Anda di halaman 1dari 33

Pengantar

Desain Komunikasi Visual



MODUL PRAKTIKUM

Pengantar Desain Komunikasi Visual

Oleh:

Ade Rahma Yuly S.Kom, M.Ds

PROGRAM STUDI TEKNIK MULTIMEDIA DIGITAL

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

1 | J T I K - T e k n i k M u l t i m e d i a D i g i t a l



Pengantar Desain Komunikasi Visual

BAB I DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

A. CAPAIAN PEMBELAJARAN PERTEMUAN

Mahasiswa mampu mengidentifikasikan definisi, fungsi dan ruang lingkup Desain Komunikasi Visual.

B. MATERI

1. Definisi

“Design is to design a design to produce a design”


• Desain adalah ilmu terapan hasil gabungan seni, teknologi dan sains.
• Komunikasi adalah proses transmitting yaitu proses pemberian atau pertukaran informasi dari
pemberi dan penerima.
• Komunikasi dipengaruhi oleh berbagai disiplin ilmu, yaitu sosiologi, psikologi, politik, filsafat,
antropologi, dll.
• Komunikasi visual adalah segala sesuatu yang dapat dilihat dan digunakan untuk menyampaikan
arti, makna dan pesan.
• Desain Komunikasi Visual merupakan seni dalam menyampaikan informasi atau pesan dengan
menggunakan bahasa rupa/visual yang disampaikan melalui media berupa desain.

2. Fungsi

1) Sarana identifikasi (branding), mencerminkan pribadi, perusahaan, produk atau jasa agar mudah
dikenali, diingat dan menjadi pembeda
2) Sarana Informasi, pengendali, pengawas, pengontrol, sehingga informasi dapat diterima pada
waktu dan tempat yang tepat, dengan menggunakan bentuk yang mudah dimengerti dan
dipresentasikan secara logis dan konsisten.
3) Sarana motivasi perorangan, kelompok ataupun masyarakat.
4) Sarana pengutaraan emosi, untuk menambah kepekaan pembaca dalam menangkap informasi.
5) Sarana presentasi dan promosi, untuk menyampaikan pesan, mendapatkan atensi dari mata,
sehingga pesan mudah diingat konsumen.

6 | J T I K - T e k n i k M u l t i m e d i a D i g i t a l



Pengantar Desain Komunikasi Visual

3. Ruang Lingkup

Seiring perkembangan zaman, desain saat ini tidak hanya melingkupi media cetak, namun sudah
menyasar pada ranah digital seperti desain interaktif dan multimedia. Desain Komunikasi Visual dapat
diterapkan pada media cetak, website, televisi, dll.

Beberapa pilihan profesi yang melibatkan desain komunikasi visual adalah:

1) Branding Company
2) Photography
3) Advertising
4) Web Design
5) Book Design
6) Desain Grafis Media (Buku, Majalah, Surat Kabar)
7) Cerita bergambar
8) Ilustrasi
9) Desain Huruf
10) Printing Industri
11) Animasi
12) Movie Production
13) Game Design
14) Mobile Apps

C. STUDI KASUS

Carilah 3 objek desain yang paling menarik menurut pendapat anda. Objek ini bisa berupa bentuk desain
apa saja (visual, arsitektur, interior, produk, dll). Dari 3 desain tersebut, amati satu per satu apakah
terdapat unsur komunikasi yang ingin disampaikan oleh desainer pada viewer?

D. REFERENSI

Anggraini, L. S., & Nathalia, K. (2016). Desain Komunikasi Visual; Dasar-Dasar Panduan untuk Pemula.
Bandung: Nuansa Cendekia.
Bayer, H., Gerstner, K., & Hara, K. (2009). Graphic Design Theory - Reading from The Field. Yogyakarta:
Princeton Architectural Press.
Kusrianto, A. (2009). Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: Andi.

“Design is not just what it looks and feels like. Design is how it works”

- Steve Jobs -

7 | J T I K - T e k n i k M u l t i m e d i a D i g i t a l



Pengantar Desain Komunikasi Visual

BAB II UNSUR-UNSUR DESAIN

A. CAPAIAN PEMBELAJARAN PERTEMUAN

Mahasiswa mampu mengidentifikasikan elemen-elemen desain grafis dan komunikasi visual.

B. MATERI

Sebuah desain terbentuk atas gabungan beberapa elemen/unsur pembentuk desain, yang diatur dengan
dasar prinsip-prinsip. Masing-masing memiliki sikap tertentu terhadap yang lain, misal garis
mengandung warna, memiliki style garis yang utuh atau putus-putus atau bergelombang. Sebuah karya
seni dapat memiliki hanya 1 unsur saja, namun butuh filosofi besar untuk mendukungnya. Karya seni
biasanya membutuhkan kombinasi dari beberapa unsur desain. Unsur-unsur tersebut adalah:

1. Titik

Menurut Kusrianto (2009) titik merupakan salah satu unsur visual meskipun dengan wujud yang
relatif kecil. Titik cenderung ditampilkan dalam bentuk kelompok, dengan variasi jumlah, susunan
dan kepadatan tertentu.

2. Garis

Garis dapat diartikan sebagai unsur desain yang menghubungkan antara satu titik (poin) dengan titik
yang lain. Garis juga dapat diartikan sebagai gabungan titik-titik yang berdekatan jaraknya.
Bentuknya dapat berupa garis lurus (curve) atau lurus (straight).
Arah garis dapat mewakili citra yang diinginkan, misal untuk citra yang tenang dan profesional dapat
memanfaatkan garis horizontal, garis vertikal melambangkan keseimbangan dan kuat. Bentuk garis
melengkung berkesan lemah dan lembut, garis patah berkesan tajam dan naik turun, garis miring
berkesan menyudutkan, garis berombak berkesan halus dan berirama.
Susunan bentuk, huruf dan cahaya yang diletakkan tersusun dan beraturan dapat membentuk garis.
Garis adalah unsur dasar membangun sebuah bentuk.

8 | J T I K - T e k n i k M u l t i m e d i a D i g i t a l



Pengantar Desain Komunikasi Visual

3. Bentuk/Bidang

Bidang adalah segala sesuatu yang memiliki diameter, tinggi dan lebar. Berdasarkan sifat dapat
dibedakan menjadi Geometrik, Natural dan Abstrak.
• Geometrik adalah bentuk yang segala sesuatunya dapat diukur.



• Natural adalah bentuk yang dapat berkembang dan berubah secara ukuran


• Abstrak, sesuatu yang kasat mata , tidak jelas dan tidak berdefinisi.

4. Warna

Warna dapat mewakili identitas dan citra perusahaan/klien. Warna dapat menarik perhatian dan
meningkatkan mood. Dalam menggunakan warna, perlu diperhatikan kesan apa yang ingin
ditampilkan dari sebuah produk.

9 | J T I K - T e k n i k M u l t i m e d i a D i g i t a l



Pengantar Desain Komunikasi Visual


Penggunaan warna merah muda untuk Penggunaan warna biru untuk kesan maskulin.
kesan feminin.


Penggunaan warna kuning untuk kesan waspada. Penggunaan warna merah untuk kesan semangat.

5. Tekstur

Tekstur dapat dikatakan sebagai tampilan permukaan atau corak benda yang dapat dilihat dan
diraba. Tekstur pada desain dapat menjadi nilai lebih. Dalam desain grafis tidak semua tekstur
bersifat nyata, ada yg bersifat semu. Tekstur semu merupakan tekstur dari suatu bidang yang dibuat
secara digital. Tekstur banyak digunakan untuk mengatur keseimbangan desain, selain itu fotografi
juga dapat diimplementasikan sebagai tekstur.

10 | J T I K - T e k n i k M u l t i m e d i a D i g i t a l



Pengantar Desain Komunikasi Visual


Contoh tekstur semu.

6. Kontras

Kontras merupakan warna yang berlawanan antara satu dengan yang lain, perbedaannya dari warna
atau gelap terang. Kontras dapat digunakan untuk menonjolkan pesan dan informasi, membantu
nilai keterbacaan, fokus dan titik berat suatu desain. Kontras gelap terang memiliki kemudahan baca
lebih tinggi dibandingkan kontras warna.


Contoh penggunaan kontras dalam sebuah desain

7. Ukuran

Ukuran adalah perbedaan besar kecilnya suatu objek yang dapat menciptakan kontras dan
penekanan pada objek desain. Kontras berguna untuk menjadi penuntun tampilan informasi yang

11 | J T I K - T e k n i k M u l t i m e d i a D i g i t a l



Pengantar Desain Komunikasi Visual

penting dan kurang penting. Dalam mendesain, memperhatikan ukuran objek sesuai hierarki akan
membuat informasi terbaca dengan baik dan dapat dimengerti.


Cover majalah Elle dengan penggunaan
Ukuran tipografi untuk hierarki informasi.

C. WORKSHEET

Membuat Kartu Nama

Software : Adobe Photoshop

1. Buat dokumen baru : File > New


(Ctrl+N) dengan ukuran 96 mm dan 61
mm, dengan resolusi 300dpi.

12 | J T I K - T e k n i k M u l t i m e d i a D i g i t a l



Pengantar Desain Komunikasi Visual

2. Tambahkan guide sebagai bantuan
mengatur pinggiran kertas/kanvas.
Tekan Ctrl+R untuk memunculkan
ruler (View>Ruler). Atur Bleed, dengan
cara tekan View > New Guide dan beri
nilai Horizontal 3mm dan Vertical
3mm. Lakukan dua kali, untuk yang
kedua beri nilai vertikal 58mm dan
horizontal 93mm.
Bleed : space untuk mengatur antara
pinggiran design dengan printer agar
image tidak terpotong dan tetap
tercetak secara utuh.
>>>

3. Silahkan cari atau download texture
yang akan digunakan sebagai
background sesuai keinginan masing-
masing.



4. Masukkan tekstur ke dalam halaman
kerja, dengan cara open teksture
melalui file>open atau file>place. Klik
kanan pada layer teksture lalu pilih
rasterize layer. Rapikan background
sehingga tampilan tekstur berada di
dalam garis batas.

13 | J T I K - T e k n i k M u l t i m e d i a D i g i t a l



Pengantar Desain Komunikasi Visual

5. Tambahkan layer baru dengan warna
yang sesuai (ctrl+del) dan set dengan
multiply. rubah color
modes:image>mode>rgb color.



6. Aktifkan polygonal lasso tool (L) untuk
membuat sebuah shape diagonal
block, kemudian create new layer.
Buat shape jajar genjang dengan
menekan shift untuk angle 45’ pada
bentuk diagonal.
>>>

7. Beri warna diagonal block (ctrl+del)
dengan warna yang contras dengan
warna background, set blending
modenya ke color dodge.

14 | J T I K - T e k n i k M u l t i m e d i a D i g i t a l



Pengantar Desain Komunikasi Visual

8. Buat duplikat jajar genjang sebanyak 2
atau 3 dengan menekan alt lalu
gerakkan shape ke samping. untuk
mengatur jarak secara otomatis antar
diagonal block, gunakan align tool.
tekan tombol shift dan pilih semua
layer diagonal, kemudian pilih
distributed vertical center pada align
tool.



9. Tambahkan text. Aktifkan text tool.
buat teks dengan ukuran 8pt, dan teks
bawah 27pt. Gunakan font dan warna
yang sesuai dengan tema background.
Kalian bisa tuliskan nama, profesi dan
kontak.

15 | J T I K - T e k n i k M u l t i m e d i a D i g i t a l



Pengantar Desain Komunikasi Visual

10. Buat layer baru di atas layer texture,
aktifkan polygonal lasso tool, gambar
bentuk 4 sisi seperti pada gambar. Beri
warna gelap, atur mode multiply
dengan opacity 30%. Rapikan bentuk
yang diluar garis batas.



11. Simpan dalam format psd dan jpg dengan format nama: Kelas_Nama_Praktikum1.jpg.

D. REFERENSI

Anggraini, L. S., & Nathalia, K. (2016). Desain Komunikasi Visual; Dasar-Dasar Panduan untuk Pemula.
Bandung: Nuansa Cendekia.
Bayer, H., Gerstner, K., & Hara, K. (2009). Graphic Design Theory - Reading from The Field. Yogyakarta:
Princeton Architectural Press.
Kusrianto, A. (2009). Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: Andi.

16 | J T I K - T e k n i k M u l t i m e d i a D i g i t a l



Pengantar Desain Komunikasi Visual

BAB III PRINSIP KERJA DESAIN

A. CAPAIAN PEMBELAJARAN PERTEMUAN

Mahasiswa mampu mengidentifikasikan penerapan prinsip-prinsip desain.

B. MATERI

Produk visual yang dihasilkan sebaiknya harus kreatif, asli, inovatif, komunikatif, efisien dan efektif serta
indah. Dalam mendesain perlu memperhatikan beberapa prinsip kerja desain yang harus diterapkan.

1. Keseimbangan

Desain harus memiliki keseimbangan agar nyaman dipandang dan tidak membuat gelisah. Dalam seni,
keseimbangan tidak dapat diukur secara pasti, namun dirasakan. Dikatakan keseimbangan apabila kiri
dan kanan, atas bawah terkesan sama berat. Contoh keseimbangan yang dapat mempengaruhi perasaan
hingga menjadi gelisah adalah saat melihat bangunan miring, atau pohon yang akan roboh.
Keseimbangan dapat dibagi menjadi 2, yaitu Keseimbangan Simetris dan Asimetris.


2 Jenis Keseimbangan

Keseimbangan Simetris/Formal adalah membagi sama berat masa antara kanan-kiri atas-bawah secara
simetris.

17 | J T I K - T e k n i k M u l t i m e d i a D i g i t a l



Pengantar Desain Komunikasi Visual


Contoh Penerapan Keseimbangan Simetris

Keseimbangan Asimetris adalah elemen desain yang tidak sama antara kanan-kiri atas-bawah, namun
tetap terasa seimbang. Gunakan bentuk dan warna yang berbeda. Keseimbangan asimetris tampak
variatif dan dinamis.


Contoh Penerapan Keseimbangan Asimetris

18 | J T I K - T e k n i k M u l t i m e d i a D i g i t a l



Pengantar Desain Komunikasi Visual

2. Irama

Irama dapat diartikan sebagai pengulangan gerak atau penyusunan bentuk secara berulang-ulang
(repetisi dan variasi). Repetisi dibuat secara berulang dan konsisten. Variasi adalah perulangan elemen
disertai perubahan bentuk, ukuran atau posisi.

3. Dominasi

Dominasi atau nama lainnya adalah Center of interest/Eye Catcher, berfungsi untuk menonjolkan salah
satu unsur sebagai pusat perhatian. Informasi paling penting harus ditonjolkan dengan elemen visual
yang kuat. Tujuan lainnya adalah untuk menghilangkan kebosanan dan memecah keberaturan.

Beberapa cara untuk menonjolkan elemen dalam sebuah desain adalah:

a. Fokus
Menjadikan satu objek sebagai pusat perhatian karena mengandung informasi utama, meskipun
begitu keharmonisan objek fokus dengan sekitarnya harus tetap terjaga.

19 | J T I K - T e k n i k M u l t i m e d i a D i g i t a l



Pengantar Desain Komunikasi Visual


b. Penempatan Objek

Penempatan di tengah akan menjadi stopping power atau penonjolan satu objek untuk menarik
perhatian pembaca. Stopping power juga dapat dibentuk dengan adanya pengarahan mata oleh objek di
sekitar objek utama. Tanpa stopping power yang kuat, desain akan mudah dilupakan konsumen.

4. Kesatuan

20 | J T I K - T e k n i k M u l t i m e d i a D i g i t a l



Pengantar Desain Komunikasi Visual

Kesatuan atau Unity adalah prinsip hubungan antara satu
unsur dengan beberapa unsur desain (seperti warna dan
arah). Desain dikatakan menyatu bila keseluruhan harmonis
dalam tema, warna, tipografi dan ilustrasi foto.
Dalam gambar di samping, desain terlihat satu dalam tema,
warna, tipografi dan ilustrasi, dikarenakan terdapat unsur
tomat dalam keseluruhan elemen tersebut.

C. STUDI KASUS

Carilah sebuah desain (layout/majalah/poster/web banner/dll). Identifikasi apakah desain tersebut


sudah sesuai dengan prinsip kerja desain dari segi kesatuan tema, warna, tipografi dan ilustrasinya.

D. WORKSHEET

Buatlah sebuah web banner untuk promosi sebuah produk makanan dengan menggunakan Adobe
Photoshop dengan ukuran width 720px height 300px, resolusi 300dpi. Perhatikan penerapan prinsip
kerja desain dalam pemilihan warna, tipografi dan ilustrasi yang sesuai dengan tema.

E. REFERENSI

Anggraini, L. S., & Nathalia, K. (2016). Desain Komunikasi Visual; Dasar-Dasar Panduan untuk Pemula.
Bandung: Nuansa Cendekia.
Bayer, H., Gerstner, K., & Hara, K. (2009). Graphic Design Theory - Reading from The Field. Yogyakarta:
Princeton Architectural Press.
Kusrianto, A. (2009). Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: Andi.

21 | J T I K - T e k n i k M u l t i m e d i a D i g i t a l



Pengantar Desain Komunikasi Visual

BAB IV TIPOGRAFI

A. CAPAIAN PEMBELAJARAN PERTEMUAN

Mahasiswa mampu mengidentifikasi peranan tipografi dalam desain komunikasi visual.

B. MATERI

Tipografi adalah Ilmu atau strategi yang melibatkan metode kerja penataan layout, bentuk, ukuran dan
sifat huruf yang didesain untuk mencapai tujuan tertentu.

1. Sejarah Tipografi

a. Lukisan pada Dinding Goa


Pada masa prasejarah, manusia berkomunikasi satu sama lain dengan menggunakan teriakan
yang bersambung antara satu wilayah hingga wilayah lainnya. Cara lainnya adalah dengan
menggunakan simbol, gambar, gerakan tubuh, isyarat dan cara manual lainnya. Adapun simbol
ini banyak ditemukan pada gua-gua.


Rock Painting di Papua

b. Pelepah daun, papyrus, kulit hewan dan kerajinan tangan


Manusia mulai membuat menggunakan daun, papyrus, kulit hewan, kerajinan tangan (keramik)
sebagai media komunikasi. Di Cina penemuan kertas oleh Ts’ai Lun pada 105M menjadi media
penyebaran agama dan keyakinan.
Di Mesir terdapat hieroglif, yaitu gabungan logograf dan alfabet, terdiri dari 700 gambar dan
lambang dalam bentuk manusia, hewan atau benda dalam gambar paku yang bersifat rahasia
yang sukar dipahami maknanya. Tulisan ini bisa ditemukan pada batu, papyrus dan kayu.

22 | J T I K - T e k n i k M u l t i m e d i a D i g i t a l



Pengantar Desain Komunikasi Visual


Huruf Hieroglif


Di Yunani sekitar 7 atau 8 SM, muncul alfabet yunani

c. Huruf cetak timah


Pada abad 15, semakin banyak ilmu yang dituangkan dalam bentuk tulisan, sehingga pada
penyalinannya sering terjadi kesalahan dan butuh waktu lama melakukannya. Johannes
Genfleisch Zur Gutenberg, seorang tokoh dari Jerman, menciptakan teknologi percetakan logam
huruf dengan tinta minyak. Saat itu masyarakat menyebutnya sebagai pencipta movable type.
Semenjak saat itu, mulai muncul berbagai jenis huruf dengan tampilan visual yang atraktif dan
persuatif. Beberapa jenis tulisan ini muncul dengan semakin banyaknya ahli cetak dan
perancang huruf. Beberapa di antaranya adalah:
1) Didot. Didot secara turun menurun adalah keluarga yang berkiprah di bidang percetakan.
2) Bodoni adalah seorang perancang huruf dari Itali dengan karya modern pertamanya adalah
jenis Roman Style Bodoni. Ciri khasnya adalah kontras stroke yang tebal dan tipis, serta serif
yang lurus.
3) Aldus Manutius yang menciptakan huruf miring, yang kemudian disebut italic.

23 | J T I K - T e k n i k M u l t i m e d i a D i g i t a l



Pengantar Desain Komunikasi Visual

2. Anatomi Huruf

Setiap huruf, angka dan tanda baca disebut sebagai character. Perpaduan character ini membentuksatu
kesatuan huruf dengan bagian-bagiannya.

3. Klasifikasi Huruf

Berdasar dari latar belakang sejarah perkembangan tipografi dan momen penting dalam perjalanan
pengembangan bentuk huruf, berikut adalah klasifikasi huruf sesuai anatominya.

a. Serif, ciri utamanya adalah memiliki sirip (serif) berbentuk lancip di


ujung huruf. Terdapat ketebalan dan ketipisan yang kontras dalam huruf
sehingga mudah dibaca (readibility). Kaki serif fungsinya untuk
memudahkan membaca teks kecil, dan teks dalam jarak baris yang
sempit. Contoh penggunaannya pada koran dan buku klasik. Tipe huruf
ini memberi kesan klasik, resmi dan elegan. Contoh font Times New
Roman, Garamond, .

24 | J T I K - T e k n i k M u l t i m e d i a D i g i t a l



Pengantar Desain Komunikasi Visual

b. Sans Serif, ciri utama tidak memiliki sirip berbentuk lancip di ujung

A
huruf, ketebalan huruf hampir sama. Tipe huruf ini melambangkan
kesederhanaan, lugas, futuristik. Banyak digunakan pada layar komputer,
karena efek cahaya belakang komputer akan mempersulit membaca font
serif.
contoh font Arial, Trebuchet, Helvetica

A
c. Script, menyerupai goresan tangan (pena, kuas) dan cenderung miring
ke kanan. Formal script menyerupai tulisan dengan pena klasik
(undangan media cetak formal) sementara casual script menyerupai
tulisan tangan dengan pensil (media yang tidak formal). Kesan dari tipe
font ini adalah pribadi dan akrab. Contoh font Formal script,

A
d. Dekoratif, adalah pengembangan dari bentuk huruf yang sudah ada
hanya ditambah hiasan dan ornamen atau garis dekorasi. Tipe font ini
memberi kesan dekorasi dan ornamen. Biasa digunakan sebagai
judul/heading, dan tidak dianjurkan digunakan sebagai body text, karena
sulit dibaca.
contoh font dk sushi bar, mesquite std,

Desainer harus mengenal dan mengerti karakter dan bentuk huruf. Selain itu terdapat 2 Hal yang Harus
Diperhatikan dalam Desain Tipografi, yaitu readibility dan legibility.

Readibility adalah memperhatikan penggunaan huruf dengan huruf yang lain, sehingga jelas dibaca.
Dalam desain huruf harus memperhatikan spasi antar huruf, karena readilibity yang rendah dapat
membuat pembaca cepat lelah dan tidak lancar membaca teks.

25 | J T I K - T e k n i k M u l t i m e d i a D i g i t a l



Pengantar Desain Komunikasi Visual

Legibility adalah tingkat kemudahan mata mengenali suatu karakter/huruf tanpa bersusah payah.
Legibility dilihat dari kerumitan desain dan penggunaan warna.

C. STUDI KASUS

Analisa apakah penggunaan tipografi pada sebuah desain (layout/majalah/poster/banner/headline/dan


lain-lain) sudah sesuai dengan tema dan panduan desain tipografi.

D. WORKSHEET

1. Buat Teks dengan nama pendek masing-masing (1 kata), kalian pilih Font yang kalian inginkan.
Ingat tema desain adalah emas. Gambar di bawah adalah contoh hasil akhir. Warna latar
belakang tulisan adalah #291e04.


2. Klik kanan pada layer tulisan, lalu atur menjadi seperti berikut. Warna gradasi adalah #ddb24a
(foreground), #cd9301 (background)

26 | J T I K - T e k n i k M u l t i m e d i a D i g i t a l



Pengantar Desain Komunikasi Visual

27 | J T I K - T e k n i k M u l t i m e d i a D i g i t a l



Pengantar Desain Komunikasi Visual



3. Tambahkan brush blink (dalam assorted brush) dengan warna #ffff57 pada ujung-ujung huruf
untuk memberi kesan pantulan cahaya.

E. REFERENSI

Anggraini, L. S., & Nathalia, K. (2016). Desain Komunikasi Visual; Dasar-Dasar Panduan untuk Pemula.
Bandung: Nuansa Cendekia.
Bayer, H., Gerstner, K., & Hara, K. (2009). Graphic Design Theory - Reading from The Field. Yogyakarta:
Princeton Architectural Press.
Kusrianto, A. (2009). Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: Andi.

28 | J T I K - T e k n i k M u l t i m e d i a D i g i t a l



Pengantar Desain Komunikasi Visual

BAB V WARNA

A. CAPAIAN PEMBELAJARAN PERTEMUAN

Mahasiswa mampu mengidentifikasi peranan warna dalam desain komunikasi visual.

B. MATERI

Warna tidak hanya untuk keindahan estetika, warna bisa mewakili mood atau suasana. Secara psikologis
diuraikan oleh J. Linschoten dan Drs. Mansyur bahwa warna itu bukanlah suatu gejala yang hanya dapat
diamati saja, warna itu mempengaruhi kelakuan, memegang peranan penting dalam penilaian estetis
dan turut menentukan suka tidaknya kita akan bermacam-macam benda.

1. Skema Warna

a. Subtraktif (warna primer) CMYK merupakan metode


warna berdasarkan pigmen atau zat warna (seperti cat
atau tinta). Beragam warna lain bisa dihasilkan dari
penggunaan empat warna ini. Sayangnya, CMYK tidak
mampu menghasilkan warna sebanyak pada RGB. Itulah
sebabnya pencampuran kuning-hijau terlihat sedikit keruh
saat dicetak. Hitam disebut dengan ”K” (key) dari istilah
”key plate” dalam percetakan (plat cetak yang
menciptakan detail artistik pada gambar, biasanya
menggunakan warna tinta hitam).



b. Warna additive RGB bersumber dari sinar. Televisi dan
monitor komputer menggunakannya. Dengan
mengombinasi tiga warna ini, banyak warna lain bisa
dihasilkan. Kombinasi maksimum menghasilkan warna
putihm dan jika cahayanya dikurangi akan menghasilkan
warna hitam. Perlu diingat, bila Anda mengolah gambar
dalam mode RGB, Anda harus mengubahnya ke mode
CMYK sebelum mencetak.

29 | J T I K - T e k n i k M u l t i m e d i a D i g i t a l



Pengantar Desain Komunikasi Visual

2. Jenis Warna

a. Warna sekunder

Merupakan hasil pencampuran warna-warna primer dengan proporsi 1:1. Misalnya warna jingga
merupakan hasil campuran warna merah dengan kuning, hijau adalah campuran biru dan kuning, dan
ungu adalah campuran merah dan biru.

b. Warna tersier

Merupakan campuran salah satu warna primer dengan salah satu warna sekunder. Misalnya warna
jingga kekuningan didapat dari pencampuran warna kuning dan jingga.

c. Warna netral

Warna netral merupakan hasil campuran ketiga warna dasar dalam proporsi 1:1:1. Warna ini sering
muncul sebagai penyeimbang warna-warna kontras di alam. Biasanya hasil campuran yang tepat akan
menuju hitam. Kelompok ini adalah pelengkap dan merupakan pilihan terbaik dalam memadukan semua
kelompok warna, baik warna dingin maupun hangat. Warna-warna netral sangat sempurna jika
digunakan untuk menjadi pilihan warna pada background pada suatu desain website.

Warna netral juga berguna dalam memberikan tekanan pada warna-warna pekat yang lainnya. Seperti
warna abu-abu atau hitam, sangat sempurna jika digunakan sebagai bayangan. Atau warna putih yang
dapat memberikan efek “tint” pada desain web.

Yang termasuk dalam kelompok warna netral antara lain, adalah : Hitam, Putih, Abu-abu, Cokelat,
Cream (beige).

Warna juga dapat dibagi berdasarkan suhu/nuansa yang dihasilkan, menjadi Cold dan Hot Colour.

30 | J T I K - T e k n i k M u l t i m e d i a D i g i t a l



Pengantar Desain Komunikasi Visual

Warna-warna hangat pada dasarnya mempunyai sifat yang membawa gairah, semangat dan keceriaan.
Desain yang terdapat warna hangat di dalamnya akan memberikan suasana lebih menarik dan atraktif.

Namun, jika sebuah desain hanya didominasi dengan satu kelompok warna hangat saja, maka suasana
akan terkesan over-stimulasi. Warna hangat yang terlalu banyak diekspos juga akan mencerminkan sifat
marah, emosional dan agresif. Maka, ada baiknya penggunaan warna hangat diseimbangkan dengan
warna-warna dari kelompok lainnya, warna dingin ataupun netral.

Kelompok warna dingin biasanya memiliki efek menenangkan bagi yang melihatnya. Jika sebuah desain
hanya menggunakan kelompok dari warna-warna dingin, kesan yang ditampilkannya adalah dingin dan
tidak bersifat pribadi atau tidak mengena kepada perseorangan pengunjungnya.

Jadi, jika ingin menggunakan kelompok warna dingin dalam rancangan desain, tambahkan dengan
warna-warna lain dari kelompok warna hangat. Hal ini dapat kita lakukan agar dapat sedikit meredam
efek dan kesan dingin yang terbawa dari sifat cold colors.

3. Harmoni Warna

a. Monokrom
Skema warna monokromatik menggunakan variasi ringan dan
saturasi dari satu warna. Skema ini terlihat bersih dan elegan.

31 | J T I K - T e k n i k M u l t i m e d i a D i g i t a l



Pengantar Desain Komunikasi Visual

b. Komplemen
Warna yang berlawanan satu sama lain pada roda warna.
Seperti warna ungu dan kuning, biru dan orange atau merah
dan hijau. Skema warna komplementer ini memiliki kontras
warna yang sangat kuat. Sangat cocok di gunakan sebagai
warna latar belakang dan teks.


c. Analog
Skema warna analog menggunakan warna-warna yang
bersebelahan pada roda warna. Skema warna analog sering
ditemukan di alam, mereka harmonis dan enak dipandang.


d. Triadic
Skema warna triadic menggunakan tiga warna dari tiga spasi
warna dari warna yang digunakan. Skema ini populer di
kalangan seniman dan designer karena menawarkan kontras
visual yang kuat namun tetap harmonis digunakan.


e. Split Komplemen
Skema warna split-komplementer adalah variasi warna pada
roda warna dengan dua skema warna disamping kanan kiri
warna komplementer-nya.


f. Tetradic
Tetradic (double komplementer) Skema adalah yang paling
beragam karena menggunakan dua pasang warna
komplementer. Skema warna yang kaya ini menawarkan
banyak kemungkinan variasi. Skema warna Tetradic bekerja
terbaik jika Anda membiarkan satu warna dominan.

4. Kegunaan Warna

• Menegaskan elemen yang dianggap penting


• Menarik perhatian

32 | J T I K - T e k n i k M u l t i m e d i a D i g i t a l



Pengantar Desain Komunikasi Visual

• Membimbing pembaca untuk menentukan daerah/bagian mana yang seharusnya dibaca
terlebih dahulu
• Menghubungkan antara satu elemen dengan yang lain
• Mengatur informasi yang ditampilkan
• Menentukan bagian-bagian yang berbeda dari sebuah grafik
• Mengelompokkan atau memisahkan antara elemen
• Membangkitkan respons yang emosional

C. STUDI KASUS

Pilih salah satu warna yang Anda sukai. Respon emosional apa yang muncul saat Anda melihat warna
tersebut? Kemudian cari 3 buah desain yang sudah ada yang warna dominasinya adalah warna kesukaan
Anda tersebut. Tentukan termasuk dalam Harmoni warna apakah yang digunakan oleh tiap desain
tersebut.

D. REFERENSI

Anggraini, L. S., & Nathalia, K. (2016). Desain Komunikasi Visual; Dasar-Dasar Panduan untuk Pemula.
Bandung: Nuansa Cendekia.
Bayer, H., Gerstner, K., & Hara, K. (2009). Graphic Design Theory - Reading from The Field. Yogyakarta:
Princeton Architectural Press.
Darmaprawira, S. (2002). Warna; Teori dan Kreativitas Penggunaannya. Bandung: ITB.
Kusrianto, A. (2009). Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: Andi.
Klimchuk, M. R., & Krasovec, S. A. (2007). Desain Kemasan. John Wiley & Sons.

33 | J T I K - T e k n i k M u l t i m e d i a D i g i t a l



Pengantar Desain Komunikasi Visual

BAB VII LAYOUT

A. CAPAIAN PEMBELAJARAN PERTEMUAN

Mahasiswa mampu mengidentifikasi peranan tata letak (layout) dalam desain komunikasi visual.

B. MATERI

1. Definisi

Layout adalah “tata letak” elemen desain yang saling berhubungan sehingga informasi memiliki nilai
artistik, komunikatif dan memudahkan pembaca menangkap informasi. Layout juga dapat dikatakan
sebagai manajemen bentuk dan bidang. Layout dapat ditemukan di semua media informasi seperti
majalah, website, iklan hingga susunan furnitur dalam ruangan.

37 | J T I K - T e k n i k M u l t i m e d i a D i g i t a l



Pengantar Desain Komunikasi Visual

2. Fungsi Layout

• Memberi kenyamanan kepada pembaca dari segi visual sehingga dapat menikmati konten
media cetak dan digital.
• Memberikan ciri khas pada sebuah media sehingga mudah diingat oleh pembaca
• Meningkatkan citra dan daya jual media tersebut.

Dalam membuat layout, pertimbangkan beberapa hal berikut:

a. Topik informasi yang akan disampaikan


b. Panjang Konten
c. Elemen-elemen pendukung informasi

Jika beberapa poin di atas telah diketahui, maka desainer akan lebih mudah dalam membuat kerangka
dasar desain tersebut. Dalam proses perancangan bentuk, perlu juga memperhatikan beberapa hal,
yaitu:

1) Konsep Media, tujuan media, target kampanye, impact yang diinginkan untuk audiensi.

2)Target Audiensi, pertimbangan geografis, demografis, psikografis, dan perilaku dari audiensi.

3) Platform Media, jenis media, bahan media, proses distribusi.

4)Budgeting.

3. Unsur Visual Layout

Unsur-unsur antarmuka layout sesuai dengan media dan informasi yang ingin disajikan. Berikut adalah
beberapa unsur yang sebaiknya harus ada dalam sebuah layout:

• Margin.
• Border
• Headline sebagai pemancing pembaca untuk membaca informasi selanjutnya. Headline
memegang peranan penting karena itu harus dibuat ukurannya besar, singkat dan padat.
• Ilustrasi
• Caption, keterangan gambar
• Sub Judul
• Body text, teks informasi lengkap dan detail untuk menjelaskan headline.
• Logo
• Tagline
• Mandatory/Signature/Baseline mewakili penyelenggara/alamat/distributor/produsen.
• Disclaimer

38 | J T I K - T e k n i k M u l t i m e d i a D i g i t a l



Pengantar Desain Komunikasi Visual

4. Prinsip Layout

a. Sequence (Urutan),
Aliran pandangan mata ketika melihat layout. Layout yang baik akan mengarahkan kita ke dalam
informasi yang disajikan pada layout. Urutan layout sesuaikan dengan prioritas informasi.
a. Emphasis (Penekanan),
Desain penekanan pada bentuk informasi tertentu, yang berfungsi untuk mengarahkan
pembaca dan memfokuskan pembaca pada informasi penting. Gunakan warna, ukuran font,
posisi, style yang berbeda untuk menjadi emphasis.
a. Balance (Keseimbangan)
Teknik mengatur keseimbangan terhadap elemen layout, terdiri dari keseimbangan asimetris
dan simetris
b. Unity (Kesatuan)
Menciptakan kesatuan pada desain keseluruhan. Seluruh elemen harus berkaitan dan disusun
secara tepat.

5. Layout Style

Beberapa penerapan layout dalam website dapat dibedakan menjadi 3 gaya desain, yaitu:

a. Konvensional

Digunakan untuk target mapan dan matang secara usia. Poin utama berada pada bobot konten
informasi. Mengutamakan fungsi media sebagai penyampai informasi.

b. Dinamis

Target generasi muda yang menginginkan hal yang baru. Poin utama adalah eksistansi dengan penyajian
mengikuti trend gaya yang populer dan terus berubah. Merupakan pengembangan dari gaya
konvensional, dengan sedikit modifikasi namun tetap komunikatif.

c. Eksperimental

Untuk target pembaca yang fanatik dan antusias. Poin utama media adalah sebagai bentuk inovasi
mendobrak kebiasaan lama.Konsep layout baru, bahkan keluar dari prinsip layout konvensional.

C. STUDI KASUS

Sebuah Event Organisation di Bandung membutuhkan sebuah Pamflet acara konser amal yang ingin
diadakan oleh klien mereka, Aksi Cepat Tanggap (ACT). Konser ini akan diadakan di (*), pada tanggal (*),
dengan menghadirkan beberapa tokoh masyarakat. Tema dari acara adalah konser amal untuk korban
bencana alam (**). Acara ini dikenakan biaya seiklasnya, karena dana yang terkumpul akan digunakan
untuk bantuan. Buatlah sebuah pamflet sesuai kebutuhan EO tersebut.

39 | J T I K - T e k n i k M u l t i m e d i a D i g i t a l



Pengantar Desain Komunikasi Visual

D. REFERENSI

Anggraini, L. S., & Nathalia, K. (2016). Desain Komunikasi Visual; Dasar-Dasar Panduan untuk Pemula.
Bandung: Nuansa Cendekia.
Bayer, H., Gerstner, K., & Hara, K. (2009). Graphic Design Theory - Reading from The Field. Yogyakarta:
Princeton Architectural Press.
Darmaprawira, S. (2002). Warna; Teori dan Kreativitas Penggunaannya. Bandung: ITB.
Kusrianto, A. (2009). Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: Andi.
Klimchuk, M. R., & Krasovec, S. A. (2007). Desain Kemasan. John Wiley & Sons.

40 | J T I K - T e k n i k M u l t i m e d i a D i g i t a l

Anda mungkin juga menyukai