TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
seseorang sebelumnya yang berkaitan dengan tema atau permasalahan pada penelitian
yang dilakukan. Selain itu pula, penelitian terdahulu untuk mengetahui ada atau
pendekatan implementasi kebijakan yang dirumuskan Van Metter dan Van Horn
ini yakni:
Hasil dari penelitian ini adalah implementasi program keserasian sosial berbasis
tahun 2012 sudah terlaksana cukup baik tetapi belum mencapai hasil yang optimal,
37
Azmi Jurnal. Implementasi Program Keserasian Sosial Berbasis Masyarakat di Kota Palu, Katalogis
Vol.5 No.12, tahun 2017. Hal 193
21
sehingga untuk membahas lebih lanjut diperoleh hasil tentang implementasi
kebijakan yang dikaji menurut model Van Metter dan Van Horn adalah sebagai
berikut: 1) aspek standar dan sasaran kebijakan, 2) aspek sumber daya, 3) aspek dana,
4) aspek karateristik organisasi pelaksana, 5) aspek sikap para pelaksana dan 6) aspek
peneliti yakni umumnya hampir sama dengan penelitian milik peneliti karena sama-
sama mengangkat tema tentang program keserasian sosial berbasis masyarakat hanya
saja analisis yang digunakan berbeda dimana penelitian yang dilakukan oleh Azmi
menggunakan model Van Metter dan Van Horn. Sedangkan penelitian yang peneliti
yakni analisis kebijakan yang dilakukan terhadap akbat-akibat kebijakan setelah suatu
Penelitian ini akan membahas kembali peran yang dilakukan oleh Kementerian
38
Ibid, hal. 192
22
“Program Keserasian Sosial potensial untuk dikembangkan lebih lanjut,
mengingat substansi program ini sesungguhnya dimaksudkan untuk merubah
sikap mental dan perilaku masyarakat menuju keserasian sosial.Bagi kelompok
masyarakat yang sudah terlanjur mengalami konflik sosial,perubahan ini
dimaksudkan untuk memulihkan situasi sehingga kembali harmonis serasi
secara sosial.Sedangkan bagi kelompok masyarakat yang rawan konflik,
perubahan ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya konflik sosial” 39.
C. “Manajemen Bencana Sosial dan Akar KonflikSosial” oleh M. Harun Alrasyid Jurnal
integritas sosial baru yang adil dan dapat diterima masyarakat 40.
39
Togiaratua Nainggolan, Revolusi Mental menuju Keserasian Sosial di IndonesiaMental Revolution
Toward Social Harmony In Indonesia, Jurnal Sosio Informa Vol. 1, No. 03, Tahun 2015, hal 7.
40
M. Harun Alrasyid, ManajemenBencana Sosial dan Akar KonflikSosial, Jurnal Madani Edisi
II/Nopember 2005. Hal 7-8
23
Penelitian ini mengindikasikan ada dua hal yang harus mendapatkan perhatian
dinamika konflik serta pentingnya manajemen konflik agar tidak ada penolakan
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti saat ini membahas kebijakan
kebijakan dinas sosial tentang program keserasian sosial berbasis masyarakat dalam
di Masyarakat”, oleh Karnaji, Septi Ariadi, Soebagyo Adam, & Siti Mas’udah,
41
Ibid, hlm 8
24
kesatuan di Provinsi Jawa Timur, bukan hanya mengkaji masalah yang muncul di
seputar keserasian sosial yang terjadi di Provinsi Jawa Timur tapi juga khususnya
bagi wilayah dan masyarakat Indonesia 42. Dalam penelitian ini pembahasan yang
mendalam seputar sumber konflik serta pola terjadinya konflik di jelaskan dengan
Penelitian ini mengindikasikan sumber konflik dan pola terjadinya konflik sosial
sebagai berikut:
adalah Penelitian diatas memfokuskan pada berbagai sumber yang dapat memicu
terjadinya konflik yang eksplosif dan sekaligus meningkatkan keserasian sosial dalam
rangka membangun persatuan dan kesatuan di Provinsi Jawa Timur dan Indonesia
pada umumnya.
42
Karnaji, Septi Ariadi, Soebagyo Adam, & Siti Mas’udah, Social Early Warning System untuk
Mengantisipasi Konflik Sosialdi Masyarakat,Departemen Sosiologi FISIP Universitas Airlangga,
tahun 2010. Hal 1-2
43
ibid, hal 3
44
ibid, hal 6
45
Ibid, hal 6
25
Sedangkan peneliti membahas analisis kebijakan program keserasian sosial yang
E. “Evaluasi Program Keserasian Sosial dalam Penanganan Konflik Sosial” oleh Setyo
mengkaji apakah program yang terealisasi sudah berjalan dengan maksimal. Fokus
penelitian di atas dengan penelitian peneliti hanya di batasi oleh program keserasian
46
Setyo Sumarno dan Haryati Roebiyantho .Evaluasi Program Keserasian Sosial dalam Penanganan
Konflik Sosial, P3KS Press (Anggota IKAPI), tahun 2013. Hal 6-7.
26
bentuk kebijakan dalam penanganan konflik sosial yang terjadi didaerah
1. Pengertian Kebijakan
Penelitian kebijakan didapat dan dilihat dari berbagai aspek kebijakan agar
kebijakan perlu dipahami sebagai bentuk dukungan kepada kebijakan itu sendiri.
Kebijakan merupakan terjemahan dari kata policy yang berasal dari bahasa
dan perumusan keputusan, pelaksanaan keputusan dan evaluasi terhadap dampak dari
47
Sudarwan Danim, Pengantar Studi Penelitian Kebijakan, Jakarta:PT.Bumi Aksara,2005, cet.ke-III,
hal.20-23
27
Kebijakan juga diartikan sebagai pernyataan-pernyataan mengenai kontrak
“Strategi yang diarahkan untuk mencapai tujuan dengan ciri identifikasi dari
tujuan, langkah untuk mencapai tujuan, penyediaan input untuk pelaksanaan
secara nyata daristrategi tersebut untuk mencapai tujuan, penyediaan input
untuk pelaksanaan nyata dari strategi” 49.
berikut:
Istilah kebijakan lebih sering dan secara luas dipergunakan dalam kaitannya
Kebijakan Publik meliputi segala sesuatu yang dinyatakan dan dilakukan atau tidak
48
A.S Hornby, Oxford Advanced Learner’s Dictionary of Current English, Oxford:Oxford University
Press, 1995, cet. Ke-5, hal.893
49
M. Irfan Islamy, Prinsip-Prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara, Jakarta:Bina Aksara, 1988. Cet.
Ke-3, hal.20
50
James E. Anderson, Public Policy Making, New York:Holt, Rinehart and Winston, 1984, cet. Ke-3,
hal. 3
51
Thomas R. Dye, Understanding Public Policy, New Jersey: Pearson Education Inc., 2005, hal. 1
52
Clarles O. Jones, Pengantar Kebijakan Publik, Jakarta: Rajawali Press, 1991. Hal. 166
28
dikembangkan dan dibuat oleh badan-badan pemerintah dan pejabat-pejabat
pemerintah53.
pemerintah yang dapat melakukan suatu tindakan kepada masyarakat dan tindakan
tersebut merupakan bentuk dari sesuatu yang dipilih oleh pemerintah sebagai bentuk
(institusi) kebijakan itu sendiri. Interaksi para aktor dan lembaga yang menentukan
proses dan strategi yang dilakukan oleh komunitas kebijakan dalam makna yang lebih
luas55.
konflik sosial, diperlukan sebuah kebijakan untuk mengaturnya. Kebijakan ini adalah
yang diambil oleh pemerintah sebagai bagian dari sikap pemerintah guna
Kebijakan yang dikeluarkan memiliki tahap yang berbeda, dari tingkat pusat
sampai daerah. Oleh karena itu, penting kiranya mengetahui arah sebuah kebijakan
53
James E. Anderson, Public Policy Making, New York NJ: Holt , Rinehart and Winston, 1979, hal. 3
54
Muhlis Madani, Kebijakan Publik, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011. Hal. 36
55
Ibid, Hal. 36
29
dan dampak dari sebuah kebijakan tersebut dengan melakukan analisis terhadap
kebijakan56.
Dalam ilmu sosial analisis kebijakan merupakan penelitian sosial terapan yang
secara sistematis disusun dalam rangka mengetahui substansi dari kebijakan agar
dapat diketahui secara jelas informasi mengenai masalah-masalah yang dijawab oleh
pengetahuan yang relevan dari kebijakan dengan tujuan untuk dapat meningkatkan
mengenai analisis kebijakan yang berorientasi pada masalah yang terdiri dari lima
tipe informasi yang relevan kebijakan yang ditransformasikan dari satu ke lainnya
informasi lainnya. Informasi dan prosedur bersifat saling tergantung, mereka terkait
56
Dian Fitriani Afifah&Neneng Yani Yuningsih.Analisis Kebijakan Pemerintah tentangPencegahan
dan Penanganan KorbanPerdagangan (Trafficking) Perempuan dan Anak di Kabupaten Cianjur.
Jurnal Ilmu PemerintahanCosmogov, Vol.2 No.2, Oktober 2016
57
A. Syamsu Alam. Analisis Kebijakan Publik Kebijakan Sosial di Perkotaan Sebagai Sebuah Kajian
Implementatif.jurnal Ilmiah Ilmu Pemerintahan Vol. 1 No. 3 Juni 2012.
30
ditransformasikan dari satu ke yang lainnya dengan menggunakan prosedur analisis
kebijakan. Berikut adalah bagan analisis kebijakan menurut William Dunn beserta
penjelasan singkatnya.
Kinerja
Kebijakan
Perumusan
Pemantauan masalah Rekomendasi
Aksi
Kebijakan
kebijakan, kinerja kebijakan, masa depan kebijakan, aksi kebijakan dan hasil
31
satu tipe informasi dipindahkan ke informasi lain dengan menggunakan prosedur
evaluasi).
Bentuk analisis kebijakan terdiri atas (1) analisis kebijakan prospektif, (2) analisis
memberi landasan untuk membedakan tiga bentuk utama analisis kebijakan dengan
kelompok analisis:
32
Pengertian lain mengenai analisis kebijakan dikemukakan oleh Dunn,yang
menyatakan bahwa secara umum analisis kebijakan dapat dikatakan sebagai suatu
aktivitas intelektual dan praktis yang ditujukan untuk menciptakan, secara kritis
kebijakan58.
Analisis kebijakan adalah awal, bukan akhir, dari upaya memperbaiki proses
pembuatan kebijakan. Selain itu analisis kebijakan dikemukakan oleh Suharto yaitu
sebagai usaha yang terencana dan sistematis dalam membuat analisis atau asesmen
Namun demikian, evaluasi kebijakan merupakan bagian dari analisis kebijakan yang
sosial merupakan ketetapan pemerintah yang dibuat untuk merespon isu-isu yang
58
Dunn, William N. 2000. Pengantar Analisis Kebijakan Publik (Edisi kedua). Terjemahan Samodra
Wibawa, dkk. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Hal.44
59
Edi Suharto (2010) Analisis Kebijakan Publik: Panduan Praktis Mengkaji Masalah dan Kebijakan
Sosial, Cetakan ke lima, Penerbit Alfabeta, Bandung. Hal. 85
60
A. Syamsu Alam. Analisis Kebijakan Publik Kebijakan Sosial di Perkotaan Sebagai Sebuah Kajian
Implementatif. jurnal Ilmiah Ilmu Pemerintahan Vol. 1 No. 3 Juni 2012.hal 83
33
masyarakat banyak61. Selain itu, kebijakan sosial yakni suatu kebijakan menyangkut
masyarakat secara keseluruhan yang didalamnya terdiri dari berbagai aspek meliputi
berikut:
sosial lainnya. Sebagai bentuk dari kebijakan publik, kebijakan sosial memiliki fungsi
yang terdiri dari fungsi preventif (pencegahan), fungsi kuratif (penyembuhan) dan
masalah sosial dan kehidupan sosial merupakan wujud dari kebijakan sosial. Namun,
61
A. Syamsu Alam. Analisis Kebijakan Publik Kebijakan Sosial di Perkotaan Sebagai Sebuah Kajian
Implementatif. jurnal Ilmiah Ilmu Pemerintahan Vol. 1 No. 3 Juni 2012.hal 84
62
Blackmore, Ken. and Edwin Griggs. 2007. “Social Policy an Introduction”. New York : McGraw-
Hill. Hal 1
63
Midgley, James, Martin B. Tracy dan Michelle Livermore (2000), “Introduction:Social Policy and
Social Welfare” dalam James Midgley, Martin B. Tracy dan Michelle Livermore (ed), The Handbook
of Social Policy, London:Sage, halaman xi-xv
34
Pakar Inggris, W.I. Jenkins merumuskan kebijakan publik sebagai berikut:
Secara umum kebijakan publik lebih luas dari kebijakan sosial. Contoh kebijakan
publik antara lain, kebijakan transportasi, jalan raya, air bersih, pertahanan dan
jaminan sosial seperti bantuan sosial dan asuransi sosial yang umumnya dibagikan
kebijakan sosial. Inggris misalnya, kebijakan mengenai air bersih termasuk kebijakan
sosial. China, kebijakan sosial mencakup pemberian makanan dan pakaian kepada
64
Abdul Wahab, Solichin. 2012. Analisis Kebijakan: Dari Formulasi kepenyusunan Model-Model
Implementasi Kebijakan Publik. Jakarta: PT. Bumi Aksara.hal.15
65
Spicker, Paul (1995), Social Policy: Themes and Approaches, London: Prentice Hall
35
pekerja anak, korban HIV/AIDS, penyalahguna narkoba dan kelompok rentan
Adapun kerangka pemikiran atau siklus yang berkenaan dengan analisis kebijakan
KONSEKUENSI-KONSEKUENSI KEBIJAKAN
mencakup berbagai tipe kegiatan yang dikembangkan oleh tiga kelompok analis,
yaitu :
1. Analisis yang berorientasi pada disiplin, pada analisis ini jarang menghasilkan
66
Suharto, Edi (2005), “ Analisis Kebijakan Publik: Panduan Praktis Mengkaji Masalah dan
Kebijakan Sosial, Bandung:Alfabeta.
36
paling relevan bagi penguji-penguji teori ilmiah umum juga jarang dapat
2. Analisis yang berorientasi pada masalah, para analisis yang berorientasi pada
tujuan dan sasaran kebijakan yang spesifik dari para pembuat kebijakan.
identifikasi tujuan dan sasaran kebijakan dari para pembuat kebijakan dan
pengembangan informasi setelah aksi kebijakan dilakukan dan orientasi pada aplikasi
37
kebijakan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah serta meningkatkan
kualitas kebijakan yang telah dibuat oleh organisasi atau lembaga pemerintah.
masyarakat yang dapat dioptimalkan untuk mencegah konflik sosial ditingkat paling
dasar. Keserasian sosial adalah proses hubungan sosial dan interaksi sosial yang
dinamis antar warga yang menjamin terwujudnya hidup berdampingan secara damai
berdasarkan persamaan antara hak, kewajiban dan tanggung jawab yang dilandasi
mengemukakan bahwa:
Ada dua hal yang perlu dimaknai yakni keserasian sosial sebagai tujuan yang
harmonis antar warga dan keserasian sosial sebagai proses mewujudkan tujuan yakni
67
Direktorat Perlindungan Sosial Korban Bencana Sosial.2017. Petunjuk Teknis Bantuan Keserasian
Sosial. Jakarta: Hal 15
68
Hartoyo, 1996. Tesis, Keserasian Hubungan Antar Etnik, Faktor Pendorong dan Pengelolaannya,
Jakarta: FISIP UI.hal 12.
69
Ibid, Hal 15
38
Nilai yang mendukung keserasian sosial adalah (1) mengandalkan kekuatan
lokal, (2) prakarsa dari bawah yakni keserasian sosial tumbuh dan berkembang dari
proses inisiasi dari masyarakat lokal, (3) memperkuat kepemimpinan lokal, (4)
edukasi dan persuasi antar warga yang berbeda sekaligus sebagai agen keserasian
sosial di tingkat hulu, (5) mengoptimalkan proses dan mekanisme lokal, (6)
Oleh sebab itu, keserasian sosial pada dasarnya lebih mewujudkan pada
pekerjaan sosial yang mendudukan inisiasi lokal sebagai gagasan utama 72. Komunitas
Masyarakat aktif yang dimaksud adalah warga yang memiliki kemampuan untuk
pengendalian diri dengan kekuatan dan kemampuan yang dimiliki. Proses ini
70
Ibid, Hal 16
71
Wirutomo, Paulus, 1992. Pedoman Studi Kualitatif Pemantauan Keserasian Sosial, Jakarta:
Laboratorium Sosiologi FISIP UI.Hal 1.
72
Ibid, Hal 16
39
bergerak secara stimulan seiring dengan kebutuhan fungsional dari komunitas
sendiri73.
resiko konflik sosial secara lebih luas). Oleh karena itu, kegiatan utama keserasian
sosial terletak pada (1) penilaian resiko, (2) perencanaan siaga, (3) mobilisasi
sumberdaya, (4) pendidikan dan pelatihan, (5) koordinasi, (6) mekanisme respon, (7)
peringatan dini, (8) manajemen informasi dan (9) gladi/ simulasi 74. Oleh karena itu,
keserasian sosial dapat dikatakan sebagai tata kehidupan sosial yang dilandasi
semangat saling menghargai, saling menghormati antar warga dan antar komunitas
masyarakat lokal75.
73
Ibid, Hal 16-17
74
Ibid, Hal 16-17
75
Dit.BSKBS Depsos RI. 2006. Panduan Kegiatan Penguatan Keserasian Sosial Korban Bencana
Sosial,Jakarta: Hal.20
40