Makalah-Rontgen
Makalah-Rontgen
Disusun oleh :
Kelompok 2
Kelas : A
DAFTAR ISI………………………………………………………………..ii
KATA PENGANTAR……………………………………...........................iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang masalah…………………………………………………….
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………..........
1.3 Tujuan………………………………………………………………………..
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Rontgen............................................................................................
2.2 Indikasi ……...........…………………….........................................................
2.3. Kontra Indikasi …...……………………………………………..…………..
2.4 Tekhnik pelaksanaan…….…………………………………………..................
2.5 Persiapan Dan Pelaksanaan Foto Rongten……………………………………
2.6 Peran Perawat Dalam Pemeriksaan Foto Rongten……………………………
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Pemeriksaan Rontgen/Foto Thorax” ini dengan lancar. Penulisan makalah ini
bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah.
Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang kami
peroleh dari berbagai sumber yang berkaitan dengan judul makalah ini, tidak lupa
penyusun ucapkan terimakasih kepada dosen pengajar mata kuliah dan para
mahasiswa yang mendukung sehingga dapat diselesaikannya makalah ini.
Kami berharap dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi
kita semua dan dapat menambah wawasan kita mengenai persiapan untuk
pemeriksaan rontgen. Makalah ini masih jauh dari sempurna, maka kami
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih
baik.
penulis
BAB I
Pendahuluan
PEMBAHASAN
2.2 Indikasi
Indikasi pemeriksaan thorax paru adalah hal-hal yang dianjurkan untuk
melakukan pemeriksaan ini yaitu, radang bronkus, radang paru, abses paru,
emfisema, atelektasis, bronkiektasis, efusi pleura, pneumotoraks, pleuritis,TBC dll.
b. Proyeksi AP (Antero-Posterior )
Cara pemeriksaan foto thoraks dengan proyeksi AP (Antero-Posterior), yaitu:
Proyeksi AP bisa dilakukan terhadap pasien dengan posisi supine, duduk atau
semi fowler.
Biasanya dilakukan pada pasien yang tidak dapat mobilisasi karena penyakit kritis
atau pada pasien pasca bedah.
Mesin yang digunakan adalah mesin foto ‘portable’
Pada proyeksi AP, biasanya menghasilkan foto yang kurang baik dibanding
proyeksi PA, karena:
a) Jantung akan tampak lebih besar terutama apabila fokus terhadap pasien lebih
dekat.
b) Disamping itu, biasanya skapula akan menutupi lapangan paru, karena posisi
tangan tidak diatur dan diafragma jugaakan lebih tinggi karena pasien tidak nafas
dalam.
c. Proyeksi Lateral
Cara pemeriksaan foto thoraks dengaan proyeksi Lateral, antara lain:
a) Proyeksi dengan posisi lateral dilakukan tergantung pada indikasi baik lateral
kanan atau lateral kiri
b) Biasanya, dilakukan bilaperlu diperlukan untuk kepastian diagnosa yang tidak
diperoleh dengan foto proyeksi lainnya.
Ukuran Jantung
1. Secara keseluruhan, besarnya jantung dapat diukur dengan cara pengukuran CTR
(Cardio Thoraxis Ratmo), Yaitu dengan menjumlahkan sisi terlebar jantung kanan
(A) dan sisi terlebar jantung kiri (B), dan selanjutnya dibandingkan dengan luas
rongga thoraks dikalikan 100%.
2. Jantung normal besarnya 50%.
3. Bila lebih dari 50% berarti terdapat pembesaran jantung.
4. CTR normal: 50%
5. Rumus besar jantung: A + B x 100 %
Jaringan Lunak
1. Bayangan payudara sering menutupi sudut kostrofrenik pada orang gemuk.
2. Perhatikan adanya emfisema akibat pembedahan.
Diafragma
1. Ujung atas diafragma tampak nyata karena adanya kontras air udara
2. Ujung kiri bawah diafragma mungkin akan tmpak karena umumnya tedapat
udara dalam perut
3. Pada semua tahap respirasi, hemidiafragma kanan umumnya lebih tinggi 1 s/d
2cm dari sebelah kiri.
3.1 Kesimpulan
Rontgen menggunakan sinar X sering digunakan untuk foto thoraks, orang hamil
jarang menggunakan rontgen karena bisa membahayakan janin.
3.2 Saran
Ketika melakukan pemeriksaan foto rongten diharapkan untuk tetap waspada akan
radiasi sinar x,terlebih pada wanita hamil
DAFTAR PUSTAKA