Anda di halaman 1dari 27

PPT KELOMPOK MANAJEMEN KEUANGAN

KEL 1
KONSEP DASAR MANAJEMEN KEUANGAN RUMAH
SAKIT
 PENGERTIAN MANAJEMEN KEUANGAN
 Manajemen keuangan merupakan kegiatan mengantur keuangan dengan
menggerakkan tenaga orang lain. Kegiatan ini dapat dimulai dari perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, sampai dengan pengawasan. 
 Manajemen keuangan adalah upaya untuk mendapatkan dana dengan cara
yang paling menguntungkan serta mengalokasikan dana secara efisien sebagai
sarana untuk mencapai sasaran bagi pemilik 

 TUJUAN MANAJEMEN KEUANGAN


Tujuan  Manajemen Keuangan  organisasi pelayanan Kesehatan termasuk rumah sakit,
secara umum adalah menyediakan informasi akuntasi dan keuangan yang membantu
manajer untuk mencapai tujuan – tujuan organisasi. Secara khusus, manajemen keuangan
di rumah sakit bertujuan untuk. 
 Mengelola dana rumah sakit guna memaksimalkan nilai rumah sakit
 Memfasilitas hubungan organisasi dengan pihak pembayar.
 Memonitor potensi kerugian keuangan atas kealpaan pola pelayanan.
 Melindungi status pajak organisasi. Organisasi rumah sakit yang for – profit mencari
jalan untuk melindungi status
 pajak mereka dari upaya negara untuk mencari sumber pendapatan baru, 

 FUNGSI MANAJEMEN KEUANGAN


Fungsi manajemen keuangan, antara lain:
 Perencanaan  keuangan
 Anggaran  Keuangan
 Pengelolaan  Keuangan
 Pemeriksaan  Keuangan
 Pelaporan  Keuangan

 SPESIFIKASI MANAJEMEN KEUANGAN RUMAH SAKIT


Aspek Layanan:  
 General
 Spesific
 Rehabilitasi
 Psychiatric
 Aspek Kepemilikan:  
 Public
 Investorowned (profit/nonprofit)
Aspek SDM: 
 Physician, 
 Skilled nursing,
 Longtern care nursing,
 Home care service,
 Farmacies.

 AspekFinansial:  
 Revenue & sourcesoffinancing.

 STRUKTUR PEMBIAYAAN RUMAH SAKIT


1. Operasional: Layanan pasien
            Sumber dana: 
Hutang jangka pendek tidak berbunga
Contoh: Pembayaran Dimuka dari pasien dan pembayaran kredit pemasok
Pertimbangan: lamanya hari uang dterima/masih ditahan, suku bunga bank pada saat itu
Hutang jangka pendek berbunga
Contoh: pinjaman bank berbunga jatuh tempo < satu tahun dan tingkat bunga tinggi
Pertimbangan: suku bunga 
Hutang jangka menengah (1 – 10 tahun)
 Tingkat suku bunga rendah dari pada jangka Panjang
 Jenis likuiditas tidak terlalu tinggi
 Agunan: peralatan, sarana fisik (Gedung, tanah)
 Kelompok keuangan: bank, asuransi, Yayasan
Hutang jangka Panjang
 Dimanfaatkan untuk pembiayaan pembangunan sarana fisik/ kedokteran yang relative
canggih 
 Tingkat suku bunga rendah
 Umumnya hanya bank pemerintah yang menyediakan 

2. Investasi 
 Financial leverage
 Sumber dana 

KEL 2
PENGELOLAAN MODAL KERJA
 PENGERTIAN MODAL KERJA
Modal kerja adalah dana yang membiayai kegiatan operasional sehari hari
dalam suatu perusahaan. Dana yang telah dikeluarkan itu diharapkan akan
dapat kembali lagi masuk kedalam perusahaan dan dipergunakan kembali oleh
perusahaan untuk membiayai operasi selanjutnya.
Menurut Kasmir (2017: 250), modal kerja adalah: Modal yang digunakan
untuk melakukakan kegiatan operasi perusahaan. Modal kerja juga dapat
diartikan sebagai investasi yang ditanamkan dalam aktiva lancar atau aktiva
jangka pendek, seperti kas, surat berharga, piutang, sediaan, dan aktiva lancar
lainnya.

 KONSEP MODAL KERJA


Menurut Munawir (2012) ada 3 konsep atau definisi modal kerja ;
1. Konsep Kwantitatip
Konsep yang menitik beratkan kepada kuantum atau jumlah yang diperlukan untuk
mencukupi kebutuhan perusahaan dalam membiayai operasinya yang bersifat rutin atau
menunjukkan jumlah dana (fund) yang tersedia untuk tujuan operasi jangka pendek.
Dalam konsep ini menganggap bahwa modal kerja adalah jumlah aktiva lancar (gross
working capital).
2. Konsep Kwalitataip
Konsep yang menitikberatkan pada kualitas modal kerja dalam konsep ini pengertian
modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar terhadap hutang jangka pendek (net working
capital), yaitu jumlah aktiva lancar yang berasal dari pinjaman jangka panjang maupun
dari para pemilik perusahaan.
3. Konsep Fungsionil
Konsep ini menitikberatkan pada fungsi dari dana yang dimiliki dalam rangka
menghasilkan pendapatan (laba) dari usaha pokok perusahaan. Pada dasarnya dana-dana
yang dimiliki oleh suatu perusahaan seluruhnya akan digunakan untuk mengasilkan laba
sesuai dengan usaha pokok perusahaan, tetapi tidak semua dana yang digunakan untuk
menghasilkan laba periode saat ini (current income) ada sebagian dana yang akan
digunakan untuk memperoleh atau menghasilkan laba di masa yang akan datang. 

 MANAJEMEN MODAL KERJA


Manajemen modal kerja merupakan suatu pengelolaan investasi perusahaan dalam asset
jangka pendek (current assets). Artinya bagaimana mengelola investasi dalam aktiva lancar
perusahaan. Manajemen modal kerja melibatkan sebagian besar jumlah asset perusahaan.
Bahkan terkadang bagi perusahaan tertentu jumlah lebih aktiva lancar lebih dari setengah
jumlah investasinnya tertanam di dalam perusahaan. (Kasmir, 2010)

Menurut kasmir (2017) tujuan manajemen modal kerja bagi perusahaan sebagai
berikut ;
1. Guna memenuhi kebutuhan likuiditas perusahaan
2. Perusahaan memiliki kemampuan untuk memenuhui memenuhi kewajiban pada
waktunya
3. Perusahaan untuk memiliki sediaan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan
pelanggannya.
4. Memungkinkan perusahaan untuk memperoleh tambahan dana dari para kreditor
apabila rahasio keuangannya memenuhi syarat
5. Memungkinka perusahaan memberikan syarat kredit yang menarik minat pelanggan
6. Guna memaksimalkan penggunaan aktiva lancar untuk meningkatkan penjualan dan
laba

 PENTINGNYA MANAJEMEN MODAL KERJA


Tersedianya modal kerja yang segera dapat dipergunakan dalam operasi tergantung pada tipe
atau sifat dari aktiva lancar yang dimiliki seperti kas, efek, piutang, dan persediaan. Modal
kerja harus cukup jumlahnya dalam arti harus mampu membiayai pengeluaran-pengeluaran
atau operasi perusahaan sehari-hari, karena dengan modal kerja yang cukup akan
menguntungkan bagi perusahaan, disamping memungkinkan bagi perusahaan untuk
beroperasi secara ekonomis atau efisiensi dan perusahaan tidak mengalami kesulitan
keuangan.
KEL 3
PENGELOLAAN PERSEDIAN
 DEFINISI MANAJEMEN LOGISTIK
Pengertian manajemen logistik menurut Bowersox (2004), adalah proses pengelolaan yang
strategis terhadap pemindahan dan penyimpanan barang, suku cadang dan barang jadi dari
para supplier, diantara fasilitas-fasilitas perusahaan dan kepada para pelanggan. 

 MANAJEMEN LOGISTIK RUMAH SAKIT


Manajemen logistik rumah sakit didefinisikan oleh aditama (2003) yaitu ilmu pengetahuan
serta proses mengenai perencanaan dan penentuan kebutuhan pengadaan, penyimpanan,
penyaluran dan pemeliharaan serta penghapusan material/alat-alat. 

 TUJUAN MANAJEMEN LOGISTIK RUMAH SAKIT


Tujuan manajemen logistik adalah menyampaikan barang jadi dan bermacam-macam
material dalam jumlah yang tepat pada waktu dibutuhkan, keadaan yang dapat dipakai, ke
lokasi dimana ia dibutuhkan, dan dengan total biaya yang terendah.

Menurut Aditama (2003)


Tujuan Operasional
agar tersedianya barang serta bahan dalam jumlah yang tepat dan mutu yang memadai. 
Tujuan Keuangan
upaya tujuan operasional dapat terlaksana dengan biaya yang serendah-rendahnya. 
Tujuan Pengamanan
agar persediaan tidak terganggu oleh kerusakan, pemborosan, penggunaan tanpa hak,
pencurian, dan penyusutan yang tidak wajar lainnya.

 SIKLUS MANAJEMEN

 FUNGSI PERENCANAAN & PENENTUAN KEBUTUHAN


Menurut PMK no.58 tahun 2014, perencanaan kebutuhan merupakan kegiatan untuk
menentukan jumlah dan periode pengadaan persediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan
medis habis pakai sesuai dengan hasil kegiatan pemilihan untuk mencapai terpenuhinya
kriteria tepat jenis, tepat jumlah, tepat waktu dan efisien. 
FUNGSI PENGANGGARAN
 Usaha untuk merumuskan perincian penentuan kebutuhuan dalam suatu skala standar,
yakni skala mata uang serta jumlah biaya 
 Biasanya dipakai dalam periode satu tahun yang berisi ramalan pendapatan yang akan
diterima dan pengeluaran yang terjadi pada tahun mendatang.

FUNGSI PENGADAAN
Usaha untuk merumuskan perincian penentuan kebutuhuan dalam suatu skala standar, yakni
skala mata uang serta jumlah biaya 

FUNGSI PENERIMAAN & PENYIMPANAN


Penerimaan merupakan kegiatan untuk menerima perbekalan farmasi yang telah diadakan
sesuai dengan aturan kefarmasian, melalui pembelian langsung, tender, konsinyasi atau
sumbangan. Setelah persediaan farmasi diterima dan sudah dilakukan pemeriksaan segera
disimpan di ruang penyimpanan yang sesuai standar.

FUNGSI PENYALURAN/PENDISTRIBUSIAN
Kegiatan distribusi merupakan lanjutan dari proses penyimpanan. Pendistribusian merupakan
pemindahan barang dari tempat penyimpanan ke tempat pemakai.

FUNGSI PEMELIHARAAN
Usaha atau proses kegiatan untuk mempertahankan kondisi teknis, daya guna, dan daya hasil
barang inventaris (aditama, 2003). 

 ITEM LOGISTIK RS
 Obat-obatan
 Linen 
 Reagen
 Peralatan medis habis pakai
 Peralatan medis tidak habis pakai
 Peralatan keperawatan 
 Peralatan operasi/pembedahan dan pendukungnya.
Semua peralatan logistik medik harus disimpan di penyimpanan khusus agar tidak
membahayakan pengunjung yang ada dan pengguna barang non medis yang ada di rumah
sakit.

 LOGISTIK NON MEDIS


Logistik Umum
 Bahan tekstil
 Bahan teknik
 Bahan rumah tangga
 Bahan alat tulis kerja, cetakan 
 Bahan inventaris
Peralatan tersebut tidak memerlukan penyimpanan khusus
Logistik Gizi
logistik gizi yaitu persediaan bahan makanan yang disimpan di gudang bahan makanan
kering dan beku. 
 PRINSIP PENGELOLAAN OBAT
Manajemen obat adalah suatu kemampuan atau ketrampilan untuk menyediakan obat :
6T
1. Tepat jenis
2. Tepat jumlah
3. Tepat waktu
4. Tepat harga dan mutu
5. Tepat sasaran serta 
6. Tepat penggunaan secara efisien 
dengan melaksanakan serangkaian kegiatan yang meliputi perencanaan, pengadaan,
penyimpanan, pengendalian persediaan, pendistribusian dan penggunaan obat.

KEL 4
Manajemen Pengelolaan Piutang
 Piutang
Piutang menurut Lusk & Lusk (1979) terjadi karena adanya perbedaan antara kas yang
benar-benar diterima dengan pendapatan dari pelayanan yang diberikan. Sedangkan
menurut Mehta (1977) piutang terjadi karena adanya penundaan pembayaran baik
sebagian atau seluruhnya dari pelayanan yang telah diberikan. 

Perilaku piutang dapat memberikan gambaran kepada manajemen mengenai kegiatan-


kegiatan yang terkait dengan terjadinya piutang. Informasi ini dapat memberikan masukan
yang berharga bagi pengambilan keputusan. Dimulai dari kebijakan piutang yang dibuat
untuk memberikan pedoman kerja bagi pengelolaan piutang. Penilaian piutang dapat
memberikan gambaran jumlah piutang yang tak tertagih karena kebijakan yang terlalu
longgar atau kemampuan penagihan yang kurang maksimal (Sabarguna, 2007).

  Kelompok Uraian
No

1 Kebijakan Uang muka, kualitas pelanggan, potongan, sistem pembayaran


piutang  (paket, bayar selisih dan sebagainya), patokan piutang tertagih

2 Perencanaan Besarnya, waktu menjadi uang tunai, negosiasi khusus dengan


piutang  pelanggan 

3 Siklus piutang  Pendaftaran, pembebasan, penagihan, proses pembayaran,


menerima pembayaran, menutup piutang 
4 Pengumpulan Oleh siapa, berapa lama, sampai jumlah berapa, kapan
piutang dikumpulkan 

5 Penagihan Masih dirawat, setelah pulang, petugasnya siapa, cara


piutang  penagihan 

6 Penjualan Apakah mungkin, apa untung ruginya, bagaimana hubungan


piutang dengan cash flow

7 Penilaian Piutang tak tertagih, penghapusan piutang, varian dari


piutang perencanaan

 Tujuan
Menurut Mehta (1977), dalam mencapai tujuan dari manajemen piutang, rumah sakit
dapat melakukan upaya sebagai berikut:  
1. Membuat kebijakan dan prosedur yang menunjang seluruh kegiatan pengelolaan
piutang 
2. Memastikan bahwa seluruh pelayanan dan tindakan yang diberikan telah
dibebankan pada tagihan pasien secara akurat 
3. Mempersiapkan rekening tagihan pasien dengan akurat dan tepat waktu 
4. Melakukan beberapa macam prosedur penagihan untuk menagih piutang pasien 
5. Melakukan penerimaan piutang segera jika tagihan telah dibayar
6. Membuat laporan piutang secara akurat, rutin dan tepat waktu untuk keperluan
manajemen dalam pengambilan keputusan

 Siklus piutang
Siklus piutang menggambarkan proses terjadinya piutang sampai dengan pelunasan
piutang, tahap ini dapat mendeteksi keterlambatan yang terjadi. Tahap berikutnya,
pengumpulan dan penagihan piutang perlu mendapat perhatian khusus karena dibutuhkan
kesabaran dan upaya maksimal untuk mencapai target. 
Menurut Rowland (1984) dan Mehta (1977) terdapat 6 (enam) tahap siklus piutang
sebagai metode evaluasi yang efektif dalam pengelolaan piutang yaitu: 
1. Tahap pra penerimaan : Tahap ini diperlukan sebagai analisa apakah
pasien layak untuk diterima pada tahap berikutnya.
2. Tahap penerimaan : Tahap ini adalah untuk mendapatkan informasi yang
selengkap - lengkapnya mengenai pasien
3. Tahap perawatan : Pada tahap ini pencatatan seluruh pelayanan dan
tindakan yang telah diberikan harus tercakup secara tepat
4. Tahap penataan rekening : Pada saat bagian keuangan mendapat
informasi bahwa pasien akan pulang, maka pembuatan rekening segera
dimulai.
5. Tahap penagihan : Tahap penagihan merupakan proses yang bertujuan
untuk mendapatkan pembayaran penuh dari pelayanan yang diberikan
dalam waktu yang telah ditetapkan. 
6. Tahap penutupan rekening : Suatu perkiraan siap ditutup jika telah
terjadi pelunasan pembayaran tagihan atau upaya penagihan lanjutan
dihentikan.

Penilaian
piutang
Penilaian
piutang
Penilaian
piutang
Penilaian
 Penilaian Piutang
piutang
Dalam suatu manajemen piutang dibutuhkan suatu prosedur untuk mengontrol dan
melakukan pengawasan atas pengelolaan piutang yang bertujuan untuk memonitor nilai
piutang sehingga berada pada tingkat yang dapat ditolerir dan tetap mengoptimalkan arus
kas. Penilaian keberhasilan dari penagihan piutang dapat dievaluasi dengan menghitung
hari rata-rata pelunasan piutang atau Average Collection Period. Dengan suatu standar
tertentu berupa standar dari pencapaian Rumah sakit atau suatu standar yang ditetapkan
oleh manajemen Rumah sakit tersebut (Gapenski, 2005). Selain itu evaluasi dapat
dilakukan dengan pendekatan analisa umur piutang atau komposisi umur piutang untuk
memonitor kinerja piutang (Neumann, 1988)

KEL 5
PENGELOLAAN KAS
 Pengertian pengelolaan kas 

Pengelolaan kas merupakan bagian terpenting dalam penataan keuangan suatu usaha,

apalagi usaha mikro. Manajemen kas dapat diartikan sebagai pengelolaan uang yang

dimiliki pelaku usaha dalam rangka pencapaian tersedianya kas yang optimal.

Dalam liberator manajemen keuangan pemerintah, terdapat beberapa definisi mengenai

pengelolaan atau manajemen kas. 

Berikut ini adalah dua definisi mengenai pengelolaan kas menurut para ahli:
1. Menurut Williams (2011) mendefinisikan “pengelolaan kas sebagai strategi dan
proses untuk mengelola secara efektif dan efesien arus kas jangka pendek dan saldo-
saldo kas yang ada dalam pemerintahan maupun antara pemerintah dengan sektor-
sektor lain.”
2. Menurut Storkey (2011) mendefinisikan pengelolaan kas merupakan “Tersedianya
uang yang cukup pada tempat yang tepat dan waktu yang tepat untuk membayar
kewajiban-kewajiban perusahaan dengan cara yang efektif dan efisien.”

Dari kedua definisi tersebut, secara sederhana pengertian pengelolaan kas 


adalah proses mengelola kas secara efektif dan efisien sehingga dapat memenuhi 
kewajiban perusahaan secara tepat waktu. 

 Risiko dan tingkat keuntungan 

Markowitz (1955) memperkenalkan model disebut dengan twi parameter modal, yakni
investor seharusnya memfokuskan  pada dua hal, yakni keuntungan (return) serta risiko (risk)
drai aset tersebut.
Dalam risiko dibagi menjadi tiga kelompok :
 Risk seeker : investor yang senang menghadapi risiko. Risk > return 
 Risk averter : investor yang tidak senang dengan risiko. Risk < return
 Risk neutrality : investor yang netral terhadap risiko. Risk = return
 
Return dalam bahasa sehari – hari adalah tingkat keuntungan. Return bisa diartikan sebagai
pengembalian yaitu total keuntungan atau kerugian yang dialami investor dalam suatu perode
tertentu yang dihitung dengan membagi perubahan nilai aktiva ditambah penerimaan kas dari
investasi aktiva dalam periode tersebut dengan nilai investasi awal periode.
Menghitung return :

Rt = (Ht-Ht-1+k)/(Ht-1) x100%
Keterangan :
Rt = Tingkat pengembalian nyata
Ht = Harga dari aktiva
Ht-1 = Harga dari aktiva awal
K = kas yang diterima dari investasi

Distribusi Probalitas : suatu daftar semua kemungkinan nilai beserta masing-masing


probalitas terjadinya
Semakin rapat distribusi probalitas,semakin besar kemungkinan nilai return yang sebenernya
sama dengan nilai return yang diharapkan. Oleh karena itu, semakin rapat distribusi
probalitas,semakin kecil risiko suatu asset.

Tingkat Keuntungan yang diharapkan dengan probalitas 


-Probalitas merupakan kemungkinan yang bias terjadi di masa yang akan datang.
-Dengan dapat menentukan persentase probalitas di masa yang akan datang akan dengan
mudah menghitung tingkat keuntungan yang diharapkan (expected return ) dari suatu
investasi.
-Tigkat pengembalian yang diharapkan / E (Ri)
Di formulasikan sebagai berikut:
E ( R ) = ∑ Pi.Ri 

 Contoh perhitungan probabilitas dan expected return

Harga saham sekarang Rp. 2.500/lbr dan proyeksi pengembalian pada 1 tahun mendatang
adalah sebagai berikut :
  Prob  Deviden  Harga pasar 
Kondis
i

Baik  70% Rp. 250/lbr Rp. 3.000/lbr

Buruk  30% Rp. 125/lbr Rp. 2.800/lbr

Kondisi baik : Rt = (3.000 - 2.500 + 250) / 2.500 = 30%


Kondisi buruk : Rt = (2.800 – 2.500 + 125) / 2.500 =17%

Tingkat keuntungan yang diharapkan :


E (R) = (70% X 30%) + (30% X 17%) = 26,1%

Risiko (risk) adalah kemungkinan adanya kerugian atau variabilitas pendapatan yang
dihubungkan aktiva tertentu. Risiko merupakan sesuatu ketidakpastiaan. Risiko
dilambangkan dengan standar deviasi (σ).

Menghitung Risk :
σr2 = ∑ pi(Ri-E(R))2
 
PERHITUNGAN RISIKO TUNGGAL
Tiga cara mengukur risiko tunggal : ( Stand Alone Risk )
1. Return yang diharapkan ( Expected Return )
2. Deviasi standar return 
3. Koefisien variasi 

 Anggaran kas 
Anggaran kas adalah estimasi terhadap posisi kas untuk suatu periode tertentu yang akan

datang. Hal ini penting karena berkaitan dengan likuiditas perusahaan, juga akan diketahui

kapan perusahaan mengalami defisit dan kapan surplus. Budget kas dapat dibedakan dalam

dua bagian :

1. Estimasi penerimaan kas


2. Estimasi pengeluaran kas 

 Tujuan penyusunan anggaran kas bagi pimpinan perusahaan adalah


mengetahui 
1. Kemungkinan posisi kas sebagai hasil rencana operasinya perusahaan.

2. kemungkinan adanya surplus dan defisit karena rencana operasi perusahaan.

3. Besarnya dana beserta saat/kapan dana tersebut dibutuhkan untuk menutup defisit kas.

4. Saat kapan kredit dibayar kembali.

 Tahap penyusunan budget kas 


1. Penyususun estimasi penerimaan dan pengeluaran menurut rencana operasionil
perusahaan (transaksinya adalah transaksi operasional).
2. Menyusun perkiraan atau estimasi kebutuhan dana atau kredit dari bank atau sumber-

sumber dana lainnya yang diperlukan untuk menutup defisit kas karena rencana

operasinya perusahaan. Juga disusun estimasi pembayaran bunga kredit tersebut

beserta waktu pembayarannya kembali (transaksinya adalah transaksi finansial).

3. Menyusun kembali estimasi keseluruhan penerimaan dan pengeluaran setelah adanya

transaksi finansial dan budget kas yang final ini merupakan gabungan dari transaksi

operasional dan transaksi finansial yang menggambarkan estimasi penerimaan dan

pengeluaran kas keseluruhan.


 Manajemen pengumpulan kas

Sistem Pengumpulan Kas

Sistem pengumpulan kas tersebut mempunyai tujuan untuk dapat mempercepat pemanfaatan

kas. Salah satu caranya ialah dengan menggunakan concentration banking.

Dengan cara ini maka perusahaan tersebut menerapkan segala macam pusat pengumpulan

diberbagai wilayah sesuai dengan penyebaran penjualannya, serta juga tidak hanya satu pusat

pengumpulan di kantor pusat.

Dengan demikian pembeli di wialayah A tersebut kemudian diminta membayar yakni dengan

menyerahkan chegue ke suatu bank yang telah atau sudah dipilih oleh perusahaan di daerah

A. Tidak perlu kemudian mengirimkan chegue langsung ke kantor pusat perusahaan. Hal

tersebut disebabkan karena pembeli mungkin menulis chegue atas bank tertentu pada wilayah

A. Yang apabila chegue tersebut kemudian dikirim ke kantor pusat perusahaan yang

berlokasi itu sangat jauh dari wilayah A, akan memerlukan waktu yang lebih lama untuk

kemudian dikliring serta mungkin juga memakan biaya yang lebih besar.

 Pengendalian pengeluaran 

Pengeluaran kas yang terjadi dalam perusahaan biasanya berupa pengeluaran biaya-biaya,

baik itu biaya utama (operating) dan biaya-biaya bukan utama (non-operating), contohnya

1. Pembelian bahan baku secara tunai

2. Pembayaran utang

3. Pembayaran upah tenaga kerja langsung

4. Pembayaran biaya pabrik tidak langsung

5. Pembayaran biaya administrasi

6. Pembayaran biaya penjualan

7. Pembelian aktiva tetap


8. Pembayaran lain-lain seperti bunga, sewa, dll. 

KEL 6

Time Value of Money


 Pengertian
Time value of money atau dalam bahasa Indonesia disebut nilai waktu uang adalah
merupakan suatu konsep yang menyatakan bahwa nilai uang sekarang akan lebih berharga
dari pada nilai uang masa yang akan datang atau suatu konsep yang mengacu pada perbedaan
nilai uang yang disebabkan karena perbedaaan waktu.

 Manfaat Time Value of Money


Manfaat time value of money adalah untuk mengetahui apakah investasi yang dilakukan
dapat memberikan keuntungan atau tidak. Time value of money berguna untuk menghitung
anggaran.

 Keterbatasan Time Value of Money


Keterbatasannya yaitu akan mengakibatkan masyarakat hanya menyimpan uangnya apabila
tingkat bunga bank tinggi, karena mereka menganggap jika bunga bank tinggi maka uang
yang akan mereka terima dimasa yang akan datang juga tinggi. 

 Metode yang digunakan dalam TVM


 Future Value (Nilai yang akan datang)

 Present Value (Nilai sekarang)

 Annuity (Annuitas)

 Future Value (Nilai yang akan datang)


Future Value digunakan untuk menghitung nilai investasi yang akan datang berdasarkan
tingkat suku bunga dan angsuran yang tetap selama periode tertentu. 

Keterangan :
    FV  : Nilai pada masa yang akan datang 
    Po   : Nilai pada saat ini
    i      : Tingkat suku bunga 
    n     :  Jangka waktu 

CONTOH
Sebuah perusahaan memperoleh pinjaman modal dari suatu bank sebesar Rp 5,000,000 untuk
membeli peralatan produksi dengan jangka waktu 5 tahun bunga yang dikenakan sebesar 18
% per tahun berapa jumlah yang harus dibayar oleh perusahaan tsb pada akhir tahun ke 5?
Dik : Po = 5.000.0000
r    = 18% 
n   = 5 Tahun
Dit : FV=…..?
Jawab :
FV = Po (1+r)n
FV = Rp 5,000,000 (1+0.18)5
FV = Rp 11,438,789
Jadi jumlah yang harus dibayarkan perusahaan kepada bank sebesar Rp 11,438,789 

 Present Value (Nilai Sekarang)


Adalah nilai uang sekarang yang akan diperoleh atau dibayar dimasa yang akan datang 
dengan tingakat suku bunga tertentu pada setiap periode.

Rumus :

Keterangan :
PV  :  Nilai sekarang
Po  :  NIlai di masa yang akan datang
i     :  Tingkat suku bunga
n    :  Jangka waktu.

CONTOH
Tn B akan menerima uang sebesar Rp 40,000,000 pada 6 tahun mendatang. Berapa nilai uang
yang akan diterima itu sekarang dengan tingkat bunga 20 % per tahun?
Dik : Po = 40.000.000
i    = 20%
n   = 6 Tahun
Dit : PV=…?
Jawab :

PV  =  Rp 40,000,000  x     


=  Rp 13,396,000
 
Nilai uang Tn B sebesar Rp 40,000,000 yang akan diterima 6 tahun lagi pada tingkat bunga
20 % pada saat sekarang adalah sebesar Rp 13,396,000.
CONTOH 2
Contoh 2
Apabila penerimaan suatu proyek investasi beberapa tahun, seperti terlihat dibawah ini :

Bila bunga sebesar 15 %, maka dapat dihitung besarnya nilai sekarang dari penerimaan-
penerimaan tersebut adalah :
Po =100/(1+0.15)1 + 200/(1+0.15)2+300/(1+0.15)3 +400/(1+0.15)4 
    = 664,14 juta.

 ANNUITY (Nilai masa datang dan masa sekarang)


Anuitas adalah suatu rangkaian penerimaan atau pembayaran tetap yang dilakukan secara
berkala pada jangka waktu tertentu. 
Annuity dapat dihitung menggunakan konsep future value annuity dan present value annuity.
 antuitas sederhana (ordinary annuity) pembayaran atau penerimaan terjadi dalam
setiap akhir periode
 anuitas diterima di awal (annuity due) pembayaran atau penerimaan terjadi pada
awal setiap periode
 anuitas majemuk (compound annuities) penyimpan atau menginvestasikan
sejumlah uang yang sama di akhir tahun dan memungkinkannya tumbuh

 Future Value Anuity (Nilai Anuitas Masa Mendatang)


Adalah suatu hal yang dimanfaatkan untuk mencari nilai dari suatu penjumlahan tahun yang
akan datang dari jumlah yang diterima sekarang  pada waktu yang sudah ditentukan atau
dengan kata lain penjumlahan dari future value. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar
berikut ini.

FV (A) = nilai anuitas pada waktu = n 


A = nilai individu peracikan pembayaran di masing- masing periode 
 I = tingkat bunga yang akan ditambah untuk setiap periode waktu 
 n =  jumlah periode pembayaran 
CONTOH
Perusahaan akan membayarkan pinjaman sebesar Rp 2.000.000,00 dalam 5 tahun setiap akhir
tahun berturut-turut dengan bunga 15%, tetapi pembayarannya akan dilakukan pada akhir
tahun ke-5. Berapa jumlah majemuk dari uang tersebut(compound sum)?

Dik : A= Rp. 2.000.000,-


I = 15%
n=5
Dit : FV (A) =…?
JAWAB
FV(A) = 2.000.000 (1+0,15)5 - 1
                                    0,15
FV(A) = 2.000.000x 6,742
FV(A) = 13.484.000

 Sinking Fund / mencari anuitas


Merupakan perhitungan yang digunakan untuk menentukan suatu jumlah dari anuitas tertentu
yang akan dicadangkan (simpan) pada setiap priode dalamjangka waktu yang sudah
ditentukan dengan tingkat bunga yang berlaku supaya dapat mencukupi untuk masa yang
akan datang. 
Dengan rumus sebagai berikut:
A    =  FVa     atau dengan rumus:     FVA = PMT ( FVIFA i,n )
                      
Keterangan :

FVA  : Nilai yang akan datng dari suatu anuitas


    A  : Anuitas
                 I   : Tingkat bunga
                 n   : Periode tertentu

CONTOH
Tn A menabung sebesar Rp 5,000,000 setiap tahun untuk jangka waktu 5 tahun dengan
tingakat suku bunga 15 %. Berapakah nilai tabungan Tn A pada akhir tahun ke 5
Jawab:
Diket: FVa = Rp 5,000,000
i    =  15 % 
n   = 5 tahun
ditanya: Fv…..?
JAWAB
 Present Value Annuity (nilai sekarang annuitas)

Adalah suatu bilangan yang dapat dimanfaatkan untuk mencari nilai sekarang dari suatu
penjumlahan yang diterima setiap akhir periode pada jangka waktu tertentu. 

Dimana:

PMT= pembayaran anuitas yang disimpan atau diterima di akhir tiap tahun
i=  tingkat diskonto (bunga) tahunan
PV= nilai sekarang anuitas masa depan
n= jumlah tahun di mana anuitas berlangsung
CONTOH
Bank akan menawarkan kepada perusahaan uang sebesar Rp 2.000.000,00 per tahun yang
diterima tiap akhir tahun selama 5 tahun mendatang, semuanya di diskontokan dengan tingkat
bunga yang ditetapkan 15% per tahun. Maka berapa present value/nilai sekarang dari
sejumlah penerimaan selama 5 tahun? 
Dik :
PMT = Rp. 2.000.000
I = 15%
n = 5 Tahun
Dit : PV =…?

PV   = 2.000.000 X 3.348
 PV    = 6.696.OOO
Jadi present value/nilai sekarang dari sejumlah penerimaan selama 5 tahun adalah sebesar Rp.
6.696.000

 Capital Recovery Factor


Merupakan faktor bilangan yang digunakan untuk menghitung sejumlah uang tertentu yang
dibayar dalam jumlah yang tetap pada setiap priode.

Rumusnya:

 
Atau dengan rumus:

A = PVA ( 1 / PVIFA i,n )


Keterangan :
A = anuitas / angsuran
PVA = nilai sekarang
i = tingkat bunga
n = jangka waktu

CONTOH
PT. ABC merencanakan akan mendapatkan sejumlah uang dari hasil penjualan produksinya
sebesar Rp. 1000.000.000,- setiap tahun. Jumlah tersebut akan diterima selama 2 tahun
berturut-turut. Sehingga berapa jumlah yang harus diterima oleh PT. ABC apabila tingkat
bunga yang diberikan 20 % per tahun?
Jawaban :
Dik : A = Rp. 1000.000.000,- 
  i  = 20 %
  n  = 2 tahun
Dit : PVA......?
Jawab :
PVA = A    ( 1 + i ) n  – 1
        I ( 1 + i ) n 
        = Rp. 1000.000.000,-   ( 1 + 0.2 )2 - 1
20% ( 1 + 0.2 )2
        =Rp. 1.527.777.778,-

 Kesimpulan
 Konsep nilai waktu uang dilakukan dengan cara membawa seluruh nilai pendapatan
dan pengeluaran proyek dimasa yang akan datang kembali ke saat sekarang untuk itu
kita harus memiliki asumsi akan suatu tingkat suku bunga tertentu yang melebihi
tingkat inflasi sebagai suatu beban kesempatan.
 Gunakan suku bunga yang tinggi apabila resiko yang harus ditanggung cukup besar.
Jangan menambah resiko kecuali mendapatkan kompensasi tambahan pendapatan.\

KEL 7
KEPUTUSAN INVESTASI
 PENGERTIAN INVESTASI
Investasi adalah aktivitas menempatkan modal baik berupa uang atau aset berharga lainnya
ke dalam suatu benda, lembaga, atau suatu pihak dengan harapan pemodal atau investor kelak
akan mendapatkan keuntungan setelah kurun waktu tertentu. Karena harapan mendapatkan
keuntungan di kemudian hari inilah investasi disebut juga sebagai penanaman modal. Istilah
investasi sendiri berasal dari kata Bahasa Italia, investire yang berarti memakai atau
menggunakan. Umumnya, dana atau aset yang ditanamkan oleh seorang investor akan
dikembangkan oleh badan atau pihak yang mengelola. Keuntungan dari hasil pengembangan
tersebut nantinya akan dibagikan kepada investor sebagai imbal balik sesuai dengan
ketentuan antara kedua pihak.

 TUJUAN DAN BENTUK INVESTASI


Berikut beberapa tujuan penting dari investasi:
 Untuk mendapatkan penghasilan tetap
 Untuk memperoleh kehidupan yang lebih layak dan stabil di masa yang akan datang.
 Berguna untuk mengembangkan usaha
 Mendapatkan jaminan dalam bisnis

 BENTUK INVESTASI
Setelah mengetahui jenis-jenis investasi, deretan jenis investasi tersebut juga dikelompokan
ke dalam dua bentuk yang berbeda, yaitu:
 Investasi Aktiva Riil: Investasi ini dilakukan oleh seseorang baik dalam bentuk yang
terlihat maupun yang tidak terlihat, seperti investasi tanah, investasi logam, investasi
properti, dll.
 Investasi Aktiva Finansial: Investasi aktiva finansial dilakukan oleh investor sebagai
bentuk sekuritas. Contohnya investasi deposito dan saham.

 JENIS-JENIS INVESTASI
Banyak sekali jenis investasi yang ada saat ini diantaranya adalah:

Investasi Properti, Investasi Emas. Investasi Saham, Investasi Reksa Dana, Investasi
Valuta Asing, Investasi Obligasi, Investasi Syariah, Investasi Cryptocurrency, Investasi Deposit
Dan sebagainya. investasi pada asset rill. Investasi pada asset finansial dapat dibagi menjadi
dua, yaitu investasi langsung dan investasi tidak langsung. 

 Investasi langsung, yaitu dapat dilakukan dengan membeli aktiva keuangan yang dapat
diperjual belikan di pasar uang, pasar modal, atau pasar turunan. Investasi langsung
juga dapat dilakukak dengan membeli aktiva yang tidak diperjual belikan, biasanya
diperoleh dari bank komersial. Aktiva ini dapat berupa tabungan dan sertifikat
deposito. 
 Investasi tidak langsung, yaitu dapat dilakukan dengan membeli surat berharga dari
perusahaan investasi, seperti reksadana.
 JENIS INVESTASI BERDASARKAN WAKTUNYA
 Jangka Pendek
Sesuai dengan namanya, jenis investasi ini relatif berumur pendek dengan hasil yang terlihat
setelah 3-12 bulan. Istilah lain dari investasi jangka pendek adalah investasi sementara untuk
mengamankan aset sambil menunggu peluang investasi lain yang memberikan imbal hasil yang
lebih optimal.
 Jangka Panjang
Tidak seperti investasi jangka pendek, investasi jangka panjang termasuk dalam kategori
investasi yang membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk menunjukkan hasil dan
pengembaliannya. Misalnya, dibutuhkan waktu hingga 10 tahun bagi banyak investor untuk
menjualnya dan menghasilkan keuntungan. Banyak investasi jangka panjang baru saja dibeli
tanpa dijual kembali.

 TAHAPAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI


Proses pengambilan keputusan investasi terdiri dari lima tahapan yang
berjalan secara runtut dan dilakukan terus menerus sampai mendapatkan
keputusan yang terbaik. Berikut ini kelima tahapan tersebut.
 
1. Menentukan Tujuan Investasi

Pertama, investor harus mengetahui apa tujuan dari investasi yang


dilakukannya, apakah untuk jangka panjang atau jangka pendek. Tentukan
pula tingkat resiko, di mana investasi beresiko tinggi berpotensi memberi
keuntungan yang cukup tinggi pula dan investasi beresiko rendah berpotensi
memberi keuntungan yang rendah pula.

2. Menentukan Kebijakan Investasi

Pada tahap ini, investor bisa mulai menentukan keputusan atas alokasi asset
atau asset allocation decision. Keputusan ini berhubungan dengan kegiatan
pendistribusian dana yang sudah dimiliki, baik aset saham, obligasi, atau
aset investasi lainnya.

3. Memilih Strategi Portofolio

Terdapat dua strategi portofolio yang dapat dipilih oleh investor, yakni strategi portofolio
aktif dan strategi portofolio pasif. Strategi portofolio aktif melibatkan kegiatan aktif dalam
menggunakan ketersediaan informasi dan teknik untuk menentukan portofolio yang paling
tepat. Sebaliknya, strategi portofolio pasif dilakukan hanya dengan mempertimbangkan rata-
rata reaksi pasar.

 CAPITAL INVESTMENT
Capital Investment adalah Dalam menjalankan sebuah bisnis, banyak perusahaan yang terus
mencari modal untuk pertumbuhan dan perkembangan bisnisnya di masa yang akan datang.
Modal menjadi vital bagi suatu perusahaan, karena tanpa modal perusahaan akan sulit
bergerak. Oleh karena itu, banyak perusahaan yang terus mencari modal usaha untuk
bisnisnya. Modal usaha kerap juga disebut sebagai capital investment

Terdapat dua cara dalam menaksir besaran capital


investment untuk perusahaan, yaitu:
 Pre-design estimate

Cara pre-design estimate ini merupakan cara yang paling sederhana. Karena pada cara ini
data yang digunakan sangat minim atau masih sangat kurang.

 Firm estimate

Cara selanjutnya adalah firm estimate. Ketika pre-design estimate data yang dipakai masih
sangat minim atau kurang. Pada firm estimate, data yang digunakan lebih lengkap. Data-data
yang digunakan pada cara firm estimate berkaitan dengan, spesifikasi peralatan bangunan,
alat-alat listrik, alat-alat kontrol, dan lainnya. 

Terdapat dua cara lainnya dalam menaksir harga dengan cara quotasi, yaitu:
 Purchased plant cost
Cara menaksir capital investment ini dilakukan dengan cara bertanya langsung harga
suatu pabrik yang berkaitan pada spesifikasi atau lain-lainnya.
 Proses
Cara menaksir capital investment ini didasarkan pada desain yang dibuat yang
meliputi [ada pemilihan proses, membuat material balance, energy balance. Sehingga
didapatkanlah spesifikasi harga peralatan.

 KELEBIHAN CAPITAL INVESTMENT


Dengan mendapatkan capital investment berarti perusahaan dapat meningkatkan kegiatan
operasionalnya yang membuat produksi barang atau jasa pun meningkat, Perusahaan juga
bila berhasil mendapatkan modal yang besar dari capital investment dapat memperluas
pasarnya, bahkan dapat melakukan ekspansi. Perusahaan menggunakan capital investment
untuk pertumbuhan dan perkembangan jangka panjang usahanya. Suatu perusahaan baru
berhasil go public, berarti perusahaan tersebut berhasil memperoleh modal dalam skala besar
dari banyak investor.

 KEKURANGAN CAPITAL INVESTMENT


Capital investment juga memiliki kelemahannya sendiri. Sebuat perusahaan saat mendapat
capital investment berharap dapat meningkatkan arus kas perusahaan. Namun kas yang
diharapkan dapat meningkat, ternyata tidak dapat menutupi biaya yang telah diantisipasi. Hal
ini membuat perusahaan akan menggunakan pembiayaan yang berasal dari luar supaya dapat
menutupi kekurangan di dalam perusahaan atau internal. 

 METODE PENILAIAN INVESTASI

METODE PENILAIAN INVESTASI


Metode untuk menilai perlu tidaknya suatu usulan investasi dilakukan dapat diklasifikasikan
berdasarkan 2 kriteria, yaitu penilaian usulan investasi yang tidak mempertimbangkan nilai
waktu uang (nondiscounting models) dan yang mempertimbangkan nilai waktu uang
(discounting models). 

1. Nondiscounting Models 

Metode yang termasuk dalam metode ini adalah: 


 Payback Period
Payback period adalah suatu periode yang diperlukan untuk dapat menutup kembali
pengeluaran investasi dengan menggunakan "proceeds" atau aliran kas neto (net cash
flow). Dengan demikian payback period dari suatu investasi menggambarkan
panjangnya waktu yang diperlukan agar dana yang tertanam pada suatu investasi
seluruhnya dapat diperoleh kembali.

Kelemahan : 
 Tidak memperhatikan laba tunai setelah payback. 
 Tidak memperhatikan nilai waktu uang 
 Tidak memperhatikan nilai sisa aktiva 

 Kebaikan :
 Perhitungannya lebih sederhana 
 Dapat dipakai untuk memilih proyek yang segera menghasilkan laba tunai 
 Cocok untuk proyek yang berisiko tinggi

 Return on Investment (ROI) 

Metode kedua yang tidak mempertimbangkan nilai waktu uang adalah accounting rate
of return. Metode ini sering disebut juga return on investment (ROI), yang menunjukkan
persentase keuntungan neto sesudah pajak dihitung dari average investment atau initial
investment. Untuk mencari ROI, laba per tahunnya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
laba per tahunnya yang sama dan laba per tahunnya yang tidak sama.

 Kelemahan :
 Tidak memperhitungkan nilai waktu uang.
 Kurang memperhatikan panjangnya jangka waktu investasi Metode ini tidak dapat
diterapkan jika investasi dilakukan dalam beberapa tahap.
 Merupakan pendekatan jangka pendek dengan menggunakan angka rata-rata yang
menyesatkan
 Kebaikan :
 Sederhana dan mudah dimengerti 
 Perhitungannya menggunakan data accounting yang sudah tersedia sehingga tidak
memerlukan penghitungan tambahan

2. Discounting models 
Sedangkan metode yang termasuk dalam model ini adalah:
 Net value present (NPV)

NPV adalah rasio perbedaan antara nilai sekarang dari arus kas masuk dan nilai
sekarang dari arus kas keluar selama periode waktu tertentu. Nilai NPV dapat digunakan
untuk memperhitungkan nilai uang dan membandingkan alternatif investasi serupa. Jika
nilai NPV positif, maka investasi sebaiknya dilakukan.
 Kelemahan :
 Apabila alternatif proyek penanaman model besarnya tidak sama, maka perbedaan
laba  tunai dari beberapa alternatif proyek yang dihitung dengan metode present value
ini tidak dapat dipakai sebagai pedoman.Dalam membandingkan dua proyek investasi
yang tidak sama jumlah investasi yang ditanamkan di dalamnya, nilai tunai arus kas
bersih dalam rupiah tidak dapat dipakai sebagai pedoman.
 Dapat memberikan gambaran yang menyesatkan apabila dipakai untuk memilih
beberapa alternatif proyek yang mempunyai umur yang berbeda. 

 Internal Rate of Return (IRR)


IRR adalah metode yang digunakan untuk memperkirakan profitabilitas dari investasi
bersangkutan. Nilai IRR diperoleh dengan trial-error tingkat diskon agar nilai NPV dari
semua arus kas sama dengan nol. Semakin tinggi nilai IRR, maka investasi tersebut akan
semakin direkomendasikan.

 Accounting Rate of Return (ARR)


ARR adalah metode penilaian investasi untuk mengukur besarnya keuntungan yang
diperoleh dari sebuah investasi. Nilai ARR menyatakan persentase laba bersih terhadap
jumlah modal investasi awal. Semakin tinggi nilai ARR, maka investasi dinilai semakin
menguntungkan.

 Profitability Index (PI)
Indeks profitabilitas merupakan metode pengukuran rasio nilai sekarang dari arus
investasi di masa depan terhadap jumlah investasi awal. Nilai PI yang lebih besar dari 1,0
dianggap sebagai investasi yang baik.

KEL 8
ANALISA BREAK EVENT POINT
 DEFINISI BEP
Break Even Point (BEP) dapat diartikan sebagai suatu titik atau keadaan dimana
perusahaan di dalam operasinya tidak memperoleh keuntungan dan tidak menderita
kerugian. Dengan kata lain, pada keadaan itu keuntungan atau kerugian sama dengan nol.
Hal tersebut dapat terjadi bila perusahaan dalam operasinya menggunakan biaya tetap,
dan volume penjualan hanya cukup untuk menutup biaya tetap dan biaya variable. 

Apabila penjualan hanya cukup untuk menutup biaya variable dan sebagian biaya tetap,
maka perusahaan menderita kerugian. Dan sebaliknya akan memperoleh keuntungan, bila
penjualan melebihi biaya variabel dan biaya tetap yang harus dikeluarkan. Analisa Break
Even mempunyai hubungan yang sangat erat dengan program budget, walaupun Analisa
Break Even dapat diterapkan dengan data historis, tetapi akan sangat berguna bagi
manajemen kalau diterapkan pada data taksiran periode yang akan datang.

 DEFINISI BEP MENURUT PARA AHLI


1. Menurut S. Munawir (2002) : Titik break even point atau titik pulang pokok dapat
diartikan sebagai suatu keadaan dimana dalam operasinya perusahaan tidak
memperoleh laba dan tidak menderita rugi (total penghasilan total biaya)
2. Menurut Purba (2002) : Titik impas (break even point) berlandaskan pada
pernyataan sederhana, berapa besarnya unit produksi yang harus dijual untuk
menutupi seluruh biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk tersebut.
3. Menurut PS. Djarwanto (2002) : Break even point adalah suatu keadaan impas yaitu
apabila telah disusun perhitungan laba dan rugi suatu periode tertentu, perusahaan
tersebut tidak mendapat keuntungan dan sebaliknya tidak menderita kerugiaan.
4. Menurut Harahap (2004) : Break even point adalah suatu keadaan impas yaitu
apabila telah disusun perhitungan laba dan rugi suatu periode tertentu, perusahaan
tersebut tidak mendapat keuntungan dan sebaliknya tidak menderita kerugiaan.
5. Menurut Garisson dan Noreen (2004) : Break even point adalah tingkat penjualan
yang diperlukan untuk menutupi semua biaya operasional, dimana break even tersebut
laba sebelum bunga dan pajak sama dengan nol (0). Langkah pertama untuk
menentukan break even adalah membagi harga pokok penjualan (HPP) dan biaya
operasi menjadi biaya tetap dan biaya variabel. 

 KEGUNAAN BEP
 Alat perencanaan untuk menghasilkan laba.
 Memberikan informasi mengenai berbagai tingkat volume penjualan, serta
 Hubungannya dengan kemungkinan memperoleh laba menurut tingkat penjualan yang
bersangkutan.
 Untuk mengetahui jumlah penjualan minimum (dalam unit produk maupun satuan
uang) agar perusahaan tidak menderita rugi.
 Mengevaluasi laba dari perusahaan secara keseluruhan.
 Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan harga jual.
 Untuk mengetahui hubungan volume penjualan yang diproduksi, harga jual dan
biaya-biaya yang dikeluarkan, sehingga laba rugi perusahaan akan diketahui.
 Mengganti sistem laporan yang tebal dengan grafik yang mudah dibaca dan
dimengerti.

Menurut Rony analisis titik impas atau analisis Break Even Point sangat
bermanfaat bagi manajemen dalam menjelaskan beberapa keputusan
operasional yang penting dalam tiga cara berbeda namun tetap berkaitan
yaitu:

 Pertimbangan tentang produk baru dalam menentukan berapa tingkat penjualan


yang harus dicapai agar perusahaan memperoleh
 Sebagai kerangka dasar penelitian pengaruh ekspansi terhadap tingkat
operasional.
 Membantu manajemen dalam menganalisis konsekuensi penggeseran biaya
variabel menjadi biaya tetap karena otomisasi mekanisme kerja dengan peralatan
yang canggih.

Matz, Usry dan Hammer juga menjelaskan beberapa manfaat analisa break
even untuk manajemen, yaitu:
 Membantu pengendalian melalui anggaran.
 Meningkatkan dan menyeimbangkan penjualan.
 Menganalisa dampak perubahan volume.
 Menganalisa harga jual dan dampak perubahan biaya.
 Merundingkan upah.
 Menganalisa bauran produk.
 Menerima keputusan kapitalisasi dan ekspansi lanjutan.
 Menganalisa margin of safety.

Sedangkan menurut Sigit analisa Break Even Point mempunyai beberapa manfaat,
diantaranya adalah:
 Sebagai dasar merencanakan kegiatan operasional dalam usaha mencapai laba
tertentu.
 Sebagai dasar atau landasan untuk mengendalikan aktivitas yang sedang berjalan.
 Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan harga jual.
 Sebagai bahan atau dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan

Manfaat analisis break even poin sangat banyak, namun secara umum adalah untuk
mengetahui titik pulang pokok dari sebuah usaha. Dengan diketahuinya titik pulang pokok,
manajemen dapat mengetahui harus memproduksi atau menjual pada jumlah berapa unit
agar peruasahaan tidak mengalami kerugian.

 Metode Pendekatan Break Even Point

A. METODE PERSAMAAN
Metode Persamaan (equation method) adalah metode yang berdasarkan pada pendekatan
laporan laba rugi. Penentuan break even atau impas dengan teknik persamaan dilakukan
dengan mendasarkan pada persamaan pendapatan sama dengan biaya ditambah laba.

Laba dihitung dengan rumus berikut:

Keterangan: 
y = laba 
c = harga jual persatuan
x = jumlah produk yang dijual
b = biaya variabel persatuan
a = biaya tetap

Adapun rumus Break Even Point (BEP) dengan metode persamaan adalah sebagai
berikut:
B. METODE KONTRIBUSI UNIT
Metode Kontribusi Unit merupakan variasi metode persamaan. Setiap unit atau satuan produk
yang terjual akan menghasilkan jumlah margin kontribusi tertentu yang akan menutup biaya
tetap. Metode kontribusi unit adalah metode jalan pintas dimana harus diketahui nilai margin
kontribusi (Simamora, 2012:171).

Margin Kontribusi adalah hasil pengurangan pendapatan dari penjualan dengan biaya
variabel. Untuk mencari titik Impas atau Break Even Point (BEP) rumusnya adalah sebagai
berikut:

 METODE GRAFIS
Menurut Simamora (2012:173) Grafis titik impas (BEP) mempunyai beberapa hal penting
yaitu selama harga jual melebihi biaya variabel (margin kontribusinnya positif), maka
penjualan yang lebih banyak akan menguntungkan perusahaan, baik dengan meningkatkan
laba ataupun mengurangi kerugian.

Grafik biaya-volume-laba (cost volume profit graph) menggambarkan hubungan antara biaya,
volume dan laba. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih terperinci perlu dibuat grafik
dengan dua garis terpisah, yaitu garis total pendapatan dan garis total biaya (Hansen dan
Mowen, 2011:21).

Pembuatan garis dilakukan dengan rumus sebagai berikut:

Analisis titik impas atau break even point (BEP) dengan metode grafis digambarkan dalam
kurva seperti gambar di bawah ini:
 KETERANGAN
 Sumbu datar (sumbu x) menyatakan volume penjualan yang dapat dinyatakan dalam
satuan kuantitas atau rupiah pendapatan penjualan.
 Sumbu tegak (sumbu y) menyatakan pendapatan penjualan dan biaya dalam rupiah.
 Impas (BEP) adalah terletak pada perpotongan garis pendapatan penjualan dengan
garis biaya. Bila dari titik perpotongan tersebut ditarik garis tegak ke sumbu x, akan
diketahui pencapaian impas berdasarkan volume penjualan. Jika dari titik impas
ditarik garis tegak lurus ke sumbu y, akan diketahui pencapaian impas berdasarkan
pendapatan penjualan. 
 Daerah sebelah kiri titik impas, yaitu bidang diantara garis total biaya dengan garis
pendapatan penjualan merupakan daerah rugi, karena pendapatan penjualan lebih
rendah dari total biaya. Sedangkan daerah di sebelah kanan titik impas yaitu, bidang
diantara garis pendapatan penjualan dengan garis total biaya merupakan daerah laba,
karena pendapatan penjualan lebih tinggi dari total biaya.

Anda mungkin juga menyukai