Anda di halaman 1dari 52

Konsep Budaya Perusahaan

dan Sasaran Budaya 2023


Lahir di Kab. Kubu Raya (Kal-Bar), 20 Maret 1968.

Pendidikan
1. Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Gadjah Mada, 1987-1994 (Sarjana).
2. Department of Applied Physics, Graduate School of Engineering, Tohoku University, Sendai, Japan,
1997-1999 (Master) 1999-2002 (Doctor).

Pekerjaan
1. Junior Field Engineer, PT Elnusa, 1994.
2. Dosen FT Universitas Tanjungpura, 1994-1995.
3. Visiting Researcher, Faculty of Engineering, Kumamoto University, Sendai, Japan (2002-2004).
4. Assistant Professor Faculty of Science, Tohoku University (2005).
5. Visiting Associate Professor, Center for Interdisciplinary Research, Tohoku University (2006).
6. PT Osimo Indonesia, Manager (2007-2008), Director (2008-2013).
7. PT Toray Industries Indonesia, General Manager for Business Development, 2013- 2019, Associate
Director 2019-2022.
8. Multi Indonesia Group, Chief Operating Officer, 2022
9. Independent Consultant, 2022-sekarang

www.pln.co.id |
Pengertian Budaya Perusahaan

“Budaya Perusahaan adalah nilai, anggapan, asumsi, sikap, dan


norma perilaku yang telah melembaga kemudian berwujud dalam
wujud penampilan, sikap, dan tindakan, sehingga menjadi identitas
dari suatu perusahaan.”

Peraturan Direksi PT PLN Persero No. 0073.P/DIR/2020

www.pln.co.id |
Budaya perusahaan adalah nilai, kepercayaan, dan perilaku yang
menentukan bagaimana karyawan dan manajemen perusahaan
berinteraksi, melakukan, dan menangani transaksi bisnis.

Tindakan, kebiasaan dalam bertindak, nilai-nilai yang menjadi


dasar bertindak, yang menjadi kebiasaan kolektif, dan menjadi
identitas perusahaan.

www.pln.co.id |
Bottom Up Process

Budaya perusahaan dapat terbentuk secara “bottom up”.


Karyawan bekerja dengan cara mereka, berdasar nilai dan
kebiasaan pribadi mereka.

Nilai dan kebiasaan yang banyak penganutnya, atau nilai dan


kebiasaan pribadi yang kuat menjadi dominan, lalu menjadi
identitas perusahaan.

www.pln.co.id |
Masalah pada Bottom Up Process

Nilai dan kebiasaan yang terbentuk secara bottom up itu random,


tidak selalu sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

Sering kali nilai dan kebiasaan yang terbentuk adalah yang negatif,
dan buruk bagi perusahaan.

Mengubah nilai-nilai itu sangat sulit, keburukannya jadi masalah


besar bagi perusahaan.

www.pln.co.id |
Top Down Process

Pimpinan perusahaan menetapkan nilai dan kebiasaan yang harus


diterapkan oleh setiap orang.

Setiap orang menerapkan nilai dan kebiasaan tersebut dalam


tindakan mereka dalam menjalankan proses bisnis.

Ketetapan yang dibuat oleh pimpinan perusahaan dan dijalankan


oleh setiap orang menjadi budaya perusahaan.

www.pln.co.id |
Komponen Budaya Perusahaan

Core values: Nilai dasar yang ingin ditegakkan di dalam perusahaan.


- Merupakan alasan, jawaban atas pertanyaan untuk apa
perusahaan itu ada.
- Dirumuskan sebagai visi dan misi perusahaan.
- Rumusan yang benar-benar ingin diwujudkan, bukan
sekadar tulisan pajangan dinding.

www.pln.co.id |
2. Mind set: cara berpikir yang mencari dasar dalam bertindak.
- Berbasis pada nalar yang benar
- Sejalan dengan core value
3. Critical Few Behavior: sikap-sikap yang dipraktikkan sebagai
kebiasaan dalam pelaksanaan proses bisnis.
- Merupakan sikap merupakan penjabaran core value.
- Kalau dipraktikkan akan mencapai tujuan perusahaan.

www.pln.co.id |
Budaya Perusahaan dan Budaya Personal

Budaya Budaya Budaya


Perusahaan Personal Perusahaan

Budaya perusahaan sulit Budaya perusahaan harus diadopsi


dihidupkan kalau para karyawan menjadi budaya personal. Perilaku
menganut budaya yang sama sekali dalam ruang pribadi searah dengan
berbeda. perilaku di perusahaan.

www.pln.co.id |
Sasaran Budaya
Set Up Critical Mindset
a. Bekerja sesuai pedoman
Sasaran Budaya
b. Perbaikan berkelanjutan
c. Berpikir kritis dan analitis
1.Standarisasi d. Bekerja dengan selamat
2.Good housekeeping e. Next process is our customer
3.Penghapusan kemubaziran f. Bekerja cerdas
4.Menuju Nol Kecelakaan Kerja
5.Kepuasan pelanggan Practical Behavior
6.Wellbeing
1. Tepat waktu
2. Tiada kompromi dalam penerapan standar
3. Teliti, perhatian pada detail
4. Aktif berkomunikasi, mendahulukan melaporkan situasi buruk
(brutal facts)
5. Aktif memantau potensi bahaya
6. Tunjuk-sebut, untuk memastikan keselamatan
7. Proaktif memberikan solusi
8. Bertindak dengan data

www.pln.co.id |
Integrated Meaning

Standarisasi
Production
Good Housekeeping Quality
Penghilangan Kemubaziran Cost
Menuju Nol Kecelakaan
Delivery
Moral
Mencapai Kepuasan Pelanggan Safety
Well-Being

www.pln.co.id |
Standarisasi

 Standarisasi adalah usaha untuk membuat seluruh proses bisnis


terdefinisi dengan jelas dan terdokumentasi, sama/selaras di
seluruh perusahaan, terlepas dari departemen atau tim.
 Standar yang telah ditetapkan diimplementasikan dalam
pekerjaan.
 Standar yang diimplementasikan selalu dievaluasi dengan
mekanisme SDCA guna memastikan standar itu masih relevan
dan merupakan cara kerja yang terbaik.
 Standarisasi bukan sekadar kegiatan menyusun standar

www.pln.co.id |
Standar dalam Industri

 Standar adalah ketetapan tentang apa yang hendak dicapai


(sasaran mutu) dan bagaimana cara mencapainya.
 Prinsip dasar: sasaran mutu hanya bisa dicapai kalau upaya
untuk mencapainya dilakukan dengan mengikuti standar kerja.
 Standarisasi adalah usaha untuk mewujudkan tercapainya
sasaran mutu dengan menetapkan standar dalam setiap kerja
untuk mencapainya.

www.pln.co.id |
2 Jenis Standar

 Standar manajerial/business process


Standar administrasi, keuangan, job desc, dll
 Standar operasional
Standar yang memandu cara kerja untuk
mewujudkan QCD (Quality, Cost, Delivery)

www.pln.co.id |
Form, Report

Rec

www.pln.co.id |
Standar kerja

 Standar kerja adalah cara kerja yang menjadi patokan bagi


semua orang untuk melaksanakan pekerjaan.
 Standar kerja cara terbaik untuk melakukan pekerjaan. Bukan
sekadar sesuatu yang tertulis untuk dipatuhi, tapi sudah terbukti
bahwa cara itulah yang terbaik.

www.pln.co.id |
Standar Kerja dan QCD
Resep: Cara standar untuk membuat cake coklat
Produk: Cake Coklat
Resep Cake Coklat
*4 butir⁣telur
*150gr⁣gula pasir
*1/2 sdt⁣Cake Emulsifier
*1 sdt⁣Pasta Vanila
*80 gr terigu protein sedang⁣
*35 bubuk coklat
*1/2 sdt baking powder (BP)
*75 gr dark cooking chocolate (DCC)
*120ml⁣minyak
Standar mutu cake coklat:
- Tingkat kemanisan
- Tingkat kelembutan
- Ketebalan lapisan coklat dan susu Mutu sesuai Sasaran Mutu hanya bisa didapat
- dll Dengan bekerja mengikuti standar

www.pln.co.id |
Baut ini hanya bisa dipakai (memenuhi sasaran mutu) kalau dibuat dengan
mengikuti standar.

Ongkos produksi dan waktu delivery juga hanya bisa dicapai kalau baut
dibuat dengan mengikuti standar.
www.pln.co.id |
Standar untuk Keselamatan

Standar tidak hanya untuk menjamin tercapainya QCD, tapi juga


menjamin keselamatan.

Dalam perumusan petunjuk kerja, harus dipastikan bahwa setiap


langkah kerja mencapai syarat:
- Lulus: memenuhi sasaran mutu
- Selamat: menghindarkan pekerja dari cidera
- Mudah: merupakan cara termudah dari berbagai pilihan

www.pln.co.id |
Kegunaan Standar

 Untuk memandu pekerja dalam bekerja.


 Panduan pengajaran pekerjaan.
 Panduan untuk mengevaluasi pekerjaan (audit).
 Memastikan tidak terulangnya defect.
 Panduan untuk kaizen.

www.pln.co.id |
Kegunaan Standar

www.pln.co.id |
Contoh Keberhasilan

2 tahap perbaikan mutu di Yokogawa Hewlett Packard

www.pln.co.id |
Proses Standarisasi

1. Lakukan analisa proses. Pastikan proses yang hendak dijadikan


standar adalah proses yang terbaik.
2. Tuliskan langkah-langkah proses dengan detil dan jelas.
3. Implementasikan.
4. Tinjau secara berkala, periksa apakah masih relevan. Lakukan
perbaikan bila diperlukan.

www.pln.co.id |
Good Housekeeping

 Good housekeeping bukan sekadar soal tempat kerja yang bersih


dan rapi. Ia adalah tolok ukur kualitas manajemen dan kualitas
kerja. Good housekeeping dapat dicapai dengan menerapkan 5S.
 Perusahaan yang menerapkan 5S dengan benar adalah
perusahaan yang produktif, tidak mubazir, dan sedikit
kecelakaan.
 Penerapan 5S adalah syarat bagi tercapainya produktivitas dan
keselamatan.
 Kuncinya adalah melaksanakan hal-hal yang biasa dengan penuh
dedikasi, dan menjadikannya kebiasaan.

www.pln.co.id |
5S adalah Fondasi Kaizen

 5S bukan sekadar gerakan gotong royong untuk membersihkan


tempat kerja.
 5S adalah Latihan untuk membangun sumber daya manusia yang
disiplin dan punya etos kerja tinggi.
 5S adalah kegiatan semua orang. Tidak ada yang boleh
menghindar, tidak ada yang boleh dikecualikan.

www.pln.co.id |
5S Menghapuskan Pemborosan

 Salah satu sumber pemborosan adalah pemborosan gerak.


 Sumber pemborosan: 1. Memeriksa, 2. Mencari, 3. Menyelidiki,
4. Memilih, 5. Mempertimbangkan, 6. Mempersiapkan.
Contoh:
-Tempat penyimpanan tidak jelas, mencari barang butuh waktu.
-Alat yang mau dipakai masih harus dicari.
-Menggunakan suku cadang pengganti, sehingga perlu dicari mana yang
cocok.

www.pln.co.id |
5S Mencegah Kecelakaan

 Kebersihan dan kerapian menjamin tiadanya barang


berbahaya/mudah terbakar yang penempatannya tidak patut dan
membahayakan.
 Tempat kerja yang bersih bebas dari genangan/licin yang
menjadi sumber keadaan tidak selamat.
 Mesin/jaringan listrik yang bersih menjauhkan dari malfungsi
yang menyebabkan kecelakaan.

www.pln.co.id |
Good Housekeeping
5 Langkah Housekeeping
整理 Pilah antara barang yang diperlukan dan tidak. Yang tidak
Seiri diperlukan dibuang.

整頓 Tata rapi barang, diketahui “apa”, “berada di mana” “berapa jumlahnya”.


Yang sering dipakai ditempatkan di lokasi yang mudah dijangkau.
Seiton
Kembalikan barang ke tempat semua usai dipakai.
清掃
Bersihkan tempat kerja, mesin dan peralatan, dan tempat penyimpanan.
Seisou
清潔 Buat aturan dan sistem untuk menjamin keberlanjutan pelaksanaan
Seiketsu Seiri, Seiton, Seiso.

躾 Bangun disiplin, jadikan kebiasaan, tetapkan standar.


Shitsuke
www.pln.co.id |
Contoh Best Practice

www.pln.co.id |
Contoh Best Practice

www.pln.co.id |
Contoh Best Practice

www.pln.co.id |
Langkah-langkah Seiri
Prosedur 1
Langkah 1
Pisahkan “barang yang dibutuhkan” dan “yang tidak dibutuhkan”
 Tetapkan kriteria penilaian untuk “barang yang dibutuhkan” dan
“yang tidak dibutuhkan”
 Pilah dan pisahkan barang sesuai 2 kategori tadi
Prosedur 2

www.pln.co.id |
Langkah 2
“Barang yang dibutuhkan” harus dipisahkan lagi berdasar-
kan frekuensi penggunaanya dan tingkat pentingnya”.
- Sering digunakan: di tempat mudah terjangkau
- Jarang digunakan: tempat yang agak jauh

www.pln.co.id |
Langkah 3
Kumpulkan “barang-barang yang tidak dibutuhkan dan evaluasi
kembali".
 Barang-barang dapat dibuang segera. Buang segera.
 Barang-barang dapat dibuang setelah pertimbangan dari segi penjualan. Juallah barang
yang bisa dijual.
 Barang yang membutuhkan biaya dalam penyimpanannya perlu untuk dibuang. Buanglah
setelah melalui pemeriksaan metode pembuangan yang benar.

www.pln.co.id |
Langkah-langkah Seiton

www.pln.co.id |
Langkah-langkah Seiso

Langkah 1
Menentukan bagian-bagian yang dibersihkan.
Kantor, ruangan, mesin, peralatan, inventaris, lorong bagian belakang dan sebagainya.

Langkah 2
Menetapkan tugas dan peanggung jawab kebersihan
Memberi tugas anggota yang seharusnya membersihkan setiap target. (Peran dan tanggung
jawab).

www.pln.co.id |
Langkah-langkah Seiso

Langkah 3
Menetapkan metode pembersihan berdasarkan tempat.
 Membuat petunjuk kerja dan standar kebersihan untuk setiap tempat
 Membuat jadwal pembersihan

Langkah 4
Menyediakan peralatan
Buat daftar inventaris, aturan pemakaian dan penanggung jawabnya.

Langkah 5
Melaksanakan pembersihan

www.pln.co.id |
Seiketsu

Seiri Seiton Seiso Seiketsu

Kegiatan Operasional Standarisasi

Seiketsu adalah langkah-langkah sistematis untuk membuat


Seiri-Seiton-Seiso menjadi aktivitas yang berkelanjutan.

www.pln.co.id |
Mencapai Kesinambungan

PERUBAHAAN PERBAIKAN Langkah-langkah


SESAAT BERKELANJUTAN
1. Tetapkan standar/sasaran
2. Tetapkan program/kegiatan untuk
mencapainya
3. Tetapkan penanggung jawab
pelaksana
4. Kontrol pelaksanaan
✖ ✓

www.pln.co.id |
Contoh Pelaksanaan

Standar jelas Tindakan jelas PIC Kontrol pelaksanaan


jelas

www.pln.co.id |
Shitsuke

3S tidak lagi sekadar dilaksanakan


Karena diperintahkan

3S menjadi kebutuhan pribadi

Ketaatan pada aturan jadi sikap


dasar

Selalu ingin memperbaiki

www.pln.co.id |
Syarat-syarat Shitsuke

1. Komitmen tegas dari pimpinan, disertai keteladanan.


2. Kebutuhan dari setiap orang.
3. Plan dan program yang jelas.
4. Adanya pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan dan skill.
5. Tindakan penegakan yang tegas.

www.pln.co.id |
Kerapian Mobil

www.pln.co.id |
Nol Kecelakaan Kerja
300
2 76
(In 2013:43,700 workers,
Kecelakaan kerja bisa dihindari 2 56 114 companies)
250

200 1 93

150
1 26
1 13

100 84
67
65
50 34
40 37 28
2 73 22 8 2 5 2 12 2 21 27
20
16 1 51 0 1 7

0
'90 '92 '94 '96 '98 '00 '02 '04 '06 '08 '10 '12 '14

Angka kecelakaan di sejumlah perusahaan di Jepang Hasil usaha untuk menurunkan angka kecelakaan di Toray Industries Inc.

www.pln.co.id |
Nol Kecelakaan Kerja Bisa Dicapai
Rekor Nol Kecelakaan Kerja di Jepang

www.pln.co.id |
Sistem Pencegahan Kecelakaan
Swiss Cheese Model

www.pln.co.id |
Membangun Budaya Keselamatan Kerja

 Mematuhi standar secara total, tanpa kompromi


 Bekerja dengan konsentrasi penuh, berpikir sebelum bertindak
 Selalu melakukan risk assessment, identifikasi hazard/kiken yochi
 “Tunjuk-Sebut”, memastikan keselamatan saat bekerja
 Memakai APD
 Melakukan patroli keselamatan

www.pln.co.id |
4 Langkah KYT
Langkah 1 Pahami situasi Langkah 2 Analisis substansi
Apa potensi bahayanya? Ini poin bahayanya
Temukan dan sebut potensi Temukan poin penyebab bahaya
bahaya dan tunjuk bersama
「 Kalau ○○ akan ~」

Langkah 4 Tetapkan Langkah 3 Antisipasi

Kami akan melakukan ini Kamu akan melakukan apa


Memutuskan tindakan yang Setiap orang menyebut
akan dilakukan apa yang harus
dilakukan untuk
mencegah bahaya

www.pln.co.id |
Efek Tunjuk-Sebut

Tangan Dengan melakukan tunjuk sebut


Telinga beberapa anggota tubuh diaktifkan
Cek Mulut

Tingkat kesalahan turun


menjadi 1/6
None Sebut Tunjuk Tunjuk
Sebut

www.pln.co.id |
Tata Cara “Tunjuk-Sebut”
③ Menekuk ④ Menyebut
① Berdiri tegap ② Menunjuk
tangan objek
objek
「○○
「○○
OK
OK !」
!」

Objek dengan Sambil menyebut Mengatakan “OK”


potensi hazard objek keadaan aman
yang ingin dicapai

Contoh penyebutan:
“Breaker sudah off, OK!” “Valve terbuka, OK”

www.pln.co.id |
Sekian
Terima kasih

Listrik untuk Kehidupan yang Lebih

Anda mungkin juga menyukai