Anda di halaman 1dari 10

REVIEW JURNAL

Judul SIMULASI MODEL PENGELOLAAN PENANGKAPAN IKAN

SOTONG DI PERAIRAN KABUPATEN SUMBA TIMUR

Jurnal Jurnal Teknologi hasil perairan

Volume & Halaman -

Tahun 1 juni 2017

Penulis Krisman umbu henggu dan Reni lobo

Reviewer Rossandy H Hafid (202063017)

Tanggal 21 Juni 2023

Latar Belakang Pengelolaan sumberdaya ikan laut dihadapkan pada tantangan yang

timbul karena faktor-faktor yang menyangkut perkembangan

penduduk, perkembangan sumberdaya lingkungan dan perkembangan

teknologi (Salim, 1991). Menurut Undang-Undang No.31 Tahun 2004

tentang Perikanan, yang dimaksud dengan perikanan adalah semua

kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan

sumberdaya ikan dan lingkungan mulai dari pra produksi, produksi,

pengolahan sampai dengan pemasaran, yang dilaksanakan dalam suatu

sistem bisnis perikanan. Sotong atau "ikan" nus adalah binatang yang

hidup di perairan, khususnya sungai maupun laut atau danau. Hewan

ini dapat ditemukan di hampir semua perairan yang berukuran besar


baik air tawar, air payau, maupun air asin pada kedalaman bervariasi,

dari dekat permukaan hingga beberapa ribu meter di bawah

permukaan. Sotong juga merupakan makanan sejenis seafood.

Produksi sumber daya ikan di laut Indonesia menurut Kementerian

Kelautan dan Perikanan.

Tinjauan Pustaka Sistem sebagai suatu gugus yang terdiri dari elemen-elemen yang

saling berhubungan dan terorganisir untuk mencapai satutujuan atau

gugus tujuan (Manetsch dan Park, 1979 diacu dalam Eriyatno, (1999).

Menurut Eriyatno (1999) lebih menitik beratkan pada prosedur, yang

intinya sistem merupakansuatu jaringan yang terdiri dari prosedur-

prosedur yang saling berhubungan, terorganisasiuntuk melakukan

suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan sasaran dan tujuan tertentu.

Manetsch (1977) diacu dalam Putri (2013) membagi sistem menjadi

dua, yakni sistem tertutup dan sistem terbuka. Sistem tertutup adalah

sistem yang menyendiri (self sustaining). Muhammadi, (2001).

Menyatakan sistem terbuka adalah sistem yang dipengaruhi oleh faktor

lingkungannya. Dalam kenyataannya sistem tertutup tidak pernah ada,

hanya ada dalam anggapan dan kajian analisis Djojomartono dan

Pramudya, (1983) membagi sistem menjadi dua berdasarkan sifatnya

yaitu sistem dinamik dan sistem statis. Sistem dinamik memiliki sifat

yang berubah menurut waktu, jadi merupakan fungsi dari waktu.

Sistem dinamik ditandai dengan adanya “time delay” yang

menggambarkan ketergantungan out put terhadap variabel input pada


periode waktu tertentu. Sedangkan sistem statis adalah sistem yang

nilai outputnya tidak tergantung pada nilai inputnya. Pendekatan sistem

lebih menekankan pada keterkaitan hubungan timbal balik dan

kelengkapan, oleh karena itu diperlukan suatu tim multi disiplin yang

dapat mengorganisir berbagai disiplin dan kemampuan untuk

melaksanakan fungsinya. Tidak semua persoalan tepat diselesaikan

dengan pendekatan sistem (Djojomartono, 1983). Eriyatno (1999)

menyatakan ada tiga persyaratan mendasar yang harus dipenuhi suatu

permasalahan yang akan diselesaikan dengan menggunakan

pendekatan sistem: (a) kompleks, (b) probabiltstik, dan (c) dinamis.

Muhammadi, (2001) menyatakan bahwa untuk dapat menyelesaikan

permasalahan dengan pendekatan kesisteman, harus diawali dengan

cara berfikir sistemik (Systems thinking). Berfikir sistemik adalah cara

pandang terhadap suatu kejadian dengan memikirkan seluruh interaksi

antar unsur (variabel) dalam batas lingkungan tertentu. Pengembangan

cara berfikir sistem dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan

pemetean kognitif (cognitive map) dan pemetaan sebab akibat (causal

map) tentang aliran informasi, kemudian dilanjutkan dengan

penyederhanaan kerumitan-kerumitan untuk menciptakan sebuah

konsep model (mental model). Menurut Eriyatno (1999) ada 6 tahap

dalam menyelesaikan permasalahan. Tahap analisis kebutuhan dan

identifikasi sistem merupakan tahap yang paling menentukan dalam

pengembangan sistem, karena pada tahap analisis kebutuhan akan


dirumuskan seluruh kebutuhan dari setiap entity (elemen) yang terkait

dengan sistem, disamping itu juga respon yang timbul dan seorang

pengambil keputusan terhadap sistem. Sedangkan pada tahap

identifikasi sistem ditentukan hubungan dan pernyataan kebutuhan

dengan pernyataan khusus danmasalah yang harus dipecahkan untuk

memenuhi kebutuhan tersebut. Pada tahap ini dihasilkan diagram

lingkar sebab akibat (causal loop diagram) dan diagram alir (flow

diagram).

Sistem Dinamis Sistem dinamis adalah sistem yang dikembangkan untuk menyelidiki suatu

umpan balik dari suatu informasi tertentu menggunakan suatu model yang

didesain untuk memperbaiki struktur dan kebijakan suatu organisasi. Sistem

dinamis merupakan suatupengembangan dari sistem kontrol atau sistem

manajemen pengendalian suatu permasalahan yang kompleks dan berubah-

ubah baik parameter maupun waktu Menurut Forester (1961) diacu dalam

Coyle (1999). Ada dua hal penting yang harus diperhatikan dalam

pengembangan model diamik , yaitu : (1) model harus dapat

mempresentasikan kondisi dunia nyata (realworld), dan (2) model dinamik

hanya bersifat spesiifik untuk penyelesaian

Populasi Ikan Populasi merupakan kumpulan dari kelompok organism terdiri dari spesies

tertentu dalam suatu daerah, suatu populasi terdiri dari unit-unit yang

membangun populasi (McNaughton, dan Larry, 1990). Populasi dalam

disiplin ilmu-ilmu per-ikanan sering dimaksudkan sebagai stok ikan di daerah


tertentu. Padahal yang di-maksudkan dengan populasi ikan belum tentu

merupakan suatu stok atau sebaiknya, sehingga kedua istilah ini kadang-

kadang menjadi rancu dalam pemakaiannya untuk menjelaskan suatu

maksud. Menurut Ty-Ler & Galucci (1980) diacu dalam Syahailatua, (1993)

istilah 'populasi' digunakan dalam kaitan dengan aspek-aspek biologi,

sedangkan stok dihubungkan dengan manajemen perikanan. Seringkali, stok

dapat terdiri dari satu populasi atau lebih. Templem An, (1983) diacu dalam

Syahailatua, (1993) menjelaskan pengertian populasi dan stok secara terpisah.

Gulland (1969) diacu dalam Syahailatua, (1993) menggunakan istilah stok

untuk menggambarkan kelimpahan ikan di suatu perairan tertentu dan

bagaimana memanfaatkannya. a. Populasi adalah kelompok ikan yang hidup

di daerah tertentu pada waktu tertentu, se-dangkan stok adalah kelompok ikan

yang menempati peraifan tertentu dan mempu-nyai pola migrasi, serta daerah

pemijahan yang terpisah dari stok lainnya. Jadi yang merupakan dasar

penentuan suatu stok ada-lah daerah pemijahannya, dimana ikan-ikan yang

telah matang gonad akan memisahkan diri dari kelompok ikan-ikan

sejenisnya pada waktu yang sama dan beruaya menuju lokasi pemijahannya

(Syahailatua, 1993).

Model causal loops Penyusunan model sistem dinamis pengelolaan penangkapan sotong di

dan diagram alir perairan Kabupaten Sumba Timur diawali dari sistem yang sederhana, yaitu

dengan mengidentifikasi masalah yang terjadi dalam pengelolaan

penangkapan sotong. Identifikasi masalah dimaksud untuk menghubungan

variabel-variabel yang terlibat dan ditentukan hubungan yang logis antar

variabel tersebut. Berdasarkan hubungan tersebut dapat ditentukan apakah

hubungannya positif atau negatif. Dengan demikian dapat dibangun umpan

balik (Causal loop) untuk semua variabel dalam sistem pengelolaan


penangkapan ikan sotong. identifikasi masalah yang utama yaitu ketersediaan

sumberdaya perikanan khususnya ikan sotong pada wilayah perairan

disebabkan oleh kegiatan penangkapan yang dilakukan oleh nelayan, selain

faktor dimangsa oleh predator atau kematian secara alami. Untuk itu perlu

dilakukannya manajemen pengendalian pengelolaan sumberdaya perikanan

dalam mengeksploitasi sumberdaya ikan sotong secara berimbang. Model

causal loop tersebut ini kita dapat menentukan kebijaka tentang pemanfaatan

sumber daya hasil perairan yang berkesinambungan serta menjaga

kelangsungan hidup sotong.

Potensi perikanan Kabupaten Sumba Timur memiliki perairan Selat Sumba, Laut Sawu dan

tangkap Samudera Hindia dengan luas perairan 2.763, 05 Km2 ( atau radius 4 Mil),

memiliki potensi sumberdaya perikanan dengan keanekaragaman hayati yang

melimpah, seperti sumberdaya ikan pelagis (tuna , cakalang, kembung,

sotong, layang, tembang dan lain lain), selain itu sumber daya ikan demersal

seperti kerapu kakap merah, baronang rajungan ,kepiting dan udang juga

melimpah. Potensi sumberdaya lestari perikanan tangkap untuk Kab. Sumba

Timur baru dirmanfaatkan sebesar 25,9% atau setara dengan 5.230 ton/tahun.

Sedangkan jenis alat tangkap yang ada diantaranya dalah jenis pukat (Jaring

insang) 5.113 unit atau setra 48,97 %, disusul alat tangkap berupa pancing

2.690 unit atau setara 25, 47 % dan alat tangkap lainnya 24, 75 %.

Hasil Simulasi dan Simulasi model yang telah dibangun dilakukan dengan menggunakan

Pembahasan software Stella V 8.0. Simulasi ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat

perilaku model sistem yang telah dibuat, dengan cara memasukkan nilai-nilai

pada konstanta dan tabel fungsi sesuai dengan kondisi yang terdapat pada

sistem nyata. Perilaku yang dihasilkan dari proses simulasi awal akan

ditunjukkan oleh variabel-variabel yang menjadi referensi dinamis. Ada


empat skenario yang diterapkan dalam simulasi ini yakni : 1. Skenario 1 :

Simulasi Kelahiran ikan sotong 2. Skenario 2 : Simulasi tingkat kematian

ikan sotong 3. Skenario 3 : Simulasi populasi umum 4. Skenario 4 : Simulasi

laju pertumbuhan keempat skenario tersebut ini dipengaruhi faktor seperti

luas perairan, kepadatan populasi, kelangsungan hidup, jumlah induk, jumlah

telur, laju kelahiran, kelahiran predator, kematian predator, pencemaran,

penyakit, musim penangkapan, jumlah armada penangkapan, kapasitas

penangkapan dalam kurun waktu simulasi satu tahun penangkapan. Stock and

Flow Diagram merupakan model yang kemudian akan disimulasikan setelah

dilakukan formulasi matematis. Pada sistem simulasi pengelolaan

penangkapan ikan sotong, fokus utama adalah kajian stok ikan sotong. Dan

variabel lain yang mempengaruhi akan digambarkan dalam view yang

berbeda. Maka dalam penyusunan stock and flow diagram, sistem tersebut

mempunyai 3 faktor utama yakni simulasi kelahiran ikan sotong, tingkat

kematian dan laju pertumbuhan. Formulasi model merupakan tahapan yang

dilakukan ketika penyusunan stock and flow diagram, sehingga model yang

dibuat akan dapat disimulasikan. Formulasi dilakukan dengan meng-input-

kan keterkaitan antar variabel secara matematis. Penyusunan formulasi

dilakukan untuk semua variabel.

Kesimpulan Model simulasi ini diambil kesimpulan bahwa dengan tingkat kematian

ikan sotong tidak memberikan memberikan pengaruh terhadap laju

populasi ikan sotong. Laju pertumbuhan ikan sotong 469.12 ton,

sedangkan tingkat kematian yang meliputi faktor pengelolaan (hasil

tangkapan) tidak sampai 1 ton (0,6 ton) selama satu tahun


penangkapan, dengan simulasi populasi awal yakni sebesar 100 ton.

Simulasi permodelan Pengelolaan Penangkapan Ikan sotong

berkelanjutan selanjutnya dapat digunakan sebagai langkah pemerintah

dalam mengeluarkan kebijakan dan regulasi terhadap pemanfaatan

sumberdaya yang ada meliputi pengembangan kapasitas nelayan

tangkap melalui KUB (kelompok usaha bersama) dan penyediaan

armada penangkapan yang memadai. Nilai-nilai yang dimasukan

dalam setiap variabel equationnya merupakan nilai simulasi karena

belum dilakukannya penelitian secara langsung terhadap pengelolaan

suatu wilayah perairan.


DAFTAR PUSTAKA

[KKP] Kementerian Kelautan dan Perikanan. (2011). Statistik Penangkapan Ikan 2010. Jakarta

(IDN): Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Christina, T. S. 2004. System Dynamics Model as a Decision Support Tool for Inventory

Management Improvement. - A case study in General Electric Advanced Materials, Plastics,

Lexan® Resin Plant, [Thesis] Faculty of Technology, Policy Analysis and Management Section

Energy and Industry Delft University of Technology, Netherlands.

Coyle G 1999. Quant taüve Modelimg System Dinamycs Society-The Process of the 1

international Conference of System Dinamycs Society and 5 Australia &Newzealand System

Conference, Willington, Newzealand.

Dahuri, R. 2004. Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu, Edisi

Revisi. Pradnya Paramita. Jakarta.

DirjenCiptaKarya. 1991. Final MateriPersampahan (Pekerja Review dan Penyempurnaan Materi

Training Staf Teknik dan Perencana). Dirjen Cipta Karya. Jakarta.


Eriyatno. 1999. Ilmu Sistem Meningkatkan Mutu dan Efektifitas Manajemen. Jilid Satu. IPB

Press, Bogor. Ford, A. 1999.Modeling the Environment: An Introduction to System Dynamics

Models of Environmental System.Island Press. Washington, DC.

Hidaka, S. 2005. System Dynamics: a New Tool for TQM. NTT Data Corporation, Tokyo :

Japan.

Anda mungkin juga menyukai