Anda di halaman 1dari 6

APE PUTERPIN Sarana Ekonomis

dan Inovatif dalam Membaca Permulaan


siswa MI/SD

Seseorang yang dikatakan belum dewasa adalah mereka yang


disebut dengan anak. Anak merupakan karunia tuhan yang dititipkan
kepada makhluk-Nya. Pada mulanya anak bagaikan kertas putih kosong
yang nantinya akan diberi corak dan warna oleh orang tuanya sehingga
ketika anak dewasa mereka memiliki jati diri kepribadian masing-masing.
Dalam satu keluarga apabila memiliki anak empat yang sama, mereka
tetap akan mempunyai jati diri masing-masing walaupun telah diasuh oleh
orang tua yang sama. Dengan memberikan kualitas pendidikan yang bagus
sekaligus memadai dapat menjadikan anak berkualitas dan berkepribadian
baik, tentunya pendidikan yang mencakup spiritual keagamaan akan
membentuk budi pekerti yang baik. Selain itu, untuk membentuk
kecerdasan intelektual anak dapat melalui pendidikan formal.

Sekolah formal dalam sistem pendidikan memiliki tanggung


jawab yang sangat besar untuk berkontribusi demi terwujudnya
tujuan pendidikan nasional. Karena di dalam kurikulum yang dipakai
sudah dibentuk sedemikian rupa dengan berbagai usaha, percobaan
dan penilitian dalam merumuskan kurikulum tersebut. Oleh sebab
itu, pendidikan formal harus mempunyai metode pembelajaran.

Metode pembelajaran pada peserta didik tidak sekedar guru


menjelaskan dan murid membaca buku, tetapi perlu adanya kreativitas pada
guru. Kurangnya konsentrasi belajar pada siswa, munculnya rasa bosan,
mengantuk dan kurangnya pemahaman pada materi yang dijelaskan, perlu
adanya upaya guru untuk membangun suasana belajar yang menyenangkan
sekaligus mendidik. Upaya pembelajaran yang menyenangkan dan mendidik
dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa media, salah satunya yaitu
penggunaan APE.
APE merupakan singkatan dari Alat Peraga
Edukatif yang dapat dimaknai sebagai fasilitas bermain
untuk siswa, selain itu alat ini juga memiliki nilai
pendidikan sehingga dapat meningkatkan kemampuan
siswa. Jadi, alat peraga edukatif dimanfaatkan sebagai
fasilitas belajar sekaligus bermain untuk siswa dengan
cara yang menyenangkan.

Pada dasarnya APE mencakup beberapa hal berikut, yang pertama yaitu dapat
memunculkan minat sehingga siswa berkeinginan untuk bermain sekaligus belajar;
mampu menggerakkan alat indra agar lebih aktif yang sesuai dengan kombinasi
sehingga dapat meningkatkan daya ingat dan pemahaman siswa; memiliki nilai
guna agar memberikan banyak manfaat kepada peserta didik; berbentuk efisien
agar murah dan mudah dalam pembuatan dan pemakaiannya; memiliki ketepatan
dalam aspek peningkatan kemampuan serta usia siswa sehingga dapat terwujudnya
kemampuan yang harus dimiliki siswa; mempunyai kemudahan dalam pemakaian
APE agar siswa meningkat dalam kemampuan pemahamannya dan daya ingat
siswa, sekaligus memudahkan siswa untuk berinteraksi.

Alat permainan edukatif tidak bisa dipisahkan dari


keperluan anak karena bisa menambahkan fungsi
mendidik sekaligus menghibur. Dalam artian, APE
merupakan fasilitas yang dapat meningkatkan
kemauan siswa untuk mempelajari materi tanpa siswa
menyadari bahwa dia sedang belajar. Selain itu, alat
peraga edukatif adalah sarana yang bisa menambah
pemahaman dan pengetahuan siswa mengenai materi
pembelajaran.
Pembuatan APE puzzle telur pintar (Puterpin) dapat dilakukan
dengan menggunakan barang bekas, selain harganya yang murah akan
tetapi barang bekas juga mudah untuk didapatkan. Seringkali masyarakat
membuang barang-barang bekas pada tempat sampah secara langsung
tanpa memilah barang bekas yang mungkin masih dapat digunakan, salah
satunya yaitu kardus telur. Kardus telur atau biasa disebut dengan egg tray
karton merupakan bahan penyimpanan telur yang terbuat dari karton
dimana telur diletakkan dengan posisi lonjong di bawah dan bagian
tumpul di atas. Egg Tray karton memiliki beberapa kelebihan yaitu;
terdapat tempat atau lengkungan yang dapat digunakan untuk menaruh
stick ice cream yang bertuliskan huruf atau angka dalam pembuatan APE
puzzle telur , memiliki tekstur yang tidak terlalu keras, tidak mudah
menghantarkan panas, kelembaban rendah, serta harga yang relatif murah.
Adapun kekurangan dari egg tray karton sendiri yaitu mudah rusak.
APE puzzle telur pintar ini dapat digunakan untuk
peserta didik yang masih berada di kelas bawah atau siswa yang
masih berada di kelas 1, 2 dan 3 dibangku sekolah dasar.
Adanya APE puzzle telur pintar dapat meningkatkan
kemampuan membaca, mengurutkan angka, pertambahan,
mengeja huruf, dan mencocokkan bentuk benda dan nama
benda tersebut. APE puzzle telur pintar dibuat dengan gambar,
huruf, angka yang besar, dan warna yang cerah sekaligus
menarik sehingga memudahkan peserta didik untuk membaca
huruf atau angka dan siswa menjadi semangat untuk belajar.

Cara memainkan puzzle telur pintar ini dapat dilakukan dengan berbagai cara,
salah satunya yaitu dengan cara bergantian. Guru dapat membagi kelompok, yang setiap
kelompoknya terdiri dari lima siswa. Kemudian siswa dapat memainkan puzzle telur
pintar tersebut dengan beberapa langkah yaitu yang pertama, guru memberikan instruksi
untuk mengurutkan angka dari yang terkecil hingga angka yang terbesar dan siswa
menancapkan stick ice cream yang bertuliskan angka pada puzzle telur pintar tersebut.
Yang kedua, siswa dapat belajar mengurutkan huruf dimulai dari huruf A sampai dengan
Z. Yang selanjutnya, guru dapat menyebutkan nama buah atau hewan dan siswa
menancapkan stick ice cream sesuai dengan huruf yang disebutkan oleh guru. Yang
terakhir, siswa dapat mencocokkan gambar yang sesuai dengan nama gambar tersebut
dengan cara menarik anak panah yang sudah tersedia pada APE puzzle telur pintar.
Manfaat dari puzzle telur pintar sebagai media bermain yaitu
meningkatkan keterampilan kognitif. Keterampilan kognitif
berhubungan dengan kemampuan untuk belajar dan memecahkan
masalah, melalui puzzle telur pintar (puterpin) siswa akan
mencoba memecahkan masalah yaitu dengan berhitung sesuai
penjumlahan yang sudah disebutkan oleh guru. Selanjutnya dapat
meningkatkan keterampilan motorik. Siswa dapat melatih
koordinasi tangan dan mata untuk mencocokkan gambar dan nama
gambar yang sesuai dengan cara menarik anak panah. Selain itu,
dapat melatih kemampuan nalar dan daya ingat dan konsentrasi.

Saat bermain puzzle telur pintar, siswa akan melatih


sel-sel otaknya untuk mengembangkan kemampuan
berpikirnyadan berkonsentrasi untuk menyusun ejaan huruf yang
disebutkan oleh guru. Yang terakhir, dapat meningkatkan
keterampilan sosial. Puzzle telur pintar (puterpin) dapat
dimainkan lebih dari satu orang dan jika puterpin dimainkan
secara berkelompok tentunya butuh diskusi untuk menyusun ejaan
huruf dari puterpin tersebut, maka hal ini akan meningkatkan
interaksi sosial anak.
Dalam bermain permainan puzzle telur pintar (puterpin)
memiliki banyak manfaat untuk perkembangan anak, baik dalam
aspek kognitif, motorik dan logika, serta dapat melatih kesabaran
dan konsentrasi pada anak.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa alat


peraga edukatif sangat dibutuhkan oleh siswa dan juga guru.
Karena dengan adanya APE dapat memudahkan guru dalam
menyampaikan materi, sedangkan bagi siswa dapat
memudahkan pemahaman pada materi dengan cara yang
menyenangkan. APE puzzle telur pintar ini bisa menjadi
solusi yang tepat untuk penggunaan dalam materi membaca
permulaan dan berhitung, terutama bagi siswa SD/MI kelas
satu dan dua.
Daftar Pustaka

Akhmad Shunhaji, N. F. (2020). Efektivitas Alat Peraga Edukatif (APE) Balok


Dalam Mengembangkan Kognitif Anak Usia Dini. Kaos GL Dergisi, 8(75),
147–154.
https://doi.org/10.1016/j.jnc.2020.125798%0Ahttps://doi.org/10.1016/j.smr.20
20.02.002%0Ahttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/810049%0Ahttp://doi.wi
ley.com/10.1002/anie.197505391%0Ahttp://www.sciencedirect.com/science/a
rticle/pii/B9780857090409500205%0Ahttp:
N.R., F., Wirapatha, M., & Dewi, G. A. M. K. (2018). Kualitas Telur Ayam Ras
Yang Disimpan Pada Kotak Kayu, Kotak Kawa, dan Egg Tray Karton Selama
7 Hari. Journal of Tropical Animal Science, 6(2), 519–528.
Series, W. (2020). Digital Repository Universitas Jember HIPOSPADIA Digital
Repository Universitas Jember. 5(9), 112–129.
Sumaryanti, L., Syam, A. R., & Wulansari, A. (2021). Pemanfaatan Barang Bekas
Plastik Sebagai Alat Peraga Edukatif Dalam Proses Pembelajaran Siswa

Anda mungkin juga menyukai