Anda di halaman 1dari 194

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/353403805

Informasi Teknologi di Bidang Kesehatan

Book · May 2021

CITATIONS READS

0 11,286

10 authors, including:

Zulkarnain Hamson Gandika Supartha


University Indonesia Timur (UIT) Makassar STMIK STIKOM Indonesia
124 PUBLICATIONS   8 CITATIONS    15 PUBLICATIONS   21 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Muntasir Muntasir Muhammad Hasan Wahyudi


Universitas Nusa Cendana Universitas Islam Indonesia
63 PUBLICATIONS   39 CITATIONS    4 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

RG Achievement View project

Konvergensi Sebagai Alternatif Optimalisasi Penyebaran Berita (Studi Tribun Timur Makassar 2017-2018) View project

All content following this page was uploaded by Muntasir Muntasir on 26 September 2021.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


COVER
INFORMASI TEKNOLOGI
DI DUNIA ILMU KESEHATAN
UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta
Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4
Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf
a merupakan hak eksklusif yang terdiri atas hak moral
dan hak ekonomi.
Pembatasan Pelindungan Pasal 26
Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23,
Pasal 24, dan Pasal 25 tidak berlaku terhadap:
i Penggunaan kutipan singkat Ciptaan dan/atau
produk Hak Terkait untuk pelaporan peristiwa aktual
yang ditujukan hanya untuk keperluan penyediaan
informasi aktual;
ii Penggandaan Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait
hanya untuk kepentingan penelitian ilmu
pengetahuan;
iii Penggandaan Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait
hanya untuk keperluan pengajaran, kecuali
pertunjukan dan Fonogram yang telah dilakukan
Pengumuman sebagai bahan ajar; dan
iv Penggunaan untuk kepentingan pendidikan dan
pengembangan ilmu pengetahuan yang
memungkinkan suatu Ciptaan dan/atau produk Hak
Terkait dapat digunakan tanpa izin Pelaku
Pertunjukan, Produser Fonogram, atau Lembaga
Penyiaran.

Sanksi Pelanggaran Pasal 113


1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan
pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan
Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara
paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda
paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).
2. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa
izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan
pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d,
huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara
Komersial dipidana dengan pidana penjara paling
lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling
banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
INFORMASI TEKNOLOGI
DI DUNIA ILMU KESEHATAN
Zulkarnain Hamson, S.Sos. M.Si.
I Kadek Dwi Gandika Supartha, S.T.,M.T.
Muhammad Hasan Wahyudi, S.Kom.,MT.
Sugiyarto, SST., Ners., M.Kes
Yulia Fitri, SST, M. Biomed
Dr. Muntasir, S.Si., Apt. M.Si
Hasnah Taureng SST, M.kes
Regina Ona Adesta, S. Kep., Ns., M. Kep
Dr.dr. Oski Illiandri, M.Kes
Irma Muslimin, SKM, M.Kes

Editor:
Risnawati

Penerbit

CV. MEDIA SAINS INDONESIA


Melong Asih Regency B40 - Cijerah
Kota Bandung - Jawa Barat
www.penerbit.medsan.co.id
INFORMASI TEKNOLOGI DI DUNIA ILMU KESEHATAN

Zulkarnain Hamson, S.Sos. M.Si.


I Kadek Dwi Gandika Supartha, S.T.,M.T.
Muhammad Hasan Wahyudi, S.Kom.,MT.
Sugiyarto, SST., Ners., M.Kes
Yulia Fitri, SST, M. Biomed
Dr. Muntasir, S.Si., Apt. M.Si
Hasnah Taureng SST, M.kes
Regina Ona Adesta, S. Kep., Ns., M. Kep
Dr.dr. Oski Illiandri, M.Kes
Irma Muslimin, SKM, M.Kes
Editor:
Risnawati
Tata Letak:
Harini Fajar Ningrum
Desain Cover:
Rintho R. Rerung
Ukuran:
A5 Unesco: 15,5 x 23 cm
Halaman:
iv, 183
ISBN:
978-623-6290-38-5
Terbit Pada:
Mei, 2021

Hak Cipta 2021 @ Media Sains Indonesia dan Penulis

Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang keras menerjemahkan,


memfotokopi, atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini
tanpa izin tertulis dari Penerbit atau Penulis.

PENERBIT MEDIA SAINS INDONESIA


(CV. MEDIA SAINS INDONESIA)
Melong Asih Regency B40 - Cijerah
Kota Bandung - Jawa Barat
www.penerbit.medsan.co.id
PRAKATA

Puji Syukur Penulis Panjatkan Kehadirat Allah SWT


Tuhan yang Maha Esa Yang Telah Memberikan Rahmat
Serta Karunia-Nya Kepada Penulis Sehingga Penulis
Berhasil Menyelesaikan Buku Yang berjudul
“INFORMASI TEKNOLOGI DI DUNIA ILMU
KESEHATAN”.
Penulisan Buku ini dilakukan Secara Berkolaborasi Yang
Ditulis Selama sebulan Sejak 7 April sampai dengan 5 Mei
2021. Sebagai Perwujudan Tri Dharma Perguruan Tinggi,
beberapa dosen dari berbagai institusi yang menuangkan
tulisannya sesuai latar belakang kelimuan masing-
masing penulis. Mengingat teknologi saat ini berkembang
dengan sangat pesat di semua bidang, tak terkecuali
bidang kesehatan, teknologi kesehatan di masa sekarang
sangat berbeda dibandingkan dengan 20 tahun lalu. Saat
ini teknologi di bidang kesehatan terus berkembang
menjadi lebih efisien lebih mudah dan lebih canggih.
banyak teknologi kesehatan yang saat ini tengah
dikembangkan dan diharapkan dapat diterapkan di masa
depan. Oleh karena nya buku ini hadir di depan pembaca
dengan melibatkan pakar/keilmuan di bidang informasi
dan teknology serta keilmuan di bidang kesehatan sebagai
bentuk kolaborasi keilmuan. Besar harapan kami agar
tulisan ini bisa menjadi referensi bacaan bagi masyarakat
luas serta pegangan bagi mahasiswa kesehatan.
Buku Ini Membahas Tentang:
1. Konsep Teknologi Informasi Dan Peranan Teknologi
Informasi
2. Transformasi Perkembangan Teknologi Informasi
Dalam Industry 4.0
3. Manfaat Dan Keterbatasan Teknologi Informasi

i
4. Sistem Teknologi Pelayanan Kesehatan
5. Sistem Manajemen Informasi Kesehatan
6. Sistem informasi kesehatan dalam praktik
pelayanan kesehatan
7. Aplikasi sistem informasi Dalam Pelayanan Pasien
8. Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi
Kesehatan
9. Peran Teknologi Informasi Untuk Membantu
Penegakan Diagnosis, Pemberian Terapi, Tindakan
Pencegahan Dan Promosi Kesehatan, Serta
Penjagaan Dan Pemantauan Status Kesehatan
Pasien
10. Trend Dan Issue Sistem Informasi Dan Teknologi
Informasi Secara Umum Dan Teknologi Informasi
Bagi Dunia Ilmu Kesehatan
Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan buku
ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah Swt senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin.

Tim Penulis

ii
DAFTAR ISI

PRAKATA ........................................................................ i
DAFTAR ISI .................................................................. iii
BAB 1 Konsep Teknologi Informasi dan Peranannya
dalam Komunikasi Kesehatan .............................. 1
Zulkarnain Hamson
BAB 2 Transformasi Perkembangan Teknologi Informasi
dalam Industri 4.0 ............................................. 19
I Kadek Dwi Gandika Supartha
BAB 3 Manfaat dan Keterbatasan Teknologi Informasi . 41
Muhammad Hasan Wahyudi
BAB 4 Sistem Teknologi Pelayanan Kesehatan ............. 61
Sugiyarto
BAB 5 Sistem Manajemen Informasi Kesehatan ........... 77
Yulia Fitri
BAB 6 Sistem Informasi Kesehatan dalam Praktik
Pelayanan Kesehatan ......................................... 91
Dr. Muntasir
BAB 7 Aplikasi Sistem Informasi dalam Pelayanan Pasien
....................................................................... 115
Hasnah Taureng
BAB 8 Analisis dan Perancangan Sistem Informasi
Kesehatan ....................................................... 127
Regina Ona Adesta
BAB 9 Peran Teknologi Informasi Untuk Bagi Para Klinisi
....................................................................... 155
Dr. dr. Oski Illiandri

iii
BAB 10 Trend dan Issue Sistem Informasi dan Teknologi
Informasi Secara Umum dan Teknologi Informasi
Bagi Dunia Ilmu Kesehatan ............................. 167
Irma Muslimin
PENUTUP .................................................................. 183

iv
BAB 1
Konsep Teknologi Informasi dan
Peranannya dalam Komunikasi
Kesehatan

Zulkarnain Hamson
Prodi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Indonesia Timur (UIT) Makassar
Jalan Rappocini Raya No. 171 Makassar
zulkarnain.hamson@uit.ac.id

A. KONSEP TEKNOLOGI INFORMASI

Filsuf Aristoteles mengemukakan bahwa konsep


merupakan elemen susunan utama dalam upaya
pembentukan pengetahuan ilmiah, sehingga
manusia berada dalam pemikiran filsafat. Gagasan
itu dituangkannya dalam “The classical theory of
concepts” (Margolis, 1994). Dengan demikian konsep
adalah abstrak, atau entitas mental yang bersifat
universal, mengarah pada suatu kategori, juga kelas
dari entitas, kejadian, pertalian atau hubungan.
Secara umum, istilah konsep (latin: conceptum)
artinya: "sesuatu yang dipahami."Persentuhan
pemahaman tentang konsep dari perspektif Ilmu
Komunikasi, dimungkinkan berdasarkan
pemahaman bahwa konsep merupakan abstraksi,

1
KONSEP TEKNOLOGI INFORMASI DAN PERANANNYA DALAM KOMUNIKASI KESEHATAN

atau suatu ide, gambaran mental, yang diungkapkan


dalam kata atau simbol. Sehingga konsep dapat
dinyatakan sebagai bagian dari pengetahuan yang
dibangun dari berbagai macam karakteristik.

Defenisi lain menyebutkan; konsep adalah suatu


arti, yang mewakili sejumlah objek mempunyai ciri
yang sama. Juga diartikan sebagai abstraksi dari
ciri-ciri sesuatu yang mempermudah komunikasi
antar manusia, sehingga memungkinkan manusia
untuk berpikir (Raatikainen, 2013).

1. Lima Unsur Konsep

Konsep memiliki setidaknya lima unsur, yakni;

a. Nama; diwakili kata tunggal, yang menjadi


representasi gagasan-gagasan atau ide;

b. Memperbandingkan contoh positif dan negatif,


menganalisis dan membandingkan
karakteristiknya;

c. Karakteristik pokok dan menciptakan aturan;

d. Rentangan karakteristik tentang superordinat,


koordinat dan subordinat;

e. Kaidah. Konsep juga dipahami memiliki


karakter universal dengan kata lain dapat
diterapkan secara umum, merata.

2
KONSEP TEKNOLOGI INFORMASI DAN PERANANNYA DALAM KOMUNIKASI KESEHATAN

2. Konsep Teknologi

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),


menyebutkan teknologi memiliki arti;

a. Metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis;


ilmu pengetahuan terapan;

b. Keseluruhan sarana untuk menyediakan


barang-barang yang diperlukan bagi
kelangsungan dan kenyamanan hidup
manusia.

3. Teknologi Informasi

Pembahasan tentang konsep di atas akan penulis


kaitkan dengan Teknologi Informasi (TI). Teknologi
informasi diketahui sebagai perpaduan antara
teknologi komputer dan teknologi komunikasi,
berkembang sebagai konsekwensi kebutuhan
manusia di era informasi. Bentuk teknologi
informasi yakni kemunculan internet, sebagai
jaringan komunikasi dan informasi, berdaya
jangkau luas (Susanto & Meiryani, 2019). TI,
telah menjadi bagian dari peradaban abad 21 yang
merata pada semua bidang kehidupan manusia,
untuk itu penelitian di pusat riset dan
laboratorium perguruan tinggi menempatkan TI,
sebagai instrument penting dalam pengamatan
dan pengembangan baik keilmuan praktis
maupun keilmuan dasar yang menempatkan TI

3
KONSEP TEKNOLOGI INFORMASI DAN PERANANNYA DALAM KOMUNIKASI KESEHATAN

sebagai salah satu dari pilar keberhasilan dalam


publikasi hasil penelitian, juga penerapannya.

Defenisi TI adalah; Studi atau penggunaan


peralatan elektronika, untuk menyimpan,
menganalisis, dan menganalisis informasi apa
saja melalui berbagai media (seperti internet),
termasuk kata-kata, bilangan dan gambar
(Pattikawa, 2017).

Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)


tentang lingkungan dan pembangunan
berkelanjutan, menempatkan bidang Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK), sebagai
instrument penting terkait kebijakan dalam
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) dunia, tentang;
Masyarakat Informasi (Fuchs, 2017).Penelusuran
tentang pemanfaatan TI, dari berbagai bidang
penelitian menunjukkan TI telah menjadi bagian
terpenting dari keberhasilan pengembangan
ekonomi, social budaya, politik dan
pemerintahan, pendidikan, lingkungan, serta
kesehatan. Semua system dan sub system dalam
elemen kehidupan manusia saat ini tidak lepas
dari pemanfaatan TI.

B. PERANAN TEKNOLOGI INFORMASI

Peranan TI yang demikian penting dalam kehidupan


manusia di abad-21 dan masa mendatang, dikarena;

4
KONSEP TEKNOLOGI INFORMASI DAN PERANANNYA DALAM KOMUNIKASI KESEHATAN

a. Meningkatnya kompleksitas dari tugas


manajemen;

b. Pengaruh ekonomi internasional (globalisasi)

c. Dibutuhkannya waktu tanggap (response time)


yang lebih cepat

d. Adanya persaingan bisnis;

e. Teknologi informasi mampu memberikan manfaat


besar terhadap perubahan pada struktur,
manajemen, dan operasional organisasi;

f. Teknologi informasi berfungsi sebagai teknologi


yang menggantikan peran manusia;

g. Teknologi informasi melakukan otomasi terhadap


tugas atau proses

h. Teknologi informasi memperkuat peran manusia,


dengan meningkatkan kinerja baik tugas maupun
proses

i. Teknologi informasi berperan mewujudkan


perubahan terhadap sekumpulan tugas dan
proses kerja manusia (Packard, 2018).

Era informasi ditandai dengan meningkatnya arus


informasi berupa data-data, diolah melalui system
sehingga memiliki arti dan makna bagi seseorang.
Semua itu akan terus berkembang menjajari
kebutuhan dan kemampuan manusia, sesuai
kebutuhan dan kegunaannya. Saat ini informasi

5
KONSEP TEKNOLOGI INFORMASI DAN PERANANNYA DALAM KOMUNIKASI KESEHATAN

berkaitan erat dengan penggunaant eknologi digital,


komputer dan perangkatnya. Era informasi telah
membawa banyak perubahan baik positif maupun
negative bagi masyarakat (Riady, 2010).

1. Sejarah Teknologi Informasi

Dunia memasuki beberapa era perkembanagn


teknologi informsi sesuai peradaban dimulai era
Petrolyph ssekitar 3500-2900 sebelum masehi,
dimana Bangsa Sumeria pertama memulai
peradaban tulisnya di batu. Alvin Tofler, sebagai
‘pemandu’ arah kajian dan pengembangan
peradaban ilmu komunikasi. Tofler, adalah
seorang penulis dan futurolog Amerika, yang
dikenal karena karya-karyanya membahas
mengenai revolusi digital, revolusi komunikasi,
dan singularitas teknologi. Toffler, membagi
perkembangan peradaban manusia itu menjadi
tiga gelombang, yaitu: Gelombang Peradaban
Manusia dan Perkembangan Tekhnologi
Komunikasi (Leydesdorff, 2000).

Gelombang pertama masyarakat agraris, 8000


SM-1700 Masehi. Pada fase ini, masyarakat mulai
mengenal teknologi pertanian, manusia mulai
berubah. Proses komunikasi yang terjdi pada
manusia yang hidup pada gelombang ini, adalah
proses komunikasi interpersonal, dimana pesan
hanya terjadi dari mulut kemulut dan face to face

6
KONSEP TEKNOLOGI INFORMASI DAN PERANANNYA DALAM KOMUNIKASI KESEHATAN

(tatap muka). Ilmuan lainnya berpandangan


berbeda dengan Tofler (“Reseña de ‘Las Guerras
Del Futuro’ de Alvin y Heidi Tofler,” 2000).

Everett M. Rogers dalam bukunya Comunication


Technology (1986), pada 22.000 sebelum masehi,
manusia prasejarah telah mendokumentasikan
setiap peristiwa, peringatan maupun catatan
penting yang mereka buat dalam bentuk lukisan
pada dinding bekas tempat tinggal mereka
(Rogers, 1983). Fenomena menggambar dinding
gua manusia purba kala itu, bisa disaksikan para
wisatawan di pegunungan karts Leang-leang,
Bantimurung, kawasan pegunungan
Bulusaraung, Kabupaten Maros, Sulawesi
Selatan, sekira 35 kilometer, arah Utara Kota
Makassar. Gelombang pertamaTofler, sebenarnya
bukanlah fase awal perkembangan teknologi
komunikasi (Nuhung, 2016).Tahun 4000 sebelum
masehi, orang Samaria bahkan sudah mulai
menulis di tanah liat, kemudian teknologi
komunikasi yang juga telah di temukan sebelum
gelombang ini adalah pada 1401, Phi Sheng di
China telah menemukan alat sederhana untuk
mencetak buku. Pada sekitar 1241 bahkan Korea,
telah menemukan besi sebagai pengganti tanah
liat yang di gunakan untuk menulis, dan pada

7
KONSEP TEKNOLOGI INFORMASI DAN PERANANNYA DALAM KOMUNIKASI KESEHATAN

1456, kitab suci Gutenberg di cetak dengan


cetakan besi (Allen, 2003).

Gelombang kedua; Masyarakat Industri (1700-


1970). Sifat manusia yang serakah, tidak puas
dengan hasil produksi dalam bercocok tanam dan
memanfaatkan sumber daya alam, mencoba
memikirkan berbagai alternative, untuk mempe-
roleh keuntungan lebih, dari pengelolaan sumber-
daya yang telah di sediakan oleh alam. Pada
gelombang ini, manusia sudah diberi predikat
mahluk ekonomi. Perubahan teknologi dan proses
komunikasi, tandai semakin cepatnya mobilitas
manusia, barang maupun informasi. Tidak hanya
berbatas negara, tetapi juga terjadi antar negara
dan benua. Peperangan dan kolonialisme juga
menandai gelombang ni, sebagai upaya
mendapatkan sumber daya alam, sebanyak-
anyaknya guna mendukung proses industry
(Mama, 2017).

Selanjutnya, surat kabar yang sebelumnya di tulis


dengan tangan dengan jumlah sekitar 100 lembar
sekali terbit, maka dengan menggunakan mesin
cetak silinder, jumlah dapat ditingkatkan menjadi
300 hingga 400 eksemplar perjam. Bahkan jika
menggunakan mesin off sett dapat ditingkatkan
menjadi 8000-10.000 eksemplar per jam.
Kemudian bila menggunakan mesin web rotasi off

8
KONSEP TEKNOLOGI INFORMASI DAN PERANANNYA DALAM KOMUNIKASI KESEHATAN

set sekali mencetak bisa mencapai 20.000-60.000


eksemplar per jam. Produksi besar-besaran ini
juga kemudian sengaja dilakukan untuk
diperdagangkan (Nerone, 2015).

Gelombang ketiga; Masyarakat Informasi (1979-


2000). Peradaban manusia pada gelombang ini di
tandai penemuan transistor oleh William Schokley
dkk, pada 1947. Hingga 1967 Integrated
cirkuit/IC/CHIPS. Keberadaan IC/Chips
mempengaruhi proses produksi peralatan
elektronik secara massal, untuk di jual atau oleh
Toffler di sebut gejala massivasikasi. Personal
komputer (home komputer) adalah satu produk
yang di massivikasi pada awal berkembangnya era
ini. Peningkatan pemakaian yang sangat
signifikant pada 1960-1980 dari 10.000 menjadi
10 juta set. Hanya berselang enam tahun
kemudian, menjadi 40 juta.

Peradaban di gelombang ketiga in iselanjutnya


disebut juga sebagai masyarakat informasi.
Masyarakat mulai menjadikan informasi sebagai
salah satu kebutuhan utama dalam hidupnya.
Berlanjut hingga memasuki era melenium,
perkembagan teknologi informasi terus bergerak
cepat. Teknologi komunikasi seperti handphone,
komputer maupun software, berkembang sangat
pesat, piranti teknologi komunikasi dan informasi,

9
KONSEP TEKNOLOGI INFORMASI DAN PERANANNYA DALAM KOMUNIKASI KESEHATAN

produksi massivikasi, dan diperda-gangkan


dengan harga murah. Ponsel menawarkan fitur
untuk mengakses layanan internet dimanasaja
(Hallin & Mancini, 2017).

2. Fungsi Teknologi Informasi

TI memiliki setidaknya enam fungsi dalam


informasi yakni;

a. Menangkap (capture) sebagai bagian dari


proses mengumpulkan catatan, rekam anter
perinci dari setiap aktifitas, dan akan
digunakan jika diperlukan suatu saat sebagai
data;

b. Mengolah (processing) atau perlakuan terhadap


data, meliputi perhitungan, analisa agar
mempunyai arti. Sistem pengolahan informasi,
merupakan rangkaian kerja komputer yang
mengolah data dan informasi, melahirkan
format teks, suara, dan gambar;

c. Menghasilkan (generating) mengubah data


menjadi informasi berdaya guna;

d. Menyimpan (storage), fungsi menyimpan data


dan informasi kedalam format media digital,
untuk penggunaan lainnya di lain waktu;

e. Menemukan kembali (retrieval) fungsi yang


dapat menemukan, mengenali dan mengambil

10
KONSEP TEKNOLOGI INFORMASI DAN PERANANNYA DALAM KOMUNIKASI KESEHATAN

data juga informasi tersimpan, dalam system


penyimpanan data untuk keperluan lainnya;

f. Menyebarkan (distribute), fungsi membagi,


menyebar informasi dari suatu area ke area
lain.

3. Manfaat Teknologi Informasi

Manfaat TI diantaranya;

a. Kecepatan (speed), TI yang berbasis komputer


mempercepat pekerjaan, dibandingkan proses
kerja manual oleh manusia;

b. Konsistensi (consistency) TI menjamin


konsistensi disbanding manusia, pekerjaan
secara berulang oleh sistem komputer
menghasilkan sesuatu yang tidak berubah;

c. Ketepatan (precision), system kerja komputer


mendeteksi perbedaan dalam skala kecil,
sehingga keakuratannya sangat tinggi yang
sulit dicapai manusia;

d. Handal (reliability), ketelitian, konsistensi dan


ketepatan akan menghasilkan kehandalan.

4. Dampak Teknologi Informasi

Dampak TI tidak hanya positif, namun juga


memiliki efek negative. Indonesia diketahui
sebagai salah satu negara yang memiliki daya
serap teknologi komunikasi juga informasi besar,

11
KONSEP TEKNOLOGI INFORMASI DAN PERANANNYA DALAM KOMUNIKASI KESEHATAN

diukur dari penggunaan telepon selular,


smartphone berbasis android. Sebagai negara
berjumlah penduduk keempat terbesar di dunia,
Indonesia menjadi konsumen smartphone ketiga
terbesar di Asia Pasifik, berdasarkan data tahun
2015, mencapai angka 55 juta. Tingginya
penggunaan smartphone berkorelasi pada tingkat
serapan informasi. Edukasi penggunaan ponsel
pintar ini juga terbilang lemah, sehingga
konsumen meningkat dengan keterlibatan
penggunaannya oleh anakusia dini, tanpa disertai
kemampuan filterisasi maupun periode
penggunaan yang disiplin.

Dampak terburuk dari serbuan informasi yang


negative, menempatkan konsumen informasi baik
melalui media social terbuka maupun tertutup
akan semakin menderita. Diperlukan solusi
sebagai Langkah pencerahan bagi setiap pribadi
yang memiliki bawaan Neurotik untuk bisa
dengan tenang memilah dan menentukan pilihan
informasi yang dikonsumsinya, sehingga
menjauhkannya dari resiko buruk.

C. TEKNOLOGI INFORMASI KESEHATAN

Korelasi gaya hidup dan pandemic menjadi focus


perhatian ahli fenomenologi. Baik gaya hidup klasik
di era terdahulu hingga ke era modern. Pengertian
gaya hidup dapat diartikan fenomena dari

12
KONSEP TEKNOLOGI INFORMASI DAN PERANANNYA DALAM KOMUNIKASI KESEHATAN

perubahan social dengan mobilitas tinggi, tingkat


kepercayaan pada ilmu pengetahuan dan teknologi
(Iptek), juga keterbukaan pikiran menerima
perubahan dan kemajuan di berbagai bidang
Sosiolog Universitas Indonesia, Soerjono Soekanto,
mengatakan gaya hidup modern diartikan sebagai
sebuah perubahan secarasosial yang sebelumnya
telah tersusun dan terencana sebelumnya.Keadaan
social atau situasi social terjadi di dalam wadah-
wadah tertentu (Soekanto, 1984). Akan halnya
situasi social semisal pandemic, yang terjadi dalam
suatu wilayah atau negara.

Sebagai ilmuan sosiologi juga hukum, Soekanto


mengemukakan pandangan sosiologi pada
hubungan antara orang-orang dalam masyarakat,
membantu masyarakat memecahkan berbagai
masalah sosial diantaranya kemiskinan, konflik, dan
menemukan penyebab timbulnya masalah
(Soekanto, 1990). Salah satunya adalah problem
prilaku hidup atau gaya hidup baik dalam kondisi
normal maupun pandemic.Diantara fanomena social
adalah berkembangnya gaya hidup dan pola
konsumsi yang bertanggung jawab (Safuwan,
2007).Era modern ditandai dengan penggunaan
saluran komunikasi yang kian beragam, dengan
konsekwensi serbuan informasi yang lebih padat dan
membutuhkan kemampuan seleksi lebih.

13
KONSEP TEKNOLOGI INFORMASI DAN PERANANNYA DALAM KOMUNIKASI KESEHATAN

Penemuan-penemuan baru di bidang teknologi yang


terjadi di suatu tempat, dengan cepat dapat
diketahui oleh masyarakat lain yang berada jauh
(Sumartono, 2019)..

Pada kehidupan manusia modern derasnya arus


informasi, dan keberlimpahan melelui semua
saluran komunikasi yang tersedia, membutuhkan
kecerdasan memilah dan memilih setiap firkah
informasi untuk kebutuhan pribadi, keluarga
maupun lingkungan. Semua itu mempengaruhi gaya
hidup seseorang.

D. REFERENSI

Allen, B. (2003). A Social History of Knowledge: From


Gutenberg to Diderot. Common Knowledge.
https://doi.org/10.1215/0961754x-9-3-550
Fuchs, C. (2017). Information technology and
sustainability in the information society. International
Journal of Communication, 11.
Hallin, D. C., & Mancini, P. (2017). Ten Years After
Comparing Media Systems: What Have We Learned?
Political Communication, 34(2).
https://doi.org/10.1080/10584609.2016.1233158
Leydesdorff, L. (2000). Luhmann, Habermas and the
theory of communication. Systems Research and
Behavioral Science. https://doi.org/10.1002/(sici)1099-
1743(200005/06)17:3<273::aid-sres329>3.3.co;2-i
Mama, A. (2017). Colonialism. In The Oxford Handbook of
Gender and Conflict.

14
KONSEP TEKNOLOGI INFORMASI DAN PERANANNYA DALAM KOMUNIKASI KESEHATAN

https://doi.org/10.1093/oxfordhb/9780199300983.013.
21
Margolis, E. (1994). A reassessment of the shift from the
classical theory of concepts to prototype theory. Cognition,
51(1). https://doi.org/10.1016/0010-0277(94)90009-4
Nerone, J. (2015). The history of paper and public space.
In Media History.
https://doi.org/10.1080/13688804.2014.950950
Nuhung, S. (2016). Karst Maros Pangkep Menuju Geopark
Dunia (Tinjauan Dari Aspek Geologi Lingkungan). Jurnal
Plano Madani.
Packard, V. L. (2018). Encyclopedia of Information Science
and Technology. Reference Reviews, 32(5).
https://doi.org/10.1108/rr-01-2018-0016
Pattikawa, V. (2017). Implementasi Teknologi terhadap
Kesehatan di Masyarakat. Http://Vricilliap
Attikawa.Blogspot.Co.Id/2016/11/Implementasi-
Teknologi-Terhadap.Html.
Raatikainen, P. (2013). Classical Theory of Concepts. In
Encyclopedia of the Mind.
https://doi.org/10.4135/9781452257044.n57
Reseña de “Las Guerras del Futuro” de Alvin y Heidi Tofler.
(2000). Convergencia.
Riady, Y. (2010). Mewujudkan Masyarakat Informasi
Indonesia. Seminar Nasional FISIP-UT, 1–8.
Rogers, E. M. (1983). Diffusion of Innovtions. In Diffusion
of innovations.
Safuwan, M. P. (2007). Gaya Hidup, Konsumerisme dan
Modernitas. Jurnal SUWA Universitas Malikussaleh, V(1).
Salaverría, R., Buslón, N., López-Pan, F., León, B., López-
Goñi, I., & Erviti, M. C. (2020). Disinformation in times of

15
KONSEP TEKNOLOGI INFORMASI DAN PERANANNYA DALAM KOMUNIKASI KESEHATAN

pandemic: Typology of hoaxes on Covid-19. Profesional de


La Informacion, 29(3).
https://doi.org/10.3145/epi.2020.may.15
Santoso, H. A., Rachmawanto, E. H., Nugraha, A.,
Nugroho, A. A., Setiadi, D. R. I. M., & Basuki, R. S. (2020).
Hoax classification and sentiment analysis of Indonesian
news using Naive Bayes optimization. Telkomnika
(Telecommunication Computing Electronics and Control),
18(2).
https://doi.org/10.12928/TELKOMNIKA.V18I2.14744
Soekanto, S. (1984). MASALAH LINGKUNGAN HIDUP DAN
DAMPAK SOSIALNYA. Jurnal Hukum & Pembangunan,
14(6). https://doi.org/10.21143/jhp.vol14.no6.1091
Soekanto, S. (1990). Sosiologi Suatu Pengantar, Edisi IV.
In Jakarta, Penerbit Rajawali.
Sumartono. (2019). Dinamika Perubahan Sosial dalam
Teori Konflik. Jurnal Ilmu Komunikasi Dan Bisnis, 5(1).
Susanto, A., & Meiryani. (2019). The future of information
technology. International Journal of Scientific and
Technology Research, 8(6).
https://doi.org/10.5840/jis2013251/28.

PROFIL PENULIS
Zulkarnain Hamson, S.Sos. M.Si.
Lahir di Ambon, 27 April 1967.
Menyelesaikan pendidikan dasar hingga
perguruan tinggi di Makassar, Sulawesi
Selatan. Menempuh studi Jurnalistik
di Departemen Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
(Fisip), Universitas Hasanuddin
(Unhas), tahun 1987-1996,

16
KONSEP TEKNOLOGI INFORMASI DAN PERANANNYA DALAM KOMUNIKASI KESEHATAN

menyelesaikan studi pada Program Studi Administrasi


Negara konsentrasi Administrasi Pemerintahan Daerah,
Pascasarjana Universitas Indonesia Timur (UIT) tahun 2013-
2016, dan sejak 2018 hingga kini, sebagai mahasiswa pada
Sekolah Pascasarjana Universitas Hasanuddin pada
Program Doktor Ilmu Komunikasi.
Tahun 1989-1992 memulai karir sebagai pengajar pada
sejumlah SMA swasta di Kota Makassar dan Kabupaten
Enrekang, Sulawesi Selatan (Sulsel). Tahun 1999-2000
menjadi Dosen Luar Biasa (LB) pada Fakultas Ilmu Sosial,
Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Ujung
pandang. Tahun 2013 hingga kini menjadi staf pengajar
Jurnalistik pada Program Studi Ilmu Komunikasi,
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia
Timur.
Semasa kuliah menjabat Ketua Umum Korps Mahasiswa
Ilmu Komunikasi (Kosmik) Fisip Universitas Hasanuddin
1991-1992, ikut dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)
1990, kini menjadi pengurus KAHMI Sulsel, Pengurus
Asosiasi Infrastruktur Seluruh Indonesia (AISI) Kota
Makassar 2017-2021.Koordinator Asosiasi Dosen
Pengabdian Kepada Masyarakat (ADPI) Kawasan Timur
Indonesia 2019-2023, Pengurus Ikatan Sarjana Komunikasi
Indonesia (ISKI) Sulsel 2017-2021.
Deklarator ICMI Muda, dan tahun 2017 menjadi Dewan
Pembina Jurnalis Online Indonesia (JOIN) Sulsel. Sejak
Mahasiswa aktif menulis opini di pada Harian Pedoman
Rakyat, Harian FAJAR, dan Koran Tribun Timur
Makassar. Mengawali karir media pada mingguan Ekonomi
dan Bisnis PUBLIK dan Tabloid Warna Remaja (1998).
Wakil Pemimpin Redaksi Harian Ujung pandang Ekspres
FAJAR Group tahun 2003-2009. Mendirikan dan menjadi
Pemimpin Redaksi Mingguan Tribun Sulbar di Kota
Mamuju 2009-2010. Mengikuti berbagai pelatihan
jurnalistik, diantaranya yang diselenggarakan Persatuan

17
KONSEP TEKNOLOGI INFORMASI DAN PERANANNYA DALAM KOMUNIKASI KESEHATAN

Wartawan Indonesia (PWI), Aliansi Jurnalis Independen


(AJI), FAJAR-Jawa Pos Group, dan menjadi peserta terbaik
untuk penulisan straight news pada workshop liputan di
area konflik yang diselenggarakan oleh USAID-LKBN Antara,
mengikuti pelatihan wartawan advokasi NAPZA yang
diselenggarakan KPAI. Saat ini aktif sebagai instruktur pada
berbagai pelatihan jurnalistik dan motivasi kewirausahaan
di Sulsel, dan menjabat Direktur Pusat Pendidikan dan
Pelatihan (Pusdiklat) Jurnalis Online Indonesia (JOIN)
untuk Kawasan Timur Indonesia 2018-2022.
Tahun 1990 menjadi tim penyusun bukuBunga Rampai
Fisipol Unhas 1988, editor buku Pers dan Politik di
Indonesia karya Prof. Anwar Arifin (1994). Menyusun buku
Mengenal NAPZA (2015), dan menjadi editor buku
Reformasi 98-99 karya Prof. Dr. Amran Razak (2018). Buku
lain yang ditulisnya adalah Pers dalam Lintasan
Peradaban (2019) dan Allah Telah Memberikan Hampir
Semua (2019), Buku Jangan Biarkan Cahay aPadam
(2020), dan Buku Etika Jurnalistik: Pengalaman Dari
Lapangan (2020). Selain itu, aktif menuli sartikel yang
dimuat di berbagai jurnal ilmiah nasional maupun
internasional.
Tahun 2016-2019 menjabat sebagai Kepala Humas dan
Kerjasama UIT Makassar, tahun 2018-2019 mendirikan
Lembaga HAKI UIT dan menjabat ketua. Tahun 2018-2019
menjabat Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian
Masyarakat (LPPM) UIT.Februari 2019 hingga saat ini
menjabat sebagai Wakil Rektor IV Bidang Humas,
Kerjasama, dan Inovasi UIT.

18
BAB 2
Transformasi Perkembangan
Teknologi Informasi dalam Industri
4.0

I Kadek Dwi Gandika Supartha


STMIK STIKOM Indonesia, Jalan TukadPekerisan No.97
Denpasar Selatan, 087768885670
Gandika.supartha@stiki-indonesia.ac.id

A. SEJARAH REVOLUSI INDUSTRI

Jauh sebelum terjadi Revolusi Industri terjadi,


manusia memproduksi barang atau jasa dengan
mengandalkan tenaga otot, tenaga air, dan tenaga
angin. Hal ini sangat memiliki kendala yang sangat
besar, karena tenaga tersebut sangat terbatas oleh
jumlah dan usia. Perjalanan sejarah revolusi
industry membahas setiap penemuan yang bisa
mempermudah manusia dalam melakukan kegiatan
industry, berikut ini merupakan sejarah revolusi
industry dari awal sampai sekarang.

1. Revolusi Industri 1.0

Revolusi ini dimulai pada tahun 1776 yaitu


dengan ditemukannya mesin uap oleh James
Watt. Mesin uap yang ditemukan oleh James Watt

19
TRANSFORMASI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM INDUSTRI 4.0

itu memilik iefesiensi yang jauhl ebih murah


dibandingkan mesin uap sebelum tahun 1776.
Mesin uap ini menggunakan energy dari kayu dan
batu bara. Sebagai bukti efisensinya, mesin uap
tersebut mampu menggerakan kapal – kapal
selama 24 jam penuh.

Gambar Mesin Uap James Watt

Sumber:
https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Maquina_v
apor_Watt_ETSIIM.jpg
Sejak dtemukan mesin uap tersebut, Negara -
negara Imperialis di Eropa mulai melakukan
ekspansi atau penjajahan di kerajaan - kerajaan
Afrika dan Asia. Selain dampak penjajahan,
dampak yang lain mulai terjadi pencemaran
lingkungan yang dihasilkan dari penggunaa
nmesin – mesin uap tersebut sebagai penghasil
berbagai produk.

20
TRANSFORMASI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM INDUSTRI 4.0

2. Revolusi Industri 2.0

Revolusi industry 2 dikenal juga dengan sebutan


revolusi teknologi yang terjadi antara tahun 1871-
1914 yang diakibatkan oleh pemasangan jaringan
rel kereta api, pemasangan telegram yang luas
yang memungkinkan perpindahan orang dan
gagasan yang lebih cepat dan yang lebih penting
lagi juga ditemukannya listrik oleh Thomas Alfa
Edison. Tenaga otot dan mesin uap sudah
tergantikan oleh tenaga listrik.

Peningkatan elektrifikasi memungkinkan pabrik


untuk mengembangkan jalur produksi modern,
pada masa ini terjadi pertumbuhan ekonomi yang
besar dengan peningkatan produktivitas yang
menyebabkan lonjakan pengangguran karena
banyak pekerja pabrik digantikan oleh mesin.
(History of Electricity - IER, n.d.)

3. Revolusi Industri 3.0

Revolusi industry 3 juga dikenal sebagai revolusi


digital, terjadi pada akhir abad ke 20 setelah
berakhirnya perang dunia kedua akibat
perlambatan industrialisasi dan kemajuan
teknologi. pada Revolusi Industri 3.0, manusia
tidak lagi memegang peranan penting karena
peran manusia sudah digantikan oleh mesin
bergerak yang mampu berpikir secara otomatis,

21
TRANSFORMASI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM INDUSTRI 4.0

yaitu komputer dan robot (History – Future of


Industry, n.d.). Seiring berjalannya waktu,
kemajuan teknologi computer berkembang sangat
pesat setelah selesainya perang dunia kedua.
Penemuan transistor, semi konduktor dan
dilanjutkan dengan penemuan integrated chip (IC)
membuat ukuran computer semakin kecil.
Mengecilnya ukuran membuat computer bisa
dipasang di mesin-mesin yang mengoperasikan
lini produksi.

Gambar komputer Colossus (KomputerPertama)

Sumber:
https://simple.wikipedia.org/wiki/Colossus_computer
#/media/File:Colossus.jpg
4. Revolusi Industri 4.0

Konsep “Industri 4.0” pertama kali digunakan di


publik dalam pameran industri Hannover Messe
di kota Hannover, Jerman di tahun 2011(Industry
4.0 - BMBF, n.d.). Dalam survei yang diadakan
oleh World Economic Forum (Future of Jobs
Survey 2018) diketahui bahwa ada 4 teknologi

22
TRANSFORMASI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM INDUSTRI 4.0

yang akan mendominasi pada tahun 2018-2022


yaitu: high-speed mobile internet, artificial
intelligence, big data analytics, dan cloud
technology (The Future of Jobs Report 2018 | World
Economic Forum, n.d.). Keempat teknologi tersebut
diyakini akan banyak mempengaruhi
perkembangan bisnis perusahaan. Kemajuan
yang paling terasa adalah internet. Semua
computer tersambung kesebuah jaringan
bersama. komputer juga semakin kecil sehingga
bisa menjadi sebesar kepalan tangan.
Sederhananya revolusi industry 4.0 menjadikan
teknologi cerdas untuk menghubungkan berbagai
bidang kehidupan manusia.

B. TEKNOLOGI INFORMASI DALAM INDUSTRI 4.0

1. Internet of Things (IoT)

Istilah internet of things diciptakan oleh Kevis


Ashton dari Proce& Gamble yang kemudian
berubah menjadi MIT’s Auto-Id Center tahun 1999
(Ashton, 2009). Internet Of Things (IOT) adalah
sebuah teknologi yang memungkinkan jaringan
objekfisik atau benda yang terhubung dengan
sensor, perangkat lunak dan teknologi lainnya
yang bertujuan untuk tetap saling terhubung dan
dapat bertukar data antar satu objek dengan
objek lainnya melalui internet (Gilis, 2020)(Brown,
2016). Hal ini bisa terjadi karena adanya

23
TRANSFORMASI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM INDUSTRI 4.0

perkembangan berbagai teknologiseperti real-time


analytics, machine learning, commodity sensors
dan embedded system.

Ilustrasi IoT

Sumber: https://www.baseapp.com/iot/top-iot-
platforms/
Perkembangan IoT dapat dilihat mulai dari tingkat
konvergensi teknologi nirkabel, microel ectro
mechanical (MEMS), internet, dan QR (Quick
Responses) Code. IoT juga sering diidentifikasi
dengan RFID (Radio Frequency Identification)
sebagai metode komunikasi. Banyak sekali
teknologi yang telah menerapkan system IoT,
sebagai contoh sensor cahaya, sensor suara dari
teknologi Google terbaru, yaitu Google Ai, dan
Amazon Alexa.Ada beberapa hal prinsip dasar
yang menopang IoT yaitu:

a. Artificial Intelligence

Artificial Intelligence (AI) atau dalam bahasa


Indonesia berarti kecerdasan buatan adalah
sebuah teknologi yang memiliki kemampuan

24
TRANSFORMASI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM INDUSTRI 4.0

untuk membuat setiap mesin atau benda


menjadi pintar. AI memungkinkan yang sebuah
mesin yang hanya melaksanakan perintah dari
user untuk dapat melakukan aktivitas sendiri
tanpa menunggu perintah dari user. Misalkan
adalah teknologi AI pada sebuah robot yang
dapat berbicara dan berkomunikasi dengan
manusia seperti robot Sophia (Imran, 2021).

b. Konektivitas

Konektivitas merupakan hubungan koneksi


antar jaringan (internet). Dalam system IoT
yang terdiri dari perangkat/benda yang akan
selalu saling terhubung dengan jaringan
sehingga dapat selalu memberikan informasi
(Herring, 2015).

c. Perangka tukuran kecil

Karena perkembangan teknologi yang sangat


pesat membuat ukuran sebuah perangkat
menjadi semakin kecil dengan biaya yang
semakin murah namun memiliki efektifitas dan
skalabilitas tetap tinggi. Dimasa yang akan
datang manusia lebih mudah menggunakan
perangkat teknologi yang bebasis IoT.

d. Sensor

Sensor merupakan bagian yang penting dalam


teknologi IoT yang juga membedakan dengan

25
TRANSFORMASI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM INDUSTRI 4.0

mesin canggih lainnya. Dengan adanya sensor


yang merupakan sumber informasi yang akan
diolah dalam teknologi IoT

IoT dalam kehidupan sehari-hari sudah sangat


banyak diaplikasikan tanpa banyak orang sadari.
Salah satu contohnya yaitu dalam bidang
kesehatan. Sekarang ini banyak sekali teknologi
IoT yang telah membantu pekerjaan dokter
maupun tenaga medis lainnya. Beberapa contoh
penerapan IoT dalam bidang kesehatanya itu
untuk mendata detak jantung, pengecekan kadar
gula dalam darah dan pengukuran suhu
(Delvecchio, 2015). Data yang telah dikumpulkan
disimpan dalam sebuah data base besar (Big Data)
kemudian dari data dapat diperoleh informasi
yang sangat berguna secara cepat dan efisien.

2. Big Data

Istilah big data telah digunakan sejak tahun 1990


yang dipopulerkan oleh John Mashey. Big data
biasanya mencakup kumpulan data yang sangat
besar , rumit dan tidak terstruktur sehingga tidak
dapat diolah dengan perangkat keras dan
perangkat lunak yang umum (Lohr, 2013). Big
data dapat diartikan sebagai pertumbuhan data
secara eksponensial dan memiliki data yang
bervariasi sehingga menyebabkan tantangan baru

26
TRANSFORMASI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM INDUSTRI 4.0

dalam pengolahannya untuk memahami semua


data tersebut (Narendra, 2015).

Perkembangan Global Storage Capacity

Sumber:
http://www.martinhilbert.net/WorldInfoCapacity.html
Big data dapat diterapkan di semua aspek yang
ada misalnya pada bidang bisnis, kesehatan,
pariwisata, pemerintahan, kejahatan, dan
lainnya. Dengan memahami bahwa big data itu
penting, maka suatu organisasi akan dengan
mudah mengolah dan menganalisis sekumpulan
data atau suatu permasalahan yang sedang
dihadapi baik dari internal maupun eskternal
organisasinya. Organisasi tersebut dapat
menghemat biaya, mengehamat waktu, dan
menciptakan sebuah keputusan yang tepat(Big
Data: What It Is and Why It Matters | SAS, n.d.).

Pada tahun 2009, terdapat sebuah penelitian big


data pada bidang kesehatan yaitu mengenai

27
TRANSFORMASI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM INDUSTRI 4.0

interaksi jaringan protein dalam melakukan


prediksi kanker payudara menggunakan metode
Dynamic Network Analysis (McDonald, 2017).
Pada penelitian dijelaskan bagaimana evolusi
kelas-kelas yang terbentuk dari interaksi antar
cell dalam tubuh sehingga bisa mendapatkan
polarisasi pembentukan sel kanker payudara.

3. Artificial Intelligence (AI)

Kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI)


adalah simulasi dari kecerdasan yang dimiliki oleh
manusia yang dimodelkan di dalam mesin dan
diprogram agar bisa berpikir seperti halnya
manusia.AI adalah kecerdasan yang ditunjukkan
oleh mesin, tidak seperti kecerdasan alami yang
ditampilkan oleh manusia dan hewan, yang
melibatkan kesadaran dan emosi(Russell,
2003).Dengan kata lain AI merupakan system
komputer yang bisa melakukan pekerjaan-
pekerjaan yang umumnya memerlukan tenaga
manusia atau kecerdasan manusia untuk
menyelesaikan pekerjaan tersebut.Teknologi AI
memerlukan data untuk dijadikan pengetahuan
sama seperti manusia (Kaplan & Haenlein, 2019).
Data ini akan digunakan untuk meningkatkan
kecerdasannya, hal penting dalam proses AI
adalah learning, reasoning dan selft correction.
Pembelajaran yang dilakukan oleh AI tidak

28
TRANSFORMASI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM INDUSTRI 4.0

sepenuhnya dilakukan oleh manusia melainkan


dapat belajar sendiri berdasarkan pengalaman
saat digunakan oleh manusia.

Ilustrasi Artificial Intelligence

Sumber:
https://www.flickr.com/photos/mikemacmarketing/3
0212411048
Beberapa bidang yang menggunakan AI yaitu
system pakar, games, logika fuzzy, jaringan saraf
tiruan dan robotika. AI telah banyak digunakan
dalam berbagai bidang seperti industry, medis,
pendidikan bahkan dalam kehidupan sehari-hari.
Berikut ini merupakan contoh penggunaan AI
dalam kehidupan sehari-hari.

a. Teknologi Pengenalan Wajah di Facebook


(DeepFace Facebook)

DeepFace Facebook memiliki kemampuan


untuk mengenali wajah orang yang ada pada
postingan foto, dengan teknologi ini user

29
TRANSFORMASI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM INDUSTRI 4.0

Facebook tidak perlu lagi menandai seseorang


secara manual karena telah dilakukan oleh
AI(DeepFace Unleashed – What Does the
Facebook Do to Recognize Faces? |
Techechelons, n.d.).

Contoh Pengenalan Wajah di Facebook

Sumber: https://zbigatron.com/tag/deepface/

b. Rekomendasi E-Commerce

Teknologi ini merupakan salah satu yang paling


sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari,
misalkan seseorang yang sedang memilih
produk di e-commerce pastiakan ada produk-
produk yang direkomendasikan. Produk yang
direkomendasikan ini tentunya akan berbeda
antara satu orang dengan orang yang lainnya.
Hal ini bisa dilakukan oleh AI dengan
menggunakan data histori pencarian produk,
pembelian produk sebelumnya yang diproses

30
TRANSFORMASI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM INDUSTRI 4.0

dari konsep AI yaitu data mining (Schafer et al.,


1999).

Rekomendasi Ecommerce

Sumber:
https://www.ionos.com/digitalguide/online-
marketing/online-sales/how-to-use-
recommendation-systems-in-e-commerce/
c. Asisten Virtual

Ada banyak sekali penyedia sistem virtual


seperti google assistant, siri dan ada juga
asisten virtual dibidang kesehatan. Asisten
virtual ini dapat diajak berinteraksi dan
berkomunikasi layaknya seorang manusia.
Kemampuan ini didapatkan dari proses belajar
secara terus-menerus sehingga dapat
mengetahui apa kebiasaan dan hal yang
disukai dari usernya.

31
TRANSFORMASI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM INDUSTRI 4.0

Contoh Asisten Virtual

Sumber: https://monsterar.net/2018/05/25/ai-di-
bidang-kesehatan/
Contoh asisten virtual dalam dunia kesehatan
yaitu Addison adalah asisten keperawatan yang
memiliki kemampuan untuk melakukan
diagnose dengan cara mengajukan pertanyaan
dan menjawab, memantau respons pasien,
mengumpulkan tanda-tanda vital dan dapat
melayani pasien selama 24 jam (Robinson,
2018).Sebagian besar aplikasi asisten perawat
maya saat ini memungkinkan untuk
komunikasi yang lebih teratur antara pasien
dan penyedia layanan antara kunjungan kantor
untuk mencegah pendaftaran kembali rumah
sakit atau kunjungan rumahsakit yang tidak
perlu. Asisten perawat virtual Care Angel
bahkan dapat melakukan pemeriksaan
kesehatan melalui suara dan AI.

4. Cloud Computing

Cloud Computing adalah suatu proses komputasi


melalui jaringan internet yang mempunyai fungsi

32
TRANSFORMASI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM INDUSTRI 4.0

agar dapat menjalankan program melalui


komputer yang sudah terkoneksi satu sama lain
pada waktu yang sama.Cloud Computing adalah
sebuah teknologi yang menjadikan internet
sebagai pusat server untuk pengelolaan data,
aplikasi, sever, jaringan yang memudahkan
penggunanya untuk menjalankan program tanpa
harus menginstall aplikasi terlebih dahulu(Ray,
2017).Dinamakan cloud computing karena
informasi yang diakses secara remote di “awan”
atau ruangan virtual. Perusahaan-perusahaan
yang menyediakan layanan cloud, memungkinkan
para penggunanya menyimpan file dan aplikasi
dari server jarak jauh. Mereka dapat
mengaksesnya dengan syarat terdapat
sambungan internet. Ini berarti, seorang
pengguna tidak perlu berada di tempat tertentu
untuk mendapatkan akses file-nya.

Cloud Computing

Sumber:
https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Cloud_com
puting.svg

33
TRANSFORMASI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM INDUSTRI 4.0

Cloud computing merupakan sebuah sistem yang


utamanya terdiri dari tigal ayanan: Software as a
Service (SaaS), Infrastructure as a Service (IaaS),
dan Platform as a Service (PaaS).

a. Software as a Service (SaaS)

Software as a service merupakan layanan dari


cloud computing yang memungkinkan
pengguna untuk langsung dapat memakai
aplikasi yang telah disediakan. Penyedia
layanan mengelola infrastruktur dan platform
yang menjalankan aplikasi tersebut (Peter,
2011). Contohnya yaitu aplikasi Email seperti
Gmail, Yahoo, Twitter, Facebook. Keuntungan
dari layanan ini yaitu pengguna tidak perlu
mengerluarkan biaya untuk dapat
menggunakan aplikasi tersebut(Sun et al.,
2014).

b. Infrastructure as a Service (IaaS)

Infrastructure as a Service merupakan layanan


dari cloud computing yang menyediakan infra
struktur seperti CPU (Central Processing Unit),
RAM, Storage, bandwidth yang dapat
digunakan untuk menjalankan computer
secara virtual. Komputer virtual ini berfungsi
layaknya seperti computer biasa yang dapat
diinstal berbagai aplikasi sesuai kebutuhan

34
TRANSFORMASI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM INDUSTRI 4.0

pengguna. Keuntungan dari IaaS ini yaitu


pengguna tidak perlu membeli computer fisik
yang menyebabkan penghematan biaya
(Amies,2012). Perusahaan yang menyediakan
IaaS adalah Amazon EC2, Google, Telkom
Cloud dan BizNetCloud.

c. Platform as a Service (PaaS)

Platform as a Service merupakan layanan cloud


computing yang menyediakan computing
platform yang biasanya sudah terdapat system
operasi, database, web server dan framework
aplikasi agar menjalankan aplikasi yang telah
ada. Perusahaan yang menyediakan layanan
yang memiliki tanggung jawab dalam
memelihara computing platform ini.Dengan
adanya layanan ini menyebabkan pengembang
bs focus pada aplikasi yang akan dibangun
tidak perlu memikirkan pemeliharaan dari
computing platform(Lawson, 2015). Contoh
penyedia layanan PaaS adalah Amazon Web
Service dan Windows Azure

C. REFERENSI

Amies, Alex; Sluiman, Harm; Tong, Qiang Guo; Liu,


Guo Ning (July 2012). "Infrastructure as a
Service Cloud Concepts". Developing and
Hosting Applications on the Cloud. IBM Press.
ISBN 978-0-13-306684-5.

35
TRANSFORMASI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM INDUSTRI 4.0

Narendra, Albertus Pramukti (2015). "Data Besar,


Data Analisis, dan
PengembanganKompetensiPustakawan".
Record and Library Journal. Vol. 1 No. 2.
Russell, Stuart J.; Norvig, Peter (2003), Artificial
Intelligence: A Modern Approach (2nd ed.),
Upper Saddle River, New Jersey: Prentice Hall,
ISBN 0-13-790395-2.
Peter Mell; Timothy Grance (September 2011). The
NIST Definition of Cloud Computing (Technical
report). National Institute of Standards and
Technology: U.S. Department of Commerce.
doi:10.6028/NIST.SP.800-145
Ashton, K. (2009, June 22). That ‘Internet of Things’
Thing | RFID JOURNAL.
https://www.rfidjournal.com/that-internet-of-
things-thing
Big Data: What it is and why it matters | SAS. (n.d.).
Retrieved April 30, 2021, from
https://www.sas.com/en_th/insights/big-
data/what-is-big-data.html
Brown, E. (2016, September). 21 Open Source
Projects for IoT - Linux.com.
https://www.linux.com/NEWS/21-OPEN-
SOURCE-PROJECTS-IOT/
DeepFace unleashed – What does the facebook do to
recognize faces? | Techechelons. (n.d.).
Retrieved May 1, 2021, from
https://www.techechelons.com/blog/deepface
-unleashed-what-does-the-facebook-do-to-
recognize-faces
Delvecchio, A. (2015, August). What is IoMT (Internet
of Medical Things) or healthcare IoT? - Definition
from WhatIs.com. https://internetofthings
agenda.techtarget.com/definition/IoMT-
Internet-of-Medical-Things

36
TRANSFORMASI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM INDUSTRI 4.0

Gilis, A. (2020, February). What is IoT (Internet of


Things) and How Does it
Work?https://internetofthingsagenda.techtarg
et.com/definition/Internet-of-Things-IoT
Herring, S. C. (2015, October 19). Should You Be
Capitalizing the Word “Internet”? | WIRED.
https://www.wired.com/2015/10/should-you-
be-capitalizing-the-word-internet/
History – Future of Industry. (n.d.). Retrieved April 26,
2021, from
https://www.sanayidegelecek.com/en/sanayi-
4-0/tarihsel-gelisim/
History of Electricity - IER. (n.d.). Retrieved April 26,
2021, from https://www.instituteforenergy
research.org/history-electricity/?__cf_chl_
captcha_tk__=697a43b9e2413160baafbda2ef0
2267da226843f-1619412538-0-
AbiWPUf55ffS_eRoei65VRA14IVR3yhVG8DzNA
KfkirQnyrQOeQmx_6KPaOiu8FOk8KByAs_EK
EOcY9UQOLavwYysDw6fDo_kvygwHCKF5u5D
7WmztLJoLWNjcqUnmJOdpE6V65R7yi_W7sb
CRFmlAz5wFwy8JP9q5WADQLLscxv5_pB9_N3
37beQyxhGWAWKYHIArdZW0CjJQWrGCUs0v
hcChENRIugiaWuwz4piA1Uriz4f97kN2FkhvYd
sK3MEbR5x1UbSfENNJa3PwAtFQ0eJ5NXNU8
v6ICNt3WQTgWJK3kIDyW4a-
UJb9oDOErlpP0X_fLKNkXtue6wkEQoVUZG-
py3PFGDI-UlTNsEGCtRNAWFSM4BM_
kKy7jBCWi6JJNb23PrdLrd3Kp40H-
YxERv1c_iuF6E630H4lAtAVYVXGAiW1Evc1QO
e0ZhuO5cROyP_jFTGarcwRYy0yleLv12iUmOw
G25_oFkPVJ7KwSR_MQMnGA-
euAuitWnVQOuyFB6Cvf39l8apzhl3g8zyJ8DQd
14gWAnAtNOdETCSC7Cfr3D54eZYlS3aj-
eF2BDn7Inyx5osBACjJ1OiKill1w8br4Fuq-
1vjpDefnlLwHPhG42LlXOzj8eDuAmnVLC4w
Imran, A. (2021, February 1). Building out Sophia
2020: An Integrative Platform for Embodied
Cognition - Hanson Robotics.

37
TRANSFORMASI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM INDUSTRI 4.0

https://www.hansonrobotics.com/building-
out-sophia-2020-an-integrative-platform-for-
embodied-cognition/
Industry 4.0 - BMBF. (n.d.). Retrieved April 26, 2021,
from https://www.bmbf.de/de/
zukunftsprojekt-industrie-4-0-848.html
Kaplan, A., & Haenlein, M. (2019). Siri, Siri, in my
hand: Who’s the fairest in the land? On the
interpretations, illustrations, and implications
of artificial intelligence. In Business Horizons
(Vol. 62, Issue 1, pp. 15–25). Elsevier Ltd.
https://doi.org/10.1016/j.bushor.2018.08.00
4
Lawson, L. (2015, April). Liaison’s Data Platform as a
Service Includes Data Mapping | IT Business
Edge.
https://www.itbusinessedge.com/business-
intelligence/liaisons-data-platform-as-a-
service-includes-data-mapping/
Lohr, S. (2013, February 1). The Origins of “Big Data”:
An Etymological Detective Story - The New York
Times.
https://bits.blogs.nytimes.com/2013/02/01/t
he-origins-of-big-data-an-etymological-
detective-story/
McDonald, C. (2017, August 17). 5 Examples of Big
Data in Healthcare - DZone Big Data.
https://dzone.com/articles/5-examples-of-big-
data-in-healthcare
Ray, P. P. (2017). An Introduction to Dew Computing:
Definition, Concept and Implications. IEEE
Access, 6, 723–737.
https://doi.org/10.1109/ACCESS.2017.27750
42
Robinson, S. (2018, December 17). Healthcare virtual
assistants bring efficiency and empathy to
patient care - Cisco.

38
TRANSFORMASI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM INDUSTRI 4.0

https://www.cisco.com/c/en/us/solutions/in
dustries/healthcare/virtual-assistant.html
Schafer, J. Ben, Konstan, J., & Riedl, J. (1999).
Recommender systems in e-commerce. ACM
International Conference Proceeding Series,
158–166.
https://doi.org/10.1145/336992.337035
Sun, Y., Zhang, J., Xiong, Y., & Zhu, G. (2014). Data
Security and Privacy in Cloud Computing.
International Journal of Distributed Sensor
Networks, 10(7), 190903.
https://doi.org/10.1155/2014/190903
The Future of Jobs Report 2018 | World Economic
Forum. (n.d.). Retrieved April 26, 2021, from
https://www.weforum.org/reports/the-future-
of-jobs-report-2018

PROFIL PENULIS
I KadekDwi Gandika Supartha, S.T., M.T.

Lulus S1 di Fakultas Teknik Elektro


Universitas Udayana (FTE Udayana) pada
tahun 2010. Lulus S2 pada tahun 2018 di
Magister Teknik Elektro Universitas
Udayana. Mulai aktif mengajar tahun 2010 di
Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan
Komputer (STMIK) STIKOM Indonesia sampai saat ini masih
terus berbagi ilmu dibidang komputer. Mengampuh mata
kuliah Algoritma dan Pemrograman, Mobile Programming,
Artificial Intelegence.

39
40
BAB 3
Manfaat dan Keterbatasan
Teknologi Informasi

Muhammad Hasan Wahyudi


Universitas Islam Lamongan; Jln. Veteran No.53 A
Lamongan, 0322-324706.
Email: hasanwahyudi@unisla.ac.id

A. MANFAAT TEKNOLOGI INFORMASI

Pada era globalisasi ini telah mengalami beragam


kemajuan teknologi. Terutama baru-baru ini gencar-
gencarnya pemerintah Indonesia menggaungkan
kepada semua pihak untuk dapat mencapai dalam
revolusi industri 4.0, bahkan 5.0. Dengan kata lain,
semakin berkembangnya teknologi maka semakin
banyak bidang yang ada dan perlu untuk
dikembangkan. Salah satunya adalah teknolog
informasi. Teknologi informasi secara umum adalah
suatu studi perancangan, implementasi,
pengembangan, dukungan atau manajemen sistem
informasi berbasis komputer terutama pada aplikasi
hardware (perangkat keras) dan software (perangkat
lunak komputer). Tanpa adanya teknologi informasi,
perkembangan di dunia ini tidak mungkin bisa
secepat ini. Kegiatan yang konvensional telah

41
MANFAAT DAN KETERBATASAN TEKNOLOGI INFORMASI

berubah menjadi sistem yang terbarukan berbasis


teknologi untuk memudahkan kegiatan dan
kebutuhan manusia.

Menurut Wikipedia, pengertian teknologi Informasi


(IT) adalah istilah umum teknologi untuk membantu
manusia dalam membuat, mengubah, menyimpan,
mengomunikasikan, dan menyebarkan informasi.
Teknologi informasi merupakan suatu teknologi yang
memiliki fungsi dalam mengolah data, memproses
data, memperoleh, menyusun, menyimpan,
mengubah data dengan segala macam cara untuk
mendapatkan informasi yang bermanfaat atau juga
berkualitas. Selain itu fungsi dari teknologi informasi
adalah untuk memecahkan suatu masalah,
membuka kreativitas, meningkatkan efektivitas dan
efisiensi dalam aktivitas manusia.

Dapat dikatakan bahwa teknologi informasi adalah


berbagai fasilitas yang terdiri dari hardware dan
software untuk mendukung dan meningkatkan
kualitas informasi bagi masyarakat dengan cepat
dan berkualitas. Dari penjelasan singkat yang ada
pastinya sudah dapat diketahui betapa pentingnya
teknologi informasi ini untuk manusia. Adapun
manfaat teknologi informasi tersebut adalah sebagai
berikut :

42
MANFAAT DAN KETERBATASAN TEKNOLOGI INFORMASI

1. Teknologi Informasi Bagi Instansi Pendidikan

Dengan adanya teknologi informasi di dunia


pendidikan, baik siswa, guru maupun orang tua
dapat terbantukan. Pembelajaran, pembayaran,
monitoring siswa oleh orang tua dll. masih
dilaksanakan secara konvensional yang dirasa
terkadang memberatkan siswa, guru dan orang
tua. Teknologi informasi yang saat ini berkembang
telah menuju revolusi industri 4.0 dan 5.0. Pada
penerapan di dunia pendidikan diharapkan dapat
mengkoneksikan menuju industri 4.0.

Beberapa teknologi informasi bagi instansi


pendidikan antara lain sebagai berikut :

a. Zenius

Sumber : https://kabar24.bisnis.com/

Zenius adalah sebuah media / sarana edukasi


untuk siswa dalam pencapaian yang diinginkan
siswa dalam kelasnya. Kelas SD, SMP dan SMA,
bahkan sampai dalam persiapan masuk
Perguruan Tinggi. Aplikasi Zenius ini sangat
memudahkan siswa dalam memahami materi

43
MANFAAT DAN KETERBATASAN TEKNOLOGI INFORMASI

edukasi melalui berbagai fitur yang disediakan.


Bahkan seorang guru pun dapat berpartisipasi
memberikan sumbangsih ilmunya kepada
siswa dan mengevaluasi capaian belajar siswa.

b. Sevima Edlink

Sumber : https://edlink.id

Sevima Edlink adalah salah satu sarana


edukasi yang lain. Berbeda dengan zenius yang
diperuntukkan untuk siswa dan guru di tingkat
SD, SMP dan SMA. Sevima Edlink dikhususkan
bagi dosen dan mahasiswa dalam kegiatan
pembelajarannya. Tidak hanya itu, sevima
edlink memberikan pelayanan yang lebih
kepada Perguruan Tinggi dengan menjalin
MOU penggunaan aplikasi berdasarkan
kebutuhan PT, antara lain; 1). Siakad Cloud, 2).
Go Feeder Cloud, 3). Finance Cloud, 4).
Akreditasi Cloud, 5). Profeeder, 6). Sevima Pay
dan 7). Edlink.

Pada perkembangan teknologi membuat


perubahan sangat besar di dunia pendidikan
semasa Bapak Menteri Nadiem Anwar

44
MANFAAT DAN KETERBATASAN TEKNOLOGI INFORMASI

Makarim, B.A., M.B.A. salah satunya adalah


program merdeka belajar – kampus merdeka
(MBKM). Edlink adalah salah satunya sistem
pembelajaran yang telah terintegrasi dengan
program merdeka belajar. Banyak pelatihan
yang ditawarkan oleh sistem dengan berbagai
mentor yang profesional sesuai dengan
bidangnya.

c. Google Classroom

Sumber : https://en.wikipedia.org/

Google Classroom adalah sebuah media dan


sarana pendidikan yang lebih sederhana dan
mudah digunakan dibandingkan dengan
beberapa media belajar yang lain. Pada
pembelajaran berbasis google classroom ini
lebih ditekankan dengan kreativitas dan inovasi
pembelajaran yang dilakukan guru. Media ini
sangat familiar di segala jenjang pendidikan,
mulai dari SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi
yang masih banyak memakai aplikasi ini.

45
MANFAAT DAN KETERBATASAN TEKNOLOGI INFORMASI

d. Zoom Meeting

Sumber : https://www.pngaaa.com/

Zoom Meeting merupakan media komunikasi


yang sangat diminati pada masa pandemi ini.
Kegiatan pembelajaran tatap muka (luring)
telah beralih menuju online (daring) dengan
menggunakan bantuan aplikasi Zoom Meeting.
Dengan adanya aplikasi ini diharapkan dapat
mewakili tatap muka, dengan hasil luaran anak
– anak dapat memahami pelajaran/mata
kuliah.

2. Teknologi Informasi Bagi Dunia Kesehatan dan


Kedokteran

Perkembangan teknologi informasi dalam bidang


kedokteran di masa depan salah satunya akan
diarahkan untuk memudahkan akses pasien pada
pelayanan kesehatan. Adapun manfaat yang bisa
diambil dari perkembangan teknologi di bidang
kesehatan antara lain:

46
MANFAAT DAN KETERBATASAN TEKNOLOGI INFORMASI

a. Memudahkan pasien

Keuntungan teknologi di bidang kesehatan


yang pertama adalah memudahkan pasien.
Hadirnya teknologi sangat memudahkan pasien
terutama dalam mengakses informasi dan
pelayanan kesehatan. Hanya dengan ponsel
atau komputer, kini pasien dapat mengakses
berbagai macam informasi kesehatan di
internet.

Selain itu, berbagai macam layanan kesehatan


yang hadir secara online juga memudahkan
pasien dalam mengakses pelayanan kesehatan.
Pasien kini dapat mengakses informasi,
mendapat layanan konsultasi, hingga
melakukan penebusan resep obat secara
online. Hal ini tentu sangat menghemat tenaga
dan waktu yang dimiliki pasien.

b. Mempersingkat Waktu Tunggu Pasien

Selain memudahkan pasien dalam mengakses


pelayanan kesehatan, teknologi di bidang
kesehatan juga dapat mempersingkat waktu
tunggu pasien. Biasanya dalam melakukan cek
kesehatan di rumah sakit, kita dapat mengantri
hingga berjam-jam untuk mendapat pelayanan.
Namun kini dengan adanya teknologi, kita
tidak perlu menunggu lama. Kita sebagai

47
MANFAAT DAN KETERBATASAN TEKNOLOGI INFORMASI

pasien/masyarakat dapat membuat janji


secara online lalu melakukan konsultasi secara
tatap muka di pelayanan kesehatan. Selain itu
pula, kita dapat membuat janji untuk
melakukan konsultasi secara online dengan
dokter

c. Mempermudah Dokter dan Tenaga Medis


Lainnya Dalam Menolong Pasien

Hampir sama dengan manfaat teknologi di


bidang kesehatan sebelumnya. Dengan adanya
perkembangan teknologi di bidang kesehatan,
dokter dan tenaga medis lainnya jadi lebih
mudah dalam menjangkau pasien.

Kini hanya dengan koneksi internet dan ponsel,


dokter dan tenaga medis lainnya dapat
menolong pasien tanpa harus bertatap muka.
Dokter juga dapat memiliki waktu dan tempat
yang lebih fleksibel untuk menolong pasien.

d. Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat

Dengan akses yang lebih cepat dan mudah


dijangkau, kesehatan masyarakat tentunya
akan meningkat. Terutama berbagai informasi
yang tersedia di internet, ditambah layanan
kesehatan secara online dapat meningkatkan
pengetahuan pasien dan membuat pasien lebih
cepat untuk ditangani.

48
MANFAAT DAN KETERBATASAN TEKNOLOGI INFORMASI

Selain itu, dengan berkembangnya teknologi


alat-alat kesehatan juga mengalami kemajuan.
Berbagai macam alat kesehatan yang
mempermudah dokter dalam mendiagnosa dan
menangani pasien. Beberapa teknologi yang
mempermudah dokter dalam menangani
pasien adalah alat cuci darah. Tentunya hal ini
sangat membantu dalam meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat

e. Penyimpanan dan Perawatan Data Menjadi


Lebih Mudah

Keuntungan teknologi di bidang kesehatan


selanjutnya adalah penyimpanan dan
perawatan data menjadi lebih mudah.
Teknologi tidak hanya memudahkan dari sisi
pasien dan tenaga medis saja. Namun ternyata
juga membantu sisi penyedia layanan
kesehatan. Dengan adanya teknologi, penyedia
layanan menjadi lebih mudah dalam
menyimpan data-data penting milik pasien
seperti rekam medis, atau data penting lainnya.
Penyedia layanan kesehatan dapat membuka
dan menyimpan data kembali secara mudah

f. Monitoring Secara Online

Dengan adanya perkembangan teknologi, hal


ini memungkinkan dokter untuk melakukan

49
MANFAAT DAN KETERBATASAN TEKNOLOGI INFORMASI

monitoring kondisi pasien secara online. Pasien


dengan kondisi yang hampir pulih dapat tetap
dimonitoring secara online oleh dokter atau
tenaga medis lainnya.

Bahkan pada masa pandemi dengan adanya


virus covid-19 ini Presiden Joko Widodo telah
menghimbau agar masyarakat melakukan
konsultasi kesehatan (berobat online) melalui
aplikasi telemedicine. Dengan demikian
masyarakat tak perlu datang ke rumah sakit
untuk melakukan konsultasi kesehatan.
Dengan cara demikian, diharapkan dapat
menekan angka penularan Covid-19.

Beberapa luaran teknologi informasi (aplikasi


telemedicine) antara lain :

1) KlikDokter dari Kalbe

Sumber : https://id.wikipedia.org/

Merupakan aplikasi telemedicine dari Kalbe.


Lewat aplikasi ini, pengguna (masyarakat)
dapat melakukan cek mandiri gejala Covid-
19. Masyarakat dapat mendownload aplikasi
ini di Playstore. Pada aplikasi ini tertera juga
logo Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia (KEMENKES RI). Fitur yang

50
MANFAAT DAN KETERBATASAN TEKNOLOGI INFORMASI

diberikan sangat banyak, antara lain ; 1).


Live Chat 24 jam, 2). Belanja Sehat, 3). Buat
Janji Rumah Sakit, 4). Health Tools dan 5).
Tebus Resep.

2) LifePack

Sumber : https://lifepack.id/

Lifepack merupakan salah satu apotik digital


/ online yang ada. Adanya aplikasi tersebut
adalah untuk memberikan pelayanan
penebusan obat yang praktis, cepat, efisien
dan terpercaya. Masyarakat tidak perlu
bingung atau khawatir dalam melakukan
penebusan obat. Masyarakat dapat
melakukan lewat online, sehingga cukup di
rumah saja dapat menebus obat yang
diinginkan. Lifepack juga menyediakan
layanan konsultasi dokter secara online yang
dapat Anda akses dengan mengunduh
aplikasi Lifepack di Google Play Store dan
App Store. Bahkan lifepack juga dapat
melakukan pemesanan untuk tes antigen
maupun rapid secara private.

51
MANFAAT DAN KETERBATASAN TEKNOLOGI INFORMASI

3) Alodokter

Sumber : https://www.alodokter.com/

Pada aplikasi ini sesungguhnya tidak jauh


berbeda dengan aplikasi klikdokter. Aplikasi
ini juga merupakan salah satu aplikasi yang
menjadi rekomendasi Bapak Presiden Joko
Widodo. Program Alodokter ini
menyuguhkan banyak artikel seputar
kesehatan yang sangat dibutuhkan
masyarakat. Alodokter juga memiliki banyak
fitur, antara lain; 1). Chat Bersama Dokter,
2). Buat Janji, 3). Proteksi Alodokter dan 4).
Alodokter Shop. Aplikasi ini dapat
ditemukan di Playstore dan mudah dalam
proses instalasinya.

4) Gojek dan Halodoc

Sumber : https://bisnis.tempo.co/

52
MANFAAT DAN KETERBATASAN TEKNOLOGI INFORMASI

Aplikasi Gojek dan Halodoc adalah


merupakan layanan telemedicine yang
berfokus pada penanganan pasien Covid-19
dengan gejala menengah sampai parah yang
membutuhkan tindakan perawatan ke
rumah sakit. Di aplikasi Gojek, layanan
periksa Covid-19 dari Halodoc tersedia
dalam bentuk shuffle card.

3. Teknologi Informasi Dalam Bidang Industri dan


Manufaktur

Di bidang industri, teknologi ini sangat membantu


dalam pengambilan, pengumpulan (akuisisi),
pengolahan, penyimpanan, penyebaran dan
penyajian informasi. Tercakup dalam definisi
teknologi tersebut adalah semua perangkat keras,
perangkat lunak, kandungan isi, dan
infrastruktur komputer maupun komunikasinya.

Tidak terbatas pada hal-hal seperti proses,


perangkat lunak komputer, sistem informasi,
perangkat keras, bahasa program, atau data
konstruksi. Di bidang industri ini juga, komputer
telah digunakan untuk mengendalikan mesin-
mesin produksi dengan ketepatan tinggi, misalnya
Computer Numerical Control (CNC) pengawasan
numerik atau perhitungan, Computer Aided
Manufacture (CAM), Computer Aided Design
(CAD), yaitu industri untuk merancang bentuk

53
MANFAAT DAN KETERBATASAN TEKNOLOGI INFORMASI

atau desain sebuah produk yang akan


dikeluarkan pada sebuah industri atau pabrik.

Teknologi informasi dapat membantu membuat


rancangan desain sebuah produk yang akan
dikeluarkan pada industri serta bisa mengontrol
mesin produksi dengan ketepatan yang baik.
Apalagi seperti yang kita ketahui industri
membutuhkan hal yang cepat untuk produksi
dalam jumlah besar.

4. Teknologi Informasi Dalam Bidang Militer

Teknologi informasi tidak hanya dipakai dalam


bidang industri ataupun ekonomi, tetapi juga di
bidang militer terutama dalam perencanaan
strategi. Kemajuan pesat teknologi informasi
diterapkan dalam konsep yang disebut Perang
Informasi (Information Warfare) yang menjadi
landasan penting bagi pengembangan teknologi
militer di masa yang akan datang. Teknologi
informasi akan sangat berpengaruh terhadap
perubahan strategi militer. Secara strategis
perang informasi mempunyai arti yang penting
karena sistem informasi ini berhubungan dengan
masyarakat.

Dengan demikian manusia tidak lagi menjadi


target utama dalam perang melainkan informasi.
Inilah sebabnya mengapa banyak pemerintahan

54
MANFAAT DAN KETERBATASAN TEKNOLOGI INFORMASI

ataupun organisasi tertentu menghabiskan jutaan


bahkan miliaran dolar, untuk membentuk
organisasi dalam rangka pengumpulan dan
pengolahan informasi mengenai segala sesuatu
yang berkaitan dengan ancaman bagi keamanan
mereka. Tanpa adanya informasi dapat
menyebabkan kegagalan terutama dalam bidang
militer.

Dalam perencanaan operasi militer, sebuah


strategi pertahanan adalah landasan untuk
mencegah serangan atau meminimalisir
kerusakan serangan dengan memperhitungkan
kekuatan pertahanan untuk mencegah musuh
menaklukkan wilayah. Dari segi komandan,
Teknologi Informasi dapat mempercepat
penyampaian informasi sehingga dapat
mempersingkat waktu dalam pengambilan
keputusan. Dari segi pasukan, Teknologi
Informasi berfungsi untuk membantu pasukan
dalam memperoleh informasi pada waktu dan
tempat yang tepat sehingga pasukan menjadi
lebih fleksible dalam bergerak.

Pada bidang militer, penerapan teknologi


informasi digunakan untuk mengendalikan
senjata dan peluru. Selain itu teknologi informasi
dapat digunakan untuk operasi persandian dan
pengirimannya, untuk navigasi kapal laut dan

55
MANFAAT DAN KETERBATASAN TEKNOLOGI INFORMASI

kapal selam, untuk melakukan simulasi


peperangan, dan untuk melakukan pengiriman
sandi-sandi rahasia militer. Dengan penguasaan
pengetahuan dalam bidang teknologi informasi,
musuh dapat ditaklukkan melalui sarana yang
berupa teknologi komputer. Sebagai contoh
penggunaan program kecerdasan buatan untuk
mensimulasikan formasi dan kekuatan musuh
memungkinkan serangan menjadi lebih efektif
dengan tingkat keberhasilan yang cukup tinggi.

5. Teknologi Informasi Dalam Bidang Pemerintahan

Teknologi informasi dapat diaplikasikan dalam


mengolah suatu data dan informasi yang
ditujukan kepada masyarakat. Bisa
meningkatkan hubungan antara pemerintah dan
masyarakatnya. Sehingga apa yang terjadi di
suatu daerah tertentu dapat diketahui dengan
cepat menggunakan teknologi.

Teknologi Informasi di dunia pemerintahan lebih


dikenal dengan e-government. Dengan
dibangunnya sebuah teknologi informasi e-
government diharapkan mempunyai beberapa sisi
manfaat sebagai berikut:

a. Pelayanan kepada masyarakat jauh lebih baik

b. Meningkatnya hubungan yang baik dintara


pemerintah, pelaku bisnis dan masyarakat.

56
MANFAAT DAN KETERBATASAN TEKNOLOGI INFORMASI

c. Pemberdayaan masyarakat melalui sistem


informasi digital mudah diperoleh

d. Pelaksanaan kegiatan pemerintahan lebih


efisien.

B. KETERBATASAN TEKNOLOGI INFORMASI

Teknologi Informasi merupakan sebuah hasil cipta


manusia, dimana semua hal itu tidak lepas dari
banyak kekurangan dan keterbatasan. Aspek
kekurangan dan keterbasan teknologi informasi
dalam pemenuhan kebutuhan dan asas manfaat
disebabkan banyak faktor, antara lain :

1. Kurangnya Perlengkapan

2. Kurangnya dukungan

3. Kurangnya kepercayaan

C. REFERENSI

Alodokter – Info Kesehatan, Booking dan Chat


Dokter, diakses pada tanggal 25 April 2021.
[https://www.alodokter.com/]
Berkas: Logoklikdokter.png, diakses pada tanggal 25
April 2021. [https://id.wikipedia.org/]
Evandio, Akbar. Zenius Sebut Jaga Relevansi Jadi
Strategi Hadapi Pembelajaran Tatap Muka,
diakses pada tanggal 25 April 2021.
[https://kabar24.bisnis.com/]
Google Classroom, diakses pada tanggal 25 April
2021. [https://en.wikipedia.org/]

57
MANFAAT DAN KETERBATASAN TEKNOLOGI INFORMASI

Halodoc dan Gojek Sediakan Rapid Test Gratis,


Begini Caranya, diakses pada tanggal 25 April
2021. [https://bisnis.tempo.co/]
Informasi Kesehatan, diakses pada tanggal 25 April
2021. [https://lifepack.id]
Sevima Edlink Platform Pembelajaran Inovatif Kreasi
Anak Bangsa, diakses pada tanggal 25 April
2021. [https://edlink.id]
Teknologi Informasi : Pengertian, Fungsi, Tujuan dan
Manfaat Teknologi Informasi, diakses pada
tanggal 25 April 2021.
[https://idcloudhost.com].
Teknologi Informasi, diakses pada tanggal 25 April
2021. [https://id.wikipedia.org]
Zoom – Zoom Meeting Logo PNG, diakses pada
tanggal 25 April 2021.
[https://www.pngaaa.com]

PROFIL PENULIS

Muhammad Hasan Wahyudi, S.Kom., MT.

Lulus S1 di Program Studi Teknik


Informatika Sekolah Tinggi Teknik
Qomaruddin Gresik pada tahun 2011,
lulus S2 di Program Magister Telematika
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
pada tahun 2016. Saat ini adalah dosen
tetap Program Studi Teknik Informatika di Universitas
Islam Lamongan dan sedang proses pengajuan S3
Computer Science and Information Technology di
Universti Tun Hussein Onn Malaysia (UTHM).
Saat ini mengampu mata kuliah Keamanan Jaringan.
Telah beberapa kali mendapatkan Hibah riset Penelitian
Dosen Pemula. Diantaranya bertemakan controller dan

58
MANFAAT DAN KETERBATASAN TEKNOLOGI INFORMASI

Data Mining. Selanjutnya pada tahun ini pula lolos


pendanaan hibah internal rektorat yang bertemakan
Sistem Cerdas dan Rekaya Perangkat Lunak.

59
60
BAB 4
Sistem Teknologi Pelayanan
Kesehatan

Sugiyarto
Poltekkes Kemenkes Surakarta
Email : sugiy1077@gmail.com

A. PERKEMBANGAN TEKNOLOGI KESEHATAN DI


ERA DIGITAL

Sekarang ini kita tengah dihadapkan pada


perkembangan zaman, berbagai aspek kehidupan
saat ini mulai berubah dan mengikuti
perkembangan tersebut, salah satu aspek yang
berubah adalah perkembangan di bidang kesehatan.
Perkembangan tersebut merupakan perkembangan
teknologi pada bidang kesehatan. Menurut Moller et
al(2017)penerapan pelayanan di bidang kesehatan
berbasis teknologi digital dinilai sangat memberikan
keuntungan. Pertama, dapat mempermudah dalam
akses pelayanan serta jangkauan pelayanan
kesehatan terhadap pasien. Kedua, dapat merubah
pelayanan kesehatan dari metode tradisional ke
metode yang modern yaitu platform digital dan
menghadirkan riset dengan peluang baru untuk
memajukan teori dan konsep pelayanan kesehatan.

61
SISTEM TEKNOLOGI PELAYANAN KESEHATAN

Pelayanan publik yang prima menjadi sumber


kemajuan yang sangat menentukan daya saing,
sehingga sektor pelayanan kesehatan harus selalu
meningkatkan mutunya. Penggunaan dan
pemanfaatan teknologi ini menjadi salah satu solusi
yang tepat bagi pemecahan permasalah layanan
publik, dengan pemanfaatan teknologi tersebut
diharapkan mampu mengatasi permasalahan yang
ada, diataranya waktu, geografis, dan juga sosial
ekonomis. Peningkatan kualitas sumber daya
manusia melalui pengembangan dan pemanfaatan
teknologi juga akan membantu kinerja dalam
memberikan pelayanan kesehatan secara efektif dan
efisien. (Yani, 2018). Salah satu komponen yang
berperan terhadap terselenggaranya pelayanan
kesehatan berbasis teknologi adalah sumber daya
kesehatan, sehingga sumber daya kesehatan
tersebut perlu diberdayakan dan didukung dalam
hal pengembangan pelayanan kesehatan berbasis
teknologi. Hal tersebut bertujuan untuk melibatkan
peran aktif segenap komponen dari pelayanan
kesehatan untuk mengupayakan perubahan sebuah
sistem pelayanan kesehatan yang merata, tepat
sasaran efektif, efisien, dan terjangkau.

Diharapkan dengan adanya perkembangan di bidang


teknologi mampu mempermudah penerima layanan
kesehatatan atau pasien dalam memperoleh layanan

62
SISTEM TEKNOLOGI PELAYANAN KESEHATAN

kesehatan, dan bagi penyedia layanan kesehatan


mampu memberikan pelayanan terbaiknya kepada
masyarakat secara efektif dan efisien.

B. TREN SISTEM TRANSFORMASI DIGITAL MENUJU


ERA KESEHATAN 4.0

Adanya berbagai perkembangan pelayanan


kesehatan menuju transformasi digital telah
merubah pola pikir beberapa penyedia layanan
kesehatan dan stakeholder yang ada di Indonesia
untuk dapat mengambil bagian dalam proses
perkembangan tersebut.

Berikut ini merupakan tren digital di era kesehatan


4.0 ini:

1. Meningkatnya Permintaan Terhadap Pelayanan


Kesehatan yang Sesuai Kebutuhan

Saat ini pelayanan kesehatan sedang memasuki


era inovasi digital dimana pasien mencari
pelayanan yang langsung mampu menjawab
sesuai dengan kebutuhan mereka karena terbatas
oleh kesibukan sehari-hari. Menurut data DMN3,
disebutkan bahwa konsumen yang mencari
informasi medis di internet, sebesar 47% mencari
informasi mengenai dokter, 38% rumah sakit dan
fasilitas kesehatan, serta 77% untuk melakukan
booking jadwal pemeriksaan kesehatan.
Berdasarkan data tersebut, perlu adanya upaya

63
SISTEM TEKNOLOGI PELAYANAN KESEHATAN

dari penyedia layanan kesehatan untuk


mendapatkan informasi terkait kebutuhan target
konsumen atau pasien dan menggabungkannya
ke dalam sistem digital, salah satunya yaitu
dengan kemudahan akses menggunakan
smartphone. Berdasarkan hal itulah saat
inipelayanan kesehatan melakukan inovasi untuk
mengikuti perkembangan era digital. Beberapa
cara yang dilakukan oleh penyedia layanan
kesehatan adalah dengan membuat akun media
sosial dengan memberikan informasi update
terkait pelayanan kesehatan yang diberikan,
selain itu penyedia layanan kesehatan juga
memanfaatkan media smart phone sebagai sarana
untuk mempermudah pelayanan seperti
pendaftaran online, konsultasi online,
pengambilan obat farmasi online, dan lain
sebagainya.

2. Pentingnya Pemanfaatan Big Data Dalam


Pelayanan Kesehatan

Big data merupakan penggabungkan informasi


dalam jumlah yang sangat besar serta format yang
beragam yaitu dari penggunaan media sosial, e-
commerce, transaksi online, transaksi keuangan,
serta mengidentifikasi suatu tren dan pola bisnis
di masa mendatang. Dalam pelayanan kesehatan,
big data dapat memberikan beberapa

64
SISTEM TEKNOLOGI PELAYANAN KESEHATAN

keuntungan, yaitu tingkat kesalahan medis yang


lebih rendah, memfasilitasi kesehatan dalam
upaya pencegahan, dan prediksi yang lebih akurat
dalamperekrutan SDM (misalnya dengan
membantu RS dan klinik memprediksi adanya
peningkatan jumlah pasien di suatu masa
tertentu sehingga membantu manajemen dalam
memutuskan untuk menambah jumlah staf pada
waktu tersebut). Selain kebutuhan investasi di
bidang big data, pengolahan dan analisa dari data
tersebut juga diperlukan untuk mengidentifikasi
kelemahan bisnis dan membantu manajemen
untuk lebih memahami kebutuhan pasien dan
target pasien yang dituju.

3. Mengobati Pasien Dengan Teknologi Virtual


Reality (VR)

Penggunaan Virtual Reality dalam Tindakan Medis

Sumber: merah putih.com


Teknologi VR tidak hanya digunakan di salah satu
bidang kedokteran saja tetapi sudah meluas

65
SISTEM TEKNOLOGI PELAYANAN KESEHATAN

penggunaannya untuk mengobati nyeri,


kecemasan, PTSD (post-traumatic stress
disorder), dan penyakit stroke. Beberapa dokter
dan residen juga telah memanfaatkan teknologi
simulasi VR untuk mengasah keterampilan dan
keahlian mereka di bidang pembedahan. VR
dalam bentuk headset dapat membantu si
pemakai untuk beraktivitas dan anak-anak
dengan autisme untuk belajar mengenal
sekitarnya. VR diharapkan dapat menjadi metode
komunikasi yang membuat penyedia layanan
kesehatan dapat memahami kebutuhan pasien
dan berkomunikasi dengan cara yang lebih baik.

4. Alat Kesehatan yang Wearable (Dapat Dipakai


Manusia)

Pada era digital seperti sekarang ini, masyarakat


sudah mulai memperhatikan kesehatan pada
aspek pencegahan dan lebih peduli dalam
mengetahui berbagai informasi terkait
permasalahan kesehatan. Hal tersebut
berdampak pada beberapa perusahaan telah
berinvestasi di bidang alat kesehatan yang dapat
di gunakan oleh pasien dalam menentukan status
kesehatannya. Alat kesehatan yang sudah ada
antara lain seperti sensor detak jantung, pelacak
olahraga, alat pengukur debit keringat, alat untuk
mengukur kadar gula darah, dan alat oksimeter

66
SISTEM TEKNOLOGI PELAYANAN KESEHATAN

untuk mengukur kadar oksigen. Berbagai alat


kesehatan tersebut diharapkan dapat membantu
dalam meningkatkan derajat kesehtan dan juga
meningkatkan efisiensi keuangan dalam
pelayanan kesehatan.

5. Pelayanan Berbasis Analisis Prediktif

Faktor lain yang mendukung transformasi digital


dalam perawatan kesehatan selain big data adalah
analisis prediktif. Analisis prediktif merupakan
prediksi terkait permasalahan kesehatan yang
akan menjadi permasalahan utama dalam waktu
dekat. Informasi besar yang dikumpulkan dari big
data dan sumber lainnya (seperti media sosial)
dapat membantu penyedia layanan kesehatan
dalam mengembangkan layanan rekomendasi
kesehatan kepada masyarakat. Dari prediksi
adanya permasalahan kesehatan atau wabah
yang akan terjadi, penyedia layanan kesehatan
tentu akan melakukan langkah antisipasi hal
tersebut dan mempersiapkan langkah-langkah
pencegahan serta penanganan yang diperlukan.

6. Perkembangan Artificial Intelligence

Artificial intelligence (AI) tidak hanya sebagaitren


dalam transformasi digital dalam pelayanan
kesehatan akan tetapi merupakan suatu inovasi
yang sangat besar di bidang kesehatan. Banyak

67
SISTEM TEKNOLOGI PELAYANAN KESEHATAN

pihak di industri kesehatan yang bersedia untuk


berinvestasi di AI senilai jutaan dolar. AI yang
berkembang saat ini memiliki banyak versi, salah
satunya adalah robot droid yang dirancang untuk
membantu pekerjaan perawat di RS dan
melakukan tugas rutin seperti mengecek stok
atau persediaan obat, peran robot tersebut tidak
dapat menggantikan peran perawat dalam
menjalankan fungsi caring pada pasien tetapi
mempermudah pekerjaan seorang perawat.
Diperkirakan bahwa di masa depan, kekuatan AI
akan terus diperluas manfaatnya seperti dalam
bidang precision medicine, radiologi, penemuan
obat terbaru, dan ilmu genomic.

7. Blockchain Dan Rekam Medis Elektronik

Bila pasien harus berganti dokter atau dirujuk ke


spesialis yang lain, kita tahu betapa rumitnya
dalam mentransfer riwayat medis yang sudah ada
tersebut. Namun, dengan adanya teknologi
blockchain, proses ini bisa diotomatisasi. Dokter
juga dapat melihat riwayat medis pasien secara
lengkap sehingga pasien dapat segera mendapat
pelayanan kesehatan yang diperlukan.

Blockchain merupakan suatu kumpulan file atau


data transaksi yang tertuang di dalam database
komputer atau dalam bentuk digital. Blockchain
memungkinkan terjadinya pertukaran informasi

68
SISTEM TEKNOLOGI PELAYANAN KESEHATAN

transaksi keuangan yang aman antara satu pihak


dengan yang lainnya. Dalam bidang pelayanan
kesehatan, blockchain terbukti efektif untuk
mencegah kebocoran data, meningkatkan akurasi
data di rekam medis, dan melakukan efisiensi
biaya (Persi, 2020), (Reddy, 2017)

C. TELEMEDICINE DAN TELENURSING SEBAGAI


PENERAPAN DARI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI
DI PELAYANAN KESEHATAN

1. Telemedicine

Pelayanan Pelayanan telemedicine merupakan


pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh Dokter
dengan menggunakan teknologi informasi dan
komunikasi untuk mendiagnosis, mengobati,
mencegah, dan/atau mengevaluasi kondisi
kesehatan pasien sesuai dengan kompetensi dan
kewenangannya, yang dibuktikan dengan surat
tanda registrasi (STR) dengan tetap
memperhatikan mutu pelayanan dan
keselamatan pasien

Pelayanan telemedicine dilakukan antara Dokter


dengan pasien, dan/atau antara Dokter dengan
Dokter lain. Dokter yang memberi pelayanan
telemedicine kepada pasien bertanggung jawab
terhadap pelayanan kesehatan yang
diberikannya, termasuk menjamin keamanan

69
SISTEM TEKNOLOGI PELAYANAN KESEHATAN

data pasien yang mengakses pelayanan


telemedicine.

Penyelenggaraan pelayanan telemedicine antara


Dokter dengan Dokter lain diselenggarakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Hasil pelayanan telemedicine dicatatkan dalam


catatan digital atau manual yang dipergunakan
oleh Dokter sebagai dokumen rekam medik dan
menjadi tanggung jawab dokter, harus dijaga
kerahasiaannya, serta dipergunakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Kewenangan Dokter dalam memberikan


pelayanan telemedicine meliputi kewenangan
untuk melakukan:

1). Anamnesa; 2). Pemeriksaan fisik tertentu yang


dilakukan melalui audiovisual; 3). Pemberian
anjuran/nasihat yang dibutuhkan berdasarkan
hasil pemeriksaan penunjang, dan/atau hasil
pemeriksaan fisik tertentu; 4). Penegakkan
diagnosis; 5). Penatalaksanaan dan pengobatan
pasien; 6). Penulisan resep obat dan/atau alat
kesehatan, diberikan kepada pasien sesuai
dengan diagnosis; 7). Penerbitan surat rujukan
untuk pemeriksaan atau tindakan lebih lanjut ke

70
SISTEM TEKNOLOGI PELAYANAN KESEHATAN

laboratorium dan/atau fasilitas pelayanan


kesehatan sesuai hasil penatalaksanaan
pasien(Kemenkes RI, 2020).

2. Telenursing

Saat ini perawat dituntut untuk profesional dan


dapat mengikuti perkembangan dan kemajuan
teknologi, termasuk dalam pemanfaatan teknologi
informasi dibidang pelayanan asuhan
keperawatan, saat ini masyarakat membutuhkan
asuhan keperawatan yang dapat diakses melalui
jarak jauh salah satunya memanfaatkan teknologi
informasi dan media internet. Telenursing
merupakan pemberian asuhan keperawatan
dengan menggunaan teknologi kepada
masyarakat secara jarak jauh dengan tujuan
untuk mengatasi masalah kesehatan khususnya
masalah keperawatan. Teknologi yang dapat
digunakan dalam pelaksanaan telenursing sangat
beragam, yaitu di antaranya telepon, smartphone,
mesin faksimile, komputer, dan pemanfaatan
jaringan internet. Perawat yang melakukan
telenursing tetap melalui proses- proses dalam
keperawatan yaitu pengkajian, perumusan
masalah, intervensi, implementasi, dan evaluasi
serta adanya pendokumentasian. Contoh
penerapan telenursing yaitu pemberian edukasi
atau pendidikan kesehatan kepada pasien

71
SISTEM TEKNOLOGI PELAYANAN KESEHATAN

Hipertensi, edukasi bisa dilakukan dengan


melalui media komunikasi, misal video call atau
zoom. Dalam pelaksanaan tindakan tersebut
perlu adanya hubungan terapeutik antara
perawat dan pasien atau masyarakat. Prinsip
dalam pelaksanaan telenursing yaitu selalu
meningkatkan kualitas dan akses terhadap
pelayanan kesehatan yang diberikan, mampu
mendefinisikan peran dan tanggung jawab,
mengurangi pemberian informasi yang tidak perlu
dengan menekankan pemberian informasi sesuai
dengan permasalahan yang dihadapi pasien, serta
mampu menjaga privasi dan kemanan informasi
yang berkaitan dengan pasien.

D. TANTANGAN DALAM PENERAPAN TEKNOLOGI DI


BIDANG KESEHATAN

Pemanfaatan teknologi pada pelayanan kesehatan


memiliki manfaat yang banyak bagi masyarakat dan
juga penyedia layanan kesehatan, akan tetapi dalam
penerapannya tentu ada tantangan yang harus
dihadapi, tantangan tersebut yaitu:

1. Tantangan dalam Hal Infrastruktur

Salah satu manfaat dari penerapan teknologi di


bidang kesehatan yaitu telemedicine, dalam
telemedicine dapat menjangkau sampai ke
pelosok tanah air akan tetapi, manfaat tersebut

72
SISTEM TEKNOLOGI PELAYANAN KESEHATAN

dapat terhambat jika infrastruktur teknologi


informasi yang memadai sehinga perlu adanya
peningkatan infrastruktur oleh para pemangku
kebijakan dan juga penyedia layanan kesehatan.

2. Tantangan dalam Hal Sumber Daya Manusia


(SDM)

Dalam pemanfaatan teknologi informasi di bidang


pelayanan kesehatan, perlu dukungan dari tenaga
profesional, yaitu tenaga profesional IT, tenaga
profesional kesehatan dan juga tenaga profesional
yang lain untuk berkolaborasi dalam penerapan
tekonologi di bidang kesehatan, sehingga dapat
memberikan pelayanan kesehatan yang optimal

3. Privasi dan keamanan

Aspek privasi dan kerahasiaan data dari pasien


merupakan hal penting yang dapat menjadi
tantangan. Dengan pemanfaat teknologi pada
pelayanan kesehatan diharapkan dapat menjaga
privasi pasien pada saat berkaitan dengan
transfer, dan penyimpanan data. Agar layanan
kesehatan berbasis teknologi dapat diterima oleh
masnyarakat dan penyedia layanan kesehatan,
diharapkan teknologi tersebut mampu menjamin
privasi dan keamanan data, termasuk
dari ancaman keamanan siber.

4. Investasi awal

73
SISTEM TEKNOLOGI PELAYANAN KESEHATAN

Manfaat penerapan teknologi di bidang kesehatan


salah satunya adalah efisien terkait biaya. Akan
tetapi investasi awal yang diperlukan dalam
membuat suatu sistem di dalam pelayanan
kesehatan tidaklah murah. Sehingga perlu adanya
kerjasama dengan berbagai komponen atau
pemangku kepentingan.

E. REFERENSI

Fadhila, R., & Afriani, T. (2019). Penerapan


Telenursing dalam Pelayanan Kesehatan :
Literature Review. Jurnal Keperawatan
Abdurrab, 3(2), 77–84.
https://doi.org/10.36341/jka.v3i2.837
Kemenkes RI. (2020). Surat Edaran Nomor
HK.02.01/MENKES/303/2020 Tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Melalui
Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan
Komunikasi Dalam Rangka Pencegahan
Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-
19) (Vol. 40, Issue 2, pp. 2–6).
Moller, A. C., Merchant, G., Conroy, D. E., West, R.,
Hekler, E., Kugler, K. C., & Michie, S. (2017).
Applying and advancing behavior change
theories and techniques in the context of a
digital health revolution: proposals for more
effectively realizing untapped potential. Journal
of Behavioral Medicine, 40(1), 85–98.
https://doi.org/10.1007/s10865-016-9818-7
PersiWhite Paper : Kesiapan Rumah Sakit
Menghadapi Era Digitalisasi Menuju Smart
Hospital 4.0. https://persi.or.id/white-paper-
kesiapan-rumah-sakit-menghadapi-era-
digitalisasi-menuju-smart-hospital-4-
0/diakses pada Tanggal 28 April 2021 Pukul
20.30WIB

74
SISTEM TEKNOLOGI PELAYANAN KESEHATAN

Reddy, M.2017. Digital Transformation in Healthcare


in 2021: 7 Key Trends.
https://www.digitalauthority.me/resources/st
ate-of-digital-transformation-healthcare/.
diakses pada Tanggal 28 April 2021 Pukul
20.00 WIB
Santoso, B. S., Rahmah, M., Setiasari, T., & Puji, S.
(2015). Perkembangan dan masa depan
telemedika di indonesia. Research Gate, 2(100),
8.
https://www.researchgate.net/profile/Budi_Sa
ntoso28/publication/281497363_PERKEMBA
NGAN_DAN_MASA_DEPAN_TELEMEDIKA_DI_I
NDONESIA/links/55eb90cf08ae3e1218469f85
/PERKEMBANGAN-DAN-MASA-DEPAN-
TELEMEDIKA-DI-INDONESIA.pdf
Sudaryanto, A., & Surakarta, U. M. (2008).
Pemanfaatan Tekhnologi Dalam Pelayanan
Kesehatan ( Agus Sudaryanto. Jurnal Berita
Ilmu Keperawatan, 1(January 2008), 47–50.
Suryo R, P. 2019. Canggih, Dunia Kedokteran
Manfaatkan Virtual Reality untuk
Pengobatanhttps://merahputih.com/post/rea
d/canggih-virtual-reality-jadi-terobosan-
terbaru-dunia-kedokteran. diakses pada
tanggal 1 Mei 2021 Pukul 10.00 WIB
Yani, A. (2018). Utilization of Technology in the
Health of Community Health. PROMOTIF:
Jurnal Kesehatan Masyarakat, 8(1), 97.
https://doi.org/10.31934/promotif.v8i1.235

PROFIL PENULIS

75
SISTEM TEKNOLOGI PELAYANAN KESEHATAN

Sugiyarto, SST., Ners., M.Kes

Penulis lahir di Wonogiri, 7 Februari


1990, merupakan Dosen
Keperawatan Poltekkes Kemenkes
Surakarta, penulis pernah bekerja
sebagai perawat di RSI Yarsis Surakarta (2014).
Menyelesaikan program DIII Keperawatan (2011), Sarjana
Terapan Keperawatan (2012), dan Profesi Keperawatan
(2019) di Poltekkes Kemenkes Keperawatan. S2
Kedokteran Keluarga dengan minat Pendidikan Profesi
Kesehatan di Universitas Sebelas Maret Surakarta (2014)
Mata Kuliah yang pernah diampu oleh penulis adalah
Sistem Informasi Keperawatan Keperawatan Medikal
Bedah, Keperawatan Gawat Darurat, dan Keperawatan
Kritis.

76
BAB 5
Sistem Manajemen Informasi
Kesehatan

Yulia Fitri
Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Aceh
Email : fitriyulia@ymail.com

A. DEFINISI DAN BATASAN

Sistem informasi atau sistem informasi manajemen


pada hakekatnya adalah serangkaian prosedur dan
integrasinya dengan perangkat dan manusia untuk
menghasilkan data/informasi untuk manajemen.
Sistem informasi merupakan tatanan yang
melibatkan manusia, peralatan, dan prosedur untuk
menghasilkan data dan informasi yang digunakan
untuk pengambilan keputusan (Kemenkes, 2011 ;
Hartono , 2002).

Sistem informasi kesehatan membantu dalam proses


pengambilan keputusan untuk pelaksanaan
pelayanan kesehatan sehari-hari, intervensi cepat
dalam penanggulangan masalah kesehatan, dan
untuk mendukung manajemen kesehatan di tingkat
kabupaten/kota, provinsi dan pusat terutama dalam

77
SISTEM MANAJEMEN INFORMASI KESEHATAN

penyusunan rencana jangka pendek, jangka


menengah dan jangka panjang (Kemenkes, 2011)

Manajemen informasi kesehatan adalah pengelolaan


yang memfokuskan kegiatannya pada pelayanan
kesehatan dan sumber informasi pelayanan
kesehatan dengan menjabarkan sifat alami data,
struktur dan menerjemahkannya ke berbagai bentuk
informasi demi kemajuan kesehatandan pelayanan
kesehatan perorangan, pasien dan masyarakat.

Penanggung jawab manajemen informasi Kesehatan


berkewajiban untuk mengumpulkan,
mengintegrasikan dan menganalisis data pelayanan
kesehatan primer dansekunder, mendesiminasi
informasi, menata sumber informasi
bagikepentingan penelitian, pendidikan,
perencanaan dan evaluasi pelayanankesehatan
secara komprehensif dan terintegras
(Sjamsuhidajatet al, 2006).

Manajemen Informasi Kesehatan bertanggung jawab


untuk memastikan ketersediaan, keakuratan, dan
perlindungan informasi klinis yang diperlukan
untuk memberikan layanan perawatan kesehatan
dan untuk membuat keputusan terkait perawatan
kesehatan sesuai kebutuhan”.Unit ini merupakan
komponen penting dari sistem perawatan kesehatan
yang bertujuan untuk mengelola, menyediakan dan
melindungi informasi yang berkualitas untuk

78
SISTEM MANAJEMEN INFORMASI KESEHATAN

mendukung pelayanan kesehatan yang berkualitas .


Informasi tersebut dapat tersimpan dalam bentuk
kertas maupun elektronik (Abdelhaq et al,2017).

Kata "sistem" menyiratkan keseluruhan yang


terhubung atau proses yang terorganisir. Sistem
informasi kesehatan sangat bias terhadap data
gambaran status kesehatan dan kematian populasi
dari waktu ke waktu, analisis penyebab masalah
kesehatan, faktor resiko kesehatan dan penilaian
efektivitas intervensi kesehatan masyarakat.
sehingga informasi kesehatan tidak hanya
menggambar infromasi perawatan kesehatan pada
fasilitas pelayanan kesehatan, namun juga informasi
kesehatan pada populasi yang lebih umum
(AbouZahr & Boerma, 2005).

B. PRINSIP – PRINSIP PENGEMBANGAN SISTEM


INFORMASI KESEHATAN

Dalam pengembangan sistem infromasi kesehatan,


prinsip – prinsip yang harus diperhatikan antara
lain:

1. Keamanan dan kerahasiaan data

Sistem informasi kesehatan harus dapat


menjamin keamanan dan kerahasiaan data dan
hanya diberikan kepada pihak yang berwenang.

79
SISTEM MANAJEMEN INFORMASI KESEHATAN

2. Standarisasi

Pengembangan Sistem infromasi kesehatan harus


memenuhi standar minimal sesuai dengan
ketentuan termasuk pemanfaatan tekhnologi
infromasi.

3. Integrasi

Sistem informasi kesehatan harus dapat


mengintegrasikan berbagai macam sumber data,
termasuk pula dalam pemanfaatan teknologi
informasi dan komunikasi.

4. Keterwakilan

Data dan informasi yang dikumpulkan harus


dapat ditelusuri lebih dalam secara individual dan
agregat sehingga dapat menggambarkan
perbedaan gender, status sosial ekonomi, dan
wilayah geografi.

5. Kemudahan akses

Data dan informasi yang tersedia oleh SIK harus


mudah diakses oleh semua pihak sesuai hak dan
kewenangannya.

6. Pemanfaatan teknologi informasi komunikasi


(platform elektronik)

Sistem informasi yang dikembangkan akan


berbasis data disaggregate atau individu dari

80
SISTEM MANAJEMEN INFORMASI KESEHATAN

fasilitas pelayanan kesehatan, sehingga sistem


berbasis elektronik sangat dibutuhkan.

7. Etika, integritas dan kualitas

System infromasi kesehatan yang dikembangkan


harus menjunjung tinggi etika, integritas dan
kualitas

C. RUANG LINGKUP SISTEM INFORMASI


KESEHATAN

Menurut AbouZahr & Boerma (2004) Sesuai dengan


kebutuhan, Ruang lingkup sistem informasi
kesehatan meliputi :

1. Determinan kesehatan (faktor sosial ekonomi,


perilaku lingkungan dan genetik) dan lingkungan
kontekstual dan hukum di mana sistem
kesehatan berjalan.

2. Masukan untuk sistem kesehatan dan proses


terkait termasuk kebijakan dan organisasi,
infrastruktur kesehatan, fasilitas dan peralatan,
biaya, sumber daya manusia dan keuangan, dan
sistem informasi kesehatan;

3. Hasil Kinerja atau keluaran dari sistem kesehatan


seperti ketersediaan informasi, penggunaan dan
kualitas informasi kesehatan dan pelayanan
kesehatan;

81
SISTEM MANAJEMEN INFORMASI KESEHATAN

4. Indikator Kesehatan ( angka kematian, angka


kesakitan, kecacatan, kesejahteraan, wabah
penyakit dan status kesehatan);

5. Faktor resiko penyakit, cakupan dan hasil


penggunaan layanan termasuk jenis kelamin,
status sosial ekonomi, etnis dan lokasi geografis

Pada fasilitas pelayanan kesehatan, Unit


Manajemen Informasi Kesehatan atau rekam medis
bertanggung jawab atas pengelolaan semua
informasi pasien baik data di kertas maupun
elektronik. Unit ini harus mengembangkan dan
memelihara sistem informasi yang konsisten dengan
misi fasilitas perawatan kesehatan dan sesuai
dengan kebutuhan akreditasi. Unit ini bertanggung
jawab atas organisasi, pemeliharaan, produksi, dan
penyebaran informasi, termasuk privasi, keamanan
data, integritas, dan akses informasi.

D. FUNGSI MANAJEMEN INFORMASI KESEHATAN

Menurut (Abdelhaq et al, 2017) Manajemen infromasi


Kesehatan memiliki beberapa fungsi meliputi :

1. Manajemen data klinis

2. Transkripsi catatan medis dan bedah

3. Pengkodean diagnosis dan prosedur pembedahan

4. Pemberian informasi kesehatan kepada pengguna


yang berwenang

82
SISTEM MANAJEMEN INFORMASI KESEHATAN

5. Pengumpulan dan penyimpanan informasi medis.

E. MODEL PENGELOLAAN SISTEM INFORMASI


KESEHATAN DI INDONESIA

Model pengelolaan system infromasi kesehatan


diindonesia antara lain:

1. Pengelolaan SIK Manual

Pengelolaan secara manual dilakukan berbasis


kertas atau paper based melalui proses
pencatatan pada buku register, kartu, formulir-
formulir khusus, mulai dari proses pendaftaran
sampai dengan pembuatan laporan. Fasilitas
pelayanan kesehatan yang masih memakai sistem
manual akan melakukan pencatatan,
penyimpanan dan pelaporan berbasis kertas.
Laporan dikirimkan dalam bentuk hardcopy
(kertas) berupa data rekapan/agregat ke dinas
kesehatan kabupaten/kota

2. Pengelolaan SIK Komputerisasi Offline

Pada jenis ini pengelolaan informasi dipelayanan


kesehatan sebagian besar/seluruhnya sudah
dilakukan dengan menggunakan perangkat
komputer, baik itu dengan menggunakan aplikasi
Sistem Informasi Manajemen (SIM) maupun
dengan aplikasi perkantoran elektronik biasa,
namun masih belum didukung oleh jaringan
internet online ke dinas kesehatan

83
SISTEM MANAJEMEN INFORMASI KESEHATAN

kabupaten/kota dan provinsi/bank data


kesehatan nasional., laporan dikirim dalam
bentuk softcopy berupa data individual ke dinas
kesehatan kabupaten/kota.

3. Pengelolaan SIK Komputerisasi Online, pada jenis


ini pengelolaan informasi dipelayanan kesehatan
sebagian besar/seluruhnya sudah dilakukan
dengan menggunakan perangkat komputer,
dengan menggunakan aplikasi Sistem Informasi
Manajemen dan sudah terhubung secara online
melalui jaringan internet ke dinas kesehatan
kabupaten/kota dan provinsi/bank data
kesehatan nasional untuk memudahkan dalam
komunikasi dan sinkronisasi data.Fasilitas
pelayanan kesehatan dengan komputerisasi
online, data individual langsung dikirim ke Bank
Data Kesehatan Nasional dalam format yang telah
ditentukan.

Alur pengumpulan data pada tingkatan system


kesehatan dimulai dari laporan Petugas kesehatan di
lapangan (bidan desa, perawat desa/perawat
perkesmas, posyandu, polindes) kepada puskesmas
yang membinanya, berupa data rekapan/agregat
sesuai jadwal yang telah ditentukan. Selanjutnya
akan dikembangkan program mobile health
(mHealth) dengan teknologi informasi dan
komunikasi sehingga data individual dapat langsung

84
SISTEM MANAJEMEN INFORMASI KESEHATAN

masuk ke Bank Data Kesehatan Nasional. Di dinas


kesehatan kabupaten/kota, laporan hardcopy dari
semua fasilitas pelayanan kesehatan (kecuali milik
pemerintah provinsi dan pemerintah pusat) akan
dientri ke dalam aplikasi Sistem Kesehatan Daerah
(SIKDA) generik. Laporan softcopy yang diterima,
akan diimpor ke dalam aplikasi SIKDA Generik
selanjutnya semua bentuk laporan diunggah ke
Bank Data Kesehatan Nasional. Dinas kesehatan
provinsi melakukan hal yang sama dengan dinas
kesehatan kabupaten/kota untuk laporan dari unit
pelayanan kesehatan milik Provinsi. Informasi yang
bersumber dari luar fasilitas kesehatan (misalnya
kependudukan) akan diambil dari sumber yang
terkait (contohnya BPS) dan dimasukkan ke dalam
Bank Data Kesehatan Nasional. Semua pemangku
kepentingan yang membutuhkan informasi
kesehatan dapat mengakses informasi yang
diperlukan dari bank Data Kesehatan Nasional
melalui website Kemenkes.

F. KEBUTUHAN INFORMASI DI BERBAGAI


STRATIFIKASI SISTEM KESEHATAN

Kebutuhan akan informasi kesehatan akan berbeda


disetiap tingkatan sistem kesehatan. Jumlah data
yang lebih banyak dan detail dibutuhkan di tingkat
yang paling bawah karena menyangkut tentang
perawatan pasien. Semakin tinggi tingkatannya,

85
SISTEM MANAJEMEN INFORMASI KESEHATAN

maka keputusan yang diambil menyangkut


kebijakan kesehatan yang akan berpengaruh pada
lingkup lebih luas.

1. Tingkat individu dan komunitas

Informasi kesehatan diperlukan untuk


manajemen klinis yang efektif dan untuk menilai
sejauh mana layanan memenuhi kebutuhan dan
tuntutan komunitas.

2. Tingkat kabupaten

Informasi kesehatan dibutuhkan oleh stake holder


dan pengelola kesehatan untuk mengambil
keputusan tentang berfungsinya fasilitas
kesehatan secara efektif dan sistem kesehatan
secara keseluruhan.

3. Tingkat Provinsi dan negara

Di tingkat yang lebih tinggi, informasi kesehatan


dibutuhkan untuk pembuatan kebijakan strategis
dan alokasi sumber daya. Meskipun terdapat
variasi kebijakan manajemen perawatan pasien,
namun kebutuhan informasi ini masih saling
berkaitan.

86
SISTEM MANAJEMEN INFORMASI KESEHATAN

Sumber Dan Kebutuhan Data Di Berbagai Tingkat

Sumber : Sistem Kesehatan (AbouZahr et al, 2005)


G. PENGELOLAAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN

Pengelolaan SIK membutuhkan unit khusus.


Pengelolaan SIK diselenggarakan oleh semua
tingkatkan manajemen kesehatan di pusat maupun
daerah (Kepmenkes No. 267/Menkes/SK/III/2008)
dan melibatkan semua pemangku kepentingan
(bidang kesehatan dan selain bidang kesehatan)
dengan penyelenggara penyelenggara dari tingkat
pusat, provinsi, kabupaten/kota sampai pelayanan
kesehatan (Kemenkes, 2011).

1. Penyelenggara Tingkat Pusat

Penyelenggara SIK di pusat dikoordinasikan dan


difasilitasi oleh Pusat Data dan Informasi
(Pusdatin) Kementerian Kesehatan sebagai pusat
jaringan SIK Nasional. Disini dibentuk dewan
nasional yang terdiri atas semua pemangku

87
SISTEM MANAJEMEN INFORMASI KESEHATAN

kepentingan dan terdiri dari komite ahli, tim


perumus, dan kelompok kerja.

2. Penyelenggara Tingkat Provinsi

Di tingkat provinsi dibentuk UPT Dinas (UPTD).


Selain itu untuk penyelenggaraan perlu dibentuk
Tim Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA)

3. Penyelenggara Tingkat Kabupaten/Kota

Di tingkat kabupaten kota dibentuk UPT Dinas


(UPTD) dan juga dibentuk tim SIKDA tingkat
kabupaten /kota.

4. Penyelenggara Tingkat Fasilitas Pelayanan


Kesehatan

Penyelenggara pelayanan kesehatan tingkat


dasar, rujukan dan jaringannya baik milik
pemerintah dan swasta, harus memiliki unit/tim
yang menangani SIK. Untuk di pelayanan
kesehatan tingkat dasar dibentuk tim pengelola
SIK/data yang terdiri dari staf dengan kompetensi
pengelolaan SIK dan TIK. Di rumah sakit di
bentuk unit yang menangani sistem informasi dan
komunikasi seperti yang diamanatkan dalam UU
No 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.

H. REFERENSI

Daft, RL and Marcic D. 2017. Understanding


Management. Boston: Cengage Learning,
Boston,USA

88
SISTEM MANAJEMEN INFORMASI KESEHATAN

Oxford, 2005. Learner’s Pocket Dictionary. Newyork,


Oxford University Press.
Kemenkes RI. 2002. Pedoman Sistem Informasi
Kesehatan. Kemenkes :Jakarta
Abdelhak, M, Grostick, S and Hanken MH. Health
Infromation Management Of a Strategic
Resource, Fifth Edition. Elsevier Saunder.
Riverport Lane St.Louis,Missoiri 63043, 2016
Gavinov , IT dan Soemantri , Nervan JF 2016. Sistem
Informasi Kesehatan. Nuha Medika: Jakarta
Sjamsuhidajat ,Alwy S , Rusli A Rasad, A, Enizar ,Irdjiati
I, Subekti I, IP Suprapta, Mohammad K, Adam K,
Oedijani L, Roosje S, Oewen R, Sirie S, Akbar SMS.
2006. Manual Rekam Medis. Konsil Kedokteran
Indonesia: Jakarta. https://fdokumen.com/
document/manual-rekam-medispdf.html
(dikutip tanggal 21 April 2021)
AbouZahrn C dan PBoerma T. 2005. policy and
Practice Health information systems: the
foundations of public health Carla AbouZahr1
& Ties Boerma Measurement and Health
Information Systems, World Health
Organization, Avenue Appia.
Hartono, B. 2002. Pengembangan Sistem Informasi
Kesehatan Daerah. Pusat Data dan Informasi
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Davies J, Trude B, McConnell H, Ramirez R, Shields
T, Drury P, Kumekawa J, Louw J,Fereday G,
Kisia CN. 2006. Improving Health, Connecting
People: The Role of ICTs in the Health Sector of
Developing Countries A Framework
Paper.https://www.infodev.org/infodev-
files/resource/InfodevDocuments_84.pdf (di
akses tanggal 30 April 2021).
Soemitro D. 2016. Tantangan e-Kesehatan
diIndonesia. Buletin Jendela Data &Informasi
Kesehatan, Kemenkes RI : Jakarta.

89
SISTEM MANAJEMEN INFORMASI KESEHATAN

PROFIL PENULIS

Yulia Fitri, SST, M. Biomed.

Lahir di Banda Aceh, 1 Juli 1983.


Menyelesaikan pendidikan di SPK
DEPKES RI Banda Aceh pada tahun 2001
dilanjutkan dengan pendidikan DIII
Kebidanan Banda Aceh pada tahun 2004
dan DIV Bidan Pendidik tahun 2009 di
Poltekkes Aceh. Pendidikan Magister Ilmu
Biomedik diselesaikan pada tahun 2015
di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
dengan bidang kekhususan Fisiologi. Sejak tahun 2005
sampai dengan sekarang mengabdi sebagai staf pengajar
di Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Aceh.

90
BAB 6
Sistem Informasi Kesehatan dalam
Praktik Pelayanan Kesehatan

Dr. Muntasir
Universitas Nusa Cendana
Jl. Adisucipto Penfui Kupang NTT 85001
Telp. 0380 821410
Email:muntasir@staf.undana.ac.id,
munbasrypps@yahoo.com

A. SISTEM INFORMASI KESEHATAN

Sistem informasi kesehatan merupakan salah satu


bagian penting yang tidak dapat dipisahkan dari
sistem kesehatan di suatu negara. Dengan
tersedianya sistem informasi tersebut, maka
masyarakat bisa mendapatkan layanan kesehatan
secara cepat dari berbagai institusi kesehatan yang
ada, serta dapat meningkatkan peran serta melalui
pemberian informasi tentang keluhan kesehatan
yang terdapat di lingkungan sekitarnya.

Sistem informasi kesehatan menurut WHO dalam


buku “Design and implementation of health
information system (WHO, 2014), adalah suatu
sistem informasi kesehatan yang tidak dapat berdiri
sendiri, melainkan sebagai bagian dari suatu sistem

91
SISTEM INFORMASI KESEHATAN DALAM PRAKTIK PELAYANAN KESEHATAN

kesehatan. Sistem informasi kesehatan yang efektif


memberikan dukungan informasi sebagai proses
Pengambilan keputusan di segala jenjang (Suriati et
al., 2014).Berdasarkan Undang-Undang nomor 36
tahun 2009 pada bagian XIV Informasi Kesehatan
pada Pasal 168 menjelaskan bahwa

(1) Untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang


efektif dan efisien diperlukan informasi
kesehatan.

(2) Informasi kesehatan sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) dilakukan melalui sistem informasi dan
melalui lintas sektor.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai sistem


informasisebagaimana dimaksud pada ayat (2)
diatur denganPeraturan Pemerintah. (UU No 36,
2009).

Selanjutnya dalam Peraturan Pemerintah Republik


Indonesia Nomor 46 Tahun 2014 tentang Sistem
Informasi Kesehatan menjelaskan bahwa Sistem
Informasi Kesehatan adalah seperangkat tatanan
yang meliputi data, informasi, indikator, prosedur,
perangkat, teknologi, dan sumber daya manusia
yang saling berkaitan dan dikelola secaraterpadu
untuk mengarahkan tindakan atau keputusan yang
berguna dalam mendukung pembangunan
kesehatan. (www.hukumonline.com, 2014)

92
SISTEM INFORMASI KESEHATAN DALAM PRAKTIK PELAYANAN KESEHATAN

Pada Peraturan Pemerintah ini pada bagian ketiga


tentang Informasi Kesehatanyang tertuang pada
Pasal 8 menyebutkan bahwa:

1. Informasi Kesehatan terdiri atas:


a. Informasi upaya kesehatan;
b. Informasi penelitian dan pengembangan
kesehatan;
c. Informasi pembiayaan kesehatan;
d. Informasi sumber daya manusia kesehatan;
e. Informasi sediaan farmasi, alat kesehatan, dan
makanan;
f. Informasi manajemen dan regulasi kesehatan;
dan
g. Informasi pemberdayaan masyarakat.
2. Informasi upaya kesehatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a paling sedikit
memuat informasimengenai:
a. Penyelenggaraan pencegahan, peningkatan,
pengobatan, dan pemulihan kesehatan; dan
b. Fasilitas pelayanan kesehatan.
3. Informasi penelitian dan pengembangan
kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b paling sedikit memuat informasi
mengenai:
a. Hasil penelitian dan pengembangan kesehatan;
dan
b. Hak kekayaan intelektual bidang kesehatan.

93
SISTEM INFORMASI KESEHATAN DALAM PRAKTIK PELAYANAN KESEHATAN

4. Informasi pembiayaan kesehatan sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) huruf c paling sedikit
memuat informasi mengenai:
a. Sumber dana;
b. Pengalokasian dana; dan
c. Pembelanjaan.
5. Informasi sumber daya manusia kesehatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d
paling sedikit memuat informasi mengenai:
a. Jenis, jumlah, kompetensi, kewenangan, dan
pemerataan sumber daya manusia kesehatan;
b. Sumber daya untuk pengembangan dan
pemberdayaan sumber daya manusia
kesehatan; dan
c. Penyelenggaraan pengembangan dan
pemberdayaan sumber daya manusia
kesehatan.
6. Informasi sediaan farmasi, alat kesehatan, dan
makanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf epaling sedikit memuat informasi mengenai:
a. Jenis, bentuk, bahan, jumlah, dan khasiat
sediaan farmasi;
b. Jenis, bentuk, jumlah, dan manfaat alat
kesehatan; dan
c. Jenis dan kandungan makanan.
7. Informasi manajemen dan regulasi kesehatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f
paling sedikit memuat informasi mengenai:

94
SISTEM INFORMASI KESEHATAN DALAM PRAKTIK PELAYANAN KESEHATAN

a. Perencanaan kesehatan;
b. Pembinaan dan pengawasan upaya kesehatan,
penelitian dan pengembangan kesehatan,
pembiayaan kesehatan, sumber daya manusia
kesehatan, sediaan farmasi, alat kesehatan,
dan makanan, pemberdayaan masyarakat;
c. Kebijakan kesehatan; dan
d. Produk hukum.
8. Informasi pemberdayaan masyarakat
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf g
paling sedikit memuat informasi mengenai:
a. Jenis organisasi kemasyarakatan yang peduli
kesehatan; dan
b. Hasil kegiatan pemberdayaan masyarakat
bidang kesehatan, termasuk penggerakan
masyarakat. (presiden ri, 2014a)

Sedangkan di dalam tatanan Sistem Kesehatan


Nasional (SKN), Sistem Informasi Kesehatan (SIK)
merupakan bagian dari sub sistem ke 6 yaitu pada
sub sistem manajemen, informasi, dan regulasi
kesehatan. Sub sistem manajemen dan informasi
kesehatan merupakan subsistem yang mengelola
fungsi-fungsi kebijakan kesehatan, administrasi
kesehatan, informasi kesehatan, dan hukum
kesehatan yang memadai dan mampu menunjang
penyelenggaraan upaya kesehatan nasional agar
berhasil guna, berdaya guna, dan mendukung

95
SISTEM INFORMASI KESEHATAN DALAM PRAKTIK PELAYANAN KESEHATAN

penyelenggaraan ke-6 subsistem lain di dalam SKN


sebagai satu kesatuan yang terpadu. Adapun sub
sistem dalam Sistem Kesehatan Nasional Indonesia,
yaitu: 1. Upaya kesehatan 2. Penelitian dan
pengembangan kesehatan 3. Pembiayaan kesehatan
4. Sumber daya manusia (SDM) kesehatan 5.
Sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan 6.
Manajemen, informasi, dan regulasi kesehatan 7.
Pemberdayaan masyarakat. Dalam pengembangan
Sistem Informasi Kesehatan, harus dibangun
komitmen setiap unit infrastruktur pelayanan
kesehatan agar setiap sistem informasi kesehatan
berjalan dengan baik dan yang lebih terpenting
menggunakan teknologi komputer dalam
mengimplementasikan Sistem Informasi Berbasis
Komputer (Computer Based Information
System)(Susanto et al., 2016)

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46


Tahun 2014 Bagian KeenamTentang Pengumpulan
Data dan Informasi yang tertuang pada Pasal 17
menyebutkan bahwa Pengumpulan Data dan
Informasi Kesehatan dilaksanakan melalui kegiatan:

a. Pelayanan kesehatan rutin atau berkala oleh


tenaga kesehatan yang berwenang;

b. Penyelenggaraan rekam medik, meliputi rekam


medik elektronik dan rekam medik nonelektronik;

96
SISTEM INFORMASI KESEHATAN DALAM PRAKTIK PELAYANAN KESEHATAN

c. Surveilans kesehatan;

d. Sensus dan survei dengan menggunakan metode


dan instrumentasi yang dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah;

e. Penelitian dan pengembangan kesehatan;

f. Pemanfaatan teknologi dan sumber lain yang


sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta dapat dipertanggungjawabkan;
dan

g. Cara lain sesuai dengan ketentuan peraturan


perundang-undangan.(presiden ri, 2014b)

Menurut Badan Kesehatan Dunia ( World Health


Organization, WHO ), Sistem Informasi Kesehatan (
SIK ) merupakan salah satu dari 6 “ building block ”
atau komponen utama dalam sistem kesehatan di
suatu Negara. Keenam komponen (building block )
sistem kesehatan tersebut adalah :

1. Pelaksanaan pelayanan kesehatan (Service


delivery)

2. Produk medis, vaksin, dan teknologi kesehatan


(Medical product, vaccine, and technologies)

3. Tenaga medis (Health worksforce)

4. Sistem pembiayaan kesehatan (Health system


financing)

97
SISTEM INFORMASI KESEHATAN DALAM PRAKTIK PELAYANAN KESEHATAN

5. Sistem informasi kesehatan (Health information


system)

6. Kepemimpinan dan pemerintah (Leadership and


governance) (Susanto et al., 2016)

Gambar Sistem Informasi Kesehatan Terintegrasi

Sumber : Pusat Data dan InformasiKementerian


Kesehatan, https://pusdatin.kemkes.go.id/
(Kementerian Kesehatan, 2015)
Gambar 1. Sistem informasi kesehatan terintergrasi
sesuai PMK No. 97 Tahun 2015
Sistem Informasi Kesehatan berfungsi menyediakan
data dan informasi yang dibutuhkan untuk
membantu proses pengambilan keputusan,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan
kesehatan di semua tingkat pelayanan. Sebagai
komponen dari Sistem Informasi Kesehatan,
informasi dari hasil-hasil penelitian kesehatan
bermanfaat melengkapi statistik rutin dalam proses
pengambilan keputusan, karena dalam kenyataan

98
SISTEM INFORMASI KESEHATAN DALAM PRAKTIK PELAYANAN KESEHATAN

tidak semua situasi kesehatan dapat diketahui


hanya dengan mengandalkan statistik rutin.

Penguatan SIK menurut Kementerian Kesehatan

Sumber : Pusat Data dan InformasiKementerian


Kesehatan. https://pusdatin.kemkes.go.id,
(Kementerian Kesehatan, 2015)(www.hukumonline.com,
2014)
Gambar 2. Penguatan SIK
B. SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT

Sistem informasi rumah sakit (SIMRS) dapat


dicirikan dengan fungsinya melalui informasi dan
jenis layanan yang ditawarkan. Untuk mendukung
perawatan pasien dan administrasinya, SIMRS
mendukungpenyediaan informasi, terutama tentang
pasien, dalam cara yang benar, relevan dan
terbarukan, mudah diakses oleh orang yang tepat
pada tempat/lokasi yang berbeda dan dalam format
yang dapat digunakan. Transaksi data pelayanan
dikumpulkan, disimpan, diproses, dan

99
SISTEM INFORMASI KESEHATAN DALAM PRAKTIK PELAYANAN KESEHATAN

didokumentasikan untuk menghasilkan informasi


tentang kualitas perawatan pasien dan tentang
kinerja rumah sakit serta biaya. Ini mengisyaratkan
bahwa sistem informasi rumah sakit harus mampu
mengkomunikasikan data berkualitas tinggi antara
berbagai unit di rumah sakit (Siti Rukoyah et al.,
2019)

1. Pengertian Sistem Informasi Rumah Sakit

Sistem informasi rumah sakit adalah suatu


tatanan yang berurusan dengan pengumpulan
data, pengolahan data, penyajian informasi,
analisa dan penyimpulan informasi serta
penyampaian informasi yang dibutuhkan untuk
kegiatan rumah sakit. Sistem informasi rumah
sakit bertugas menyiapkan informasi untuk
kepentingan pelayanan rumah sakit.
Subsistemnya antara lain : subsistem
pengembangan dan subsistem operasional.

Menurut Wandaningsih (1995), ada beberapa


aspek penting dari sistem informasi rumah sakit
yang perlu diperhatikan, yaitu :

a. Aspek kualitas

b. Kualitas suatu aspek informasi tergantung


pada tiga (3) hal, seperti keakuratan, ketepatan
waktu, dan manfaat informasi bagi rumah
sakit.

100
SISTEM INFORMASI KESEHATAN DALAM PRAKTIK PELAYANAN KESEHATAN

c. Aspek dimensi

terdapat 6 (enam) dimensi informasi yang


menunjukkan besar kecilnya suatu informasi,
yaitu : sistem informasi, jenis informasi, metode
pengukuran yang dipakai, waktu kebutuhan
informasi, tempat pengambilan keputusan
yang membutuhkan informasi, penggunaan
informasi oleh pengambil keputusan.

2. Jenis Sistem Informasi Rumah Sakit

Menurut Austin (1983), secara umum sistem


informasi rumah sakit dapat digolongkan menjadi:

a. Sistem informasi klinik atau medic

Sistem ini dirancang untuk membantu proses


audit medis yang dapat menjamin agar standar
mutu pelayanan selalu dipenuhi.

b. Sistem informasi administrasi

Sistem ini dirancang untuk membantu


memantau kegiatan pendayagunaan sumber-
sumber untuk pelayanan medis, seperti sistem
informasi akuntansi, sistem informasi logistik
dan sistem informasi ketenagaan.

c. Sistem informasi manajemen perencanaan dan


pengawasan

Sistem informasi ini ditujukan untuk


perencanaan evaluasi penampilan rumah sakit

101
SISTEM INFORMASI KESEHATAN DALAM PRAKTIK PELAYANAN KESEHATAN

dan juga untuk menilai dampak pelayanan di


masyarakat.

3. Tujuan Sistem Informasi Rumah Sakit

Menurut Siregar (1986), administrasi rumah


sakit, anggota dewan rumah sakit dan staf medis
menggunakan sistem informasi untuk
mendukung hal-hal berikut :

a. Jaminan oleh kualitas pelayanan

Informasi klinik dari catatan medis penderita


bagi proses kesehatan untuk menilai
pelaksanaan diagnostik dan pengobatan di
rumah sakit. Sistem Informasi rumah sakit
yang menggunakan komputer dapat
menelusuri data seperti ini untuk penilaian
tindakan

b. Perbaikan

Perbaikan biaya dan peningkatan produksi


sistem informasi dengan komputer sangat baik
untuk melakukan analisa biaya dan laporan
produksi yang dapat digunakan untuk
administrasi rumah sakit untuk memperbaiki
efektifitas kegiatan. Sistem ini dapat
mengintegrasi informasi klinik dan keuangan.

102
SISTEM INFORMASI KESEHATAN DALAM PRAKTIK PELAYANAN KESEHATAN

c. Analisa penggunaan dan penaksiran


permintaan

Sistem informasi rumah sakit yang lengkap


dapat menyajikan penggunaan pelayanan
rumah sakit baik sekarang maupun masa lalu.
Informasi ini berguna untuk analisa efektifitas
penggunaan sumber daya dan merupakan
dasar bagi peramalan permintaan masyarakat.

d. Perencanaan program dan evaluasi

Informasi yang digunakan untuk ketiga tujuan


diatas merupakan masukan utama untuk
menilai pelayanan saat ini. Bila digabung
dengan proyeksi tentang perubahan penduduk
yang dilayani maka sistem ini membantu
peramalan program mana yang akan datang.

e. Penyederhanaan laporan internal dan eksternal

Setiap rumah sakit memerlukan pencatatan


yang akurat mengenai informasi medis dan
keuangan.

f. Penelitian klinik

Terutama bagi rumah sakit yang beraliansi


dengan institusi pendidikan. Dengan sistem
informasi yang baik maka ini dapat menyajikan
informasi bagi kebutuhan studi longitudinal
dan perbandingan.

103
SISTEM INFORMASI KESEHATAN DALAM PRAKTIK PELAYANAN KESEHATAN

g. Pendidikan

Sistem informasi yang baik dapat membantu


dalam penalaran atau latihan kedokteran atau
profesi kesehatan lain dengan menyajikan data
medis masa lalu dan sekarang untuk
kepentingan pendidikan.(Tsuchiya et al., 2017)

Salah satu bentuk penerapan sistem informasi


rumah sakit juga bisa diterpakan dalam skala
kecil yaitu klinik kesehatan. Sistem informasi
klinik merupakan sebuah sistem informasi yang
meliputi proses penyimpanan dan pengambilan
informasi, dalam membantu kegiatan pelayanan
langsung pada pasien yang bertujuan memperoleh
hasil akurat, mempercepat pelayanan, dan
menghemat tenaga. Pelayanan langsung tersebut
meliputi membantu dalam mendiagnosa suatu
penyakit, membantu dalam monitoring
perkembangan pasien, dan menbantu dalam
penyesuaian terapi (Rohman & Sheralinda, 2020).

C. SISTEM INFORMASI KESEHATAN PUSKESMAS

Sistem InformasiManajemen Puskesmas (SIMPUS).


Definisi yang cukup memadai sebagai berikut:
"Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS)
adalah suatu tatananmanusia/peralatan yang
menyediakan informasi untuk membantu proses
manajemen Puskesmas mencapai sasaran

104
SISTEM INFORMASI KESEHATAN DALAM PRAKTIK PELAYANAN KESEHATAN

kegiatannya". Sumber informasi utamanya adalah


SP2TP,sedangkan informasi lain yang ada, berperan
sebagai pelengkap.(Tsuchiya et al., 2017)

Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS)


adalah program aplikasi yang dikembangkan khusus
dari puskesmas, untuk puskesmas dengan melihat
kebutuhan dan kemampuan puskesmas dalam
mengelola, mengolah dan memelihara data-data
yang ada. SIMPUS adalah aplikasi yang bersifat
single user atau hanya dapat diaplikasikan hanya
oleh satu orang pada saat itu. SIMPUS bukan
aplikasi multi user yang memungkinkan satu
database diolah bersama-sama oleh beberapa staf,
dari beberapa ruang pelayanan yang ada di
puskesmas.Sistem Informasi Manajemen Puskesmas
(SIMPUS) adalah program aplikasi yang
dikembangkan khusus dari puskesmas, untuk
puskesmas dengan melihat kebutuhan dan
kemampuan puskesmas dalam mengelola, mengolah
dan memelihara data-data yang ada.SIMPUS adalah
aplikasi yang bersifat single user atau hanya dapat
diaplikasikan hanya oleh satu orang pada saat itu.

1. Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu


Puskesmas

Beberapa definisi komponen-komponen SP2TP:


“Sistem” adalah satu kesatuan yang terdiri dari
komponen yang saling berkaitan, berintegrasi dan

105
SISTEM INFORMASI KESEHATAN DALAM PRAKTIK PELAYANAN KESEHATAN

mempunyai tujuan tertentu."Terpadu" diartikan


sebagai gabungan berbagai macam kegiatan
upaya pelayanan kesehatan Puskesmas yang
tidak tumpang tindih, sehingga dapat dihindarkan
pencatatan dan pelaporan lain, yang akan
memperberat beban kerja petugas
Puskesmas.Puskesmas di sini sudah mencakup
Puskesmas, Puskesmas dengan tempat tidur,
Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling dan
Bidan di desa. Berdasarkan definisi di atas dapat
dikatakan bahwa SP2TP adalah sistem pencatatan
dan pelaporan gabungan berbagai macam
kegiatan upaya pelayanan kesehatan Puskesmas
dan jajarannya dalam menunjang manajemen
program Puskesmas.

2. Ruang Lingkup SP2TP

Pelaksanaan SP2TP menganut konsep wilayah


kerja Puskesmas. Oleh karena itu mencakup
semua kegiatan yang dilakukan oleh Puskesmas
(Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling,
termasuk Bidan di desa).

Jenis data yang dikumpulkan dan dicatat da!am


SP2TP adalah seluruh kegiatan diPuskesmas yang
meliputi data :

a. Umum dan demografi di wilayah kerja


Puskesmas.

106
SISTEM INFORMASI KESEHATAN DALAM PRAKTIK PELAYANAN KESEHATAN

b. Ketenagaan di Puskesmas.

c. Sarana yang dimiliki Puskesmas.

d. Kegiatan pokok Puskesmas yasig dilakukan di


dalam dan di luar gedung Puskesmas

Variabel atau indikator yang dilaporkan adalah


data/informasi yang sensitif, mudah diperoleh,
spesifik dan sederhana, serta bermanfaat untuk
pemantauan dan evaluasi, yang dapat
menggambarkan aksesibilitas, masalah,
manajemen dan dampak program.

Diharapkan pencatatan di Puskesmas dan


laporan yang diterima di Dinas Kesehatan
Kota/Kabupaten, Dinas Kesehatan Propinsi, serta
Pusat, diolah dan dimanfaatkan oleh pengambil
keputusan dan penanggung jawab program guna
meningkatkan pelaksanaan programnya.

Laporan SP2TP mempergunakan sistem tahun


kalender. Periode laporan dari Puskesmas ke
Kota/Kabupaten adalah bulanan dan tahunan.
Periode laporan dari Kota/Kabupaten ke Propinsi
dan Pusat adalah triwulan.

Sistem Pencatatan Pelaporan Terpadu Puskesmas


(SP2TP) adalah kegiatan pencatatan dan
pelaporan data umum, sarana, tenaga dan upaya
pelayanan kesehatan di Puskesmas.Sumber Data
Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas

107
SISTEM INFORMASI KESEHATAN DALAM PRAKTIK PELAYANAN KESEHATAN

adalah Kartu Individu (Kartu Rawat Jalan, Kartu


Ibu, Kartu Anak, Dll), Register (ada 42 macam
register), Laporan bulanan (LB1, LB2, LB3, dan
LB4), Laporan tahunan (LT1, LT2, LT3). Langkah
manajemen data di komputer: mengkode data
(data coding), menyunting data (data editing),
membuat struktur data (data structure) dan file
data (data file), memasukkan data (data entry),
membersihkan data (data cleaning). Penyajian
data dapat berbentuk tulisan atau karangan,
tabel, grafik maupun diagram tergantung dari
tujuan/kepentingan yang ingin dicapai atau
diketahui.

D. SIKDA GENERIK

Sistem Kesehatan Daerah (SIKDA) Generik ini adalah


upaya dari Kemenkes dalam menerapkan
standarisasi Sistem Informasi kesehatan, sehingga
dapat tersedia data dan informasi kesehatan yang
akurat, tepat dan cepat, dengan mendayagunakan
teknologiinformasi dan komunikasi dalam
pengambilan keputusan/kebijakan dalam bidang
kesehatan di Kabupaten/Kota, Provinsi dan
Kementerian Kesehatan. SIKDA Generik merupakan
aplikasi elektronik yang dirancang untuk mampu
menjembatani komunikasi data antar komponen
dalam sistem kesehatan nasional yang meliputi
puskesmas, rumah sakit, dinas kesehatan

108
SISTEM INFORMASI KESEHATAN DALAM PRAKTIK PELAYANAN KESEHATAN

kabupaten/kota, dinas kesehatan provinsi, dan


Kementerian Kesehatan. SIKDA Generik terdiri dari
3 aplikasi sistem informasi elektronik yaitu Sistem
Informasi Manajemen Puskesmas, Sistem Informasi
Manajemen Dinas Kesehatan, dan Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit. SIKDA Generik ini akan
didistribusikan kepada seluruh fasilitas kesehatan
dalam rangka pengembangan SIK
komputerisasi.(Tsuchiya et al., 2017)

E. SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DAN


PENERAPANNYA

Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan suatu


sistem informasi berbasis komputer (computer based
systems) yang memungkinkan seorang peneliti
untuk mengambil, menyimpan, memanipulasi,
melakukan pemodelan, melakukan analisis dan
penyajian data yang bersifat spasial/bereferensi
keruangan (Lai et al., 2009). Pada dasarnya sistem
ini merupakan suatu manajemen database yang
memungkinkan analisis informasi dari berbagai
sumber data yang berbeda, dengan catatan data
tersebut memiliki unsur – unsur kespasialan, sperti
koordinat lokasi geografis, tercakup dalam kelompok
area geografis tertentu, dan lain-lain. Teknologi ini
juga memungkinkan analisis hubungan spasial
antara dimensi yang berbeda. Sampai saat ini,
pemanfaatan SIG meliputiperencanaan penggunaan

109
SISTEM INFORMASI KESEHATAN DALAM PRAKTIK PELAYANAN KESEHATAN

lahan, keperluan survey/riset pasar, surveilans


epidemiologi, manajemen sumber daya, perencanaan
demografi dan pendidikan (United Nations Economic
Commision of Africa, 2005).(Rahmanti & Prasetyo,
2012)

Peran dan Manfaat Sistem Informasi Geografis di


bidang Kesehatan Penyajian informasi kesehatan
dengan menggabungkan antara data dan peta
bukanlah hal baru dalam bidang kesehatan. Pada
tahun 1854, John Snow secara manual
menampilkan informasi wabah kolera dalam bentuk
peta sehingga dapat menentukan sumber penularan
penyakit, tanpa mengetahui jenis bakteri dan cara
penularan wabah (Riner et al., 2004). Sejak saat itu,
penggunaan SIG berkembang lebih luas, tidak hanya
terbatas untuk memetakan distribusi penyakit tetapi
juga distribusi tenaga dan fasilitas
kesehatan(Rahmanti & Prasetyo, 2012)

Pemanfaatan SIG secara terpadu dalam sistem


pengolahan citra digital adalah untukmemperbaiki
hasil klasifikasi. Dengan demikian, peranan
teknologi SIG dapat diterapkanpada operasionalisasi
penginderaan jauh satelit. Pengembangan teknologi
penginderaan jauh satelit dapat digambarkan dalam
diagram sebagai berikut:

110
SISTEM INFORMASI KESEHATAN DALAM PRAKTIK PELAYANAN KESEHATAN

Sistem kerja SIG

Sumber : (Mufidah, 2006)

F. REFERENSI

Kemenkes. (2016). Peraturan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2016.
Kementerian Kesehatan. (2015). Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 97 Tahun
2015 Tentang Peta Jalan Sistem Informasi
Kesehatan Tahun 2015-2019. Peta Jalan
Sistem Informasi Kesehatan Tahun 2015 -
2019, 1–76.
http://www.pusdatin.kemkes.go.id/resources
/download/pusdatin/lain-lain/PMK-No-97-
Th-2015-ttg-Peta-Jalan-Sistem-Informasi-
Kesehatan-Tahun-2015-2019.pdf
Mufidah, N. M. I. (2006). Pengantar GIS
(Geographical Information System). 1–6.
Praktek, L. K., Oleh, D., & Mustari, N. U. R. A. (2012).
Analisis dan perancangan sistem informasi
rekam medis puskesmas studi kasus di
puskesmas kedu temanggung. 08650095.
Presiden RI. (2014a). Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2014
tentang Sistem Informasi Kesehatan. Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

111
SISTEM INFORMASI KESEHATAN DALAM PRAKTIK PELAYANAN KESEHATAN

46 Tahun 2014 Tentang Sistem Informasi


Kesehatan, 1–66.
http://jdih.kkp.go.id/peraturan/pp-46-
2014.pdf
Presiden RI, P. (2014b). Peraturan Pemerintah RI No
46 Tahun 2014 TENTANG SISTEM INFORMASI
KESEHATAN. 184, 1–27.
Rahmanti, A. R., & Prasetyo, A. K. N. (2012). Sistem
informasi geografis: Trend pemanfaatan
teknologi informasi untuk bidang terkait
kesehatan. Seminar Nasional Informatika
Medis III (SNIMed III), September, 6–12.
https://journal.uii.ac.id/snimed/article/view/
4086
Siti Rukoyah, G. S., Shofa, R. N., & Rianto, R. (2019).
Perencanaan Strategi Sistem Dan Teknologi
Informasi Menggunakan Framework TOGAF
Versi 9.1 Di SMK Kesehatan Hidayah Medika
Tasikmalaya. Jurnal SITECH : Sistem Informasi
Dan Teknologi, 2(1), 51–66.
https://doi.org/10.24176/sitech.v2i1.3123
Smajić, E. (2014). Design and implementation of
health information systems in cardiology.
Cardiometry, 4.
https://doi.org/10.12710/cardiometry.2014.4.
130131
Sudirman. (2016). Perencanaan dan Evaluasi
Kesehatan. Universitas Muhammadiyah
Purwokerto, 1–55.
https://osf.io/pkm4y/download/?format=pdf
Suriati, L., Anggraeni, N., Agung, R., Mutmainah, A.,
Prameitha, W., & Hamid, Z. (2014). SISTEM
INFORMASI KESEHATAN ~ Sistem Informasi
Kesehatan.
Http://Publichealthqueen.Blogspot.Com/, 20.
http://publichealthqueen.blogspot.com/2014/
10/sistem-informasi-kesehatan.html

112
SISTEM INFORMASI KESEHATAN DALAM PRAKTIK PELAYANAN KESEHATAN

Susanto, E. B., Christianto, P. A., & Kurniawan, M.


F. (2016). Sistem Informasi Layanan Kesehatan
Berbasis Mobile Yang Mengintegrasikan
Instansi Layanan Kesehatan di Kota
Pekalongan. Jurnal Litbang Kota Pekalongan,
11(1), 121.
https://jurnal.pekalongankota.go.id/index.ph
p/litbang/article/viewFile/5/5
Tsuchiya, T., Kumigashira, H., Namiki, W., Higuchi,
T., Minohara, M., Takayanagi, M., Kobayashi,
M., Furuichi, S., & Horiba, K. (2017). 2017-07-
15. Journal of the Physical Society of Japan,
86(7), 074704–074704.
www.hukumonline.com. (2014). 1–39.
https://pusdatin.kemkes.go.id

PROFIL PENULIS
Muntasir, S.Si, Apt. M.Si. Dr
Staf dosen Fakultas Kesehatan
Masyarakat sejak tahun 2003
mengajarkan mata kuliah yang
berkaitan dengan Kimia, Farmakologi,
Biomedik, Kesehatan dan Farmasi,
Kewirausahaan Kesehatan dengan
sertifikat dosen bidang keahlian
Biomedik. Sejak 2016 Mengajar S2 Biokimia Gizi, Sistem
Informasi Pelayanan Kesehatan, Kebijakan dan
Manajemen KesehatanAktif di bidang organisasi profesi
IAI NTT, IAKMI NTT dan MUI NTT. Pelaksana kegiatan
Pengabdian Masyarakat Universitas Nusa Cendana
pernah mendapatkan hibah Nasional Vucer, Ipteks,
Kewirausahaan, Magang Kewirausahaan, berbagai
Program IBM, IBIKK, KKN PPM, HI-LINK Kementerian
Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi. dan IPTEKDA LIPI.
Menyelesaikan Doktoral di Program Studi Ilmu Kimia pada

113
SISTEM INFORMASI KESEHATAN DALAM PRAKTIK PELAYANAN KESEHATAN

kajian Pencemaran Sianida di lingkungan 2016 di


Universitas Hasanuddin Makassar. Saat ini sebagai staf
pengajar dan pembimbing tugas akhir tesis di program S2
IKM Pascasarjana. Penulis aktif dalam Publikasi jurnal,
riset dan Pembuatan Buku.

114
BAB 7
Aplikasi Sistem Informasi dalam
Pelayanan Pasien

Hasnah Taureng
Universitas Indonesia Timur Makassar, Sulawesi Selatan,
0811427797 Email: hanae.bn72@gmail.com

A. SISTEM INFORMASI KESEHATAN

Puskesmas sebagai pandangan yang memiliki


jumlah kunjungan 80 sampai 100 pasien rawat
jalan setiap hari. Adapun Sistem pendaftaran dan
pelayanan di poliklinik masih menggunakan sistem
manual. Dalam pendaftaran pasien dan ketika
petugas membutuhkan informasi data pasien atau
laporan kunjungan pasien membutuhkan waktu
yang lama. Makanya, Perlu ada sistem informasi
yang dapat membantu petugas dalam mempercepat
pelayanan kepada pasien. Aplikasi sistem informasi
pendaftaran dan pelayanan poliklinik pasien rawat
jalan di puskesmas terdiri dari fitur diantara
tampilan form login, form menu utama, form user,
form poliklinik, form pasien, form kunjungan pasien,
form dokter, form periksa pasien dan form laporan
kunjungan pasien.

115
APLIKASI SISTEM INFORMASI DALAM PELAYANAN PASIEN

1. Apa itu Sistem Informasi Kesehatan (SIK)

Sistem informasi kesehatan (HIK) mengacu pada


sistem yang dirancang dalam mengelola data
perawatan kesehatan. Termasuk sistem yang
mengumpulkan, menyimpan, mengelola, dan
mengirimkan rekam medis elektronik (RME)
pasien, manajemen operasional rumah sakit, atau
sistem yang mendukung keputusan kebijakan
perawatan kesehatan.

Sistem informasi kesehatan juga mencakup


sistem yang menangani data yang berkaitan
dengan aktivitas penyedia dan organisasi
kesehatan. Sebagai upaya terintegrasi, ini dapat
dimanfaatkan untuk meningkatkan hasil pasien,
menginformasikan penelitian, dan mempengaruhi
pengambilan kebijakan dan pengambilan
keputusan.Karena sistem informasi kesehatan
umumnya mengakses, memproses, atau
memelihara data sensitif dalam jumlah besar,
keamanan menjadi perhatian utama.

2. Contoh Sistem Informasi Kesehatan (SIK)

Sistem informasi kesehatan dapat digunakan oleh


semua orang dalam perawatan kesehatan mulai
dari pasien hingga dokter hingga pejabat
kesehatan masyarakat. Mereka mengumpulkan
data dan mengompilasinya dengan cara yang

116
APLIKASI SISTEM INFORMASI DALAM PELAYANAN PASIEN

dapat digunakan untuk membuat keputusan


perawatan kesehatan. Contoh sistem informasi
kesehatan meliputi:

a. Rekam Medis Elektronik (RME) dan Rekam


Kesehatan Elektronik (RKE).

Kedua istilah ini hampir digunakan secara


bergantian. Rekam medis elektronik
menggantikan versi kertas riwayat medis
pasien. Catatan kesehatan elektronik
mencakup lebih banyak data kesehatan, hasil
tes, dan perawatan. Ini juga dirancang untuk
berbagi data dengan catatan kesehatan
elektronik lainnya sehingga penyedia layanan
kesehatan lain dapat mengakses data
perawatan kesehatan pasien.

b. Praktek Perangkat Lunak Manajemen

Perangkat lunak manajemen praktik


membantu penyedia layanan kesehatan
mengelola operasi harian seperti penjadwalan
dan penagihan. Penyedia layanan kesehatan,
dari praktik kecil hingga rumah sakit,
menggunakan sistem manajemen praktik
untuk mengotomatiskan banyak tugas
administratif.

117
APLIKASI SISTEM INFORMASI DALAM PELAYANAN PASIEN

c. Master Patient Index (MPI)

Indeks pasien induk menghubungkan catatan


pasien yang terpisah di seluruh database.
Indeks ini memiliki catatan untuk setiap pasien
yang terdaftar di organisasi perawatan
kesehatan dan mengindeks semua catatan lain
untuk pasien tersebut. MPI digunakan untuk
mengurangi duplikasi catatan pasien dan
informasi pasien yang tidak akurat yang dapat
menyebabkan penolakan klaim.

d. Portal Pasien

Portal pasien memungkinkan pasien


mengakses data kesehatan pribadi mereka
seperti informasi janji temu, obat-obatan, dan
hasil lab melalui koneksi internet.Beberapa
portal pasien memungkinkan komunikasi aktif
dengan dokter mereka, permintaan isi ulang
resep, dan kemampuan untuk menjadwalkan
janji temu.

e. Pemantauan Pasien Jarak Jauh (P2J2)

Juga dikenal sebagai tele-health, pemantauan


pasien jarak jauh memungkinkan sensor medis
mengirim data pasien ke profesional perawatan
kesehatan. Ini sering memonitor kadar glukosa
darah dan tekanan darah untuk pasien dengan
kondisi kronis. Data tersebut digunakan untuk

118
APLIKASI SISTEM INFORMASI DALAM PELAYANAN PASIEN

mendeteksi kejadian medis yang memerlukan


intervensi dan mungkin dapat menjadi bagian
dari studi kesehatan populasi yang lebih besar.

f. Dukungan Keputusan Klinis (CDS)

Sistem pendukung keputusan klinis


menganalisis data dari berbagai sistem klinis
dan administratif untuk membantu penyedia
layanan kesehatan membuat keputusan klinis.
Data tersebut dapat membantu
mempersiapkan diagnosis atau memprediksi
kejadian medis - seperti interaksi obat.Alat ini
menyaring data dan informasi untuk
membantu dokter merawat pasien secara
individu.

B. MANFAAT SISTEM INFORMASI KESEHATAN

Sistem informasi kesehatan cenderung menargetkan


efisiensi dan manajemen data. Penggerak utama
sistem informasi kesehatan adalah:

1. Analisis Data

Industri perawatan kesehatan terus-menerus


menghasilkan data. Sistem informasi kesehatan
membantu mengumpulkan, mengumpulkan dan
menganalisis data kesehatan untuk membantu
mengelola kesehatan penduduk dan mengurangi
biaya perawatan kesehatan. Kemudian analisis

119
APLIKASI SISTEM INFORMASI DALAM PELAYANAN PASIEN

data perawatan kesehatan dapat meningkatkan


perawatan pasien.

2. Perawatan Kolaboratif

Pasien seringkali membutuhkan perawatan dari


penyedia layanan kesehatan yang berbeda. Sistem
informasi kesehatan - seperti pertukaran
informasi kesehatan (PIK) - memungkinkan
fasilitas kesehatan untuk mengakses catatan
kesehatan umum.

3. Pengendalian Biaya

Menggunakan jaringan digital untuk bertukar


data perawatan kesehatan menciptakan efisiensi
dan penghematan biaya. Ketika pasar regional
menggunakan pertukaran informasi kesehatan
untuk berbagi data, penyedia layanan kesehatan
melihat adanya pengurangan biaya. Pada skala
yang lebih kecil, rumah sakit bertujuan untuk
efisiensi yang sama dengan catatan kesehatan
elektronik.

4. Manajemen Kesehatan Populasi

Sistem informasi kesehatan dapat mengumpulkan


data pasien, menganalisisnya, dan
mengidentifikasi tren populasi. Teknologi ini juga
bekerja secara terbalik. Sistem pendukung
keputusan klinis dapat menggunakan data besar

120
APLIKASI SISTEM INFORMASI DALAM PELAYANAN PASIEN

untuk membantu mendiagnosis pasien individu


dan merawat mereka.

C. PRAKTIK TERBAIK UNTUK SISTEM INFORMASI


KESEHATAN

Keamanan adalah perhatian utama sistem informasi


kesehatan. Semua jaringan rentan, tetapi penyedia
layanan kesehatan adalah target yang diinginkan
bagi penjahat dunia maya.Undang-Undang
Portabilitas dan Akuntabilitas Asuransi Kesehatan
mengatur perlindungan informasi perawatan
kesehatan individu. Untuk membantu menjaga
keamanan sistem, perusahaan harus:

1. Latih karyawan

2. Enkripsi data

3. Cadangkan data

4. Pantau penggunaan

5. Beli asuransi

6. Kerentanan vendor akses

7. Memanfaatkan otentikasi multifaktor

Selain keamanan, ada gunanya berfokus pada


pasien. Gunakan sistem informasi kesehatan untuk
meningkatkan kenyamanan dan akses bagi pasien.
Konsumen terbiasa dengan sistem retail dan
memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap layanan
pelanggan.

121
APLIKASI SISTEM INFORMASI DALAM PELAYANAN PASIEN

Ingat, staf klinis mungkin adalah sumber daya


terbaik untuk keputusan sistem informasi
kesehatan. Pengambilan keputusan dari atas ke
bawah seringkali tidak mengarah pada integrasi
teknologi yang mulus. Libatkan dokter dalam
memutuskan bagaimana sistem informasi kesehatan
dapat digunakan dan teknologi mana yang terbaik.

D. DIMANA UNTUK MENGETAHUI LEBIH LANJUT


TENTANG SISTEM INFORMASI KESEHATAN

1. Masyarakat adalah Sistem Informasi dan


Manajemen Kesehatan (HIMSS)

2. Sistem Informasi Kesehatan: Perangkat tentang


pemantauan penguatan sistem kesehatan (draf
laporan Organisasi Kesehatan Dunia 2008)

3. Menghubungkan Sistem Informasi Kesehatan


Masyarakat dan Organisasi Pertukaran Informasi
Kesehatan (Kantor Koordinator Nasional Teknologi
Informasi Kesehatan)

4. Penguatan Sistem Informasi Kesehatan: Standar


dan Praktik Terbaik untuk Sumber Data (Evaluasi
Pengukuran).

E. SISTEM INFORMATIK DAN PERAWATAN PASIEN

Sistem informasi sekarang telah diterima sebagai


bagian integral dari fasilitas perawatan kesehatan

122
APLIKASI SISTEM INFORMASI DALAM PELAYANAN PASIEN

modern. Menyediakan tiga kelas layanan yang


tumpang tindih yaitu :

1. Pengurangan biaya - pengurangan biaya


menargetkan sumber daya yang langka dan
memang menghasilkan penghematan. dapat
mengurangi beban keperawatan.

2. Lingkup operasional - Banyak aplikasi komputer


yang mereplikasi operasi manual pada skala yang
di luar kemampuan organisasimanusia.

3. Perawatan pasien - Sekarang sudah diakui bahwa


system informasi menyediakan file atau alat yang
sangat baik untuk pengelolaan catatan pasien dan
pengawasan rutin data pasien dengan keputusan
yang telah ditentukan.

Informasi telah menjadi faktor utama dalam


pentingnya komunikasi antar unit administrasi
semakin meningkat dalam struktur organisasi.
Kualitas sumber daya manusia tampaknya
menentukan kinerja organisasi.Sistem informasi di
institusi kesehatan diklasifikasikan sebagai
informasi klinis, sistem diagnosis-perawatan dan
sistem informasi manajemen.Sistem informasi
manajemen lebih mementingkan efektivitas dan
pengendalian arus informasi internal.

Sistem diagnosis dan perawatan telah meningkatkan


kemampuan untuk membuat keputusan yang

123
APLIKASI SISTEM INFORMASI DALAM PELAYANAN PASIEN

akurat dalam proses diagnosis dan perawatan. Salah


satunya, mengumpulkan informasi, memverifikasi
informasi yang ada dan melaporkan hasil pengujian.

F. REFERENSI

Ash, J. S., Berg, M., & Coiera, E. (2004). Some


Unintended Consequences of Information
Technology in Health Care: The Nature of
Patient Care Information System-related Errors.
Journal of the American Medical Informatics
Association, 11(2), 104–112.
https://doi.org/10.1197/jamia.M1471.
Blum, B. I., Lindberg, D. A. B., Barnett, G. O.,
Warner, H. R., Lenhard, R. E., & McDonald, C.
J. (1982). Information Systems and Patient
Care. Proceedings - Annual Symposium on
Computer Applications in Medical Care,
November 1982, 3–7.
DEMİREL, A. P. D. D. (2017). Effectivness of Health
Information System Applications: Clinical
Information and Diagnosis-Treatment Systems
in Turkey. European Journal of Multidisciplinary
Studies, 5(1), 122.
https://doi.org/10.26417/ejms.v5i1.p122-131
World Health Organization.com. (2007, 16 April ).
accsess 15 Mei 2021, from
https://www.who.int/news/item/16-04-2007-
who-uses-web-based-approach-to-revise-
global-disease-standards
Tata Sutabri. 2012. Konsep Sistem Informasi.
Jakarta. Andi
Tsuchiya, T., Kumigashira, H., Namiki, W., Higuchi,
T., Minohara, M., Takayanagi, M., Kobayashi,
M., Furuichi, S., & Horiba, K. (2017). 2017-07-
15. Journal of the Physical Society of Japan,
86(7), 074704–074704.

124
APLIKASI SISTEM INFORMASI DALAM PELAYANAN PASIEN

PROFIL PENULIS

Hasnah Taureng

Lahir di Pinrang pada 23 juni 1986.


Lulus D3 Kebidanan pada tahun
2007, D4 Pendidik pada tahun 2008,
dan Master Kesehatan Masyarakat
pada tahun 2010.Menjadi dosen
pengajar beberapa mata kuliah di
Fakultas D3 kebidanan pada tahun
2016 di Palu Sulawesi Tengah kemudian d Tahun 2019
memutuskan pindah Mengajar di Universitas Indonesia
Timur Makassar pada Fakultas Kesehatan Masyarakat
sampai sekarang. Awal menulis dimulai dari ajakan dan
motivasi teman sesama dosen kemudian menjadi sebuah
hobby.

125
126
BAB 8
Analisis dan Perancangan Sistem
Informasi Kesehatan

Regina Ona Adesta


Universitas Nusa Nipa; Jl. Kesehatan No. 3, Hp:
081335781078
Email: reginadianto@gmail.com

A. ANALISIS SISTEM INFORMASI KESEHATAN

1. Definisi

“Analisis Sistem adalah penguraian dari suatu


sistem informasi yang utuh kedalam bagian-
bagian komponennya dengan maksud untuk
mengidentifikasikan dan mengevaluasi
permasalahan, kesempatan, hambatan yang
terjadi dan kebutuhan yang dihadapkan sehingga
dapat diusulkan perbaikan” (Jogiyanto dalam
Darmawan Fauzy, et al, 2013)

Menurut Kristanto (2013) “Analisis sistem adalah


suatu proses pengumpulan dan
menginterpretsikan kenyataan-kenyataan yang
ada, mendiagnosis persoalan dan menggunakan
keduanya untuk memperbaiki sistem”.

127
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN

Analisis sistem (System analysis) dapat


didefinisikan sebagai penguraian dari suatu
sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-
bagian komponennya dengan maksud untuk
mengidentifikasikan dan mengevaluasi
permasalahan-permasalahan, kesempatan-
kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi
dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan
sehingga dapat diusulkan perbaikan-
perbaikannya (Jogiyanto, 1999 dalam Susilowati
& Bambang, 2011).

2. Tahap-Tahap Analisis Sistem

Didalam tahap analisis, terdpat langkah-langkah


dasar yang harus dilakukan oleh analisis sistem
sebagai berikut:

a. Identify, yaitu mengidentifikasikan masalah

Mengidentifikasi (mengenal) masalah


merupakan langkah pertama yang dilakukan
dalam tahap analisis sistem, tugas-tugas yang
harus dilakukan seperti:

1) Mengidentifikasi penyebab masalah, Tugas


mengidentifikasi penyebab masalah dapat
dimulai dengan mengkaji ulang terlebih
dahulu subyek-subyek permasalahan yang
telah diuraikan oleh manajemen atau yang

128
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN

telah ditemukan oleh analisis sistem ditahap


perencanaan sistem.

2) Mengidentifikasi titip keputusan, Setelah


penyebab terjadinya masalah dapat
diidentifikasi, selanjutnya juga harus
diidentifikasi titik keputusan penyebab
masalah tersebut.

3) Mengidentifikasi personil-personil kunci,


Identifikasi personil-personil kunci ini dapat
dilakukan dengan mengacu pada bagn alir
dokumen yang ada diperusahaan serta
dokumen deskripsi jabatan.

Masalah dapat didefinisikan sebagai suatu


pertanyaan yang diinginkan untuk dipecahkan
atau diselesaikan.

b. Understand, yaitu memahami kerja sistem yang


dibuat

Langkah kedua dari tahap analisis sistem


adalah memahami dari sistem yang ada.
Langkah ini dapat dilakukan dengan
mempelajari secara terinci bagaimana sistem
yang ada beroperasi. Untuk mempelajari
operasi dari sistem ini diperlukan data yang
dapat diperoleh dengan cara melakukan
penelitian.

129
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN

c. Analyze, yaitu menganalisis sistem.

1) Menganalisis kelemahan sistem, Analis


sistem perlu menganalisis masalah yang
terjadi untuk dapat menemukan jawaban
apa penyebab sebenarnya dari masalah yang
timbul tersebut.

2) Menganalisis kebutuhan informasi


pemakai/manajemen.

Adapun jenis analisis yang digunakan untuk


menemukan masalah-masalah yang sering
dihadapi sistem lama yaitu disebut PIECES
Analysis (Performance, Information,
Economic, Control, Efficiency, Service)
(Jogiyanto, 2005).

Analisis PIECES terdiri dari 6 aspek yang


digunakan untuk mengelompokkan
permasalahan-permasalahan yang diperoleh
untuk mempermudah mendeteksi adanya
indikator permasalahan-permasalahan yang
muncul, sehingga diperoleh solusi yang tepat
untuk menyelesaikan permasalahan-
permasalahan yang dihasilkan dari proses
analisis.

a) Analisis Performance (Kinerja)

Peningkatan terhadap kinerja (hasil kerja)


sistem yang baru sehingga menjadi lebih

130
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN

efektif.Kinerja dapat diukur dari


troughtput dan response time.Troughput
adalah jumlah pekerjaan yang
dilaksanakan dalam jangka waktu
tertentu dan response time adalah
keterlambatan rata-rata antara
permintaan dan layanan yang diberikan.

b) Analisis Information (Informasi)

Apabila sistem informasi dalam suatu


perusahaan atau instansi baik maka
perusahaan atau instansi tersebut akan
mendapatkan informasi yang akurat,
tepat waktu dan relevan sesuai yang
diharapkan.

c) Analisis Economic (Ekonomi)

Analisis pada sistem tersebut merupakan


analisis yang berhubungan dengan
bagaimana proses peningkatan manfaat
dan pengurangan biaya jika sistem
tersebut diimplementasikan.

d) Analisis Control (Pengendalian)

Kontrol atau pengendalian dalam sebuah


sistem sangat diperlukan keberadaannya
untuk menghindari dan mendeteksi
secara dini terhadap penyalahgunaan
atau kesalahan sistem serta untuk

131
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN

menjamin keamanan data dan informasi.


Dengan adanya kontrol maka tugas-tugas
yang mengalami gangguan dapat diatasi.
Kontrol bertujuan untuk pengendalian
agar dapat mendeteksi dan memperbaiki
kesalahan-kesalahan, penggelapan,
kecurangan-kecurangan yang akan
terjadi pada data dan informasi yang ada
pada suatu perusahaan. Sehingga
dibutuhkan suatu kontrol yang baik dan
ampuh, agar data dan informasi dapat
terhindar dari hal-hal yang dapat
mengganggu kelancaran dalam
penggunaan sistem.

e) Analisis Efficiency (Efisiensi)

Efisiensi berbeda dengan ekonomis, bila


ekonomis berhubungan dengan jumlah
sumber daya yang digunakan dengan
pengeluaran atau biaya yang paling
minimal. Efisiensi berhubungan dengan
bagaimana sumber daya tersebut
digunakan dengan optimal. Komoditas
yang akan dinaikkan atau diturunkan
dapat berupa manusia, uang, waktu atau
sumber daya lainnya.

132
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN

f) Analisis Service (Layanan)

Analisis ini berhubungan dengan


pelayanan kepuasan manajemen yang
lebih baik, yang diberikan oleh sistem.
Analisis pelayanan ini diberikan tinjauan
sejauh mana kemudahan yang diberikan
sistem yang ditetapkan untuk
menyelesaikan pekerjaan, kemudahan
untuk memperoleh data serta dapat
menghasilkan informasi yang lebih baik.
Kepuasan tersebut meliputi pelayanan
terhadap pasien. Pelayanan yang
dimaksud adalah pelayanan dengan
proses manual, sehingga mengakibatkan
pasien harus menunggu proses
pemeriksaan sesuai dengan antrian yang
diperoleh.

3) Report, yaitu membuat laporan hasil analisis


sistem.

Laporan hasil analisis ini diserahkan kepada


steering commitmen yang nantinya akan
diteruskan ke manajemen. Tujuan utama
dari penyerahan laporan ini kepada
manajemen adalah:

a) Laporan bahwa analisis telah selesai


dilakukan

133
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN

b) Meluruskan kesalah pengertian mengenai


apa yang telah ditemukan dan dianalisis
oleh analis sistem tetapi tidak sesuai
menurut manajemen.

c) Meminta pendapat-pendapat dan saran-


saran dari pihak manajemen.

d) Meminta persetujuan dari pihak


manajemen untuk melakukan tindakan
selanjutnya.

3. Analisis Kebutuhan Sistem

Menurut Sumariani (2015) menyebutkan bahwa


terdapat kebutuhan yang digunakan dalam
analisis sistem informasi kesehatan, yaitu
kebutuhan fungsional dan non-fungsional.

a. Kebutuhan fungsional

Kebutuhan fungsional merupakan paparan


mengenai fitur-fitur yang akan dimasukkan ke
dalam sistem yang dibuat. Kebutuhan
fungsional harus dipikirkan lebih cermat agar
bisa memenuhi kebutuhan pengguna nantinya,
sehingga kebutuhan ini tidak ada yang terlewat
saat sistem sudah digunakan.Kebutuhan
fungsional sistem informasi kesehatan
misalnya pada seksi kesehatan ibu, anak dan
keluarga berencana, dapat memasukkan data-
data laporan program kesehatan ibu, anak dan

134
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN

keluarga berencana, memasukkan data


sarana-prasarana termasuk puskesmas
PONED, data jumlah tenaga bidan baik yang
ada di puskesmas maupun di Pelayanan
Kesehatan Dasar (PKD), sistem juga bisa
merekap laporan program yang sudah masuk.

Sistem juga bisa menampilkan hasil laporan


program yang sudah direkap, dan bisa
menghapus data yang sudah tidak berlaku.
Sistem informasi kesehatan bisa menampilkan
hasil analisis masing-masing laporan program,
seperti misalnya laporan Audit Maternal
Perinatal (AMP) bisa ditampilkan setiap bulan
hasil analisisnya berupa tabel dan grafik
sehingga setiap bulan bisa dilihat Angka
Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi dan
Balita (AKB) beserta penyebab kematiannya,
sistem bisa menampilkan hasil analisis jumlah
ibu hamil risiko tinggi beserta faktor risikonya,
pada masing-masing wilayah puskesmas.

b. Kebutuhan non-fungsional

Kebutuhan non-fungsional merupakan


paparan mengenai kebutuhan perangkat keras
dan perangkat lunak dalam membuat sistem.
Non fungsional sistem informasi kesehatan
meliputi operasional, informasi, keamanan dan
kinerja. Pada perencanaan kebutuhan

135
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN

operasional perlu perlu pemikiran yang tepat


karenaakan memengaruhi hasil pengolahan
data, dan tampilan di layar monitor.
Perencanaan ini membutuhkan survey mulai
dari spesifikasi perangkat keras sampai dengan
harganya.

Adapun perangkat keras dan perangkat lunak


yang digunakan pada aplikasi ini adalah:

1) Perangkat keras (hardware) yang digunakan


antara lain:

a) Komputer yang digunakan harus


mempunyai spesifikasi yang bisa
mengakomodir seluruh data yang masuk,
dan bisa menampilkan data yang sudah
diolah serta menampilkan informasi hasil
analisa data.

b) Printer

c) Keyboard

d) Modem internet.

2) Perangkat lunak yang digunakan antara


lain:

a) Sistem operasi Windows

b) Web Browser: Mozilla Firefox, Opera,


Internet Explorer

c) Mocrosoft Office Visio

136
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN

d) Adobe Dreamweaver

e) Aplikasi Basisdata

f) Brainware

Selain perangkat keras dan perangkat lunak,


komponen sistem juga dipengaruhi oleh
manusia sebagai pengguna/pelaksana. Yang
termasuk dalam brainware antara lain adalah
analis sistem, programmer dan operator. Analis
sistem adalah orang yang mendesain bentuk
dan membangun desain sistem. Programmer
adalah orang yang menyusun perintah-
perintah secara logis dengan menggunakan
suatu bahasa pemrograman yang dimengerti
oleh computer berdasarkan desain sistem yang
telah dibuat, sehingga menjadi sebuah paket
program aplikasi.Operator adalah orang yang
menggunakan dan mengoperasikan komputer.

Dari perancangan sistem ini dapat


dikembangkan menjadi sebuah program
aplikasi. Dari program aplikasi yang dihasilkan
dibutuhkan orang-orang sebagai
brainwarenya. Jika program aplikasi telah
terbentuk, membutuhkan orang yang dapat
mengoperasikan program aplikasi dengan
benar (Susilowati dan Purnama, 2011).

137
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN

Dari ketiga elemen sistem komputer yang telah


disebutkan, harus saling berhubungan dan
membentuk satu kesatuan sistem yang saling
mendukung. Kesatuan sistem harus tersedia,
karena hardware tanpa adanya software tidak
akan berfungsi seperti yang diharapkan.
Komputerhanya berupa benda mati yang tidak
dapat digunakan, karena software yang akan
mengoperasikan komputer. Hardware yang
sudah didukung software tanpa adanya
manusia yang mengoperasikan tidak akan
berfungsi (Susilowati dan Purnama, 2011).

B. PERANCANGAN SISTEM

1. Definisi

Menurut Burch et.al (2013) “Perancangan Sistem


dapat didefinisikan sebagai gambaran,
perencanaan dan pembuatan sketsa atau
pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah
kedalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi”.

Perancangan sistem adalah “merancang atau


mendesain suatu sistem agar project yang akan
dikerjakan tidak mengalami kesalahan alur
program yang fatal dan perancangan sistem yang
baik akan mempermudah programmer dalam
membuat programnya, yang isinya adalah
langkah-langkah operasi dalam proses

138
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN

pengolahan data dan prosedur untuk mendukung


operasi sistem” (Faisal dan Irnawati, 2015).

Perancangan Sistem Informasi Kesehatan adalah


proses pembuatan desain atau sketsa dari dari
berbagai elemen atau subsistem dan sistem yang
berbeda ke dalam suatu model alur prosedur yang
saling berhubungan menggunakan sistem
komputerisasi dengan tujuan untuk
mempermudah pengolahan data dan mendukung
operasi sistem.

Perancangan sistem adalah pendefinisian dari


kebutuhan-kebutuhan fungsional dan persiapan
untuk rancang bangun implementasi yang
menggambarkan bagaimana suatu sistem
dibentuk.

2. Alat Bantu Dalam Analisa Dan Perancangan


Sistem

Menurut Vondewi (2010), alat bantu yang


digunakan dalam melakukan analisa dan
perancangan sistem informasi kesehatan, antara
lain adalah:

a. Kamus data

Kamus data merupakan daftar tentang elemen


data yang berhubungan dengan sistem
terdefinisi, sehingga user dan sistem analisis
memiliki kesamaan tentang input dan output.

139
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN

Model Kamus Data dapat dilihat pada contoh


tabel 8.1 dan 8.2. Isi tabel merupakan
keterangan proses Data Flow Diagram Level 1
(Gambar 8.2)

b. Model Entity-Relationship

Model Entity-Relationship digunakan untuk


analisis atau perancangan database. Model
ERD digunakan untuk menggambarkan
adanya keterhubungan antara satu data
dengan data yang lainnya dalam satu database.
Model Entity-Relationship adalah suatu
penyajian data dengan menggunakan Entity
dan Relationship.Model ERD dapat dilihat pada
gambar 8.1.

c. Data Flow Diagram

Data Flow Diagram adalah ide suatu bagan


untuk mewakili arus data dlam suatu sistem
yang dapat digambarkan dengan notasi
lingkaran dan panah. Data Flow Diagram (DFD)
digunakan untuk menggambarkan suatu
sistem yang telah ada atau sistem baru yang
dikembangkan secara logika sehingga sistem
dari proses-proses secara fungsional yang
dihubungkan satu dengan yang lainnya oleh
aliran data.Data DFD terdiri dari data store,
aliran data, proses, entity luar. Proses

140
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN

digambarkan dengan lingkaran (buble), yang


menggambarkan fungsi-fungsi yang terdapat
dalam sistem. Model Data Flow Diagram dapat
dilihat pada gambar 8.2.

d. Flowchart System

Flowchart system merupakan alur proses dari


urutan-urutan dari awal hingga akhir jalannya
aplikasi yang di dalam alur tersebut dijelaskan
fungsi input, proses data dan laporan. Bagan
alir sistem (Flow Chart System) dapat dilihat
pada gambar 8.3 dan 8.4.

e. Structure Menu

Structure menu merupakan gambaran dari


integrasi antar modul sistem yang akn
dirancang untuk memudahkn dalam
perancangan antar muka. Model Perancangn
struktur menu dapat dilihat pada gambar 8.5.

141
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN

Sumber: Sumber: Vondewi, 2010


Data Flow Diagram
Tabel 8.1 Keterangan Proses pada DFD

No Nama proses Masukan Keluaran Deskripsi


1 Pengelolan - Data Login - Info Data Login Proses untuk

142
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN

Setting - Data Dokter - Info Data melakukan


Master - Data Unit Dokter pengelolan
Puskesmas - Data Jenis - Info Data Unit setting master
Pemeriksaan - Info Data Jenis puskesmas
- Data Pemeriksaan
Pemeriksaan - Info Data
- Data Tarif Pemeriksaan
- Data Obat - Info Data Tarif
- Data - Info Data Obat
Diagnosa - Info Data
- Data Kamar Diagnosa
Inap - Info Data
2 Pengelolaan - Data Pasien - Info Data Pasien Proses untuk
Data - Data - Info Data melakukan
Pendaftaran Kunjungan Kunjungan pengelolaan
Pasien data
pendaftaran
pasien
3 Pengelolaan - Data - Info Data Proses untuk
Data Tindakan Tindakan Pasien melakukan
Tindakan Pasien - Info Data pengelolaan
Pemeriksaan - Data Medical Medical Mecord data tindakan
Pasien Mecord pemeriksaanpa
sien
4 Pengelolaan - Data - Info Data Proses untuk
Data Tindakan Tindakan Pasien melakukan
Pemeriksaan Pasien - Info Data Biaya pengelolaan
Unit - Data Biaya Obat data tindakan
Penunjang Obat yang
dilakukan
diunit
penunjang

5 Pengelolaan Data - Info Data Proses untuk


Data Pembayaran Pembayaran melakukan
Pembayaran - Info Data pengelolaan
Pasien Tindakan Pasien
- Info Data Biaya

143
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN

Obat data
- Info Data Pasien pembayaran
- info Data pasien
Kunjungan

Sumber: Vondewi, 2010


Gambar Entity Relationship Diagram (ERD)

144
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN

Sumber: Vondewi, 2010


Gambar Flow Chart Diagram

145
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN

Sumber: Vondewi, 2010

Gambar 8.4 Flow Chart Diagram

146
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN

Sumber: Vondewi, 2010


Gambar Struktur Menu Sistem
1. Perancangan Antarmuka Sistem (Interface
System)

Antarmuka sistem merupakan tampilan dimana


pengguna berinteraksi dengan sistem. Tujuan
perncangan antarmuka sistem adalah untuk
menggambarkan sistem yang akan dibuat serta
untuk memungkinkan user menjalan setiap tugas
dalam kebutuhan pengguna (user requiertment).

147
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN

Berikutadalah perancangan antar muka untuk


aplikasi puskesmas.

a. Perancangan Menu Login Sistem

Perancangan antar muka login sistem


bertujuan untuk memberikan hak akses bagi
pengguna yang akan menjalankan aplikasi ini.
Semua penggunakan harus login terlebih
dahulu dengan cara mengetikkan username,
password dan hak akses. Sesuai dengan
aplikasi yang dirancang bahwa hak akses
terdiri dari administrator, bagian pendaftaran,
bagian penata jasa perawat, adm unit
penunjang dan bagian kasir.

Sumber: Vondewi, 2010


Gambar Perancangan Menu Login Sistem

b. Perancangan Menu Utama Hak Akses


Administrator

Perancangan Menu Utama dengan hak akses


administrator berfungsi untuk merancang
menu utama dengan login user administrator.

148
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN

Dalam menu utama ini terdapat menu


pengelolaan data puskesmas yang terdiri data
login, dokter, Data Unit, Data Jenis
Pemeriksaan, Data Pemeriksaan, Data Tarif,
Data Obat, DataDiagnosa, Data Kamar.

Sumber: Vondewi, 2010


Gambar Perancangan Menu Utama Hak Akses
Administrator

c. Perancangan Menu Utama Hak Akses Bagian


Pendaftaran

Perancangan Menu Utama dengan hak akses


pendaftaran berfungsi untuk merancang menu
utama dengan login user bagian pendaftaran.
Dalam menu utama ini terdapat menu data
pasien dan menu data kunjungan pasien.

149
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN

Sumber: Vondewi, 2010


Gambar Perancangan Menu Utama Hak Akses
Bagian Pendaftaran
d. Perancangan Menu Utama Hak Akses Penata
Jasa Perawat

Perancangan Menu Utama dengan hak akses


penata jasa perawat berfungsi untuk
merancang menu utama dengan login user
bagian penata jasa perawat baik yang ada
diploklinik atau pun diruangan rawat inap.
Dalam menu utama ini terdapat menu
pengelolaan pasien dan pengelolaan data
tindakan pasien dan datamedical record atau
riwayat penyakit pasien.

150
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN

Sumber: Vondewi, 2010


Gambar Perancangan Menu Utama Hak Akses
Penata Jasa Perawat
e. Perancangan Menu Utama Hak Akses Adm Unit
Penunjang

Perancangan menu utama unit penunjang dan


apotek dengan hak akses Adm Unit Penunjang
berfungsi untuk merancang menu utama
dengan login user Adm Unit Penunjang.Dalam
menu utama ini pada unit penunjang terdapat
menu pemeriksaan lab klinik dan menu arsip
pemeriksaan lab pasien. Dalam menu
UnitApotek terdapat menu biaya obat, menu
stok obat dan menu stok upname obat.

151
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN

Sumber: Vondewi, 2010


Gambar Perancangan Menu Utama Hak Akses
Adm Unit Penunjang
f. Perancangan Menu Utama Hak Akses Adm
Kasir

Perancangan Menu Utama dengan hak akses


Adm kasir berfungsi untuk merancang menu
utama dengan login user Adm kasir. Dalam
menu utama ini terdapat menu data
pembayaran, menu data histori pembayaran
dan menu rekap penerimaan.

Sumber: Vondewi, 2010


Gambar Perancangan Menu Utama Hak Akses Adm
Unit Penunjang

152
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN

C. REFERENSI

Bruch. J & Grudniski, G. (2013). Analisa danSistem


Informasi.Yogyakarta: Deepublish
Darmawan, D., & Fauzi, K. N. (2013). Sistem
Informasi Manajemen. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Faisal, E. & Irnawati, (2015) Pemrograman java web
(JSP, JSTL & SERVLET) tentang pembuatan
system informasi klinik diimplementasikan
dengan Netbeans IDE 7.2 dan MySQL,
Yogyakarta.
Jogiyanto, H. (1999) Pengenalan Komputer. Andi
Omset, Yogyakarta
Jogiyanto, H. (2005) Analisis dan Desain Sistem
Informasi. Pendekatan Tersetruktur Teori dan
Praktik Aplikasi Bisnis Andi Omset. Yogyakarta
Jogiyanto, H. (2013). Sistem Informasi dan
Implementasinya.Bandung: Informatika
Kristanto (2013). Perancangan Sistem Informasi dan
Aplikasinya.Yogyakarta : Gava Media
Lidiawati, Suwita dan Iskandar, (2018) Analisis dan
Perancangan Sistem Informasi Rekam Medis
Pasien Umum pada Klinik ART Medika. Jurnal
IPSIKOM, Vol. 6. No. 1 Juni 2018. ISSN: 2338-
4093
M.Scott, George (2013). Prinsip-prinsip Sistem
Informasi Manajemen Yogyakarta
Sumariani, E.S. (2015) Analisis Kebutuhan
Perencanaan Sistem Informasi Kesehatan pada
Bidang Pelayanan Kesehatan pada Bidang
Pelayanan Dinas Kesehatan Kabupaten
Boyolali.http://eprints.ums.ac.id/36296/18/N
askah%20Publikasi.pdf
Susilowati, E.B. dan Purnama, B.E. (2011) Analisis
dan Perancangan Sistem Informasi Pasien
Rumah Sakit Umum Nirmala Suri Sukoharjo.

153
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN

Jurnal Speed-Sentra Penelitian Engineering


dan Edukasi – Volume 3 No. 4 – 2011 – ijns.org
Vondewi, R. (2010) Analisa dan Perancangan Sistem
Informasi Puskesmas.http://repository.uin-
suska.ac.id/372/1/2010_201102.pdf

PROFIL PENULIS

Regina Ona Adesta

Lahir di Kloanggelot, Kabupaten Sikka,


NTT, pada tanggal 15 Mei 1986. Anak ke-
2 dari 5 bersaudara.
Pendidikan Sekolah Dasar di SDK 129
Nara (Tahun 1993 – 1999), Pendidikan
Sekolah Menegah Pertama di SMP Negeri
1 Maumere (Tahun 1999 – 2002), Pendidikan Sekolah
Menengah Atas di SMA Negeri 1 Maumere (Tahun 2002 –
2005), Pendidikan Diploma III Keperawatan Universitas
Nusa Nipa Maumere (Tahun 2005 – 2008), Pendidikan
Sarjana Keperawatan Universitas Nusa Nipa – Maumere
(Tahun 2011 – 2012), Pendidikan Profesi Ners Universitas
Nusa Nipa – Maumere (Tahun 2012 – 2013), Pendidikan
Magister Keperawatan Universitas Gadjah Mada –
Yogyakarta (Tahun 2015 – 2017).
Bekerja sebagai asisten dosen di Program Studi Diploma
III Keperawatan Universitas Nusa Nipa – Maumere (Tahun
2010 – 2013). Bekerja sebagai Dosen di Program Studi
Diploma III Keperawatan Universitas Nusa Nipa –
Maumere (Tahun 2013 – 2015).Bekerja sebagai Dosen di
Fakultas Ilmu – Ilmu Kesehatan Universitas Nusa Nipa –
Maumere (Tahun 2017 – Sekarang).

154
BAB 9
Peran Teknologi Informasi Untuk
Bagi Para Klinisi

Dr. dr. Oski Illiandri


Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat
Jl Veteran 120 Sungai Bilu Banjarmasin Kalsel
Email: oilliandri@ulm.ac.id

Di era ini, kemampuan teknologi informasi seperti


telemedicine, e-Health, layanan medis berbasis web (web-
base medicine) mempunyai kontribusi yang sangat
penting dalam manajemen penyakit. Manajemen
penanganan penyakt yang efektif akan memberikan
peningkatan kemampuan pemantauan, informasi
penyakit yang lebih rinci, dan akses dukungan fasilitas
kesehatan. Kemampuan teknologi informasi ini sangat
penting, terutama di daerah pedesaan, dimana para
profesional medis mungkin berlokasi pada jarak yang
cukup jauh dari pasien. Struktur keseluruhan untuk
penggabungan teknologi yang muncul dalam pemberian
layanan kesehatan di semua tahap akan dijelaskan dan
diuraikan di sini dan dalam bentuk aplikasi praktis untuk
diagnosis stadium, dan manajemen terapi, manejemen
peningkatan kesehatan secara elekteronik (e-Health) yang
melibatkan struktur yang lebih kompleks, seperti pasien
dimana seringnya tidak dapat berpartisipasi langsung

155
PERAN TEKNOLOGI INFORMASI UNTUK BAGI PARA KLINISI

dalam proses tersebut. Belum lagi teknologi informasi di


bidang kesehatan sangat berkembang pesat akhir-akhir
ini dengan munculnya para teknisi elektromedik. Tenaga
ahli elektromedik yang berlatar belakang teknik elektro
berkolaborasi dengan para peneliti akademisi dunia
kedokteran menghasilkan hasil penemuan teknologi
informasi yang sangat berdampak besar dalam penegakan
dan pengobatan sebuah penyakit.

A. PERAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM


PENEGAKAN DIAGNOSIS

Teknologi informasi hari ini, sebagai pendukung


untuk pengambilan keputusan medis, sangat
banyak difokuskan pada pengembangan alat bantu
yang secara otomatis melakukan diagnosis penyakit
(diagnosis device). Walaupun metodologi diagnosis
dengan pendekatan immunologis, yang telah banyak
digunakan pada pengembangan alat diagnostic,
mempunyai akurasi yang tinggi, tetapi ada beberapa
area kosong di mana teknologi informasi dapat
digunakan manajemen diagnosis penyakit. Dari
perspektif pasien, diagnosis hanyalah tahap pertama
perawatan kesehatan. Pengelolaan penyakit tidak
hanya mencakup terapi langsung tetapi juga
mekanisme koping untuk pasien dan pengasuh.

Kelebihan sistem teknologi informasi kesehatan


disbanding system konvensional terletak pada
potensi untuk mengurangi diagnosis yang terlambat

156
PERAN TEKNOLOGI INFORMASI UNTUK BAGI PARA KLINISI

(delay), terlupakan (neglected) atau bahkan salah


diagnosis (misdiagnosed). Secara garis besar
teknologi informasi dapat membantu dalam
penegakan diagnosis dalam sepuluh kategori.

1. Sebagai alat pengumpul informasi penyakit;

2. Melakukan organisasi dan tampilan daftar


penyakit;

3. Pembuatan daftar diagnosis banding;

4. Menimbang daftar diagnosis;

5. Pembuatan rencana diagnostik;

6. Akses ke informasi rujukan diagnostik;

7. Memberikan pilihan tindak lanjut;

8. Melakukan skrining untuk deteksi dini;

9. Diagnosis kolaboratif; dan

10. Memberikan umpan balik diagnostik untuk


dokter.

Sebagai alat bantu pengumpul informasi dasar dari


penyakit, teknologi dapat dengan tepat dan cepat
mengumpulkan data-data dasar yang dibutuhkan
untuk menegakkan diagnosis. Terlebih lagi dengan
penggunaan artificial intelegence (AI), sehingga data-
data yang diperoleh dari pasien dapat diklasifikasi
dan dipelajari oleh mesin belajar (machine
learning)untuk dapat menentukan proses diagnostic

157
PERAN TEKNOLOGI INFORMASI UNTUK BAGI PARA KLINISI

selanjutnya. Penggunaan software semacam Orange


yang mempunyai kapasitas mesin pembelajaran jua
telah dapat memberkan nuansa baru bagi dunia
medis terkait penentuan diagnostic secara cepat dan
otomatis. Sebagai contoh pada pembuatan gambar
citra medis, umumnya seorang dokter
membutuhkan waktu yang cukup lama untuk
mengintepretasi gambar-gambar tersebut. Karena
itu biasanya gambar citra medis yang diperoleh akan
dikirimkan kepada dokter ahli radiologi untuk
dilakukan interpretasi. Akan tetapi sangat
dimungkinkan intepratasi ini bersifat subyektif
karena menggunakan ukuran-ukuran yang
terkadang tidak sama antara satu dokter dengan
dokter radiologis yang lain sehingga seringkali terjadi
kekaburan diagnose. Jelas, proses semacam ini
banyak kelemahannya dan tidak disarankan karena
kurangnya reliabilitas. Untuk mengurangi kesan
subyektf itu, dengan teknologi informasi, gambaran
citraseperti rontgen dada dan citra CT scan akan
dianalisa citranya denan ukuran-ukuran obyektif
dan kemudian dianalisa dengan kecerdasan buatan
hasil pengolahan mesin pembelajar. Mesin
pembelajar ini bisa memanfaatkan sistem berbasis
cloud yang mengumpulkan data-data pembacaan
citra dari pusat citra yang lain.

158
PERAN TEKNOLOGI INFORMASI UNTUK BAGI PARA KLINISI

B. PERAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM


PEMBERIAN TERAPI

Setelah penegakan diagnosis dipastikan dan


ditegakkan dengan e-diagnosis, maka seorang dokter
akan mengirim e-Recipe e-Resep yang akan dikirim
ke fasilitas apotik local terdekat secara elektronik.
Bisa juga dengan pendekatan dari pasien, dimana
setelah mendapatkan resep dari dokter kemudian
mengirimkan e-Resep melalui aplikasi ke apotek
terdekat yang dipilih oleh pasien. Sebuah contoh
kasus di Koreapenggunaan sistem resep elektronik,
dimana sorang pasien wanita berusia 25 tahun yang
mengonsumsi obat untuk jantung berdebar-debar
Propranolol secara teratur dirawat di rumaha sakit,
tetapi tidak membawa obat tersebut. Selama tinggal
dirawat dirumah sakit, dia mengeluhkan dada
berdebar dengan dengan cepat. Dokter di pusat
pemantauan pusat di Seoul meresepkan propranolol,
dan resep tersebut dikirim secara elektronik melalui
aplikasi ke apotek lokal sekitar 1,8km dari rumah
sakit tempat pasien dirawat. Kasus lain adalah
pasien laki-laki berusia 25 tahun dengan
hipertiroidisme yang diresepkan dan menerima
Methimazole menggunakan sistem resep elektronik.
Demikianlah di Korea selatan, penggunaan e-Resep
ini telah mulai banyak digunakan oleh institusi
kesehatan untuk memudahkan banyak pengguna.

159
PERAN TEKNOLOGI INFORMASI UNTUK BAGI PARA KLINISI

C. PERAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM


TINDAKAN PENCEGAHAN PENYAKIT

Tindakan preventif dalam mencegah insidensi


penyakit pada umumnya dilakukan dengan metode-
metode yang kurang efektif. Pada kasus wabah
COVID19, tindakan preventif dilakukan dengan
jalan melacak sumber dan tujuan penularan. Jika
telah ditemukan maka selanjutnya dilakukan upaya
isolasi baik isolasi secara mandiri maupun isolasi
instruktif ditempat tertentu. Pada kasus terjadinya
COVID19 di negeri China, pendekatan preventif
dilakukan dengan dukungan teknologi informasi.
Para penderita yang telah ditemukan positif akan
senantiasa dilacak posisinya dengan menggunakan
sinyal GPS dari perangkat gawai mereka. Dengan
demikian pergerakan mereka akan terdeteksi dan
akan memberikan system peringatan kepada
anggota masyarakat yang lain yang ada dalam radius
jangkauan penderita tersebut. Dengan demikian hal
ini akan meningkatkan efektifitas dari pencegahan
dan jaga jarak (socal distancing) yang diperlukan
dalam upaya melokalisasi penularan. Di Indonesia,
aplikasi yang meniru langkah pemerintah China dan
dibangun oleh pemerintah adalah aplikasi
Pedulilindungi. Akan tetapi efektifitas dari aplikasi
ini masih jauh panggang dari api karena tidak semua
masyarakat melek digital. Terlebih lagi tidak ada

160
PERAN TEKNOLOGI INFORMASI UNTUK BAGI PARA KLINISI

kewajiban bagi para penderita untuk mempunyai


aplikasi ini di gawai mereka, membuat teknologi
informasi tidak bisa berbuat banyak dalam
melokalisir terjadinya penularan COVID19.

D. PERAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM


PROMOSI KESEHATAN

Upaya-upaya promotif dalam meningkatkan taraf


kesehatan masyarakat secara konvensional pada
umumnya dilakukan secara terbatas dengan
metode-metode ceramah di ruangan atau di balai
pertemuan. Beberapa upaya dilakukan secara aktif
dengan mendatangi rumah-rumah masyarakat dan
dilakukan penyuluhan dengan lebih privat.
Walaupun demikian tentu saja upaya-upaya ini
terkadang dilakukan dengan tidak efisien
menghabiskan waktu dan sumber daya sementara
hasil yang diharapkan masih sangat jauh. Adapun
penggunaan teknologi dalam promosi kesehatan
akan dapat meningkatkan efisiensi waktu dan
tenaga, walaupun belum bisa mendukung intervensi
promosi kesehatan yang menargetkan individu
secara spesifik. Praktis contoh penggunaan seperti
itu dapat ditemukan misalnya adalah menyerukan
intervensi yang berfokus pada konteks dan
lingkungan, baik fisik maupun sosial, di mana orang
tinggal dan bekerja di. Demikian juga dengan studi
menilai kemungkinan keuntungan / kerugian

161
PERAN TEKNOLOGI INFORMASI UNTUK BAGI PARA KLINISI

dengan promosi kesehatan berbasis web


dibandingkan dengan pendekatan tradisional juga
disarankan. Teknologi informasi memiliki potensi
yang cukup besar untuk memperoleh data (baik dari
publik maupun dari profesional), untuk
mendistribusikan informasi dan untuk membuat
promosi kesehatan dan proses pengambilan
keputusan lebih transparan. Alat survei berbasis
internet dengan proses analisis otomatis dapat
digunakan secara lokal untuk menilai dan
mengembangkan kesehatan dan kesejahteraan
dalam berbagai pengaturan. Alat untuk menilai
kualitas informasi yang diturunkan dari Internet
telah dikembangkan, tetapi sedikit yang telah
dilakukan diarena memfasilitasi penambangan
informasi kesehatan yang kaya sehingga orang akan
mendapatkan perspektif seluas-luasnya tentang
masalah kesehatan mungkin. Teknologi untuk
memungkinkan diskusi yang terinformasi dan
terbuka tentang setiap dan semua proyek promosi
kesehatan sudah ada — itu hanya masalah waktu.

Sebelum inisiatif promosi kesehatan dibuka secara


terbuka dibahas (dan disetujui atau tidak disetujui)
di Internet oleh penerima potensial mereka.
Konsultatif demokrasi di Internet juga akan
memungkinkan warga negara untuk mengusulkan
inisiatif promosi kesehatan mereka sendiri,

162
PERAN TEKNOLOGI INFORMASI UNTUK BAGI PARA KLINISI

berpotensi menyebabkan pergeseran radikal


kekuasaan dipengaturan kebijakan promosi
kesehatan. Dari pada menyarankan definisi untuk
eHealthPromosi, tujuan dari ulasan ini adalah untuk
menerangi keanekaragaman teknologi informasi saat
inipenggunaan dalam promosi kesehatan. Secara
konseptual, ePromotion of Health atau Health
ePromotion akan lebih dekat untuk menggambarkan
peran instrumental teknologi informasi dalam
pekerjaan promosi kesehatan.

E. PERAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM


PENJAGAAN DAN PEMANTAUAN PASIEN

Setelah perawatan di rumah sakit, penanganan pada


pasien tidak berhenti sampai disana. Akan tetapi ada
beberapa pengobatan yang tidak boleh putus,
mengingat perawatan pada rumah sakit adalah
untuk mengembalikan kondisi umum pada pasien.
Walaupun sudah diperbolehkan untuk keluar
rumah sakit (KRS), seorang pasien tidak boleh tidak
harus melakukan upaya lanjutan rawat jalan. Pada
banyak kasus pasien yang telah menjalani rawat
jalan pasca rawat inap di rumah sakit, mereka
diminta untuk menggunakan perangkat yang dapat
dipakai ditubuh mereka. Perangkat ini akan
mengukur tanda-tanda vital mereka dan
memungkinkan staf medis untuk memantaunya dari
jarak jauh. Salah satu contoh aplikasi di Korea

163
PERAN TEKNOLOGI INFORMASI UNTUK BAGI PARA KLINISI

selatan adalah penggunaanVital-sign Data Recorder


(VDR-1000) dari Tribell Labs sebagai perangkat
pengukuran multi-fungsi medis yang dapat
dikenakan yang dapat dengan mudah digunakan
oleh pasien. Perangkat ini dapat langsung mengukur
elektrokardiogram (gambaran rekaman listrik
jantung) pasien, denyut nadi, saturasi oksigen
darah, bentuk gelombang pernapasan, laju
pernapasan, dan suhu tubuh. Data yang diukur
dikirim ke sistem pemantauan pusat menggunakan
koneksi internet dan kemudian diteruskan ke server
pemantauan di rumah sakit oleh staf medis di RS
Mungyeong dan RS Seoul dapat memantau tanda-
tanda vital pasien menggunakan monitor. Perangkat
lunak dapat mengatur alarm dengan ambang batas
yang berbeda untuk setiap pasien. Alarm berbunyi
ketika nilai di luar kisaran ambang diukur,
membantu staf medis merespons dengan cepat
memberikan advis medis atau mengirimkan bantuan
tenaga medis terdekat.

F. REFERENSI

El-Kareh R, Hasan O, Schiff GD Use of health


information technology to reduce diagnostic
errors BMJ Quality & Safety 2013;22:ii40-ii51.
Hudson, D.L. and Cohen, M.E., 2000. Evidence
Combination in a Meta-Neural System for
Clinical Diagnosis. In Proceedings Eighth
International Conference Information

164
PERAN TEKNOLOGI INFORMASI UNTUK BAGI PARA KLINISI

Processing and Management of Uncertainty


(Vol. 1, p. 19).
Lintonen TP, Konu AI, Seedhouse D. Information
technology in health promotion. Health Educ
Res. 2008 Jun;23(3):560-6. doi:
10.1093/her/cym001. Epub 2007 Feb 13.
PMID: 17301059.

PROFIL PENULIS

Oski Illiandri

Lahir di Kampung Kebalen Kota lama


kota Malang, 21 Februari 1977.
Setamat lulus dari SMA 3 Malang
tahun 1995 kemudian melanjutkan
pendidika ndokter di Fakultas
Kedokteran Universitas Airlangga
Surabaya (Unair) dan mendapatkan
gelar dokter (dr.) pada tahun 2003.
Pada tahun 2008 melanjutkan pendidikan magister dan
doktoral di Universitas Brawijaya Malang dan
mendapatkan gelar Doktor dalam bidang Ilmu Kedokteran
pada tahun 2017. Saat ini meniti karir sebagai akademisi
dan peneliti pada Fakultas Kedokteran Universitas
Lambung Mangkurat Banjarmasin Kalimantan selatan
dan dipercaya sebagai Ketua Departemen Ilmu Biomedis
di FK ULM, Ketua Unit Kemahasiswaan di FK ULM dan
anggota di Pusat Studi Stroke dan Kardiovaskuler FK
ULM. Tidak hanya di institusi pendidikan, ia juga aktif di
organisasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) serta
Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI). Dibidang
kemasyarakatan ia aktif dalam ketakmiran masjid
kampus An-Nafi Banjarmasin, dokter klinik di pesantren
kecil di Martapura, pengisi rutin rubrik kesehatan di
Radio Gema Madinah Kalsel. Dibidang kegiatan

165
PERAN TEKNOLOGI INFORMASI UNTUK BAGI PARA KLINISI

kemahasiswaan, ia juga berperan sebagai pembina di


organisasi mahasiswa. Selain itu, aktif sebagai pembicara
pada kajian pembinaan rohani remaja dan mahasiswa
muslim, anggota jaringan tim penelitian TBC Jetset, tim
penulis jurnal nasional maupun internasional, dan juga
mengasuh saluran edukasi di situs Youtube drAbdullah
Oski. Ia juga dipercaya sebagai reviewer artikel pada
jurnal internasional American Journal of Hypertension
(AJH) dan Acta Medica Indonesiana(AMI) dan sebagai
anggota dewan editor jurnal Indonesian Journal of Medical
Sciences and Public Health (IJMP).

166
BAB 10
Trend dan Issue Sistem Informasi
dan Teknologi Informasi Secara
Umum dan Teknologi Informasi
Bagi Dunia Ilmu Kesehatan

Irma Muslimin
POLTEKKES KEMENKES MAMUJU
Email : irmamuslimin.poltekes@gmail.com

A. SISTEM INFORMASI DAN TEKNOLOGI


INFORMASI

1. Defenisi Sistem Informasi

Salah satu yang muncul dibenak sebagian besar


orang ketika berbicara mengenai sistem informasi
adalah hal-hal yang terkait dengan teknologi
computer, padahal jika kita menyimak defenisi
sistem informasi itu sendiri tidak harus selalu
melibatkan system Komputer. Untuk lebih
jelasnya, isitilah sistem informasi dapat dilihat
berdasarkan pendapat beberapa ahli, seperti
penjelasan dibawah ini (Kadir, 2014):

a. Alter (1992), system informasi adalah


kombinasi antar prosedur kerja, informasi,
orang dan teknologi informasi yang

167
TREND DAN ISSUE SISTEM INFORMASI DAN TEKNOLOGI INFORMASI SECARA UMUM
DAN TEKNOLOGI INFORMASI BAGI DUNIA ILMU KESEHATAN

diorganisasikan untuk mencapai tujuan dalam


sebuah organisasi

b. Bodnar dan Hopwood (1993), sistem informasi


adalah kumpulan perangkat keras dan
perangkat lunak yang dirancang untuk
mentransformasikan data ke dalam bentuk
informasi yang berguna

c. Gellinas, Oram dan wiggins (1990), system


informasi adalah suatu sistem buatan manusia
yang secara umum terdiri atas sekumpulan
komponen berbasis komputer dan manual yang
dibuat untuk menghimpun, menyimpan dan
mengelola data serta menyediakan informasi
keluaran kepada pemakai.

d. Hall (2001), sistem informasi adalah sebuah


rangkaian prosedur formal dimana data
dikelompokkan, diproses menjadi informasi
dan didistribusikan kepada pemakai.

e. Turba, McLean, dan wetherbe (1999), sebuah


sistem informasi mengumpulkan, memproses,
menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan
informasi untuk tujuan yang spesifik.

f. Wilkinson (1992), sistem informasi adalah


kerangka kerja yang mengkoordinasikan
sumber daya (manusia, computer) untuk
mengubah masukan (input) menjadi keluaran

168
TREND DAN ISSUE SISTEM INFORMASI DAN TEKNOLOGI INFORMASI SECARA UMUM
DAN TEKNOLOGI INFORMASI BAGI DUNIA ILMU KESEHATAN

(informasi), guna mencapai sasaran-sasaran


perusahaan.

Dari beberapa defenisi yang dikemukakan oleh


beberapa pakar diatas dapat disimpulkan bahwa
sistem informasi merupakan suatu kesatuan
komponen atau elemen yang berfungsi dalam
mengumpulkan, memproses, menganalisis,
menyimpan dan menyebarluaskan pesan yang
berupa fakta yang memiliki makna bagi
penerimanya.

2. Defenisi Teknologi Informasi

Kata teknologi berasal dari bahasa Yunani


technologia, yang merupakan gabungan dari dua
kata yaitu tecne dan logia. Tecne yang berarti
kehalian dan logia yang berarti cabang dari
disiplin ilmu pengetahuan. Informasi merupakan
fakta yang berupa pesan yang memiliki makna,
yang disampiakan oleh seseorang kepada orang
lain. Dengan kata lain bahwa Teknologi informasi
adalah hasil rekayasa manusia terhadap proses
penyampaian informasi dari bagian pengirim ke
penerima sehingga pengiriman informasi tersebut
akan lebih cepat, lebih luas sebarannya, dan lebih
lama penyimpanannya (Jafar, 2018).

Teknologi informasi dijelaskan oleh (Lubis dan


Safii, 2018) meliputi segala hal yang berkaitan

169
TREND DAN ISSUE SISTEM INFORMASI DAN TEKNOLOGI INFORMASI SECARA UMUM
DAN TEKNOLOGI INFORMASI BAGI DUNIA ILMU KESEHATAN

dengan proses (penggunaan sebagai alat bantu),


manipulasi dan pengelolaan informasi. Menurut
Raymond Mcleod (1995) dalam (Lubis dan Safii,
2018): “informasi sebagai data yang telah diolah
menjadi bentuk yang berarti bagi penggunanya”.
Beberapa Kualitas Informasi:

a. Relevan: “seberapa jauh tingkat informasi


terhadap kenyataan kejadian masa lalu,
kejadian saat ini dan kejadian yang
akandatang”.

b. Akurat: “jika seluruh kebutuhan informasi


telah tersampaikan, pesannya sesuai dan
pesan yang disampaikan lengkap atauhanya
sistem yang diinginkan user”.

c. Tepat waktu: “proses harus diselesaikan tepat


waktu”.

d. Ekonomis: “daya jual yang tinggi dan


memberikan dampak yang luas”.

e. Efisien: Biaya operasional yang minimum dan


mampu menghasilkan makna mendalam.

f. Dapat dipercaya: memiliki transparansi yang


baik

3. Peranan Sistem Informasi

Saat ini aktivitas sebagaian besar manusia sangat


tergantung pada peranan teknologi dan informasi.

170
TREND DAN ISSUE SISTEM INFORMASI DAN TEKNOLOGI INFORMASI SECARA UMUM
DAN TEKNOLOGI INFORMASI BAGI DUNIA ILMU KESEHATAN

Teknologi informasi memberikan peranan yang


cukup besar terhadap perubahan-perubahan
yang mendasar pada struktur, operasi dan
manajemen organisasi. Adapun perenan sistem
informasi antara lain sebagai berikut:

a. Teknologi informasi melakukan otomasi


terhadap suatu tugas atau proses. Dalam hal
ini teknologi informasi menggantikan peran
manusia.

b. Teknologi memperkuat peran manusia. Dalam


hal ini teknologi informasi menyajikan
informasi terhadap suatu tugas atau proses.

c. Teknologi informasi berperan dalam


restrukturisasi peran manusia. Dalam hal ini
teknologi informasi menyebabkan adanya
perubahan-perubahan terhadap tugas pokok
manusia.

B. TREND DAN ISSUE SISTEM INFORMASI DAN


TEKNOLOGI INFORMASI

Sistem informasi dan teknologi saat ini berkembang


dengan pesat yang dipicu oleh temuan-temuan
dalam bidang rekayasa material mikro elektronika.
Adanya temuan-temuan ini tentunya sangat
berpengaruh terhadap bidang kehidupan umat
manusia, yang dimana saat ini semakin banyak
aktivitas manusia yang bergantung pada system

171
TREND DAN ISSUE SISTEM INFORMASI DAN TEKNOLOGI INFORMASI SECARA UMUM
DAN TEKNOLOGI INFORMASI BAGI DUNIA ILMU KESEHATAN

informasi dan teknoligi informasi(Fahyuni,


2017).Contoh yang paling nyata dalam kehidupan
sehari-hari khususnya dalam dunia pendidikan.
Pada tahun 2005 penggunaan teknologi
pembelajaran masih menggunakan OHP (Oven Head
Proyektor) yang berfungsi sebagai media
menyampaikan pesan oleh guru/dosen kepada
siswa/mahasiswanya yang membutuhkan bantuan
kertas transparan dan spidol, namun seiring dengan
perkembangan teknologi penggunaan OHP tersebut
semakin hari semakin tidak ditemukan lagi bahkan
mungkin di tahun 2021 ini sudah tidak lagi
digunakan. Pergerseran penggunaan media OHP
tersebut berubah dengan penggunaan LCD
Proyektor sebagai alat bantu pembelajaran yang
tidak lagi membutuhkan kertas transparan maupun
spidol merupakan salah satu bukti yang paling
sederhana adanya trend-trend penggunaan teknologi
dan informasi dalam kehidupan sehari-hari.

172
TREND DAN ISSUE SISTEM INFORMASI DAN TEKNOLOGI INFORMASI SECARA UMUM
DAN TEKNOLOGI INFORMASI BAGI DUNIA ILMU KESEHATAN

Media berbasis Komputer

Sumber : (Sumber: Eni. 2017)

Dalam bukunya (Jafar, 2018), menjelaskan sejarah


Sistem dan teknlogi informasi sebagai berikut:

1. Masa Praaksara (sebelum 3000 SM)

Manusia pada awalnya mengembangkan teknologi


informasi sebagai suatu sistem pengenalan
bentuk-bentuk informasi melalui gambar yang
kemudian mereka terapkan ke dalam dinding-
dinding gua, seperti misalnya aktivitas mereka
dalam berburu, hal ini sebagai bentuk
transformasi bahwa manusia pada zaman ini
mulai mengenal benda disekelilingnya kemudian

173
TREND DAN ISSUE SISTEM INFORMASI DAN TEKNOLOGI INFORMASI SECARA UMUM
DAN TEKNOLOGI INFORMASI BAGI DUNIA ILMU KESEHATAN

mereka lukiskan pada dinding gua. Setelah itu,


berkembang teknoligi dengan mulai
diciptakannya alat-alat yang mampu
menghasilkan bunyi dan isyarat seeprti gendang,
terompet yang terbuat dari tanduk binatang.

2. Masa Mengenal Tulisan (3000 SM s/d 1400 M)

Masa ini dimulai dengan ditemukannya abjad


fonetik yaitu huruf-huruf yang diciptakan
berdasarkan bunyi ucapan. Pada zaman ini
kemajuna bidang informasi dan teknologi serta
komunkasi mulai berkembang pesat sejak
ditemukannya media kertas. Namun pada zaman
ini informasi belum disebakan secara massal.

3. Masa Modern (1400 M sampai sekarang)

Perkembangan teknologi dan informasi pada masa


modern dimulai sejak tahun 1400 hingga saat ini.
Masa ini ditandai dengan kemajuan yang luar
biasa pesat pada perkembangan teknolgi dan
informasi. Berbagai media informasi baik cetak
maupun elektronik mulai muncul seiring dengan
perkembangan teknologi yang makin canggih.

Perkembangan teknologi dan informasi yang saat


ini dihadapi khususnya oleh masyarakat
Indonesia adalah era industry 4.0. pada era ini
masyarakat ditunttu untuk mampu
menggunakan teknologi dalam berbagaik aktivitas

174
TREND DAN ISSUE SISTEM INFORMASI DAN TEKNOLOGI INFORMASI SECARA UMUM
DAN TEKNOLOGI INFORMASI BAGI DUNIA ILMU KESEHATAN

sehari-hari. Kegiatan-kegiatan manusia yang


didominasi oleh peran teknologi seperti transaksi
ekonomi yang mulai dilakukan secara elektronik,
munculnya peralatan-peralatan listrik yang
mampu meringankan beban kerja manusia,
merupakan contoh konkrit perkembangan sistem
informasi dan teknologi yang berkembang sangat
pesat.Saat ini masyarakat tidak lagi diharuskan
menggunakan uang tunai untuk melakukan
pembayaran dalam melaksanakan transaksi
apapun, informasi yang dikirim dari satu orang
kepada orang lain tidak lagi mengharuskan
adanya tatap muka antara si pemberi dan
penerima pesan.

C. PENGEMBANGAN SISTEM DAN TEKNOLOGI


INFORMASI

Pengembangan sistem dapat diartikan menyusun


suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem
yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki
sistem yang telah ada. (Chamdan Purnama, 2016)
Ada beberapa hal yang menjadi penyebab pergantian
atau perbaikan sistem yang telah ada, yaitu:
(Chamdan Purnama, 2016)

1. Ketidakberesan

Munculnya ketidakberesan dalam sistem yang


lama menyebabkan sistem yang lama tersebut

175
TREND DAN ISSUE SISTEM INFORMASI DAN TEKNOLOGI INFORMASI SECARA UMUM
DAN TEKNOLOGI INFORMASI BAGI DUNIA ILMU KESEHATAN

tidak dapat beroperasi sesuai dengan harapan


pengguna. Ketidakberesan tersebut dapat berupa:

a. Kecurangan disengaja yang menyebabkan tidak


amannya harta

b. kekayaan perusahaan dan kebenaran dari data


menjadi

c. kurangterjamin.

d. Kesalahan-kesalahan yang tidak disengaja


yang juga dapatmenyebabkan kebenaran dari
data kurang terjamin.

e. Tidak efisiennya operasi.

f. Tidak ditaatinya kebijaksanaan manajemen


yang telah ditetapkan

2. Pertumbuhan organisasi

Pertumbuhan organisasi diantaranya adalah


kebutuhan informasi yang semakin luas, volume
pengolahan data yang semakin meningkat,
adanya perubahan prinsip akuntansi. Perubahan
ini menyebabkan sistem yang lama tidak efektif
lagi, sehingga sistem yang lama sudah tidak dapat
memenuhi lagi semua kebutuhan informasi yang
dibutuhkan manajemen.

Pengembangan teknologi informasi merupakan


upaya-upaya yang dilakukan oleh sekelompok
orang dalam memajukan teknologi informasi di

176
TREND DAN ISSUE SISTEM INFORMASI DAN TEKNOLOGI INFORMASI SECARA UMUM
DAN TEKNOLOGI INFORMASI BAGI DUNIA ILMU KESEHATAN

dunia. Menurut (Lubis dan Safii, 2018), ada tiga


klasifikasi kemajuan teknologi, yaitu:

a. Kemajuan teknologi yang bersifat netral, hal ini


terjadi bila tingkat output yang dicapai dengan
kuantitas dan kombinasi factor-faktor input
yang sama

b. Kemajuan teknologi yang hemat tenaga kerja,


hal ini terjadi sejak abad ke-19 yang ditandai
dengan meningkatnya teknologi yang hemat
tenaga kerja dalam memproduksi sesuatu
mulai dari sector pertanian hingga
transportasi.

c. Kemajuan teknologi yang hemat modal.


Fenomena ini relatif langka karena hamper
semua riset teknologi dan ilmu pengetahuan
dilakukan Negara-negara maju lebih dilakukan
untuk menghemat tenaga kerjan bukan
modalnya.

D. TEKNOLOGI INFORMASI BAGI DUNIA


KESEHATAN

Kementerian Kesehatan dalam melakukan penataan


sistem data dan informasi di bidang kesehatan telah
menerapkan penggunaan teknologi informasi. secara
umum, e-kesehatan dengan upaya meningkatkan
arus informasi, melalui sarana elektronik, untuk
mendukung pelayanan kesehatan dan pengelolaan

177
TREND DAN ISSUE SISTEM INFORMASI DAN TEKNOLOGI INFORMASI SECARA UMUM
DAN TEKNOLOGI INFORMASI BAGI DUNIA ILMU KESEHATAN

sistem kesehatan Ruang lingkup e-kesehatan terbagi


atas Sistem Informasi Kesehatan (SIK) dan tele-
kesehatan. SIK adalah seperangkat tatanan yang
meliputi data, informasi, indikator, prosedur,
perangkat, teknologi, dan sumber daya manusia
yang saling berkaitan dan dikelola secara terpadu
untuk mengarahkan tindakan atau keputusan yang
berguna dalam mendukung pembangunan
kesehatan.Telemedicine adalah pemakaian
telekomunikasi untuk memberikan informasi dan
pelayanan medis jarakjauh dalam upaya
meningkatkan kualitas Upaya Kesehatan
Perorangan (UKP). Termasuk di dalamnya antara
lain Teleradiologi, Telekardiologi, Telefarmasi,
Telekonsultasi, dsb. Sedangkan tele-kesehatan
(telehealth) adalah pemakaian telekomunikasi untuk
memberikan informasi dan pelayanan yang
lingkupnya lebih luas, termasuk kepentingan
konsumen dan pengguna akhir yang menjadi fokus
kegiatan peningkatan upaya kesehatan masyarakat
(Widyastuti Wibisana, 2019). Secara dirinci beberapa
implementasi penerapan teknologi dibidang
kesehatan dapat dilihat di bawah ini:

178
TREND DAN ISSUE SISTEM INFORMASI DAN TEKNOLOGI INFORMASI SECARA UMUM
DAN TEKNOLOGI INFORMASI BAGI DUNIA ILMU KESEHATAN

1. Penggunaan aplikasi pelayanan kesehatan secara


daring (online) di ponsel pintar (Amelia, 2020).

Layanan Kesehatan Berbasis Online

Sumber:
(Sumber:https://www.klikdokter.com/info-
sehat/read/2664645/melihat-perkembangan-
teknologi-kesehatan-di-era-digital)
2. Wearables atau Perangkat yang Dikenakan di
Tubuh. Weareables sebuah alat berbentuk gelang
dengan fungsi utama gelang ini adalah dapat
mengukur frekuensi dan target berbagai jenis
aktivitas fisik, menilai pola tidur, serta mengukur
detak jantung.

179
TREND DAN ISSUE SISTEM INFORMASI DAN TEKNOLOGI INFORMASI SECARA UMUM
DAN TEKNOLOGI INFORMASI BAGI DUNIA ILMU KESEHATAN

Teknologi Wearables

3. Pengembangan Teknologi Blockhain

Pada proses perawatan tentunya akan dijumpai


saat dimana harus berganti dokter atau dirujuk
ke dokter spesialis. Munculnya teknologi
blockchain membantu okter pun bisa melihat
riwayat medis pasien secara lengkap sehingga
Anda bisa segera mendapat perawatan dan
pengobatan yang diperlukan

E. REFERENSI

Amelia, Fi. (2020) Melihat Perkembangan Teknologi


Kesehatan di Era Digital. Tersedia pada:
https://www.klikdokter.com/info-
sehat/read/2664645/melihat-perkembangan-
teknologi-kesehatan-di-era-digital.
Chamdan Purnama (2016) Sistem Informasi
Manajemen. 1 ed. Diedit oleh C. Anam.

180
TREND DAN ISSUE SISTEM INFORMASI DAN TEKNOLOGI INFORMASI SECARA UMUM
DAN TEKNOLOGI INFORMASI BAGI DUNIA ILMU KESEHATAN

Mojokerto: Insan Global x. doi:


10.31227/osf.io/64km2.
Fahyuni, E. F. (2017) Teknologi, Informasi dan
Komunikasi. I. Diedit oleh M. P. Septi Budi
Sartika dan M. K. M. Tanzil Multazam , S.H.
Sidoarjo: UMSIDA Press.
Jafar, M. (2018) Teknologi dan Informasi Pendidikan.
I. Diedit oleh D. N. Karlina. Jakarta:
Laboratorium Sosial Politik Press.
Kadir, A. (2014) Pengenalan sistem informasi edisi
revisi. Yogyakarta: Andi, 2.No Title, Edisi Revisi.
doi: 10.13140/2.1.2637.6328.
Lubis, I. dan Safii, M. (2018) Smart Economy Kota
Tangerang Selatan. 1 ed. Diedit oleh
Syamruddin. Tanggerang Selatan: PT Karya
Abadi Mitra Indo.
Widyastuti Wibisana (2019) “Kajian Sektor
Kesehatan: Penguatan Sistem Pelayanan
Kesehatan,” in Inti Wikanestri, Dzulfikar Arifi,
Renova Glorya MOntesori Siahaan, Pungkas
Bahjuri Ali, A. G. (ed.) Kajian Sektor Kesehatan:
Penguatan Sistem Pelayanan Kesehatan. 1 ed.
Jakarta Pusat: Direktorat Kesehatan dan Gizi
Masyarakat, hal. 63.

PROFIL PENULIS

Irma Muslimin, SKM, M.Kes.

Lahir di Pangkep, Sulawesi Selatan pada


tanggal 6 November 1987. Lulus S1 pada
Fakultas Kesehatan Masyaraka
Universitas Hasanuddin, Konsentrasi
Epidemiologi pada tahun 2009. Lulus S2
pada tahun 2011. Saat ini menjabat
sebagai Kepala Pusat Penelitian dan

181
TREND DAN ISSUE SISTEM INFORMASI DAN TEKNOLOGI INFORMASI SECARA UMUM
DAN TEKNOLOGI INFORMASI BAGI DUNIA ILMU KESEHATAN

Pengabdian Masyarakat Poltekkes Kemenkes


Mamuju.Pernah menjabat sebagai ketua Program Studi
Kebidanan Universitas Patria Artha Makassar, Ketua
Lembaga Peneltiian dan Pengabian Masyarakat, Dekan
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Patria Artha
Makassar. Pada tahun 2015 menjadi ASN Dosen di
Poltekkes Kemenkes Mamuju.

182
PENUTUP

Kami dari Tim Penulis terdiri dari Zulkarnain Hamson,


S.Sos., M.Si, I Kadek Dwi Gandika Supartha, ST.,MT,
Muh. Hasan Wahyudi, S.Kom., MT, Sugiyarto, SST.,Ns.,
M.Kes, Yulia Fitri, SST., M.Biomed, Dr.Muntasir,
S.Si.,Apt., M.Si, Hasnah Taureng SST., M.Kes, Regina
Ona Adesta, S.Kep.,Ns., M.Kep, Dr. dr. Oski Illiandri.,
M.Kes, Irma Muslimin, SKM., M.Kes mengucapkan Terima
Kasih untuk semua Pihak yang terlibat dalam pembuatan
Buku ini semoga Kedepannya kami bisa melanjutkan
Tulisan kami di Edisi selanjutnya.

KEKUATAN TIM ADALAH MASING-MASING ANGGOTA


INDIVIDU, KEKUATAN SETIAP ANGGOTA ADALAH TIM

Tim Penulis

183
View publication stats

Anda mungkin juga menyukai