Disusun Oleh :
Pembimbing
dr. Dwiana Pertiwi T, M.Sc, Sp.PD, FINASIM
FAKULTAS KEDOKTERAN
KENDARI
2023
HALAMAN PENGESAHAN
Telah menyelesaikan tugas Referat dalam rangka kepaniteraan klinik pada Bagian
Pembimbing
Nip. 198807212014041001
ii
DAFTAR ISI
Sampul...............................................................................................................i
Halaman Pengesahan.......................................................................................ii
Daftar Isi.........................................................................................................iii
Daftar Tabel.....................................................................................................iv
Daftar Gambar..................................................................................................v
A. Pendahuluan ........................................................................................... 1
B. Pembahasan ........................................................................................... 3
a. Immune Trombositopenia..................................................................3
b. Epidemiologi ......................................................................................4
c. Etiologi .............................................................................................. 5
d. Patofisiologi ........................................................................................5
e. Manifestasi klinik................................................................................ 8
f. Diagnosis............................................................................................. 9
g. Tatalaksana........................................................................................10
Daftar Pustaka............................................................................................... 14
iii
Daftar Tabel
iv
Daftar Gambar
v
TROMBOSITOPENIA PADA HIV
A. PENDAHULUAN
penderita anemia, leukemia, infeksi virus dan protozoa yang diperantarai oleh
pasien dengan infeksi HIV, dimana patogenesisnya sampai saat ini belum
kejadian trombositopenia meliputi mediasi oleh sistem imun dan non imun.
trombosit oleh antibodi yang dimediasi reaksi imun, infeksi langsung atau
efek toksik dan mielosupresi dari terapi ARV. Mekanisme imun yang
namun juga akibat gangguan imunitas sel T, aktivasi komplemen, dan klirens
melalui ikatan dengan reseptor CD4, dimana genom HIV dapat dideteksi pada
megakariosit matur yang sudah dipurifikasi dari sumsum tulang pada pasien
1
infeksi HIV. Selain itu, infeksi HIV juga menimbulkan trombositopenia
dimana kondisi ini juga dapat bermanifestasi pada stadium awal penyakit.2
dengan prevalensi yang paling tinggi pada stadium lanjut (jumlah CD4
sebagian besar pasien HIV, dimana hal ini dapat dideteksi pada semua
stadium. 2
menurunnya jumlah sel limfosit T helper CD4 di dalam sirkulasi. Hal ini akan
menimbulkan risiko yang lebih tinggi pada pasien HIV untuk munculnya
paling berat dari infeksi HIV adalah AIDS, dimana jumlah CD4 turun hingga
yang saat ini dihadapi oleh manusia di seluruh dunia selama puluhan tahun,
dimana manifestasi klinis yang muncul dapat merupakan akibat dari infeksi
dapat juga menjadi manifestasi awal pada infeksi HIV, meskipun pasien tidak
2
mengalami gejala klinis (asimtomatik), dan dapat semakin memburuk seiring
jumlah CD4. 4
B. PEMBAHASAN
A. Immune Trombocytopenia
ITP tidak dapat lagi dianggap sebagai penyakit idiopatik. Penyakit ini
terbagi menjadi dua kategori, yaitu ITP primer dan sekunder, tergantung
penyebab. Selain itu, terdapat kategori lain yang dapat menentukan jenis
terapi, yaitu ITP yang baru terdiagnosis, ITP kronis, ITP persisten, dan
ITP berat.5
3
(150.000-350.000/µl darah). Trombositopenia biasanya dijumpai pada
oleh sistem imun (Human Infection Virus, demam berdarah dan malaria).
tubuh mengalami kekurangan vitamin B12 dan asam folat, dan sedang
B. Epidemiologi
Insidensi ITP kronis dewasa adalah 58-66 kasus baru per satu
juta populasi pertahun (5,8-6,6 per 100.000) di amerika dan serupa yang
dewasa dengan median rata-rata usia 18-40 tahun. Ratio antara laki-laki
dan perempuan 1:1 pada penderita ITP akut sedangkan pada ITP kronis
adalah 2-3:1 2-3 kali lebih sering mengenai perempuan dari pada laki-
laki.6
4
penggunaan obat-obatan yang menimbulkan myelosupresi, penurunan
C. Etiologi
primer dan sekunder. ITP primer merupakan jenis ITP terbanyak, tidak
virus yang mirip antigen trombosit, disebut juga molecular mimicry, yang
5
kemudian meningkatkan autoantibodi antiplatelet. Gangguan autoimun
Kategori ITP
ITP primer Tidak ditemukan faktor lain yang
menyebabkan trombositopenia
ITP sekunder Dapat terjadi akibat penyakit atau
kondisi lain yang mendasari
terjadinya trombositopenia
ITP yang baru terdiagnosis Merujuk pada kasus ITP yang baru
terdiagnosis dalam 3 bulan
ITP persisten Merujuk pada kasus ITP yang
terdiagnosis 3 – 12 bulan
sebelumnya
ITP kronis Kasus ITP yang sudah lebih dari 12
bulan
ITP berat Muncul gejala perdarahan yang
membutuhkan terapi atau gejala
perdarahan baru yang membutuhkan
intervensi tambahan atau
peningkatan dosis terapi
6
ditemukan adanya kondisi atau penyakit yang mendasari terjadinya ITP.
Trombosit yang berikatan dengan IgG dapat dikenali oleh sel fagosit yang
(HIV), dan Helicobacter pylori. Pada kasus infeksi, proses terjadinya ITP
7
Gambar 1. Mekanisme terjadinya ITP
infeksi HIV dengan CD4+ count yang masih tinggi, tanpa infeksi
8
gpIIb/IIIa sehingga timbul antibodi antiplatelet. Hal ini dapat juga
maupun megakariosit. 7
E. Manifestasi klinis
kulit. Perdarahan kulit dapat berupa purpura tanpa penyebab yang jelas,
memiliki insidens kurang dari 0,2% dan terjadi pada jumlah trombosit
kelelahan (fatigue). Gejala ini bisa terjadi pada pasien ITP dengan
9
meningkatnya sitokin inflamasi seperti IL-2 dan IFN-Ύ.2 Pasien ITP
antibodies (APLA). 5
F. Diagnosis
sebagian besar pasien ITP tidak didapati kelainan pada pemeriksaan fisik.
Pada pasien ITP juga perlu dicari adanya limfadenopati atau splenomegali
10
trombositopenia tanpa gangguan morfologi serta jumlah eritrosit dan
sumsum tulang belakang tidak perlu karena pemeriksaan apusan darah tepi
imatur. 5
dapat merupakan tanda trombositopenia pada HIV yang tidak terkait ITP.
Biopsi dan aspirasi sumsum tulang juga perlu dilakukan untuk evaluasi
dan kortikosteroid. 7
11
G. Tatalaksana
pertama dan kedua. Dapat memberikan hasil yang cukup baik dengan
durabilitas respons yang panjang pada sekitar 60% pasien, namun isu
12
eltrombopag dan romiplostim dapat dipertimbangkan untuk pasien
dengan risiko perdarahan aktif dan tidak respons dengan terapi ARV,
gejala perdarahan terutama pada stadium awal ITP dan dosis tinggi
lama.
kasus perdarahan yang mengancam jiwa.1 Dosis IVIg adalah 0,8 – 1,0
13
g/kgBB dosis tunggal. Kontraindikasi penggunaan kortikosteroid juga
sumsum tulang belakang. Terapi ini tidak efektif pada pasien Rh-
agonist. Belum ada konsesus pilihan terapi lini kedua yang terbaik;
14
perkembangan sel B. Rituximab menyebabkan apoptosis dan
Untuk terapi ITP dapat digunakan dosis 375 mg/m2 sekali seminggu
terapi lini pertama serta splenektomi tidak berhasil baik. Obat ini
15
penelitian. Obat ini efektif pada pasien yang sudah ataupun belum
50.000/µL.
3. Splenektomi
pasien ITP. Tindakan ini efektif hingga saat ini. Penderita yang telah
yaitu jumlah trombosit normal tanpa terapi lain selama observasi rata-
rata 29 bulan.
16
sehari untuk 5 – 7 hari
IVIg 0,8 – 1,0 g/kgBB IV Reaksi infus, nyeri kepala,
dosis tunggal meningitis aseptik,
trombosis
Anti-D immunoglobulin 50 – 75 µg/kgBB IV Hemolisis
dosis tunggal
Diagnosis Terapi
sesuai respons
tindakan bedah
di atas
17
dosis pada pasien dengan gangguan hati,
aktif
terapi sebelumnya
18
DAFTAR PUSTAKA
Kedokteran. UNHAS.
6. Aru. W sudoyono. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II,III Edisi V.
19
7. Afif Nurul. 2019. Manajemen HIV/AIDS. Airlangga University Press.
205-208.
No. 11.
20