Anda di halaman 1dari 2

NAMA : HARVEN MEDIANTO

NIM : 042523031
MAPEL : HUKUM PERSAINGAN USAHA
TUTOR : I MADE SUARTA, S.H., M.H
JAWAB
1. Karena hampir pada setiap kasus hukum persaingan usaha, menjadi perhatian
pertama lembaga persaingan usaha, dalam hal ini di Indonesia, Komisi
Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) adalah terhadap posisi dominan suatu
perusahaan pada pasar yang bersangkutan.
2. Penyalahgunaan posisi dominan (abuse of dominant position) muncul ketika
pelaku usaha memiliki kekuatan secara ekonomi yang memungkinkan ia untuk
beroperasi di pasar tanpa terpengaruh oleh persaingan dan melakukan tindakan
yang dapat mengurangi persaingan (lessen competition).
3. Pembuktian Posisi Dominan
 Sesuai dengan Pasal 1 angka 4 dalam Ketentuan Umum UU No.5/1999,
posisi dominan adalah keadaan dimana pelaku usaha tidak mempunyai
pesaing yang berarti di pasar bersangkutan dalam kaitan dengan pangsa
pasar yang dikuasai, atau pelaku usaha mempunyai posisi tertinggi
diantara pesaingnya di pasar bersangkutan dalam kaitan dengan
kemampuan keuangan, kemampuan akses pada pasokan atau penjualan,
serta kemampuan untuk menyesuaikan pasokan atau permintaan barang
atau jasa tertentu. Dalam kondisi posisi dominan, maka dapat
diasumsikan bahwa pelaku usaha yang bersangkutan memiliki market
power yang cukup signifikan.
 Market power adalah kemampuan pelaku usaha untuk menaikkan harga
di atas tingkat persaingan namun masih menguntungkan bagi pelaku
usaha tersebut. Kemampuan menaikkan harga tersebut menunjukkan
bahwa perilaku pelaku usaha dominan bersifat independen dari tekanan
persaingan yang dilakukan oleh pesaing - pesaingnya. Dengan kata lain
pelaku usaha dominan tidak memiliki pesaing yang berarti di pasar
bersangkutan. Dengan kemampuan tersebut, maka pelaku usaha
dominan dapat melakukan tindakan yang bersifat anti-persaingan
sekaligus dapat mencegah masuknya pesaing potensial atau mengusir
pesaing dari pasar.
 Dengan kemampuan menaikkan harga tersebut, keuntungan yang
diperoleh perusahaan dominan akan meningkat. Peningkatan keuntungan
ini terjadi selain karena harga yang semakin tinggi, juga diakibatkan oleh
biaya produksi yang rendah karena pemanfaatan skala ekonomis. Dengan
demikian, keuntungan perusahaan dominan yang lebih tinggi dibanding
pesaingnya di pasar bersangkutan berimplikasi pada kemampuan
keuangan yang juga lebih tinggi.
 Sebagai perusahaan dominan, produksinya akan lebih besar dibanding
pesaingnya di pasar bersangkutan. Dari sisi proses produksi, produksi
yang besar akan memerlukan pasokan dan faktor produksi yang juga
besar. Pembelian pasokan yang besar dibanding pesaing akan membuat
perusahaan dominan memiliki kemampuan untuk menyesuaikan pasokan.
Dari sisi penjualan, produksi yang besar membuat jumlah penjualan
perusahaan dominan lebih tinggi dibanding pesaingnya di pasar
bersangkutan. Hal ini dapat berakibat meningkatnya kemampuan
perusahaan untuk mengatur permintaan barang atau jasa tertentu.
 Dalam menentukan posisi dominan, KPPU akan memperhatikan
beberapa batasanbatasan (atau hambatan) yang dimiliki oleh pelaku
usaha yang diduga memiliki posisi dominan. Batasan tersebut diduga
dapat mempengaruhi independensi perilaku pelaku usaha terhadap
tekanan persaingan. Batasan/hambatan tersebut dapat dibedakan atas 3
(tiga) jenis, yaitu i) hambatan dari pesaing yang ada saat ini, ii) hambatan
yang berasal dari pesaing potensial, dan iii) hambatan lain misal dari
konsumen, ataupun pemasok. Pada prinsipnya, apabila hambatan-
hambatan tersebut relatif tidak signifikan, maka posisi dominan yang
dimiliki perusahaan akan semakin menguat.
4. Persekongkolan atau konspirasi adalah kesepakatan antara dua orang atau lebih
untuk melakukan kejahatan pada suatu waktu di masa depan. Hukum pidana di
beberapa negara atau untuk beberapa konspirasi mungkin mensyaratkan bahwa
setidaknya satu tindakan nyata dilakukan sebagai kelanjutan dari perjanjian itu,
untuk merupakan pelanggaran. Tidak ada batasan jumlah yang berpartisipasi
dalam konspirasi dan, di sebagian besar negara, tidak ada persyaratan bahwa
langkah apa pun telah diambil untuk menerapkan rencana tersebut (bandingkan
upaya yang memerlukan kedekatan dengan pelanggaran penuh). Untuk tujuan
kesepakatan, actus reus adalah kelanjutan dan para pihak dapat bergabung di
kemudian hari dan menanggung tanggung jawab bersama dan konspirasi dapat
dituntut di mana para konspirator telah dibebaskan atau tidak dapat dilacak.
Akhirnya, pertobatan oleh satu atau lebih pihak tidak mempengaruhi kewajiban
(kecuali, dalam beberapa kasus, itu terjadi "sebelum" para pihak telah
melakukan tindakan nyata) tetapi dapat mengurangi hukuman mereka.
5. Predatory pricing adalah strategi penetapan harga produk di bawah harga modal
agar bisa bertahan dalam persaingan usaha. Strategi ini memang menghasilkan
kerugian, tapi sering digunakan oleh beberapa pelaku usaha, termasuk
perusahaan multinasional, untuk menyingkirkan pesaing usaha. Tujuan kegiatan
ini sebagai strategi persaingan. Juga bertujuan untuk melembahkan kompetitor
itu sendiri. Kegiatan ini dapat merusak kondisi pasar dan perekonomian.

Anda mungkin juga menyukai