NIM : 21150441
1. Apa perbedaan antara peradaban dan kebudayaan itu ? jelaskan pertimbangan para tokoh
dalam menyusun periodesasi sejarah.
Jawab :
Ada beberapa unsur yang terdapat dalam penyusunan periodisasi sejarah, salah satunya adalah
unsur geografi. Jika digali dari unsur geografi, sebab karena adanya perubahan tanpa batas,
perubahan aliran sungai, renovasi gedung bersejarah atau gedung kuno, bahkan adanya evolusi
atau perubahan flora dan fauna dapat mengaburkan jejak-jejak sejarah.
Dengan kata lain, budaya merupakan sebuah pengetahuan, pengalaman dan perilaku yang
umumnya dimiliki oleh sekelompok orang. Budaya meliputi seni, pengetahuan, kepercayaan,
adat istiadat, tradisi, moral, festival, nilai-nilai, sikap, kebiasaan dan sebagainya yang diwarisi
oleh seseorang sebagai anggota masyarakat. Itu adalah segalanya; seorang individu mencapai
sebagai anggota kelompok sosial. Itu bisa dilihat dalam literatur, musik, bentuk tarian, praktik
keagamaan, gaya berpakaian, kebiasaan makanan, cara menyapa orang lain, rekreasi dan
kesenangan. Budaya yang berbeda dapat ditemukan di tempat yang berbeda, karena bervariasi
dari satu daerah ke daerah lain.
Kondisi bangsa Arab di zaman Jahiliyah waktu itu dalam segi keagamaan, mereka menyembah
berhala, serta menyembelih hewan-hewan qurban di hadapan patung-patung itu untuk
memuliakannya. Mereka pada umumnya berada di dalam kemusyrikan dan dalam kehidupan
yang berpecah belah serta saling berperang. Setiap permasalahan yang timbul di kalangan
mereka, mereka serahkan penyelesaiannya kepada para pemimpin mereka
3. Jelaskan secara singkat siapakah nabi Muhammad itu, dan bagaimana metode beliau dalam
mendakwahan ajaran islam?
Awal nya yang beriman kepada Allah SWT adalah Istri beliau yaitu Siti Khodijah, Putra paman
beliau yaitu Ali bin Abi Tholib, Budak dan sekaligus putra angkat beliau yaitu Zaid Bin Haritsah
Kemudian dari sahabat beliau adalah Abu Bakar As-Shidiq yang kemudian disusul oleh sahabat-
sahabat yang lain yaitu Utsman bin ‘Affan,
Zubair bin ‘Awwam, Sa’ad bin Abi Waqosh, Abdurrohman bin ‘Auf, Thalhah bin ‘Ubaidillah, Abi
‘Ubaidillah bin Jarrah, Fatimah binti Khaththab, Sa’id bin Zahid Al ‘Adawi Karena mereka dalam
mengimani tentang Allah SWT adalah yang pertama kali, maka mereka disebut dengan
Assabiqunal Awwaluun. Mereka mendapat pelajaran tentang Agama Islam adalah dari
Rasulullah SAW sendiri yang dilakukan di rumah sahabat Arqam bin Abil Arqam.
Dalam Firman Allah Q.S. Al Hijr ayat 94 yang intinya memerintahkan kepada Nabi untuk
mensyiarkan Islam secara terang-terangan, maka mulailah Nabi mengajak secara terang-
terangan kepada penduduk Makkah untuk menyembah kepada Allah SWT.
Dengan cara dakwah ini mulailah Nabi dan agama Islam yang beliau sampaikan menjadi
perhatian dan menjadi pembicaraan masyarakat kota Makkah. Pada awalnya mereka
menganggap dakwah beliau ini dianggap sebuah gerakan yang tidak mempunyai dasar dan
tujuan yang benar sehingga mereka bersikap acuh kepada beliau dan ajarannya. Namun seiring
dengan perjalanan waktu dakwah beliau tidak semakin surut, bahkan pengikut beliau semakin
bertambah banyak.
Madinah ketika itu menjadi tempat perlindungan yang aman bagi kebenaran Islam dan
pembawanya, oleh karena itu kaum muslimin mulai berhijrah ke sana.
Dalam periode ini pengembangan islam lebih ditekankan pada dasar-dasar pendidikan. Islam
dan pendidikaan sosial kemasyarakatan. oleh karena itu , Nabi kemudian meletakkan dasar-
dasar masyarakat Islam di Madinah, adalah sebagai berikut:
Mendirikan Masjid
Tujuan Rasulullah mendirikan masjid adalah untuk mempersatukan umat islam dalam satu
majelis
Rasulullah SAW mempersatukan keluarga-keluarga Islam yang terdiri dari Muhajirin dan
Ketika masyarakat Islam terbentuk maka diperlukan dasar-dasar yang kuat bagi masyarakat
yang baru terbentuk tersebut.
FASE DAKWAH TERAKHIR NABI MUHAMMAD
Pada tahun 10 H (631M) Nabi Muhammad SAW beserta rombongan yang besar melaksanakan
ibadah haji, dan inilah haji yang terakhir bagi beliau, yang merupakan haji perpisahan atau haji
Wada’.
Nabi Muhammad SAW Dalam kesempatan itu turunlah ayat Al-Qur’an yang artinya:
“Pada hari ini Aku sempurnakan agamamu, dan Aku relakan Islam sebagai
agamamu.(QS-Al-Maidah:3)
Dalam kesempatan itu Rasulullah menyampaikan khutbahnya yang sangat bersejarah, yang
isinya merupakan prinsip-prinsip yang mendasari gerakan Islam, dan yang terpenting adalah
bahwa umat Islam harus selalu berpegang pada dua sumber, yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Rasulullah mulai sakit panas. Istri-istri Rasulullah meminta izin untuk merawatnya di rumah
Aisyah, dan Rasulullah mengizinkannya. Untuk terakhir kalinya rasulullah naik mimbar. diantara
pesan yang beliau sampaikan adalah, Aku berwasiat kepada kalian untuk berbuat baik terhadap
orang-orang Anshar. Sesungguhnya orang-orang anshar adalah orang-orang didekatku
dimanapun aku berlindung kepada mereka. Karena mereka telah melalui apa yang menjadi
beban mereka dan masih tersisa apa yang akan menjadi hak mereka. Oleh karena itu, berbuat
baiklah kepada siapa saja diantara mereka yang melakukan kesalahan, Tatkala sakitnya beliau
bertambah, maka Rasulullah bersabda, “Suruhlah Abu Bakar untuk memimpin manusia
melakukan sholat”. Rasulullah meninggal pada saat Dhuha pada hari senin tanggal 12 Rabiul
Awwal tahun 11(8 juni 632M), Pada saat Rasulullah wafat umur beliau adalah 63 tahun.
A. Abu bakar
Abu Bakar, nama lengkapnya adalah Abdullah bin Abi Quhafa at Tamimi, pada zaman pra-
Islam, dia bernama Abdul Kakbah, kemudian Rasulullah mengganti namanya menjadi
"Abdullah" setelah ia masuk Islam. Ia termasuk sahabat paling dekat dengan Rasulullah saw.
Abu Bakar dilahirkan di Kota Mekah dua tahun sesudah tahun Gajah, kira-kira tahun 573 M. Ia
adalah seorang pemikir di kalangan Mekah yang memandang bahwa penyembahan berhala itu
suatu kebodohan dan kepalsuan belaka.
Setelah Rasulullah saw. wafat, Abu Bakar terpilih menjadi khalifah. Setelah memerintah
selama dua tahun, Abu Bakar wafat pada tanggal 23 Jumadil akhir 13 H pada usia 63 tahun dan
dimakamkan di samping makam Rasulullah saw. Beliau dikenang oleh para sahabat sebagai
khalifah yang sangat taat kepada Allah dan
• Berhati tenang,
• Sederhana,
• Penyabar,
Umar bin Khatab r.a., nama lengkapnya adalah Umar bin Khatab bin Nufail keturunan Abdul
Uzza al Quraisy dari suku Adi, salah satu suku yang terpandang dan mulia. Umar dilahirkan di
Mekah, empat tahun sebelum kelahiran Rasulullah saw.Ketika menginjak remaja ia
mendapatkan kepercayaan dari suku bangsanya, Quraisy untuk menjadi wakil dalam berbagai
perundingan dengan susu-suku yang lain.
Umar bin Khatab r.a. memiliki karakter yaitu pemberani, tidak mengenal takut dan gentar,
mempunyai ketabahan dan kemauan yang keras, serta tidak mengenal kata ragu dalam dirinya.
Dengan masuknya Umar bin Khatab r.a. ke dalam barisan
Sebelum Abu Bakar As Sidiq r.a. meninggal dunia, ia telah menunjuk Umar bin Khatab r.a.
sebagai penerusnya. Pengangkatan Umar mendapatkan persetujuan di kalangan kaum
muslimin. Setelah dibaiatnya Umar sebagai khalifah, Umar pun berkata kepada umatnya,
“Orang-orang Arab bagaikan seekor unta yang keras kepala dan ini akan bertalian dengan
pengendara di mana jalan yang akan dilalui, begitulah aku akan menunjukkan kepada kamu
jalan yang lurus.” Umar menyebut dirinya sebagai “khalifah khalifati Rasulillah” (pengganti dari
pengganti Rasulullah). Ia juga mendapat gelar sebagai Amir al Mukminin (komandan orang-
orang mukmin), gelar ini diberikan sehubungan dengan keberhasilan-keberhasilanUmar
memerintah selama sepuluh tahun. Umar dibunuh oleh seorang budak Persia yang bernama
Abu Lu’luah.
pajak tanah.
pembangunan.
~ Keberaniannya menyampaikan
kebenaran
keputusan
rakyat.
ajaran Islam
C. Usman bin affan
Utsman bin Affan r.a., nama lengkapnya adalah Utsman bin Affan bin Abil Ash bin Umayyah bin
Abdi Syams bin Abdi Manaf dari suku Quraisy. Lahir pada
tahun 576 M di Taif. Ibunya yang bernama Urwah adalah putri Ummu Hakim al Baidha, putri
Abdul Muthalib. Nasab Utsman melalui garis ibunya bertemu dengan nasab N Periode
pertama Utsman bin Affan r.a. membawa Islam kepada
kemajuan yang luar biasa, terutama dari segi perluasan dakwah. Pada masa periode pertama
ini segalanya berjalan lancar dan stabil.
Periode kedua,
khalifah Utsman mengalami berbagai rintangan yang cukup besar, di antaranya adalah
pemberontakan dan pembangkangan di dalam negeri yang dilakukan oleh sekelompok orang
yang kecewa terhadap baiat khalifah dan beberapa kebijakan
pemerintahannya. Utsman memangku jabatan khalifah selama 12 tahun dimulai dari 23-36
H/644-656 M, mulai dari usia 70 sampai 82 tahun. Kepemimpinan Utsman sangat berbeda
dengan kepemimpinan Umar, hal ini disebabkan karena ketika Utsman diangkat sebagai
khalifah telah berusia 70
Umar.
Affan r.a.
r.a.
bin Abdi Manaf. Dia dilahirkan di Mekah pada tanggal 13 Rajab sekitar tahun 600 M. Ia
merupakan anak laki-laki keempat dan terakhir dari Abu Thalib. Abu Thalib adalah adik dari
Abdullah, ayah Nabi Muhammad saw. Dengan demikian, Ali bin Abi Thalib adalah saudara
sepupu Nabi Muhammad saw. Dikatakan, ia masuk Islam pada usia sepuluh tahun. Setelah
dewasa, Ali bin Abi Thalib dinikahkan dengan Fatimah az-Zahra, putri bungsu Nabi Muhammad
saw. Pernikahan ini
tanggal 25 Dzulhijjah 36 H di Masjid Madinah. Ali bin Abi Thalib r.a. memerintah hanya enam
tahun. Selama masa pemerintahannya, ia menghadapi
berbagai pergolakan. Tidak ada masa sedikit pun dalam pemerintahannya yang dapat dikatakan
stabil. Pada masa pemerintahannya, pada tahun ± 658 M,
ibu kota pemerintahan dipindahkan dari Madinah ke Kufah. Alasan Ali memindahkan pusat
pemerintahan dari Madinah ke Kufah adalah, karena ia tidak
menginginkan kota suci ini terkotori kancah politik. Pada tanggal 20 Ramadan 40 H (661 M), Ali
dibunuh oleh salah seorang anggota Khawarij yaitu Abdullah
barat India.
•Pemberani
•Sabar
Rasyidin yang memerintah dari 661 sampai 750 di Jazirah Arab dan sekitarnya;
Bani Umayah berasal dari nama Umayah Ibnu Abdi Syams Ibnu Abdi Manaf, salah
satu pemimpin dari kabilah Quraisy, yang berkuasa di zaman Jahiliyah yakni keluarga
bangsawan, memiliki cukup kekayaan dan mempunyai sepuluh orang putra.
Bani Umayah, pemerintahan yang awalnya bersifat demokratis kemudian berubah menjadi
monarki heridetis (kerajaan yang turun – temurun) hal ini dimulai ketika Muawiyah mewajibkan
seluruh rakyatnya untuk menyatakan setia kepada anaknya Yazid. Proses penggugatan itu
dilakukan di hadapan banyak orang. Mereka
yang melakukan sumpah setia ini atau bai'at ada sekitar 40.000 orang.