Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH MATA KULIAH

PSIKOLOGI UMUM II

“SENSASI DAN PERSEPSI”

Disusun Oleh: Ira Santika (21732010062)

Dosen Pengampu: Khairani., S.Psi

Fakultas Psikologi

Universitas Muhammadiyah Lampung

Tahun Ajaran 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga tugas makalah dalam mata kuliah Psikologi Umum dengan judul “Sensasi dan
Persepsi” ini dapat terselesaikan. Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih terhadap bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi baik dalam bentuk pikiran maupun materi.

Penulis berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Penulis juga berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam
kehidupan sehari-hari.

Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, untuk itu
kritik dan saran dari semua pihak sangat dibutuhkan demi pengembangan makalah ini. Semoga
dengan terselesaikannya makalah ini dapat bermanfaat bagi semua.

Bandar Lampung, 12 Juli 2022

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

Dalam ilmu psikologi, sensasi diartikan sebagai sebuah aspek kesadaran yang sangat sederhana
sebagai hasil dari panca indera kita, seperti panas, warna, aroma, rasa dan lain sebagainya.
Dalam pengertian lain, sensasi adalah penerimaan stimulus melalui alat indera, sedangkan
persepsi adalah penafsiran dari stimulus yang diterima tersebut. 

Untuk hal-hal yang sifatnya kognitif, setiap sensasi yang diterima seseorang umumnya akan
memiliki persepsi yang sama antara orang yang satu dengan yang lainnya. Misalnya, ketika
tangan menyentuh api -yang artinya indera peraba menerima stimulus dari api- maka secara
umum setiap orang akan mempersepsikan bahwa api itu panas dan segera menjauh dari api
tersebut.

Namun tidak selalu persepsi seseorang akan sama dengan orang lain, walaupun mendapatkan
sensasi yang sama. Hal ini biasanya menyangkut sesuatu yang bersifat perasaan. Misalnya, ada
sebuah bencana alam yang menimpa sebuah kampung dan melenyapkan harta benda bahkan
nyawa. Semua korban bencana tentunya mendapat sensasi yang sama, yaitu berupa bencana
alam.

Namun penafsiran mereka atau persepsi  akan stimulus bencana tersebut berbeda-beda. Ada
orang yang merespon bencana tersebut dengan luar biasa sedih bahkan depresi, ada yang trauma
berkepanjangan, namun ada juga yang menerimanya dengan penuh kepasrahan dan
kesabaran. Perbedaan persepsi seseorang akan sebuah sensasi bisa berbeda-beda, hal ini bisa
disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya:

1. Pengalaman atau ingatan

Orang yang mempunyai pengalaman sebelumnya dengan suatu sensasi yang pernah dialami,
maka persepsinya akan berbeda karena ia masih ingat bahwa ia pernah mengalami hal tersebut,
sehingga responnya akan sensasi tersebut lebih terarah dan terkontrol.
Berbeda halnya dengan seseorang yang belum mengalami sensasi yang sama, maka orang
tersebut lebih cenderung reaktif dan emosional.

2. Fisiologis

Persepsi yang berbeda dapat disebakan pula oleh faktor perbedaan fisiologis. Kepekaan alat
indera seperti mata misalnya, sangat mempengaruhi persepsi seseorang dalam melihat sebuah
pemandangan. Orang yang mengidap rabun jauh (miopia) akan kurang respon dalam melihat
pemandangan yang indah dari kejauhan, karena kekurangtajaman penglihatannya. Namun orang
yang berpandangan mata normal akan merasa takjub dengan apa yang dilihatnya.

3. Suasana hati (mood)

Seseorang yang sedang dalam suasana hati senang atau gembira akan lebih mempersepsikan
sesuatu hal yang buruk dengan ketenangan jiwanya. Berbeda halnya dengan orang yang
mendapat keburukan dalam suasana kurang mood, maka tentunya akan mempersepsikan suatu
sensasi itu lebih buruk lagi.

Dalam menyikapi atau mempersepsikan sebuah sensasi yang merupakan pengalaman dalam
hidup dibutuhkan sebuah ketenangan dan kematangan jiwa. Kematangan jiwa seseorang
selayaknya beriringan dengan makin bertambahnya usia. Semakin matang usia seseorang,
selayaknya diikuti dengan semakin matang jiwanya. 

Keseimbangan antara kematangan biologis dengan kematangan psikologis sangat diperlukan


agar seseorang tidak mengalami split Psychology. Sering terjadi, ada orang yang sudah matang
secara biologis bahkan sudah dewasa, namun tidak diiringi oleh kematangan psikologisnya. 

Kematangan psikologis seseorang bisa dipengaruhi oleh pengalamannya dalam mengambil


setiap pelajaran pada setiap pristiwa yang menimpanya. Biasanya orang yang memiliki
kematangan psikologis, telah ditempa hidupnya dengan kemandirian sejak kecil.
B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam makalah ini, yaitu :

1. Apa yang dimaksud dengan sensasi dan persepsi?

2. Apa yang termasuk Jenis-Jenis Sensasi?


3. Bagaimana proses terjadinya sensasi dan pesepsi?
4. Apa yang termasuk syarat dan faktor yang mempengaruhi pesepsi?

C. Tujuan

Tujuan yang akan dicapai dalam makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan sensasi dan persepsi

2. Untuk mengetahui jenis-jenis sensasi

3. Untuk mengetahui proses terjadinya sensasi dan pesepsi

4. Untuk mengetahui faktor apa saja yang berperan dalam persepsi

BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar tentang Sensasi

1. Pengertian Sensasi

Sensasi adalah tahapan awal seorang manusia dalam menerima informasi. Kata sensasi berasal
dari kata latin, yaitu sensatus, yang berarti ‘dianugerahi dengan indera’ atau ‘intelek’. Secara
lebih umum, sensasi bisa diartikan sebagai sebuah aspek kesadaran yang sangat sederhana
sebagai hasil dari indera kita, seperti panas, warna, aroma, rasa dan lain sebagainya.

Menurut Benyamin B. Wolman (1973, dalam Rahmat, 1994), sensasi adalah pengalaman
elementer yang segera, tidak membutuhkan penguraian verbal, simbolis ataupun konseptual, dan
sangat berhubungan dengan aktivitas panca indera. Menurut beberapa pendapat, sensasi lebih
berkaitan dengan sesuatu yagn berhubungan dengan perasaan, namun bukan merupakan emosi.
Sensasi sering digunakan sebagai sinonim dari kesan inderawi. Misalnya, sensasi menyentuh
permukaan meja yang kasar, sensasi mencium aroma makanan, dan lain-lain. Tentu hal ini
berbeda dengan persepsi, yang terkadang salah diartikan sama dengan sensasi.

Ketika sensasi lebih bersifat perasaan, persepsi lebih berhubungan dengan kognisi. Sensasi juga
lebih bersifat pasti, mendasar dan merupakan fakta kasar. Hal ini berbeda dengan persepsi yang
melibatkan interpretasi, prakonseptualisasi, dan bisa bersifat bias.

Dalam pengertian lain, sensasi adalah penerimaan stimulus melalui alat indera, sedangkan
persepsi adalah penafsiran dari stimulus yang diterima tersebut. Meskipun alat indera yang
menerima stimulus sama pada setiap manusia, persepsi atau interpretasinya bisa berbeda.Namun,
apapun definisi sensasi menurut banyak ahli, peran panca indera dalam menerima informasi
ataupun stimulus dari luar sangatlah penting. Melalui panca inderanya, seorang manusia bisa
memahami lingkungannya, bahkan bisa mendapat ilmu pengetahuan dan kemampuan untuk
melakukan interaksi dengan sekelilingnya.

Sensasi ini berperan sebagai proses atau pengalaman elementer yang terjadi ketika sebuah
stimulus diterima oleh reseptor dalam proses ‘merasakan’.
 Jenis-Jenis Sensasi

Seperti yang dibahas sebelumnya, sensasi merupakan hasil dari penerimaan alat indera terhadap
stimulus di sekitarnya. Ada beberapa jenis sensasi yang dibedakan berdasar alat indera
penerimanya, yaitu:

1. Sensasi penglihatan

Salah satu alat indera kita adalah mata yang menerima stimulus berupa cahaya. Melalui
penglihatan seorang manusia bisa mendapatkan sensasi melihat keindahan pemandangan di
sekitarnya, atau sebaliknya, melihat keburukan-keburukan di lingkungannya.

Mata adalah salah satu instrumen penerima informasi paling mendasar dan awal serta
menghubungkan manusia dengan dunia di luarnya. Misalnya Nyala api lilin dilihat dari jarak
30 mil pada waktu malam hari yang cerah.

2. Sensasi pendengaran
Stimulus lain yang ada di lingkungan adalah suara yang diterima oleh indera pendengaran, yaitu
telinga kita. Telinga kita berfungsi untuk mendengarkan suara manusia, hewan atau suara-suara
lain di sekitar kita, yang kemudian akan diteruskan oleh saraf ke otak. Melalui proses ini kita
bisa mengalami sensasi suara indah berupa senandung lagu, musik, dan lain-lain. Misalnya
Bunyi detak jam tangan dalam suasana sepi dari jarak ±6 meter

3. Sensasi peraba
Kulit merupakan indera manusia yang terluas dan paling luar. Selain melindungi organ dalam
tubuh dari lingkungan luar, kulit juga berfungsi sebagai indera peraba. Melalui kulit kita bisa
mendapatkan sensasi lembut atau kasarnya suatu permukaan benda, hingga merasakan sensasi
rasa sakit saat kulit terluka benda tajam. Misalnya seperti sebuah sayap lalat yang dijatuhkan
ke atas tengkuk dari jarak 1 meter.

4. Sensasi pengecap
Sensasi selanjutnya yang bisa kita rasakan adalah sensasi rasa lezatnya makanan buatan ibu,
hingga sensasi pahitnya meminum obat. Sensasi ini dapat dirasakan akibat adanya reseptor di
indera pengecap, yaitu lidah kita. Setiap makanan atau minuman, bahkan zat lainnya,yang masuk
ke dalam mulut akan bersentuhan dengan lidah kita yang akan direspon dengan sensasi rasa yang
berbeda-beda. Misalnya seperti Satu sendok teh gula dalam 1 liter air.

5. Sensasi penciuman

Terakhir adalah sensasi penciuman yang didapatkan oleh alat penciuman kita, yaitu hidung.
Melalui alat indera ini kita bisa merasakan sensasi wangi atau bau yang tidak sedap. Kita pun
bisa mencium aroma lezat masakan dari restoran favorit kita melalui alat indera ini. Misalnya
seperti setetes minyak wangi yang baunya beredar dalam udara dengan volume sebesar
sebuah apartemen dengan tiga kamar (±50 meter).

 Proses Terjadinya Sensasi

Dalam merasakan sensasi-sensasi di atas melalui panca indera, terdapat proses yang terjadi.
Penerimaan stimulus oleh panca indera kita memang tidak berhenti di tahapan menerima saja,
melainkan akan dilanjutkan ke otak untuk kemudian diterjemahkan menjadi sebuah arti tertentu.
Namun, pada sensasi stimulus yang diterima ini masih belum diberi makna khusus. Proses
sensasi tersebut adalah seperti berikut:

- Penerimaan stimulus, yaitu proses fisik yang terjadi. Di proses ini stimulus akan diterima
oleh alat indera yang bertugas. Misalnya, stimulus berupa suara akan diterima oleh
telinga, stimulus berupa suhu dingin diterima oleh kulit, dan seterusnya.
- Proses fisiologis, dimana stimulus yang diterima oleh panca indera akan diterima oleh
saraf sensoris dan dilanjutkan ke otak.

- Proses psikologis, yaitu berlangsungnya pemrosesan stimulus di otak yang membuat


individu tersebut bisa menyadari apa yang diterima oleh panca inderanya.

Dalam terjadinya proses sensasi tersebut ada faktor-faktor yang bisa mempengaruhinya. Faktor
yang pertama adalah faktor eksternal, seperti jarak stimulus ke alat indera, lama terjadinya
stimulus, dan lain-lain. Faktor eksternal ini bisa mempengaruhi signifikansi stimulus untuk
diterima oleh saraf dan otak, serta apakah sensasi yang dirasakan menjadi kuat atau tidak.

Selain faktor eksternal, juga terdapat faktor internal yang mempengaruhi sensasi, misalnya
kondisi alat indera yang menerima stimulus apakah dalam keadaan baik atau tidak. Faktor
internal ini lebih pada fungsi alat indera manusia itu sendiri.

Maka bagi beberapa orang yang mengalami kekurangan kondisi fisiknya, bisa juga mengalami
gangguan pada sensasi yang dirasakannya.

Konsep sensasi dalam psikologi dianggap memegang pengaruh penting terhadap perilaku
manusia. Dari sensasi yang dirasakan, akan memunculkan respon yang selanjutnya dapat
menentukan reaksi kita terhadap stimulus yang diterima tersebut.Namun, hal ini tidak berdiri
sendiri karena fungsi kognitif kita pun akan turut andil dalam menentukan perilaku. Maka,
konsep sensasi dalam psikologi sangat berkaitan dengan kemampuan kognitif serta perasaan
manusia untuk menghasilkan sebuah perilaku manusia.

B. Konsep Dasar tentang Persepsi

1. Pengertian Persepsi

Persepsi merupakan salah satu aspek psikologis yang penting bagi manusia dalam merespon
kehadiran berbagai aspek dan gejala di sekitarnya. Persepsi mengandung pengertian yang sangat
luas, menyangkut intern dan ekstern. Berbagai ahli telah memberikan definisi yang beragam
tentang persepsi, walaupun pada prinsipnya mengandung makna yang sama. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, persepsi adalah tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu. Proses
seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca inderanya.

Sugihartono, dkk (2007: 8) mengemukakan bahwa persepsi adalah kemampuan otak dalam
menerjemahkan stimulus atau proses untuk menerjemahkan stimulus yang masuk ke dalam alat
indera manusia. Persepsi manusia terdapat perbedaan sudut pandang dalam penginderaan. Ada
yang mempersepsikan sesuatu itu baik atau persepsi yang positif maupun persepsi negatif yang
akan mempengaruhi tindakan manusia yang tampak atau nyata. Bimo Walgito (2004: 70)
mengungkapkan bahwa persepsi merupakan suatu proses pengorganisasian, penginterpretasian
terhadap stimulus yang diterima oleh organisme atau individu sehingga menjadi sesuatu yang
berarti, dan merupakan aktivitas yang integrated dalam diri individu.

Respon sebagai akibat dari persepsi dapat diambil oleh individu dengan berbagai macam bentuk.
Stimulus mana yang akan mendapatkan respon dari individu tergantung pada perhatian individu
yang bersangkutan. Berdasarkan hal tersebut, perasaan, kemampuan berfikir, pengalaman-
pengalaman yang dimiliki individu tidak sama, maka dalam mempersepsi sesuatu stimulus, hasil
persepsi mungkin akan berbeda antar individu satu dengan individu lain. Setiap orang
mempunyai kecenderungan dalam melihat benda yang sama dengan cara yang berbeda-beda.
Perbedaan tersebut bisa dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah pengetahuan,
pengalaman dan sudut pandangnya.

Persepsi juga bertautan dengan cara pandang seseorang terhadap suatu objek tertentu dengan
cara yang berbeda-beda dengan menggunakan alat indera yang dimiliki, kemudian berusaha
untuk menafsirkannya. Persepsi baik positif maupun negatif ibarat file yang sudah tersimpan rapi
di dalam alam pikiran bawah sadar kita. File itu akan segera muncul ketika ada stimulus yang
memicunya, ada kejadian yang membukanya.

Persepsi merupakan hasil kerja otak dalam memahami atau menilai suatu hal yang terjadi di
sekitarnya (Waidi, 2006: 118). Jalaludin Rakhmat (2007: 51) menyatakan persepsi adalah
pengamatan tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan
menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Sedangkan, Suharman (2005: 23) menyatakan:
“persepsi merupakan suatu proses menginterpretasikan atau menafsir informasi yang diperoleh
melalui sistem alat indera manusia”. Menurutnya ada tiga aspek di dalam persepsi yang dianggap
relevan dengan kognisi manusia, yaitu pencatatan indera, pengenalan pola, dan perhatian.

Dari penjelasan di atas dapat ditarik suatu kesamaan pendapat bahwa persepsi merupakan suatu
proses yang dimulai dari penglihatan hingga terbentuk tanggapan yang terjadi dalam diri
individu sehingga individu sadar akan segala sesuatu dalam lingkungannya melalui indera-indera
yang dimilikinya.

 Syarat Terjadinya Persepsi


Menurut Sunaryo (2004: 98) syarat-syarat terjadinya persepsi adalah sebagai berikut:

a. Adanya objek yang dipersepsi

b. Adanya perhatian yang merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam
mengadakan persepsi.

c. Adanya alat indera/reseptor yaitu alat untuk menerima stimulus d. Saraf sensoris sebagai alat
untuk meneruskan stimulus ke otak, yang kemudian sebagai alat untuk mengadakan respon.

3. Faktor yang Mempengaruhi Persepsi Menurut Miftah Toha (2003: 154), faktor-faktor yang
mempengaruhi persepsi seseorang adalah sebagai berikut :

a. Faktor internal: perasaan, sikap dan kepribadian individu, prasangka, keinginan atau harapan,
perhatian (fokus), proses belajar, keadaan fisik, gangguan kejiwaan, nilai dan kebutuhan juga
minat, dan motivasi.

b. Faktor eksternal: latar belakang keluarga, informasi yang diperoleh, pengetahuan dan
kebutuhan sekitar, intensitas, ukuran, keberlawanan, pengulangan gerak, hal-hal baru dan
familiar atau ketidak asingan suatu objek.

Menurut Bimo Walgito (2004: 70) faktor-faktor yang berperan dalam persepsi dapat
dikemukakan beberapa faktor, yaitu:

a. Objek yang dipersepsi Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor.
Stimulus dapat datang dari luar individu yang mempersepsi, tetapi juga dapat datang dari dalam
diri individu yang bersangkutan yang langsung mengenai syaraf penerima yang bekerja sebagai
reseptor.

b. Alat indera, syaraf dan susunan syaraf Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk
menerima stimulus, di samping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan
stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf, yaitu otak sebagai pusat kesadaran.
Sebagai alat untuk mengadakan respon diperlukan motoris yang dapat membentuk persepsi
seseorang.
c. Perhatian Untuk menyadari atau dalam mengadakan persepsi diperlukan adanya perhatian,
yaitu merupakan langkah utama sebagai suatu persiapan dalam rangka mengadakan persepsi.
Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan
kepada sesuatu sekumpulan objek Faktor-faktor tersebut menjadikan persepsi individu berbeda
satu sama lain dan akan berpengaruh pada individu dalam mempersepsi suatu objek, stimulus,
meskipun objek tersebut benar-benar sama. Persepsi seseorang atau kelompok dapat jauh
berbeda dengan persepsi orang atau kelompok lain sekalipun situasinya sama. Perbedaan
persepsi dapat ditelusuri pada adanya perbedaan-perbedaan individu, perbedaanperbedaan dalam
kepribadian, perbedaan dalam sikap atau perbedaan dalam motivasi. Pada dasarnya proses
terbentuknya persepsi ini terjadi dalam diri seseorang, namun persepsi juga dipengaruhi oleh
pengalaman, proses belajar, dan pengetahuannya.

 Proses Persepsi

Menurut Miftah Toha (2003: 145), proses terbentuknya persepsi didasari pada beberapa tahapan,
yaitu:

a. Stimulus atau Rangsangan Terjadinya persepsi diawali ketika seseorang dihadapkan pada
suatu stimulus/rangsangan yang hadir dari lingkungannya.

b. Registrasi Dalam proses registrasi, suatu gejala yang nampak adalah mekanisme fisik yang
berupa penginderaan dan syarat seseorang berpengaruh melalui alat indera yang dimilikinya.
Seseorang dapat mendengarkan atau melihat informasi yang terkirim kepadanya, kemudian
mendaftar semua informasi yang terkirim kepadanya tersebut.

c. Interpretasi Interpretasi merupakan suatu aspek kognitif dari persepsi yang sangat penting
yaitu proses memberikan arti kepada stimulus yang diterimanya. Proses interpretasi tersebut
bergantung pada cara pendalaman, motivasi, dan kepribadian seseorang.

 Aspek-aspek persepsi
Menurut Mc Dowell dan Newell (dalam Hariyanto, 2013) ada 2 aspek yang melatar belakangi
terjadinya persepsi , diantaranya adalah:

a. Kognitif : cara berfikir, mengenali, memaknai, dan memberi arti suatu rangsangan yaitu
pandangan individu berdasarkan informasi yang diterima oleh panca indra, pengalaman atau
yang dilihat dalam kehidupan sehari-hari.

b. Afeksi: Cara individu dalam merasakan, mengekspresikan emosi terhadap rangsangan


berdasarkan nilai-nilai dalam dirinya dan kemudian mempengaruhi persepsinya.

 Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi

Menurut Rakhmat (2007) ada 2 faktor yang mempengaruhi persepsi, yaitu:

a. Faktor fungsional dihasilkan dari kebutuhan, kegembiraan (suasana hati), pelayanan, dan
pengalaman masa lalu seseorang individu.

b. Faktor-faktor struktural berarti bahwa faktor-faktor tersebut timbul atau dihasilkan dari bentuk
stimuli dan efekefek netral yang ditimbulkan dari sistem syaraf individu.

Menurut Walgito (2004) faktor-faktor yang berperan dalam persepsi dapat dikemukakan
beberapa faktor, yaitu:

a. Objek yang dipersepsi menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor.
Stimulus dapat datang dari luar individu yang mempersepsi , tetapi juga dapat datang dari dalam
diri individu yang bersangkutan yang langsung mengenai syaraf penerima yang bekerja sebagai
reseptor.

b. Alat indera, syaraf dan susunan syaraf merupakan alat untuk menerima stimulus, di samping
itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor
ke pusat susunan syaraf, yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Sebagai alat untuk mengadakan
respon diperlukan motoris yang dapat membentuk persepsi seseorang.

c. Perhatian untuk menyadari atau dalam mengadakan persepsi diperlukan adanya perhatian,
yaitu merupakan langkah utama sebagai suatu persiapan dalam rangka mengadakan persepsi .
Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan
kepada sesuatu sekumpulan objek. Faktor-faktor tersebut menjadikan persepsi individu berbeda
satu sama lain dan akan berpengaruh pada individu dalam mempersepsi suatu objek, stimulus,
meskipun objek tersebut benar-benar sama. Persepsi seseorang atau kelompok dapat jauh
berbeda dengan persepsi orang atau kelompok lain sekalipun situasinya sama. Perbedaan
persepsi dapat ditelusuri pada adanya perbedaan-perbedaan individu, perbedaanperbedaan dalam
kepribadian, perbedaan dalam sikap atau perbedaan dalam motivasi. Pada dasarnya proses
terbentuknya persepsi ini terjadi dalam diri seseorang, namun persepsi juga dipengaruhi oleh
pengalaman, proses belajar, dan pengetahuannya.

 Contoh Persepsi:

- Ketakutan

Perasaan takut dapat menjadi salah satu contoh dari bentuk persepsi. Kita bisa mengambil contoh
misalnya seseorang melihat pisau tajam yang diarahkan kepadanya. Dari proses melihat tersebut,
ia kemudian akan berproses dalam diri sendiri untuk mengambil sebuah kesimpulan terhadap
situasi yang sedang dihadapinya. Seseorang tersebut mungkin akan menganggap bahwa pisau
tersebut sebagai ancaman sehingga timbul rasa takut.

- Rasa sayang

Penjelasan ini bisa digambarkan ketika seseorang melihat orang lain yang ia sukai atau sayangi.
Sebagai contoh, seorang ibu kepada anaknya. Seorang ibu ketika melihat dan menggendong
anaknya akan memiliki persepsi tersendiri yang merupakan sebuah bentuk kasih sayang dari ibu
kepada anaknya. Persepsi-persepsi ini akan muncul sebagai bentuk dukungan dan juga perasaan
cinta kepada orang lain.

- Kepanikan

Sama halnya dengan contoh sebelumnya, kepanikan bisa timbul karena sensasi melihat suatu
situasi tertentu. Hanya saja, kepanikan juga mungkin bisa terjadi ketika seseorang mendengar
suatu berita yang membuat posisinya menjadi terancam. Rasa panik ini merupakan hasil persepsi
terhadap sensasi atau stimulus yang diterimanya.
- Kekhawatiran

Rasa khawatir adalah bentuk rasa takut pada objek yang tidak jelas, tidak nyata atau sulit untuk
digambarkan secara konkret. Sensasi yang diterima seseorang juga biasanya muncul setelah
seseorang melihat sesuatu yang membuatnya terancam pula. Situasi ini membuat persepsinya
menjadi muncul dalam bentuk kekhawatiran.

- Rendah Diri

Rasa rendah diri bisa saja timbul ketika seseorang mendengar dan melihat suatu pesan yang
dikomunikasikan kepadanya sebagai bentuk yang merendahkan dirinya. Ini akan menjadi sebuah
persepsi dalam pemikirannya sehingga menyudutkannya untuk berada dalam posisi yang
memang kurang nyaman. Rendah diri berhubungan dengan konsep diri dalam psikologi.

- Rasa Bangga

Contoh lain selain dari rasa rendah diri adalah rasa bangga. Ini merupakan contoh persepsi dalam
psikologi komunikasi yang bisa saja muncul karena sensasi mendengar dan sentuhan sosial dari
lingkungan sekitarnya. Seseorang bisa memiliki rasa bangga karena prestasinya diakui oleh
orang lain. Ini biasanya ia dengar dari pernyataan orang lain, sehingga stimulus tersebut
kemudian menjadi persepsi dalam dirinya sebagai rasa bangga.

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN


A. KESIMPULAN

Sensasi adalah tahapan awal seorang manusia dalam menerima informasi. Kata sensasi berasal
dari kata latin, yaitu sensatus, yang berarti ‘dianugerahi dengan indera’ atau ‘intelek’. Secara
lebih umum, sensasi bisa diartikan sebagai sebuah aspek kesadaran yang sangat sederhana
sebagai hasil dari indera kita, seperti panas, warna, aroma, rasa dan lain sebagainya.

Menurut Benyamin B. Wolman (1973, dalam Rahmat, 1994), sensasi adalah pengalaman
elementer yang segera, tidak membutuhkan penguraian verbal, simbolis ataupun konseptual, dan
sangat berhubungan dengan aktivitas panca indera. Menurut beberapa pendapat, sensasi lebih
berkaitan dengan sesuatu yagn berhubungan dengan perasaan, namun bukan merupakan emosi.
Sensasi sering digunakan sebagai sinonim dari kesan inderawi. Misalnya, sensasi menyentuh
permukaan meja yang kasar, sensasi mencium aroma makanan, dan lain-lain. Tentu hal ini
berbeda dengan persepsi, yang terkadang salah diartikan sama dengan sensasi.

Persepsi merupakan salah satu aspek psikologis yang penting bagi manusia dalam merespon
kehadiran berbagai aspek dan gejala di sekitarnya. Persepsi mengandung pengertian yang sangat
luas, menyangkut intern dan ekstern. Berbagai ahli telah memberikan definisi yang beragam
tentang persepsi, walaupun pada prinsipnya mengandung makna yang sama. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, persepsi adalah tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu. Proses
seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca inderanya.

Sugihartono, dkk (2007: 8) mengemukakan bahwa persepsi adalah kemampuan otak dalam
menerjemahkan stimulus atau proses untuk menerjemahkan stimulus yang masuk ke dalam alat
indera manusia. Persepsi manusia terdapat perbedaan sudut pandang dalam penginderaan. Ada
yang mempersepsikan sesuatu itu baik atau persepsi yang positif maupun persepsi negatif yang
akan mempengaruhi tindakan manusia yang tampak atau nyata. Bimo Walgito (2004: 70)
mengungkapkan bahwa persepsi merupakan suatu proses pengorganisasian, penginterpretasian
terhadap stimulus yang diterima oleh organisme atau individu sehingga menjadi sesuatu yang
berarti, dan merupakan aktivitas yang integrated dalam diri individu.

B. SARAN
Diharapkan agar para mahasiswa mampu dan mengerti tentang apa yang dimaksud dengan
sensasi dan persepsi dan dapat mengenal jenis-jenis dari sensasi dan persepsi serta bagaimana
proses terjadinya. Agar kita semua bisa lebih berhati-hati didalam menyingkapi sesuatu yang ada
di sekitar kita dan mengetahui lebih dalam mengenai sensasi dan persepsi tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Basukin, H. (2008). Psikologi umum. Jakarta : Universitas Gunadarma

Dosenpsikologi.com/konsep-sensasi-dalam-psikologi
Fundamentals of Sensation and Perception , Michael Levine. Dasar-dasar Sensasi dan Persepsi,
Michael Levine.Oxford University Press (3rd Edition).Oxford University Press

Psychology Press. http://library1.nida.ac.th/termpaper6/sd/ 2554/19755.pdf


Jacobs S. (1963). Foundations of Cognitive Psychology. J Appl Phys.

Anda mungkin juga menyukai