Anda di halaman 1dari 2

Kelompok 3 :

GLADIS ELSYA NOVIKA


NUR SALSABILA
RAISA NUR FAULINA
SALSABILA
ZAINI GANI

BAB I
A. Latar Belakang Masalah

Sasirangan adalah kain tradisional khas Kalimantan Selatan. Sasirangan berasal


dari kata Bahasa Banjar, yaitu sirang yang berarti menjelujur. Motifnya dibuat
dengan jahitan dengan teknik jelujur. Awalnya, kain sasirangan diyakini dapat
mengobati penyakit dan mengusir roh jahat sehingga pembuatannya dibatasi.
Namun sekarang, produksi kain sasirangan sudah diperluas dalam berbagai
kebutuhan, salah satunya adalah kebutuhan penampilan. Secara umum,
pembuatannya masih menggunakan cara tradisional.

Nama sasirangan dipakai sesuai cara atau proses pembuatan kain ini, yaitu “sa”
berarti satu dan “sirang” berarti jelujur. Kain ini dibuat dengan teknik tusuk jelujur,
kemudian diikat dengan benang atau tali dan dicelup ke pewarna pakaian. Banyak
orang menyebut kain sasirangan sebagai “batik Banjar.

Sasirangan mulai dibuat sejak abad ke-12 hingga ke-14 masehi di Kalimantan
Selatan. Pembuatannya dikenal dalam cerita rakyat yang membahas tentang masa
Kerajaan Negara Dipa. Cerita ini membahas tentang Patih Lambung Mangkurat
yang merupakan raja Kerajaan Negara Dipa. Ia bertemu dengan seorang wanita
yang bernama Putri Junjung Buih. Keduanya mengadakan perjanjian untuk
menikah dengan dua syarat. Syarat pertama adalah membuat sebuah istana yang
hanya boleh dikerjakan oleh 40 bujangan dalam waktu sehari. Syarat kedua adalah
membuat sehelai kain sasirangan berwarna kuning dalam waktu sehari yang hanya
boleh dikerjakan oleh 40 perawan. Patih Lambung berhasil memenuhi kedua
permintaan ini dan Putri Junjung Buih kemudian mengenakan kain sasirangan
tersebut untuk melangsungkan pernikahan di istana yang telah didirikan. Ia
meninggalkan Sungai Tabalong yang menjadi tempat persemayamannya dan
menikah dengan Patih Lambung serta menjadi permaisuri dari Kerajaan Negara
Dipa.

Motif kain Sasirangan antara lain kulat kariki, hiris pudak, gigi haruan, naga
belimbur, bayam raja, ular lidi, bintang bahampur, tampuk manggis, kambang
sakiki, daun jeruju, kambang kacang kangkung kaombakan, tuurn dayang, hiris
gagatas, maupun ombak sinampur karang.

Bahan yang digunakan untuk membuat sasirangan terbagi menjadi 2 macam


yaitu,bahan alam dan bahan buatan. Adapun bahan yang digunakan untuk
membuat sasirangan adalah, benang kapas atau serat kulit kayu. Seiring kemajuan
teknologi, sasirangan dibuat dari bahan lain seperti sutera, satin, santung, balacu,
kaci, polyster, hingga rayon.

Berdasarkan hasil wawancara kami dengan Supiannor kelas X-G, Supiannor hanya
mengetahui satu motif sasirangan, yaitu gigi haruan. Supiannor juga berpendapat
bahwa perpaduan warna yang cocok untuk kain sasirangan adalah warna pink dan
hitam, selain itu sasirangan juga cocok dipadukan dengan style zaman sekarang.
Supiannor juga mengetahui makna dari kata sasirangan, sa berarti satu dan sirang
berarti jahit. Dapat disimpulkan menurut kelompok kami permasalahannya masih
banyak yang belum mengetahui motif sasirangan secara menyeluruh,dan
kurangnya pengetahuan dalam proses pembuatan kain sasirangan.

Anda mungkin juga menyukai