Anda di halaman 1dari 2

KERANGKA ACUAN

MONITORING DAN SUPERVISI IMPLEMENTASI WAJIB LAPOR OLEH FKTP


DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEGANDAN

A. LATAR BELAKANG
Penyakit Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu masalah kesehatan baik di Dunia maupun di
Indonesia dengan jumlah kasus dan kematian yang tinggi. Kesenjangan antara estimasi kasus TB
di Indonesia dengan jumlah kasus TB yang ternotifikasi masih lebih dari 30% selama 3 (tiga)
tahun terakhir. Sebagian besar notifikasi kasus TB merupakan kontribusi dari layanan
pemerintah. Jumlah fasilitas pelayanan kesehatan swasta di Indonesia besar dan masih
terfragmentasi sehingga pelibatan fasyankes swasta dalam program TB masih menghadapi
berbagai tantangan.

Berdasarkan Global TB Report Tahun 2019, jumlah kasus TB di Indonesia sebanyak 845.000
kasus dan kasus TB resistan obat (TB RO) sebanyak 24.000 kasus. Cakupan penemuan dan
pengobatan pasien TB saat ini masih rendah, yaitu 67% kasus TB SO dan kasus TB RO yang
memulai pengobatan sebesar 17%. Berdasarkan notifikasi kasus TB tahun 2019, hanya 70% RS
Pemerintah dan 50% RS Swasta yang melaporkan kasus TB. Sementara itu, kontribusi Klinik /
DPM swasta masih rendah (1%).

Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan TB dan meningkatkan laporan hasil pengobatan,
perlu dilakukan penguatan jejaring layanan dengan melibatkan fasyankes pemerintah maupun
swasta (Public-Private Mix/PPM). District-based Public Private Mix (DPPM) TB merupakan
jejaring layanan TB antara fasilitas pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta di suatu
kabupaten/kota dibawah koordinasi Dinas Kesehatan setempat.

Kontribusi pelaporan kasus TBC dari Klinik Swasta/ DPM di Jawa Tengah terbilang masih
rendah. Sampai dengan tahun 2021 jumlah DPM/ Klinik yang melaporkan kasus melalui SITB/
WIfi TB berjumlah 13 faskes dari total Klinik/ DPM di Jawa Tengah berjumlah 3.951 faskes
(0.3%). Selain itu, capaian notifikasi kasus dari Klinik/ DPM baru mencapai 32% dari target. Hal
tersebut menunjukkan perlu dilakukan upaya optimalisasi penemuan kasus di Klinik/ DPM &
Inisiasi Engagement Klinik/ DPM.

B. TUJUAN
1. Penguatan peran & kontribusi FKTP dalam jejaring PPM
2. Memantau dan mendorong implementasi tatalaksana TBC sesuai standar
3. Memberikan OJT dan memantau pelaksanaan wajib lapor TBC
4. Memantau implementasi pengajuan SKP PB IDI
5. Mengidentifikasi kendala pelaksanaan program TBC dan dukungan yang dibutuhkan

C. LUARAN
1. Kesepakatan kontribusi dan pelaporan TBC Klinik/ DPM dengan Puskesmas.
2. MoU TBC antara Klinik/ DPM dengan Puskesmas.
3. Terinformasikannya wajib lapor di SITB untuk Klinik/ DPM.
D. PESERTA
Peserta kegiatan berjumlah 2 orang, dengan rincian sebagai berikut:
1. Puskesmas Pegandan – Pengelola Program TBC
2. Puskesmas Pegandan – Perawat

E. TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN (Kegiatan dilaksanakan Februari – Mei 2023)


Kegiatan ini akan dilaksanakan, pada:
No. Hari, Tanggal Nama Klinik/DPM

1. Kamis 11 Mei 2023 Klinik Satmoko

2. Jumat, 24 Maret 2023 Klinik Pratama Ibu Teresa

F. BENTUK KEGIATAN.
1. Pembentukan MoU TBC
2. On Job Training penggunaan SITB untuk Klinik / DPM terkait wajib lapor TBC (Zero report
dan lapor terduga/kasus)
3. Pengisian lembar checklist PPM
4. Diskusi dan umpan balik

G. PENDANAAN
Kegiatan ini dibiayai menggunakan dana The Global Fund Komponen Tuberkulosis dengan
nomor proposed budget line: 283 semester 1 tahun 2023.

H. PENUTUP
Demikian Kerangka Acuan Kegiatan ini kami susun sebagai pedoman dalam pelaksanaan
kegiatan.

Anda mungkin juga menyukai