Anda di halaman 1dari 7

PENGARUH JUMLAH MINYAK TERHADAP SIFAT FISIS

KULIT IKAN NILA (Oreochromis niloticus) UNTUK BAGIAN


ATAS SEPATU
(THE INFLUENCE OF FATLIQUOR AMOUNTS ON PHYSICAL
CHARACTERISTICS OF NILA SKIN (Oreochromis niloticus) FOR
SHOE UPPER)

Iwan Fajar Pahlawan, Emiliana Kasmudjiastuti


Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik, Yogyakarta
Email: if.pahlawan@yahoo.com
Diterima: 3 Agustus 2012 Direvisi:16 Oktober 2012 Disetujui: 15 Nopember 2012

ABSTRACT
Fatliquor could change physical properties of leather, which make it softer, more elastic,
flexible and give smooth grain surface. This research was conducted to observe the influence of
fatliquor addition on physical characteristics of nila skin for shoe upper. The physical
characteristics in this research, consisted of tensile strength, tear strength and elongation at
break. The fatliquor was put into the leather with the amount of 4%, 6% and 8%. Respectively, the
results showed that the addition of fatliquor could improve the physical properties of nila skin.
More fatliquor, could rise the physical properties value of nila skin. The optimal amount of
2
fatliquor was 4%, which resulted in tensile strength value of 233,96 kg/cm , 70% for elongation at
break and 36,08 kg/cm for tear strength value, and fulfill the standard requirement of Acceptable
Quality Levels in Leathers.

Key words: fatliquor, physical characteristics, nila skin

ABSTRAK
Minyak/lemak merupakan komponen penting dalam kulit yang berfungsi untuk
melunakkan kulit atau sebagai pelumas jaringan kulit pada proses penyamakan kulit. Minyak
atau lemak dapat mengubah sifat-sifat penting kulit antara lain kulit menjadi lebih lunak, liat,
mulur, lembut, dan permukaan rajahnya lebih halus. Tujuan penelitian ini untuk mempelajari
pengaruh penambahan jumlah minyak sulfonasi terhadap kualitas fisik kulit ikan nila untuk
bagian atas sepatu. Sifat fisik yang diamati meliputi kekuatan tarik, kekuatan sobek dan
kemuluran. Dalam penelitian ini variasi jumlah minyak yang digunakan adalah 4, 6 dan 8%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin banyak penambahan minyak, dapat
meningkatkan sifat fisis dari kulit ikan nila. Penambahan minyak yang optimal adalah sebesar
2
4%, yang menunjukkan sifat fisis dengan nilai kekuatan tarik 233,96 kg/cm , kemuluran 70% dan
kekuatan sobek 36,08 kg/cm, dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Acceptable
Quality Levels in Leathers.

Kata kunci: minyak, sifat fisis, kulit ikan nila

PENDAHULUAN mempunyai sifat paling lentur, bisa mengikuti


Bagian atas sepatu (shoe upper) gerakan kaki manusia, dengan begitu sepatu
merupakan salah satu komponen penting pada akan nyaman dipakai. Ada beberapa alasan
industri persepatuan. Pemilihan kulit sebagai mengapa kulit dipertimbangkan cocok untuk
bahan baku untuk bagian atas sepatu oleh bahan bagian atas sepatu (UNIDO, 1976),
produsen sepatu kelas atas, karena kulit yaitu mempunyai sifat elastisitas dan

PENGARUH JUMLAH MINYAK TERHADAP SIFAT.....(Iwan Fajar P. Emiliana K.) 105


plastisitas, mempunyai kuat tarik yang tinggi, Relatif tipis. Epidermis terdiri dari beberapa
mempunyai sifat permeabilitas, dan mudah lapisan sel epitel dan jumlah lapisan bervariasi
dalam pengerjaan serta perawatan. tergantung pada spesies, bagian tubuh dan
Bahan baku untuk sepatu kulit umur ikan. Sel epitel bergabung bersama-
umumnya berasal dari kulit hewan besar sama secara melekat atau matriks.
seperti kulit sapi dan kerbau. Seiring dengan Menurut O'Flaherty et al. (1978), kulit
perkembangan teknologi penyamakan kulit, ikan mempunyai perbedaan dari kulit hewan
kemudian digunakan kulit reptil, seperti kulit lainnya karena kulit ikan memiliki sisik, tidak
ular, buaya dan biawak. Tren terbaru dalam mempunyai kelenjar minyak dan serabut
industri fashion kini dikembangkan dengan kulitnya tersusun secara mendatar serta
penggunaan bahan baku untuk sepatu dari bersilangan secara horisontal. Secara umum
kulit ikan, diantaranya adalah kulit ikan nila semua jenis ikan dari perairan darat maupun
(Oreochromis niloticus). Ikan nila termasuk laut dapat disamak, walaupun dalam
dalam filum Chordata, sub filum Vertebrae, prakteknya hanya beberapa spesies ikan yang
kelas Actinopterygii, ordo Perciformes, famili dapat menghasilkan kulit yang lemas,
Cichlidae, genus Oreochromis dan spesies O. bercahaya, mempunyai rajah yang baik dan
Niloticus. Ikan nila adalah sejenis ikan dapat diproduksi menjadi barang-barang kulit
konsumsi air tawar. Ikan ini diintroduksi dari dan sepatu.
Afrika pada tahun 1969, dan kini menjadi ikan Proses peminyakan merupakan bagian
peliharaan yang populer di kolam-kolam air dari proses penyamakan kulit yang bertujuan
tawar dan di beberapa waduk di Indonesia. untuk menempatkan molekul minyak pada
Dalam bahasa Inggris, ikan nila dikenal dengan ruang yang terdapat diantara serat-serat kulit
sebutan Nile Tilapia. Ikan nila berukuran dan dapat berfungsi sebagai pelumas. Minyak
sedang, dengan panjang total bisa mencapai atau lemak dapat mengubah sifat-sifat penting
sekitar 30 cm. kulit, antara lain kulit menjadi lebih lunak, liat,
Kulit ikan nila merupakan limbah dari mulur, lembut, dan permukaan rajahnya lebih
industri fillet ikan. Kebutuhan konsumsi ikan halus (Purnomo, 2002). Peminyakan juga
di Amerika Serikat diperkirakan 90 juta ton bertujuan untuk melicinkan serat-serat kulit
per tahun tetapi baru terpenuhi 50% dari total sehingga kulit menjadi tahan terhadap daya
produksi dalam negeri dan hasil impor. tarik, dan elastis bila dilekuk-lekukkan serta
Indonesia sendiri merupakan negara dapat membuat serat kulit tidak lengket antara
pengekspor terbesar dengan jumlah dibawah satu dengan lainnya dan memperkecil daya
10 juta ton per tahun (Usni, 2007). Apabila serap kulit terhadap air (Rachmi, 1992).
dari limbah kulit ikan nila tersebut sebesar 5% Minyak atau lemak merupakan komponen
saja, maka penyediaan kulit ikan nila sudah penting dalam kulit yang berfungsi untuk
tercukupi, ditambah lagi saat ini banyak melunakkan kulit atau sebagai pelumas
industri rumah tangga/rumah makan yang jaringan kulit pada proses penyamakan kulit
membuat crispy dan abon dari ikan nila (Sivakumara, et al., 2008). Fungsi minyak
sehingga kulitnya dapat dimanfaatkan untuk pada proses peminyakan adalah untuk
disamak dan akan terjamin ketersediaan bahan mengontrol perbedaan pengkerutan antara
bakunya. Kondisi ini akan membuka peluang bagian grain dengan corium selama proses
dan memacu industri sepatu/alas kaki untuk pengeringan kulit (Etherington dan Roberts,
berkreasi menciptakan diversifikasi 2011). Jumlah minyak yang digunakan untuk
produknya. proses peminyakan 5-20% tergantung
Struktur kulit ikan seperti hewan penggunaannya. Selama proses peminyakan,
vertebrata, terdiri dari dua lapisan utama. molekul minyak dan jaringan kulit akan
Lapisan luar adalah epidermis dan lapisan mengikat secara fisis yang lebih kuat dari
dalam adalah dermis atau corium. Lapisan ini ikatan antara minyak dan emulsifier, sehingga
sangat berbeda tidak hanya dalam posisinya, akan membuat sulitnya minyak migrasi dari
tetapi dalam struktur, karakter dan fungsinya. kulit (Puntener, 1996). Minyak yang
Struktur kulit ikan relatif sederhana karena digunakan pada proses peminyakan kulit
ikan hidup di air dan jaringan epidermis juga umumnya menggunakan minyak yang sudah

106 MAJALAH KULIT, KARET DAN PLASTIK Vol.28 No.2 Desember Tahun 2012 : 105-111
Disulfonasi, yang berasal dari minyak ikan, Pentangan, spray gun, alat peregang manual
hewan, nabati. Minyak sulfonasi banyak (hand staking) terbuat dari lempeng baja
digunakan karena dapat memberikan dispersi diameter 20 cm, mesin pencetak (embossing)
minyak yang baik dan tidak sensitif terhadap merk Mostardini, alat uji tensile strength merk
asam. Temperatur yang digunakan pada proses Kao Tieh model KT 7010 A untuk menguji
peminyakan sekitar 45°C untuk penyamakan kekuatan tarik, kemuluran dan kekuatan
nabati, dan untuk penyamakan full chrome sobek.
sekitar 60-65°C, diputar selama 30-40 menit
(Etherington dan Roberts, 2011). Proses Rancangan penelitian
peminyakan merupakan proses yang sangat Dalam penelitian ini faktor yang
kompleks tergantung banyak faktor dan dapat dipelajari adalah jumlah minyak yang
mempengaruhi sifat fisis kulit seperti digunakan pada proses peminyakan. Jumlah
kekuatan tarik, kekuatan sobek, pegangan, minyak yang ditambahkan divariasi berturut-
kelemasan, keawetan, water vapour, wetting turut 4, 6 dan 8% dari berat kulit wet blue.
properties, waterproofness (Palop, 2007; Proses penyamakan secara umum
Sivakumara, et al., 2008). Menurut hasil menggunakan metode standar proses
penelitian yang dilakukan oleh Palop (2007), penyamakan kulit ikan dari Laboratorium
penggunaan minyak yang optimal pada proses Riset Penyamakan Kulit di Balai Besar Kulit,
peminyakan kulit untuk bagian atas sepatu Karet dan Plastik (BBKKP) dengan tahapan
adalah 1,7-5,3%. Lebih lanjut, Blaschke proses seperti pada Tabel 1.
(2012) dalam penelitiannya menyatakan
bahwa struktur jaringan kulit yang telah diberi Pengujian
minyak 3,5% menunjukkan adanya kenaikan Kulit hasil penelitian diuji sifat fisisnya
densitas dan akan mengurangi jarak antara di Laboratorium Uji Komoditi Kulit dan
bungkusan serabut tunggal (single fibre Sepatu (LUKKUS), BBKKP. Uji fisis kulit
bundles). Tujuan penelitian ini untuk meliputi uji kekuatan tarik, kemuluran dan
mempelajari pengaruh penambahan jumlah kekuatan sobek.
minyak sulfonasi terhadap kualitas fisik kulit
ikan nila untuk bagian atas sepatu.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sifat fisik kulit tersamak merupakan
BAHAN DAN METODE PENELITIAN sifat yang sangat mempengaruhi penggunaan
kulit tersamak pada suatu produk. Kualitas
Bahan Penelitian fisik kulit tersamak yang baik akan
Bahan penelitian terdiri atas bahan baku meningkatkan kualitas produk. Sifat fisik
dan bahan kimia. Bahan baku berupa kulit ikan yang dominan dalam menentukan kualitas
nila awetan kering yang diperoleh dari suatu produk kulit adalah kekuatan tarik,
distributor kulit ikan nila di Surakarta. Bahan kemuluran dan kekuatan sobek. Secara umum,
kimia untuk proses penyamakan dan finishing penggunaan kulit jadi (finished leather)
kulit, antara lain NaHCO3, wetting agent, membutuhkan kulit yang mempunyai
Ca(OH)2, Na2S, NH4Cl, bating agent, NaCl, kekuatan tarik dan kekuatan sobek yang
HCOOH, H2SO4, Tannigan PAK, Tannigan tinggi, dan kemuluran yang rendah.
HO, Tannigan OS, Novaltan PF, Chromosal B,
minyak sulfonasi, dyestuff, Preventol, binder Pengaruh jumlah minyak terhadap sifat
protein dan lak air. Bahan kimia tersebut kekuatan tarik kulit ikan nila
diperoleh dari distributor bahan kimia di Kekuatan tarik adalah besarnya gaya
Yogyakarta. maksimal yang diperlukan untuk menarik
kulit sampai putus yang dinyatakan dalam
2 2
Alat kg/cm atau N/m . Sifat kuat tarik kulit
Alat penelitian terdiri atas wadah plastik menggambarkan kuatnya ikatan antara serat
(ember) kapasitas 5 liter, timbangan, papan kolagen penyusun kulit dengan zat penyamak.

PENGARUH JUMLAH MINYAK TERHADAP SIFAT.....(Iwan Fajar P. Emiliana K.) 107


Tabel 1. Tahapan proses penyamakan kulit ikan nila
Proses Jumlah Bahan Waktu
(%)
Perendaman 200 Air
0,5 NaHCO3
0,5 Wetting agent Putar 30 menit
Cuci, Bilas
Pengapuran 200 Air
2 CaOH2
3 Na2S Putar 15 menit tiap 2 jam,
diamkan selama satu malam
Buang sisik dan daging
Pengapuran ulang 400 Air
2 CaOH2 Putar 15 menit, diamkan
selama semalam
Penghilangan kapur 200 Air
1 NH4Cl Putar 15 menit, cek Ø
dengan indikator PP
berwarna jernih
Cuci, bilas
Pengikisan protein dan 150 Air
Penghilangan lemak 1 Bating agent
1 Degreasing Putar selama 30 menit,
agent thumb test
Cuci, bilas
Pengasaman 100 Air
10 NaCl Putar 10 menit
1 Asam formiat Tambahkan 3×5 menit
0,5 Asam sulfat Tambahkan 3×15 menit,
putar selama 2 jam
Penyamakan 80 Air
pengasaman
4 Krom
4 Alum Putar 3 jam
1,5 Soda kue Tambahkan 2×15 menit, pH
4
0,02 Anti bakteri Putar 15 menit
Bongkar, aging
Netralisasi 150 Air
1,5 Soda kue
1 Tannigan Putar 60 menit, cek Ø
PAK dengan indikator BCG
berwarna biru
Cuci, bilas
Penyamakan ulang 150 Air
2 Novaltan PF Putar 45 menit

Cuci bilas 150 Air


3 Tannigan OS Putar 45 menit
3 Tannigan HO Putar 45 menit
2 Novaltan PF Putar 45 menit
Cuci, bilas
Pewarnaan 100 Air 40ºC
0,25 Cat dasar Putar 60 menit
4/6/8 Minyak Putar 60 menit
0,5 Asam formiat Tambahkan 2×15 menit, pH

2 Novaltan PF Putar 30 menit


0,02 Anti jamur Putar 10 menit
Cuci, bilas, aging, finishing

108 MAJALAH KULIT, KARET DAN PLASTIK Vol.28 No.2 Desember Tahun 2012 : 105-111
Proses penyamakan yang baik akan
menghasilkan kulit dengan kekuatan tarik
yang tinggi. Dari Gambar 1 dapat dilihat
bahwa kekuatan tarik kulit ikan nila cenderung
naik seiring dengan penambahan jumlah
minyak. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah
minyak berpengaruh terhadap kekuatan tarik.
Proses peminyakan merupakan proses yang
sangat kompleks tergantung banyak faktor dan
dapat mempengaruhi sifat fisis kulit seperti Gambar 1. Pengaruh jumlah minyak
kekuatan tarik, kekuatan sobek, dan terhadap kekuatan tarik kulit ikan nila
kelemasan (Palop, 2007; Sivakumara et al.,
2008). Sifat fisik kulit dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor diantaranya kualitas kulit Pengaruh jumlah minyak terhadap sifat
mentah, pengawetan kulit, proses pengapuran, kemuluran kulit ikan nila
pengikisan protein, penyamakan, peminyakan Kemuluran adalah pertambahan
maupun proses penyelesaian seperti panjang kulit pada saat ditarik sampai putus,
peregangan, pementangan dan pemberian dibagi panjang semula dan dinyatakan dalam
larutan finishing. persen (%). Pada Gambar 2 menunjukkan
Hasil uji kekuatan tarik dari sampel bahwa kemuluran kulit cenderung naik sejalan
yang diberi perlakuan penambahan minyak dengan penambahan jumlah minyak.
sebesar 4%, 6% dan 8%, berturut-turut adalah Purnomo (2002) menyatakan bahwa minyak
233,96; 218,57 dan 261,36 kg/cm2, seperti atau lemak dapat mengubah sifat-sifat penting
terdapat pada Gambar 1. Bila dibandingkan kulit antara lain kulit menjadi lebih lunak, liat,
dengan persyaratan Acceptable Quality Levels mulur, lembut, dan permukaan rajahnya lebih
in Leather untuk bagian atas sepatu, yaitu nilai halus. Dari hasil penelitian diketahui bahwa
kekuatan tarik minimal adalah 200 kg/cm2, semakin banyak jumlah minyak yang
maka semua perlakuan tersebut memenuhi ditambahkan maka kulit akan menjadi lebih
persyaratan tersebut. Nilai kekuatan tarik mulur. Hasil uji kemuluran sampel berturut-
tertinggi dicapai oleh perlakuan dengan turut adalah 70, 86 dan 90% seperti terdapat
penambahan minyak sebesar 8% yaitu 261,36 pada Gambar 2. Nilai kemuluran tertinggi
2
kg/cm dan nilai terendah dicapai oleh sebesar 90% dicapai pada kulit ikan dengan
perlakuan dengan penambahan minyak penambahan minyak 8%. UNIDO (1976)
2
sebesar 6% yaitu 218,57 kg/cm . Nilai uji dalam Acceptable Quality Levels in Leathers,
kekuatan tarik diatas, bahkan jauh diatas menyatakan bahwa persyaratan maksimal
standar mutu kekuatan tarik yang ditetapkan untuk kemuluran adalah 80%, maka hanya
dalam Standar Nasional Indonesia, SNI perlakuan penambahan minyak 4% yang dapat
0253:2009 kulit bagian atas alas kaki dari kulit memenuhi persyaratan tersebut. Purnomo
kambing. Syarat mutu nilai kekuatan tarik (1985) mengemukakan bahwa untuk
kulit bagian atas alas kaki menurut SNI pembuatan sepatu dari bahan kulit, sebaiknya
0253:2009 adalah minimal 16 N/mm2 atau bahan yang digunakan tidak mempunyai sifat
setara dengan 163,15 kg/cm2. Kekuatan tarik kemuluran yang tinggi, karena akan
dipengaruhi oleh proses peminyakan. Minyak mempengaruhi pada saat pengopenan dan
berfungsi sebagai pelumas dan menjadikan kenyamanan pemakaian sepatu. Kemuluran
serat-serat kulit menjadi lembut dan fleksibel kulit berkaitan dengan sifat
bila dipegang. Pada saat yang bersamaan elastisitas/kelemasan kulit yang dihasilkan.
minyak juga memberikan pengaruh terhadap Kulit samak menjadi lemas karena terjadi
sifat-sifat kulit seperti kuat tarik, daya tahan reduksi elastin pada proses pengapuran dan
sobek, kedap air, kelembaban serta pengikisan protein kulit. Derajat kemuluran
penyerapan udara dan air (Herawati, 1996). serta kelemasan juga dipengaruhi oleh proses

PENGARUH JUMLAH MINYAK TERHADAP SIFAT.....(Iwan Fajar P. Emiliana K.) 109


penyelesaian seperti pementangan dan tertinggi adalah 43,01 kg/cm, dicapai pada
pelemasan. kulit ikan nila dengan penambahan minyak
Sebesar 8%. Nilai kekuatan sobek terendah
adalah 36,08 kg/cm, dicapai pada kulit ikan
nila dengan penambahan minyak 4%.

Gambar 2. Pengaruh jumlah minyak


terhadap kemuluran kulit ikan nila
Gambar 3. Pengaruh jumlah minyak
Pengaruh jumlah minyak terhadap sifat terhadap kekuatan sobek kulit ikan nila
kekuatan sobek kulit ikan nila
Kekuatan sobek menunjukkan batas
maksimum kulit tersebut untuk dapat sobek. Dengan melihat sifat fisis kulit ikan nila
Gambar 3 menunjukkan bahwa semakin yang dihasilkan, terutama ditinjau dari nilai
banyak jumlah pemakaian minyak dalam kemulurannya, kulit ikan nila yang memenuhi
proses peminyakan, nilai kekuatan sobek syarat adalah dengan penambahan minyak
semakin meningkat. Hal ini menunjukkan 4%. Mengingat kulit ikan nila tersebut
bahwa jumlah minyak berpengaruh terhadap diperuntukkan untuk bagian atas sepatu yang
kekuatan sobek. Proses peminyakan kemulurannya dibatasi, maka dalam
merupakan proses yang sangat kompleks dan penelitian ini penambahan minyak 4%
dapat mempengaruhi sifat fisis kulit seperti dinyatakan paling optimal. Bila dilihat dari
kekuatan tarik, kekuatan sobek, dan nilai kekuatan tarik dan kekuatan sobek,
kelemasan (Palop, 2007; Sivakumara, et al., ternyata keduanya juga memenuhi
2008). Kekuatan sobek kulit tersamak persyaratan Acceptable Quality Levels in
dipengaruhi oleh perubahan struktur kulit dan Leather.
tingginya komposisi protein serat di dalam
kulit (Purnomo, 1985). Serabut-serabut kulit
akan mengalami konstraksi pada saat proses KESIMPULAN
pengapuran dan proses pengikisan protein Penambahan minyak dapat
sehingga kekuatan sobeknya akan menjadi mempengaruhi sifat fisis dari kulit ikan nila
rendah. Selanjutnya kekuatan sobek akan untuk bagian atas sepatu. Makin banyak
meningkat dan stabil bila serabut-serabut penambahan minyak dalam proses
kolagen mengadakan ikatan dengan bahan peminyakan, dapat meningkatkan nilai
penyamak (Untari, dkk., 1995). kekuatan tarik, kemuluran dan kekuatan sobek
Hasil uji kekuatan sobek dari sampel, dari kulit ikan nila. Penambahan minyak yang
berturut-turut sebagai berikut 36,08; 41,42; optimal untuk kulit bagian atas sepatu (shoe
43,01 kg/cm seperti disajikan pada Gambar 3. upper) dari kulit ikan nila adalah sebesar 4%,
2
Menurut Acceptable Quality Levels in dengan nilai kekuatan tarik 233,96 kg/cm ,
Leathers (UNIDO, 1976) persyaratan nilai kemuluran 70% dan kekuatan sobek 36,08
kekuatan sobek minimal adalah 25 kg/cm, kg/cm. Hal tersebut memenuhi persyaratan
maka semua perlakuan tersebut dapat yang ditetapkan dalam Acceptable Quality
memenuhi persyaratan. Nilai kekuatan sobek Levels in Leathers.

110 MAJALAH KULIT, KARET DAN PLASTIK Vol.28 No.2 Desember Tahun 2012 : 105-111
DAFTAR PUSTAKA Purnomo, E., 1985. Pengetahuan Dasar
Blaschke, K., 2012. Lubricant on Vegetable Teknologi Penyamakan Kulit. Akademi
Tanned Leather: Effects and Chemical Teknologi Kulit, Yogyakarta.
Changes in Restaurator. International _____, 2002. Penyamakan Kulit Ikan Pari.
Journal for The Preservation of Library Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
and Archival Material. 33: 76-99. Rachmi, R., 1992. Pengaruh Berbagai Bahan
Etherington dan Roberts., 2011. A Dictionary Penyamak terhadap Kekuatan Tarik dan
o f D e s c r i p t i v e Te r m i n o l o g y : Kemuluran Kulit Ikan Kakap Merah
Fatliquoring. http://cool.conservation- (Lutjanus sp). Laporan Penelitian.
us.org/don/dt/dt1274.html. Universitas Diponegoro, Semarang.
Herawati, S.Y., 1996. Pengaruh Kadar Cr2O3 Sivakumara, V., R. P. Prakasha, P. G. Raob, B.
dalam Penyamakan Kulit Ikan Tuna V. R a m a b r a h m a m a , d a n G .
terhadap Mutu Kulit Tersamaknya. Swaminathana., 2008. Power
Laporan Penelitian. IPB, Bogor. Ultrasound in Fatliquor Preparation
O'Flaherty, F.T., Roddy dan R.M Lollar., 1978. Based on Vegetable Oil for Leather
The Chemistry and Technology of Application. Journal of Cleaner
Leather: Evaluation of Leather. Production. 16: 549-553.
Huntington Publishing Company, New UNIDO (United Nations Industrial
York. Development Organization)., 1976.
Palop, R., 2007. Influence of Fatliquor on Acceptable Quality Levels in Leathers.
Physical and Chemical Properties of United Nations Publication, New York.
Leather. China Leather and Footwear Untari, S., M. Lutfie, dan J. W. Dadang., 1995.
Industry Research Institute, Beijing. Pengaruh Pelarut Lemak di dalam
Puntener, A., 1996. Fatliquors: Their Effect on Proses Pelarutan Lemak pada
The Lightfastness of Dyed Leathers. Penyamakan Kulit Itik Ditinjau dari
World Leather The Professional Sifat Fisiknya. Jurnal Nusantara Kimia.
Magazine for The Leather Industry. Vol. 12: 31-40.
9, No 1, p. 30-31. Usni, A., 2007. Pembenihan dan Pembesaran
Nila Gift. PT Penebar Swadaya, Depok.

PENGARUH JUMLAH MINYAK TERHADAP SIFAT.....(Iwan Fajar P. Emiliana K.) 111

Anda mungkin juga menyukai