PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI
OSTEOATHRITIS KNEE BILATERAL DI RSU PKU
MUHAMMMADIYAH WONOSOBO TAHUN 2023
Makalah praktik ini disetujui sebagai tugas praktik klinik Fisioterapi Tingkat 3
i
PRAKATA
Yura QotrunNada
ii
VISI, MISI, MOTTO DAN KEBIJAKAN MUTU
iii
- MORALITY
Menggambarkan bahwa insan PKU senantiasa menjunjung
tinggi kejujuran, kepatuhan dan panggilan jiwa terhadap profesi
- APPRECIATIVE
Menggambarkan bahwa insan PKU senantiasa melaksanakan
amanah dengan mengedepankan pelayanan yang prefesional, handal,
antusias, sabar, tekun dan bertanggung jawab
- HOSPITALITY
Merupakan janji bahwa insan RS PKU senantiasa melayani
dengan sepenuh hati karena kecintaan kepada Allah, Rasul-nya,
sesama manusia dan alam semesta ciptaan nya.
iv
DAFTAR ISI
v
5.2 Saran ............................................................................................................ 34
DATAR PUSTAKA ............................................................................................. 35
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
BAB I
PENDAHULUAN
Masalah pada lutut merupakan suatu hal yang umum terjadi pada
manusia disegala usia. Lutut merupakan sendi yang menghubungkan antara
tulang femur dan tulang tibia. Pada manusia lutut yang menjadi
menyongkong hampir seluruh berat tubuh, karenanya lutut sangatlah rentan
dalam cedera akut maupun timbul penyakit radang sendi yang biasanya
disebut Osteoarthritis.
Osteoartritis merupakan suatu penyakit yang ditandai oleh adanya
kelainan pada tulang rawan (kartilago) (Pratama et al, 2021). Kelainan pada
kartilago bisa mengakibatkan adanya pergesekan antara tulang satu sama lain,
sehingga timbulnya gejala kekakuan, nyeri, dan adanya keterbatasan lingkup
gerak pada sendi (Wiarto, 2017).
Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) pada tahun
2017, Osteoarthritis diketahui bahwa diderita oleh 151 juta jiwa menderita
Osteoarthritis di dunia hingga 24 juta jiwa di kawasan Asia Tenggara
sedangkan di Indonesia sendiri, prevalensi Osteoartritis mencapai 5% pada
usia <40 tahun, 30% pada usia 40-60 tahun, dan 65% pada usia >61 tahun
(Santosa, 2018). Sedangkan osteoarthritis lutut yang tampak secara radiologis
mencapai 12,7% pada pria dan 15,5% pada wanita yang berumur antara 40-
60 tahun. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2018
berhasil memetakan jumlah penderita Osteoarthritis hasil 11,5% lebih orang
Indonesia menderita Osteoarthrits (Berampu et al., 2021).
Fisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditunjukan kepada
individu atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara, dan
memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang daur kehidupan dengan
menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan
1
2
3
4
Keterangan :
1. M. Adductor magnus, tendo 9. Muscle popliteus
2. Caput mediale 10. Caput laterale
3. Condyles medialis 11. Ligament crusiatum anterius
4. Ligament meniscofemorale 12. Femur, condyles lateralis
5. Ligament collaterale tibiale 13. Meniscus lateralis
6. Muscle semimembranosus 14. Ligament collateral
7. Ligament popliteum obliqum 15. Tibia, condyles lateralis
8. Ligament crusiatum posterus 16. Ligament capitis fibula posterior
5
2) Semitendinosus
Origo : tuberositas ischiadicum, membagi tendon sama besar dengan
semitendinosus dan biceps femoris
Insersio : permukaan medial dari superior tibia melalui tendon
pes anserinus
Inervasi : nervus tibia (L5-S2)
3) Semimembranosus
Origo : tuberositas ischiadicum, membagi tendon sama besar dengan
semitendinosus dan biceps femoris
Insersio : permukaan posterior medial condylus tibia
Inervasi : nervus tibiaa ( L5-S2)
4) Graciis
Origo : ½ dibawah sympisis pubis dan ½ atas arcus pubis
Insersio : permukaan medial dari superior tibia melalui tendon
pesanserinus
Inervasi : nervus obturator (L3-L4)
5) Sartorius
Origo : spinal iliaca anterior superior
Insersio : permukaan antero medial atas os tibia tepat di pes anserinus
Inervasi : nervus obturator (L2-L3)
6) Gastrocnemius
Origo : caput medial dan lateral dari permukaan posterior condylus
femoralis
Insersio : permukaan posterior calcaneus membentuk tendon achilles
Inervasi : nervus tibia (S1,S2)
7) Popliteus
Origo : permukaan lateral condylus lateral
Insesio : permukaan posterior proksimal shaft tibia
Inervasi : nervus tibia (L4,L5)
8) Plantaris
Origo : lateral supracondylar femur di atas lateral head gastrocnemius
8
Insersio : calcanius
Inervasi : nervus tibia
D. Ekstensor
Kelompok otot ekstensor genu yaitu quadricpes yang terdiri dari rectus
gemoris, vastus medialis, vastur intermedius, dan vastus lateralis.
1) Rectus femoris
Origo : spina iliaca anterior inferor dan bagian superior lekukan
acetabulum
Insersio : tuberositas tibia
Inervasi : nervus femoral (L2-L4)
2) Vastus medialis
Origo : linea intertrochanterica dan bagian medial linea aspera
Insersio : tendon patella dan tuberositas tibia
Inervasi : nervus femoris (L2-L4)
3) Vastus intermedius
Origo : 2/3 atas bagian anterior dan permukaan lateral os femur
Insersio : tuberositas tibiaslis
Inervasi : nervus femoris (L2-L4)
4) Vastus lateralis
Origo : trochantor major dan permukaan lateral atas linea aspera
Insersio : tuberositas tibia
Inervasi : nervus femoris (L2-L4)
E. Meniskus
Meniskus merupakan fibrokartilago semilunak yang berbentuk seperti
huruf C. Pinggir luarnya tebal dan melekat pada kapsula, pinggir dalamnya
tipis dan cekung, dan membentuk pinggir yang bebas. Permukaan atasnya
berhubungan langsung dengan condylus femoris. Permukaan bawahnya
berhubungan langsung dengan condylus tibiae. Fungsi meniskus yaitu
memperdalam facies articularis condylus tibiae dalam menerima condylus
femoris yang cembung dan berfungsi sebagai bantalan di antara kedua
tulang tersebut. Melalui cornu anterior dan posterior nya, masing-masing
9
Hasil Terapi
1. Penurunan nyeri
2. Peningkatan kekuatan otot
3. Peningkatan LGS
4. Peningkatan aktivitas
fungsional
BAB III
LAPORAN KASUS
Nama : Ny.E
Umur : 57 tahun
JenisKelamin : perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : pedagang
Alamat : Campursari Rt 02/02, Kertek
3.2 Data medis rumah sakit
A. Diagnosa Medis : Osteoarthritis knee billateral
B. Catatan Klinis : Tidak ada
C. Terapi Umum
Medika menthosa :
1. Melloxicam
2. Diclofenac diethylamine emulgel 1%
D. Rujukan Fisioterapi dari dokter
Mohon dilakukan tindakan Fisioterapi pada pasien atas nama Ny E
dengan diagnose Osteoarthritis knee billateral dari dokter rehab medik
3.3 Segi Fisioterapi
A. PEMERIKSAAN SUBYEKTIF
1. ANAMNESIS
a. KELUHAN UTAMA : Nyeri Lutut kanan dan kiri
b. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG : Sekitar 6 bulan yang lalu pasien
mengalami nyeri lutut kanan dan kiri. Setelah itu pasien pergi ke RS pku
muhammadiyah wonosobo untuk mendapatkan penanganan pada lutut
kanan dan kiri kemudian pasien dilakukan tindakan fisioterapi
c. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU : Pasien tidak ada riwayat trauma atau
jatuh
13
14
2) GERAKAN PASIF
dengan kedua tangan anda aplikasikan varus force pada knee pasien
ke arah medial.
3. Interpretation : test positif jika nyeri terprovokasi pada sisi lateral
knee joint dengan atau tanpa disertai peningkatan laxity, indikasi tear
pada ligament collateral lateral.
- Tes valgus Knee dextra (-) Sinistra (-)
1. Goal : Tes ditijukan untuk mengidentifikasi adanya kemungkinan
injuri pada ligament collateral medial spasifitas belum ditetapkan
2. Procedural test : posisi pasien terlentang psosisi pemeriksa berdiri
disamping tungkai pasien yang akan ditest, abduksikan tungkai
pasien dan knee fleksi sekitar 20-30 derajat sehingga knee joint
dalam posisi closed packed, selanjutnya tempatkan 1 tangan anda
pada posisi lateral dari upper knee tangan anda aplikasikan valgus
force pada knee pasien ke arah lateral.
4. Interpretation : test positif jika nyeri terprovokasi pada sisi medial
knee joint dengan atau tanpa disertai peningkatan laxity, indikasi tear
pada ligament collateral medial.
- Tes mc murray Knee dextra (-) Sinistra (-)
Keterangan :
1. Goal : tes ditujukan untuk mengidentifikasi adanya tear atau injuri
pada meniskus, sensitivitas 85% spesifikasi 94%
2. Procedural test : posisi pasien terlentang posisi pemeriksa berdiri
awali test dengan yang akan di test, untuk meniskus lateral bagian
posterior awali dengan tset dengan memfleksikan hip dan knee ke
medial lalu bawah knee ke dalam ekstensi , lakukan test beberapa
kali dengan sudut fleksi knee yang berbeda.
3. Interpretation : test positif jika pasien merasakan clicking locking
atau nyeri di bagian dalam knee, indikasi tear injuri pada meniscus
20
1 Jongkok ke berdiri 3 2 1
3 Jalan 6 meter 3 2 1
Keterangan :
1. Penilaian nyeri :
Nilai 1 : tidak nyeri
Nilai 2 : nyeri ringan
Nilai 3 : nyeri sedang
Nilai 4 : nyeri berat
2. Penilaian kesulitan :
Nilai 1 : mudah
Nilai 2 : agak mudah
Nilai 3 : tidak mudah
Nilai 4 : agak sulit
Nilai 5 : sangat sulit
3. Penilaian ketergantungan
Nilai 1 : tanpa bantuan
Nilai 2 : butuh bantuan
Nilai 3 : butuh bantuan orang lain
Nilai 4 : butuh bantuan orang lain dan alat
Nilai 5 : tidak dapat melakukan
b. Tes pemeriksaan nyeri dengan vas
- Nyeri diam : 2/ 10cm
- Nyeri tekan : 1/ 10cm
- Nyeri gerak : 2/ 10cm
22
Keterangan : VAS 1-3 : Tidak nyeri atau nyeri ringan, VAS 6-7 : Nyeri
sedang, VAS 7-10 : Nyeri hebat
c. Pemeriksaan LGS dengan goniometer
B. DIAGNOSIS fISIOTERAPI
1. IMPAIRMENT
- Adanya nyeri gerak aktif dan pasif pada knee dextra dan sinistra
- Adanya penurunan LGS pada knee dextra dan sinistra
- Adanya penurunan kekuatan otot pada knee dextra dan sinistra
2. FUNCTIONAL LIMITATION
- Penurunan kemampuan ungsional jongkok ke berdiri
- Penurunan kemampuan berjalan jauh
3. PARTICIPANT
Pasien mampu bersosialisasi dengan masyarakat sekitar
C. PERENCANAAN TINDAKAN FISIOTERAPI
1. Tujuan terapi
a. Tujuan jangka pendek
- Untuk meningkatkan kemampuan fungsional pasien
b. Tujuan jangka pendek
- Mengurangi nyeri
- Meningkatkan LGS
23
dan atur arus menggunakan arus faradik dengan frekuensi waktu 15 menit
dan intensitas sesuai toleransi pasien, jika sudah selesai rapihkan alat
ketempatnya.
b) ULTRASOUND THERAPY
- Persiapan alat : cek alat terlebih dahulu mulai dari kabel tranduser
- Persiapan alat : posisi pasien senyaman mungkin yaitu tidur
terlentang di atas bed, area yang akan diterapi atau lutut kanan dan kiri
bebas dari pakaian. Terapis menjelaskan tentang tujuan terapi dan rasa
yang akan dirasakan selama terapi
- Pelaksanaan terapi : siapkan alat terlebih dahulu, nyalakan alat
kemudian atur dosis frekuensi 3Mhz, intensitas 1,4 w/cm2 dengan
waktu 3 menit knee dextra, 3 menit knee sinistra, area di bersihkan
dengan alcohol dan bebas hambatan. Kemudian tuangkan gel ke
permukaan area lutut kanan maupun kiri secukupnya dan bergantian
setelah itu lakukan pengontrolan terhadap rasa nyeri dan panas selesai
terapi alat dimatikan kemudian lutut kanan dan kiri pasien serta
tranducer di bersihkan dari sisa gel.
c) TERAPI LATIHAN
1. Free Active Movement
Posisi Pasien : Duduk ongkang ongkang ditepi bed
Posisi Terapis : Disamping paisen
Pelaksanaan : Pasien di instruksikan meluruskan lututnya
kemudian menekuknya kembali dengan hitungan 1 sampai 8, dengan
frekuensi 3 sampai 5 kali pengulangan.
2. Hold Relax
Posisi Pasien : Tidur tengkurap dibed
Posisi terapis : Disamping pasien
Pelaksanaan : terapis memberitahu tentang tindakan yang akan
diberikan bernama hold rilex berguna untuk menambah lingkup gerak
sendi. Terapis menempatkan diri disisi kanan/kiri pasien dilakukan
Gerakan fleksi knee sampai dengan batas nyeri lalu pasien
25
c) TERAPI LATIHAN
1. Free Active Movement
Posisi Pasien : Duduk ongkang ongkang ditepi bed
Posisi Terapis : Disamping paisen
Pelaksanaan : Pasien di instruksikan meluruskan lututnya
kemudian menekuknya kembali dengan hitungan 1 sampai 8, dengan
frekuensi 3 sampai 5 kali pengulangan.
2. Hold Relax
Posisi Pasien : Tidur tengkurap dibed
Posisi terapis : Disamping pasien
Pelaksanaan : terapis memberitahu tentang tindakan yang akan
diberikan bernama hold rilex berguna untuk menambah lingkup gerak
sendi. Terapis menempatkan diri disisi kanan/kiri pasien dilakukan
Gerakan fleksi knee sampai dengan batas nyeri lalu pasien
mempertahankan posisi lututnya dan terapis menjaga lutut pasien tetap
dalam posisi fleksi knee sampai batas nyeri tahan selama 5 detik lalu di
rileks kan dan lutut dalam posisi netral kembali ulangi gerakan sampai
8 kali hitungan dan 3 kali pengulangan (mengikuti batas toleransi nyeri
pasien)
3. Latihan penguatan otot knee
Posisi pasien : tidur tengkurap
Posisi terapis : disamping pasien
Pelaksanaan : terapis akan memberikan elastis band pada daerah
pergelangan kaki, setelah itu terapis memegang elastis band dengan
ditahan. Pasien di instruksikan menggerakan lutut fleksi kemudian di
ekstensi dengan melawan tahanan dilakukan dengan secara bergantian.
Dosis : 8 kali dengan 3 repetisi
E. PROGNOSIS
1. Quo ad vitam : Bonam
2. Quo ad sanam : Bonam
3. Quo ad fungsionam : Dubia at bonam
29
31
32
5.1 Simpulan
Pasien dengan nama Ny. E berumur 57 tahun, pasien dilakukan terapi
atas rujukan dari Dokter. Pasien ke RSU PKU MUHAMMMADIYAH
WONOSOBO untuk melakukan terapi setiap minggu nya 2 kali pertemuan.
Terapi yang dilakukan kepada pasien berupa modalitas alat ELEKTRICAL
STIMULATION, Ultrasound Therapy dan TERAPI LATIHAN dengan hasil
sementara penurunan nyeri, peningkatan LGS, Peningkatan kekuatan otot.
5.2 Saran
1. Untuk pasien
Pasien harus rajin melakukan latihan yang telah diajarkan oleh terapis agar
kondisi cepat pulih. Tidak dianjurkan untuk beraktifitas berat yang dan
tidak dianjurkan untuk duduk terlalu lama dengan posisi yang sama.
2. Untuk Fisioterapi
Fisioterapi seharusnya melakukan penanganan kepada pasien sesuai
dengan SOP (Standar Operasional Prosedur)
3. Untuk Pembaca
Dengan adanya makalah ini penulis dapat menyebarkan dan memberi
informasi kepada masyarakat umum serta memperkenalkan peran
fisioterapi pada kondisi tersebut.
34
DATAR PUSTAKA
Berampu, S., Siahaan, T., Jehaman, I., Ginting, S., Mekarsari, D., Fisioterpi, P. S.,
Serdang, K. D., Aktivitas, P., Pada, F., Osteoarthritis, P., Di, K., Sakit, R.,
Traksi, M., & Exercise, I. (2021). Pelaksanaan Manual Traksi Dan Isometrik
Exercise Penderita Osteoarthritis Knee Di Rumah Sakit. 1(1), 173–179.
https://doi.org/10.35451/jpk.v1i1.765
Eka Oktafianti, Luh Putu Ratna Sundari, Muhammad Ali Imron, Ketut Tirtayasa, I
Putu Adhiartha Griadhi, L. M. I. S. H. A. (2020). Terapi Ultrasound Dengan
Latihan Hold Relax Dan Passive Stretching Sama Efektifnya Dalam
Meningkatkan Fleksibilitas Otot Hamstring Pada Pasien Osteoarthritis Genu
Di Rsup Sanglah Denpasar Bali. 8(3), 133–142.
35