Anda di halaman 1dari 10

LEGAL OPINION KASUS PENIPUAN DALAM PERJANJIAN SEWA GUNA USAH

OLEH WANG LIHEE PADA PT D.O ZHAOLIE INDONESIA

Ditujukan untuk memenuhi UAS mata kuliah Legal Opinion

Dosen Pengampu:

Rahmat, S.H.I., M.H

Disusun oleh:

Evi Nur Rahmawati 05010221005

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SUNAN AMPEL SURABAYA
2023
LEGAL OPINION
BNA&PARTNERS
ADVOCATE AND LEGAL CONSULTANT

Surabaya, 24 Juni 2023

Kepada
Yth. PT D.O zhaolie Indonesia
Jl. Panglima No.13
Surabaya

Perihal : Penyampaian permasalahan hukum mengenai tindak pidana Penipuan dalam


Perjanjian Sewa Guna Usah yang dilakukan oleh Wang Lihee sebagai LESSEE pada
PT D.O zhaolie Indonesia sebagai LESSOR

Dengan Hormat

Yang bertandatangan dibawah ini :

Evi Nur Rahmawati, S.H., M.H., Advokat dan Konsultan Hukum yang berkantor di Jl.
Wonocolo Lt. 4, no 9, Surabaya, Jawa Timur

Sehubung dengan permasalahan hukum mengenai tindak pidana Penipuan dalam


Perjanjian Sewa Guna Usah yang dilakukan oleh Wang Lihee sebagai LESSEE pada PT D.O
zhaolie Indonesia sebagai LESSOR, Maka dengan ini kami sampaikan legal Opinion (LO)
mengenai kasus tersebut. Pembuatan LO ini adalah sebagai bahan referensi/second opinion,
dalam rangka menindak lanjuti permasalahan hukum tersebut.

Dengan demikian maka Legal Opinon (LO) ini hanya dapat dipergunakan untuk
membuat terang permasalahan hukum kasus tersebut di atas dan tidak diperuntukkan keperluan
lain, meskipun untuk kasus yang hampir sama dengan permasalahan hukum di atas. Demikian
juga Legal Opinon (LO) ini tidak dapat dipergunakan oleh pihak lain yang menghadapi
permasalahan hukum mengenai tindak pidana Penipuan dalam Perjanjian Sewa Guna Usah
yang dilakukan oleh Wang Lihee sebagai LESSEE pada PT D.O zhaolie Indonesia sebagai
LESSOR.

Fakta Hukum

1. Lampiran I Perjanjian Sewa Guna Usaha (Direct Financing) Nomor 6061600069


BNALAWSECRET@GMAIL.COM
tertanggal 20 Maret 2015 yang ditandatangani oleh LESSOR dan LESSEE.
2. Lampiran II Daftar dan Jadwal Pembayaran Uang Sewa Guna Usaha tertanggal 20
Maret 2015 yang ditandatangani oleh LESSOR dan LESSEE.

BNALAWSECRET@GMAIL.COM
LEGAL OPINION
BNA&PARTNERS
ADVOCATE AND LEGAL CONSULTANT

3. Pernyataan Penerimaan Barang Modal tertanggal 20 Maret 2015 yang ditandatangani


oleh LESSOR dan LESSEE.
4. Surat Perintah Pembayaran tertanggal 20 Maret 2015 yang ditandatangani oleh
LESSEE.
5. Surat Pernyataan Persetujuan dan Kuasa tertanggal 20 Maret 2015 yang ditandatangani
oleh LESSOR (sebagai yang menerima pernyataan dan kuasa) dan LESSEE (sebagai
yang menyatakan dan memberi kuasa).
6. Surat Pernyataan Asuransi di Bawah Harga Barang (Under Insured) tertanggal 20 Maret
2015 yang ditandatangani oleh LESSEE.

Pendapat hukum ini di dasarkan oleh kualifikasi sebagai berikut : Bahwa kronologis
kejadian & data yang telah diberikan oleh PT D.O zhaolie Indonesia tersebut di atas adalah
benar sesuai dengan aslinya, sehingga dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Oleh
karenanya dapat dipergunakan sebagai surat-surat bukti di persidangan Pengadilan. Bahwa
ketentuan hukum yang dipakai sebagai acuan dalam pembuatan Legal Opinion (LO) ini, adalah
sebagai berikut :

1. Pendapat hukum berdasarkan pada hukum yang berlaku di Republik Indonesia


2. Kitab Undang-undang Hukum Pidana ( KUH Pidana)
3. Peraturan yang relevan untuk menyelesaikan permasalahan PT D.O zhaolie Indonesia.
Dengan peraturan yang berlaku hingga diberikannya pendapat ini dan sepanjang
pengetahuan kami (the best of our knowledge)

Posisi Kasus

1. Bahwa pada tanggal 20 Maret 2015, di Kota Surabaya, antara PT D.O zhaolie Indonesia
(untuk selanjutnya disebut “LESSOR”) dengan Wang Lihee (untuk selanjutnya disebut
“LESSEE”) mengikatkan diri dalam Perjanjian Sewa Guna Usaha Nomor: 6061600069
(untuk selanjutnya disebut “PERJANJIAN”) atas objek barang modal berupa 1 (satu)
unit mesin LONKIN FORKLIFT NEW TAHUN 2015 (untuk selanjutnya disebut
“BARANG MODAL”).
2. Bahwa LESSOR mengirimkan “SURAT PEMBERITAHUAN KE-II” kepada LESSEE
tertanggal 25 Juli 2015 yang pada pokoknya adalah sebagai berikut:
BNALAWSECRET@GMAIL.COM
a. LESSOR mengingatkan LESSEE bahwa pembayaran hutang LESSEE yang
tertunggak per tanggal 30 Juli 2015 adalah sebesar Rp. 39.010.500,- (tiga puluh
sembilan juta sepuluh ribu lima ratus rupiah).

BNALAWSECRET@GMAIL.COM
LEGAL OPINION
BNA&PARTNERS
ADVOCATE AND LEGAL CONSULTANT

b. LESSOR memohon kepada LESSEE agar segera melunasi seluruh


kewajibannya sebagaimana tersebut di atas selambat-lambatnya 3 (tiga) hari
sejak tanggal surat ini.
3. Bahwa LESSOR mengirimkan “SURAT PERMINTAAN PENGEMBALIAN UNIT
(SPPU)” kepada LESSEE tertanggal 3 Maret 2016 yang pada pokoknya adalah sebagai
berikut:
a. LESSOR memberitahukan bahwa LESSEE masih belum melakukan
pembayaran atas kewajiban berdasarkan PERJANJIAN dan sudah tidak bisa
ditolerir lagi.
b. Tindakan LESSEE tersebut menjadi bukti yang cukup dan sah bagi LESSOR
untuk menyatakan bahwa LESSEE telah melakukan tindakan cidera janji
(wanprestasi) terhadap PERJANJIAN.
c. Oleh karena hal tersebut di atas, sesuai dengan ketentuan PERJANJIAN,
LESSOR meminta agar LESSEE menyerahkan kembali BARANG MODAL
sebagaimana dimaksud dalam PERJANJIAN.
d. BARANG MODAL tersebut di atas berikut perlengkapannya diminta oleh
LESSOR agar diserahkan secara segera, seketika, dan sekaligus selambat-
lambatnya 3 (tiga) hari dari tanggal surat ini dibuat.
4. Bahwa LESSOR mengirimkan “KONFIRMASI TERJADINYA PERISTIWA CIDERA
JANJI/WANPRESTASI” kepada LESSEE tertanggal 17 Mei 2016 yang pada pokoknya
adalah sebagai berikut:
a. Sampai surat ini dibuat, LESSEE belum juga melaksanakan kewajibannya atas
pembayaran BARANG MODAL tersebut, maka telah terjadi kelalaian atau
wanprestasi. Dengan ini LESSOR menyatakan bahwa seluruh fasilitas
pembiayaan yang telah LESSOR berikan kepada LESSEE berdasarkan
PERJANJIAN tersebut telah jatuh tempo dan PERJANJIAN tersebut menjadi
berakhir.
b. LESSEE wajib melunasi seluruh hutang atau kewajiban kepada kami
berdasarkan PERJANJIAN selambat-lambatnya dalam waktu 5 (lima) hari
sejak tanggal surat ini dibuat.
BNALAWSECRET@GMAIL.COM
c. Apabila dalam jangka waktu tersebut di atas LESSEE tidak atau belum
melunasi seluruh hutang atau kewajibannya, maka sesuai dengan ketentuan
dalam PERJANJIAN, LESSOR akan mengambil BARANG MODAL dari

BNALAWSECRET@GMAIL.COM
LEGAL OPINION
BNA&PARTNERS
ADVOCATE AND LEGAL CONSULTANT

siapapun juga yang menguasai BARANG MODAL tersebut untuk kemudian


menjualnya. Apabila hasil penjualan ternyata kurang atau tidak cukup untuk
melunasi seluruh kewajiban LESSEE kepada LESSOR, maka kekurangan itu
akan menjadi tanggung jawab dan kewajiban LESSEE untuk melunasinya.
5. Bahwa LESSOR mengirimkan “SURAT PERINGATAN I” kepada LESSEE tertanggal
12 Juli 2016 yang pada pokoknya adalah sebagai berikut:
a. LESSOR mengingatkan LESSEE bahwa pembayaran hutang LESSEE yang
tertunggak per tanggal 19 Juli 2016 adalah sebesar Rp. 161.774.000,- (seratus
enam puluh satu juta tujuh ratus tujuh puluh empat ribu rupiah).
b. LESSOR memohon kepada LESSEE agar hutang pembayaran leasing di atas
dapat segera LESSEE penuhi pelunasannya selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari
kalender dari tanggal surat ini berikut denda keterlambatan sebesar 2.00 per mil
per hari.
c. Apabila LESSEE tidak melakukan pembayaran tunggakan sewa guna usaha
dalam jangka waktu tersebut di atas, maka tidak ada jalan lain bagi LESSOR
selain melaksanakan dan mengambil tindakan lebih lanjut untuk melindungi
hak-haknya atas unit berdasarkan PERJANJIAN.
6. Bahwa pada saat ini BARANG MODAL masih dalam penguasaan LESSEE, namun
LESSOR tidak mengetahui secara pasti di mana keberadaan BARANG MODAL
tersebut.

Permasalahan Hukum

1. Apakah perbuatan Wang Lihee sebagai LESSEE termasuk sebagai tindak pidana yang
dilarang oleh peraturan perundang-undangan di Indonesia?

Penelusuran Bahan Hukum

1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana.


2. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 84/PMK.012/2006 tentang
Perusahaan Pembiayaan.
3. Perjanjian Sewa Guna Usaha Nomor: 6061600069 tertanggal 20 Maret 2015.
BNALAWSECRET@GMAIL.COM
Analisa Hukum

Bahwa istilah “tindak pidana” dapat diartikan sebagai suatu perbuatan yang oleh hukum
diancam dengan hukuman, bertentangan dengan hukum, dilakukan oleh seorang yang bersalah,

BNALAWSECRET@GMAIL.COM
LEGAL OPINION
BNA&PARTNERS
ADVOCATE AND LEGAL CONSULTANT

dan orang itu boleh dianggap bertanggung jawab atas perbuatannya. Catatan penting mengenai
pengertian ini adalah sebagai berikut: Untuk adanya suatu “tindak pidana” itu disyaratkan
bahwa di situ harus terdapat suatu tindakan yang dilarang ataupun yang diwajibkan oleh
undang-undang, di mana pelanggaran terhadap larangan atau kewajiban semacam itu telah
dinyatakan sebagai suatu tindakan yang dapat dihukum. Agar sesuatu tindakan itu dapat
dihukum, maka tindakan tersebut harus memenuhi semua unsur dari delik seperti yang
dirumuskan di dalam undang-undang; dan Setiap “tindak pidana” sebagai pelanggaran
terhadap larangan atau kewajiban menurut undang-undang itu, pada hakikatnya merupakan
suatu tindakan melawan hukum atau merupakan suatu “onrechtmatige handeling”. Bahwa
sepanjang merujuk pada PERJANJIAN beserta semua lampiran-lampirannya, perbuatan-
perbuatan LESSEE dan dikaitkan dengan konsep tentang “tindak pidana”, LESSEE dapat
diduga telah melakukan perbuatan melawan hukum, khususnya hukum pidana yang terkait
dengan tindak pidana penggelapan sebagaimana diatur dalam Pasal 372 KUHP. Untuk
menentukan apakah perbuatan LESSEE termasuk sebagai tindak pidana penggelapan, maka
perlu dijelaskan unsur-unsur pembentuk Pasal 372 KUHP dan dikaitkan dengan perbuatan
LESSEE.

Rumusan Pasal 372 KUHP adalah sebagai berikut: “Barangsiapa dengan sengaja
menguasai secara melawan hak, suatu benda yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang
lain, yang ada di bawah kekuasannya bukan karena kejahatan, dihukum karena salah telah
melakukan penggelapan, dengan hukuman penjara selama-lamanya empat tahun atau dengan
hukuman denda setinggi tingginya enam puluh rupiah.”. Berikut adalah penjelasan atas unsur-
unsur pembentuk tindak pidana dalam Pasal 372 KUHP dan dikaitkan dengan perbuatan
LESSEE.

a. Barangsiapa (hij) Unsur “barangsiapa” menunjukkan orang yang harus bertanggung


jawab atas perbuatan atau kejadian yang disangkakan atau setidak-tidaknya mengenai
orang yang harus dijadikan tersangka dalam suatu peristiwa pidana. Berdasarkan
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor: 1398 K/Pid/1994 tanggal 30
Juni 1995, terminologi kata “barangsiapa” atau “hij” adalah siapa saja yang harus
dijadikan sebagai pelaku tindak pidana (dader) atau setiap orang sebagai subjek hukum
BNALAWSECRET@GMAIL.COM
(pendukung hak dan kewajiban) yang dapat dimintai pertanggungjawaban dalam segala
tindakannya. Dalam hal dikaitkan dengan perbuatan LESSEE sebagaimana pada kasus
posisi di atas, LESSEE adalah subjek hukum (pendukung hak dan kewajiban) yang

BNALAWSECRET@GMAIL.COM
LEGAL OPINION
BNA&PARTNERS
ADVOCATE AND LEGAL CONSULTANT

dapat dimintai pertanggjawaban dalam segala tindakannya. Dengan demikian, unsur


“barangsiapa” ini telah terpenuhi.
b. Dengan sengaja (opzattelijk) Apabila melihat rumusan tindak pidana penggelapan
sebagaimana yang terdapat di dalam Pasal 372 KUHP, maka unsur “opzettelijk” itu
ditempatkan di depan sendiri, yaitu di depan unsur-unsur yang lain, sehingga sesuai
dengan asas pokok mengenai penempatan unsur “opzettelijk”, maka lain-lain unsur itu
semuanya juga diliputi oleh opzet atau kesengajaan. Dalam hal dikaitkan dengan
perbuatan LESSEE sebagaimana pada kasus posisi di atas, LESSEE sengaja melakukan
perbuatan-perbuatan sebagai berikut:
- Mengikatkan diri dalam Perjanjian Sewa Guna Usaha Nomor: 6061600069 atas
objek barang modal berupa 1 (satu) unit mesin LONKIN FORKLIFT NEW
TAHUN 2015.
- Tidak memenuhi kewajibannya kepada LESSOR
- Tidak mengembalikan BARANG MODAL yang merupakan milik LESSOR.
Dengan demikian, unsur “dengan sengaja” ini telah terpenuhi.
c. Menguasai untuk dirinya sendiri (zich toeeigenen) Yang dimaksud dengan “zich
toeeigenen” menurut Memorie van Toelichting mengenai Pasal 372 KUHP tersebut di
atas, yaitu “het als heer en meester besechiken” atau jika diterjemahkan secara bebas
ke dalam bahasa Indonesia berarti “menguasai sesuatu benda seolah-olah ia adalah
pemiliknya”
d. Secara melawan hak (wederrechtelijk) Maksud dari unsur “secara melawan hak” adalah
perbuatannya bertentangan dengan apa yang dibenarkan oleh hukum atau anggapan
masyarakat atau yang benar-benar dirasakan oleh masyarakat sebagai perbuatan yang
tidak patut untuk dilakukan. Apabila ini dihubungkan dengan unsur “opzettelijk”
sebagaimana tersebut di atas dengan unsur “wederrechtelijk” atau melawan hak, maka
ini berarti si pelaku harus mengetahui bahwa perbuatannya yang berupa “zich
toeeigenen” itu adalah bertentangan dengan hak orang lain. Dalam hal dikaitkan dengan
perbuatan LESSEE sebagaimana pada kasus posisi di atas, LESSEE telah melakukan
perbuatan yang bertentangan dengan hak yang dimiliki oleh LESSOR. Bahkan,
perbuatan LESSEE tersebut nyata-nyata telah merugikan LESSOR. Dengan demikian,
BNALAWSECRET@GMAIL.COM
unsur “secara melawan hak (wederrechtelijk)” telah terpenuhi
e. Suatu benda (eenig goed) Perbuatan “menguasai bagi diri sendiri secara melawan hak”
itu harus ditujukan terhadap sebuah “benda” atau “goed”. Dengan mempergunakan

BNALAWSECRET@GMAIL.COM
LEGAL OPINION
BNA&PARTNERS
ADVOCATE AND LEGAL CONSULTANT

“wetshistorische interpretatie” akan nyatalah bahwa yang dimaksud dengn “benda”


atau “goed” oleh pembentuk undang-undang adalah “stoffelijk en roerend goed” yang
artinya perbuatan menguasai bagi dirinya sendiri melawan hak itu harus ditujukan
kepada “benda-benda yang berwujud dan bergerak”. Apabila unsur “opzettelijk”
tersebut di atas dihubungkan dengan unsur “eenig goed” atau “sesuatu benda”, maka
ini berarti si pelaku haruslah mengetahui, bahwa yang “zich toeeigent” itu adalah
sebuah benda. Dalam hal dikaitkan dengan perbuatan LESSEE sebagaimana pada kasus
posisi di atas, LESSE menguasai bagi dirinya sendiri secara melawan hak atas 1 (satu)
unit mesin LONKIN FORKLIFT NEW TAHUN 2015. Dengan demikian, unsur “suatu
benda (eenig goed)” telah terpenuhi.
f. Yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang lain (datgeheel of ten deele aan
een ander toebehort) Sebagai salah satu unsur obyektif dari kejahatan penggelapan
yang telah disebutkan di atas, ternyata tidak setiap benda berwujud dan bergerak dapat
dijadikan obyek dari kejahatan penggelapan ini, karena benda tersebut haruslah
memenuhi syarat “dimiliki oleh orang lain selain dari si pelakunya sendiri”. Apabila
unsur “opzettelijk” tersebut di atas dihubungkan dengan unsur “dat geheel of tendeele
aan ander toebehoort” atau dengan unsur “yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan
orang lain”, maka berarti si pelaku haruslah mengetahui bahwa benda tersebut
seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang lain.

Pasal 7 butir 7.1PERJANJIAN menentukan: “Lesse dengan ini mengakui


bahwa Lessor adalah pembeli dan oleh karena itu terhitung sejak Tanggal Pencairan
Fasilitas Lessor adalah satu-satunya pemilik Barang Modal, sesuai Surat Pernyataan
Penerimaan Barang Modal dan demikian selanjutnya maka selama Perjanjian ini
(masih) berlangsung, berdasarkan ketentuan dalam Pasal 3 ayat 3 Peraturan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor 84/PMK.012/2006 tanggal 29 September 2006,
Lessor adalah pemilik dari Barang Modal.” Merujuk pada klausul sebagaimana tersebut
di atas dan Pasal 3 ayat (3) Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
84/PMK.012/2006 tentang Perusahaan Pembiayaan, BARANG MODAL adalah sah
secara hukum milik LESSOR. Dalam hal dikaitkan dengan posisi kasus di atas, benda
BNALAWSECRET@GMAIL.COM
yang ada pada LESSEE adalah seluruhnya milik LESSOR. Dengan demikian, unsur
“yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang lain (datgeheel of ten deele
aan een ander toebehort)” telah terpenuhi

BNALAWSECRET@GMAIL.COM
LEGAL OPINION
BNA&PARTNERS
ADVOCATE AND LEGAL CONSULTANT

g. Yang ada di bawah kekuasaannya tidak karena kejahatan atau (dat hijamders dan door
misrijf onder zich heeft) Sesuatu benda itu dapat berada di bawah kekuasaan seseorang
itu tidaklah selalu harus karena kejahatan, misalnya karena adanya perjanjian sewa-
menyewa, perjanjian pinjammeminjam, perjanjian menyimpan, perjanjian gadai, dan
sebagainya. Orang dapat mengatakan bahwa sesuatu benda itu telah berada di bawah
kekuasaan seseorang, apabila orang itu telah benar-benar menguasai benda tersebut
secara langsung dan nyata. Ini berarti bahwa hubungan antara orang yang menguasai
benda tersebut dengan benda itu sendiri adalah demikian langsungnya, sehingga untuk
melakukan sesuatu dengan benda tersebut, ia tidak perlu melakukan sesuatu tindakan
yang lain. Bahwa apabila unsur “opzettelijk” tersebut di atas dihubungkan dengan unsur
“dat hij anders dan door misdrif onder zich heeft” atau dengan unsur “yang berada di
bawah kekuasaannya bukan karena kejahatan”, maka ini berarti bahwa si pelaku
haruslah mengetahui bahwa benda yang telah ia “zich toeeigent” itu berada di bawah
kekuasannya bukan karena kejahatan. Dalam hal dikaitkan dengan posisi kasus di atas,
benda yang ada dalam penguasaan LESSEE saat ini diperoleh karena adanya Perjanjian
Sewa Guna Usaha Nomor: 6061600069 atas objek barang modal berupa 1 (satu) unit
mesin LONKIN FORKLIFT NEW TAHUN 2015. Dengan demikian, unsur “yang ada
di bawah kekuasaannya tidak karena kejahatan atau (dat hijamders dan door misrijf
onder zich heeft)” telah terpenuhi.

Berdasarkan penjelasan atas unsur-unsur pembentuk tindak pidana dalam Pasal 372
KUHP dan dikaitkan dengan perbuatan LESSEE sebagaimana tersebut di atas, perbuatan
LESSEE yang menguasai BARANG MODAL milik LESSOR merupakan tindak pidana
sebagaimana yang diatur dalam Pasal 372 KUHP

Kesimpulan Hukum

Perbuatan LESSEE yang menguasai BARANG MODAL milik LESSOR termasuk


sebagai tindak pidana yang dilarang oleh peraturan perundang-undangan di Indonesia, yakni
sebagaimana diatur dalam Pasal 372 KUHP

Demikian Legal Opini kami sampaikan atas perhatian dan kerjasama baiknya kami ucapkan
Terimakasih BNALAWSECRET@GMAIL.COM

BNALAWSECRET@GMAIL.COM
LEGAL OPINION
BNA&PARTNERS
ADVOCATE AND LEGAL CONSULTANT

Hormat Kami

Konsultan Hukum/Advokat

Evi Nur Rahmawati, S.H., M.H.,

BNALAWSECRET@GMAIL.COM

BNALAWSECRET@GMAIL.COM

Anda mungkin juga menyukai