Anda di halaman 1dari 161

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/344503772

Islam dan Kesehatan Masyarakat: Studi Kasus Konsumsi Rokok di Indonesia

Book · October 2020

CITATIONS READS

0 715

7 authors, including:

Rahmatina Kasri Abdillah Ahsan


University of Indonesia University of Indonesia
34 PUBLICATIONS   514 CITATIONS    115 PUBLICATIONS   325 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Askar Muhammad Adrian Nadira Amalia


University of Indonesia University of Indonesia
1 PUBLICATION   0 CITATIONS    14 PUBLICATIONS   6 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Road Safety for Children in Indonesia View project

FCTC and Economic Condition : A Lesson Learned for Indonesia View project

All content following this page was uploaded by Abdillah Ahsan on 09 October 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Islam dan Kesehatan Masyarakat:
Studi Kasus Konsumsi Rokok di Indonesia

i
ii
Islam dan Kesehatan Masyarakat:
Studi Kasus Konsumsi Rokok di Indonesia

Penulis:
Rahmatina Awaliah Kasri
Muhammad Imdadun Rahmat
Abdillah Ahsan
Askar Muhammad
Ayu Tyas Purnamasari
Nadira Amalia
Adela Miranti Yuniar

iii
Islam dan Kesehatan Masyarakat: Studi Kasus Konsumsi Rokok di Indonesia:
UI Publishing, 2020

xii, 146 hlm. ; 15,5 x 23


ISBN : 978-979-456-931-3
E-ISBN : 978-979-456-932-0

Redaksi:
PEBS FEB UI, Gedung B, Lantai 1, FEB UI, Kampus UI Depok
Telp. 021-7272425, ext. 700; Fax. 021-7863423; Email: salam@pebs-febui.org

©Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengutip, memperbanyak dan menerjemahkan sebagian
atau seluruh isi buku ini tanpa ijin tertulis dari penulis dan penerbit.

Cetakan 2020

Diterbitkan pertama kali oleh UI Publishing


Anggota IKAPI & APPTI, Jakarta
Jalan Salemba 4, Jakarta 10430
Tel. +62 21 319-35373; 319-30172; 319-30252
Kompleks ILRC Gedung B Lt. 1 & 2
Perpustakaan Lama Universitas Indonesia
Kampus UI, Depok, Jawa Barat 16424
Tel. +62 21 788-88199; 788-88278
E-mail: uipublishing@ui.ac.id

iv
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

P uji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat
dan karunia-Nya tim kami bisa menyelesaikan penulisan buku Islam
dan Kesehatan Masyarakat ini. Penulisan buku ini merupakan bagian dari
kerjasama antara Pusat Ekonomi dan Bisnis (PEBS) FEB UI dan The
International Union Against Tuberculosis and Lung Disease (The Union)
dalam rangka meningkatkan pemahaman dan literasi terkait kesehatan
masyarakat dari perspektif Islam.
Kesehatan masyarakat merupakan topik yang sangat penting untuk dibahas.
Kesehatan masyarakat merupakan modal dasar pembangunan sebuah
negara, sekaligus aspek penting dalam Sustainable Development Goals
(SDGs) yang menjadi tujuan utama pembangunan global saat ini. Tidak
hanya itu, ditengah kondisi global yang saat ini dilanda oleh pandemic
Covid-19, konsep dan praktek kesehatan masyarakat yang baik menjadi
semakin penting untuk dipahami. Di satu sisi, penelitian menyebutkan
bahwa penyebaran Covid-19 sangat cepat di kalangan masyarakat yang
memiliki penyakit komorbid atau penyakit penyerta, yang umumnya dipicu
oleh pola konsumsi dan gaya hidup yang tidak sehat seperti konsumsi
alkohol dan rokok yang berlebihan. Sementara disisi lain, ajaran Islam
sebenarnya telah memberikan panduan mengenai perilaku hidup sehat.
Namun dalam kenyataannya masih banyak yang belum memahami dan
mempraktekkan hal ini.
Oleh karena itu, Buku Islam dan Kesehatan Masyarakat ini hadir untuk
memberikan gambaran terkait konsep dan praktek kesehatan masyarakat
dalam perspektif Islam. Buku ini menguraikan pandangan Rasul dan
Ulama terdahulu terkait kesehatan masyarakat serta menjelaskan perspektif
fiqh Islam terhadap isu-isu yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat,
khususnya terkait konsumsi dan pengendalian rokok. Selain itu, bahasan
buku ini juga mencakup uraian mengenai kebijakan pengendalian yang
diambil untuk dapat meningkatkan kesehatan masyarakat.
Kami berterima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung terbitnya
buku ini, khususnya The International Union Against Tuberculosis and
Lung Disease (The Union) yang telah memberikan dukungan finansial
dalam penulisan buku ini. Kami berharap kehadiran buku ini bisa menjadi

v
salah satu kontribusi PEBS FEB UI dan The Union dalam meningkatan
pengetahuan dan kesadaran masyarakat terkait pentingnya kesehatan
publik. Buku ini juga diharapkan bisa menjadi referensi bagi semua pihak
yang tertarik dengan isu-isu pembangunan sosial, khususnya terkait Islam
dan kesehatan masyarakat. Inshaallah.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Kepala PEBS FEB UI

Rahmatina Awaliah Kasri

vi
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................... v


DAFTAR ISI ...................................................................................... vii
DAFTAR GRAFIK ........................................................................... ix
DAFTAR TABEL .............................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ......................................................................... xi
BAB 1 ................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ......................................................................... 1
BAB 2 ................................................................................................ 5
TINJAUAN SEJARAH ISLAM TERHADAP KONSEP DAN
PRAKTEK KESEHATAN MASYARAKAT ................................ 5
2.1. Konsep dan Praktek Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬terkait Kesehatan
Masyarakat ............................................................................... 5
2.2. Pandangan Ulama Klasik terkait Kesehatan Masyarakat ........ 25
BAB 3 ................................................................................................ 38
PRAKTEK KESEHATAN MASYARAKAT KONTEMPORER 38
3.1. Praktek Kesehatan Masyarakat secara Global ......................... 39
3.1.1. Status Kesehatan Masyarakat .................................... 41
3.1.2. Determinan Status Kesehatan Masyarakat ................ 43
3.2. Perilaku Merokok ................................................................. 45
3.3. Dampak Konsumsi Rokok ...................................................... 48
3.3.1. Dampak Kesehatan ....................................................... 48
3.3.2. Dampak Ekonomi ......................................................... 50
3.3.3. Dampak Sosial Lainnya ................................................ 53
BAB 4 ................................................................................................. 55
PERILAKU MEROKOK DALAM PERSPEKTIF FIQH ............ 55
4.1. Posisi Rokok Dalam Hukum Islam ......................................... 55
4.1.1. Pendapat Yang “Merinci” Hukum Rokok .................. 57
4.1.2. Ulama Yang Menghukumi Rokok Haram .................. 71

vii
4.2. Kesehatan dan Tujuan Syariat (Maqashidus Syariah) ............. 79
4.3. Pembatasan Merokok dalam Tinjauan Etika Islam ................. 84
4.4. Lesson Learned: Pesan Moral Kemashlahatan ........................ 92
BAB 5 ................................................................................................ 101
KONDISI DAN ANALISIS KEBIJAKAN PENGENDALIAN
ROKOK ......................................................................................... 101
5.1. Pengendalian Tembakau secara Global ................................ 101
5.2. Analisis Kebijakan Pengendalian Rokok secara Global ....... 103
5.3. Kebijakan Pengendalian Rokok di Indonesia dalam Posisi Indonesia
sebagai Negara dengan Muslim terbanyak dan Bagian dari OKI ..... 117
5.4. Analisis Kebijakan Pengendalian Rokok di Indonesia ........... 128
BAB 6 ................................................................................................ 138
PENUTUP ..................................................................................... 138
6.1. Kesimpulan .............................................................................. 138
6.2. Rekomendasi ........................................................................... 140
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 143

viii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1.1 Perbandingan Persentase Pengeluaran untuk Kesehatan terhadap PDB 2
Grafik 1.2 Persentase Penyakit Tidak Menular di Indonesia ...................... 4

Grafik 3.1 Kematian berdasarkan Penyebab di Dunia pada tahun 2017 ... 42

Grafik 3.2 Konsumsi Rokok secara Global menurut WHO Region tahun 1999 – 2016 46

Grafik 3.3 Jumlah Konsumsi Rokok berdasarkan Tingkat Ekonomi ........ 47

Grafik 3.4 Konsumsi Keluarga Perokok Tahun 2007 dan 2014 ................. 51

Grafik 5.1 Persentase Penduduk Dunia yang Terlindungi Kebijakan


Pengendalian Tembakau, 2018 .................................................... 104

Grafik 5.2 Prevalensi konsumsi tembakau pada penduduk dunia usia > 15 tahun 106

Grafik 5.3 Proporsi Konsumsi Tembakau pada Penduduk > 15 tahun, 2007- 2018 118

Grafik 5.4 Tren Prevalensi Merokok pada Penduduk Umur < 18 tahun 119

Grafik 5.5 Proporsi Umur Pertama Kali Merokok pada Penduduk


Umur 15 Tahun ke atas, 2018 ..................................................... 120

Grafik 5.6 Proporsi Frekuensi Keterpaparan Perokok Pasif Umur ≥ 10 Tahun


Menurut Kelompok Umur Tahun 2018 .................................................. 121

Grafik 5.7 Konsumsi per Kapita Perokok Dewasa dan Keterjangkauan Rokok
di Indonesia tahun 2002 – 2016 .................................................... 124

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Harapan Hidup dan Harapan Hidup Sehat menurut Jenis Kelamin,
Wilayah WHO dan Kelompok Pendapatan berdasarkan Bank Dunia 41

Tabel 3.2 Kontribusi Rokok terhadap Kemiskinan periode 2017-2019 52


Tabel 3.3 Kerugian Akibat Rokok ..................................................... 53

Tabel 5.1 Indikator dan Deskripsi pada Masing-Masing Kebijakan MPOWER 107

Tabel 5.2 Dampak terhadap Tubuh setelah Berhenti Merokok ......... 110

Tabel 5.3 Capaian dan Target yang akan dicapai dalam Peta Jalan
Pengendalian Dampak Konsumsi Rokok bagi Kesehatan 125

Tabel 5.4 Estimasi Prevalensi Merokok menurut Standar Usia WHO


di antara Mereka yang Berusia 15 Tahun atau Lebih, 2017 129

Tabel 5.5. Tarif Cukai Rokok ............................................................ 136

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Determinan Status Kesehatan Masyarakat .................... 43

Gambar 5.1 Kemasan Rokok di Nepal .............................................. 114

Gambar 5.2 Plain Packaging di Australia .......................................... 114

Gambar 5.3 Rokok dan Kemiskinan .................................................. 123

Gambar 5.4 Poster QUIT-LINE Kementerian Kesehatan Indonesia 131

Gambar 5.5 Gambar Peringatan Kesehatan pada Kemasan Produk


Tembakau ...................................................................... 134

xi
xii
BAB 1
1. PENDAHULUAN

K esehatan masyarakat merupakan suatu hal yang sangat penting bagi


keberlangsungan hidup manusia. Dalam hal ini, kesehatan masyarakat
tidak hanya memiliki peran penting dalam upaya peningkatan kualitas
sumber daya manusia, tapi lebih jauh lagi dikarenakan sumber daya manusia
yang baik merupakan salah satu modal utama dalam penyelesaian berbagai
permasalahan yang terjadi. Maka dari itu, dalam melakukan pengukuran
Indeks Pembangunan Manusia, kesehatan juga menjadi salah satu komponen
utama. Kesehatan juga berperan penting dalam konteks penanggulangan
kemiskinan dan pembangunan ekonomi.
Sementara itu, dalam perspektif Islam, kesehatan juga merupakan hal yang
sangat penting. Pada dasarnya, syariat Islam bertujuan untuk menggapai
kebaikan (maslahah) dan mencegah keburukan (mafsadat), termasuk dalam hal
kesehatan. Islam mengajarkan umatnya untuk senantiasa menjaga kebersihan,
baik diri sendiri maupun lingkungan sekitarnya. Sebagaimana terdapat dalam
salah satu hadits dari Rasulullah ‫ ﷺ‬yang menyebutkan bahwa kebersihan
itu adalah sebagian daripada iman, dimana salah satu maknanya adalah jika
kebersihan diri dan lingkungan sudah terjaga, tentu kesehatan akan diperoleh.
Sebagai teladan yang sangat baik, Rasūlullah ‫ ﷺ‬juga telah memberikan berbagai
contoh dan anjuran bagi manusia untuk senantiasa menjaga kesehatan diri dan
menjaga kesehatan masyarakat. Selain itu, Rasūlullah ‫ ﷺ‬pun menyampaikan
larangan-larangan yang dapat menjadi penyebab dari timbulnya berbagai
keburukan di waktu yang akan datang termasuk yang dapat mengganggu
kesehatan masyarakat.
Akan tetapi, saat ini kondisi kesehatan masyarakat di negara negara-negara
muslim justru belum menunjukkan keadaan yang baik. Berdasarkan Millenium
Development Goals (MDGs) score-card yang dikeluarkan oleh the Islamic
Development Bank (IDB) pada tahun 2011, banyak anggota negara Organisasi
Kerjasama Islam (OKI) yang belum berhasil mencapai tiga tujuan utama
MDGs yang terkait dengan bidang kesehatan, dimana ketiga tujuan tersebut
antara lain menurunkan angka kematian anak, meningkatkan kesehatan Ibu
dan memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya. Hal tersebut
disebabkan karena literasi akan pentingnya kesehatan di masyarakat pada
negara-negara anggota OKI masih rendah, dimana literasi yang rendah terjadi
karena mayoritas negara anggota OKI merupakan negara berpenghasilan rendah

1
sehingga banyak mitos dan hal tabu yang berlaku dan menyebabkan rendahnya
sehingga
akses danbanyak
penggunaanmitoslayanan
dan hal tabu yang berlaku
perawatan kesehatan danyang
menyebabkan rendahnya
sangat penting untuk
akses dan penggunaan
kelangsungan hidup mereka.layanan perawatan kesehatan yang sangat penting untuk
kelangsungan hidup mereka.
Selain itu, berdasarkan data Kementerian Kesehatan (2019), diperkirakan
Selain sebanyak
bahwa itu, berdasarkan data Kementerian
45,6% kematian Kesehatan
di negara-negara (2019),
anggota OKIdiperkirakan
disebabkan
bahwa
oleh sebanyak
penyakit 45,6%
menular yangkematian di negara-negara
terjadi karena terbatasnyaanggota
akses dan OKI disebabkan
keterjangkauan
oleh penyakit
terhadap obat,menular
termasuk yang terjadi
vaksin, karena terbatasnya
terutama akses dan
di negara konflik danketerjangkauan
berpendapatan
terhadap obat, termasuk vaksin, terutama di
rendah, sehingga menyebabkan masih tingginya kematian akibat negara konflik dan berpendapatan
penyakit.
rendah, sehingga menyebabkan masih tingginya kematian
Selain itu, hal ini juga disebabkan salah satunya karena karena kapasitas industri akibat penyakit.
Selain itu,
farmasi hal
disalah ini juga
negara disebabkan
anggota OKI salah masih
yang satunyasangat
karenaterbatas
karena kapasitas industri
disebabkan satunya karena karena kapasitas industri farmasi disehingga mereka
negara anggota OKI
farmasi
memenuhi di negara
kebutuhannyaanggota OKI yang masih sangat terbatas sehingga mereka
yang masih sangat terbatas dengan
sehinggavaksin
mereka impor dari negara
memenuhi non-OKIdengan
kebutuhannya atau pihak
vaksin
memenuhi
ketiga.
impor Selain
dari
kebutuhannya
negaraitu, kurangnya
non-OKI
dengan vaksin
pengawasan
atau pihak
impor dari
terhadap
ketiga. Selain
negara non-OKI
obat memperburuk
itu, kurangnya
ataukondisi
pengawasan
pihak
terhadap
ketiga.
obat Selain
ini, seperti
memperburuk itu,
maraknya kurangnya
obatini,
kondisi palsupengawasan
dan obat
seperti terhadap
substandar
maraknya obat memperburuk
serta penggunaan
obat palsu kondisi
obat yang
dan obat substandar serta
ini, seperti maraknya
penggunaan obat yang obat
tidakpalsu dan obat
rasional yang substandar
dapat serta penggunaan
memberikan obat yangbagi
risiko kesehatan
tidak rasional yang dapat memberikan risiko kesehatan bagi masyarakat.
tidak rasional yang dapat memberikan risiko kesehatan bagi masyarakat.
masyarakat.
Kondisi kesehatan masyarakat di negara OKI juga masih belum baik salah satunya
Kondisikesehatan
Kondisi kesehatanmasyarakat
masyarakatdidi negara
negara OKI
OKI juga
juga masih
masihbelum
belum baik salah
baik satunya
salah satunya
disebabkan oleh persentase pengeluaran untuk kesehatan terhadap PDB masih
disebabkan
disebabkan oleh
oleh persentase
persentase pengeluaran
pengeluaran untuk
untuk kesehatan
kesehatan terhadap
terhadap PDB PDB masih
masih sangat
sangat rendah jika dibandingkan dengan negara-negara lainnya, sebagaimana
sangat
rendah rendah jika dibandingkan dengan negara-negara lainnya, sebagaimana
dapat jika dibandingkan
dilihat pada grafikdengan
1.1 di negara-negara
bawah ini. Grafik lainnya,
1.1 sebagaimana
ini memberikan dapatgambaran
dilihat pada
dapat1.1
grafik dilihat pada grafik
di bawah 1.1 di 1.1
ini. Grafik bawahini ini. Grafik 1.1gambaran
memberikan ini memberikan
tentang gambaran
perbandingan
tentang perbandingan persentase
tentang perbandingan persentase
pengeluaran untuk
pengeluaran
untuk kesehatan terhadap
terhadap PDB PDB
persentase pengeluaran untuk kesehatan terhadap PDB darikesehatannegara anggota OKI, negara
dari
dari negara
negara anggota
anggota OKI, negara berkembang
OKI, negara berkembang non-OKI,
non-OKI,dan dannegara
negaramaju.
maju.
berkembang non-OKI, dan negara maju.
Grafik
Grafik 1.1
Grafik1.1 Perbandingan Persentase
1.1 Perbandingan Pengeluaran
PersentasePengeluaran
Persentase untuk
Pengeluaranuntuk
untukKesehatan
Kesehatan
Kesehatan terhadap PDB
terhadap
terhadap PDBPDB

25,00% 12,80%
11,80%

20,00% 9,40%

15,00%

5,50% 5,30% 5,50%


10,00%

3,80% 4,20% 4,40%


5,00%

0,00%
2000 2010 2016

Negara Anggota OKI Negara Berkembang Non-OKI Negara Maju

Sumber: OIC Health


Health Report
Report2019
2019
Sumber: OIC Health Report 2019
Pada grafik 1.1 di atas, dapat dilihat bahwa persentase pengeluaran untuk
Padagrafik
grafik1.11.1
Pada di di
atas,atas, dapat
dapat dilihat
dilihat bahwabahwa persentase
persentase pengeluaran
pengeluaran untuk
untuk kesehatan
kesehatan
kesehatan
terhadap
terhadap
PDBterhadap
PDB dari
PDB dari
dari negara-negara
negara-negara
negara-negara
anggota
anggota
anggota
OKI yaitu sebesar
OKI
4,4%OKI
yaitu
pada yaitu
sebesar
sebesar
tahun 2016 masih
sangat jauh di bawah negara-negara lainnya terutama negara maju yang persentasenya
adalah sebesar 12,80% pada tahun 2016. Selain itu, selama periode tahun 2000 dan 2016,
bagian dari PDB yang dialokasikan oleh negara-negara OKI untuk kesehatan hanya
22
meningkat kurang dari 1%, sementara selama periode yang sama, negara maju justru
melaporkan peningkatan yang lebih besar yaitu 3,4%. Dalam konteks ketersediaan
4,4% pada tahun 2016 masih sangat jauh di bawah negara-negara lainnya
terutama negara maju yang persentasenya adalah sebesar 12,80% pada tahun
2016. Selain itu, selama periode tahun 2000 dan 2016, bagian dari PDB yang
dialokasikan oleh negara-negara OKI untuk kesehatan hanya meningkat kurang
dari 1%, sementara selama periode yang sama, negara maju justru melaporkan
peningkatan yang lebih besar yaitu 3,4%. Dalam konteks ketersediaan fasilitas
kesehatan, rasio adanya pusat kesehatan di negara-negara OKI hanyalah 2 per
100.000 orang pada tahun 2013 (OIC Health Report, 2019).
Selain itu, berdasarkan OIC Health Report (2019), dalam hal jumlah tempat tidur
rumah sakit yang merupakan indikator penting dari sumber daya yang tersedia
untuk perawatan rawat inap dan akses keseluruhan ke layanan rumah sakit, negara-
negara anggota OKI juga masih tertinggal. Secara global terdapat 28 tempat tidur
rumah sakit per 10.000 orang pada tahun 2005-2015, namun ketersediaan tempat
tidur rumah sakit di negara-negara anggota OKI relatif rendah, karena hanya
terdapat 13 tempat tidur rumah sakit untuk 10.000 orang pada tahun 2005-2015.
Hal ini mengindikasikan minimnya akses dan penggunaan layanan kesehatan
di negara-negara anggota OKI serta masih terbatasnya fasilitas kesehatan yang
tersedia. Dengan demikian, beberapa kondisi yang disebutkan tersebut menjadi
beberapa faktor yang menyebabkan masih kurang baiknya kondisi kesehatan
masyarakat di negara-negara anggota OKI.
Sementara itu, sebagai salah satu negara anggota OKI, kondisi kesehatan
masyarakat di Indonesia juga tidak jauh berbeda dengan beberapa hal yang telah
disebutkan sebelumnya. Berdasarkan The Legatum Prosperity Index 2019 terkait
peringkat Indonesia dalam indeks kesehatan global yang dihitung berdasarkan
kondisi kesehatan fisik, mental, infrastruktur kesehatan dan perawatan guna
pencegahan berbagai wabah atau penyakit, Indonesia berada dalam posisi ke
97 dari 167 negara. Posisi Indonesia tersebut jika dibandingkan negara ASEAN
lainnya masih jauh tertinggal, di mana posisi Thailand, Malaysia, dan Vietnam
berada jauh di atas Indonesia yaitu masing-masing pada peringkat 35, 39, dan 42.
Selain itu, berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun
2018, tercatat bahwa Kementerian Kesehatan hanya mampu mengurangi angka
stunting dari 37,2% menjadi 30,8% selama lima tahun. Sedangkan gizi buruk
tak berkurang banyak, dari 19,6% menjadi 17,6%. Sementara itu, di sisi lain
angka obesitas justru mengalami peningkatan dari 14,8% menjadi 21,8%.
Perkembangan penyakit tidak menular juga perlu diperhatikan karena hampir
semua penyakit tidak menular mengalami peningkatan seperti kanker, stroke,
gangguan ginjal kronis, diabetes, dan hipertensi sebagaimana terlihat pada grafik
1.2 di bawah ini.

3
peningkatan dari 14,8% menjadi 21,8%. Perkembangan penyakit tidak menular juga perlu
diperhatikan karena hampir semua penyakit tidak menular mengalami peningkatan
seperti kanker, stroke, gangguan ginjal kronis, diabetes, dan hipertensi sebagaimana
terlihat pada grafik 1.2 di bawah ini.
Grafik
Grafik 1.2Persentase
1.2 PersentasePenyakit
Penyakit Tidak
Tidak Menular
MenulardidiIndonesia
Indonesia

40,00%
34,10%
35,00%
30,00% 25,80%
25,00%
20,00%
15,00%
8,50%
10,00% 7% 6,90%
3,80%
5,00% 1,50%1,80% 1,40% 2%
0,00%
Kanker Stroke Gangguan Diabetes Hipertensi
Ginjal Kronis

2013 2018

Sumber: Riskesdas 2018


Sumber: Riskesdas 2018
Beberapa penyakit tidak menular tersebut mayoritas dipicu oleh gaya hidup
yang tidak sehat seperti kurang berolahraga, pola makan yang tidak sehat,
konsumsi alkohol dan rokok, kurang beristirahat, serta stress. Berdasarkan data
Riskesdas, secara keseluruhan, prevalensi rokok di Indonesia dalam satu dekade
terakhir mengalami tren penurunan dari 34,2% pada tahun 2007 menjadi 33,8%
pada tahun 2018, meskipun terjadi kenaikan tingkat prevalensi rokok di tahun
2013 hingga mencapai 36,3%. Meskipun demikian, penurunan yang terjadi
belumlah cukup signifikan sehingga perlu berbagai upaya lainnya untuk dapat
menurunkan konsumsi rokok di kalangan masyarakat agar terciptanya kondisi
kesehatan masyarakat yang lebih baik.
Berdasarkan beberapa penjelasan sebelumnya, maka buku ini ditulis untuk
memberikan gambaran kondisi kesehatan masyarakat termasuk praktek dan
kebijakan pengendalian yang diambil baik secara global maupun nasional.
Selain itu, buku ini juga menggambarkan perspektif Islam dan pandangan
ulama terdahulu terkait kesehatan masyarakat dan gambaran perspektif fiqh
Islam terhadap isu-isu yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat dalam hal
ini yaitu rokok.
Secara sistematik buku ini tersusun atas enam bab, dimana pada bab 1 berisi
pendahuluan yang memuat tentang latar belakang kondisi dan permasalahan
terkait kesehatan masyarakat, bab 2 memuat pandangan Islam dan ulama klasik
terhadap kesehatan masyarakat, kemudian bab 3 memuat praktek kesehatan
masyarakat secara global. Selanjutnya, pada bab 4 berisi tentang rokok dalam
perspektif fiqh Islam, bab 5 berisi kebijakan pengendalian rokok dan analisis
situasional, kemudian bab 6 memuat kesimpulan dan rekomendasi kebijakan.

4
BAB 2
BAB
2. TINJAUAN BAB 22
SEJARAH ISLAM TERHADAP KONSEP
AUAN SEJARAH DAN PRAKTEK
ISLAM TERHADAPKESEHATAN
KONSEPMASYARAKAT
AUAN SEJARAH ISLAM TERHADAP KONSEP DAN PRAKTEK
DAN PRAKTEK
KESEHATANMASYARAKAT
KESEHATAN MASYARAKAT

upakan agama yang


pakan agama
aspek
spek kesehatan
kehidupan
kesehatan
I
yangmasyarakat.
slam merupakan agama yang sempurna, yang mengajarkan semua aspek
yang sempurna,
sempurna, yang
Aspek
sangat pentingAspek
yang mengajarkan
ini
mengajarkan semua
termasuk aspek kesehatan
masyarakat. merupakan
ini merupakan
dalam ajaran
semua aspek kehidupan
masyarakat. Aspekaspek
aspek
aspek
Islam. Tuntunan yang
yangyang
perilaku
kehidupan
ini merupakan
sangat
sangat
aspek
penting
penting
terkait dengan
n Islam. Tuntunan perilaku yang terkait dengan kesehatan masyarakat tidak
an Islam. Tuntunan
kesehatan perilaku
masyarakatyang
tidakterkait
hanyadengan kesehatan
disampaikan dalam masyarakat
Al Qur’an, namun
tidak
mpaikan dalam Al Qur’an, namun dijelaskan dan dipraktekkan langsung oleh
mpaikan dalam Al Qur’an,
dijelaskan dan namun
dipraktekkan dijelaskan
langsung dan
oleh dipraktekkan
Nabi Muhammad langsung
SAW. Selain itu,
oleh
ammadSAW. beberapa
SAW.Selain ulama
Selainitu, dan cendikiawan
itu,beberapa
beberapaulama Muslim
ulama dan di era awal
dan cendikiawan Islam
cendikiawan Muslim juga
Muslim dimenyampaikan
mmad di era
era awal
awal
berbagai
a menyampaikan
menyampaikan berbagaipanduan sikap
berbagai panduan dalam
panduan sikap mengelola
sikap dalam kesehatan
dalam mengelola masyarakat.
mengelola kesehatan Tinjauan
sejarah Islam terhadap konsep dan praktek kesehatan masyarakat kesehatan
ini akan
t. Tinjauan sejarah
. Tinjauan sejarah Islam
Islam terhadap konsep dan praktek kesehatan masyarakat
dijelaskan dalamterhadap
bagian ini.konsep dan praktek kesehatan masyarakat
jelaskandalam
elaskan dalambagian
bagianini.
ini.
2.1. Konsep dan Praktek Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬terkait Kesehatan
sepdan
ep danPraktek
PraktekNabiNabiMuhammad
Muhammad ‫ﷺ‬ ‫ ﷺ‬terkait
terkait Kesehatan
Kesehatan Masyarakat
Masyarakat
Masyarakat
gama yangsyāmil
ama yang syāmil mutakāmil (terpadu, komprehensif,
mutakāmil (terpadu, komprehensif, dan dan sempurna),
sempurna), Islam
Islam
Sebagai agama yang syāmil mutakāmil (terpadu, komprehensif, dan sempurna),
an manusia untuk
n manusia untuk tidak hanya
tidak hanya terpaku
terpaku pada
pada aspek-aspek hukum atau syarīah
Islam mengajarkan manusia untuk tidakaspek-aspek
hanya terpaku hukum atau syarīah
pada aspek-aspek hukum
aja. Islam mendorong
ja. Islam mendorong manusia
manusia untuk
untuk lebih
lebih dari
dari sekadar
sekadar itu.
itu. Islam
Islam mendorong
mendorong
atau syarīah atau fiqh saja. Islam mendorong manusia untuk lebih dari sekadar
ntuk jugamenampakan
tuk juga menampakan aspek-aspek
aspek-aspek
itu. Islam mendorong manusiaetika
etika atau
untukatau akhlāq.
jugaakhlāq. Hal ini
Hal
menampakan ini sejalan dengan
sejalan etika
aspek-aspek denganatau
Nabi Muhammad
abi Muhammadakhlāq. ‫ﷺ‬ sabdakan,
‫ ﷺ‬Hal ini sejalan dengan apa yang Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬sabdakan,
sabdakan,
‫إنما بُعثتُ ألتمِم مكارم األخالق‬
ِ ِ ‫إنما بُ ِ ِعثتُ ألتمِم مكارم األخال‬
‫ق‬
gguhaku
akudiutus “SungguhRasūl
diutusmenjadi
menjadi aku diutus menjadi
tidaklain Rasūluntuk
lainadalah
adalah tidak menyempurnakan
lain adalah untuk menyempurnakan
akhlāq
guh Rasūl
akhlāq yang tidak
mulia” (HR Ahmad untuk menyempurnakan
no.2/381) akhlāq yang
yang
a” (HR Ahmad no.2/381)
” (HR Ahmad no.2/381)
Dengan demikian, Islam juga menekankan aspek etika atau akhlāq. Aspek
emikian, Islam
mikian, Islam juga
juga menekankan
menekankan aspek aspek etika
etika atau
atau akhlāq. Aspek tersebut
akhlāq. Aspek tersebut
tersebut berbicara mengenai kepantasan, mengenai standar dan indikator baik
mengenai kepantasan,
mengenai kepantasan, mengenai
mengenai standar
standar dan
dan indikator
indikator baik
baik dan
dan
dan buruk. Tentunya, dalam menilai atau mengevaluasi apakah suatu perilaku buruk.
buruk.
dalammenilai
dalam menilai atau
atauatau
tindakanmengevaluasi
dapat dianggap
mengevaluasi apakah suatu
pantas atau
apakah suatu perilaku
tidak, atau
baik atauatau
perilaku tindakan
buruk, dapat
diperlukan
tindakan suatu
dapat
pantas atau tidak,
standar baik atau
etika. buruk,
Dalam diperlukan
Islam, berkaitan suatu
dengan standar
hadits di etika.
atas,
antas atau tidak, baik atau buruk, diperlukan suatu standar etika. Dalam Islam, Dalam
standar Islam,
etika terbaik
dengan hadits adalah
hadits mengacu pada Nabietika
Muhammad
terbaikRasūlullah
adalah ‫ﷺ‬. Allah SWT berfirman di
dengan didi atas,
atas, standar
standar etika terbaik adalah mengacu
mengacu pada
pada Nabi
Nabi
dalam Al-Qur’ān,
ad Rasūlullah ‫ﷺ‬. Allah SWT berfirman di dalam Al-Qur’ān,
d Rasūlullah ‫ﷺ‬. Allah SWT berfirman di dalam Al-Qur’ān,

ً ‫ِيرا‬
‫ِيرا‬ً ‫ّللاكثكث‬
َ ‫ّللا‬ ‫ّللا واو آلا آلييآو آومم آ آ‬
َ ‫اْلخِخِررووذذككرر‬
‫اْل‬ ‫ّللا‬ ‫ّللا أ ُأ ُسسآوآوةة ححسسننةة للِمِمنن ككان‬
َ َ ‫ان يي آ آرر ُج ُجوو‬ ِ ََ ‫ل‬
ِ ‫ّللا‬ ‫سُوو ِِل‬ ‫ان للكُكُ آ آمم ففِي‬
ُ‫ِي ررس‬
َ
‫َللققدآدآ ككان‬
gguh,telah
guh, telahada
adapada
pada (diri)Rasūlullah
“Sungguh,
(diri) Rasūlullah
telah ada padaitu(diri)
itu suri Rasūlullah
suri teladan yang
teladan yang baik
itu suri bagimu
teladan
baik (yaitu)
yang
bagimu bagi
baik bagimu
(yaitu) bagi
gyang
yangmengharap
mengharap (raḥmat)
(yaitu) bagi Allah
orang dan
yang (kedatangan)
mengharap hari
(raḥmat) Kiamat
Allah dan dan yang
(kedatangan)
(raḥmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak banyak
hari Kiamat
gingat
ngat Allah.” (QS
Allah.”(QS Al-Ahzab:21)
dan yang banyak mengingat Allah.” (QS Al-Ahzab:21)
Al-Ahzab:21)

tat tersebut,
tersebut, Allah
Allah SWT mengawalinya
SWT mengawalinya kata ““ ‫ ”” َللَقق آددآ‬yang
dengan kata
dengan yang artinya
artinya5
nya. Penggunaan
ya. Penggunaan kata tersebut
kata tersebut pada
pada umumnya dimaksudkan
umumnya dimaksudkan untuk
untuk
‫ِيرا‬ َ ‫اْل ِخر وذكر‬
ً ‫ّللا كث‬ َ ‫ّللا أُسآوة حسنة لِمن كان ي آرجُو‬
‫ّللا وا آلي آوم آ‬ ِ ‫لَقدآ كان لكُ آم فِي رس‬
ِ َ ‫ُول‬
“Sungguh, telah ada pada (diri) Rasūlullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang yang mengharap (raḥmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak
mengingat Allah.” (QS Al-Ahzab:21)
Dalam ayat
Dalam ayat tersebut,
tersebut, Allah
Allah SWT
SWT mengawalinya
mengawalinya dengan kata “‫ل‬
dengan kata ‫ ””ْد َلق َ آد‬yang
“ّ َ‫ق‬ yang artinya
artinya sesungguhnya.
sesungguhnya. Penggunaan
Penggunaan kata kata tersebut
tersebut padaumumnya
pada umumnya dimaksudkan
dimaksudkan untuk
menekankan makna makna
untuk menekankan benar-benar atau kesungguhan
benar-benar sehingga
atau kesungguhan kalimat
sehingga yang datang
kalimat
setelahnya merupakan hal yang sangat Allah tekankan secara benar-benar atau sungguh-
yang datang setelahnya merupakan hal yang sangat Allah tekankan secara
sungguh. Artinya, Allah sangat menekankan pada manusia yang mengharapkan raḥmat
benar-benar
Allah atauyang
dan manusia sungguh-sungguh.
banyak mengingatArtinya, Allah
Allah untuk sangat menekankan
menjadikan Rasūlullah ‫ ﷺ‬sebagai
pada
suri manusia yang mengharapkan raḥmat Allah dan manusia yang banyak
teladan.
mengingat Allah untuk menjadikan Rasūlullah ‫ ﷺ‬sebagai suri teladan.
Dalam etika, kita mengenal virtue ethics (etika kebajikan). Virtue
ethics menilai suatu perbuatan sebagai buruk (tidak boleh dilakukan) atau
m etika, kitabaik
Dalam (boleh
mengenal etika, dilakukan)
virtue ethics
kita mengenal berdasarkan (etika virtue contoh
ethicsyang
kebajikan). (etika diperlihatkan
Virtue oleh
ethics menilai
kebajikan). agensuatu
Virtue ethics menil
Dalam etika, kita mengenal virtue ethics (etika kebajikan). Virtue
uatan sebagai buruk
moral
perbuatan (tidak
(manusia) boleh
sebagaiyang burukdilakukan)
dianggap (tidak memiliki atau baik
boleh (boleh
moralitas
dilakukan) dilakukan)
yang
atau tinggi berdasarkan
baik (Graafland,
(boleh dilakukan) berd
oh yang diperlihatkan perbuatan
oleh agen moral sebagai (manusia) buruk (tidak yang boleh
dianggap dilakukan) atau baik (boleh dil
contoh yang diperlihatkan oleh agen moral (manusia)memiliki yang dianggap moralitas
memiliki m
2007).
tinggi (Graafland,
Jika2007).
Allah
contohSWT, yang
Jika Allah
sebagaimana
diperlihatkan
SWT,
pada ayat
oleh
sebagaimana
tersebut,
agen telah
moral
pada
menempatkan
(manusia)
ayat tersebut, yang
telah dianggap
yang tinggi (Graafland, 2007). Jika Allah SWT, sebagaimana pada ayat terseb
Rasūlullah
empatkan Rasūlullah ‫ﷺ‬‫ﷺ‬ sebagai
yang
sebagai
tinggi“‫أ‬
“ ُ ‫س‬
ْ
‫ة‬ ‫ن‬ ‫و‬
‫س‬َ ٌ
‫ح‬ ‫ة‬ ‫ح‬
َ ‫ة‬‫س‬
(Graafland,
َ
‫آو‬‫س‬ َ
‫ن‬ ُ ‫““ةٌ أ‬atau
menempatkan Rasūlullah ‫ ﷺ‬sebagai “‫ “ أسآوة حسنة‬atau suri ُ teladan yang baik –atau suri
2007).
suri teladan
Jika Allah
teladan ُ yang
yang baik
SWT,
baik – di mana
sebagaimana
– di mana
pada
menempatkan Rasūlullah ‫ﷺ‬ sebagai “ ‫ة‬ ‫ن‬ ‫س‬ ‫ح‬ ‫ة‬ ‫آو‬‫س‬ ‫أ‬ “ atau suri teladan y
“ُ ‫سة‬ ٌ‫ ”ة‬yang
ُ
kata
“‫ ”أسآوة‬yangkata “‫أ‬
berarti ْ ‫وس‬teladan,
‫آو‬ َ ُ ‫”أ‬ yang “berarti
kata
salinan,
berarti
‫ة‬ ‫آو‬
‫س‬ ُ ‫ ”أ‬yang teladan,
tiruan,salinan,
teladan,
berarti
salinan,tiruan,
mencontoh,
teladan,
tiruan, mencontoh,
menyama-nyamakan
mencontoh,
salinan, tiruan,
menyama- dan
menyama-nyama
mencontoh, meny
gainya, sementara kata sementara
“‫ ”حسنة‬bermakna “‫نة‬kebaikan, sangat, benar, bagus, indah,
sebagainya,
nyamakan dan sebagainya,
sebagainya,
kata sementara
sementara
‫ ”حس‬kata
bermakna
kata “‫ح‬ “َ ‫سة‬‫نس َن‬َ ٌ‫”ة‬kebaikan,
‫”ح‬ bermakna
bermakna
sangat,
kebaikan, benar, bagus
kebaikan, sangat, b
purna, sepenuhnya,
sempurna, lengkap, paripurna,
sepenuhnya, lengkap, dan sebagainya
paripurna, dan – maka Allah SWT
sebagainya – makatelahAllah SW
sangat,
posisikan Rasūlullah benar, ‫ﷺ‬ bagus,
sempurna,
sebagai indah,
agen sepenuhnya, sempurna,
moral
memposisikan Rasūlullah ‫ ﷺ‬sebagai agen moral yang dianggap memiliki morali yang sepenuhnya,
lengkap,
dianggap lengkap,
paripurna,
memiliki paripurna,
dan sebagainya
moralitas yang – mak
memposisikan Rasūlullah ‫ﷺ‬ sebagai agen moral yang dianggap mem
dan itu,
gi. Oleh karena sebagainya
tinggi. suatukarena
Oleh – maka
tindakan itu,dinilaiAllah
suatu SWT sebagai
tindakan telah memposisikan
baik
dinilai atau buruk baik
sebagai Rasūlullah
dapatatau ‫ﷺ‬
dievaluasi
buruk dapat di
tinggi. Oleh karena itu, suatu tindakan dinilai sebagai baik atau bu
ggunakan standar akhlāq Rasūlullah ‫ﷺ‬. Tak terkecuali, khususnya pada pembahasan
sebagai agenmenggunakan
menggunakan moral
standaryang dianggap
akhlāq Rasūlullah
standar memiliki ‫ﷺ‬. moralitas
akhlāq Rasūlullah
Tak terkecuali,yang
‫ﷺ‬. Tak tinggi. Oleh pada
khususnya
terkecuali,
pem
khususn
ini, pada aspek
bukukesehatan
ini, pada aspek dan kesehatan
kesehatan masyarakat.
dan kesehatan masyarakat.
karena itu, suatu buku tindakan
ini, pada dinilaiaspek sebagai baik atau
kesehatan dan buruk kesehatandapat masyarakat.
dievaluasi
ait dengan kesehatan,
Terkait dengan kesehatan adalahkesehatan
kesehatan, hal yang sangat adalah penting
hal yang bagi
sangatseorang
pentingmuslim
bagi seorang
mukmim untuk
menggunakan
diperhatikan.
standarHal
Terkait akhlāq
dengan Rasūlullah
kesehatan,‫ﷺ‬.
tersebut sebagaimana
Tak terkecuali,
kesehatan adalah
sabda
khususnya
hal yangpada
Rasūlullah
sangat penting
‫ ﷺ‬yang
atau mukmim untuk diperhatikan. Hal tersebut sebagaimana sabda Rasūlullah
unyi, pembahasan atau
berbunyi,
buku mukmim
ini, pada aspek untuk kesehatan dan kesehatan
diperhatikan. masyarakat.
Hal tersebut sebagaimana sabda
berbunyi,
Terkait
“Mukmin yang kuat dengan
“Mukmin kesehatan,
lebih baik
yang dan lebih
kuat kesehatan
dicintai
lebih adalah
Allah
baik dan hal yang
daripada
lebih sangat
Mukmin
dicintai Allah yangpenting
lemah…”
daripada Mukmin yang l
“Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada M
(HR Muslim no.2664)
(HR Muslim no.2664)
bagi seorang muslim atau mukmim
(HR Muslim no.2664) untuk diperhatikan. Hal tersebut
ts menyebutkan bahwa seorang mukmin yang kuat lebih baik
yangdan lebih dicintai Allah
sebagaimana
Hadits sabda Rasūlullah
menyebutkan
Hadits menyebutkan ‫ ﷺ‬yang
bahwa seorang berbunyi,
mukmin
bahwa seorang
kuat
mukmin
lebih
yang
baik dan
kuat
lebih dicin
lebih baik dan
T. Lantas, bagaimana
SWT. Lantas, seorang mukmin
bagaimana dapat menjadi
seorang mukmin mukmin yang kuat
dapat menjadi jika
mukmin iayang
tidak kuat jika
SWT. Lantas, bagaimana seorang mukmin dapat menjadi mukmin ya
perhatikan kesehatannya?
“Mukminmemperhatikan
memperhatikan yangkesehatannya?
kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada Mukmin
kesehatannya?
Nabiyang
kita, Rasūlullah kita,lemah…”
Muhammad (HR
Rasūlullah Muslim
‫ﷺ‬, adalah
Muhammad no.2664)
seorang ‫ﷺ‬,yang
adalah kuat. Dikisahkan
seorang bahwa
yang kuat. beliau
Dikisahkan bahw
ah mengalahkan seorang Nabi kita, Rasūlullah
Quraisy bernama Muhammad
Rukanah Ibn ‫ﷺ‬, adalah
‘Abd Yazidseorang yang kuat. Diki
bin‘Abd
Hasyim
pernah mengalahkan seorang Quraisy bernama Rukanah Ibn Yazid bin
Hadits dua
dalam menyebutkan
m dua kali pertandingan
pernah bahwa
gulat.
kali seorang
mengalahkan
Diriwayatkan
pertandingan gulat.mukmin
seorangyang
dari Ibn Ishaqkuat
Quraisylebih
Diriwayatkan dari Abu
dari Ibnbaik
bernama dan
Ishaq
Ishaq lebih
Rukanah
bin
dariYasar
Ibn ‘Abd
Abu Ishaq b
dalam bindua Hasyim
kali pertandingan gulat. Diriwayatkan dari Ibn Ishaq dari
dicintai Rukanah
wa RukanahbahwaIbn ‘AbdAllahbahwa
SWT.
Yazid IbnLantas, bagaimana
‘Abd Yazid
Rukanah
bin seorang
adalah
Ibn ‘Abd
Hasyimmukmin
orang terkuat dapatadalah
dari
adalah orang
Yazid bin Hasyim
menjadi
suku Quraisy.
terkuat dari suku
orang terkua
u saja, kemenangan Rasūlullah ‫ ﷺ‬disokong oleh
‫ ﷺ‬kekuatan fisik
oleh dan kesehatan
mukminsaja,
Tentu yang kuat jika
kemenangan ia tidak memperhatikan
Rasūlullah kesehatannya?
disokong
Tentu saja, kemenangan Rasūlullah ‫ ﷺ‬disokong oleh kekuatan
kekuatan fisik dan k
lullah ‫ﷺ‬. Jika beliau tidak
Rasūlullah memilki
‫ﷺ‬. Jika beliaukesehatan
tidak memilkiyang kesehatan
prima, tentu yang beliau tidak
prima, akan
tentu beliau tid
pu mengalahkan orang Rasūlullah
terkuat dari ‫ﷺ‬. Jika beliau
sukuterkuat
Quraisy. tidak
Bahkan memilki
dalam kesehatan
riwayat yang
disebutkan prima, ten
Nabi kita,
mampu Rasūlullah
mengalahkan
mampu Muhammad
orang
mengalahkan ‫ﷺ‬, adalah
dari seorang
suku yang
Quraisy. kuat. Dikisahkan
Bahkan dalam riwayat dis
wa Rasūlullah ‫ ﷺ‬hanya
bahwa mengalami
Rasūlullah ‫ ﷺ‬hanya duaorang
sakitmengalamikali terkuat
dalam dari sukuhidupnya,
seumur
sakit dua
Quraisy. Bahkan
kali dalam seumur
dalam
yaitu hidupny
bahwa
ah ketika beliau
beliau
pertama
pernah
bahwa mengalahkan
Rasūlullah ‫ﷺ‬seorang
hanyaQuraisy
mengalamibernama Rukanah
sakit dua kaliIbn dalam seum
adalah ketikakali menerima
beliau pertama wahyu dan ketika
kali menerima menjelang
wahyu wafatnya
dan ketika beliau wafatny
menjelang
Mubarakfury, ‘Abd Yazid bin
1976).
(Al-Mubarakfury, Hasyim
adalah dalam
ketika
1976). duapertama
beliau kali pertandingan gulat. Diriwayatkan
kali menerima wahyu dan ketika menje
(Al-Mubarakfury, 1976).
hatan adalah dari
halIbn
Kesehatan
Ishaq
yang dari Abu
memperoleh
adalah
Ishaq
hal yang
bin Yasarbesar
perhatian
memperoleh
bahwaperhatian
Rukanah
dalam Ibn
Islam. ‘Abd
besar
YazidIslam.
Bahkan, bin
dalam perkara Bahkan,
Hasyim Kesehatan
adalah orang adalah
terkuat darihal yang
suku memperoleh
Quraisy. Tentu perhatian
saja, kemenanganbesar dalam Isla
hatan ini akan Allah SWT minta pertanggungjawabannya
kesehatan ini akan Allah SWT minta pertanggungjawabannya di haridi hari akhir nanti kelak.akhir nan
lullah ‫ ﷺ‬bersabda, kesehatan ini akan Allah SWT minta pertanggungjawabannya di ha
Rasūlullah ‫ﷺ‬
Rasūlullah ‫ ﷺ‬disokong
Rasūlullaholeh
bersabda, kekuatan fisik dan kesehatan Rasūlullah ‫ﷺ‬.
‫ ﷺ‬bersabda,
Jikayang
"Hal pertama beliau
"Hal tidakdipertanggungjawabkan
harus
pertamamemilki kesehatan
yang harus
"Hal
yang prima,
oleh tentu
setiap
dipertanggungjawabkan beliau
hamba tidak
Allah
oleh akan
pada
setiap Hari Allah pa
hamba
Pengadilan adalah bahwa Allah akanpertama
bertanyayang harus dipertanggungjawabkan
kepadanya: “Apakah aku tidak oleh setiap ha
memberimu
mampuTirmidzi
mengalahkan
Pengadilan
kesehatan?” (HR kesehatan?”
orang terkuat
adalah bahwa
Pengadilan
no.3358) adalah dari
Allah akan
bahwasuku Quraisy.
bertanya
Allah Bahkankepadanya:
kepadanya:
akan bertanya dalam aku “Apakah
“Apakah tidak me
(HR Tirmidzi no.3358)
kesehatan?” (HR Tirmidzi no.3358)
m hadits lain Rasūlullah
Dalam hadits ‫ﷺ‬ bersabda,
lain Rasūlullah ‫ ﷺ‬bersabda,
Dalam hadits lain Rasūlullah ‫ ﷺ‬bersabda,
"Tidak seorang pun akanseorang
"Tidak diizinkan
pununtuk
akanpindah dariuntuk
diizinkan posisinya pada
pindah dariHari Pengadilan
posisinya pada Hari Pe
6 "Tidak
sampai dia ditanyai bagaimana
sampai dia seorang
dia ditanyai
pun akan diizinkan
menghabiskan
bagaimana diawaktu
untuk bagaimana
hidupnya,
menghabiskan
pindah dari dia
posisinya p
waktu hidupnya, bagaim
sampai dia ditanyai bagaimana dia menghabiskan waktu hidup
riwayat disebutkan bahwa Rasūlullah ‫ ﷺ‬hanya mengalami sakit dua kali dalam
seumur hidupnya, yaitu adalah ketika beliau pertama kali menerima wahyu dan
ketika menjelang wafatnya beliau (Al-Mubarakfury, 1976).
Kesehatan adalah hal yang memperoleh perhatian besar dalam Islam. Bahkan,
perkara kesehatan ini akan Allah SWT minta pertanggungjawabannya di hari
akhir nanti kelak. Rasūlullah ‫ ﷺ‬bersabda,
“Hal pertama yang harus dipertanggungjawabkan oleh setiap hamba Allah pada
Hari Pengadilan adalah bahwa Allah akan bertanya kepadanya: “Apakah aku
tidak memberimu kesehatan?” (HR Tirmidzi no.3358)
Dalam hadits lain Rasūlullah ‫ ﷺ‬bersabda,
“Tidak seorang pun akan diizinkan untuk pindah dari posisinya pada Hari
Pengadilan sampai dia ditanyai bagaimana dia menghabiskan waktu hidupnya,
bagaimana dia menggunakan pengetahuannya, bagaimana dia mendapatkan dan
menghabiskan uangnya, dan dalam kegiatan apa dia menggunakan kesehatannya”
(HR Tirmidzi no.2417)
Kesehatan adalah pemberian oleh Allah SWT, maka dengan kesehatan yang
telah diberikan tersebut seorang mukmin harus senantiasa mempergunakannya
untuk hal-hal baik. Bukan malah dipergunakan untuk melakukan perbuatan
dosa dan maksiat. Dengan tubuh yang sehat, Allah SWT telah mengamanahkan
manusia untuk berkontribusi banyak pada masyarakat. Namun, hal tersebut
tidak akan dapat dipenuhi jika tubuhnya sakit. Maka, waktu sehat tidak boleh
disia-siakan begitu saja. Rasūlullah ‫ ﷺ‬bersabda,
“Dua nikmat yang banyak dilalaikan manusia; kesehatan dan waktu luang.” (HR.
Bukhari no. 6412)
“Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara (1) Waktu mudamu sebelum
datang waktu tuamu, (2) Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, (3) Masa
kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, (4) Masa luangmu sebelum datang
masa sibukmu, (5) Hidupmu sebelum datang matimu.” (HR Al Hakim dalam Al-
Mustadrok, 4: 341)
Bahkan dalam hadits lain, Rasūlullah ‫ ﷺ‬menyebutkan bahwa kesehatan
bagaikan seluruh dunia dikumpulkan untuknya
“Barangsiapa di antara kamu masuk pada waktu pagi dalam keadaan sehat
badannya, aman pada keluarganya, dia memiliki makanan pokoknya pada hari itu,
maka seolah-olah seluruh dunia dikumpulkan untuknya” (HR Ibnu Majah no.4141)

7
Begitulah pentingnya kesehatan. Oleh karena itu, Rasūlullah ‫ﷺ‬, sebagai
sebaik-baik teladan, telah memberikan contoh dan anjuran bagi manusia
untuk menjaga kesehatan diri dan menjaga kesehatan masyarakat. Selain
anjuran, Rasūlullah ‫ ﷺ‬pun menyampaikan larangan-larangan yang
sekiranya dapat menjadi penyebab dari timbulnya berbagai keburukan di
waktu yang akan datang. Sebab, pada dasarnya syariat Islam bertujuan
untuk menggapai kebaikan (maslahah) dan mencegah keburukan
(mafsadat), termasuk dalam hal kesehatan. Oleh karena itu, salah seorang
ulama, Al-Izz ibn Abd al-Salam berkata:
“Hukum Allah telah ditetapkan dalam bentuk ini untuk mengamankan
apa yang membawa manfaat bagi manusia dan untuk mencegah apa yang
merugikan mereka.
Hukum Allah didedikasikan untuk memberi manfaat. Hukum itu mencegah
kejahatan atau menghasilkan sesuatu yang baik. Ketika Anda mendengar
perintah Allah kepada orang-orang yang beriman, renungkan perintahnya.
Anda pasti menemukan bahwa perintah tersebut mendorong Anda untuk
melakukan sesuatu yang baik atau melarang sesuatu yang jahat, atau
menggabungkan dorongan dan larangan bersama-sama. Dia telah
menunjukkan secara rinci dalam kitabnya tentang kerusakan yang terjadi
dalam situasi tertentu untuk mendorong kita menghindari bahaya seperti itu,
dan menunjukkan manfaat yang terlibat dalam situasi lain untuk mendorong
kita mencari manfaat tersebut.”
Adapun pembahasan pertama ialah mengenai anjuran menjaga
kebersihan diri. Adapun kebersihan diri ini dapat tercapai jika seseorang
bersuci baik dari hadas besar maupun hadas kecil. Bahkan, begitu pentingnya
bersuci ini tergambarkan dari bagaimana Rasūlullah ‫ ﷺ‬bersabda,
“Bersuci adalah sebagian iman...” (HR Muslim no.328)
Maka, tidak sempurna iman seseorang bila ia tidak bersuci.
Adapun dalam hadits lain diriwayatkan pula bahwa Rasūlullah ‫ ﷺ‬bersabda,
“Bersucilah dari air kencing, karena kebanyakan azab kubur disebabkan
olehnya.” (HR Ad-Daraquthni no.459)
Al Harits bin Rabi’ah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan dari Rasūlullah ‫ﷺ‬,
beliau bersabda, Apabila salah satu dari kalian buang air kecil, janganlah
ia memegang kemaluannya dengan tangan kanan, jangan pula beristinja’
dengan tangan kanannya, dan jangan pula bernapas di dalam gelas ketika
minum” (HR Bukhari no.194)

8
Dalam riwayat lain, dijelaskan pula bahwa Rasūlullah ‫ ﷺ‬menganjurkan
umatnya untuk berwudhu baik sebelum shalat ataupun ketika tidak shalat.
Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan, “Rasūlullah ‫ ﷺ‬senantiasa
berwudhu setiap kali shalat. Aku bertanya (‘Amru bin ‘Amir). ‘Bagaimana
cara kalian melakukan itu?’ Setiap orang dari kami mencukupkan wudhu
dengan sekali wudhu selama tidak berhadas (batal)” (HR Bukhari)
“Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku mendengar
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda, ‘Sesungguhnya umatku akan datang pada hari
Kiamat dalam keadaan kaki dan wajahnya berkilau karena bekas wudhu.
Maka barang siapa yang mampu memperpanjang kilaunya hendaklah
mengerjakannya.” (HR Muslim)
Bahkan, berwudhu merupakan salah satu diantara adab sebelum tidur
sebagaimana yang Rasūlullah ‫ ﷺ‬ajarkan.
“Rasūlullah ‫ ﷺ‬bersabda kepadaku, “Jika engkau hendak mendatangi tempat
tidurmu, maka berwudhulah sebagaimana kamu wudhu dalam shalat…” (HR
Bukhari dan Muslim)
Secara medis, berwudhu pun memiliki begitu banyak manfaat. Dalam
penelitian yang dilakukan Muhammad Salim tentang manfaat wudhu untuk
kesehatan, terungkap bahwa berwudhu dengan cara yang baik dan benar
akan mencegah seseorang dari segala penyakit misalnya, penyakit kanker,
flu, pilek, asam urat, rematik, sakit kepala, telinga, pegal, linu, mata, sakit
gigi, dan sebagainya.
Selain dengan menjaga kebersihan diri dengan berwudhu, Rasūlullah ‫ﷺ‬
juga menganjurkan umatnya untuk senantiasa menjaga kebersihan diri
dengan mandi. Beliau ‫ ﷺ‬bersabda,
“Wajib bagi setiap muslim untuk mandi di setiap tujuh hari, sehari dia membasuh
kepada dan badannya di dalamnya.” (HR Ibnu Hibban dan Bukhari).
Begitu pula hadits yang diriwayatkan oleh Samurah,
“Rasūlullah ‫ ﷺ‬bersabda, ‘Barangsiapa yang berwudhu pada hari Jum’at, maka
itu bagus, dan barangsiapa yang mandi, maka itu lebih utama.” (HR At-Tirmidzi)
Adapun tata cara mandi Rasūlullah ‫ ﷺ‬dijelaskan pada hadits berikut.
Diriwayatkan bahwa Maimunah binti Al Harist radhiyallahu ‘anha, istri Nabi
‫ﷺ‬, mengatakan, “Aku meletakkan air untuk mandi janabah bagi Rasūlullah
‫ﷺ‬, beliau lantas menuangkan (air) dengan tangan kanannya pada tangan

9
kirinya sebanyak 2 atau 3 kali. Beliau lalu membasuh kemaluannya. Beliau
menepukkan tangannya pada tanah atau tembok-sebanyak 2 atau 3 kali.
Beliau lantas berkumur-kumur, memasukkan air ke dalam hidung, membasuh
wajah dan kedua lengannya. Beliau lantas mengguyur air di atas kepalanya,
lantas membasuh anggota tubuh yang lainnya. Beliau lalu menjauh dan
mencuci kedua kakinya.” Maimunah berkata, “Aku lantas mendatangi beliau
dengan membawa kain, akan tetapi beliau tidak menghendakinya. Beliau
kemudian mulai mengusap air dengan kedua tangannya.” (HR Bukhari)
Kemudian, selain berwudhu dan mandi, tata cara menjaga kebersihan yang
tak kalah penting dalam Islam adalah bersiwak.
Rasūlullah ‫ ﷺ‬bersabda,
“Siwak membesihkan mulut dan mendatangkan keridhaan untuk Rabb.”
(HR Ahmad 40:241)
Beliau ‫ ﷺ‬juga bersabda,
“Jikalau aku tidak memberatkan atas umatku maka aku akan perintahkan
mereka untuk bersiwak setiap kali akan shalat dengan wudhu dan setiap kali
wudhu.” (HR Ahmad no.7339)
Adapun manfaat bersiwak dari sisi kesehatan menurut Imam Ibnu Qayim
Al-Jauziah dalam kitab Ath-Thibbun Nabawi antara lain sebagai berikut.

1. Menyegarkan mulut 6. Menajamkan mata


2. Menguatkan gusi 7. Menyehatkan pencernaan
3. Menghindari gigi berlubang 8. Mengusir rasa kantuk
4. Menyaring suara 9. Memperbanyakan pahala dan kebajikan
5. Menambah semangat 10. Membantu proses melembuatkan makanan

Selain berwudhu, mandi, dan bersiwak, untuk menjaga kebersihan diri


Rasūlullah ‫ ﷺ‬juga bersabda,
“Fitrah ada lima atau lima perkara dari fitrah; berkhitan, menghabiskan bulu
kemaluan, memotong kuku, mencabut bulu ketiak dan menipiskan kumis.”
(HR Bukhari dan Muslim).
Selain itu, masih terkait dengan anjuran menjaga kebersihan diri. Adapun
anjuran yang kedua ialah tentang bagaimana Rasūlullah ‫ ﷺ‬menyontohkan
dan menganjurkan mukmin untuk beradab dalam buang air kecil/besar,

10
yaitu dengan menjauhkan diri dari keramaian ketika ingin membuang hajat,
sebagaimana yang diriwayatkan bahwa salah seorang sahabat Rasūlullah
‫ﷺ‬, Jabir radhiyallahu ‘anhu menyebutkan,
“Kami pernah keluar bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam
safar, Beliau biasanya tidak buang air besar kecuali dengan menghilang,
sehingga tidak terlihat.” (HR Ibnu Majah no.335)

Hadits tersebut menunjukkan bahwa Rasūlullah ‫ ﷺ‬menyontohkan adab dalam


buang air adalah untuk menjauh dari publik agar penyakit tidak tersebar.
Selain menjauh dari publik saat sedang membuang hajat, hal yang tidak kalah
penting dari apa yang Rasūlullah ‫ ﷺ‬ajarkan ialah agar senantiasa menjaga
sanitasi air sebagaimana yang tergambar dari hadits-hadits berikut:
“Janganlah salah seorang dari kalian buang air kecil di air yang diam yaitu
air yang tidak mengalir kemudian ia mandi di dalamnya.” (HR. Bukhari
no.239 dan Muslim no.282)
“Jauhilah dua perkara yang mendatangkan laknat”, para shahabat
radhiyallahu ‘anhu bertanya: “Apakah dua perkara yang mendatangkan
laknat, wahai Rasulullah?”, beliau bersabda:“Yang buang hajat di jalan
manusia atau di tempat berteduh mereka.” (HR. Abu Daud dan dishahihkan
oleh Al Albani di dalam kitab Silsilat Al Ahadits Ash Shahihah, no. 2348)
“Hindari tiga perkara buruk: buang air besar di sumber air, di jalan dan di
tempat teduh” (HR Abu Daud)
Ketiga hadits tersebut menyebutkan bahwa Rasūlullah ‫ ﷺ‬melarang kita
untuk melakukan buang air di sumber air atau genangan air. Sebab, hal ini
dipercaya akan mendatangkan penyakit.
Adapun tempat lain yang Rasūlullah ‫ ﷺ‬larang untuk melakukan buang air
adalah di jalan dan di tempat teduh karena kedua tempat tersebut merupakan
tempat orang-orang berlalu-lalang dan tempat berkumpulnya orang-orang
sehingga dikhawatirkan jika membuang air pada tempat-tempat tersebut,
nantinya kotoran tersebut akan mengotori orang-orang dan menjadi sebab
tidak sahnya ibadah.

11
Rasūlullah ‫ ﷺ‬sangat menekankan pada pencegahan menularkan sumber
penyakit sehingga anjuran ketiga adalah memisahkan antara yang sehat
dan yang sakit. Rasūlullah ‫ ﷺ‬bersabda,
“Jika kalian mendengar wabah tersebut menjangkiti suatu negeri, maka
janganlah kalian menuju ke sana, namun jika dia menjangkiti suatu negeri
dan kalian berada di dalamnya, maka janganlah kalian keluar dan lari
darinya.” (HR Bukhari no.5288)
Kemudian, diriwayatkan bahwa Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata
saya mendengar Rasūlullah ‫ ﷺ‬bersabda:
“Tidak ada ‘adwa (keyakinan adanya penularan penyakit).” Abu Salamah
bin Abdurrahman berkata; saya mendengar Abu Hurairah dari Nabi ‫ ﷺ‬beliau
bersabda: “Janganlah kalian mencampurkan antara yang sakit dengan yang
sehat.” (HR Bukhari no.5771)
Anjuran untuk memisahkan antara yang sehat dan yang sakit adalah upaya
untuk mencegah meluasnya penularan penyakit. Hal ini menunjukkan
bahwa Rasūlullah ‫ ﷺ‬sangat mempedulikan kesehatan masyarakat.
Kepedulian Islam terhadap kesehatan masyarakat dan bahwa setiap satu
nyawa begitu penting untuk dijaga tercermin pada firman Allah SWT di
dalam Al-Qur’ān,
“….bahwa barangsiapa membunuh seseorang, bukan karena orang itu
membunuh orang lain, atau bukan karena berbuat kerusakan di bumi, maka
seakan-akan dia telah membunuh semua manusia. Barangsiapa memelihara
kehidupan seorang manusia, maka seakan-akan dia telah memelihara
kehidupan semua manusia….” (QS Al-Ma’idah:32)
Adapun anjuran keempat yang juga masih terkait dengan pencegahan
penyakit ialah dengan menutup bejana-bejana, wadah air, tempat
makanan, serta tempat minuman. Rasūlullah ‫ ﷺ‬bersabda,
“Tutuplah bejana-bejana dan wadah-wadah air. Karena ada satu malam dalam
satu tahun waba’/penyakit turun di pada malam itu. Tidaklah penyakit itu
melewati bejana yang tidak tertutup, atau wadah air yang tidak ada tutupnya
melainkan penyakit tersebut akan masuk ke dalamnya. (HR Muslim no.2014)
Adapun dalam riwayat lain disebutkan Rasūlullah ‫ ﷺ‬bersabda,
“Tutuplah tempat-tempat makanan, tempat-tempat minuman karena
sesungguhnya di dalam setahun ada sebuah malam yang turun di dalamnya
wabah penyakit tidak dia melewati sebuah tempat makanan atau minuman

12
yang tidak tertutup, atau tidak ada penghalang di atasnya melainkan turun di
dalamnya dari wabah penyakit tersebut.” (HR Muslim).
Melalui kedua hadits diatas, Rasūlullah ‫ ﷺ‬mengajarkan urgensi menutup
bejana-bejana, tempat makanan, dan tempat minuman. Hal ini bertujuan
untuk menjaga kualitas dari makanan, minuman, dan apa yang tersimpan
pada bejana tersebut. Sebab, jika tidak ditutup, bukan tidak mungkin
makanan dan minuman, serta apa yang ada di dalam bejana tersebut
terkontaminasi dengan kotoran dan kelak bisa menyebabkan berbagai
penyakit pada manusia.
Lalu, bagaimana jika makanan atau minuman kita terkontaminasi? Pertama,
hal yang harus kita yakini adalah sabda Rasūlullah ‫ﷺ‬,
“Tidaklah Allah menurunkan penyakit kecuali Dia juga menurunkan
penawarnya.” (HR Bukhari no.5678).
Adapun jika makanan terkontaminasi oleh lalat, semisal, ia jatuh kedalam
minuman seseorang, maka Rasūlullah ‫ ﷺ‬mengajarkan,
“Apabila lalat jatuh ke dalam minuman seseorang dari kalian, hendaklah
ia membenamkannya kemudian mengangkatnya, karena salah satu sayapnya
mengandung penyakit dan sayap yang lainnya mengandung penawar. (HR
Bukhari no.3320 dan HR Dawud no.3844, beliau menambahkan,’Hendaknya
ia berhati-hati terhadap sayap yang mengandung penyakit.)”
Adapun Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani menjelaskan, “Hadits tersebut
sebagai dalil bahwa apabila ada lalat mati di dalam benda cair maka ia tidak
menyebabkan cairan tersebut menjadi najis. Begitu juga dengan kumbang,
laba-laba, dan hewan sejenisnya yang tidak memiliki darah yang mengalir.”
Adapun jika bejana tersebut terkontaminasi oleh hewan mati yang memiliki
darah yang mengalir, maka hewan tersebut merupakan bangkai, dan cairan
yang terkontaminasi harus dibuang. Hal ini sebagaimana yang disebutkan
dalam sabda Rasūlullah ‫ﷺ‬,
Dari Maimunah, istri Nabi ‫ﷺ‬, bahwa ada seekor tikus yang jatuh kedalam
samin (sejenis mentega), lalu mati. Kemudian hal itu ditanyakan kepada Nabi
‫ ﷺ‬dan beliau menjawab, “Buanglah tikus dan samin yang ada di sekitarnya,
lalu makanlah samin yang tersisa.” (HR Al-Bukhari no.235. Ahmad dan An-
Nasa’I menambahkan: Dalam samin yang membeku).
Terkait hadits tersebut, Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani menjelaskan
bahwa hadits tersebut merupakan dalil kenajisan bangkai. Dengan

13
pemahaman ini menunjukkan bahwa jika minyak samin itu dalam keadaan
cair, tentu keseluruhannya menjadi najis.
Menutup tempat-tempat penyimpanan air pun tak kalah penting untuk
mencegah penyebaran penyakit di masyarakat. Sebab, air yang tenang bisa
menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk demam berdarah, penyakit
demam berdarah ini memiliki potensi mematikan manusia, sehingga
menutup tempat-tempat penyimpanan air merupakan cara pencegahan
yang dianjurkan oleh Rasūlullah ‫ﷺ‬.
Anjuran kelima ialah untuk menjaga kesehatan fisik. Muslim harus
menjaga dirinya sebab Rasūlullah ‫ ﷺ‬bersabda,
“Sesungguhnya tubuhmu punya hak atas dirimu.” (HR. Al-Bukhari no. 1975
dan Muslim no. 2722)
Memenuhi hak-hak tubuh untuk menjaga kesehatannya ini dapat dicapai
dengan berbagai cara, diantaranya yang pertama ialah dengan menjaga hati.
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,
“Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka
baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah
bahwa ia adalah hati (jantung)” (HR. Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1599).
Ketika hati seseorang baik dan tidak berniat keburukan ataupun dosa maka
seluruh tubuhnya pun akan ikut baik. Maka, yang pertama harus seorang
muslim jaga ialah hatinya.
Selain itu, yang harus dijaga seorang muslim ialah makanannya. Allah
SWT berfirman,
“Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya.” (QS ‘Abasa: 24)
Hal ini dikarenakan, tidak semua makanan berdampak baik bagi tubuh
manusia. Oleh karena itu, Allah SWT berfirman,
“…Dan makanlah dari apa yang telah diberikan Allah kepadamu sebagai
rezeki yang halal dan baik, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman
kepada-Nya.” (QS Al-Ma’idah: 87-88)
Adapun yang dikategorikan haram untuk dimakan dalam Al-Qur’an ialah
sebagai berikut.
“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging
hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul,

14
yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat
kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk
berhala.” (QS. Al Maidah: 3)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasūlullah ‫ ﷺ‬bersabda,

“Setiap binatang buas yang mempunyai gigi taring adalah haram dimakan.”
(HR Muslim no.1934)

“Dan dia juga meriwayatkan dari hadits Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu
dengan redaksi kata: “Beliau melarang”- dan dia menambahkan: “Dan
setiap burung yang mempunyai cakar penerkam.”

Selain itu, Rasūlullah ‫ ﷺ‬juga bersabda,

Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu bahwa ia pernah ditanya tentang


hukum memakan landak. Seorang yang tua di sisinya berkata, “Aku
pernah mendengar Abu Hurairah berkata, “Ada orang menanyakan
landak kepada Rasūlullah ‫ ﷺ‬dan beliau bersabda, ‘Ia termasuk
binatang kotor’.” Maka Ibnu Umar berkata, “Bila Rasūlullah ‫ ﷺ‬berkata
demikian, maka itulah yang benar.” (HR Ahmad dan Abu Dawud)
Pada riwayat lain,
Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Rasūlullah ‫ ﷺ‬melarang
memakan binatang jallallah (yang makan kotoran atau najis) dan melarang
meminum susunya.” (HR Imam Empat kecuali An-Nasa’i)

Jadi pada dasarnya, segala sesuatu yang dibolehkan untuk manusia konsumsi
hanyalah yang baik-baik saja. Sebab hanya makanan yang baiklah yang
dapat membuat masyarakat sehat. Sebagaimana firman Allah SWT,
“Dia menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi
mereka segala yang buruk.” (QS Al-A’raf:157)

Selain mengajarkan apa saja jenis makanan yang boleh dikonsumsi dan
tidak boleh dikonsumsi, Rasūlullah ‫ ﷺ‬juga mengajarkan berbagai etika
dalam makan, yang mana sangat berpengaruh terhadap kesehatan.

Beliau ‫ ﷺ‬bersabda,
“Makanlah, minumlah, berpakaianlah, dan bersedekahlah tanpa berlebih-
lebihan dan tanpa kesombongan.” (HR. Abu Daud Ath-Thayalisi, 4:19-20; An-
Nasai, 5:79; Ibnu Majah, no.3605; Ahmad, 11:294,312)

15
Dalam berbagai riwayat lain disebutkan Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,
“Anak Adam itu tidak memenuhi suatu tempat yang lebih jelek daripada
perutnya.” (HR Tirmidzi no. 2380)
“Tidaklah seorang manusia mengisi sebuah tempat yang lebih buruk
daripada perut, cukuplah bagi seorang manusia beberapa suapan yang
menegakkan punggungnya, dan jika hawa nafsunya mengalahkan manusia,
maka 1/3 untuk makan dan 1/3 untuk minum dan 1/3 untuk bernafas.” (HR.
Ibnu Majah dan dishahihkan oleh Al Albani di dalam kitab Silsilat Al Ahadits
Ash Shahihah, no. 2265)
Diantara anjuran agar seseorang tidak berlebih-lebihan dalam makan,
ialah dengan berpuasa. Berpuasa pun diatur dalam Islam. Seorang muslim
dianjurkan untuk bersahur dan mempercepat berbuka puasa sebagaimana
yang Rasūlullah ‫ ﷺ‬sabdakan,
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Rasūlullah ‫ ﷺ‬bersabda,
‘Lakukanlah sahur, karena sesungguhnya di dalam sahur terdapat berkah.”
(Muttafaq Alaih)
Dalam riwayat At-Tirmidzi; dari hadits Abu Hurairah, dari Nabi ‫ ﷺ‬yang
bersabda, “Allah berfirman, ‘Hamba-Ku yang paling Aku cintai adalah yang
paling bersegera berbuka puasa.”
Waktu-waktu berpuasa pun telah diatur dalam Islam. Puasa yang
diwajibkan bagi setiap muslim adalah puasa di bulan Ramadhan. Adapun
yang disunnahkan diantaranya ialah puasa Arafah, Senin-Kamis, Yaumul
Bidh, dsb. Adapun berpuasa setiap hari tidak dibenarkan menurut syariat
sebab tidak berdampak baik pada kesehatan seseorang walaupun orang
tersebut berniat ibadah.
Rasūlullah ‫ ﷺ‬bersabda,
“Tidak ada puasa bagi orang yang berpuasa selama-lamanya.” (Muttafaq Alaih)
Dalam riwayat Muslim dari hadits Abu Qatadah dengan lafal, “Tidak puasa dan
tidak berbuka”
Selain itu, dalam hal makan, Rasūlullah ‫ ﷺ‬mengajarkan untuk menggunakan
tangan kanan. Beliau ‫ ﷺ‬bersabda,
“Jika salah seorang dari kalian makan, hendaklah ia makan dengan tangan
kanannya. Dan jika ia minum, hendaklah ia minum dengan tangan kanannya.
Karena setan makan dengan tangan kirinya dan minum juga dengan tangan
kirinya.” (HR Muslim no.2020)

16
Penggunaan tangan kanan ini mendorong gaya hidup higienis. Sebab,
dalam Islam, tangan kiri dipergunakan untuk membersihkan kotoran dari
hadas, sehingga tidak diperbolehkan digunakan juga untuk memasukkan
makanan dan minuman kedalam tubuh.

Selain itu, diantara adab makan yang diajarkan Rasūlullah ‫ ﷺ‬antara lain
adalah,

“Jika salah seorang di antara kalian makan, maka janganlah dia mengusap
tangannya sebelum menjilatinya atau dijilatinya.” (Muttafaq Alaih)

Adapun etika dalam minum sebagaimana yang Rasūlullah ‫ ﷺ‬ajarkan ialah


sebagaimana sabdanya,

“Janganlah sekali-sekali salah seorang di antara kalian minum sambil


berdiri.” (HR Muslim no.2026)

Hal ini terlarang sebab tidak baik untuk kesehatan organ di dalam tubuh.
Ketika seseorang minum sambil berdiri, maka air yang ia minum akan
langsung meluncur ke dalam kandung kemih tanpa disaring kembali, Ketika
langsung menuju kandung kemih, maka terjadi pengendapan di ureter.
Pengendapan limbah di ureter inilah yang kemudian menjadi penyebab
penyakit kristal ginjal, yang mana merupakan penyakit berbahaya yang
dapat menyebabkan seseorang sulit untuk buang air kecil. Oleh karena itu,
Rasūlullah ‫ ﷺ‬mengajarkan kita untuk duduk ketika minum.

Adapun Rasūlullah ‫ ﷺ‬minum sambil berdiri hanya pada saat beliau


mengkonsumsi air zam-zam.
Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan, “Aku memberi air
zamzam kepada Rasūlullah ‫ﷺ‬, beliau meminumnya dalam keadaan
berdiri.” (HR. Bukhari no. 1637 dan Muslim no. 2027)

Diantara sunnah Rasūlullah ‫ ﷺ‬dalam meminum air zam-zam ialah sambil


berdiri dan menghadap kiblat. Hal ini bertujuan untuk alasan kesehatan,
yaitu dalam rangka menetralisir asam lambung.

17
Selanjutnya, anjuran keenam ialah terkait cara-cara pengobatan yang
diajarkan Rasūlullah ‫ﷺ‬. Dalam satu riwayat, dijelaskan mengenai
pentingnya berusaha, selain hanya bertawakal kepada Allah.
Dalam riwayat Imam Al-Qudha’I bahwa Amr bin Umayah radhiyallahu ‘anhu
bertanya, ‘Wahai Rasūlullah! Apakah aku ikat dahulu unta tungganganku
lalu aku bertawakkal kepada Allah, ataukah aku lepaskan begitu saja lalu
aku bertawakkal?’, Beliau menjawab, ‘Ikatlah untamu lalu bertawakkallah
kepada Allah.” (HR Tirmidzi dan Musnad Asy-Syihab, Qayyidha wa
Tawakkal, no. 633, 1/368)
Oleh sebab itu, bagi seorang muslim yang sedang menghadapi penyakit
untuk melakukan usaha pengobatan sebagaimana yang Rasūlullah ‫ ﷺ‬ajarkan.
Diantara cara-cara pengobatan yang beliau ajarkan adalah sebagai berikut,
“Tidaklah sebuah luka sayatan senjata maupun luka akibat batu atau duri
yang menimpa Rasūlullah ‫ﷺ‬, melainkan beliau memerintahkanku agar aku
menempelkan inai di atas luka itu.” (HR Tirmidzi)
“Siapa yang memasuki pagi dengan (memakan) tujuh butir kurma
Ajwah (kurma Madinah), maka racun maupun sihir tidak akan sanggup
mencelakakannya pada hari itu.” (HR Muslim)
“Al-Kam’ah (jenis jamur) termasuk rumput jamur dan airnya adalah obat
untuk penyakit mata” (HR Bukhari)
“Bubur Talbinah (gandum lembut yang dicampur dengan susu dan madu)
dapat menghilangkan kesedihan dan menenangkan hati yang sakit” (HR
Bukhari no.5417)
“Demam (panas) adalah berasal dari uap Jahannam. Oleh karenanya,
dinginkanlah dengan air.” (HR. Bukhari, no. 3261, 3263, 3264, 5726 dan
Muslim, no. 2209, 2210, 2212)
Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan, “Beberapa orang dari
kabilah ‘Urainah datang ke Madinah, tetapi mereka tidak tahan dengan
iklim Madinah hingga mereka pun sakit. “Jika kalian mau, silahkan kalian
mengeluarkan unta zakat kemudian kalian minum susu dan air kencingnya.
Maka, mereka pun melakukan anjuran beliau lalu mereka pun sembuh.” (HR
Bukhari no.233, 3018, 4610, 6899) dan Muslim (no.1671)
“Ada seseorang menghadap Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia berkata:
‘Saudaraku mengeluhkan sakit pada perutnya (dalam riwayat lainnya: sakit
diare).’ Nabi berkata: ‘Minumkan ia madu.’ Kemudian orang itu datang untuk

18
kedua kalinya, Nabi berkata: ‘Minumkan ia madu.’ Orang itu datang lagi pada kali
yang ketiga, Nabi tetap berkata: ‘Minumkan ia madu.’ Setelah itu, orang itu datang
lagi dan menyatakan: ‘Aku telah melakukannya (namun belum sembuh juga malah
bertambah mencret).’ Nabi bersabda: ‘Allah Maha Benar dan perut saudaramu itu
dusta. Minumkan lagi madu.’ Orang itu meminumkannya lagi, maka saudaranya
pun sembuh.” (HR Bukhari Muslim no.5684 dan Muslim no.5731)
Saya pergi ke Rasūlullah ‫ ﷺ‬bersama dengan putra saya yang lidah dan amandelnya
saya tekan dengan jari saya sebagai pengobatan untuk penyakit (tenggorokan dan
amandel). Rasūlullah ‫ ﷺ‬berkata, “Mengapa kamu menyakiti anak-anakmu dengan
menekan tenggorokan mereka! Gunakan Ud Al-Hindi untuk menyembuhkan
tujuh penyakit, salah satunya adalah radang selaput dada. Ini digunakan sebagai
tembakau untuk mengobati penyakit tenggorokan dan amandel dan dimasukkan ke
satu sisi mulut yang menderita radang selaput dada.” (HR Bukhari)
Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan, bahwa Rasūlullah ‫ ﷺ‬pernah
bergurah. (HR Abu Dawud)
Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan, bahwasanya Rasūlullah ‫ﷺ‬
pernah berbekam tiga kali di titik al-Akhda’ain (titik yang berada di dua sisi
urat leher) dan al-kahil (tengkuk/titik yang berada di ujung atas ruang tulang
belakang di antara dua bahu.” (HR Abu Dawud)
‘Aisyah meriwayatkan, bahwasanya dia telah mendengar Rasūlullah ‫ﷺ‬
bersabda, “Sesungguhnya biji hitam ini (Habbatus Sauda) adalah penyembuh
(obat) dari segala macam penyakit, kecuali penyakit as-Sam.” ‘Aisyah bertanya,
“Apa itu As-Sam?” Beliau menjawab, “Kematian” (HR Bukhari no.5687)
Adapun selain menjaga apa yang dimakan dan diminum serta menjaga adab-
adabnya, hal lain yang diajarkan Islam untuk menjaga kesehatan fisik ialah
dengan menjaga istirahat dan pola tidur. Sebagaimana firman Allah SWT,
“Karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, supaya kamu
beristirahat pada malam itu dan supaya kamu mencari sebahagian dari
karunia-Nya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepada-Nya.” (QS
Al-Qashas: 73)
Adapun anjuran ketujuh ialah menjaga akal dari hal yang dapat menutupinya,
yaitu khamr dan sejenisnya, seperti ganja. Allah SWT berfirman,
“Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: “Pada
keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia,
tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya.” Dan mereka bertanya

19
kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: ” Yang lebih dari
keperluan.” Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu
supaya kamu berfikir.” (QS. Al-Baqarah: 219)
Terdapat berbagai riwayat menyampaikan mengenai keharaman khamr
dan penyebabnya, diantaranya ialah
Dari Anas radhiyallahu ‘anhu ia berkata, “Allah telah menurunkan ayat yang
mengharamkan khamr, sedangkan pada saat itu di Madinah tidak ada minuman
keras yang diminum kecuali terbuat dari kurma.” (HR Muslim no.1273)
Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani menjelaskan bahwa hadits tersebut
merupakan dalil pengharaman perasan kurma jika sudah menjadi keras
(tajam rasanya) dan bahwa ia termasuk di antara khamr.
Dari Umar radhiyallahu ‘anhu ia berkata, “Telah turun ayat yang
mengharamkan khamr yang terbuat dari lima (bahan), yaitu: anggur, kurma,
madu, gandum, dan sya’ir (juwawut). Khamr ialah sesuatu yang dapat
menutupi piliran (akal)” (Muttafaq Alaih)
Terkait hadits tersebut, Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani menjelaskan
bahwa khamr itu tidak hanya yang khusus dibuat dari anggur. Tetapi
khamr itu mencakup segala sesuatu yang dibuat dari selainnya, yang dapat
menutupi (merusak) akal.
Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi ‫ﷺ‬, beliau bersabda, “Setiap
yang memabukkan adalah khamr dan setiap yang memabukkan adalah
haram.” (HR Muslim no.2003)
Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani menjelaskan hadits tersebut
menunjukkan bahwa semua yang memabukkan itu dinamakan khamr dan
menunjukkan pengharaman segala sesuatu yang memabukkan, baik yang
berupa juice (perasan) atau yang lainnya, baik yang masih mentah atau
yang sudah matang.
Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasūlullah ‫ ﷺ‬bersabda, “Sesuatu yang
banyaknya memabukkan, maka sedikitnya pun juga haram”(HR Ahmad
no.5781 dan Imam Empat)
Abu Dawud juga meriwayatkan: “Rasūlullah ‫ ﷺ‬telah melarang dari segala
sesuatu yang memabukkan dan melemahkan.”

20
Dia berkata dalam Subulus Salam, “Al-Iraqi dan Ibnu Taimiyah
meriwayatkan ijma’ atas pengharaman ganja dan bahwa orang yang
menganggapnya halal adalah telah kafir. Dia berkata, “Beberapa ulama
menyebutkan darinya ada seratus dua puluh bahaya di dunia dan akhirat
serta keburukan-keburukan opium. Dan di dalamnya ada bahaya yang
lebih.” Saya berkata, “Para ulama berbeda pendapat mengenai tembakau
dan sejenisnya. Sebagian dari mereka menyatakannya makruh dan yang
lain menyatakannya haram. Dan inilah yang benar. Karena ia termasuk
diantara hal-hal yang buruk dan memiliki bahaya yang banyak.”
Lantas, bagaimanakah hukum berobat dengan khamr?
Dari Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha, dari Nabi ‫ ﷺ‬beliau bersabda,
“Sesungguhnya Allah tidak menjadikan obat penyembuhmu dalam sesuatu
yang Allah haramkan kepadamu.” (HR Baihaqi)
Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani menjelaskan hadits ini menjadi dalil
pengharaman berobat dengan menggunakan khamr.
Dari Wali Al-Hadhrami bahwa Thariq bin Suwaid radhiyallahu ‘anhu pernah
bertanya kepada Nabi ‫ ﷺ‬tentang khamr yang dijadikan obat. Beliau bersabda,
“Sesungguhnya ia bukanlah obat, tapi penyakit.” (HR Muslim no.1984).
Kemudian, anjuran kedelapan ialah menghindarkan masyarakat dari
penyakit seks menular dengan pengharaman zina.
Dari Ubadah bin Shamit bahwa Rasūlullah ‫ ﷺ‬bersabda, “Ambillah (hukum)
dariku! Allah telah menetapkan jalan penyelesaian untuk mereka (para
pezina); jejaka yang berzina dengan gadis, maka hukumannya adalah seratus
cambukan dan diasingkan setahun. Lelaki yang sudah menikah berzina
dengan perempuan yang sudah menikah, maka hukumannya adalah seratus
cambukan dan dirajam. (HR Muslim no.1690/4414).
Adapun hadits diatas merujuk pada surah An-Nisa ayat 15.
Hukuman keras pun berlaku pada pelaku dan objek penyimpangan seksual
lainnya, sebagaimana yang diriwayatkan Ibnu Abbas, Rasūlullah ‫ ﷺ‬bersabda,
“Barangsiapa mendapati seseorang melakukan perbuatan seperti yang
dilakukan kaum Luth, maka bunuhlah orang yang berbuat dan objeknya.
Dan barangsiapa mendapati seseorang bersenggama dengan binatang,
maka bunuhlah orang itu dan binatang tersebut.” (HR Ahmad no. 2727 dan
Imam Empat. Para perawinya dapat dipercaya . tsiqqah, namun masih ada
perselisihan pendapat di dalamnya.)

21
Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani menjelaskan, “sabdanya: ‘Barangsiapa
mendapati seseorang melakukan perbuatan seperti yang dilakukan kaum
Luth, maka bunuhlah orang yang berbuat dan objeknya’, Al-Baihaqi
meriwayatkan Hadits Sa’id bin Jubair dan Mujahid dari Ibnu Abbas
tentang seseorang jejaka yang homoseksual, dia berkata, ‘Dia dirajam.’
Dan dia meriwayatkan darinya, ‘Dicari bangunan yang paling tinggi di
desa, kemudian dia dilempar dalam keadaan berbalik, kemudian diikuti
dengan (lemparan) batu.’
Al-Hafizh Al-Mundzuri berkata, ‘Empat khalifah telah membakar orang
yang melakukan homoseksual, yaitu Abu Bakar Ash-Shiddiq, Ali bin Abi
Thalib, Abdullah bin Zubair dan Hisyam bin Abdul Malik.’ Asy-Syaukani
berkata, ‘Umar dan Utsman berpendapat bahwa dia dirubuhi denga
tembok.’ Pengarang Kitab Asy-Syifa telah meriwayatkan ijma’ para
sahabat untuk membunuhnya. Asy-Syaukani berkata, “Ini merupakan
kesepakatan dari mereka untuk membunuhnya, walaupun mereka berbeda
pendapat tentang caranya. Ini sesuai dengan hukum Rasūlullah ‫ ﷺ‬tentang
orang yang bersetubuh dengan sesuatu yang haram. Karena persetubuhan
dalam dua tempat itu adalah dilarang.’
Sabdanya: ‘Dan barangsiapa mendapati seseorang bersenggama
dengan binatang, maka bunuhlah orang itu dan binatang tersebut,’ ini
dijadikan sebagai dalil bahwa orang yang bersenggama dengan binatang
itu hukumnya adalah dibunuh. Imam Syafi’I berkata, ‘Jika Hadits ini
shahih, maka aku sependapat dengannya.’ Dan dalam sebuah pendapat
darinya bahwa wajib atasnya hukuman zina. Ahmad dan yang lainnya
berpendapat bahwa dia hanya dihukum ta’zir saja. Dan dengan hadits
ini jumhur ulama berpendapat bahwa binatang itu harus dibunuh, baik
binatang yang halal atau yang tidak halal. Dikatakan kepada Ibnu Abbas,
‘Apa urusan binatang itu?’ Dia berkata, ‘Aku tidak mendengar Rasūlullah
‫ ﷺ‬berkata sesuatu tentang hal itu. Tetapi aku berpendapat bahwa binatang
itu makruh untuk dimakan dagingnya atau diambil manfaatnya setelah
perbuatan itu dilakukan terhadapnya.’
Hukum terhadap zina begitu keras, dalam rangka mencegah orang-orang
dari melakukannya. Sebab, mudharatnya begitu besar. Orang-orang yang
melakukan zina berpotensi terkena Gonore, Klamidia, Sifilis, Chancroid,
Kanker Serviks, Herpes genital, HIV, hepatitis B, trikomoniasis, dan serta
kutu rambut kemaluan. Sebagian besar dari penyakit tersebut merupakan
penyakit mematikan. Adapun resiko penyakit-penyakit tersebut terhadap
pelaku seks sejenis lebih tinggi dibandingkan zina yang tidak sejenis.

22
Adapun anjuran kesembilan dari Rasūlullah ‫ ﷺ‬ialah mengenai pentingnya
menjaga lingkungan. Penebangan hutan merupakan hal yang terlarang
dalam Islam, sebab pohon-pohon yang berada di dalamnya merupakan
sumber oksigen bagi manusia. Sebagaimana yang Rasūlullah ‫ ﷺ‬sabdakan,
“Dia yang menebang pohon tanpa alasan, maka Allah akan arahkan
kepalanya menuju Neraka” (HR Abu Daud)
Sebaliknya, muslim yang ikut serta dalam kegiatan reforestasi atau
penghijauan kembali dengan menanam pohon dijanjikan pahala sehingga
dicatatkan baginya seumpama dia melakukan sedekah. Sebagaimana sabda
Rasūlullah ‫ﷺ‬,
“Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda: “Tidaklah seorang muslim menanam pohon
atau menanam tanaman, lalu tanaman tersebut dimakan oleh burung atau
manusia atau hewan ternak, melainkan hal itu bernilai sedekah baginya.”
(HR Muslim no.1552).
Terakhir, sebagai penutup bab ini, anjuran kesepuluh dari Rasūlullah ‫ﷺ‬
yang mempunyai dampak terhadap kesehatan masyarakat ialah larangan
berbuat sesuatu yang berbahaya. Beliau ‫ ﷺ‬bersabda,
“Tidak boleh membuat suatu bahaya dan tidak boleh membalas suatu bahaya
dengan bahaya yang lain.” (HR. Ibnu Majah no.2340 dan Syaikh Al-Albani
menshahihkannya no.1910 dan 1911)
Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani menjelaskan pada beberapa redaksi
hadits ada tambahan:
“Barangsiapa mendatangkan marabahaya, maka Allah akan mendatangkan
marabahaya baginya, dan barangsiapa menimpakan kesulitan kepada
manusia, maka Allah akan mendatangkan kesulitan baginya…”
Larangan berbuat bahaya ini pun berlaku bagi orang yang hidup maupun
janin di dalam kandungan sebab pada dasarnya darah setiap muslim haram
bagi muslim lainnya. Dan mengakibatkan korban jiwa, maka sang pelaku
pun dikenakan hukuman.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu ia berkata, “Ada dua orang
perempuan dari kabilah Hudzail bertengkar. Salah seorang melempar yang
lain dengan batu hingga dia dan anak dalam kandungannya mati. Lalu
mereka mengajukan masalah itu kepada Rasūlullah ‫ﷺ‬. Beliau memutuskan
bahwa denda untuk janin dalam perut dibayar dengan memerdekakan budak
laki-laki atau perempuan. Beliau juga menetapkan denda untuk perempuan

23
yang dibunuh itu ditanggung oleh ‘aqilah (ashabah, orang yang mendapatkan
bagian dalam pembagian warisan) dan diwariskan kepada anak dan orang-
orang yang bersama dengan mereka. Hamal bin An-Nabighah Al-Hudzaili
berkata, “Wahai Rasūlullah! Bagaimana janin yang tidak makan dan
tidak minum, tidak bicara dan tidak bersuara, dibayar dengan denda. Hal
itu mestinya dibebaskan.’ Lalu Rasūlullah ‫ ﷺ‬bersabda, “Orang ini adalah
termasuk dari teman-teman tukang tenung (dukun). Karena sajak dari
omongan yang dia ucapkan.” (Muttafaq Alaih)
Dalam Islam, tenaga medis pun tidak diperkenankan mengobati pasien sesuka
hatinya atau tanpa dasar ilmu yang kuat dan tenaga medis tersebut harus
bertanggung jawab atas risiko yang ia ambil. Sebagaimana riwayat berikut.
Dari Amru bin Syu’aib, dari ayahnya, dari kakeknya secara marfu’, ia berkata,
“Barangsiapa melayani pengobatan, dengan pengobatan yang belum pernah
dikenal, lalu dia menewaskan pasiennya atau membuatnya cacat, maka dia
harus bertanggungjawab.” (HR Ad-Daruquthni)
Adapun Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani menjelaskan,
“Hadits ini menunjukkan bahwa orang yang melayani pengobatan adalah
menanggung apa-apa yang dia rusakkan, baik secara sengaja atau karena
kekeliruan, baik secara langsung atau tidak langsung. Al-Khathabi berkata,
‘Aku tidak mengetahui ada perbedaan pendapat bahwa orang yang mengobati
itu jika melampaui batas, sehingga terjadi kerusakan (kecacatan) pada tubuh
orang yang sakit, maka dia harus menanggungnya. Orang yang melakukan
aktivitas ilmu atau pekerjaan yang tidak dia ketahui adalah termasuk
melampaui batas. Jika dari perbuatannya itu muncul suatu kerusakan, maka
dia menanggung diyat dan qishah gugur darinya, karena dia tidak menguasai
hal itu dengan tanpa izin dari orang yang sakit, Dan kejahatan seorang
dokter itu menurut para ahli ilmu adalah ditanggung ‘aqilahnya. Ibnu Rusyd
berkata, “Jika seseorang melayani pengobatan melakukan kekeliruan (hingga
menimbulkan penderitaan) maka ia diberi hukuman dera, penjara, dan diyat
dari hartanya.” Ada yang berpendapat itu menjadi tanggungan ‘aqilah-nya.
Dikatakan di dalam Kitab Subulus Salam,
“Adapun kekeliruan seorang dokter yang ahli, jika kerusakan itu terjadi
secara tidak langsung, maka dia tidak menanggung, menurut kesepakatan
para ulama. Karena hal itu adalah merupakan resiko dari suatu pekerjaan
yang diizinkan oleh syariat dan dari sisi orang yang diobati. Demikian juga
akibat dari semua perbuatan yang diizinkan yang pelakunya tidak melampaui

24
batas pada sebabnya, seperti resiko dari penegakan hukuman had dan resiko
dari qishash, menurut jumhur ulama. Namun, jika kesalahan itu secara
langsung, maka dia menanggungnya, jika melakukannya dengan sengaja.
wayat lain juga disebutkan, membahayakan orang lain dikenakan pula hukuman
Dan jika tidakmembahayakan
wayat lain juga disebutkan, dengan sengaja, maka diyat
orang itudikenakan
lain ditanggung oleh
pula‘aqilah.
hukuman
ana sabda Rasūlullah ‫ﷺ‬,
ana sabda Rasūlullah ‫ﷺ‬, lain juga disebutkan, membahayakan orang lain dikenakan
Dalam riwayat
uka yang menyebabkan daging
pula hukuman terlepas dari
sebagaimana tulangnya
sabda dendanya
Rasūlullah ‫ﷺ‬, lima, yaitu lima ekor
Luka yangAhmad)
ta.” (HR menyebabkan daging terlepas dari tulangnya dendanya lima, yaitu lima ekor
nta.” (HR Ahmad)“Luka yang menyebabkan daging terlepas dari tulangnya dendanya lima,
rkan diri dan dan orang-orang
yaitu lima ekor unta.”di sekitar
(HR Ahmad)dari potensi marabahaya sangat
arkan diri
n dalam Islam.dan dan orang-orang
Sebab, marabahaya di sekitar dari potensi marabahaya sangat
Menghidarkan diri dan danbisa mendorong
orang-orang seseorang
di sekitar pada kematian,
dari potensi marabahaya
n dalam
nya Islam.
ini dilarang Sebab,
dalam
sangat marabahaya
Islam.
dianjurkan dalam bisa mendorong
Islam. seseorang pada
Sebab, marabahaya bisa kematian,
mendorong
nya ini dilarang dalam Islam.
seseorang pada kematian, dan tentunya ini dilarang dalam Islam.

dangan Ulama 2.2. Klasik


Pandangan Ulama
terkait Klasik terkait
Kesehatan Kesehatan Masyarakat
Masyarakat
ndangan Ulama
rupakan agama Klasik terkait Kesehatan Masyarakat
Islam yang menjadi
merupakan rahmat
agama yanguntuk segenap
menjadi rahmatalam untuk(rahmatan segenap alam lil
erupakan agama
Adapun Islam yang
mengajarkan menjadi rahmat
bahwa setiap untuk segenap alam (rahmatan lil
(rahmatan lil ‘alamin). Adapunumat Islam
Islam pun diberikan
mengajarkan bahwa tugas setiapmulia,
umat
Adapun
agai Islam
khalifah mengajarkan
di
Islam bumi bahwa
sebagai
pun diberikan
setiap
pengelola
tugas
umat Islam
bumi,
mulia, yaitu
punkhalifah
sebagaimana
sebagai
diberikan tugas
firman
di bumi Allah
mulia,
sebagai
bagai khalifah
adalah QS Fathirdi bumi 39, sebagaimana firman Allah berfirman adalah QS Allah
sebagai
ayatbumi,
pengelola pengelola bumi, sebagaimana firman Fathir
n adalah QS ayat
Fathir
39,ayat 39,
… ‫هُو الَذِي جعلكُ آم خالئِف فِي آاأل آرض‬
… …‫ضوُه‬َ ‫ِيَج آاأليِ آرذَّلا‬
‫ف آمِئاَخلالَخئ ْمُِفكَلَفع‬
ُ‫ِف َعلك‬ ‫ضُْورَأالَذ‬
‫ْلاِييج‬ ‫ه‬
Dialah yang menjadikan kamu sebagai khalifah-khalifah di bumi...”
“Dialah yang menjadikan kamu sebagai khalifah-khalifah di bumi...”
Dialah yang menjadikan kamu sebagai khalifah-khalifah di bumi...”
dalam firman-Nya yang
Dan juga lainfirman-Nya
dalam pada QS Al-A’raf ayat QS
yang lain pada 56,Al-A’raf
Allah pun
ayatmenugaskan
56, Allah pun
dalam firman-Nya
untuk menjaga bumi yang
ini. lain pada QS Al-A’raf ayat
menugaskan manusia untuk menjaga bumi ini. 56, Allah pun menugaskan
untuk menjaga bumi ini.
……
‫ف هُتا اَلَو‬
ِ‫صسْالح‬
‫ِفدا إوُدِ آ‬
‫ضيب آع‬
ِ ‫األرَ آأرْلا‬
ْ‫ض‬
‫ص ِسِإ َددُْواع فَب ِِي آ‬
‫اَهوِحاَللْ ت ُ آف‬
ِ
… ‫الحِ ها‬di‫ص‬
“Dan janganlah kamu berbuat kerusakan ‫ض ب آعد ِإ‬
‫ آ‬bumi ِ ‫(ِي األ آر‬diciptakan)
setelah ‫ول تف ِسدُوا ف‬ ‫آ‬ ‫ُآ‬
Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan baik…”
dengan baik…”
Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan baik…”
a, ulama menjelaskan
Karenanya, bahwa syariat Islambahwa
ulama menjelaskan memiliki
syariatmaksud (maqashid
Islam memiliki al-
maksud
ya, ulama
yang bertujuanmenjelaskan bahwa
untuk al-syariah)
(maqashid syariat
melindungiyang Islam
berbagai memiliki
aspek
bertujuan untuk maksud
kehidupan. (maqashid
melindungiTujuan
berbagai al-
utama
aspek
yang realisasi
dalah bertujuan untuk Tujuan
manfaat
kehidupan. melindungi
utama berbagai
bagi manusia aspekrealisasi
terkaitadalah
syariah urusan kehidupan.baikTujuan
merekamanfaat dibagi utama
dunia ini
manusia
dalah realisasi manfaat
terkait urusanbagi manusia
mereka baik terkait
di urusan
dunia ini mereka
maupun
i akhirat. Secara umum dikatakan bahwa syariat di semua bagiannya bertujuanbaik
di di dunia
akhirat. ini
Secara
di akhirat. Secara
ngamankan umum umum
manfaat bagidikatakan
dikatakan bahwabahwa
manusia syariat
atau syariat di semua
di semua
melindungi bagiannya
bagiannya
mereka dari bertujuan
bertujuan
bahaya untuk
dan
mengamankan manfaat bagi manusia atau melindungi mereka dari
n. Setidaknya terdapat lima hal penting yang harus dilindungi (al-dharuriyat dan
engamankan manfaat bagi manusia atau melindungi mereka dari bahaya al-
n.yang
Setidaknya bahaya danlima
terdapat kerusakan.
hal Setidaknya
penting terdapat
yangal-diin),
harus lima hal (al-dharuriyat
dilindungi penting yang harus al-
mencakup melindungi agama (hifdzu melindungi jiwa (hifdzu al-
dilindungi (al-dharuriyat al-khamsah) yang mencakup melindungi agama
)lindungi
yang mencakup
keturunanmelindungi agama
(hifdzumelindungi (hifdzu
al-nasl), melindungi melindungi
al-diin),akal (hifdzu jiwa (hifdzudan
al-‘aql), al-
(hifdzu al-diin), jiwa (hifdzu al-nafs), melindungi keturunan
elindungi
gi keturunan
harta (hifdzu (hifdzu al-nasl), melindungi akal (hifdzu al-‘aql), dan
al-maal).
gi harta (hifdzu al-maal).
n al-dharuriyat al-khamsah ini memperlihatkan bahwa Islam memberikan
an al-dharuriyat
cukup serius pada al-khamsah ini memperlihatkan
kelima hal tersebut, bahwa Islam
termasuk di dalamnya memberikan
ialah perlindungan 25
cukupserta
runan, seriusakal.
padaHal
kelima hal yang
ini juga tersebut,
padatermasuk
akhirnyadimendorong
dalamnya ialah perlindungan
para cendekiawan
(hifdzu al-nasl), melindungi akal (hifdzu al-‘aql), dan melindungi harta
(hifdzu al-maal).
Perumusan al-dharuriyat al-khamsah ini memperlihatkan bahwa Islam
memberikan perhatian cukup serius pada kelima hal tersebut, termasuk
di dalamnya ialah perlindungan jiwa, keturunan, serta akal. Hal ini juga
yang pada akhirnya mendorong para cendekiawan muslim dalam sejarah
Islam untuk menguasai bidang ilmu kedokteran, farmasi, dan kesehatan
masyarakat.
Meskipun tidak secara eksplisit disebutkan, karya yang diciptakan oleh
para cendekiawan muslim ini dapat dilihat sebagai upaya menegakkan
tujuan syariat. Dengan ilmu dan karyanya tersebut, para cendekiawan
muslim telah memberikan kontribusi berarti bagi kemajuan kesehatan
n kesehatan masyarakat pada masanya dan di masa-masa yang akan datang. Hal
masyarakat pada masanya dan di masa-masa yang akan datang. Hal ini
merupakan salah satu bentuk
juga merupakan pengabdian
salah satu bentukmereka sebagai
pengabdian hamba-Nya
mereka (‘abd
sebagai hamba-
n khalifah Allah. Terlebih
Nya (‘abd lagi,
Allah) dantindakan
khalifah menciptakan
Allah. Terlebihmanfaat sebesar-besarnya
lagi, tindakan menciptakan
ndakan yang sangatsebesar-besarnya
manfaat didorong dan adalah
ditekankan dalam
tindakan yangIslam.
sangatSebagaimana
didorong dan
ditekankan
h ‫ ﷺ‬bersabda, dalam Islam. Sebagaimana Rasūlullah ‫ﷺ‬ bersabda,
‫ِلناس ُرْيَخ‬
‫سانلا‬ َْ َ ‫ع‬
ِ ‫ففنعأهم ِ ل‬
‫ُُآ‬ ُِ‫سانلِل ْمه‬
‫الناس ُ أ آن‬ ُ ‫ِخيآر‬
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia” (HR.
Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia” (HR. Ahmad, ath-
Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni. Hadits ini dihasankan oleh al-Albani di
habrani, ad-Daruqutni.dalam
Hadits ini dihasankan
Shahihul oleh al-Albani di dalam Shahihul Jami’
Jami’ no.3289)
o.3289)
Adapun sejarah mencatat, di antara periode paling penting dalam
sejarah mencatat, di antara ilmu
pengembangan periode paling penting
kesehatan, khususnyadalam
ilmupengembangan
kesehatan pada ilmu
abad
pertengahan ialah masa yang disebut ‘Masa Keemasan Ilmu
n, khususnya ilmu kesehatan pada abad pertengahan ialah masa yang disebut Kedokteran
emasan IlmuArab’ (GoldenArab’
Kedokteran Age of ArabicAge
(Golden Medicine).
of ArabicPengetahuan
Medicine).mengenai ilmu
Pengetahuan
kedokteran sendiri berkembang pada era kekhalifahan Islam
i ilmu kedokteran sendiri berkembang pada era kekhalifahan Islam dimula dimula setelah
runtuhnya kekaisaran Romawi pada abad ke-5 M hingga masa-masa ketika
ntuhnya kekaisaran Romawi pada abad ke-5 M hingga masa-masa ketika Eropa
Eropa mengalami Renaissance pada abad ke-15 M. Namun, secara khusus,
mi Renaissance
ilmupada abad ke-15
kedokteran M. Namun,
dan farmasi Islamsecara
sendirikhusus, ilmupada
berkembang kedokteran dan
abad ke-9 M,
slam sendiri bersamaan
berkembang padamasa
dengan abadkeemasan
ke-9 M, bersamaan
kekhalifahandengan masa
Abbasiyah di keemasan
Timur pada
han Abbasiyah di 749
tahun Timur
M –pada
1258tahun
M). 749 M – 1258 M).
Dengan berdirinya
berdirinya kekhalifahan ketika kekhalifahan
itu, pusat dariketika itu,aktivitas
segala pusat dari segala aktivitas
termasuk dalam
enelitian ilmiah berpindah dari Syria ke Iraq. Adapun Baghdad ketika Iraq.
termasuk dalam bidang penelitian ilmiah berpindah dari Syria ke itu
Adapun Baghdad ketika itu merupakan kota yang baru berdiri dan menjadi
an kota yang baru berdiri dan menjadi pusat dari ilmu pengetahuan dan budaya
pusat dari ilmu pengetahuan dan budaya kekhalifahan dengan Baitul
han dengan Baitul
HikmahHikmah atauofHouse
atau House Wisdomof sebagai sebagai pusatnya.
Wisdompusatnya.

aghdad, beberapa kota lain juga tetap menjadi pusat pembelajaran, seperti
s, Kairo, Kordoba, dan Granada di Spanyol. Di kota-kota ini berbagai institusi
ekolah-sekolah,
26 perpustakaan, dan rumah sakit dibangun. Tak lama setelah itu
ek pertama muncul. Sehingga kala itu begitu banyak dokter dan orang-orang
Selain Baghdad, beberapa kota lain juga tetap menjadi pusat pembelajaran,
seperti Damaskus, Kairo, Kordoba, dan Granada di Spanyol. Di kota-kota
ini berbagai institusi ilmiah, sekolah-sekolah, perpustakaan, dan rumah sakit
dibangun. Tak lama setelah itu pun apotek pertama muncul. Sehingga kala
itu begitu banyak dokter dan orang-orang budiman berkumpul di kota-kota
tersebut dari penjuru dunia. Mereka mendedikasikan diri untuk mengumpulkan
data dan menyusun berbagai perkembangan keilmuan.
Adapun kata ‘Ilmu Kedokteran Arab’ disini sebab ilmu tersebut dikembangkan
pada periode Masa Keemasan Islam, sehingga segala literatur saat itu pun
ditulis dalam bahasa Arab. Buku-buku ilmu pengetahuan di masa itu walaupun
berbahasa Arab, tidak berarti semua ditulis oleh ilmuwan muslim. Namun saat
itu, peradaban Arab telah dirasakan oleh berbagai bangsa, tanpa memandang
agama, ras, ataupun warna kulit mereka sehingga bahasa Arab kala itu
merupakan salah satu bahasa utama dalam pendidikan internasional.
Memang, ilmu kedokteran pada mulanya berasal dari Yunani. Namun, dengan
berkembangnya Ilmu Kedokteran Islam atau kerap kali disebut juga Ilmu
Kedokteran Nabi (Prophetic Medicine), pengembangan ilmu kedokteran Islam
dilandasi oleh semangat spiritual. Mereka yakin bahwa Allah menciptakan obat
untuk setiap penyakit sebagaimana hadits, Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda:

‫شأ َِفااَم ًء‬


‫هللالَلهَُزْن‬ ً َ ‫نأ َا ًءاَّلِإِإ‬
‫لءا َأد آن ُزل‬ ‫للاَُز ْد‬
‫فأ آنِشز هُلَل َل‬
َ ‫ًءاما‬
“Tidaklah
Tidaklah Allah menurunkan Allah kecuali
penyakit menurunkan penyakit
Dia juga kecuali Dia
menurunkan juga menurunkan
penawarnya.” (HR
ukhari no.5678). penawarnya.” (HR Bukhari no.5678).
Maka, sejalan dengan perkembangan dunia kedokteran kala itu, pengetahuan
jalan denganmengenai
perkembangan dunia kedokteran
farmasi perlahan kala itu,secara
mulai dikumpulkan pengetahuan
sistematis mengenai
dan tertulis.
erlahan mulai dikumpulkan
Para ahli farmasisecara
yang sistematis dantradisi
bekerja dalam tertulis. Paramampu
Islam ahli farmasi yang
menciptakan
dalam tradisiberbagai
Islam obat-obatan
mampu menciptakan berbagai oleh
yang dapat dimanfaatkan obat-obatan
orang-orangyang dapat
secara luas.
tkan oleh Ahli-ahli
orang-orang
farmasi secara luas. mengembangkan
muslim yang Ahli-ahli farmasi cabang muslim
ilmu modernyang ini
membuatilmu
bangkan cabang kontribusi besar ini
modern dalammembuat
menyembuhkan berbagaibesar
kontribusi penyakit yang
dalam
ada di masyarakat dengan menggunakan kombinasi
buhkan berbagai penyakit yang ada di masyarakat dengan menggunakan berbagai unsur kimia.
Merekalah yang mendorong lahirnya ilmu farmasi dan perobatan majemuk,
si berbagai unsur kimia. Merekalah yang mendorong lahirnya ilmu farmasi dan
serta mendirikan ilmu farmasi pertama kali dalam dunia modern.
n majemuk, serta mendirikan ilmu farmasi pertama kali dalam dunia modern.
Diantara tokoh muslim yang menciptakan obat-obatan dengan penelitian
tokoh muslim yangdimenciptakan
ilmiah obat-obatan
bidang kimianya dengandan
ialah al-Kindi penelitian ilmiah
al-Zahrawi. di bidang
Sebagian besar
ialah al-Kindi danmenggunakan
muslim al-Zahrawi. metode,
Sebagiancara,besar muslim
dan teknik yangmenggunakan
sama di bidang metode,
kimia dan
teknik yang ilmu
samafarmasi dalam
di bidang rangka
kimia danmenghasilkan
ilmu farmasiobat-obatan. Adapun
dalam rangka produk yang
menghasilkan
digunakan antara lain ialah kapur barus, tawas, ambar, dan sebagainya.
an. Adapun produk yang digunakan antara lain ialah kapur barus, tawas, ambar,
gainya.

h peradaban Islam, profesi ahli farmasi muncul, bersamaan dengan dibukanya


27
ama yang menjual obat-obatan di Baghdad pada abad ke 9 M. Ilmuwan muslim
begitu luar biasa dalam mengelola ilmu pengetahuan sehingga teks-teks ilmu
Di bawah peradaban Islam, profesi ahli farmasi muncul, bersamaan dengan
dibukanya toko pertama yang menjual obat-obatan di Baghdad pada abad
ke 9 M. Ilmuwan muslim kala itu begitu luar biasa dalam mengelola ilmu
pengetahuan sehingga teks-teks ilmu farmasi mereka dapat berguna dalam
berbagai ilmu perobatan dan praktek medis.
Selama masa kejayaan peradaban Islam pun lahir banyak tokoh muslim
yang meninggalkan berbagai karya gemilang dalam dalam bidang
kedokteran dan kesehatan masyarakat. Tak hanya itu, kontribusi muslim
di bidang kesehatan juga dapat dilihat dari banyaknya tokoh muslim yang
berkontribusi di bidang farmasi.
Sebagian besar orang mengira atau hanya mengetahui Ibnu Sina sebagai
tokoh besar muslim dalam bidang kesehatan. Namun, disamping itu,
tenyata begitu banyak tokoh-tokoh muslim yang gagasan-gagasan dan
kontribusinya yang bahkan dampaknya bisa kita rasakan hingga hari
ini, namun belum dikenal masyarakat secara luas. Oleh karena itu,
tokoh-tokoh muslim yang termasyhur lainnya juga akan dibahas pada
pembahasan berikut.
1. Ali Ibn Sahl at-Taberi
Ali merupakan seorang ilmuwan muslim di bidang kesehatan. Di antara
karyanya yang termasyhur ialah sebuah ikhtisar ilmu kedokteran yang
diberi judul ‘Firdaws ul-Hikma’. Ikhtisar ini terdiri atas 25 bab yang
membahas berbagai sifat dan khasiat obat-obatan. Ikhtisar tersebut
juga diperkaya dengan teks-teks kesehatan dari India, yang bersumber
dari para pakar kedokteran India seperti Sushru dan Chanaky, yang
kemudian diterjemahkan dari bahasa Sansekerta ke bahasa Arab.
2. Abu Bakar Muhammad ibnu Zakariya al-Razi
Tokoh muslim lainnya yang juga terkenal turut berkontribusi dalam
dunia medis bernama Abu Bakar Muhammad ibnu Zakariya al-
Razi (865 M-925 M), atau yang biasa dikenal di Barat dengan nama
‘Rhazes’, dan juga ‘Arab Galen’. Ia seorang Persia yang jenius dan
menguasai berbagai bidang ilmu pengetahuan seperti, alkimia, kimia,
kedokteran, psikis, serta filosofi.
Al-Razi sendiri pertama kali ditempatkan untuk menduduki posisi
mengontrol Rumah Sakit Kerajaan (Royal Hospital) pertama di Ray,
kemudian pindah ke posisi serupa di Baghdad, dimana ia menjadi
kepala dari sebuah rumah sakit terkenal disana dalam waktu yang lama.

28
Selama hidup, beliau menuliskan lebih dari 200 buku, diantaranya
ialah Kitab al-Mansuri, yang terdiri atas sepuluh volume. Kitab
tersebut membahas ilmu kedokteran Yunani. Selain itu, karyanya yang
termahsyur berjudul ‘al-Hawi’ yang di Barat juga dikenal dengan nama
Latin ‘Continens Liber’, sebuah ikhtisar ilmu kedokteran yang terdiri
atas 20 volume.
Pada Kitab al-Hawi, al-Razi membahas setiap statistik subjek medis
yang bersumber dari Yunani dan Arab dan menambahkan klarifikasinya
berdasarkan pemahaman dan penaksirannya. Ia membagi substances
atau zat-zat berdasar tiga kategori yaitu: sayur-mayur, hewan, atau
mineral, ketika para ahli kima kala itu membaginya ke dalam tiga
kategori, yaitu: tubuh, jiwa, dan ruh. Tak hanya itu, pada Kitab al-
Hawi, al-Razi juga membahas alfabet farmasi, obat-obatan yang
kompleks, dosis obat, serta ilmu mengenai racun (toxicology).
Pada kitabnya yang lain, yaitu ‘Kitab al-Mansuri’, al-Razi menuliskan
10 bab di mana empat dari sepuluh diantaranya membahas mengenai
obat-obatan dan pola makan, kosmetik, toksikologi, penangkal racun,
pencahar, serta obat-obatan kompleks yang menjadi menarik untuk
diketahui para ahli farmasi.
Kontribusinya dalam dunia medis antara lain ialah memulai inisiasi
pengobatan untuk penyakit ginjal dan batu kandung kemih (bladder
stones). Ia juga merupakan orang yang membangun ilmu mengenai
kemoterapi menggunakan obat-obatan berbahan mineral dalam dunia
kedokteran Islam.
Selain itu, ia juga turut menjelaskan sifat alamiah dari berbagai jenis
pernyakit menular. Di antara riset yang pernah ia lakukan ialah riset
terkait penyakit cacar dan campak, dan ia juga merupakan orang
pertama yang memaklumkan penggunaan alkohol yaitu opium
sebagai obat bius. Al-Razi cukup berhati-hati dalam hal tersebut.
Sebelum mengaplikasikannya pada manusia, ia sudah terlebih dahulu
melakukan pengujian pada binatang untuk mengestimasi dampak dan
efek samping yang mungkin terjadi.
Al-Razi merupakan seseorang yang berpandangan luas. Ia paham
bahwa tidak di setiap tempat, tersedia dokter yang mumpuni. Oleh
karena itu, dia menjadi orang pertama di dunia Arab yang menuliskan
buku untuk kepentingan umum dalam rangka mencari saran terkait

29
penanganan pada kondisi tidak ada dokter. Buku tersebut ia beri nama
“Man la yahduruhu al-tibb” yang artinya adalah “Buku untuk seseorang
yang tidak memiliki akses ke Dokter” dan buku ini memegang peranan
penting dalam sejarah pengembangan ilmu kedokteran dan farmasi.
3. Ali ibn ‘Abbas al-Majusi
Ali ibn ‘Abbas al-Majusi (925 M – 994 M) merupakan seorang muslim
yang dinobatkan sebagai salah dokter terbaik pada abad ke-10 Masehi.
Tak hanya memiliki kemampuan dalam dunia praktik, namun ia juga
meninggalkan karya yang cukup berpengaruh di eranya. Dia menjadi
dokter bagi Amir ‘Adud al-Daula Fana Khusraw dari dinasti Buwayhid,
yang memerintah dari 949 M hingga 983 M. Amir ‘Adud al-Daula Fana
Khusraw adalah pendukung besar ilmu kedokteran, dan mendirikan
sebuah rumah sakit di Shiraz di Persia, dan pada 981 M ia membangun
Rumah Sakit Al-Adudi di Baghdad, tempat al-Majusi bekerja. Nama
Al-Majusi berasal dari latar belakang Nenek moyangnya yang beragam
Zoroaster atau Majusi, tetapi dia sendiri adalah seorang Muslim.
Diantara karya yang pernah ditulisnya ialah sebuah ensiklopedia
kesehatan yang berjudul ‘Kamil as-Sina’ah at Tibbiyyah’ (Buku
Lengkap Seni Medis). Karya ini tidak hanya dipergunakan dan menjadi
rujukan bagi para pelajar dan praktisi kedokteran di dunia Islam
namun juga di berbagai belahan Eropa, setelah karya ini diterjemahkan
kedalam bahasa latin dengan judul, Liber Regius’. Selain itu, Buku ini
dianggap merupakan ensiklopedia yang lebih sistematis dan ringkas
dari pada Kitab Al-Hawi karya Razi, dan lebih praktis daripada Kitab
Qanoun fi Tib karya Ibn Sina.
4. Abul Qasim al-Zahrawi
Diantara dokter yang turut mengikuti jejak al-Razi adalah Abul Qasim
al-Zahrawi (963 M -1013 M). Al-Zahrawi dikenal juga dengan nama
‘Albucasis’ di Barat dan merupakan seorang praktisi kedokteran, ahli
farmasi, dan ahli bedah kenamaan di eranya. Para pelajar dan pasien
dari segala penjuru dunia, baik dunia Muslim maupun yang berasal
dari Eropa berbondong-bondong untuk mendapatkan pengajaran dan
pengobatan dari beliau.
Adapun kontribusinya dalam dunia kedokteran ialah ensiklopedianya
yang ia tulis, yaitu ‘al-Tasrif li man ajaz an-il-talif’ yang memaparkan
30 segmen fakta-fakta dalam dunia pembedahan (surgical). Ia juga

30
menggambarkan hingga 200 alat pembedahan, yang ia desain sendiri
dan ia gunakan dalam praktik.
Al-Zahrawi juga berhasil menguasai berbagai operasi yang sukar
dilakukan, seperti operasi Caesar. Ia juga merupakan orang pertama
yang menggunakan benang yang terbuat dari sutra untuk menjahit
luka. Dia juga menjelaskan bahwa praktik medis yang baik dalam
bidang pembedahan memerlukan pemahaman yang mumpuni di
bidang anatomi.
Tidak hanya menjadi praktisi mumpuni, Al-Zahrawi juga meninggalkan
berbagai karya yang berpengaruh. Ensiklopedianya yang Al-Zahrawi
tulis sangatlah fundamental tak hanya bagi para dokter di eranya, namun
hingga lima era kemudian, ensiklopedia ini digunakan menjadi buku
pelajaran standar dalam bidang pembedahan di berbagai universitas di
penjuru Eropa, setelah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dengan
judul ‘Liber Servitoris’.
5. Abu ar-Rayhan al-Biruni
Abu ar-Rayhan al-Biruni (975 M – 1048 M), atau yang lebih dikenal
dengan nama al-Biruni merupakan salah salah satu tokoh besar muslim
di bidang farmasi dari Persia.
Al-Biruni menjelaskan bahwa farmasi menjadi terpisah dari kedokteran
sebagaimana bahasa dan syntax merupakan dua hal yang terpisah dalam
komposisi, ilmu persajakan terpisah dari puisi, dan logika terpisah dari
filosofi. Adapun farmasi merupakan penyokong ilmu kedokteran. Al-
Biruni juga merupakan orang yang memberikan definisi paling jelas
mengenai farmasi dan tugas seorang ahli farmasi.
Semasa hidup, Al-Biruni pernah menerbitkan buku yang menjadi salah
satu karya paling berharga muslim dalam bidang farmasi yang berjudul,
‘Kitab al-Saydanah’ atau ‘The Book of Drugs’. Adapun Al-Biruni
dalam buku tersebut menjabarkan secara terperinci pengetahuannya
mengenai khasiat obat-obatan serta menekankan peran penting dan
fungsi dari seorang apoteker (pharmacist).
Selain kitab tersebut, ia juga menuliskan karya tulis yang sangat
penting dan fundamental, ‘Kitab al-Saydala fi al-tibb’ atau ‘Book on
the Pharmacopoeia of Medicine’, yang menjelaskan seluruh jenis obat-
obatan yang dikenal pada eranya.

31
6. Abu Ali ibnu Husayn ibnu Abdullah ibnu Sina
Salah satu tokoh muslim yang terkenal di bidang kesehatan masyarakat
ialah Abu Ali ibnu Husayn ibnu Abdullah ibnu Sina atau yang biasa
dikenal dengan nama Ibnu Sina (980 M – 1037 M). Saffari dan Pakpour
(2013) menjelaskan bahwa Ibnu Sina, atau yang biasa di Barat dikenal
dengan nama Avicenna merupakan seorang Persia termasyhur dan
seorang ilmuwan muslim yang turut dihormati sebagai Bapak dari
ilmu kedokteran modern.
Sepanjang hidupnya, Ibnu Sina sendiri telah menulis sebanyak
246 buku dalam bidang kedokteran, ilmu farmasi, dan kesehatan
masyarakat. Salah satu masterpiece beliau dalam bidang kedokteran
pada masa keemasan Islam yang berjudul “Canon of Medicine” atau
yang disebut juga “Qanoun fi Tib”.
Canon ini terdiri atas lima buku dan sepuluh bagian, dimana masing-
masing buku membahas satu isu medis. Pada abad ke-12 M, karya
Ibnu Sina ini kemudian diterjemahkan ke bahasa Latin dan sejak
saat itu dipergunakan sebagai salah satu referensi utama pendidikan
kedokteran selama lebih dari 700 tahun, yaitu hingga abad ke-17 M.
Dr. William Osler, penulis buku ‘The Evolution of Modern Science’
mengatakan bahwa Canon menjadi ‘kitab suci ilmu kedokteran’ untuk
kurun waktu yang cukup lama, dibandingkan karya-karya lainnya.
Adapun karya Ibnu Sina lainnya yang juga masyhur dalam bidang ilmu
farmasi berjudul Kitab al-Shifa (Book of Healing), yang terdiri dari 20
volume. Di dalam bukunya ia juga menjelaskan 760 obat-obatan yang
menjadi karya paling otentik di eranya.
Kreativitas Ibnu Sina dalam dunia kedokteran dan kesehatan dapat
pula dilihat dari usahanya dalam memahami phthisis dan tuberculosis,
penyebaran penyakit dari air dan tanah, serta kolaborasi antara ilmu
psikologi dan kesehatan. Ibnu Sina juga merupakan orang pertama
yang menjelaskan mengenai meningitis, dan mendorong kontribusi
terhadap pengembangan ilmu anatomi, ginekologi, kesehatan anak.
Karya-karyanya dalam bidang kesehatan kemudian diaplikasikan
oleh kesultanan Turki Utsmani dalam pembangunan rumah sakit dan
tingginya standar dalam penerapan hygiene (kebersihan). Karyanya
yang variatif ini kemudian juga mendorong setiap kota di dunia Islam
kala itu memiliki rumah sakit dalam jumlah yang besar dan kebanyakan

32
dari rumah sakit tersebut memiliki spesialisasi pada penyakit tertentu,
yang juga mencakup kesehatan mental dan emosional.
Ibnu Sina sendiri, dalam pembukaan bukunya menjelaskan bahwa
tujuan dari obat adalah untuk memelihara kesehatan jika kesehatan
tersebut telah didapatkan, dan pemulihan ketika kesehatan seseorang
tersebut luput darinya. Ia juga mendebat pernyataan bahwa ada tiga
kondisi kesehatan manusia, yang terdiri atas kondisi sehat, kondisi
sakit, serta kondisi di mana seseorang tidak sehat dan tidak pula sakit.
Menurut Ibnu Sina, hanya ada dua kondisi pada tubuh manusia, yaitu
sehat dan sakit. Kondisi sehat menurutnya ialah ketika badan terlihat
indah, rambut panjang, kulit terlihat bersih dan cerah, wangi, dan pada
rupa yang seharusnya. Atau dalam kata lain, pada kondisi berfungsi
secara normal. Adapun penyakit menurutnya adalah kondisi abnormal
bagi tubuh manusia, yang menyebabkan berbagai efek berbahaya.
Ibnu Sina percaya bahwa penyakit memiliki berbagai penyebab.
Baginya, ilmu kedokteran membahas tentang tubuh manusia dalam
hal kesehatan dan penurunan kesehatan, adapun segala pengetahuan
terkait itu diperoleh dengan mempelajari penyebab dari kesehatan
dan penyakit. Dengan demikian, terlihat bahwa Ibnu Sina memiliki
pandangan epidemiologi terkait penyakit dan kesehatan.
Adapun pengobatan, menurut Ibnu Sina dibagi menjadi dua, yaitu:
i) Tindakan yang dapat menjaga kesehatan. Hal ini dikenal juga
sebagai hygiene (kebersihan) dan merupakan pencegahan yang
mendasar dan utama;
ii) Tindakan yang dapat mengembalikan kesehatan. Hal ini dikenal
juga sebagai pengetahuan terkait penanganan, atau pencegahan
sekunder dan tersier.
Oleh karena itu, ilmu kedokteran merupakan perpaduan dari hygiene
(kebersihan) dan penanganan.
Ibnu Sina percaya, elemen-elemen, seperti halnya udara dan air
merupakan substansi primer dari tubuh manusia dan makhluk-
makhluk lainnya. Oleh sebab itu, ia menyarankan para dokter untuk
mempelajari berbagai elemen tersebut untuk menyokong pengetahuan
dan praktiknya di bidang kedokteran.

33
Ibnu Sina juga menekankan pentingnya kebersihan air. Menurutnya, air
yang sehat adalah air yang tidak didominasi kondisi apapun atau terpolusi
oleh elemen asing dan tidak berbau. Hal ini selaras dengan definisi WHO
(World Health Organization) terkait air yang aman diminum.
Ibnu Sina juga memperkenalkan metode untuk mengevaluasi kualitas
air, distilasi, filtrasi, dan pendidihan untuk memurnikan hard water (air
yang mengandung banyak kapur). Adapun menurut WHO Guidelines,
pendidihan air ini bisa menjadi metode yang efektif untuk mengurangi
kontaminasi mikroba, yang bisa mengancam kesehatan publik.
Ibnu Sina juga percaya bahwa wisatawan rentan terhadap penyakit
dari beragamnya air yang ia konsumsi dibandingkan makanan
yang dikonsumsi. Oleh karena itu, ia menyarankan wisatawan
untuk melakukan filtrasi airnya berulang, mendidihkannya, dan
menyaringnya. Hal ini juga merupakan hal yang direkomendasikan
oleh Center for Disesase Control and Prevention (CDC).
Selain air, udara pun juga merupakan hal yang menjadi salah satu
bahasan tersendiri dalam Canon Ibnu Sina. Ia percaya bahwa udara
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kesehatan manusia
dan dapat menyebabkan penyakit. Menurutnya, udara yang bersih
merupakan udara yang segar dan bersih, tidak tercampur dengan uap.
Udara yang bersih ini tidak membuat seseorang susah untuk bernafas
dan tidak menyesakkan. Menurut Ibnu Sina, polusi udara merupakan
perubahan abnormal. Ia mengobservasi bahwa pembusukan udara
bertepatan dengan munculnya berbagai penyakit, wabah tertentu.
7. Ibnu Jazlah
Ibnu Jazlah (meninggal pada tahun 1100 M) merupakan tokoh muslim
yang juga memiliki banyak kontribusi dalam bidang kesehatan. Selama
hidup, dia banyak menuliskan karya ilmiah mengenai racun dan
antibodi. Diantara kitabnya yang terkenal ialah ikhtisar yang berjudul
‘al-Minhay al-Bayan’. Pada kitab tersebut, Ibnu Jazlah membahas
pengobatan sederhana dan pengobatan kombinasi serta pola makan
yang tepat untuk menyembuhkan berbagai penyakit.
Ibnu Jazlah berpendapat bahwa buku yang ia tulis mengisi kekosongan
ruang ilmu dari penulis-penulis sebelumnya dalam dunia kedokteran
dan menjelaskan secara terperinci pengobatan serta menjelaskan
pengobatan alternatif jika metode utamanya tidak dapat dilaksanakan.

34
8. Ibnu al-Tilmidh
Ibnu al-Tilmidh (1073 M – 1165 M) merupakan salah seorang muslim
Baghdad yang berpengaruh di bidang kedokteran. Diantara kontribusi
besarnya dalam dunia kedokteran ialah dengan pendirian salah satu
sekolah kedokteran termasyhur di Baghdad.
Ia juga turut menuliskan buku di bidang kedokteran dan terapi. Salah
satu karyanya. ‘al-Aqrabadhin’ merupakan teks di bidang farmasi yang
membahas mengenai persiapan dan resep obat untuk berbagai upaya
pengobatan. Karyanya tersebut kemudian menjadi salah satu referensi
para praktisi farmasi di sektor swasta dan institusi rumah sakit.
9. Al -Idrisi
Diantara ahli kedokteran Islam yang juga dikenal atas karya-karyanya
ialah Al-Idrisi. Beliau lahir Cordoba, Spanyol pada tahun 1099.
Diantara kontribusi besarnya ialah dalam penggunaan tanaman untuk
perobatan, sebagaimana yang ia jelaskan dalam bukunya, ’Kitab al-
Jami-li-Sifat Ashtat al-Nabatat’.
Al-Idrisi menyusun berbagai tanaman dan data-data yang sebelumnya
belum dijelaskan. Kemudian, ia mengkompilasikannya menjadi
sebuah subjek dari ilmu tumbuh-tumbuhan (botany). Darinya, begitu
banyak obat-obat yang terbuat dari tamanan hadir di dunia pengobatan
yang mana telah ia sesuaikan dengan assessment dan kebutuhan dari
para dokter medis.
10. Abu Muhammad Ibn al-Baitar
Selain Al-Idrisi, tokoh muslim yang juga terkenal atas pengobatan
menggunakan tanaman ialah Abu Muhammad Ibnu al-Baitar (1197 M
– 1248). Ia juga berasal dari Spanyol. Kala itu, ia merupakan salah satu
ilmuwan muslim paling berpengaruh dari Spanyol, dan merupakan salah
satu kepala ahli botani dan ahli farmasi di abad pertengahan.
Dari pengembaraannya mengumpulkan berbagai jenis tanaman hingga
ke Afrika dan Asia, Ibnu al-Baitar kemudian menuliskan sebuah buku
ensiklopedia berjudul, ‘Kitab al-Jami al-Adiwaya al-Mufrada’, yang
merupakan salah satu buku terpenting yang terkait tanaman obat.
Ensiklopedia ini membahas hingga lebih dari 1400 hal, yang mana banyak
belum diketahui sebelumnya. Ensiklopedia tersebut juga turut membahas
pekerjaan dari 150 penulis, yang mana sebagian besar merupakan orang
Arab, dan mensitasi sekitar 20 orang ilmuwan klasik Yunani.

35
Karya besar Ibnu al-Baitar kemudian diterjemahkan kedalam Bahasa
Latin dan dicetak pada akhir tahun 1758. Adapun karya-karya Ibnu
al-Baitar ini telah dikategorisasikan atas pemikiran, investigasi, dan
klasifikasi, serta memiliki pengaruh besar dan termasuk buku-buku
yang terpopuler dan terkemuka di dunia Timur dan dunia Barat
khususnya dalam ilmu botani dan kedokteran.
Banyak dari karyanya yang diterjemahkan dan dipublikasikan kemudian
dalam bahasa yang dipergunakan di dunia Barat. Ilmuwan-ilmuan
terdahulu pun yang juga mengilhami buku-bukunya, menjadikannya
sebagai referensi penulisan karya ilmiah mereka.
11. Abu Mansur Muwaffaq
Tokoh besar muslim lainnya di bidang farmasi ialah Abu Mansur
Muwaffaq. Abu Mansur yang berasat dari Herat, Afganistan tersebut,
pada abad ke-10 M, menuliskan sebuah buku, yaitu ‘The foundations
of the true properties of Remedies”. Di dalam buku tersebut, Abu
Mansur menjabarkan hingga 585 jenis obat-obatan.
Adapun dalam bidang kesehatan masyarakat, pengaruh Islam dapat dilihat
bagaimana pemerintah Turki mempengaruhi Boznia dan Herzegovina
dalam berbagai aspek. Di tanah Boznia dan Herzegovina, pemerintah Turki
mendirikan pusat kesehatan dan farmasi nasional, disertai pakar-pakarnya
dan obat-obatan. Selain itu, bagi orang-orang yang telah memeluk Islam,
diminta mempraktikkan Islam, tak terkecuali dalam hal kebersihan
(hygiene).
Reformasi besar pada berbagai segmen kehidupan masyarakat, yang mana
sebagian diantaranya menyangkut segmen kesehatan, dilakukan oleh Gazi
Husrev-bey dan kepala polisi daerah, Topal Osman-pasha. Gazi Husrev
Bey merupakan orang yang membiayai pendirian rumah sakit di Boznia
dan Herzegovina dengan uang wakaf pribadinya. Sedangkan Osman-pasha
membiayai pendirian rumah sakit berbasis wakaf di Sarayevo pada 1886.
Layanan kesehatan terorganisir di Bosnia dan Herzegovina kala itu
sebenarnya dimulai untuk memberikan penanganan untuk pasien di Hajji
Sinan, Tekke, Sarajevo, yang didirikan pada 1638-1640 oleh Silahdar
Mustafa-pasha, putra dari Hajji Sinan-aga. Sebelum itu, penduduk biasanya
dirawat di rumah sedangkan para tentara dirawat di barak.

36
Sejak kedatangan Turki dan Islam di Bosnia dan Herzegovina, tabiat baru
terhadap kultur hidup sehat tumbuh. Sebab orang-orang Turki membawa
serta pengalaman medis serta berbagai literatur yang telah mereka adopsi
dari bahasa Arab, yang mana telah berabad-abad mengumpulkan berbagai
pengetahuan dari berbagai bahasa untuk memperkokoh riset dan pengalaman
para praktisinya sehingga berbagai bangsa bisa menggunakannya dalam
rupa ensiklopedi dan berbagai manuskrip yang kaya akan ilmu.
Diantara buku yang terkenal ketika itu ialah ‘Nihajet ar-rutba fitalab al-hisba’,
yang ditulis Abdulah Ibn Nasr aa-Shizeri pada abad ke-12 M. Buku tersebut
merupakan kitab paling tua yang menjelaskan hukum-hukum mengenai
inspeksi sanitasi.

Islam, sebagai agama yang mewajibkan muslim untuk senantiasa


menjaga kebersihan diri mendorong lahirnya reputasi ‘Purest Peoples’
bagi penganutnya. Oleh karena itu banyak dibangun tempat permandian
umum yang disebut hammam. Evliya Çelebija, seorang penulis Turki yang
suka melakukan penjelajahan mencatat, hingga pertengahan abad ke-17
M, terdapat 56 tempat permandian umum yang dibangun di Bosnia dan
Herzegovina. Banyak di antaranya dibangun dari sumbangan dan dapat
dipergunakan tidak hanya oleh muslim, tapi juga umat yang berkeyakinan
berbeda. Selain hammam, sebagian besar umat Islam pun mempunyai
fasilitas sanitasi berupa kamar mandi di rumahnya masing-masing. Sistem
yang dapat mengatur persediaan air pun turut dibangun, menjadi fasilitas
sanitasi pertama di Bosnia dan Herzegovina.

Di hammam, baik laki-laki maupun perempuan berharap bisa disembuhkan


dari berbagai penyakit. Orang yang berharap agar bisa berkeringat sebagai
salah satu metode penyembuhan, orang yang sakit punggung, serta orang
yang tidak bisa mengeluarkan urin pergi ke hammam dan membiarkan air
hangat menjadi terapi untuk tubuhnya, Mereka juga menggunakan hammam
untuk menyembuhkan diri dari bersin, kelelahan, serta meningkatkan
pencernaan makanan karena sebelumnya mengalami peradangan dan flu.
Selain dalam bidang sanitasi, Bosnia dan Herzegovina mendapat pula
banyak pengaruh dalam bidang kedokteran dan farmasi dari pemerintahan
Turki kala itu.

37
BAB 3
3. PRAKTEK KESEHATAN MASYARAKAT
KONTEMPORER

S aat ini, World Health Organization (WHO) sebagai bagian dari United
Nations (UN) merupakan lembaga yang memayungi dan menjadi rujukan
dalam praktek kesehatan masyarakat kontemporer bagi seluruh negara
anggotanya. WHO mendefinisikan kesehatan masyarakat sebagai seni dan
ilmu pengetahuan dalam pencegahan penyakit, memperpanjang usia, dan
mendorong kesehatan melalui “usaha-usaha pengorganisasian masyarakat”.
Berdasarkan definisi ini, ruang lingkup kesehatan masyarakat dalam era
kontemporer melibatkan upaya baik dalam bentuk kegiatan, layanan, maupun
kebijakan yang ditujukan untuk mencapai ketiga tujuan tersebut.
Pencapaian kesehatan masyarakat secara global juga merupakan salah
satu tujuan ketiga dari Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable
Development Goals/SDGs). Sebagaimana SDGs lainnya, tujuan ini juga
dituangkan dalam indikator-indikator yang kemudian menjadi tolak ukur bagi
capaian-capaian kesehatan masyarakat dalam era kontemporer. Salah satu
indikator penting bagi capaian kesehatan masyarakat secara global dalam
era kontemporer adalah Angka Harapan Hidup (AHH) yang juga menjadi
bagian dari dimensi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sebagai indikator
pembangunan suatu negara menunjukkan capaian dan kinerja pemerintah
dalam meningkatkan taraf kesehatan masyarakatnya. AHH yang mengestimasi
rata-rata tahun hidup masyarakat sejak lahir sangat ditentukan oleh faktor
risiko yang dapat mendorong tingkat kematian dini.
Untuk memahami bagaimana praktek kesehatan dalam masyarakat
kontemporer, menjadi penting untuk memahami AHH dan faktor risiko yang
dapat mempengaruhinya. Oleh karena itu, selain membahas praktek kesehatan
masyarakat secara global, bagian ini juga akan membahas tentang indikator-
indikator yang digunakan untuk mengestimasi AHH, faktor risiko yang
dapat mempengaruhinya, dan bagaimana pemerintah dalam era kontemporer
melakukan upaya yang diperlukan untuk meningkatkan AHH melalui
penekanan faktor risiko tersebut.

38
3.1. Praktek Kesehatan Masyarakat secara Global
Kesehatan merupakan kebutuhan dasar sekaligus hak dasar yang melekat
pada setiap manusia yang harus terpenuhi. Oleh karena itu, kesehatan
menjadi aspek penting dalam kehidupan manusia. Seseorang dalam keadaan
sehat mampu melakukan berbagai aktivitas seperti kegiatan perekonomian
dan kemasyarakatan. Namun kesehatan tidak dapat terjadi dengan
sendirinya, perlu upaya untuk mewujudkan dan memelihara tubuh dalam
kondisi sehat. Upaya tersebut harus dilaksanakan oleh semua pihak baik
individu, masyarakat, hingga pemerintah karena terwujudnya kesehatan
ditentukan oleh multifaktor. Hal tersebut yang mendasari United Nations
sebagai organisasi dunia menetapkan kesehatan sebagai tujuan Sustainable
Development Goals pada poin 3 yaitu good health and well-being. Sebelum
lebih jauh membahas tentang kesehatan masyarakat, sebaiknya perlu
memahami konsep dan definisi “sehat” itu sendiri.
Konsep sehat begitu luas sehingga sulit menentukan batasan untuk definisi
“sehat” tersebut. Sebagian besar orang beranggapan bahwa kondisi “sehat”
adalah “tidak sakit”. Namun apakah definisi sehat sebatas “tidak sakit” tersebut
benar, maka perlu memahami makna “sehat” sehingga kita mengetahui
upaya yang tepat untuk mewujudkan dan memelihara “kesehatan”. Definisi
“sehat” menurut World Health Organization (WHO) (1948) adalah

“a state of complete physical, mental and social well-being and not merely the
absence of disease or infirmity.”

Definisi “sehat” di atas menyatakan bahwa “sehat” adalah suatu keadaan


sempurna baik secara fisik, mental, spiritual, maupun sosial dan tidak
hanya bebas dari penyakit atau kecacatan. Definisi sehat tersebut tidak
hanya fokus pada satu dimensi namun beberapa dimensi meliputi fisik,
mental, dan sosial. Kemudian WHO memperbarui definisi “sehat” dalam
The Ottawa Charter for Health Promotion (1986) yaitu sebagai berikut:

“as a resource for everyday life, not the objective of living. Health is a positive
concept emphasizing social and personal resources, as well as physical capacities.”

Berdasarkan definisi di atas, WHO mendefinisikan “sehat” bukan hanya


sebagai sebuah tujuan tetapi sumber daya dalam kehidupan sehari-hari
yang menghubungkan kemampuan fisik dengan kemampuan sosial dan
personal. WHO menyatakan bahwa seseorang yang “sehat” dapat hidup
produktif secara sosial dan ekonomi. Dengan memahami definisi tersebut,

39
maka kita dapat mengetahui upaya dalam mewujudkan dan memelihara
kondisi “sehat” untuk dapat hidup produktif secara ekonomi dan sosial baik
bagi individu, kelompok, maupun masyarakat.
Setelah memahami definisi “sehat” maka akan lebih mudah mengerti apa
dan bagaimana kesehatan masyarakat itu. Kesehatan masyarakat memiliki
makna yang luas karena bersifat multidimensi yang mencakup berbagai
bidang seperti kesehatan, lingkungan, dan kebijakan. Oleh karena kesehatan
masyarakat bersifat multidisiplin sehingga ada berbagai macam definisi
kesehatan masyarakat menurut para ahli dari berbagai bidang. Menurut
Institute of Medicine (IOM) pada tahun 1988, kesehatan masyarakat adalah
apa yang masyarakat lakukan dalam memastikan keadaan sehingga masyarakat
hidup sehat. Definisi kesehatan masyarakat yang dianggap komprehensif
menggambarkan apa dan bagaimana kesehatan masyarakat adalah definisi
menurut Winslow (1920), kesehatan masyarakat adalah
“... the science and art of preventing disease, prolonging life, and promoting
health and efficiency through organized community effort for the sanitation of the
environment, the control of communicable infections, the education of the individual
in personal hygiene, the organization of medical and nursing services for the early
diagnosis and preventive treatment of disease, and for the development of the social
machinery to insure everyone a standard of living adequate for the maintenance of
health, so organizing these benefits as to enable every citizen to realize his birth right
of health and longevity.”

Definisi Winslow menggambarkan tujuan kesehatan masyarakat yaitu ilmu


dan seni mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan mempromosikan
kesehatan dan hak “sehat dan umur panjang”. Pengertian tersebut juga
menjelaskan subtansi kesehatan masyarakat adalah mengorganisasi upaya
masyarakat untuk memelihara kesehatan dan mencegah penyakit. Ungkapan
“mesin sosial” menunjukkan bahwa terdapat hubungan kondisi sosial dengan
kesehatan masyarakat. The American Public Health Association dalam website
terbaru menjelaskan bahwa kesehatan masyarakat mendorong dan melindungi
kesehatan masyarakat baik secara individu dan komunitas serta memastikan
kondisi dimana masyarakat bisa hidup sehat. APHA menyatakan kesehatan
masyarakat menekankan pada pencegahan penyakit dan kecelakaan serta
mempromosikan kesehatan baik secara fisik dan mental melalui berbagai
upaya, salah satu upaya adalah mengedukasi risiko penggunaan tembakau dan
alkohol serta mendorong perilaku hidup sehat.

40
3.1.1. Status Kesehatan Masyarakat
Status kesehatan masyarakat dapat dilihat berdasarkan beberapa indikator.
Salah satu indikator yang umum digunakan adalah Life Expectancy
(angka harapan hidup). Berikut laporan WHO mengenai life expectancy
berdasarkan jenis kelamin dan wilayah negara.
Tabel 3.1 Harapan Hidup dan Harapan Hidup Sehat menurut Jenis Kelamin,
Wilayah WHO dan Kelompok Pendapatan berdasarkan Bank Dunia

Angka
Angka Angka Angka
Harapan
Harapan Harapan Harapan
Hidup
Hidup (Life Hidup Sehat Hidup (Life
Sehat
Expectancy) (HALE) Expectancy)
  (HALE)
saat lahir (tahun) saat 60 tahun (tahun)
Laki-Laki 69.8 62.0 19.0 14.8

Global Perempuan 74.2 64.8 21.9 16.8


Kedua Jenis
72.0 63.3 20.5 15.8
Kelamin
Afrika 61.2 53.8 16.6 12.5
Amerika 76.8 67.5 22.7 17.6
Wilayah
Asia Tenggara 69.5 60.4 18.2 13.3
WHO (kedua
jenis ke- Eropa 77.5 68.4 22.3 17.4
lamin) Mediterania
69.1 59.7 18.2 13.3
Timur
Pasifik Barat 76.9 68.9 21.0 16.6
Pendapatan
62.7 54.9 17.1 12.9
Rendah
Pendapatan
Kelompok
Menengah 67.9 59.1 18.0 13.2
pendapatan
Kebawah
Bank Dunia
Pendapatan
(kedua jenis
Menengah 75.2 67.0 20.2 15.8
kelamin)
Keatas
Pendapatan
80.8 71.2 24.3 19.0
Tinggi
Sumber: World Health Statistics (World Health Organization, 2019)

Berdasarkan tabel 3.1 di atas, kita dapat mengetahui kondisi kesehatan


masyarakat dari segi angka harapan hidup. Indikator ini menggambarkan
situasi sosial dan ekonomi suatu negara karena perkembangan ekonomi,
kondisi lingkungan, kualitas pelayanan kesehatan mempengaruhi kualitas

41
hidup masyarakat negara tersebut. Oleh karena itu life expectancy menjadi
salah satu indikator untuk menilai derajat kesehatan suatu negara. Tabel
3.1 menunjukkan angka harapan hidup low income countries 18,1 tahun
lebih rendah dibandingkan high income countries. Selain itu, healthy
life expectancy atau HALE yaitu angka harapan hidup seseorang dalam
keadaan sehat “sepenuhnya” pada high income countries 16,3 tahun
lebih lama dibandingkan low income countries. WHO European Region
mempunyai umur life expectancy dan HALE tertinggi sedangkan WHO
African Region dengan umur yang terendah.

Grafik 3.1
Grafik 3.1 Kematian
Kematian berdasarkan
berdasarkan Penyebab
Penyebab di
di Dunia
Dunia pada
pada tahun
tahun 2017
2017

Penyakit kardiovaskular 31,80%


Kanker 17,08%
Penyakit pernapasan 7%
Penyakit saluran pernapasan bagian bawah 4,57%
Demensia 4,49%
Penyakit pencernaan 4,25%
Kematian neonatal 3,19%
Penyakit diare 2,81%
Diabetes mellitus 2,45%
Penyakit liver 2,36%
Insiden jalan raya 2,22%
Penyakit ginjal 2,20%
Tuberkulosis 2,12%
HIV/AIDS 1,71%
Bunuh diri 1,42%
Malaria 1,11%
Pembunuhan 0,72%
Penyakit Parkinson 0,61%
Tenggelam 0,53%
Meningitis 0,51%
Kekurangan Gizi 0,48%
Malnutrisi energi protein 0,41%
Kematian ibu 0,35%
Gangguan alkohol 0,33%
Gangguan obat-obatan 0,30%
Hepatitis 0,23%
Kebakaran 0,22%
Konflik 0,21%
Terkait panas (paparan panas dan dingin) 0,10%
Terorisme 0,05%
Bencana alam 0,02%
0,00% 5,00% 10,00%15,00%20,00%25,00%30,00%35,00%

Sumber: IHME, Global Burden of Disease (2019)


Sumber: IHME, Global Burden of Disease (2019)

Indikator yang sering digunakan untuk menilai status kesehatan adalah mortalitas.
Indikator yang sering digunakan untuk menilai status kesehatan adalah
Penyebab kematian terbanyak di dunia pada tahun 2017 sebagian besar adalah Penyakit
mortalitas. Penyebab kematian terbanyak di dunia pada tahun 2017
Tidak Menular atau Non-Communicable Disease (NCD). Grafik 3.1 di atas menunjukkan
bahwa empat penyebab kematian terbesar ditempati oleh penyakit tidak menular antara
lain penyakit kardiovaskular (cardiovascular disease), kanker (cancers), penyakit
pernapasan
42 (respiratory disease), dan penyakit saluran pernapasan bagian bawah (lower
respiratory disease). Penyakit jantung menjadi penyebab kematian tertinggi yaitu 31,8%
dari seluruh total kematian pada tahun 2017. Penyebab terbesar kedua adalah kanker yang
sebagian besar adalah Penyakit Tidak Menular atau Non-Communicable
Disease (NCD). Grafik 3.1 di atas menunjukkan bahwa empat penyebab
kematian terbesar ditempati oleh penyakit tidak menular antara lain
penyakit kardiovaskular (cardiovascular disease), kanker (cancers),
penyakit pernapasan (respiratory disease), dan penyakit saluran pernapasan
bagian bawah (lower respiratory disease). Penyakit jantung menjadi
penyebab kematian tertinggi yaitu 31,8% dari seluruh total kematian
pada tahun 2017. Penyebab terbesar kedua adalah kanker yang menjadi
penyebab 17,08% kematian dari total keseluruhan kematian tahun 2017.
Penyebab terbesar ketiga dan keempat adalah penyakit pernapasan (7%)
dan penyakit pernapasan bawah (4,57%). Penyebab kematian sudah
bergeser dari penyakit menular ke penyakit tidak menular bahkan di
Negara Berpendapatan Rendah dan Menengah atau Low- and Middle-
Income Countries (LMIC) mengalami double burden of disease yaitu
beban ganda penyakit menular dan penyakit tidak menular (Kushitor &
Boatemaa, 2018).

3.1.2. Determinan Status Kesehatan Masyarakat


3.1.2.
Kesehatan dipengaruhi
3.1.2. Determinan berbagai
Status Kesehatan faktor baik secara internal maupun
Masyarakat
eksternal. Dengan mengetahui faktorsecara
Kesehatan dipengaruhi berbagai faktor baik internal maupun
atau determinan eksternal. Dengan
kesehatan, kita dapat
mengetahui faktor atau determinan kesehatan, kita dapat meminimalkan faktor risiko dan
meminimalkan faktor risiko dan meningkatkan status kesehatan. Salah satu
meningkatkan status kesehatan. Salah satu konsep determinan status kesehatan yang
konsep determinan
banyak diadopsi adalah status kesehatan
konsep H.L. yang banyak
Blum sebagaimana dapat diadopsi
dilihat padaadalah
gambar konsep
3.1.
H.L. Blum
di bawah ini. sebagaimana dapat dilihat pada gambar 3.1. di bawah ini.

Herediter

Lingkungan Status Kesehatan Pelayanan


Kesehatan

Perilaku

Gambar
Gambar3.1
Gambar 3.1Determinan
3.1 Determinan
Determinan Status Kesehatan
Status
Status Kesehatan
KesehatanMasyarakat
Masyarakat
Masyarakat
Sumber: H.L. Blum (1974)
Sumber: H.L. Blum (1974)
Sumber: H.L. Blum (1974)
Menurut konsep H.L. Blum terdapat empat faktor yang mempengaruhi status kesehatan
masyarakat seperti lingkungan, herediter, pelayanan kesehatan, dan perilaku. Berikut
penjelasan mengenai masing-masing determinan status kesehatan masyarakat.

1. Lingkungan
Lingkungan yang mempengaruhi kesehatan bervariasi seperti lingkungan fisik dan
43
lingkungan sosial. Lingkungan fisik contohnya iklim, topografi, air, udara, 43
perumahan dapat mempengaruhi kesehatan. Sementara lingkungan sosial yang juga
berpengaruh terhadap lingkungan kesehatan antara lain ekonomi, budaya, politik,
Menurut konsep H.L. Blum terdapat empat faktor yang mempengaruhi status
kesehatan masyarakat seperti lingkungan, herediter, pelayanan kesehatan,
dan perilaku. Berikut penjelasan mengenai masing-masing determinan status
kesehatan masyarakat.
1. Lingkungan
Lingkungan yang mempengaruhi kesehatan bervariasi seperti lingkungan
fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan fisik contohnya iklim, topografi,
air, udara, perumahan dapat mempengaruhi kesehatan. Sementara
lingkungan sosial yang juga berpengaruh terhadap lingkungan kesehatan
antara lain ekonomi, budaya, politik, dan pendidikan.
2. Herediter
Herediter atau genetik merupakan faktor intrinsik yang mempengaruhi
kesehatan seseorang. Faktor ini meningkatkan kemungkinan seseorang
untuk mewarisi penyakit. Faktor yang mempengaruhi status kesehatan
masyarakat saling berkaitan termasuk faktor genetik juga berinteraksi
dengan lingkungan dan perilaku. Contoh golongan penyakit keturunan
adalah diabetes mellitus.
3. Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan berkaitan dengan ketersediaan dan keterjangkauan
akses masyarakat. Keberadaan fasilitas pelayanan kesehatan dan tenaga
kesehatan berperan dalam promosi kesehatan, pencegahan penyakit,
penyembuhan dan pengobatan, serta rehabilitasi. Upaya pelayanan
kesehatan tersebut dapat meningkatkan status kesehatan masyarakat.
4. Perilaku
Status kesehatan tidak terlepas dari perilaku atau kebiasaan seseorang.
Perilaku yang berkaitan dengan personal hygiene, upaya mencari pelayanan
kesehatan, dan gaya hidup. Faktor risiko terbesar penyakit tidak menular
adalah gaya hidup seperti kebiasaan merokok, minum alkohol, konsumsi
makanan cepat saji, dan kurang olahraga. Perilaku saat ini merupakan
faktor penting yang mempengaruhi status kesehatan masyarakat.
Selain faktor-faktor di atas, status kesehatan juga dipengaruhi oleh adanya faktor
risiko. Faktor risiko adalah paparan atau agen penyebab yang memungkinkan
seseorang menderita penyakit atau masalah kesehatan (Haneline & Meeker,
2011). Faktor risiko terbagi menjadi beberapa tipe, diantaranya (Turnock, 2012) :
a. Faktor biologis: herediter dan penuaan
b. Faktor lingkungan: makanan, udara, air, kepadatan, perumahan

44
c. Faktor gaya hidup: pola konsumsi, personal hygiene, kebiasaan
merokok
d. Faktor psikososial: kemiskinan, stress, kepribadian, dan budaya
e. Penggunaan dan akses terhadap pelayanan kesehatan
Di samping itu, faktor risiko dikelompokkan menjadi dua yaitu faktor
risiko yang tidak dapat diubah dan faktor risiko yang dapat diubah.
Sebagai contoh pada penyakit hipertensi, terdapat dua kelompok faktor
risiko (P2PTM Kementerian Kesehatan RI, 2017):
a. Faktor risiko yang tidak dapat diubah
Faktor risiko yang tidak dapat diubah adalah faktor yang melekat pada
penderita hipertensi, seperti: umur, jenis kelamin, dan herediter.
b. Faktor risiko yang dapat diubah
Berbeda dengan faktor risiko sebelumnya, faktor risiko dalam
kelompok ini dapat diubah karena disebabkan perilaku gaya hidup
penderita. Faktor risiko hipertensi yang dapat diubah diantaranya
kebiasaan merokok, diet rendah serat, konsumsi garam berlebih, dan
kurangnya aktivitas fisik.
Meskipun faktor risiko bukan penyebab tunggal terjadinya penyakit,
beberapa faktor risiko merupakan penyebab yang lebih dominan
dibandingkan faktor risiko yang lain. Faktor risiko tertentu telah dikaitkan
dengan masalah kesehatan tertentu berdasarkan studi epidemiologi.
Misalnya merokok, hipertensi, obesitas, dan diabetes dikenal sebagai faktor
risiko penyakit jantung. Studi epidemiologi mengidentifikasi faktor risiko
perilaku terhadap beberapa penyakit. Hasil studi tersebut menunjukkan
obesitas menjadi faktor risiko penyakit jantung, kanker, stroke, diabetes.
Kebiasaan merokok menjadi faktor risiko perilaku yang ditemukan pada
banyak penyakit seperti penyakit jantung, kanker, stroke, penyakit paru
obstruktif kronik, pneumonia, dan aterosklerosis (Turnock, 2012).

3.2. Perilaku Merokok


Rokok merupakan tantangan kesehatan masyarakat terbesar yang dihadapi
setiap negara di seluruh dunia. Setiap tahun rokok membunuh lebih dari 8
juta orang, 7 juta diantaranya adalah orang yang mengonsumsi rokok dan
1,2 juta adalah perokok pasif (bukan perokok yang terpapar asap rokok
dari perokok aktif) (WHO, 2019). Meskipun prevalensi perokok terlihat
menurun di beberapa negara, namun prevalensi pengguna tembakau ini

45
di seluruh dunia. Setiap tahun rokok membunuh lebih dari 8 juta orang, 7 juta diantaranya
adalah orang yang mengonsumsi rokok dan 1,2 juta adalah perokok pasif (bukan perokok
yang terpapar asap rokok dari perokok aktif) (WHO, 2019). Meskipun prevalensi perokok
terlihat menurun di beberapa
masih stabil negara,
pada 1,1 milyar namun
orang. prevalensi
Sekitar 80% daripengguna
1,1 milyar tembakau
pengguna ini masih
stabil padatembakau
1,1 milyar orang.
berada Sekitaryang
di LMIC 80%menanggung
dari 1,1 milyar
bebanpengguna tembakau
paling besar akibat berada di
LMIC yang menanggung
penggunaan beban paling besar akibat penggunaan tembakau.
tembakau.

Grafik 3.2Grafik 3.2 Konsumsi


Konsumsi Rokok secara
Rokok secara GlobalGlobal menurut
menurut WHO WHO Region
Region tahun 1999 –
tahun 1999
2016 – 2016

0
2005

2012
1999
2000
2001
2002
2003
2004

2006
2007
2008
2009
2010
2011

2013
2014
2015
2016
AFRO AMRO
China EMRO
EURO SEARO
WPRO (excluding China)

Sumber: Euromonitor
Sumber: Euromonitor International
International (2017)
(2017)
Sumber: Euromonitor International (2017)

Sebagaimana dapat dilihat


Sebagaimana dapatpada
dilihatgrafik 3.2. di3.2.
pada grafik atas, konsumsi
di atas, konsumsirokok
rokok didiCina
Cinamerupakan
yang paling tinggi yang
merupakan dibandingkan
paling tingginegara lain namun
dibandingkan mengalami
negara lain penurunan dalam
namun mengalami
beberapa penurunan dalamEropa
tahun terakhir. beberapa tahun terakhir.
mengalami penurunanEropakonsumsi
mengalamirokokpenurunan
yang signifikan
konsumsi rokok yang signifikan dalam 8 tahun
dalam 8 tahun terakhir. Amerika dan Western Pacific juga cenderung terakhir. Amerika danmengalami
Western Pacific juga cenderung mengalami penurunan konsumsi rokok.
penurunan konsumsi rokok. Terjadinya penurunan konsumsi rokok sebagai hasil upaya
Terjadinya penurunan konsumsi rokok sebagai hasil upaya negara dalam
negara dalam implementasi pengendalian tembakau. Sebaliknya, Negara Mediterania
implementasi pengendalian tembakau. Sebaliknya, Negara Mediterania
Timur, Afrika,
Timur,dan Asia dan
Afrika, Tenggara mengalami
Asia Tenggara kenaikan
mengalami konsumsi
kenaikan rokok. rokok.
konsumsi Konsumsi rokok
di Asia Tenggara
Konsumsicenderung meningkat
rokok di Asia Tenggara secara
cenderungsignifikan
meningkatdibandingkan dengan negara
secara signifikan
lain. Apabila hal tersebut
dibandingkan terus berlanjut,
dengan negara lain.maka prevalensi
Apabila konsumsi
hal tersebut terusrokok baik pada laki-
berlanjut,
maka prevalensi
laki dan perempuan, dan konsumsi
bahkan pada rokok baik padaakan
anak-anak laki-laki dan perempuan,
meningkat. Hal inidan akan menjadi
bahkan pada anak-anak akan
tantangan yang besar bagi negara tersebut. meningkat. Hal ini akan menjadi tantangan
yang besar bagi negara tersebut.

46
46
Grafik 3.33.3Jumlah
Grafik
Grafik JumlahKonsumsi
Konsumsi Rokok berdasarkanTingkat
Rokok berdasarkan
berdasarkan Tingkat
Tingkat Ekonomi
Ekonomi
Ekonomi

2500

2000

1500

1000

500

0
Uruguay Poland Thailand Philippines Brazil Egypt

Sangat Rendah Rendah Menegah Tinggi Sangat Tinggi

Sumber:Kostova
Sumber:
Sumber: Kostova etal.
Kostova et
et al.(2014)
al. (2014)
(2014)

Grafik
GrafikGrafik 3.3. menunjukkan
menunjukkan
3.3. menunjukkan
3.3. perbedaanperbedaan
jumlah jumlah
perbedaan konsumsi
jumlah konsumsi
rokok dirokok
konsumsi beberapa
rokok di
di beberapa
negara Global
beberapa
negara
Adult Tobacco Global Adult
berdasarkan
Survey Adult
negara Global Tobacco
Tobacco Survey
tingkat
Survey berdasarkan
statusberdasarkan
sosial ekonomi. tingkat
Tingkat
tingkat status
status sosial
sosial ekonomi
sosial
ekonomi.
tersebut Tingkat sosial ekonomi tersebut dibagi menjadi
ekonomi. Tingkat sosial ekonomi tersebut dibagi menjadi sangat rendah, Enam
dibagi menjadi sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat
sangat rendah,
tinggi.
rendah,
negararendah, sedang,
di atassedang,
mempunyai tinggi,pola
tinggi, dan konsumsi
dan sangat
sangat tinggi. rokok
tinggi. Enamyang
Enam negara
hampir
negara di
di atas
sama.
atas mempunyai
Grafik tersebut
mempunyai
pola
menunjukkan konsumsi rokok yang hampir sama. Grafik
pola konsumsi rokok yang hampir sama. Grafik tersebut menunjukkan rokok
bahwa semakin rendah tingkat ekonomi tersebut
masyarakat, menunjukkan
maka konsumsi
bahwa
cenderung
bahwa semakin
semakin
semakin rendahSementara
tinggi.
rendah tingkat ekonomi
tingkat masyarakat,
itu, kelompok
ekonomi maka
makakonsumsi
masyarakat
masyarakat, dengan rokok
konsumsi status
rokok sosial
ekonomicenderung
cenderung semakin
paling tinggi
semakin tinggi.
mengonsumsi Sementara itu,
rokok paling
tinggi. Sementara kelompok masyarakat
sedikit. Meskipun
itu, kelompok masyarakat dengan
demikian,
dengandalam
status
beberapa sosial
kasus ekonomi
perilaku paling
merokok tinggi
tidak mengonsumsi
selalu tergantung
status sosial ekonomi paling tinggi mengonsumsi rokok paling sedikit. rokok
pada paling
tingkat sedikit.
sosial ekonomi
Meskipun
masyarakatnya.
MeskipunHal demikian,
demikian, dalam
tersebutdalam beberapa
dapat beberapa
dilihat dari kasus perilaku
harga
kasus rokok di
perilaku merokok tidak
negara tidak
merokok selalu
tersebut, di mana
selalu
tergantung
harga tergantung pada
rokok di low-middle tingkat sosial ekonomi masyarakatnya. Hal
pada tingkat sosial ekonomi masyarakatnya. Hal tersebut dapat orang
income countries masih cukup terjangkautersebut dapat
sehingga
dilihat
dengandilihat dari
penghasilan harga
rendah rokok
masih dimemiliki
negara tersebut,
kemampuan di mana
untukhargamembeli rokok di low-
rokok. Selain itu,
dari harga rokok di negara tersebut, di mana harga rokok di low-
middle
sifat adiktif income
dari rokok countries
membuat masih
perokok cukup
aktif terjangkau
dari berbagaisehingga
kelompok orang dengan
tingkat ekonomi
middle income countries masih cukup terjangkau sehingga orang dengan
penghasilan
termasuk rendah
kelompokrendahmasyarakat masih memiliki
dengan tingkat kemampuan
ekonomi yang untuk membeli
rendah rokok.
akan tetap berusaha
penghasilan masih memiliki kemampuan untuk membeli rokok.
Selain
untuk Selain
membeli itu, sifat
rokok. adiktif dari rokok membuat perokok aktif dari berbagai
itu, sifat adiktif dari rokok membuat perokok aktif dari berbagai
kelompok tingkat ekonomi termasuk kelompok masyarakat dengan tingkat
kelompok tingkat ekonomi termasuk kelompok masyarakat dengan tingkat
ekonomi
Perilaku merokok yang rendah akan
menimbulkan tetap berusaha
banyak kerugian baikuntukdari
membeli rokok. ekonomi, dan
segi kesehatan,
ekonomi yang rendah akan tetap berusaha untuk membeli rokok.
lingkungan. Hasil studi menunjukkan bahwa rokok merupakan faktor risiko beberapa
Perilaku merokok menimbulkan banyak kerugian baik dari segi kesehatan,
penyakit terutama
Perilaku penyakit
merokok tidak menular
menimbulkan banyak(PTM). Ketika
kerugian baik perokok
dari segi menerima
kesehatan, dampak
ekonomi, dan lingkungan. Hasil studi menunjukkan bahwa rokok
kesehatan akibat rokok
ekonomi, dan maka mereka mengalami
lingkungan. Hasil studi kerugian ekonomi yang
menunjukkan bahwa besar, dari biaya
rokok
merupakan faktor risiko beberapa penyakit terutama penyakit tidak
berobat hingga kehilangan produktivitas yang menyebabkan
merupakan faktor risiko beberapa penyakit terutama penyakit tidak hilangnya pendapatan
menular (PTM). Ketika perokok menerima dampak kesehatan akibat
keluarga. Selain (PTM).
menular itu, perokok pasifperokok
Ketika juga memiliki faktor risiko
menerima dampak terhadap
kesehatanbeberapa penyakit
akibat
karena paparan asap rokok. Rokok juga memberikan dampak negatif terhadap
lingkungan. Setiap tahunnya, industri rokok menghasilkan limbah padat seberat 2 ton.
47
Lebih dari itu, 4,5 triliun puntung rokok menjadi limbah setiap tahunnya. Dampak 47akibat
rokok maka mereka mengalami kerugian ekonomi yang besar, dari biaya
berobat hingga kehilangan produktivitas yang menyebabkan hilangnya
pendapatan keluarga. Selain itu, perokok pasif juga memiliki faktor
risiko terhadap beberapa penyakit karena paparan asap rokok. Rokok
juga memberikan dampak negatif terhadap lingkungan. Setiap tahunnya,
industri rokok menghasilkan limbah padat seberat 2 ton. Lebih dari itu,
4,5 triliun puntung rokok menjadi limbah setiap tahunnya. Dampak akibat
perilaku merokok dan asap rokok yang banyak ditemukan dalam studi
penelitian adalah dampak kesehatan. Rokok menjadi faktor risiko utama
pada beberapa penyakit termasuk penyakit kronis. Untuk lebih jelasnya,
berikut ini dijelaskan mengenai dampak kesehatan akibat rokok.

Perilaku Merokok di Indonesia

3.3. Dampak Konsumsi Rokok


Konsumsi rokok tidak hanya memiliki dampak negatif terhadap kesehatan,
namun juga berpotensi memiliki dampak negatif terhadap ekonomi perokok
dan keluarganya. Dampak sosial juga sering dirasakan oleh masyarakat di
sekitar perokok tersebut. Penjelasannya akan diuraikan dalam bagian ini.

3.3.1. Dampak Kesehatan


Beberapa dampak terhadap kesehatan yang ditimbulkan dari rokok adalah
sebagai berikut:

1. Penyakit Kardiovaskular
Penyakit Kardiovaskular merupakan penyebab kematian nomor satu
di dunia yang salah satunya disebabkan oleh perilaku merokok. Dalam
laporan Surgeon General U.S., merokok terbukti merupakan faktor tertinggi
penyebab penyakit kardiovaskular. Kelompok penyakit kardiovaskular
dengan faktor risiko perilaku merokok adalah Abdominal aortic aneurysm,
Atherosclerosis/peripheral vascular disease, Cerebrovascular disease, dan
Coronary heart disease (U.S. Department of Health and Human Services,
2014). Beberapa studi menunjukkan bahwa mengurangi konsumsi rokok
sampai 50% setiap hari dapat meningkatkan kualitas hemoglobin, leukosit,
fibrinogen, dan kolesterol. Perokok pasif juga memiliki faktor risiko terhadap
penyakit kardiovaskular. Selain perokok aktif, paparan asap rokok juga
dapat meningkatkan risiko perokok pasif terhadap penyakit kardiovaskular
lainnya yaitu stroke hingga sebesar 20-30%. Penyakit kardiovaskular juga

48
menjadi penyakit penyebab kematian tertinggi di Indonesia yaitu sebesar
36.9% kematian dan beban pembiayaan kesehatan terbesar sebesar 10,3 T
(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2020).
2. Kanker
Kanker merupakan penyakit kedua terbanyak yang menyebabkan kematian.
Diperkirakan sebesar 83% kanker paru-paru secara langsung disebabkan oleh
perilaku merokok. Surgeon General U.S. pada tahun 1964 telah mengemukakan
bahwa perilaku merokok berhubungan dengan kejadian kanker paru-paru.
Kejadian tersebut berlaku bagi perokok laki-laki dan perempuan. Bahkan 90%
dari kematian karena kanker paru pada perokok perempuan di U.S. disebabkan
karena rokok. Orang yang berhenti merokok dapat mengurangi risiko kematian
akibat kanker paru secara bertahap. Tidak hanya kanker paru-paru, merokok
juga merupakan faktor risiko pada kanker kandung kemih, otak, payudara,
serviks, kolorektal, endometrial, kerongkongan, ginjal, laring, leukimia, liver,
rongga mulut dan faring, ovarian, pankreas, prostat, perut. Salah satu penyakit
yang menyebabkan kematian tertinggi di Indonesia adalah kanker. Prevalensi
kematian akibat kanker sebesar 9,7% yang menghabiskan pembiayaan kesehatan
sebanyak 3,5 T (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2020).
3. Infeksi Pernapasan
Fungsi paru pada perokok menurun sejak 2 tahun dari mulai merokok dimulai
dengan radang saluran udara kecil. Infeksi pernapasan menjadi penyakit ketiga
dan keempat tertinggi yang menyebabkan kematian. Merokok menjadi penyebab
dominan penyakit paru obstruktif kronis atau yang dikenal dengan chronic
obstructive pulmonary disease (COPD). Risiko akan meningkat seiring dengan
jumlah rokok dan durasi merokok. Selain COPD, perilaku merokok adalah
faktor risiko infeksi saluran pernapasan yang lain seperti asma, gejala pernapasan
kronis, pneumonia, tuberculosis. Tuberculosis dan COPD menempati penyebab
kematian tertinggi ke-4 dan ke-5 di Indonesia dengan prevalensi sebesar 5.9%
dan 2.9% kasus kematian (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2020).
4. Gangguan Reproduksi
Merokok dapat memberikan dampak negatif pada organ reproduksi. Perokok
laki-laki dan perempuan memiliki risiko terhadap gangguan kesuburan. Ibu
hamil yang merokok berisiko tinggi terhadap gangguan keselamatan dan
kesehatan janin. Faktor risiko ibu hamil yang merokok meningkat terhadap
beberapa penyakit seperti:
• Komplikasi kehamilan;

49
• Kematian janin, lahir mati, dan kematian bayi;
• Berat badan lahir rendah (BBLR);
• Penurunan fungsi paru pada janin;
• Ibu yang merokok selama hamil dan setelah melahirkan meningkatkan
risiko pada bayi terhadap sudden infant death syndrome; dan
• Gangguan pertumbuhan jangka panjang anak, gangguan perkembangan
intelektual, dan gangguan karakteristik perilaku

5. Penyakit yang lain


Merokok dapat meningkatkan risiko sebesar 30 – 40% terhadap diabetes
mellitus. Salah satu studi kohort mengikuti 114.000 perempuan yang tidak
menderita diabetes selama 12 tahun dan menemukan bahwa rokok berhubungan
dengan peningkatan risiko sebesar 40% terhadap diabetes pada perempuan yang
merokok 25 atau lebih batang per hari (Turnock, 2012). Prevalensi kematian
akibat diabetes melitus di Indonesia cukup tinggi yaitu sebesar 9,3% kematian
sehingga menempatkan diabetes melitus sebagai salah satu penyakit tidak
menular terbanyak di Indonesia (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,
2020). Perilaku merokok juga memperberat resiko tertular virus Covid-19. Zhou
et al. (2020)2019, Wuhan, China, has experienced an outbreak of coronavirus
disease 2019 (COVID-19 menyebutkan bahwa perokok memiliki peluang 14
kali lebih besar terinfeksi Covid-19 dibandingkan orang yang tidak merokok.

3.3.2. Dampak Ekonomi


Tidak hanya berdampak terhadap kesehatan, rokok juga memiliki dampak
terhadap ekonomi. Berdasarkan data dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
(BPJS) Kesehatan, kerugian makro ekonomi akibat konsumsi rokok di Indonesia
pada 2015 mencapai hampir Rp600 triliun atau empat kali lipat lebih dari jumlah
cukai rokok pada tahun yang sama dan meningkat 63% dibanding kerugian dua
tahun sebelumnya. Lebih jauh lagi, dampak rokok terhadap berbagai aspek
ekonomi adalah sebagai berikut:
1. Dampak terhadap Konsumsi
Berdasarkan data IFLS 2007-2014, rokok cenderung menggantikan
konsumsi terhadap kebutuhan penting. Sebagaimana dapat dilihat pada
Grafik 3.4 dan 3.5 di bawah ini, persentase konsumsi nasi dan protein
menurun pada tahun 2014 jika dibandingkan dengan tahun 2007, sementara
konsumsi rokok meningkat dari 8% menjadi 9% pada tahun 2014.

50
terhadap kebutuhan penting. Sebagaimana dapat dilihat pada Grafik 3.4 dan 3.5
di bawah ini, persentase konsumsi nasi dan protein menurun pada tahun 2014 jika
dibandingkan dengan tahun 2007, sementara konsumsi rokok meningkat dari 8%
menjadi 9% pada tahun 2014.
Grafik
Grafik
Grafik 3.4 Konsumsi
3.4 Konsumsi
3.4 Konsumsi Keluarga
Keluarga Perokok
Perokok
Keluarga Tahun
Tahun
Perokok 2007
Tahun 2007 dan
dandan
2007 20142014
2014

70%
61%60%
60%

50%

40%

30%

20%
12%11% 12%11%
8% 9%
10% 5% 7%
2% 2%
0%
Lainnya Nasi Protein Alkohol dan Pendidikan Kesehatan
Rokok

2007 2014

Sumber:
Sumber:
Sumber: Indonesia
Indonesia Family
FamilyLife
IndonesiaFamily LifeSurvey
Life Survey
Survey(IFLS)
(IFLS)2007
2007
(IFLS) &&2104
2007 2104
& 2104
Selain
Selain itu, itu,
Selain itu, pengeluaran
pengeluaran
pengeluaran konsumsi
konsumsi rokok rokok
konsumsi rokok diperkirakan
2,6 kali2,6
diperkirakan
diperkirakan 2,6 kali
dari kali dari
dari
pengeluaran
pengeluaran
pengeluaran
untuk untuk telur
untukmencapai
telur dan susu, dan susu,
telur dan7susu, mencapai
mencapai
kali lipat 7 kali lipat dari
7 kali lipatbelanjan
dari pengeluaran pengeluaran
dari pengeluaran
daging, dan
belanjan
mencapai
belanjan3,8 daging,
lebihdan
daging, mencapai
besar
dan 3,8
daripada
mencapai 3,8lebih
lebihbesar
besardaripada
pengeluaran untuk pengeluaran
daripada kebutuhan untuk
pengeluarankesehatan
untuk
kebutuhan
lainnya
kebutuhan kesehatan
(BPS, kesehatan lainnya
2019). Kondisi
lainnya (BPS,
ini(BPS, 2019).
diduga2019). Kondisi
kuat terjadi ini
Kondisikarena diduga kuat
beberapa
ini diduga terjadi
kuat hal, yaitu
terjadi
karena
kurangnya beberapa hal, yaitu kurangnya kesadaran terkait
karena beberapa hal, yaitu kurangnya kesadaran terkait bahaya merokok,dan
kesadaran terkait bahaya merokok, efek dari bahaya
kecanduan merokok,
nikotin,
efek
harga dari
efekrokok kecanduan
dari yang cenderung
kecanduan nikotin,
masihdan
nikotin, harga
harga rokok
terjangkau
dan untuk yang
rokok yang cenderung
masyarakat miskin.
cenderung masih
Dalam
masih
halterjangkau
terjangkau untuk
ini, kampanyeuntuk masyarakat
dan edukasi
masyarakat miskin.
bahaya
miskin. Dalam hal
rokok
Dalam halini,
ini,kampanye
dianggap dan
belum
kampanye edukasi
dansepenuhnya
edukasi
bahaya
menjangkau rokok dianggap belum sepenuhnya menjangkau
bahaya rokok dianggap belum sepenuhnya menjangkau masyarakatkurangnya
masyarakat miskin yang salah satunya disebabkanmasyarakat
karena miskin
miskin
sarana
yang komunikasi
salah (Milcarz
satunya et
disebabkan al., 2017).
karena Selain itu,
kurangnya
yang salah satunya disebabkan karena kurangnya sarana komunikasi masyarakat
sarana yang
komunikasi sudah
terkena candu
(Milcarz et nikotin
al., akanSelain
2017). sangat itu,
sulitmasyarakat
untuk dapatyang
berhenti merokok.
sudah terkena Sementara,
candu
(Milcarz et al., 2017). Selain itu, masyarakat yang sudah terkena candu
harga yang cenderung
nikotin murahuntuk
juga menyebabkan masyarakat Sementara,
miskin sangat mudah
nikotin akan
akan sangat
sangat sulit
sulit untuk dapat
dapatberhenti
berhentimerokok.
merokok. Sementara,harga harga
menjangkau rokok tersebut.
yang cenderung murah juga menyebabkan masyarakat miskin sangat
yang cenderung murah juga menyebabkan masyarakat miskin sangat
mudah menjangkau rokok tersebut.
mudah menjangkau rokok tersebut.
2. Dampak terhadap Kemiskinan
2. Dampak terhadap Kemiskinan
Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Dartanto et al. (2018), konsumsi
Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Dartanto et al. (2018), konsumsi
rokok berhubungan secara signifikan dengan kemiskinan, di mana 1%
rokok berhubungan secara signifikan dengan kemiskinan, di mana 1%
kenaikan belanja rokok meningkatkan peluang terhadap kemiskinan
kenaikan belanja rokok meningkatkan peluang terhadap kemiskinan
sebesar 6% pada rumah tangga. Selain itu, rokok selalu menempati
sebesar 6% pada rumah tangga. Selain itu, rokok selalu menempati
posisi kedua terbesar yang berkontribusi terhadap kemiskinan.
posisi kedua terbesar yang berkontribusi terhadap kemiskinan.
Sebagaimana dapat dilihat pada tabel 3.2 di bawah ini, data dari Badan
Sebagaimana dapat dilihat pada tabel 3.2 di bawah ini, data dari Badan

51
51
Pusat Statistik menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kontribusi
rokok terhadap kemiskinan pada periode 2017-2019 di perkotaan,
di mana pada September 2017 belanja rokok berkontribusi terhadap
kemiskinan sebesar 9,98%, kemudian meningkat pada September
2018 menjadi 10,39%, dan meningkat lagi pada pada bulan September
2019, menjadi sebesar 11,17%. Sementara itu, di pedesaan, kondisi
yang terjadi cenderung menurun, di mana pada periode September
2017, kontribusi rokok terhadap kemiskinan adalah 10,70%, kemudian
turun menjadi 10,06% pada tahun 2018. Meskipun terjadi sedikit
peningkatan dari periode September 2018 ke September 2019, namun
jika dibandingkan dengan periode September 2017, terjadi penurunan
yaitu dari 10,70% menjadi sebesar 10,37%.

Tabel 3.2 Kontribusi Rokok terhadap Kemiskinan periode 2017-2019

Waktu
Wilayah
Sep-17 Sep-18 Sep-19
Perkotaan 9,98% 10,39% 11,17%
Pedesaan 10,70% 10,06% 10,37%

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2020

Selain itu, kondisi di mana masyarakat harus membeli rokok yang


harga jualnya saat ini sudah semakin naik, adanya risiko terkena
penyakit kronis sehingga menghabiskan anggaran dan mengakibatkan
penurunan produktivitas, pada akhirnya kondisi ini akan memperparah
kemiskinan yang terjadi.

3. Dampak terhadap Industri Lain


Berdasarkan Mukhaer (2020), konsumsi rokok dapat menyebabkan
terjadinya Loss Multiplier effect yang berarti potensi kehilangan pada
industri riil lainnya yang menjadi industri utama. Hal ini diperoleh dari
pengkalian belanja rokok/konsumsi rokok dengan satuan multiplier
rokok tersebut. Dalam hal ini, ditemukan bahwa terdapat potensi yang
cukup besar bahwa industri lain dapat berkembang dengan baik dan
sehat tanpa adanya rokok, dan hal tersebut juga mendukung stabilitas
ekonomi serta industri secara nasional. Sebagaimana dapat dilihat pada
tabel 3.3 di bawah ini, selain berdampak pada kesehatan, produktivitas,

52
dan potensi kematian, konsumsi rokok juga membawa kerugian pada
loss multiplier effect yang telah dijelaskan sebelumnya. Dalam hal ini,
dengan konsumsi rokok sebesar Rp208,83 triliun, loss multiplier effect
yang terjadi adalah sebesar Rp131,14 triliun atau sebesar 63% dari
konsumsi rokok.
Tabel 3.3 Kerugian Akibat Rokok

Deskripsi Jumlah (dalam Triliun)


Total kehilangan tahun produktif (morbiditas,
374,06
disabilitas dan kematian dini)
Belanja kesehatan total (rawat inap) 13,67
Belanja kesehatan total (rawat jalan) 0,05
Belanja rokok/konsumsi rokok 208,83
Biaya potensi kehilangan/Loss Multiplier Effect 131,14
Total kerugian makroekonomi 2015 748,96

Sumber: Balitbang Kementerian Kesehatan, 2015

3.3.3. Dampak Sosial Lainnya


Selain berdampak pada kesehatan dan ekonomi, perilaku kebiasaan
merokok juga dapat menyebabkan gangguan pada kesehatan mental, salah
satunya yaitu depresi (Wootton et al., 2019) (1. Berdasarkan Wootton et
al. (2019), kondisi ini disebabkan oleh kandungan nikotin di dalam rokok
yang memengaruhi kinerja otak dan menimbulkan rasa ketergantungan,
serta mengubah perilaku dan cara berpikir. Berdasarkan Benowitz (2010),
nikotin dapat merangsang pelepasan hormon dopamine, sehingga dapat
meningkat secara tidak terkendali dan membuat otak serta tubuh tidak akan
merespon hormon seperti sebelumnya. Adapun efek yang ditimbulkan
oleh hormon dopamine ini yaitu seorang perokok akan kehilangan rasa
kebahagiaannya, sehingga rentan mengalami depresi (Howes, 2015).
Selain itu, rokok juga dapat menyebabkan beberapa dampak sosial lainnya,
seperti anak-anak yang putus sekolah karena tidak ada biaya karena uang
yang dimiliki oleh keluarganya digunakan untuk membeli rokok. Hal ini
didukung dengan kondisi di mana pengeluaran untuk rokok berada di atas
pengeluaran untuk pendidikan, sehingga kondisi putus sekolah terjadi.
Kondisi kesehatan kepala keluarga yang merokok juga dapat menjadi
penyebab anaknya putus sekolah, misalnya kepala keluarganya sakit

53
karena merokok, kemudian produktivitas menurun, tidak dapat bekerja
dan tidak memiliki penghasilan sehingga anaknya tidak dapat melanjutkan
sekolah karena tidak ada biaya.
Selain itu, dampak lainnya adalah banyak anak yang kekurangan gizi
karena pengeluaran rumah tangga lebih banyak digunakan untuk membeli
rokok dan pada akhirnya menyebabkan terjadinya stunting pada anak.
Berdasarkan data dari Dartanto et al. (2018), anak-anak yang berasal
dari keluarga perokok kronis memiliki berat badan 1,5 kg lebih rendah
dan tinggi badan 0,34 cm lebih pendek dibandingkan anak-anak yang
berasal dari keluarga non-perokok. Selain itu, berdasarkan perhitungan
faktor genetik (tinggi badan orang tua, ibu dan bapak), berat badan anak,
pemberian ASI pada masa anak-anak, konsumsi pil anemia saat kehamilan,
kondisi kemiskinan rumah tangga, akses listrik dan air bersih, ditemukan
bukti statistik yang sangat kuat dan konsisten bahwa anak-anak dari
keluarga perokok cenderung mengalami stunting terus menerus (dua
periode observasi) dan akan berdampak terhadap intelegensi anak secara
tidak langsung. (Dartanto et al., 2018).

54
BAB 4
4. PERILAKU MEROKOK DALAM PERSPEKTIF FIQH

P erilaku merokok sebagai faktor risiko yang mendorong munculnya


berbagai penyakit dan angka kematian dini menunjukkan perilaku
yang bertentangan dengan tujuan dan nilai-nilai Islam dalam mendorong
peningkatan taraf kesehatan masyarakat. Namun demikian, dalam posisi
fiqih, hukum rokok menjadi ambigu. Hal ini karena eksistensi rokok tidak
ditemukan dalam kedua sumber hukum utama Islam – Al-Qur’an dan
Sunnah. Rokok yang baru dikenal berabad-abad setelah meninggalnya
Rasulullah ‫ ﷺ‬menjadi diskursus di kalangan ulama sebab hukum
rokok diturunkan berdasarkan hasil ijtihad para ulama dan karenanya
menimbulkan perbedaan pendapat. Bagian ini akan membahas tentang
diskursus hukum rokok dalam Islam berdasarkan pandangan ulama baik
ulama terdahulu maupun ulama kontemporer. Selain itu, bagian ini juga
akan memperluas pembahasan hukum rokok dalam kaitannya dengan
kerangka maqashid syariah sebagai salah satu acuan pengambilan hukum
dalam Islam.

4.1. Posisi Rokok Dalam Hukum Islam


Rokok dan aktivitas merokok menjadi bahasan hukum yang menarik yang
selalu diperbincangkan sepanjang jaman semenjak dikenal oleh umat
Islam pada akhir abad ke-10 Hijriyah. Mengonsumsi rokok yang berbahan
dasar tembakau ini bukan tradisi asli bangsa Arab, tetapi dibawa dan
diperkenalkan oleh para pedagang Spanyol. Pertanyaan mengenai hukum
rokok diajukan oleh masyarakat kepada para ulama dan pemuka agama.
Pembahasan rokok dari sudut pandang hukum fiqh menjadi sangat menarik
karena terdapat polemik dan perdebatan antara para ulama. Para ulama ahli
fiqh (fuqoha’) maupun para ulama pemberi fatwa (mufti) tidak seragam
pendapatnya mengenai hukum rokok. Pembahasan hukum rokok terdapat
dalam berbagai kitab fiqh baik yang klasik hingga kontemporer. Demikian
juga dengan berbagai catatan mengenai berbagai fatwa yang dikeluarkan
oleh individu mufti maupun lembaga agama. Mengapa? Karena umat
Islam memerlukan jawaban hukum atas suatu perkara. Pembahasan fiqh
sangat penting bagi masyarakat karena menyangkut pengamalan ajaran
agama. Hukum fiqh akan menjadi acuan dan pedoman umat Islam dalam

55
mporer.
uga denganDemikian
berbagai juga dengan
catatan
yang berbagai
mengenai catatan
berbagai mengenai
fatwa berbagai fatwa agama. Mengap
yang
yang
yang dikeluarkan
dikeluarkan
dikeluarkan olehdikeluarkan
oleh
oleh individu
individu
individu mufti
mufti
muftioleh individu
maupun
maupun
maupun mufti maupun
lembaga
lembaga
lembaga agama.
agama. lembaga
agama.Mengapa?Mengapa?
Mengapa?IslamKarena Karenaumat
Karena
memerlukan umat
umat
uma
rkan oleh
mufti maupun individu
lembagamufti
Islam maupun
agama. lembaga
Mengapa?
memerlukan agama.
Karena
jawaban Mengapa?
umat
hukum atas Karena
suatu umat
perkara. Pembahasan fiqk
Islam
Islam memerlukan
Islammemerlukan
memerlukanjawaban jawaban
jawabanhukum hukum
hukumatas atas suatu
atassuatu perkara.
suatuperkara. Pembahasan
perkara.Pembahasan
Pembahasan fiqh fiqh sangat
fiqhsangat
bagi sangat
masyarakat penting
penting
penting
lukan
um atas jawaban
suatu hukum
perkara. atas suatu
Pembahasan perkara.
fiqh Pembahasan
sangat penting fiqh sangat penting
bagi
bagi masyarakatbagi
bagi masyarakat
masyarakat karena
karenamasyarakat
karena menyangkut
menyangkut
menyangkut karena menyangkut
pengamalan
pengamalan
pengamalan ajaranpengamalan
ajaran
ajaran agama. Hukum
agama.
agama. ajaran agama.
Hukum
Hukum
menjadi fiqh akan
fiqh
fiqh
acuan Hu
akan
akan
dan
akat
ngkut karena menyangkut
pengamalan ajaran
menjadi pengamalan
agama.
acuan Hukum
danIslam ajaran
pedoman fiqhagama.
akan
umat Hukum
Islam dalam fiqh akan
berperilaku sehari-hari
menjadiacuan
menjadi
menjadi acuandan
acuan dan
dan
berperilaku pedoman
pedoman
pedoman
sehari-hari umat
umat
umat
termasuk Islam
Islam dalam
dalam
dalam
dalam berperilaku
berperilaku
berperilaku
mengkonsumsi sehari-hari
sehari-hari
sehari-hari
sesuatu. termasuk
termasuk
termasuk
mengkonsumsi
Maka dalam
dalam
dalam
sesu
n dan
at Islam pedoman
dalam umat
berperilakuIslam
mengkonsumsi dalam
sehari-hari berperilaku
termasuk
sesuatu. Maka sehari-hari
dalam
umat termasuk
Islam dalam
berkepentingan kepada hukum
mengkonsumsi
mengkonsumsi
mengkonsumsi
umat Islam sesuatu.
sesuatu.
sesuatu. Maka
Maka umat
umat
Maka umatkepada
berkepentingan Islam
Islam berkepentingan
berkepentingan
Islam hukum
berkepentingan
fiqh dan fatwa kepada
kepada
kepada hukum
hukum
hukum
ulama ulama
dalam fiqh
fiqh
fiqh dan
dan
dalam fatwa
fatwa
dan menen
fatwa
matsi sesuatu.
Islam Maka umat
berkepentingan ulamaIslam
kepada
dalamberkepentingan
hukum
menentukan fiqh kepada
dan
halalfatwa hukum
atau haram fiqh dan fatwa
ketika mengonsumsi sesuatu
ulama
ulama dalam
dalam
ulama dalam menentukan
menentukan
menentukan
menentukan halal atau halal
halal
halal atau
atau
atauketika
haram haram
haram
haram ketika
ketika mengonsumsi
mengonsumsi
ketika mengonsumsi
mengonsumsi sesuatu termasuk sesuatu
sesuatu
sesuatu termasuk
termasuk
termasuk rokok.
rokok. rokok
rokok.
menentukan
au haram ketika halal atau haram ketika
mengonsumsi sesuatu mengonsumsi
termasuk rokok. sesuatu termasuk rokok. Para ulama’ mem
Para Para memiliki
Para ulama’
ulama’ ulama’
Paramemiliki
memiliki ulama’ pandangan
memiliki
pandangan
pandangan berbeda
pandangan
berbeda
berbeda dalam
dalam dalam masalahhukum
berbeda
masalah
masalah hukum masalah
dalam
hukum rokok,
rokok, ada
rokok, hukum
ada yang
yang r
Para ulama’ memiliki pandangan berbeda dalam masalah hukum rokok,
mengharamkan ada yang
sec
anmemiliki
berbeda pandangan
ada
dalam yang
mengharamkansecara
mengharamkan
berbeda
mengharamkan
masalah
mengharamkan
secaramutlak,
dalam
hukum
mutlak,ada secara
ada
masalah
secara
rokok,yang
yang ada
mutlak, hukum
mutlak, yang ada rokok,
yang ada
ada yang memperbolehkan
memperbolehkan
memperbolehkan
yang
memperbolehkan
(dalamstatus
(dalam statusmubah (dalam
mubah sta
atau
mengharamkan
(dalam ada
secara
statusyang
mutlak,
mubah
ada
ataustatus
yang
makruh)
memperbolehkan
dan memerinci
(dalam
hukumnya
status
makruh)
hingga
mubahdan atauatau
mem
an secara
ada yang mutlak,
memperbolehkan makruh) dan memperbolehkan
(dalam memerinci mubah (dalam
atau
hukumnya status mubah
hingga atau
berstatus haram. Per
makruh)berstatus
makruh)
makruh) dan memerinci
dan
dan memerinci
memerinci
haram.haram. hukumnya
hukumnya
hukumnya
Perbedaan tersebut hingga
hingga
hingga berstatus
berstatus
berstatus
dikarenakan haram.
haram.
haram.
ketidaksamaan Perbedaan
Perbedaan
Perbedaan
dikarenakan
dalam tersebut
tersebut
tersebut
tersebu
ketida
nmnyamemerinci
hingga hukumnya
berstatus
dikarenakan hingga berstatus
Perbedaan
ketidaksamaan haram.
tersebut
dalam Perbedaan
memandang tersebut
dalil dan illat atau alas
dikarenakan
dikarenakan
dikarenakan ketidaksamaan
ketidaksamaan
ketidaksamaan
memandang dalam
dalil dandalam
dalam
illat atau memandang
memandang
memandang
alasan yang dalil
dalil
dalil danillat
dan
dan
menjadi illat
acuan atau
illatatau
atau
hukum alasan
alasan
alasan
acuan
rokok yang
yang
yang
hukum menjad
menjadi
menjadi
rokok
mketidaksamaan
memandang dalam
dalil memandang
dan
acuan illat
hukumatau dalil
alasan
rokok dan
yang illat atau
menjadi
dan tindakan alasan
merokok. yang menjadi
Dalam bahasa Arab, rokok
acuanhukum
acuan
acuan hukum
hukum rokok
rokok
rokok
dan tindakan dan
dan
dan
merokok. tindakan
tindakan
tindakan
Dalam merokok.
merokok.
merokok.
bahasa Dalam
Dalam
Dalam
Arab, rokok bahasa
bahasa
bahasa
disebut Arab,
Arab,
Arab,
dukhan rokok
rokok
rokok disebut
disebut
disebut
(‫)الدخان‬,
(‫)ناخدلا‬, tabagh dukhan
dukhan
dukhan (‫تبغ‬
mn rokok
merokok. dan Dalam
tindakan merokok.
bahasa
(‫)الدخان‬, Arab, Dalam
tabagh rokok bahasa
disebut
(‫)التبغ‬, tumbakArab,
dukhan rokok
(‫)التمباك‬, disebut
at-tatan dukhan
(‫)التتن‬, atau sijarah (‫ارة‬
(‫)الدخان‬,tabagh
(‫)الدخان‬,
(‫)الدخان‬, tabagh
tabagh (‫)التبغ‬,tumbak
tabagh(‫)غبتلا‬,
(‫)التبغ‬,
(‫)التبغ‬, tumbak
tumbak (‫)التمباك‬,at-tatan
tumbak (‫)التمباك‬,
(‫)كابمتلا‬,
(‫)التمباك‬, at-tatan (‫)التتن‬,atau
(‫)التتن‬,
at-tatan (‫)نتتلا‬,
at-tatan (‫)التتن‬, atau
atausijarah
atau sijarah
sijarah (‫)سيجارة‬.
sijarah(‫)ةراجيس‬.
(‫)سيجارة‬.
(‫)سيجارة‬.
perbuatan Sedangkan
Sedangkan
Sedangkan
merokok
gh (‫)التبغ‬,
‫)التمبا‬, tumbak
at-tatan
Sedangkan(‫)التمباك‬,
(‫)التتن‬, atau
perbuatan at-tatan
sijarah
perbuatan merokok(‫)التتن‬,
(‫)سيجارة‬.
merokok itu atau
itu sijarah
Sedangkan
disebut
disebut dengan
dengan (‫)سيجارة‬.
tadkhin
tadkhin Sedangkan
(‫)التدخين‬
(‫)نيخدتلا‬ yang
yang berasal dari
perbuatanmerokok
perbuatan
perbuatan merokokitu
merokok itudisebut
itu disebutdengan
disebut dengantadkhin
dengan tadkhin (‫)التدخين‬yang
tadkhin(‫)التدخين‬
(‫)التدخين‬ yangberasal
yang berasaldari
berasal dari
dari fi'iltsulasi
fi'il
fi'il
ruba'i; tsulasi
tsulasi mazid
mazid
dakhkhanamazid
rokoktadkhin
ngan itu disebut
berasal dengan
(‫)التدخين‬ yang
dari tadkhin
berasal
fi’il
ruba'i; tsulasi (‫)التدخين‬
dari
dakhkhanamazid fi'ilyang berasal
tsulasi
yudakhkhinu mazid
ruba’i; dakhkhana dari fi'il tsulasi
yudakhkhinu (‫تدخينا‬mazid
tadkhinan
‫يدخن‬ ‫دخن‬ ). Pengh
ruba'i; dakhkhana
ruba'i;
ruba'i; dakhkhana
dakhkhana yudakhkhinu
yudakhkhinu
yudakhkhinu tadkhinan
tadkhinan
tadkhinan (‫تدخينا‬tadkhinan
(‫تدخينا‬
(‫تدخينا‬ ‫يدخن‬
‫يدخن‬
‫يدخن‬ ‫) دخن‬.
‫دخن‬
‫دخن‬ ).). Penghisap
Penghisap
Penghisap
perokok rokok
rokok
rokok
disebut atau
atau
atau
de
khana yudakhkhinu
tadkhinan (‫تدخينا‬
(‫نخد‬ ‫نخدي‬ tadkhinan
‫يدخن‬ ‫دخن‬
‫)انيخدت‬.
perokok ). (‫تدخينا‬
Penghisap
Penghisap
disebut ‫يدخن‬
dengan ‫دخن‬
rokok
rokok ). Penghisap
atau
atau
mudakhkhin perokok
(‫)المدخن‬. rokok
disebut ataudengan
perokokdisebut
perokok
perokok disebutdengan
disebut denganmudakhkhin
dengan mudakhkhin(‫)المدخن‬.
mudakhkhin (‫)المدخن‬.
(‫)المدخن‬.
but dengan
khin mudakhkhin (‫)نخدملا‬.
(‫)المدخن‬.mudakhkhin (‫)المدخن‬.
Pada dasarnya tidak ada dalil yang jelas (shorih) baik dari Al-Quran
maupun Al-Hadits tentang status hukum rokok dan merokok. Dalil-dalil
nash yang dipakai adalah dalil umum yang diarahkan kepada rokok atau
mengqiyaskan rokok dengan sesuatu yang lain, yang hasil dari qiyas tersebut
pun tidak menghasilkan kesepakatan antara para ulama. Tidak heran kalau
ulama klasik maupun kontemporer berselisih pandang tentang halal dan
haramnya. Inti dari pendapat ulama tentang rokok terbagi dua: Pertama,
bahwa hukum rokok tidak tunggal. Dalam arti terbuka tiga kemungkinan;
mubah, makruh dan haram. Bisa mubah (boleh dalam arti jika dilakukan
tidak berdosa) atau makruh (dibenci, tapi jika dilakukan tidak berdosa)
dan bisa berubah menjadi haram dalam kasus khusus. Pendapat kelompok
ini tidak melihat rokok sebagai haram mutlak, tetapi membahas hukum
merokok secara lebih terinci dihubungkan dengan kondisi masing-masing
kasus sebagai illat (alasan) hukumnya. Seperti pada orang sakit yang jika
merokok akan menyebabkan penyakitnya tambah parah, pada anak-anak
dan wanita hamil atau menyusui, status hukum mubah atau makruh berubah
menjadi haram. Kedua, haram (terlarang dan jika dilakukan berdosa)
secara mutlak. Pendapat ini berlandaskan pada pertimbangan bahwa
merokok mengandung mafsadat yang besar. Rokok akan menyebabkan
penyakit yang berbahaya bagi semua orang yang mengkonsumsinya.
Dalam pembahasan ini akan dilihat pendapat para ulama Ahlussunnah
Waljamaah (Sunni) di kalangan Madzhab Empat (Maliki, Syafii, Hambali
dan Hanafi). Untuk memudahkan, uraian akan dibagi menjadi dua bagian

56
yaitu pendapat yang “merinci hukum rokok” dari mubah, makruh hingga haram
dan pendapat yang melarang rokok secara total. Pendapat yang “merinci” akan
dibagi menjadi dua pembahasan, yaitu ulama yang wafat sebelum tahun 1900
M (ulama kholaf) dan ulama kontemporer (mu’ashiroh) yang wafat setelah
tahun 1900 M maupun yang masih hidup. Bukan hanya ulama secara personal,
pembahasan ini juga mencakup lembaga keagamaan yang mengeluarkan fatwa
rokok. Pendapat yang melarang secara mutlak juga akan dibagi menjadi dua
pembahasan dengan batasan waktu yang sama; pra dan pasca 1900 M.

4.1.1. Pendapat Yang “Merinci” Hukum Rokok.


Dari literatur fiqh kita dapatkan beberapa ulama’ yang memiliki pendapat
bahwasanya rokok itu mubah atau makruh atau bahkan haram berdasarkan
dalil atau melihat illat atau alasan hukum rokok. Bahasan ini akan dibagi
menjadi dua bagian, yaitu pendapat para ulama kholaf dan ulama mu’ashiroh
maupun yang masih hidup, serta lembaga agama yang menghukumi rokok dari
mubah hingga haram.

I. Ulama Kholaf yang “merinci” hukum rokok


Para ulama kholaf yang dijumpai dalam kajian literatur Empat Madzhab
memiliki pandangan berbeda-beda soal hukum rokok. Di antara yang “merinci”
hukum rokok dalam arti bisa memperbolehkan atau memakruhkan atau
mengharamkan dari kalangan ulama’ Empat Madzhab yang kitabnya diakui
sebagai kitab rujukan dalam fiqh madzhab (mu’tabarah) adalah:

a. KalanganMadzhab
a. Kalangan Madzhab Hanafiyyah.
Hanafiyyah.

 Syekh Ahmad
◼ Syekh Ahmadbin
binMuhammad
Muhammad bin
bin Ismail At-Thahtowi(w.
Ismail At-Thahtowi (w.1231
1231H./1816
H./1816 M.).
M.).
Imam At-Tahthowi
Imam At-Tahthowimenilaimenilai
merokokmerokok
sebagai perbuatan
sebagaitercela dan menghukumi
perbuatan tercela rokok
dan
makruh karena rokok
menghukumi aroma tidak
makruhsedap yang diakibatkannya.
karena Beliauyang
aroma tidak sedap mengatakan di dalam
diakibatkannya.
Beliau mengatakan
kitab Hasyiyah di dalam
At-Thahtowi kitab665:
halaman Hasyiyah At-Thahtowi halaman 665:

‫دقو هبنتف نتتلاب ىمسملا اننامز يف عاش يذلا تابنلا مكح هنم مهفيف تلق‬
‫قلت فيفهم منه حكم النبات الذي شاع في زماننا المسمى بالتتن فتنبه وقد كرهه الشيخ العمادي الحاقا له بالثوم والبصل‬
‫ربدتف ىلوألاب لصبلاو موثلاب هل اقاحلا يدامعلا خيشلا ههرك‬
‫باألولى فتدبر‬
Aku berkata:
Aku berkata: maka
maka dipahami
dipahami dari
dari (dampak
(dampak sesuatu
sesuatu yang
yang belum
belum diketahui
diketahui hukumnya)
hukumnya)
hukum tumbuhan
hukum tumbuhanyang
yangmenyebar di zaman
menyebar kitakita
di zaman yangyang
bernama at-tatan
bernama (tembakau)
at-tatan maka
(tembakau)
maka ingatlah, dan Asy-Syekh Al-Imadi menghukumi makruh tembakau, disamakan
ingatlah, dan Asy-Syekh Al-Imadi menghukumi makruh tembakau, disamakan dengan
dengan bawang putih dan bawang merah, maka berfikirlah (At-Thahtowi).
bawang putih dan bawang merah, maka berfikirlah (At-Thahtowi).

Syekh At-Thahtowi menghukumi tembakau yang menjadi bahan pembuatan rokok


57
dengan hukum makruh. Beliau merujuk pendapat Syekh Al-‘Imadi yang menyamakan
rokok dengan bawang putih dan merah mentah yang memiliki bau tidak enak ketika
‫باألولى فتدبر‬
ingatlah, dan Asy-Syekh Al-Imadi menghukumi makruh tembakau, disamakan dengan
Aku berkata: maka dipahami dari (dampak sesuatu yang belum diketahui hukumnya)
bawang putihhukum
dan bawang
tumbuhanmerah, di zaman (At-Thahtowi).
maka berfikirlah
yang menyebar kita yang bernama at-tatan (tembakau) maka
ingatlah, dan Asy-Syekh Al-Imadi menghukumi makruh tembakau, disamakan dengan
Syekh At-Thahtowi
Syekh At-Thahtowi menghukumi
bawang putih dan bawangtembakau
menghukumi merah, maka
tembakau yang menjadi
berfikirlah
yang bahanbahan
menjadi pembuatan
(At-Thahtowi). rokok
pembuatan
dengan dengan
rokok hukum makruh.
hukumBeliau merujuk
makruh. pendapat
Beliau Syekhpendapat
merujuk Al-‘Imadi Syekh
yang menyamakan
Al-‘Imadi
yang Syekh
rokok menyamakan At-Thahtowi
dengan bawang rokok menghukumi
putih dandengan
merah bawang tembakau
mentah yangputihyang menjadi
dan merah
memiliki bahan
bau tidak pembuatan
mentah yangrokok
enak ketika
memiliki dengan
dimakan. Inibau
berarti hukum
tidak makruh.
enak
Imam Beliau
ketika
At-Tahthowi merujuk
dimakan.
tidak pendapat Syekh
Ini berarti
mengharamkan Al-‘Imadi
Imam
rokok yang menyamakan
At-Tahthowi
untuk dikonsumsi
tidak mengharamkan rokokputih
rokok dengan bawang untuk dikonsumsi
dan merah mentah yangkarena dzatnya
memiliki bau tidakadalah
enak ketika
karena dzatnya adalah
mubah, adapun hukum
mubah, adapun hukum adalah
kemakruhannya
kemakruhannya
terletak
adalah
pada
terletak
dampaknya
pada
dimakan. Ini berarti Imam At-Tahthowi tidak mengharamkan rokok untuk dikonsumsi
dampaknya
yaitu yaitu
menyebabkan menyebabkan
bauadalah
karena dzatnya
baumubah,
tidak tidak enak.
enak. adapun hukum kemakruhannya adalah terletak pada
dampaknya yaitu menyebabkan bau tidak enak.
◼ IbnuAbidin
 Ibnu Abidin (w. 1252H./1837
(w. 1252 H./1837 M.)M.)
Ibnu Abidin
Ibnu Abidinmenghukumi
menghukumi rokok
◼ Ibnu Abidin (w.dari
1252mubah
rokok H./1837
dari hingga haram, sesuai
M.) hingga
mubah haram,dengan konteksnya
sesuai dengan
konteksnya Ibnu Abidin menghukumi
masing-masing, rokok
dan dari
dampak mubah hingga
yang haram, sesuai
ditimbulkannya
masing-masing, dan dampak yang ditimbulkannya bagi si perokok. Ibnu Abidin dengan konteksnya
bagi si
perokok.
merupakanIbnu
ulamaAbidin
masing-masing,merupakan
dari madzhab dampakulama
dan Hanafi dari
yangterkenal
yang madzhab
ditimbulkannya Hanafi
bagi
dengan kitabnya yang terkenal
si perokok. Ibnu
“Hasyiyah IbnuAbidin
dengan kitabnya
merupakan“Hasyiyah Ibnu Abidin”.
ulama dari madzhab Hanafi yangDalam
terkenal kitab
dengan ini Ibnu“Hasyiyah
kitabnya AbidinIbnu
Abidin”. Dalam kitab ini Ibnu Abidin tidak setuju dengan ulama yang mengharamkan
tidak setujuAbidin”.
dengan ulama
Dalam kitab yang
ini Ibnumengharamkan
Abidin tidak setuju rokok secarayang
dengan ulama mutlak. Ia
mengharamkan
rokok secara mutlak.
mengatakan bahwa Iapara
mengatakan
ulama bahwa para ulama
menghukumi rokok menghukumi
secara rokok secara
berbeda-beda
rokok secara mutlak. Ia mengatakan bahwa para ulama menghukumi rokok secara
berbeda-bedaberbeda-beda
(At-Thahtowi):
(At-Thahtowi): (At-Thahtowi):
(‫ق‬
،ِ‫ضَو ُه ْم ِبهُإِبَُلا ْ َوحتِ َه‬
ُ ‫تلا‬
‫تُو ّبَ ْع‬ ‫أَُه َو ْمبَ ْعقَ)ا َ ُْل‬،‫ق‬
َ ،ِ،‫ضخ ُه ِب َْملإُحبِإِْربَا َمتِ َنح ِتِه ْه‬ ُ ُ ‫لوتِ ِه‬
‫ض‬ ‫ ُ َحو ُْبَر َْعم‬:ِ‫ب‬،ِ‫قتِ َله‬ ‫ب َهُرَطضا‬
َ‫ض َكه َر ْمدا قَ َها‬
ْ ُ ُ ‫ قََوابَ َْ ْلع ِب‬،ِ‫ض َتِ ُهه ْم‬ َ‫َل فَبِ ْب‬،ِ‫رآقَاه‬
‫تك ْع َر َا‬ ‫ءا ُه ْ َمفِي‬
‫ض ِء‬ َ‫ ْالف‬،ِ‫ع‬
ُُ ‫لابَعُلَْع َما‬ ‫ف َط َ ْالربَعُ ِلَ َْم‬
‫ءاتاَمِآء ََلفراِيهُُء‬ ْ ‫هي َر‬
‫ضا ِ ُء‬ ‫ْعخقَ)دَْباأَقُ َ ْو‬:َُ‫ضإلل‬
‫بَقَ ِدْ ْتا آ‬،‫ َر‬:ُ‫فل َط‬
‫ض‬ ُ ‫قنهُإلَ َوْ ْمخال)هُتُّأَتْقُنو‬ ُ‫لاقَتُّتْو َل‬
‫(قَ ْولُهُ َو َ(ال‬
‫ب‬ِ ‫تَهاَرَك‬ ِ ‫ِه‬، ‫بَو‬ َ ‫ضْع‬ ُ ُ‫ق ْمه‬ َ ‫ب َلا‬ ِ ‫ح‬ ُ ‫تَمْر‬ ِ ‫ِه‬، ‫بَو‬ َ ‫ضْع‬ ُ ُ‫ب ْمه‬ ِ ‫بِإ‬ َ ‫تَحا‬ ِ ‫ِه‬، ‫فأَو‬ َ ْ ‫ُهوُدَر‬.ِ‫ف‬ ‫ب‬
ِ ‫تلاِي‬ ْ‫ِب ّالتَّأل‬.َِ‫فيِيُوِلهُ ْفأ‬ ‫هَُوأَ ِب ْفال َتَّرأْدل‬.‫َوأَ ْف َردُو‬
ِ

Perkataan Perkataan
Perkataan matan
matan “dan
“dan matan “dan tembakau,
tembakau,
tembakau,dandan dan seterusnya”,
seterusnya”, akuaku
aku bekata:
seterusnya”, bekata:
pendapat
bekata: pendapat
ulama’ulama’
pendapat dalamdalam
ulama’
dalam masalahiniini berbeda-beda,
masalahmasalah
ini berbeda-beda, berbeda-beda, sebagian
sebagian mengatakanmengatakan
sebagian makruh, makruh,
sebagiansebagian
mengatakan mengatakan
mengatakan
makruh, haramharam
sebagian
mengatakan dan sebagian lagi mengatakan mubah, pendapat masing–masing termuat dalam kitab
dan sebagian haram dan sebagian
lagi mengatakan mubah,lagi mengatakan
pendapat mubah, termuat
masing–masing pendapat masing–
dalam kitab
mereka.
masing termuat dalam kitab mereka.
mereka.
Lebih jauh,Lebih
Ibnujauh,
Abidin IbnumerujukAbidin merujuk pendapat pendapat Syekh Syekh Al-ArifAl-ArifAbdul Abdul Ghoni
GhoniAn-Nablusi
An-
Lebih jauh, Ibnu Abidin
pengarang kitab
Nablusi pengarang merujuk
kitab ((‫صلا‬ pendapat
‫بْل ُال ّدُّخَا ِن‬ Syekh َ
‫حانْخفِإ ِْيلا إبَ َان َح ْ ِة‬
ِ ‫يَبشُ ْرُح‬ Al-Arif ْ ُ ‫ب ْي ْ َرن‬
ِ َ ‫ش ِاْل ْ ِخة َوا‬
Abdul
ْ
َ‫صل ُح ب‬ Ghoni
ُّ ‫ )ال‬yang An-Nablusi
yang berpendapat
berpendapat bahwa
pengarangmengkonsumsi
bahwa kitab ( ‫ن‬
ِ ‫َا‬
‫خ‬
mengkonsumsi ُّ ‫د‬‫ال‬ ‫ب‬
ِ ‫ر‬
ْ ُ ‫ش‬ ‫ة‬
ِ ‫ح‬
َ ‫ا‬ ‫ب‬
َ
rokok hukumnyaِ َ mubah.
rokok ‫إ‬ ‫ِي‬ ‫ف‬
hukumnya ‫ن‬ ‫ا‬ ‫و‬ ‫خ‬ ْ ‫اْل‬
ِ ْ ‫ن‬ َ ‫ي‬
ْ ‫ب‬
َ
mubah. ‫ح‬
ُ ْ
‫ل‬ ‫ص‬ُّ ‫)ال‬
Kitab ini membantah pendapat yang
Kitab berpendapat
ini membantahbahwa
ulama yang
mengkonsumsi
pendapat rokokyang
ulama
mengharamkan hukumnya mengharamkan
dan mubah. Kitab
memakruhkan rokok. dan iniLebih membantah
memakruhkan
lanjut beliau pendapat ulamabahwa
rokok.
mengatakan yangharam
Lebih
lanjut beliau
mengharamkan mengatakan
dandan
makruh
memakruhkanadalah dua bahwa hukumharam
rokok. Lebihsyariat,lanjut dan
yang beliau makruh
harus memiliki adalah
mengatakan duadalil.
pijakan
bahwa hukum
Mengenai
haram
syariat, yang harus memiliki pijakan dalil. Mengenai rokok tidak ada dalil
dan makruh rokok
adalahtidak
duaada dalil atas
hukum syariat, hal tersebut,
yang harus karenamemiliki rokok tidak memabukkan,
pijakan tidak membuat
dalil. Mengenai
atas hal tersebut, karena rokok tidak memabukkan, tidak membuat lemah
rokoktidak
dan tidak ada dalil atas hal
berbahaya, bahkan tersebut,rokok karenamemiliki rokok tidakmanfaat. memabukkan, Maka tidakrokok
membuat itu
an tidak berbahaya, bahkan rokok memiliki manfaat. Maka rokok itu masuk
masuk dalam kaidah fiqhiyyah:
idah fiqhiyyah:
‫صأ َْلا‬ ِ ‫شَيْلا ي ْاْل‬
ْ ُ‫فباُلحة‬ ‫ش ْأ‬
ْ َ ‫ي ْاأل‬ ‫بِإْلا ِءا‬
َ ‫ِي‬ َ ‫حا‬ َ ْ ُ‫ة‬
َ ‫األ‬
َ َِ ‫ص ُل ف‬ ِ‫َاء‬ ْ
Pada asalnya segala sesuatu itu adalah mubah (sampai ada dalil yang
salnya segala sesuatu itu adalah mubah (sampai ada dalil yang
mengharamkanya).
amkanya).

Ibnu Abidin mengatakan bahwa rokok bisa menjadi haram bagi orang yang
bahaya rokok.
58 Namun, ia memandang bahwa penetapan bahaya rokok untuk
orang tidak lantas menjadikannya haram bagi semua orang. Sebagai analogi,
sa membahayakan orang yang berpenyakit kuning dan terkadang menambah
Namun, Ibnu Abidin mengatakan bahwa rokok bisa menjadi haram bagi
orang yang terkena bahaya rokok. Namun, ia memandang bahwa penetapan
bahaya rokok untuk sebagian orang tidak lantas menjadikannya haram
bagi semua orang. Sebagai analogi, madu bisa membahayakan orang
yang berpenyakit kuning dan terkadang menambah sakitnya, tetapi madu
tetap dihukumi halal dan diyakini sebagai obat menurut nash yang qoth’i.
Artinya, pada dasarnya rokok itu halal, tetapi yang membuat makruh atau
haram adalah dampak buruk yang menimpa orang-orang tertentu.
Lebih lanjut beliau menyarankan kepada masyarakat apabila ditanya soal
rokok -baik orang yang mengkonsumsinya ataupun tidak- (beliau sendiri
tidak merokok) hendaklah menjawab rokok itu mubah. Akan tetapi baunya
tidak disukai umumnya masyarakat, jadi rokok itu makruh berdasarkan
selera manusia bukan secara syariat (Abidin, 1992). Secara pribadi Ibnu
Abidin bukan perokok dan tidak suka rokok. Ia cenderung menghukumi
rokok sebagai makruh. Ketika membahas hal-hal yang dimakruhkan
membaca basmallah, beliau menjelaskan ketika mengonsumsi rokok dan
sesuatu yang memiliki bau tidak enak seperti bawang putih dan merah
mentah, makruh membaca basmallah (Abidin, 1992).
Ibnu Abidin juga menjelasan bahwasanya Syekh ‘Alauddin Al-Ishkafi
mengharamkan rokok di dalam kitab “Ad-Durul Muntaqo” namun bukan
karena dzatnya, akan tetapi karena ada sebab lain yakni larangan dari
sultan yang berkuasa pada saat itu. Jadi Syekh ‘Alauddin Al-Ishkafi pada
dasarnya tidak menghukumi haram terhadap rokok, tetapi dalam rangka
menaati pemimpin beliau mengharamkan rokok (Abidin, 1992).

b. Kalangan Madzhab Malikiyyah.

 Syekh Muhammad Al-Khorsyi Al-Maliki (w. 1101 H.).

Imam Al-Khorsyi menghukumi rokok makruh, tercela dan menghukumi tidak


sahnya wasiat merokok. Di dalam kitab “Syarah Mukhtashor Kholil” bab
wasiyat beliau menjelaskan: “Adapun ketika berwasiyat untuk sesuatu yang
bukan qurbah/ibadah seperti berwasiyat untuk mengkonsumsi rokok yang
menurut salah satu pendapat adalah makruh atau berwasiat untuk maksiat
(maka wasiatnya tidak sah)” (Al-Khorsyi, 1981). Dalam teks ini terlihat
bahwa Imam Al-Khorsyi menghukumi rokok dalam status makruh, namun
beliau mengatakan “menurut salah satu pendapat” karena beliau mengetahui
ada perbedaan antar ulama di dalam hukum rokok dari mubah hingga haram.

59
 Syekh Muhammad Ad-Dasuki Al-Maliki (w. 1230 H.).
Imam Ad-Dasuki menghukumi rokok sebagai mubah tetapi melarang mewakafkannya.
Imam
Imam Ad-Dasuki
Imam Ad-Dasuki
Ad-Dasuki menghukumi rokok
menghukumi
menghukumi rokok sebagai
rokokmubah
sebagai tetapi
sebagai
mubah melarang
tetapimubah mewakafkannya.
melarangtetapi melarang
mewakafkannya.
Beliau
mewakafkannya. juga menilai merokok
Beliau sebagai sebagai
juga menilai perbuatan
merokok sia-sia.
sebagai Di dalam kitab “Hasyiyah
perbuatan sia- Ad-
Beliau
Beliau juga menilai
jugaDasuqi” merokok
menilaidalam
merokok sebagai perbuatan
perbuatan sia-sia.
sia-sia. Di
Di dalam
dalam kitab
kitab “Hasyiyah
“Hasyiyah Ad-
Ad-
sia. Di dalam kitab bab wakaf beliau
“Hasyiyah mengatakan: dalam
Ad-Dasuqi” ”wakaf rokok
bab adalah
wakaftidak sah, meskipun
beliau
Dasuqi”
Dasuqi” dalam
dalam bab
bab wakaf
wakaf beliau
beliau mengatakan:
mengatakan: ”wakaf
”wakaf rokok
rokok adalah
adalah tidak
tidak sah,
sah, meskipun
meskipun
mengatakan: saya ”wakaf
mengatakan bolehnya
rokok merokok”
adalah (Al-Maliki).
tidak sah, meskipun Di teks
sayayang lain yakni dalam bab
mengatakan
saya
saya mengatakan
mengatakan
bolehnya ahkamuth bolehnya
bolehnya
merokok” merokok”
merokok”
(Al-Maliki). (Al-Maliki).
(Al-Maliki).
Di teks Di
Di teks
teks yang
yang lain
lain yakni
yakni dalam
dalam bab
bab
thoharoh (hukum bersuci) beliauyang lain yakni dalam
mengatakan: bab
ahkamuth thoharoh
ahkamuth thoharoh
ahkamuth thoharoh (hukum
(hukum bersuci)
bersuci)
(hukum beliau mengatakan:
beliau mengatakan:
bersuci) beliau mengatakan:
ُ‫ ومِثْلُها الدُّخَا ُن َعلَى ْاأل َ ْظهر وكَثْرتُه‬..... ‫ض لَها ُح ْكم ما َيتَرتَّ ُب َعلَ ْيها‬
َ َ ُ ِ ‫جملا الدُّي َخ َِا‬ ُ ‫(تَ ْن ِبيهٌ) قَا َل فِي المج و ْالقَ ْهوةُ فِي ذَاتِها ُم َباحةٌ و َي ْعر‬ ِ ‫المجك َوُح ْْالقَاهَهو َةَُل ف َِي ذَُا‬
ُ‫بككَثَثْْن ََررتُتَُهُه‬
(‫ت‬ ‫األََ) ْْظظ ٌ َهَه ِِرر‬
ِ ‫هي َ َوو‬ ُ ‫ ََووممِثِْثْلُلُ َهَهاا الدُّخَا‬.....
‫فنن َعَعلَلَلاىىَق ْْاأل‬ ‫بُبَو َعَع َ ْلَهلَ ْيْي ََهَه‬
‫قااْلاَو‬
..... ‫ض َ لَلَا َهَهَهاا ُُِحح‬
‫تا ْْكك ُذمَُم َ ََممااييََيتَتَ ََِرر‬
‫فتَّتَّ َ ُ ُة‬ َ ‫ي َ َحو ٌةٌ ةٌوي ُ َع‬
َ ‫حاِ ِرر‬
‫ب ُُم‬
‫ض‬ ْ‫ضتِت ِ َرهَهااْع ُُممبَب َاا َحة ََويََ ْع‬ ‫المجْ ََوالقَ ْْه ََوةُ فِي ذَا‬ ‫ي َفف اِيِيَم ُم‬ َ‫بَْنْنبِِبّتيي َههرٌ)ٌَ) قَق‬
‫تاا ََلل‬ َ‫(ُ(تَت‬
‫ع‬َ ‫ اَهْيَل‬..... ‫ع ناخُّدلا اَهُلثِمَو‬ ‫لَ ْه ٌو اهـ‬ ْ َ ُ َ ‫تَرثكَو ِرَهظأْلا ىَل‬ َ ْ َ ْ ُ ُ‫ـها ٌوٌوْهاهـَل ه‬
‫ل ْه ٌو اهـ‬ ‫َلَ ْه‬
Peringatan: Peringatan:
berkata berkata Syekh Muhammad Syekh Muhammad Al-Amir Al-Amir (yang (yang diberi diberirumusrumus ‫)جملا‬, ‫)المج‬, dzat kopi
Peringatan:
Peringatan: berkata
berkata Syekh
Syekh Muhammad
Muhammad Al-Amir
Al-Amir (yang
(yang diberi
diberi rumus
rumus ‫)المج‬,), dzat
dzat kopi
kopimenyerupai
dzat kopi hukumnya hukumnya mubah mubahdan dan bisabisaberubah
berubah hukumnyahukumnya sesuaisesuai dampaknya,....
dampaknya,.... dan
hukumnya
hukumnya
dan menyerupai mubah
mubahadalah dan
dan
kopibisa bisaadalahberubah
berubah rokok, hukumnya
hukumnyamenurut sesuai
sesuai dampaknya,....
dampaknya,....
pendapat yang jelas, dan menyerupai
dan menyerupai
lebih jelas, dan
kopi rokok, menurut pendapat yang lebih dan memperbanyak
kopi adalah
kopi adalah rokok,
memperbanyak rokok,
mengkonsumsi menurut
menurut rokok pendapat
pendapat adalah yang
yangmain-mainlebih
lebih jelas, jelas,(tidak dan memperbanyak
danadamemperbanyak
manfaatnya)
mengkonsumsi rokok adalah main-main (tidak ada manfaatnya) (Al-Maliki).
mengkonsumsi
mengkonsumsi rokok rokok adalah adalah main-main
main-main (tidak (tidak ada manfaatnya) (Al-Maliki).
ada manfaatnya) (Al-Maliki).(Al-Maliki).
 Syekh ◼ Syekh Ash-Showi
Ash-Showi Al-Maliki Al-Maliki
◼ Syekh
◼ Syekh Ash-Showi
Ash-Showi Al-Maliki
Al-Maliki
Di dalam kitab “Hasyiyah Showi atas Syarah Bulghotus Salik”, Syekh Ash-Showi Al-
Di
Di dalam
Di dalamkitab
dalam kitab
kitab “Hasyiyah
“Hasyiyah
“Hasyiyah Showi
ShowiShowi atas
atas Syarah
SyarahatasBulghotusSyarah Bulghotus
Bulghotus Salik”,
Salik”, Syekh SyekhSalik”, Ash-Showi
Ash-Showi Syekh Al-
Al-
Ash-Showi Maliki mengatakan
Al-Maliki bahwa
mengatakan rokok adalah
bahwa benda
rokok suci dan
adalah mubah bendatetapi dampak
suci dan rokok akan
Maliki
Maliki mengatakan
mengatakan bahwa
bahwa rokok
rokok adalah
adalah benda
benda suci
suci dan
dan mubah
mubah tetapi
tetapi dampak
dampak rokok
rokok akan
akan
mubah tetapi menghasilkan
dampakhukum rokok yangakan lain, bisa makruh bahkanhukum
menghasilkan haram. Beliau yang sendiri lain, bisa menganjurkan
menghasilkan
menghasilkan hukum
hukum yang
yang lain,
lain, bisa
bisa makruh
makruh bahkan
bahkan haram.
haram. Beliau
Beliau sendiri
sendiri menganjurkan
menganjurkan
makruh bahkan agar menghindarkan
haram. Beliau diri dari sendirikebiasaan merokok. agar menghindarkan
menganjurkan
agar
agardari
diri menghindarkan
kebiasaandiri
menghindarkan diri dari
dari kebiasaan
merokok. kebiasaan merokok. merokok.
Beliau mengatakan:
Beliau
Beliau mengatakan:
Beliau mengatakan:
mengatakan:
‫ هذا زبدة ما‬.‫ فالقهوة في ذاتها مباحة ويعرض لها حكم ما يترتب عليها‬،‫ من ذلك البن والدخان‬: ]‫ [فشمل النبات‬:‫قوله‬
‫زبدة ماما‬
‫هلوق‬: ‫هذا زبدة‬
‫ هذا‬.‫ا‬.‫عليها‬
[‫لمشف‬ ‫يترتب عليه‬
‫]تابنلا‬
‫يترتب‬ ‫حكم ماما‬
‫حكم‬: ‫لها‬
‫ويعرضنم‬
‫لها‬ ‫نبلا كلذ‬
‫ويعرض‬ ‫مباحة‬ ‫ذاتها‬
‫في ذاتها‬
‫ناخدلاومباحة‬، ‫فالقهوة في‬
‫ةوهقلاف‬
‫فالقهوة‬ ،‫والدخان‬
،‫يفوالدخان‬ ‫البن‬ ‫ذلك‬
‫من ذلك‬
‫اهتاذالبن‬ :: ]‫النبات‬
‫ةحابممن‬ ‫[فشمل‬
]‫ضرعيوالنبات‬
‫[فشمل‬ :‫قوله‬
‫اهل‬
:‫قوله‬
‫اهيلع بترتي ام مكح‬. ‫اهلثمو انه ح يف ام ةدبز اذه‬ ‫ناخدلا‬ .‫لهو‬ ‫وكثرته‬
‫علىىلع‬ ‫رهظألا‬..‫األظهر‬ ‫على‬ ‫الدخان‬ ‫في ح هنا ومثلها‬
.‫لهو‬
.‫وكثرته لهو‬
‫وكثرته‬ .‫األظهر‬
.‫األظهر‬ ‫على‬ ‫هترثكوالدخان‬
‫الدخان‬ ‫ومثلها‬
‫هنا ومثلها‬ ‫وهلحح هنا‬. ‫في‬
‫في‬
Perkataan syarih (di antara benda suci adalah benda mati yang mencakup tumbuh-
Perkataan
Perkataan tumbuhan) syarih
syarih(di
syarih (di(diantara
antara benda
benda suci adalah
suciadalah
adalahadalah benda
benda mati
mati yangmatimencakup
yang tumbuh-
Perkataan antara
termasuk benda
hal itu suci
kopi danbenda rokok, zatmencakup
yang mencakup
kopi tumbuh-mubah, dan
hukumnya
tumbuhan)
tumbuhan)dampak termasuk
termasuk hal itu adalah kopi dan rokok, zat kopi hukumnya mubah, dan
darihalkopi itubisaadalah kopi dan rokok, hukumzat yangkopi lain,hukumnya mubah, intidan
tumbuh-tumbuhan) termasuk hal itu adalah kopi dan rokok, zat kopi hukumnya
mendatangkan hal ini adalah dari pendapat
dampak
mubah,
dampak dan dari kopi
kopi bisa
dari dampak bisadari mendatangkan hukum
hukum yang
kopi bisa mendatangkan
mendatangkan yang lain, hal
lain,hukumhal ini adalah
iniyang
adalahlain, inti dari
inti hal
dariini pendapat
adalah
pendapat
inti dari pendapatSyekh Muhammad Syekh Muhammad Al-Hatthob,Al-Hatthob, dan seperti kopi dan adalah
seperti rokok menurutrokok
kopipendapat
adalah pendapat yang
Syekh
Syekh Muhammad
Muhammad Al-Hatthob,
Al-Hatthob, dan
dan seperti
seperti kopi
kopi adalah
adalah rokok
rokok menurut
menurut pendapat yang
yang
menurut pendapat jelas, danyang memperbanyak
jelas, danrokok adalah perbuatan
memperbanyak rokokyang adalah sia-sia (As-Showi,
perbuatan yang 1952).
jelas,
jelas, dan
sia-sia dan memperbanyak
memperbanyak
(As-Showi, 1952).
rokok
rokok adalahadalah perbuatan
perbuatan yang sia-sia (As-Showi,
yang sia-sia (As-Showi, 1952). 1952).
Di dalam bab makanan dan minuman yang mubah Imam Ash-Showi kembali membahas
Di
Di dalam
dalam bab bab makanan
makanan dan dan minuman
minuman yang yang mubahmubah Imam Imam Ash-Showi
Ash-Showi kembali kembali membahas
membahas
rokok:
rokok:
rokok: ‫ وفي‬،‫ وتجوز القهوة لذاتها‬:‫ ولذلك قال في المجموع‬،‫ ويدخل في ذلك القهوة والدخان‬:‫ [كنبات ال يغير عقال] إلخ‬:‫قوله‬
‫وفي‬
‫ وفي‬،‫لذاتها‬
،‫القهوة لذاتها‬
‫وتجوز القهوة‬
‫ وتجوز‬:‫المجموع‬
:‫في المجموع‬ ‫قال في‬‫ولذلك قال‬
‫ ولذلك‬،‫والدخان‬
،‫القهوة والدخان‬ ‫ذلك القهوة‬‫في ذلك‬ ‫ويدخل في‬
‫ ويدخل‬:‫إلخ‬:‫عقال] إلخ‬
]‫يغير عقال‬ ‫[كنبات الال يغير‬
‫ [كنبات‬:‫قوله‬ :‫قوله‬
‫ وإن قال سيدي علي األجهوري في رسالته‬،‫الدخان خالف فالورع تركه خصوصا اآلن فقد كاد درء المفاسد أن يحرمه‬
‫رسالته‬
‫في رسالته‬ ‫األجهوري في‬
‫األجهوري‬ ‫سيدي علي‬ ‫قال‬ ‫وإن‬ ،‫يحرمه‬
،‫أن أنيحرمه‬ ‫المفاسد‬ ‫كاد درء‬ ‫فقد كاد‬
‫اآلنمافقد‬ ‫خصوصا‬ ‫تركه‬ ‫فالورع‬
‫خالفالفالورع‬ ‫الدخان‬
‫علي إذا كان‬ ‫حرامسيدي‬
‫لذاته إال‬ ‫إنه قال‬
‫وإن‬:‫يقول‬ ‫عاقالأن‬
‫المفاسد‬
‫درء يسع‬ ‫ ال‬:‫نصه‬ ‫اآلن‬ ‫خصوصا‬
)‫الدخان‬ ‫يغيب تركه‬
‫العقل من‬ ‫خالف‬
‫شرب ما‬ ‫الدخان‬
‫(غاية ال بيان لحل‬
‫كان‬ ‫إذا‬ ‫إال‬ ‫لذاته‬ ‫حرام‬ ‫إنه‬ :‫يقول‬ ‫أن‬ ‫عاقال‬ ‫يسع‬ ‫ال‬ :‫نصه‬
‫ إنه حرام لذاته إال إذا كان‬:‫ ال يسع عاقال أن يقول‬:‫يغيب العقل من الدخان) ما نصه‬ ‫ما‬ )‫الدخان‬ ‫من‬ ‫العقل‬ ‫يغيب‬ ‫ال‬
‫ال‬ ‫ما‬‫ما‬ ‫شرب‬
‫شرب‬ ‫لحل‬
‫لحل‬ ‫بيان‬
‫بيان‬ ‫ال‬
‫ال‬ ‫(غاية‬
‫(غاية‬
)‫جاهال بكالم أهل المذهب أو مكابرا معاندا (اهـ‬
)‫(اهـ‬
)‫(اهـ‬ ‫معاندا‬
‫معاندا‬ ‫مكابرا‬
‫مكابرا‬ ‫المذهب أوأو‬
‫أهل المذهب‬‫بكالم أهل‬
‫جاهال بكالم‬ ‫جاهال‬
60 Perkataan syarih (dan contoh dari makanan yang halal adalah tumbuhan-tumbuhan
Perkataan
Perkataan yang syarih
syarihtidak (dan contoh
(danmerubahcontohakal) dari
dari dan makanan
makanan yang halal
yanghalhalal adalah
adalah tumbuhan-tumbuhan
tumbuhan-tumbuhan
termasuk tersebut adalah kopi dan rokok. Oleh karena
yang tidak merubah akal) dan termasuk hal tersebut adalah kopi dan rokok. Oleh karena
dampak dari kopi bisa mendatangkan hukum yang lain, hal ini adalah inti dari pendapat
Syekh Muhammad Al-Hatthob, dan seperti kopi adalah rokok menurut pendapat yang
jelas, dan memperbanyak rokok adalah perbuatan yang sia-sia (As-Showi, 1952).
Di dalam
Di dalam babbab makanan
makanan dan minuman
dan minuman yang mubahyang mubah Imam
Imam Ash-Showi kembaliAsh-Showi
membahas
kembali membahas rokok:
rokok:
‫ وفي‬،‫تابنك[لذاتها‬
‫هلوق‬: ‫وتجوز القهوة‬ :‫]القعالمجموع‬
‫ريغي ال‬ ‫خلإقال في‬:
‫لخديوولذلك‬
،‫يف والدخان‬
‫كلذالقهوة‬
‫ةوهقلافي ذلك‬
‫ناخدلاو ويدخل‬،
:‫يغير عقال] إلخ‬ ‫[كنبات ال‬
‫كلذلو‬ ‫لاق‬:‫قوله‬
‫يف‬
‫عومجملا‬: ‫عليزوجتو‬
‫األجهوري في رسالته‬ ‫ةوهقلا‬
‫اهتاذل سيدي‬، ‫ناخدلاأنيفو‬
‫ وإن قال‬،‫يحرمه‬ ‫فالخ‬
‫درء المفاسد‬ ‫عرولاف‬
‫فقد كاد‬ ‫تركههكرت‬
‫خصوصا اآلن‬ ‫اصوصخ‬ ‫الدخاننآلا‬
‫خالف فالورع‬ ‫دقف‬
‫همرحي نأ دسافملا ءرد داك‬، ‫نايبلا ةياغ( هتلاسر يف يروهجألا يلع يديس لاق نإو‬
‫برشإذا كان‬
‫لحل‬ ‫حرام املذاته إال‬ ‫ إنه‬:‫لقعلايقول‬
‫بيغي ال‬ ‫)ناخدلايسعنمعاقال أن‬
‫ ال‬:‫هصن ماام نصه‬:
)‫العقل المن الدخان‬
‫عسي‬ ‫القاعيغيب‬
‫لوقيشربنأ ما ال‬:
‫(غاية الهنإبيان لحل‬
‫مارح‬
‫مالكب الهاج ناك اذإ الإ هتاذل‬ )‫معاندا (اهـ‬ ‫المذهبوأأو مكابرا‬
‫بهذملا لهأ‬ ‫ارباكم‬‫ادناعمأهل‬
‫جاهال بكالم‬
(‫)ـها‬
Perkataan syarih
Perkataan syarih (dan
(dan contoh
contoh daridari makanan
makanan yang yang halal
halal adalah
adalah tumbuhan-tumbuhan
tumbuhan-tumbuhan
yang tidak
yang tidakmerubah
merubah akal)akal)
dan termasuk
dan termasukhal tersebut adalah kopiadalah
hal tersebut dan rokok.kopi Oleh
dan karena
rokok.
Oleh karena itu Syekh Muhammad Al-Amir dalam kitab Majmu’-nya: dan boleh
itu Syekh Muhammad Al-Amir dalam kitab Majmu’-nya: dan boleh meminumnya karena
meminumnya karena zatnya, dan di dalam rokok ada perbedaan, maka yang wirai
zatnya, dankehormatan
(menjaga di dalam rokokdiri)ada perbedaan,
adalah maka yangkhususnya
meniggalkanya wirai (menjaga
sekarang kehormatan
alasan dar’ul diri)
adalah meniggalkanya
mafasid (menolak kerusakan) khususnya bisasekarang alasan dar’ulMeskipun
mengharamkanya. mafasid Sayyidi
(menolak‘Alikerusakan)
Al-Ajhuri
di dalam kitabnya “Ghoyatul Bayan li Hilli Syurbi Ma Laa Yughibul Aqla Min Ad-
bisa mengharamkanya. Meskipun Sayyidi ‘Ali Al-Ajhuri di dalam kitabnya “Ghoyatul
Dukhon” yang berbunyi: tidak ada tempat bagi orang berakal untuk berkata bahwa
Bayanadalah
rokok li Hilli Syurbi
haramMa Laa Yughibul
karena Aqla Minjahil
zatnya, kecuali Ad-Dukhon” yang berbunyi:
dengan perkataan ahlultidakmadzhabada
kecuali
tempat
atau jahil orang
bagi
merasa denganberakal
sombong perkataanuntukahlul
dan tidak madzhab
berkata
mau bahwaatau
menerima rokokmerasa
kebenaran adalahsombong dan1952).
haram karena
(As-Showi, tidakzatnya,
mau
menerima kebenaran (As-Showi, 1952).
c. Kalangan Madzhab Syafi’iyyah.
Di antarac. ulama’ yang
Kalangan membolehkan
Madzhab Syafi’iyyah.rokok dari kalangan Syafi’iyyah
adalah:
Di antara ulama’ yang membolehkan rokok dari kalangan Syafi’iyyah adalah:
 Syekh Ahmad Al-Maghribi Ar-Rusyaidi (w. 1096 H, 1685 M.)
◼ Syekh Ahmad Al-Maghribi Ar-Rusyaidi (w. 1096 H, 1685 M.)
Syekh Al-Maghribi menghukumi rokok mubah dan sah memperjual
Syekh Al-Maghribi
belikannya. menghukumi
Di dalam rokokAr-Rusyaidi
Hasyiah mubah dan sah atas
memperjualbelikannya. Di dalam
matan kitab Nihayatul
Hasyiah Ar-Rusyaidi
Muhtaj atasbeliau
bab jual beli matan kitab Nihayatul Muhtaj bab jual beli beliau menjelaskan:
menjelaskan:

ُ ‫ْعوا ْل‬.... َ ْ ‫ف اَنخِْي‬ ِ ‫ب ُْةَّح‬ َ ‫فوُر َْعَمْلا ِناَخُّدلا عِْي‬


‫بَو‬
‫ِي‬ِ ‫ي ُِّه‬
‫ف‬ ‫ق‬ ‫ح‬
ْ َ َ
‫ف اَم ُمَل‬
. ‫ء‬ ٍ ‫ا‬ ‫م‬
َ
ِ ‫ت ي‬
‫ن‬
ِ ‫ي‬ ‫س‬
ِ‫ْخ‬ َ
َ‫لي بِِلنَ ْ ْحع ِو َ ت‬
‫ه‬
ِ ‫ب‬
ِ
ِ ‫شفَاع‬
ِ ‫ت‬
ِ ‫ن‬ ِ‫اال‬ ‫ب‬
ِ ‫ف‬ِ ‫و‬ ‫ر‬ُ ‫ع‬
ْ
ِ ْ ‫ي ُِشاَحْلا ي‬
‫م‬
َ ‫ل‬‫ا‬ ‫ن‬ ِ ‫َا‬
‫خ‬ ُّ‫ص ِِةص َّحَة بَي ِْع الد‬ ‫ة‬
ِ ‫ي‬
َ ‫ش‬
ِ ‫ا‬ ‫ح‬
َ ‫ل‬‫ا‬ ‫ِي‬ ‫ف‬ ‫َا‬ ‫ن‬
َ ِ‫ْخ‬
ّ
‫ي‬ ‫ش‬
َ ‫ل‬ِ ْ
‫ِي‬
‫ل‬ ‫ع‬
ْ َ‫َ ِوبِ ِه يُ ْعل ُم َما فِي ت‬
‫ب‬
ِ ‫تناِلا‬ ِ ‫ف‬ َ ‫عا‬ ِ ‫ب‬ ِ ‫ب ِه‬ ِ ‫ت ِوْحن‬ َ ‫س‬ ْ ‫ ٍءاَم ِنيخ‬..... ‫قَحْلاَو‬ ُّ‫ف‬ ِ ‫تلا ي‬ ْ
ّ َ‫تنُم ُهَنأ ِليِلع‬ َ ‫ف‬ َ ‫ع‬ ٌ ‫ب‬ ِ ‫ف ِه‬ ِ ‫ي‬
‫ِذَّلا ِهْجَوْلا‬.ِ‫ي‬ ‫ش ُح ْ ُري َم ِته‬ ْ ‫تى‬ َ‫ش ِلِ َ َعودَهُ ِمَو ِق َياهُ ِمَلدَلِيى ٍلَر َع َل‬
‫تا َ َوحاهُ َوَبُمشُ ْْرلابُهُ ْإن ِذْم هَُوَوهُ ِم ْ ْنذإ ا ْلهُ ُم َبُبا ْ َرحا ُ ِت‬
ُ‫ليِيِلا ْلَد َو ِ ْجما ِه َايلَّذِقِيِميَُد ْشتََع َرِلى لَِه‬‫ِهالتَّ ْعِتلِيَم ِْلر أَنَُّحهُ ُمى ْنتََلفَ ٌعَع ِب ٍِه ف‬.

Dan dengan
Dan dengan hal
hal itu
itu (syarat
(syarat sesuatu
sesuatu yang
yang bisa
bisa diperjual
diperjual belikan
belikan adalah
adalah bermanfaat)
bermanfaat)
diketahui alasan guru kita (Asy-Syekh Asy-Syabromalisi) di dalam hasyiyahnya
diketahui alasan
menghukumi gurubelikita
sah jual rokok(Asy-Syekh Asy-Syabromalisi)
yang ma’ruf/diketahui karenadi bisa
dalam hasyiyahnya
dimanfaatkan.....
menghukumi
dan sah jual
yang benar di beli rokokmembuat
dalam yang ma’ruf/diketahui
alasan adalah karena bisa dimanfaatkan.....
bahwasanya rokok itu dan
bisa
dimanfaatkan
yang benar di sesuai tujuan dibelinya,
dalam membuat yaitubahwasanya
alasan adalah dikonsumsinya
rokokkarena
itu bisarokok termasuk
dimanfaatkan
sesuatu yang mubah dan tidak ada dalil yang mengharamkannya (Ar-Rusyaidi, 1984).
sesuai tujuan dibelinya, yaitu dikonsumsinya karena rokok termasuk sesuatu yang mubah
dan tidak ada dalil yang mengharamkannya (Ar-Rusyaidi, 1984).
61
◼ Syekh Nuruddin Asy-Syabromalisi (w. 1087 H./1677 M.)
‫ق فِي‬ َ ‫ َوا ْل‬..... ٍ‫ين َماء‬
ُّ ‫ح‬ ِ ِ‫َان ا ْل َم ْع ُروفِ ب‬
ِ ِ‫اال ْنتِفَاع بِ ِه بِنَحْ ِو تَسْخ‬ِ ِ ‫حةُ بَيْع الدُّخ‬
َّ ‫ص‬
ِ ‫شيَ ِة‬ َ ‫ا فِي ا ْل‬
ِ ‫حا‬ ِ
SyekhtidakNuruddin
dan ada dalil yang Asy-Syabromalisi
mengharamkannya .ِ‫ُرْ َمتِه‬menghukumi
‫علَى ح‬ ‫يَ ِام دَلِي ٍل‬rokok
َ (Ar-Rusyaidi, ِ mubah
ِ‫ ِلعَد َِم ق‬1984).
‫ت‬ ‫حا‬ َ ‫ ا ْل ُمبَا‬dan
‫ َُو مِ ْن‬jual-beli
‫شُرْ بُهُ إذْ ه‬rokok ْ ُ‫ج ِه الَّذِي ي‬
‫شت ََرى لَهُ َوه َُو‬
hukumnya sah. Beliau menjelaskan hukum menjual rokok di dalam hasyiyah “Nihayatul
Dan dengan hal itu (syarat sesuatu yang bisa diperjual belikan
◼ Syekh
Muhtaj” Juz 3 halamandiketahui Nuruddin Asy-Syabromalisi
393: alasan(w.guru 1087 H./1677 kita (Asy-Syekh M.) Asy-Syabromalisi) di
Syekh Nuruddin
 Syekh Nuruddin Asy-Syabromalisi
Asy-Syabromalisi
menghukumi menghukumi
sah jual(w. beli rokok
1087 rokok mubah
yangdan
H./1677 M.)jual-beli rokok karena bisa d
ma’ruf/diketahui

‫ َوا ْل َج َوا‬Asy-Syabromalisi
َ ‫ُّح بَ ْيعُهُ أَ ْم‬tujuan ‫خَا ِن ا ْل َم‬diُّ‫د‬dikonsumsinya
yang benar di dalam membuat alasan adalah bahwasanya rokok it
‫الص َّحةُ؛ ألِ َنَّه‬
ُhukumnya
Syekh ‫ ُب َع ْن‬Beliau
ُ‫ه‬sah.
ِ Nuruddin ‫ال؟‬menjelaskan
sesuai
ْ ‫نَا َه‬dibelinya,
‫ل يَ ِص‬hukum ِ‫ َز َمان‬menjual
‫ ْع ُرو ِف فِي‬rokok
menghukumi
yaitu ‫ َّْر ِس َع ْن‬hasyiyah
‫ ال‬rokok
dalam ‫الد‬mubah ‫] َوقَ َع‬jual-
‫“ ُّس َؤا ُل فِي‬Nihayatul
‫ال‬dan
karena
ٌ‫ائِدَة‬rokok
َ‫ [ف‬termasuk
beli rokok hukumnya sah. Beliau menjelaskan hukum menjual
Muhtaj” Juz 3 halamandan 393: tidak ada dalil yang mengharamkannya (Ar-Rusyaidi, ‫ا ِه ٌر ُم ْنتَفَ ٌع بِ ِه‬di‫َط‬
rokok 1984).
dalam hasyiyah “Nihayatul Muhtaj” Juz 3 halaman 393:
◼ Syekh Nuruddin Asy-Syabromalisi (w. 1087 H./1677 M.)
َّ‫ئا ألِ ََن‬
ُ‫(ه‬Faidah)
[‫ف‬ ‫الصَد َّح ِةُ؛‬ َ ‫ع َع ْن‬
َ ُ‫قه‬
ٌ‫و ] ِة‬ada َ ‫ب‬ ‫ ْال‬saat
‫ؤُ َّج َوا‬
ُ ‫سلا‬
soal ِ ‫ي أَ ْم‬
َ ‫ف‬pelajaran
‫ال ُ؟لا ََو‬Syekh ُ‫دلا ْي ُعه‬
‫صرَ ّ ُّح َب‬
ِْ ‫س‬
Nuruddin‫دلاانِن َْان ََعه ْل‬
‫ ِ َي‬mengenai ‫ناف َِيخُ ّ َز َم‬
rokok
ِ Asy-Syabromalisi َ ‫فوُر ْال‬
‫مْع ْعَم ُر ْولا ِف‬yang ُّ‫ َعي ْنِفالد‬diketahui
‫خ َِا ِن‬yang ‫سز‬
َ ِ ‫ناَّرَم‬ ‫ ُ ْللَهف ا‬di
ْ ‫ِيَنال ِد‬menghukumi ‫دَةٌ َ]ب َُو ّقَح َع ِال‬kita,
‫ص ُّس َ َيؤا‬
zaman ‫عفَا ْئِي‬
ُ [rokok
ُ‫ه‬ mubah
hukumnyaَ ‫ ْمأ‬sah. Beliau
‫باَوَجْلاَو ؟اَل‬ َ ‫صلا هُْن‬
menjelaskan
‫ع‬ ّ ِ ‫ِل ؛ُةَّح‬itu َ ‫تٌع ْبن ِهُم ٌرِهاَط ُهَّنأ‬
hukum menjual َ َ‫فتَف‬ ْkarena
َ ‫ع ُم‬ٌ ‫ب ِه ٌر‬ ِ‫ِه َطا‬
rokok di dalam
apakah sah menjualnyaMuhtaj” atau tidak?Juz Dan jawaban
3 halaman 393:
ُ atas pertanyaan adalah sah,
ِ ‫ن‬
rokok adalah
(Faidah) adasuci
soaldan bisa
saat
َ ‫؛ ِأل‬dimanfaatkan
pelajaran mengenai
ُ ‫حة‬ (Asy-Syabromalisi,
rokok yang yang
‫ َال؟ َو ْال‬yang
‫ح بَ ْيعُهُ أ َ ْم‬
1984). diketahui di zaman
‫َان ْال َم ْع ُر‬
(Faidah)
kita, adasah
apakah soalmenjualnya
saatُ‫نَّه‬pelajaran ataumengenai
ِ ُ‫ع ْنه‬
َّ ‫الص‬ َ rokok
َ ُ‫ج َواب‬
tidak? Dan jawabanyang atasdiketahui
ُّ ‫ص‬ِ َ‫ َمانِنَا َهلْ ي‬diَ‫ ز‬zaman
pertanyaan itu adalah
‫وفِ فِي‬kita, ِ ‫ع ْن الدُّخ‬
َ ‫رْ ِس‬

apakah
sah, sah menjualnya
karena rokok adalah atausuci tidak?danDan jawaban
bisa dimanfaatkan atas pertanyaan itu adalah sah, 1984).
(Asy-Syabromalisi, karena
◼ Syekh Sulaiman(Faidah) Al-Jamal (w. ada1204
soal H.)saat pelajaran mengenai rokok yang yang dike
rokok adalah suci dan bisa
apakah
dimanfaatkan
sah(w.
(Asy-Syabromalisi,
menjualnya
1984).
atau tidak? Dan jawaban atas pertanyaan it
Syekh Sulaiman
 Syekh Sulaimanmenghukumi
Al-Jamal rokok halal,
1204 H.)tetapi jika
rokok adalah suci dan bisa dimanfaatkan (Asy-Syabromalisi, 1984)
berdampak buruk bagi
konsumennya,
Syekh ia dihukumi
Sulaiman haram.(w.Dirokok
menghukumi
Syekh Sulaiman Al-Jamal dalamH.)kitab
1204
halal,“Hasyiah
tetapi Jamal Ala Syarhil Manhaj”
jika berdampak buruk
bagi◼konsumennya, ia ◼ Syekh Sulaiman Al-Jamal (w. 1204 H.) Jamal
dihukumi haram. Di dalam kitab “Hasyiah
bab
Ala
najis dan
SyekhSyarhil cara
Sulaiman menghilangkanya,
menghukumi
Manhaj” bab najis
Syekh rokok beliau
halal,menukil
dan cara
Sulaiman tetapi perkataan
menghilangkanya,
menghukumi
guru-gurunya
jika berdampak
rokok buruk
beliau
sebagai
bagi jika berd
menukil
halal, tetapi
berikut:
perkataan konsumennya,
guru-gurunya sebagai ia dihukumi haram. Di dalam kitab “Hasyiah Jamal
berikut:
konsumennya, ia dihukumi haram. Di dalam kitab “Hasyiah Jamal Ala Syarhil Manhaj”
bab najis dan cara menghilangkanya, beliau menukil perkataan g
‫َو‬babَ ‫َلا‬najis ُ dan cara َ ‫با‬menghilangkanya,
ُ ُ ‫ٌلاَو َقَلا َ َلح هَُش ْي‬،‫و ٍئ‬beliau ُ َ menukil
ْْ ‫ال َ ِ ِلذاتِ ِه َب‬perkataan
َ‫الٍُر ٌلْمأ َوِل ُح ْرْل َمتَُبهُ ِه‬guru-gurunya sebagai
‫ق‬ ‫خيش‬ ‫لا اَن‬ ْ‫ب‬ ‫يل‬ ّ ‫س ُل‬ ‫ش‬ ُ ‫بْر‬ َ‫ح‬ ُ َ ‫تَمْر‬ ُ‫تا َذَِل اَل ه‬ َ ‫ٍئِراَط‬، ‫قَو‬ ُ ‫اَن‬
ُ‫س َل ِي َ ِْس ِب َح َرا ٍم َو َال َم ْ ْك ُر َو ٍه َوأَ َق َّره‬
berikut:
‫َا‬ ‫ن‬ ‫خ‬ ‫ار‬
ِ ‫ط‬ ‫ر‬
ٍ ‫م‬ْ ِ‫أل‬ ‫ل‬ َ ‫شَا ا َ ْللا َبا ِب َ ِل ُّي شُ ْربُهُ ََح‬‫ن‬َ ُ ‫خْي‬
‫خ‬ ‫ي‬
ْ ‫ش‬
َ ‫ل‬ ‫َو َق‬
َ ‫ـهاا‬
‫قأَو ٍهو َُركَم اَلَو ٍمارَحب سيَل ل‬ َ ‫ش ُ ُهَّر‬ َ ‫ي‬ ‫يسلماربشلا ان َخ‬
berikut: ‫ح َر ٍام َ َو َال ِ َم ْك َ ُرو ْ ٍه َوأَقَ َّر ُه‬ ‫ب‬ ‫ْس‬ ‫ي‬ ‫ل‬ ‫ل‬ ‫س‬ ‫َا‬ ‫ن‬ ‫خ‬ ‫ي‬
ْ ‫ش‬َ ‫ل‬
َ ْ ‫ا‬ ‫ق‬ ‫و‬ ،‫ئ‬ ‫ار‬ َ
‫ط‬ ‫ر‬ ‫م‬ َ
ٍ ْ ِ َ ِ ِ َ‫ل َوحُرْ َمتُهُ َال ِلذ‬
‫أل‬ ْ‫ل‬ ‫ب‬ ‫ه‬ ‫ت‬ ‫ا‬ ٌ ‫ح َال‬
َ ِ َ
‫َش ْيخنَا الشبراملسي اهـ‬ َ ٍ ِ ُ َ

Berkata
ُ‫م ْك ُرو ٍه َوأَقَ َّره‬guru
Berkata
َ ‫ ٍم َو َال‬kami
guru kami
‫ َْس بِ َح َر‬Al-Babiliy:
‫ا‬bukan ‫ لَي‬karena ‫ َش‬mengkonsumsinya
Al-Babiliy:
‫ ْي ُخنَا س ل‬zatnya
Berkata mengkonsumsinya
‫ َوقَا‬،‫ ٍئ‬akan
‫ َل‬guru ‫ ِار‬kami ‫(تِ ِه بَ ْل‬rokok)
ْ َ ِ‫ أل‬Al-Babiliy:
‫م ٍر َط‬tetapi ‫ ْر َمتُهُ َال ِلذَا‬adalah ‫ َح َال ٌل‬halal,
(rokok)
‫و ُح‬mengkonsumsinya
َ ُ‫ ُّي ُش ْرب‬keharamanya
ُ‫ه‬yang
adalah
‫ َش ْي ُخنَا ا ْلبَا‬dari
‫بِ ِل‬datang
halal,
َ‫َوق‬
‫(ا َل‬rokok) adalah
keharamanya karena
bukan karena zatnya akan tetapi karena sesuatu yang datang dari sesuatu
bukan karena
pengaruh rokok zatnya itu.akan Dantetapi
Dan berkata
berkata
karena guru
guru
sesuatu
kamiyang
kami Sulthon
Sulthon
datangAl-Muzahi dari pengaruh
Al-Muzahi ‫الشبراملسي اهـ‬
((‫س‬ ‫سل‬ rokok
‫ ))ل‬rokok ‫ ُخنَا‬itu.
rokok ‫ َش ْي‬tidaklah hara
Dan berkata
Berkata
tidaklah guru
haram gurukami dankami Sulthon
Al-Babiliy:
hal
tidak tersebut
makruh, Al-Muzahi
mengkonsumsinya
diakui
hal (‫س ل‬oleh
tersebut ) rokok (rokok) tidaklah
Asy-Syabromalisi
diakui adalah
oleh haram dan keharamanya
halal,
Asy-Syabromalisi tidak makruh,
(Al-Jamal). (Al-
Jamal).
hal tersebut
bukan karenadiakui zatnyaolehakan Asy-Syabromalisi
tetapi karena sesuatu (Al-Jamal). yang datang dari pengaruh rokok itu.
Dan berkatadari
Penukilan guru kami paraSulthonguru Syekh Al-Muzahi Sulaiman (‫ )س ل‬rokok Jamal tidaklah tanpa haram adadanpengingkaran
tidak makruh,
hal tersebut diakui
menunjukkan oleh Asy-Syabromalisi
beliau setuju dengan pendapat (Al-Jamal).para guru beliau.
 Syekh Ibrohim Al-Baijuri (w. 1276 H./1860 M.)
Syekh Ibrohim Al-Baijuri berpendapat bahwa hukum rokok adalah makruh.
Beliau memandang rokok sebagai tindakan yang tidak disukai. Namun
dalam keadaan tertentu rokok bisa menjadi wajib dan bisa menjadi haram.
Al-Baijuri merupakan seorang ulama’ besar yang pernah menduduki
jabatan Syaikhul Azhar dari 1847-1860 M. Beliau membahas hukum rokok
di dalam kitab “Hasyiyah Al-Baijuri Ala Syarhi Ibni Qosim Al-Ghozzi
pada bab ahkamil buyu’ (bab hukum jual beli). Ketika menerangkan

62
sesuatubisa
rokok yangmenjadi
tidak ada manfaatnya
wajib dan bisa menjaditidak bolehharam.diperjualbelikan,
Al-Baijuri merupakan beliau berkomentar:
seorang ulama’
besar yang pernah menduduki jabatan Syaikhul Azhar dari 1847-1860 M. Beliau
‫ضررا كبيرا وهذا‬
membahas ‫ألن فيه‬rokok
hukum ‫استعماله‬di‫يحرم‬
dalam‫فيه بل‬kitab
‫“منفعة‬Hasyiyah
‫المعروف ألنه ال‬ ‫منه الدخان‬Ala‫قيل‬Syarhi
Al-Baijuri )‫منفعة فيه‬Ibni
‫ما ال‬Qosim
‫ (والبيع‬Al-
‫قوله‬
‫فبيعه‬
Ghozzi
bahwa ‫وحينئذ‬sesuatu
،‫بتركه‬bab‫الضرر‬
pada ‫يعلم‬tidak
ahkamil
yang ‫إذا‬buyu’
‫الوجوب كما‬ ‫يعتريه‬
(babmanfaatnya
ada hukum ‫بل قد‬jual‫مكروه‬beli).
‫والمعتمد أنه‬
tidak Ketika
boleh ‫مباح‬menerangkan
‫ وكذا القول بأنه‬،‫ضعيف‬
diperjualbelikan, bahwa
sesuatuberkomentar:
beliau ‫أو تيققن ضرره‬tidak
yang tidak ada manfaatnya ‫ عياله‬boleh
‫يحتاج لنفقة‬ ‫ إذا كان يشتريه بما‬beliau
diperjualbelikan, ‫الحرمة كما‬ ‫صحيح وقد تعتريه‬
berkomentar:
Perkataannya
‫هلوق‬ (‫(عيبالو‬dan ‫ال ام‬tidak boleh‫)هيف‬
‫ةعفنم‬ menjual ‫ليق‬ sesuatu yang tidak
‫ناخدلا هنم‬ ada manfaatnya)
‫فورعملا‬ ‫ةعفنم ال هنأل‬ dikatakan
‫هيف‬
‫وهذا‬ ‫كبيرا‬ ‫ضررا‬ ‫فيه‬ ‫ألن‬ ‫استعماله‬ ‫يحرم‬ ‫بل‬ ‫فيه‬ ‫منفعة‬ ‫ال‬ ‫ألنه‬
‫فيعض اذهو اريبك اررض هيف نأل هلامعتسا مرحي لب‬، ‫حابم هنأب لوقلا اذكو‬‫المعروف‬ ‫الدخان‬ ‫منه‬ ‫قيل‬ )‫فيه‬ ‫منفعة‬ ‫ال‬ ‫ما‬ ‫(والبيع‬ ‫قوله‬
termasuk hal
‫هنأ وحينئذ فبيعه‬
itu
،‫هوركمبتركه‬
adalah rokok
‫هيرتعي إذادقيعلملبالضرر‬
karena
‫بوجولا الوجوب كما‬
tidak
‫مكروهامكبل قد يعتريه‬
ada manfaatnya,
‫والمعتمد أنه‬ ‫بأنه مباح‬
bahkan haram
‫ذئنيحووكذا القول‬
،‫ضعيف‬
‫دمتعملاو‬ ‫ملعي اذإ‬ ‫ررضلا‬ ‫هكرتب‬،
mengkonsumsinya
‫ضررهدقو حيحص هعيبف‬ karena memiliki
‫هيرتعت‬ bahaya
‫ةمرحلاأو تيققن‬ yang
‫امكلنفقة عياله‬ besar,
‫ناكبمااذإيحتاج‬ dan
‫هيرتشي‬
‫يشتريه‬ pendapat
‫امب كما إذا كان‬ ini adalah
‫جاتحيالحرمة‬ lemah
‫ةقفنلوقد تعتريه‬
‫صحيح‬
dan juga pendapat yang mengatakan rokok mubah juga lemah, dan pendapat yang kuat
Perkataannya (dan
Perkataannya (dantidak boleh
tidak menjual
boleh sesuatusesuatu
menjual yang tidak
yangadatidak
manfaatnya) dikatakan
ada manfaatnya)
yang bisa dijadikan
termasuk
dikatakan hal itu pegangan
termasuk adalah adalahkarena
hal iturokok
adalah makruh, bahkan
rokok tidak
karena terkadang
adatidak menjadibahkan
manfaatnya,
ada manfaatnya, wajib bahkan
seperti
haram
jika diketahui dengan meninggalkan rokokyang
makabesar,
akandanadapendapat
haram mengkonsumsinya karena memiliki bahaya yang besar, dan pendapat ini
mengkonsumsinya karena memiliki bahaya bahaya,inimaka ketika
adalah itu
lemah
adalah lemah dan juga pendapat yang mengatakan rokok mubah juga lemah,
dan
dan juga pendapat
menjualnya
pendapat adalah yang
yangsah. mengatakan
Dan
kuat bisarokok
terkadang
yang mubah
menjadi
dijadikan jugaseperti
haram
pegangan lemah,adalah
danmembelinya
jika pendapat
makruh, yang kuat
dengan
bahkan
yang
sesuatubisayang
terkadang dijadikan pegangan
dibutuhkan
menjadi wajib
untuk adalah
jikamakruh,
nafkah
seperti bahkan
keluarganya
diketahui denganterkadang
(Al-Baijuri, menjadi wajib
2013).
meninggalkan rokokseperti
maka
akan ada bahaya, maka ketika itu menjualnya adalah sah. Dan terkadang menjadi
jika diketahui dengan meninggalkan rokok maka akan ada bahaya, maka ketika itu
haram seperti jika membelinya dengan sesuatu yang dibutuhkan untuk nafkah
◼ Syekhadalah
menjualnya Nawawisah.Al-Bantani (w 1316
Dan terkadang H./1899
menjadi haramM.) seperti jika membelinya
keluarganya (Al-Baijuri,dengan
2013).
Syekh Nawawi
sesuatu
 Syekh Al-Bantani
yangNawawi
dibutuhkan menghukumi
untuk nafkah(wkeluarganya
Al-Bantani 1316 (Al-Baijuri,
rokok sebagai
H./1899 yang2013).
halM.) boleh, tetapi jika demi
Syekh Nawawi
kemaslahatan umumAl-Bantani
pemerintah menghukumi
melarang rokok, rokok sebagai
maka hukum rokokhalmenjadi
yang haram.
boleh,
Syekhdemi
◼ jika
tetapi Nawawi Al-Bantani (wumum
kemaslahatan 1316 H./1899 M.) melarang rokok, maka
pemerintah
Ulama Nawawi
hukum
Syekh kelahiran Tanara,
rokokAl-Bantani
menjadi Banten yang menjadi
haram.
menghukumi rokok ulama
Ulama besar
kelahiran
sebagai diTanara,
hal yangMakkah
boleh, ini menjelaskan
Banten
tetapi jika yang
demi
menjadi ulama
masalah rokokumum besar
di dalam di Makkah
kitab beliau, ini menjelaskan
“Nihayatuz Zain” masalah rokok di dalam
kemaslahatan
kitab pemerintah
beliau, “Nihayatuz melarang
Zain” rokok,
di saat makadihukum
membahas
saat membahas
rokok
sholat
sholat istisqo’
menjadi
istisqo’ haram.
pada bab
pada bab sholat,
Ulama kelahiran
sholat, pasal sholat
Tanara,
pasal sholat sunnah sebagai
Bantensebagai
sunnah yang menjadiberikut:
ulama besar di Makkah ini menjelaskan
berikut:

‫َو‬masalah
‫بجَو اَمَّنِإ‬ rokok ‫تْما‬ِ ‫ث‬ diَ ‫لا‬dalam
َ ‫ هرمأ‬kitab
ِ ‫ ي‬beliau,
‫ف‬ َ‫“نأ َِل كِلذ‬Nihayatuz
َ ّ َ‫ب َرمأ َ اذِإ ُه‬ Zain”‫ب‬di‫َت‬saat
ِ ‫جاَو‬ َ َ ‫و دكأ‬membahas
َ ُ ‫اذِإَو هبو‬sholat
ُ‫ج‬ َ ‫بودنمب رمأ‬ istisqo’
‫بج ِه‬ َ
‫وكا َن فِي‬bab َ
‫بمباح فإن‬ ‫أمر‬pasal
‫جب َوإِن‬ ‫بمندوب و‬ ‫حلصمَوإِذا أمر‬ ‫ َ ُو ُجوبه‬berikut: ِ َّ
‫برش إِ ِذاك أْر َمرت بِ َ َكوا ِجةَّماب تَعَأ ةكد‬ َ
ُ‫دلاذ ِلك ِألنه‬‫ناخُ ّفِي‬
‫بجثَوال أمره‬ َ ِ‫فانَّ َمَلا َخوِبجب ا ْمت‬
ِ‫َوإ‬
‫َو‬pada َ ‫َ ِنِإ‬sholat,
‫حابمب رمأ‬ ‫ف‬ ‫ناَك نَِإ‬
َsholat sunnah
َ ‫ف‬ ِ ‫ِهي‬sebagai ِ
‫محرم أَرموأَ َم ْاذكِإ ُرا َوهم أَو ُمبَاح َال مصل َحة فِي ِه َعا َّمة‬‫ب‬ ِ‫جبأَ بِ ِخهوَالُر ْفكم َما إِوأَذا أَمر ب‬
ِ ‫مرحم‬ ‫ب َوُم و‬ َ ‫ُّخان‬
‫شرباَلالدحا‬‫حلصم‬ ‫مصل َح ِةهي َعا َِّمفةة َكتَ َ ْر ِك‬
‫ع‬
َ ‫ةَّما‬
‫وإنَّما وجب ا ْمتِثَال أمره فِي ذَلِك ألِ َنَّهُ إذا أَمر بواجب تَأَكد و ُجوبه وإذا أَمر بمندوب وجب وإن أَمر بمباح فَإن كَا َن فِي ِه‬
ِ
Dan kewajiban ِ َ َ perintah
memenuhi ِ َ seorangُ ِ pemimpin
َِ ِ di dalam hal tersebut َ َ َِ
Dan kewajiban
karena ‫ َحة فِي ِه َعا َّم‬memenuhi
‫ة‬sesungguhnya ‫اح َال مصل‬ketika َ‫ ْك ُروه أ‬dia
َ‫و ُمب‬perintah ‫ أَو َم‬seorang
‫محرم‬ ِ‫ أَمر ب‬pemimpin
‫ بِخِ َالف َما إِذا‬di‫جب‬
memerintahkan dalam
‫ الدُّخان َو‬hal
sesuatu ‫شرب‬
yangtersebut‫ َعا َّمة َكت‬karena
‫ َْر ِك‬wajib ‫ة‬maka
‫مصل َح‬
sesungguhnya ketika dia memerintahkan sesuatu yang wajib maka kewajibannya semakin
kewajibannya semakin kuat, dan ketika memerintahkan sesuatu yang sunnah
Dan kewajiban
maka menjadi wajib, memenuhidan perintah
apabila seorang memerintah pemimpin dengan di dalam
sesuatu halyang
tersebut mubah karena dan
dikuat, dan ketika
dalamnya adamemerintahkan
kemaslahatansesuatu umum yang seperti sunnah maka menjadi
meninggalkan wajib, dan apabila
mengkonsumsi rokok
sesungguhnya ketika dia memerintahkan sesuatu yang wajib maka kewajibannya semakin
memerintah
maka wajib untuk
kuat, danmakruh
denganmenaatinya.
ketika memerintahkan
sesuatu yangsesuatu mubahyang
Berbeda dansunnah
jika di dalamnya
memerintahkan adadengan
maka menjadi wajib,
kemaslahatan
sesuatuumum yang
haram, atau mubah yang tidak ada kemaslahatannya, maka dan tidak apabila
wajib
seperti meninggalkan
memerintah
mentaatinya dengan
(Muhammad mengkonsumsi
sesuatu bin yangUmar rokok
mubah dan
Nawawi). makadiwajib untuk ada
dalamnya menaatinya.
kemaslahatan Berbedaumum jika
memerintahkan
seperti denganmengkonsumsi
meninggalkan sesuatu yangrokok
haram,
makamakruh ataumenaatinya.
wajib untuk mubah yangBerbeda
tidak ada
jika
kemaslahatannya,dengan
memerintahkan maka tidak wajibyang
sesuatu mentaatinya (Muhammad
haram, makruh atau bin Umaryang
mubah Nawawi).
tidak ada
kemaslahatannya, maka tidak wajib mentaatinya (Muhammad bin Umar Nawawi).
Di sini Syekh Nawawi Al-Bantani menyebut bahwasanya rokok adalah perkara yang63
Di sini Syekh
mubah, ketika Nawawi Al-Bantani
ada perintah menyebutuntuk
dari pemimpin bahwasanya rokok adalah
meninggalkannya makaperkara yang
hukumnya
menjadi wajib untuk ditinggalkan yang berarti haram. Hukum keharaman rokok tersebut
bukan
Di sinikarena
Syekhzatnya
Nawawinamun karena adamenyebut
Al-Bantani hal lain yaitu mentaati perintah
bahwasanya rokokpemimpin.
adalah perkara
yang mubah, ketika ada perintah dari pemimpin untuk meninggalkannya maka
d. Kalangan
hukumnya Madzhab
menjadi wajibHambali.
untuk ditinggalkan yang berarti haram. Hukum
Pada umumnya,
keharaman rokokpara ulama bukan
tersebut madzhab Hambali
karena mengharamkan
zatnya namun karenarokok
adasecara mutlak.
hal lain yaitu
mentaati
Tetapi adaperintah
wajib untuk ditinggalkan yang
sebagianpemimpin.
berarti
ulama yang haram. Hukum
menghukumi mubahkeharaman rokok
atau makruh sesuai tersebut
konteksnya.
ena zatnya namun karena ada hal lain yaitu mentaati perintah pemimpin.
d. Kalangan Madzhab Hambali.
◼ Syekh Mar’i Bin Yusuf Al-Karmi Al-Hambali (w. 1033 H./1624 M.)
langan Madzhab Hambali.para ulama madzhab Hambali mengharamkan rokok secara
Syekhumumnya,
Pada Mar’i cenderung memakruhkan rokok. Di dalam kitab “Ghoyatul Muntaha”
umnya, paramutlak.
ulama Tetapi
madzhab Hambaliulama
ada sebagian mengharamkan rokokmubah
yangmemperbolehkan
menghukumi secaraataumutlak.
makruh
setelah menukil perkataan ulama Syafii yang kopi beliau kemudian
a sebagian ulama yang menghukumi
sesuai konteksnya. mubah atau makruh sesuai konteksnya.
menyamakan kopi dengan rokok bahwa rokok itu mubah dan hukum mengonsumsinya
ekh Mar’i Bin Yusuf
sesuai
 Syekh Al-Karmi
dengan tujuannya,
Mar’i Al-Hambali
jika untuk
Bin Yusuf ibadah(w.
Al-Karmi 1033
maka H./1624
itu bisa
Al-Hambali 1033M.)
bernilai
(w. ibadah danM.)
H./1624 jika untuk
ar’i cenderung
Syekhmemakruhkan
kemkaruhan makruh rokok.
bisacenderung
Mar’i Di dalamrokok.
dan memakruhkan
seterusnya. kitabDi“Ghoyatul
dalam kitab Muntaha”
“Ghoyatul
enukil perkataan
Muntaha”ulama Syafii
setelah yang
menukil memperbolehkan
perkataan ulama Syafii yang kopimemperbolehkan
beliau kemudian kopi
kan kopi dengan
beliau rokok
kemudianbahwa rokok itu
menyamakan mubah
kopi .‫ َْركُ ُه َما‬dan
dengan ‫ ت‬rokok
ٍ‫ ُرو َءة‬hukum
‫ِي ُم‬bahwa َ َ
‫ولى ِلكُل ذ‬mengonsumsinya
‫ َوا‬،‫ُّخَا ِن‬itu
ْ ‫أل‬rokok ‫ ِب الد‬mubah ‫َويَتَّج‬
‫ حِ ُّل شُ ْر‬:ُ‫ه‬dan
hukum
ngan tujuannya,
Dan jikamengonsumsinya
untuk
kehalalan sesuai
ibadah maka
mengonsumsi dengan
rokok itu bisa arah
memiliki tujuannya,
bernilai dan yang jika
ibadah untuk
palingdan ibadah
utama jika maka
bagiuntuk orangitu
bisa dan
an bisa makruh bernilai ibadah dan jika untuk kemkaruhan bisa makruh dan seterusnya.
seterusnya.
yang memiliki muruah (kehormatan) adalah meninggalkannya (Mar’i bin Yusuf Al-
Karmi Al-Hambali, 2007). .‫هجَ ّةٍت تَي ْ ََروكُ ُه َما‬ : ‫ناَخُّدلا برش ُلح‬، ‫ت ٍةَءوُرُم يِذ لُكِل ىَلْوَألاو‬ َ ‫امهُُكْر‬.
‫ َ َوا ِأل َ ْولَى ِلكُ ِ ْل ذُِي ّ ُِم ُر ُو َء‬،‫َان‬ ِ ‫ حِ ُّل شُ ْر‬:ُ‫َ َويَتَّجه‬
ِ ‫ب الدُّخ‬
lalan mengonsumsi rokok
Dan kehalalan memilikirokok
mengonsumsi arahmemiliki
dan yang paling
arah dan yang utama bagibagi
paling utama orang
orang
◼ Syekh Mushtofa
yang memiliki
miliki muruah (kehormatan)muruah Bin Sa’dmeninggalkannya
Ad-Dimasyqi Al-Hambali
(kehormatan)
adalah adalah (w. 1243
(Mar’i
meninggalkannya H./1828
(Mar’i
bin bin
YusufM.) Al-Al-
Yusuf
Karmi Al-Hambali, 2007).
-Hambali, 2007).
Syekh Musthofa
 Syekh berpendapat
Mushtofa bahwa
Bin Sa’d hukum rokok
Ad-Dimasyqi adalah makruh.
Al-Hambali Merokok
(w. 1243 adalah
H./1828 M.)
ekh Mushtofa Bin Sa’d
tindakan Ad-Dimasyqi
pemborosan, Al-Hambali
menyebabkan bau yang tidak(w.sedap
1243danH./1828
mengurangiM.)
kehormatan
Syekh Musthofa berpendapat bahwa hukum rokok adalah makruh. Merokok
yang perlu
adalah dihindari.pemborosan,
tindakan Di dalam kitab menyebabkan
“Matholibun Nuha”
bauSyekh Mushtofa
yang tidak Bin Sa’d Ad-
sedap dan
usthofa berpendapat
mengurangi
bahwa hukum
kehormatan
rokok
yang perlu
adalah makruh.
dihindari. Di dalam
Merokok
kitab
adalah
“Matholibun
Dimasyqi
pemborosan,Nuha”
Al-Hambali
menyebabkan
menjelaskan:
bau yang tidak sedap danAl-Hambali
mengurangi kehormatan
Syekh Mushtofa Bin Sa’d Ad-Dimasyqi menjelaskan:
u dihindari. Di dalam kitab “Matholibun Nuha” Syekh Mushtofa Bin Sa’d Ad-
Al-Hambali‫ف‬ ٌ ‫لي بَِق ْعْنِإ‬
َ،menjelaskan:
‫ض‬ ُ‫ َ َتوَمك َِر َ َهه‬،‫ضى‬ َّ ُ ‫ْر َح‬،‫دلاا اا ْنذَتََه َش َ ُرب‬
ٌ ‫شر َمهَُثبََد ْعَح‬ ْ ‫ف َحدََث َ َثد َفحِيُهَّنُحأَدُو ُ ِد‬
‫َخُفَّلَ َّم‬...‫َنا‬،ِ‫بياأل َ ْلجِأ ُف؟‬ َّ‫فدُّْلخأََاْلانَ؟ ِ أُدو ِجُديُح ُب أَن‬
ِ ُ‫يه‬ ‫شَىَت َح ْدَنا َثاَّم َشُل ْرَف ُب َه‬
ِ ‫ ال‬،‫ذَا‬... َ ‫َلَر َمت‬،‫هُفَ َإِمَ ّ ْرنَحقِي‬
‫ب‬َ ‫ضْع‬ َ
، ‫ضْعب ههرَكو‬، ‫ضْعب هحابأو‬، ‫تَكسو‬ َ ْ َ َ ‫ع‬ َ ‫ضْعب هْن‬، ‫بْرأْلا ْنِم بهذم لهأ ُلُكو‬ َ ‫هُ ََمَّرَح ْنَم ْمِهيف ة‬،
‫ع‬
،ُ‫ َ َو ُف َِي ِ ِه ْم ْ َ َم ْن أَ َب ٌا َحه‬،ُ‫ ََ ُوف َِْي ِه ْم َ َمَ ْن ك ِ ٌَر َهه‬،َُ ‫ َ َو َكُ ُِّل ْأَ ْه ّ ِل َ َمذْ َه ٍبٌ ِم ْن َ ْ ُاأل َ ْر َب َع ِة ف َِي ِه ْم َ ََم ْن َح ٌ َّر َمه‬،ٍ ‫ض‬ ٌ َ‫نإ َ َعاوْنهُلا َبقْع ة‬ ‫ َو ِ َس ِ َك َت‬،‫ض‬ ٌ ‫وأ َبا َحهُ َب ْع‬
‫فَو‬ ِ ‫هَُهِرَك نَم ْمِهي‬، ‫فَو‬ ِ ‫بأ نَم ْمِهي‬ َ ‫هَُحا‬، ‫بِلاغ َّنِكَلَو‬ َ ‫شلا‬ َ‫فا‬
ّ ُ ِ ّ َ ِ ‫ع‬ ‫ي‬ َ‫ة‬ِ ‫و‬ ‫لا‬ ْ ‫ح‬َ ‫ن‬َ ‫ف‬ِ ‫ي‬
ّ ِ َ ُ ّ َ‫بُم ُه‬ َ ‫حا‬ ٌ َ ‫ ٌَهوُرْكَم ْوأ‬،
‫ َو‬،‫ض‬ ٌ ‫ ْمَو َح َّر َمهُ بَ ْع‬،‫ضش ِمْع ْنََر َُهب‬ ُ‫ض‬ٌَ‫ْنلَم ََّموبَاْم ْعهُا ْنت‬،َُ‫َحمهف‬...
َ َ ‫هُ َ َمَحّر َّر‬،‫فِ ِة‬
، َّ‫األ َا ْلَغ ِل َ ِوكي‬
‫ ِ َلاُوحَمدغ َْالاِلُو ِد ُبُب ا ِ ْللا َم‬،ُ‫ِيِك‬ ‫ث َح ِ َّرفةَ َّميه‬ َ‫هُ َح َممَدَ ْرنَح‬،‫ضوهُ ُه ْم‬
ّ َ َُ ‫ب‬
َّ‫يبُبَْع ْعأَن‬
َ ‫ضو‬ َ ٌ ،‫بَالاهُ َدهُّ ٌ ِحر أخَ َ ْكوَانَْم َمهُ؟ْكْنُرِأمو ِهٌج‬،‫بُوااذَإ َهنََّكذَهُ َاو ُم‬ َ ‫صلُأ‬ ‫با ِفيَّ َشُح ِة ْرقَ ْا‬ َ‫ث َُحن‬ َ ‫س َح اَدَوَنْال‬ ‫يَى ِع ِيَّ ِة‬ ِ‫نلا الَام َت َّشمَا ّف‬ ‫ي ْ ِند ْغقَا‬
‫جَ ِلِي ّ َلب‬ ِ‫ََولَفَ ِكإ‬
‫نوُ َّّن‬
ْ
‫ َوفِيه‬،ُ‫صنأ َِينِ ِهاَ ِفّ ْملإ َمن ك َِر َهه‬ َ‫ ْل ُم َيو ِّف‬،ُ‫صََمأوَ ْ َظنلاا ِهْن َُِحرم َّرَكرأ َمَال ِْممهَلا‬
ْ ْ ،ِ‫حم ْةم‬‫باِيْر ََِه‬ ِ‫ن ِبَم ِةا ْل ُفح‬َ‫ص ِفبَ ِه ْع‬ ْ َ
‫األَأ ْل َرِي‬ ْ
‫ف َحنفَحَ ِّير ت‬ْ ِ ‫ي َّ ِرم‬ َ‫ب‬
‫ص‬ ْ
ٍ ‫ب ِذل َأْم َه ْ َنت‬ ِ ‫ص ِ َلحِا َم‬
‫في‬ ْ
ْ‫بهِه‬ َ ‫أَِةَمر َْرو ِم ُكح ْن ْ ُّل‬،،‫ضم‬
ِ ‫لا ْاأل َأ‬ ُ ْ ٌَ‫إالُر ِأَْعهانَظِيَول‬ ْ
َ‫عُّون َلن َهُك َّب‬ َ‫صال ُنَّمتَ ْجلا ِديِما‬ ‫سا َ َك‬ َ ‫ف َ ِسو ِّيَّن َم‬ ِ ‫َا‬،‫ضبُن‬ ‫صا ََحن ٌاه‬ ْ ‫فأَ َْعو‬ َ‫يذَا ِب‬
ُ‫ر ََحو َكه‬،ُِ‫سا‬ َ
‫ٍةك َ ِلاََرو َأه َبَه‬
ْ
،ُ‫ َوغَالِبُ ال َما ِل ِكيَّ ِة َح َّر َمه‬،ُ‫فَّلأ َح َّر َمه‬ َ ْ
‫ه َم َن‬."‫فم ا‬ ْ ُِ‫هي َه ُهة‬
‫ض‬ُ ‫ َك ِرا‬:‫لاال ْع‬ ُ ْ َ َ َّ ُ َ ْ َّ ‫و ُلَكن غَال‬ َّ
َ َ‫ا ِ َءبِإ َو ْ"ب‬،‫حا‬ ‫ةوالنِ َهٌ َس‬،‫ورَكأف ْ ُورِي ِآها َدَماظ َكو ِب ُر‬ ‫حَل‬
ٍ ٌ ‫صما‬ُ ِ‫شلابَا‬‫يَْخهُ ّم ْنُم‬
َ ِ ‫صكق َانلَال َِممواالخِ َّشإ ْين‬
ْ ُ ‫رو ِه ِةر‬
ُ َّ‫فو َح ٍنَ َظاِفي‬ ‫ ِع ْ ِيَّاْلة وال‬:ِِ‫نلاف‬
َِ ،‫بابََِادآ َح َةُي‬ ِ ‫س ِفِيه‬
‫ِبلَّفَهَاال ّشا‬
َ ‫«ن ََاة َ َو ِهافَرِيَك ِ ْرلا َسالَ« ٍة ِأَءا‬.ُ‫ه‬
َ ‫ َو‬،ِ‫ص َّر َح فِي ت َأْلِي ِف ِه بِا ْل ُح ْر َمة‬
‫ظاه ُِر ك‬ ‫ب َم ْن‬
َ kapan ِ ‫حا‬ ‫ص‬
َterjadi ‫ص َحابُنَا ِسيَّ َما النَّ ْج ِديُّونَ َّإال أَنِي لَ ْم أ َ َر ِم ْن‬
ْ َ ‫ ْاأل‬awal ْ َ ‫ َو َكذَا أ‬،ُ‫ه‬tahun
‫ك َِر َه‬
Apabila dikatakan,
Apabila dikatakan, kapan terjadi awal mula mula mengonsumsi
mengonsumsi rokok? rokok? Dijawab Dijawab pada pada tahun
ُ
." ‫ة‬seribuan ْ
‫ " الك ََرا َه‬hijriyah ِ‫ساء‬
َ ِ‫ب الن‬
ِ ‫ور فِي آدَا‬ٍ ‫ص‬ ْ َّ
ُ ‫ْخِ َمن‬menyebar َ َ
‫ َوظاه ُِر كَال ِم الشي‬،‫ة‬ulama ُ ْ
‫اْلبَا َح‬ َ َّ َ
:ِ‫سال ٍة ألف َها فِيه‬
ِ mengharamkan, َ ‫هُنَا َوف‬
َ ‫ِي ِر‬sebagian
seribuan hijriyah ...... ketika ketika sudah
sudah menyebar sebagian sebagian ulama mengharamkan, sebagian
ikatakan, kapan terjadi awal mula mengonsumsi rokok? Dijawab pada tahun
hijriyah ... ketika memakruhkan, sudah sebagian menyebar memubahkan
sebagian danulama sebagianmengharamkan,
lagi diam tidak menghukumi, sebagian dan
hkan, sebagian setiap ahli madzhab dari
memubahkan danempat madzhablagi
sebagian ada yangdiam mengharamkan,
tidak menghukumi, memakruhkan, dan dan
i madzhab dari
64memperbolehkan
empat madzhab akan tetapiadamayoritas Syafi’iyyah dan Hanafiyyah
yang mengharamkan, memakruhkan,mengatakan mubah dan
olehkan akanatau tetapi makruh dan sebagian
mayoritas mengharamkan,
Syafi’iyyah dandan kebanyakan Malikiyyah
Hanafiyyah mengatakan mengharamkan
mubah
memakruhkan, sebagian memubahkan dan sebagian lagi diam tidak menghukumi, dan
setiap ahli madzhab dari empat madzhab ada yang mengharamkan, memakruhkan,
dan memperbolehkan akan tetapi mayoritas Syafi’iyyah dan Hanafiyyah mengatakan
mubah atau makruh dan sebagian mengharamkan, dan kebanyakan Malikiyyah
mengharamkan dan sebagain memakruhkan, begitu juga kawan-kawan kami dari
Hanabilah lebih-lebih An-Najdiyun, kecuali sesungguhnya saya tidak melihat dari
ulama Hanabilah orang yang dengan jelas mengharamkan di dalam karangannya, dan
dlohir perkataan mushonnif (Syekh Mar’i Bin Yusuf Al-Karmi Al-Hambali) di sini dan
di kitab lain memperbolehkan rokok, dan dlohir perkataan Syekh Manshur di dalam
“Adabun Nisa’” adalah makruh.

Kemudianbeliau
Kemudian beliau menjelaskan
beliau adayang
menjelaskan yangada
menghukumi sesuaidengan
yang menghukumidengandampaknya,
dampaknya, apakah
sesuai dengan
dampaknya, apakah rokok memabukkan atau tidak bagi apakah
Kemudian menjelaskan ada menghukumi sesuai yang
rokok memabukkan
mengkonsumsinya: atau tidak bagi yang mengkonsumsinya:
rokok memabukkan atau tidak bagi yang mengkonsumsinya:
َ ‫فم ُم ْج ْ ْج َمن َمعًَماعًا ِ َعلََعءا ْيلَ َْمي ِه ِهَلفَفَ َسُع َس ِك ِْك‬
‫و‬،َُ ،ُ‫لارر ِم ِ ْْنمن ْنهِمه‬
ْْ َ ُ ْ ‫ َوْنهَُم َوَوال هُ َّصُر َواِك ُب ْإ‬،‫ َهُو ُ َرم ْ ِنك َالْسيُ ْسُي ِك ُارهَُل‬،ُ‫صلا ْن َيُو ْهُس َِكو ُره‬ َ ْ َ ‫َ ُو ِنام ْن ْ َا‬ ْ
َ ‫سإذذُْي ِْاْل ِاْلن ْ ْنن َس َاَمسان ُن َلن ْلَو ْ ْويتَنتََان ََابَو َو َل ََلل ُم ُبَمابَ َا‬
ُ َ ‫ص ًح ًاحا‬ ‫ َوهُ َو ال َّص َوا ُب‬،ُ‫سلا ْل ْعُنلعُِإلَ َم َامْاِلاء ِء َم ْ َمذإن ْنففَُباَص َصَ َول َ َلبََ ْيبَ ْيّ َن َن َم َم ْن يُ ْس ِك ُرهُ َو َم ْن َال يُ ْس ِك ُره‬ ‫َو ِمن‬
‫ت ْوَل‬ َ ‫بُم َلَواَن‬ َ ‫حا‬ ً ‫عَمْجُم ا‬ ً ‫عا‬ َ ‫ف ِهْيَل‬ َ ‫س‬ َ ‫هُْنِم َرِك‬، ‫ح‬ ُ ‫ع َمِّر‬ ِ‫ضولُولَُهيهُ؛ُ؛ ِ ُ ِألَهَنَّألَّننَّهُأهُ َيِلي ُض؛ ُض ُّرهُرهُهُلفِ ُفِيوايَنَع ْعق ِلْقَ ِلت ِه ِه َوِهودِيد ْنِينِ ِه‬
َ ‫ي ِهَل‬ ُُ ‫ف َعلَ ُ ْيهُ ّ ِره تَنَا‬ ِ ‫يرم‬
ِ ‫ُح‬
َ َ ُ ُّ َ ‫َا‬ ‫ن‬َ
َ ‫نيِد ََو ِهِل ُْق‬
‫ع‬ ‫ت‬ ‫ه‬
ِ ‫ي‬
ْ َ ‫ل‬ ‫ع‬ َ َ‫ِه ُ ِح ِر‬
‫م‬
DanDan didi antara antara ulama’ ulama’ ada ada yang yang memerinci memerinci antara antara orang orang yang yang mabuk mabuk dan dan yang yang tidak tidak
Dan di antara ulama’ ada yang memerinci antara orang yang mabuk dan yang
mabukmengonsumsi mengonsumsirokok,
tidak mabuk mengonsumsi rokok, dan hal itu adalah benar karena manusia
mabuk rokok,dan danhal halituituadalah adalahbenar benarkarena karenamanusia manusiaapabila apabilamemakan memakan
sesuatu yang yang mubah mubah yang
apabila memakan sesuatu yang mubah yang disepakati kemubahannya, kemudian
sesuatu
membuatnya mabuk karena sesuatu yang mubah itu, maka haram baginya
yang disepakati disepakati kemubahannya, kemubahannya, kemudian kemudian membuatnya membuatnya mabuk mabuk
karena sesuatu sesuatu yang yangmubah
memakan hal itu karena sesuatu itu membahayakan akalnya dan agamanya.
karena mubah itu, itu,maka maka haram haram baginya baginya memakan memakan hal hal ituitukarena karena sesuatu sesuatu
itumembahayakan
Kemudian
itu membahayakan beliau akalnya
akalnya menunjukkan
dandanagamanya. agamanya.pendapat beliau yang menghukumi
makruh:
Kemudianbeliau
Kemudian beliaumenunjukkan menunjukkanpendapat pendapatbeliau beliauyang yangmenghukumi menghukumimakruh: makruh:
ِ‫شكأَكأََأَْكاْك ِلَلل ْالا ََْبلفب ا َص ِل ِالنِي‬
‫ص َلنأ َالناَّميأ ََو‬
‫ئاء َِرء‬
َ ُ ‫َم َوِلِل َك؛َ َرِها َهِت ِةَهاَراَر ِئ َ َحك ِة فَيَِمَِفش َُِارّك ِب ِه‬،‫صُها ِفَنيْمَ ْالّد ْ َماَق ِلا‬،ِ ْ ‫هيي ِهِف ِما ْن َْم ِاللنَّ َ َّْقو‬
‫ه‬ِ ‫ب‬ ‫َار‬‫ش‬ ‫م‬ ‫ف‬ ‫ة‬
ِ ‫ح‬ ‫ئ‬
ِ ‫ا‬ ‫ر‬ ‫ة‬
ِ ‫ه‬
َ ‫ا‬ ‫ر‬ ‫ك‬ ‫ل‬
ِ ‫و‬ ،‫ل‬ ‫ا‬ ‫م‬ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ي‬ ‫ف‬
ِ ‫ص‬ ‫ق‬ ‫ن‬ ‫ال‬ ‫ن‬ ‫م‬
ِ ‫ه‬ِ ‫ي‬ ‫ف‬
ِ ِ
‫صل َم ْاماقَقَ ّقَدَّدَّْمن‬
‫ ِ َمو ِلول َِماما ِف‬،‫ْن‬،‫نلاَانَاهُه‬
‫م‬ ‫أَأَِشُلاشُ َُّمك ُّك ْ ِففلاييْ َكي َك َرار ِاف َه َِتهت ِههِ؛؛ ِل‬،‫ِة َ َوأَوهاأََّمَراماأََكنأََانِلَافَ َفَوَ َالال‬
ِ ‫ف َِة َِح‬ َ َ ‫ش ِ ِم‬ َ ‫بِرا‬ ِ ِ ِ ‫ب َْلا َِلْكأ َِك ِه‬ َ ‫ص‬ َ َ ‫نلا َِل‬ ِ ِّ َ ‫ثلاَو ِءي‬ ِ ُ‫ثاَّر َُكْلاَو ِمو‬
ْ
ّ
َ َ ِ ُ ‫اَهِو َْحَن ْ َْو‬،ِ ِ ‫ِة ََ ُّءو َُّرُم ْ ْلاِب ِهِلا َِلخِإِلََو‬
ِ
َ ْ ‫س ْخ ْخَِّ َال ِلالل ِه‬
‫نلا ِهبِبِِبال ْال ُم ُم ُر ُروو َء َءةِةِبِبِالنِالنِ ْس ْبَسبَ ِة ِة ِ ِألألَه ْه ِل ِلال ْالففَ َض َاضئِائِ ِل ِل‬
ُ ‫ئاو ِم َ َو‬
ِ ‫ب َو َ ِو ِ ِْلْ ِْل‬،‫ ََا‬،‫ضوال ْالك َكُفَّر َّار ْالا ِث ِث َِلو َنَوْهنَأ ْح ْحِلِو ِوهِةهَا‬ َ ‫َِ َو ِالثُّو ِم‬
‫لوالث‬
َ
Adapun saya,
Adapun
Adapun saya,
saya,maka maka maka tidaktidak
tidak raguragu
ragu akan kemakruhan
akan kemakruhan
akan kemakruhan rokok sebagaimana
rokok sebagaimana
rokok sebagaimana yang telah
yang telah kami kami
yang
telahkemukakan,
kemukakan,
kami kemukakan,
dan dankarena karenadididan dalamnya
dalamnya
karenaada
ada kekuranganada
di dalamnya
kekurangan dididalam dalam
kekurangan harta(pemborosan)
harta (pemborosan)
di dalam harta dan
dan
(pemborosan) dan karena menimbulkan bau tidak enak pada mulut perokok seperti
karenamenimbulkan
karena
memakan menimbulkan bawang merah
baubautidak tidak
mentah, enakpada
enak padamulut
bawang mulutputih, perokok
perokok daunseperti
seperti bawang memakan
memakan dan sejenisnya, bawangmerah
bawang merah dan
mentah, bawang bawang putih,
juga karena mengurangi muruah (kehormatan) bagi orang yang mulia (Musthofa
mentah, putih, daun daun bawang dan sejenisnya, dan juga karena mengurangi
bin Sa’d Al-Hambali, 1994). bawang dan sejenisnya, dan juga karena mengurangi
muruah(kehormatan)
muruah (kehormatan)bagi bagiorang orangyang yangmulia mulia(Musthofa (Musthofabin binSa’d Sa’dAl-Hambali, Al-Hambali,1994). 1994).

II.II.Ulama’
Ulama’Kontemporer
Kontemporeryang
yang“merinci”
“merinci”hukum
hukumrokok.
rokok.

DiDi antara
antara ulama
ulama kontemporer
kontemporer yang
yang menghukumi
menghukumi rokok
rokok dalam
dalam skala
skala yang
yang membentang
membentang
65

darimubah,
dari mubah,makruh
makruhhingga
hinggaharam
haramadalah:
adalah:
II. Ulama’ Kontemporer yang “merinci” hukum rokok.

Di antara ulama kontemporer yang menghukumi rokok dalam skala yang membentang
II.
dariUlama’
mubah, Kontemporer yangadalah:
makruh hingga haram “merinci” hukum rokok.
Di antara ulama kontemporer yang menghukumi rokok dalam skala yang
membentang dari mubah, makruh hingga haram adalah:
◼ Syekh Hasanain Mahluf (w. 1990 M.)
 Syekh Hasanain Mahluf (w. 1990 M.)
Syekh Hasanain Mahluf menghalalkan rokok. Beliau adalah ulama ternama di Mesir
Syekh Hasanain Mahluf menghalalkan rokok. Beliau adalah ulama ternama
yang
di Mesirmerupakan pembesar dipembesar
yang merupakan UniversitasdiAl-Azhar
Universitas Kairo.Al-Azhar
Di dalamKairo.fatwanya beliau
Di dalam
menjelaskan
fatwanya hukum
beliau rokok besertahukum
menjelaskan dalilnya: rokok beserta dalilnya:

‫الشاربين حتى‬
‫ملعا‬ : ‫بعامةمل هنإ‬
‫إضرارهمقي‬
‫يعرشأوليلد‬ ‫ىلعأو تفتيره‬
‫هتمرحسكاره‬
‫ وأولم يثبت إ‬،‫كراهته‬
‫هتهارك‬، ‫ملو أو‬
‫تبثيحرمته‬
‫شرعي على‬ ‫هريتفتلم وأيقم دليل‬
‫هراكسإ‬ ‫ إنه‬: ‫اعلم‬
‫اميرحت اهوركم وأ امارح نوكي ىتح نيبراشلا ةماعب هرارضإ وأ‬، ‫ةدعاق يف لخديف‬
‫ وفي األشباه‬،‫ بل قد ثبت خالف ذلك‬،‫ فيدخل في قاعدة األصل في األشياء اْلباحة‬،‫يكون حراما أو مكروها تحريما‬
‫ةحابإلا ءايشألا يف لصألا‬، ‫كلذ فالخ تبث دق لب‬، ‫ىلع مالكلا دنع هابشألا يفو‬
‫ وفي‬،‫الدخان‬
‫ةدعاق‬ ‫يف ومنه‬
«‫لصألا‬ ‫أشكل أمره‬
‫ءايشألا‬‫يظهر فيما‬ ‫»فقوتلاأنوأأثر ذلك‬
‫ةحابإلا‬ »‫اْلباحةنأ أو التوقف‬
‫األشياءرثأ‬ ‫«األصل في‬
‫رهظي كلذ‬ ‫قاعدةاميف‬‫لكشأ‬‫هرمأعلى‬ ‫هنموالكالم‬
‫عند‬
‫ناخدلا‬، ‫هراكسإ ميلست مدع ىلإ ةراشإ ةدعاقلا هذه تحت هلاخدإ يف نأ راتحملا در يفو‬
‫ وإلى أن حكمه‬،‫رد المحتار أن في إدخاله تحت هذه القاعدة إشارة إلى عدم تسليم إسكاره وتفتيره وإضراره كما قيل‬
‫ليق امك هرارضإو هريتفتو‬، ‫فقوتلاو ةحابإلا نيب رئاد همكح نأ ىلإو‬، ‫راتخملاو‬
‫نألأن األصل‬-‫التحرير‬
‫؛لوألا‬ ‫حجارلا‬‫كما في‬
‫دنع‬- ‫والشافعية‬
‫الحنفيةروهمج‬
‫ةيفنحلا‬‫عند جمهور‬ ‫األول؛ ألن الراجح‬
‫ةيعفاشلاو‬ -‫والمختارامك‬ ،‫اْلباحة والتوقف‬
‫ريرحتلا يف‬- ‫بين نأ‬
‫لصألا‬‫دائر‬
‫ةحابإلا‬، ‫ضراعل ميرحتلا ةهارك هيطاعت هركي يواطحطلا ةمالعلا لاق امك هنإ الإ‬، ‫هنوكك‬
‫ ككونه في المسجد للنهي الوارد في‬،‫ إال إنه كما قال العالمة الطحطاوي يكره تعاطيه كراهة التحريم لعارض‬،‫اْلباحة‬
‫امهب قحلم وهو لصبلاو موثلا يف دراولا يهنلل دجسملا يف‬، ‫امل ةءارقلا لاح هنوكو‬
‫ اهـ‬.‫هيفاْلخالل بتعظيم كتاب هللا تعالى‬ ‫لالخإلالمانمفيه من‬
‫ميظعتبحال القراءة‬
‫ وكونه‬،‫باتكبهما‬
‫هللا ملحق‬
‫والبصل وهو‬
‫ىلاعت‬. ‫ـهاالثوم‬
Ketahuilahbahwa
Ketahuilah bahwa hukum
hukum mengonsumsi
mengonsumsi rokok rokok adalah
adalah hukum
hukumijtihad
ijtihad(bukan
(bukanhukum
hukumpasti pasti
dari Al-Qur’an atau Al-Hadis), pendapat para ulama fiqh mengenai hal itu berbeda-
dari Al-Qur’an atau Al-Hadis), pendapat para ulama fiqh mengenai hal itu berbeda-beda
beda dan pendapat yang saya pilih adalah boleh sebagaimana pendapat yang terdapat
didan pendapat
kitab “Roddulyang saya pilihdan
Mukhtar”, adalah
telahboleh sebagaimana
menfatwakan halalpendapat
orang yangyangdijadikan
terdapattendensi
di kitab
dari para imam-imam madzhab yang empat sebagaimana disebutkan oleh Al-Alamah
“Roddul Mukhtar”, dan telah menfatwakan halal orang yang dijadikan tendensi dari
Al-Ajhuri Al-Maliki di risalahnya, dan Abdul Ghoni An-Nabulsi berkata di dalam risalah
para ditulisnya
yang imam-imamtentangmadzhab yang rokok
kehalalan empat(Islamport).
sebagaimana disebutkan oleh Al-Alamah Al-
Ajhuri
◼ Al-Maliki
 Syekh SyekhAbu diBakar
AbuBakarrisalahnya, dan Al-Kasynawi
Bin Hasan
Bin Hasan Abdul Ghoni An-Nabulsi
Al-Kasynawi (w.(w.1397 berkata
H./1977
1397 H./1977M.)diM.)
dalam risalah
Syekhditulisnya
yang
Syekh Al-Kasnawi
Al-Kasnawitentangmenghukumi
kehalalan rokok
menghukumi rokokrokok sebagai
(Islamport). perbuatan
sebagai tercelatercela
perbuatan (makruh). Ketika
(makruh).
membahas
Ketika hukum membaca
membahas membacabeliau
hukum basmallah menjelaskan
basmallah beliausalah satu hukumsalah
menjelaskan membaca
satu
hukum membaca basmallah adalah makruh jika dibaca untuk sesuatu yang
basmallah adalah makruh jika dibaca untuk sesuatu yang makruh:
makruh:
(‫)ةراتو‬
.‫اهيرتعيفي المذهب‬
‫ةهاركلاعلى األظهر‬
‫نايتإلاكألنه مكروه‬ ‫كعنداهب‬
،‫شرب الدخان‬ ‫يف‬ ‫األمور رومألا‬
،‫المكروهة‬ ‫ةهوركملا‬،
‫دنعك بها في‬
‫برش كاْلتيان‬ ‫ناخدلا‬،)‫(وتارة‬
‫يعتريها الكراهة‬ ‫هنأل‬
‫بهذملا يف رهظألا ىلع هوركم‬.
(Dan terkadang) membaca bismillah menjadi makruh seperti membacanya untuk
(Dan terkadang)
perkara membacaseperti
yang makruh bismillah menjadi makruh
mengonsumsi seperti
rokok, membacanya
karena untuk perkara
rokok adalah makruh
yang makruh seperti mengonsumsi rokok, karena rokok adalah makruh menurut
menurut pendapat yang jelas di dalam madzhab ini (madzhab Maliki). (Abu Bakar bin
Hasan Al-Kasynawi).
pendapat yang jelas di dalam madzhab ini (madzhab Maliki). (Abu Bakar bin Hasan Al-
Kasynawi).
66

◼ Abdur Rahman Ibn Muhammad Ibn Husain Ibn 'Umar Ba'alawiy.


Kasynawi).

◼ Abdur Rahman Ibn Muhammad Ibn Husain Ibn 'Umar Ba'alawiy.


Syekh Abdurrahman
 Abdur Rahmanmenghukumi
Ibn Muhammad rokokIbn
sebagai perkara
Husain yang pada
Ibn ‘Umar dasarnya mubah.
Ba’alawiy.
Tetapi iaAbdurrahman
Syekh bisa berubah hukumnya terkait dengan
menghukumi rokok tujuan danperkara
sebagai dampak yang
yang ditimbulkannya.
pada dasarnya
mubah. Tetapi ia bisa berubah hukumnya terkait dengan tujuan dan dampak
Ia bisa makruh (tercela) atau bahkan haram. Di dalam “Bughyatul Mustarsyidin” halaman
yang ditimbulkannya. Ia bisa makruh (tercela) atau bahkan haram. Di dalam
260 beliau menyatakan:
“Bughyatul Mustarsyidin” halaman 260 beliau menyatakan:

‫فلسلا نم دحأ نع رثأ الو هنع ثيدح كابنتلا يف دري مل‬، ....... ‫نإ هنأ رهظي يذلاو‬
‫ والذي يظهر أنه إن عرض له ما يحرمه بالنسبة لمن‬....... ،‫لم يرد في التنباك حديث عنه وال أثر عن أحد من السلف‬
‫مارحف هندب وأ هلقع يف هرضي نمل ةبسنلاب همرحي ام هل ضرع‬، ‫لسعلا مرحي امك‬
‫رورحملايصيره‬
‫ىلع‬ ‫نيطلاوما يبيحه بل‬
‫نمليعرض له‬‫ وقد‬،‫يضره‬
‫هرضي‬، ‫والطين لمن‬ ‫العسلامعلىهل المحرور‬
‫ضرعي دقو‬ ‫هحيبي‬ ‫كما يحرم‬
‫لب‬،‫فحرام‬
‫هريصي‬ ‫انونسمأو بدنه‬
‫يضره في عقله‬
ً ، ‫امك‬
‫برش يتلا ةلعلل ءاود هنأب هسفن ةبرجت وأ ةقث لوقب يوادتلل لمعتسا اذإ‬ ‫اهل‬،
‫بالنجاسة◼ غير‬
Syekh‫كالتداوي‬
Abu ،‫لها‬ ‫شرب‬Bin‫التي‬Hasan
Bakar ‫دواء للعلة‬ ‫(تجربة نفسه بأنه‬w.‫أو‬1397
Al-Kasynawi ‫بقول ثقة‬ ‫ كما إذا استعمل‬،ً‫مسنونا‬
‫للتداوي‬M.)
H./1977
‫رمخلا فرص ريغ ةساجنلاب يوادتلاك‬، ‫هوركم وهف ضراوعلا كلت نع الخ ثيحو‬، ‫ذإ‬
‫يفيد الكراهة‬menghukumi
Syekh Al-Kasnawi ‫ القوي في الحرمة‬rokok
‫ذ الخالف‬sebagai
‫ إ‬،‫مكروه‬ ‫فهو‬perbuatan
‫فالخلا‬ ‫العوارض‬
‫تلكيوقلا‬ ‫ةمرحلاعن‬
tercela
‫يف‬ ‫(خال‬makruh).
‫ديفيوحيث‬،‫الخمر‬Ketika
‫صرف‬
‫ةهاركلا‬
membahas hukum membaca basmallah beliau menjelaskan salah satu hukum membaca
Tidak ada hadits mengenai tembakau dan tidak ada atsar (ucapan dan tindakan) dari
Tidak ada adalah
basmallah hadits mengenai
makruh jikatembakau dan tidak
dibaca untuk sesuatuadayang
atsarmakruh:
(ucapan dan tindakan) dari
seorang pun di antara para shahabat Nabi ‫ ﷺ‬. … Jelasnya, jika terdapat unsur-unsur
seorang
yang pun di antara
membawa mudarat parabagishahabat
seseorang ‫ ﷺ‬. …akalJelasnya,
Nabipada jika terdapat
atau badannya, maka unsur-unsur
hukumnya
.‫المذهب‬ ‫في‬ ‫األظهر‬ ‫على‬ ‫مكروه‬ ‫ألنه‬ ،‫الدخان‬ ‫شرب‬ ‫كعند‬ ،‫المكروهة‬ ‫األمور‬ ‫في‬ ‫بها‬
adalah haram sebagaimana madu itu haram bagi orang yang sedang sakit demam, ‫كاْلتيان‬ ‫الكراهة‬ ‫يعتريها‬ )‫(وتارة‬
dan
yang membawa mudarat bagi seseorang pada akal atau badannya, maka hukumnya
lumpur itu haram bila membawa mudarat bagi seseorang. Namun kadangkala terdapat
adalahterkadang)
(Dan haramyang
unsur-unsur sebagaimana
membaca maduberubah
mubah bismillah
tetapi itumenjadi
harammenjadi
bagi orang
makruh yangmembacanya
seperti
sunnah sedang sakituntuk
sebagaimana demam, dan
bilaperkara
sesuatu
lumpurmubah
yang
yang itu haram
makruh bila membawa
itu dimaksudkan
seperti mudarat
untuk
mengonsumsi bagikarena
pengobatan
rokok, seseorang.rokokNamun
berdasarkan kadangkala
makruh terdapat
keterangan
adalah
terpercaya
menurut
atau pengalaman dirinya bahwa sesuatu itu dapat menjadi obat untuk penyakit yang
unsur-unsur
pendapat
diderita yang
yang mubah
jelas
sebagaimana tetapimadzhab
di dalam
berobat berubah
denganinimenjadi
(madzhab
benda sunnah
najis sebagaimana
Maliki).
selain (Abu Bakar
khamr. bilabinsesuatu
Sekiranya Hasan yang
Al-
terbebas
Kasynawi).
mubahunsur-unsur
dari itu dimaksudkan
haram untuk pengobatan
dan mubah, makaberdasarkan
hukumnya makruhketerangan terpercaya
karena atau
bila terdapat
unsur-unsur yang bertolak belakang dengan unsur-unsur haram itu dapat dipahami
pengalaman
◼ Abdur
makruh
dirinya bahwa sesuatu itu dapat menjadi obat untuk penyakit yang diderita
Rahman Ibn Muhammad Ibn Husain Ibn 'Umar Ba'alawiy.
hukumnya.
sebagaimana
Syekh berobat menghukumi
Abdurrahman dengan bendarokok
najis selain
sebagaikhamr.
perkaraSekiranya
yang padaterbebas darimubah.
dasarnya unsur-
 Syaikh Mahmud Syaltut (w. 1963 M.)
unsur haram
Tetapi ia bisadan mubah,
berubah maka hukumnya
hukumnya makruhtujuan
terkait dengan karena
danbila terdapat
dampak yangunsur-unsur yang
ditimbulkannya.
Syaikhul Azhar ini berpendapat bahwa rokok pada dasarnya halal tetapi bisa
bertolak
Ia
menjadi belakang
bisa makruh
makruh dengan
(tercela) unsur-unsur
dan atau bahkan
haram. haram
Diharam.
dalam itu dapat
Dikitab
dalam dipahami(hal.
“Bughyatul
Al-Fatawa makruh hukumnya.
Mustarsyidin”
383-384)halaman
beliau
260 beliau menyatakan:
menyatakan:
◼ Syaikh Mahmud Syaltut (w. 1963 M.)
‫نإ‬
‫غبتلالمن‬ ..... ‫مكحف‬
‫يحرمه بالنسبة‬ ‫ ما‬ini
‫عرض له‬ ‫مهضعب‬ ‫هلحب‬
‫يظهر أنه إن‬ ‫ارظن‬
‫والذي‬ ‫ىلإ‬
....... ‫سيل هنأ‬
،‫السلف‬ ‫اركسم‬
‫من‬dasarnya
‫عن أحد‬ ‫الووال‬
‫ أثر‬halal ‫نم‬ ‫هنأش‬
‫عنه‬tetapi
‫حديث‬ ‫ركسيفينأ‬
‫التنباك‬ ‫لم يرد‬
Syaikhul Azhar berpendapat bahwa rokok pada
‫هلوانتي نم لكل اراض سيل هنأ ىلإ ارظنو‬, ‫الالح نوكي نأ هلثم يف لصألاو‬ bisa menjadi
‫نكلو‬
‫هيفيصيره‬
‫ةمرحلايبيحه بل‬
‫يعرض له ما‬ ‫ وقد‬،‫يضره‬ ‫نمل لمن‬
‫هرضيوالطين‬
‫رثأتيوالمحرور‬
‫هبالعسل على‬.
‫يحرم‬....‫مكحوكما‬
،‫ضعبفحرام‬
‫رخأ أو بدنه‬
‫هتمرحب عقله‬
‫يضره في‬
makruh dan haram. Di dalam kitab Al-Fatawa (hal. 383-384) beliau menyatakan: ً
‫أرطت‬ ‫ةبسنلاب‬ ‫طقف‬
‫ارظنبالنجاسة غير‬
‫هتهاركوأ‬ ‫كالتداوي‬
‫ىلإ‬،‫لها‬ ‫التي شرب‬
‫فرع ام‬ ‫للعلةهنع‬
‫دواء نم‬ ‫افعضنفسه بأنه‬
‫ثدحي هنأ‬ ‫ىف أو تجربة‬
‫بقول ثقة‬
‫ةحص‬ ‫للتداوي‬ ‫هدقفياستعمل‬
‫هبراش‬ ‫ كما إذا‬،‫ةوهشا‬
‫مسنون‬
‫الحرمة يفيد الكراهة‬ ‫القوي في‬
‫ماعطلا‬ ‫ضرعيو‬‫هتزهجأ الخالف‬
‫ إذ‬،‫ةيويحلامكروه‬
‫تلك وأالعوارض فهو‬
‫اهرثكأ‬‫للخللخال عن‬
‫بارطضإلاو وحيث‬.
‫ فحكم بعضهم بحله نظرا إلى أنه ليس مسكرا وال من شأنه أن يسكر ونظرا إلى أنه ليس ضارا لكل من‬..... ‫إن التبغ‬ ،‫صرف الخمر‬
‫بعض‬
Tidak‫وحكم‬
Tentang ....hadits
.‫ويتأثر به‬
adatembakau ‫يضره‬ ‫لمن‬tembakau
… sebagian
mengenai ‫بالنسبة فقط‬ulama
‫لحرمة‬tidak
dan ‫ ا‬menghukumi
‫تطرأ فيه‬
ada‫ولكن‬
atsar‫(حالال‬ucapan
‫أن يكون‬karena
halal ‫في مثله‬tindakan)
dan ‫واألصل‬ ,‫يتناوله‬
memandang
dari
bahwasanya tembakau tidaklah memabukkan, dan hakikatnya bukanlah benda yang
‫الطعام ويعرض‬
seorang pun ‫شهوة‬ ‫شاربه يفقده‬
di antara para‫صحة‬ ‫ضعفا فى‬Nabi
shahabat ‫أنهﷺيحدث‬. ‫من‬… ‫عنه‬ ‫ما عرف‬jika
Jelasnya, ‫نظرا إلى‬ ‫أوكراهته‬unsur-unsur
terdapat ‫أخر بحرمته‬
yang membawa mudarat bagi seseorang pada akal.‫واْلضطراب‬ atau badannya, maka
‫أكثرها للخلل‬ hukumnya
‫الحيوية أو‬ ‫أجهزته‬
adalah haram sebagaimana madu itu haram bagi orang yang sedang sakit demam, dan67
lumpur itu haram bila membawa mudarat bagi seseorang. Namun kadangkala terdapat
bahwasanya tembakau… tidaklah
Tentang tembakau sebagianmemabukkan, dan hakikatnya
ulama menghukumi halal bukanlah
karena benda yang
memandang
memabukkan, di sampingtidaklah
bahwasanya tembakau itu jugamemabukkan,
tidak membawa mudarat bagi
dan hakikatnya setiap orang
bukanlah benda yang
yang
mengkonsumsi. ...Pada dasarnya semisal tembakau adalah halal, tetapi
memabukkan, di samping itu juga tidak membawa mudarat bagi setiap orang yang bisa jadi haram
bagi orang yang
mengkonsumsi.
memabukkan, memungkinkan
di...Pada dasarnya
samping itu jugaterkena
semisal mudarat
tidaktembakau
membawa dan dampak
adalah negatifnya.
halal,bagi
mudarat tetapi Sedangkan
bisa orang
setiap jadi haram
yang
sebagian
bagi orang ulama
mengkonsumsi.
yanglainnya menghukumi
...Pada dasarnya
memungkinkan haram
semisal
terkena atau makruh
tembakau
mudarat karena
adalah halal,memandang
dan dampak tembakau
tetapi bisa jadi haram
negatifnya. Sedangkan
bagi
dapatorang yang
mengurangi memungkinkan
kesehatan, terkena
nafsu haram mudarat dan
makan, danmakruh dampak negatifnya.
menyebabkan memandang Sedangkan
organ-organ penting
sebagian
sebagian ulamalainnya
ulama lainnya menghukumi
menghukumi haram atau
atau makruh karena
karena memandangtembakau tembakau
terjadi
dapat
infeksi serta kesehatan,
dapat mengurangi
mengurangi kurang stabil.
kesehatan, nafsu makan,
nafsu makan, dan
dan menyebabkan
menyebabkan organ-organ
organ-organ penting
penting
terjadiinfeksi
terjadi infeksiserta
serta kurang
kurang stabil.
stabil.
◼ Prof. Dr. Wahbah Az-Zuhailiy (w. 2015 M.)
Syaikh
 Prof. Wahbah
◼ Prof. Az-Zuhailiy
Dr. Wahbah
Dr. Wahbah cenderung
Az-Zuhailiy
Az-Zuhailiy memakruhkan
(w. 2015
(w. 2015 M.)
M.) rokok, meskipun dalam
menghukumi
Syaikh
Syaikh Wahbahrokok
Wahbah tergatung pada
Az-Zuhailiy
Az-Zuhailiy tujuannya.
cenderung
cenderung Ulama kontemporer
memakruhkan
memakruhkan asal Syiriadalam
rokok, meskipun
rokok, meskipun yang
dalam
menghukumi
produktif rokok tergatung
menulis padailmu
tujuannya. Ulama kontemporer asal Syiria
menghukumi rokokberbagai
tergatungbidang keislaman
pada tujuannya. Ulamakhususnya
kontemporerfiqhasal
yang produktif menulis berbagai bidang ilmu keislaman khususnya fiqh ini,
ini, Syiria
membahas
yang
masalah rokok di dalam “Al-Fiqh Al-Islamiy Wa Adillatuh”. Beliau menyatakan:
produktif menulis berbagai bidang ilmu keislaman khususnya fiqh ini, membahas
membahas masalah rokok di dalam “Al-Fiqh Al-Islamiy Wa Adillatuh”. Beliau
masalah rokok di dalam “Al-Fiqh Al-Islamiy Wa Adillatuh”. Beliau menyatakan:
menyatakan:
‫ للوسائل حكم المقاصد فإن قصدت لإلعانة على‬:‫ فأجاب‬،‫ سئل صاحب العباب الشافعي عن القهوة‬:‫القهوة والدخان‬
‫وقال‬
‫ةوهقلا‬ .‫التفضيل‬ ‫فإنعلى هذا‬
‫ناخدلاو‬:
‫لإلعانة على‬ ‫قصدت‬ ‫لئس‬‫الحنابلة‬ ‫بعض‬
‫بحاص‬
‫المقاصد‬ ‫للوسائليده حكم‬
‫فمحرمة وأ‬
‫بابعلا‬ ‫حرام‬،‫القهوة‬
‫يعفاشلا‬
:‫فأجاب‬ ‫فمكروهة أو‬
‫نععن‬ ‫مكروه‬ ‫فمباحة أو‬
‫ةوهقلا‬،
‫الشافعي‬ ‫العباب‬ ‫لئاسوللأوسئلمباح‬
‫باجأف‬:
‫صاحب‬ ‫قربة‬ ‫القهوةكانت‬
:‫والدخان‬ ‫قربة‬
‫مكح‬
‫دصاقملا‬
‫مروءة‬.‫التفضيل‬‫واألولىنإف‬
‫لكل ذي‬ ‫تدصق‬ ‫ةناعإلل‬
‫والقهوة‬ ‫ىلع‬
‫يدهالدخان‬‫شرب‬ ‫ةبرق‬ ‫ةبرق تناك‬
‫ويتجه حل‬ ‫مكروهوأغاية‬
‫ةحابمف حابم‬ ‫هوركم وأ‬ ‫ةهوركمف‬
‫وقالوأ‬
‫ةمرحمف مارح‬ ‫على هذا‬ ‫الحنابلة‬
‫هديأو‬ ‫ضعب‬‫بعض‬ ‫فمحرمة وأ‬
‫ةلبانحلا‬ ‫حرام‬:‫المنتهى‬
‫ىلع‬ ‫فمكروهةاذهأو‬
‫ليضفتلا‬.
‫صاحب‬ ‫الحنبليأو‬
‫فمباحة‬ ‫يوسف‬
‫مباح لاقو‬
‫خيشلا‬ ‫مرعيقربةبنأو‬
‫الشيخكانت‬
‫يعرم‬ ‫قربة‬
‫نب‬
‫مروءة‬ ‫ذي‬ ‫لكل‬ ‫واألولى‬ ‫والقهوة‬ ‫الدخان‬ ‫شرب‬ ‫حل‬ ‫ويتجه‬ :‫المنتهى‬ ‫غاية‬ ‫صاحب‬ ‫الحنبلي‬ ‫يوسف‬ ‫بن‬ ‫مرعي‬ ‫تركهما‬
‫الشيخ‬
‫ىهتنملا ةياغ بحاص يلبنحلا فسوي‬: ‫لكل ىلوألاو ةوهقلاو ناخدلا برش لح هجتيو‬
Masalah kopi dan rokok; penyusun kitab “Al-'Ubab” dari madzhab Asy-Syafi'i ‫ةءورم يذ‬ditanya ‫تركهما‬
‫امهكرت‬
mengenai
Masalah kopi kopi,
kopidan lalu
danrokok; ia menjawab:
rokok;penyusun
penyusun kitab setiap sarana
kitab “Al-’Ubab” itu
“Al-'Ubab” dari sesuai dengan tujuannnya. Jika
Masalah dari madzhab
madzhabAsy-Syafi'i
Asy-Syafi’iditanyaditanya
sarana
mengenai
mengenai
itukopi,
dimaksudkan
kopi, untuk ibadahsetiap
lalu iaia menjawab:
lalu menjawab: makasarana
setiap menjadiituibadah,
sarana itu sesuai untuk
sesuai dengan
yang
dengan tujuannnya.
mubah maka
tujuannnya.Jika Jika
menjadi mubah, untuk yang makruh maka menjadi makruh,
sarana itu dimaksudkan untuk ibadah maka menjadi ibadah, untuk yang mubah maka
sarana itu dimaksudkan untuk ibadah maka menjadi ibadah,atau haram
untuk yang maka mubah menjadi
maka
haram.
menjadiHal
menjadi ini dikuatkan
mubah,
mubah, untuk yang
untuk yang olehmakruh
sebagianmaka
makruh ulama'
maka dari madzhab
menjadi
menjadi makruh,Hanbaliy
makruh, atau haram
atau haram terkait penetapan
maka
maka menjadi
menjadi
haram.
tingkatan Hal ini
hukumdikuatkan
ini. Syaikholeh sebagian
Mar'i ulama’
ibn ulama' dari madzhab
Yusuf dari madzhab Hanbaliy
madzhab Hanbaliy,terkait terkait
penyusun penetapan
kitab
haram. Halhukum
tingkatan ini dikuatkan
ini. SyaikholehMar’i
sebagian ibn Yusuf daridari madzhabHanbaliy Hanbaliy, penyusun penetapankitab
“Ghayah
tingkatan al-Muntaha”
“Ghayah hukum ini. Syaikh
al-Muntaha”
mengatakan:
Mar'i ibn
mengatakan:
Jawaban
Yusuf dari
Jawaban
tersebutmadzhab
tersebut
mengarah padapada
Hanbaliy,
mengarah
rokok
penyusun dan kopi
rokokkitabdan
itu
kopi hukumnya
“Ghayah
itu hukumnya mubah,
al-Muntaha” tetapi bagi
mengatakan:
mubah, orang
tetapi bagi yang
Jawaban santun
orang yang lebih
tersebutsantun utama
mengarah meninggalkan
pada rokok
lebih utama keduanya
dan kopi
meninggalkan
(Az-Zuhaili,
keduanya 1989)
(Az-Zuhaili, 1989)
itu hukumnya mubah, tetapi bagi orang yang santun lebih utama meninggalkan keduanya
(Az-Zuhaili,
 Syaikh 1989)
◼ SyaikhHazim
HazimAbu
AbuGhazalah (lahir1963
Ghazalah (lahir 1963 M.).
M.).
Ulama
◼ toriqoh
Ulama
Syaikh Syaziliah-Qodiriyah
Hazim Abu Ghazalahyang
toriqoh Syaziliah-Qodiriyah
(lahirberasal
1963 dari
M.).Yordania ini menganggap merokok
yang berasal dari Yordania ini menganggap
merokok
itu mubah itu mubah
tetapi tetapikebiasaan
merupakan merupakanburukkebiasaan
yangdari
mestiburuk yang mesti
ditinggalkan. ditinggalkan.
Berikut fatwanya:
Ulama
Berikuttoriqoh Syaziliah-Qodiriyah
fatwanya: yang berasal Yordania ini menganggap merokok
itu mubah tetapi merupakan kebiasaan buruk yang mesti ditinggalkan. Berikut fatwanya:
‫مكحوسلمنا‬
‫مالسالاعليه‬
‫محمد صلى هللا‬ ‫يف‬، ‫نيخدتلا‬
‫او سنة رسوله‬،‫تعالى‬
‫دري مل‬‫كتاب هللا‬
‫هيف‬ ‫ في‬،‫صن‬‫يعطققطعي‬
‫يرد فيه نص‬ ، ‫يف‬ ‫ لم‬، ‫التدخين‬
‫هللافي باتك‬ ‫االسالم‬ ‫واان حكم‬
‫ىلاعت‬
‫تشير‬
‫عليهال وسلم‬
‫ةنس‬ ‫كلمة هللاعامة‬
‫هلوسر‬ ‫صلى‬ ‫الخبائثمحمدهنا‬
، ‫دمحم‬ ‫ىلص‬ ‫وكلمة‬
، ‫رسوله‬ ‫سنة‬، ‫الخبائثاو‬
‫هللا‬ ‫هيلع‬ ‫عليهم‬
‫ويحرمكتاب‬
‫ملسوهللا تعالى‬ ، ‫الطيبات‬
،‫امناوفي‬ ‫هلوقلهم‬
‫نصدروقطعي‬ ‫«يحلفيه‬ ‫وتعالى‬
‫كرابتيرد‬ ‫تبارك‬‫االسالمقولهفي‬
‫ىلاعتو‬
‫ لم‬، ‫التدخين‬ ‫ورد‬
«‫لحي‬ ‫مهلوانما‬
‫حكم‬ ‫ان‬،
‫تابيطلا‬
‫وغير‬ ‫مرحيو‬ ‫مهيلع‬ ‫ثئابخلا‬ ، ‫ةملكو‬ ‫ثئابخلا‬ ‫انه‬ ‫ةملك‬ ‫ةماع‬ ‫ال‬ ‫ريشت‬ ‫ىلا‬ ‫ناخدلا‬
‫ال تشير‬، ‫والربا‬
‫كلمة عامة‬، ‫هناوالزنا‬،‫الخبائث‬
‫وكلمةوالميسر‬
‫الخمر‬،‫كشرب‬
‫الخبائث‬، ‫المحرمات‬
‫ويحرم عليهم‬
‫ هنيعب‬، ‫ تامرحملا نم صنلا يف درو ام ىلا ريشت امناو‬، ‫ رسيملاو رمخلا برشك‬،
‫الطيبات من‬
‫«يحلوردلهمفي النص‬ ‫وتعالىالى ما‬
‫تبارك تشير‬
‫ وانما‬،‫قوله‬
‫وردبعينه‬
‫الدخان‬
‫الىوانما‬،
‫ وغير‬، ‫ والربا‬، ‫ والزنا‬، ‫ كشرب الخمر والميسر‬، ‫ وانما تشير الى ما ورد في النص من المحرمات‬، ‫الدخان بعينه‬.‫ذلك‬
‫الى‬
‫ وانما ننصح اخواننا واخواتنا‬، ‫ او كراهيته التحريمية‬، ‫لذلك ال نستطيع ان نحكم حكما قطعيا في تحريم الدخان‬.‫ذلك‬

‫ وانما ننصح اخواننا واخواتنا‬، ‫ او كراهيته التحريمية‬، ‫الخبيثةالدخان‬


‫النبتةتحريم‬
‫هذه في‬
‫حكماعنقطعيا‬
‫ويبتعدوا‬
‫نحكم‬، ‫يتركواان‬ ‫المدخنين ان‬
68
‫نستطيع‬ ‫لذلك ال‬
‫ ويبتعدوا عن هذه النبتة الخبيثة‬، ‫المدخنين ان يتركوا‬
‫ وكلمة الخبائث هنا كلمة عامة ال تشير‬، ‫ وانما ورد قوله تبارك وتعالى «يحل لهم الطيبات ويحرم عليهم الخبائث‬،
‫ وغير‬، ‫ والربا‬، ‫ والزنا‬، ‫ كشرب الخمر والميسر‬، ‫ وانما تشير الى ما ورد في النص من المحرمات‬، ‫الى الدخان بعينه‬
.‫ذلك‬
‫ انزلاو‬، ‫ ابرلاو‬، ‫كلذ ريغو‬.
‫ وانما ننصح اخواننا واخواتنا‬، ‫ او كراهيته التحريمية‬، ‫لذلك ال نستطيع ان نحكم حكما قطعيا في تحريم الدخان‬
‫ميرحت يف ايعطق امكح مكحن نا عيطتسن ال كلذل‬ ‫ناخدلا‬
‫النبتة الخبيثة‬ ‫عن هذه‬، ‫وا‬ ‫هتيهارك‬
‫ويبتعدوا‬ ، ‫ةيميرحتلايتركوا‬
‫المدخنين ان‬
، ‫ اوكرتي نا نينخدملا انتاوخاو انناوخا حصنن امناو‬، ‫ةتبنلا هذه نع اودعتبيو‬
Hukum Islam dalam soal merokok adalah tidak ada dalil eksplisit (qath’i)
Hukum Islam dalam soal merokok adalah tidak ada dalil eksplisit (qath'i) dalam Quran
dalam Quran atau Sunnah (hadits) Nabi. Yang ada adalah firman Allah dalam
atauAl-A’raf
QS Sunnah (hadits)
7:157.Nabi.
AyatYang
ini ada adalahumum
sangat firmandan
Allahsama
dalamsekali
QS Al-A'raf
tidak7:157. Ayat
mengarah
yang
pada
terdapat
ini sangat umum
rokok.
pada
Ayat
perkara-perkara
daninisama sekali tidak
merujuk pada
yang diharamkan
mengarah
apa yang
seperti
padaterdapat minum
rokok. Ayat khamr
ini merujuk
pada
(minuman
pada apa
perkara-perkara
keras),diharamkan
yang judi, zina, riba,seperti
dan lain-lain.
minumOleh karena(minuman
khamr itu, saya tidak bisa menetapkan
keras), judi, zina,hukum
riba,
yang pasti untuk mengharamkan rokok, untuk menghukumi makruh
dan lain-lain. Oleh karena itu, saya tidak bisa menetapkan hukum yang pasti tahrim. Saya hanya
bisa menganjurkan
untuk mengharamkan saudara-saudara
rokok, untuk kitamenghukumi
yang perokokmakruh
agar meninggalkan
tahrim. Sayakebiasaan
hanya
bisa
burukmenganjurkan
ini. saudara-saudara kita yang perokok agar meninggalkan
kebiasaan buruk ini.
◼ Nahdlatul Ulama
 Nahdlatul Ulama
Nahdlatul Ulama secara organisasi tidak mengeluarkan keputusan tentang hukum rokok
Nahdlatul Ulama secara organisasi tidak mengeluarkan keputusan tentang hukum
baik dalam Muktamar atau Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama. Dalam dokumen
rokok baik dalam Muktamar atau Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama.
keputusan Muktamar maupun Munas sejak 1926 hingga saat ini tidak terdapat keputusan
Dalam dokumen keputusan Muktamar maupun Munas sejak 1926 hingga saat
mengenai
ini hukum rokok
tidak terdapat secara khusus.
keputusan Alasan
mengenai mengapa
hukum Muktamar
rokok secaraatau MunasAlasan
khusus. Alim
Ulama NUMuktamar
mengapa tidak membahas
atauhukum
Munas rokok karena
Alim forumNU
Ulama resmitidak
tersebut hanya membahas
membahas hukum
pertanyaan-pertanyaan
rokok karena forum hukum
resmi yang belumhanya
tersebut ada jawabannya.
membahas Sementara, mengenai rokok
pertanyaan-pertanyaan
hukum
sudah banyak kitab fiqh yang membahasnya termasuk kitab karangan sudah
yang belum ada jawabannya. Sementara, mengenai rokok Syekh banyak
Ikhsan
kitab fiqh yang membahasnya termasuk kitab karangan Syekh
Jampes yang mengulas secara panjang lebar mengenai hukum rokok. Terdapat kutipanIkhsan Jampes
yang mengulas
mengenai hukumsecara panjang
rokok justru padalebar mengenai
pembahasan hukum
hukum rokok.
jual-beli Terdapat
mercon untuk kutipan
berhari
mengenai hukum rokok justru pada pembahasan hukum jual-beli mercon untuk
raya. Dalam hal ini, hukum jual-beli mercon (petasan) dikiaskan dengan hukum jual-beli
berhari raya. Dalam hal ini, hukum jual-beli mercon (petasan) dikiaskan dengan
rokok atau
hukum tembakau
jual-beli (LTN
rokok NUtembakau
atau Jawa Timur).
(LTN Keputusan
NU Jawa yang dibuat Keputusan
Timur). dalam Muktamar
yang
NU ke dalam
dibuat 2 tahun Muktamar
1927 ini hanya
NUmenyangkut
ke 2 tahun hukum
1927jual-beli rokok.
ini hanya Dalam kutipan
menyangkut dari
hukum
kitab “Al-Jumal
jual-beli rokok.ala Fathil kutipan
Dalam Wahhab”dari bab kitab
perdagangan itu dikatakan
“Al-Jumal bahwa
ala Fathil hukum jual
Wahhab” bab
beli rokok atauitutembakau
perdagangan halalbahwa
dikatakan karena hukum
bukan barang najisrokok
jual beli dan adaatau
manfaatnya:
tembakau halal
karena bukan barang najis dan ada manfaatnya:
‫هبرش وهو هل يرتشي يذلا هجولا يف هب عفتنم )ناخدلا يا( هنا ليلعتلا يف قحلاو‬
‫والحق في التعليل انه (اي الدخان) منتفع به في الوجه الذي يشتري له وهو شربه اذ هو من المباحات لعدم ةيام دليل‬
‫حابم هجو يف هب عافتنا هيطاعتف هتمرح يلع ليلد ماية مدعل تاحابملا نم وه ذا‬.
‫بين القليل‬
‫لعلو‬ ‫ةيشحفيفرق‬
‫يف ام‬ ‫حرمته وعليه‬
‫حيشلا‬‫ينبم علي‬
‫الشيح مبني‬
‫يلع‬ ‫حشية‬ ‫هيلعو ما في‬
‫هتمرح‬ ‫ ولعل‬.‫مباح‬ ‫نيببه في وجه‬
‫قرفيف‬ ‫ليلقلاانتفاع‬
‫حرمته فتعاطيه‬ ‫علي‬
‫ريثكلاو‬
.‫والكثير كما علم مما ذكرناه فاليرضاجع‬ ‫عجاضريلاف هانركذ امم ملع امك‬.
Dan yang benar dalam ta’lil, bahwa rokok itu bermanfaat sesuai dengan tujuan
Dan yang benar
dibelinya yaitu dalam ta’lil, bahwa
menghisapnya, rokok
dan itu bermanfaat
mengingat rokoksesuai dengan tujuan
itu termasuk barangdibelinya
mubah
yaitu menghisapnya, dan mengingat rokok itu termasuk barang mubah karena tidak ada
dalil yang mengharamkannya, maka saling memberi rokok berarti memanfaatkannya
dalam bentuk yang mubah (boleh). Mungkin penjelasan yang terdapat dalam hasyiyah
Al-Syaikh, berangkat dari keharaman. Atas dasar ini, harus dibedakan antara yang
69
banyak dan yang sedikit, seperti telah diketahui dalam penjelasan yang kami sebutkan,
hendaknya mengkaji ulang.
Dan yang benar dalam ta’lil, bahwa rokok itu bermanfaat sesuai dengan tujuan dibelinya
yaitu menghisapnya, dan mengingat rokok itu termasuk barang mubah karena tidak ada
dalil yang mengharamkannya, maka saling memberi rokok berarti memanfaatkannya
karena tidak ada dalil yang mengharamkannya, maka saling memberi rokok
dalam bentuk yang mubah (boleh). Mungkin penjelasan yang terdapat dalam hasyiyah
berarti memanfaatkannya dalam bentuk yang mubah (boleh). Mungkin penjelasan
Al-Syaikh,
yang berangkat
terdapat dalam dari keharaman.
hasyiyah Atas berangkat
Al-Syaikh, dasar ini, harus dibedakan antara
dari keharaman. yang
Atas dasar
banyak
ini, harusdandibedakan
yang sedikit, seperti
antara yangtelahbanyak
diketahui
dandalam
yang penjelasan yang telah
sedikit, seperti kami sebutkan,
diketahui
hendaknya
dalam mengkajiyang
penjelasan ulang.kami sebutkan, hendaknya mengkaji ulang.

Kutipan lain lain


Kutipan dalamdalamdokumen
dokumen iniinidisebutkan:
disebutkan:

‫ةدئاف‬ ‫عقو‬
‫طاهر منتفع‬ ‫لاؤسلا النه‬
‫يفعنه الصحة‬‫سردلاالجواب‬
‫نعبيعه ام ال‬
‫ناخدلايصح‬
‫فورعملازمننا هل‬
‫يفالمعروف في‬
‫اننمزالدخان‬
‫حصيالدلهرس عن‬
‫هعيبالسؤال في‬
‫مافائدة وقع‬
‫باوجلا ال‬
.‫كالتظليل‬ ‫هنع نحوه‬
‫ةحصلاالماء و‬
‫ليلظتلاك هوحن و ءاملا نيخشتك هب عفتنم رهاط هنالبه كتشخين‬.
Dalam suatu pelajaran ada pertanyaan tentang rokok yang terkenal pada
Dalam suatu pelajaran ada pertanyaan tentang rokok yang terkenal pada masa sekarang
masa sekarang ini, apakah boleh diperjual belikan atau tidak? Jawabnya
ini, apakah
adalah sahboleh
ataudiperjual belikan atau
boleh, karena tidak? Jawabnya
termasuk adalahsuci
barang yang sah atau
danboleh, karena
bermanfaat
termasuk
sama barang
seperti yang suci dan
memanaskan bermanfaat
air dan sama seperti memanaskan air dan
menyejukkannya.
menyejukkannya.
Sementara itu, Lembaga Bahtsul Masail (LBM) PBNU pada 25 Februari
2011 memutuskan bahwa rokok itu hukumnya makruh atau mubah atau
haram. Tiga status hukum merokok tersebut semua tergantung pada situasi
dan kondisi atau alasan hukumnya (illat). Mubah kalau merokok dianggap
tidak membawa dampak buruk atau mudarat, makruh jika merokok
dipandang bisa menimbulkan mudarat tetapi relatif kecil sehingga
tidak cukup kuat untuk dijadikan sebagai “basis teologis” pengharaman
merokok, dan kemudian haram kalau merokok dipandang bisa membawa
mudarat yang besar bagi diri sendiri atau orang lain.

Tiga status hukum merokok ini disarikan dari dalil Al-Qur’an dan
Hadits, juga dari pendapat-pendapat sejumlah ulama besar seperti
Syekh Abdurrahman Ba’alawi, Syekh Mahmud Syaltut, Syekh Wahbah
Zuhaili, dan lain-lain. Selain itu, pertimbangan akal-rasional dengan
memperhatikan dan menganalisis kemanfaatan dan kemudaratan terkait
merokok juga menentukan hukum yang ditetapkan. Kalangan NU
juga mempertimbangkan dengan hati-hati aspek-aspek “kemaslahatan
umum” dari ha-ihwal rokok. NU bukan hanya mendengarkan informasi
dari kelompok anti-rokok tetapi juga mendengarkan dengan seksama
suara-suara komunitas perokok, buruh dan karyawan pabrik rokok,
pedagang rokok, dan tak kalah pentingnya adalah petani tembakau yang
menggantungkan hidup mereka dari industri rokok.  

70
Meskipun status hukum rokok di lingkungan NU meliputi mubah, makruh
atau haram, namun Lembaga Kesehatan (LK) PBNU dan Pengurus Pusat
Fatayat NU sangat aktif terlibat dalam kampanye pengendalian rokok.
Lembaga Kesehatan yang merupakan departemen di bawah PBNU ini telah
aktif melakukan sosialisasi dan penyadaran budaya hidup sehat termasuk
kampanye anti -rokok lebih dari sepuluh tahun yang lalu. Demikian pula
PP. Fatayat NU -yang merupakan badan otonom bagi kalangan kaum muda
perempuan di bawah PBNU- sejak lama menggerakkan pengurus cabang
di seluruh Indonesia untuk berperan aktif membudayakan hidup sehat
termasuk kampanye pengendalian rokok.

4.1.2. Ulama Yang Menghukumi Rokok Haram


Pembahasan mengenai ulama yang mengharamkan rokok akan dibagi
menjadi dua bagian: yaitu ulama’ kholaf dan ulama’ muashiroh
(kontemporer) sebagaimana pembagian pada ulama yang menghukumi
mubah atau makruh.

1- Ulama Kholaf Yang Mengharamkan Rokok


a- Kalangan Hanafiyah

Syekh Hasan Bin Ammar Asy-Syarunbulali Al-Hanafi (w.1069 H. /1659 M.)

Syekh Hasan Bin Ammar Asy-Syarunbulali mengharamkan rokok


sebagaimana dinukil oleh Ibnu Abidin di dalam kitab “Hasyiyah Ibnu
Abidin” bahwa:

‫ف َِهو‬
ِ‫ششُي ْر ِب‬
َ َ ‫َانْر‬
ِ‫خ ح‬
‫الَودُّْلا‬
‫بْه‬
َ ‫يَبيِناْع‬َ‫شلمِِل ِْة‬ َ‫ويْن ْ ُُمن‬
‫رُ ّ ُع‬ ‫ب‬
ُ َ ‫َل‬:‫لا‬ِ ِ‫ي‬ :َ ‫ين َبو‬ ُّ‫حّدلا ْال َوعِهْي َباَبنِيَّْن ِةِم لِلُعَن‬
ْ ُ ‫شْم ُر‬ ُ‫شو ناَخ‬ ُ ‫و ْفر‬
‫ب‬
ِ َ ‫ِه‬
‫و‬ ِ ّ ‫ن‬ ِ ‫ِي‬ ّ ‫ُالل‬ ِ ‫ِي َش ِ َْر‬
ُ‫َان َوش‬ ْ
Syarah Al-Wahbaniyyah”
Dan di dalam kitab “Syarah
karya Syekh Asy-Syarunbulali:
Al-Wahbaniyyah” karya Syekh Asy-Syarunbulali:
‫ه‬
ِ ‫ب‬
ِ dan ِ ‫ْع الدُّخ‬
‫ر‬
ْ ِ ‫ن بَي‬
Dan di dalam kitab “Syarah Al-Wahbaniyyah” karya
dan mengonsumsinya (Abidin, dan1992).
dan dilarang
dilarang menjual rokok
menjual rokok dan(Abidin,
mengonsumsinya mengonsumsinya 1992). (Abidin, 19
Malikiyyahb- Kalangan Malikiyyah
b- Kalangan Malikiyyah
lamatul Fiqhi Al-Maliki”
Di dalamDi
kitabdalam disebutkan
kitab
“Ma’lamatul beberapa
Fiqhi“Ma’lamatul
Al-Maliki” ulama
Fiqhi
disebutkan yang
Al-Maliki”
beberapa ulama diseb
i antara adalah: mengharamkan rokok di antara
yang mengharamkan rokok di antara adalah: adalah:

Bin Muhammad Syekh- Ahmad


- Al-Muqri SyekhBin Muhammad
pengarang
Ahmad Al-Muqri
kitab
Bin pengarang
“Nafhut
Muhammad kitab
Thoyyib” “Nafhut
(w. pengara
Al-Muqri
M.). Thoyyib” (w. 1041 H./1632
1041 H./1632 M.). M.).
- Syekh -
Qodir Ar-Rosyidi (w. 1112 Abdul
SyekhQodir Ar-Rosyidi
Abdul
H.,/1700 (w.menulis
Qodir
M.) 1112 H.,/1700
Ar-Rosyidi M.) (w.
risalah menulis
yang 1112 H.,/17
risalah yang
berjudul ‫يف ةلاسر‬
berjudul ‫الدخان‬ ‫ميرحت‬
‫تحريم‬ ‫( ناخدلا‬Risalah
‫رسالة في‬ (Risalah Tentang
Tentang Peng
‫( رسالة في تحر‬Risalah Tentang Pengharaman Rokok).
Pengharaman
- SyekhRokok).
Abdul Karim Bin Muhammad Al-Fakun
Karim Bin Muhammad Al-Fakun (w. 1073 H./1663 M.) juga
menulis sebuah risalah tentang keharaman rokok d
risalah tentang keharaman rokok dengan judul ‫محدد السنان في نحور‬
‫اخوان الدخان‬
- Abdul Malik Al-‘Ishomi Al-Madani (w.
71 sekitar t
l-‘Ishomi Al-Madani (w.sebuah
sekitarrisalah
tahun tentang
1800 M.) beliau menulis
keharaman mengkonsumsi
- Syekh Abdul Karim Bin Muhammad Al-Fakun (w. 1073 H./1663 M.) juga
uqri pengarang 1041 kitab H./1632
“Nafhut M.). Thoyyib” (w.
menulis sebuah risalah tentang keharaman rokok dengan judul ‫محدد السنان في نحور‬
- Syekh Abdul Qodir Ar-Rosyidi (w. 1112 H.,/1700 M
‫الدخان‬
1112 H.,/1700berjudul ‫ اخوان‬menulis
M.) risalah
‫تحريم الدخان‬ yang(Risalah Tentang Penghara
‫رسالة في‬
- Abdul
Tentang Pengharaman
- - Syekh Malik
Syekh Abdul Al-‘Ishomi
Rokok).
Abdul Al-Madani
Karim Bin Karim (w.
Muhammad sekitar
Bin tahun 1800
Muhammad
Al-Fakun M.) beliau
(w. 1073 menulis
Al-Fakun
H./1663 M.) (w.
d Al-Fakun (w. sebuah
juga risalah
menulis1073 tentang
menulis sebuahkeharaman
H./1663
sebuah mengkonsumsi
M.)
risalah
risalah juga
tentangtentang rokok. keharaman
keharaman rokok denga
rokok dengan judul
man rokok dengan ‫نانسلا ددحم‬
‫الدخان‬ judul‫روحن يف‬
‫اخوان‬ ‫نحور‬ ‫ناوخا‬
‫ناخدلافي‬
‫محدد السنان‬
Abdul Malik
- - Abdul Al-‘Ishomi
Malik Al-Madani (w.Al-Madani
Al-‘Ishomi sekitar tahun 1800(w.M.) beliau
sekitar tahun
(w. sekitar tahun c- Kalangan
menulis
sebuah sebuahSyafi’iyyah
1800risalah risalah
M.) tentang
beliau
tentang keharaman
menulis mengkonsumsi rokok.
keharaman mengkonsumsi roko
ngkonsumsi rokok.
c- Kalangan Syafi’iyyah
Dari kalanganc-ulama
Dari kalangan ulama
Syafi’iyyah
Kalangan
yang mengharamkan
Syafi’iyyah
Syafi’iyyah yang
rokok adalah:
mengharamkan rokok adalah:

Syekh Ahmad
Syekh Ahmad Salamah
Salamah Al-Qolyubi
Al-Qolyubi (w. 1069 H./1659
(w. 1069 H./1659 M.).
M.). Syekh
Syekh Al-Qolyubi
Al-Qolyubi
Dari kalangan
menjelaskanmasalah masalah
ulama rokok
Syafi’iyyah
di dalam hasyiahnya
yang berikut: mengharamkan rokok a
haramkan menjelaskan rokok adalah: rokok di dalam hasyiahnya sebagaisebagai berikut:
Syekh ‫ق‬َ ‫ب َلا‬ َ ‫ضْع‬ ُ Ahmad‫شَم‬َ ‫يا‬ ِ ِ‫اَنخ‬: ‫خُّدلا هُْنِمَو‬
Salamah َ ‫شَمْلا ُنا‬ ْ ُ‫ُروه‬، ‫و‬Al-Qolyubi َ ُ‫ي ُهَّنأ َِل َكِلذََك َوه‬ ُ ‫(َم‬w. َ 1069 ُ ‫اَه‬H./1659
ْ َ ْ ْ ْ َ َ ‫ف‬ ْ ْ ‫ت‬ َ ‫ح‬ ‫يِراَج‬ َ ‫بْلا‬ ‫يَو ِنَد‬ ُ ‫ي َِه‬ ّ ‫ئ‬
،‫ة‬ ‫ر‬ ‫ض‬ ‫م‬ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫اض‬ ‫ر‬ ‫م‬ ‫األ‬ ‫ل‬ ‫ُو‬ ‫ب‬ َ ‫ق‬ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ه‬ ُ ‫ئ‬ ‫ي‬‫ه‬ ‫ي‬
ُ
ِ ِ َ ‫ َ ِ ِةَّر‬،Syekh‫و‬ ‫ن‬ ‫د‬ ‫ب‬ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ي‬ ‫ار‬ ‫ج‬ ‫م‬ ‫ح‬ َ ‫ت‬ ‫ف‬ ‫ي‬ ُ ‫ه‬
َ َ ‫تلاألِ هُْن‬
َّ ‫ن‬ ‫ك‬ ‫ل‬َ ‫ذ‬‫ك‬َ
َ ّ َِ‫ُلُّهَر‬dalam ‫و‬ ُ ‫ه‬ ‫و‬ ،‫ر‬ ‫و‬ ‫ه‬ ْ
‫ش‬ ‫م‬ ‫ال‬ ‫ن‬ُ ‫َا‬
‫خ‬ ُّ ‫د‬‫ال‬ ُ ‫ه‬ ْ
‫ن‬ ‫م‬ ‫و‬ :‫َا‬ ‫ن‬ ‫ي‬ ‫َا‬‫ش‬ ‫م‬ ‫ض‬ ْ َ ‫قَىا َ َلإ‬
‫ع‬ ‫ب‬ ‫ل‬
1069 menjelaskanH./1659‫قِل‬ ِ َ َّ ‫ضا ََرْمأَ ِْلا ِ ُلو ُِب‬ ْ ِM.). ِ ‫ضُمْلا‬ masalah َ ‫ن َِي ََك َِل َذَ ِِلَو‬rokok ََ ُُ ‫أ‬Al-Qolyubi
َْ ‫ش‬ ‫ع‬ di َ ‫سي َِفا َُنَ ُّتلا ََو‬ ُ ‫اَه َُو ِْحَنَو‬، ‫بُرِ َخِو‬
hasyiahnya ّ َ‫ىَّدأ َ ُ ا َ َم‬sebagai berik
nya sebagai َ
ُ‫ بِ ِه أنَّه‬berikut: َ
‫ َوقَدْ أ ْخبَ َر َم ْن يُوثَ ُق‬،ٌ‫وس ُمشَا َهد‬ ْ
ٌ ُ‫سْ َّْىحَمإلََوىهُالاعََم َمَكى َكى ََمماَعهُ ْ َلاو َم ْحس‬ َ
‫سوا أ ُد‬‫م َو ُ ٌربَّ َم‬،‫ش َُا‬
‫ونٌَد َ ْحها ُو َه‬،َ ‫ِيسو‬ َ ‫بو ْالختَّأ َنَاْدف‬
َُ ‫ق‬ َ َ ‫ثو ْنهُُيالتَّْن َرَم ُّهَر ُل‬ ُ
‫ُهَ َ ّون ِلأَذَ ِلِه َكِبيَ ْنُقشَأ َ َع‬
،ِ‫ض َّرة‬ ِ ‫اض ا ْل ُم‬ ِ ‫األ َ ْم َر‬ ْ ‫ُول‬ ِ ‫ن َويُ َهيِئ ُ َها ِلقَب‬ ِ َ‫ي البَد‬ َ ‫ار‬ ِ ‫ج‬ َ ‫صْح َمَي‬ ُُ ‫أل َ َنَّو َ ْدهُهُْنيََِم ْفت َُل‬
‫ح‬ ِ‫رلا ُناَر‬ َ‫سَ ْلأَ ِّك‬ ‫ك ِذ‬
ْ
َ َ ‫ض َُويأ‬ ‫ وه‬،‫ور‬
ْ ً‫َا يَ ْح‬
ْ ‫ا ْل َم‬
ُ ‫ش ُه‬
َْ‫نا ْلي َمُوث‬
‫ًا‬ ‫ض‬ ‫ي‬
ْ ‫أ‬ ‫س‬ ِ ‫أ‬ ‫ر‬ َّ ‫ال‬ ‫ن‬ ُ ‫ا‬‫ر‬ َ ‫و‬ َ َ ‫د‬ ُ ‫ه‬ ‫ن‬ ‫م‬
ِ ُ
‫ل‬ ‫ص‬
ُ
َ ‫أَنَّ َوهُه َُو‬،‫وره‬
َ‫كذَلِك‬ ِ ُ ‫قُ ِب‬ ‫ش ُه‬ ْ ‫م‬ ُ‫َان‬
َ ‫ر‬ ‫خ‬َ ‫خدُّ َب‬ ْ ‫وقَْندْهُ أ َال‬ ِ‫ َو َم‬،ٌ‫د‬:‫هَا‬ َ ‫وسشَاُم ِيشِخَان‬ ٌ ‫ض َم‬ ُ‫س‬ُ ْ‫عح‬ ْ ‫ك َما قَهالََُو ب َم‬ َ ‫ع َمى‬ َ ‫ َو ُربَّ َما أَدَّى إلَى ا ْل‬،‫َونَحْ ُوهَا‬
Sebagian
‫ َو ُربَّ َما أَدَّى إل‬Sebagian ،‫َحْ ُوهَا‬guru-guru guru-guru
‫ِيس َون‬ ُ ‫نَاف‬kami
kami mengatakan
َّ ‫ َوالت‬mengatakan ‫ل‬ُ ‫ه‬ ُّ ‫ع ْنهُ الت َّ َر‬ “dan َ “dan
di antara
ُ ‫ ْنشَأ‬di‫ َي‬antara َ‫ َو ِلذَلِك‬sesuatu yangmeskipun
sesuatu yang suci suci meskipun
haram
Sebagian mengonsumsinya
haram mengonsumsinya guru-guru ‫ضًا‬adalah ‫س أ َ ْي‬ rokok
ِ ْ‫الرأ‬
adalah َّ kamiyang ُ‫َران‬masyhur”
rokok ‫و‬yang
َ َ‫د‬mengatakan ِ‫ م‬dan
ُ‫ ْنه‬masyhur” ُ ‫ص‬
‫ل‬ ُ memang ْ‫ح‬dan ‫ َي‬memang seperti
“dan ituseperti karena
di antara itu karena rokok sesuatu
i antaramengonsumsinya bisa membuka
rokok
sesuatu bisa membuka yang pembuluh pembuluh
suci darah adalah didarah
meskipun dalamdirokok tubuh dalam dantubuh
haram menyiapkannya
yang dan menyiapkannya masyhur” menerimamenerima penyakit dan memang
r” danbisa penyakit
memang yang berbahaya.
seperti itu karena rokok
yangmembuka berbahaya. pembuluh darah di dalam tubuh dan menyiapk
uh dan yang menyiapkannya berbahaya.menerima penyakit
d- Kalangan Hanabilah
Darid- Kalangan Hanabilah
d- kalangan
Kalangan madzhab Hanabilah
Hambali memang mayoritas mengharamkan
Dari kalangan dikemukakan
sebagaimana madzhab Hambali
olehmemang
Syekhmayoritas
Musthofamengharamkan
Bin Sa’d sebagaimana
Al-Hambali
Dari kalangan madzhab Hambali memang mayoritas men
(Musthofa
dikemukakanbinoleh
Sa’dSyekh
Al-Hambali,
Musthofa1992).
Bin Sa’d Al-Hambali (Musthofa bin Sa’d Al-
mayoritas mengharamkan
dikemukakan oleh Syekhsebagaimana
Musthofa Bin Sa’d Al-Hambali
Hambali,
a’d Al-Hambali
Hambali, 1992).
(Musthofa
1992).
2- Ulama Kontemporer bin
Yang Sa’d Al-Rokok
Mengharamkan
Berikut beberapa kontemporer ulama’ yang mengharamkan rokok:
- Dr.
2- 2- Ulama
Ulama Yusuf Qardhawi
Kontemporer
Kontemporer Yang MengharamkanYang Mengharamkan Rokok
Rokok
mkan Rokok
Berikut
Dr.Yusuf
Yusuf beberapa
Qardhawi ketua kontemporer ulama’ yang mengharamkan ro
Berikut
Dr. beberapa
Qardhawi ketuaIkatan
kontemporer Ulama
ulama’
Ikatan yangInternasional,
Ulama mengharamkanberfatwa
Internasional, bahwabahwa
rokok:
berfatwa merokok adalah
merokok
mengharamkan
adalah rokok:
haram karena ia membahayakan kesehatan dan harta. Sebagian isi fatwanya adalah
- haramDr.karena
Yusuf ia membahayakan
Qardhawi kesehatan dan harta. Sebagian isi
sebagai
- berikut:
fatwanya Dr.adalah
Yusufsebagai
Qardhawiberikut:
،‫وسيء آثاره‬
‫سيل‬ ،‫أضراره‬
‫لوقلل‬ ‫بيانلحب‬ ‫العلمية الطبية في‬
‫نيخدتلا‬ ‫هجو يأ‬ ‫الهيئات‬
‫أفاضتيف‬ ‫دعببعد أن‬
‫انرصع‬ ‫تضافأفي نأعصرنا‬
‫التدخين أي وجه‬
‫تائيهلا‬‫للقول بحل‬
‫ةيملعلا‬‫ليس‬
‫هرارضأ نايب يف ةيبطلا‬، ‫هراثآ ءيسو‬، ‫صاخلا اهب ملعو‬ .‫ماعلاو األرقام‬،
‫اهتديأووأيدتها لغة‬ ‫ماقرألا ةغل‬.
،‫الخاص والعام‬ ‫وعلم بها‬

‫ وقد اتضح لنا مما سبق أن القول‬.‫ لم يبق إال القول بالكراهة أو القول بالتحريم‬،‫وإذا سقط القول باْلباحة المطلقة‬
‫ ألن كل ما‬.‫ وذلك لتحقق الضرر البدني والمالي والنفسي باعتياد التدخين‬.‫ وهذا هو رأينا‬.‫بالتحريم أوجه وأقوى حجة‬
‫ فتناول كل ما‬،‫فهناك ضرر بدني ثابت وهناك ضرر مالي ثابت كذلك‬. ‫يضر بصحة اْلنسان يجب أن يحرم شرعا‬
72
‫ من أجل هذا يجب أن نفتي بحرمة هذا التدخين في عصرنا‬. ‫ لقوله تعالى وال تقتلوا أنفسكم‬،‫يضر اْلنسان يحرم‬
.yang
‫األرقام‬ ‫لغة‬diketahui
‫ وأيدتها‬،‫ والعام‬oleh
‫الخاص‬ ‫بها‬ ‫وعلم‬
nananmedis
medis
medismenjelaskan
menjelaskan
menjelaskanbahayanya
bahayanya
bahayanyadan dan
danefek
efek
efeknegatifnya
negatifnya
negatifnyayang yangdiketahui
diketahui oleholehorang
،‫ وسيء آثاره‬،‫ليس للقول بحل التدخين أي وجه في عصرنا بعد أن أفاضت الهيئات العلمية الطبية في بيان أضراره‬
orang
orang
dan
andanumum.
umum.
umum. ‫ وقد اتضح لنا مما سبق أن القول‬.‫إال القول بالكراهة أو القول بالتحريم‬.‫األرقام‬
‫لغةلم يبق‬،‫المطلقة‬
‫باْلباحة وأيدتها‬ ‫سقط القول‬
،‫الخاص والعام‬ ‫وإذا‬
‫وعلم بها‬
‫طقسكل ما‬
‫اذإو‬ ‫ ألن‬.‫التدخين‬
‫باعتيادلوقلا‬ ‫ةقلطملا والنفسي‬،
‫ةحابإلاب‬ ‫الضررملالبدني والمالي‬
‫لتحقققبي‬ ‫ وذلك‬.‫رأينا‬
‫لوقلا الإ‬ ‫ وهذا هو‬.‫حجة‬
‫ةهاركلاب‬ ‫ميرحتلاب وأقوى‬.
‫لوقلا وأ‬ ‫بالتحريم أوجه‬
agugur
gugur
gugurpendapat
pendapat
pendapat
‫حضتاكلالقولما‬
‫دقو‬ yang
yang
yang
‫فتناولأن‬
‫سبق‬ ،‫كذلك‬ ‫لنا‬membolehkan
membolehkan
membolehkan
‫انلمما‬ ‫اتضح‬
‫ثابت‬
‫امم‬ ‫ضرروقدمالي‬
‫قبس‬ .‫بالتحريم‬
‫وهناك نأ‬
‫لوقلا‬ rokok
rokok
rokok
‫القول‬
‫ثابت‬ ‫ب‬secara
secara
secara
‫بالكراهةدنيأو‬
‫ميرحتلاب‬ ‫ضرر‬ ‫القول‬
‫فهناك‬
‫هجوأ‬ mutlak,
‫إال‬. mutlak,
mutlak, ‫يحرملم يبق‬
‫شرعا‬
‫ىوقأو‬ maka
‫أن‬maka
maka
،‫المطلقة‬
‫ةجح‬. yang
yang
yang
‫باْلباحة‬
‫يجب‬
‫اذهو‬ ‫القول‬
‫اْلنسان‬
‫وه‬ ‫بصحة‬
‫انيأر‬. tersisa
tersisa
tersisa
‫سقط‬ ‫وإذا‬
‫يضر‬
‫كلذو‬
pendapat
endapat ‫عصرناكل ما‬
pendapatmakruh
makruh
makruh
‫ققحتل‬ ‫ألن‬atau
atau .‫التدخين‬
atau
‫ررضلا‬
‫في‬haram.‫باعتياد‬
haram.
haram.
‫التدخين‬ ‫والنفسيهذا‬
‫يندبلا‬ Pendapat
Pendapat
‫بحرمة‬ ‫والمالي‬
‫البدنيأن نفتي‬
Pendapat
‫يلاملاو‬ yang
yang‫الضرر‬
‫يسفنلاو‬
yang
‫يجب‬ ‫لتحقق‬ ‫ وذلك‬.‫رأينا‬
mengharamkan
mengharamkan
‫دايتعاب من‬
‫هذا‬mengharamkan
‫أجل‬ . ‫أنفسكم‬ ‫والهو‬menurut
‫وهذا‬
‫نيخدتلاتقتلوا‬.
‫تعالى‬ .‫حجة‬
menurut
menurut ‫وأقوى‬
‫نأللقوله‬ ‫أوجه‬
kami
kami
،‫يحرم‬ kami
‫لك‬ ‫بالتحريم ام‬
lebih
lebih
‫رضي‬
lebih
‫اْلنسان‬ ‫يضر‬
‫ةحصب‬
‫كل ما‬itulah ‫ناسنإلا‬
‫ فتناول‬،‫كذلك‬ ‫بجي‬ ‫نأ‬
‫ضرر مالي ثابت‬ ‫مرحي‬ ‫اعرش‬.
‫وهناك‬Hal ‫ثابت‬itu
‫دني‬‫كانهف‬
‫ب‬karena ‫ررض‬
‫فهناك ضرر‬jelasnya ‫يندب‬
.jelasnya ‫تباث‬
‫ يحرم شرعا‬bahaya‫أن‬bahaya ‫كانهو‬
‫اْلنسان يجب‬ ‫ررض‬
‫بصحة‬harta ‫يلام‬
‫يضر‬
gumennya.
gumennya.Dan
umennya. Dan
Dan
‫تباث‬ itulahitulah
‫كلذك‬، pendapat
pendapat
pendapat
‫لوانتف‬ saya.
saya.
saya.
‫ لك‬pendapat HalHal
‫ناسنإلا رضي ام‬ itu itu karena
karena
‫مرحي‬، jelasnya
‫هلوقل‬ bahaya fisik,
fisik,
fisik, hartaharta
Tidak‫عصرنا‬ ada‫في‬tempat bagi
‫هذا التدخين‬ ‫بحرمة‬. ‫نم‬‫لجأنفتي‬ ulama
‫يجب أن‬ saat
‫أجل هذا‬ ini
‫يتفنمن‬ yang‫ىلاعتتقتلوا‬
. ‫أنفسكم‬ menghalalkan ‫اولتقت الو‬
‫نيخدتلاتعالىاذهوال‬ rokok
‫ لقوله‬،‫يحرم‬
‫مكسفنأ‬
setelah
‫اْلنسان‬ ‫يضر‬
rii karena
karena kebiasaan
kebiasaan merokok.
karena kebiasaan
kalangan merokok. merokok. Segala
Segala
medis menjelaskan sesuatudanyang
bahayanya Segala sesuatu
membahayakan
efek negatifnya sesuatu yang
‫اذه‬ ‫بجي‬ ‫نأ‬ yang membahayakan
yang diketahuikesehatan
oleh orang membahayakan kesehatan
‫ةمرحب‬ ‫يف‬kesehatan
‫انرصع‬

amaka
amaka
makaharus
harus
harusdiharamkan
diharamkan
diharamkan
Tidak
Tidak
khusus ada
ada
dan umum. secara
tempat secarasyariah.
bagi
secara
tempat bagi syariah.
syariah.
pendapat
pendapat ulama
ulama saat
saat ini
ini yang
yang menghalalkan
menghalalkan rokok
rokok setelah
setelah
kalangan medis menjelaskan bahayanya dan efek negatifnya yang diketahui oleh orang
kalangan medis menjelaskan bahayanya dan efek negatifnya yang diketahui oleh orang
khusus dan umum.
Fatwa
atwa DarulDarulIfta’ Ifta’ Apabila
Ifta’
khusus Yordania
Yordania dan gugur umum. pendapat yang membolehkan rokok secara mutlak, maka yang tersisa
wa Darul Yordania
adalah pendapat
Apabila gugur pendapat makruh atau yangharam. Pendapatrokok
membolehkan yang mengharamkan
secara mutlak,menurut maka yang kamitersisalebih
Darul
DarulIfta’
arul Ifta’ Ifta’Yordania Yordania
Yordania
Apabila nomor nomor
gugur pendapatnomor 109 109
makruh yang 109 tanggal
tanggaltanggal
atau membolehkan 30 30 30 Juni
Juni Juni 2006
rokok2006
2006 menetapkan
menetapkan
menetapkan
secara mutlak, maka bahwasanya
bahwasanya
bahwasanya
yang
adalah
kuat argumennya. pendapat
Dan itulah haram. Pendapat
pendapat saya. Hal ituyangkarena mengharamkan
jelasnya bahaya menurut
fisik,tersisakami
harta
rokok
okok rokokadalah adalah adalahharam lebih
adalah
dan haram haram kuat
diri setelah
pendapat setelahsetelah
argumennya.
makruhmenjelaskan
menjelaskan
menjelaskan Dan
ataumerokok. haram.dalil
itulah dalil
dalil
pendapat
Pendapat dan
dan dan alasan:
alasan:
alasan:
saya.
yang Hal
mengharamkan itu karena jelasnya
menurut kami bahaya
lebih
fisik, hartakarena dan diri kebiasaan
karena kebiasaan Segala
merokok. sesuatuSegala yang membahayakan
sesuatu yang membahayakan kesehatan
‫شخص‬
‫علىكلكلكلشخص‬
‫شخص‬ ‫على‬ ‫تحريمهعلى‬ ‫تحريمه‬
kuat
manusia
kesehatan ‫تحريمه‬ argumennya.
‫ويتأكد‬ ‫ويتأكد‬
‫ويتأكد‬
makamanusia .‫البلوى‬
.‫البلوى‬
harus .‫البلوى‬
Dan
maka ‫بهبه‬itulah
diharamkan ‫عمتبه‬ ‫عمت‬
harus‫عمت‬ ‫ممامما‬
pendapat ‫التدخين‬
‫التدخين‬
‫مما‬diharamkan
‫التدخين‬
secara saya. ‫يرىأنأن‬
Hal
‫أن‬secara
syariah. ‫يرى‬‫يرى‬syariah.
itu ‫اْلفتاء‬
karena
‫اْلفتاء‬‫مجلساْلفتاء‬‫مجلس‬
‫فإنفإنمجلس‬
jelasnya ‫لذلكفإن‬
bahaya ‫لذلك‬ ً‫ونظرا‬.....
ً‫ونظرا‬.....
‫اًلذلك‬fisik,
‫ونظر‬.....harta
‫واأَ ْنأَوافُ ْن أفَُ َس‬- ُ‫ل‬diri
‫ْنفَسكُ ْكُم َس ْم ِإكُ ِْإم َّن َّإِن َّ�َّن َ�َّ َ�ََّك َا َكا َن َك َان ِب َبنك‬dan ُ‫َ ْقتالَتُْقلُتَُلُْقوات‬Fatwa
‫ت‬karena
‫َ(و َ َ(والَ َ(وال‬:‫تعالى‬
:‫تعالى‬ kebiasaan
:‫تعالى‬
Darul ‫هللا‬ ‫ائهقالقال‬merokok.
‫هللاهللا‬Ifta’
‫قال‬ ‫ائهائه‬
‫شف‬
Yordania
Segala
‫يؤخرفيفيفيشفشف‬‫أوأويؤخر‬sesuatu
‫يؤخر‬ ‫أو‬،‫به‬،‫به‬،‫كبيربه‬
‫كبير‬
‫كبير‬ yang
‫ضرر‬‫ضرر‬
‫ضرر‬membahayakan
‫إلحاق‬
‫إلحاق‬‫يؤديإلىإلىإلىإلحاق‬‫يؤدي‬
‫يؤدي‬kesehatan
‫التدخين‬
‫التدخين‬
‫التدخين‬
-manusia Fatwa makaDarul harusIfta’diharamkan Yordania secara syariah.
Fatwa Darul
Fatwa DarulIfta’ Ifta’ Yordania
Yordania nomor 109 tanggal
nomor 109 tanggal 30 Juni 2006 30 Juni 2006 .]menetapkan
menetapkan .]29
.]2929
bahwasanya /‫[النساء‬
/‫[النساء‬
/‫[النساء‬
elihat
lihat
hat hal-hal hal-hal
hal-haltersebut tersebut
bahwasanya
-hukum tersebut Fatwa rokok (dalil (dalil
(dalil
Darul hukum
adalah dan dandan
Ifta’ haram rokokalasan
alasan
Yordania
alasan setelah adalah bahaya
bahaya
bahaya haramrokok)
menjelaskan rokok)
setelah maka
rokok) dalilmaka maka
menjelaskan
dan Majlis
Majlisdalil
Majlis
alasan: FatwaFatwa
Fatwa dan alasan: melihat
melihat
melihat
merokok
merokoktermasuk
erokok termasuktermasuk Fatwa
.....‫ارظنو‬
‫بأن‬ ‫ثبت‬bencana Darul
‫شخص‬bencana
ً bencana ‫كلذل‬ ‫كل‬Ifta’ ‫نإف‬
‫على‬yangYordania
yang
yang
‫سلجم‬
‫تحريمه‬ merata,
merata,‫ويتأكد‬ nomor
merata,‫ءاتفإلا‬ 109
.‫البلوى‬ dan
dan ‫به‬dan
‫ىري‬ tanggal
‫عمت‬ menjadi
menjadi 30 Juni
‫نيخدتلاممانأ‬
menjadi ‫التدخين‬ sangat
sangat 2006
‫أن‬sangat menetapkan
keharamannya
‫اْلفتاء امم‬
‫يرى‬ ‫تمع‬ keharamannya
‫هب‬
‫ىولبلامجلس‬.
keharamannya ‫ فإن‬bahwasanya
‫ونظراً لذلك‬..... bagi
‫دكأتيو‬
bagibagi
‫هميرحت‬
hukum ‫ىلع‬ ‫لك‬ ‫صخش‬ ‫تبث‬ ‫نأب‬ ‫نيخدتلا‬ ‫يدؤي‬ ‫ىلإ‬ ‫قاحلإ‬ ‫ررض‬ ‫ريبك‬ ‫هب‬، ‫وأ‬
yang
ang ditetapkan
ditetapkan )‫ا‬ ‫م‬ ً ‫ي‬ ِ‫ح‬ ‫ر‬َ bahwa ‫م‬
bahwa
ْ ُ‫ك‬rokok
‫ب‬
ِ ‫ن‬ َ ‫َا‬ ‫ك‬ َ َّ� adalah
‫ن‬ َّ rokok
rokok ‫إ‬
ِ ‫م‬
ْ ُ‫فُ َسك‬haram
‫ن‬ ‫وا‬ ُ‫ال تَ ْقتُل‬setelah
ْ َ‫ أ‬berbahaya
berbahaya َ ‫ ( َو‬:‫تعالى‬menjelaskan
‫هللا‬
bagi‫قال‬
bagi ‫ائه‬ ‫شف‬ ‫في‬dalil
dirinya
dirinya ‫يؤخر‬ dan‫ أو‬،‫به‬ alasan:
atau
atau ‫كبير‬ ‫ضرر‬
bisa
bisa ‫إلحاق‬
memperlambat‫إلى‬
memperlambat ‫يؤدي‬ ‫التدخين‬
ng ditetapkan ‫رخؤي‬ bahwa ‫هئافش يف‬ rokok ‫لاق‬
‫ ويتأكد تحريمه على كل شخص ثبت بأن‬.‫ءاسنلا[فإن مجلس اْلفتاء يرى أن التدخين مما عمت به البلوى‬/29].
berbahaya ‫ىلاعت هللا‬: bagi (‫اَلَو‬dirinya
‫ت‬َ ‫تْق‬ ُ ‫أ اوُل‬atau
َ ْ
‫فن‬ ُ ‫س‬ َ ‫ُك‬bisa ّ memperlambat
‫للا َنإِ ْم‬ َ
ّ َ‫ب ناك َه‬ َ ِ ‫)اًميحَِر ْمُك‬
‫لذلك‬.]29 ً‫ونظرا‬.....
/‫[النساء‬
buhannya,
uhannya,
hannya, Allah)‫ا‬Dan AllahAllah ‫ ي ًم‬berfirman:
berfirman:
ِ‫َرح‬melihat
berfirman:
‫َ كَا َن ِبكُ ْم‬hal-hal َّ� ‫“كُ ْم ِإ َّن‬Dan
“Dan “Dan
ُ‫ال تَ ْقتُلُوا أَ ْنف‬janganlah
‫ َس‬tersebut
janganlah
janganlah
َ (dalil kalian
‫ قال‬kalian
‫ ( َو‬:‫تعالى‬dan‫هللا‬alasan
kalian
‫شفائه‬bahaya
‫يؤخر في‬
bunuh
bunuh bunuh
‫أو‬ ،‫به‬
diri
diri
‫كبير‬
diri
‫ضرر‬
kalian
kaliankalian
‫إلحاق‬ ‫إلى‬
sendiri,
sendiri,
sendiri,
‫يؤدي‬ ‫التدخين‬
rokok) maka Majlis Fatwa melihat
guhnya
uhnyaAllah
hnya Allah
AllahMaha bahwa
Maha
bahwa Maha merokok
merokok
Penyayang
Penyayang
Dan melihat hal-hal tersebut (dalil dan alasan bahaya rokok) maka Majlis Fatwa melihat
Penyayang termasuk
termasuk
dengan
dengan dengan
bencanakalian
bencana
kalian
kalian
yang
yang
(QS.
(QS.
merata,
merata,
(QS. An-Nisa’:
An-Nisa’:
An-Nisa’:
dan
dan menjadi
menjadi sangat
292929) )keharamannya
)
sangatkeharamannya .]29/‫[النساء‬
bagi
bagi
orangDan
orang yang melihat yang ditetapkan hal-hal
ditetapkan bahwa tersebut bahwa rokok (dalil dan alasan
rokok berbahaya
berbahaya bagi bahaya rokok)
bagi dirinya
dirinya ataumaka Majlis
atau bisa Fatwa
bisa memperlambat
memperlambat melihat
kesembuhannya,
bahwa merokok termasuk Allah berfirman:
bencana yang “Dan janganlah
merata, dan menjadi kalian bunuh
sangat diri
keharamannyakalian sendiri, bagi
Syekh
yekhAli
ekh Ali AliJum’ah Jum’ahJum’ah kesembuhannya,
sesungguhnya Allah Maha Penyayang dengan kalian (QS. An-Nisa’: 29 )
Allah berfirman: “Dan janganlah kalian bunuh diri kalian sendiri,
mam
mfatwanya, fatwanya,orang
fatwanya, sesungguhnya
ulama ulama ulama yang ditetapkan
besar besar
besar Allahyang
yang Maha
yang bahwa Penyayang
sekaligus
sekaligus
rokok berbahaya
sekaligus dengan
Syaikhul kalian
Syaikhul
Syaikhul
bagi(QS. dirinya
Azhar
Azhar Azhar atau bisa
An-Nisa’:ini
ini )memperlambat
29mengharamkan
inimengharamkan
mengharamkan
kesembuhannya, - Syekh Ali AllahJum’ah berfirman: “Dan janganlah kalian bunuh diri kalian sendiri,
Sebagaimana
Sebagaimana
ebagaimana dilansir Di
dilansir
dilansir
sesungguhnya
oleh
olehfatwanya,oleh website
Allah
website
website
MahaLembaga
Lembaga
Lembaga
Penyayang
Fatwa
Fatwa
Fatwa
dengan
Mesir
Mesir
kalian
Mesir (QS.
beliau
beliau
beliau
An-Nisa’:
menjawab
menjawab
menjawab
29 ) Azhar
sebuah
sebuahsebuah
- dalam Syekh Ali Jum’ah ulama besar yang sekaligus Syaikhul ini
yaan:
aan:
an: mengharamkan rokok. Sebagaimana dilansir oleh website Lembaga Fatwa
Di dalam fatwanya, ulama besar yang sekaligus Syaikhul Azhar ini mengharamkan
Mesir beliau menjawab sebuah pertanyaan:
rokok. - Syekh Sebagaimana Ali Jum’ah dilansir oleh website Lembaga Fatwa Mesir beliau menjawab sebuah
Di
pertanyaan: dalam fatwanya, ulama besar yang sekaligus Syaikhul Azhar ini  ‫التدخين؟ام‬‫التدخين؟‬
‫التدخين؟‬
‫مكح‬
mengharamkan ‫؟نيخدتلا‬ ‫حكم‬ ‫حكم‬ ‫ماماماحكم‬
rokok. Sebagaimana dilansir oleh website ‫الجواب‬‫الجواب‬
‫الجواب‬Lembaga : :‫محمد‬ :‫محمد‬ ‫محمد‬ Fatwa ‫جمعة‬ ‫جمعة‬‫جمعة‬ Mesir ‫علي‬ ‫علي‬ ‫علي‬ beliau
‫الدكتور‬‫الدكتور‬
‫الدكتور‬ menjawab ‫األستاذ‬
‫األستاذ‬ ‫فضيلةاألستاذ‬ sebuah ‫فضيلة‬
‫فضيلة‬
pertanyaan: ‫ما حكم التدخين؟‬
‫﴿الَّذِيذ﴿الَِّي َنذ َِينيَ َتَّنيَ ِبتَّ ِبيَعُتَّعُبِوع‬:َّ‫وتعالى﴿ال‬
‫ون‬ :‫وتعالى‬
:‫تباركوتعالى‬ ‫تبارك‬ ‫ربناتبارك‬ ‫وقدوقدوقدقالقالقالربنا‬،‫ًّا‬،‫ويًّا‬،‫الجواب ُّربالبَبالبدَبالدَبَندَن ِحن ِح ِسيِحسًّاي ًِّاسيًّاأوأو َمأو َمعنَعَمنَِوعيِونَي ًِّا‬
‫ربنا‬ ‫ضُّر ُّ ُر‬
‫ض‬ ُ‫ض‬ َ‫مايَمايَ ُي‬:‫محمد َّلما‬ ‫اْلنسانك َّل َّلك‬
‫جمعةك‬ ‫اْلنسان‬
‫اْلنسان‬ ‫علىعلي‬ ‫على‬ ‫اْلسال ُمعلى‬
‫الدكتور‬ ‫األستاذ ُم‬
‫اْلسالم‬
ُ ‫رماْلسال‬ ‫رمحرم‬
‫فضيلة‬ َ ‫َح َح‬
‫التدخين؟‬ ‫حكم‬ ‫ما‬73َّ َّ
‫ف َيوعُْن َي َوْنوَهيَا َنه ْناهُ َاله ْهُماَّر ْمهُسُ َعْمو َع ِ َنل ِ َعنا ْل ِان ْلُم ْانُم ْل ْن َك ُم َِك ْنر ِرَك َ ِو َريويِ َُحو ِيُح ُّل ِ ُّلُحلَ لَُُّهلهم‬
ِِ‫فنو ِفيَ َتَّوب‬
َِ ‫َُمر ُرْع﴿الَّوذ ُورِي‬:‫وتعالى ْع‬ ‫ربناَيلأُْميَمُأْر ُرمهُ ُْهُم‬
‫تباركر ْم ِبهُا ِْبم ْلا ْلَمِباَمعْل‬ ْ‫اْل ِيْنجي ِلج ِل َيأ‬
‫ج‬ِ ْ
‫ن‬ ْ
‫اْل‬
‫ن‬ ِ ْ
‫اْل‬
‫و‬ ِ ْ ‫و‬
‫ة‬
ِ َ ‫و‬
‫ا‬
َ
ِ ‫ َوقد ِقال‬،‫الجوابسيًّا أو َمع ْنَ ِويًَّا‬‫ة‬
ِ
‫ر‬ ‫ا‬
‫ة‬
ِ ‫ر‬
‫ا‬
َ
‫و‬ ‫ر‬
َّ َ
‫ت‬ ‫و‬
ْ
‫ال‬َّ
‫و‬ ‫ت‬
ْ َّ
‫ال‬ ‫ت‬
‫ي‬ ‫ال‬
‫ي‬‫ف‬
ِ ‫ي‬ ‫ف‬
ِ
‫م‬ ُ ‫ف‬
ِ
‫ه‬ ‫م‬ْ َ ُ
‫م‬
‫د‬ ‫ه‬
ْ
ِ ْ ِ‫بالبَدَن ح‬: ‫محمد‬ْ
‫ن‬ ُ ‫ه‬
َ ‫د‬
‫ع‬
ِ َ ْ
‫د‬
‫ن‬ ‫ع‬
ِ ْ
‫ن‬ ‫ع‬ِ
‫ًا‬ ‫ب‬ ‫ًا‬
‫و‬
‫ض ُّر‬ ‫ب‬‫ًا‬
ُ ‫و‬
‫ت‬ ‫ب‬
‫ك‬ْ ُ
‫و‬ ‫ت‬
ُ َ‫جمعة َ ي‬‫م‬ُ
‫ك‬ ْ ‫ت‬ ْ
‫ك‬ ‫م‬
َ ُ ‫ه‬‫م‬
َ
‫عليك َّل ما‬ُ
‫ن‬ ‫ه‬ُ
‫ُو‬ ‫ه‬
‫ن‬
َ ‫د‬‫ُو‬
‫ن‬
َ ‫ج‬‫ُو‬
‫د‬ ‫د‬
‫ج‬
‫ي‬
َ ِ ‫ج‬ِ
‫ِي‬
ِ ‫الدكتور‬
‫اْلنسان‬ ‫ي‬
َ ‫ي‬
َ ‫ِي‬
‫ذ‬‫ِي‬َّ ‫ل‬‫ذ‬
‫ا‬ َّ
‫ذ‬
‫األستاذ َّعلى‬‫ل‬‫ا‬
‫ي‬ َّ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ي‬
َّ ‫م‬
ِ ‫ي‬
َّ ُ
‫فضيلةاْلسال ُم‬‫م‬ِ
‫األ‬ْ ُ ‫األ‬
‫م‬ ِ ُ ‫األ‬
ْ ْ
َّ ‫النال ِبن ِبال َح ِرم‬
‫ي‬ ‫ي‬َّ ‫ب‬ َّ ‫ي‬
‫ن‬
َّ ْ ْ ْ ْ َّ ُ ْ
‫ما حكم التدخين؟‬
‫ الجواب‬: ‫فضيلة األستاذ الدكتور علي جمعة محمد‬

‫﴿الَّذِي َن يَتَّبِعُو َن ال َّرسُو َل‬:‫ وقد قال ربنا تبارك وتعالى‬،‫َحرم اْلسال ُم على اْلنسان ك َّل ما يَ ُض ُّر بالبَدَن ِح ِسيًّا أو َمعنَ ِويًّا‬
‫النَّ ِب َّي ْاأل ُ ِم َّي الَّذِي َي ِجدُونَهُ َم ْكتُوبًا ِع ْندَهُ ْم ِفي التَّ ْو َرا ِة َو ْ ِاْل ْن ِجي ِل َيأْ ُم ُرهُ ْم ِب ْال َم ْع ُرو ِف َو َي ْن َهاهُ ْم َع ِن ْال ُم ْن َك ِر َو ُي ِح ُّل لَ ُه ُم َّالط ِي َبا ِت‬
‫ فالطيبات هي كل ما عاد على اْلنسان بالنفع الحسي أو المعنوي أو لم‬،]157 :‫َويُ َح ِر ُم َعلَ ْي ِه ُم ْال َخبَائِ َث﴾[ األعراف‬
،]195 :‫﴿ َو َال تُ ْلقُوا ِبأَ ْيدِيكُ ْم ِإلَى التَّ ْهلُ َك ِة﴾[ البقرة‬: ‫ وقال َع َّز و َج َّل‬.‫ والخبائث كل ما ض َّر اْلنسان حسيًّا أو معنويًّا‬،‫يضره‬
‫ «ال ضرر وال ضرار» رواه أحمد في مسنده وابن‬:‫ولقد ُر ِوي عن سيدنا رسول هللا صلى هللا عليه وآله وسلم أنه قال‬
‫ ورواه‬،‫ ورواه مالك في الموطأ عن يحيى المازني رضي هللا تعالى عنه‬،‫ماجه عن ابن عباس رضي هللا تعالى عنهما‬
.‫ فيكون محر ًما‬،‫ و قد ثبت طبيًّا أن التدخين بكل أنواعه مض ٌّر بصحة وبدن اْلنسان‬. ‫ابن ماجه عن عبادة بن الصامت‬
‫وهللا سبحانه وتعالى أعلم‬
Apa hukum merokok?
Apa hukum
Yang merokok?
terhormat Dr. Ali Jum’ah Muhammad menjawab:

Islam mengaharamkan atas manusia segala sesuatu yang membahyakan


Yang terhormat
tubuh baik yangDr. Alibahaya
Jum’ahitu
Muhammad
kelihatanmenjawab:
kasat mata tau tidak, Allah telah
berfirman: “Orang-orang yang mengikuti Rasūl, Nabi yang ummi (tidak bisa
membaca dan menulis) yang mereka dapati tertulis di kitab-kitab mereka,
Islam mengaharamkan
Taurot, Injil yang akan atas menyeru
manusia segala sesuatu
kepada yang membahyakan
mereka dengan sesuatutubuhyang
baik yang
baik
bahayamencegah
dan itu kelihatan kasat mata
mereka dari tau tidak, Allahyang
perbuatan telahmungkar
berfirman:dan
“Orang-orang yang
menghalalkan
kepada mereka sesuatu yang baik dan mengharamkan atas mereka suatu
mengikuti
yang Rasūl, Nabi yang (QS.
menjijikkan/kotor ummiAl-a’rof:
(tidak bisa157).
membaca dan menulis)
Sesuatu yangadalah
yang baik mereka dapati
setiap
sesuatu yang kembali kepada manusia dengan kemanfaatan yang nampak
tertulis di kitab-kitab mereka, Taurot, Injil yang akan menyeru kepada mereka dengan
dan tidak nampak atau yang tidak membahayakannya, dan sesuatu yang
sesuatu yang baik dan
menjijikkan/kotor adalahmencegah
segalamereka
sesuatudariyangperbuatan yang mungkar
membahayakan dan
manusia
baik secara kasat mta atau tidak. Dan Allah berfirman: “Dan janganlah
menghalalkan kepada mereka sesuatu yang baik dan mengharamkan atas mereka suatu
kalian menjatuhkan (diri kalian) dengan tangan-tangan kalian kepada
yang menjijikkan/kotor
kebinasaan” (QS. Al-a’rof: 157).
(QS Al-baqoroh: 195).Sesuatu yang baik adalah setiap
Dan diriwayatakan dari sesuatu yang
Rasūlullah
‫ﷺ‬. beliau bersabda: tidak ada bahaya bagi diri sendiri dan tidak juga bagi
kembali kepada manusia dengan kemanfaatan yang nampak dan tidak nampak atau yang
orang lain (HR: Ahmad, Ibnu Majah dari Ibnu Abbas, Malik di dalam
tidak membahayakannya,
“Al-Muwatto’” dan sesuatu
dari Yahya yang menjijikkan/kotor
Al-Mazini RA, dan Ibnu adalah Majahsegala
dari sesuatu
Ubdah
Bin Shomit) dan telah tetap menurut kedokteran bahwa merokok dengan
yang membahayakan
segala manusia baik secaraterhadap
jenis rokok membahayakan kasat mtakesehatan
atau tidak. dan
Dan tubuh
Allah berfirman:
manusia,
“Dan janganlah
maka hukumnya kalian
haram.menjatuhkan (diri kalian) dengan tangan-tangan kalian kepada
kebinasaan” (QS Al-baqoroh: 195). Dan diriwayatakan dari Rasūlullah ‫ ﷺ‬. beliau
bersabda: tidak ada bahaya bagi diri sendiri dan tidak juga bagi orang lain (HR: Ahmad,
Ibnu Majah dari Ibnu Abbas, Malik di dalam “Al-Muwatto’” dari Yahya Al-Mazini RA,
74
dan Ibnu Majah dari Ubdah Bin Shomit) dan telah tetap menurut kedokteran bahwa
manusia, maka hukumnya haram.

- Syekh UtsaiminUtsaimin
- Syekh (w. ‫ـ‬1421)(w. 1421‫)ـ‬
Ulama yang
Ulama yangmenjadi rujukan
menjadi kalangan
rujukan Salafi iniSalafi
kalangan mengharamkan rokok. Fatwa rokok.
ini mengharamkan Syekh
UtsaiminSyekh
Fatwa tentang Utsaimin
haramnya rokok terdapat
tentang dalam tanyarokok
haramnya jawab diterdapat
bawah ini:dalam tanya
jawab di bawah ini:

‫لاؤسلا‬:‫التدخين؟‬
‫حكممكح ام‬ ‫ما‬: ‫السؤال‬
‫؟نيخدتلا‬
‫باوجلا‬:
:‫الجواب‬
‫خيشلا‬:  ‫ةنسو هللا باتك كلذ ىلع لدي امك مرحم ناخدلا برش وهو نيخدتلا‬
‫وسنة رسوله صلى هللا عليه وسلم والنظر‬ ‫ التدخين وهو شرب الدخان محرم كما يدل على ذلك كتاب هللا‬: ‫الشيخ‬
‫حيحصلا رظنلاو ملسو هيلع هللا ىلص هلوسر‬، ...
... ،‫الصحيح‬
Pertanyaan: apaapa
Pertanyaan: hukum merokok?
hukum merokok?
Kemudian
Syekh
Syekh beliau menjawab:
Utsaimin
Utsaimin menyitir Al-Qur’an
menjawab: dan
merokok
merokok Hadis
yaknisebagaimana
yakni
mengkonsumsi
mengkonsumsi dalil yang
rokok
rokokdikemukakan
hukumnya
hukumnya
haram
haram sebagaimana ditunjukkan oleh kitabullah dan sunnah Rasūlullah ‫ﷺ‬
Syekh
sertaAli Jum’ah
.sebagaimana yang menyatakan
ditunjukkan
pemikiran yang oleh tidak boleh
kitabullah
benar... manusiaRasūlullah
dan sunnah membuat ‫ﷺ‬bahaya
. sertabagi dirinya
pemikiran
sendiri.
yang Lebih
benar...
Kemudian jauhmenyitir
beliau Syekh Utsaimin menambah
Al-Qur’an dan Hadisalasan keharamandalilrokok
sebagaimana yangkarena menyia-
dikemukakan
Kemudian
Syekh beliau
Aliharta:
Jum’ah menyitir
yang Al-Qur’an
menyatakan dan
tidak boleh Hadismembuat
manusia sebagaimana dalildirinya
bahaya bagi yang
nyiakan
dikemukakan Syekh Ali Jum’ah yang menyatakan tidak boleh manusia
sendiri. Lebih jauh Syekh Utsaimin menambah alasan keharaman rokok karena menyia-
membuat bahaya bagi dirinya sendiri. Lebih jauh Syekh Utsaimin
nyiakan harta:alasan keharaman rokok karena menyia-nyiakan harta:
menambah
‫ وصرف المال في شراء الدخان‬،‫ وهو صرفه في غير فائدة‬،‫ونهى النبي صلى هللا عليه وسلم عن إضاعة المال‬
‫شراءىهنو‬
‫الدخان‬ ‫يبنلا‬
‫ىلصالمال في‬
‫هللاوصرف‬
،‫هيلع فائدة‬
‫ملسو في غير‬
‫نعوهو صرفه‬،‫المال‬
‫ةعاضإ‬‫لاملاإضاعة‬، ،‫هفرصفائدة‬
‫عليهوهووسلم عن‬ ‫صلىغيرهللا‬
‫للمال في‬
‫صرف النبي‬
‫يف‬ ‫ريغ‬
‫ونهى‬
‫ةدئاف‬، ‫يف لاملل فرص ناخدلا ءارش يف لاملا فرصو‬ ‫ريغ‬
‫ةدئافللمال في‬،
Dan Nabi melarang dari menyia-nyiakan harta yaitu menggunakanya،‫فائدة‬untuk ‫ غير‬sesuatu ‫صرف‬
yang
Dan Nabi
Dan Nabimelarang
melarang daridari
menyia-nyiakan harta yaitu
menyia-nyiakan hartamenggunakanya untuk sesuatu untuk
yaitu menggunakanya yang
tidak ada manfaatnya, dan menggunakan harta untuuk membeli rokok adalah
tidak adayang
sesuatu manfaatnya,
tidak ada dan menggunakan
manfaatnya, harta untuuk membeli
dan menggunakan harta untuuk rokok membeli
adalah
menggunakan
rokok adalah harta untuk
menggunakan sesuatu yang
harta tidak
untuk ada manfaatnya.
sesuatu
menggunakan harta untuk sesuatu yang tidak ada manfaatnya. yang tidak ada manfaatnya.

Beliau menambah dalil aqli untuk memperkuat pendapat beliau,


Beliau menambah
Beliau menambah dalildalil aqli
aqli untuk
untuk memperkuat
memperkuat pendapat
pendapat beliau,
beliau,
‫ورائحته‬ ‫وفمه‬ ‫أسنانه‬ ‫وفي‬ ،‫العامة‬ ‫صحته‬ ‫في‬ ‫الشارب‬ ‫على‬ ‫ضرر‬ ‫من‬
‫ورائحته‬ ‫أسنانه وفمه‬
‫ليلدلا امأ‬ ‫ وفي‬،‫العامة‬
‫يلقعلا‬ ‫ىلع‬ ‫هميرحتصحته‬
‫وهفالشارب في‬‫ضرر على‬ ‫فهو مامانميشاهد من‬
‫دهاشي ام‬ ‫يشاهد‬
‫فهو‬
‫ررض‬ ‫ىلعتحريمه‬
‫على تحريمه‬ ‫يف الدليل العقلي‬
‫أماأما الدليل العقلي‬
‫براشلا على‬
‫ةماعلا هتحص‬، ‫هنانسأ يفو‬ .‫همفوالضرر‬
‫هتحئارو ما فيه‬
‫هرظنولنفسه أن يتناول‬
‫ىلعيرضى‬
‫هجوالعاقل ال‬‫الخصوص أن‬
‫صوصخلا‬ ‫نأ وجه‬
‫لقاعلاعلى‬
‫ونظره‬
Adapun dalil aqli atas keharaman rokok adalah bahaya yang bisa disaksikan ‫ونظره‬
.‫الضرر‬ ‫فيه‬ ‫ما‬ ‫يتناول‬
‫ال‬ ‫ىضري‬ ‫أن‬ ‫لنفسه‬ ‫يرضى‬
‫هسفنل‬ ‫ال‬ ‫العاقل‬
‫نأ‬ ‫أن‬ ‫الخصوص‬
‫لوانتي‬ ‫ام‬ ‫وجه‬
‫هيف‬ ‫على‬
‫ررضلا‬.
bagi
Adapun
kesehatandalil aqli atas keharaman
pengkonsumsinya rokok giginya,
secara umum, adalah bahaya
mulutnyayang danbisa disaksikan
baunya. bagi
Dan secara
Adapun dalil aqli atas keharaman rokok adalah bahaya yang bisa disaksikan bagi
kesehatan
khusus
kesehatan pengkonsumsinya
manusia yan berakal secara
pengkonsumsinya
tidak akan
secara umum,ridlogiginya,
umum, mulutnya
memberikan
giginya, dan sendiri
dirinya
mulutnya baunya. Dan secara
sesuatu
dan baunya.
yang
Dan
berbahaya (Binothaimeen).
khusus manusia yan berakal tidak akan ridlo memberikan dirinya sendiri sesuatu yang
secara khusus manusia yan berakal tidak akan ridlo memberikan dirinya sendiri
Namun Syekh
sesuatu Utsaimin juga
yang berbahaya mengakui bahwa ada perbedaan hukum di dalam masalah
(Binothaimeen).
berbahaya (Binothaimeen).
rokok sebagaimana penjelasan beliau terhadap masalah bermakmum kepada orang fasik
Namun
menurutSyekh
makmum Utsaimin jugakitab
di dalam mengakui
As-SyarhulbahwaMumthi’:
ada perbedaan hukum di dalam masalah
rokok sebagaimana penjelasan beliau terhadap masalah bermakmum kepada orang fasik75
‫ وأنت ترى أنَّه‬،ٌ‫ أن يرى أن شُر َب الدُّخا ِن حالل‬:‫ مثل‬،‫ غي ُر فاس ٍق في معتقدِه‬،‫ إذا كان اْلما ُم فاسقا ً في معتقدِك‬:‫مسألة‬
menurut makmum di dalam kitab As-Syarhul Mumthi’: ‫ فهل تصلِي خلفَه؟‬،‫حرا ٌم‬
Namun Syekh Utsaimin juga mengakui bahwa ada perbedaan hukum di dalam masalah
khusus manusia yan berakal tidak akan ridlo memberikan dirinya sendiri sesuatu yang
rokok sebagaimana penjelasan beliau terhadap masalah bermakmum kepada orang fasik
berbahaya (Binothaimeen).
menurut makmum di dalam kitab As-Syarhul Mumthi’:
Namun Syekh
Namun Syekh Utsaimin
Utsaimin juga mengakui
juga mengakui bahwa adabahwa perbedaan ada hukum
perbedaan di dalamhukum masalahdi
rokok
َّ‫ ترى أن‬sebagaimana
dalam
‫ه‬bermakmum ‫وأنت‬ ‫ُّخا ِن‬penjelasan
masalah rokok
،‫حال ٌل‬kepada ‫شُر َب الد‬orang beliau
‫يرى‬ :‫مثل‬terhadap
‫أن‬sebagaimana
‫أن‬fasik ،‫ِه‬menurut‫في‬masalah
‫معتقد‬penjelasan ‫غي ُر‬bermakmum
‫فاس ٍق‬makmum ،‫ِك‬beliau kepada
ً‫فاسقا‬
‫في معتقد‬diterhadap‫م‬
ُ ‫اْلما‬ orang fasik
masalah
‫كان‬ ‫ إذا‬:‫مسألة‬
dalam kitab As-
menurut makmum
Syarhul Mumthi’: di dalam kitab As-Syarhul Mumthi’: ‫تصلي خلفَه؟‬
ِ ‫ فهل‬،‫حرا ٌم‬
‫ترى أنَّه‬
‫ةلأسم‬: ‫ناك اذإ‬
‫ هذا‬،‫حال أ ٌل َّن‬
.‫وأنتحالل‬
‫مامإلا‬‫اقسافالدُُّخا‬
ُ‫ألنه ِنيعتقد‬ ُ‫يرىِه؟ ًأن ش‬
‫ر َب‬:‫لقلت‬
‫ال؛‬
‫دقتعمأنيف‬
‫د‬‫اعتقا‬ :‫ مثل‬،‫ك ِد ٌقِه‬،
‫بحسب‬ ‫معتق‬
‫فاس‬
‫ريغ‬
‫في‬:‫قساففاس ُ ٍقلك‬
‫هو‬ ٍ ،‫يفِك‬
‫غي ُر‬،‫عنه‬
‫فقيل‬ ‫دقتعمسألمعتق َتد‬ً‫ِفاسقا‬،‫هُمه‬،‫اْلما‬
‫ألنك لوفي‬ َ ‫ف‬
‫لثم‬:
‫خل‬ ‫نأإذا‬:‫الجواب‬
‫تصلكان‬
‫ي‬ ِ
‫ىري‬
:‫مسألة‬
‫ش نأ‬ ُ ‫بر‬ َ ‫ٌلالح ِناخُّدلا‬، ‫ٌمارح هَنأ ىرت تنأو‬، ‫فلخ يِّلصت لهف‬ ّ َ ‫؟ه‬
‫تصلي خلفَه؟‬
ِ ‫ فهل‬،‫حرا ٌم‬
‫باوجلا‬: ‫فلخ يِّلصت‬ ‫ه‬، ‫تلأس ول كنأل‬ ‫هنع‬، ‫كل ليقف‬: ‫قساف وه‬ ‫بسحب‬
Masalah: apabila adaَ Imam fasik menurutَ keyakinanmu tetapi tidak fasikٌ menurut
‫تلقل ؟هِداقتعا‬: ‫لالح اذه َّنأ ُدقتعي هنأل ؛ال‬.
.‫دُ أ َّن هذا حالل‬seperti
keyakinannya ‫ال؛ ألنه يعتق‬dia:‫لقلت‬
melihat ‫هو فاس ٌق بحسب‬mengonsumsi
‫اعتقادِه؟‬bahwasanya :‫ فقيل لك‬،‫ َت عنه‬rokok
‫ألنك لو سأل‬ َ‫تصلي خلف‬
itu ،‫ه‬halal ِ dan:‫الجواب‬
kamu
Masalah: apabila ada Imam fasik menurut keyakinanmu tetapi tidak fasik menurut
melihat bahwa hal itu haram, apakahbahwasanya
kamu sholat dimengonsumsi
belakangnya? rokok itu halal dan
Masalah: apabila
keyakinannya ada dia
seperti Imammelihat
fasik menurut keyakinanmu tetapi tidak fasik menurut
kamu melihat bahwa hal itu haram, apakah kamu sholat di belakangnya?
keyakinannya
Jawab: kamu sholat sepertididiabelakanganya,
melihat bahwasanya mengonsumsi
karena kalau kamu bertanya rokoktentang
itu halalhaldan kamu
itu maka
Jawab: kamu sholat di belakanganya, karena kalau kamu bertanya tentang hal
melihat
dikatakan
itu
bahwa
maka kepadamu:
hal itu haram,
dikatakan dia fasikapakah
kepadamu: menurut kamufasik
sholatmenurut
dia keyakinannya?
di belakangnya?
Pasti kamu menjawab
keyakinannya? “tidak”.
Pasti kamu

Karena hal ini (rokok) halal (Muhammad Bin Sholih Al-Utsaimin,


menjawab “tidak”. Karena dia meyakini bahwa hal ini (rokok) halal (Muhammad
dia meyakini bahwa2002)
Jawab:
Bin kamuAl-Utsaimin,
Sholih sholat di belakanganya, karena kalau kamu bertanya tentang hal itu maka
2002)
- dikatakan
Syekhkepadamu:
Bin Bazdia
(w.fasik
1999menurut
M.) keyakinannya? Pasti kamu menjawab “tidak”.
Karena dia meyakini bahwa hal ini (rokok) halal (Muhammad Bin Sholih Al-Utsaimin,
- SyekhBinBinBaz,
Baz (w. 1999paling
M.) terkemuka Saudi Arabia beliau menfatwakan
Syekh ulama’
2002)
Syekh Binrokok.
haram Baz, ulama’ palingpetikan
Berikut terkemukajawaban
Saudi Arabia beliauatas
beliau menfatwakan haramhukum
pertanyaan rokok.
mengkonsumsi rokok:
Berikut petikan jawaban beliau atas pertanyaan hukum mengkonsumsi rokok:
- Syekh Bin Baz (w. 1999 M.)
‫لاؤسلا‬: .... ‫هللا؟ ام‬ ‫أفادكممكح‬‫عرشلا‬‫ أفيدونا‬،‫التحريم‬
‫برش يف‬ ‫وما هو دليل‬ ‫؟ةمشلاووالشمة؟‬
‫ناخدلا‬ ‫وه فياموشرب الدخان‬ ‫ليلدالشرع‬
‫ميرحتلاما حكم‬،
.... :‫السؤال‬
Syekh Bin Baz, ulama’ paling terkemuka Saudi Arabia beliau menfatwakan ‫انوديفأ‬ haram
‫مكدافأ‬ rokok.
‫؟هللا‬ 
ُُ ‫ناخدلا ْل أُ ِح َّل لَك‬
‫باوجلام‬: ُ‫ َي ْسأَلُونَ َك َماذَا أ‬: ‫ ودليل ذلك قول هللا‬،‫ الدخان وفروعه ومشتقاته كلها محرمة‬:‫الجواب‬
ُ‫هعورفو ِح َّل لَ ُه ْم ق‬ َ
ْ ‫َكَنوُلأ‬
Berikut petikan jawaban beliau ‫هتاقتشمو‬ atas pertanyaan
‫ةمرحم اهلك‬، hukum ‫ليلدو‬mengkonsumsi rokok:
‫هللا لوق كلذ‬  : ‫ي‬ َ ‫س‬
‫ق ْمهَُل َّلحِأ ُ اَذاَم‬
ُ ‫طلا ُمُكَل َّلحِأ ُ ْل‬ّ َ‫ي‬
ِّ ‫ب‬ ...ُ  (‫ةدئاملا‬:4)
َ ‫تا‬ َّ ...
)4:‫الطيِبَا ُت (المائدة‬
‫هللا؟‬ ‫أفادكم‬ ‫أفيدونا‬
‫راض ثيبخ هنأ ىلع ءابطألا ريغو ءابطألا نم ناخدلاب نوفراعلا عمجأ دقو‬ ،‫التحريم‬ ‫دليل‬ ‫هو‬ ‫وما‬ ‫والشمة؟‬ ‫الدخان‬ ‫شرب‬ ‫في‬ ‫الشرع‬ ‫حكم‬ ‫ما‬ .... :‫السؤال‬
... ‫اريبك ًمن األطباء وغير األطباء على أنه خبيث ضار ضرراً كبيراً بمتعاطيه‬ ‫وقد أجمع العارفون بالدخان‬...
‫ َي ْسأَلُونَ َك َماذَا أُ ِح َّل لَ ُه ْم قُ ْل أُ ِح َّل لَكُ ُم‬: ‫ ودليل ذلك قول هللا‬،‫اررضكلها محرمة‬ ‫هيطاعتمب ًوفروعه ومشتقاته‬
‫ الدخان‬:‫الجواب‬
Soal: apa hukum syar’i mengonsumsi rokok?
َّ
... )4:‫الط ِي َبا ُت (المائدة‬
Jawab: rokok ... ‫بمتعاطيه‬ danً‫كبيرا‬ ً‫ضار ضررا‬adalah
sejenisnya ‫على أنه خبيث‬ ‫ األطباء‬dalilnya
haram, ‫األطباء وغير‬adalah‫بالدخان من‬firman‫ العارفون‬Allah
‫وقد أجمع‬:
mereka bertanya kepadamu (Muhammad) apa yang dihalalkan untuk mereka?
Katakanlah dihalalkan untuk kalian hal-hal yang baik.....
Dan orang–orang yang mengetahui rokok dari dokter dan non-dokter
sepakat bahwa rokok itu kotor dan sangat membahayakan orang yang
menonsumsinya..... (Binbaz).

76
- Muhammadiyyah
Muhammadiyyah mengeluarkan keputusan haram rokok dalam fatwa Majelis
Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah nomor. 6/SM/MTT/
III/2010. Dalam fatwa tersebut, Muhammadiyah dengan tegas memberikan
status haram terhadap hukum merokok. Setidaknya terdapat enam alasan
keharaman merokok:

Pertama, merokok termasuk kategori perbuatan khabaaits (perbuatan keburukan


yang bisa menimbulkan dampak negatif) yang dilarang dalam Al-Qur’an
(Q.7:157).  Kedua, perbuatan merokok mengandung unsur menjatuhkan diri ke
dalam kebinasaan dan bahkan merupakan perbuatan bunuh diri secara perlahan,
oleh karena itu bertentangan dengan larangan Al-Qur’an dalam Q.2:195 dan
4:29. Ketiga, perbuatan merokok membahayakan diri dan orang lain yang
terkena paparan asap rokok sebab rokok adalah zat adiktif dan berbahaya
sebagaimana telah disepakati oleh para ahli medis dan para akademisi. Oleh
karena itu, merokok bertentangan dengan prinsip syariah dalam Hadits Nabi
bahwa tidak ada perbuatan membahayakan diri sendiri dan membahayakan orang
lain. Keempat, rokok diakui sebagai zat adiktif dan mengandung unsur racun
yang membahayakan walaupun tidak seketika melainkan dalam beberapa waktu
kemudian; oleh karena itu, perbuatan merokok termasuk kategori melakukan
sesuatu yang melemahkan sehingga bertentangan dengan Hadits Nabi ‫ ﷺ‬yang
melarang setiap perkara yang memabukkan dan melemahkan. Kelima, oleh
karena merokok jelas membahayakan kesehatan bagi perokok dan orang sekitar
yang terkena paparan asap rokok, maka pembelanjaan uang untuk rokok berarti
melakukan perbuatan mubazir (pemborosan) yang dilarang dalam Islam dan Al-
Qur’an Q. 17: 26-27. Keenam, merokok bertentangan dengan unsur-unsur tujuan
syariah (maqashid asysyari’ah), yaitu (1) perlindungan agama (hifz ad-din), (2)
perlindungan jiwa/raga (hifz an-nafs), (3) perlindungan akal (hifz al-‘aql), (4)
perlindungan keluarga (hifz an-nasl), dan (5) perlindungan harta (hifz al-maal). 

Dalam keputusan ini, Muhammadiyah juga mengeluarkan himbauan untuk


masyarakat yang belum merokok untuk menghindarkan diri dari coba-coba
merokok dan bagi mereka yang telah menjadi perokok untuk berhenti merokok.
Selain itu, Muhammadiyah tidak hanya mengeluarkan “fatwa haram” atas
merokok dan himbauan tidak merokok, tetapi juga turut aktif terlibat dalam
pengendalian tembakau, misalnya dengan mendirikan Muhammadiyah
Tobacco Control Centre (MTCC) yang ada di sejumlah tempat seperti
Yogyakarta (di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta), Magelang,
Purwokerto, Mataram, dan Surabaya.

77
78
4.2. Kesehatan dan Tujuan Syariat (Maqashidus Syariah)
4.2.
Meskipun hukum fiqh tentang rokok berbeda-beda, namun yang perlu
digaris bawahi adalah bahwa hukum fiqh itu didasari pada spirit yang
sama yakni tercapainya tujuan ideal hukum fiqh itu sendiri (maqashidus
Kesehatansyariah) bagi ummat
dan Tujuan manusia.
Syariat Para ulama menegaskan
(Maqashidus Syariah) bahwa di balik
hukum syariah, hukum fiqh, bahkan Al-Qur’an dan Al-Hadits itu sendiri
pun hukumterdapat
fiqh tentang
hikmah danrokok berbeda-beda,
tujuan-tujuan namun
mulia bagi yang perlu
kepentingan ummat digaris baw
bahwa hukum
manusia.fiqh itu didasari
Syaikhul padaAli
Azhar, Syaikh spirit yang
Jum’ah sama yakni
mengatakan bahwa tercapainya
tujuan tuj
hukum fiqh itu sendiri (maqashidus syariah) bagi ummat manusia. Para ula
gaskan bahwa di balik hukum syariah, hukum fiqh, bahkan Al-Qur’an dan Al-Ha
ndiri terdapat hikmah dan tujuan-tujuan mulia bagi kepentingan ummat
79 manu
hul Azhar, Syaikh Ali Jum’ah mengatakan bahwa tujuan akhir dari syariah Isl
akhir dari syariah Islam adalah untuk kesempurnaan ibadah kepada
Allah dan kebaikan hidup umat manusia di dunia. Dua tujuan pokok
ini dijelaskan dalam konsep maqashidus syariah yang diperinci lagi ke
dalam lima kebutuhan dasar (al-dlaruriyyatul khamsah), yakni khifdlud
din (perlindungan agama), khifdlun nafs (perlindungan terhadap jiwa/
nyawa), khifdlul maal (perlindungan harta dan hak milik), khifdlul ‘aql
(perlindungan akal) dan khifdlun nasl (perlindungan berketurunan). Setiap
hukum yang timbul dan taklif (pembebanan hukum) terhadap mukallafin
(subjek hukum) memiliki tujuan tercapainya tujuan ideal di atas, yakni
perlindungan dan jaminan atas hak dan kebutuhan dasar umat manusia.
“…Imam Ghazali dalam kitab “Al-Musytasyfa” mendahulukan
perlindungan agama dari perlindungan nyawa dan perlindungan akal serta
apa yang dijelaskan para ulama ushul fiqh setelahnya dalam topik terkait
yang mencakup illat dimana illat merupakan hal paling penting dari rukun-
rukun qiyas (analogi hukum). Mereka mengartikan maqashid syariah
sebagai berikut; suatu keadaan ideal (al-washf) di mana hukum disyariatkan
dalam rangka mencapainya. Kondisi ideal ini kadang-kadang mencakup
aspek dari kondisi ideal yang lain, saling terkait hingga pada akhirnya
menuju tercapainya tujuan-tujuan luhur yang dijelaskan Imam Al-Ghazali
dan apa yang diperluas oleh Imam Al-Syatibi dalam kitab “Al-Muwafaqot”
(Fatwa Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah).
Menurut Syaikh Ali Jum’ah, dalam rentang sejarah terdapat para ulama
masyhur yang menjelaskan lebih meluas dan mendalam tentang maqashidus
syariah antara lain Imam Ibnu Taymiyyah, Syaikh Izzuddin Abdus Salam,
Syaikh Al-Qurofi, Syaikh Ibnu Daqiq Al-‘Id dan sebagainya. Namun
demikian, karena pentingnya maqashid yang mecerminkan pencapaian
maslahah ini dalam syariah Islam, ia masih menjadi ladang ijtihad, kerja
ilmiah dan upaya menjelaskan secara rinci tujuan mulia dari agama Islam
ini. Agenda pencarian bentuk dan perwujudannya terus menjadi ladang
perjuangan para fuqoha’(ahli fiqh) sehingga semakin jelas tercermin dalam
aturan-aturan publik (Fatwa Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat
Muhammadiyah).

Bahkan, menjaga dan memelihara kesehatan menjadi bagian penting dari


salah satu di antara lima kebutuhan dasar yang menjadi tujuan diturunkan
agama (maqashidus syariah) yakni khifdlun nafs atau perlindungan
terhadap jiwa, nyawa dan kehidupan. Islam diturunkan ke dunia salah
satunya adalah untuk melindungi nyawa manusia. Nyawa tidak hanya

80
terancam oleh kejahatan seperti penganiayaan, penyerangan dengan
senjata tajam, kealpaan yang menyebabkan hilangnya nyawa, pembunuhan
atau bahan bunuh diri, tetapi juga oleh karena kelaparan, kekeringan, dan
penyakit serta kualitas kesehatan yang buruk.
Perlindungan jiwa atau nyawa terkait erat dengan pemeliharaan kesehatan.
Kesehatan merupakan inti perlindungan jiwa. Perlindungan jiwa bermakna
tidak hanya melindungi badan dari kerusakan secara keseluruhan yang
menyebabkan kematian, tetapi juga melindungi bagian-bagian tubuh dari
cacat dan kerusakan yang mengakibatkan disfungsi badan secara keseluruhan.
Ini yang disebut sebagai hak hidup dan penghormatan terhadap keselamatan
fisik manusia. Maka pelaksanaan perlindungan jiwa meliputi terwujudnya
keamanan, pengharaman pembunuhan dan penyerangan (agresi) terhadap
orang lain, haramnya bunuh diri, disyariatkannya hukuman berat bagi
penganiaya dan pembunuh, serta disyariatkannya diyat bagi tindakan
tak disengaja yang mengakibatkan luka dan kematian, yang kesemuanya
itu bertujuan untuk menghindarkan semua orang dari penyerangan dan
penghilangan nyawa.
Selain itu, perlindungan jiwa juga menuntut pemenuhan kebutuhan
tubuh manusia seperti makanan, minuman, pakaian, tempat tinggal, serta
terhindarnya masyarakat bahaya kebakaran dan banjir bandang, keracunan,
kecelakaan lalulintas serta dari wabah penyakit dan penyakit yang muncul
dari kebiasaan buruk. Perlindungan jiwa mensyaratkan adanya teknologi,
ketercukupan listrik, penerangan, peralatan medis, pelayanan pengobatan
bagi penderita penyakit maupun korban kecelakaan. Ini semua merupakan
kebutuhan bagi perlindungan jiwa yang tergolong kebutuhan dasar yang harus
dipenuhi (Fatwa Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah).
Pemenuhan perlindungan jiwa mensyaratkan terbentuknya lingkungan hidup
yang kondusif bagi pemajuan kesehatan masyarakat. Lingkungan yang baik
bagi kesehatan memerlukan adanya pemahaman, kesadaran dan kebiasaan
yang mendorong terwujudnya masyarakat yang sehat. Pemahaman yang
diikuti kesadaran mesti dikembangkan agar masyarakat paham betul
mengenai apa yang baik bagi kesehatan baik dalam hal nutrisi, meliputi gizi
dan vitamin yang diperlukan tubuh dengan takaran yang cukup. Terutama
bagi anak usia dini agar terhindar dari malnutrisi baik kekurangan gizi,
terhambatnya pertumbuhan fisik dan pertumbuhan otak seperti stunting
yang bisa menghilangkan satu generasi (lost of generation). Cara hidup
yang sehat dengan berolahraga secara teratur juga perlu diketahui dan
dimasyarakatkan.

81
Lingkungan hidup yang sehat juga harus didukung dengan pengetahuan
dan kesadaran tentang cara hidup yang tidak sehat dan menghindari
perilaku yang merugikan kesehatan. Hal ini terkait dengan kebiasaan
mengonsumsi makanan dan minuman yang merusak dan membahayakan
kesehatan. Atau kebiasaan buruk yang merusak kesehatan secara drastis
dan seketika seperti narkoba dan alkohol, serta kerusakan jangka panjang
yakni kebiasaan buruk mengonsumsi rokok.
Pemahaman yang baik akan memunculkan kesadaran untuk
mempraktekkannya. Kesadaran dan perilaku individual yang meluas
lambat-laun akan membentuk kebiasaan sebuah masyarakat. Kebiasaan
mengonsumsi zat-zat yang berguna dan baik bagi kesehatan dan perilaku
hidup sehat sama pentingnya dengan kebiasaan menghindari perilaku
yang membahayakan dan merugikan kesehatan. Sosialisasi dan promosi
gaya hidup sehat harus terus dilakukan oleh pemerintah dan sudah
seharusnya didukung oleh dunia akademik, dunia usaha dan civil society
termasuk ormas keagamaan. Para ulama dan cendekiawan muslim turut
bertanggungjawab untuk memajukan dan meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat sebagai wujud dari perlindungan akan hak hidup (hifdlun nafs).
Kesehatan juga terkait secara tidak langsung dengan khifdlud din yakni
perlindungan hak beragama dan berkeyakinan, khifdlul ‘aql, perlindungan
atas nalar jernih dan akal sehat dan khifdlun nasl perlindungan hak
berketurunan atau beregenerasi dengan status hukum dan silsilah yang
benar. Pemenuhan kebutuhan dasar tadi tidak akan sempurna apabila
tidak didukung dengan kesehatan yang baik. Meskipun seseorang telah
mendapatkan keleluasaan dan kemerdekaan beragama, kondisi sosial
budayanya mendukung, sarana dan prasaranya mencukupi, tetapi jika
kesehatannya buruk, maka seseorang tidak akan maksimal dalam beragama
dan beribadah. Seseorang tidak akan bisa berakal sehat dan berpikir jernih
meskipun dia tidak sedang mabuk oleh khamar atau narkoba, jika ia
sedang sakit. Demikian juga seseorang tidak akan bisa berketurunan secara
optimal, meskipun ia telah menikah, jika sedang dalam kondisi lemah fisik
atau karena menderita sakit.
Selain sebagai tujuan diturunkannya syariat agama, kesehatan juga
diajarkan secara langsung oleh Islam. Setiap Muslim wajib menjaga
kesehatannya. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda, “Sungguh, badanmu memiliki
hak atas dirimu.” (HR Muslim). Hak badan yang harus dipenuhi antara
lain asupan makanan yang baik dan bergizi serta minuman yang sehat

82
dan menyehatkan. “Dan makanlah makanan yang halal lagi baik (thayib)
dari apa yang telah dirizkikan kepadamu dan bertaqwalah kepada Allah
yang kamu beriman kepada-Nya” (Q.S. Al Maidah : 88). “Wahai sekalian
manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan
janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syetan; karena sesungguhnya
syetan itu adalah musuh yang nyata bagimu” (Q.S Al Baqarah: 168). Tubuh
juga berhak untuk istirahat, membersihkannya dari kotoran dan najis dan
berobat ketika sakit.
Tentang pentingnya berobat pada saat sakit, Rasul ‫ ﷺ‬secara khusus
memberikan tuntunan dalam hal pengobatan. Dalam hal kesehatan ajaran
Islam memberikan petunjuk baik yang termuat dalam ayat Al-Quran, As-
Sunnah dan kitab-kitab fikih. Bagaimana menjaga kesehatan, menghindari
penyakit dan bagaimana mengobati penyakit.
Itulah sebabnya, Islam mendorong kaum beriman untuk memelihara
kesehatan dan kekuatan badan. “Orang mu’min yang kuat adalah lebih baik
dan lebih dicintai oleh Allah daripada orang mu’min yang lemah”. Islam
juga melarang berbagai tindakan yang menyebabkan kerusakan badan,
merusak kesehatan dan membahayakan jiwa. Allah SWT berfirman, “Dan
janganlah kamu menjatuhkan dirimu dalam kerusakan.” (QS. Al-Baqarah:
195) dan “Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sungguh Allah Maha
Penyayang kepadamu.” (QS. An-Nisaa’: 29).
Bahkan, karena penghargaan terhadap kesehatan, syariat Islam memberikan
berbagai keringanan di dalam beribadah dalam kondisi tertentu. Sebagai
contoh, bagi orang yang sakit atau bepergian ia boleh mengganti puasa
Ramadlan di waktu yang lain. Dalam hal ini Allah SWT berfirman, “Allah
menghendaki kelonggaran dan tidak menghendaki kesempitan bagimu.”
(QS. Al-Baqarah: 185). Contoh lain, bolehnya orang sakit atau karena
ketiadaan air mengganti wudhu dan mandi wajib dengan bertayamum,
Allah SWT berfirman, “Allah tidak menghendaki kesulitan bagimu, tetapi
hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu
agar kamu bersyukur.” (QS. Al Maidah: 6).
Melihat betapa pentingnya kesehatan dalam Islam, semua pihak dituntut
berkontribusi untuk menjaganya. Terutama pemerintah. Mengapa?
Pemerintah merupakan pihak yang paling bertanggungjawab dalam
mewujudkan hak atas kesehatan bagi warga negaranya. Pemerintah
sebagai pemangku kewajiban (right obligation) untuk menjamin dan
memajukan hak atas kesehatan, maka pemerintah dituntut menyusun dan

83
mengimplementasikan kebijakan yang mendukung kemajuan kesehatan
publik. Termasuk kebijakan perlindungan kepada masyarakat dari dampak
buruk konsumsi rokok. Maka kebijakan pembatasan konsumsi rokok dan
pengendalian tembakau harus ditingkatkan efektivitasnya. Dengan perbaikan
regulasi tentang pertembakauan, pembatasan produksi rokok, pengaturan
peredaran rokok, mempersempit ruang promosi rokok dan kenaikan cukai
perlu didukung oleh semua pihak, terutama kaum agamawan.

4.3. Pembatasan Merokok dalam Tinjauan Etika Islam


Mengapa merokok harus diatur dan dibatasi? Bukankah tidak semua
ulama mengharamkan merokok secara mutlak? Sebagaimana dibahas
sebelumnya, mengenai hukum merokok para ulama berbeda pendapat, dan
tidak semua ulama mengharamkan merokok. Tetapi yang bisa kita tarik
kesimpulan adalah bahwa:
Pertama, ulama menyandarkan keputusan hukumnya kepada pendapatnya
mengenai dampak baik dan buruk merokok. Jika ia yakin bahwa merokok
tidak merugikan kesehatan bagi si perokok maka ia menghukumi
mubah (boleh). Jika ia yakin merugikannya tetapi tidak membahayakan
kesehatannya maka pada umumnya menghukumi makruh (tindakan yang
tidak disukai). Jika ia yakin bahwa merokok membahayakan kesehatan si
perokok maka hukumnya akan jatuh kepada haram. Penetapan hukum ini
menunjukkan bahwa para ulama peduli dan menganggap penting kesehatan
individu-individu umat Islam. Kedua, jika dibandingkan antara pendapat
hukum para ulama sebelum tahun 1900 dengan sesudah 1900 terlihat ada
pergeseran hukum. Pada kalangan ulama yang tidak mengharamkan rokok
secara mutlak, yang semula menghukumi mubah dan makruh, maka pada
jaman setelah tahun 1900 menghukumi mubah, makruh hingga haram.
Ini disebabkan bahwa semakin maju ilmu pengetahuan mengungkap efek
buruk rokok akan semakin ketat hukum merokok.
Ketiga, para ulama menetapkan hukum merokok juga didasarkan pada
pentingnya melindungi kelompok rentan yakni perempuan hamil dan
anak-anak. Karena perhatian para ulama kepada anak-anak dan perempuan
hamil, maka hampir semua ulama sepakat bahwa anak-anak dan wanita
hamil haram hukumnya mengonsumsi rokok. Keempat, para ulama juga
menjadikan kepentingan menjaga hak orang lain untuk terhindar dari asap
rokok sebagai pertimbangan penting halal dan haramnya merokok. Oleh
kerenanya, merokok di tempat umum yang akan menimbulkan gangguan
(adza) bagi orang lain hukumnya haram.

84
Oleh karena itu, jelas bahwa meskipun konsumsi rokok dihalalkan bagi
orang-orang tertentu, tetapi ia tetap berkewajiban untuk menjaga orang lain
Dalamtidak
agar ajaranterganggu
Islam membina hubungan merokok
oleh aktivitas baik dan interaksi
dan tidaksecara positifdampak
terkena dengan orang
buruk
lain adalah keharusan. Berkata baik, bersikap baik, dan berbuat baik merupakan perintah
akibat tindakan perokok. Menjaga hak orang lain untuk bebas dari asap rokok
merupakan kewajiban melekat para perokok yang tidak boleh dilanggar. Sebab,
agama. Melakukan kebaikan (al-khair, al-khasan, al-makruf) kepada orang lain akan
jika ia merokok di sembarang tempat dan mengganggu orang lain yang tidak
menghasilkan
suka merokok,ridhamakaAllah dan gangguan
akibat pahala di akhirat. Sebaliknya,
(adza) yang timbulberkata, bersikap maka
dari merokok, dan
Dalam
berbuat
hukum ajaran Islam
keburukan
merokok kepadamembina
semacam hubungan
orangitulain baik dan kepada
akan haram.
adalah mengantar interaksikemarahan
secara positif
Allahdengan orang
dan siksa
lain adalah keharusan. Dalam ajaran Islam membina hubungan baik dan intera
Berkata baik, bersikap baik, dandan
berbuat baik merupakan perintah
neraka.
Dalam Maka
ajarankeburukan (al-qabihat,
Islam membina
lain al-sayyiat,
hubungan
adalah al-munkarat)
baik
keharusan. yang menimpa
interaksi
Berkata orang
secara
baik, lain baik, dan b
positif
bersikap
agama. Melakukan kebaikan (al-khair, al-khasan, al-makruf)
dengan orang lain adalah keharusan. Berkata baik, bersikap baik, dan berbuat kepada orang lain akan
harus dihindari
baikmenghasilkan
agar memperoleh
ridha Allahagama.
merupakan perintah
keselamatan
agama.
dan pahala
di dunia
Melakukan
di akhirat.
Melakukan
dan di akhirat.
kebaikan
Sebaliknya,
kebaikan
Islam mengajarkan
(al-khair,
bersikap al-khasan,
berkata,al-khasan,
(al-khair, dan
al- al-m
etikaberbuat
makruf)agarkepada
mereka bisa kepada
orang
keburukan hidup
laindamai
akan
orang dan
lain harmonis
menghasilkan
menghasilkan karena
ridha
akan mengantar ridha kehalusan
Allah
Allah
kepada dan
dandan kemuliaan
pahala
kemarahan pahala
didan
Allah budi
di akhirat. Seb
akhirat.
siksa
Sebaliknya,
pekerti berkata,
umatMaka
neraka. Islam.keburukan berbuat
bersikap
(al-qabihat, keburukan
dan berbuat keburukan
al-sayyiat, kepada
al-munkarat) orang
kepada
yang oranglainlain
menimpa akan
orang lainmengantar ke
akan
mengantar kepada
harus dihindari agarkemarahan
memperoleh Allah
neraka. dan siksa
Maka
keselamatan dunianeraka.
dikeburukan MakaIslamkeburukan
(al-qabihat,
dan di akhirat. (al-
al-sayyiat,
mengajarkan al-mun
qabihat, al-sayyiat, al-munkarat) yang menimpa orang lain harus dihindari agar
Etikaetika
danagar
kesantunan
mereka bisa hidupharus
adalah nilai dihindari
damaimulia agar
yang disukai
dan harmonis memperoleh
karena siapa saja. dan
kehalusan keselamatan
Budaya apapun
kemuliaan budi di dunia da
memperoleh keselamatan dietika duniaagardan dimereka
akhirat. bisaIslamhidup
mengajarkan etika agar
damai dan harmonis karen
merekapekerti
menjunjung umat
bisa Islam.
tinggi
hidup etika
damaidan dan
kesantunan.
harmonis Agama apapun
karena memerintahkan
kehalusan beretika dan
dan kemuliaan budi
pekerti umat Islam.
berbuat umat
pekerti santun.Islam.
Secara sosial ia menjadi sebab utama adanya ikatan yang menyatukan
Etika dan kesantunan adalah nilai mulia yang disukai siapa saja. Budaya apapun
masyarakat,
Etika hiduptinggi
dan kesantunan
menjunjung damai, rukun,
adalah
etika dan Etika
nilai dan yang
harmonis.
mulia
kesantunan. kesantunan
Etika
Agama menumbuhkan
disukai
apapunsiapaadalah
saja. nilai
persaudaraan,
Budaya
memerintahkan muliadan yang disuk
saling
apapun
beretika
menjunjung tinggiSecara
etika dan kesantunan.
menjunjung Agama
tinggi apapun
etika memerintahkan
dan
ikatankesantunan. beretika Agama apapu
mengasihi,
berbuat saling
santun. menyayangi,
dan berbuat santun. Secara berbuat
sosial saling membantu
ia menjadi
sosial ia menjadi
sebab dalam
utama
sebab
masyarakat.
adanya
utama
Itulah
adanya
sebabnya
yang menyatukan
ikatan yang
santun. EtikaSecara sosialpersaudaraan,
ia menjadi sebab utama a
Islammasyarakat,
memerintahkan
menyatukan
hidupuntuk
masyarakat,
damai,mengamalkannya
rukun, harmonis.
hidup damai,
masyarakat,
kapanpun
rukun,
menumbuhkan
dan
harmonis.
hidupdalam
dimanapun.
damai, Etika
rukun,
Bahkan,
menumbuhkan
saling
Allah
harmonis. Etika men
mengasihi, saling menyayangi, saling membantu masyarakat. Itulah sebabnya
menempatkannyasaling
persaudaraan, sebagai amalan
mengasihi, yang
saling berat timbangannya
menyayangi, salingdimembantu
akherat nanti.
dalam
Islam memerintahkan
masyarakat. Itulah sebabnya untukmengasihi,
mengamalkannya saling
Islam memerintahkankapanpunmenyayangi,
danuntuk
dimanapun. saling membantu dalam
Bahkan, Allah
mengamalkannya
Keberhasilan Rasūlullahsebagai
menempatkannya
kapanpun dan dimanapun.
dalamIslam
berdakwah
Bahkan,
disebabkan
amalanmemerintahkan
yang
Allahberat
oleh khusnul
untuk khuluq
timbangannya
menempatkannya
(keindahan
mengamalkannya
disebagai
akherat nanti. kapanpun
amalan
ahlak),
yang budi pekerti
Keberhasilan
berat yang luhur
Rasūlullah
timbangannya menempatkannya
dalamdi yang dipraktekkan
berdakwah
akherat olehsebagai
disebabkan
nanti. Rasūlkhusnul
oleh
Keberhasilan amalan
danRasūlullah
para
khuluq yang
dalam berat tim
sahabatnya.
(keindahan
berdakwah
Akhlak
ahlak), disebabkan
padabudi
hakekatnya olehKeberhasilan
pekerti adalah
yang khusnul
karakter
luhur khuluq
yangseseorang. Rasūlullah
(keindahan
Akhlak
dipraktekkan dalam
olehmenurut
Rasūlahlak), berdakwah
parapara
dan budi
ulama pekertidisebabkan
adalah:
sahabatnya.
yangAkhlak
luhurpada
yanghakekatnya
dipraktekkan ahlak),oleh budi
Rasūl pekerti
dan para yang luhur
sahabatnya. yangadalah:
paraAkhlak dipraktekkan
pada ol
‫األفعال بسهولة ويسر‬
hakekatnya ‫تصدر عنها‬
adalah ‫النفس‬adalah
karakter ‫في‬
Akhlak
karakter
‫راسخة‬ ‫هيئة‬
seseorang.
seseorang.
Akhlak
Akhlak
menurut
menurut
para
ulama
ulama adalah:
‫النفس تصدر عنها األفعال بسهولة ويسر‬ ‫راسخة في‬pada
‫ هيئة‬hakekatnya adalah karakter seseorang. Akh
‫ردصتاألفعال بسهولة ويسر‬ ‫لاعفألا اهنع‬
‫تصدر عنها‬ ‫في النفس‬ ‫ةلوهسب‬
‫رسيوراسخة‬ ‫هيئة‬
Sikap yang kuat dalam jiwa yang melahirkan tindakan secara gampang dan mudah.
SikapSikap
yangyang
kuatkuat dalam
dalam jiwajiwa yang
yang melahirkantindakan
melahirkan tindakansecara
secaragampang
gampang dan
danmudah.
mudah.
Sikap yang kuat dalam jiwa yang melahirkan tindakan s
Sedangkan
Sedangkan
Sedangkan husnul khuluq
husnul
husnul adalah:
khuluq
khuluq adalah:‫يطاعتتصير‬
adalah: ‫حتىحتى‬
‫تصير‬ ‫وتكلفها‬ ،‫ بها‬،‫بها‬
‫وتكلفها‬
‫لاعفألا‬ ‫واالتصاف‬
‫واالتصاف‬
‫ةنسحلا‬ ،‫الطيبة‬ ‫الحسنة‬
،‫الطيبة‬
‫ةبيطلا‬، ‫األفعال‬
‫الحسنة‬ ‫تعاطياألفعال‬
‫فاصتالاو‬ ‫تعاطي‬
‫راسخة له‬ Sedangkan husnul khuluq adalah: ‫تصير‬ ‫ وتكلفها حتى‬،‫ف بها‬
‫راسخة له‬ ‫وهيئةوهيئة‬ ،‫لإلنسان‬
،‫لإلنسان‬ ‫طبعا طبعا‬
‫ وهيئة راسخة له‬،‫طبعا لإلنسان‬
Tindakan dan tingkah laku yang baik dan mulia, dengan penuh kesadaran, sehingga
Tindakan dan
Tindakan dan tingkah
tingkah laku
laku yang
yang baik
baik dan
Tindakan dan mulia,
mulia, dengan
denganpenuh
dan tingkah penuhkesadaran,
laku kesadaran,sehingga
sehingga
menjadi
menjadi kebiasaandan
kebiasaan danmenjadi
menjadi tabiat dan
tabiat dankarakter
karakter kuatkuat
dalam diriyang
dalam
baik
seseorang.
diri seseorang.
dan mulia, deng
menjadi kebiasaan dan menjadimenjadi tabiat dan kebiasaan
karakter kuat dalam diri seseorang.
dan menjadi tabiat dan karakter kuat
Akhlak yang mulia itu antara lain: rendah hati, lembut hati, hormat kepada orang lain,
Akhlak yangbermuamalah
pandai mulia itu antara Akhlak
lain: rendahyang mulia
hati,sabar,
(berinteraksi-bergaul), lembut ituhormat
hati,
pemaaf, antara
tidak lain:orang
kepada
sombong, rendah
tidak lain, hati, lembut
berkata
kasar, tidak mengganggu pandai
orang, bermuamalah
tidak merugikan orang dan (berinteraksi-bergaul),
sebagainya. 85 sabar, pema
pandai bermuamalah (berinteraksi-bergaul), sabar, pemaaf, tidak sombong,Akhlak yang baik
tidak berkata
juga meliputi sifat-sifat luhurkasar, tidak
yang lain yangmengganggu
dinilai oleh masyarakatorang, tidak
sebagai budimerugikan
pekerti orang da
kasar, tidak mengganggu orang, tidak merugikan orang dan sebagainya. Akhlak yang baik
Sedangkan husnul
Sedangkan khuluqhusnul adalah:khuluq Sedangkan
‫تصير‬adalah:
‫وتكلفها حتى‬
husnul
‫تصير‬ ،‫حتىبها‬ ‫وتكلفها‬adalah:
‫واالتصاف‬
khuluq ،‫الطيبة‬ ‫األفعال تصير‬
‫الحسنة‬
،‫واالتصاف بها‬ ‫حتى‬
،‫وتكلفهاالطيبة‬
‫الحسنة‬،‫األفعالبها‬
‫تعاطي‬ ‫واالتصاف‬‫تعاطي‬،‫تعاطي األفعال الحسنة الطيبة‬
‫له وهيئة راسخة له‬،‫لإلنسان‬ ‫طبعا‬
‫راسخة‬Sedangkan
Sedangkan
‫وهيئة‬ ‫راسخة لهطبعا‬
husnul
،‫لإلنسان‬ husnul khuluq
khuluq‫وهيئة‬ ،‫تصيرلإلنسان‬
adalah:
adalah: ‫طبعا‬
‫وتكلفهاحتىحتىتصير‬
‫وتكلفها‬،‫بها‬،‫واالتصافبها‬
‫واالتصاف‬،‫الطيبة‬،‫الحسنةالطيبة‬
‫األفعالالحسنة‬
‫تعاطياألفعال‬
‫تعاطي‬
‫راسخةله له‬ ‫وهيئة‬ ،‫لإلنسان‬
‫ وهيئة راسخة‬،‫طبعا لإلنسان‬ ‫طبعا‬
Tindakan danTindakantingkah dan laku tingkah
yang baik Tindakan
lakudan yang dan
baiktingkah
mulia, dengan
dan mulia,laku
penuh yang baik
kesadaran,
dengan penuhdansehingga
mulia, dengan
kesadaran, penuh kesadaran, sehingga
sehingga
menjadi kebiasaan
menjadi dan
Tindakan menjadi
Tindakan
kebiasaan dan tabiat
dan
dan menjadi
tingkah danlaku
tingkah
menjadi kebiasaan
karakter
laku yang
tabiat yang kuat
dan dan
baikbaik menjadi
dalam
dan
karakter diri
danmulia, tabiat
seseorang.
mulia,
kuat dengan
dalam dandirikarakter
dengan penuh kuat
penuhkesadaran,
seseorang. dalamsehingga
kesadaran, diri seseorang.
sehingga
Akhlak menjadiyang mulia itu antara lain: rendah hati, lembut hati, hormat kepada
menjadikebiasaankebiasaandan danmenjadi
menjaditabiat tabiatdan dankarakter
karakterkuat kuatdalam
dalamdiridiriseseorang.
seseorang.
Akhlak yangorang mulia itu
Akhlak lain,
yang antara pandai
mulia ituAkhlak
lain: rendah yanglembut
hati,
bermuamalah
antara lain: mulia itu
rendah antara
hati,
hati, hormat
lembut lain:hati,rendah
kepada
(berinteraksi-bergaul), hati,kepada
orang
hormat lembut
lain, hati, lain,
sabar,
orang hormat
pemaaf, kepada orang lain,
pandai bermuamalah
tidak
pandaiAkhlak (berinteraksi-bergaul),
sombong,
Akhlakyang
bermuamalah yangmulia pandai
tidak
mulia bermuamalah
sabar,
berkata
ituituantara
antaralain:
(berinteraksi-bergaul), pemaaf, (berinteraksi-bergaul),
kasar,
lain:rendah tidak
sabar,hati,
rendah sombong,
tidak
hati,lembut
pemaaf, lembuttidaktidak
mengganggu
hati,
hati,sabar,
berkata
hormat
sombong, pemaaf,
kepada
hormattidak kepada tidak
orang, orang
berkata sombong,
orangtidaklain, tidak berkata
lain,
merugikan
kasar, tidak mengganggu
kasar, pandaipandai
tidak orang
orang, tidakkasar,
bermuamalah
bermuamalah
mengganggu dan tidak
merugikan mengganggu
sebagainya.orang
(berinteraksi-bergaul),
orang, danAkhlak
(berinteraksi-bergaul),
tidak merugikan orang,
sebagainya.
sabar,
orang tidak
sabar,yang
dan merugikan
Akhlak
pemaaf,
pemaaf, baik
sebagainya. yang
tidak
tidak orang
juga
baik
sombong, dan
sombong,
Akhlak yang sebagainya.
meliputi
tidak sifat-
baikberkata
tidak berkataAkhlak yang baik
juga meliputisifat
juga luhur
sifat-sifat
kasar,
kasar,
meliputi luhur yang
tidak yang
tidak lain
juga
lain
mengganggu
mengganggu
sifat-sifat luhur yang
meliputi
yang orang,
yang dinilai
dinilai
orang,sifat-sifat
lain oleh
tidak oleh
luhuroleh
masyarakat
tidakmerugikan
yang merugikan
dinilai masyarakat
yangorang laindan
sebagai
orang
masyarakat yang
budi
dan sebagai
dinilai
pekerti
sebagainya.
sebagainya.
sebagai oleh budi
masyarakat
Akhlak
Akhlak
budi pekerti
yang
pekerti sebagai
yangbaik baik budi pekerti
yang baik dan yang
yang baik baik
tingkah
juga lakudan
meliputi
jugadan yang
meliputi tingkahyang
mulia.
sifat-sifat
tingkahsifat-sifat laku
baik
Imam
luhur
laku yang dan
luhur yang
Ibnu
yang tingkah mulia.
Mubarok
lain
yangImam
mulia. laku
yang
lain yang Imam
yang
memaknai
dinilai
Ibnudinilai mulia.
oleh
Mubarok IbnuImam
ahlak
masyarakat
oleh masyarakat Mubarok
Ibnu
mulia
memaknai ahlak Mubarok
sebagai memaknai
budi
sebagaimulia budi pekerti ahlak mulia
memaknai
pekerti
dalam cakupan ahlak
dalam mulia
yangyang
luas:baik
yang
cakupan dalam
.“‫األذى‬
baik ‫وكف‬
dandan
yang cakupan
dalam
tingkah
luas: tingkah cakupan
،‫المعروف‬laku
.“‫األذى‬ laku
‫وكف‬ yang
‫وبذل‬
yang yang
،‫الوجه‬
yang luas:
luas:
‫طالقة‬
mulia.
،‫المعروف‬ mulia.
‫وبذل‬ “‫نسح‬
.“‫األذى‬
‫الخلق‬
Imam
Imam
،‫الوجه‬ ‫وكف‬
‫“حسن‬
Ibnu
Ibnu
‫طالقة‬‫قلخلا‬
،‫المعروف‬
Mubarok
Mubarok
‫الخلق‬ ‫ةقالط‬
‫“حسن‬‫وبذل‬
memaknai‫هجولا‬،
،‫الوجه‬
memaknai ‫طالقة‬ ‫لذبو‬
‫الخلق‬mulia
ahlak
ahlak ‫“حسن‬
mulia
dalam
dalamcakupan cakupanyang yangluas:
luas:.“‫األذى‬
.“‫وكفاألذى‬ ‫وكف‬،‫المعروف‬
،‫وبذلالمعروف‬ ‫وبذل‬،‫الوجه‬
،‫طالقةالوجه‬
‫الخلقطالقة‬
‫“حسنالخلق‬
‫“حسن‬
Akhlak yangAkhlak mulia adalah
Akhlak yangmulia
yang (mencakup)
mulia Akhlak
adalah adalah yang
menolehkan muliamenolehkan
(mencakup)
(mencakup) adalahmenolehkan
wajah, (mencakup)
menjalankan menolehkan
yang
wajah, menjalankanwajah,makruf wajah,
menjalankan
yang makruf menjalankan
yang yang makruf
(mulia), danmakruf
menutup Akhlak
(mulia), Akhlak pintu
(mulia),
dan menutup (menghindari)
yang dan
mulia
yang mulia (mulia),
menutup
adalah dan
keburukanmenutup
pintu
(mencakup)
adalah (mencakup)
pintu (menghindari) pintu
(gangguan).
(menghindari) (menghindari)
menolehkan
keburukan menolehkan keburukan
(gangguan).wajah, keburukan (gangguan).
(gangguan).
menjalankan
wajah, menjalankan yang makruf yang makruf
(mulia), dan menutup pintu (menghindari)
(mulia), dan menutup pintu (menghindari) keburukan (gangguan). keburukan (gangguan).
Islam
Islam memerintahkan memerintahkan
umatnya agarumatnya
Islam memerintahkan Islam umatnya
berakhlakmemerintahkan
agarluhur, agar berakhlak
umatnya
dan Allah
berakhlak luhur, menjanjikan
dan luhur,
agarAllah
berakhlak dan
pahala
menjanjikan Allah
luhur,
yang dan menjanjikan
Allah
pahala yangmenjanjikan pahala yang
pahala
besar bagi orang-orang
besar bagiIslam yang
Islam yang besarbesar
mengamalkannya.
memerintahkan
memerintahkan
orang-orang bagi
yang bagi orang-orang
umatnya orang-orang
umatnya Rasūlullah
mengamalkannya.agar yang
agarberakhlak yang
bersabda:
berakhlak luhur,
Rasūlullah mengamalkannya.
luhur, ‫في‬
mengamalkannya. ‫أثقل‬Allah
dandan
bersabda:‫شيء‬ ‫من‬Rasūlullah
Allahmenjanjikan
‫في‬
menjanjikan Rasūlullah
‫شيء أثقل“ما‬bersabda:
pahala
‫ “ما‬yang
‫من‬pahala yang‫“ما من شيء أثقل في‬
‫ “حديث حسن‬:‫ال‬bersabda:
‫وق‬ ،‫الترمذي‬
‫“حديث حسن‬ besar
besar ‫(رواه‬
bagi “‫ام‬
“‫البذيء‬
:‫وقال‬bagi ‫نم‬ ‫ءيش‬
‫الفاحش‬
‫حسن‬
orang-orang
orang-orang
،‫الترمذي‬ ‫“حديث‬‫لقثأ‬
‫ليبغض‬
yang
‫البذيء“(رواه‬ ‫هللا‬
:‫ال‬ ‫وق‬ ‫يف‬
‫وإن‬
،‫الترمذي‬
mengamalkannya.
yang‫الفاحش‬ ‫نازيم‬
،‫الخلق‬
mengamalkannya. ‫حسن‬
‫(رواه‬ ‫نمؤملا‬
“‫البذيء‬
‫من‬ ‫القيامة‬
Rasūlullah
‫ وإن هللا ليبغض‬،‫الخلق‬ ‫موي‬
‫الفاحش‬
Rasūlullah‫يوم‬ ‫ةمايقلا‬
‫ليبغض‬
‫المؤمن‬
bersabda:
‫من حسن‬bersabda: ‫هللا‬
‫ميزان‬‫وإن‬ ‫نم‬ ‫في‬
‫المؤمن يوم القيامة‬ ‫نسح‬
،‫الخلق‬
‫أثقل‬
‫أثقل في‬‫حسن‬
‫شيء‬
‫ميزان‬‫قلخلا‬،
‫ميزان المؤمن يوم “ما من شيء‬
‫من‬
‫من‬ ‫القيامة‬
‫“ما‬
)”‫صحيح‬ ‫نإو‬
)”‫صحيح‬ ‫هللا‬
‫حسن‬‫حسن‬‫ضغبيل‬
‫“حديث‬ Tidak
‫“حديث‬:‫ال‬:‫ال‬ ada
‫شحافلاوق‬ yang
)”‫صحيح‬
‫وق‬،‫الترمذي‬ lebih
،‫(رواهالترمذي‬ berat
‫هاور(“ءيذبلا‬
“‫البذيء‬
‫(رواه‬ dalam
“‫الفاحشالبذيء‬ timbangan
‫يذمرتلا‬،
‫ليبغضالفاحش‬ orang
‫لاقو‬:
‫وإنوإنهللاهللاليبغض‬ beriman
،‫الخلق‬ “‫ثيدح‬
،‫حسنالخلق‬ pada
‫القيامةمنمنحسن‬hari
‫نسح‬ akhirat
‫القيامة‬ ‫)”حيحص‬
‫المؤمنيوميوم‬ melebihi
‫المؤمن‬ ‫ميزان‬
‫ميزان‬
)”‫صحيح‬
)”‫صحيح‬ akhlak yang mulia dan Allah benar-benar membenci perilaku yang keji. (HR. Imam
Tidak ada yang lebih berat dalam timbangan Tidak ada yangorang lebih berat dalam timbangan
beriman pada hari orangakhirat
beriman pada hari akhirat m
melebihi akhlak Tirmidzi).
yang mulia dan Allah benar-benar
akhlak yang mulia dan membenci perilaku
Allah benar-benar yang keji.
membenci perilaku yang keji. (HR
(HR. Imam Tirmidzi). Tirmidzi).
Ketika Rasūlullah ditanya mengenai amalan apa yang paling banyak mengantar orang
Ketika Rasūlullah ditanya
masuk surga Rasūlullahmengenai
‫ ﷺ‬menjawab: amalan
.“‫الخلق‬
Ketika Rasūlullah‫وحسن‬ apa yang amalan
،‫“تقوى هللا‬
ditanya mengenai paling banyak
apa yang paling banyak menganta
mengantar orang masuk surgamasuk
Rasūlullah ‫ ﷺ‬menjawab:
surga Rasūlullah “‫ىوقت‬
‫ ﷺ‬menjawab: .“‫الخلق‬ ‫هللاوحسن‬، “.
،‫“تقوى هللا‬
Taqwa kepada Allah dan berahlak mulia.
Taqwa kepada Allah dan berahlak mulia.
Taqwa kepada Allah dan berahlak mulia.

Karena dan
Karena keutamaan keutamaan dan pentingnya
pentingnya etikaetika
Karena dandan
keutamaan akhlak, Rasulullahetika
dan pentingnya
akhlak, Rasulullah mengajarkan
dan akhlak,praktek
mengajarkan Rasulullah mengajarkan
berakhlak mulia dalam hal
praktek berakhlak mulia dalam halberakhlakyang besar
yang besar hingga yang
hingga
mulia dalam kecil dan
yang
hal yang sepele.
kecil
besar Jangankan
dan
hingga yang yangdan sepele. Janganka
sepele.
kecil
Jangankan yang
besar,besar, yang remehpun
yang remehpun besarbesar, yangbesar
keutamaannya. keutamaannya.
remehpun
Ada besar tindakan Ada
banyakkeutamaannya. Adabanyak
keseharian banyak
yang tindakan keseharia
tindakan keseharian yang bernilaibernilai
bernilai tinggi menurut agamatinggi menurut
sepertitinggi menurut agama
tersenyum, seperti
agama seperti
mengucapkan tersenyum,
tersenyum,
salam, bahkanmengucapkan
sekedar salam, bahkan
mengucapkan salam, bahkan sekedar menolehkan
menolehkan wajah. Itulahwajah.
sebabnyaItulahRasulullahsebabnya
berpesan untuk tidak menyia-
menolehkanuntuk
Rasulullah berpesan wajah. tidak
Itulah sebabnya Rasulullah berpesan
menyia-nyiakan
amalan remeh semacam ini. amalan untukremeh
Rasūlullah
tidak menyia-nyiakan
semacam
bersabda:
amalan remeh semacam ini. Rasūlullah bersabda: ini. Rasūlullah bersabda:
.“‫رن من المعروف شيئا ولو أن تلقى أخاك بوجه طلق‬
.“‫بوجه طلق‬menyia-nyiakan
Jangan sekali-kali ‫شيئا ولو أن تلقى أخاك‬sedikitpun
‫ىق‬ ‫كاخأ‬ ‫المعروف‬
‫هجوب‬ ‫من‬kebaikan
‫تحقرن‬
‫“قلط‬.‫“ال‬meskipun hanya men
Jangan sekali-kali menyia-nyiakan wajahsedikitpun
kepada saudaramu.
kebaikan meskipun hanya
Jangan sekali-kali menyia-nyiakan sedikitpun kebaikan meskipun hanya menolehkan
menolehkan wajah kepada saudaramu.
wajah kepada saudaramu. Selain melakukan hal-hal baik, etika dan budi pekerti yang mulia dalam Isla
mencakup kafful adza (menghindari gangguan kepada orang lain). Islam meng
Selain melakukan hal-hal baik,
agar etika
orangdan
yangbudi pekertimengindari
beriman yang mulia dalam Islamtindakan
sejauh-jauhnya juga mengganggu ora
Segala bentuk
mencakup kafful adza (menghindari gangguan (gangguan)
adzakepada orangkepada
lain). orang
Islamlainmengajarkan
terlarang dalam Islam. Baik ga
agar orang yang beriman mengindari sejauh-jauhnya tindakan mengganggu orangorang
yang bersifat fisik maupun psikis. Gangguan kepada lain. lain mencakup men
orang lain secara fisik, dengan menyakitinya, melukainya, menyebabkan ora
Segala bentuk adza (gangguan) kepada orang lain terlarang dalam Islam. Baik gangguan
terganggu kesehatannya dan sebagainya. Gangguan juga bisa berupa menggangg
86
yang bersifat fisik maupun psikis. Gangguan
milik orang kepada orang
lain, mencurinya, lain mencakup
merampasnya menyerang orang lain rugi. Ad
atau menyebabkan
orang lain secara fisik, dengan menyakitinya,
bisa berbentuk melukainya,
perbuatan merendahkan menyebabkan
kehormatanorang lain orang lain. Ganggu
(dignity)
mencakup kafful adza (menghindari gangguan kepada orang lain). Islam mengajarkan
agar orang yang beriman mengindari sejauh-jauhnya tindakan mengganggu orang lain.
Segala bentuk adza (gangguan) kepada orang lain terlarang dalam Islam. Baik gangguan
yang bersifat
Selain fisik maupun
melakukan hal-halpsikis.
baik, Gangguan
etika dankepada orang lain
budi pekerti mencakup
yang menyerang
mulia dalam
orang juga
Islam lain mencakup
secara fisik,kafful
dengan
adzamenyakitinya,
(menghindari melukainya,
gangguan menyebabkan
kepada orangoranglain). lain
Islam mengajarkan agar orang yang beriman mengindari sejauh-jauhnya
terganggu mengganggu
tindakan kesehatannya dan sebagainya.
orang Gangguan
lain. Segala bentukjugaadza
bisa berupa mengganggu
(gangguan) kepadaharta
milik orang
orang lain, mencurinya,
lain terlarang merampasnya
dalam Islam. atau menyebabkan
Baik gangguan orang lain
yang bersifat fisikrugi. Adza juga
maupun
psikis. Gangguan kepada orang lain mencakup menyerang orang lain secara
bisa berbentuk
fisik, perbuatan merendahkan
dengan menyakitinya, kehormatan
melukainya, (dignity) orang
menyebabkan orang lain. Gangguan juga
lain terganggu
bisa berupa ucapan
kesehatannya dan seperti hinaan, memanggil
sebagainya. Gangguan orang
juga dengan sebutanmengganggu
bisa berupa buruk, intimidasi,
harta milik orang lain, mencurinya, merampasnya atau menyebabkan orang
menggunjing
lain rugi. Adzaorangjuga
lain bisa
(ghibah), menyebarluaskan
berbentuk perbuatanaibmerendahkan
orang lain dan sebagainya.
kehormatan
(dignity) orang lain. Gangguan juga bisa berupa ucapan seperti hinaan,
memanggil orang dengan
Islam memerintahkan sebutan atas
perlindungan buruk, intimidasi,
orang lain dari menggunjing
tindakan buruk,orang
Islamlain
datang
(ghibah), menyebarluaskan aib orang lain dan sebagainya.
justru untuk menjaga mahluk Allah dari kerusakan, keburukan, dan mudarat agar semua
Islam memerintahkan perlindungan atas orang lain dari tindakan buruk,
mahluk bisa menjalankan kehidupan yang aman, damai dan tenteram. Bahkan, derajat
Islam datang justru untuk menjaga mahluk Allah dari kerusakan, keburukan,
keislaman
dan seseorang
mudarat diukur mahluk
agar semua dari apakah ia menjalankan
bisa mengakibatkankehidupan
keburukan kepada orang lain.
yang aman,
damai dan tenteram. Bahkan, derajat keislaman seseorang diukur dari
Rasūl bersabda:
apakah ia mengakibatkan keburukan kepada orang lain. Rasūl bersabda:

‫لاق يرعشألا ىسوم يبأ نع‬: ‫هللا لوسر اي انلق‬: ‫لاق ؟لضفأ مالسإلا يأ‬: (‫نم‬
)‫ (من سلم المسلمون من لسانه ويده‬:‫ أي اْلسالم أفضل؟ قال‬:‫ قلنا يا رسول هللا‬:‫عن أبي موسى األشعري قال‬.
‫)هديو هناسل نم نوملسملا ملس‬.

Dari Abu Musa Al-Asy’ari berkata: Kami berkata wahai Rasūlullah, siapakah
Dari Abu Musa Al-Asy’ari berkata: Kami berkata wahai Rasūlullah, siapakah yang lebih
yang lebih baik Islamnya? Rasūl bersabda: orang yang umat Islam selamat dari
baik Islamnya?
(gangguan) Rasūl
mulut danbersabda: orang yang umat Islam selamat dari (gangguan) mulut
tangannya.
Gangguan kepada
dan Gangguan
tangannya.
Gangguanorang kepada sangat dilarang,sangat bahkandilarang,
ia bisa menyebabkan seorang
kepada orangorang sangat dilarang, bahkanbahkan ia bisa
ia bisa menyebabkan menyebabkan seo
yang taat menjalankan
yang taat
seorang yang kewajiban
menjalankan
Gangguan ibadah
taat menjalankan kewajiban
kepada seperti
orang
kewajiban solat,
ibadah zakat,
sangatibadah
dilarang, puasa
sepertiseperti solat, dan
bahkan solat,lain-lain
zakat, puasa
ia zakat,
bisa dan lain
menyebabkan
terjerumus kepuasa dalam
terjerumus
yang neraka.
ke dalam
taat
dan lain-lain Terdapat
menjalankan sebuah
neraka. kewajiban
terjerumus ke hadits
Terdapat yang
sebuah menceritakan
hadits
ibadah Terdapat
dalam neraka. sepertiyang pertanyaan
solat,
sebuah menceritakan
hadits puasapertany
zakat, dan
seorang sahabat yang Nabi:
seorang ‫ؤذي‬
menceritakan ُ ‫ت‬
sahabat ke
terjerumus ‫أنها‬ ‫غير‬ ،‫وصدقتها‬
َ dalam
pertanyaan
Nabi: ‫وصيامها‬
ُ ‫أنها ت‬
‫ؤذي‬neraka.seorang
‫غير‬ ‫صالتها‬ ‫كثرة‬
sahabat ‫وصيامها‬
،‫وصدقتها‬ ‫من‬
Nabi: ‫َر‬‫ك‬ ‫ذ‬ُ ‫ت‬
‫صالتهااي‬ ً
‫لوسر‬ ‫ة‬‫فالن‬
hadits‫كثرة‬ ‫إن‬ ‫هللا‬
‫هللا‬ ‫نإ‬‫رسول‬
‫ةنالفمن‬ ‫يا‬ً ً
‫ول هللا إن فالنة تُذك‬
‫َر‬menceritakan
َ Terdapat sebuah yang pe
‫ت‬
...‫ هي في النار‬:‫قال‬ ‫كذ‬َ ‫ ر‬seorang
‫نم‬
.‫بلسانها‬
ُ...‫النار‬ ‫ةرثك‬
‫جيرانها‬
‫ هي في‬:‫قال‬ ‫اهتالص‬ ‫اهمايصو‬ ‫اهتقدصو‬،
‫غير أنها تُؤذي جيرانها‬
.‫ بلسانها‬Nabi:
sahabat ‫ريغ‬ َ ‫اهنأ‬ ‫ت‬ُ ‫يذؤ‬ ‫اهناريج‬ ‫اهناسلب‬.
َ ،‫هللا إن فالنة تُذكَر من كثرة صالتها وصيامها وصدقتها‬ ً
‫لاق‬: ‫يه‬ ‫يف‬ ‫رانلا‬...
...‫ هي في النار‬:‫ قال‬.‫جيرانها بلسانها‬
Wahai Rasūlullah, Wahai sesungguhnya
Rasūlullah,sesungguhnyaFulanah dikenang
sesungguhnya karenadikenang
Fulanah banyak solatnya,
karena puasanya,
banyak solatnya, puasa
Wahai Rasūlullah, Fulanah dikenang karena banyak solatnya,
dan sedekahnya, dan Wahai
puasanya,
hanya saja
sedekahnya,
danRasūlullah,
iahanya
sedekahnya,
mengganggu
saja
hanya iasaja
sesungguhnya tetangganya
mengganggu
iaFulanah
mengganggu
dengan
tetangganya
dikenang mulutnya.
tetangganya karena Rasūl mulutnya.
dengan
banyak
dengan solatnya, Rp
bersabda: diamulutnya.
di neraka
bersabda:
dan Rasūl….
dia bersabda:
di nerakahanya
sedekahnya, ….di neraka
dia saja …. ia mengganggu tetangganya dengan mulutny
bersabda: dia di neraka ….
Mengapa gangguan Mengapa kepada
gangguan orang kepada
lain begitu orangdilarang?
lain begituPertama, dilarang?Allah Pertama, meninggikan Allah meningg
derajat manusia. derajatIslam
Mengapa sangat
manusia. menghormati
Islam sangat
gangguan kepada kemuliaan
menghormati manusia.
orang lain kemuliaan Baik
begitu dilarang? sebagai
manusia. akhsani
Baik sebagai
Pertama, Allah menakh
taqwim (ciptaan taqwimterbaik)
derajat maupun
(ciptaan
manusia. sebagai
terbaik) khalifah
maupun
Islam sangat fil
sebagai ardl (pengelola
menghormati bumi).
fil ardl (pengelola
khalifah kemuliaan Maka Islam
manusia.bumi). Baik Maka
sebagaiIs
mengajarkan mengajarkan
penghormatan
taqwim (ciptaan terhadap
penghormatan marwah
terbaik)terhadap dan martabat
maupun sebagai manusia
marwahkhalifah
dan martabat dengan perintah
fil ardl manusia
(pengelola dengan
bumi).peri
Ma
berbuat baik kepada
berbuat sesama
baik kepada
mengajarkan manusia dan melarang
sesama manusia
penghormatan perbuatan
dan melarang
terhadap buruk terhadapnya.
marwah perbuatan
dan martabat Islam87
burukmanusia
terhadapnya. denganIs
menghendakimenghendaki
terwujudnya
berbuat baikkehidupan
terwujudnya manusia
kepada sesamakehidupanyang aman,
manusia damai,
manusia
dan yang tenteram,
melarang aman,perbuatan rukun, saling
damai, tenteram, rukun, sa
buruk terhadapn
Mengapa gangguan kepada orang lain begitu dilarang? Pertama, Allah
meninggikan derajat manusia. Islam sangat menghormati kemuliaan
manusia. Baik sebagai akhsani taqwim (ciptaan terbaik) maupun sebagai
khalifah fil ardl (pengelola bumi). Maka Islam mengajarkan penghormatan
terhadap marwah dan martabat manusia dengan perintah berbuat baik
kepada sesama manusia dan melarang perbuatan buruk terhadapnya.
Islam menghendaki terwujudnya kehidupan manusia yang aman, damai,
tenteram, rukun, saling membantu, terpenuhi kebutuhannya, hidup dalam
maslahat dan penuh manfaat. Di samping itu, Islam melarang tindakan yang
menyebabkan bencana, peperangan, permusuhan, kerusakan, kedzaliman,
kemungkaran dan gangguan kepada orang lain. Islam menginginkan agar
ummat manusia terhindar dari segala keburukan, kerusakan dan mudarat
baik kepada diri sendiri maupun kepada orang lain.
Kedua, menjadi sebab timbulnya kebencian dan permusuhan antar individu
dalam masyarakat. Terganggunya hak orang lain akan menimbulkan
disharmoni, ketegangan, konflik bahkan pecahnya kekerasan. Hubungan
yang semula baik dan penuh keakraban bisa rusak karena adanya adza
(gangguan) oleh seseorang atas orang lain. Maka anjuran untuk benar-
benar menjaga hak orang lain sangat ditekankan dalam etika Islam.
Kemampuan menjaga diri dari mengganggu orang lain dan kehati-hatian
agar tidak merugikan orang lain merupakan bagian penting dari ahlak dan
nilai luhur dalam Islam.
Menerapkan akhlak mulia dalam pergaulan sehari-hari merupakan
pengamalan syariat agama. Interaksi dengan orang lain harus dijaga agar
kita membawa kebaikan bagi orang lain tidak justru menjadi gangguan
dan merugikan orang di sekitar kita. Keberadaan kita dalam lingkungan
keseharian harus membawa hal positif dan menjadi pembawa manfaat dan
mashlahat. Tidak sebaliknya menjadi faktor negatif yang menyebabkan
orang lain tertimpa musibah, kemalangan, mafsadah dan mudarat. Etika
dan akhlak Islam menjadi panduan berkata, bersikap dan berperilaku dan
keteladanan Rasūl harus kita tiru.
Dalam kehidupan pergaulan sehari-hari mengonsumsi rokok acap kali
menjadi bagian dari kebiasaan sebagian orang. Bagaimana etika dan
akhlak Islam mengaturnya? Sekalipun menurut fiqh terdapat ulama yang
membolehkan atau memakruhkan, mengkonsumsi rokok haruslah tetap
memperhatikan akhlak dan etika agama. Mengacu kepada ajaran Islam
yang diuraikan di atas, kalaupun tidak membawa kebaikan bagi orang

88
sekitarnya, hendaknya tidak menyebabkan adza bagi orang lain. Kalau
tidak membawa mashlahah, janganlah membawa mudarat bagi orang lain.
Kalau tidak memberi manfaat jangan menimpakan mafsadat.
Merokok adalah tindakan yang bisa membawa dampak buruk bagi orang
lain. Tidak hanya bagi perokok tetapi juga bagi orang dekatnya, keluarga,
kawan sekantor, kawan sepermainan, maupun kepada orang lain yang
tidak dikenalnya. Jikalau pun bagi dia rokok tidak berdampak, tetapi bagi
orang lain bisa saja akan menjadi sebab tertimpa penyakit. Ingatlah selalu
bahwa banyak orang yang rentan terhadap dampak rokok.
Dalam situasi dan kondisi transisional yang tidak sepenuhnya ideal, di
mana masih ada orang yang merokok, masih adanya hukum halal merokok,
dan masih belum adanya regulasi yang melarang rokok secara total,
maka perlu dikembangkan etika publik dalam mengonsumsi rokok. Etika
publik ini bertujuan menjaga interaksi sosial yang berwawasan hak atas
kesehatan. Nilai-nilai seperti menghargai hak orang, bertindak hormat pada
orang lain harus dimasyarakatkan. Aturan yang ditaati bersama berbasis
kesadaran ini berguna sebagai rambu-rambu hubungan antar individu di
tengah masyarakat yang sensitif pada hak dan kepentingan orang lain dan
kepentingan bersama untuk merawat kesehatan. Model interaksi sosial
yang berbasis moral atau norma-norma sosial dengan tujuan untuk menjaga
lingkungan bersama agar tetap nyaman dan sehat ini, akan menghasilkan
kualitas individu dan komunitas yang sehat pula.
Etika dan norma pergaulan peduli kesehatan bersama ini akan tumbuh
jika anggota masyarakatnya sadar akan pentingnya menjaga kepentingan
bersama akan ruang hidup yang sehat sebagai sarana bagi pemenuhan hak
atas kesehatan semua orang. Salah satu upaya menjaga kesehatan adalah
adanya upaya preventif (pencegahan) terhadap segala hal yang merusak
ruang hidup sehat yang ujung-ujungnya merugikan kesehatan. Konsensus
bersama untuk mencegah datangnya sumber penyakit dalam ruang hidup
bersama ini lebih baik dari pada upaya kuratif yang tidak mudah dan perlu
banyak biaya. Memang tidak mudah menumbuhkan kesadaran apalagi
konsensus bersama tentang pentingnya pencegahan terhadap sumber
penyakit. Meskipun ajaran agama telah sangat jelas sekali melarang
menyebabkan adza bagi orang lain. Agama juga menyerukan pentingnya
kesehatan bagi individu maupun masyarakat secara keseluruhan.
Sumber penyakit yang dimaksud antara lain adalah asap rokok. Bagi
sebagian orang, asap rokok yang terhisap dari para perokok bisa memicu

89
gangguan pernafasan dan dampak jangka panjang yang lain. Mereka
menjadi perokok pasif apabila ruang hidup bersama dikotori oleh asap
para perokok aktif. Karenanya, semua orang termasuk para perokok harus
menghormati ruang publik sebagai ruang hidup bersama yang harus dijaga
kebersihannya. Udara dalam ruang hidup itu tidak boleh dikotori oleh asap
rokok. Bukan hanya bersih dari asap, ruang bersama harus bersih dari abu
rokok dan puntung rokok. Ruang hidup bersama tidak boleh ada mafsadah,
mudarat dan adza bagi orang lain.
Alangkah baiknya jika belum merokok, tidak perlu mencoba-coba merokok,
dan yang sudah merokok berhentilah merokok. Jika masih merokok maka
merokoklah dengan beradab, beretika dan bertanggungjawab. Kebiasaan
merokok di sembarang tempat, membuang abu rokok dan puntung rokok
secara sembarangan harus dihentikan. Sekurang-kurangnya, jika tidak
memberi manfaat pada orang lain, janganlah menimpakan mudarat pada
orang lain. Jika tidak bisa berhenti merokok, maka merokoklah di ruang
pribadi, atau di tempat jauh dari keramaian dan dengan cara yang tidak
merugikan orang lain, serta tidak menyebabkan adza bagi orang lain.
Konsumsi rokok bukanlah domain pribadi lagi jika dilakukan di tempat
umum. Ia menjadi urusan publik yang harus diatur dengan etika publik.
Setiap individu terikat dengan etika publik itu, dan jika melanggar akan
terkena sanksi sosial. Merokok menjadi urusan pribadi jika dilakukan di
tempatnya sendiri dan tidak ada orang lain yang keberatan atau terkena
dampak buruk dari merokok. Meskipun, moral bangsa beradab akan prihatin
terhadap kebiasaan itu, tetapi merokok dalam ruang pribadi terpulang pada
pilihan bebas yag bersangkutan. Pada umumnya para perokok juga tahu
bahwa sedikit atau banyak, cepat atau lambat, merokok akan merugikan
kesehatannya. Dan mereka mengetahui bahwa setiap orang mempunyai
hak menjaga kesehatanya sendiri. Namun, dengan alasan tertentu
mereka memilih merokok. Tetapi ketika aktivitas merokok dilakukan di
ruang publik (ruang hidup bersama) maka, para perokok tidak memiliki
kebebasan memilih, ia harus tunduk pada kepentingan bersama. Ia harus
menghormati kepentingan yang tidak merokok. Sebab, bagi yang tidak
merokok, asap rokok karena menjadi perokok pasif lebih membahayakan
daripada kepada perokoknya sendiri. Asap rokok telah menjadi mafsadah
dan adza bagi orang lain yang dipertanggungjawabkan oleh si perokok di
akhirat. Untuk menjaga kepentingan bersama mewujudkan perlindungan
atas kesehatan (hifdul nafs), konsensus dilahirkan dalam kerangka etika
dan moral bersama.

90
Dalam kehidupan sosial, perilaku, etika, dan moral memiliki mata rantai
yang sangat dekat. Etika (sopan santun) sebagai kumpulan nilai berkenaan
langsung dengan moral, yaitu suatu tatanan nilai benar-salah yang dianut
oleh suatu kelompok masyarakat. Moral lazimnya bersifat universal dan
bersumber dari nilai-nilai agama, sedangkan etika (atau sering disebut
akhlak) berkaitan dengan kesantunan dalam mewujudkan norma moral
yang terbentuk dalam konteks budaya masyarakat tertentu. Maka, moral
merupakan sistem nilai yang menjadi pengatur tingkah laku suatau
masyarakat. Dengan demikian, keduanya menyangkut pengertian perilaku
manusia secara normatif. Sementara itu, tindakan bernilai luhur ini disebut
dengan etiket (sopan santun). Etika didukung oleh beberapa nilai, seperti
nilai kejujuran dan kebaikan, nilai mengutamakan kepentingan umum, nilai
kesopanan, nilai saling menghargai, serta nilai diskresi, yakni pertimbangan
sadar berdasarkan nalar pikiran. Bila moral adalah nilai yang mendorong
seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu maka etika
(etiket) adalah rambu-rambu atau patokan yang ditentukan sendiri oleh
pelaku atau kelompoknya. Dengan kata lain, etika merupakan konsesus
sukarela dalam kelompok tertentu.
Berbicara mengenai etika merokok berarti berbicara pula tentang moral
atau akhlak perokok. Berarti kita berbicara soal nilai dasar yang mengatur
hubungan si perokok dengan orang lain. Moral senantiasa bersifat
positif atau berorientasi kepada kebaikan bagi semuanya. Sebagaimana
dikemukakan di depan, inti dari moral dalam merokok itu sendiri adalah
tidak merugikan orang lain. Tidak memberi mafsadah, mudarat, kerugian
dan adza bagi orang lain. Tindakan yang bermoral, idealnya menghasilkan
situasi win-win atau la dlarara wala dziror (tidak dirugikan dan tidak
merugikan), perokok untung dan tidak rugi dan orang lain juga untung
dan tidak merugi. Situasi ideal ini terjadi jika semua orang berhenti
merokok. Namun setidaknya dalam hubungan perokok dengan orang lain
tidak membuat yang tidak merokok merugi. Jika terjadi tindakan perokok
yang merugikan orang lain, maka itu perbuatan negatif yang bertentangan
dengan norma-norma moralitas dan layak disebut perbuatan amoral.
Di tengah kebiasaan merokok yang telah tersebar luas di masyarakat, upaya
pembudayaan etiket merokok menjadi niscaya. Sebab, pada umumnya
perokok di Indonesia masih melakukannya dengan tanpa etika. Sepertinya
mereka tidak mengenal lagi sikap toleransi terhadap non-perokok.
Mengembangkan kepedulian mereka pada orang-orang di sekitarnya
yang tidak merokok merupakan langkah penting. Di tengah kenyataan

91
memprihatinkan ini, merokok yang beretika dapat memberikan ruang bernafas
bagi perokok pasif.
Ada beberapa nilai etik yang dapat dijadikan pegangan agar merokok lebih
beradab sebagai perwujudan sikap toleransi terhadap non-perokok: Pertama,
mematuhi segala peringatan atau larangan yang menunjukan larangan
merokok di suatu tempat. Biasanya berlaku pada gedung-gedung atau ruangan
ber-AC, kendaraan umum, tempat-tempat umum seperti kantor pemerintah,
bandara, rumah sakit, kampus, sekolah, dan lain-lain. Kedua, tidak merokok di
tempat yang bisa dilihat oleh anak-anak. Ketiga, adat ketimuran masih belum
mentolerir wanita untuk merokok, apalagi yang sedang hamil, menyusui atau
menemani anak balitanya. Maka wanita sebaiknya tidak merokok. Keempat,
jika hendak merokok, bertanya lebih dulu pada orang yang ada di sekitar,
apakah mereka perokok. Jika tidak, cari tempat yang sepi. Kelima, membuang
abu rokok dan puntung rokok pada tempatnya serta tidak membiarkan puntung
rokok dalam keadaan menyala ketika dibuang.
Upaya untuk memasyarakatkan etika merokok perlu didukung oleh lembaga-
lembaga sosial-kemasyarakatan khususnya lembaga-lembaga keagamaan.
Dengan pendekatan religius, pesan etika dalam merokok bisa lebih mudah
diterima oleh masyarakat. Di sisi lain, pemerintah juga harus secara sungguh-
sungguh menegakkan regulasi dan aturan pembatasan merokok di tempat-
tempat umum. Jika perlu bisa diberlakukan hukuman denda atau kerja sosial.
Maka pembatasan dan pengaturan merokok menjadi perlu untuk melindungi
orang lain dari mafsadat akibat rokok yang dihisapnya. Inilah tindakan
kongkrit untuk mewujudkan nilai luhur syariat Islam yakni kemashlahatan
bagi semua orang. Kembali mengacu kepada etika Islam, kaum mukmin
yang sejati adalah mereka yang memberi manfaat kepada orang lain baik
yang besar maupun yang kecil. Orang mukmin sesungguhnya adalah mereka
yang tidak memberi dampak buruk (adza) bagi orang lain. Kemanfaatan akan
memperkuat keimanan seseorang sebaliknya kemafsadatan akan mengurangi
kadar keimanan seseorang; al-mukmin man salima al-mukmin min lisanihi wa
yadihi (seorang mukmin adalah orang yang seorang mukmin (lainnya) selamat
dari (gangguan) mulutnya dan tangannya).

4.4. Lesson Learned: Pesan Moral Kemashlahatan


Sebagaimana dijelaskan di atas, terdapat perbedaan pendapat dalam hal
hukum rokok dari tinjauan hukum fiqh. Apakah para ulama yang tidak
mengharamkan rokok secara mutlak tidak memiliki keberpihakan terhadap
kesehatan masyarakat? Apakah para fuqoha itu tidak mengerti makna

92
kesehatan menurut syariat Islam? Apakah mereka abai terhadap pentingnya
menjaga, melindungi dan memajukan kesehatan masyarakat? Tentu tidak
demikian.
Mesti dipahami bahwa perbedaan pendapat ulama mengenai masalah rokok
dari zaman awal munculnya hingga saat ini, semuanya memiliki dalil baik
naqli maupun aqli yang semuanya bersifat dlonni (dugaan), sehingga masuk
dalam wilayah ijtidahiyyah. Sehingga ulama pun mengakui adanya perbedaan
pandangan baik yang menghalalkan, memakruhkan dan mengharamkan
rokok, sehingga pada akhirnya ulama pun tidak menghukumi kafir bagi yang
menghalalkan dan sebaliknya bagi yang mengharamkan. Terlihat bahwa
dalam mengeluarkan fatwa tentang rokok, para ulama juga melihat berbagai
hujjah (argumen) dari berbagai macam sudut pandang yang berkaitan dengan
rokok sehingga dari satu daerah ke daerah lain, dari satu zaman ke zaman lain
fatwa bisa berbeda-beda.
Dari ulasan di atas, dapat kita ambil pelajaran bahwa perbedaan pendapat
dalam fiqh lazim terjadi ketika suatu persoalan hukum tidak didapati dalil
yang jelas dari Al-Qur’an atau Al-Hadits. Maka, para ulama melakukan
ijtihad berdasarkan ilmu, hikmah, dan akal fikir mereka. Para ulama “ahli
fiqh” (fuqoha) menggunakan metodologi ushul fiqh dalam mengeluarkan
fatwa. Sedangkan para ulama “ahli hadits” (kalangan Salafi/Wahabi dan yang
mengikutinya) yang tidak mengakui qiyas dan ijma’ sebagai sumber hukum
langsung mengambil dalil dari Qur’an dan Hadits.
Dalam menggali hukum (istinbath) tentang rokok, para fuqoha menerapkan
manhaj ushul fiqh. Ilmu ushul fiqh sendiri disusun oleh para ulama ushul dari
Al-Qur’an dan Hadits tentang bagaimana menetapkan hukum suatu perkara.
Ilmu ini menuntun para fuqoha menjalani prosedur ilmiah dalam menetapkan
hukum terhadap suatu masalah. Apakah suatu masalah dihukumi halal, wajib,
mustahab (sunnah), mubah (boleh), makruh (tidak disukai), atau haram. Metode
ini menjadi pedoman agar dalam menggali hukum agama, seorang ulama atau
mufti (pembuat fatwa) tidak salah memutuskan sebuah perkara agama. Sebab,
menetapkan hukum berkonsekuensi pahala atau dosa. Penetapan hukum yang
salah akan dipertanggungjawabkan di akhirat. Menghalalkan yang haram dan
mengharamkan yang halal sama-sama berdosa.
Prosedur penetapan hukum atas hal, masalah atau perkara tertentu, diawali
dengan menggali atau mengkaji nash (teks) dari Al-Qur’an, apakah hal
tersebut telah ditetapkan larangan atau kebolehannya. Adakah Al-Qur’an
melarang atau memerintahkannya. Jika ada ketentuannya secara jelas maka

93
mengharamkan yang halal sama-sama berdosa.

Prosedur penetapan hukum atas hal, masalah atau perkar


menggali atau mengkaji nash (teks) dari Al-Qur’an, apakah h
diambillah larangan
ketetapan tentang hukumnya, haramAdakah
atau kebolehannya. atau halalnya. Jika tidak
Al-Qur’an melarang at
ada perintahadaatauketentuannya
larangan, makasecara
para ulama akan meneliti Sunnah atau
jelas maka diambillah ketetapan ten
Hadits Nabi, adakah nash
halalnya. Jikayang
tidakmelarang atau memerintahkan
ada perintah mengenai
atau larangan, maka para u
hal tersebut.atau
Jika Hadits
ada maka dalil itu akan dipakai untuk memutus perkara.
Nabi, adakah nash yang melarang atau memerinta
Tidak sampai di situ, para ulama
Jika ada maka dalil akanitu
mencermati lebih jauh
akan dipakai maknamemutus
untuk hukum perkara
dari larangan dan perintah tersebut. Apakah larangan itu menunjukkan
ulama akan mencermati lebih jauh makna hukum dari lara
haram atau makruh. Apakah perintah itu bermakna wajib atau mandub
Apakah larangan itu menunjukkan haram atau makruh. Apa
(sunnah), atau mubah (boleh). Dalam memutuskan status hukum, para
wajib atau mandub (sunnah), atau mubah (boleh). Dalam mem
ulama merujuk kepada Al-Qur’an dan Sunnah sekaligus. Sebab, dalam
ulama
hal ini Sunnah merujuk kepada
berkedudukan Al-Qur’an
sebagai penjelas maknadannashSunnah sekaligus. S
Al-Qur’an.
berkedudukan
Demikian juga dalam menyimpulkansebagaihukumpenjelas
dari Sunnah,makna akan Al-Qur’an
nash
para ulama
menyimpulkan hukum dari Sunnah,
merujuk kepada Al-Qur’an untuk memahami betul makna nash Sunnah.para ulama akan meruju
memahami
Selain merujuk betul dan
dalil Al-Qur’an makna nash
Sunnah, Sunnah.
lazimnya Selainjuga
para ulama merujuk da
memperkuatlazimnya para ulama
hujjah (argumen) hukum juga
denganmemperkuat
rasio dan akal.hujjah (argumen) huk
Jika dalam Al-Qur’an dan Sunnah tidak ada dalil tentang itu, maka para
Jika dalam Al-Qur’an dan Sunnah tidak ada dalil tentang
ulama akan berijtihad, berupaya mendapatkan kesimpulan hukum dengan
menggunakan berijtihad, berupaya
nalar, fikiran mendapatkan
dan kebijaksanaan kesimpulan
yang dilandasi nilai-nilaihukum
dan dengan
danumum
prinsip-prinsip kebijaksanaan yang teladan
ajaran Islam, contoh dilandasi nilai-nilai
para sahabat dan prinsip-p
dan tradisi
yang hidup dan dihormati dalam masyarakat. Hasil dari ijtihad para ulamadan dihorm
contoh teladan para sahabat dan tradisi yang hidup
dari ijtihad
ini dikerangkakan sebagai para ulama inihukum
ijma’ (konsensus dikerangkakan
mayoritas ulama)sebagai
dan ijma’ (k
qiyas yakniulama) dan qiyas
menganalogikan yakni
suatu menganalogikan
perkara hukum dengan perkara suatuhukum
perkara hukum
lain yang telah
yang adatelah
hukumnya dengan melihat
ada hukumnya kesamaan
dengan illatnyakesamaan
melihat (sebab illatny
hukumnya).danIjma’ dan Qiyas
Qiyas diposisikansebagai
diposisikan sebagai dalil
dalilagama
agama setelah Al- Al-Qur’a
setelah
Qur’an danmemutus
Sunnah Nabi. Dalam memutus
perkara perkarapara
ijtihadiyah, ijtihadiyah,
ulamapara ulama mengguna
banyak
banyak menggunakan
Nabi, urf (tradisi atau adat-istiadat ummat adat-
qaul (ucapan) sahabat Nabi, urf (tradisi atau Islam), dan
istiadat ummat Islam), dan pertimbangan mewujudkan kemashlahatan
kemashlahatan dan menghindari kemudaratan (mafsadah). dan
menghindari kemudaratan (mafsadah).
Dalam hal Dalam hal hukum
hukum merokok, merokok,
perbedaan hukumperbedaan hukum tersebut men
tersebut mencerminkan
perbedaan hasil ijtihad. Dapat kita lihat bahwa, sebagian
ijtihad. Dapat kita lihat bahwa, sebagian ulama ulama memakai
memakai dali
dalil-dalil nash (Al-Qur’an
Sunnah) yangdan umumSunnah) yangdiarahkan
yang umum yangkepada
diarahkanrokok (kar
kepada rokok (karena dalil Dalil
ditemukan). khususnyaumumtidak dari
ditemukan).
nash Dalil
yangumum dari berkisar t
dipakai
nash yang dipakai berkisar
diciptakan tentang
Allah bahwa semua yang
diperuntukkan diciptakan
bagi Allah
umat manusia dan l
diperuntukkan bagi umat manusia dan larangan
kepada orang lain dan diri sendiri. berbuat kerusakan kepada
orang lain dan diri sendiri.
Para ulamaPara ulama
ahli fiqh ahliulasan
memulai fiqh tentang
memulai ulasan
rokok tentang
dari hukum rokok dari hu
asalnya
sebagaimana kaidah fiqh (‫لصألا‬ ‫ىف‬ ‫ءايشألا‬ ‫)ةحابالا‬ segala sesuatu pada
kaidah fiqh (‫ )األصل فى األشياء االباحة‬segala sesuatu pada asalnya
asalnya adalah
ada mubah, kecuali
dalil yang jika ada dalil yang mengharamkannya.
mengharamkannya. Terkait dengan rokok, pad
menemukan nash yang shorih (jelas) yang mengatakan bahw

94
Terkait dengan rokok, pada dasarnya para ulama tidak menemukan nash
yang shorih (jelas) yang mengatakan bahwa rokok itu haram. Setelah
itu, para ulama juga mencermati apakah itu,ada
paraunsur yangjuga
ulama diharamkan di apakah a
mencermati
dalam zat rokok seperti najis dan zat yang memabukkan. Dalam hal ini
seperti najis dan zat yang memabukkan. D
para ulama tidak menemukan dua unsur itu dalam tembakau atau rokok.
unsur itu dalam tembakau atau rokok. Ka
Karena tidak ditemukan dalil baik dari al-Qur’an maupun al-Hadits yang
mengharamkan rokok, dan tidak ada unsurmaupun al-Hadits
najis dan khamar yang
dalam mengharamkan
rokok r
maka pengambilan hukumnya menggunakan dalam rokok maka
istish’hab pengambilan
(kembali ke hukum hukumny
asalnya)
asalnya) yaitu mubah atau halal berdasarkan firmanyaitu mubah atau halal berdasark
Allah:

َ ِ ‫عيِم ََّج‬
ُ‫لاي َعًواه‬ ِ ‫ِيكَل ْاألَق ْرَلَخ‬
ِ‫ضي ِ َجذّ َم‬ ُ ‫فمااَم فْم‬
َ ِ ‫ض ْ َخرلَأ ْقَلا لَيكُ ْم‬
‫ا ًه َُو الذِي‬
“Dia-lah Allah, yang telah menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu.”
“Dia-lah Allah,(QS.yang telah 29).
Al Baqarah: menjadikan se
Baqarah: 29).
Bagi ulama yang tidak mengharamkan rokok secara mutlak, itulah argumen
yang dipakai. Bahwa pada dasarnya tidak ada dalil shorih (dalil khusus yang
Bagi
jelas) baik dari Al-Quran dan hadits tentang ulama
status yang
rokok dan tidak Status
merokok. mengharamkan
rokok yang berbahan dasar tembakau dari dipakai. Bahwa
sisi zatnya tidakpada dasarnya
ada dalil yang tidak ada d
mengharamkannya. Tembakau juga tidakAl-Quran dan atau
dihukumi najis hadits tentang status rokok d
memabukkan.
tembakau dari
Dari sisi zat tidak ada dalil untuk mengharamkan sisi zatnya
rokok. tidak ada dalil y
Maka sesuai
kaidah fiqh yang menyatakan bahwa hukum asal semua benda adalah halal
dihukumi najis atau memabukkan. Dari
dikonsumsi hingga terdapat dalil larangan yang Maka
rokok. mengharamkannya,
sesuai kaidah maka
fiqh yang meny
para ulama tidak serta-merta mengharamkan rokok.
halal dikonsumsi hingga terdapat dalil l
Sebagian yang lain mengqiyaskan hukumulama
rokok dengan hukum sesuatu
tidak serta-merta yang
mengharamkan ro
lain, misalnya hukum memakan bawang mentah. Karena metode qiyas juga
tidak banyak menjawab persoalan karena illat rokokyang
Sebagian dengan
lainillatmengqiyaskan
masalah huku
yang diqiyaskan tidak sama, maka sebagian ulama yang lain lebih cenderung
misalnya hukum memakan bawang men
menggunakan acuan mashlahah atau mafsadah. Perbedaan hukum dalam hal
menjawab persoalan karena illat rokok den
ini timbul karena cara pandang terhadap akibat dari merokok yang dalam hal
maka
ini berkedudukan sebagai illah yakni sebab sebagian
timbulnya ulama
hukum. Namun yang lain lebih cen
secara
umum tidak ada ulama yang menghalalkan mafsadah. Perbedaan
rokok secara mutlak hukum
(absolut),dalam hal in
dari dalam
sebab para ulama tersebut berpendapat bahwa merokok
rokokyang
terdapatdalam hal ini berked
hal yang
merugikan kesehatan bagi orang-orang tertentu.
hukum. Namun secara umum tidak ada u
(absolut),
Maka para ulama tersebut menghukumi rokok diukursebab para ulama
dari adanya maslahahtersebut berpe
atau manfaat dan mafsadah atau mudaratmerugikan kesehatanPara
yang ditimbulkannya. bagiulama
orang-orang ter
fiqh kemudian meneliti lebih jauh apakah ada manfaat atau sebaliknya
Maka
terdapat dampak atau akibat buruk dari para ulama
merokok. Sebab,tersebut
dampak menghukumi
dari ro
suatu perbuatan menentukan hukum perbuatan itu. Jika dampak buruk
dan mafsadah atau mudarat yang ditimbu
lebih jauh apakah ada manfaat atau sebal
merokok. Sebab, dampak dari suatu perb
95
dampak buruk yang ditimbulkannya kecil
dampaknya besar bisa menyebabkan haram
yang ditimbulkannya kecil maka hukumnya menjadi makruh, namun
jika dampaknya besar bisa menyebabkan haram hukumnya. Sebab pada
dasarnya terdapat dail umum bahwa segala perbuatan buruk (khabaits)
dan membuat kerusakan (tahlukah) itu dilarang dalam Islam berdasarkan
firman Allah dalam QS Al-A’raf 7:157 dan Al-Baqoroh:195:
‫ي ََع ِِ َننيِذَّلا‬
‫الَّذِين يتَّبعون الرسول النَّبي األُمي الَّذي يجدُونَهُ م ْكتُوبًا عِندهُم فِي التَّوراة واْلنجيل يأْمرهُم با ْلمعروف وي ْنهاهُم عن‬
ْ ّ ‫بَا‬ ‫رلاْْع ُُر ْ َونوِِفُعََو َيَ ْن ِ ََه‬ ‫سَِبِ ّا ْل ََم‬ ُُ ‫نلا َيَأْ َ ُُم‬ ‫بَ ِِّنجي ِِل‬ ‫ألاا َّ ِةَِ ََّو‬ ‫نو ََُدم ْكتُجِوبَْيًا ُ عِنيدََ ِهُذَ ّْْملاف َِيّي ِالّمتَّ ُ ْْو ََر‬ ُ‫بوالَّ ُِِذت َّ ْيك َيََم ِِجدهُُونَه‬ ‫دن ََّّيعِ ااأل ُ ِِم ً ُ ََّّي‬ ِ‫ف ُسُوْم ََلهُ َالنَّ ِب‬ َّ َ ‫وَتَّ ّبِ ُعُو‬ َ َ
َْ ‫تهُو ْمي‬ ُ ‫لوره ُْم‬ ِ ‫يا ِِْل‬ َّ ِ ‫تلا َنيال َّر‬ َّ ِ ‫ا ِلَّةاذالَِّيَذرِيَ ْن َن َي ي‬
‫إلاَو‬
‫ن‬ ‫ع‬
ِ َ ِ ‫جن‬ ‫م‬ ُ ‫ه‬ ‫ا‬ ‫ه‬ ‫ن‬ ‫ف‬ ِ ‫و‬ ‫ر‬ ‫ع‬ ‫م‬ ‫ال‬ ‫ب‬ ‫ُم‬ ‫ه‬ ‫ر‬ ‫م‬ ‫أ‬ ‫ي‬
َ‫فواِالَّلَُّرتت ِِيِيْع ََمككَاَا ُْننلا ُ َْْتَتِب َععلَلَِ ْْييم ِهههُ َ ْممُرْفَفَ ُُماالَّلَّأْذذِيِيَي ََنن آآَ ِ َممَنُنُوو‬
‫لياْاْ بِب ِ ْ ِِهه‬ ‫ل‬ ‫ي‬ ‫نج‬ ‫ْل‬ ‫ا‬ ‫و‬ ‫ة‬ ‫ا‬‫ر‬ ‫و‬ ‫ت‬ ‫ال‬
‫صها َررَههُهُ ْ ْممن ْ َ َووي َااَوألألََِ ْْغغ َالال ِ ِ ََلل‬ ‫ِي‬ ‫ف‬ ‫م‬ ُ ‫ه‬ ‫د‬ ‫ِن‬
‫ع‬ ‫ًا‬
ُْْ ‫لا ُعع َِععن ْْنن ُههَعَ ْمم إِإْْم‬‫ب‬ ‫و‬ ‫ت‬‫ك‬ ‫م‬ ُ ‫ه‬ ‫ن‬
َ ‫ُو‬ ‫د‬ ‫ج‬ ‫ي‬ ‫ي‬ ‫ذ‬ِ ‫ال‬ ‫ي‬ ‫م‬ ِ ‫األ‬ ‫ي‬ ‫ب‬ ‫ن‬ ‫ال‬
ََ ‫طلا ِِتت ِ ََوو َُّميُيُهُ ََحح َِِلرر ُُمم ُ َّّل ََععلَلَ ْْييحِ ِِهه ُممُي ا َ ْْاللو َ ََخخِبَبَ ِاارئِئِ َ ََثث‬
ََ ْ ‫كنوو َيَيَُم‬
‫ض‬ ‫ل‬َ ‫و‬ ‫س‬ ‫ر‬ ‫ال‬
‫تا ُهه ُمم َ َّبال ُ ّ ِ ََّّط‬
‫يَيِي ّببَاا‬ ‫ن‬َ ‫و‬ ‫ع‬ ‫ب‬ ‫ت‬
َ‫ام ْْل ِ ُّمرنكَح َِريَ َو َيِوُحِ ُ ُّل ِ َل‬
َ َّ ْ ُِ َ َ ْ َ ‫ص‬ ِ ْ ُ َ ُ ‫ض‬ َ ِ ‫الط‬ ُ ُ ‫ُال ُمنك َِر ُ َويُحِ ُّل ل‬
‫ئاههُهُْم َُممبفَ ْْال َالخ ُُممذ ْْفف ِْي ِِلللا َنُُححووآُم ََمِهنننُوْاْيَلِب َِعه‬
‫ض َممَكيَاعَع َنههوُُ ْأأَُت ْْوولَلَثئِئِ َعلَ ََِ ْكك ِي‬ ‫صهُاْاِْإْمالال َْنُّنُّمواووهُ َألررَْن ْغالَّالََّعذذال َ َِيِيلعأأُُالَّ ِتنزنز ََللِي‬‫صبَب َعُعر ْوو‬ ْ ََّّ‫ضَوَ ُنَعألاص َعَوْنُر ُهو ْْممهُهُ ِإ َو َارت‬ ‫ي‬
َْ ‫لالوهُغ‬ ‫و‬ ‫ث‬ َ ‫ئ‬
ِ ‫ا‬ ‫ب‬ ‫خ‬
َ ْ
َ ُ َ ‫ني ُِّلذَّلاف مِه َيَلَع تنا َك يِتََّلا‬
‫ال‬ ‫م‬ ‫ه‬ ‫ي‬
ْ َ ‫ل‬‫ع‬ ‫م‬ ‫ر‬ ‫ح‬ ‫ي‬
ُ ‫و‬ ‫ت‬ ِ ‫ا‬ ‫ب‬ ‫ي‬ َّ
‫الط‬ ‫م‬ ‫ه‬ َ ‫ل‬ ِ‫ْاوْال ُمُنن َك ِمآَر َ َويُح‬
َ َ‫ُ ُ َ ْ ِ ْ َ َ ِ ُ ِ ُ ُ ََو ََع َّز ُ َروهُ َ ُون‬
‫ر‬ َّ
‫ز‬ ‫ع‬ ‫و‬ َ َ ْ
ُ َ َ ِ َ َ ْ ُ َ ‫ص ُروهُ َوات‬
ِ ‫ع ْفلَوح ِوه َن‬
‫ب‬ َ ‫صهُ أَُنو َلَوئ ُكهوهُ ُمرَّز ْالم‬
ُ ِ Artinya: َ ‫هو ُلر مع‬ ‫تا َِيو أُ ُنز‬ ‫نلاعواْاوالنُُّعو َربَ ّالَّذ‬ ‫روُوّاتَّب‬ ‫َنوُحِلْفُمْلا ُمهُ َكِئَلْوأ هَُعَم وَل ِع َّززنرأوهَيو ِنَذَ ّصلار َوه‬
ُ ُ َ ِ ْ (Yaitu)
َ َ َ ِ orang-orang
َ َ ُ َyang
َ ُ ُmengikut
َ َ ُ ُ َRasul,
َ Nabi yang ummi yang (namanya)
Artinya: (Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya)
Artinya: (Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang
mereka dapati tertulis di
di dalam
Artinya:
(namanya) (Yaitu)
mereka dapatiorang-orang
mereka tertulis
dapati yangTaurat
dalam Taurat
tertulis
dan Injil
mengikut
di dan
dalamInjil yang
Rasul,
yang ada
Nabi di
di sisi
yang
adadan
Taurat
mereka,
ummi
sisiInjil
mereka, yang
yang
yang
yang ada
menyuruh
(namanya)
menyuruh
di sisi
mereka
mereka mengerjakan
mengerjakan yang ma'ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar
mereka
mereka, dapati
yang tertulis
menyuruhdi yang
dalam ma'ruf
mereka dandan
Taurat melarang
Injilbaik
mengerjakan mereka
yang ada
yang dari
di sisimengerjakan
ma’ruf mereka, yangmenyuruh
yang
dan melarang mungkar
mereka
dari dan
dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala
menghalalkan
mengerjakan bagi
yang mereka
mungkar segala
dan yang
menghalalkan dan mengharamkan
bagi mereka bagi mereka
segala yangsegala
baik
mereka mengerjakan
yang yang ma'ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar
yang buruk
buruk dan
dan mengharamkan
dan membuang
bagi mereka
membuang dari
dari mereka
segalabeban-beban
mereka yang burukdan
beban-beban danbelenggu-belenggu
dan membuang dariyang
belenggu-belenggu ada
mereka
yang ada
dan menghalalkan
pada
beban-beban
pada mereka.
dan bagi mereka
Maka segala
belenggu-belenggu
mereka. Maka orang-orang
yang
orang-orang baik
yang
yang dan
ada mengharamkan
beriman
pada
yang menolongnya kepadanya.
mereka.
beriman kepadanya.
bagi
Maka mereka segala
memuliakannya,
orang-orang
memuliakannya,
yangmenolongnya
beriman kepadanya.
dan mengikuti memuliakannya,
cahaya yang terang yang diturunkandan mengikuti
kepadanya (Al cahaya
Quran),
yang buruk dan
yangmenolongnya
membuang
terang yangdan
dari mereka
mengikuti cahaya
diturunkan
beban-beban
yang terang
kepadanya
dan belenggu-belenggu
yang diturunkan
(Al Quran), merekakepadanya
yang
(Al ada
Quran),
itulah orang-orang
mereka
padamereka itulah
mereka. orang-orang
itulahMaka yang
orang-orang
orang-orang beruntung.
yang157). yang (QS.
beruntung. (QS. Al-A’rof:
beriman 157).
kepadanya.
Al-A’rof: 157). memuliakannya,
yang beruntung. (QS. Al-A’rof:
menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang
﴿‫َلَو‬diturunkan kepadanya (Al
‫ ْْييدِيكُم‬Quran),
‫ى إِإللَلَِإىىْمالالتتََُّّ ْههلُلُ ََكك‬
ِ َ ‫كي ِةةدِ﴾ِ﴾ْيأ‬
ََ ‫﴿و َ َالك تُ ُْْللقُْهَوا ّ ِبأ‬
‫تا‬ُ ‫قْل‬
ُ ‫ب او‬ ْ ِ ‫تلادِيكُ ْْم‬ ‫﴿و َال تلقُوا بِأ‬ ‫﴾ ََِة‬ 
mereka itulah orang-orang yang beruntung. (QS. Al-A’rof: 157).
Dan Dan janganlah kalian menjatuhkan
janganlah
Dan janganlahkalian menjatuhkan (diri
kalianmenjatuhkan (dirikalian)
(diri dengan
kalian)
kalian) tangan-tangan
dengan
dengan kalian
kalian kepada
tangan-tangan
tangan-tangan kalian
kepada
kepada kebinasaan. (QS. Al-Baqoroh:
kebinasaan. (QS. Al-Baqoroh: 195) 195)
kebinasaan. (QS. Al-Baqoroh: 195) ﴾ِ‫﴿ َو َال تُ ْلقُوا بِأ َ ْيدِيكُ ْم إِلَى التَّ ْهلُ َكة‬
Aspek lain yang dilihat dalam rokok-merokok adalah adakah dloror
Aspek lain yang dilihat dalam rokok-merokok adalah adakah dloror (kerusakan badan)
DanAspek
(kerusakan
yang
lainbadan)
janganlah yang dilihat
kalian
ditimbulkannya,
dalamditimbulkannya,
menjatuhkan
yang
sebab
rokok-merokok
ada
(diri
hukum
kalian)
umum
adalah
dengan adakah
tentang
dloror
tangan-tangan
sebab (kerusakan
ada hukum
larangan
kalian
menyebabkan
badan)
kepada
umum
dloror.
yang larangan
tentang ditimbulkannya, sebab ada hukum
menyebabkan dloror.umum tentang
Hadits larangan
riwayat Abumenyebabkan dloror.
Daud, Ahmad,
kebinasaan.
Hadits
Daruqutni,
(QS.
riwayat
dan
Al-Baqoroh:
Abu Daud,
lain-lain
195)
Ahmad,
melarang Daruqutni, dan
perbuatan lain-lain
dloror: melarang perbuatan dloror:
Hadits riwayat Abu Daud, Ahmad, Daruqutni, dan lain-lain melarang perbuatan dloror:
Aspek lain yang dilihat dalam rokok-merokok adalah adakah dloror ‫(ال‬kerusakan
‫ضرار‬
‫ررض‬ ‫الو‬badan)
‫وال ضرار‬
‫ضرر وال‬
‫الال ضرر‬
‫رارض‬
yangArtinya:
Artinya:
Artinya:
Jangan
ditimbulkannya, melakukan
Janganmelakukan
Jangan melakukan sesuatu
hukumyang
sebab adasesuatu
sesuatu umumdapat
yang
yang dapat
dapat
mencelakakan
tentang
mencelakakan diri
diri sendiri
larangan menyebabkan
mencelakakan sendiri dan
diri sendiri
orang
dandloror.
orang
dan
lain.
Hadits
oranglain.riwayat Abu Daud, Ahmad, Daruqutni, dan lain-lain melarang perbuatan dloror:
lain.

Selain
Selain
Selain melihat
melihat keburukan
keburukan
melihat dan
keburukandan kerusakan
kerusakan yang
dan kerusakan ditimbulkannya,
yang
yang para
para ulama
ditimbulkannya,
ditimbulkannya, juga
para ulama
ulama juga melihat
juga
melihat
melihat
aspekaspek lain seperti adakah faktor tabdzir ‫ضرار‬
(pemborosan)aktivitas ‫وال‬ ‫ضرر‬
dalam aktivitas ‫ال‬
aspek lain
lain seperti
seperti adakah
adakah faktor tabdzir (pemborosan)
faktor tabdzir (pemborosan) dalam
dalam aktivitas merokok
merokok
Artinya:
merokok Jangan melakukan
sebagaimana
sebagaimana larangan sesuatupemborosan
larangan
pemborosan yang
dalamdapat mencelakakan
dalam 26-27
QS. Al-Isra: diri sendiri
QS. Al-Isra: 26-27dan orang
sebagaimana larangan pemborosan dalam QS. Al-Isra: 26-27
lain.
‫ إِإ ََّّنن ۡۡٱلٱل ُممبَبذذ ِِرِريي ََنن ككَاَانُنُ ٓوواْاْ إِإ ۡۡخخ ٰٰ َوو ََنن ٱلٱل ََّّشش ٰٰيَيططِيِي ِِۖۖ ِنن َووككَاَا ََنن ٱلٱل ََّّشش ۡۡيي ٰٰ ََطط ُُنن ِِلل َرربِب ِِۦهۦه‬٢٦ ‫وءا ِت ذَا ۡٱلقُرۡ َبى حقَّهُۥ و ۡٱل ِم ۡسكِي َن وٱ ۡب َن ٱل َّسبيل و َال تُ َبذِرۡ تَ ۡبذِي ًرا‬
َِ َ ِ َ َ ِ ٓ ِ َ ُ ِ ٢٦ ‫ََو ََءا ِت ذَا ۡٱلقُرۡ بَ ٰٰى ََحقَّهُۥ ََو ۡٱل ِم ۡسكِي َن ََوٱ ۡب َن ٱل َّسبِِي ِِل ََو َال تُبَذِرۡ تَ ۡبذِي ًرا‬
ُ
Selain melihat keburukan dan kerusakan yang ditimbulkannya, para ulama juga melihat ٢٧
٢٧ ‫وراا‬ ‫ََككفُف ٗٗور‬
aspekArtinya:
lain sepertiberikanlah
adakah faktor tabdzir (pemborosan) dalam aktivitas merokok
96 Artinya: Dan
Dan berikanlah kepada
kepada keluarga-keluarga
keluarga-keluarga yang
yang dekat
dekat akan
akan haknya,
haknya, kepada
kepada
sebagaimana
orang larangan
miskin dan pemborosan
orang yang dalam QS. Al-Isra:
perjalanan 26-27
dan janganlah kamu menghambur-
orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-
lain.

Selain melihat keburukan dan kerusakan yang ditimbulkannya, para ulama juga melihat
aspek lain seperti adakah faktor tabdzir (pemborosan) dalam aktivitas merokok
sebagaimana larangan pemborosan dalam QS. Al-Isra: 26-27
ِ َ ٰ َ‫قَانَۡلٱٱل َّش ۡايذ‬
‫تاِربَءۦهَو‬ ُ ‫ب ۡورك‬
َ ِۖ ‫ق ٱلَح َّش ٰيَ ٰطِى‬ ۡ ‫سِم‬
ّ َ‫لٱُوَواْ إ ۡۥخ ٰ ُوهَن‬ ۡ ‫سلٱ ۡ َنۡبٱَو َنيِك‬ ّ َ‫ب‬ ِ ‫ت اَلَو لي‬ َ ّ‫ت ۡر ِذ‬
ُ ‫ب‬ َ ‫ اًريِذۡب‬٢٦ ‫َّنإ‬
ِ ‫َ ِو َءا‬
ِ ِ َ ‫ط ُن ل‬ َ ‫ين‬ِ ً ‫ت ذَا ۡٱلقُ ۡربَ ٰى َحقَّهُۥ َو ۡٱل ِمسۡ ك ِٰينَ َو ۡٱبنَ ٱل َّسبِيِ ِل َو َال تُبَذ ِۡر ت َبذ‬
َ ِ ٓ ‫ إِ َّن ۡٱل ۡ ُمبَذ ِِرينَ كَان‬٢٦ ‫ِيرا‬
‫بُمۡلٱ‬ َ ّ‫شلٱ َنَٰوخِإ آْوُناَك َنيِر ِذ‬ ّ َ‫ي‬ ۖ
َ ٰ ‫شلٱ َناَكَو ِنيِط‬ ّ َ ‫بَرِل ُنَطۡي‬ ِّ ‫فَك ۦِه‬ ُ ٢٧‫ور ٗارو‬
‫ ٗا‬٢٧
ُ‫َكف‬

Artinya: Dan berikanlah


Artinya: Dan berikanlahkepada
kepada keluarga-keluarga
keluarga-keluarga yang akan
yang dekat dekathaknya,
akan haknya,
kepada
orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu
kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-
hamburkan (hartamu) secara
menghambur-hamburkan boros. Sesungguhnya
(hartamu) secara boros.pemboros-pemboros
Sesungguhnya itu adalah
pemboros-
saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya. (QS.
pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat
Al-Isra: 26-27)
ingkar kepada Tuhannya. (QS. Al-Isra: 26-27)
Dari pengamatan dan pencermatan ini, para ulama kemudian memutuskan hukum rokok
Dari pengamatan
berdasarkan danalasan
illat atau pencermatan
hukumnya. ini,
Adapara
yangulama kemudian
menghukumi memutuskan
makruh jika dalam
hukum rokokdanberdasarkan
pengamatannya illat berdampak
pendapatnya rokok atau alasan hukumnya.
keburukan, kerusakan, Ada
tabdziryang
dan
menghukumi makruh
dloror ringan, seperti jika dalam
misalnya pengamatannya
menyebabkan danatau
bau tidak sedap, pendapatnya rokok
dampak kesehatan
yang ringan. Tetapi
berdampak bagi parakerusakan,
keburukan, ulama yang menemukan pandangan
tabdzir dan dan keyakinan
dloror bahwa
ringan, seperti
misalnya menyebabkan bau tidak sedap, atau dampak kesehatan yang
ringan. Tetapi bagi para ulama yang menemukan pandangan dan keyakinan
bahwa merokok dapat menyebabkan kerusakan besar bagi orang tertentu
dalam kondisi tertentu, maka hukumnya menjadi haram.
Maslahah dan mafsadah ini berkedudukan sebagai illat hukum atau sebab
timbulnya hukum. Kaidah fiqh menyatakan al-hukmu yaduuru maa illatihi
wujudan wa adaman (hukum itu bergerak bersama ada atau tidak adanya
illat). Lalu bagaimana seorang ulama fiqh menyimpulkan sesuatu itu
menimbulkan maslahah atau mafsadah? Para ulama menyatakan bahwa
untuk mengetahui apa yang mashlahah dan mafsadah harus mengacu
baik kepada nash Qur’an dan Sunnah terlebih dahulu, baru kepada akal
budi, pengalaman (tajribah), nilai-nilai luhur yang hidup di masyarakat
atau penelitian ilmiyah (bahts ilmy). Maslahah terkait keakhiratan harus
mengacu kepada nash Al-Qur’an dan Hadits, sedangkan kemaslahatan
terkait dengan dunia mengacu kepada akal budi dan nalar manusia. Sebab,
manusia dikaruniai fitrah dan akal budi yang bisa mengenali yang baik dan
buruk, yang terpuji dan tercela (Athiyyah, 2001).
Para fuqoha berpendapat bahwa dalam rokok ada mashlahah atau manfaat
dan mafsadah atau mudaratnya. Manfaat yang dimaksud antara lain
kenikmatan bagi perokok dan adanya lapangan kerja dan penghasilan bagi
petani tembakau, karyawan pabrik dan pedagang rokok. Mudarat dalam
hal ini adalah bau yang tidak sedap yang ditimbulkan asap rokok, adanya
kandungan zat yang merugikan atau membahayakan kesehatan, dan
pemborosan yang ditimbulkan oleh kebiasaan merokok.

97
Bagi ulama yang tidak mengharamkan merokok secara mutlak tersebut,
mashlahah dan mafsadah dalam konteks mengkonsumsi rokok tidak bisa
dikaitkan secara umum tetapi dikaitkan dengan pengguna rokok. Sampai
sejauh mana merokok membawa mashlahah dan mafsadah bagi yang
mengonsumsinya. Jika ia membawa maslahah maka hukumnya menjadi
mustahab (sunnah) atau bahkan wajib, kalau tidak membawa dampak apa-
apa maka hukumnya mubah. Sebaliknya jika membawa dampak buruk,
menimbulkan mafsadah, jika kerusakan yang ditimbulkannya berat maka
hukumnya haram, jika ringan maka hukumnya makruh. Bagi orang sakit,
maka hukum merokok bisa sampai status haram. Dalam konteks adanya
mafsadah bagi pengguna rokok, maka hukum kemakruhannya atau
keharamannya diletakkan pada pengguna yang tidak tepat dengan kata lain
“penyalahgunaan” rokok.
Mafsadat dan mashlahah dalam hal merokok sangat terkait dengan kondisi
si perokok. Bagi yang rentan terhadap asap rokok maka hukumnya akan
beda dengan yang kebal terhadap dampak rokok. Sebab, orang berbeda-
beda daya tahannya terhadap asap rokok. Seseorang juga bisa berbeda
daya tahannya terhadap rokok dari satu waktu ke waktu yang lain.
Seseorang dalam kondisi sehat dan akan sakit memiliki daya tahan yang
berbeda, begitu pula dengan orang yang masih muda dengan orang yang
sudah tua. Demikian juga dengan kerugian ekonomi akibat pemborosan.
Bagi kalangan ekonomi lemah jelas bahwa pemborosan mengakibatkan
turunnya kualitas hidup mereka. Sementara bagi kalangan berpunya biaya
rokok tidak akan membebani mereka secara ekonomi.
Lebih dari itu, manfaat dan mafsadat juga terkait dengan pihak lain yang
terdampak oleh aktivitas merokok. Merokok di ruang dan waktu yang
dipastikan akan berdampak kepada orang lain akan memunculkan hukum
berbeda pula. Tidak hanya dikaitkan dengan kondisi kesehatan (kekebalan
atau kerentanan) si perokok tetapi juga terkait dengan kondisi kesehatan
pihak lain. Jika dipastikan memunculkan dampak buruk bagi pihak lain
karena kerentanannya maka para ulama akan cenderung menghukuminya
dengan makruh atau bahkan haram sesuai derajat kerentanannya. Contoh,
merokok dekat dengan orang sakit, anak kecil atau bayi bisa sampai status
haram. Demikian juga bagi ibu hamil dan menyusui.
Maka hukumnya pun berbeda-beda berdasarkan dampak manfaat atau
mafsadat yang ditimbulkannya. Memang, hukum merokok yang acuan
hukumnya adalah maslahah dan mafsadah akan sangat relatif dan dinamis.

98
Ia tidak dihukumi dari sudut pandang barang atau dzatnya, tetapi dihukumi
pada akibat pada individu perokok itu sendiri maupun kepada orang
lain. Ia tidak bisa dihukumi secara umum (ijmali/generalisasi) dan dihukumi
berdasarkan penggunaan yang benar atau “penyalahgunaan” rokok.
Aspek lain yang diperhatikan oleh para ulama yang tidak mengharamkan rokok
secara mutlak adalah kehati-hatian terkait status hukum penghasilan dari aktivitas
ekonomi yang berkaitan dengan rokok. Kehati-hatian dan pertimbangan yang
mendalam diperlukan karena penetapan hukum merokok juga terkait dengan
hukum hal-hal lain yang terkait rokok, terutama status hukum penghasilan dari
lapangan pekerjaan yang terkait rokok. Hingga hari ini masih terdapat sejumlah
besar umat Islam di Indonesia yang hidupnya tergantung dari pertanian tembakau
dan industri rokok. Upaya untuk mengalihkan dari jenis usaha ini kepada jenis
usaha lain belum memadai. Insentif dan kemudahan untuk alih profesi belum
dilakukan oleh pemerintah maupun oleh kalangan dunia usaha dan civil society.
Ketika hukum dzat rokok adalah halal, -yang jatuh kepada hukum makruh
atau bahkan haram adalah “penyalahgunaan” rokok-, maka rejeki para petani
tembakau, karyawan pabrik rokok, pedagang rokok, pengiklan rokok, dan lain-
lain akan halal. Sebaliknya, jika rokok dihukumi haram mutlak, maka uang
hasil petani tembakau menjadi haram. Petani tembakau memakan rejeki haram.
Semua benda yang dibelinya tidak bisa digunakan untuk sholat dan ibadah yang
lain karena statusnya haram. Haji dari uang tembakau adalah batal, demikian
juga uang yang digunakan membayar madrasah atau pesantren adalah uang
haram. Dampak keagamaan yang timbul dari pengharaman mutlak rokok sangat
serius, yakni mendegradasi status dan kualitas keislaman dan keimanan mereka.
Lebih luas lagi, fasilitas umum yang dibangun dari cukai rokok adalah haram
digunakan untuk tujuan ibadah.
Sedangkan bagi kalangan ulama atau organisasi yang mengharamkan merokok
secara mutlak terlihat cenderung memandang masalah ini secara umum. Bisa
dipahami bahwa masalah perbedaan daya tahan dan kerentanan individual tidak
dianggap penting karena pandangan bahwa merokok berdampak sangat buruk
bagi siapa saja. Rokok tetap merugikan bagi kesehatan si kuat maupun si rentan,
baik bagi perokok maupun orang di sekitarnya. Mafsadat yang sangat
besar telah ditimbulkan oleh aktivitas merokok. Baik mafsadat dari sisi
kesehatan maupun ekonomi masyarakat.
Bagaimana dengan maslahah atau manfaat dari rokok bagi petani
tembakau, karyawan pabrik rokok dan pekerja industri rokok yang lain?
Manfaat ini diakui ada, tetapi dibandingkan dengan mafsadah dan kerugian

99
yang ditimbulkannya manfaat tersebut jauh lebih kecil. Berdasarkan pada
hasil penelitian lembaga-lembaga terpercaya, merokok telah menyebabkan
kerusakan besar bagi masyarakat. Keuntungan ekonomi yang didapat
masyarakat dari industri rokok sangat jauh dengan kerugian yang diderita
oleh masyarakat. Rendahnya kesehatan dan meluasnya penyakit akibat
rokok menyebabkan biaya yang sangat tinggi untuk pengobatan baik oleh
masyarakat sendiri atau oleh pemerintah. Maka penghasilan yang didapat
oleh masyarakat dari industri rokok harus ditebus dengan biaya pengobatan
yang jauh lebih besar yang harus ditanggung oleh masyarakat sendiri. Cukai
yang diterima pemerintah juga kalah besar dengan anggaran bagi pelayanan
kesehatan yang harus dialokasikan oleh pemerintah. Maka merokok ditinjau
dari sisi kepentingan masyarakat secara umum dinilai sangat merugikan. Maka
berdasarkan hal ini merokok dihukumi haram mutlak.
Dengan memahami paradigma penggalian hukum di kalangan para fuqoha
tentang rokok, kita bisa lebih tepat dalam memahami masalah yang terjadi
di lapangan dan mensikapinya dengan lebih bijak dan tepat. Jika pendekatan
hukum yang legal formal itu memunculkan masalah yang rumit, maka tidak
ada masalah ketika hukum merokok tidaklah tunggal. Meskipun keadaan ini
tidak memenuhi cita ideal para aktivis dan masyarakat peduli yang ingin segera
memajukan perlindungan kesehatan yang diajarkan dalam Islam. Di tengah
semangat untuk terus bergerak dan berupaya untuk mengubahnya, kesabaran
untuk perubahan bertahap dan optimisme harus terus dipertahankan. Hal yang
juga penting adalah kearifan bersikap agar gerakan perubahan tidak melahirkan
mafsadah yang akan memantik resistensi. Dalam situasi transisional, pendapat
hukum atau fatwa para ulama yang beragam itu memungkinkan para petani
dan para karyawan pabrik rokok tidak mengalami kekerasan teologi. Artinya
mereka tidak mengalami ketidakbermaknaan hidup akibat rasa berdosa dan
bersalah karena telah menghasilkan barang haram. Dengan berkembangnya
hukum rokok cenderung menuju makruh, cukup bagi kita secara bertahap
mengurangi penggunaan tembakau.

100
BAB 5
5. KONDISI DAN ANALISIS KEBIJAKAN
PENGENDALIAN ROKOK

S ejak tahun 1990, penyakit akibat konsumsi tembakau dan rokok (tobacco
epidemic) telah menjadi salah satu ancaman serius bagi kesehatan
masyarakat di dunia. Tobacco epidemic menjadi salah satu penyebab
kematian dini dengan estimasi kematian mencapai 3,5 juta jiwa pada
tahun 1998. Semakin mengkhawatirkannya kondisi konsumsi rokok ini
kemudian mendorong negara-negara di bawah World Health Organization
(WHO) untuk menginisiasi Framework Convention on Tobacco Control
(FCTC) pada tahun 2005. FCTC yang hingga saat ini telah diratifikasi oleh
lebih dari 180 negara menjadi acuan dalam kebijakan pengendalian rokok
di dunia. FCTC mendorong pengendalian rokok baik dari sisi permintaan
(demand) maupun penawaran (supply). Dalam 15 tahun implementasinya,
FCTC telah berhasil menurunkan tingkat prevalensi merokok dunia dari
24,9% pada tahun 2005 menjadi 20,5% pada tahun 2016. Untuk mengawasi
dan mengukur tingkat keberhasilan implementasi kebijakan pengendalian
rokok, FCTC mengembangkan paket kebijakan MPOWER yang menjadi
tolak ukur implementasi kebijakan pengendalian rokok bagi negara-negara
di bawah WHO. Bagian ini akan secara khusus membahas perkembangan
implementasi kebijakan berdasarkan kerangka MPOWER pada tingkat
global dan nasional di Indonesia.

5.1. Pengendalian Tembakau secara Global


Efek negatif yang dihasilkan rokok merugikan tidak hanya bagi perokok
aktif, namun juga perokok pasif dan bukan perokok. Rokok menjadi
penyebab utama kematian dini yang sebenarnya dapat dicegah, sebesar
7 juta kematian per tahun terutama di low-middle income countries.
Penggunaan tembakau merugikan secara ekonomi karena besarnya
biaya pengobatan penyakit akibat rokok, hilangnya produktivitas, dan
menurunnya pemasukan keluarga. Perokok dengan ekonomi rendah makin
tenggelam dalam kesenjangan dan kemiskinan akibat rokok. Penyakit
akibat rokok menyumbang 5,7% pengeluaran kesehatan global tahun 2012
dan total biaya ekonomi karena rokok setara dengan 1,8% GDP dunia
(Goodchild et al., 2018). Sementara itu, setiap negara sedang mengejar
target SDGs 2030 salah satunya poin tiga “memastikan hidup sehat dan

101
mendorong kesejahteraan pada segala umur”. Target 3.4 di dalamnya yaitu
mengurangi sepertiga kematian dini dari penyakit tidak menular. Indikator
target 3.4 adalah tingkat kematian dan prevalensi perokok. Hal tersebut
dapat dicapai dengan memperkuat implementasi WHO Framework
Convention on Tobacco Control (FCTC) di semua negara seperti yang
tercantum pada target 3.a.

WHO FCTC merupakan bentuk komitmen negara anggota untuk


melindungi hak kesehatan masyarakat. Sebanyak 192 anggota WHO
menghadiri konvensi FCTC WHO pada tahun 2003. WHO FCTC mulai
berlaku pada tahun 2005 dan menyerukan negara yang telah meratifikasi
untuk mengimplementasikan pengendalian tembakau yang komprehensif.
Hingga tahun 2017, terdapat 181 negara yang telah meratifikasi WHO
FCTC pada tahun 2017 (WHO, 2017).

Perjanjian tersebut mengikat negara untuk (WHO, 2009) :


a. Melarang atau membatasi iklan, promosi, dan sponsor rokok;
b. Menempatkan peringatan kesehatan bergambar yang besar pada
kemasan rokok dan melarang penggunaan istilah yang salah atau
menyesatkan seperti “light” dan “low-tar”;
c. Melakukan tindakan untuk melindungi bukan perokok dari asap rokok;
d. Meningkatkan harga produk tembakau, terutama melalui cukai;
e. Memberantas perdagangan ilegal produk tembakau;
f. Mengatur bahan produk tembakau dan mengharuskan informasi ini
untuk diungkap kepada publik;
g. Membantu perokok untuk berhenti merokok mengobati ketergantungan
tembakau;
h. Mencegah penjualan oleh dan untuk anak di bawah umur;
i. Melindungi kebijakan pengendalian tembakau dari kepentingan
komersial dan kepentingan industri tembakau lainnya;
j. Menawarkan alternatif yang layak secara ekonomi untuk pertumbuhan
tembakau dan perdagangan produk-produk tembakau; dan
k. Bekerja sama secara internasional seperti berbagi pengetahuan dan
teknologi antar anggota.

Dalam WHO FCTC dibagi menjadi dua inti, mengurangi demand


(permintaan) dan mengurangi supply (penawaran).

102
Inti pengurangan demand yang tercantum pada perjanjian (WHO, 2003)
diantaranya:
a. Kenaikan harga dan pajak untuk mengurangi permintaan tembakau (Pasal 6);
b. Perlindungan dari paparan asap tembakau (Pasal 8);
c. Peraturan isi produk tembakau (Pasal 9);
d. Mengharuskan informasi terkait isi produk tembakau untuk diungkap
kepada publik (Pasal 10);
e. Pengaturan kemasan dan label produk tembakau (Pasal 11);
f. Edukasi, komunikasi, pelatihan dan kesadaran publik (Pasal 12);
g. Pelarangan iklan, promosi, dan sponsor dari industri rokok (Pasal 13); dan
h. Bantuan terhadap ketergantungan tembakau dan upaya berhenti merokok
(Pasal 14)

Inti pengurangan supply yang tercantum pada perjanjian (WHO, 2003)


diantaranya:
a. Mengeliminasi perdagangan ilegal produk tembakau (Pasal 15); dan
b. Pelarangan penjualan ke dan oleh anak di bawah umur (Pasal 16)

5.2. Analisis Kebijakan Pengendalian Rokok secara Global


WHO mengembangkan tools untuk membantu negara memenuhi komitmen
WHO FCTC dalam pengendalian tembakau. Tools ini disebut MPOWER,
untuk mendukung kebijakan pengendalian tembakau dan terbukti berhasil
menurunkan demand tembakau. MPOWER terdiri dari 6 kebijakan,
antara lain : Monitor tobacco use and prevention policies (Pengawasan
Penggunaan Tembakau dan Kebijakan Pencegahan), Protect people from
tobacco smoke (Perlindungan Masyarakat dari Bahaya Asap Rokok), Offer
help to quit tobacco smoke (Penawaran Bantuan untuk Berhenti Merokok),
Warn about dangers of tobacco (Peringatan Bahaya Penggunaan Produk
Tembakau), Enforce bans on tobacco advertising, promotion and
sponsorship (Pelarangan Iklan, Promosi, dan Sponsor dari Industri Rokok/
Produk Tembakau), dan Raise taxes on tobacco (Peningkatan Cukai dan
atau Pajak Rokok/Produk Tembakau). WHO mengembangkan MPOWER
menjadi enam kebijakan yang terbukti efektif dari segi biaya sehingga negara
low-middle income akan dapat menerapkan dalam rangka pengendalian
tembakau. Apabila MPOWER diimplementasikan seluruhnya, maka akan
efektif dalam mencegah penyakit dan kematian dini akibat penggunaan
tembakau sehingga mampu melindungi kesehatan masyarakat.

103
Apabila MPOWER diimplementasikan seluruhnya, maka akan efektif dalam mencegah
penyakit dan kematian dini akibat penggunaan tembakau sehingga mampu melindungi
kesehatan masyarakat.

Grafik 0.1Grafik
Persentase PendudukPenduduk
5.1 Persentase Dunia yang Terlindungi
Dunia Kebijakan
yang Terlindungi Pengendalian
Kebijakan
Tembakau, 2018
Pengendalian Tembakau, 2018

60% 52%
50%
38%
40% 32%
30% 22% 24%
18%
20% 14%
10%
0%

Persentase Populasi Dunia

Sumber:
Sumber:
Sumber: World
World
World Health
Health
Health Organization
Organization (2019c)
Organization (2019c)
(2019c)
Limaorang
Lima miliar miliar orang
atau atau
sekitar 65%sekitar 65%dunia
populasi populasi
telah dunia telaholeh
dilindungi dilindungi
setidaknya
oleh setidaknya satu kebijakan MPOWER. Sebesar
satu kebijakan MPOWER. Sebesar 78% orang yang tercakup MPOWER berada di 78% orang yang
negara
tercakup
low-middle MPOWER
income. berada di
Angka tersebut negara low-middle
meningkat dibandingkanincome.
pada Angka tersebut
tahun 2007 dimana
meningkat
hanya satu dibandingkan
miliar atau 15% pendudukpada tahun
dunia 2007
yang dimana hanya
terlindungi satu miliar
minimal atau
satu kebijakan
MPOWER.15% penduduk
Grafik 5.1dunia yang
di atas terlindungi minimal
menunjukkan persentasesatu kebijakan
orang MPOWER.oleh
yang terlindungi
Grafik 5.1 di atas menunjukkan persentase orang yang terlindungi
kebijakan MPOWER pada tahun 2018. Persentase terkecil terdapat pada pada kebijakan oleh
kebijakan
melarang MPOWER
iklan, promosi, pada tahun
dan sponsor 2018.
terkait Persentase
dengan terkecil
rokok serta terdapatcukai
peningkatan pada dan
pada kebijakan melarang iklan, promosi, dan sponsor terkait dengan
atau pajak rokok. Hal tersebut menunjukkan implementasi dua kebijakan ini masih rendah rokok
serta
di banyak peningkatan cukai dan atau pajak rokok. Hal tersebut menunjukkan
negara.
implementasi dua kebijakan ini masih rendah di banyak negara.
1. Monitor Tobacco Use and Prevention Policies (Pemantauan Penggunaan
Tembakau
1.
1. Monitor dan Kebijakan
Tobacco Pencegahan)
Use and Prevention Policies (Pemantauan
Penggunaan Tembakau dan Kebijakan Pencegahan)

Efektivitas intervensi pengendalian tembakau dapat dicapai melalui


pengukuran prevalensi akurat. Pengawasan yang baik menghasilkan
informasi aktual sebagai bahan pembuat kebijakan dalam memutuskan
langkah kebijakan yang tepat. Informasi yang dimaksud, antara lain:

• Prevalensi merokok;
• Kelompok masyarakat yang membutuhkan kebijakan khusus;

104
104
• Kesadaran masyarakat mengenai prevalensi merokok dan sikap
mereka terhadap pengendalian tembakau;
• Perubahan konsumsi tembakau setelah implementasi program dan
kebijakan;
• Komitmen pemerintah dan kepatuhan masyarakat terhadap
kebijakan pengendalian tembakau, seperti kawasan tanpa rokok
dan pelarangan iklan rokok;
• Upaya industri rokok yang dapat meningkatkan konsumsi rokok
atau menghambat implementasi pengendalian tembakau.

Diseminasi informasi tersebut kepada semua pemangku kepentingan


membantu mereka memperoleh gambaran mengenai besarnya skala
masalah penggunaan tembakau serta sebagai bukti penguatan kebijakan.
Pengawasan penting untuk mengevaluasi efektivitas pelaksanaan
MPOWER. Namun sistem monitoring di negara low-middle income kurang
berjalan efektif sedangkan pertumbuhan prevalensi merokok sangat cepat.
Seperti pada pedoman WHO FCTC pasal 20 mengenai perlunya dilakukan
monitoring:
“The Parties shall establish .... surveillance of the magnitude, patterns,
determinants and consequences of tobacco consumption and exposure
to tobacco smoke.”
“ .... Parties should integrate tobacco surveillance programmes into
national, regional and global health surveillance programmes so
that data are comparable and can be analysed at the regional and
international levels.....”
Surveilans dan penelitian mendorong pengambilan keputusan kebijakan
berbasis bukti sehingga memperkuat pelaksanaan WHO FCTC. Surveilans
dalam hal ini meliputi tren dan pola penggunaan tembakau, paparan terhadap
asap rokok, dan kebijakan untuk mengurangi penggunaan tembakau dan
paparan asap rokok. Pengawasan yang efektif terkait konsumsi tembakau
dan paparan asap rokok perlu dilaksanakan secara berkala karena tren
konsumsi selalu berubah seiring waktu. Pengawasan dalam pengendalian
tembakau meliputi:
a. Tren dan pola konsumsi konsumsi tembakau;
b. Perilaku, pengetahuan, dan sikap remaja serta dewasa terhadap
konsumsi tembakau;
c. Paparan asap rokok;

105
d.
d. Dampak kesehatan akibat konsumsi tembakau dan paparan asap
rokok; dan
e.
e. Implementasi kebijakan pengendalian tembakau.
rafik 0.2 Prevalensi konsumsi tembakau pada penduduk dunia usia > 15 tahun
Grafik 5.2 Prevalensi konsumsi tembakau pada penduduk dunia usia > 15 tahun

23,00%
22,50%
22,00%
21,50%
21,00%
20,50%
20,00%
19,50%
19,00%
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Global
Sumber: World Bank (2019)

Sumber: World
Grafik 5.2 di atas menunjukkan Bankkonsumsi
prevalensi (2019) tembakau usia di
atas 15 tahun secara global mengalami penurunan. Namun, beberapa
afik 5.2 di negara
atas menunjukkan
justru mengalamiprevalensi
peningkatankonsumsi
prevalensi. tembakau usia di atas 15 tahu
Di samping monitoring
ara global prevalensi
mengalami penurunan.
konsumsi Namun,
tembakau pada beberapa
usia dewasa, negara terhadap
pengawasan justru mengalam
prevalensi merokok
ingkatan prevalensi. pada remaja
Di samping sangat penting
monitoring untuk menentukan
prevalensi langkah
konsumsi tembakau pada us
pengendalian tembakau yang tepat dan mencegah dampak negatif akibat
wasa, pengawasan terhadap prevalensi merokok pada remaja sangat penting untu
tembakau di masa mendatang. Sistem pengawasan yang efektif memiliki
nentukan langkah pengendalian
karakteristik; tembakau
simpel, fleksibel, yang
valid, tepat dan mencegah
representatif, dampak negat
terstandardisasi,
bat tembakau di tepat
berkala, masa mendatang.
waktu, Sistem pengawasan
sustainable (berkelanjutan), yangdengan
dan usable (dapat efektif memili
mudah digunakan). Pengawasan untuk menurunkan demand terhadap
akteristik; simpel, fleksibel, valid, representatif, terstandardisasi, berkala, tepat wakt
tembakau harus mencakup lima kebijakan lain dalam MPOWER yaitu
tainable (berkelanjutan), dan usable (dapat dengan mudah digunakan). Pengawasa
pengawasan pada perlindungan terhadap asap rokok, bantuan berhenti
uk menurunkanmerokokdemand terhadap
pada perokok, tembakau
peringatan harus penggunaan
akan bahaya mencakuprokok limaataukebijakan la
am MPOWER yaitupelarangan
tembakau, pengawasan iklan,pada perlindungan
promosi dan sponsor terhadap asap dan
industri rokok, rokok, bantua
henti merokokkenaikan cukaiperokok,
pada tembakau. Dalam hal ini, untuk
peringatan akanlebih jelasnya,
bahaya dapat dilihat rokok ata
penggunaan
pada tabel 5.1. di bawah ini.
mbakau, pelarangan iklan, promosi dan sponsor industri rokok, dan kenaikan cuk
mbakau. Dalam hal ini, untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel 5.1. di bawah in
Tabel 0.1 Indikator dan Deskripsi pada Masing-Masing Kebijakan MPOWER

Indikator dan Deskripsi


onitor 106 Pengguna tembakau saat ini
Persentase responden yang saat ini menggunakan produk tembakau
Tabel 5.1 Indikator dan Deskripsi pada Masing-Masing Kebijakan
MPOWER

Indikator dan Deskripsi


Monitor Pengguna tembakau saat ini
Persentase responden yang saat ini menggunakan produk tembakau
(smoked dan smokeless)
Perokok tembakau saat ini
Persentase responden yang saat ini merokok produk tembakau
Perokok tembakau harian
Persentase responden yang saat ini merokok produk tembakau setiap hari
Pengguna smokeless tobacco saat ini
Persentase responden yang saat ini menggunakan smokeless tobacco
Pengguna smokeless tobacco harian
Persentase responden yang saat ini menggunakan smokeless tobacco se-
tiap hari
Protect Terpapar asap rokok di rumah
Persentase responden yang melaporkan bahwa ada yang merokok di da-
lam rumah mereka
Terpapar asap rokok di tempat kerja
Persentase pekerja dalam ruangan yang terpapar asap rokok di tempat
kerja dalam 30 hari terakhir
Offer Upaya berhenti merokok dalam 12 bulan terakhir
Persentase pengguna tembakau yang mencoba berhenti selama 12 bulan
terakhir
Saran penyedia layanan kesehatan untuk berhenti menggunakan tem-
bakau
Persentase pengguna tembakau yang mengunjungi dokter atau penyedia
layanan kesehatan selama 12 bulan terakhir dan disarankan untuk ber-
henti mengonsumsi rokok atau tembakau
Warn Kesadaran mengenai informasi anti tembakau di surat kabar atau ma-
jalah
Persentase responden yang mendapatkan informasi tentang bahaya
penggunaan tembakau atau yang mendorong berhenti merokok di koran
atau majalah dalam 30 hari terakhir
Kesadaran mengenai informasi anti-tembakau di televisi
Persentase responden yang mendapatkan informasi di televisi tentang
bahaya penggunaan tembakau atau yang mendorong berhenti merokok
dalam 30 hari terakhir
Memperhatikan label peringatan kesehatan pada kemasan rokok
Persentase pengguna tembakau yang memperhatikan peringatan keseha-
tan pada kemasan rokok dalam 30 hari terakhir
Niat untuk berhenti karena label peringatan kesehatan pada kemasan
rokok
Persentase pengguna tembakau yang berpikir untuk berhenti merokok
karena label peringatan pada paket tembakau dalam 30 hari terakhir

107
Enforce Kesadaran terhadap iklan rokok di gerai penjualan
Persentase responden yang memperhatikan iklan atau tanda yang mem-
promosikan produk rokok di toko tempat produk rokok dijual dalam 30
hari terakhir
Kesadaran terhadap bentuk promosi rokok
Persentase responden yang memperhatikan (sampel gratis produk rokok,
harga produk rokok, kupon untuk produk rokok, hadiah atau diskon gratis
untuk produk lain ketika membeli rokok, pakaian atau barang-barang lain-
nya dengan nama atau logo merek produk rokok, promosi produk rokok
melalui email) dalam 30 hari terakhir
Raise Biaya produksi rokok
Rata-rata biaya yang dihabiskan untuk satu bungkus rokok (dalam mata
uang lokal)
Keterjangkauan produk rokok
Biaya rata-rata 100 bungkus produk rokok dalam persentase Produk Do-
mestik Bruto (PDB) per kapita
Sumber : Adaptasi dari Tobacco questions for surveys: a subset of key questions from the Global Adult
Tobacco Survey (GATS), second edition. Atlanta: Centers for Disease Control and Prevention; and
Geneva: World Health Organization; 2011 (http://www.who.int/tobacco/publications/surveillance/tqs/
en, accessed 25 June 2017)

2. Protect People from Tobacco Smoke (Perlindungan Masyarakat


dari Bahaya Asap Rokok)
Tembakau tidak hanya membahayakan penggunanya tetapi juga orang lain
di sekitarnya. Asap rokok terbukti memberikan dampak negatif bagi orang
lain sebagai perokok pasif. Padahal semua orang berhak menghirup udara
bersih. Melindungi masyarakat dari asap rokok sama dengan melindungi
kesehatan sekaligus hak asasi mereka. Tidak ada batas aman paparan
asap rokok bagi perokok pasif, walaupun hanya terpapar sebentar akan
berdampak buruk bagi kesehatan. Asap rokok mengandung lebih dari
7000 bahan kimia dengan ratusan di antaranya bersifat toksik dan 70 di
dalamnya dapat menyebabkan kanker (U.S. Department of Health and
Human Services, 2014).

Dampak kesehatan asap rokok bagi non-perokok dewasa adalah penyakit


kardiovaskular, kanker paru, dan stroke. Ibu hamil yang terpapar asap
rokok berisiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR)
dan kematian bayi. Paparan asap rokok pada bayi meningkatkan risiko
terhadap Sudden Infant Death Syndrome (SIDS). SIDS adalah adalah
kematian bayi yang tiba-tiba, tidak dapat dijelaskan, dan tak terduga
pada tahun pertama kehidupan. Sedangkan paparan asap rokok pada anak
menyebabkan penurunan fungsi normal paru sehingga dapat menimbulkan

108
penyakit yang terkait sistem pernapasan. Dampak kesehatan pada non-
perokok karena paparan asap rokok menimbulkan beban ekonomi baik
langsung (biaya medis) dan tidak langsung (produktivitas menurun).

Sesuai amanat WHO FCTC pasal 8 yaitu melindungi dari paparan asap
rokok di tempat kerja dalam ruangan, transportasi umum, tempat umum.
Satu-satunya cara yang terbukti untuk melindungi kesehatan dari dampak
berbahaya akibat asap rokok adalah menerapkan lingkungan bebas asap
rokok. WHO membuat kebijakan yang mendukung penerapan bebas asap
rokok, sebagai berikut:
1) Menerapkan 100% kawasan bebas asap rokok. Strategi ini efektif
dalam melindungi kesehatan orang yang tidak merokok dari paparan
asap rokok. Implementasi kawasan bebas asap rokok harus secara
komprehensif agar dapat melindungi dari paparan asap rokok. Ketika
suatu tempat hanya menggunakan ventilasi untuk memisahkan
ruangan perokok dan bukan merokok, hal ini tidak mengurangi tingkat
paparan asap rokok bagi orang yang tidak merokok. Oleh karena itu
perlu penerapan 100% kawasan bebas asap rokok.
2) Pemberlakuan peraturan atau undang-undang yang mengharuskan
semua tempat umum dan tempat kerja di dalam ruangan menjadi 100%
bebas asap rokok. Peraturan bersifat universal dan mengikat sehingga
semua tempat sesuai harus menerapkan peraturan tersebut.
3) Penerapan dan penegakan hukum. Setelah terbentuknya peraturan
kawasan bebas asap rokok, perlu adanya penegakan hukum terhadap
implementasi peraturan tersebut. Dengan adanya penegakan hukum
maka meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan dan mengurangi
pelanggaran terhadap peraturan tersebut.
4) Edukasi mengenai rumah bebas asap rokok. Rumah termasuk area
indoor sehingga termasuk kawasan yang seharusnya bebas asap rokok.
Terlebih rumah dengan bayi, anak-anak, dan dewasa lain yang tidak
merokok sehingga sangat penting untuk melindungi kesehatan mereka
dari paparan asap rokok.
Penerapan kawasan bebas asap rokok memberikan dampak positif
terhadap kesehatan. Penurunan tingkat polusi dari asap rokok
meningkatkan atau memperbaiki fungsi normal paru sehingga
menurunkan risiko infeksi sistem pernapasan. Selain itu, setelah
implementasi kawasan bebas asap rokok menurunkan risiko terhadap
penyakit kardiovaskular dan kanker paru. Penerapan kawasan bebas

109
asap rokok selain melindungi kesehatan non-perokok juga memberikan
manfaat bagi perokok. Peraturan ini terbukti mendorong perokok
untuk mengurangi konsumsi rokok atau berhenti merokok. Hal ini
memberikan dampak positif tidak hanya segi kesehatan tetapi juga
ekonomi karena meningkatkan produktivitas mereka dalam bekerja.

3. Offer Help to Quit Tobacco Use

Orang yang pernah mengonsumsi tembakau atau rokok akan sulit berhenti
karena rokok mengandung zat adiktif. Beberapa kebijakan dan program
yang berlaku meningkatkan kesadaran perokok akan bahaya tembakau.
Beberapa di antaranya ingin berhenti merokok dengan bermacam alasan
seperti kesehatan, sosial, ekonomi, atau agama. Perokok membutuhkan
bantuan untuk dapat mengurangi ketergantungan terhadap rokok atau
tembakau sampai bisa berhenti merokok. Target penurunan prevalensi
konsumsi tembakau akan tercapai jika pengguna tembakau berhenti
mengonsumsi tembakau atau rokok. Oleh karena itu, adanya program
layanan berhenti merokok menjadi penting. Kebijakan ini sesuai dengan
WHO FCTC pasal 14 yaitu implementasi program untuk mendorong
berhenti mengonsumsi tembakau dan membuka pelayanan untuk
ketergantungan tembakau.

Tabel 5.2 Dampak terhadap Tubuh setelah Berhenti Merokok

Waktu Dampak terhadap tubuh


Dalam 20 menit Detak jantung dan tekanan darah menurun
Dalam 12 jam Kadar karbonmonoksida dalam darah menurun menjadi
normal
2-12 minggu Meningkatkan fungsi paru dan memperbaiki sirkulasi
6 minggu 97% lesi oral leukoplakia sembuh
1 – 9 bulan Batuk dan sesak napas berkurang
1 tahun Risiko penyakit jantung koroner menurun hingga seten-
gahnya
1 – 4 tahun Risiko kematian dini akibat rokok menurun hampir seten-
gah dari orang yang terus merokok
5 – 15 tahun Risiko kematian akibat penyakit jantung iskemik menurun
hingga setengahnya

Risiko stroke menurun hingga sama seperti orang yang


tidak merokok

110
10 tahun Risiko kanker paru menurun hingga setengahnya

Risiko kanker mulut, tenggorokan, esofagus, kandung ke-


mih, serviks, dan pankreas menurun
15 tahun Risiko penyakit jantung koroner menurun hingga sama
seperti orang yang tidak pernah merokok
Sumber: University of Michigan Health System, Tobacco Consultation Service 2005

Orang yang berhenti merokok dapat menurunkan risiko penyakit akibat


rokok sehingga memperpanjang angka harapan hidup. Di samping itu,
berdampak pada hidup yang lebih produktif. Beberapa menit setelah
berhenti merokok, tubuh akan memberikan respon yang positif seperti
detak jantung dan tekanan darah normal. Dalam beberapa bulan, fungsi
paru dan sirkulasi akan bertambah baik. Setelah beberapa tahun berhenti
merokok akan menurunkan risiko kematian dan penyakit kronis akibat
rokok. Tabel 5.2 di atas menjelaskan respon tubuh setelah beberapa waktu
berhenti merokok.
Perokok yang sudah memiliki niat untuk berhenti membutuhkan
bantuan dari tenaga profesional dan pengobatan. Adanya bantuan akan
meningkatkan peluang perokok untuk berhenti merokok. Intervensi upaya
berhenti merokok ada dua tipe yaitu intervensi perilaku dan farmakoterapi.
Intervensi perilaku bersifat low-cost dan efektif sedangkan farmakoterapi
memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi. Baik intervensi perilaku
maupun farmakoterapi adalah intervensi yang efektif untuk membantu
berhenti merokok. Apabila dua terapi tersebut dilakukan secara bersamaan
maka peluang keberhasilan berhenti merokok akan meningkat dua kali
lipat. Beberapa macam intervensi berdasarkan intervensi perilaku dan
farmakoterapi:

1. Intervensi perilaku
a. Pendekatan Populasi
i. Brief advice
Intervensi ini berupa nasehat singkat untuk berhenti merokok
sebagai bagian dari konseling atau interaksi dengan tenaga
kesehatan ketika mengunjungi fasilitas pelayanan kesehatan.
ii. Quit line
Quit line adalah program nasional berupa layanan konseling
berhenti merokok melalui telepon gratis. Konseling dapat
berupa motivasi maupun informasi cara berhenti merokok.

111
iii. Tobacco Cessation
Intervensi ini untuk menjangkau populasi perokok lebih luas
yaitu berupa pesan teks yang berisi motivasi dan dorongan
untuk berhenti merokok.
b. Pendekatan Individu
i. Dukungan yang intensif
Intervensi ini bagian dari konseling individu yang bertujuan
untuk membantu perokok untuk berhenti merokok.
Dukungan berupa pemberian informasi mengenai cara
berhenti merokok dan menyediakan bantuan untuk
mengubah perilaku merokok.
ii. Klinik terapi berhenti merokok
Di beberapa negara tersedia klinik khusus yang memberikan
pelayanan berhenti merokok. Klinik ini memberikan
dukungan perubahan perilaku merokok dan pemberian obat-
obatan oleh tenaga kesehatan yang terlatih.
2. Farmakoterapi
a. Nicotine Replacement Therapies (NRTs)
Terapi pengganti nikotin atau NRTs tersedia dalam beberapa
bentuk seperti permen karet, tablet hisap, patches, inhaler, dan
nasal spray. NRTs mengandung nikotin dalam dosis yang rendah
tanpa zat toksik yang ditemukan dalam rokok. Perokok akan
diberikan dosis nikotin pada NRT yang semakin sedikit hingga
bisa lepas dari ketergantungan dan berhenti merokok.
b. Non-Nicotine Pharmacotherapies
Intervensi ini berupa pemberian obat-obatan seperti bupropion,
varenicline, dan cytisine. Efek obat tersebut dapat mengurangi
keinginan untuk merokok dan perasaan senang yang didapatkan
saat merokok.

Penerapan intervensi bantuan untuk berhenti merokok menemui


tantangan seperti halangan dari industri rokok yang mengeluarkan
produk dengan citra “less harmful”. Produk yang dikeluarkan adalah
e-cigarettes atau rokok elektrik. Ada tiga macam e-cigarettes yaitu heated
tobacco products (HTP) adalah produk tembakau yang dipanaskan dan
menghasilkan aerosol yang mengandung nikotin dan zat kimia beracun
lainnya, Electronic nicotine delivery systems (ENDS) adalah alat yang
memanaskan cairan yang mengandung nikotin (bukan tembakau) dan zat
kimia lain yang berbahaya bagi kesehatan untuk menghasilkan aerosol,

112
Electronic non-nicotine delivery systems (ENNDS) adalah produk yang
sama seperti ENDS tetapi cairannya tidak mengandung nikotin (walaupun
dalam pengujian tetap ditemukan nikotin). Produk rokok elektrik ini sering
disalahartikan sebagai produk pengganti rokok yang tidak membahayakan
kesehatan. Industri rokok mendekati anak muda dengan rokok elektrik
yang diproduksi berbagai macam rasa dan promosi yang gencar melalui
kegiatan – kegiatan yang dekat dengan anak muda. Negara mempunyai
hak untuk menggolongkan rokok elektrik seperti ENDS sebagai produk
tembakau lainnya sehingga dapat diatur sesuai dengan peraturan dan
program pengendalian tembakau.

4. Warn about Dangers of Tobacco


Perokok seringkali meremehkan dampak negatif dari penggunaan
tembakau. Mereka akan berpikir untuk berhenti atau mengurangi
konsumsi tembakau sebelum menderita penyakit akibat rokok. Bukti
penelitian tentang dampak kesehatan akibat rokok diabaikan oleh perokok
dengan anggapan tidak semua perokok akan mengalami hal tersebut.
Baik perokok maupun non-perokok sering mengesampingkan bahaya
asap rokok terhadap kesehatan mereka. Oleh karena itu, perlu adanya
kebijakan pengendalian tembakau yang selalu memperingatkan dampak
negatif akibat konsumsi tembakau. Peringatan tentang bahaya konsumsi
tembakau perlu disampaikan kepada publik untuk meningkatkan
kesadaran dan pemahaman mereka. Sesuai dengan pernyataan WHO
FCTC pasal 11 yaitu harus memastikan kemasan produk tembakau
menampilkan peringatan kesehatan akibat konsumsi tembakau dan tidak
menyajikan bentuk promosi produk. Pasal 12 juga menyatakan harus
meningkatkan kesadaran publik tentang pengendalian tembakau melalui
media apapun.
Bentuk peringatan bahaya konsumsi tembakau berupa label peringatan
kesehatan pada kemasan produk tembakau dan kampanye media masa
mengenai anti-tembakau. Intervensi tersebut dapat meningkatkan kesadaran
perokok tentang zat adiktif dan zat kimia berbahaya dalam produk
tembakau, bahaya bagi kesehatan, dan penyebab kematian dini akibat
produk tembakau. Di samping itu, tujuan intervensi juga menyadarkan
remaja mengenai dampak negatif produk tembakau agar remaja tidak
mencoba untuk mengonsumsi produk tembakau. Label peringatan
kesehatan pada kemasan produk tembakau merupakan intervensi yang
efektif karena menjangkau semua pengguna produk tembakau. Sedangkan

113
kampanye media
kampanye media masa
masa menjangkau
menjangkau semua
semua kelompok
kelompok bagi
bagi pengguna
pengguna
maupun
maupun non-pengguna
non-pengguna produk
produk tembakau.
tembakau.

Gambar
Gambar 0.15.1Kemasan Rokok di Nepal
Nepal
Gambar0.1 0.1Kemasan Rokok di
Gambar
Gambar 5.1 Kemasan Rokok
Kemasan Rokok didi Nepal
Nepal
Gambar 0.1 Kemasan Rokok
Kemasan Rokok di di Nepal
Nepal
Sumber
Sumber : Southeast
Sumber: :Southeast
: Asia
SoutheastAsia
Sumber
Sumber : Southeast
Southeast
: Southeast
Asia
AsiaTobacco
AsiaTobacco
Tobacco
Tobacco Control
Control
Control
Tobacco Control Alliance
ControlAlliance
Alliance
Alliance
Control
Alliance (n.d.)
(n.d.)
Alliance (n.d.)
(n.d.)
(n.d.)
Sumber Asia Tobacco (n.d.)

Gambar
Gambar
Gambar
Gambar 0.2
0.2
Gambar
0.25.2
5.2Plain
Plain
Plain
Plain Packaging
PlainPackaging
Packaging
Packaging di
Packaging di
didi Australia
diAustralia
Australia
Australia
Australia
Gambar 0.2 Plain Packaging di Australia
Sumber
Sumber :
Sumber: The
The
: The Guardian
Guardian
Guardian (2018)
(2018)
(2018)
Sumber : The Guardian (2018)
Sumber :: The
Sumber The Guardian
Guardian (2018)
(2018)
Label peringatan
Label peringatan kesehatan
kesehatan merupakan
merupakan bentuk
Label peringatan
Label bentuk komunikasi
peringatan kesehatan komunikasi langsung
kesehatan langsung kepada
merupakan
merupakan kepada perokok
perokok
bentuk komunikasi
bentuk komunikasi langsung
langsung
Label peringatan
abel peringatan kesehatan
kesehatan merupakan
merupakan bentuk komunikasi
bentuk komunikasi langsung
langsung kepada perokok
kepada peroko
mengenai kepada
mengenai bahayaperokok
bahaya
kepada kesehatan
kesehatan
perokok akibat konsumsi
akibat
mengenai
mengenai konsumsi tembakau.
tembakau.
bahaya kesehatan
bahaya kesehatan Label
Label
akibat
akibat peringatan
peringatan
konsumsi
konsumsi kesehatan pada
kesehatan
tembakau.
tembakau. pada
mengenai bahaya
mengenai bahaya kesehatan
kesehatan akibat
akibat konsumsi
konsumsi tembakau.
tembakau. Label
Label peringatan
peringatan kesehatan
kesehatan pad
pada
kemasan produk
kemasan produk tembakaukesehatan
Label peringatan
Label peringatan
tembakau yang efektif
kesehatan
yang efektif
padadapat
pada dapat menimbulkan
kemasan
kemasan produk tembakau
produk
menimbulkan keinginan
tembakau berhenti
yangberhenti
yang
keinginan merokok
efektif merokok
efektif
kemasan
emasan produk
produk
bagi perokok
perokokdapat
dapat tembakau
tembakau
menimbulkan
menimbulkan
dan perasaan yang
yang efektif
efektif
keinginan
keinginan
takut dapatmerokok
dapat
berhenti
bagiberhenti
orang menimbulkan
menimbulkan
merokok
yang keinginan
keinginan
bagimerokok
bagi
tidak perokok
perokok
merokok dan
dan berhenti
berhenti
perasaan
perasaan
sehingga meroko
tidakmerokok
ingin
bagi dan perasaan takut bagi orang yang tidak sehingga tidak ingin
bagi
agi perokok
perokok
mencoba. Label
mencoba. dan
dan
takut
takut perasaan
perasaan
bagi
bagi
Label peringatan orang
orang takut
takut
yang
yang
peringatan kesehatan bagi
bagi
tidak
tidak
kesehatan di orang
orang
merokok
merokok yang
yang
di kemasan tidak
tidak
sehingga
sehingga
kemasan rokok merokok
merokok
tidak
tidak
rokok sesuai ingin
ingin
sesuai dengan sehingga
sehingga
mencoba.
mencoba.
dengan pasal
pasal 11 tidak
tidak
11 WHO
WHO ingi
ingin
mencoba.
mencoba. Label
Label
Labeljelas
Label peringatan
peringatan
peringatan
peringatan kesehatan
kesehatan
kesehatan di
di di kemasan
kemasan
kemasan rokok
rokokrokoksesuai
sesuai dengan
dengan
sesuai pasal
pasal
dengan 11
11
pasalminimal
11 WHOWHO
FCTC harus
FCTC harus jelas terlihat,kesehatan
terlihat, disertakan di
disertakan kemasan
dalam
dalam bentuk
bentuk rokok
gambar,
gambar,sesuaidandengan
dan menempati
menempati pasal 11
minimal
FCTC WHO
WHO
harus luas FCTC
FCTC
jelaskemasan. harus
harus jelas
jelas
terlihat, disertakan
disertakan terlihat,
terlihat, disertakan
disertakan
dalam bentuk
bentuk dalam
dalam bentuk
gambar,bentuk gambar,
gambar,
dan dan
dan
menempati minima
CTC harus
30%-50%
30%-50% jelas
luas terlihat,
kemasan. Peringatan
Peringatan dalam
kesehatan
kesehatan dalam
dalam gambar,
bentuk
bentuk dan menempati
gambar
gambar minima
sangat efektif
sangat efektif
menempati
menempati minimal
minimal 30%-50% luas
30%-50% luas kemasan.
kemasan. Peringatan
Peringatan kesehatan
kesehatan dalam
dalam
30%-50%
0%-50% luas kemasan.
luas
karena mampu
karena mampu kemasan.
menyampaikan
menyampaikan Peringatan
Peringatan kesehatan
kesehatan
pesan lebih
pesan lebih dalam bentuk
dalam
baik daripada
baik daripada bentuk gambar
gambar
hanya berupa
hanya berupa sangat serta
sangat
kata-kata
kata-kata efekti
efekti
serta
karena
arena mampu
dapatmampu
dapat dipahami
dipahami menyampaikan
menyampaikan pesan lebih
tunaaksara.pesan
oleh tunaaksara.
oleh lebih baik
baik daripada
daripada hanya hanya berupa
berupa kata-kata
kata-kata sert sert
dapat dipahami oleh
apat dipahami oleh tunaaksara.
tunaaksara.
Setiap negara
Setiap negara memiliki kebijakan
114 memiliki
114 kebijakan masing
masing –– masing
masing dalam
dalam menentukan
menentukan besar
besar gambar
gambar
peringatan
peringatan
Setiap
etiap negara kesehatan
negarakesehatan
memiliki pada
memilikipada kemasan
kemasan
kebijakan
kebijakan rokok.–– Seperti
rokok.
masing
masing Seperti
masing pada
masingpada gambar
gambar
dalam
dalam 5.1. adalah
5.1.
menentukan
menentukan adalah gambar
gambar
besar
besar gamba
gamba
peringatan kesehatan
peringatan kesehatan di
di Nepal
Nepal dengan
dengan luas
luas 90%
90% dari
dari kemasan
kemasan rokok.
rokok. Persentase
Persentase luas
luas
bentuk gambar sangat efektif karena mampu menyampaikan pesan lebih
baik daripada hanya berupa kata-kata serta dapat dipahami oleh tunaaksara.

Setiap negara memiliki kebijakan masing – masing dalam menentukan besar


gambar peringatan kesehatan pada kemasan rokok. Seperti pada gambar 5.1.
adalah gambar peringatan kesehatan di Nepal dengan luas 90% dari kemasan
rokok. Persentase luas gambar peringatan kesehatan pada kemasan rokok
yang semakin luas akan memberikan dampak yang lebih besar. Kebijakan
gambar peringatan kesehatan seluas 85% pada kemasan rokok di Thailand
efektif menimbulkan rasa takut dan tidak ingin merokok pada remaja yang
bukan perokok sedangkan pada perokok remaja menimbulkan rasa takut dan
keinginan untuk berhenti (Sirichotiratana et al., 2018). Thailand membuat
kebijakan baru dengan menerapkan plain packaging atau kemasan polos tanpa
merek. Kebijakan plain packaging pertama kali diterapkan di Australia pada
tahun 2012. Plain packaging melarang adanya warna dan logo merek pada
kemasan sehingga semua merek rokok mempunyai warna, font, ukuran, dan
lokasi yang standar. Plain packaging efektif menurunkan prevalensi perokok
aktif dan pasif (Australian Government Department of Health, 2019).

5. Enforce Bans on Tobacco Advertising, Promotion and Sponsorship


Industri rokok mempunyai biaya yang besar dalam memasarkan produk
mereka melalui iklan, promosi, dan sponsor. Pemasaran produk tembakau
seringkali menyesatkan karena digambarkan dengan hal yang menarik
seperti gaya hidup yang mewah, kesenangan, dan kesuksesan (Saffer,
1999). Sehingga industri rokok mempunyai pengaruh penting terhadap
media, olahraga, dan dunia hiburan. Melalui iklan, promosi, dan sponsor,
industri rokok mencoba normalisasi produk tembakau seolah seperti
produk konsumsi lainnya sehingga meningkatkan penerimaan sosial di
masyarakat. Hal ini menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius
karena mendorong penggunaan produk tembakau dan mengurangi
efektivitas pengendalian tembakau. Oleh karena itu, WHO mengatur
dalam WHO FCTC pasal 13 tentang larangan terhadap iklan, promosi, dan
sponsor yang komprehensif akan menurunkan konsumsi produk tembakau.
Negara yang menerapkan pelarangan iklan, promosi, sponsor industri
tembakau yang komprehensif menurunkan 7% konsumsi tembakau dan
beberapa negara mengalami penurunan 16%.
Setiap negara harus menerapkan eliminasi atau pelarangan iklan, promosi,
dan sponsor dari industri produk tembakau sebagai langkah pengendalian

115
konsumsi tembakau. Pelarangan harus bersifat komprehensif baik untuk
iklan, promosi, dan sponsor langsung dan tidak langsung. Eliminasi
terhadap segala bentuk iklan, promosi, dan sponsor langsung di media
cetak, elektronik, billboards, dan internet. Industri produk tembakau sering
menggunakan strategi iklan, promosi, dan sponsor tidak langsung seperti
sponsor acara olahraga dan musik, corporate-social responsibility (CSR),
dan melalui media teknologi.
Industri memanfaatkan konser musik dan acara olahraga dengan
memberikan bantuan sponsor untuk menarik perhatian anak muda. Sebagai
bentuk partnership, logo perusahaan akan terpasang di acara tersebut. Di
beberapa acara, terdapat stand perusahaan produk tembakau yang menjual
produk mereka. Dampaknya anak muda akan merasa familiar dengan
produk tembakau. Iklan, promosi, dan sponsor industri produk tembakau
baik langsung dan tidak harus harus dilarang oleh pemerintah. Selain itu,
peraturan pelarangan juga harus meliputi larangan iklan dan promosi pada
point of sale. Point of sale adalah tempat dimana konsumen melakukan
pembayaran untuk pembelian produk tembakau. Pelarangan pada point
of sale yaitu dilarang menempatkan produk tembakau di tempat yang
terlihat oleh pengunjung, tidak boleh memasang iklan maupun promosi
produk tembakau, dan penjual tidak boleh menawarkan produk tembakau.
Pelarangan ini efektif dalam menurunkan konsumsi rokok pada remaja dan
mengurangi pembelian impulsif perokok yang ingin berhenti merokok.

6. Raise Taxes on Tobacco


Kebijakan MPOWER yang ke-enam adalah kenaikan pajak produk
tembakau. WHO FCTC pasal 6 menyatakan kenaikan harga dan pajak
merupakan langkah efektif untuk menurunkan konsumsi tembakau.
Kenaikan harga produk tembakau melalui pajak yang lebih tinggi adalah
cara yang efektif untuk menurunkan konsumsi tembakau dan mendorong
pengguna untuk berhenti. Ketika harga produk tembakau naik maka jumlah
orang yang mengonsumsi produk tembakau akan menurun, mengurangi
keinginan kembali mengonsumsi produk bagi orang yang sudah berhenti,
dan remaja mengurungkan keinginan untuk memulai mengonsumsi
produk tembakau. Kenaikan harga produk tembakau efektif mencapai
tujuan pengendalian tembakau terutama pada anak muda. Harga rokok
per bungkus di Amerika Serikat pada tahun 1997 sebesar $2.98 meningkat
menjadi $6.37 tahun 2017. Kenaikan harga rokok selama 10 tahun tersebut
menurunkan angka konsumsi rokok pada remaja dari 36,4% tahun 1997

116
menjadi 8,8% tahun 2017 (Boonn, 2018). Implementasi kebijakan kenaikan
harga rokok tersebut menunjukkan bahwa kenaikan harga rokok efektif
menurunkan konsumsi rokok pada remaja.
Rokok merupakan barang yang konsumsinya perlu dikendalikan sehingga
harus dikenai cukai. Terdapat tiga tipe sistem cukai yaitu spesifik, ad valorem,
dan campuran keduanya. Sistem cukai spesifik dikenakan berdasarkan
jumlah barang seperti per batang, per bungkus, atau berdasarkan berat.
Sistem cukai ad valorem dipungut berdasarkan persentase harga. WHO
memberikan beberapa rekomendasi mengenai implementasi FCTC pasal
6, yang pertama adalah menyederhanakan sistem cukai. Beberapa negara
mempunyai sistem cukai yang kompleks dengan beberapa tier berbeda
dalam produk yang sama berdasarkan suatu karakteristik. Struktur cukai
yang kompleks menyebabkan variasi harga rokok yang lebih luas. Adanya
kesenjangan harga rokok menciptakan peluang bagi konsumen untuk
beralih ke produk rokok lain yang lebih murah. Hal ini memberikan dampak
negatif pada kesehatan dan pendapatan negara. Oleh karena itu, solusi yang
tepat adalah menyederhanakan sistem cukai. Rekomendasi berikutnya
adalah menaikkan cukai rokok secara teratur. Negara harus meningkatkan
harga dan cukai rokok secara berkala sehingga harga riil produk naik lebih
cepat dibandingkan inflasi dan kenaikan daya beli masyarakat. Oleh karena
tujuan kenaikan cukai dan harga rokok adalah membuat rokok semakin
tidak terjangkau sehingga akan menurunkan konsumsi rokok.
Kenaikan cukai rokok meningkatkan besar pendapatan negara yang dapat
diperuntukkan pada program pengendalian tembakau dan program kesehatan
masyarakat. Setiap negara mempunyai kebijakan sendiri mengenai alokasi
penerimaan negara dari cukai rokok. Filipina mengalokasikan penerimaan
cukai sebesar 15% untuk meningkatkan kesejahteraan petani tembakau
dan 85% untuk program kesehatan seperti program asuransi kesehatan
nasional (WHO, 2016).

5.3. Kebijakan Pengendalian Rokok di Indonesia dalam Posisi


Indonesia sebagai Negara dengan Muslim terbanyak dan Bagian
dari OKI
Penduduk Indonesia sebesar 87,2% memeluk agama Islam sehingga
menempatkan Indonesia menjadi negara dengan muslim terbanyak di dunia
(Indonesia.go.id, 2019). Indonesia menjadi salah satu anggota Organisasi
Kerja sama Islam (OKI). OKI merupakan organisasi internasional yang
menjadi wadah kerja sama dalam bidang politik, ekonomi, sosial, budaya,

117
5.3. Kebijakan Pengendalian Rokok di Indonesia dalam Posisi Indonesia sebagai
Negara dengan Muslim terbanyak dan Bagian dari OKI
Penduduk Indonesia sebesar 87,2% memeluk agama Islam sehingga menempatkan
Indonesia menjadi
dan ilmu negara dengan
pengetahuan muslim terbanyak
antar negara-negara muslimdididunia
seluruh(Indonesia.go.id,
dunia. Isu yang2019).
Indonesia menjadiperhatian
juga menjadi salah satuOKIanggota Organisasipendidikan,
adalah kesehatan, Kerja sama danIslam
sumber(OKI).
daya OKI
merupakan organisasi
manusia internasional
(Kementerian yang menjadi
Luar Negeri Republikwadah kerja sama
Indonesia, 2019).dalam bidang politik,
ekonomi, sosial, budaya, dan ilmu pengetahuan antar negara-negara muslim di seluruh
dunia.Islam mengajarkan
Isu yang juga menjadi mengenai
perhatianperilaku hidup
OKI adalah sehat dan
kesehatan, menghindari
pendidikan, dan sumber
konsumsi
daya manusia barang adiktif
(Kementerian Luaryang merusak
Negeri kesehatan.
Republik Indonesia,Rokok
2019).menurut hasil
Islam berbagai penelitian
mengajarkan mengenaiterbukti sebagai
perilaku hidupbarang adiktif
sehat dan yang menimbulkan
menghindari konsumsi barang
adiktifdampak negatifkesehatan.
yang merusak bagi kesehatan. Rokok merupakan
Rokok menurut hasil berbagaifaktor risiko terbukti
penelitian penyakitsebagai
yang memberikan kontribusi paling besar terhadap penyakit
barang adiktif yang menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan. Rokok tidak menular
merupakan
faktor(PTM). Meskipun
risiko penyakit yangterdapat perbedaan
memberikan hukum
kontribusi islam
paling besartentang
terhadapkonsumsi
penyakit tidak
menularrokok, namun
(PTM). semua sepakat
Meskipun terdapat bahwa konsumsi
perbedaan hukumrokok
islam harus
tentangdikendalikan
konsumsi rokok,
namunkarena
semuazatsepakat
yang terkandung di dalam rokok
bahwa konsumsi rokok dan
harusdampak yang ditimbulkan.
dikendalikan karena zat yang
Oleh karena itu, setiap negara menerapkan intervensi pengendalian
terkandung di dalam rokok dan dampak yang ditimbulkan. Oleh karena itu, setiap negara
tembakau
menerapkan sesuai pengendalian
intervensi kebijakan negara masing-masing
tembakau sesuai kebijakantermasuk
negaraIndonesia
masing-masing
sebagai salah satu anggota OKI.
termasuk Indonesia sebagai salah satu anggota OKI.
Grafik 0.3 Proporsi
Grafik Konsumsi
5.3 Proporsi Tembakau
Konsumsi Tembakau pada Penduduk> >
pada Penduduk 1515 tahun,
tahun, 2007-
2007- 20182018

80

66 68,1
70 65,6 65,8
62,9
60

50

40
34,2 34,3 36,3
32,8 33,8
30

20

10 5,2 6,7 4,8


4,1 2,5
0
2007 2010 2013 2016 2018

Laki-laki Perempuan Total

Sumber: Riskesdas.
Sumber: Riskesdas. (2018).
(2018). Kementerian
Sumber:
Kementerian Kesehatan
Riskesdas.
Kesehatan (2018).
Republik Republik
Indonesia; Indonesia;
2016 menggunakan 2016
Sirkesnas
menggunakan Sirkesnas
Rokok adalah salah satu tantangan kesehatan masyarakat yang dihadapi
setiap negara, tidak terkecuali Indonesia. Isu ini selalu menjadi perhatian
Rokokkarena
adalahdampak
salah satu tantangan
negatif kesehatan masyarakat
yang ditimbulkan, tidak hanya yang dihadapi
dari setiap negara,
segi kesehatan
tidak terkecuali
tetapi jugaIndonesia.
ekonomiIsu daninilingkungan.
selalu menjadi perhatianadalah
Indonesia karenanegara
dampakdengan
negatif yang
ditimbulkan, tidak hanya
tingkat konsumsi rokokdarilaki-laki
segi kesehatan tetapi juga
dewasa tertinggi ekonomi
di Asia. danterlihat
Seperti lingkungan.
Indonesia
pada adalah negara
grafik 5.3, dengan rokok
konsumsi tingkatdewasa
konsumsi rokokdari
laki-laki laki-laki
tahun dewasa tertinggi di
2007 hingga

118
2018
2018 selalu
selalu tinggi
tinggi (di
(di atas
atas 60%).
60%). Konsumsi
Konsumsi rokokrokok dewasa
dewasa perempuan
perempuan
meskipun
meskipun lebih lebih rendah
rendah dari
dari laki-laki,
laki-laki, namun
namun mengalami
mengalami peningkatan
peningkatan pada pada
tahun
tahun 2018
2018 menjadi
menjadi 4,8%.
4,8%. Angka
Angka prevalensi
prevalensi iniini menunjukkan
menunjukkan isu isu rokok
rokok
Asia. Seperti terlihat pada grafik 5.3, konsumsi rokok dewasa laki-laki dari tahun 2007
pada
pada perempuan
perempuan perlu
perlu mendapatkan
mendapatkan perhatian
perhatian khusus
khusus dengan
dengan
hingga 2018 selalu tinggi (di atas 60%). Konsumsi rokok dewasa perempuan meskipun
intervensi
intervensi
yang
yangrendah
lebih tepat.
tepat.dariSecara
Secara keseluruhan,
keseluruhan,
laki-laki, jumlah
jumlah perokok
namun mengalami perokok
peningkatanaktif
aktif di
padadi tahun
Indonesia
Indonesia
2018 tahun
tahun
menjadi
2018
2018 mencapai
mencapai 33,8%.
33,8%. Prevalensi
Prevalensi perokok
perokok aktif
aktif umur
umur 15
15 tahun
tahun
4,8%. Angka prevalensi ini menunjukkan isu rokok pada perempuan perlu mendapatkan ke
ke atas
atas dari
dari
tahun
tahun ke
perhatian ke tahun
tahundengan
khusus belum
belumintervensi
menunjukkan
menunjukkan penurunan
penurunan
yang tepat. prevalensi
prevalensijumlah
Secara keseluruhan, yang
yang signifikan.
signifikan.
perokok aktif
diSituasi
Situasi
Indonesiaini
ini menunjukkan
menunjukkan
tahun 2018 mencapai bahwa
bahwa
33,8%. pengendalian
pengendalian
Prevalensi perokoktembakau
tembakau
aktif umurdidi15Indonesia
Indonesia
tahun ke atas
dari tahun
belum ke
belum optimal. tahun
optimal. belum menunjukkan penurunan prevalensi yang signifikan. Situasi
ini menunjukkan bahwa pengendalian tembakau di Indonesia belum optimal.
Grafik 5.4
Grafik 5.4 Tren
Tren Prevalensi
Prevalensi Merokok
Merokok pada
pada Penduduk
Penduduk Umur
Umur << 18
18 tahun
tahun
Grafik 0.4 Tren Prevalensi Merokok pada Penduduk Umur < 18 tahun

18
16,0%
16 15,0%

14

12
10,7%
10 8,8% 9,1%

8 7,2%

0
2013* 2016* 2018* 2019** 2024** 2030**

Sumber
Sumber : *Riskesdas.
: *Riskesdas. (Kementerian
(Kementerian Kesehatan
SumberKesehatan
: *Riskesdas. Republik
(2018)
Republik Indonesia,
Indonesia, 2018).
2018). Kementerian
Kementerian Kesehatan
** Presentasi Republik
Bappenas Indonesia.
(2019).
Kesehatan Republik Indonesia.
** Presentasi Bappenas (2019).
** Presentasi Bappenas (2019).
Seiring
Seiring dengan
dengan tingginya
tingginya prevalensi
prevalensi perokok
perokok aktif dewasa,aktif dewasa,
prevalensi prevalensi
perokok remaja (di
perokok
Seiring
bawah remaja
dengan
18 tahun) juga (di
tingginyabawah
mengalami 18 tahun)
prevalensi
peningkatan juga aktif
perokok
sebagaimana mengalami
dewasa,
terlihat peningkatan
pada prevalensi
grafik 5.4 di
sebagaimana
perokok
atas. remaja
Prevalensi terlihat
perokok pada
(diaktif
bawah grafik
remaja 18 5.4 dimenjadi
tahun)
meningkat atas. 9,1%
juga Prevalensi
di tahunperokok
mengalami peningkatan
2018, aktif
sedangkan
remaja
target meningkat
RPJMN
sebagaimana 2019 menjadi
pada 9,1%
menurunkan
terlihat di5.4
tahun
prevalensi
grafik 2018,
perokok
di sedangkan
atas. remaja hinggatarget
Prevalensi mencapai
perokok RPJMN5,4%.
aktif
2019
Hasil menurunkan
proyeksi prevalensi
prevalensi perokok perokok
remaja remaja
apabila hingga
selalu mencapai
mengalami
remaja meningkat menjadi 9,1% di tahun 2018, sedangkan target RPJMN 5,4%.
peningkatan Hasil
akan
mencapai
proyeksi 15,95% pada
prevalensi tahun 2030.
perokok remaja Angka ini meningkat lebih dari dua kali lipat
2019 menurunkan prevalensi perokokapabila
remajaselalu
hingga mengalami
mencapai peningkatan
5,4%. Hasil
dibandingkan
akan mencapai tahun15,95%
2013. Prevalensi
padaremaja yang2030.
tahun cukup tinggi ini
jugameningkat
ditemukan lebih
pada remaja
proyeksi prevalensi perokok apabilaAngka
selalu mengalami peningkatan dari
berusia 13-15
dua kali tahun dimana
lipat dibandingkan terjadi peningkatan prevalensi dari 18,3% pada tahun 2016
akan
menjadi mencapai
19,2% pada 15,95% padatahun
tahun 2019 tahun2013.
2030.Prevalensi
(Kementerian Angka iniyang
Kesehatan
cukup tinggi
meningkat
Republik lebih juga
Indonesia, dari
2020).
ditemukan
dua kali lipatpada remaja berusia
dibandingkan tahun13-15
2013. tahun dimana
Prevalensi yangterjadi
cukuppeningkatan
tinggi juga
Masalah rokok pada remaja menjadi isu yang sangat penting karena dampak negatif yang
ditemukanakibat
ditimbulkan padarokok
remaja
akan berusia 13-15
lebih besar tahunmendatang.
di masa dimana terjadi peningkatan
Ketika seseorang mulai
merokok di masa remaja maka lama paparan zat berbahaya pada rokok semakin panjang.
Risiko penyakit yang akan ditimbulkan dari kebiasaan merokok tersebut menjadi semakin

119
119
prevalensi dari
prevalensi dari 18,3%
18,3% pada
pada tahun
tahun 2016
2016 menjadi
menjadi 19,2%
19,2% pada
pada tahun
tahun 2019
2019
(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2020). Masalah
(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2020). Masalah rokok pada rokok pada
remaja menjadi
remaja menjadi isu
isu yang
yang sangat
sangat penting
penting karena
karena dampak
dampak negatif
negatif yang
yang
ditimbulkan akibat rokok akan lebih besar di masa mendatang.
ditimbulkan akibat rokok akan lebih besar di masa mendatang. Ketika Ketika
seseorang mulai
seseorang mulai merokok
merokok di di masa
masa remaja
remaja maka
maka lama
lama paparan
paparan zat
zat berbahaya
berbahaya
pada rokok semakin panjang. Risiko penyakit yang akan ditimbulkan
pada rokok semakin panjang. Risiko penyakit yang akan ditimbulkan dari dari
kebiasaan merokok
kebiasaan merokok tersebut
tersebut menjadi
menjadi semakin
semakin besar.
besar. Perokok
Perokok remaja
remaja akan
akan
mungkin mengalami penyakit akibat rokok ketika dewasa atau
mungkin mengalami penyakit akibat rokok ketika dewasa atau dalam usia dalam usia
produktif.
besar. Tidak akan
Perokok remaja
produktif. Tidak hanyamungkin
hanya dampakmengalami
dampak kesehatanpenyakit
kesehatan yang dirasakan,
yang dirasakan,
akibat rokok tetapi juga
ketikajuga
tetapi dewasa
dampak
atau dampak ekonomi
dalam usia
ekonomi seperti
produktif. biaya
Tidak
seperti medis
hanya
biaya dan
dampak
medis penurunan income.
kesehatan yang
dan penurunan Keadaan
dirasakan,
income. Keadaan ini juga
tetapi
ini
jugaekonomi
dampak
juga menjadiseperti
menjadi bebanbiaya
beban negara
negara ketika
medis Indonesia
danIndonesia
ketika menghadapi
penurunanmenghadapi bonusini
income. Keadaan
bonus demografi
juga menjadi
demografi
bebanpada tahun
negara 2030-2040.
ketika Indonesia
pada tahun 2030-2040. menghadapi bonus demografi pada tahun 2030-2040.

Grafik
Grafik 0.5
Grafik 5.5 ProporsiUmur
5.5 Proporsi
Proporsi Umur
Umur Pertama
Pertama
Pertama KaliKali
Kali Merokok
Merokok
Merokok padapada
pada Penduduk
Penduduk
Penduduk Umur
Umur15
Umur 15 15
Tahun
Tahun
Tahun
ke ke atas,
atas, 2018
ke atas, 20182018

60
52,8
50

40

30
22,1
20
15

10
4,2 3,4
2,4
0
5-9 tahun 10-14 tahun 15-19 tahun 20-24 tahun 25-29 tahun >= 30 tahun

Sumber : Riskesdas. (Kementerian


Sumber Kesehatan Republik
: Riskesdas. Indonesia, 2018). Kementerian
(2018).
Sumber : Riskesdas. (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2018). Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia
Kesehatan Republikaktif
Ketika remaja sudah menjadi perokok Indonesia
maka besar kemungkinan
Ketika remaja sudah menjadi perokok aktif maka besar kemungkinan
mereka mulai merokok
Ketika remaja sudah menjadipertama
perokok kali di usia
aktif makayang lebih
besar muda atau pada
kemungkinan masamulai
mereka
mereka
anak-anak.mulai merokok pertama kali di usia yang lebih muda atau pada masa
merokok pertamaGrafik
kali di 5.5
usia di
yangataslebih
menunjukkan
muda atau padaumurmasapertama kali perokok
anak-anak. Grafik 5.5 di
anak-anak. Grafik 5.5 di atas menunjukkan umur pertama kali perokok
atas (15 tahun ke atas)
menunjukkan umur mengonsumsi rokok. (15
pertama kali perokok Sebagian
tahun ke besar
atas)(52,8%) pertama
mengonsumsi rokok.
(15 tahun
kali merokok ke atas) mengonsumsi
pada umur 15 kali rokok.
– 19merokok Sebagian
tahun, kemudian besar (52,8%) pertama
Sebagian besar (52,8%) pertama pada umurterbanyak kedua
15 – 19 tahun, pada
kemudian
kali merokok
umur
terbanyak 10 – 14
kedua
pada
tahun.
pada
umur
umurFakta
15yang
10 – 14
– 19mengejutkan
tahun.
tahun, kemudian
adalahterbanyak
Fakta yang mengejutkan2,4% adalahkedua
perokok2,4%
pada
sudah
perokok
umur
mulai10
sudahmulai – 14 tahun.
merokok
merokok padaFakta
pada umur
umur5 yang
5––99mengejutkan
tahun.
tahun.Beberapa adalah
Beberapa kali2,4%
kali media
mediaperokok
di sudah juga
di Indonesia
Indonesia
mulaimengabarkan
juga
mengabarkan merokok padaberita
berita tentang umur 5 – 9yang
tentang
anak-anak tahun. Beberapa
anak-anak
sudah yangkali media
sudah
ketergantungan di Indonesia
ketergantungan
terhadap rokok. Salah
jugaanak
satunya mengabarkan
umur 2,5 tahun berita
yangtentang anak-anak
mengonsumsi rokokyang sudah
sebanyak 40 ketergantungan
batang per hari sejak
umur 18 bulan (BBC Indonesia, 2017). Kebiasaan merokok terlalu dini mempengaruhi
perkembangan paru-paru yang bisa menimbulkan penyakit kronis ketika dewasa. Anak-
anak 120
dan remaja yang sudah merokok memiliki peluang yang lebih besar terhadap
120
penyakit gigi dan mulut. Selain itu, kebiasan merokok pada anak-anak mempengaruhi
pertumbuhan tulang dan menyebabkan kepadatan tulang rendah.
terhadap rokok.
terhadap rokok. Salah
Salah satunya
satunya anak
anak umur
umur 2,52,5 tahun
tahun yang
yang mengonsumsi
mengonsumsi
rokok sebanyak
rokok sebanyak 40 40 batang
batang perper hari
hari sejak
sejak umur
umur 18 18 bulan
bulan (BBC
(BBC Indonesia,
Indonesia,
2017). Kebiasaan merokok terlalu dini mempengaruhi
2017). Kebiasaan merokok terlalu dini mempengaruhi perkembangan perkembangan
paru-paru yang
paru-paru yang bisa
bisa menimbulkan
menimbulkan penyakit
penyakit kronis
kronis ketika
ketika dewasa.
dewasa. Anak-
Anak-
anak dan remaja yang sudah merokok memiliki peluang
anak dan remaja yang sudah merokok memiliki peluang yang lebih besar yang lebih besar
terhadap penyakit
terhadap penyakit gigigigi dan
dan mulut.
mulut. Selain
Selain itu,
itu, kebiasan
kebiasan merokok
merokok padapada anak-
anak-
anak mempengaruhi pertumbuhan tulang dan
anak mempengaruhi pertumbuhan tulang dan menyebabkan kepadatan menyebabkan kepadatan
tulang rendah.
tulang rendah.
Perilaku merokok
Perilaku merokok pada pada anak-anak
anak-anak atauatau terlalu
terlalu dini
dini dipengaruhi
dipengaruhi beberapa
beberapa
faktor, salah satunya meniru kebiasaan orang di sekitar.
faktor, salah satunya meniru kebiasaan orang di sekitar. Anak-anak mudahAnak-anak mudah
mengikuti apa
mengikuti apa yang
yang dilakukan
dilakukan oleholeh orang
orang di di sekitarnya.
sekitarnya. Normalisasi
Normalisasi
perilaku merokok dipahami anak sebagai kebiasaan
perilaku merokok dipahami anak sebagai kebiasaan yang normal dan yang normal dan wajar
wajar
dilakukan. Ketika
dilakukan. Ketika anak
anak melihat
melihat orang
orang tua,
tua, saudara,
saudara, atau
atau orang
orang lain
lain merokok
merokok
di rumah, di tempat umum, atau di jalan maka
di rumah, di tempat umum, atau di jalan maka mereka mengganggap mereka mengganggap
orang lain merokok
merokok adalah di rumah,
hal yang di tempat
yang biasa umum,
ketika atau di jalan
dewasa. makayang
Anak mereka mengganggap
mempunyai
merokok adalah hal biasa ketika dewasa. Anak yang mempunyai
merokok
orangadalah hal yang
tua mantan
mantan biasa ketika
perokok dewasa.dua
berpeluang Anakkaliyang
lebihmempunyai
besar untuk
untukorang tua mantan
merokok
orang tua perokok berpeluang dua kali lebih besar merokok
perokok berpeluang
ketika remaja. dua
remaja. Sedangkankali lebih
Sedangkan anak besar untuk
anak dengan merokok
dengan orang
orang tuaketika remaja.
tua yang
yang perokokSedangkan
aktifanak
perokok aktif
ketika
dengan orang tua
berpeluang tiga yang
tiga kaliperokok
kali lebih aktif
lebih besar berpeluang
besar untuk tiga
untuk merokok kali
merokok saat lebih besar
saat remaja untuk
remaja (Kandel merokok
(Kandel et al., saat
et al.,
berpeluang
remaja (Kandel et al., 2015).
2015).
2015). Di samping
Di samping itu, Di
itu,
samping itu, keterjangkauan
keterjangkauan
keterjangkauan harga dan
harga
harga dan kemudahan
dan kemudahan
kemudahan untukakses
akses untuk
akses
untuk membeli
membeli rokok rokok meningkatkan
rokok meningkatkan peluang
meningkatkan peluang anak
peluang anak menjadi
anak menjadi perokok.
menjadi perokok.
perokok.
membeli
Grafik 0.6 Proporsi Frekuensi Keterpaparan Perokok Pasif Umur ≥ 10 Tahun
Grafik 5.6
Grafik 5.6 Proporsi
Proporsi Frekuensi
Frekuensi Keterpaparan
Keterpaparan Perokok
Perokok Pasif
Pasif Umur
Umur ≥≥ 10
10
Menurut Kelompok Umur Tahun 2018
Tahun Menurut Kelompok Umur Tahun
Tahun Menurut Kelompok Umur Tahun 20182018
50
45,5 44,2
43,6 42,8 42,5 43,1 43,9 43,2
45 41,6 41,8 42,3 41,1
40 35,9
34,1 35,2 35,5 34,3
32,9 33,6 33
35 31,5
28,8
30
25,3
25 20,8
20
15
10
5
0
10 - 14 15-19 20 - 24 25- 29 30 - 34 35 - 39 40 - 44 45 - 49 50 - 54 55 - 59 60 - 64 > 65
tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun
Setiap hari Kadang - kadang

Sumber
Sumber : Riskesdas.
: Riskesdas. (Kementerian
(Kementerian
Sumber Kesehatan
Kesehatan Republik
Republik
: Riskesdas. Indonesia,
(2018). 2018).
Indonesia, Kementerian
2018). Kementerian
Kesehatan Republik
Kesehatan Republik Indonesia.
Indonesia.
Grafik 5.6 di atas menunjukkan proporsi frekuensi orang yang terpapar asap rokok
(perokok pasif) di dalam ruangan tertutup. Ruangan tertutup meliputi rumah, tempat
kerja, dan sarana transportasi. Persentase keterpaparan asap rokok sangat tinggi
121 pada
121
semua kelompok umur. Keterpaparan asap rokok setiap hari relatif tinggi pada umur 10
– 54 tahun (> 30%) dan menurun pada umur ≥ 55 tahun. Sedangkan pada frekuensi
Grafik 5.6 di atas menunjukkan proporsi frekuensi orang yang terpapar asap
rokok (perokok pasif) di dalam ruangan tertutup. Ruangan tertutup meliputi
rumah, tempat kerja, dan sarana transportasi. Persentase keterpaparan asap
rokok sangat tinggi pada semua kelompok umur. Keterpaparan asap rokok
setiap hari relatif tinggi pada umur 10 – 54 tahun (> 30%) dan menurun pada
umur ≥ 55 tahun. Sedangkan pada frekuensi kadang – kadang, persentase
pada semua kelompok umur sangat tinggi yaitu lebih dari 40%. Hal ini
menunjukkan bahwa peraturan kawasan bebas asap rokok belum berlaku
secara optimal. Tidak ada batas aman dari keterpaparan asap rokok sehingga
baik terpapar setiap hari dan kadang-kadang memberikan dampak negatif
pada tubuh. Ruangan tertutup harus 100% bebas asap rokok. Smoking area
atau ventilasi tidak dapat mengurangi keterpaparan asap rokok. Kelompok
yang paling rentang akibat paparan asap rokok adalah wanita dan anak –
anak. Menurut Riskesdas (2013b), sebanyak 56% anak umur 0 – 4 tahun
terpapar asap rokok di dalam ruangan tertutup. Anak-anak yang terpapar
asap rokok berisiko tinggi mengalami asma, pneumonia, infeksi telinga,
bahkan sindrom kematian bayi mendadak (SIDS).
Tidak ada manfaat yang dihasilkan dari perilaku merokok dari segi
kesehatan, ekonomi, dan lingkungan. Produksi rokok menghasilkan
limbah yang mencemari lingkungan. Puntung rokok yang tidak padam
sempurna mengakibatkan kecelakaan dan bencana. Terlebih bagi
kesehatan, banyak penelitian yang memaparkan tentang penyakit akibat
rokok. Rokok merupakan faktor risiko utama yang menyebabkan penyakit
kronis. Penjelasan mengenai macam – macam penyakit akibat rokok
sudah dipaparkan pada bab sebelumnya. Kerugian ekonomi akibat rokok
meliputi biaya langsung dan tidak langsung. Biaya langsung seperti
biaya yang dikeluarkan untuk perawatan (pengeluaran medis) dan biaya
perawatan non-kesehatan. Sedangkan biaya tidak langsung akibat rokok
meliputi biaya morbiditas dan mortalitas. Biaya morbiditas adalah nilai
produktivitas yang hilang karena sakit akibat penyakit rokok. Adapun
biaya mortalitas yaitu nilai kehidupan yang hilang karena penyakit akibat
rokok (Kosen et al., 2017).
Rokok tidak hanya mengancam kesehatan perokok aktif tetapi juga orang
di sekitarnya yang terpapar oleh asap rokok. Efek paparan asap rokok yang
singkat pada perokok pasif berpeluang sama besarnya dengan perokok
aktif terhadap penyakit akibat rokok terutama penyakit jantung (Barnoya &
Glantz, 2005). Penyakit kardiovaskular yang paling umum menyebabkan
kematian akibat rokok (Catlin et al., 2009). Sebanyak 61,4 juta perokok

122
aktif
aktif dan
dan perokok
perokok pasif
pasif mengalami peningkatan risiko
mengalami peningkatan risiko terhadap
terhadap penyakit
penyakit
kardiovaskular (world health organization, 2018). Besarnya penyakit
kardiovaskular (world health organization, 2018). Besarnya penyakit akibat akibat
rokok
rokok didi Indonesia
Indonesia menjadi
menjadi tantangan bagi Jaminan
tantangan bagi Jaminan Kesehatan
Kesehatan Nasional
Nasional
(JKN) karena beban pembiayaan penyakit akibat rokok yang
(JKN) karena beban pembiayaan penyakit akibat rokok yang tinggi. JKN tinggi. JKN
telah
telahmembiayai
membiayai Rp Rp 87,23
87,23 triliun dari 73,22
triliun dari 73,22 total
total kasus
kasuspenyakit
penyakitakibat
akibatrokok
rokok
selama 2015 – 2018 (BPJS Kesehatan, 2019). Selama empat tahun
selama 2015 – 2018 (BPJS Kesehatan, 2019). Selama empat tahun terakhir, terakhir,
total
total kasus
kasus penyakit
penyakit akibat
akibat rokok terus mengalami
rokok terus mengalami peningkatan
peningkatan sehingga
sehingga
mengakibatkan
mengakibatkan semakin
semakin besarnya defisit Jaminan
besarnya defisit Jaminan Kesehatan
Kesehatan Nasional.
Nasional.
Rokok
Rokok mengandung
mengandung zat adiktif yang menyebabkan
menyebabkan orang orang yang
yang pernah
pernah
merokok
merokok susahsusah untuk
untuk berhenti. Mereka rela mengorbankan
mengorbankan kebutuhan
kebutuhanyang yang
lain
lain agar
agar tetap
tetap bisa
bisa membeli rokok. Persentase
Persentase konsumsi
konsumsi rokok
rokok terhadap
terhadap
total pengeluaran
total pengeluaran relatif pada kelompok miskin sedikit lebih tinggi daripada
miskin sedikit lebih tinggi daripada
kelompok
kelompok tidak tidak miskin. Konsumsi rokok mempunyai
mempunyai pengaruh
pengaruh besarbesar
terhadap garis kemiskinan
terhadap garis kemiskinan karena kenaikan belanja rokok meningkatkan
belanja rokok meningkatkan
peluang
peluang terhadap
terhadap kemiskinan (Dartanto et al., 2018).
2018). Pengeluaran
Pengeluarantertinggi
tertinggi
pada keluarga miskin
pada keluarga miskin di perkotaan adalah beras (20,11%), kemudian
beras (20,11%), kemudian rokok rokok
kretek
kretek filter
filter (11,79%).
(11,79%). Sedangkan pengeluaran
pengeluaran terbesar
terbesar pada
pada keluarga
keluarga
miskin di pedesaan
miskin di pedesaan adalah beras (26,46%) dan rokok kretek filter (11,53%)
dan rokok kretek filter (11,53%)
(BPS,
(BPS, 2018).
2018). Hasil
Hasil survei tersebut menunjukkan
menunjukkan bahwa
bahwa perokok
perokok lebih
lebih
mengutamakan
mengutamakan membelimembeli rokok dibandingkan kebutuhan lain yang kaya
kebutuhan lain yang kaya gizi gizi
seperti
seperti telur,
telur, susu,
susu, dan ikan.

Gambar 5.3 Rokok dan Kemiskinan


Kemiskinan

Gambar 0.3 Rokok


Sumber dan
: Tirto.id Kemiskinan
(2016)
(2016)
Sumber : Tirto.id (2016)
Rokok berpengaruh
Rokok berpengaruh terhadap terjadinya stunting
stunting pada
pada anak
anak karena
karena
Rokok berpengaruh
terjadinya terhadap
terjadinya perubahanterjadinya
perubahan stunting
pola konsumsi padakeluarga.
dalam
dalam anak karena
keluarga. Hal terjadinya
Hal ini terjadiperubahan
ini terjadi
terutama
pola konsumsi dalam
terutama pada
padakeluarga.
keluargaHal dimanaterutama
ini terjadi
miskin pengeluaran
pada untuk
pengeluaran membeli
keluarga
untuk miskin dimana
membeli
pengeluaran makanan
makanan bergizi
untukbergizi
membeliharusmakanan demi membeli
dikurangibergizi harus rokok.
membeli rokok. Sehingga
demistunting
Sehingga
dikurangi stunting
membeli rokok.
Sehingga stunting tersebut dapat terjadi karena kebutuhan asupan nutrisi (baik dari
jumlah dan kualitas) yang tidak terpenuhi. Menurut penelitian Dartanto et al. (Dartanto
123
et al., 2018), anak-anak yang berasal dari keluarga perokok berat badan123 1,5 kg lebih
rendah dan tinggi badan 0,34 cm lebih pendek dibandingkan anak-anak yang berasal dari
pola konsumsi dalam keluarga. Hal ini terjadi terutama pada keluarga miskin diman
pengeluaran untuk membeli makanan bergizi harus dikurangi demi membeli rokok
Sehingga stunting tersebut dapat terjadi karena kebutuhan asupan nutrisi (baik dar
umlah dan tersebut
kualitas) yang
dapat tidak
terjadi terpenuhi.
karena Menurut
kebutuhan penelitian
asupan nutrisi Dartanto
(baik dari et al. (Dartant
jumlah dan
et al., 2018),kualitas)
anak-anak yangterpenuhi.
yang tidak berasal Menurut
dari keluarga perokok
penelitian Dartanto etberat badan 1,5 kg lebi
al. (Dartanto
et al., 2018),
endah dan tinggi badananak-anak
0,34 cm lebihyang berasal
pendekdari keluarga perokok
dibandingkan berat badan
anak-anak yang berasal dar
1,5 kg lebih rendah dan tinggi badan 0,34 cm lebih pendek dibandingkan
keluarga bukan perokok. Stunting pada anak berpengaruh terhadap kehidupan merek
anak-anak yang berasal dari keluarga bukan perokok. Stunting pada anak
ketika dewasa. Anak terhadap
berpengaruh yang stunting
kehidupanmemiliki sistem
mereka ketika kekebalan
dewasa. Anak yangtubuhstuntingyang renda
sehingga lebih mudah
memiliki sakit.
sistem Stunting
kekebalan tubuhjuga
yangmemberikan
rendah sehinggadampak jangka
lebih mudah panjang pad
sakit.
kesehatan anak.
StuntingStunting pada anakdampak
juga memberikan mempengaruhi perkembangan
jangka panjang pada kesehatan kognitif.
anak. Anak yan
Stunting pada
stunting mengalami anak mempengaruhi
penurunan kemampuanperkembangan
kognitif. Olehkognitif. Anaknutrisi
karena yang pada awa
stunting mengalami penurunan kemampuan kognitif. Oleh karena nutrisi
kehidupan mempunyai efek terhadap kemampuan belajar, berpikir secara analitis
pada awal kehidupan mempunyai efek terhadap kemampuan belajar,
bersosialisasi dengan
berpikir orang
secara lain, dan
analitis, kemampuan
bersosialisasi denganmereka
orang beradaptasi terhadap perubaha
lain, dan kemampuan
Woldehanna et al.,beradaptasi
mereka 2017). Halterhadap
ini menguatkan bukti bahwaetrokok
perubahan (Woldehanna menyebabkan
al., 2017). Hal ini masala
angka pendek dan jangka
menguatkan panjang.
bukti bahwa rokokApabila tidakmasalah
menyebabkan segerajangka
ditangani,
pendek Indonesia
dan aka
mengalami jangka panjang.dalam
kegagalan Apabilabonus
tidak segera ditangani,sekaligus
demografi Indonesia akan mengalami Sustainabl
pencapaian
kegagalan dalam bonus demografi sekaligus pencapaian Sustainable
Development Goals (SDGs).
Development Goals (SDGs).
Grafik 0.7 Konsumsi per Kapita Perokok Dewasa dan Keterjangkauan Rokok di
Grafik 5.7 Konsumsi per Kapita Perokok Dewasa dan Keterjangkauan
Indonesia
Rokok tahun
di Indonesia 2002
tahun – 2016
2002 – 2016

2000 2

1500 1,5
1,64 1,66 1,68 1,66 1,62 1,56
1,45 1,54 1,5
1000 1,2 1
1 0,98 1,03 0,96 1,07
500 0,5

0 0

Konsumsi per Kapita perokok dewasa (batang) CAI Average


Sumber
Sumber :: Zheng,
Zheng, Marquez,
Marquez, Ahsan,
Ahsan, Wang,
Wang, &
& Hu.
Hu. (2017).
(2017).
Sumber : Zheng, Marquez, Ahsan, Wang, & Hu. (2017).
Tingginya prevalensi perokok di Indonesia disebabkan karena harga rokok
yang masih terjangkau. Selain harga rokok yang terjangkau, rokok dapat
dibeli per batang sehingga perokok kelompok miskin tetap bisa membeli
rokok. Grafik 5.7. menunjukkan besar konsumsi per kapita perokok dewasa
dan keterjangkauan rokok di Indonesia. Cigarette Affordability Index

124
124
(CAI) average merupakan indeks yang digunakan untuk mengukur besarnya
perubahan keterjangkauan rokok. Hasil penelitian Zheng et al. (Zheng et al.,
2017) pada gambar di atas menunjukkan bahwa keterjangkauan rokok terus
menurun hingga tahun 2005 namun setelah itu meningkat hingga tahun 2012,
dimana keterjangkauan mencapai titik tertinggi pada tahun 2012. Kemudian
keterjangkauan rokokpada tahun 2013 menurun sebesar 7% sampai tahun 2015
karena kenaikan pajak rokok secara reguler. Namun selama keterjangkauan
rokok menurun, konsumsi rokok per kapita justru meningkat. Pada tahun
2016, keterjangkauan rokok dan konsumsi rokok per kapita sedikit mengalami
penurunan. Secara keseluruhan, keterjangkauan rokok dari tahun 2002 ke tahun
2016 mengalami peningkatan. Begitu juga dengan konsumsi rokok per kapita
meningkat hingga 21% dari 2002 hingga 2016.
Selain itu, pengendalian rokok di Indonesia juga didasarkan pada Undang –
Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 113 yang menyebutkan
bahwa tembakau dan produk tembakau merupakan zat adiktif yang dapat
menimbulkan kerugian bagi diri sendiri dan orang lain (Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia, 2009). Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun
2012 juga diatur terkait pengamanan bahan yang mengandung zat adiktif
berupa produk tembakau dan bagi kesehatan. Penyelenggaraan pengamanan
yang dimaksud pada peraturan tersebut meliputi produksi dan impor, peredaran,
perlindungan khusus bagi anak dan perempuan hamil, dan kawasan tanpa rokok
(Pemerintah RI, 2012).
Selain itu, pemerintah Indonesia juga membuat kebijakan untuk pengendalian
konsumsi rokok yang terintegrasi, efektif, dan efisien yang diatur dalam
Permenkes No. 40 Tahun 2013 tentang peta jalan pengendalian dampak
konsumsi rokok bagi kesehatan. Peta jalan tersebut dijadikan sebagai panduan
bagi semua pihak baik pemerintah dan masyarakat untuk mengambil kebijakan
dan menyusun program pengendalian tembakau. Berikut merupakan kegiatan
dan capaian target yang akan dicapai dalam peta jalan pengendalian dampak
konsumsi rokok bagi kesehatan:

Tabel 5.3 Capaian dan Target yang akan dicapai dalam Peta Jalan
Pengendalian Dampak Konsumsi Rokok bagi Kesehatan

No. Kegiatan Capaian


Tahun 2009-2014
1. 30% kabupaten dan kota sudah memiliki 10% kabupaten dan kota yang sudah
dan menerapkan PERDA/kebijakan KTR memiliki dan menerapkan perda KTR

125
2. Terlaksananya pengaturan peringatan Terbentuknya Permenkes No. 28
kesehatan Tahun 2013 tentang pencantuman
peringatan kesehatan dan informasi
berbentuk gambar dan tulisan (pictorial kesehatan pada kemasan produk tem-
health bakau
warnings) seluas 40% pada kemasan de-
pan dan

belakang pembungkus rokok.


3. 100% fasilitas pelayanan kesehatan me- Telah diusulkan menjadi bagian dari
nerapkan akreditasi fasilitas pelayanan keseha-
tan.
KTR.
4. Pengembangan layanan quit line dan Belum terselenggara
konseling

berhenti merokok.
5. 5%-10% dari seluruh fasilitas pelayanan Sedang dalam proses penyusunan
kesehatan milik Pemerintah dan Pemer- modul dan pedoman UBM
intah Daerah memberikan pelayanan
berhenti merokok terintegrasi dengan
pengendalian penyakit.
Tahun 2015 – 2019
1. Semua kabupaten dan kota memiliki dan Sebesar 42,2% kabupaten dan kota
menerapkan PERDA/kebijakan KTR dan telah memiliki dan menerapkan PER-
melaksanakan law enforcement. DA/kebijakan KTR dan melaksanakan
law enforcement.
2. Luas peringatan kesehatan berbentuk Terbitnya Permenkes No. 56 tahun
gambar dan tulisan (pictorial health 2017 sebagai perubahan atas Per-
warnings) sebesar 75% pada kemasan menkes No. 28 tahun 2013 tentang
depan dan belakang pembungkus rokok. pencantuman peringatan kesehatan
dan informasi kesehatan pada kema-
san produk tembakau
3. Quit line berfungsi dan berjalan dengan a. Quit line telah terbentuk pada
baik. 2016
b. Rata – rata 412 penelepon per
hari (sampai dengan Juni 2019)
c. Menurut hasil survei tahun 2018,
35% dari penelepon mengaku tel-
ah berhenti merokok.
4. 50% dari seluruh fasilitas pelayanan kes- a. Sebanyak 4,1% fasilitas pelayanan
ehatan milik Pemerintah dan Pemerintah kesehatan memberikan pe-
Daerah memberikan pelayanan berhenti layanan berhenti merokok
merokok terintegrasi dengan pengenda- b. Sedang dikembangkan layanan
lian penyakit. UBM di FKTP (puskesmas, dokter
praktek mandiri, klinik pratama)

126
5. Terselenggaranya kampanye kesadaran a. Menjadi indikator PIS-PK sejak ta-
bahaya rokok bagi kesehatan, kampanye hun 2015
tidak merokok di dalam rumah dan mobil b. Terbentuknya Permenhub No.
pribadi. 12 tahun 2019 tentang larangan
merokok bagi pengemudi
c. Menyediakan informasi dan
edukasi melalui media KIE, iklan
layanan masyarakat di media so-
sial dan lainnya
6. Optimalisasi peran jaringan melalui ko- Telah dilakukan rapat koordinasi den-
munikasi dan koordinasi secara berkala. gan lintas sektor secara berkala
7. Terlaksananya sistim penghargaan. Telah diberikan penghargaan dari
Menteri Kesehatan kepada Kepala
Daerah yang memiliki dan menerap-
kan kebijakan KTR pada setiap perin-
gatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia
(HTTS)
Target yang akan dicapai tahun 2019-2024
1. Pengaturan peringatan kesehatan berbentuk gambar dan tulisan (PHW) dievalua-
si untuk ditingkatkan menjadi bungkus rokok polos (plain packaging).
2. Quit line berfungsi dan berjalan dengan baik secara terus menerus.
3. 100% dari seluruh fasilitas pelayanan kesehatan milik Pemerintah dan Pemerintah
Daerah memberikan pelayanan berhenti merokok terintegrasi dengan pengenda-
lian penyakit.
4. Semua kabupaten/kota menerapkan KTR sesuai Undang-Undang Nomor 36 Ta-
hun 2009 tentang Kesehatan.
Sumber :
a. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2013a) Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2013 tentang Peta Jalan Pengendalian Dampak
Konsumsi Rokok bagi Kesehatan.
b. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2019) Peta Jalan Pengendalian Dampak
Konsumsi Rokok bagi Kesehatan, Presentasi pada Diskusi “Pengendalian Konsumsi
Rokok dan Pembangunan Sumber Daya Manusia: Harmoni Masyarakat Sipil dan
Pemerintah”, 23 Agustus 2019.

Kebijakan dalam penyediaan dana untuk pengendalian tembakau


diamanatkan dalam Undang – Undang Nomor 39 tahun 2007 tentang cukai
dan pengaturan pajak rokok yang tertuang dalam Undang – Undang Nomor
28 tahun 2009 tentang pajak dan retribusi daerah. Kebijakan ini juga
merupakan kekuatan pemerintah dalam upaya pengendalian tembakau.
Dalam Undang – Undang Nomor 39 tahun 2007 pasal 66A mengatur tentang
alokasi dan penyaluran dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT)
sebesar 2% dari penerimaan negara cukai hasil tembakau yang dibuat di
Indonesia kepada provinsi Penghasil Cukai Hasil Tembakau dan Provinsi
Penghasil Tembakau, yang selanjutnya oleh Provinsi Penerima DBHCHT

127
bersangkutan dibagikan kepada provinsi/kabupaten/ kota di wilayahnya
dengan komposisi 30% untuk provinsi penghasil, 40% untuk kabupaten/
kota daerah penghasil, dan 30% untuk kabupaten/kota lainnya. Pada pasal
66A ayat (1) disebutkan penggunaan DBHCT untuk mendanai peningkatan
kualitas bahan baku, pembinaan industri, pembinaan lingkungan sosial,
sosialisasi ketentuan di bidang cukai, dan/atau pemberantasan barang
kena cukai ilegal. Selain cukai, pajak rokok juga digunakan untuk upaya
pengendalian tembakau (Pemerintah RI, 2007). Undang – Undang Nomor
28 tahun 2009 pasal 31 menyatakan penerimaan pajak rokok, baik bagian
provinsi maupun bagian kabupaten/kota, dialokasikan paling sedikit 50%
untuk mendanai pelayanan kesehatan masyarakat dan penegakan hukum
oleh aparat yang berwenang (Pemerintah RI, 2009).

5.4. Analisis Kebijakan Pengendalian Rokok di Indonesia

Sebagaimana telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, WHO


memperkenalkan langkah-langkah MPOWER sebagai aksi global untuk
mengontrol konsumsi produk tembakau. Meskipun sampai saat ini
Indonesia belum melakukan ratifikasi Kerangka Kerja Pengendalian
Tembakau atau Framework Convention on Tobacco Control (FCTC) yang
diinisiasi oleh WHO, namun Indonesia telah menyelenggarakan sejumlah
kebijakan pengendalian tembakau yang sejalan dengan kerangka MPOWER
yang disusun oleh WHO. Berikut merupakan analisis MPOWER yang
diimplementasikan di Indonesia:

1. Monitor Tobacco Use and Prevention Policies

Indonesia sudah melakukan pengawasan penggunaan tembakau secara


reguler setiap tahun melalui survei atau riset nasional. Baik penggunaan
tembakau pada dewasa (15 tahun ke atas) dan remaja (kurang dari 18
tahun). Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan
proporsi konsumsi tembakau (hisap dan kunyah) pada penduduk usia 15
tahun ke atas, seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.1. Dalam laporan
yang sama, juga terdapat prevalensi merokok pada penduduk umur 10 – 18
tahun pada tahun 2017 sampai 2018. Pada Tabel 5.5 di bawahdipaparkan
prevalensi perokok umur kurang dari 18 tahun selama tahun 2013 hingga
2018 dan proyeksi prevalensi sampai tahun 2030 apabila pengendalian
tembakau tidak berjalan optimal.

128
Tabel 5.4 Estimasi Prevalensi Merokok menurut Standar Usia WHO di
antara Mereka yang Berusia 15 Tahun atau Lebih, 2017

Prevalensi Penggunaan Merokok Tembakau Merokok


Tembakau
Saat ini Harian Saat ini Harian Saat ini Harian
Pria 70.5 54.2 59.9 54.3 59.9 54.3
Wanita 5.6 3.0 2.0 0.8 2.0 0.8
Keduanya 38.1 28.6 31.0 27.6 31.0 27.6
Sumber : WHO Report on The Global Tobacco Epidemic. (2017).

Tabel 5.4. di atas menunjukkan prevalensi perokok dengan standarisasi umur


oleh WHO tahun 2017. Angka prevalensi tersebut dapat digunakan untuk
perbandingan dengan negara lain karena sudah terstandarisasi. Current
smoker adalah orang yang masih merokok ketika survei berlangsung baik
setiap hari atau kadang – kadang. Sedangkan daily smoker adalah orang
yang merokok setiap hari ketika survei berlangsung. Tobacco use artinya
penggunaan tembakau baik tembakau yang mengeluarkan asap atau
tidak dan kombinasi keduanya. Tobacco smoking meliputi segala bentuk
tembakau seperti rokok, cerutu, pipa, hookah, shisha, kecuali tembakau
yang tidak berasap. Cigarette smoking mencakup segala bentuk rokok,
baik buatan pabrik maupun linting sendiri. Prevalensi tobacco smoking
(sesuai standarisasi umur oleh WHO) di Indonesia merupakan salah satu
yang tertinggi di Asia Tenggara.

2. Protect People from Tobacco Smoke


Paparan asap rokok bagi perokok aktif dan pasif tidak mempunyai batas
aman meskipun hanya terpapar dalam waktu singkat. Dampak negatif
paparan asap rokok bagi kesehatan telah dipaparkan pada bab sebelumnya.
Upaya pengendalian tembakau meliputi perlindungan masyarakat dari
bahaya asap rokok karena setiap orang mempunyai hak untuk menghirup
udara bersih. Indonesia melakukan upaya melindungi masyarakat dari
paparan asap rokok dengan penegakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR).
Kawasan tanpa rokok adalah ruangan atau area yang dinyatakan dilarang
untuk kegiatan merokok atau memproduksi, menjual, mengiklankan, dan
mempromosikan produk tembakau. Kebijakan ini diatur dalam Undang –
undang No. 36 tahun 2009 pasal 115 ayat (1) yang mengatur tujuh kawasan
tanpa rokok yaitu fasilitas pelayanan kesehatan, tempat proses belajar
mengajar, tempat anak bermain, tempat ibadah, angkutan umum, tempat

129
kerja dan tempat umum. Pada ayat (2) dinyatakan kewajiban pemerintah
daerah menetapkan kawasan tanpa rokok di daerahnya (Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia, 2009).
Peraturan Pemerintah No. 109 tahun 2012 pasal 2 ayat (1) menyebutkan
bahwa penyelenggaraan pengamanan bahan yang mengandung Zat Adiktif
berupa Produk Tembakau bagi kesehatan diarahkan agar tidak mengganggu
dan membahayakan kesehatan perseorangan, keluarga, masyarakat, dan
lingkungan. Kemudian pada pasal (2) menyatakan penyelenggaraan
pengamanan bertujuan untuk: a. melindungi kesehatan perseorangan,
keluarga, masyarakat, dan lingkungan dari bahaya bahan yang
mengandung karsinogen dan Zat Adiktif dalam Produk Tembakau yang
dapat menyebabkan penyakit, kematian, dan menurunkan kualitas hidup;
b. melindungi penduduk usia produktif, anak, remaja, dan perempuan
hamil dari dorongan lingkungan dan pengaruh iklan dan promosi untuk
inisiasi penggunaan dan ketergantungan terhadap bahan yang mengandung
Zat Adiktif berupa Produk Tembakau; c. meningkatkan kesadaran dan
kewaspadaan masyarakat terhadap bahaya merokok dan manfaat hidup
tanpa merokok; dan d. melindungi kesehatan masyarakat dari asap rokok
orang lain.
Pedoman pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok diatur dalam Peraturan
Bersama Kementrian Kesehatan dan Kementrian Dalam Negeri yaitu
Nomor 188/Menkes/PB/I/2011 dan Nomor 7 tahun 2011, pasal (2)
pengaturan pelaksanaan KTR bertujuan untuk: a. memberikan acuan bagi
pemerintah daerah dalam menetapkan KTR; b. memberikan pelindungan
yang efektif dari bahaya asap rokok; c. memberikan ruang dan lingkungan
yang bersih dan sehat bagi masyarakat; dan d. melindungi kesehatan
masyarakat secara umum dari dampak buruk merokok baik langsung
maupun tidak langsung. Pasal 6 ayat (1) menyatakan ketentuan mengenai
KTR di provinsi dan kabupaten/kota diatur dalam perda provinsi dan
kabupaten/kota, ayat (2) perda tersebut harus memuat pengaturan tentang
KTR, peran serta masyarakat, pembentukan satuan tugas penegak
KTR, larangan dan kewajiban, sanksi, ayat (3) menyatakan sanksi yang
dimaksud dikenakan kepada orang perorangan berupa sanksi tindak pidana
ringan dan badan hukum atau badan usaha dikenakan sanksi administratif
dan/atau denda. Salah satu contoh pada Perda Kota Bogor No. 10 tahun
2018, setiap orang yang melanggar peraturan kawasan tanpa rokok sesuai
dalam perda tersebut diancam dengan pidana kurungan paling lama 3
(tiga) hari atau denda paling banyak Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah). (2)

130
Setiap Pimpinan
Setiap Pimpinan dan/atau penanggung jawab yang melanggar ketentuan
Pasal 30
Pasal 30 diancam
diancam dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) minggu
atau denda
atau denda paling
paling banyak Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah). (3) Setiap
pimpinan badan
pimpinan badan yang melanggar ketentuan Pasal 31 diancam dengan
pidana kurungan
pidana kurungan paling lama 3 (tiga) minggu atau denda paling banyak
Rp15.000.000,00 (lima belas juta rupiah). Peraturan Kawasan Tanpa rokok
Rp15.000.000,00
merupakan salah
merupakan salah satu upaya yang terbukti signifikan meminimalisir dampak
asap rokok
asap rokok padapada perokok pasif secara langsung, bahkan juga mampu
menekan perilaku
menekan perilaku perokok aktif di ruang terbuka (Asyary, Veruswati, &
Sulistiadi, 2017).
Sulistiadi, 2017).

3. Offer
3. Offer help
help to quit tobacco use
Direktorat Pencegahan
Direktorat Pencegahan Penyakit Tidak Menular (P2TM) Kementerian
Kesehatan Indonesia
Kesehatan Indonesia telah membuka layanan konseling bernama QUIT-
LINE, yang menyediakan konsultasi berhenti merokok. Sebagaimana dapat
LINE, yang menyediakan
dilihat pada
dilihat pada gambar 5.4 di bawah ini, layanan ini dapat diakses melalui
nomor telepon yang bebas pulsa atau gratis dan dapat diakses dimana saja
nomor telepon
dan dibuka
dan dibuka pada
pada setiap hari Senin hingga Sabtu, pukul 08.00-16.00 WIB.
Layanan konsultasi ini diperuntukkan bagi semua lapisan masyarakat
Layanan konsultasi
mulai dari
mulai dari anak
anak usia sekolah, remaja dan bahkan petugas kesehatan.

Gambar 5.4
Gambar 5.4 Poster QUIT-LINE Kementerian Kesehatan Indonesia

Sumber: Kementerian Kesehatan Indonesia


Gambar 0.4 Poster QUIT-LINE Kementerian Kesehatan Indonesia
Sumber: Kementerian Kesehatan Indonesia
ada layanan ini, konsultasi yang diberikan meliputi screening awal, pengumpulan
131
131
nformasi demografi, dan riwayat merokok penelepon. Dalam beberapa kasus, layanan
QUIT-LINE ini juga melakukan panggilan proaktif kepada para penelepon sebagai
Pada layanan ini, konsultasi yang diberikan meliputi screening awal,
pengumpulan informasi demografi, dan riwayat merokok penelepon.
Dalam beberapa kasus, layanan QUIT-LINE ini juga melakukan panggilan
proaktif kepada para penelepon sebagai lanjutan konsultasi sebelumnya
pada interval waktu yang ditetapkan. Selain itu, dalam kondisi yang
darurat layanan QUIT-LINE juga akan mengkonsultasikan pasien yang
harus dirujuk kepada dokter ahli QUIT-LINE atau menginformasikan
lokasi layanan rujukan berhenti merokok di rumah sakit daerah tertentu
atau pusat layanan kesehatan masyarakat terdekat.
Keberadaan layanan ini diharapkan dapat dapat membantu para perokok
aktif yang ingin berhenti merokok tetapi memiliki keterbatasan akses
dan waktu. Melalui komunikasi via telepon, perokok yang ingin berhenti
dapat diberikan konseling dan bimbingan, serta rujukan jika sekiranya
membutuhkan tindak lanjut. Selain itu, layanan QUIT-LINE Berhenti
Merokok juga diharapkan mampu meningkatkan keberhasilan masyarakat
yang memiliki keinginan untuk berhenti merokok dan secara umum
diharapkan dapat menurunkan jumlah perokok di Indonesia.

4. Warn about dangers of tobacco

WHO menyerukan salah satu intervensi pengendalian tembakau melalui


peringatan kesehatan akibat merokok. Dalam FCTC disebut peringatan
kesehatan pada kemasan produk tembakau dapat menjangkau semua
perokok sehingga dapat meningkatkan kesadaran mereka mengenai
risiko kesehatan akibat penggunaan tembakau. Peringatan kesehatan pada
kemasan produk tembakau adalah bentuk komunikasi langsung kepada
pengguna mengenai risiko kesehatan yang ditimbulkan akibat rokok. Cara
ini efektif untuk mendorong perokok berhenti merokok dan “menakuti”
non-perokok agar tidak mencoba untuk merokok.
Peraturan di Indonesia mengenai peringatan kesehatan pada kemasan
rokok telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 109 tahun 2012 pada
pasal 14, pasal 15, pasal 16, pasal 17, pasal 18, pasal 19, pasal 20, pasal
21, pasal 22, pasal 23, dan pasal 24. Dalam pasal 14 disebutkan bahwa
setiap pihak yang memproduksi atau mengimpor produk tembakau wajib
mencantumkan peringatan kesehatan pada kemasan produk tembakau,
berupa gambar dan tulisan. Peraturan tersebut mengatur peringatan
kesehatan, informasi kesehatan, dan larangan mencantumkan informasi
menyesatkan. Apabila pihak yang memproduksi dan mengimpor tidak

132
mengikuti peraturan tersebut maka dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Peraturan peringatan kesehatan pada kemasan produk tembakau lebih
lanjut diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 tahun 2013
tentang Pencantuman Peringatan Kesehatan dan Informasi Kesehatan pada
Kemasan Produk Produk Tembakau dan Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 56 tahun 2017 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 28 tahun 2013. Pencantuman peringatan kesehatan sesuai peraturan
tersebut seperti luas gambar peringatan kesehatan sebesar 40% dari luas
permukaan, dengan ukuran yang sama dicantumkan baik pada sisi depan
dan sisi belakang, bagian atas gambar terdapat tulisan “PERINGATAN”
dengan menggunakan jenis huruf arial bold berwarna putih di atas dasar
hitam dengan ukuran huruf 10 (sepuluh) atau proporsional dengan
Kemasan, gambar dicetak berwarna dengan kombinasi 4 (empat) warna
(Cyan, Magenta, Yellow, Black) dengan kualitas gambar resolusi tinggi
atau paling sedikit 300 dot per inch (dpi), pada bagian bawah gambar
dicantumkan tulisan berwarna putih dengan dasar hitam, dicetak dengan
jelas dan mencolok baik gambar ataupun tulisannya, dan tidak mudah rusak,
lepas, dan luntur baik karena pengaruh sinar ataupun udara. Peringatan
kesehatan tersebut tidak boleh tertutup oleh apa pun kecuali pembungkus
plastik transparan.
Selain peringatan kesehatan, peraturan tersebut juga mengatur tentang
informasi kesehatan yang wajib dicantumkan dalam kemasan produk
tembakau. Informasi kesehatan yang wajib tercantum adalah kandungan
tar dan nikotin, pernyataan “dilarang menjual atau memberi kepada anak
berusia di bawah 18 tahun dan perempuan hamil”, pernyataan “tidak
ada batas aman” dan “mengandung lebih dari 4000 zat kimia berbahaya
serta lebih dari 43 zat penyebab kanker”, serta kode produksi, tanggal,
bulan, dan tahun produksi, nama dan alamat produsen. Perusahaan
dilarang mencantumkan informasi yang menyesatkan pada kemasan
produk tembakau atau kata – kata yang bersifat promotif dan dilarang
mencantumkan kata “light”, “ultra light”, “mild”, “extra mild”, “low
tar”, “slim”, “special”, “full flavor”, “premium”, atau kata lain yang
mengindikasikan kualitas, superioritas, rasa aman, dan atau pencitraan.

133
Gambar 5.5
Gambar 5.5 Gambar
Gambar Peringatan
Peringatan Kesehatan
Kesehatan pada
pada Kemasan
Kemasan Produk
Produk
Tembakau
Tembakau

Sumber: Puskom
Sumber: Puskom Kementerian
Kementerian Kesehatan,
Kesehatan, 2018
2018
Gambar 0.5 Gambar Peringatan Kesehatan pada Kemasan Produk Tembakau
Saat ini gambar
Sumber:peringatan
Puskomkesehatan
Kementerian padaKesehatan,
kemasan produk
2018 tembakau
yang digunakan berupa tiga gambar sebagaimana ditunjukkan oleh gambar
Saat ini gambar peringatan
5.5, dimana kesehatan
2 diantaranya pada kemasan
merupakan dampak produk
yang tembakau yang digunakan
dialami langsung
berupa tiga
olehgambar sebagaimana
dua orang perokok yang ditunjukkan
berasal darioleh gambar Menurut
Indonesia. 5.5, dimana
peta 2jalan
diantaranya
merupakan dampak yang
pengendalian dialami
dampak langsung
konsumsi rokokoleh
bagiduakesehatan
orang perokok yang berasal dari
dalam Peraturan
Indonesia. Menurut
Menteri peta jalan
Kesehatan Nomorpengendalian
40 tahun dampak
2013, luas konsumsi rokok
peringatan bagi kesehatan
kesehatan
berbentukMenteri
dalam Peraturan gambarKesehatan
dan tulisanNomor
(pictorial health 2013,
40 tahun warnings)
luas sebesar 75%kesehatan
peringatan
berbentukpada kemasan
gambar dandepan dan(pictorial
tulisan belakanghealth
pembungkus rokoksebesar
warnings) pada tahun
75%2015pada– kemasan
depan dan belakang pembungkus rokok pada tahun 2015 – 2019 kemudian pada
2019 kemudian akan menjadi bungkus rokok polos (plain packaging) akan menjadi
tahun 2020 – 2024. Namun sampai saat ini, gambar dan tulisan peringatan
bungkus rokok polos (plain packaging) pada tahun 2020 – 2024. Namun sampai saat ini,
kesehatan masih 40% luas kemasan rokok.
gambar dan tulisan peringatan kesehatan masih 40% luas kemasan rokok.
5. Enforce Tobacco Advertising, Promotion, and Sponsorship Ban
5.
5. Enforce Tobacco Advertising, Promotion, and Sponsorship Ban (TAPS Ban)
(TAPS Ban)
Sebagaimana diatur dalam WHO FCTC pasal 13 tentang larangan iklan, promosi, dan
Sebagaimana
sponsor rokok diatur dalam Indonesia
yang komprehensif, WHO FCTC pasal 13
mengatur tentangtersebut
larangan larangandalam
iklan,Peraturan
promosi, dan sponsor rokok yang komprehensif, Indonesia
Pemerintah Nomor 109 tahun 2012. Regulasi iklan, promosi, dan sponsor rokok bertujuanmengatur
larangan tersebut
untuk menurunkan dalam Peraturan
dan mencegah perokokPemerintah
remaja. IklanNomor 109ditahun
rokok 2012. dikemas
Indonesia
Regulasi iklan, promosi, dan sponsor rokok bertujuan untuk menurunkan
secara menarik yang menunjukkan citra berani, jiwa petualang, dan kebersamaan (TCSC
dan mencegah perokok remaja. Iklan rokok di Indonesia dikemas secara
IAKMI, 2018). Adanya iklan dan promosi rokok menjadi bentuk normalisasi kebiasaan
menarik yang menunjukkan citra berani, jiwa petualang, dan kebersamaan
merokok(TCSC
dalam IAKMI,
masyarakat sehingga
2018). Adanyaanakiklandan
danremaja
promosimenganggap merokok
rokok menjadi bentuk adalah hal
yang biasa. Remaja kebiasaan
normalisasi sering mendapatkan
merokok dalam paparan iklan dan
masyarakat promosi
sehingga anakrokok
dan melalui
berbagai remaja
media, menganggap
seperti TV (65,2%),
merokokmedia adalahsosial
hal (36.2%),
yang biasa. media luar ruang
Remaja sering (60,9%),
point of sale (65.2%) (World Health Organization, 2019a). Implementasi TAPS Ban di
Indonesia masih belum menyeluruh sehingga membuka peluang industri rokok
melakukan pemasaran tidak langsung. Bentuk kegiatan yang dilakukan seperti pemberian
134
134
sponsor pada acara musik dan olahraga. Sedangkan acara musik dan olahraga adalah
kegiatan yang paling dekat dengan anak muda sehingga dapat menarik perhatian anak
mendapatkan paparan iklan dan promosi rokok melalui berbagai media,
seperti TV (65,2%), media sosial (36.2%), media luar ruang (60,9%), point
of sale (65.2%) (World Health Organization, 2019a). Implementasi TAPS
Ban di Indonesia masih belum menyeluruh sehingga membuka peluang
industri rokok melakukan pemasaran tidak langsung. Bentuk kegiatan
yang dilakukan seperti pemberian sponsor pada acara musik dan olahraga.
Sedangkan acara musik dan olahraga adalah kegiatan yang paling dekat
dengan anak muda sehingga dapat menarik perhatian anak muda untuk
mulai merokok (Hefler et al., 2013).
WHO FCTC mengajak negara – negara untuk melarang bentuk iklan,
promosi, dan sponsor rokok dalam bentuk apapun. Namun di Indonesia
larangan terhadap iklan, promosi, dan sponsor rokok masih secara parsial.
Undang – undang yang mengatur tentang iklan, promosi, dan sponsor rokok
adalah UU No. 32 tahun 2002 dan UU No. 40 tahun 1999. Dalam UU No.
32 tahun 2002 tentang Penyiaran pasal 46 ayat 3 poin c disebutkan bahwa
siaran iklan niaga dilarang melakukan promosi rokok yang menunjukan
wujud rokok. Aturan yang sama juga terdapat dalam UU No. 40 tahun
1999 tentang Pers pasal 13 bahwa perusahaan pers dilarang memuat iklan
peragaan wujud rokok atau penggunaan rokok.
Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2003 tentang Pengamanan Rokok
Bagi Kesehatan juga mengatur mengenai iklan, promosi, dan sponsor
rokok. Pasal 16 menyatakan iklan dan promosi rokok diperbolehkan
dalam bentuk media cetak, media elektronik atau media luar ruang.
Iklan di media elektronik diizinkan tayang pukul 21.30 – 05.00 waktu
setempat. Sedangkan sponsor dari industri rokok masih dapat dilakukan
dengan mengikuti ketentuan periklanan dan promosi dalam peraturan
tersebut. Industri rokok memberikan sponsor kepada konser musik yang
banyak didatangi oleh kalangan anak muda. Selain itu, industri rokok juga
memberikan beasiswa kepada anak muda di Indonesia. Bentuk promosi
dan sponsor secara tidak langsung yang terjadi di Indonesia merupakan
dampak dari larangan parsial. Secara keseluruhan, implementasi larangan
iklan, promosi, dan rokok di Indonesia masih belum sejalan dengan
ketentuan dalam WHO FCTC.

6. Raise tax
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 152/
PMK.010/2019 tentang Perubahan Kedua atas PMK Nomor 146/
PMK.010/2017 tentang Tarif Cukai Hasil Tembakau, pemerintah akhirnya

135
telah mengesahkan tarif cukai hasil tembakau (CHT) yang berlaku per
tanggal 1 Januari 2020. Tabel 5.5 di bawah ini menggambarkan tarif cukai
rokok dan persentase kenaikannya.
Tabel 5.5. Tarif Cukai Rokok

Batasan % Ke-
Tarif Batasan % Kenaikan
Gol. Tarif Cukai HJE naikan HJE
Jenis Cukai HJE Min. Tarif
Pro- 2018/2019 Min. (Rerata
Rokok 2020 2018/2019 (Rerata ter-
duksi 2020 Tertim-
timbang)
(Rp/btg) bang)
1 590 740 1120 1700 25% 52%
SKM 385 470 896 1275 22% 42%
2
370 455 715 1020 23% 43%
365 425 1261 1460 16% 16%
1
290 330 890 1015 14% 14%
SKT
2 180 200 470 535 11% 14%
3 100 110 400 450 10% 13%
1 625 790 1130 1790 26% 58%
SPM 370 485 936 1485 31% 59%
2
355 470 640 1015 32% 59%
Sumber: PMK diolah oleh penulis

Sebagaimana dapat dilihat pada tabel 5.5, secara umum kenaikan tarif cukai
yang terjadi berbeda-beda di setiap golongan produksi rokok. Persentase
kenaikan tarif cukai tertinggi terjadi pada jenis rokok SPM golongan 2
yaitu sebesar 32%. Sementara itu, kenaikan terkecil terjadi pada rokok
SKT golongan 3 sebesar 10%. Meskipun demikian, jika dilihat secara
rata-rata, kenaikan tarif cukai yang terjadi pada tahun 2020 adalah sebesar
23% dan juga menaikan harga jual eceran (HJE) sebesar 35%. Secara lebih
spesifik, dengan dikeluarkannya regulasi kenaikan tarif cukai di PMK No.
152 tersebut, saat ini telah berdampak pada penurunan produksi hingga
15%. Produksi rokok di tahun 2020 dengan mempertimbangkan dampak
Covid-19 dan asumsi pertumbuhan ekonomi 0%, maka terjadi kontraksi
sebesar 10,1 – 14,5% atau turun menjadi 304,8 – 320,5 milyar batang
(Kementerian Keuangan Republik Indonesia, 2020).
Kebijakan cukai yang dilakukan pemerintah merupakan salah satu langkah
negara yang juga diharapkan dapat menurunkan tingkat prevalensi perokok
terutama pada anak dan remaja dalam rangka meningkatkan kualitas SDM

136
dan keberlangsungan program JKN. Kebijakan cukai mendorong harga
rokok semakin tidak terjangkau. Selama 2013 – 2018 terjadi kenaikan
harga rokok sedangkan tahun 2019 tidak terjadi kenaikan tarif cukai. Harga
rokok selalu mengalami peningkatan dengan rata-rata 9,3% per tahun.
Selain itu, kebijakan cukai perlu mengantisipasi perkembangan produk
baru seperti rokok elektrik yang beredar karena penggunaannya meningkat
di kalangan anak muda.
Penghasilan yang diperoleh dari hasil cukai dan pajak rokok juga dapat
diperuntukkan bagi tujuan tertentu. Kondisi yang demikian dinamakan
earmarking tax yang merupakan pemungutan jenis pajak tertentu untuk
tujuan tertentu yang telah ditetapkan pemerintah. Dalam hal ini, penerimaan
pajak tersebut digunakan sepenuhnya untuk membiayai kegiatan-kegiatan
yang terkait dengan tujuan dan peruntukannya. Misalnya, penggunaan dana
bagi hasil cukai dan pajak rokok daerah merupakan salah satu earmarking
tax yang bisa dioptimalkan pemungutan dan peruntukannya sebagai mana
termuat dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 82 Tahun
2018 Tentang Jaminan Kesehatan pasal 100 ayat (1). Earmarking tax ini
juga sesuai dengan amanat Undang-Undang No. 39/2007 tentang Cukai,
yang menugaskan pemerintah untuk mengendalikan konsumsi barang-
barang tertentu yang dapat menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat
atau lingkungan hidup. Selain sebagai sebagai alat pengendali konsumsi,
sumbangan hasil cukai dan pajak rokok terhadap penerimaan negara
ternyata cukup signifikan untuk dapat mendukung pemenuhan kebutuhan
anggaran operasional JKN misalnya BPJS Kesehatan sehingga defisit
dapat dihindari.

137
BAB 6
6. PENUTUP

6.1. Kesimpulan
• Kesehatan masyarakat sebagai salah satu indikator utama kualitas
pembangunan sumber daya manusia merupakan hal yang juga
menjadi perhatian penting dalam perspektif agama Islam. Islam
memberikan perhatian khusus terhadap kesehatan manusia dengan
tujuan untuk mencapai maslahah dan mencegah mafsadat dalam
kehidupan manusia. Hal ini ditunjukkan baik dalam praktik
Rasulullah ‫ ﷺ‬maupun peradaban Islam kuno yang saat itu menjadi
salah satu pusat pembelajaran ilmu kedokteran dan kesehatan
masyarakat di dunia.
• Praktik kesehatan masyarakat pada mayoritas negara-negara
muslim saat ini tidak menunjukkan arah yang konsisten dengan
sejarah dan ajaran Islam terkait dengan kesehatan masyarakat.
Hal ini ditunjukkan dengan rendahnya upaya dan perhatian yang
diberikan untuk pencegahan penyakit – baik menular maupun
tidak menular – pada negara-negara muslim dibandingkan
dengan kelompok negara-negara maju maupun berkembang yang
minoritas muslim.
• Buruknya kondisi kesehatan pada sebagian besar negara-negara
mayoritas muslim dipicu oleh lemahnya tindakan penanganan
(langkah kuratif dan rehabilitatif) kesehatan. Lebih dari itu
kurangnya langkah preventif dan promotif yang mendukung
tingginya faktor risiko yang menjadi penyebab munculnya
berbagai penyakit.
• Indonesia, yang merupakan negara muslim terbesar di dunia,
menunjukkan situasi kesehatan masyarakat yang tidak lebih baik
dibandingkan negara-negara muslim lainnya, terutama dalam
penanganan penyakit-penyakit tidak menular dan faktor risiko
yang memicu penyakit-penyakit tersebut. Salah satu faktor risiko
yang penanganannya di Indonesia masih dinilai sangat lemah
adalah penanganan perilaku merokok.
• Tingginya bahaya kesehatan yang ditimbulkan oleh rokok
menjadikan status konsumsi rokok dan perilaku merokok

138
dipertanyakan dalam Islam. Secara umum, diskursus ini
memunculkan dua pendapat utama di tengah kelompok ulama
terdahulu dan kontemporer sebagai berikut:
o Kelompok pertama merupakan kelompok yang membuka
status hukum rokok dalam rentang mubah hingga haram dalam
kondisi tertentu. Kelompok ini lebih menekankan kepada ‘illat
rokok sebagai barang yang tidak memabukkan dan tidak najis,
sehingga tidak bisa sepenuhnya diharamkan.
o Kelompok kedua merupakan kelompok yang sepenuhnya
mengharamkan rokok. Kelompok ini menekankan pada bahaya
yang ditimbulkan oleh rokok dan ketidaksesuaiannya dengan
maqashidus syariah dalam aspek penjagaan jiwa dan kesehatan
manusia. Meskipun terjadi perbedaan pendapat antara ulama,
namun baik kelompok pertama maupun kelompok kedua
cenderung tidak menganjurkan konsumsi dan perilaku merokok
mengingat buruknya bahaya yang ditimbulkan oleh perilaku
ini, terutama bagi kesehatan. Lebih dari itu, dalam perspektif
Islam secara umum, tindakan pencegahan konsumsi rokok pun
menjadi hal yang dianjurkan untuk dilakukan apabila dampak
negatif yang ditimbulkan oleh rokok lebih besar dibandingkan
dampak positifnya.
• Besarnya dampak negatif yang ditimbulkan oleh rokok mendorong
munculnya perjanjian antar negara-negara di dunia di bawah
WHO yang dikenal dengan FCTC. Dalam lebih dari 15 tahun
implementasinya, FCTC telah berhasil mendukung penurunan
prevalensi rokok global secara signifikan dan konsisten. Keberhasilan
penurunan ini utamanya didukung oleh implementasi kebijakan
pengendalian tembakau yang komprehensif di bawah kerangka
MPOWER, terutama pada negara-negara yang meratifikasi FCTC.
• Indonesia sebagai satu dari hanya sembilan negara yang tidak
meratifikasi maupun menandatangani FCTC memiliki implementasi
pengendalian tembakau yang relatif lemah dalam beberapa aspek
MPOWER. Hal ini menjadikan pengendalian tembakau di Indonesia
relatif sulit dan tidak optimal. Ini ditunjukkan dengan kurang
signifikannya penurunan prevalensi merokok dan peningkatan
prevalensi merokok pada kelompok tertentu seperti perempuan dan
perokok di bawah umur (usia 10 – 18 tahun).

139
6.2. Rekomendasi
Hingga saat ini, Indonesia masih dianggap kurang optimal dalam
upaya pengendalian tembakaunya. Hal ini patut menjadi perhatian
mengingat Indonesia merupakan negara dengan populasi terbesar di
dunia dan memiliki basis Organisasi Masyarakat (Ormas) Islam yang
cukup kuat. Perilaku ideal umat Islam dalam penjagaan terhadap
kesehatan masyarakat dan mencegah penyebab yang merusaknya tidak
terceminkan dalam lazimnya perilaku merokok di tengah masyarakat
di Indonesia dan kurang optimalnya upaya pemerintah Indonesia dalam
pengendalian tembakau. Tingginya perhatian agama Islam terhadap
kesehatan memiliki implikasi kebijakan penting bagi pengendalian
tembakau di Indonesia yang memiliki lebih dari 200 Juta jiwa umat
Islam sebagai berikut:
• Menggandeng Ormas Islam dalam upaya pengendalian tembakau
baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun oleh kelompok LSM
aktivis pengendalian tembakau. Besarnya basis Ormas Islam di
Indonesia menjadi bagian penting dalam pengendalian tembakau
karena Ormas Islam dapat memberikan perspektif baru dalam
upaya pengendalian tembakau di Indonesia. Lebih dari itu, Ormas
Islam memiliki kemampuan untuk mencapai dan melakukan
pendekatan kepada kelompok masyarakat yang secara umum lebih
sulit untuk didekati oleh pemerintah dan LSM.
• Mengakselerasi implementasi kebijakan pengendalian tembakau
yang komprehensif dengan meratifikasi FCTC. Indonesia
dan Somalia merupakan dua dari 57 negara OKI yang belum
menandatangani maupun meratifikasi FCTC. Hal ini menjadi
perhatian karena FCTC sendiri telah diratifikasi oleh lebih dari 180
negara di dunia. Lebih dari itu, FCTC dengan kerangka kebijakan
yang komprehensif telah terbukti mampu menunjukkan prevalensi
merokok secara konsisten pada negara-negara yang meratifikasinya.
Sulitnya penurunan prevalensi merokok di Indonesia salah
satunya dilatarbelakangi oleh kurang komprehensifnya upaya
pengendalian tembakau di Indonesia. Fakta bahwa hampir seluruh
negara muslim yang tergabung dalam OKI telah meratifikasi
FCTC menimbulkan pertanyaan bagi Indonesia dengan populasi
muslim terbesar sebagai satu-satunya negara di Asia-Pasifik yang
tidak meratifikasi FCTC.

140
• Meningkatkan tarif cukai rokok. Peningkatan tarif cukai rokok menjadi
salah satu kebijakan penting yang didorong dalam implementasi
kebijakan pengendalian rokok di bawah FCTC. Sebagai bagian dari
raise taxes on tobacco, peningkatan tarif cukai rokok dinilai menjadi
kebijakan paling efektif dalam pengendalian rokok. Hal ini karena
peningkatan tarif cukai rokok akan meningkatkan harga rokok dan
menurunkan keterjangkauan harga rokok. Penurunan keterjangkauan
harga rokok telah terbukti secara signifikan dapat menurunkan
prevalensi merokok dengan mendorong perokok untuk berhenti
merokok dan mencegah orang-orang untuk memulai merokok.
Indonesia dibandingkan dengan negara-negara OKI dengan tingkat
pendapatan yang sama seperti Bangladesh (71%), Mesir (77,2%),
Maldives (68,7%), dan Turki (81,4%) memiliki tingkat pajak rokok
yang relatif rendah (58,5%) di bawah rekomendasi WHO yang 70%.
Rendahnya tarif cukai menjadikan harga rokok di Indonesia jauh lebih
terjangkau dan karenanya mendorong meningkatnya prevalensi rokok,
terutama pada kelompok perokok di bawah umur. Hal ini menjadikan
Indonesia semakin jauh dari pencapaian tujuan kesehatan masyarakat
yang juga bertolakbelakang dengan nilai-nilai kesehatan masyarakat
dalam Islam.
• Menyajikan kajian secara komprehensif dan transparan yang
membandingkan dampak negatif dan positif dari rokok. Salah satu
argumen yang seringkali digunakan untuk menghindari penandatangan
dan ratifikasi FCTC adalah kontribusi positif yang diberikan oleh
rokok terhadap perekonomian. Namun demikian, kontribusi positif
yang signifikansinya masih dipertanyakan menjadikan dampak
negatif konsumsi rokok yang jauh lebih besar terabaikan. Melihat
bahwa dalam perspektif Islam, upaya pengendalian tembakau sangat
dianjurkan apabila dampak negatif yang ditimbulkan jauh lebih besar
dibandingkan dampak positif yang diberikan, maka menjadi penting
untuk menyajikan kajian yang komprehensif dan transparan terkait
dengan perbandingan keduanya. Hal ini karena kelompok masyarakat
– terutama kelompok yang merokok – seringkali diberikan sinyal yang
salah dan bahkan argumen yang menyesatkan terkait dengan dampak
positif dari rokok.
• Menyediakan peta jalan yang komprehensif dalam upaya
pengendalian tembakau. Salah satu hal yang menjadi perhatian
dalam pengambilan hukum rokok di kalangan ulama adalah adanya

141
kelompok yang secara tidak langsung terdampak secara ekonomi
dari aktivitas produksi rokok seperti petani dan buruh tani tembakau,
pekerja industri rokok, dan penjual rokok. Oleh karena itu, dalam upaya
pengendalian tembakau yang akan menurunkan angka konsumsi rokok
dan dapat berdampak secara ekonomi terhadap kelompok tertentu,
pemerintah sebagai pengambil kebijakan perlu menyediakan peta
jalan yang komprehensif yang memberikan perlindungan terhadap
kelompok-kelompok tersebut. Upaya perlindungan tersebut misalnya
menyediakan alternatif kegiatan ekonomi yang konkrit dan pelatihan
kerja bagi kelompok-kelompok terdampak.
• Meningkatkan anggaran dan pengeluaran untuk program-program
kesehatan baik dalam upaya promotif, preventif, kuratif, maupun
rehabilitatif dalam penggunaan rokok maupun kesehatan masyarakat
secara umum. Salah satu indikator lemahnya program-program
kesehatan di Indonesia adalah kurangnya anggaran kesehatan yang
dikeluarkan Indonesia relatif terhadap PDB. Dibandingkan dengan
rata-rata dunia yang hampir 10% (2017), rata-rata negara-negara
OKI 4,4% (2016), dan negara-negara berpendapatan menengah
rendah 4,1% (2017), pengeluaran kesehatan Indonesia hanya sebesar
3% (2017). Pentingnya peningkatan program kesehatan yang dapat
mencegah faktor risiko seperti perilaku merokok dan peningkatan
layanan kesehatan untuk tindakan kuratif dan rehabilitatif mendorong
pentingnya memperoleh alternatif pendanaan untuk program-program
kesehatan di Indonesia, mengingat terbatasnya anggaran yang tersedia
untuk program-program pemerintah. Beberapa alternatif yang hingga
saat ini masih perlu dioptimalkan untuk peningkatan anggaran dan
pengeluaran adalah cukai bagi komoditas yang menjadi pemicu
faktor risiko timbulnya penyakit itu sendiri seperti rokok dan alkohol.
Peningkatan anggaran kesehatan dengan memaksimalkan cukai ini
tidak hanya menguntungkan bagi ekonomi dengan memberikan
tambahan pendapatan, namun juga bagi kesehatan masyarakat.
Dengan memaksimalkan dan meningkatkan cukai bagi komoditas
yang berbahaya bagi kesehatan, secara tidak langsung pemerintah
juga mengendalikan konsumsi dari komoditas tersebut. Dalam jangka
panjang, hal ini akan meningkatkan taraf kesehatan masyarakat
sebagaimana ditunjukkan oleh negara-negara lainnya yang telah
memaksimalkan cukai yang juga dikenal dengan ‘pajak dosa’ ini.

142
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, I. (1992). Hasyiyah Ibnu ‘Abidin. Beirut: Darul Fikr.


Abu Bakar Bin Hasan Al-Kasynawi. Ashalul Madarik. Beirut: Darul Fikr.
Al-Baijuri, I. (2013). Hasyiah Syekh Ibrohim Al-Baijuri, tahqiq, Muhammad
Abdussalam. Beirut: Dar Al-Kutub Al-Ilmiyah.
Al-Jamal, S. Futuhatul Wahhab. Beirut: Darul Fikr.
Al-Khorsyi, M. (1981). Syarah Mukhtashor Kholil. Beirut: Darul Fikr.
Al-Maliki, A. Hasyiyah Ad-Dasuqi. Beirut: Darul Fikr.
Al-Mubarakfury, S. S. (1976). Ar Rahiqul Makhtum. Darussalaam.
Ar-Rusyaidi, A. A., Nihayatul Muhtaj Wa Hasyiah Ar-Rusyaidi. Beirut: Darul Fikr
As-Showi. (1952). Hasyiyah As-Showi ‘Ala Syarhi Ash-Shohir. Aleppo Syiria:
Maktabah Musthofa.
Asy-Syabromalisi, N. (1984). Nihayatul Muhtaj Wa Hasyiyatihi. Beirut: Darul Fikr
At-Thahtowi. Hasyiyah At-Thahtowi.
Australian Government Department of Health. (2019). Tobacco plain packaging.
Az-Zuhaili, W. (1989). Fiqhul Islami Wa Adillatuhu. Beirut: Darul Fikr, Maktabah Syamilah.
Badan Pusat Statistika. (2018). Survei Sosial Ekonomi Nasional 2017 Maret (KOR).
Barnoya, J., & Glantz, S. A. (2005). Cardiovascular Effects of Secondhand Smoke Nearly
as Large as Smoking. https://doi.org/10.1161/CIRCULATIONAHA.104.492215
BBC Indonesia. (2017). Mengapa lebih 20 juta anak Indonesia mulai merokok sebelum
10 tahun?
Benowitz, N. L. (2010). Nicotine addiction. The New England Journal of Medicine, 362,
2295–2303
Binbaz. Retrieved from: https://binbaz.org.sa/search?q=%D8%A7%D9%84%D8%AF
%D8%AE%D8%A7%D9%86&type=fatwa
Binothaimeen. Retrieved from http://binothaimeen.net/content/8763
Blum, H. L. (1974). Planning for Health: Development and Aplication of Social Change
Theory. Human Sciences Press, Inc.
Boonn, A. (2018). Raising cigarette taxes reduces smoking, especially among kids (and
the cigarette companies know it).
BPJS Kesehatan. (2019). Tantangan Program JKN dan Beban Pembiayaan Terkait
Penyakit Akibat Rokok (Issue 30 September).
Catlin, M. C., Deng, R., Martinez, R. M., Sharma, R., & Grossblatt, N. (2009).
Secondhand smoke exposure and cardiovascular effects: making sense of the
evidence. Institute of Medicine of the National Academies.
Dartanto, T., Moeis, F., Nurhasana, R., Satrya, A., & Thabrany, H. (2018). Parent

143
smoking behavior and children’s future development: evidence from Indonesia
Family Life Survey (IFLS). The Conference Proceeding of 14th Annual Conference
of the ISPTID.
Euromonitor International. (2017). “Passport Database.”
Fatwa Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah. (2010).Retrieved from
http://tarjih.muhammadiyah.or.id/muhfile/tarjih/download/Fatwa%20Hukum%20
Merokok.pdf
Goodchild, M., Nargis, N., & D’Espaignet, E. T. (2018). Global economic cost
of smoking-attributable diseases. Tobacco Control, 27, 58–64. https://doi.
org/10.1136/tobaccocontrol-2016-053305
Graafland, J. J. (2007). Economics, ethics and the market: Introduction and applications.
Routledge. https://doi.org/10.4324/9780203966334
Haneline, M. T., & Meeker, W. C. (2011). Introduction to Public Health for Chiropractors.
Jones and Bartlett Publishers, LLC.
Hefler, M., Freeman, B., & Chapman, S. (2013). Tobacco control advocacy in the age of
social media: using Facebook, Twitter and Change. Tobacco Control, 22(3), 210
LP – 214. https://doi.org/10.1136/tobaccocontrol-2012-050721
Howes, O., McCutcheon, R., & Stone, J. (2015). Glutamate and dopamine in
schizophrenia: An update for the 21st century. Journal of Psychopharmacology,
29, 97–115
IHME. (2019). Causes of Death. Global Burden of Disease.
Indonesia.go.id. (2019). Agama.
Islamport. Retrieved from. http://islamport.com/w/ftw/Web/432/3247.htm
Kandel, D. B., Griesler, P. C., & Hu, M. (2015). Intergenerational Patterns of Smoking
and Nicotine Dependence Among US Adolescents. American Journal of Public
Health, 105(11), 63–72. https://doi.org/10.2105/AJPH.2015.302775
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2009). Undang-Undang No. 36 tahun
2009 tentang Kesehatan.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2013a). Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2013 tentang Peta Jalan Pengendalian
Dampak Konsumsi Rokok bagi Kesehatan.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2013b). Riskesdas 2013.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2018). Laporan Nasional Riskesdas
2018. In Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2019). Peta Jalan Pengendalian Dampak
Konsumsi Rokok bagi Kesehatan.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2020). NCDs as a COVID-19 Co-
morbidity and Smoking Risk Factors.

144
Kementerian Keuangan Republik Indonesia. (2020). Pengendalian Konsumsi Rokok
Melalui Kebijakan Cukai.
Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. (2019). Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).
Kosen, S., Thabrany, H., Kusumawardani, N., & Martini, S. (2017). Health and Economic
Costs of Tobacco in Indonesia. Kementerian Kesehatan.
Kostova, D., Tesche, J., Perucic, A.-M., Yurekli, A., & Asma, S. (2014). Exploring the
relationship between cigarette prices and smoking among adults: a cross-country
study of low- and middle-income nations. Nicotine & Tobacco Research : Official
Journal of the Society for Research on Nicotine and Tobacco, 16 Suppl 1, S10-5.
https://doi.org/10.1093/ntr/ntt170
Kushitor, M. K., & Boatemaa, S. (2018). The double burden of disease and the challenge
of health access : Evidence from Access , Bottlenecks , Cost and Equity facility
survey in Ghana. PLoS ONE, 13(3), 1–11.
Mar’i Bin Yusuf Al-Karmi Al-Hambali. (2007). Ghoyatul Muntaha. Kuwait: Muassasah Ghoros.
Muhammad Bin Umar Nawawi. Nihayatuz Zain. Beirut: Darul Fikr.
Muhammad Bin Sholih Al-Utsaimin. (2002). Asy-Syarhul Mumti’. Kairo: Daru Ibnul Jauzi.
Musthofa Bin Sa’d Al-Hambali. (1994). Matholibu Ulin Nuha. Maktabah Al-Islami.
LTN NU Jawa Timur. (1926-1999). Solusi Problematika Aktual Hukum Islam.
Keputusan Muktamar, Munas dan Konbes.
P2PTM Kementerian Kesehatan RI. (2017). Faktor Risiko dan Penyebab Hipertensi.
Pemerintah RI. (2007). Undang – Undang Nomor 39 tahun 2007 tentang Perubahan atas
Undang - Undang Nomor 11 tahun 1995 tentang Cukai.
Pemerintah RI. (2009). Undang – Undang Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak dan
Retribusi Daerah.
Pemerintah RI. (2012). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 109 Tahun
2012 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk
Tembakau bagi Kesehatan.
Presentasi Bappenas. (2019). Tren Prevalensi Merokok Penduduk Usia dibawah 18 Tahun.
Saffer, H. (1999). Tobacco advertising and promotion. In Tobacco control in developing
countries (pp. 215–236). World Bank.
Sirichotiratana, N., Sujirarat, D., Sompopcharoen, M., Viwatwongkasem, C.,
Satitvipawee, P., Auemaneekul, N., & Silpasuwan, P. (2018). Effectiveness of
85% graphic health warning on cigarette packs on smoking behaviours of Thai
teenagers. Tobacco Induced Diseases, 16(1). https://doi.org/10.18332/tid/83827
Southeast Asia Tobacco Control Alliance. (n.d.). Nepal Implements World’s Largest
Graphic Health Warnings on Tobacco Packs.
TCSC IAKMI. (2018). Paparan Iklan , Promosi , dan Sponsor Rokok di Indonesia.
The Guardian. (2018). “Resounding victory”: Australia wins tobacco plain packaging dispute.
Tirto.id. (2016). Dekatnya Rokok dengan si Miskin.

145
Turnock, B. J. (2012). Essential of Public Health (R. Riegelman (ed.); second edi). Jones
and Bartlett Publishers, LLC.
U.S. Department of Health and Human Services. (2014). The Health Consequences of
Smoking—50 Years of Progress A Report of the Surgeon General. A Report of the
Surgeon General, 1081. https://doi.org/NBK179276
WHO. (2003). WHO Framework Convention on Tobacco Control.
WHO. (2009). Tobacco Fact Sheet.
WHO. (2017). Parties to the WHO Framework Convention on Tobacco Control.
WHO. (2019). Tobacco.
Woldehanna, T., Behrman, J. R., & Araya, M. W. (2017). The effect of early childhood
stunting on children’s cognitive achievements: Evidence from young lives
Ethiopia. Ethiop Journal Health Development, 31(2), 75–84.
Wootton, R. E., Richmond, R. C., Stuijfzand, B. G., Lawn, R. B., Sallis, H. M., Taylor,
G. M. J., Hemani, G., Jones, H. J., Zammit, S., Davey Smith, G., & Munafò, M. R.
(2019). Evidence for causal effects of lifetime smoking on risk for depression and
schizophrenia: a Mendelian randomisation study. Psychological Medicine, 1–9.
https://doi.org/10.1017/s0033291719002678
World Bank. (2019). Smoking prevalence, total (ages 15+).
world health organization. (2016). Earmarked tobacco taxes : Lesson learnt from nine
countries.
world health organization. (2018). Factsheet 2018 Indonesia. 2. https://doi.org/10.1056/
NEJM200208153470717
World Health Organization. (2019a). Fact Sheet Indonesia 2019. In Global Youth
Tobacco Survey.
World Health Organization. (2019b). Life expectancy and Healthy life expectancy.
World Health Statistics.
World Health Organization. (2019c). Report on Global Tobacco Epidemic. In World
Health Organization.
Zheng, R., Marquez, P. V., Ahsan, A., Wang, Y., & Hu, X. (2017). Cigarette affordability
in Indonesia : 2002 - 2017 (English).
Zhou, F., Yu, T., Du, R., Fan, G., Liu, Y., Liu, Z., Xiang, J., Wang, Y., Song, B., Gu,
X., Guan, L., Wei, Y., Li, H., Wu, X., Xu, J., Tu, S., Zhang, Y., Chen, H., &
Cao, B. (2020). Clinical course and risk factors for mortality of adult inpatients
with COVID-19 in Wuhan, China: a retrospective cohort study. The Lancet,
395(10229), 1054–1062. https://doi.org/10.1016/S0140-6736(20)30566-3

146
View publication stats

Anda mungkin juga menyukai