KERANGKA TEORI
Kerangka teori mengenai peran lembaga dalam mewujudkan zero konflik di Sumatera
Selatan dapat mencakup berbagai aspek, termasuk aspek politik, sosial, ekonomi, dan
budaya. Berikut adalah beberapa elemen yang dapat menjadi dasar untuk kerangka teori
tersebut:
3. Partisipasi Masyarakat:
- Menekankan pentingnya partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan.
- Menganalisis peran lembaga-lembaga partisipatif seperti forum musyawarah, kelompok
advokasi, dan LSM.
- Membahas upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya
perdamaian.
5. Pemberdayaan Ekonomi:
- Membahas peran pembangunan ekonomi dalam mengurangi ketidaksetaraan sosial dan
konflik.
- Meneliti program-program pemberdayaan ekonomi yang dapat mengurangi ketegangan
di antara kelompok-kelompok masyarakat.
Metode penelitian mengenai peran lembaga dalam mewujudkan zero konflik di Sumatera
Selatan perlu dirancang secara cermat untuk memastikan keakuratan dan keberlanjutan
hasil penelitian. Berikut adalah langkah-langkah dan metode penelitian yang dapat
digunakan:
1. Kajian Literatur:
- Melakukan studi literatur untuk memahami konteks historis, budaya, sosial, dan politik
di Sumatera Selatan.
- Menganalisis penelitian sebelumnya yang terkait dengan konflik dan peran lembaga
dalam penyelesaiannya.
2. Studi Deskriptif:
- Menggunakan pendekatan deskriptif untuk menggambarkan peran lembaga dalam
mewujudkan zero konflik.
- Mendokumentasikan berbagai lembaga terkait yang terlibat dalam upaya penyelesaian
konflik.
4. Analisis Kebijakan:
- Menganalisis kebijakan pemerintah yang terkait dengan penyelesaian konflik di
Sumatera Selatan.
- Menilai sejauh mana kebijakan-kebijakan ini mencerminkan konsep zero konflik.
5. Studi Kasus:
- Memilih beberapa kasus konflik di Sumatera Selatan dan melakukan studi kasus
mendalam.
- Menganalisis bagaimana lembaga-lembaga tertentu berkontribusi dalam menyelesaikan
kasus-kasus tersebut.
8. Pemetaan Stakeholder:
- Membuat pemetaan stakeholder untuk mengidentifikasi lembaga-lembaga yang
memiliki peran signifikan dalam penyelesaian konflik.
- Menganalisis dinamika hubungan antar-stakeholder.
9. Analisis SWOT:
- Melakukan analisis SWOT untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman dari peran lembaga dalam konteks penyelesaian konflik.
Metode ini dapat disesuaikan dengan spesifikasinya dan kemampuan peneliti. Penting
untuk memilih metode yang sesuai untuk mencapai tujuan penelitian dan memberikan
kontribusi positif dalam mewujudkan zero konflik di Sumatera Selatan.
G. SISTEMATIKA PENULISAN
Bab II Analisis Peran Media Sosial Dalam Membentuk Opini Publik Terhadap Isu
Pemerintah terdiri dari,Peran media social dan opini public.
Bab III Analisis Peran Media Sosial Dalam Membentuk Opini Publik Terhadap Isu
Pemerintah,yang menjelaskan tentang opini public yang mengenai isu pemerintah
yang bisa kita cari tahu melalui media social karena apa media social sekarang
menjadi salah satu media penyaluran informasi-informasi mengenai berita yang
sedang hangat beredar di internet dengan begitu memudahkan masyarakat untuk
mencari tahu semua permasalahan yang mengenai isu pemerintahan sekarang.
Bab IV Penutup ini adalah bagian akhir dari hasil laporan penelitian yang
dijelaskan secara singkat dan jelas mengenai keseluruhan pembahasan dari bab 1
sampai bab3.
Kesimpulan ini dicantumkan untuk memudahkan pembaca atau penikmat pada
saat memahami isi laporan penelitian yang dibuat oleh penulis tersebut.