Anda di halaman 1dari 4

TUGAS SEJARAH HISTORIOGRAFI

1. Apa itu masa orde baru?


2. Apa faktor yang mendukung jatuhnya orde baru?
3. kenapa kerusuhan bisa terjadi?
4. kenapa kerusuhan ini dianggap sebagai salah satu pelanggaran HAM terbesar di
Indonesia?
5. Kapan Dimulainya masa orde baru?
6. Kapan orde baru dilengserkan?
7. Dimana Kerusuhan ini berpusat?
8. Dimana saja kerusuhan ini telah tersebar pada masa itu?
9. siapa yang dilengserkan dalam kerusuhan ini?
10. siapa tokoh-tokoh penting yang terlibat dalam kerusuhan ini?
11. siapa oknum yang pantas disalahkan dalam pelanggaran HAM dikejadian tersebut?
Jawaban:
1.
2. Pada akhir masa orde baru terjadi banyak kekerasan, kasus pelanggaran HAM
dimana-mana, krisis moneter melanda, Kegagalan panen akibat kemarau dahsyat
yang belum pernah terjadi selama lebih dari 50 tahun terakhir. Krisis keuangan yang
melanda kawasan Asia pun menambah deretan masalah yang mendukung runtuhnya
pemerintahan rezim orde baru. Beberapa faktor penyebab runtuhnya orde baru
tersebut diantaranya:

1. Krisis Moneter
Krisis keuangan merupakan faktor terpenting yang menjadi sebab rezim orde
baru mengalami keruntuhan, Krisis ini pertama kali melanda wilayah Asia
Timur sekitar juli 1997. Yang menyebabkan terjadinya kepanikan global.
Dalam sejarah ASEAN, Thailand merupakan negara pertama yang mengalami
krisis keuangan hingga hampir disebut sebagai negara bangkrut. Akibat yang
timbul dari krisis tersebut menyebabkan pelemahan diberbagai sektor
keuangan termasuk di Indonesia.

Sebelumnya tak ada indikasi krisis tersebut akan sampai ke Indonesia, ini
karena inflasi yang cukup rendah, devisa negara yang dirasa masih cukup
besar dan karena nilai surplus berada dikisaran USD 900 juta. Perkembangan
dunia usaha pun masih stabil karena banyaknya investor yang menanamkan
modalnya di Indonesia. Krisis yang menghantam Thailan dan membuat mata
uangnya merosot tajam, tak pelak ini pun ikut mengguncang perekonomian
di Indonesia.
Sekitar juli 1997 nilai tukar rupiah yang turun dari angka Rp 2.575 per USD
menjadi Rp 2.603 per USD. Justru merosot tajam di angka Rp 5.000 per USD
pada akhir desember, dan justru sangat terpuruk tajam di angka Rp 16000
per USD pada maret 1998. Ini membuat seluruh masyarakat di indonesia dan
seluruh penanam modal merasa panik yang akhirnya membuat mereka
menarik semu saham yang telah ditanam di Indonesia. Keadaan ekonomi
yang kacau menyebabkan masalah dimana-mana stabilitas nasional sungguh
terguncang dan kacau.

2. Utang Luar negeri


Ditengah perekonomian yang dilanda krisis, utang dari luar negeri yang
dimiliki Indonesia semakin memperparah kondisi keuangan Indonesia.
Walaupun sesesungguhnya utang tersebut bukanlah utang pemerintah saja
namun juga utang yang dimiliki pihak swasta. Utang Indonesia hingga 6
februari 1998 mencapai USD 63,462 milliar, sedangkan utang yang dimiliki
pihak swasta mencapai USD 73,962 milliar. Dengan melemahnya mata uang
rupiah terhadap dollar Amerika akibat krisis yang melanda Asia Pasifik, utang
luar negeri yang dimiliki pemerintah Indonesia yang kebanyakan
menggunakan mata uang tersebut semakin memperburuk keadaan ekonomi
Indonesia dan terjebak alam putaran utang yang seolah tak ada habisnya.

3. Penyimpangan UUD

Menurut UUD 1945, terutama dalam pasal 33 bahwa sistem perekonomian


dijalankan dengan asas demokrasi ekonomi. Namun dalam kenyataannya
yang terjadi justru dikusai oleh sebagian orang saja yakni para konglomerat
dan terjadi monopoli ekonomi, atau dengan kata lain sistem ekonomi yang
dijalankan merupakan sistem kapitalis.

4. Pola Pemerintahan Terpusat

Sistem pemerintahan yang terpusat pada satu tempat yakni di Jakarta


sebagai pusat pemerintahan membuat segala pemerintah pusat memegang
peranan penting dalam mengatur masyarakat secara keseluruhan. Namun
disisi lain membuat pembangunan tidak merata yang akhirnya
mengakibatkan kesenjangan. Dampaknya seperti yang terjadi di Irian jaya,
penduduk lokal merasa dianak tirikan sebab sumber daya alamnya diambil
secara besar-besaran dan di bawa semua ke pemerintah pusat tanpa
meninggalkan manfaat apapun.
3. Karena kepercayaan kepada presiden Soeharto sangat kurang dan memicu aksi
demo para mahasiswa dan masyarakat umum, dan juga ada saat pada tragedi
trisakti yaitu tertembakmya 4 mahasiswa di depan universitas trisakti yang semakin
mendorong masyrakat menentang pemerintahan. karena hal tsb perekonomian yang
tadinya melesat langsung mengalami penurunan yang sangat pesat lu disusul dengan
berakhirnya rezim orde baru
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10. Kerusuhan ini diawali oleh krisis finansial Asia dan dipicu oleh tragedi Trisakti di
mana empat mahasiswa Universitas Trisakti ditembak dan terbunuh dalam
demonstrasi 12 Mei 1998. Hal inipun mengakibatkan penurunan jabatan
Presiden Soeharto, serta pelantikan B. J. Habibie.

Keempatnya meninggal terkena peluru tajam di tempat-tempat vital seperti kepala,


tenggorokan, dan dada. Kasus penembakan dalam peristiwa yang dikenal
sebagai Tragedi Trisakti ini sampai sekarang masih menjadi misteri.

Tragedi Trisakti adalah peristiwa penembakan, pada tanggal 12 Mei 1998, terhadap
mahasiswa pada saat demonstrasi menuntut Soeharto turun dari jabatannya.
Kejadian ini menewaskan empat mahasiswa Universitas Trisakti di Jakarta, Indonesia
serta puluhan lainnya luka.

Mereka yang meninggal adalah Elang Mulia Lesmana (1978-1998), Heri Hertanto
(1977 - 1998), Hafidin Royan (1976 - 1998), dan Hendriawan Sie (1975 - 1998).
Mereka tewas tertembak di dalam kampus, terkena peluru tajam di tempat-tempat
vital seperti kepala, tenggorokan, dan dada. Peristiwa penembakan empat
mahasiswa Universitas Trisakti ini juga digambarkan dengan detail dan akurat oleh
seorang penulis sastra dan jurnalis, Anggie D. Widowati dalam karyanya berjudul
Langit Merah Jakarta.

Ekonomi Indonesia mulai goyah pada awal 1998, yang terpengaruh oleh krisis
finansial Asia sepanjang 1997-1999. Mahasiswa pun melakukan aksi demonstrasi
besar-besaran ke Gedung Nusantara, termasuk mahasiswa Universitas Trisakti.
Mereka melakukan aksi damai dari kampus Trisakti menuju Gedung Nusantara pada
pukul 12.30. Namun aksi mereka dihambat oleh blokade dari Polri dan militer datang
kemudian. Beberapa mahasiswa mencoba bernegosiasi dengan pihak Polri.

Akhirnya, pada pukul 17.15, para mahasiswa bergerak mundur, diikuti bergerak
majunya aparat keamanan. Aparat keamanan pun mulai menembakkan peluru ke
arah mahasiswa. Para mahasiswa panik dan bercerai berai, sebagian besar
berlindung di Universitas Trisakti. Namun aparat keamanan terus melakukan
penembakan. Korban pun berjatuhan, dan dilarikan ke Rumah Sakit Sumber Waras.

Satuan pengamanan yang berada di lokasi pada saat itu adalah Brimob, Batalyon
Kavaleri 9, Batalyon Infanteri 203, Artileri Pertahanan Udara Kostrad, Batalyon
Infanteri 202, Pasukan Anti Huru Hara Kodam serta Pasukan Bermotor. Mereka
dilengkapi dengan tameng, gas air mata, Steyr, dan SS-1.

Pada pukul 20.00 dipastikan empat orang mahasiswa tewas tertembak dan satu
orang dalam keadaan kritis. Meskipun pihak aparat keamanan membantah telah
menggunakan peluru tajam, hasil otopsi menunjukkan kematian disebabkan peluru
tajam.

Hingga sekarang tidak diketahui pasti siapa dalang dibalik pembunuhan 4 mahasiswa
trisakti ini. Namun bedasarkan informasi yang beredar hal ini disebabkan dari hasil
pantulan peluru tajam untuk tembakan peringatan yang dilakukan oleh Batlyon
Brimob.

Anda mungkin juga menyukai