Anda di halaman 1dari 57

Linda S.

Iskandar

QUALITY CONTROL &


QUALITY ASSURANCE

LINDA S. ISKANDAR, ST, MM 2

• Perwakilan Indonesia di International Organization for


Standarization, Member of TC 283 Occupational Health & Safety
(WG2) ISO 45002
• S1 Teknik Kimia & S2 Magister Manajemen SDM.
• Berpengalaman 15 Tahun sebagai konsultan dan auditor untuk
Sistem Manajemen Terintegrasi di Berbagai Industri
• Memiliki Pengalaman dalam Pengembangan berbagai Sistem
Manajemen di 70 Organisasi untuk ISO 45001, ISO 9001, ISO
14001, 22000, SMK3 PP50/2012, SMKP, ISO 31000, ISO 26000,
ISO 17025, ISO 17020 API Spec Q1, ISO 37001 & ISO 50001 di
Beberapa Industri
• Ahli K3 Umum & Migas
• IRCA Auditor Registered ISO 45001, 9001, 14001, 22000, Auditor
SMK3
• Sekretaris Umum Indonesia ISO Expert Association (IIEA)
• Pembina HSE Regional Bogor

QAQC Management
1
Linda S. Iskandar

▪ Trainer (Sertifikasi Kemenaker, BNSP & ISO Management System on


QHSE, Food & Laboratory)
▪ ISO Management System on QHSE, Food & Laboratory Consultant

WORKING EXPERIENCE
• Quality HSE, Food Safety & Laboratory Trainer & Auditor
• Oilfield Pipe Inspection, Sdn Bhd Quality & HSE Manager
• PT SENTRAL TEHNOLOGI MANAGEMEN - QHSE Consultant
• PT. EJJV ENGINEERING INDONESIA Quality & HSE Manager
• PT. IMECO INTER SARANA Quality & HSE Specialist
• PT. TRITEGUH MANUNGGAL SEJATI Plant G Bogor (GarudaFood) - SHE
Section Head,
• PT. TRITEGUH MANUNGGAL SEJATI Plant J Sidoarjo (GarudaFood) -
Management Reprepsentative, PDCA & Project leader ISO 9001:2008
• PT. Keramik Diamond Industries QM Coordinator
• PT. Surveyor Indonesia Surabaya Branch - Surabaya Junior Consultant

OUTLINE
4

1. Quality Evolution
2. Quality Management Vs Quality Control & Quality Assurance
3. Total Quality Management
4. Quality Control
5. Quality Assurance
6. Correction, Corrective Action & Preventive Action In QAQC
Actitivities

QAQC Management
2
Linda S. Iskandar

Konsep Pemahaman
5
• 10% mengerti apabila kita mendengar

• 15% mengerti apabila kita melihat

• 20% mengerti apabila kita melihat dan mendengar

• 40% mengerti apabila kita mendiskusikannya dengan orang lain

• 80% mengerti apabila kita mencoba menerapkannya Target training

• 90% mengerti apabila kita mencoba mengajarkan kepada orang lain

Oleh karena itu metode terbaik untuk bisa memahami materi


adalah mempraktekkan apa yang telah diajarkan

QUALITY EVOLUTION

QAQC Management
3
Linda S. Iskandar

Evolusi Mutu
7

Evolusi Mutu
No TAHAP FOKUS DAMPAK

1 Fokus ke Tidak fokus ke quality, hanya Mutu tergantung orang.


Produksi focus ke pekerjaan. Fokus Jika orang yang bekerja baik,
mencari Customer belum ke outputnya akan baik.
arah mempertahankan
Customer
2 Fokus ke Menerapkan quality control Awal proses evolusi, reject
Pengecekan untukmemastikan kualitas tinggi → muncul asumsi untuk
Produk produk sesuai. permintaan mendapatkan kualitas baik
Customer. Produk reject tidak perlu biaya mahal.
terkirim

3 Pengecekan Mulai berpikir untuk melakukan 1. Masalah sudah terjadi,


dan perbaikan sehingga masalah biaya
yang sudah dikeluarkan.
tindakan
sama tidak terulang. 2. Ketika banyak masalah,
Perbaikan
Berkembang perusahaan sering terjebak
ilmu problem solving pada kondisi “manajemen
pemadam kebakaran”
8

QAQC Management
4
Linda S. Iskandar

Evolusi Mutu
9

Evolusi Mutu
Fokus dan Budget perusahaan lebih ditekankan pada Tindakan Pencegahan untuk mengurangi
biaya kesalahan

Sistem Pencegahan Lemah Meningkatkan Sistem Pencegahan


Biaya kesalahan tinggi Untuk mengurangi kesalahan
16

QAQC Management
5
Linda S. Iskandar

Evolusi Mutu
Traditional Perencanaan Realisasi Modern
Konsep : Bagaimana nanti Konsep : Nanti Bagaimana
Mengatasi masalah setelah masalah Mengantisipasi potensi masalah,
timbul Melakukan tindakan sebelum masalah
timbul

Dam pak perubahan terhadap biaya


Process design
1:1 Prototype
1 : 10 Production
1: 100

• Benefit :
– Cost pengembangan produk bisa ditekan (tidak over budget)
– Project bisa diselesaikan tepat waktu
– Kualitas produk baik sejak awal produk dibuat/ dilaunch
11

QUALITY MANAGEMENT vs
QUALITY CONTROL &
QUALITY ASSURANCE

QAQC Management
6
Linda S. Iskandar

QUALITY MANAGEMENT vs QUALITY ASSURANCE13


vs QUALITCONTROL

QUALITY CONTROL &


QUALITY ASSURANCE is part
of QUALITY
MANAGEMENT

TOTAL QUALITY
MANAGEMENT?

TOTAL Made up of the whole

Degree of excellence a product or


QUALITY service provides

MANAGEMENT The Art of getting things done through


people
14

QAQC Management
7
Linda S. Iskandar

TOTAL QUALITY MANAGEMENT

A philosophy that involves


everyone in an organization in
a continual effort to improve
quality and achieve customer
satisfaction.

1
5

TOTAL QUALITY MANAGEMENT


The GOAL

“Do the right things right the first time,


every time.”

Requires cultural change – prevention not detection, pro-active versus fire-


fighting, life- cycle costs not price,

QAQC Management
8
Linda S. Iskandar

17
Definisi
Total Quality Management (atau TQM) adalah konsep pengawasan / Supervision
yang diciptakan oleh W. Edwards Deming

“TOTAL QUALITY MANAGEMENT adalah pendekatan yang berupaya meningkatkan


kualitas dan kinerja yang akan memenuhi atau melampaui harapan pelanggan. "

PROGRAM
TOTAL
QUALITY
MANAGEMENT

18

QAQC Management
9
Linda S. Iskandar

PROGRAM
TOTAL QUALITY MANAGEMENT
a. Fokus pada pelanggan.
b. Obsesi terhadap kualitas.
c. Pendekatan ilmiah
d. Komitmen jangka panjang.
e. Kerja sama tim.
f. Peningkatan sistem secara berkesinambungan
g. Pendidikan dan pelatihan.
h. Kebebasan yang terkendali.
i. Kesatuan tujuan.
j. Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan.

20

DEMING WHEEL FOR


CONTINUOUS IMPROVEMENT

QAQC Management
10
Linda S. Iskandar

QUALITY CONTROL vs QUALITY 21

ASSURANCE
Quality Control
Quality Control Quality Assurance
Quality Assurance

Defect Defect
Identification Prevention

21

QUALITY CONTROL vs QUALITY ASSURANCE


American Society of Quality (ASQ)

QUALITY CONTROL kegiatan operasional teknis yang digunakan


untuk m em enuhi persyaratan untuk kualitas

QUALITY ASSURANCE
sem ua kegiatan terencana dan sistem atis yang
dilaksanakan untuk m em beri jam inan bahw a
produk / jasa yang dihasilkan dapat m em enuhi
persyaratan untuk kualitas

QAQC Management
11
Linda S. Iskandar

23

QUALITY CONTROL vs QUALITY ASSURANCE


TAHAP Quality Control Quality Assurance

FOKUS mengidentifikasi (dan memperbaiki) mencegah cacat dengan fokus pada proses
cacat pada produk jadi. yang digunakan untuk membuat produk.
Dalam QC dilakukan kualitas yang
reaktif. Dalam QA dilakukan proses kualitas yang
proaktif.

GOAL Tujuan QC adalah untuk Tujuan QA adalah untuk meningkatkan


mengidentifikasi cacat setelah pengembangan dan menguji proses agar
suatu produk dikembangkan dan cacat tidak muncul ketika produk sedang
sebelum dirilis. dikembangkan

23

QUALITY CONTROL vs QUALITY ASSURANCE 24

TAHAP Quality Control Quality Assurance

As a Tools a corrective tool gerial tool

Orientation Product oriented is process oriented

QAQC Management
12
Linda S. Iskandar

QUALITY ASSURANCE
semua kegiatan terencana dan sistematis yang dilaksanakan untuk
memberi jaminan bahwa produk / jasa yang dihasilkan dapat memenuhi
persyaratan untuk kualitas

25

QUALITY ASSURANCE

QAQC Management
13
Linda S. Iskandar

Komponen dalam QUALITY ASSURANCE

Long term
decision
(quality policy)

Medium term decision


(training, facilities, operation of
QA)

Day to day
operation
(SOP’s worksheet)

27

FUNGSI QUALITY ASSURANCE


1. mempertahankan standar & spesifikasi untuk semua bahan baku & produk
jadi.

2. memberikan jasa kepada perusahaan di semua bidang yang terkait dengan


kualitas produk termasuk pem ecahan m asalah / problem solving,
kunjungan pabrik, produksi, fasilitas, pengembangan & perancangan (R&D)
dan pelatihan Pengendalian kualitas.

3. Memberi informasi yang akurat, dapat diandalkan dan memadai untuk


tujuan yang dimaksud.

4. Mengevaluasi kinerja, layan an, kualitas produk terhadap suatu sistem,


standar atau persyaratan khusus untuk pelanggan

28

QAQC Management
14
Linda S. Iskandar

Aktivitas QUALITY ASSURANCE

QUALITY CONTROL

QAQC Management
15
Linda S. Iskandar

QUALITY CONTROL

31

FUNGSI QUALITY CONTROL

memastikan bahwa produk mengidentifikasi produk /jasa Masalah yang teridentifikasi


/ layanan yang disediakan yang tidak memenuhi oleh QC dilakukan tindakan
memenuhi persyaratan spesifikasi perusahaan [tim QC memiliki hak untuk
spesifik dan dapat standar kualifikasi menghentikan produksi
diandalkan memuaskan (menghilangkan sementara potensi masalah
dan sehat secara fiskal ketidaksesuaian) tetap ada
(berfungsi)

32

QAQC Management
16
Linda S. Iskandar

KEGIATAN QUALITY CONTROL

INSPEKSI MONITORING RECORD

Kegiatan pengumpulan catatan /


Melibatkan Kegiatan pngumpulan
informasi yang menyediakan bukti
pemeriksaan produk, informasi tentang semua
bahwa produk, jasa atau proses
layanan, dan proses aspek kegiatan secara rutin
memenuhi tingkat minimum kualitas
untuk tingkat kualitas
minimum tertentu ontoh: Contoh: Pengendalian Proses
Contoh: Catatan pelatihan
produk Statistik (SPC)
karyawan untuk tahun 2013- 2019
spesifikasi, proses

KEGIATAN QUALITY CONTROL

INSPECTION LOOP

CORRECTION
IDENTIFICATION OF
OF DEFECT
DEFECTS

QUALITY
CONTROL
FEEDBACK OF TO
APPROPRIATE
DETERMINATION CAUSE
PERSON
OF DEFFECT

34

QAQC Management
17
Linda S. Iskandar

KEGIATAN QUALITY CONTROL

INPUTS OUTPUTS

RAW PRODUCT AND


PROCUCTION
MATERIAL,PARTS SERVICES
PROCESSESS
AND SUPPLIES

Control Control Control


Charts and Charts Charts and
Acceptance
Acceptance
Plans
Plans

QUALITY OF QUALITY OF QUALITY OF


INPUTS PARTIALLY OUTPUTS
PROCESSED
PRODUCTS
35

QUALITY CONTROL
kegiatan operasional teknis yang digunakan untuk memenuhi
persyaratan untuk kualitas

Inspeksi Raw Material.

Inspeksi Peralatan

Inspeksi In Proses

Inspeksi In Production

nspeksi Output Proses

Inspeksi Output Produk

Inspeksi Produk sebelum Pengiriman

Inspeksi saat Pengiriman


36

QAQC Management
18
Linda S. Iskandar

PRE-PRODUCTION QC INSPECTION
Inspeksi raw material dilakukan untuk memastikan kesesuaian /
terpenuhinya standar yang ditentukan dari aspek kualitas dan keselamatan
bahan baku (misal kontaminasi dll) bertujuan untuk mengurangi risiko output /
produk yang tidak berkualitas / tidak aman

• Umumnya dilakukan pemeriksaan


visual dan fisik seperti ukuran
partikel untuk sifat aliran bahan
baku, dll

• untuk memastikan kualitas bahan


baku konsisten sehingga
operasional produksi yang konsisten
dari aspek kualitas dan kehandalan
proses.
37

IN PROCESS INSPECTION
Umumnya kegiatan operasional teknis yang dilakukan

• Pemeriksaan Kesesuaian Produk pertama yang keluar dari line Produksi


• Jika masalah muncul pada tahap ini, produksi dapat segera mengambil tindakan dan menghindari
penundaan.
• Produk dalam proses jarang diperiksa karena diperlukan keahlian khusus untuk mendeteksi kesalahan
pada produk yang belum selesai.
• Hasil pengujian dari pengujian produk dalam proses yang dilakukan untuk kesesuaian dengan protokol
pengambilan sampel dan pengujian yang ditetapkan, metode analitik, dan spesifikasi. misalnya,
evaluasi pengujian untuk variasi berat, kekerasan, dan kerapuhan. Semua pengujian harus mematuhi
Standar Produk

• Inspeksi harus mengkonfirmasi bahwa tes dalam proses telah dilakukan, seperti yang dijelaskan dalam
rencana, dan memastikan bahwa hasilnya sesuai spesifikasi.

38

QAQC Management
19
Linda S. Iskandar

QC INSPECTION - IN PROCESS
Umumnya kegiatan operasional teknis yang dilakukan

1. Trial run inspection: Alat dan mesin diperiksa sebelum operasi.

2. First-off inspection: Barang yang diproduksi di pertama proses produksi


diperiksa dan diperiksa dengan menghormati spesifikasi.

3. Inspection by self control: Dilakukan oleh operator Produksi untuk


mengendalikan operasional di line produksi

4. Decentralised inspection: Barang setengah jadi dilakukan pemeriksaan


baik pada mesin atau pada produk in proses

39

QC INSPECTION - IN PRODUCTION
Kegiatan Inspeksi berdasarkan dominasi saat Produksi
1. Component dominant: Bahan baku / parts yang digunakan dalam proses produksi harus diperiksa untuk
spesifikasi yang diperlukan.

2. Set-up dominant : operasional yang diatur pada suatu level tertentu akan bertahan lama pada level tersebut
Oleh karena itu produk yang dihasilkan oleh dari line produksi yang bebbas dari defect maka dapat
dipastikan operasional lanjutan.

3. Machine dominant : Operasional tidak berfokus dari set up awal oleh karena itu membutuhkan inspeksi
berkala untuk mengoreksi pengaturan.

40

QAQC Management
20
Linda S. Iskandar

QC INSPECTION - IN PRODUCTION
Kegiatan Inspeksi berdasarkan dominasi saat Produksi
4. Operator dominant : Sebagian pekerjaan sepenuhnya dipengaruhi oleh keahlian operator .

5. Information dominant : Semua informasi termasuk SOP, sifat pekerjaan diberikan kepada
personil yang berpengaruh

6. Record dominant : Catatan tertulis dan dokumentasi setiap proses dan tes yang dilakukan
harus dijaga.

41

QC FINAL INSPECTION
Kegiatan Inspeksi yang juga dikenal pemeriksaan pra-pengiriman.
inspeksi QC yang paling populer

• Inspeksi setelah semua tahapan produksi selesai dan siap untuk


pengiriman.

• Sampel diambil secara acak dan dengan demikian dapat mewakili


seluruh kelompok.

42

QAQC Management
21
Linda S. Iskandar

SAMPLING INSPECTION

proses mengevaluasi bagian dari produk / material dalam banyak untuk


tujuan menerima atau menolak lot sebagai sesuai atau tidak sesuai
dengan spesifikasi kualitas.

Sampling Inspection Plan memuat ketentuan mengenai :


• Ukuran sampel
• Jenis sampel
• Kriteria keputusan → digunakan untuk menerima atau tolak lot

Pengambilan Sampel dapat berupa tunggal, ganda, atau berurutan.

43

SINGLE SAMPLING PLAN

Ambil sample dari dalam Lot Produk / raw


material

Tentukan Jumlah defect yang ditemukan


pada tiap sample

Jika total Defect yang Jika total Defect yang


ditemukan < ditemukan >
acceptance Standar → Acceptance Standar
TERIMA → TOLAK

QAQC Management
22
Linda S. Iskandar

DOUBLE SAMPLING PLAN


Ambil sample dari dalam Lot Produk / raw
material

Jika total Defect ditemukan (D1) < jumlah standar Jika total Defect ditemukan (D1) > jumlah standar

keberterimaan sample ke 1 (C1) → TERIMA keberterimaan sample ke 1 (C1) → TOLAK

Jumlah Deffect D1 < C1 < C2 (jumlah standar


keberterimaan sample ke2) → Ambil sample ke-2

Tentukan jumlah Defect yang ditemukan pd sample ke 2 (D2) &


bandingkan dg jumlah standar keberterimaan sample 1&2 (C2)

C2 → TERIMA
Jika D1+D2 <fecti ecti→ TOLAK
Jika D1+D2 > C2

MULTIPLE SAMPLING PLAN

• Merupakan perpanjangan dari rencana pengambilan sampel ganda

• Pada setiap tahap pengambilan sampel, hasil yang terakumulasi dianalisis untuk mengambil
keputusan menerima / sample

• Jika tidak ada keputusan akhir yang dapat diambil pada tahap apa pun, maka sampel lain
diambil untuk mengambil keputusan lebih lanjut.

46

QAQC Management
23
Linda S. Iskandar

Studi Kasus : Identifikasiapa yang arus dilakukan


Team QA & Team QC

Berdasarkan laporan manajemen review perusahaan asuransi


kendaraan
PT ABC, dalam waktu 3 bulan terakhir terjadi lonjakan customer claim
yang cukup besar, dari rata-rata 1 kasus/ minggu, menjadi 3 -4 kasus per
minggu.
Bahkan terdapat 3 keluhan yang berasal dari pelanggan yang berbeda di
koran Kompas, Media Indonesia, dan Tempo. Berdasarkan rincian data
claim, diketahui bahwa claim banyak terjadi pada:
□ Kurang lebih 70% customer claim terjadi pada produk A (produk
baru), yang baru saja dipasarkan oleh PT ABC, yaitu asuransi mobil
plus jaminan derek gratis
□ Dalam 3 bulan terakhir, terdapat
▫ 3 kasus yang terulang sampai 4 kali,
▫ 4 kasus terulang 3 kali,
▫ 3 kasus terulang 2 kali

QUALITY PLAN

48

QAQC Management
24
Linda S. Iskandar

TAHAPAN PENYUSUNAN SISTEM


Step 3 : Pahami Detail bisnis perusahaan
Penetapan Objective Mutu per Proses

TAHAPAN PENYUSUNAN SISTEM


Step 3 : Pahami Detail bisnis perusahaan
WORKSHOP
Customer dan Definisi Mutu

▪ Identifikasi definisi mutu


▪ Pelanggan perusahaan siapa saja ?
▪ Pelanggan internal (next proses adalah
pelanggan proses sebelumnya)?
▪ Definisi mutu menurut kacamata masing-
masing pelanggan dan ukurannya?

Waktu : 15 Menit

QAQC Management
25
Linda S. Iskandar

WORKSHOP
Tentukan dokumen tersebut dibawah ini masuk kelompok dokumen pedoman atau record

1. UU tenaga kerja no 13 tahun 2003, kategori DOKUMEN


2. Standard pemeriksaan bahan baku , kategori ………………………………………...
3. Prosedur training, kategori ……………………………………………
4. Manual mesin/ komputer/ printer/ mesin fax, kategori ……………………….
5. Purchase order, kategori ………………………………………………………..
6. Kontrak Agreement, kategori …………………………………………..............
7. Bukti pembayaran/ Bukti transfer, kategori ……………………………………
8. Materi orientasi untuk karyawan baru, kategori ………………………………
9. Kebijakan Mutu, kategori ………………………………………………………..
10. Sasaran Mutu, kategori ………………………………………………………….
11. Notulen manajemen review, kategori ………………………………………….

Studi Kasus : WORKSHOP


Tentukan item dibawah apakah termaksud Dok Level 2 (prosedur) atau Dok. Level 3
(Instruksi kerja / standard)

Contoh : Rekruitmen , Kategori : Dok. Level 2 (Prosedur)


1. Interview karyawan baru, Kategori : ……3……………………………….
2. Sistem Identifikasi bahan baku dari supplier, Kategori : ……………3………………
3. Penjualan, kategori : ………2…………………………………….
4. Standar perhitungan harga jual, kategori : ……3………………………………
5. Evaluasi kinerja karyawan kategori : …3………………………………
6. Pemeriksaan material dari supplier, kategori : ………………………………….
7. Aturan penghentian pinjaman karyawan ………………………………………...
8. Penanganan customer claim : ……………………2…………………………
9. Perhitungan bunga pinjaman karyawan……………………………………
10. Sistem pengendalian dokumen confidential……………………………………

52

QAQC Management
26
Linda S. Iskandar

CORRECTION, CORRECTIVE
& PREVENTIVE ACTION IN
QAQC ACTITIVITIES

FILOSOFI DASAR
Preventive action vs Corrective Action
Melakukan tindakan untuk menghilangkan
penyebab ketidaksesuaian sehingga kasus yang
Menghilangkan potensi
sama tidak terulang (PREVENT RE-
ketidaksesuaian
CURRENCE)
sehinggamencegah masalah
tidak terjadi (PREVENT
OCCURRENCE) Tindakan Tindakan
Pencegahan Perbaikan
(Preventive Action) (Corrective Action)
Waktu

“Potensi” Problem Problem

FMEA, HACCP, Problem Solving


HIRADC, IADL,
Management Resiko,
HAZOP, QRA

54 54

QAQC Management
27
Linda S. Iskandar

Preventive action vs Corrective Action


FILOSOFI
DASAR PENANGGULANGAN untuk mengurangi akibat

PENCEGAHAN Untuk mencegah terulangnya

DISKUSIKAN

1. BAGAIMANA MENANGGULANGI Demam karena sakit malaria

2. BAGAIMANA MENCEGAH Agar jangan terserang penyakit malaria

55

Corrective Action
Dalam melakukan tindakan pada tahap Corrective Action perlu dilakukan

a. Tindakan penanggulangan yang dimaksudkan untuk mengurangi


akibatnya.
Suatu contoh :
Apabila kita demam karena sakit kepala malaria, maka untuk mengurangi
atau menghilangkan demam kita minum pil kina. Hal ini disebut tindakan
penanggulangan segera “immediate remedy” atau IR

b. Tindakan pencegahan untuk mencegah terulangnya masalah yang


sama

Dari contoh diatas bahwa supaya badan kita sehat tidak terseramg penyakit
malaria, kita harus memberantas sarang saran nyanuk atau tempat tempat
yang potensial menjadi sarang nyamuk, atau dengan selalu membiasakan
dengan memasang kelambu tempat tidur. Hal ini desebut”preventive
against the recurrence” atau PAR

56

QAQC Management
28
Linda S. Iskandar

Preventive action vs Corrective Action


Istilah Definisi Contoh
Correction Perbaikan terhadap Problem : Ditemukan adanya pembelian peralatan yang
“PROBLEM” belum tercatat dalam data asset perusahaan
Memadamkan Api Correction : Memasukkan data asset tersebut ke dalam list
asset perusahaan
Corrective Perbaikan terhadap Fakta:
action “PENYEBAB PROBLEM” 1. Permintaan menggunakan request pembelian biasa
karena berpikir peralatan bukan termasuk kategori asset.
2. Accounting tidak melakukan pemeriksaan, langsung
menjurnal sesuai form yang dipakai
Kesimpulan penyebab:
1. Perbedaan persepsi dalam penentuan asset
2. Belum ada aturan yang menetapkan accounting untuk
tidak hanya sekedar memasukkan data tapi juga harus
memeriksa
Corrective action :
1. Menetapkan definisi yang asset dengan lebih detil
2. Memperbaiki instruksi kerja dan job desc untuk admin
57
melakukan pemeriksaan

Preventive action vs Corrective Action

Istilah Definisi Contoh


Preventive Perbaikan Potensi Problem
action terhadap Terdapat potensi pengeluaran barang yang
“POTENSI bukan untuk peruntukannya melalui cara
pengeluaran barang ke gudang lain, namun
PROBLEM” aktualnya barang tidak diterima oleh gudang
yang dituju

Preventive action :
Melakukan balancing surat jalan antar plant

58

QAQC Management
29
Linda S. Iskandar

Menurut Anda analisa/ tindakan dibawah ini termasuk kategori


Preventive Action, FAKTA, PENYEBAB, Correction, atau Corrective action ?
Problem Analisa Kategori
Spare part habis, padahal barang Beli spare part dengan menggunakan fasilitas pembelian
dibutuhkan oleh transportasi tunai supaya kendaraan bisa beroperasi sehingga tidak
merugikan perusahaan

Ban serep hilang Memotong gaji supir untuk mengganti ban serep yang
hilang, supaya supir lebih bertanggung jawab

Antrian kernel terlalu lama Penyebabnya antrean yang cukup panjang di bulking

Spare part dari mobil yang rusak hilang Penyebabnya spare part dikanibal ke mobil yang lain

Terjadi kecelakaan kendaraan Saat truk belok kiri, ada motor dari kiri yang mencoba
menabrak sepeda motor hingga menyalib ingin ikut belok, tidak terlihat oleh supir sehingga
pengendara meninggal tertabrak
2 hari terakhir, air radiator sering Melapor ke bagian maintenance untuk diperiksa, takut ada
kurang jadi harus ditambah cukup bocor
banyak

59

Menurut Anda tindakan perbaikan dibawah ini termasuk kategori


Preventive Action, Correction, atau Corrective action ?
Kasus Kategori
Part tidak terpasang karena part tercampur. Proses Correction
ulang part yang tidak terpasang
Dimensi part tidak sesuai karena ada gap pada Jig (alat Correction
bantu), repair Jig
Tagihan terlambat karena surat jalan dari ekspedisi Correction
(subcont) terlambat di berikan ke Perusahaan . Minta
surat jalan dari Subcont dipercepat
Identifikasi bahaya-resiko atau aspek-dampak Preventive Action
Suara mesin terdengar tidak normal, perbaiki mesin Correction
Preventive action

Produksi salah membuat part karena informasi dari Corrective Action


marketing kurang jelas. Marketing harus lebih detil
meminta informasi kepada Customer
Terjadi customer claim karena salah kirim barang. Corrective Action
Permasalahan terjadi karena penempatan part
berdekatan. Lakukan pemisahan penempatan part
60

QAQC Management
30
Linda S. Iskandar

Preventive, Correction, Corrective Action


VS
Improvement

■ Preventive, Correction, Corrective Action


□ Ada hubungannya dengan problem
□ Biasanya sistem berjalan setelah “ada potensi problem” (preventive
action) atau setelah “ada problem” (correction dan corrective action)
□ Sifatnya menghilangkan potensi masalah atau masalah

■ Improvement
□ Tidak terkait dengan problem
□ Sifatnya meningkatkan performa (memecahkan record)

61

Implementasi Corrective Action vs Improvement

PROBLEM KETIDAKSTABILAN, terjadi perubahan trend → PROBLEM


SOLVING
• Biasanya bagus sekarang jelek, misalnya biasa panen antara 900 - 1000 kg, sekarang
cuma 800 – 900 kg. Kadang bagus kadang jelek
• Penyebab ketidakstabilan : ADA FAKTOR PENCETUS yang pemicu ketidakstabilan
(baik faktor pencetus yang disengaja (Fraud) atau tidak disengaja
• Teknik Analisa : TEKNIK POLISI : INVESTIGASI SAAT KETIDAKSTABILAN TERJADI
(OLAH TKP)

Prosentase jumlah cacat


1,00%
Ketidakstabilan
0,80%

0,60%
Series1
0,40%
Daerah kestabilan
0,20%

0,00%
62 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121314151617

QAQC Management
31
Linda S. Iskandar

Implementasi Corrective Action vs Improvement


PROBLEM KETIDAKMAMPUAN, stabil pada daerah tertentu ingin masuk ke
performa baru (memecahkan record) → IMPROVEMENT

• Dari dulu selisih berkisar antara 4-5 %


• Penyebab ketidakmampuan : KONDISI SEKARANG MEMANG TIDAK MAMPU
• Teknik Analisa : KREATIFITAS, LAKUKAN PERUBAHAN 4M-1E (skill manusia, improve
mesin, improve material, rubah metode, improve kondisi lingkungan)

Prosentase Cacat Produksi


0,45% Daerah
0,40% kestabilan
0,35% awal
0,30% 0.45%
Daerah
0,25% 0.40%
kestabilan
0,20% 0.35% Series1
baru
0,15% 0.30%
0,10% 0.25%
0,05% 0.20% Series1
0,00% 0.15%
1 3 5 7 9 11 13 15 17
63 0.10%
0.05%
0.00%
1 2 3 4 5 6 7 8 9

ROOT CAUSE ANALYSIS / PROBLEM SOLVING


Ada beberapa alternatif metode tahapan analisa masalah yang
dikembangkan oleh berbagai institusi, beberapa metode yang cukup populer
misalnya:

1. Corrective action form, yang banyak


digunakan di perusahaan yang telah ISO
9001.
2. QCC, menggunakan 8 tahap analisa
masalah;
1. Menetapkan persoalan/ tema
2. Menemukan sebab dari persoalan
3. Mempelajari faktor apakah yang
berpengaruh
4. Menentukan rencana
penanggulangan
5. Melaksanakan penaggulangan
6. Memeriksa hasil
7. Standarisasi
64
8. Menetapkan rencana berikutnya

QAQC Management
32
Linda S. Iskandar

FOKUS
ANALISA
MASALAH /  Terlepas dari adanya berbagai alternative metode
analisa masalah yang tersedia, pada intinya analisa
PROBLEM masalah terdiri dari
SOLVING
1. Pelaksanaan tindakan koreksi terhadap problem
(memadamkan api)
2. Analisa akar penyebab masalah
3. Melakukan tindakan perbaikan terhadap akar masalah,
sehingga masalah terselesaikan secara permanen dan tidak
terulang
4. Melakukan verifikasi efektifitas tindakan perbaikan
5. Standarisasi

65

FOKUS
ANALISA
MASALAH / ■ Metode apapun yang digunakan, harus tepat guna
PROBLEM
□ Problem yang sederhana, yang sudah diketahui penyebabnya
SOLVING → Diselesaikan dengan cara yang sederhana.
Misal :
▫ Masalah tidak disiplin datang tepat waktu → Menegur orang yang
melanggar disiplin
▫ Lupa memperpanjang surat ijin → Buat daftar surat ijin, tanggal
masa berlaku dan sistem reminder

□ Problem yang rumit, masalah yang terulang terus menerus,


masalah kronis → perlu dianalisa dengan lebih detil dengan
menggunakan

▫ Tahapan analisa yang terstuktur misalnya menggunakan QCC, Six


Sigma, dan toold problem solving lainnya
▫ Menggunakan teknik analisa masalah yang lebih baik, misalnya QC
seven tools, Statistical Process Control, FMEA (Failure Mode Effect
Analysis), DOE (Design of Experiment), dll
66

QAQC Management
33
Linda S. Iskandar

KEBERHASILAN
ANALISA  Memahami teknologi proses.
MASALAH /  Jika kita kurang paham akan teknologi proses, ajak orang yang berpengalaman dalam
team, atau lakukan banyak interview terhadap pelaksana
PROBLEM
 Memahami berbagai teknik analisa masalah, dan menggunakan teknik
SOLVING analisa masalah yang tepat sesuai problem yang terjadi
 QC sevent tools, FMEA, SPC (Statistical Proses Control), DOE (Design of Experiment)
dll

 Melaksanakan analisa secara terstuktur.


 Bekerja berdasarkan teori fakta bukan teori kemungkinan
 Tidak loncat ke solusi sebelum memastikan penyebab masalah.
MENGHILANGKAN MENTAL BLOK,
• Tidak Bisa,
• Sulit
• Masalah terjadi “karena” ….…….
• Bisa sih asalkan ……
67

QUALITY
Quality Without U is nothing

QAQC Management
34
Linda S. Iskandar

KENDALA
ANALISA
MASALAH / ■ Terlalu cepat menyimpulkan atau terperangkap dengan mitos
PROBLEM (kepercayaan)

SOLVING □ Mesin tidak stabil, jika ingin bagus atau tidak ada reject, mesin
perlu diupgrade.
□ Proses seperti ini memang pasti ada rejectnya.
□ Reject 1% untuk proses seperti ini adalah normal.
□ Reject terjadi karena skill operator tidak baik, atau operatornya
malas atau operatornya tidak peduli terhadap mutu.
□ Produk tidak laku, karena kompetitor menawarkan harga lebih
murah

Kesimpulan apa yang beredar di Perusahaan


yang menurut Anda adalah Mitos ??

69

QUALITY CONTROL CIRCLE


(QCC) IN QAQC ACTIVITIES

QAQC Management
35
Linda S. Iskandar

TAHAPAN ANALISA
QUALITY
CONTROL 8 RENCANA BERIKUT

CIRCLE MENENTUKAN
1
(QCC) PERSOALAN/TEMA

7 STANDARDISASI

MENEMUKAN SEBAB
2 DARI PERSOALAN

6 MEMERIKSA HASIL
Tidak terlihat
MEMPELAJARI FAKTOR- pengaruhnya
3 FAKTOR APAKAH YANG
PALING BERPENGARUH Tahu
penyebabnya
MELAKSANAKAN
5 PENANGGULANGAN

MENENTUKAN
4 PENANGGULANGAN

Gambar. PDCA & Langkah Untuk Memecahkan Masalah / Perbaikan


71

LANGKAH 1. Menetapkan Masalah / Tema


Menggunakan Teknik analisa
1. Pareto
Untuk menetapkan prioritas permasalahan paling significant.
■ Fokus pada masalah besar bukan masalah kecil.
■ Masalah yang impactnya paling berasa. Misalnya : melakukan cost reduction
pada post anggaran yang biayanya paling tinggi.

2. Identifikasi Fakta Masalah


▫ Bukti di lokasi, dokumen (prosedur, kompetensi/ training record), manusia
(pelaksana langsung, rekan kerja, saksi)

3. Stratifikasi
■ Mengelompokkan masalah untuk menyimpulkan letak permasalahan

72

QAQC Management
36
Linda S. Iskandar

LANGKAH 1. Menetapkan Masalah / Tema

Mempelajari Fakta (olah TKP)

■ Fakta produk atau fakta permasalahan (Fakta terkait dengan permasalahan)


□ Ciri-ciri produk yang defect seperti apa ?
▫ Defect sering terjadi di posisi tertentu ? ada bekas benturan ? Reject berasal dari
mesin/ jig tertentu ? Reject banyak terjadi pada saat awal proses (start up mesin)
?
□ Kronologis kejadiannya
▫ Informasi diberikan kepada Bapak A sudah jelas (versi Bapak C), namun menurut
Bapak A, Bapak C belum memberikan informasi tersebut.

■ Fakta proses (Fakta terkait 4M-1E, Material, Mesin, Metode, Manusia, Lingkungan)
□ Amati kondisi proses atau observasi pada saat proses berlangsung. Ambil foto atau
videokan

PENTING UNTUK DIINGAT !!!!!


• Jangan cepat menyimpulkan suatu masalah hanya berdasarkan asumsi atau
berdasarkan informasi dari seseorang tanpa mempelajari Fakta.
73

LANGKAH 1. Menetapkan Masalah / Tema


■ Utamakan masalah yang terbesar
□ Prinsip pareto 80:20 → 80% masalah berasal dari 20% masalah yang
terbesar

■ Pastikan masalah yang dibahas sudah spesifik.


□ Jika masalah masih general persempit masalah menjadi lebih spesifik
□ Semakin sempit/ semakin fokus, semakin mudah analisa

Studi kasus :
• Problem : KEMACETAN JALAN TOL JAKARTA
• Analisa : Jumlah kendaraan tidak seimbang dengan kapasitas jalan
• Solusi menurut pengamat Ahli Transportasi Bapak X :
Mengurangi jumlah kendaraan dengan cara Pajak Progressive

Apakah Anda Setuju dengan Pendapat Pengamat Transportasi tersebut ??

QAQC Management
37
Linda S. Iskandar

LANGKAH 1. Menetapkan Masalah / Tema

Masalah harus dibuat EKTREEM


SPESIFIK, tidak boleh GENERAL

Contoh Kemacetan di JAKARTA Terlalu general


kasus

Pertumbuhan kendaraan versus


Pertumbuhan Jalan
Mulai dengan yang lebih
Deteksi simpul spesifik dan relevan
simpul kemacetan
Detail untuk setiap
titik titk simpul
kemacetan

LANGKAH 1. Menetapkan Masalah / Tema


Kemacetan di JAKARTA
TEKNIK STRATIFIKASI

Detail untuk setiap titik titk simpul


kemacetan

Arus kendaraan dari Exit tol Mampang


Tanggerang yang hendak ke macet parah,
Bekasi melewati sentral karena
Jakarta terlebih dahulu Exit tol Tanjung Priok
menghindari 3in1
macet, karena antrian
ke Pelabuhan
Arus kendaraan dari Bogor Exit tol SLIPI tersendat total
yang hendak ke macet parah,
Tanggerang melewati setiap pagi Bottle Neck - Effect
sentral Jakarta terlebih
dahulu
Jakarta menjadi Traffic dari dan ke arah
Sentral lintasan PLUIT macet parah,
karena ada genangan air
pasang
Faktor Lingkungan
(Design)
76

QAQC Management
38
Linda S. Iskandar

LANGKAH 1. Menetapkan Masalah / Tema


Dalam tahap MENETAPAKAN PERSOALAN, ukuran kesuksesan nya dilihat
dari kemampuan untuk meng-identifikasi masalah se-spesifik mungkin

Dalam menyimpulkan masalah tidak boleh berdsarkan opini/pendapat

Dalam satu masalah, bisa berkembang menjadi sub-masalah yang lebih


DETAIL

Workshop :

■ Jika terjadi Pengiriman yang melebihi Purchase


Order (PO)
■ Gunakan teknik stratifikasi untuk menyimpulkan
permasalahannya apa saja ?

LANGKAH 1. Menetapkan Masalah / Tema

Studi kasus : Analisa 1 tahap


Mengolah fakta, menyimpulkan faktor “Penyebab Masalah”

Masalah Fakta Kesimpulan Penyebab

Pengiriman
melebihi PO

78

QAQC Management
39
Linda S. Iskandar

LANGKAH 1. Menetapkan Masalah / Tema

Studi kasus : Analisa 1 tahap


Mengolah fakta, menyimpulkan faktor “Penyebab Masalah”

■ Pelajari fakta permasalahan 5 truk tidak


beroperasi antara 15 sampai dengan 241 hari.
Gunakan teknik stratifikasi untuk
menyimpulkan permasalahannya apa saja ?

79

LANGKAH 2. Menetapkan Kemungkinan Penyebab


Teknik Analisa yang bisa digunakan

a. Pengkategorian masalah
• Permasalahan ketidakstabilan atau ketidakmampuan

b. Identifikasi FAKTA PROSES Amati proses untuk melihat


kemungkinan faktor penyebab
• Hindari menggunakan teori kemungkinan (berdasarkan pengalaman
saya….., secara teori ….. ) secara logika mungkin benar, namun
belum tentu sesuai dengan kasus yang kita tangani

c. Diagram tulang ikan atau pohon kemungkinan Digunakan untuk


mencari kemungkinan penyebab

80

QAQC Management
40
Linda S. Iskandar

a. PENENTUAN JENIS MASALAH


KETIDAKSTABILAN KETIDAKMAMPUAN
Terjadi perubahan trend Tidak terjadi perubahan trend
• Dulu bagus, sekarang jelek • Dari dulu memang jelek
• Kadang bagus, kadang jelek • Reject stabil di angka
2% s/d 3%

Penyebab : Penyebab :
• Ada faktor pencetus yang tidak selalu ada di • Ada faktor penyebab “yang selalu ada” yang
proses “Muncul”, menyebabkan proses menyebabkan proses menjadi tidak mampu
menjadi tidak stabil

Faktor pencetus Faktor penyebab ketidakmampuan


• Manusia yang biasa bekerja sakit, diganti • Manusia. variasi kompetensi manusianya
dengan orang yang belum kompeten yang masih besar
• Metode kerja berubah • Metode, cara kerja yang tidak standard
• Material yang dipakai berbeda dari yang • Material, variasi material yang masih relatif
biasa besar
• Mesin/ tooling rusak • Mesin/ tooling. kepresisian mesin/ tooling
• Lingkungan kerja berubah yang kurang
• Lingkungan, variasi temperatur, debu yang
besar yang berdampak pada produk

81

LANGKAH 2. Menetapkan Kemungkinan Penyebab


a. PENENTUAN JENIS MASALAH

Pertanyaan Tujuan
1. Bagaimana ciri-ciri produk yang defect ? Untuk memahami permasalahan (identifikasi
(kasus produk) fakta produk)
Tolong ceritakan urutan kejadiannya
2. Apakah permasalahan ini sering (selalu) Untuk menentukan apakah masalah ini adalah
terjadi ? Atau terjadi sekali-sekali ? masalah ketidakstabilan atau ketidakmampuan
3. Pertanyaan untuk kasus ketidakstabilan Untuk mencari faktor pencetus yang
• Apakah ada perubahan orang ? mengakibatkan proses menjadi tidak stabil
• Apakah ada perubahan metode ?
(standard setting dirubah ? tidak diikuti
?)
• Apakah ada gejala abnormality pada
material atau terjadi pergantian
material ?
• Apakah ada gejala abnormality pada
mesin/ tooling ? Atau ada perlakuan
terhadap mesin/ tooling supaya
produksi bisa tetap berjalan
• Apakah ada gejala abnormality pada
82 lingkungan atau lingkungan dirubah
(pemindahan lokasi proses) ?

QAQC Management
41
Linda S. Iskandar

LANGKAH 2. Menetapkan Kemungkinan Penyebab


a. PENENTUAN JENIS MASALAH
Pertanyaan Tujuan
4. Pertanyaan untuk kasus ketidakmampuan Untuk mencari faktor penyebab proses tidak
• Menurut Anda apakah skill orang mampu
yang bekerja di sini masih kurang
memadai ? Skill apa yang
dirasakan kurang ?
• Apakah cara kerja setiap orang
selalu sama ? Atau tergantung dari
inisiatif masing-masing orang
• Apakah variasi material masih
besar ? Karakeristik penting apa
pada material yang berpengaruh
terhadap output produk
• Apakah variasi mesin masih besar
? Karakteristik penting apa pada
mesin/ tooling yang mempengaruhi
produk ?
• Apakah faktor lingkungan (suhu,
kelembapan, debu) berpengaruh
kepada produk ?
83

LANGKAH 2. Menetapkan Kemungkinan Penyebab


Studi Kasus : Identifikasi Apakah Masalah ini masuk kategori ketidakstabilan atau ketidakmampuan

Kasus Ketidakstabilan atau ketidakmampuan ??


Reject scratch 3 bulan terakhir naik
Variasi reject 1,5 % s/d 2%, perusahaan
menargetkan untuk mempunyai reject 1 %
Customer claim jarak lubang bergeser,
kejadian berulang yang terjadi sejak awal
produksi sampai sekarang direpair terus

Stand assy main KVB, braket A setelah press


harus di restrik (press ulang) agar sudutnya OK
dan surface platness

Swing arm reject karat 1400 pc, dulu tidak


pernah ada claim karat
Seat lock, dari dulu sering seret, ketika
ditemukan seret diketok supaya tidak seret

QAQC Management
42
Linda S. Iskandar

LANGKAH 2. Menetapkan Kemungkinan Penyebab


b. IDENTIFIKASI FAKTA PROSES

Ketika terdapat Fakta Meragukan

■ Bila ditemukan fakta yang belum pasti (masih terdapat perbedaan


pendapat) atau fakta yang masih berdasarkan asumsi. Tambahkan
hal berikut

■ Tambahkan kata “Mungkin” didepan fakta yang masih


diragukan
□ “Mungkin” mesin sudah tidak center/ tingkat kepresisiannya sudah turun,
“Mungkin” variasi mesin terlalu besar, Design Jignya “Mungkin” bermasalah

■ Uji validitas fakta, misalnya


□ Fakta berdasarkan Asumsi : ulir seret “Mungkin” Sebelum
Painting
Sesudah
painting
karena painting
▫ Uji validitas : OK OK

▫ Cek ulir sebelum dipainting, OK Not OK


▫ Hnya ulir yang oke yang dipainting
▫ Periksa hasil setelah dipainting OK OK

85 OK OK

LANGKAH 2. Menetapkan Kemungkinan Penyebab


b. IDENTIFIKASI FAKTA PROSES

Kemungkinan penyebab Gali lebih dalam Gali lebih dalam


Problem: Posibility FRAUD Fakta-Fakta yang lebih lengkap
?
Unit break-down, karena Spare Part DICURI atau dan jelas tentang kontrol
problem spare part DIKANIBAL pemakaian spare part

Administrasi issue ? Check current standard system


Lambat nya administrasi administrasi procurement
procurement

Issue standard perbaikan? Check current (limit)


Spare part sudah datang, tapi standard waktu unit dalam
armada tidak kunjung status perbaikan
diperbaiki

86

QAQC Management
43
Linda S. Iskandar

LANGKAH 2. Menetapkan Kemungkinan Penyebab


c. ANALISA TULANG IKAN

Masakan yang enak


dan rasanya stabil
sama di setiap
Lingkungan Material Outlet

Lingkungan Kerja Kontrol


yang mampu menjaga Kualitas
kualitas Material

Mesin dan
Kompetensi Manusia
Standard Resep Infrastruktur
yang baik

Methode Machine Man

87

LANGKAH 3. Mencari Penyebab Pasti


Teknik Analisa yang digunakan : a. Manipulasi input

Pengaturan Input
No Kelonggaran Ulir sebelum Ulir setelah
di assy assy
Masalah Fakta “Kemungkinan penyebab Mencari penyebab pasti
1 1 mm OK OK

Ulir seret Terjadi Spatter “mungkin” terjadi karena ada 2


1.Pilih part yang 1 mm
mempunyai OK OK
karena ada kerengangan loncatan las yang masuk lewat celah kelonggaran 3 maksimal
2 mm OK Ada spatter
spatter, antara stay dengan gap antara stay dengan pipe dan minimal 4 2 mm OK OK
percikan las pipe 2.Trial 10 pc,5pastikan
2 mm ulir OK OK
bagus tidak ada spatter
6 2 mm OK OK
dari proses sebelumnya
(pemasangan 7 2,5 ke
ulir mmstay). OK Ada spatter
8
3.Jika ditemukan 2,5 mm
spatter OK OK
setelah diproses,
9 2,5 maka
mm OK OK
kerenggangan10 BENAR
2,5 mm OK Ada spatter
MERUPAKAN FAKTOR
“PENYEBAB MASALAH”

Spatter welding masuk


lewat celah antara stay
dengan pipa
88
88

QAQC Management
44
Linda S. Iskandar

LANGKAH 3. Mencari Penyebab Pasti


■ Teknik Analisa / QC Tools : Check Sheet

Check sheet posisi reject dan asal Jig


Point No Mar-12
Check Robot 13 14 15 27 28 29 30 31 Total

Jlh Check 520 20 325 360 1225

9 Jlh OK 0
8
12 1 1
13 0
7 1
14 5 1 6
15 2 2
12 2 2
13 0
2
14 3 2 5 10
15 0
12 2 2
3 6 13 0
2 3
5 14 4 4
15 2 2
12 2 2
1 4 13 1 1
4
14 1 2 3
15 2 2 4

89

LANGKAH 3. Mencari Penyebab Pasti


Teknik Analisa yang digunakan : Scatter

□ Diagram yang menggambarkan korelasi / hubungan antara 2 faktor / data yang ada.
□ Langkah - langkah pembuatan diagram Pencar:
a. Kumpulkan data dan tabelkan.
b. Gambarkan sumbu tegak dan datar beserta skala dan keterangannya, lalu
gambarkan titik – titik data.

Diagram Antara Reject Karat dalam Tiap Jam


Produksi

14
Prosentase reject

2,5

12
Jam Produksi

10 1,5

8 1

6 0,5

4 0

2 Shift
0
0 50 100 150
Perubahan trend data
Jumlah Reject Karat

90

QAQC Management
45
Linda S. Iskandar

LANGKAH 3. Mencari Penyebab Pasti


QC Tools yang bisa digunakan :Control Chart

Alat untuk memahami variasi dari proses apakah suatu proses stabil atau tidak stabil
▫ Untuk proses yang tidak stabil, tindakan yang harus diambil adalah mencari Faktor X yang menjadi
penyebab proses tidak stabil
▫ Untuk proses yang tidak mampu, tindakan yang harus diambil adalah mencari faktor penyebab variasi yang
besar
□ Memberikan sinyal ketika terjadi ketidakstabilan pada proses, sehingga pelaksana proses dapat melakukan
tindakan koreksi untuk mengembalikan kestabilan proses

Kadar kemanisan teh


Jumlah defect per operator
11
UCL
10,5
10
Kadar kemanisan teh

Jum lah defect


10
8
9,5
Jono
6
9 LCL
Joni
4
8,5
Jimi
2
8 0
1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5
91 Gelas Tanggal

LANGKAH 3. Mencari Penyebab Pasti


Contoh Penerapan
Masalah Kemungkinan Hipotesis teori Hasil
penyebab
Penyemprota Penyemprota
Reject Metode Bandingkan metode n di n
karat penyemprotan penyemprotan di proses warehouse Di produksi
terjadi karat setiap tumpuk
pada area kurang efektif, versus penyemprotan di
bekas las- Penyemprotan gudang
lasan dilakukan
diwarehouse
hanya mengenai
part bagian luar
Anti karat Lakukan pengujian Hasil setelah 2 minggu
dicampur dengan dengan 3 jenis campuran • 100 % anti karat OK
solar • 100% anti karat • 1:1 →
• anti karat : solar (1:1) • 1:2 → mulai ada karat
• anti karat : solar (1:2) pada hari ke 12
92

QAQC Management
46
Linda S. Iskandar

LANGKAH 4.
Menetapkan Rencana Tindakan Perbaikan
KONSEP PERBAIKAN → SELALU BERPIKIR KEARAH SISTEM

• Bagaimana sistem bisa mengatur


perbedaan antar orang
• Bagaimana sistem bisa menjadi
pengingat ketika orang lupa

• Bagaimana sistem bisa bekerja “anti


salah” (POKAYOKE) ketika terjadi
Human Error
• Bagaimana sistem bisa memproteksi
orang yang ingin berbuat tidak baik

93
93

LANGKAH 4.
Menetapkan Rencana Tindakan Perbaikan
Merencanakan penanggulangan terhadap penyebab yang pasti
Setelah faktor “Penyebab Masalah” telah ditemukan, tentukan tindakan
perbaikan dengan berdasarkan prioritas :
• Cari tindakan perbaikan yang paling efektif
• Cari tindakan perbaikan yang paling mudah dan paling murah
Problem Faktor “penyebab Alternatif tindakan perbaikan
masalah”
berdasarkan fakta
Kecelakaan kereta api Tingkat kepedulian Menyadarkan para pengendara supaya tidak menerobos pintu kereta,
di pintu kereta rendah, sudah tahu pintu – sosialisasi angka kematian
cipinang karena ditutup masih saja – Penjelasan melalui audio pada saat pengendara menunggu
diterobos oleh diterobos kereta
pengendara
Kereta tidak menyeberangi jalan
– Dibuat kereta bawah tanah
– atau kereta diatas jalan
Palang pintu diperpanjang, sehingga tidak ada ruang untuk
94 menerobos

QAQC Management
47
Linda S. Iskandar

LANGKAH 4.
Menetapkan Rencana Tindakan Perbaikan
Teknik Analisa / QC Tools yang digunakan
Branstorming : Sumbang Saran
• Kumpulkan alternatif ide untuk mengatasi “Penyebab”
• Evaluasi alternatif ide untuk mencari solusi terbaik untuk mengatasi “Penyebab” masalah
(pertimbangan teknis, biaya, efektifitas)

Alternative 1 Pertimbangan teknis Pertimbangan


biaya
Masalah Fakta “Kemungkinan penyebab Mencari penyebab pasti

Ulir seret Terjadi Spatter “mungkin” terjadi karena ada Kepresisian part
1.Pilih part yang mempunyai Menjaga kepresisian Biaya proses repair
karena ada
spatter,
kerengangan loncatan las yang masuk lewat celah
antara stay dengan gap antara stay dengan pipe
ditingkatkan
kelonggaran maksimal
dan minimal
radius bending pipa sulit bila bending tidak
percikan las pipe sehingga tidak terjadi
2.Trial 10 pc, pastikan ulir karena faktor spring back sesuai
bagus tidak ada spatter
gap
dari proses sebelumnya
yang tidak stabil
(pemasangan ulir ke stay).

Alternative 2
3.Jika ditemukan spatter
setelah diproses, maka
Pertimbangan Pertimbangan biaya
kerenggangan BENAR
MERUPAKAN FAKTOR
teknis
“PENYEBAB MASALAH”
Jig ditambahkan pin Pin “Mungkin” harus Biaya: Modifikasi jig
Spatter welding masuk
lewat celah antara stay
untuk menutup sering rusak terkena Efisiensi:
dengan pipa lubang (menahan spatter las
95 Pengurangan defect
spatter)

LANGKAH 4.
Menetapkan Rencana Tindakan Perbaikan
Teknik Analisa / QC Tools yang digunakan
Permasalahan Alternative tindakan Biaya investasi Efisiensi/ Benefit
perbaikan
Penyemprotan anti karat di Pemindahan proses Tidak perlu biaya karena Menurunkan proses
warehouse kurang efektif penyemprotan dari hanya memindahkan proses repair menghilangkan
karena part sudah ditumpuk warehouse ke produksi penyemprotan dari karat
warehouse ke proses

Pencampuran anti karat 100 % cairan anti karat Lebih mahal Tidak perlu repair
dengan solar mengurangi
kualitas anti karat Anti karat : solar 1:1, Lebih murah Jika disimpan terlalu lama
tahan 10 hari bisa karat sehingga perlu
ada perawatan/ pelapisan
ulang

Pilihan tindakan perbaikan :


- Pemindahan proses penyemprotan ke produksi
- Pakai campuran 1:1 → pertimbangan penyimpanan tidak lebih dari 7 hari
96

QAQC Management
48
Linda S. Iskandar

LANGKAH 4.
Menetapkan Rencana Tindakan Perbaikan
Teknik Analisa / QC Tools : POKAYOKE (Anti Salah)

untuk mengatasi “Penyebab Masalah” akibat human error


atau keteledoran manusia
• Metodologi Pokayoke diterapkan ketika terdapat kemungkinan timbulnya
human error
• Research menyatakan bahwa : Pekerjaan yang dilakukan oleh manusia
tidak 100 % effektif. Karena ada faktor error
• Bagaimana anda bisa menjamin operator bisa selalu konsentrasi 100 %
selama melakukan pekerjaan, 8 jam sehari, 5 hari seminggu, dan 56 minggu
setahun ?
• Karyawan terkadang mengalami masalah dengan fisik maupun emosinya

97

LANGKAH 4.
Menetapkan Rencana Tindakan Perbaikan
Penerapan SISTEM POKAYOKE (anti salah)
sehingga faktor “Penyebab masalah” tidak akan pernah muncul kembali

NO Faktor What Why Where How When Who

Masalah yang Target Penaggung


Akibat Alasan Tempat Rencana Penaggulangan
terjadi Waktu Jawab

Test ketahanan karat:


Material - komposisi 100 %
Material anti karat Produk Area 2
1 Material dicampur - chemical anti karat : solar = 2 : P. Bandel
kurang baik berkarat produksi minggu
dengan oli 1 - chemical anti karat : solar = 1
:1

Metode pemberian
anti karat di semprot
Produk
di warehouse Produk Area Pemindahan lokasi pemberian 1
2 Metode disemprot di P. Malas
sehingga produk berkarat produksi anti karat ke produksi minggu
gudang
bagian dalam tidak
untuk
terkena anti karat
mencegah
karat
98

QAQC Management
49
Linda S. Iskandar

LANGKAH 4.
Menetapkan Rencana Tindakan Perbaikan
Contoh Penerapan SISTEM POKAYOKE (anti salah)
1. Pokayoke pada tooling sehingga operator tidak akan memasang part terbalik

2. Pokayoke pada inspection, sehingga part reject tidak akan terkirim ke proses selanjutnya atau ke customer

3. Contoh Pokayoke lainnya

• Kontrol Otomatis (kontrol temperatur, waktu, dll)


• Supply part sesuai kebutuhan, jika ada part lebih berarti ada part yang tidak terpasang
• Pemanfaatan stopper, sehingga posisi part selalu sama, part reject tidak akan terpasang, dll
99

LANGKAH 4.
Menetapkan Rencana Tindakan Perbaikan
Penentuan Target
Dalam menentukan target sebaiknya menggunakan prinsip “ SMART “
(Spesific, Measureable, Applicable, Reasonable, Timelimit)

Masalah yang Sebelu


NO Faktor Rencana Penanggulangan Target % Kumulatif % Keterangan
terjadi m QCC
Test ketahanan karat:
- komposisi 100 %
Materi Material anti karat
1 - chemical anti karat : solar = 25 12 37,5 37,5
al kurang baik
2 : 1 - chemical anti karat :
solar = 1 : 1 Target:
Metode (65-32)/65 x
pemberian anti 100 % (33/65)
karat di semprot x 100 % =
Pemindahan lokasi
Metod di warehouse 50,77 %
2 pemberian anti karat ke 40 20 62,5 100
e sehingga produk
produksi
bagian dalam
tidak terkena anti
karat

Total 65 32 100

100

QAQC Management
50
Linda S. Iskandar

LANGKAH 4.
Menetapkan Rencana Tindakan Perbaikan
Contoh Penerapan SISTEM POKAYOKE (anti salah)

Pareto Awal Pareto Target

70 120
60 65
100 100
50 40 80
40 40 62,5
30 25 60
20 40 20
10 Sebelum 20 12
Target
0 QCC 0
Material anti karat Metode pemberian anti Material anti karat Metode pemberian anti
Kumulatif Kumulatif
kurang baik karat di semprot di kurang baik karat di semprot di
% %
warehouse sehingga warehouse sehingga
produk bagian dalam produk bagian dalam
tidak terkena anti karat tidak terkena anti karat

101

LANGKAH 4.
Menetapkan Rencana Tindakan Perbaikan
Penentuan Target
TUGAS : Buat detil rencana kerja tindakan perbaikan
Rencana tindakan
No Detil Action Plan PIC 4 5 6 7 8
perbaikan
Penambahan pin 1 Buat stok untuk 3 hari pengiriman Rudi
pada jig untuk 2 Perbaiki jig Bowo
menutup lubang - Jig dibor dan diberi pin diameter 4 mm

3 Trial produksi 10 pcs dengan metode : Jono


- Gunakan hanya part yang 100 % ulirnya bagus
- Proses welding dan lihat hasilnya

Penambahan Pin untuk


menutup lubang ulir

102

QAQC Management
51
Linda S. Iskandar

LANGKAH 5.
Melaksanakan Tindakan Perbaikan
Siapkan instruksi kerja sementara sebagai guidance

• Menghindari perbedaan persepsi antara yang diharapkan dengan yang


dikerjakan (yang dieksekusi
• Jika perlu instruksi kerja dalam bentuk tulisan tangan, yang penting
instruksinya jelas

Pin pakai sistem


ulir supaya bisa Instruksi yang jelas
diganti ketika Supaya tidak salah
rusak

103

LANGKAH 5.
Melaksanakan Tindakan Perbaikan
Dalam pelaksanaan tindakan perbaikan hal-hal yang perlu diperhatikan

– Kontrol pelaksanaan tindakan perbaikan.


– Evaluasi hasil perbaikan, dengan melakukan trial dalam jumlah terbatas.

Status
Penyebab Utama Realisasi Rencana/Pembuatan Sarana
No. Status Next Plan

Dari 10 sample, komposisi


Test ketahanan karat: chemical anti karat : solar Komposisi chemical
1 Material anti karat kurang baik - komposisi 100 % = 2 : 1 ada otensi karat diganti 100 %
- chemical anti karat : solar = 2 : 1 setelah di inkubasi selama
- chemical anti karat : solar = 1 : 1 12 hari
Metode pemberian anti karat di
Dari 10 sample, tidak ada
semprot di warehouse sehingga Pemindahan lokasi pemberian anti
2 karat setelah di inkubasi -
produk bagian dalam tidak terkena karat ke produksi
selama 2 minggu
anti karat

104

QAQC Management
52
Linda S. Iskandar

LANGKAH 5.
Melaksanakan Tindakan Perbaikan
Siapkan check sheet sesuai kebutuhan Ingin melihat point check
mana yang masih
bermasalah

informasi yang kita inginkan: Ingin melihat hasil pada tiap


▫ Ingin melihat reject antar jig robot melihat robot mana
▫ Ingin melihat posisi reject banyak terjadi yang bermasalah
dimana ?
▫ Ingin melihat apakah reject banyak terjadi Point
Check
No
Robot
Mar-12

13 14 15 27 28 29 30 31 Total
di awal proses
▫ dll Jlh Check 520 20 325 360 1225
Jlh OK 0
12 1 1
13 0
9 1
8 14 5 1 6
15 2 2
7
12 2 2
13 0
2
14 3 2 5 10
15 0
12 2 2
3 6
13 0
2
3
5 14 4 4
15 2 2
12 2 2
1 4
13 1 1
105 4
14 1 2 3
15 2 2 4

LANGKAH 6.
Melaksanakan Evaluasi Efektifitas Tindakan Perbaikan

Jika hasil trial dalam jumlah terbatas sudah memberikan hasil yang baik,
maka lakukan proses validasi akhir (evaluasi efektifitas tindakan perbaikan)
• 10 produksi berturut-turut tidak ada defect
• Ukur variasi proses, dibandingkan dengan spesifikasi produk (ukur Cp-Cpk)
• Buat instruksi kerja temporary (jika diperlukan)

Validasi hasil perbaikan

1 2
NO Item Check Tgl Produksi Reject % reject Tgl Produksi Reject % reject

1 Tidak ada spatter 01-Mei 200 0 0 02-Mei 255 0 0

2 Pin tidak terjepit 01-Mei 200 0 0 02-Mei 255 0 0

3 ulir tidak rusak 01-Mei 200 0 0 02-Mei 255 0 0

106

QAQC Management
53
Linda S. Iskandar

LANGKAH 6.
Melaksanakan Evaluasi Efektifitas Tindakan Perbaikan

Validasi hasil perbaikan


Approval Sample
Trial

Pengukuran

Variasi

Variasi Stabil Variasi yang tidak stabil


• Output variasi relatif stabil • Output variasi tidak sama
sepanjang waktu (bisa diprediksi) sepanjang waktu (tidak bisa diprediksi)
Validasi hasil perbaikan • Hanya common cause yang ada
di proses
• Ada faktor X (spesial cause) yang menyebabkan
variasi menjadi tidak stabil

Memastikan tindakan
Proses Sebenarnya Mampu,
perbaikan sudah efektif Proses Mampu
Variasi < Spec
Proses Tidak Mampu
Variasi > spec tapi posisi variasi bergeser
• Variasi < spec
dalam jangka panjang. • Posisi variasi bergeser

Monitoring 10 hari →
jangan terlalu cepat memutuskan improvement sudah berhasil
107
107

LANGKAH 6.
Melaksanakan Evaluasi Efektifitas Tindakan Perbaikan

Mengontrol/ mengendalikan faktor pencetus untuk menjaga kestabilan


Proses sebelumnya : tidak stabil Setelah perbaikan : proses
menjadi stabil

Variasi pindah
Proses tidak stabil

Kendalikan Karena pahat tidak aus,


Faktor Pencetus faktor pencetus maka variasi tidak
Keausan pahat “penggantian pahat
108
pindah, proses stabil
sebelum pahat
aus”

QAQC Management
54
Linda S. Iskandar

LANGKAH 7. Menetapkan Standarisasi


Setelah tindakan perbaikan berjalan efektif, lakukan standarisasi,
untuk menghindari masalah yang sama terulang.

• Membuat instruksi kerja cara proses yang benar, sehingga output akan
tetap baik walaupun terjadi pergantian orang.
• Membuat control plan/ QCPC (Quality Control Process Chart) yang
terfokus untuk mengontrol penyebab masalah

Karakteristik Product/ process


Proses Control Frequency
Produk Proses Specification
Pelapisan wax Ketebalan Wax 0,5-0,8 Setiap shift
secara manual Pelapisan Wax Pelapisan cukup 10 pintu / shift
Pada area kritis pada area kritis
Setting (test lihat standard pada saat awal dan
Spray, temperature setting setelah istirahat
Pressure)

109

LANGKAH 7. Menetapkan Standarisasi

Dokumentasikan pengalaman untuk pelajaran bagi generasi kita


berikutnya

No Description Do Don't Alasannya


6 Posisi Clamping jika menggunakan 1. Clamping tidak kencang
ganjal (bantalan) dengan clamp yang Harus : Tidak boleh : akibatnya die mudah
harus diperhatikan: Clamp Dimensi a ≥ 1,5 b Dimensi a < 1,5 b bergeser ketika proses

Ganjal

a b Lower base a b

7 Ketika meletakkan Dies diBolster / 1. Slide mesin cepat rusak


Meja mesin, yang harus diperhatikan Harus : Tidak boleh : 2. Meja mesin cepat miring
Gaya kerja Die terhadap Sumbu Disumbu mesin Tidak disumbu mesin karena daya yang diterima
mesin: tidak sama

Die

Mesin

110

QAQC Management
55
Linda S. Iskandar

LANGKAH 7. Menetapkan Standarisasi


Pembuatan check sheet maintenance/ kontrol mesin/ tooling

Setelah tindakan perbaikan berjalan efektif untuk menghindari masalah


yang sama terulang.

No Cek point Standard Hasil


(OK/NG)
2
1 Pin Tidak patah dan rompal

2 Togle Menekan part dengan kuat


1
3 Kebersihan Tidak ada bekas spatter yang
bisa menganjal part

4 4 Pelat Tidak goyang, bergeser,


penahan rompal
tarikan las

111

LANGKAH 7. Menetapkan Standarisasi


Pembuatan check sheet maintenance/ kontrol mesin/ tooling

Setelah tindakan perbaikan berjalan efektif untuk menghindari masalah


yang sama terulang.

No Cek point Standard Hasil


(OK/NG)
2
1 Pin Tidak patah dan rompal

2 Togle Menekan part dengan kuat


1
3 Kebersihan Tidak ada bekas spatter yang
bisa menganjal part

4 4 Pelat Tidak goyang, bergeser,


penahan rompal
tarikan las

112

QAQC Management
56
Linda S. Iskandar

Tahap 8 : Menetapkan Rencana Berikutnya


Pembuatan check sheet maintenance/ kontrol mesin/ tooling

• Dalam penetapan rencana berikutnya, cari


permasalahan yang belum pernah dibahas sebelumnya

• Gunakan tools Pareto untuk alat analisis masalah


Menetapkan rencana improvement berikutnya

113

Terima Kasih
lindasaraswati.iskandar@gmail.com
PHONE / WA : 081281869775

QAQC Management
57

Anda mungkin juga menyukai