Anda di halaman 1dari 4

Penerapan Total Quality Management (TQM) pada usaha Mixue di Lombok dapat dilakukan dengan

beberapa langkah berikut:

1. Penetapan Standar Kualitas: Langkah pertama dalam penerapan TQM adalah menetapkan
standar kualitas yang jelas untuk produk Mixue. Standar ini harus mencakup semua aspek yang
relevan, seperti rasa, tekstur, kebersihan, kemasan, dan layanan pelanggan. Standar ini harus
sesuai dengan harapan pelanggan dan dapat diukur secara objektif.

2. Pelibatan Karyawan: Seluruh karyawan Mixue perlu terlibat dalam proses penerapan TQM.
Mereka harus memahami pentingnya kualitas dan memiliki kesadaran yang tinggi terhadap
peran mereka dalam mencapai standar kualitas yang ditetapkan. Karyawan juga harus dilibatkan
dalam identifikasi masalah, pengambilan keputusan, dan perbaikan proses.

3. Pelatihan dan Pengembangan: Manajemen Mixue perlu memberikan pelatihan yang memadai
kepada karyawan mengenai konsep TQM, metodologi perbaikan kualitas, dan keterampilan yang
diperlukan. Pelatihan ini harus mencakup pemahaman tentang pentingnya kualitas, pengukuran
kualitas, analisis akar penyebab, dan penggunaan alat-alat TQM seperti diagram Pareto, diagram
sebab-akibat, dan diagram alur.

4. Pengumpulan dan Analisis Data: Mixue harus mengumpulkan data mengenai kualitas produk
dan prosesnya secara teratur. Data ini dapat meliputi keluhan pelanggan, hasil inspeksi kualitas,
dan metrik kinerja yang relevan. Data ini harus dianalisis untuk mengidentifikasi tren, pola, dan
masalah potensial yang perlu diperbaiki.

5. Perbaikan Berkelanjutan: Setelah masalah teridentifikasi, Mixue perlu mengambil tindakan


perbaikan yang sesuai. Pendekatan seperti Six Sigma atau metode perbaikan berkelanjutan
lainnya dapat digunakan untuk memperbaiki proses yang tidak efisien atau tidak memenuhi
standar kualitas. Penting untuk melibatkan karyawan dalam pengembangan solusi dan
implementasi perbaikan.

6. Pengawasan dan Pengendalian: Mixue harus memiliki sistem pengawasan dan pengendalian
yang kuat untuk memastikan bahwa standar kualitas tetap tercapai secara konsisten. Hal ini
melibatkan pemantauan secara teratur, pengukuran kinerja, dan tindakan korektif yang cepat
jika ditemukan ketidaksesuaian.

Penerapan TQM pada usaha Mixue di Lombok membutuhkan komitmen dan kesadaran tinggi dari
manajemen dan karyawan. Dengan mengadopsi pendekatan ini, Mixue dapat meningkatkan kualitas
produknya, memenuhi harapan pelanggan, dan membangun reputasi yang kuat di pasar.

Operasional usaha Mixue di Lombok dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bagian berikut:

1. Produksi: Bagian produksi melibatkan pembuatan produk Mixue, termasuk pengolahan bahan
baku, pembuatan adonan, pemanggangan, dan kemasan. Penerapan TQM di bagian produksi
dapat dinilai sebagai berikut:

 Baik: Jika Mixue memiliki proses produksi yang terstandarisasi, dilengkapi dengan
kontrol kualitas yang ketat, dan dilakukan pemantauan secara teratur untuk memastikan
kesesuaian dengan standar kualitas.
 Cukup: Jika Mixue memiliki beberapa langkah dalam proses produksi yang sudah
menerapkan prinsip TQM, namun masih terdapat ruang untuk perbaikan dan
pengembangan lebih lanjut.

 Kurang/Belum ada: Jika Mixue tidak memiliki sistem atau prosedur yang jelas untuk
mengontrol kualitas produksi, tidak ada pengukuran kinerja, atau tidak ada upaya
perbaikan yang terstruktur.

2. Pengadaan Bahan Baku: Bagian pengadaan bahan baku mencakup pembelian dan pemilihan
bahan baku yang berkualitas untuk produk Mixue. Penilaian penerapan TQM di bagian ini dapat
sebagai berikut:

 Baik: Jika Mixue memiliki prosedur pengadaan yang terstruktur, memilih pemasok yang
terpercaya dan memiliki standar kualitas yang tinggi, serta melakukan pemeriksaan
kualitas bahan baku secara rutin.

 Cukup: Jika Mixue memiliki beberapa langkah dalam pengadaan bahan baku yang
mengintegrasikan prinsip TQM, namun masih membutuhkan perbaikan dalam hal
pemantauan dan penilaian kinerja pemasok.

 Kurang/Belum ada: Jika Mixue tidak memiliki sistem pengadaan bahan baku yang
terstruktur, tidak melakukan pemeriksaan kualitas, atau tidak memiliki kriteria yang jelas
dalam memilih pemasok.

3. Layanan Pelanggan: Bagian ini melibatkan interaksi dengan pelanggan, termasuk pelayanan,
penanganan keluhan, dan kepuasan pelanggan secara umum. Penilaian penerapan TQM di
bagian ini dapat sebagai berikut:

 Baik: Jika Mixue memiliki proses yang terdefinisi dengan baik dalam menangani keluhan
pelanggan, melakukan survei kepuasan pelanggan secara berkala, serta memperbaiki
dan meningkatkan pelayanan berdasarkan umpan balik pelanggan.

 Cukup: Jika Mixue memiliki beberapa upaya dalam meningkatkan layanan pelanggan
berdasarkan prinsip TQM, namun masih membutuhkan pengembangan lebih lanjut
dalam mengukur dan mengelola kepuasan pelanggan.

 Kurang/Belum ada: Jika Mixue tidak memiliki proses atau langkah-langkah yang
terstruktur dalam mengelola layanan pelanggan, tidak ada evaluasi kepuasan pelanggan,
atau tidak ada tindakan perbaikan yang dilakukan.

Penilaian ini dapat berdampak pada kinerja usaha saat ini:

 Jika penerapan TQM dinilai "baik" di semua bagian, dapat diharapkan kinerja usaha Mixue saat
ini baik, dengan tingkat kepuasan pelanggan yang tinggi dan produk berkualitas.

 Jika penerapan TQM dinilai "cukup" di beberapa bagian, kinerja usaha Mixue saat ini mungkin
masih dapat ditingkatkan dengan melakukan perbaikan dan pengembangan di bagian-bagian
tersebut.
 Jika penerapan TQM dinilai "kurang/belum ada" di banyak bagian, kinerja usaha Mixue saat ini
mungkin mengalami kendala dalam mencapai standar kualitas yang diharapkan dan dapat
mempengaruhi kepuasan pelanggan serta reputasi usaha secara keseluruhan.

Penting bagi Mixue untuk terus mengembangkan dan meningkatkan penerapan TQM di seluruh bagian
operasionalnya guna memastikan kinerja usaha yang optimal dan keberhasilan jangka panjang.

Alasan dan indikasi terhadap penilaian yang diberikan di atas serta saran atau pendapat untuk
meningkatkan kinerja usaha Mixue di Lombok adalah sebagai berikut:

1. Produksi:

 Alasan: Jika Mixue memiliki proses produksi yang terstandarisasi, dilengkapi dengan kontrol
kualitas yang ketat, dan dilakukan pemantauan secara teratur, dapat diindikasikan bahwa produk
Mixue memiliki kualitas yang konsisten dan sesuai dengan harapan pelanggan.

 Saran/Pendapat: Usaha Mixue dapat terus meningkatkan penerapan TQM di bagian produksi
dengan melakukan analisis lebih mendalam terhadap masalah-masalah yang muncul,
menggunakan pendekatan Six Sigma atau metode lainnya untuk mengurangi varian dan cacat
produksi, serta melibatkan karyawan dalam identifikasi dan implementasi perbaikan proses.

2. Pengadaan Bahan Baku:

 Alasan: Jika Mixue memiliki prosedur pengadaan yang terstruktur, memilih pemasok yang
terpercaya dan memiliki standar kualitas yang tinggi, serta melakukan pemeriksaan kualitas
bahan baku secara rutin, dapat diindikasikan bahwa bahan baku yang digunakan dalam produk
Mixue berkualitas baik.

 Saran/Pendapat: Mixue dapat meningkatkan penerapan TQM di bagian pengadaan bahan baku
dengan menjalin kemitraan yang erat dengan pemasok yang terpercaya, melakukan audit
kualitas terhadap pemasok secara teratur, serta memperkuat sistem pengendalian kualitas
dalam penerimaan dan penyimpanan bahan baku.

3. Layanan Pelanggan:

 Alasan: Jika Mixue memiliki proses yang terdefinisi dengan baik dalam menangani keluhan
pelanggan, melakukan survei kepuasan pelanggan secara berkala, serta memperbaiki dan
meningkatkan pelayanan berdasarkan umpan balik pelanggan, dapat diindikasikan bahwa Mixue
memberikan perhatian yang baik terhadap kepuasan pelanggan.

 Saran/Pendapat: Mixue dapat meningkatkan penerapan TQM di bagian layanan pelanggan


dengan menyediakan saluran komunikasi yang jelas dan mudah diakses bagi pelanggan,
melibatkan karyawan dalam pelatihan komunikasi dan kepuasan pelanggan, serta menggunakan
data survei untuk mengidentifikasi area perbaikan dan mengambil tindakan yang tepat.

Secara umum, Mixue dapat melakukan langkah-langkah berikut untuk meningkatkan kinerja usahanya:

 Meningkatkan kesadaran dan komitmen terhadap TQM di semua level organisasi.

 Melibatkan karyawan secara aktif dalam proses identifikasi masalah, pengambilan keputusan,
dan implementasi perbaikan.
 Mengumpulkan dan menganalisis data secara rutin untuk mengidentifikasi tren, pola, dan
masalah potensial.

 Mengembangkan kemitraan yang erat dengan pemasok yang terpercaya dan memiliki standar
kualitas yang tinggi.

 Meningkatkan sistem pengawasan dan pengendalian untuk memastikan standar kualitas


terpenuhi secara konsisten.

 Mengadopsi pendekatan perbaikan berkelanjutan seperti Six Sigma untuk mengurangi varian
dan meningkatkan efisiensi proses.

Dengan menerapkan langkah-langkah ini, Mixue memiliki peluang yang lebih besar untuk meningkatkan
kinerja usahanya, memperkuat posisi di pasar, dan memenuhi harapan pelanggan dengan lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai