN-AN YANG UNGGUL
A. Pendahuluan
B. Materi Pembelajaran
C. Tugas dan Indikator Penilaian Kompetensi
D. Penutup
E. Pustaka
MODUL – 5 KOMPETENSI MENJUAL PRODUK, JASA DAN IDE
BAB 10 MENJUAL PRODUK KEPADA KONSUMEN RETAIL
A. Pendahuluan
B. Materi Pembelajaran
C. Tugas dan Indikator Penilaian Kompetensi
D. Penutup
E. Pustaka
BAB 11 MENJUAL PRODUK KEPADA KONSUMEN KORPORASI
A. Pendahuluan
B. Materi Pembelajaran
C. Tugas dan Indikator Penilaian Kompetensi
D. Penutup
E. Pustaka
MODUL – 6 KOMPETENSI MANAJEMEN USAHA
BAB 12 ASPEK ORGANISASI DAN MANAJEMEN BISNIS
A. Pendahuluan
B. Materi Pembelajaran
C. Tugas dan Indikator Penilaian Kompetensi
D. Penutup
E. Pustaka
BAB 13 MANAJEMEN KEUANGAN PRIBADI DAN USAHA
A. Pendahuluan
B. Materi Pembelajaran
C. Tugas dan Indikator Penilaian Kompetensi
D. Penutup
E. Pustaka
BAB 14 MENGEVALUASI DAN MENGENDALIKAN USAHA
A. Pendahuluan
B. Materi Pembelajaran
C. Tugas dan Indikator Penilaian Kompetensi
D. Penutup
E. Pustaka
DESKRIPSI MATA KULIAH

Mata kuliah Kewirausahaan merupakan mata kuliah wajib universitas dan merupakan standar
kompetensi sarjana pencipta kerja. Materi yang disajikan meliputi penjelasan tentang konsep
dasar dan ruang lingkup kewirausahaan, karakter wirausaha sukses: membangun mimpi dan
mengejar cita-cita (dream); memotivasi diri sendiri (self motivated); menentukan peluang
usaha, ketegasan dalam aspek produksi; komunikasi, kepemimpinan dan motivasi; meng-
embangkan inovasi dan menciptakan produk dan pelayanan yang unggul; menjual produk
kepada konsumen retail, korporasi; dan manajemen keuangan pribadi, keuangan usaha,
mengevaluasi dan mengendalikan usaha.

Materi Pembelajaran:

No Topik Inti Bentuk Pembelajaran Dosen


1 Perspektif Kewirausahaan Deskripsi Mata Kuliah dan Kontrak Tim
Kuliah
2 Kompetensi Karakter Ceramah, Diskusi, Tugas & Evaluasi Tim
3 Kompetensi Komunikasi dan Ceramah, Diskusi, Tugas & Evaluasi Tim
Interpersonal
4 Kompetensi Kreativitas dan Inovasi Ceramah, Diskusi, Tugas & Evaluasi Tim
5 Kompetensi Menjual Produk, Jasa Ceramah, Diskusi, Tugas & Evaluasi Tim
dan Ide
6 Kompetensi Manajemen Usaha Ceramah, Diskusi, Tugas & Evaluasi Tim
7 Ujian Ujian Tengah dan Ujian Akhir Tim
Semester
8 Ujian perbaikan Tulisan/Lisan Tim

Pustaka :

1. Adair, John, Kepemimpinan yang Memotivasi, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 2008
2. Daniels, Aubrey C. 2005. Maximum Performance: Sistem Motivasi Terbaik bagi Kinerja
Karyawan. Jakarta; Bhuana Ilmu Populer.
3. Djokosantoso Moeljono, Beyond Leadership, 12 Konsep Kepemimpinan, Jakarta, Elex
Media Komputindo, 2004
4. Froggatt, Wayne. 2004. Choose to be Happy: Panduan Membentuk Sikap Rasional dan
Realistik. Jakarta: Bhuana Ilmu.
5. Griffin W. Ricky dan Ebert J. Ronald, Business, edisi-5. New Jersey: Prentice Hall
International Inc.1999.
6. Heller, R. 2003. Selling Successfully. Jakarta: Dian Rakyat.
7. Hendro, 2011. Dasar-Dasar Kewirausahaan: Panduang Bagi Mahasiswa untuk Mengenal,
Memahami, dan Memasuki Dunia Bisnis. Jakarta, Erlangga.
8. Lesmana, R. dan Rudy Surjanto. 2003. Financial Perforance Analyzing Pedoman Menilai
Kinerja Keuangan Untuk Perusahaan Tbk.,Yayasan, BUMN, BUMD, dan Organisasi Lain-
nya. Jakarta: Elex Media Komputindo
9. Meredith, G.G. 1996. Kewirausahaan Teori dan Praktik. Jakarta: Pustaka Binaman Presindo
10. Maslow Abraham, 1970, Motivation and Personality, New York: Harper & Row
11. Merrill, Mike. 2005. Dare to Lead: Strategi Kreatif 50 Top CEO untuk Meraih Kesuksesan.
Jakarta: Bhuana Ilmu Populer.
12. John E. Barbuto dan Lance L. Brown, Motivating Your Employees
13. Percy, Ian. 2003. Going Deep: Menjelajahi Kedalaman Spiritualitas dalam Hidup dan
Kepemimpinan. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer.
14. Peterson W. Marvin, at. all, Planning and Management for a Changing Environment. San
Francisco: Jossey-Bass Publishers. 1997
15. Porter, Michael E. 1992. Competitive Strategy. New York: The Free Press
16. Priest, S. dan Karl Rohnke. 2000. 101 of The Best Corporate Team-Building Activities We
Know!. Lakebay: Kendall
17. Richard M. Steers dan Lyman W. Porter, Motivation And Work Behavior. New York:
McGraw-Hill International Edition. 1991
18. Rivai, Veithzal; Nuruddin, Amiur; dan Arfah, F. A. 2012. Islamic Business and Economic
Ethics. Jakarta, Bumi Aksara.
19. Robbins, Stephen P. and Nancy Langton. 2001. Organization Behavior. 2nd ed.. Canada:
Pearson Education
20. Saaty, T. L. 2006. Creative Thinking, Problem Solving and Decision Making. Pittsburgh:
RWS Publications
21. Saiman, Leonardus, 2014. Kewirausahaan: Teori, Praktik, dan Kasus-Kasus. Jakarta,
Salemba Empat.
22. Snow, H. 1997. Indooor/Outdoor Team-Building Games for Trainers. New York: McGraw-
Hill
23. Steers, Richard M. 1980. Effectivitas Organisasi. terjemahan. Jakarta: Erlanggga.
Sutermeister, Robert 1976. People and Productivity. Third Edition. New York: McGraw-
Hill Book Co. 1976
24. Suryana. 2004: Modul Kewirausahaan. Jakarta, Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan,
Dep.Pendidikan Nasional
25. Sweeney, Paul D.. & Dean B. McFarlin. 2002. Organizational Behavior: Solution for
Management. International Edition. Boston: McGraw-Hill Higher Education
26. Thomas, Alan J. 1985. The Productive School: a System Analisys Approach to Educational
Administration. Chicago: University Press
27. Timpe, 1991c. Memotivasi Pegawai. Seri Ilmu dan Seni Manajemen Bisnis. Edisi Bahasa
Indonesia Jakarta: Gramedia
28. Turner, Suzanne. 2005. Tools for Success: Acuan Konsep Manajemen bagi Manajer dan
Praktisi Lainnya. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer
29. West A. Michael, Developing Creativity in Organizations, terjemahan Bambang S.
Yogyakarta: Penerbit Kanisius. 2000.
30. Winardi, J. 2015. Entrepreneur dan Entrpreneuship. Jakarta, Kencana
31. Yager, Jan. 2005. Creative Time Management. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer
32. Zohar, Danah & Ian Marshal. 2006. Spiritual Capital: Memberdayakan SQ di Dunia Bisnis.
Bandung
33. Drucker, P.F. (1985), Innovation and Entrepreneurship; Practice and Principles, New
York: Harper & Row
34. Harper, S.C. (1991), Starting Your Own Busniess, New York: McGraw-Hill
35. Lynn, G.S. dan Lynn, N.M. (1992), Innopreneurship, Probus Publishing Co.
36. Pinchot III, G. (1985), Intrapreneuring, New York: Harper and Row Publishers.
37. Porter, M.E. (1990), The Competitive Advantage of Nations, New York: Doubleday.
38. Rogers, E.M. (1962), Diffusion of Innovations, New York: Free Press.
RENCANA PELAKSANAAN PERKULIAHANMATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN
A. Standar Kompetensi
1. Mampu memahami dan menguasai ilmu kewirausahaan;
2. Mampu menunjukkan penguasaan konsep teoritis ilmu-ilmu dasar kewirausahaan yang
menjadi landasan penguasaan ilmu kewirausahaan terkait persaingan usaha dan
penciptaan lapangan pekerjaan;
3. Mampu menerapkan ilmu kewirausahaan dalam memuali usaha, pengembangan usaha,
dan eksistensi usaha ditengah persaingan yang semakin ketat;
4. Mampu merumuskan dan meformulasikan strategi bisnis yang sustainable;
5. Mampu memahami karakter wirausaha sukses;
6. Mampu memahami pentingnya penguasaan kompetensi komunikasi, dan interpersonal
skill dalam memulai, membangun dan mengembangkan sebuah bisnis;
7. Mampu melakukan kratifitas dan inovasi dalam menciptakan produk yang lebih
kompetitif dan memberikan pelayanan prima;
8. Mampu melakukan kegiatan penjualan produk, jasa dan ide yang berdaya saing tinggi;
9. Mampu melakukan manajemen usaha secara profesional.
B. Kompetensi Dasar
1. Mampu menunjukkan penguasaan konsep teoritis ilmu-ilmu dasar kewirausahaan yang
menjadi landasan penguasaan ilmu kewirausahaan terkait distingsi produk, differensiasi
produk, keunikan produk, dan terciptanya kesempatan kerja;
2. Mampu memahami prinsip-prinsip kewirausahaan dalam membedakan pengusaha,
wirausahawan, manajer, dan karakteristik yang harus dimiliki;
3. Mampu menyusun dan mengimplementasikan strtategi bisns yang tepat, fleksible sesuai
dengan perubahan lingkungan ekonomi; politik dan hukum; sosial budaya; teknologi;
dan globalisasi;
4. Mampu membangun mimpi dan mengejar cita-cita(dream); memotivasi diri sendiri (self
motivated); dan menyelesaikan masalah (problem solving);
5. Mampu menerapkan komunikasi secara efektif, fungsi-fungsi kepemimpinan yang baik;
dan metode motivasi yang tepat;
6. Mampu menetapkan metode dan standar kreativitas dan inovasi produk serta pelayanan
yang unggul;
7. Mampu mewujudkan teknik dan strategi penjualan produk, jasa dan ide yang
memuaskan, baik konsumen dan pelanggan ritel maupun korporasi;
8. Mampu menjalankan sistem organisasi dan manajemen bisnis; manajemen keuangan
pribadi dan usaha; evaluasi dan pengendalian usaha secara profesional.
C. Indikator Kompetensi
1. Mampu menjelaskan konsep dasar kewirausahaan;
2. Mampu membedakan pengusaha, wirausahaan, dan menemu;
3. Mampu membedakan wirausahawan dan manajer;
4. Mampu menjelaskan wirausahan yang dilahirkan, dicetak dan atau faktor lingkungan;
5. Mampu menjelaskan manfaat mempelajari kewirausahaan;
6. Mampu mewujudkan impian menjadi wirausahawan;
7. Mampu mengidentifikasi impian yang smart;
8. Mampu menguraikan keuntungan dan kerugian wirausaha;
9. Mampu menyusun langkah-langkah memulai wirausaha;
10. Mampu mengidentifikasi karakter wirausahawan;
11. Mampu mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan kesuksesan dan kegagalan
wirausaha;
12. Mampu menemukan peluang usaha;
13. Mampu memilihi lapangan usaha yang tepat dan mengembangkan gagasan usaha;
14. Mampu melakukan kegiatan produksi yang efisien dan efektif;
15. Mampu mengetahui kebutuhan proses produksi;
16. Mampu menganalisis kebutuhan bahan baku;
17. Mampu menganalisis dan memprediksi kebutuhan biaya produksi;
18. Mampu menjalankan proses produksi yang efisien dan efektif;
19. Mamu melakukan pengendalian produksi;
20. Mampu memahami konsep komunikasi yang baik;
21. Mampu melakukan komunikasi timbal balik secara efektif;
22. Mampu menyusun komponen-komponen komunikasi yang efektif;
23. Mampu memahami tujuan dan fungsi komunikasi;
24. Mampu memahami kegunaan mempelajari komunikasi;
25. Mampu mengimplementasikan komunikasi dalam organisasi;
26. Mampu menyusun teknik presentase sebagai bagian dari alat komunikasi;
27. Mampu memahami konsep kepemimpinan;
28. Mampu memahami peran kepemimpinan dalam manajemen;
29. Mampu mengimplementasikan gaya kepemimpinan yang efektif dalam organisasi;
30. Mampu memahami syarat-syarat kepemimpinan yang baik;
31. Mampu membedakan pemimpin formal dan non-formal;
32. Mampu membedakan manajer dan pemimpin;
33. Mampu mengidentifikasi keterampilan dasar dalam kepemimpinan;
34. Mampu memahami konsep dasar motivasi;
35. Mampu memahami teori-teori motivasi dari berbagai ahli;
36. Mampu memotivasi dalam kaitan dengan kepuasan kerja;
37. Mampu memahami teori proses motivasi kerja secara baik;
38. Mampu melakukan motivasi dalam peningkatan kinerja dan produktivitas;
39. Mampu memahami peranan inivasi & kreativitas dalam pengembangan produk, jasa dan
ide;
40. Mampu mengembangkan produk, jasa dan ide yang unggul;
41. Mampu menetapkan Quality Function Deployment (QFD);
42. Mampu memahami konsep pemasaran secara baik;
43. Mampu memahami tugas, fungsi dan orientasi pemasaran;
44. Mampu menerapkan strategi pemasaran secara efektif;
45. Mampu menentukan targe perusahaan secara tepat;
46. Mampu mengimplementsikan bauran pemasaran dalam kegiatan pemasaran;
47. Mampu membedakan konsumen individu (ritel) dan konsumen korporasi;
48. Mampu melakukan negosiasi secara baik dalam rangka mencapai persetujuan dan
kesepakatan;
49. Mampu menyusun anggaran dan mengelola keuangan pribadi dan keuangan usaha;
50. Mampu melakukan evaluasi dan pengendalian usaha;
51. Mampu menetapkan standar kinerja aktual;
52. Mampu membandingkann kinerja aktual dengan kinerja standar;
53. Mampu melakukan tindakan manajerial.
MODUL -1
PERSPEKTIF KEWIRAUSAHAAN
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Selama 30 menit pertama, dosen/tutor menjelaskan tentang:
1. Deskripsi Matakuliah (halaman 10) selama 10 menit
2. Proses pembelajaran selama 1 (satu) semester (halaman 14) selama 15 menit
3. Evaluasi pembelajaran (halaman 16) selama 5 menit
Sesuai dengan yang tercantum didalam modul (mahasiswa dan doses/tutor) serta
beberapa peraturan tambahan yang telah disepakati. Selanjutnya memuali modul I yang
menjadi dasar pemahaman sebelum memasuki bagian utama pada matakuliah ini, maha-
siswa kembali diingatkan tentang pentingnya mempelajari kewirausahaan sebagai
penunjang kehidupan yang lebih sejahtera.
Sebelum semua materi ini dikemukakan oleh dosen/tutor, maka sebaiknya dosen/
tutor terlebih dahulu menggali pemahaman mahasiswa terkait dengan pentingnya materi ini
sebagai dasar dalam membangun kemandirian hidup yang lebih sejahtera.
Jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut yang tentunya dibangun dari
pemahaman mahasiswa yang menjadi kesimpulan diskusi diharapkan dapat menjadi
motivasi agar mereka bersungguh-sungguh mempelajari materi ini, mengingat keterkait-
annya dengan materi dan matakuliah lainnya serta pencapaian kompetensi alumni UIN
Alauddin Makassar secara umum dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam secara khusus.
Poin-poin penting dari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan di atas akan memudah-
kan mahasiswa untuk memasuki & memahami bagian II modul ini (materi pembelajaran).
B. Ruang Lingkup Isi
Isi dari Modul-1 ini secara garis besar meliputi pembahasan tentang: konsep dasar
dan ruang lingkup kewirausahaan; pengusaha, wirausahawan, dan penemu; Wirausahawan
dan manajer; wirausahawan dilahirkan, dicetak, dan atau lingkuunga; manfaat mempelajari
kewirausahaan.
C. Sasaran Pembelajaran Modul
1. Setelah pemaparan kontrak perkuliahan (Pendahuluan), mahasiswa mampu melak-
sanakan persiapan sebelum kuliah tatap muka, tugas baca dan tugas modul serta
kewajiban laporan hasil kuliah tatap muka.
2. Setelah proses pembelajaran kewirausahaan, dosen-mahasiswa yang dipandu dengan
modul masing-masing, maka dosen dapat menggali capaian kompetensi mahasiswa
terkait perspektif kewirausahaan yang indikatornya adalah kemampuan dalam hal:
a) Mampu menjelaskan konsep dasar dan ruang lingkup kewirausahaan
b) Mampu membedakan pengusaha, wirausahawan, dan penemu
c) Wirausahawan dan Manajer
d) Mampu menjelaskan bahwa wirausahawan dilahirkan, dicetak, atau lingkungan
e) Mampu menjelaskan manfaat mempelajari kewirausahaan

10
II. MATERI PEMBELAJARAN
PERTEMUAN KE-1
Pemahaman tentang peraturan perkuliahan dan materi perkuliahan 1 semester.
Mempelajari dan coba memahami tentang deskripsi mata kuliah, kompetensi yang
akan dicapai, matriks perkuliahan, cara memahami modul dan mekanisme pengukuran/
evaluasi pembelajaran.
Pemahaman tentang Perspektif Kewirausahaan
1. Konsep Dasar dan Ruang Lingkup Kewirausahaan
Hisrich, Peters dan Sheperd (2008:h 10) mendifinisikan: Kewirausahaan adalah
proses penciptaan sesuatu yang baru pada nilai menggunakan waktu dan upaya yang
diperlukan, menanggung risiko keuangan, fisik, serta risiko sosial yang meng-iringi,
menerima imbalan moneter yang dihasilkan, sertra kepuasan dan kebebasan pribadi”.
Kewirausahaan dapat didefinisikan sebagai berikut: “Wirausaha usaha me-rupakan
pengambilan risiko untuk menjalankan usaha sendiri dengan memanfaatkan peluang-
peluang untuk menciptakan usaha baru atau dengan pendekatan yang kratif dan
inovatif sehingga usaha yang dikelola berkembang menjadi besar dan mandiri dalam
menghadapi tantangan-tantangan persaingan (Nasrullah Yusuf, 2006). Adapun ruang
lingkup kewirausahaan meliputi: a) Pengambilan resiko, b) Adanya kompetensi
karakter dan komunikasi interpersonal, c) Menjalankan usaha sendiri, d) Memanfaat-
kan peluang-peluang, e) Menciptakan usaha baru, f) Pendekatan yang kreatif dan
inovatif, dan g) Mandiri (misal; tidak bergatung pada bantuan pemerintah)
2. Pengusaha, Wirausahawan, dan Penemu
Tidak semua pengusaha adalah wirausahawan. Sebagai contoh seorang peng-
usaha yang karena ia memiliki saham disuatu perusahaan dan memiliki koneksi
tertentu dengan pejabat pemerintah sehingga ia memperoleh fasilitas-fasilitas istimewa
baik dalam memenangkan tender maupun kemudahan dalam perizinan bukanlah
seorang wirausahawan. Orang tersebut tidak lebih hanyalah seorang pengusaha. Kita
dapat mengambil contoh pengusaha air minum dalam kemasan dengan merk Aqua,
Bapak Tirto Utomo. Dia dapat dikatakan seorang wirausahawan karena ia melakukan
terobosan dalam usaha baru air minum dalam kemasan yang pada saat itu dikuasai
oleh minuman bersoda dan beralkohol. Pada awal berdirinya perusahaan Aqua banyak
orang mempertanyakan mengapa air tawar diperjualbelikan yang biasanya dapat
diminta dengan gratis, tetapi usaha tersebut ternyata berhasil bahkan kini banyak
perusahaan lain yang mengikutinya.
Wirausaha berbeda dengan penemu (inventor) yaitu orang yang menemukan
sesuatu yang berguna bagi kehidupan manusia, misalnya Thomas Alpha Edison me-
nemukan listrik. Einstein menemukan atom, dan lainnya. Mereka tidak dapat disebut
wirausahawan jika penemuannya tersebut tidak ditransformasikan oleh mereka sendiri
ke dalam dunia usaha. Wirausahawan adalah orang yang yang memanfaatkan penemu-
an tersebut ke dalam dunia usaha.

11
Tahapan
a) Dosen membagi kelas menjadi 3 kelompok kecil dengan anggota yang memiliki
tingkat kemampuan yang tinggi, sedang dan rendah (lihat keaktifan dan hasil
kuis).
b) Tiap kelompok memilih ketua (bertugas mengarahkan dan membagi peran) dan
sekretaris kelompok (mencatat hasil diskusi dan peta pemahaman materi dari
anggota kelompok)
c) Tiap kelompok mendapatkan materi yang berbeda dan bekerja secara kooperatif
untuk membahas poin-poin tiap materi dan dan bertukar pemahaman dengan
anggota kelompok hingga mencapai pemahaman yang sama dalam kelompok
terhadap materi.
d) Tiap kelompok mengirim wakil anggotanya untuk bertukar pemahaman dengan
kelompok lain hingga mencapai pemahaman yang sama antar kelompok terhadap
materi dan wakil tiap kelompok mempresentasikan di depan kelas.
e) Dosen membantu meluruskan pemahaman yang keliru, baik dengan cara memberi
tugas atau langsung mengarahkan kepada jawaban.
f) Setiap mahasiswa menyusun laporan/resume diskusi yang mengarah kepada
capaian kompetensi.
g) Post Tes (kuis)

PERTEMUAN KE-2
3. Wirausahawan dan Manajer
Menurut Kao (1989), secara umum posisi wirausahawan adalah menempatkan
dirinya terhadap risiko atas guncangan-guncangan dari perusahaan yang dibangunnya
(venture). Wirausahawan memiliki risiko atas finansialnya sendiri atau finansial orang
lain yang dipercayakan kepadanya dalam memulai suatu. Ia juga berisiko atas ke-
teledoran dan kegagalan usahanya. Sebaliknya manajer lebih termotivasi oleh tujuan
yang dibebankan dan kompensasi (gaji dan benefit lainnya) yang akan diterimanya.
Seorang manajer tidak toleran terhadap sesuatu yang tidak pasti dan membingungkan
dan kurang berorientasi terhadap resiko dibandingkan dengan wirausahawan. Manajer
lebih memilih gaji dan posisi yang relatif aman dalam bekerja. Wirausahawan lebih
memiliki keahlian intuisi dalam mempertimbangkan suatu kemungkinan atau kelayak-
an dan perasaan dalam mengajukan sesuatu kepada orang lain. Dilain pihak, manajer
memiliki keahlian yang rational dan orientasi yag terperinci (rational and detailed-
oriented skills).
4. Wirausahawan Dilahirkan, Dicetak, dan Lingkungan
Perdebatan yang sangat klasik adalah perdebatan mengenai apakah wira-
usahawan itu dilahirkan (is borned) yang menyebabkan seseoarng mempunyai bakat
lahiriah untuk menjadi wirausahawan atau sebaliknya wirausahawan itu dibentuk atau
dicetak (is made). Sebagian pakar berpendapat bahwa wirausahawan itu dilahirkan
sebagian pendapat mengatakan bahwa wirausahawan itu dapat dibentuk dengan ber-
bagai contoh dan argumentasinya. Misalnya Mr.X tidak mengenyam pendidikan tinggi
12
tetapi kini dia menjadi pengusa besar nasional. Pendapat yang sangat moderat adalah
pendapat yang menyatakan bahwa untuk menjadi wirausahawan tidak cukup hanya
karena bakat atau hanya karena dibentuk. Wirausahawan yang akan berhasil adalah
wirausahawan yang memiliki bakat yang selanjutnya dibentuk melalui suatu pen-
didikan atau pelatihan, dan hidup di lingkungan yang berhubungan dengan dunia
usaha.
5. Manfaat Mempelajari Kewirausahaan
Mempelajari pengetahuan dan praktek kewirausahaan mempunyai beberapa
manfaat. Manfaat tersebut akan memberikan kita pilihan karir untuk berperan menjadi:
a) Wirausahawan (entrepreneurs), b) Wiramanajer (intrapreneurs), c) Wirakaryawan
(innopreneurs), d) Ultramanajer (ultrapreneur), dan e) Pendidik/Pemikir. Jika wira-
usahawan adalah orang yang menjalankan usahanya sendiri, wira-manajer adalah
orang yang memiliki kemampuan sebagai wirausahawan tetapi tidak menjalankan
usaha sendiri melainkan menjalankan usaha atau memimpin usaha orang lain. Wira-
manajer adalah manajer yang mengimplementasikan ide-ide wirausahawan menjadi
sesuatu yang menguntungkan bagi organisasi/perusahaan (pinchott III, 1985).
Wirakaryawan adalah para karyawan yang memiliki kemampuan sebagai wira-
usahawan tetapi karena sebab-sebab tertentu mereka memilih untuk bekerja di suatu
perusahaan/organisasi. Ultramanajer. Adalah orang-orang yang memiliki kemampuan
untuk membuka bidang usaha baru di berbagai tempat dengan pendekatan yang
inovatip. Pendidik/ pemikir. Belajar kewirausahaa dapat pula dimanfaatkan untuk
menjadi pendidik atau pemikir dalam kewirausahaan. Mereka adalah orang-orang
yang mempelajari kewirausahaan tetapi bukan bermaksud untuk menjadi pelaku yang
berhubungam dengan kewirausahaan, melainkan untuk kepentingan pendidikan atau
menganalisis sesuatu yang membutuhkan pengetahuian tentang kewirausahaan.
Tahapan:
a) Dosen memberi suatu gambaran tentang bisnis yang sukses dalam berbagai
bentuk bisnis (lihat soal pada bagian tugas modul di bawah)
b) Melakukan pentahapan pembelajaran sesuai dengan metode Problem Based
Learning, yaitu:
(1) Merumuskan masalah-masalah yang menghambat dan menentukan kesukses-
an kewirausahaan,
(2) Menganalisis dan merumuskan masalah terkait pengusaha, wirausahawan,
dan penemu
(3) Merumuskan perbedaan antara Wirausahawan dan Manajer
(4) Membedakan wirausahawan yang dilahirkan, yang dicetak, dan yang
dibentuk lingkungan

III. TUGAS MODUL DAN INDIKATOR PENIILAIAN


Pertemuan 1, Simpulkan:
1) Konsep dasar dan filosofi pentingnya kewirausahaan
2) Pengambilan resiko

13
3) Menciptakan usaha baru mandiri (misal; tidak bergatung pada bantuan pemerintah)
4) Pendekatan yang kreatif dan inovatif
Pertemuan 2:
Analisa Kasus: “Bisnis kuliner di Kota Makassar merupakan salah bisnis yang memiliki
prospek yang sangat menjanjikan, khususnya kuliner tradisional seperti: Pallu mara, coto
makassar, pallu basa dan masih banyak makanan tradisoonal lainnya. Khusus kuliner
“Pallu Basa” saat ini mengalami kemajuan yang sangat pesat yang ditandai dengan omset
yang diperoleh terus meningkat. Selain itu, pembukaan cabang-cabangnya diberbagai
sudut kota makassar semakin banyak. Pertanyaan:
1) Sebutkan dan jelaskan keunggulan-keunggulan yang menjadi dasar keberhasilan
kuliner “Pallu Basa” dalam mengembangkan bisnisnya.
2) Apakah ciri atau pembeda yang menjadi daya tarik bisnis kuliner “Pallu basa”

Evaluasi Pembelajaran per modul (EPm)

Nilai Bobot Perhitungan Skor


No Komponen Penilaia
Rerata (%) Nilai (Xn)
1. Tugas dan Karya Mandiri a 20 A x 20 / 100
2. Kuis b 5 B x 5 / 100
3. Kehadiran dan Keaktivan c 75 C x 75 / 100
Jumlah Epm (a / b / c /)

Materi modul-1 ini diharapkan dapat dipahami oleh mahasiswa dan mampu
memenuhi indikator kompetensi dalam hal-hal sebagai berikut :
1) Kemampuan mahasiswa dalam menjelaskan secara tepat konsep dasar dan ruang
lingkup kewirausahaan,
2) Kemampuan mahasiswa dalam membedakan pengusaha, wirausahawan, dan penemu,
3) Kemampuan mahasiswa dalam memahami tugas dan tanggung jawab wirausahawan
dan manajer.
4) Kemampuan mahasiswa menjelaskan apakah wirausahawan dilahirkan, dicetak dan
atau dibentuk oleh lingkungan.
5) Kemampuan mahasiswa menjelaskan manfaat mempelajari kewirausahaan.

IV. PENUTUP
Modul ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi dosen untuk melakukan pem-
belajaran baik dalam penelusuran sumber belajar berupa buku teks, hasil penelitian,
evaluasi hasil pengabdian masyarakat serta kearifan lokal wilayah dan UIN Alauddin
terkait prinsip kewirausahaan maupun dalam melaksanakan proses pembelajaran untuk
materi dalam modul ini. Modul ini diharapkan pula dapat menjadi pedoman pembelajaran
sehingga proses pembelajaran dapat berjalan efisien dan efektif dalam mencapai sasaran
pembelajaran melalui peran aktif yang terintegrasi dari semua pihak terkait.

V. SUMBER KEPUSTAKAAN
1. Hendro, 2011. Dasar-Dasar Kewirausahaan: Panduang Bagi Mahasiswa untuk
Mengenal, Memahami, dan Memasuki Dunia Bisnis. Jakarta, Erlangga.
14
2. Saiman, Leonardus, 2014. Kewirausahaan: Teori, Praktik, dan Kasus-Kasus. Jakarta,
Salemba Empat.
3. Suryana. 2004: Modul Kewirausahaan. Jakarta, Direktorat Pendidikan Menengah
Kejuruan, Dep.Pendidikan Nasional
4. Winardi, J. 2015. Entrepreneur dan Entrpreneuship. Jakarta, Kencana
5. Harper, S.C. (1991), Starting Your Own Busniess, New York: McGraw-Hill

15
MODUL -2

KOMPETENSI KARAKTER DASAR


I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Selama 30 menit pertama, dosen/tutor menjelaskan tentang:
1. Deskripsi Materi Kompetensi Karakter Dasar Wirausahawan, selama 10 menit
2. Proses pembelajaran, selama 10 menit
3. Evaluasi pembelajaran, selama 5 menit
4. Tugas-tugas mandiri dan terstruktur, selama 5 menit
Sebelum memulai modul 2, mahasiswa perlu kembali diingatkan tentang materi
kuliah kewirausahaan terkait pentingnya kompetensi daam berwirausaha serta perlunya
studi karakteristi dalam merancang dan mengembangkan sebuah usaha.
Sebelum dosen/tutor mengemukakan dan menjelaskan keterkaitan materi 2 dengan
dasar kuliah sebelumnya, maka sebaiknya dosen/tutor terlebih dahulu menggali pemaham-
an mahasiswa terhadap pentingnya materi ini sebagai dasar dalam menggali kompetensi
karakter dasar wirausahawan, yakni terkait: 1) Langkah-langkah memulai wirausaha, 2)
Motivasi diri, 3) Menemukan peluang dan pengembangan gagasan usaha, dan 4) Proses
produksi
Mahasiswa kembali dibantu untuk mengingat dan memahami kembali materi
tersebut. Poin-poin penting atas jawaban terhadap pertanyaan tersebut sangat membantu
mahasiswa dalam memahami kompetensi karakter dasar wirausahawan.

B. Ruang Lingkup Isi


Isi dari Modul-2 ini secara garis besar pembahasan tentang karakteristik wirausaha
sukses, yang meliputi: membangun mimpi dan mengejar cita-cita, impian menjadi wira-
usahawan, impian harus SMART, keuntungan dan kerugian wirausaha, serta langkah-
langkah memulai wirausaha; motivasi diri dan faktor-faktor yang menyebabkan ke-
suksesan dan kegagalan wirausaha; menjalankan usaha, menemukan peluang usaha, serta
memilih lapangan dan mengembangkan gagasan usaha; produksi dan proses produksi,
bahan baku, biaya produksi dan pengendalian produksi.
C. Sasaran Pembelajaran Modul
Peraturan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran Kompetensi Karakter Dasar wirausahawan, dosen
/tutor – mahasiswa yang dipandu dengan modul masing-masing, maka dosen/tutor dapat
menggali capaian kompetensi mahasiswa terkait dengan kompetensi karakter dasar yang
indikatornya adalah kemampuannya dalam hal:
a) Mampu mewujudkan impian menjadi wirausahawan
b) Mampu mengidentifikasi impian yang SMART
c) Mampu menguraikan keuntungan dan kerugian wirausaha
d) Mampu menyusun langkah-langkah memulai wirausaha
e) Mampu mengidentifikasi karakter wirausahawan

16
f) Mampu mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan kesuksesan dan kegagalan
wirausaha
g) Mampu menemukan peluang usaha
h) Mampu memilihi lapangan usaha yang tepat dan mengembangkan gagasan usaha
i) Pengertian dan Tujuan Kegiatan Produksi
j) Mampu melakukan kegiatan produksi yang efisien dan efektif
k) Mampu mengetahui kebutuhan proses produksi
l) Mampu menganalisis kebutuhan bahan baku
m) Mampu menganalisis dan memprediksi kebutuhan biaya produksi
n) Mampu menjalankan proses produksi yang efisien dan efektif
o) Mampu melakukan pengendalian produksi

II. MATERI PEMBELAJARAN

PERTEMUAN KE-3

1. Pentingnya Impian sebagai Penunjang Wirausaha


 “Kita adalah realita di masa kini.. Sejarah di masa lalu.. Dan di masa depan...kita
bukanlah siapa-siapa tanpa mimpi-mimpi..” (Ramdhan, 2010)
 Masa depan hanyalah milik orang-orang yang percaya akan keindahan mimpi-
mimpi mereka. If You can Dream it, You can Do it. (Walt Disney)
Ilik (2010) mengatakan bahwa, untuk memulai menjadi seorang wirausaha,
setiap mahasiswa harus memiliki impian yang kokoh yang dibangun tidak dalam
waktu singkat. Urgensi impian ini semakin penting mengingat resiko dari wirausaha
ini tidak kecil, bila mahasiswa tidak memiliki impian yang kokoh maka sangat
mungkin baginya untuk cepat menyerah
Impian adalah ambisi dari dalam diri manusia yang menjadi penggerak untuk
maju. Impian merupakan hasrat yang akan menggerakkan manusia untuk mewujud-
kannya. Orang-orang besar itu adalah para pemimpi. Orang-orang yang tidak mem-
punyai impian, seperti orang yang naik angkot jurusan kemana saja sehingga waktu
hidup orang yang tidak memiliki impian sangat tidak efektif.
(a) Impian Merupakan Sumber Motivasi
Impian akan mempengaruhi pikiran bawah sadar seseorang. Bahkan
impian dapat menjamin keberhasilan, karena senantiasa menjadi sumber motivasi
hingga mencapai tujuan atau menggapai tujuan selanjutnya. Dorongan motivasi
itulah yang akan menggerakkan tubuh dan mengatur strategi yang harus di-
tempuh, misalnya bagaimana mencari informasi dan menjalin komunikasi mau-
pun bekerjasama dengan orang lain. Nelson Mandela, sebelum menjadi Presiden
Afrika Selatan, ia harus berjuang untuk sebuah impian negara Afrika Selatan yang
berdaulat.
(b) Impian Menciptakan Energi Besar untuk Berprestasi
Menurut Anais Nin, "Hidup ini mengerut atau berkembang sesuai dengan
keteguhan hati seseorang”. Terdapat 4 (empat) tips sederhana dalam menjadikan

17
impian sebagai sumber energi kita, yaitu disingkat dengan kata PLUS, yaitu;
percaya, loyalitas, ulet dan sikap mental positif. Pertama, percaya. menjadikan
seseorang pantang menyerah, meskipun mungkin orang lain mengkritik atau
menghalangi, Kedua, loyalitas atau fokus untuk merealisasikan impian, Ketiga,
ulet. Sebuah impian menjadikan seseorang bekerja lebih lama dan keras. Dan
Keempat, sikap mental positif. Seseorang yang mempunyai impian memahami
bahwa keberhasilan memerlukan pengorbanan, kerja keras dan komitmen, waktu
serta dukungan dari orang lain.
(c) Impian Menjadikan Kehidupan Manusia Lebih Mudah Dijalani
Impian menjadikan manusia lebih kuat menghadapi segala rintangan dan
tantangan. Sebab impian dapat menimbulkan kemauan keras untuk merealisasi-
kannya. Para pencipta puisi Belanda atau Dutch Poet's Society mengatakan
"Nothing is difficult to those who have the will, Tidak ada sesuatupun yang sulit
selama masih ada kemauan." Kunci kebahagiaan adalah mempunyai impian.
Sedangkan kunci kesuksesan itu sendiri adalah mewujudkan impian. George
Lucas mengatakan, "Dreams are extremely important. You can't do it unless you
imagine it, Impian sangat penting. Kau tidak akan dapat melakukan apa-apa
sebelum kau membayangkannya."Kesimpulannya adalah jangan takut memimpi-
kan sesuatu. Jadikan impian tersebut sebagai nafas kehidupan. Sebab impian yang
kuat justru menjadikan perjuangan yang berat saat menggapainya sebagai sarana
latihan mengoptimalkan kekuatan-kekuatan yang lain, misalnya kekuatan emosi,
fisik, maupun rohani.
(d) Konsep Be – do – have
Be Do Have adalah suatu konsep yang terdapat dalam buku One Minute
Millionaire oleh Mark Victor Hansen dan Robert G. Allen. Uniknya konsep ini
bukan diawali dari kerja (do) menuju milyarder, tetapi diawali oleh menjadi (be).
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah pikirkan Anda ingin menjadi apa?,
hal ini sejalan dengan konsep dasar manajemen yaitu “think what u do and do
what u think”. Setelah Anda sudah mengetahuinya, maka lakukan hal (do) yang
diperlukan untuk menuju be (menjadi apa yang Anda inginkan).
Posisi be di awal Anda akan mampu menjadikan tindakan Anda lebih
efektif, terlahir tindakan efektif jika Anda sudah berpikir bahwa Anda sudah
menjadi apa yang Anda inginkan maka tindakan akan mengikutinya. Ketika Anda
bertanggung jawab penuh atas keputusan Anda maka have adalah efek samping
dari tindakan efektif Anda yang sangat amat mungkin untuk didapatkan.
Makna be – do have juga menunjukkan sikap perspektif jangka panjang.
Sikap ini berarti bahwa seseorang yang sukses dalam berencana dan bertindak
selalu memiliki perspektif jangka panjang. Segala keputusan yang dibuat selalu
memperhatikan akibatnya bagi masa depan dalam jangka panjang. Tidak ada
istilah bagi mereka yang berbunyi “bagaimana nanti saja”’ mereka lebih berpikir:
“nanti bagaimana?”. Berpikir jauh ke depan bukan berarti mengkhawatirkan masa
depan. Tetapi lebih kepada mempersiapkan masa depan.

18
2. Impian yang SMART
Pernahkah Anda mendengar ketika ada sebuah pertanyaan dilontarkan kepada
mahasiswa “apa impian kalian?” lalu mereka berkata “ingin menjadi orang sukses”
atau “ingin membahagiakan orang tua”. Bila mengacu kepada konsep manajemen
tentang bagaimana sebuah impian/tujuan itu seharusnya dirumuskan, maka kita akan
merujuk kepada sebuah konsep yang bernama SMART. Konsep dasar yang harus
disadari terlebih dahulu adalah, sukses itu bukanlah sebuah kebetulan, namun sukses
adalah by Desig. Karena itu, impian yang kita buat harus SMART “Cerdas”, Impian
yang SMART adalah Impian yang: a) Specific, b) Measurable, c) Achieveble, d)
Realistic, dan e) Time Bond.
3. Keuntungan dan Kerugian Wirausaha
Menurut Ilik (2010), terdapat keuntungan dan kerugian ketika seseorang meng-
ambil pilihan menjadi seorang wirausahawa di antaranya :
Keuntungan: (a) Otonomi; (b) Tantangan awal dan perasaan motif berprestasi; (c)
Kontrol finansial (Pengawasan keuangan); (d) Memiliki legitimasi moral yang kuat
untuk mewujudkan kesejahteraan dan menciptakan kesempatan kerja. Sedangkan
Kerugian: (a) Pengorbanan personal; (b) Beban tanggung jawab; (c) Kecilnya marjin
keuntungan dan kemungkinan gagal.
4. Langkah-langkah Memulai Wirausaha
Langkah-langkah yang dapat dilakukan apabila seorang yang ingin memulai
wirausaha: a) Pilih bidang usaha yang Anda minati dan memiliki hasrat dan penge-
tahuan di dalamnya, b) Perluas dan perbanyak jaringan bisnis dan pertemanan, c)
Pilihlah keunikan dan nilai unggul dalam produk/jasa anda, d) Jaga kredibilitas dan
brand image, dan e) Berhemat dalam operasional secara terencana serta sisihkan uang
untuk modal kerja dan penambahan investasi alat-alat produksi/jasa.
Selain point di atas, kiat memulai wirausaha juga dapat diadopsi menurut
seorang pakar bisnis sekaligus motivator yaitu Tum D. Waringin. Adapun langkah-
langkah teknis yang dapat dilakukan untuk memulai bisnis: a) Bangun Ide bisnis
dengan menulis Impian dan hobby kita. Tuliskan 10 mimpi dan hobby kita, lalu
seleksi menjadi 3 yang paling membuat kita sangat ambisius dan enjoy untuk men-
jalankannya. Seleksi lagi menjadi 1 mimpi yang membuat kita harus mewujudkannya.
Sehingga 1 mimpi tersebut benar-benar dijadikan sebagai Visi/Goal/Target yang harus
diraih; b) Berikan alasan yang sangat kuat untuk mewujudkan mimpi tersebut.
Bayangkan kenikmatan apa yang akan kita dapat apabila mimpi tersebut terwujud dan
kesengsaraan apa yang akan kita terima kalau mimpi tersebut tidak terwujud; c) Mulai
lah untuk mewujudkan mimpi tersebut dengan bertindak dan cari tema yang tepat dan
tulis misi/Langkah pencapaian dan tuangkan menjadi konsep usaha yang jelas; d)
Lakukan riset baik di internet maupun di kenyataan sehari-hari, Visi dan Misi yang
kita tulis harus terdefinisi dengan jelas, specific dan marketabel sesuai bidangnya; e)
Tuliskan dan rancang strategi yang akan dijalankan; f) Gunakan faktor pengungkit:
OPM (Other People’s Money), OPE (Other People’s Experience) OPI (Other People
Idea), OPT (Other People’s Time), OPW (Other People’s Work); g) Cari pembimbing

19
(pilih yang sudah sukses di bidang tersebut), untuk pembanding dan mengurangi
resiko kegagalan dalam melakukan langkah-langkah pencapaian goal tersebut; h)
Buatlah sebuah TEAM yang kompak untuk membantu mewujudkan goal tersebut: T =
Together; E = Everybody; A = Achieve: M = Miracle; i) Optimalkan jaringan, relasi
dan network yang kita punya untuk mencapai goal/visi kita tersebut; j) Buat jaringan
baru yang tak terhingga dengan membuat relasi dan silaturahmi sebanyak-banyaknya;
k) Gunakan alat bantu untuk mempercepat pencapaian misal website, jejaring sosial,
advertisement, promosi; dan l) Buat system yang ideal untuak bisnis tersebut. S =
Save, Y = Your, S = Self, T = Timing, E = Energy, M = Money. Data membuktikan
bahwa, 94% kegagalan usaha karena system bukan orangnya perbanyak menggunakan
5W = Why Why Why Why Why dan 5H = How How How How How.
Tahapan:
a) Dosen membagi kelas menjadi 3 kelompok kecil dengan anggota yang memiliki
tingkat kemampuan yang tinggi, sedang dan rendah (lihat keaktifan dan hasil
kuis).
b) Tiap kelompok memilih ketua (bertugas mengarahkan dan membagi peran) dan
sekretaris kelompok (mencatat hasil diskusi dan peta pemahaman materi dari
anggota kelompok)
c) Tiap kelompok mendapatkan materi yang berbeda dan bekerja secara kooperatif
untuk membahas poin-poin tiap materi dan dan bertukar pemahaman dengan
anggota kelompok hingga mencapai pemahaman yang sama dalam kelompok
terhadap materi.
d) Tiap kelompok mengirim wakil anggotanya untuk bertukar pemahaman dengan
kelompok lain hingga mencapai pemahaman yang sama antar kelompok terhadap
materi dan wakil tiap kelompok mempresentasikan di depan kelas.
e) Dosen membantu meluruskan pemahaman yang keliru, baik dengan cara memberi
tugas atau langsung mengarahkan kepada jawaban.
f) Setiap mahasiswa menyusun laporan/resume diskusi yang mengarah kepada
capaian kompetensi.
g) Post Tes (kuis)

PERTEMUAN KE-4
5. Karakter Wirausahawan
Menurut David (1996) karakteristik yang dimiliki oleh seorang wirausaha
memenuhi syarat-syarat keunggulan bersai ng bagi suatu perusahaan/organisasi,
seperti inovatif, kreatif, adaptif, dinamik, kemampuan berintegrasi, kemampuan meng-
ambil risiko atas keputusan yang dibuat, integritas, daya-juang, dan kode etik niscaya
mewujudkan efektivitas perusahaan/organisasi. Hal ini digambarkan melalui Tabel 1.
Selain itu, dalam suatu penelitian tentang Standarisasi Tes Potensi Kewira-
usahaan Pemuda Versi Indonesia; Munawir Yusuf (1999) menemukan adanya 11 ciri
atau indikator kewirausahaan, yaitu: Motivasi berprestasi, Kemandirian, Kreativitas,
Pengambilan resiko (sedang), Keuletan, Orientasi masa depan, Komunikatif dan

20
reflektif, Kepemimpinan, Locus of Controll, Perilaku instrumental, dan Penghargaan
terhadap uang. Dengan demikian karakterisitik seorang wirausahawan adalah sebagai
berikut: a) Memiliki Kreativitas Tinggi, b) Selalu Komitmen dalam Pekerjaan,
Memiliki Etos Kerja dan Tanggung Jawab, c) Mandiri, d) Berani Menghadapi Risiko,
d) Motif Berprestasi Tinggi, e) Selalu Perspektif, f) Memiliki Perilaku Inovatif Tinggi,
g) Selalu Mencari Peluang, h) Memiliki Jiwa Kepemimpinan, i) Memiliki Kemampuan
Manajerial, dan j) Memiliki Keterampilan Personal.
Tabel 1. Profil Seorang Wirausahawan Menurut David (1996)

Karakteristik Profil Ciri Wirausahawan yang Menonjol


Berprestasi tinggi Ahli untuk memperoleh prestasi
Pengambil resiko Mereka tidak takut mengambil risiko tetapi akan menghindari
risiko-tinggi apabila dimungkinkan.
Pemecah masalah Mereka tanggap mengenali dan memecahkan masalah
yang dapat menghalangi kemampuannya mencapai
tujuan.
Pencari status Mereka tidak memperkenankan kebutuhan erhadap status
mengganggu misi usahanya.
Tingkatan energy Dedikasi dan workoholic demi wujudnya sukses.
tinggi
Percaya diri Tingkat confidence yang tinggi.
Ikatan emosi Memisahkan antara hubungan emosional dengan karier.
Kepuasan Pribadi Menyukai kompleksitas tinggi dengan formalisasi yang rendah
6. Faktor-faktor yang Menyebabkan Kesuksesan dan Kegagalan Wirausaha
Menurut Zimmerer (dalam Suryana, 2003 : 44-45) ada beberapa faktor yang
menyebabkan wirausaha gagal dalam menjalankan usaha barunya: a) Tidak kompeten
dalam manajerial, b) Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan mengkoordinasi-
kan, keterampilan mengelola sumber daya manusia, maupun kemampuan menginte-
grasikan operasi perusahaan, c) Kurang dapat mengendalikan keuangan, d) Gagal
dalam perencanaan, e) Kurangnya pengawasan peralatan, f) Lokasi yang kurang me-
madai, dan g) Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha.
Tabel 3. Karakteritsik Wirausahawan Sukses

No Karakteristik Ciri Wirausahawan Sukses yang Menonjol


Profil
1. Percaya diri Mengendalikan tingkat percaya dirinya tinggi dalam
mencapai sukses
2. Pemecahan masalah Cepat mengenali dan memecahkan masalah yang dapat
menghalangi kemampuan tujuannya
3. Berprestasi tinggi Bekerja keras dan bekerja sama dengan para ahli untuk
meperoleh prestasi
4. Pengambilan resiko Tidak takut mengambil resiko, tetapi akan menghindari
resiko tinggi jika dimungkinkan
5. Ikatan emosi Tidak akan memperbolehkan hubungan emosional yang
menggangu suksesnya usaha

21
6. Pencari status Tidak akan memperboilehkan hubungan emosional yang
mengganggu misi suksesnya usahanya
Berdedikasi tinggi dan bekerja tanpa berhitung waktu
7. Tingkat energi
untuk membangun usahanya
tinggi

22
Tabel 4. Karakteritsik Wirausahawan Gagal

No Karakteristik Ciri Wirausahawan Gagal yang Menonjol


Profil
1. Dedikasi Meremehkan waktu dan dedikasi dalam memulai usaha
2. Pengendalian usaha Gagal mengendalikan aspek utama usaha atau bisnis
atau bisnis
3. Pengamatan Pemahaman umum terhadap disiplin manajemen rata-rata
manajemen kurang
4. Pengelolaan piutang Menimbulkan masalah arus kas buruk mereka dengan
kurangnya perhatian akan piutang
5. Memperluas Memulai perluasan usaha yang belum siap
usaha
berlebihan
6. Perencanaan Meremehkan kebutuhan usaha
keuangan
7. Lokasi usaha Lokasi yang buruk
8. Pembelanjaan besar Menimbulkan pen

7. Menemukan Peluang Usaha


Peluang usaha bersumber dari adanya kebutuhan individu atau masyarakat.
Karena itu, jika ingin mulai mewujudkan berwirausaha, hendaknya terlebih dahulu
menjawab pertanyaan: “Apakah yang menjadi kebutuhan masyarakat atau kebanyakan
anggota masyarakat saat ini atau di masa yang akan datang?”. Untuk memahami ke-
butuhan masyarakat diperlukan suatu diagnosa terhadap lingkungan usaha secara ke-
seluruhan meliputi faktor ekonomi, politik, pasar, persaingan, pemasok, teknologi,
sosial dan geografi. Berdasarkan pertanyaan tersebut dan dengan memanfaatkan
potensi diri kita, maka dalam menemukan peluang usaha yang cocok, kita dapat meng-
gunakan dua pendekat-an, yaitu: a) Pendekatan in-side-out (dari dalam ke luar) bahwa
keberhasilan akan dapat diraih dengan memenuhi kebutuhan yang ada saat ini; dan b)
Pendekatan out-side-in (dari luar ke dalam) bahwa keberhasilan akan dapat diraih
dengan menciptakan kebutuhan
8. Lapangan Usaha yang Tepat dalam Mengembangkan Gagasan Usaha
Kekeliruan dalam memilih yang disebabkan karena ketidakcocokan atau
ketidaksesuaian pada akhirnya akan mendatangkan kesulitan atau bahkan kegagalan di
kemudian hari. Karena itu, dalam memilih lapangan usaha yang akan kita geluti, perlu
dipertimbangkan hal-hal berikut: a) Lapangan usaha yang cocok untuk orang lain
belum tentu cocok bagi kit; b) Lapangan usaha yang pada masa lalu meng-untungkan,
belum tentu pada saat ini masih menguntungkan, atau lapangan usaha yang
menguntungkan saat ini belum tentu menguntungkan di masa yang akan datang; dan c)
Lapangan usaha yang berkembang baik di suatu daerah, belum tentu dapat ber-
kembang dengan baik pula di daerah lain, dan sebaliknya.
Selanjutnya alternatif pilihan lebih diperkecil lagi dengan memilih beberapa
gagasan usaha dengan mempertimbangkan potensi diri (faktor internal) kita. Hasil
akhir dari langkah-langkah yang telah kita lakukan akan diperoleh beberapa gagasan
23
usaha yang telah terurut berdasarkan prioritasnya. Agar pilihan kita lebih aman dan
dapat dikuasai dengan baik, maka perlu dilakukan. Analisis. Kembali dengan mem-
pertimbangkan faktor internal berupa kekuatan dan kelemahan yang kita miliki jika
kita memilih gagasan usaha yang bersangkutan, dan faktor eksternal berupa peluang

24
dan ancaman yang akan dihadapi jika kita menjatuhkan pilihan pada gagasan usaha
yang bersangkutan. Analisis ini sering dikenal dengan analisis SWOT.
Tabel 5.Struktur Kualitas Manusi Menurut Suryana (2007)

Kebutu
han Aktivitas Input Sar Hasil Capaian
Manu ana
sia
FISIK Makan, Makanan, Peralatan Jasmani yang :
minum, ber- minuman, Makan, Olah sehat, segar, kuat,
main, pakaian, raga, Rumah dan aman
olahraga, obat-obatan Gedung
tidur
MENT Belajar, Informasi, Alat-alat audio Manusia rasional:
AL- membaca pengetahu- an, Visual, buku, Berpenge- tahuan,
RASIO mengobservasi, konsep, rumus Media dan alat Objektif, Netral,
NAL menulis, tulis dan Kritis
meneliti
PSIK Bergaul, Isyarat, Alat-alat Manusia sosial:
O- berteman, lambang, transportasi Berstatus,
SOSI berorganisas bahasa, etika, dan Populer, dan
AL i adat istiadat, Komunikasi Matang emosi
norma- norma
PSIKO- Menulis diary, Imaji, mimpi, Pena, kertas, Manusia
PERSO memoar, bisikan nurani, ruang sunyi berkepribadian,
NAL introspeksi, suara-suara utuh, muthmainnah
refleksi,
afirmasi
SPIRITU Meditasi, Alam, Ilham, Mesjid, biara, Manusia: Intuitif,
AL berdoa, shalat, hidayah, gereja, Humanis, Religus,
puasa, ziarah wahyu, puisi, buku/kitab dan Saleh
karya seni suci, benda-
benda simbolik

Tahapan:
a) Dosen membagi kelas menjadi 3 kelompok kecil dengan anggota yang memiliki
tingkat kemampuan yang tinggi, sedang dan rendah (lihat keaktifan dan hasil
kuis).
b) Tiap kelompok memilih ketua (bertugas mengarahkan dan membagi peran) dan
sekretaris kelompok (mencatat hasil diskusi dan peta pemahaman materi dari
anggota kelompok)
c) Tiap kelompok mendapatkan materi yang berbeda dan bekerja secara kooperatif
untuk membahas poin-poin tiap materi dan dan bertukar pemahaman dengan
anggota kelompok hingga mencapai pemahaman yang sama dalam kelompok
terhadap materi.
d) Tiap kelompok mengirim wakil anggotanya untuk bertukar pemahaman dengan
kelompok lain hingga mencapai pemahaman yang sama antar kelompok terhadap
materi dan wakil tiap kelompok mempresentasikan di depan kelas.

25
e) Dosen membantu meluruskan pemahaman yang keliru, baik dengan cara memberi
tugas atau langsung mengarahkan kepada jawaban.
f) Setiap mahasiswa menyusun laporan/resume diskusi yang mengarah kepada
capaian kompetensi.
g) Post Tes (kuis)

PERTEMUAN KE-5
9. Pengertian dan Tujuan Kegiatan Produksi
Sistem produksi yang baik harus mampu menghasilkan produk seperti yang
diharapkan. Umumnya suatu sistem diukur dengan kemampuan memproduksi dalam
jumlah dan kualitas yang ditetapkan berdasarkan kebutuhan konsumen, kemampuan
sumberdaya perusahaan serta harapan dari wirausahawan sebagai pemilik dan
mungkin juga sekaligus sebagai manajer.

26
Produksi tidak hanya menciptakan produk sebagai keluaran (output), namun
juga menggunakan berbagai faktor produksi sebagai masukan (input). Sebagaimana
yang dikemukakan oleh Prawirosentono (1997) bahwa produksi adalah membuat atau
menghasilkan produksi suatu barang dari berbagai bahan lain. Hal yang sama juga
dikemukakan oleh Sofyan (1999) bahwa produksi diartikan sebagai suatu kegiatan
atau proses yang mentransformasikan masukan menjadi keluaran atau dengan
pengertian bahwa produksi mencakup setiap proses yang mengubah masukan menjadi
keluaran yang berupa barang dan jasa.
10. Mampu mengetahui kebutuhan proses produksi
Sebelum melaksanakan proses produksi terlebih dahulu perlu dirancang ke-
butuhan sarana dan prasarana yang akan digunakan dalam menghasilkan produk,
sarana dan prasarana inilah yang sering disebut sebagai input produksi yang meliputi
bahan, tenaga kerja, mesin/peralatan, lokasi dan biaya (uang).
11. Mampu menganalisis kebutuhan bahan baku
Menyusun kebutuhan bahan baku untuk digunakan dalam proses produksi
harus mengacu pada karakteristik produk yang akan dihasilkan. Pengendalian dalam
pengadaan bahan baku terutama pada perusahaan yang memanfaatkan hasil-hasil per-
tanian primer sebagai bahan bakunya sangat penting untuk dilakukan, karena hasil
pertanian primer memiliki ciri yang apabila tidak dikendalikan akan mendatangkan
kerugian bagi perusahaan. Jenis bahan yang digunakan oleh perusahaan dalam proses
produksinya dapat dibedakan atas: bahan langsung adalah bahan yang digunakan
dalam proses produksi dan terikat atau menjadi bagian dalam produk, dan bahan tak
langsung adalah bahan yang bukan atau tidak menjadi bagian dalam produk, namun
sangat diperlukan untuk mendukung produksi. Agar produksi dapat berjalan lancar,
maka dalam pemilihan bahan baku yang akan diguna-kan setidaknya memenuhi
syarat: a) Kualitasnya Baik, b) Mudah diperoleh, c) Mudah diolah, d) Harga yang
relatif murah
Tahapan:
a) Dosen membagi kelas menjadi 3 kelompok kecil dengan anggota yang memiliki
tingkat kemampuan yang tinggi, sedang dan rendah.
b) Tiap kelompok memilih ketua (bertugas mengarahkan dan membagi peran) dan
sekretaris kelompok (mencatat hasil diskusi dan peta pemahaman materi dari
anggota kelompok)
c) Tiap kelompok mendapatkan materi yang berbeda dan bekerja secara kooperatif
untuk membahas poin-poin tiap materi dan dan bertukar pemahaman dengan
anggota kelompok hingga mencapai pemahaman yang sama dalam kelompok
terhadap materi.
d) Tiap kelompok mengirim wakil anggotanya untuk bertukar pemahaman dengan
kelompok lain hingga mencapai pemahaman yang sama antar kelompok terhadap
materi dan wakil tiap kelompok mempresentasikan di depan kelas.
e) Dosen membantu meluruskan pemahaman yang keliru, baik dengan cara memberi
tugas atau langsung mengarahkan kepada jawaban.
27
f) Setiap mahasiswa menyusun laporan/resume diskusi yang mengarah kepada
capaian kompetensi.
g) Post Tes (kuis)

PERTEMUAN KE-6
12. Mampu menganalisis dan memprediksi kebutuhan biaya produksi
Biaya dapat didefenisikan sebagai pengorbanan ekonomis yang diperlukan
untuk memperoleh produk (barang dan/atau jasa). Biaya produksi terdiri atas 2 (dua)
bagian besar dengan penggolongan biaya-nya masing-masing diuraikan, sebagai ber-
ikut: a) Biaya menurut perilaku yang terdiri dari: (1) Biaya tetap dan (2) Biaya tidak
tetap; dan b) Biaya menurut jenis yang terdiri dari: (1) Biaya langsung (pokok), (2)
Biaya tidak langsung, dan (3) Biaya administrasi/umum.
13. Mampu menjalankan proses produksi yang efisien dan efektif
Proses produksi melalui beberapa tahapan yang merupakan aktivitas me-
nyeluruh yang dilakukan oleh tenaga kerja produksi yang membuat produk, tahapan-
tahapan ini disebut tahapan produksi. Tahapan-tahapan produksi yang tersusun secara
teratur disebut aliran produksi. Penggolongan proses produksi berkaitan dengan sifat
dan jenis masukan yang digunakan dan produk yang akan dihasilkan. Karena itu,
proses produksi dapat dibedakan atas: a) Proses produksi berdasarkan wujudnya, ter-
diri atas: (1) Proses kimiawi; (2) Proses mengubah bentuk, (3) Proses perakitan, dan
(4) Proses transportasi; dan b) Proses produksi berdasarkan tipenya, terdiri atas: (1)
Proses berkesinambungan dan (2) Proses terputus-putus.
14. Mampu melakukan pengendalian produksi
Pengendalian produksi, meliputi: a) Pengendalian pembelian, agar pembelian
yang dilakukan oleh perusahaan terkait dengan proses produksi lebih efisien (hemat
biaya). Dalam pengendalian pembelian ini melibatkan beberapa faktor yang saling
terkait, yaitu kuantitas, kualitas, harga, waktu dan pelayanan; b) Pengendalian Per-
sediaan, perlu dilakukan agar biaya yang dikeluarkan untuk penyimpanan dapat di-
kendalikan; c) Pengendalian produksi, agar proses produksi dapat berjalan lancar,
tepat waktu dan menghasilkan produk dalam kuantitas dan kualitas yang sesuai
dengan yang direncanakan; dan d) Pengendalian Kualitas, yang dilakukan pada setiap
tahapan proses yang bertujuan untuk mencegah adanya penyimpangan terhadap
standar kualitas produk yang telah ditetapkan (quality control).
Tahapan:
a) Dosen membagi kelas menjadi 3 kelompok kecil dengan anggota yang memiliki
tingkat kemampuan yang tinggi, sedang dan rendah (lihat keaktifan dan hasil
kuis).
b) Tiap kelompok memilih ketua (bertugas mengarahkan dan membagi peran) dan
sekretaris kelompok (mencatat hasil diskusi dan peta pemahaman materi dari
anggota kelompok)

28
c) Tiap kelompok mendapatkan materi yang berbeda dan bekerja secara kooperatif
untuk membahas poin-poin tiap materi dan dan bertukar pemahaman dengan
anggota kelompok hingga mencapai pemahaman yang sama dalam kelompok
terhadap materi.
d) Tiap kelompok mengirim wakil anggotanya untuk bertukar pemahaman dengan
kelompok lain hingga mencapai pemahaman yang sama antar kelompok terhadap
materi dan wakil tiap kelompok mempresentasikan di depan kelas.
e) Dosen membantu meluruskan pemahaman yang keliru, baik dengan cara memberi
tugas atau langsung mengarahkan kepada jawaban.
f) Setiap mahasiswa menyusun laporan/resume diskusi yang mengarah kepada
capaian kompetensi.
g) Post Tes (kuis)

III. TUGAS MODUL DAN INDIKATOR PENIILAIAN


Pertemuan 3: Simpulkan,
1) Penyusunan dan penjelasan peta impian dan langkah-langkah untuk mencapainya
2) Mencari 3 profil orang sukses karena bekerja dan 3 orang sukses karena menjadi
wirausaha
3) Buatlah tulisan terkait perbandingan karakter orang-orang tersebut
4) Menuliskan karakteristik yang dimiliki orang-orang tersebut yang ingin saudara
mahasiswa miliki
Pertemuan 4: Simpulkan,
1) Identifikasi proses pembentukan karakter wirausaha menurut Bygrave
2) Menyusun karakteristik wirausahawan yang sukses
3) Menyusun karakteristik wirausahawan yang gagal
Pertemuan 5: Simpulkan,
1) Mengidentifikasi peluang-peluang usaha yang memiliki peluang untuk mencapai
kesuksesan
2) Melakukan brainstorming produk-produk yang memiliki keunggulan kompetetive
3) Mengidentifikasi kemungkinan-kemungkinan masalah yang dapat menghambat
kesuksesan sebiah usaha
4) Menyimpulkan dan menjelaskan bagaimana proses penyelesaian masalah dalam
memulai usaha dan pentingnya proses penyelesaian masalah bagi seorang wirausaha
Pertemuan 6:
Analisa Kasus: “Telah banyak fakta yang dapat dilihat dan dikemukakan, bahwa masih
banyak wirausahawan yang memulai usahanya dengan melihat keberhasilan orang lain
dalam menjalankan usahanya (latah atau ikut-ikutan). Pada hal belum tentu orang lain
berhasil dalam suatu lapangan usaha, kita juga dapat berhasil dengan lapangan usaha yang
sama. Mungkin saja orang lain berhasil karena potensi diri yang dimilikinya cocok dengan
lapangan usaha tersebut dan kemampuan dia untuk mengakses informasi terkait dengan
usaha yang dijalankannya. Bisa saja kita mengikuti orang yang telah berhasil dalam suatu

29
lapangan usaha, namun kita perlu memiliki nilai lebih dari aspek kualitas yang kita
tawarkan kepada konsumen. Namun kemampuan menawarkan aspek kualitas yang lebih
tetap juga terkait dengan potensi diri yang kita miliki. Pertanyaan:
1) Sebutkan dan jelaskan karakteristiki lapangan usaha yang memiliki prospek dan
menguntungkan dimasa depan
2) Jelaskan faktor eksternal dan internal yang harus dikaji dan menjadi pertimbangan
dalam memilih lapangan usaha yang menguntungkan
Evaluasi Pembelajaran per modul (EPm)

Nilai Bobot Perhitungan Skor


No Komponen Penilaia
Rerata (%) Nilai (Xn)
1. Tugas dan Karya Mandiri a 20 A x 20 / 100
2. Kuis b 5 B x 5 / 100
3. Kehadiran dan Keaktivan c 75 C x 75 / 100
Jumlah Epm (a / b / c /)

Materi modul-2 ini diharapkan dapat dipahami oleh mahasiswa dan mampu
memenuhi indikator kompetensi dalam hal-hal sebagai berikut :
1) Kemampuan mahasiswa mewujudkan impian menjadi wirausahawan
2) Kemampuan mahasiswa mengidentifikasi impian yang SMART
3) Kemampuan mahasiswa menguraikan keuntungan dan kerugian wirausaha
4) Kemampuan mahasiswa menyusun langkah-langkah memulai wirausaha
5) Kemampuan mahasiswa mengidentifikasi karakter wirausahawan
6) Kemampuan mahasiswa mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan kesuksesan
dan kegagalan wirausaha
7) Kemampuan mahasiswa menemukan peluang usaha
8) Kemampuan mahasiswa memilihi lapangan usaha yang tepat dan mengembangkan
gagasan usaha
9) Kemampuan mahasiswa melakukan kegiatan produksi yang efisien dan efektif
10) Kemampuan mahasiswa mengetahui kebutuhan proses produksi
11) Kemampuan mahasiswa menganalisis kebutuhan bahan baku
12) Kemampuan mahasiswa menganalisis dan memprediksi kebutuhan biaya produksi
13) Kemampuan mahasiswa menjalankan proses produksi yang efisien dan efektif
14) Kemampuan mahasiswa melakukan pengendalian produksi

IV. PENUTUP
Modul ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi dosen untuk melakukan pem-
belajaran baik dalam penelusuran sumber belajar berupa buku teks, hasil penelitian,
evaluasi hasil pengabdian masyarakat serta kearifan lokal wilayah dan UIN Alauddin
terkait prinsip kewirausahaan maupun dalam melaksanakan proses pembelajaran untuk
materi dalam modul ini. Modul ini diharapkan pula dapat menjadi pedoman pembelajaran
sehingga proses pembelajaran dapat berjalan efisien dan efektif dalam mencapai sasaran
pembelajaran melalui peran aktif yang terintegrasi dari semua pihak terkait.

30
V. SUMBER KEPUSTAKAAN

1. Griffin W. Ricky dan Ebert J. Ronald, Business, edisi-5. New Jersey: Prentice Hall
International Inc.1999.
2. Heller, R. 2003. Selling Successfully. Jakarta: Dian Rakyat.
3. Hendro, 2011. Dasar-Dasar Kewirausahaan: Panduang Bagi Mahasiswa untuk
Mengenal, Memahami, dan Memasuki Dunia Bisnis. Jakarta, Erlangga.
4. Rivai, Veithzal; Nuruddin, Amiur; dan Arfah, F. A. 2012. Islamic Business and
Economic Ethics. Jakarta, Bumi Aksara
5. Turner, Suzanne. 2005. Tools for Success: Acuan Konsep Manajemen bagi Manajer
dan Praktisi Lainnya. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer.
6. Yager, Jan. 2005. Creative Time Management. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer

31
MODUL -3
KOMPETENSI KOMUNIKASI DAN INTERPERSONAL SKILL
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Selama 30 menit pertama, dosen/tutor menjelaskan tentang:
1. Deskripsi Materi Kompetensi Komunikasi dan Interpersonal Skill, selama 10 menit
2. Proses pembelajaran, selama 10 menit
3. Evaluasi pembelajaran, selama 5 menit
4. Tugas-tugas mandiri dan terstruktur, selama 5 menit
Sebelum memulai modul 3, mahasiswa perlu kembali diingatkan tentang materi
kuliah kewirausahaan terkait pentingnya kompetensi komunikasi dan Interpersonal skill
dalam berwirausaha.
Sebelum dosen/tutor mengemukakan dan menjelaskan keterkaitan materi 3 dengan
kuliah sebelumnya, maka sebaiknya dosen/tutor terlebih dahulu menggali pemahaman
mahasiswa terhadap pentingnya materi ini sebagai dasar dalam menggali kompetensi
komunikasi dan interpersonal skill bagi seorang wirausahawan, yakni terkait:
1. Peran dan pentingnya komunikasi dalam menunjang kegiatan usaha
2. Peran pemimpin dalam menjalankan usaha baik ditinjau dari kepemimpinan
kompensional maupun dalam kepemimpinan Islam
3. Motivasi dalam peningkatan produktivitas dan kinerja usaha
Mahasiswa kembali dibantu untuk mengingat dan memahami kembali materi
tersebut. Poin-poin penting atas jawaban terhadap pertanyaan tersebut sangat membantu
mahasiswa dalam memahami Komunikasi dan Interpersonal Skill wirausahawan.
B. Ruang Lingkup Isi
Isi dari Modul-3 ini secara garis besar pembahasan tentang kompetensi kmunikasi
dan interpersonal skill seorang wirausaha, yang meliputi: Pengertian dan komponen
komunikasi, tujuan dan fungsi komunikasi, kegunaan memahami komunikasi dalam
organisasi; pengertian kepemimpinan, manajer dan pemimpin, peran kepemimpinan dalam
manajemen, gaya kepemimpinan, syarat-syarat kepemimpinan, pemimpinan formal dan
informal, dan keterampilan dasar pemimpin; konsep dan teori motivasi, motivasi dan
kepuasan kerja, teori proses motivasi kerja, dan motivasi dalam peningkatan produktivitas
dan kinerja.
C. Sasaran Pembelajaran Modul
Peraturan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran Kompetensi komunikasi dan interpersonal skill wira-
usahawan, dosen/tutor – mahasiswa yang dipandu dengan modul masing-masing, maka
dosen/tutor dapat menggali capaian kompetensi mahasiswa terkait dengan kompetensi
karakter dasar yang indikatornya adalah kemampuannya dalam hal:
1) Mampu memahami konsep komunikasi yang baik
2) Mampu melakukan komunikasi timbal balik secara efektif

32
3) Mampu menyusun komponen-komponen komunikasi yang efektif
4) Mampu memahami tujuan dan fungsi komunikasi
5) Mampu memahami kegunaan mempelajari komunikasi
6) Mampu mengimplementasikan komunikasi dalam organisasi
7) Mampu memahami konsep kepemimpinan
8) Mampu membedakan manajer dan pemimpin
9) Mampu memahami peran kepemimpinan dalam manajemen
10) Mampu mengimplementasikan gaya kepemimpinan yang efektif dalam organisasi
11) Mampu memahami syarat-syarat kepemimpinan yang baik
12) Mampu membedakan pemimpin formal dan non-formal
13) Mampu mengidentifikasi keterampilan dasar dalam kepemimpinan
14) Mampu memahami konsep dasar motivasi
15) Mampu memahami teori-teori motivasi dari berbagai ahli
16) Mampu memotivasi dalam kaitan dengan kepuasan kerja
17) Mampu memahami teori proses motivasi kerja secara baik
18) Mampu melakukan motivasi dalam peningkatan kinerja dan produktivitas

II. MATERI PEMBELAJARAN


PERTEMUAN KE-7
1) Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada
orang lain untuk memberitahu atau untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku,
baik langsung secara lisan maupun tidak langsung melalui media; proses penyampaian
bentuk interaksi gagasan kepada orang lain dan proses penciptaan arti terhadap gagas-
an atau ide yang disampaikan, baik sengaja maupun tidak disengaja.
Pengertian komunikasi sudah banyak didefinisikan oleh banyak orang, yaitu
jumlahnya sebanyak orang yang mendefinisikannya. Dari banyak pengertian tersebut
jika dianalisis pada prinsipnya dapat disimpulkan bahwa komunikasi mengacu pada
tindakan, oleh satu orang atau lebih, yang mengirim dan menerima pesan yang ter-
distorsi oleh gangguan (noise), terjadi dalam suatu konteks tertentu, mempunyai
pengaruh tertentu dan ada kesempatan untuk melakukan umpan balik.
2) Komponen Komunikasi
(a) Lingkungan komunikasi. Lingkungan (konteks) komunikasi setidak-tidaknya me-
miliki 3 (tiga) dimensi di antaranya: 1) Fisik, adalah ruang di mana komunikasi
berlangsung nyata atau berwujud; 2) Sosial-psikologis, misalnya tata hubungan
status di antara pihak yang terlibat, peran yang dijalankan orang dan aturan
budaya masyarakat di mana orang-orang berkomunikasi; dan 3) Temporal men-
cakup waktu dalam hitungan jam, hari, atau sejarah di mana komunikasi ber-
langsung.
(b) Sumber-Penerima. Kita menggunakan istilah sumber (komunikator)-penerima
(komunikan) sebagai satu kesatuan yang tak terpisahkan untuk menegaskan
bahwa setiap orang yang terlibat dalam komunikasi adalah sumber (atau pem-

33
bicara), sekaligus penerima (atau pendengar). Anda mengirimkan pesan ketika
anda berbicara, menulis, atau memberikan isyarat tubuh. Anda menerima pesan
dengan mendengarkan, membaca, membaui, dan sebagainya.
(c) Enkoding-Dekoding. Dalam ilmu komunikasi kita menamai tindakan menghasil-
kan pesan (misalnya, berbicara atau menulis) sebagai enkoding (encoding atau
penyandian). Dengan menuangkan gagasan-gagasan kita ke dalam gelombang
suara atau ke atas selembar kertas, maka kita menjelmakan gagasan-gagasan tadi
ke dalam kode tertentu. Sedangkan tindakan menerima pesan (misalnya, men-
dengarkan atau membaca) sebagai dekoding (decoding atau pemecahan sandi).
(d) Kompetensi Komunikasi. Kompetensi komunikasi mengacu pada kemampuan
seseorang untuk berkomunikasi secara efektif (Spitzberg dan Cupach, 1989).
Kompetensi ini mencakup hal-hal seperti pengetahuan tentang peran lingkungan
(konteks) dalam mempengaruhi kandungan (content) dan bentuk pesan komuni-
kasi (misalnya, pengetahuan bahwa suatu topik mungkin layak dikomunikasikan
kepada pendengar tertentu di lingkungan tertentu, tetapi mungkin tidak layak bagi
pendengar dan lingkungan yang lain).
(e) Pesan. Pesan komunikasi dapat mempunyai banyak bentuk. Kita mengirimkan
dan menerima pesan ini melalui salah satu atau kombinasi tertentu dari panca
indra. Walaupun kita menganggap pesan selalu dalam bentuk verbal (lisan atau
tertulis), ini bukanlah satu-satunya jenis pesan. Kita juga berkomunikasi secara
nonverbal (tanpa kata atau isyarat, gerak dan mimik). Sebagai contoh, busana
yang kita kenakan, seperti juga cara kita berjalan, berjabatan tangan, meng-
gelengkan kepala, menyisir rambut, duduk dan tersenyum.
(f) Saluran. Saluran komunikasi adalah media yang dilalui pesan. Jarang sekali
komunikasi berlangsung melalui hanya satu saluran, yaitu umumnya kita meng-
gunakan dua, tiga, atau empat saluran yang berbeda secara simultan. Sebagai
contoh, dalam interaksi tatap muka kita berbicara dan mendengarkan (saluran
suara), tetapi kita juga memberikan isyarat tubuh dan menerima isyarat ini secara
visual (saluran visual).
(g) Umpan Balik. Umpan balik adalah informasi yang dikirimkan balik kesumber-
nya. Umpan balik dapat berasal dari anda sendiri atau dari orang lain. Dalam
diagram universal komunikasi tanda panah dari satu sumber-penerima ke sumber-
penerima yang lain dalam kedua arah adalah umpan balik. Bila anda menyampai-
kan pesan, misalnya dengan cara berbicara kepada orang lain anda juga men-
dengar diri anda sendiri. Artinya, anda menerima umpan balik dari pesan anda
sendiri. Anda mendengar apa yang anda katakan, anda merasakan gerakan anda,
anda melihat apa yang anda tulis.
(h) Gangguan. Gangguan (noise) adalah gangguan dalam komunikasi yang men-
distorsi pesan. Gangguan menghalangi penerima dalam menerima pesan dan
sumber dalam mengirimkan pesan. Gangguan dikatakan ada dalam suatu sistem
komunikasi, hal ini membuat pesan yang disampaikan berbeda dengan pesan yang
diterima. Gangguan ini dapat berupa gangguan fisik (ada orang lain berbicara),
psikologis (pemikiran yang sudah ada di kepala kita), atau semantik (salah meng-

34
artikan makna). Tabel 6 menyajikan ketiga macam gangguan ini secara lebih
rinci.
Tabel 6. Jenis Gangguan Komunikasi

Macam Defin Conto


si h
Fisik Interferensi Desingan mobil yang lewat, dengungan
dengan transmisi komputer, kacamata.
fisik isyarat atau
pesan lain.
Psikologis Interferensi Prasangka dan bias pada sumber- penerima,
kognitif atau pikiran yang sempit.
mental.
Semantik Pembicaraan Orang berbicara dengan bahasa yang berbeda,
dan pendengar menggunakan jargon atau istilah terlalu rumit
memberi arti yang tidak dipahami pendengar.
yang berlainan.

3) Tujuan dan Fungsi Komunikasi


Tujuan dan fungsi komunikasi adalah: (a) Agar menjadi tahu dan memberi-
tahukan, misalnya antar hubungan pergaulan sehari-hari, surat edaran, pengumuman,
pemberitahuan dan sebagainya; (b) Menilai masukan (input) atau hasil (output) atau
suatu pola pemikiran, misalnya umpan balik, tanggapan atas pendapatan, evaluasi
anggaran, penilaian rencana dan sebagainya; (c) Mengarahkan atau diarahkan, misal-
nya manajer mengarahkan sumber tenaga, material, uang, mesin (kepada suatu tujuan),
rapat kerja, seminar, penataran latihan kerja, juklak (petunjuk pelaksanaan), juknis
(petunjuk teknis); (d) Mempengaruhi dan dipengaruhi, misalnya motivasi, persuasi,
stimulasi dan sebagainya; dan (e) Mengandung beberapa fungsi insidental, atau netral:
yang tidak langsung mempengaruhi tercapainya tujuan dan hubungan dalam pergaulan
sosial. Dari paparan tersebut, terlihat bahwa komunikasi dapat menciptakan rasa
pemahaman, tingkat penerimaan dan motivasi, terutama untuk menjawab hal terkait
Who says, What, in Which channel, to Whom dan in Which effect.
4) Kegunaan Mempelajari Ilmu Komunikasi
Ruben & Steward (2005) menyatakan alasan mempelajari ilmu komunikasi
adalah: (a) Komunikasi adalah fundamental dalam kehidupan kita; (b) Komunikasi
adalah merupakan suatu aktivitas kompleks dan menantang; (c) Komunikasi adalah
vital untuk suatu kedudukan/posisi efektif; (d) Suatu pendidikan tinggi tidak menjamin
kompetensi komunikasi yang baik; dan (e) Komunikasi adalah populer.
5) Komunikasi dalam Organisasi
Dalam organisasi, ada 2 (dua) komunikasi yang terjadi, yaitu komunikasi
organisasi secara makro dan secara mikro. Komunikasi makro terjadi antara organisasi
tersebut dengan lingkungannya, atau dengan organisasi lainnya. Komunikasi mikro
terjadi di dalam organisasi, yaitu komunikasi yang terjadi diantara para anggota
organisasi, antara atasan dan bawahan, antar para pemimpin, dan antar kelompok kerja
35
atau antar divisi. Dalam organisasi dikenal proses komunikasi dua arah, yaitu (1)
pemberi pesan media penerima pesan, dan (2) pemberi pesan media penerima pesan.
Selain itu, jenis-jenis komunikasi dapat dijelaskan sebagai berikut: a) Komuni-kasi
formal dan informal, b) Komunikasi ke atas, ke bawah, horisontal dan silang: (1)
Komunikasi ke atas (upward communication), (2) Komunikasi ke bawah (downward

36
communication); (3) Komunikasi horizontal (horizontal communication); (4) Komuni-
kasi silang (across communication).
Lima Kaidah Komunikasi. Telah dikenal 5 (lima) Kaidah Komunikasi efektif
(The Five Inevitable Laws of Efffective Communication), dirangkum dalam satu kata
yang mencerminkan esensi dari komunikasi itu sendiri, yaitu REACH (Respect,
Empathy, Audible, Clarity, dan Humble).
Tahapan:
a) Dosen membagi kelas menjadi 3 kelompok kecil dengan anggota yang memiliki
tingkat kemampuan yang tinggi, sedang dan rendah (lihat keaktifan dan hasil
kuis).
b) Tiap kelompok memilih ketua (bertugas mengarahkan dan membagi peran) dan
sekretaris kelompok (mencatat hasil diskusi dan peta pemahaman materi dari
anggota kelompok)
c) Tiap kelompok mendapatkan materi yang berbeda dan bekerja secara kooperatif
untuk membahas poin-poin tiap materi dan dan bertukar pemahaman dengan
anggota kelompok hingga mencapai pemahaman yang sama dalam kelompok
terhadap materi.
d) Tiap kelompok mengirim wakil anggotanya untuk bertukar pemahaman dengan
kelompok lain hingga mencapai pemahaman yang sama antar kelompok terhadap
materi dan wakil tiap kelompok mempresentasikan di depan kelas.
e) Dosen membantu meluruskan pemahaman yang keliru, baik dengan cara memberi
tugas atau langsung mengarahkan kepada jawaban.
f) Setiap mahasiswa menyusun laporan/resume diskusi yang mengarah kepada
capaian kompetensi.
g) Post Tes (kuis)

PERTEMUAN KE-8
6) Pengertian Kepemimpinan
Menurut Griffin dan Ebert, menjelaskan bahwa kepemimpinan (leadership)
adalah proses memotivasi orang lain untuk amu bekerja dalam rangka mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Lindsay dan Patrick dalam membahas “Mutu Total dan Pem-
bangunan Organisasi” mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah suatu upaya me-
realisasikan tujuan perusahaan dengan memadukan kebutuhan para individu untuk
terus tumbuh berkembang dengan tujuan organisasi. Perlu diketahui bahwa para
individu merupakan anggota dari perusahaan. Peterson at.all mengatakan bahwa ke-
pemimpinan merupakan suatu kreasi yang berkaitan dengan pemahaman dan pe-
nyelesaian atas permasalahan internal dan eksternal organisasi.
7) Peran Kepemimpinan dalam Manajemen
Kepemimpinan lebih erat kaitannya dengan fungsi penggerakan (actuating)
dalam manajemen. Fungsi penggerakan mencakup kegiatan memotivasi, kepemimpin-
an, komunikasi, pelatihan, dan bentuk-bentuk pengaruh pribadi lainnya. Kepemimpin-
an berperan sangat penting dalam manajemen karena unsur manusia merupakan
37
variabel yang teramat penting dalam organisasi. Seperti dikemukakan di atas bahwa
yang terlibat dan bertanggung jawab atas kegiatan-kegiatan organisasi terdiri dari para
manajer, para supervisor, dan para pelaksana.
Domingo, (1997) mengartikan kualitas kepemimpinan sebagai melakukan
sesuatu yang benar secara benar sejak awal (doing the right thing right the first time).
Domingo juga mengatakan bahwa “menghendaki kualitas berarti berbuat baik untuk
melayani konsumen”. Karena itu ia mengemukakan tiga hal dari tujuh belas dasar
kepemimpinan yang diterapkan di General Douglas McArthur, yaitu: a) Apakah
seluruh kekuatan yang ada pada saya telah saya arahkan untuk mendorong, mem-
berikan insentif, dan membebaskan dari kelemahan dan kesalahan?, b) Apakah setiap
perbuatan saya telah membuat bawahan saya mau mengikutinya?, dan c) Apakah saya
secara konsisten dapat menjadi teladan dalam karakter, berpakaian, dan sopan-
santun?.
8) Gaya Kepemimpinan
Griffin dan Ebert mengemukakan 3 (tiga) gaya ke-pemimpinan, yaitu: (a)
Pemimpin dengan gaya otokratik umumnya memberikan perintah-perintah dan
meminta bawahan untuk mematuhinya. Para komandan militer di medan perang
umumnya menerapkan gaya ini. Pemimpin dengan gaya demokratik pada umumnya
meminta masukan kepada para bawahan/stafnya terlebih dahulu sebelum mengambil
keputusan, namun pada akhirnya menggunakan kewenangannya dalam mengambil
keputusan. Sedangkan gaya free-rein style pada umumnya memposisikan dirinya
sebagai konsultan bagi para bawahannya dan cenderung memberikan kewenangan
kepada para bawahan untuk mengambil keputusan.
Beck dan Neil Yeager (2000) mengemukakan empat gaya kepemimpinan yang
lazim disebut situational leadership berdasarkan interaksi antara direction dengan
support yang digambarkan sebagai berikut: (a) Telling (Directing/Structuring, yaitu
pemimpin yang senang mengambil keputusan sendiri dengan memberikan instruksi
yang jelas dan mengawasinya secara ketat serta memberikan penilaian kepada mereka
yang tidak melaksanakannya sesuai dengan yang apa anda harapkan. (b) Selling
(Coaching), yaitu pemimpin yang mau melibatkan bawahan dalam pembuatan suatu
keputusan. Pemimpin bersedia membagi persoalan dengan bawahan, dan sebaliknya
persoalan dari bawahan selalu didengarkan serta memberikan pengarahan mengenai
apa yang seharusnya dikerjakan; (c) Participating (Developing atau Encouraging,
yaitu ciri gaya kepemimpinan ini adalah adanya kesediaan dari pe-mimpin untuk
memberikan kesempatan bawahan agar dapat berkembang dan bertanggungjawab serta
memberikan dukungan sepenuhnya mengenai apa yang mereka perlukan; (d)
Delegating. Dalam gaya ini, pemimpin memberikan banyak tanggung jawab kepada
bawahan dan memberikan kesempatan kepada mereka untuk memecahkan
permasalahan.
9) Syarat-syarat Kepemimpinan
Ada tiga hal penting dalam konsepsi kepemimpinan antara lain: Pertama,
kekuasaaan adalagh otorisasi dan legalitas yang memberikan wewenang kepada
pemimpin untuk mempengaruhi dan menggerakkan bawahan untuk berbuat sesuatu
38
dalam rangka penyelesaian tugas tertentu; Kedua, kewibawaan merupakan keunggul-
an, kelebihan, keutamaan sehingga pemimpin mampu mengatur orang lain dan patuh
padanya; dan Ketiga, kemampuan adalah sumber daya kekuatan, kesanggupan dan
kecakapan secara teknis maupun social, yang melebihi dari anggota biasa.
Sementara itu Stodgill yang dikutip James A. Lee menyatakan pemimpin itu
harus mempunyai kelebihan sebagai persyaratan, antara lain: a) kepastian, kecerdasan,
kewaspadaan, kemampuan berbicara, kemampuan menilai; b) prestasi, gelar ke-
sarjanaan, ilmu pengetahuan dalam bidang tertentu; c) tangggung jawab, berani, tekun,
mandiri, kreatif, ulet, percaya diri, agresif; d) partisipasi aktif, memiliki stabilitas
tinmggi, kooperatif, mampu bergaul; dan e) status, kedudukan social ekonomi cukup
tinggidan tenar.
10) Pemimpin Formal dan Informal
Jenis-jenis kepemimpinan dalam masyarakat kita dikenal antara lain:
pemimpin negara, pemimpin agama, pemimpin seminar dan lain-lain. Sehingga dari
berbagai jenis kepemimpinan tersebut dapat diklasifikasikan dalam dua kelompok
besar yaitu: a) Pemimpin Formal, adalah orang yang dalam sebuah organisasi ditunjuk
sebagai pemimpin berdasarkan keputusan dan pengangkatan resmi untuk memangku
suatu jabatan dalam struktur organisasi, dengan segala hak dan kewajibannya untuk
mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan dengan ciri-ciri sbb: (1) berstatus
sebagai pemimpin formal yang ditunjuk oleh yang berwenang, (2) memperoleh
dukungan dari organisasi formal dan mempunyai atasan, (3) harus memenuhi per-
syaratan formal, (4) mendapat kenaikan pangkat, (5) dapat dimutasikan, (6) mem-
peroleh imbalan akan balas jasa materiel imateriel, (7) bila melakukan ke-salahan
dapat dikenai sanksi atau hukuman, dan (8) selama menjadi pemimpin berhak
mengatur sepenuhnya organisasi yang dipimpinnya; Sedangkan b) Pemimpin Informal
adalah seorang yang tidak secara resmi diangkat sebagai pemimpin, tetapi merupakan
kehormatan biasanya karena mempunyai kelebihan ditunjuk sebagai pemimpin
sehingga mampu mempengaruhi kondisi psikis dan perilaku suatu kelompok, dengan
ciri-ciri sbb: 1) masyarakat/kelompok mengakui dirinya sebagai pemimpin.; 2) tidak
ada pengangkatan resmi sebagai pemimpin; 3) tidak dapat dimutasi; 4) tidak punya
atasan; 5) jika melalukan kesalahan tidak dikenai hukuman hanya kurang kepercayaan
terhadap dirinya; dan 6) tidak mendapat balas jasa.
11) Manajer dan Pemimpin
Manajer dan pemimpin mempunyai persamaan dan perbedaan. Persamaannya
adalah: a) manajer dan pemimpin membawahi anak buah; b) manajer dan pemimpin
diberi tugas pekerjaan dan mempertanggungjawabkannya. Adapun perbedaannya
adalah: a) manajer diangkat oleh kekuasaan/instansi tertentu, pemimpin dipilih oleh
anak buahnya; b) manajer kekuasaannya berasal dari kekuatan peraturan dan ke-
kuasaan atasannya, sedangkan pemimpin kekuasaannya menurut peraturan dan ber-
landaskan kepercayaan anak buah; c) manajer bertanggung jawab kepada atasan-nya,
sedang pemimpin bertanggung jawab terhadap atasan juga bersedia bertanggung
jawab kepada anak buah; d) manajer bertindak sebagai penguasa, sedang pemimpin
berperan sebagai pencetus ide organisator dan koordinator; dan e) manajer tidak

39
merupakan merupakan bagian dari anak buah sedangkan pemimpin merupakan bagian
dari anak buah
12) Keterampilan Dasar Kepemimpinan
Griffin dan Ebert mengemukakan bahwa manajer yang efektif perlu memiliki
keterampilan dasar kepemimpinan, setidaknya dalam lima hal sebagai berikut: a)
technical skills; b) human relations skills; c) conceptual skills; d) decision-making
skills; dan e) time management skills. Seorang pemimpin perlu mendorong timnya
untuk selalu berkreasi, melalui: Pertama, Membangun Visi Tim. Pada sesi sebelum ini
telah dikemukakan bahwa kreativitas setiap anggota tim diperlukan untuk dapat
meraih kinerja yang lebih baik dalam melaksanakan tugas. Kedua, Membangun
Partisipasi Tim. Sebagai seorang pemimpin, ketua tim perlu membangun partisipasi
tim. Partisipasi merupakan sarana untuk mereduksi resistensi terhadap perubahan,
mendorong komitmen, dan menumbuhkan kultur yang lebih “berorientasi pada
manusia”. Ketiga, Pemimpin Yang Memotivasi. Kepemimpinan dan motivasi adalah
hal yang tidak dapat dipisahkan. Sulit membayangkan seorang pemimpin yang tidak
memotivasi orang lain.
Tahapan:
a) Dosen membagi kelas menjadi 3 kelompok kecil dengan anggota yang memiliki
tingkat kemampuan yang tinggi, sedang dan rendah (lihat keaktifan dan hasil
kuis).
b) Tiap kelompok memilih ketua (bertugas mengarahkan dan membagi peran) dan
sekretaris kelompok (mencatat hasil diskusi dan peta pemahaman materi dari
anggota kelompok)
c) Tiap kelompok mendapatkan materi yang berbeda dan bekerja secara kooperatif
untuk membahas poin-poin tiap materi dan dan bertukar pemahaman dengan
anggota kelompok hingga mencapai pemahaman yang sama dalam kelompok
terhadap materi.
d) Tiap kelompok mengirim wakil anggotanya untuk bertukar pemahaman dengan
kelompok lain hingga mencapai pemahaman yang sama antar kelompok terhadap
materi dan wakil tiap kelompok mempresentasikan di depan kelas.
e) Dosen membantu meluruskan pemahaman yang keliru, baik dengan cara memberi
tugas atau langsung mengarahkan kepada jawaban.
f) Setiap mahasiswa menyusun laporan/resume diskusi yang mengarah kepada
capaian kompetensi.
g) Post Tes (kuis)

PERTEMUAN KE-9
13) Konsep Dasar Motivasi
Keberhasilan merupakan sebuah output dari proses yang berkesinambungan
dan akumulasi berbagai faktor pendorong. Menurut Basith (2000), Keberhasilan
seseorang tergantung dari berbagai faktor. Faktor yang paling berpengaruh adalah
motivasi, sehingga dapat dirumuskan dalam fungsi berikut:

40
P = f (M, A, O)
Dimana:
P = Performent /Produktivitas F = Fungsi
M = Motivation (Motivasi)
A = Ability (Kemampuan)
O = Opportunity (kesempatan)
Motivasi sesungguhnya merupakan proses psikologis yang sangat fundamental
sifatnya. Motivasi sebagai inner state semacam perasaan atau kehendak yang amat
mempengaruhi kemauan individu, sehingga individu tersebut didorong untuk ber-
perilaku dan bertindak ,dalam menentukan gerakan atau tingkah laku individu kepada
tujuan (goals).
Motivasi berprestasi disebabkan oleh ada usaha untuk mencapainya, dapat
diukur hasilnya, ada tantangan, ada realistis, mengandung resiko sedang, dan berarti
bagi sesama dan diri sendiri. Ciri-ciri individu bermotivasi berprestasi di antaranya:
(1) self confidence (percaya akan kemampuan sendiri); (2) orginality (mempunyai
daya kreativitas yang tinggi, selalu ingin berbuat sesuai dengan aslinya; (3) people
oriented (tidak memperalat orang lain, terbuka terhadap kritikan, tidak menyalahkan
orang lain; (4) task result oriented (berani mengambil resi ko terhadap apa yang telah
diputuskan, semangat tinggi untuk me-nyelesaikan tuga; (5) future oriented
(mempunyai daya antisipasi yang tinggi, mem-punyai analisa; (6) risk taker
(menyenangi tugas yang menantang, tidak cepat menyerah).
Sikap dasar motivasi berprestasi, berkenaan dengan sikap-sikap seperti berikut:
(1) senang menghadapi tantangan yang berisiko sedang; (2) tanggung jawab pribadi
tinggi; (3) ingin belajar dari pengalaman; (4) pengalaman dijadikan sebagai umpan
balik; (5) adanya perasaan dikejar waktu; (6) menyukai situasi yang majemuk; (7)
mampu menerima kagagalan; (8) mampu menggunakan pikiran dan akal; (9) kreatif
dan inovatif; (10) mempunyai pengendalian diri yang kuat; (11) sanggup bertahan
daam situasi yang tidak menentu; (12) memiliki standar kesempurnaan untuk dirinya
sendiri; (13) sangup terlibat dalam jangka waktu yang lama; (14) mempelajari
lingkungan; dan (15) berhubungan tidak sekedar persahabatan tetapi juga mendapat
pengetahuan.
14) Teori Motivasi
a) Teori Kebutuhan. Teori ini beranggapan bahwa tindakan manusia pada hakikatnya
untuk memenuhi kebutuhannya. Karena itu, apabila
pimpinan ingin memotivasi bawahannya, harus
mengetahui apa kebutuhan-kebutuhan bawahannya.
Maslow salah seorang yang mengkaji teori kebutuhan
berpendapat bahwa kebutuhan yang diinginkan se-
seorang berjenjang, artinya bila kebutuhan pertama
telah terpenuhi, maka kebutuhan tingkat kedua akan
menjadi yang utama mengkaitkannya dengan faktor lingkungan. Sebaliknya bila
pegawai itu puas, hal tersebut selalu dihubungkan dengan pekerjaan itu sendiri.

41
Tabel 7. Penjelasan Hierarki Maslow
Jenjang Needs Deskrip
si
Kebutuhan orang untuk menjadi yg
seharusnya sesuai dengan
potensinya.Kebutuhan kreatif, realisasi diri,
Kebutuhan Berkembang perkembangan self.
Self actualization Kebutuhan harkat kemanusiaan untuk
needs (Metaneeds) mencapai tujuan, terus maju, menjadi lebih
(Metaneeds)

baik. Being-values > 17 ke- butuhan berkaitan


dengan pengetahuan dan pemahaman,
pemakaian kemampuan kognitif secara positif
mencari kebahagiaan dan pemenuhan
kepuasan alih-alih meng- hindari rasa sakit.
Masing- masing kebutuhan berpotensi
sama, satu bisa mengganti lainnya.
1. Kebutuhan kekuatan, penguasaan,
kompetensi, kepercayaan diri,
Esteem Needs kemandirian.
2. Kebutuhan prestise, penghargaan dari
orang lain, status, ketenaran, dominasi,
menjadi penting, kehormatan dan
apresiasi.
Kebutuhan kasih sayang, keluarga, sejawat,
Kebutuhan karean kekurangan

Love pasangan, anak. Kebutuhan menjadi bagian


Needs/Belonging kelompok, masyarakat. (Menurut Maslow,
Needs kegagalan kebutuhan cinta & me-
miliki ini menjadi sumber hampir
semua bentuk psikopatologi).
Kebutuhan keamanan, stabilitas, proteksi,
Safety needs struktur,
hukum, keteraturan, batas, bebas dari takut dan
cemas
Kebutuhan homeostatik makan, minum, gula,
Psychological needs garam,
protein, serta kebutuhan istirahat dan seks.

b) Teori Motivasi Instrumental. Teori Instrumental ini meliputi exchange theory dan
expectancy theory. Secara ringkas mengenai teori tukar menukar dalam buku
Administrative Behavior tulisan Simon (1997:141) lebih dikenal dengan sebutan
model of organizational equilibrium dijelaskan bahwa, dalam setiap organisasi
selalu terjadi proses tukar menukar atau jual beli antara organisasi dengan orang-
orang yang bekerja didalamnya. Orang-orang menyumbangkan pengetahuannya
kepada organisasi dan organisasi mem-beri imbalan atau menukarnya dengan gaji
atau upah.
Dalam Teori Harapan, Motivasi seseorang dalam organisasi bergantung
kepada harapannya. Seseorang akan mempunyai motivasi yang tinggi untuk ber-
prestasi tinggi dalam organisasi kalau ia berkeyakinan bahwa dari prestasinya itu
ia dapat mengharapkan imbalan yang lebih besar. Seseorang yang tidak mem-
punyai harapan bahwa prestasinya tidak akan dihargai lebih tinggi, tidak akan
berusaha meningkatkan prestasinya.
42
15) Motivasi dan Kepuasan Kerja
Teori kepuasaan kerja dengan teori motivasi ibarat dua sisi mata uang yang tak
terpisahkan. Dalam teori ini dikatakan apabila terpuaskan dalam kebutuh an sosial dan
aktualisasi diri maka orang akan semakin termotivasi untuk bekerja, tetapi apabila
terpuaskannya dalam faktor lingkungan kerja maka ia hanya dapat mengurangi rasa
ketidakpuasaan dan belum tentu meningkatkan motivasi seseorang dalam bekerja.
Misalnya, seseorang mempunyai gaji yang memuaskan dalam bekerja, tentu ia merasa
puas, tetapi belum tetntu ia termotivasi bekerja secara bertanggungjawab. Tetapi
apabila orang puas terhadap kebutuhahn aktualisasi dirinya maka pasti oleh tersebut

43
termotivasi untuk bekerja sebab kebutuhan aktualisasi merupakan cirri-ciri orang yang
menpunyai motivasi tinggi.
Tingkatan-tingkatan kebutuhan menurut Maslow sebagaimana dipaparkan di
muka, tampaknya memicu penelitian lainnya, yaitu dengan munculnya teori “Dua
faktor” dari Herzberg, yang berkesimpulan, bahwa: (1) Kepuasan dalam pekerjaan
selalu dihubungkan dengan jenis pekerjaan (job content). (2) Ketidakpuasan dalam
pekerjaan disebabkan oleh hubungan pekerjaan tersebut dengan aspek-aspek lingkung-
an yang berhubungan dengan pekerjaan (job context).
16) Teori Proses Motivasi Kerja
Teori proses lebih ditekankan pada pengkajian bagaimana motivasi itu bisa
terjadi. Diantara teori yang relevan diantaranya ialah Teori Pengharapan (Expectancy
Theory) dari Victor Vroom dan Teori Porter-Lawler. Teori Vroom sebetulnya merupa-
kan pengembangan dari teori Kurt Lewin dan Edward Tolman. Teori Vroom me-
nunjukkan sejumlah variabel yang dikenal dengan “VIE” (Valence, Instrumentality,
dan Expectancy).
Valensi berkaitan dengan kadar kekuatan keinginan seseorang terhadap hasil
tertentu. Indikasinya mencakup nilai, upah, sikap, dan kegunaan hasil. Nilainya bisa
bersifat positif dan negatif. Positif apabila hasilnya disenangi, sebaliknya hasil yang
dihindari atau dibenci disebut valensi negatif. Instrumentalitis berkaitan dengan
hubungan antara hasil tingkat pertama dengan hasil tingkat kedua, atau hubungan
antara prestasi dengan imbalan atau pencapaian prestasi tersebut. Pengharapan, adalah
suatu keyakinan bahwa suatu usaha akan menghasilkan suatu tingkat prestasi tertentu.
Teori ini menunjukkanbahwa tingkat pengharapan berkisar antara “0 – 1”
Pengharapan “1” berarti individu mempunyai keyakinan bahwa ia mampu
menyelesaikan tugas dengan baik. Sedangkan pengharapan “0” berarti individu mem-
punyai keyakinan bahwa ia tidak dapat menyelesaikan tugas dengan baik walaupun
dengan kerja keras.Implikasi teori Vroom bagi kehidupan organisasi ialah tiap-tiap
individu mempunyai keragaman kombinasi valensi, instrumentalitis, dan pengharapan.
Vroom menggambarkan hubungan antara individu dengan keberhasilan organisasi.
Jika prestasi kerja di bawah standar, maka besar kemungkinan para karyawan tidak
akan memperoleh hasil tingkat kedua, atau para pekerja tidak melihat konsekuensi dari
tingkat pertama untuk memperoleh hasil tingka kedua.
Implikasinya terhadap kehidupan organisasi, ada beberapa hal yang harus
dicegah agar tercipta motivasi kerja, yaitu: (1) kegunaan terhadap kemampuan dan
pengetahuan karyawan, (2) keadaan visi dan cara kerja tiap-tiap individu karyawan,
(3) ketergantungan para pekerja terhadap orang lain, dan (4) keraguan dalam melak-
sanakan pekerjaan. Langkah-langkah yang perlu diupayakan antara lain: (1) menentu-
kan skala upah tiap-tiap pekerja, (2) menentukan standar kinerja, (3) membantu
karyawan untuk mencapai kinerja yang optimal, dan (4) adanya kesesuaian antara
upah, gaji atau insentif yang diterima dengan prestasi kerjanya.
17) Motivasi dalam Peningkatan Kinerja dan Produktivitas
Secara konseptual, kinerja merupakan terjemahan yang paling dianggap sesuai
dari istilah performance, juga diartikan unjuk kerja atau pelaksanaan kerja atau
44
pencapaian kerja atau hasil kerja/unjuk kerja/penampilan kerja. Smith dalam Yoyon
Bahtiar Irianto (1997:82) menyatakan bahwa performance atau kinerja adalah:" output
drive from processes, human or otherwise".
Kinerja yang baik dapat dipengaruhi oleh kemampuan dan motivasi. Sebab ke-
mampuan tanpa motivasi atau motivasi tanpa kemampuan, keduanya tidak dapat
menghasilkan output yang tinggi. Untuk memperjelas ungkapan tersebut, McAfee dan
Poffenberger (1982:3) menggambarkan secara matematik, yaitu Ability x Motivation =
Job Performance. Berdasarkan rumus tersebut dapat dikatakan bahwa, kinerja me-
rupakan hasil perkalian antara kemampuan dan motivasi. Kemampuan merupakan
hasil perpaduan antara pendidikan, pelatihan dan pengalaman. Sedangkan pengertian
motivasi, diartikan sebagai suatu daya pendorong (driving force) yang menyebabkan
orang berbuat sesuatu.
Tahapan:
a) Dosen membagi kelas menjadi 3 kelompok kecil dengan anggota yang memiliki
tingkat kemampuan yang tinggi, sedang dan rendah (lihat keaktifan dan hasil
kuis).
b) Tiap kelompok memilih ketua (bertugas mengarahkan dan membagi peran) dan
sekretaris kelompok (mencatat hasil diskusi dan peta pemahaman materi dari
anggota kelompok)
c) Tiap kelompok mendapatkan materi yang berbeda dan bekerja secara kooperatif
untuk membahas poin-poin tiap materi dan dan bertukar pemahaman dengan
anggota kelompok hingga mencapai pemahaman yang sama dalam kelompok
terhadap materi.
d) Tiap kelompok mengirim wakil anggotanya untuk bertukar pemahaman dengan
kelompok lain hingga mencapai pemahaman yang sama antar kelompok terhadap
materi dan wakil tiap kelompok mempresentasikan di depan kelas.
e) Dosen membantu meluruskan pemahaman yang keliru, baik dengan cara memberi
tugas atau langsung mengarahkan kepada jawaban.
f) Setiap mahasiswa menyusun laporan/resume diskusi yang mengarah kepada
capaian kompetensi.
g) Post Tes (kuis)

III. TUGAS MODUL DAN INDIKATOR PENIILAIAN


Pertemuan 7: Simpulkan,
1) Komponen-komponen inti komunikasi
2) Keunggulan dan kelemahannya masing-masing bentuk komunikasi
3) Kaidah-kaidah komunikasi yang baik
Pertemuan 8: Simpulkan,
1) Peran dan pentingnya kepemimpinan dalam kegiatan bisnis
2) Keunggulan dan kelemahan gaya kepemimpinan yang ada
3) Perbedaan kepala, manajer, pemimpin dan kepemimpinan

45
Pertemuan 9: Analisa Kasus:
1) Aktivitas : Memotivasi diri sendiri- Siapakah Anda?
Siapakah Aku ?
 Seperti halnya sebagian besar orang di tengah-tengah masyarakat dewasa ini,
barangkali anda memberi jawaban dengan menyebutkan peran yang anda lakukan.
Peran atau kedudukan anda dalam kehidupan dapat berupa orangtua, istri/suami,
salesman yang profesional, manajer…….
 Dalam beberapa tahun dan dalam banyak kesempatan berbicara, saya selalu
merekomendasikan latihan di bawah ini untuk membantu para peserta menemukan
“jati diri” mereka sesungguhnya. David Sandler membahas secara mendalam
tentang latihan ini dan tentang jati diri dalam buku You Can’t Teach a Kid to Ride a
bike at a Seminar (lihat Bibliografi).
 Sebutkan dan nilailah peran anda dari 1 sampai 10 untuk menunjukkan bagaimana
anda merasa atau melihat diri sendiri dalam masing-masing peran; 1 berati “buruk”
dab 10 berarti “sempurna”.
 Apa “P” (peran) Anda Peringkat

Rata-rata Peringkat apa “P” Anda ------------------------------

Siapa Aku, tanpa Peran


 Ketika menjawab pertanyaan berikut, bayangkan bahwa anda seorang diri, tanpa
peran. Siapakah orang ini? Lihat kecermin; apa yang anda lihat? Apakah anda jujur,
tulus, positif, taat, penyayang, peduli, pemberi, atau terhormat? Apakah anda
cemburu, negatif, tidak jujur, rendah diri, tak taat, tak terhormat, atau hidup dalam
ketakutan?. Cobalah buat daftar selengkap mungkin tentang diri anda sendiri.
Daftar ini bisa ditambah terus. Kerjakanlah dengan sebaik-baiknya sekarang.
 Berikan nilai 1 sampai 10 tentang diri anda untuk menunjukkan bagaimana anda
merasa atau melihat diri sendiri tanpa peran; nilai 1 berarti “buruk” dan 10 berarti
“sempurna”.
 Apa “I” (Identitas) Anda Peringkat

Rata-rata Peringkat apa “I” Anda ------------------------------

Di manakah peringkat tertinggi anda ?


46
Apa “P” anda atau Siapa “I” anda _
 Bila peringkat tertinggi anda berada pada “P”, berhati-hatilah. “P” anda telah
menjadi identitas anda. Apa yang terjadi bila anda kehilangan peran atau keduduk-
an anda besok? Identitas anda akan menjadi apa?

47
 Bila peringkat “I” anda lebih tinggi daripada peringkat “P” anda, anda pantas diberi
selamat! Anda berada pada jalur yang benar. Anda memandang kehidupan dari
dalam ke luar, dan itu sangat penting.
 Identitas anda dan bagaimana perasaan anda terhadap diri anda sungguh penting.
David Sandler menegaskan, “Anda bisa melaksanakan peran (P) anda hanya dalam
satu cara yang konsisten dengan bagaimana anda melihat diri anda secara
konseptual (I). Dengan kata lain, peran anda sejalan dengan peringkat identitas
anda, setiap saat.
 Ini berarti bahwa bila anda melihat diri anda sebagai 3, anda akan melaksanakan
peran anda sebagai 3. Tetapi bila anda melihat dirinya sebagai 10, maka anda akan
melaksanakan peran anda sebagai 10. Semua berawal dari dalam dan bagaimana
anda merasa atau melihat diri anda sendiri. Dari situlah muncul rasa harga diri dan
percaya diri anda.
 Harga diri dan percaya diri akan memberi anda keberanian dan disiplin untuk
melakukan hal-hal yang telah lama ingin anda lakukan. Kurangnya harga diri dan
percaya diri akan memaksa anda untuk menunda-nunda, tidak berani mengambil
keputusan, tidak berani mengambil resiko, dan menyerahkan semuanya pada nasib.
Siapakan orang terpenting di dunia ini?

Berapakah peringkat yang akan saya berikan kepada orang itu?


(1 – 10) pada (tanggal) tanggal
 Fokuslah pada “I” anda-identitas internal anda. Di situlah anda akanmengalami
mukjizat yang paling besar.
 Sekarang marilah kita lihat mengapa begitu banyak orang yang memilikirasa takut
terhadap penggilan yang kurang bersahabat. Apakah karena kemungkinan besar
mendapat penolakan? Tentunya demikian. Tidak ada orang yang suka ditolak,
namun kalau anda tahu cara menangani penolakan, maka tidak ada masalah.
Pertama, jawablah pertanyaan ini: bila anda ditolak, apakah itu peran atau identitas
anda yang ditolak? Jika jawaban anda “peran” maka anda benar. Masalah timbul
apabila kita membiarkan penolakan peran memasuki ranah penolakan identitas bila
kita mulai menanggapi sesuatu sebagai urusan pribadi.
Evaluasi Pembelajaran per modul (EPm)

Nilai Bobot Perhitungan Skor


No Komponen Penilaia
Rerata (%) Nilai (Xn)
1. Tugas dan Karya Mandiri a 20 A x 20 / 100
2. Kuis b 5 B x 5 / 100
3. Kehadiran dan Keaktivan c 75 C x 75 / 100
Jumlah Epm (a / b / c /)

Materi modul-3 ini diharapkan dapat dipahami oleh mahasiswa dan mampu me-
menuhi indikator kompetensi dalam hal-hal sebagai berikut :
1) Kemampuan mahasiswa memahami konsep komunikasi
2) Kemampuan mahasiswa menyusun komponen-komponen komunikasi yang efektif
48
3) Kemampuan mahasiswa memahami tujuan dan fungsi komunikasi
4) Kemampuan mahasiswa memahami kegunaan mempelajari komunikasi
5) Kemampuan mahasiswa mengimplementasikan komunikasi dalam organisasi
6) Kemampuan mahasiswa memahami konsep kepemimpinan
7) Kemampuan mahasiswa memahami peran kepemimpinan dalam manajemen
8) Kemampuan mahasiswa mengimplementasikan gaya kepemimpinan efektif dalam
organisasi
9) Kemampuan mahasiswa memahami syarat-syarat kepemimpinan yang efektif
10) Kemampuan mahasiswa membedakan pemimpin formal dan informal
11) Kemampuan mahasiswa membedakan manajer dan pemimpin
12) Kemampuan mahasiswa mengidentifikasi keterampilan dasar dalam kepemimpinan
13) Kemampuan mahasiswa memahami konsep dasar motivasi
14) Kemampuan mahasiswa memahami teori-teori motivasi
15) Kemampuan mahasiswa memotivasi dalam kaitan dengan kepuasan kerja
16) Kemampuan mahasiswa memahami teori proses motivasi kerja secara baik
17) Kemampuan mahasiswa melakukan motivasi dalam peningkatan kinerja dan
produktivitas

IV. PENUTUP
Modul ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi dosen untuk melakukan pem-
belajaran baik dalam penelusuran sumber belajar berupa buku teks, hasil penelitian,
evaluasi hasil pengabdian masyarakat serta kearifan lokal wilayah dan UIN Alauddin
terkait kompetensi komunkasi dan interpersonal skill maupun dalam melaksanakan proses
pembelajaran untuk materi dalam modul ini. Modul ini diharapkan pula dapat menjadi
pedoman pembelajaran sehingga proses pembelajaran dapat berjalan efisien dan efektif
dalam mencapai sasaran pembelajaran melalui peran aktif yang terintegrasi dari semua
pihak terkait.

V. SUMBER KEPUSTAKAAN

1) Adair, J, Kepemimpinan yang Memotivasi, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 2008


2) Daniels, Aubrey C. 2005. Maximum Performance: Sistem Motivasi Terbaik bagi
Kinerja Karyawan. Jakarta; Bhuana Ilmu Populer.
3) Djokosantoso Moeljono, Beyond Leadership, 12 Konsep Kepemimpinan, Jakarta, Elex
Media Komputindo, 2004.
4) Lesmana, R. dan Rudy Surjanto. 2003. Financial Perforance Analyzing Pedoman
Menilai Kinerja Keuangan Untuk Perusahaan Tbk.,Yayasan, BUMN, BUMD, dan
Organisasi Lain-nya. Jakarta: Elex Media Komputindo
5) Maslow Abraham, 1970, Motivation and Personality, New York: Harper & Row
6) John E. Barbuto dan Lance L. Brown, Motivating Your Employees.
7) Richard M. Steers dan Lyman W. Porter, Motivation And Work Behavior. New York:
McGraw-Hill International Edition. 1991.
8) Robbins, Stephen P. and Nancy Langton. 2001. Organization Behavior. 2nd ed..
Canada: Pearson Education
49
MODUL - 4
KOMPETENSI KREATIVITAS DAN INOVASI
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Selama 30 menit pertama, dosen/tutor menjelaskan tentang:
1. Deskripsi Materi Kompetensi Kreativitas dan Inovasi, selama 10 menit
2. Proses pembelajaran, selama 10 menit
3. Evaluasi pembelajaran, selama 5 menit
4. Tugas-tugas mandiri dan terstruktur, selama 5 menit
Sebelum memulai modul 4, mahasiswa perlu kembali diingatkan tentang materi
kuliah kewirausahaan terkait pentingnya kompetensi Kreativitas dan Inovasi dalam ber-
wirausaha.
Sebelum dosen/tutor mengemukakan dan menjelaskan keterkaitan materi 4 dengan
kuliah sebelumnya, maka sebaiknya dosen/tutor terlebih dahulu menggali pemahaman
mahasiswa terhadap pentingnya materi ini sebagai dasar dalam menggali kompetensi
Kreativitas dan Inovasi bagi seorang wirausahawan, yakni terkait:
1. Pengertian kreativitas dan inovasi
2. Peranan inovasi dan kreativitas dalam pengembangan produk, jasa dan ide
3. Mengembangkan produk dan pelayanan yang unggul
4. Menetapkan inovasi dan menciptakan produk dan pelayanan unggul
5. Quality function deployment (QFD)
Mahasiswa kembali dibantu untuk mengingat dan memahami kembali materi
tersebut. Poin-poin penting atas jawaban terhadap pertanyaan tersebut sangat membantu
mahasiswa dalam memahami kreativitas dan inovasi dalam kewirausahawan.
B. Ruang Lingkup Isi
Isi dari Modul-4 ini secara garis besar pembahasan tentang kompetensi kmunikasi
dan interpersonal skill seorang wirausaha, yang meliputi: Pengertian Pengertian kreativitas,
inovasi, dan ide, peranan inovasi dan kreativitas dalam pengembangan produk, jasa dan
menciptakan ide; mengembangkan produk dan pelayanan yang unggu; menetapkan inovasi
dan menciptakan produk dan pelayanan yang memiliki distingsi; mempertahankan quality
function deployment (QFD) .
C. Sasaran Pembelajaran Modul
Peraturan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran Kompetensi komunikasi dan interpersonal skill wira-
usahawan, dosen/tutor – mahasiswa yang dipandu dengan modul masing-masing, maka
dosen/tutor dapat menggali capaian kompetensi mahasiswa terkait dengan kompetensi
karakter dasar yang indikatornya adalah kemampuannya dalam hal:
1) Mampu memahami konsep inovasi dan kreativitas dalam berwirausaha
2) Mampu memahami peranan inovasi dan kreativitas dalam pengembangan produk dan
jasa
3) Mampu mengembangkan produk dan pelayanan yang unggul
50
4) Mampu menetapkan inovasi dan menciptakan produk dan pelayanan yang memiliki
distingsi
5) Mampu menetapkan Quality Function Deployment (QFD)

II. MATERI PEMBELAJARAN


PERTEMUAN KE-11
1) Pengertian Kreativitas dan Inovasi
Inovasi dan kreativitas adalah hal yang perlu dimiliki dan dikembangkan dalam
diri wirausaha demi perkembangan dan kesuksesan sebuah usaha. Keduanya sering
kali dipandang hampir serupa. Inovasi dan kreativitas
adalah inti dari kewirausahaan. Pada dasarnya sebuah
inovasi dalam berusaha adalah kemampuan untuk me-
nerapkan solusi kreatif terhadap masalah dan peluang
untuk meningkatkan atau untuk memperbaiki kinerja
usaha. Sedangkan kreativitas dapat dipandang sebagai
kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan
untuk menemukan cara-cara baru dalam melihat masalah dan peluang.
Pola pikir dari orang kreatif adalah berpikir out of the box, serta memiliki
pikiran yang terbuka dan bebas untuk mendekati sesuatu dengan cara baru. Sedang-
kan, inovasi adalah mengimplementasikan kreativitas terhadap sesuatu menjadi satu
kombinasi baru yang dapat menghasilkan. Banyak produk dan layanan yang dihasil-
kan oleh pebisnis sukses me-rupakan hasil inovasi dan kreativitas yang dikembangkan
dalam usaha. Karena itu, untuk menjadi wirausaha yang unggul diperlukan kemampu-
an melakukan inovasi dan kreativitas. “Creativity is thinking up new things. Innovati-
on is doing new things.”– Theodore Levitt.
2) Peranan Inovasi dan Kreativitas dalam Pengembangan Produk dan Jasa.
Inovasi dalam bisnis memegang peranan penting dalam mengembangkan
produk dan jasa. Berbagai kesuksesan wirausaha di dunia disebabkan oleh kreativitas
dalam mengembangkan produk. Persaingan yang ketat dalam berwirausaha men-
dorong wirausaha untuk memiliki kreativitas yang tinggi. Daya kreativitas tersebut
harus dilandasi cara berpikir yang maju, gagasan-gagasan baru yang berbeda di-
bandingkan produk-produk yang telah ada.
(a) Microsoft dan Kreativitas
Bill Gates mengklaim bahwa sebagai hasil dari pemikiran seperti ini,
perusahaannya mulai dari awal gaya yang sangat sederhana dan basement, dan
telah berkembang menjadi pengembang perangkat
lunak yang dominan di dunia, sementara membuat
dia orang terkaya di dunia. Bill Gates adalah orang
yang sangat kreatif yang tahu bagaimana menerap-
kan kreativitas untuk berbagai teknik pengembang-
an pasar. Kontrak yang terkenal dengan IBM untuk
mengembangkan MS DOS adalah apa yang mem-

51
bawa microsoft dari perusahaan skala kecil software biasa untuk menjadi pemain
utama. Dalam kontrak itu, ia cukup kreatif untuk menemukan cara untuk melayani
IBM, sambil mem-pertahankan hak lisensi dari "sistem operasi”-nya.
Di belakang, banyak analis mengklaim bahwa itu adalah kepicikan dari
IBM untuk membiarkan Bill Gates untuk pergi dengan kontrak tersebut. Mungkin
kepicikan adalah faktor. Tetapi jika kita memproyeksikan kembali ke awal 1980-
an, sangat sedikit orang akan memiliki visi untuk mengenali pentingnya perangkat
lunak, dan bahkan lebih sedikit pertumbuhan potensinya. Bill Gates adalah cukup
kreatif untuk mengusulkan semacam kontrak untuk IBM, dan IBM adalah rabun
cukup untuk menerimanya. Bill Gates adalah pemasar sangat kreatif.
(b) Membongkar kode Perang Dunia II
Selama Perang Dunia II, badan intelijen Inggris bingung oleh torpedo
kapal dagang di lepas pantai Inggris dan Irlandia. Mereka mencegat pesan
dipahami dari Jerman ke U-perahu mereka komandan. Untuk mempercepat meng-
artikan dan efektivitas mencegat pesan, lembaga menemukan apa yang disebut
mesin Turret yang merupakan kelanjutan dari proses pemecahan kode secara
resmi dilakukan dengan tangan. Itu begitu sukses bahwa sekutu yang tenggelam
kapal selam Jerman di tingkat satu hari. Mesin Turret digunakan sampai 1944
ketika Jerman tertangkap pada kode menerobos agen ganda dan pada gilirannya
meningkatkan kemungkinan jawaban yang benar secara eksponensial dengan
mesin baru.
(c) Kreativitas dan DNA
James Watson, seorang ahli genetika Amerika, dan Francis Crick, seorang
ahli fisika Inggris, bekerja sama untuk beberapa waktu di University of
Cambridge di Inggris, menemukan struktur DNA. Peneliti lain telah mencoba
banyak pendekatan, namun tidak satupun dari mereka bisa datang dengan pen-
jelasan yang memuaskan untuk struktur DNA. Cerita berlanjut bahwa satu malam
pada tahun 1953, salah satu dari dua ilmuwan bermimpi. Dia bermimpi bahwa dua
ular yang saling terkait satu sama lain dan menari. Dia terbangun kaget dari
mimpi. Saat itulah pekerjaan detektif intensif mereka datang ke puncaknya dalam
bentuk dua untai DNA yang diadakan bersama-sama dalam bentuk helix ganda
sekarang terkenal.
(d) Kreatif Kepicikan Xerox
Tahun 1970, Xerox Palo Alto Research Center (PARC) dibuka di Palo
Alto, California. Xerox menyiapkan laboratorium khusus ini, dengan sejumlah
antar-disiplin tim peneliti dan brainstormers.
Tujuan mereka adalah untuk kembali defme
masa depan Xerox, jadi ketika kantor paperless
mengambil alih, Xerox, perusahaan dokumen,
masih akan berada dalam bisnis. Tim telah
datang dengan ide-ide banyak dan prototipe
perangkat keras dan lunak untuk memfasilitasi
pembangunan tersebut. Ini menciptakan prototipe
dari komputer pribadi (Alto), Area Network
52
pertama Lokal untuk menghubungkan komputer kantor (Ethernet) dan printer
laser komersial pertama. Ada juga inovasi seperti icon komputasi berbasis-sistem
on-screen simbol dan "mouse" pointer ke perintah masalah dan jendela berbasis
komputasi sendiri juga muncul menjadi di PARC untuk beberapa nama. Xerox
manajemen adalah cerdas dalam mengakui bahwa kantor paperless tidak bisa
dihindari. Alih-alih memerangi itu, mereka me-mutuskan untuk menjadi pelopor
kreatif dalam bidang tersebut. Namun kepicikan mereka adalah bahwa mereka
tidak dapat melihat masa depan sebagai tangan mereka memilih tim yang
melihatnya. Steven Jobs dari komputer Apple, dan Bill Gates dari Microsoft
keduanya mengakui bahwa mereka membuat penuh penggunaan beberapa karya
perintis dari pendekatan laboratorium Xerox dan prototipe.
(e) Kreativitas di Apple Computers
Komputer Apple adalah contoh yang baik dari pasang surut dari proses
kreatif. Apple memiliki ide-ide besar dan orang-orang menyukai komputer
mereka yang sederhana dan mudah digunakan. "Desktop" cara mereka meng-
organisasikan materi pada komputer-dengan
sampah yang bisa untuk pembersihan meng-
ajukan banding ke non-teknisi. Tetapi Apple
punya masalah. Ide teknis yang jauh ke depan
dari waktu, namun pendekatan manajerial dan
pemasaran adalah pelit, lebih cocok dengan
pemikiran abad terakhir. Mereka tidak mem-
buat sistem operasi mereka tersedia secara
luas sehingga orang lain bisa menulis program
yang akan dijalankan pada komputer mereka, sehingga meningkatkan penerapan
dan permintaan untuk komputer mereka. On dan off Apple memiliki gelombang
kreativitas yang membawanya kembali, tapi kemudian lagi akan terjerumus ke
dalam tinta merah.
3) Mengembangkan Produk dan Jasa yang Unggul
Salah satu yang harus dilakukan oleh wirausaha adalah mengembangkan
produk dan jasa yang unggul. Secara umum proses ini adalah proses kreatif dan
inovasi yang harus dilakukan oleh wirausaha. Selain itu adanya perubahan yang cepat
dalam selera, teknologi dan persaingan yang ketat merupakan suatu kondisi yang
menuntut banyak perusahaan yang bersaing memperebutkan peluang pasar baik itu
perusahaan yang menghasilkan produk sejenis maupun perusahaan yang menghasilkan
produk beragam.
Hal ini menuntut wirausaha untuk dapat melahirkan strategi dalam mensiasati
pasar dengan peluncuran produk inovasi baru (pioneer product). Seorang wirausaha
dapat mengembangkan produk mengikuti strategi umum yang dilakukan oleh per-
usahaan. Sebuah perusahaan dapat memperoleh produk baru lewat dua cara yaitu (1)
akuisisi yaitu dengan membeli seluruh perusahaan, hak paten, atau lisensi untuk mem-
buat produk perusahaan lain, (2) lewat pengembangan produk baru dalam departemen

53
litbang perusahaan sendiri yang berupa pengembangan produk asli, perbaikan produk,
modifikasi produk, dan merek. (Kotler, 1987).
4) Menetapkan Inovasi dan Menciptakan Produk dan Pelayanan yang Unggul
Salah satu tantangan dalam mengembangkan produk dan jasa yang unggul
adalah menetapkan salah satu dari sedemikian banyak produk yang dapat dikembang-
kan. Penetapan produk dan jasa ini harus dilakukan untuk memulai usaha dan juga
memenangkan persaingan. Dari berbagai alternatif, terutama banyak hal yang diper-
taruhkan terkait resiko dan investasi ketika mengembangkan produk baru atau jasa.
Untuk meminimalkan resiko dan mengalokasikan sumber daya investasi dengan bijak-
sana, wira-usaha harus mempertimbangkan faktor-faktor: a) Apakah spesifikasi
produk atau jasa baru yang akan dihasilkan memenuhi kebutuhan pelanggan?; b)
Apakah produk atau jasa baru tersebut layak untuk dipasarkan?; c) Apakah proses
pembuatan produk ini sudah dikuasai dengan baik?; d) Bagaimana produk dan jasa
dibandingkan dengan produk pesaing?; dan e) Bagaimana strategi pemasaran produk
atau jasa baru yang akan dipakai?
5) Manajemen Inovasi dan Quality Function Deployment (QFD)
Seorang wirausaha memerlukan manajemen Inovasi untuk mengatur ide-ide
hasil kreativitas dan inovasi yang mungkin dapat menjadi sangat banyak. Keberadaan
ide-ide tersebut harus diatur dan disusun secara sistematis agar sesuai dengan peng-
embangan usaha, melalui sistem yang terstruktur, sistematis, efisien, dan berkelanjut-
an. Rothwell (1994) menjelaskan bahwa evolusi inovasi terbagi dalam lima generasi
perilaku inovasi, yaitu: Generasi pertama inovasi (1G) – technology push. Area
inovasi lebih menekankan sebagai pondasi dari revolusi industri. Inovasi hadir
bersama teknologi baru untuk mengembangkan produk dan produksi; Generasi kedua
inovasi (2G) – need pull. Area inovasi berbasis pada fokus pasar dan konsumen,
dimana konsumen menekan kebutuhan dan respon teknologi produksi. Pemasaran
menentukan peran dari pemunculan ide-ide baru; Generasi ketiga inovasi (3G) –
coupling model. Area inovasi berkembangan menjadi model pengelompokkan.
Pemasaran mungkin membutuhkan ide-ide baru, namun teknologi produksi memberi-
kan solusi
(a) Ballpoint Pen
Saudara Ladislo dan Greg Biro (Ladislao adalah seorang jurnalis muak
dengan mengisi pena dan mengoreksi bercak-bercak) mengembangkan ballpoint
pada tahun 1938. Meskipun mereka disebut pena ballpoint, beberapa negara masih
menyebutnya sebagai Biro.
(b) Plester
Earle Dickson, seorang karyawan
Johnson & Johnson, datang dengan
plester untuk istrinya. Dia sering men-
derita luka dan luka bakar di dapur, dan ia
membuatnya pasokan kotak kasa me-
nempel ke tape, meliputi tape hati-hati
dengan crinoline untuk menghentikan lem menjadi kering.
54
(c) Coca Cola
Bulan Mei, 1886, Coca Cola ditemukan oleh Dokter John Pemberton
seorang apoteker dari Atlanta, Georgia. John Pemberton meramu formula Coca
Cola dalam ketel kuningan berkaki tiga di halaman
belakang rumahnya sebagai stimulan syaraf atau lebih
populernya adalah tonik, dan obat sakit kepala. Coca-
Cola dijual perdana pada akhir tahun itu sebagai "tonik
berharga dan sifat stimulan saraf dari tanaman koka dan
kacang cola," belum dimaniskan dengan gula tetapi
anggur. Walaupun belum dikenal sebagai minuman
sehari-hari, akan tetapi kemudian Coca-Cola sebagai merek dagang lebih dari
seratus tahun yang lalu dapat mengklaim lebih luas pengakuan hari dibandingkan
dengan merek lain di dunia.
(d) Gitar listrik
Meskipun beberapa sengketa yang menemukan gitar
listrik pertama, Leo Fender mendapatkan kredit untuk
mengembangkan gitar solid-body listrik pertama yang
diproduksi secara massal. Seorang penggemar elektronika,
Fender bereksperimen dengan cara-cara untuk mem-buat
gitar lebih keras, dan menjadi tertarik dalam desain gitar
setelah memperbaiki pickup eksternal pelanggan. Dia mengembangkan gitar
tubuh padat dengan balok kayu dan magnetik pick-up terhubung ke amplifier.
Fender diproduksi pada tahun 1948.
(e) Jantung Bedah - bypass dan Transplantasi
Awal 1893, Afrika-Amerika bedah Daniel Hale Williams menjahit sebuah
perikardium korban penusukan. Penelitian oleh John H. Gibbon Jr menyebabkan
operasi tahun 1953 tentang pasien gagal jantung dengan
menggunakan mesin untuk melangsir darah. Michael
DeBakey melaku-kan operasi bypass koroner pertama pada
tahun 1964, dengan menggunakan pembuluh darah di kaki
trans-plantasi untuk memotong penyumbatan arteri ke
jantung. Pada tahun 1967, Christiaan Barnard dan tim dari
20 ahli bedah menye-lesaikan transplantasi jantung pertama
menjadi manusia, Louis Afrika Selatan toko kelontong
Washansky. Washansky diberi penekan kekebalan tubuh untuk menghentikan
penolakan organ donor, tapi dia meninggal karena pneumonia 18 hari kemudian
(f) Insulin
Selama beberapa dekade, ilmu kedokteran
telah mencari pengobatan untuk diabetes - pada
saat hukuman mati dalam banyak kasus. Pada
tahun 1921, sebuah tim peneliti di University of
Toronto terisolasi insulin, suatu hormon di
pankreas yang memungkinkan tubuh mencerna
karbohidrat manusia, dan mengubah kehidupan

55
banyak pasien. Frederick Banting, Charles H. Best, J.J.R. Macleod dan JB Collip
dikreditkan dengan penemuan dan uji klinis selanjutnya. Itu tidak sampai tahun
1980-an para ilmuwan menemukan metode untuk memproduksi insulin manusia,
daripada menggunakan insulin hewan dalam perawatan.
(g) The Internet
Tahun 1960, Departemen Pertahanan AS menciptakan Research Projects
Agency Net-work Lanjutan (ARPANET) sebagai sarana
pengamanan komunikasi sensitif. Salah satu fitur
ARPANET'S paling populer adalah surat elektronik.
Sebagai penggunaan ARPANET diperluas, militer mem-
bentuk jaringan sendiri, seperti yang dilakukan lembaga
federal lainnya. Ini jaringan jaringan, atau internetwork,
datang bersama-sama pada tahun 1980 ketika sebuah bahasa
umum diciptakan untuk semua komputer. Tahun 1991, Swissbased CERN
mengembangkan World Wide Web.
Quality Function Deployment (QFD) adalah suatu proses menetapkan
keinginan pelanggan tentang hal-hal yang diinginkan konsumen dan menter-
jemahkannya menjadi atribut pada produk dan jasa agar setiap area fungsional
usaha dapat me-mahami dan melaksanakannya. Alat yang digunakan dalam QFD
adalah rumah kualitas (house of quality) yaitu merupakan teknik grafis untuk
menjelaskan hubungan antara keinginan konsumen dan produk (barang atau jasa).
Gambar 1. Rumah Kualitas pada Diagram QFD
Menurut Cohen (1992) tahap-tahap dalam menyusun
home of quality adalah sebagai berikut:
Tahap I:Matrik Kebutuhan Pelanggan, Tahap ini meliputi: (1)
Memutuskan siapa pelanggan; (2) Meng-umpulkan data
kualitatif berupa keinginan dan ke-butuhan konsumen; (3) Menyusun keinginan dan
kebutuhan tersebut; dan (4) Pembuatan diagram afinitas

Gambar 2. Diagram QFD

56
Gambar 3 Gambar 4
Kebutuhan Pelanggan pada Penjelasan Teknis pada
diagram QFD diagram QFD

57
Gambar 5 Gambar 6
Hubungan Kebutuhan dengan Penjelasan Penilaian Hubungan Kebutuhan dengan
Teknis pada diagram QFD Penjelasan Teknis pada diagram QFD

Gambar 7
Perencanaan Produksi Diagram QFD

a) Tahap II : Matrik Perencanaan


 Tahap ini bertujuan untuk mengukur kebutuhan-kebutuhan pelanggan dan me-
netapkan tujuan-tujuan performansi kepuasan

Gambar 8
Perencanaan Produksi Diagram QFD

b) Tahap III : Respon Teknis


 Pada tahap ini dilakukan transformasi dari kebutuhan-kebutuhan konsumen
58
yang ber-sifat non teknis menjadi data yang besifat teknis guna memenuhi
kebutuhan-kebutuhan tersebut

59
Gambar 9
Perencanaan Proses Produksi Diagram QFD

c) Tahap IV : Menentukan Hubungan Respon Teknis dengan Kebutuhan Konsumen


 Tahap ini menentukan seberapa kuat hubungan antara respon teknis (tahap 3)
dengan kebutuhan-kebutuhan pelanggan (tahap 1).

Gambar 10
Perencanaan Peluncuran Produk pada Diagram QFD

d) Tahap V : Korelasi Teknis


 Tahap ini memetakan hubungan dan kepentingan antara karakteristik kualitas
 Pengganti atau respon teknis. Sehingga dapat dilihat apabila suatu respon
teknis yang satu dipengaruhi atau mempengaruhi respon teknis lainnya dalam
proses produksi, dan dapat diusahakan agar tidak terjadi bottleneck.
e) Tahap VI : Benchmarking dan Penetapan Target
 Pada tahap ini perusahaan perlu menentukan respon teknis mana yang ingin
 Dikonsentrasikan dan bagaimana jika dibandingkan oleh produk sejenis
Tahapan:
a) Dosen membagi kelas menjadi 3 kelompok kecil dengan anggota yang memiliki
tingkat kemampuan yang tinggi, sedang dan rendah (lihat keaktifan dan hasil
kuis).
60
b) Tiap kelompok memilih ketua (bertugas mengarahkan dan membagi peran) dan
sekretaris kelompok (mencatat hasil diskusi dan peta pemahaman materi dari
anggota kelompok)
c) Tiap kelompok mendapatkan materi yang berbeda dan bekerja secara kooperatif
untuk membahas poin-poin tiap materi dan dan bertukar pemahaman dengan
anggota kelompok hingga mencapai pemahaman yang sama dalam kelompok
terhadap materi.
d) Tiap kelompok mengirim wakil anggotanya untuk bertukar pemahaman dengan
kelompok lain hingga mencapai pemahaman yang sama antar kelompok terhadap
materi dan wakil tiap kelompok mempresentasikan di depan kelas.
e) Dosen membantu meluruskan pemahaman yang keliru, baik dengan cara memberi
tugas atau langsung mengarahkan kepada jawaban.
f) Setiap mahasiswa menyusun laporan/resume diskusi yang mengarah kepada
capaian kompetensi.
g) Post Tes (kuis)

III. TUGAS MODUL DAN INDIKATOR PENIILAIAN


Pertemuan 11: Analisa Kasus,
Melatih Kreativitas
1) Pengajar diminta memilih dan menyesuaikan waktu dalam memberikan latihan
aktivitas pembangkit kreatifitas kepada mahasiswa sebagai berikut:
 Latihan Kreativitas 1. Hubungkan titik-titik
dibawah ini dalam empat garis lurus yang saling
tersambungkan. Latihan ini merupakan contoh
klasik dari kreativitas dan sering dianggap
terpecahkan karena orang membatasi diri untuk
menggambar garis di dalam kotak yang di-
rasakan. Untuk menyelesaikan teka-teki, bagai-
manapun, kita harus memperpanjang garis
"lateral" di luar batas-batas perseptual dikenakan.
 Latihan Kreativitas 2. Anda hanya boleh maksimal
dua kali menggerakan korek api sehingga
menghasilkan angka yang sama (Anda harus
menggunakan semua korek api dalam gambar).
Ada lebih dari satu solusi untuk masalah ini.
 Latihan Kreativitas 2. Empat korek api diatur
seperti pada gambar berikut, dan terdapat selembar
kertas ditengah berbentuk cangkir. Pindahkan dua
korek api dengan meng-hasilkan bentuk yang
sama sehingga meninggalkan kertas berbentuk
cangkir tersebut di luar.

61
Evaluasi Pembelajaran per modul (EPm)

Nilai Bobot Perhitungan Skor


No Komponen Penilaia Rerata (%) Nilai (Xn)
1. Tugas dan Karya Mandiri a 20 A x 20 / 100
2. Kuis b 5 B x 5 / 100
3. Kehadiran dan Keaktivan c 75 C x 75 / 100
Jumlah Epm (a / b / c /)

Materi modul-3 ini diharapkan dapat dipahami oleh mahasiswa dan mampu me-
menuhi indikator kompetensi dalam hal-hal sebagai berikut :
1) Kemampuan mahasiswa memahami konsep inovasi dan kreativitas dalam berwira-
usaha
2) Kemampuan mahasiswa memahami peranan inovasi dan kreativitas dalam peng-
embangan produk dan jasa
3) Kemampuan mahasiswa mengembangkan produk dan pelayanan yang unggul
4) Kemampuan mahasiswa menetapkan inovasi dan menciptakan produk dan pelayanan
yang memiliki distingsi
5) Kemampuan mahasiswa menetapkan Quality Function Deployment (QFD)

IV. PENUTUP
Modul ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi dosen untuk melakukan pem-
belajaran baik dalam penelusuran sumber belajar berupa buku teks, hasil penelitian,
evaluasi hasil pengabdian masyarakat serta kearifan lokal wilayah dan UIN Alauddin
terkait kompetensi komunkasi dan interpersonal skill maupun dalam melaksanakan proses
pembelajaran untuk materi dalam modul ini. Modul ini diharapkan pula dapat menjadi
pedoman pembelajaran sehingga proses pembelajaran dapat berjalan efisien dan efektif
dalam mencapai sasaran pembelajaran melalui peran aktif yang terintegrasi dari semua
pihak terkait.

V. SUMBER KEPUSTAKAAN
1) Froggatt, Wayne. 2004. Choose to be Happy: Panduan Membentuk Sikap Rasional
dan Realistik. Jakarta: Bhuana Ilmu.
2) Heller, R. 2003. Selling Successfully. Jakarta: Dian Rakyat..
3) Turner, Suzanne. 2005. Tools for Success: Acuan Konsep Manajemen bagi Manajer
dan Praktisi Lainnya. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer.
4) Yager, Jan. 2005. Creative Time Management. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer
5) Drucker, P.F. (1985), Innovation and Entrepreneurship; Practice and Principles, New
York: Harper & Row
6) Harper, S.C. (1991), Starting Your Own Busniess, New York: McGraw-Hill
7) Lynn, G.S. dan Lynn, N.M. (1992), Innopreneurship, Probus Publishing Co.
8) Pinchot III, G. (1985), Intrapreneuring, New York: Harper and Row Publishers.
9) Rogers, E.M. (1962), Diffusion of Innovations, New York: Free Press.

62
MODUL - 5
KOMPETENSI MENJUAL PRODUK, JASA DAN IDE
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Selama 30 menit pertama, dosen/tutor menjelaskan tentang:
1. Deskripsi materi Kompetensi Menjual Produk, Jasa dan Ide, selama 10 menit
2. Proses pembelajaran, selama 10 menit
3. Evaluasi pembelajaran, selama 5 menit
4. Tugas-tugas mandiri dan terstruktur, selama 5 menit
Sebelum memulai modul 4, mahasiswa perlu kembali diingatkan tentang materi
kuliah kewirausahaan terkait pentingnya kompetensi Kreativitas dan Inovasi dalam ber-
wirausaha.
Sebelum dosen/tutor mengemukakan dan menjelaskan keterkaitan materi 5 dengan
kuliah sebelumnya, maka sebaiknya dosen/tutor terlebih dahulu menggali pemahaman
mahasiswa terhadap pentingnya materi ini sebagai dasar dalam menggali kompetensi
menjual produk, jasa, dan ide bagi seorang wirausahawan, yang terkait:
1. Pengertian Pemasaran
2. Tugas, fungsi dan orientasi pemasaran
3. Strategi Pemasaran
4. Penentuan Target Perusahaan
5. Bauran Pemasaran
6. Mempelajari Konsumen Korporasi dan Individu
7. Negosiasi
8. Persetujuan dan Kesepakatan
9. Transaksi dan Pertukaran
Mahasiswa kembali dibantu untuk mengingat dan memahami kembali materi
tersebut. Poin-poin penting atas jawaban terhadap pertanyaan tersebut sangat membantu
mahasiswa dalam memahami kompetensi menjual produk, jasa dan ide dalam berwira-
usaha.
B. Ruang Lingkup Isi
Isi dari Modul-5 ini secara garis besar pembahasan tentang kompetensi menjual
produk, jasa dan ide bagi seorang wirausaha, yang meliputi: Pengertian Pemasaran; Tugas,
fungsi dan orientasi pemasaran; Strategi Pemasaran; Penentuan Target Perusahaan; Bauran
Pemasaran; Mempelajari Konsumen Korporasi dan Individu; Negosiasi; Persetujuan dan
Kesepakatan; Transaksi dan Pertukaran
C. Sasaran Pembelajaran Modul
Peraturan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran kompetensi menjual produk, jasa dan ide, dosen/tutor
– mahasiswa yang dipandu dengan modul masing-masing, maka dosen/tutor dapat
menggali capaian kompetensi mahasiswa terkait dengan kompetensi karakter dasar yang
indikatornya adalah kemampuannya dalam hal:
63
1) Mampu mengemukakan Pengertian Pemasaran
2) Mampu memahami dan menyusun Tugas, fungsi dan orientasi pemasaran
3) Mampu menetapkan dan menerapkan Strategi Pemasaran
4) Mampu menyusun dan menentukan Target Perusahaan
5) Mampu mengimplementasikan Bauran Pemasaran
6) Mampu membedakan Konsumen Korporasi
7) Mampu menghubungi Konsumen Korporasi
8) Mampu melakukan presentase
9) Mampu melakukan negosiasi dengan efektif
10) Mampu menyusun Persetujuan dan Kesepakatan

II. MATERI PEMBELAJARAN


PERTEMUAN KE – 12
Penjualan yang efektif merupakan bagian penting bagi keberhasilan hampir semua
jenis usaha. Seorang wirausaha, mencapai hasil terbaik tidak hanya ditentukan oleh penge-
tahuan tentang produk, tetapi juga pemahaman akan konsumen dan kemampuan ber-
komunikasi yang bisa menghasilkan penjualan. Menjalankan penjualan yang sukses,
seorang wirausaha harus memiliki kemampuan meliput semua aspek proses penjualan,
memberi saran tentang pendekatan yang benar, penataan diri, cara memahami dan me-
nangani kebutuhan konsumen, serta mengembangkan keterampilan seperti presentasi dan
negosiasi.
Bagi seorang wirausaha sangat penting untuk memahami konsumen karena akan
memberikan informasi mengenai kebutuhan produk dan bagaimana mendekati konsumen
yang pada akhirnya akan membantu memperkuat kepercayaan diri bagi seorang wirausaha.
Kepuasan terletak pada usaha, bukan pada hasil. Berusaha dengan keras adalah ke-
menangan yang hakiki (Mahatma Ghandi)
1) Pengertian Pemasaran
Gambar di atas memberikan kepada kita sebuah
ilustrasi singkat mengenai marketing. Posisikan Anda
adalah sebuah Company (perusahaan yang telah
memiliki pelanggan). Pasangan Anda adalah
Customer yang menuntut perhatian” dari Anda. Jika
Anda tidak mampu “memuaskan” customer, maka
sangat mungkin ia akan “berpindah hati” kepada
kompetitor Anda dan itu adalah problem Anda.
Kotler (1997) mengatakan bahwa pemasaran sebagai suatu proses sosial dan
manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan
dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang
bernilai di dalam pasar. Proses pemasaran merupakan kelanjutan dari proses produksi
yang bertujuan agar apa yang telah diinvestasikan dalam kegiatan produksi dapat
diperoleh kembali dengan memperoleh keuntungan dari hasil penjualan sebagai
imbalan investasi yang telah dilakukan.

64
2) Tugas, fungsi dan orientasi pemasaran
Secara teoritis pemasaran mempunyai 9 (sembilan) fungsi, yang dapat diurai-
kan, sebagai berikut: (a) Fungsi perdagangan (merchandising); (b) Fungsi Pembelian
(buying); (c) Fungsi Penjualan (selling); (d) Fungsi Transportasi (transportation); (e)
Fungsi Pergudangan (storage); (f) Fungsi Standarisasi (standardization); (g) Fungsi
Keuangan (financing); (h) Fungsi Komunikasi (communication); (i) Fungsi Resiko
(risk). Selain itu, pemasaran me-miliki 8 (delapan) tugas, yaitu: (a) conversional
marketing; (b) stimulational marketing; (c) developmental marketing; (d) remarketing;
(e) synchromarketing; (f) maintnence marketing; (g) demarketing; dan (h) counter
marketing.
Selanjutnya Kotler (1997) mengemukakan bahwa terdapat 5 (lima konsep yang
dapat dipilih oleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan pemasarannya, yaitu: (a)
Konsep Produksi, (b) Konsep Produk, (c) Konsep Penjualan, (d) Konsep Pemasaran,
dan (e) Konsep Pemasaran berwawasan Lingkungan.
3) Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan serta
aturan yang memberi arah kepada usaha-usaha pemasaran dari waktu ke waktu pada
masing-masing tingkatan serta lokasinya. Strategi pemasaran modern secara umum
terdiri dari tiga tahap yaitu: segmentasi pasar (segmenting), penetapan pasar sasaran
(targeting), dan penetapan posisi pasar (positioning) (Kotler, 2001). Setelah menge-
tahui segmen pasar, target pasar, dan posisi pasar maka dapat disusun strategi bauran
pemasaran (marketing mix) yang terdiri dari strategi produk, harga, penyaluran/
distribusi dan promosi (Assauri, 1999): Market Segmentation, Market Tergentting,
dan Differesiansi dan Positioning.
4) Penentuan Target Perusahaan
Agar manajemen perusahaan dapat bekerja dengan berorientasi pada sasaran
sasaran yang telah ditetapkan, maka sasaran-sasaran tersebut setidaknya memenuhi
empat kriteria, sebagai berikut: (a) Sasaran harus diurutkan secara hierarkis, dari yang
paling penting hingga ke sasaran yang kurang penting untuk dicapai. Sebagai contoh,
sasaran utama perusahaan dalam suatu periode tertentu adalah peningkatan tingkat
pengembalian investasi. Hal ini dapat dicapai dengan peningkatan pendapatan dan/
atau pengurangan jumlah modal yang diinvestasikan. Pendapatan dapat ditingkatkan
dengan melakukan upaya peningkatan pangsa pasar dan/atau harga jual; (b) Sasaran
sedapat mungkin harus dinyatakan secara kuantitatif, misalnya peningkatan pendapat-
an sebesar 25% per tahun atau peningkatan volume penjualan sebanyak 15 ton per
bulan; (c) Sasaran yang ditetapkan harus realistis, tidak berdasarkan angan-angan saja.
Kepemilikan dan kemampuan sumberdaya perusahaan dan kondisi lingkungan
eksternal; (d) harus menjadi bahan pertimbangan. Tentunya harus dilengkapi dengan
data dan fakta sebagai dasarnya; dan (e) Sasaran harus konsisten, sebagai contoh tidak
mungkin memaksimalkan penjualan dan laba secara serentak, tentunya laba hanya
dapat ditingkatkan apabila telah mampu meningkatkan penjualan.

65
5) Bauran Pemasaran
Menurut Maulana (1992) bahwa ruang lingkup pemasaran yang luas dapat di-
sederhanakan menjadi empat kegiatan utama, yaitu produk, harga, tempat dan
promosi. Kegiatan utama yang dimaksud adalah merupakan bidang keputusan yang
penting yang diistilahkan oleh Kotler (1997) sebagai bauran pemasaran (marketing
mix) yang didefenisikan sebagai perangkat alat pemasaran yang digunakan oleh
perusahaan untuk mencapai tujuan dalam pasar sasaran, yaitu: Product, Price, Place,
and Promotion.
Tahapan
a) Dosen membagi kelas menjadi 3 kelompok kecil dengan anggota yang memiliki
tingkat kemampuan yang tinggi, sedang dan rendah (lihat keaktifan dan hasil
kuis).
b) Tiap kelompok memilih ketua (bertugas mengarahkan dan membagi peran) dan
sekretaris kelompok (mencatat hasil diskusi dan peta pemahaman materi dari
anggota kelompok)
c) Tiap kelompok mendapatkan materi yang berbeda dan bekerja secara kooperatif
untuk membahas poin-poin tiap materi dan dan bertukar pemahaman dengan
anggota kelompok hingga mencapai pemahaman yang sama dalam kelompok
terhadap materi.
d) Tiap kelompok mengirim wakil anggotanya untuk bertukar pemahaman dengan
kelompok lain hingga mencapai pemahaman yang sama antar kelompok terhadap
materi dan wakil tiap kelompok mempresentasikan di depan kelas.
e) Dosen membantu meluruskan pemahaman yang keliru, baik dengan cara memberi
tugas atau langsung mengarahkan kepada jawaban.
f) Setiap mahasiswa menyusun laporan/resume diskusi yang mengarah kepada
capaian kompetensi.
g) Post Tes (kuis)

PERTEMUAN KE – 13
6) Mempelajari Konsumen Korporasi
Menjual produk ke konsumen korporasi memiliki perbedaan dengan menjual
produk kepada konsumen retail. Perilaku korporasi tidaklah sama dengan perilaku
konsumen individual. Karena itu, mahasiswa perlu memahami bahwa perlu proses
yang lebih panjang dalam mendekati konsumen perusahaan. Baik dalam proses
penawaran langsung ataupun tender (pelelangan). Proses tersebut dimulai dari mem-
pelajari konsumen, presentasi , negosiasi sampai kepada persetujuan.
Strategi penjualan kepada konsumen korporasi bergantung pada keahlian
bernegosiasi dan meyakinkan calon pembeli, yang hanya dapat diterapkan dengan baik
bila didukung oleh pemahaman dan keyakinan akan produk atau jasa yang ditawarkan.
Konsumen perlu diberi tahu apa yang perlu mereka ketahui; jadi pada saat presentasi,
kemampuan menjawab segala macam pertanyaan yang mungkin timbul sangatlah
penting. Memiliki pengetahuan terhadap produk sendiri saja tidaklah cukup, harus

66
pula ditambahkan pengetahuan produk serupa agar ada pembanding. Kondisi ini me-
nuntut wirausaha menampilkan kepercayaan diri melalui berbagai upaya agar menjadi
pakar di bidangnya. Karena itu, mempelajari literatur tentang pasar, mendiskusikan
pengetahuan teknis, operasi, dan produksi kepada anggota tim menjadi sangat penting
dalam menjual produk dan jasa kepada konsumen korporasi.
7) Menghubungi Konsumen Korporasi
Melakukan penjualan kepada konsumen korporasi, perlu dilakukan kegiatan
sesuai dengan aktivitas bisnis yaitu melakukan kontak atau menghubungi konsumen
korporasi. Hal ini perlu dilakukan dengan menanamkan proses aktivitas bisnis kepada
wirausaha, bahwa menghubungi konsumen korporasi harus melewati berbagi cara
hingga akhirnya mampu mencapai persetujuan atau transaksi usaha. Menghubungi
konsumen korporasi dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu: komunikasi lewat
surat, menggunakan telepon dan memanfaatkan pertemuan dengan konsumen.
8) Presentasi
Menyampaikan pesan dalam presentasi secara tatap muka atau di hadapan
orang banyak merupakan ujung tombak penjualan. Berhasil atau tidaknya penjualan
sering ditentukan oleh baik tidaknya presentasi. Dalam ilmu salesmanship dikenal tiga
jenis teknik persiapan presentasi penjualan, yaitu: (a) Persiapan Presentasi Standar,
(b) Persiapan Presentase Terencana, dan (c) Persiapan Presentasi Terprogra.
Sesuatu yang perlu diingat Sales Engineers adalah, tim teknik yang mereka
hadapi itu memiliki pengetahuan tentang produk yang mungkin tidak kalah rinci dan
akurat dengan pengetahuan mereka. Karena itu, sikap yang harus dipertahankan
selama presentasi kurang lebih seperti berikut “Inilah produk kami seperti apa adanya.
Kami tidak menyembunyikan sesuatu. Karena itu. hal-hal yang perlu dilakukan
adalah: (a) Tahap Persiapan Penjualan, yang meliputi: (1) Pendekatan (the approach)
- persneling satu; (2) Pengutaraan produk (product demonstration atau presentation) –
persneling dua; dan (3) Mengakhiri presentasi (closing the sale) - persneling tiga; (b)
Mempersiapkan Persiapan Penjualan.
9) Negosiasi
Setelah konsumen setuju melakukan transaksi, syarat dan ketentuan masih
harus dirundingkan. Dua pihak yang terlibat dalam negosiasi mungkin punya sasaran
yang berbeda. Bersiaplah menghadapi perbedaan dan usahakan mencapai kepuasan
bersama, dengan cara: (a) Memenuhi Kebutuhan Kedua Belah Pihak, (b) Menekankan
Manfaat, (c) Menghadapi Pesaing, (d) Menentukan Harga, dan (e) Memanfaatkan
Otoritas Tertinggi.
10) Persetujuan dan Kesepakatan
Menghasilkan penjualan, wirausaha perlu menggiring konsumen sampai
merasa mantap menerima tawaran. Beri informasi sebanyak mungkin, atasi setiap
kritik, dan minta keputusan, tetapi jangan mendesak: (a) Menimbang Penutupan; (b)
Mendapat Masukan; (c) Mengarahkan Konsumen; dan (d) Menutup Penjualan. Bila
tiba waktunya untuk menandatangani kontrak, konsumen akan melihat bahwa ke-
67
untungan yang kita tawarkan benar-benar sesuai dengan kebutuhan mereka dan
keputusan membeli hanyalah suatu formalitas. Sediakan pena dan blanko pemesanan
di atas meja, jangan keluarkan pada akhir negosiasi yang memberi kesan kalau kita
mendesak konsumen untuk membeli.
Tahapan:
a) Dosen membagi kelas menjadi 3 kelompok kecil dengan anggota yang memiliki
tingkat kemampuan yang tinggi, sedang dan rendah (lihat keaktifan dan hasil
kuis).
b) Tiap kelompok memilih ketua (bertugas mengarahkan dan membagi peran) dan
sekretaris kelompok (mencatat hasil diskusi dan peta pemahaman materi dari
anggota kelompok)
c) Tiap kelompok mendapatkan materi yang berbeda dan bekerja secara kooperatif
untuk membahas poin-poin tiap materi dan dan bertukar pemahaman dengan
anggota kelompok hingga mencapai pemahaman yang sama dalam kelompok
terhadap materi.
d) Tiap kelompok mengirim wakil anggotanya untuk bertukar pemahaman dengan
kelompok lain hingga mencapai pemahaman yang sama antar kelompok terhadap
materi dan wakil tiap kelompok mempresentasikan di depan kelas.
e) Dosen membantu meluruskan pemahaman yang keliru, baik dengan cara memberi
tugas atau langsung mengarahkan kepada jawaban.
f) Setiap mahasiswa menyusun laporan/resume diskusi yang mengarah kepada
capaian kompetensi.
g) Post Tes (kuis)

III. TUGAS MODUL DAN INDIKATOR PENIILAIAN


Pertemuan 12: Simpulkan,
Untuk memudahkan proses belajar dan menanamkan kepercayaan diri, maka
pengajar meminta mahasiswa lakukan proses aktivitas mahasiswa dibawah ini:
1) Pilih 10 jenis produk sebagi contoh latihan. Bentuk kelompok terdiri dari 5 – 6
mahasiswa, kemudian masing-masing anggota kelompok mempersiapkan diri untuk
mempresentasikan diri dan menjual produk yang dipilihkan.
2) Masing-masing siswa untuk mempersiapkan diri untuk menjual dan mempre-
sentasikan produk dalam masing-masing kelompok.
3) Latihan mempresentasikan diri dan produk dengan belajar menyusun kalimat dan
menyampaikan bahasa tubuh yang baik dan jelas.
Pertemuan 13 : Simpulkan,
Memahami Konsumen Korporasi:
1) Lakukan kegiatan Aktivitas kelompok untuk memahami konsumen korporasi dengan
memahami kebutuhan korporasi.
2) Kemudian mahasiswa diminta membuat segmentasi pasar per kelompok dengan
melakukan:
(a) Mewawancarai minimal 3 kelompok perusahaan dari kecil, menengah dan besar.

68
(b) Mencari karakteristik konsumen korporasi berdasarkan kebutuhan masing-
masing.
(c) Pelajari produk dan perusahaan pesaing.
(d) Kemudian menyusun bentuk-bentuk cara menjual kepada masing-masing per-
usahaan dalam presentasi melalui kertas plano ataupun Power point.
3) Setelah itu masing-masing diminta menjelaskan pasar korporasi masingmasing. Pilih
beberapa kelompok yang paling menarik.
Evaluasi Pembelajaran per modul (EPm)

Nilai Bobot Perhitungan Skor


No Komponen Penilaia
Rerata (%) Nilai (Xn)
1. Tugas dan Karya Mandiri a 20 A x 20 / 100
2. Kuis b 5 B x 5 / 100
3. Kehadiran dan Keaktivan c 75 C x 75 / 100
Jumlah Epm (a / b / c /)

Materi modul-5 ini diharapkan dapat dipahami oleh mahasiswa dan mampu me-
menuhi indikator kompetensi dalam hal-hal sebagai berikut :
1) Kemampuan mahasiswa mengemukakan pengertian pemasaran
2) Kemampuan mahasiswa memahami dan menyusun tugas, fungsi dan orientasi
pemasaran
3) Kemampuan mahasiswa menetapkan dan menerapkan strategi pemasaran
4) Kemampuan mahasiswa menyusun dan menentukan target perusahaan
5) Kemampuan mahasiswa mengimplementasikan bauran pemasaran
6) Kemampuan mahasiswa membedakan konsumen korporasi
7) Kemampuan mahasiswa menghubungi konsumen korporasi
8) Kemampuan mahasiswa melakukan presentasi
9) Kemampuan mahasiswa melakukan negosiasi dengan efektif
10) Kemampuan mahasiswa menyusun dan malakukan persetujuan dan kesepakatan

IV. PENUTUP
Modul ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi dosen untuk melakukan pem-
belajaran baik dalam penelusuran sumber belajar berupa buku teks, hasil penelitian,
evaluasi hasil pengabdian masyarakat serta kearifan lokal wilayah dan UIN Alauddin
terkait kompetensi menjual produk, jasa dan ide maupun dalam melaksanakan proses
pembelajaran untuk materi dalam modul ini. Modul ini diharapkan pula dapat menjadi
pedoman pembelajaran sehingga proses pembelajaran dapat berjalan efisien dan efektif
dalam mencapai sasaran pembelajaran melalui peran aktif yang terintegrasi dari semua
pihak terkait.

V. SUMBER KEPUSTAKAAN
1) Griffin W. Ricky dan Ebert J. Ronald, Business, edisi-5. New Jersey: Prentice Hall
International Inc.1999.
2) Heller, R. 2003. Selling Successfully. Jakarta: Dian Rakyat.

69
3) Hendro, 2011. Dasar-Dasar Kewirausahaan: Panduang Bagi Mahasiswa untuk
Mengenal, Memahami, dan Memasuki Dunia Bisnis. Jakarta, Erlangga.
4) Merrill, Mike. 2005. Dare to Lead: Strategi Kreatif 50 Top CEO untuk Meraih
Kesuksesan. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer.
5) Porter, Michael E. 1992. Competitive Strategy. New York: The Free Press
6) Rivai, Veithzal; Nuruddin, Amiur; dan Arfah, F. A. 2012. Islamic Business and
Economic Ethics. Jakarta, Bumi Aksara.
7) Saiman, Leonardus, 2014. Kewirausahaan: Teori, Praktik, dan Kasus-Kasus. Jakarta,
Salemba Empat.
8) Turner, Suzanne. 2005. Tools for Success: Acuan Konsep Manajemen bagi Manajer
dan Praktisi Lainnya. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer.
9) Harper, S.C. (1991), Starting Your Own Busniess, New York: McGraw-Hill

70
MODUL – 6
KOMPETENSI MANAJEMEN USAHA
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Selama 30 menit pertama, dosen/tutor menjelaskan tentang:
1. Deskripsi Matakuliah selama 10 menit
2. Proses pembelajaran selama 15 menit
3. Evaluasi pembelajaran selama 5 menit
4. Tugas-tugas mandiri dan terstruktur, selama 5 menit
Sebelum memulai modul – 6, mahasiswa perlu kembali diingatkan tentang materi
kuliah kewirausahaan terkait pentingnya kompetensi menjual produk, jasa dan ide dalam
mengembangkan aktivitas bisnis.
Sebelum dosen/tutor mengemukakan dan menjelaskan keterkaitan materi – 6
dengan dasar kuliah sebelumnya, maka sebaiknya dosen/tutor terlebih dahulu menggali
pemahaman mahasiswa terhadap pentingnya materi ini sebagai dasar dalam menggali
kompetensi menjual produk, jasa dan ide dalam wirausahawan, yakni terkait:
1. Menyusun dan megelola keuangan pribadi dan anggaran keuangan keluarga
2. Aktivitas sumber dan penggunaan dana
3. Mengukur kinerja aktual
4. Membandingkan kinerja aktual dengan standar
5. Melakukan tindakan manajerial
Mahasiswa kembali dibantu untuk mengingat dan memahami kembali materi
tersebut. Poin-poin penting atas jawaban terhadap pertanyaan tersebut sangat membantu
mahasiswa dalam memahami kompetensi menjual produk, jasa dan ide dalam kewira-
usahaan.
B. Ruang Lingkup Isi
Isi dari Modul – 6 ini secara garis besar meliputi pembahasan tentang: pengelolaan
keuangan pribadi dan anggaran keuangan keluarga; pengelolaan sumber dan penggunaan
dana; pengukuran kinerja aktual; membuat perbandingan kinerja aktual dengan kinerja
standar; dan tindakan manajerial yang paling efektif dalam kegiatan kewirausahaan.
C. Sasaran Pembelajaran Modul
Setelah proses pembelajaran kewirausahaan, dosen-mahasiswa sdipandu dengan
modul masing-masing, maka dosen dapat menggali capaian kompetensi mahasiswa terkait
perspektif kewirausahaan yang indikatornya adalah kemampuan dalam hal:
a) Mampun megelola keuangan pribadi dan menyusun anggaran keuangan keluarga
b) Mampu menyusun dan memperhitungkan sumber dan penggunaan dana secara efektif
c) Mampu melakukan pengukuran kinerja aktual
d) Mampu membandingkan kinerja aktual dengan kinerja standar
e) Mampun melakukan tindakan manajerial dalam kegiatan usaha

71
II. MATERI PEMBELAJARAN
PERTEMUAN KE – 14
1. Megelola Keuangan Pribadi dan Anggaran Keuangan Keluarga
Manajemen keuangan pribadi adalah seni dan ilmu mengelola sumber daya
(money) dari unit individual/rumah tangga. Mengelola keuangan pribada tidak mudah
diaplikasikan karena terdapat beberapa langkah sistematis yang harus diikuti. Namun
dengan mengetahui manajemen keuangan pribadi, merupakan langkah awal untuk
aplikasi yang tepat ketika mengelola uang pribadi. Senduk (2004), bahwa manajemen
keuangan pribadi meliputi keputusan tentang: a) membeli danmemiliki sebanyak
mungkin harta produktif, b) Atur pengeluaran anda, c) Hati-hati dengah utang, d)
sisihkan untuk masa depan, dan e) miliki proteksi.
Seorang Wirausaha harus pintar dalam mengatur keuangan keluarga/mengatur
keuangan rumah tangga Wirausaha, karena jika tidak pintar mengelola keuangan
keluarga akan banyak permasalahan yang muncul. Masalah utama sebuah keluarga
yang selalu ada biasanya seputar keuangan, yaitu karena kekurangan uang, kelebihan
uang atau karena bingung bagaimana mengatur uang yang penghasilannya pas-pasan
sedangkan kebutuhan selalu melebihi pemasukan. Masalah keuangan merupakan akar
dari kebanyakan keretakan rumah tangga. Karena itu, sangat penting bagi wirausaha
untuk tahu cara mengatur keuangan keluarga, sehingga dapat memaksimalkan pen-
dapatan yang ada untuk kebutuhan hidup sehari-hari, maupun untuk masa depan.

Gambar 18. Diagram Cashflow Manajemen Keuangan Keluarga

2. Manajemen Keuangann Usaha


a) Aktivitas Penggunaan Dana
Aktivitas penggunaan dana adalah aktivitas menginvestasikan dana pada
berbagai aktiva yang dikenal sebagai portofolio. Portofolio yang berarti adanya
minimum dua barang atau lebih yang dipegang oleh investor atau dikelolanya.
Tujuan melakukan portofolio adalah untuk mengurangi risiko bagi pihak yang
memegang portofolio. Pengurangan risiko itu dilakukan dengan diversifikasi
risiko. Proses portofolio mempunyai empat tahap yaitu tahap tujuan investasi,

72
tahap ekspektasi pasar, tahap membangun portofolio, dan tahap evaluasi kinerja:
(1) Tahap penentuan tujuan investasi merupakan tahapan awal yang harus dikerja-
kan oleh semua pihak bila ingin melakukan pengelolaan portofolio investasi; (2)
Tahap kedua yang dilakukan oleh wirausaha adalah mengumpulkan informasi
mengenai seluruh instrumen investasi yang ada, dan bagaimana ke-inginan ber-
bagai pihak terhadap seluruh pasar investasi; (3) Tahap ketiga, merupakan tahap
implementasi situasi pasar yang ada. Pada tahapan ini, wirausaha memilih, mem-
beli dan menjual instrumen investasi yang sesuai dengan keinginan wirausaha;
dan (4) Tahap keempat merupakan tahap akhir dari proses portofolio yaitu me-
lakukan perhitungan atas portofolio yang dikelolanya. Selanjutnya, hasil penge-
lolaan portofolio dalam bentuk tingkat pengembalian (return) dibandingkan
dengan tingkat pengembalian patokan (benchmark).
b) Aktivitas Perolehan Dana
Memulai suatu usaha, pada dasarnya sumber permodalan dapat dapat di-
peroleh melalui: (1) Modal Sendiri, yang sumbernya pembiayaan sendiri dapat
diperoleh dari tabungan, dana cadangan atau mempergunakan aset yang tidak
produktif; (2) Pinjaman Bank yang meliputi: Kredit Usaha, yaitu kredit yang
ditunjukkan untuk membiayai usaha yang produktif; Kredit Konsumsi yaitu:
kredit yang digunakan untuk membeli sesuatu yang sifatnya konsumtif, misalnya
membeli rumah atau kendaraan pribadi; dan Kredit Serbaguna yaitu : kredit yang
bisa digunakan untuk tujuan konsumsi maupun usaha.
c) Aktivitas Pengelolaan Dana
Setelah merencanakan usaha dan memperoleh modal untuk usaha, maka
selanjutnya adalah mengelola keuangan selama proses usaha berjalan. Berikut
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam tata kelola keuangan: (1) Kita harus
memisahkan antara uang pribadi dan uang perusahaan, (2) Kita harus memastikan
sistem pencatatan yang rapih dan teratur sesuai dengan kaidah akuntansi (jurnal
harian, buku besar, laporan laba-rugi dan neraca); (3) Melakukan manajemen kas;
dan (4) Melakukan evaluasi setiap bulan terkait dengan keuangan, yaitu realisasi
produksi dan penerimaan, realisasi biaya serta realisasi persediaan, jumlah utang-
piutang dan kondisi kas.
Ada beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam penggunaan biaya,
antara lain: (1) Biaya Awal, (2) Proyeksi Atau Rancangan Keuangan: Pembukaan
neraca harian, Proyeksi atau rancangan neraca pendapatan, dan Proyeksi atau
rancangan neraca aliran kas; (3) Kriteria Penilaian Investasi: Modal Investasi
Awal untuk jangka panjang, Modal Kerja untuk membeli atau membuat barang
dan jasa yang kita hasilkan, dan Modal Operasional untuk membayar biaya
operasional bulanan dari usaha kita
Tahapan:
a) Dosen membagi kelas menjadi 3 kelompok kecil dengan anggota yang memiliki
tingkat kemampuan yang tinggi, sedang dan rendah (lihat keaktifan dan hasil
kuis).
73
b) Tiap kelompok memilih ketua (bertugas mengarahkan dan membagi peran) dan
sekretaris kelompok (mencatat hasil diskusi dan peta pemahaman materi dari
anggota kelompok)
c) Tiap kelompok mendapatkan materi yang berbeda dan bekerja secara kooperatif
untuk membahas poin-poin tiap materi dan dan bertukar pemahaman dengan
anggota kelompok hingga mencapai pemahaman yang sama dalam kelompok
terhadap materi.
d) Tiap kelompok mengirim wakil anggotanya untuk bertukar pemahaman dengan
kelompok lain hingga mencapai pemahaman yang sama antar kelompok terhadap
materi dan wakil tiap kelompok mempresentasikan di depan kelas.
e) Dosen membantu meluruskan pemahaman yang keliru, baik dengan cara memberi
tugas atau langsung mengarahkan kepada jawaban.
f) Setiap mahasiswa menyusun laporan/resume diskusi yang mengarah kepada
capaian kompetensi.
g) Post Tes (kuis)

PERTEMUAN KE – 15
3. Evaluasi Kinerja
Satu hal yang membuat perbedaan besar dalam hidup Anda adalah menemu-
kan pelajaran baru dari apa yang selama ini Anda pikir sudah Anda ketahui semua.
Kesadaran bahwa tidak ada sesuatu yang final di dunia ini, bahwa ternyata Anda
harus terus belajar karena tidak mungkin Anda bisa tahu semua, ini-lah yang akan
membuka kesuksesan lebih besar lagi dalam hidup Anda (Ralph Lynn).
Pengendalian dapat didefinisikan sebagai suatu tindakan yang diperlukan untuk
meyakinkan bahwa tujuan-tujuan, rencana-rencana dan standar-standar sedang di-
capai. Proses perencanaan akan memberikan arah atau dapat dijadikan sebagai
pedoman bagi kegiatan-kegiatan usaha, sedangkan pengendalian akan menjamin ter-
jadinya keselarasan antara tujuan-tujuan dan rencana usaha. Dengan demikian
pengendalian dimaksudkan untuk mengecek efektivitas penyelesaian rencana-rencana
yang telah disusun dan ditetapkan.
a) Mengukur Kinerja Aktual
Proses pengukuran kinerja antara lain adalah sebagai berikut: (1) Penentuan
sasaran. Penentuan sasaran yang harus spesifik, terukur, menantang dan didasarkan
pada waktu tertentu dan proses penentuan sasaran tersebut; (2) Penentuan standar
kinerja. Pentingnya penilaian kinerja harus merupakan penilaian yang objektif,
yaitu mengukur kinerja sesungguhnya melalui standar, memiliki ukuran yang dapat
dipercaya dan mudah digunakan; (3) Penentuan metode dan pelaksanaan penilaian;
dan (4) Evaluasi penilaian. Evaluasi penilaian merupakan pemberian umpan balik
terhadap kinerja yang harus diubah dan dipertahankan serta berbagai tindakan yang
harus diambil dalam upaya perbaikan kinerja pada masa yang akan datang.
b) Membandingkan kinerja aktual dengan standar
Pengendalian atau pengawasan adalah proses untuk memastikan bahwa
segala aktivitas yang terlaksana sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Selain
74
itu sebagai upaya yang sistematik untuk menetapkan kinerja standar pada pe-
rencanaan untuk merancang sistem umpan balik informasi, untuk membandingkan
kinerja aktual dengan standar yang telah ditentukan, untuk menetapkan apakah
telah terjadi suatu penyimpangan tersebut, serta untuk mengambil tindakan per-
baikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya telah diguna-
kan seefektif dan seefisien mungkin guna mencapai tujuan perusahaan.
c) Melakukan tindakan manajerial
Semakin ketat suatu sistem pengendalian maka akan meningkatkan tingkat
kepastian dari usaha sesuai yang diinginkan dengan tujuan usaha. Pengendalian
akan menuntut aktivitas tindakan manajerial. Dalam upaya tersebut untuk setiap
cara agar pengendalian tindakan ini dapat mencapai pengendalian ketat yaitu
memutuskan berbagai aktivitas managerial yang konsisten dalam semua tindakan
yang kritis bagi kesuksesan usaha, yang meliputi: (1) Pembatasan perilaku dapat
memproduksi pengendalian ketat dalam usaha, yaitu: pembatasan fisik dan pem-
batasan administrasi; (2) Peninjauan ulang terhadap tindakan kadang-kadang me-
nyebabkan wurausaha dianggap ketat jika peninjauan ulang dilakukan secara
sering, detail, dan dilaksanakan oleh orang yang rajin dan berpengetahuan; dan (3)
Pertanggungjawaban tindakan. Pengendalian pertanggungjawaban yang ketat di-
pengaruhi sama seperti dengan pengendalian hasil yang ketat.

Gambar 21. Proses Tindakan Pengendalian

4. Aspek Organisasi dan Manajemen Bisnis


a) Pengertian Organisasi dan Manajemen
Perubahan lingkungan dunia usaha senantiasa berkembang dan menuntut
seorang wirausahawan untuk mampu menyesuaikan dirinya dan perusahaannya
sesuai dengan perkembangan yang terjadi. Tingkat persaingan usaha semakin
ketat yang ditandai dengan diberlakukannya pasar bebas disatu sisi, dan disisi lain
terjadi pula perkembangan dalam kehidupan masyarakat yang memiliki
konsekuensi peningkatan berbagai jenis kebutuhan, yang pada dasarnya merupa-
kan peluang bagi seorang wirausahawan untuk memperbaiki kinerja perusahaan-
nya.

75
Segala aktivitas dalam kaitannya dengan berwirausaha yang meliputi men-
ciptakan gagasan mengenai pasar, mempersiapkan masukan, memproduksi, mem-
pekerjakan orang, memasarkan, melayani konsumen, menyelenggarakan sistem
informasi keuangan dan berbagai aktivitas lainnya dilaksanakan dalam sebuah
wadah yang disebut organisasi, yakni perusahaan. Bentuk organisasi perusahaan
bermacam-macam dan mungkin tidak semua cocok untuk semua jenis perusahaan.
Karena itu, penentuan jenis organisasi perusahaan sangat menentukan pula bagi
kesuksesan seorang wirausahawan dalam menjalankan aktivitasnya.
Organisasi adalah sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara formal
dipersatukan dalam suatu bentuk kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Dari defenisi tersebut dapat disebutkan bahwa organisasi mengandung
berbagai unsur yang terdiri dari dua orang atau lebih, ada kerjasama diantara
orang-orang yang tergabung di dalamnya, dan memiliki tujuan bersama. Sedang-
kan manajemen merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mewujudkan
kerjasama di antara semua sumberdaya yang terlibat dalam organisasi untuk men-
capai tujuan yang telah ditetapkan. Defenisi manajemen oleh para ahli cukup
beragam, namun secara umum istilah manajemen mengandung tiga pengertian
yaitu: (1) manajemen sebagai suatu proses, (2) manajemen sebagai kolektivitas
orang-orang yang melakukan aktivitas, dan (3) manajemen sebagai suatu seni dan
sebagai suatu ilmu pengetahuan.
b) Organisasi Perusahaan
Terkait dengan kebutuhan organisasi perusahaan, beberapa hal yang perlu
dirancang, yakni visi dan misi perusahaan, struktur organisasi perusahaan, bentuk
organisasi perusahaan, serta perizinan organisasi perusahaan, sebagaimana yang
diuraikan berikut: Pertama, Visi dan Misi Perusahaan – Visi perusahaan terkait
dengan kondisi yang akan dicapai oleh perusahaan di masa yang akan datang.
Sedangkan misi perusahaan terkait dengan tugas pelayanan yang harus dijalankan
oleh perusahaan terhadap pihak-pihak yang berkepentingan. Visi perusahaan
merupakan falsafah bagi manajemen perusahaan dan setiap orang yang terlibat
dalam organisasi perusahaan, serta merupakan pedoman untuk menyusun strategi
perusahaan. Pernyataan visi perusahaan hendaknya dirumuskan dalam suatu per-
nyataan yang bersifat sederhana, fleksibel, memiliki cakupan yang luas, terukur
dalam hal capaian dan waktu, serta menggambarkan prospek yang cerah dalam
perjalanan hidup perusahaan dimasa mendatang.
Kedua struktur organisasi – Struktur organisasi merupakan desain organi-
sasi dimana wirausahawan sebagai manajer melakukan alokasi sumberdaya per-
usahaan, terutama yang terkait dengan pembagian kerja dan sumberdaya yang
dimiliki, serta pengkoordinasian dan pengkomunikasiannya. Struktur organisasi
perusahaan adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja) dalam organi-
sasi perusahaan yang menunjukkan adanya pembagian kerja dalam bentuk pen-
delegasian wewenang kepada tenaga kerja dan menunjukkan pula arah tanggung-
jawab atas wewenang yang diberikan. Selain itu, struktur organisasi juga me-
nunjukkan fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda dikoordinir

76
dan menunjukkan pula adanya spesialisasi-spesialisasi pekerjaan yang terdapat
dalam sebuah organisasi perusahaan. Beberapa faktor yang mempengaruhi
struktur organisasi, yaitu: (1) Strategi perusahaan, (2) ukuran organisasi perusaha-
an, (3) Tknologi, dan (4) Lingkungan perusahaan.
Ketiga, Bentuk Organisasi Perusahaan – Secara umum terdapat tiga
bentuk usaha yang secara yuridis dapat diterima keberadaannya, yaitu: (1) Usaha
perseorangan atau sering disebut firma adalah bentuk usaha yang paling kecil dan
paling umum; (2) Usaha patungan atau sering disebut usaha perkongsian merupa-
kan bentuk perusahaan yang status pemilikannya berada di bawah sejumlah orang
yang ikut terlibat; (3) Perusahaan perseroan merupakan suatu bentuk perusahaan
yang sama sekali terpisah dari pemiliknya.
c) Manajemen Perusahaan
Manajemen perusahaan merupakan upaya pengendalian dan pendaya-
gunaan berbagai sumberdaya yang dimiliki untuk mencapai tujuan perusahaan.
Sumberdaya perusahaan dari penjelasan di atas adalah merupakan sarana
manajemen perusahaan yang dikenal dengan istilah 6M, yakni Man (manusia),
Money (uang), Material (bahan), Machine (mesin/peralatan), Method (cara kerja)
dan Market (pasar).
Pemanfaatan sarana manajemen perusahaan ini dibutuhkan teknik-teknik
manajemen. Beberapa teknik manajemen moderen dan penting untuk diketahui
seorang wirausahawan, yaitu: (1) Management by Delegation; (2) Management by
Exception; (3) Management by Objective; (4) Management by Results; (5)
Management by System; dan (6) Management by Participation.
Tahapan:
a) Dosen membagi kelas menjadi 3 kelompok kecil dengan anggota yang memiliki
tingkat kemampuan yang tinggi, sedang dan rendah (lihat keaktifan dan hasil
kuis).
b) Tiap kelompok memilih ketua (bertugas mengarahkan dan membagi peran) dan
sekretaris kelompok (mencatat hasil diskusi dan peta pemahaman materi dari
anggota kelompok)
c) Tiap kelompok mendapatkan materi yang berbeda dan bekerja secara kooperatif
untuk membahas poin-poin tiap materi dan dan bertukar pemahaman dengan
anggota kelompok hingga mencapai pemahaman yang sama dalam kelompok
terhadap materi.
d) Tiap kelompok mengirim wakil anggotanya untuk bertukar pemahaman dengan
kelompok lain hingga mencapai pemahaman yang sama antar kelompok terhadap
materi dan wakil tiap kelompok mempresentasikan di depan kelas.
e) Dosen membantu meluruskan pemahaman yang keliru, baik dengan cara memberi
tugas atau langsung mengarahkan kepada jawaban.
f) Setiap mahasiswa menyusun laporan/resume diskusi yang mengarah kepada
capaian kompetensi.
g) Post Tes (kuis)

77
III. TUGAS MODUL DAN INDIKATOR PENIILAIAN
Pertemuan 14: Simpulkan,
Aktivitas 1: Mengelola Uang Anda
1) Kelompokkanlah dengan pemisahan antara uang yang anda perlukan untuk usaha anda
dan keluarga anda berdasarkan pembelajaran di atas
2) Klasifikasi pengeluaran usaha dan keluarga tersebut dalam kelompok pengeluaran
harian, mingguan, bulanan bahkan tahunan.
3) Identifikasi pengeluaran Anda yang tidak rutin.
4) Diskusikan dengan mahasiswa lain bagaimana pentingnya mengatur pengeluaran
keuangan usaha dan keluarga.
5) Diskusikan keuntungan-keuntungan dan permasalahan-permasalahan dalam menelu-
suri uang yang masuk dan keluar, dan identifikasikan cara untuk menghadapi kendala-
kendala yang dihadapi.
Aktivitas 2: Menyusun Anggaran Keluarga
1) Langkah-langkah apa yang mahasiswa ambil untuk menyusun anggaran ini?
2) Anggaran mana yang memasukkan semua pendapatan? (hadiah dari tamu, keluarga,
anggota keluarga, teman, dll)
3) Anggaran mana yang mengidentifikasikan seluruh pengeluaran dan membuat perkira-
an pengeluaran yang realistik?
4) Anggaran mana yang memiliki keseimbangan yang baik antara pendapatan dan
pengeluaran?
Pertemuan 15 : Simpulkan,
Aktivitas : Mengukur Kinerja Aktual, Membandingkan Kinerja Aktual dengan
Standar, dan Melakukan tindakan manajerial
1) Pengajar meminta mahasiswa menjelaskan kesimpulan dari aktivitas tersebut.
2) Pengajar kemudian menjelaskan proses pembelajaran bagaimana pentingnya evaluasi
dan bagaimana cara mencapai kinerja tersebut.
3) Pengajar meminta mahasiswa menjelaskan kesimpulan dari aktivitas tersebut.
4) Pengajar kemudian menjelaskan proses pembelajaran bagaimana pentingnya meng-
ukur kinerja dengan standar awal dari games tersebut.
5) Pengajar meminta mahasiswa menjelaskan kesimpulan dari aktivitas tersebut.
6) Pengajar kemudian menjelaskan proses pembelajaran bagaimana pentingnya melaku-
kan evaluasi dan tindakan perbaikan kinerja.
Evaluasi Pembelajaran per modul (EPm)

Nilai Bobot Perhitungan Skor


No Komponen Penilaia
Rerata (%) Nilai (Xn)
1. Tugas dan Karya Mandiri a 20 A x 20 / 100
2. Kuis b 5 B x 5 / 100
3. Kehadiran dan Keaktivan c 75 C x 75 / 100
Jumlah Epm (a / b / c /)

78
Materi modul-6 ini diharapkan dapat dipahami oleh mahasiswa dan mampu me-
menuhi indikator kompetensi dalam hal-hal sebagai berikut :
1) Kemampuan mahasiswa megelola keuangan pribadi dan anggaran keuangan keluarga
2) Kemampuan mahasiswa melakukan manajemen keuangann usaha, melalui aktivitas
penggunaan dana, aktivitas perolehan dana, dan aktivitas pengelolan dana.
3) Kemampuan mahasiswa melakukan evaluasi kinerja melalui pengukuran kinerja
aktual, membandingkan kinerja aktual dengan kinerja standar, dan melakukan tindak-
an manajerial.
4) Kemampuan mahasiswa memahami sistem organisasi dan manajemen bisnis dengan
baik.

IV. PENUTUP
Modul ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi dosen untuk melakukan pem-
belajaran baik dalam penelusuran sumber belajar berupa buku teks, hasil penelitian,
evaluasi hasil pengabdian masyarakat serta kearifan lokal wilayah dan UIN Alauddin
terkait kompetensi menjual produk, jasa dan ide maupun dalam melaksanakan proses
pembelajaran untuk materi dalam modul ini. Modul ini diharapkan pula dapat menjadi
pedoman pembelajaran sehingga proses pembelajaran dapat berjalan efisien dan efektif
dalam mencapai sasaran pembelajaran melalui peran aktif yang terintegrasi dari semua
pihak terkait.

V. SUMBER KEPUSTAKAAN
1) Lesmana, R. dan Rudy Surjanto. 2003. Financial Perforance Analyzing Pedoman
Menilai Kinerja Keuangan Untuk Perusahaan Tbk.,Yayasan, BUMN, BUMD, dan
Organisasi Lain-nya. Jakarta: Elex Media Komputindo.
2) Peterson W. Marvin, at. all, Planning and Management for a Changing Environment.
San Francisco: Jossey-Bass Publishers. 1997
3) Priest, S. dan Karl Rohnke. 2000. 101 of The Best Corporate Team-Building Activities
We Know!. Lakebay: Kendall
4) Robbins, Stephen P. and Nancy Langton. 2001. Organization Behavior. 2nd ed..
Canada: Pearson Education
5) Steers, Richard M. 1980. Effectivitas Organisasi. terjemahan. Jakarta: Erlanggga.
Sutermeister, Robert 1976. People and Productivity. Third Edition. New York:
McGraw- Hill Book Co. 1976
6) Sweeney, Paul D.. & Dean B. McFarlin. 2002. Organizational Behavior: Solution for
Management. International Edition. Boston: McGraw-Hill Higher Education.
7) Timpe, 1991c. Memotivasi Pegawai. Seri Ilmu dan Seni Manajemen Bisnis. Edisi
Bahasa Indonesia Jakarta: Gramedia.
8) Turner, Suzanne. 2005. Tools for Success: Acuan Konsep Manajemen bagi Manajer
dan Praktisi Lainnya. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer.

79

Anda mungkin juga menyukai