Anda di halaman 1dari 18

BAB II

LANDASAN TEORITIS

2.1 Pengertian Konsentrasi

Konsentasi pada dasarnya adalah mempersempit atau memperkecil medan

perhatian, jadi meskipun stimulus datang dari dari berbagai objek yang banyak

jumlahnya, individu dapat mempersempit perhatiannya sehingga hanya beberapa objek

saja yang diperhatikan (Setyobroto; 2001:133).

Jhonser dalam (Setyobroto; 2011:133) membedakan “konsentrasi insternal dan

konsentrasi eksternal”. Konsentrasi internal, konsentrasi terfokus pada pengamatan,

perasaan dan pemikiran individu yang bersangkutan. Berikutnya pada konsentrasi

eksternal, maka konsentrasi terfokus pada obyek yang ada diluar di individu yang

bersangkutan. Atlet yang dapat berkonsentrasi dengan baik adalah atlet yang menjaga

keharmonisan fisik, emosi, dan mengatur mentalnya dan memusatkan perhatian pada

tugas yang harus dikerjakan.

Pelatih dalam proses pelatihan sangat penting memperhatikan dan meyakinkan

bahwa atletnya konsentrasi, dengan demikian paltih harus mengetahui karakteristik yang

dimiliki atletnya apakah atlet dalam keadaan konsentrasi atau tidak. Karakteristik

tersebut antara lain :

a. Tertuju pada suatu objek atau benda pada saat itu

b. Perhatian tetap pada objek tertentu dan tidak ada perhatian pada objek lain.

c. Menenangkan dan memperkuat mental.

6
7

Dari ketiga karakteristik tersebut, pelatih akan semakin mudah mengenali atletnya

dalam latihan atau pertandingan sehingga pelatih akan dengan mudah pula

menerapkan strategi untuk mengatasi masalah pada diri atlet.

2.2 Cara Meningkatkan Konsentrasi

Konsentrasi pada saat pertandingan harus tetap dijaga agar penampilan tetap

efektif. Cara yang harus dilakukan adalah menfokuskan terhadap sesuatu yang

dilakukan. Bentuk latihan konsentrasi tersebut harus dilakukan oleh semua atlet baik

saat latihan maupun saat tidak berlatih.

Cara meningkatkan konsentrasi menurut Weinberg (1995) :

a. Latihan dengan menghadirkan gangguan (distraction)

Banyak atlet pada cabang olahraga tertentu menggunakan yel – yel sambil

melambaikan tangan membuat ombak , menepukan kaki ke lantai, dan menimbulkan

keributan. Atlet harus mempersiapkan diri untuk mengatasi keadaan tersebut dan tetap

menfokuskan pada gerakan yang sedang dilakukannya dan mengabaikan suara yang

ada. Kasus yang menarik adalah seperti pada saat Asean Games ( 1990 ) di Beijing,

pemanah Korea Utara akan memenangkan Grand Final pada rambahan terakhir sudah

mencapai score 27 dan lawannya selesai menembak dengan score 30, pemanah

sebenarnya masih bisa menang dalam perlombaan tersebut, tetapi kendala pada waktu

itu adalah para jurnalis dan reporter berburu mengambil gambar, pemanah tersebut

kaget dan akibatnya ia gagal pada tembakan terakhir sehingga peringkatnya turun

menjadi keempat.

Dalam olahraga perorangan, biasanya penggemar mengikuti beberapa etika,

menjaga suasana tenang, dan diam selama pertandingan. Sedangkan pada olahraga
8

beregu, penggemar sering mengganggu dan menyoraki timnya apalagi untuk tim tuan

rumah. Penonton atau penggemar sering mengganggu saat pertandingan apalagi saat

timnya kalah. Dengan demikian berlatih dalam suasana kacau penuh dengan gangguan

dapat membantu atlet meningkatkan konsentrasinya karena tidak sedikit atlet yang

menghindar dari suasana yang tidak menyenangkan yang mereka temui di lapanagan.

Jika atlet sudah terlatih dengan kondisi tersebut maka atlet akan dapat mengatasi

kondisi apapun dalam pertandingan.

b. Menggunakan kata-kata kunci (use cue word)

Penggunaan kata kunci bertujuan untuk memberikan instruksi dan motivasi

kepada para atlet dalam membantu meningkatkan konsentrasinya, agar atlet tetap

mampu melakukan tugasnya sebagaimana mestinya. Kata kunci tersebut seperti fokus,

kejar, ambil, santai, mudah, dan lain-lain.

c. Menggunakan pikiran bukan untuk menilai (employ nonjudgement thinking)

Hambatan atlet untuk mempertahankan konsentrasinya adalah cenderung

untuk penmapilan dan mengklasifikasikannya baik atau jelek. Mereka menetapkan

nilai negativ atau positif terhadap yang mereka lakukandan cenderung menilai dirinya.

Misalnya atlet sepak bola gagal mencetak gol karena gangguan lawan maka ia

mengalami ketegangan otot dan kesulitan konsentrasi kemudian gagal maka ia akan

berkata “ saya tidak bisa bermain baik”. Menilai penampilan itu perlu tetapi tujuannya

hanya untuk belajar melihat penampilan anda bukan semata- mata untuk menilai.

Sehingga atlet mampu memperbaikinya atau mengoreksi kesalahan penampilannya.


9

d. Menyusun kegiatan rutin (establish routine)

Atlet secara rutin menfokuskan konsentrasinya untuk membantu

mempersiapkan mental dalam penampilannya. Efektifitas kegiatan rutin ini

mempunyai dorongan yang kuat . biasanya pikiran atlet tidak terfokus selama berhenti

melakukan aktivitas. Pemain tenis selama pergantian tempat mungkin duduk di kursi

melakukan napas dalam, membayangkan strategi yang harus dilakukan pada

pertandingan berikutnya. Atlet mengulang dua sampai tiga kali untuk mengembalikan

konsentrasinya sebelum masuk ke lapangan.

e. Berlatih mengendalikan mata (practice eye control)

Mengendalikan mata merupakan metoda untuk menfokuskan konsentrasi.

Terkadang mata kita kemana- mana, seperti halnya pikiran kita. Kunci untuk

mengendalikan mata adalah yakinkan bahwa mata anda tidak kemana – mana atau

melihat sesuatu yang tidak relevan. Banyak atlet volly, basket, sepakbola, tenis meja

mendengan teriakan “lihat Bola” berarti menegaskan bahwa terkadang atlet kurang

mengendalikan matanya untuk tetap fokus. beberapa teknik mengendalikan mata

adalah dengan menfokuskan pandangan mata ke dinding dan melihat ke satu titik.

f. Tetap memusatkan perhatian setiap saat (stay focused in the present)

Memusatkan perhatian setiap saat adalah penting. Sebab pikiran kita terbuka

untuk masuknya berbagai stimulus, oleh sebab itu kita harus tetap menfokuskan

perhatian kita pada tugas-tugas yang harus dilakukan.

2.3 Latihan Untuk Meningkatkan Konsentrasi

1. Latihan untuk mengubah perhatian (learning to shift attention)


10

Melakukan kegiatan merelaksasikan diri dalam posisi yang menyenangkan dan

melakukan napas dalam-dalam dari dalam diafragma. Kemudian mulailah

memberikan perhatian kepada seuatu yang anda dengar.kemudian merasakan menjadi

sadar terhadap perasaan tubuh anda, merasakan kursi, tempat tidur yang menopang

anda. Mengalihkan perhatian anda dan emosi anda. Buka mata anda dan arahkan mata

anda kepada suatu objek didepan anda. Kegiatan ini dapat dilatih teru menerus untuk

meningkatkan konsentrasi pada atlet.

2. Belajar memelihara focus (learning to maintain focus)

Cari suatu tempat yang aman. Pilih objek untuk menfokuskan diri pada sesuatu

yang berhubungan dengan olahraga seperti baseball, volleyball, dan sebagainya.

Pegang objek di tangan anda, rasakan susunan objek, lihat warna objek tersebut,

perbedaan karakteristiknya. Letakan objek di bawah, fokuskan pikiran anda, jika

pikiran anda kesana kemari alihkan kembali perhatian pada objek.

3. Mencari kunci-kunci yang relevan (searching for relevans cues)

Sesorang yang konsentrasinya kuat akan dapat menscan angka – angka dengan

menggunakan kunci-kunci yang relevan, sehingga dapat mencatat score – score dan

menentukan berapa banyak angka dapat ditemukan dalam satu detik.

4. Latihan konsentrasi melalui game (reheasing game concentration)

Menggunakan latihan imagery atau latihan mental merupakan bentuk latihan

yang baik untuk meningkatkan konsentrasi.


11

2.4 Sepakbola

Sepakbola berkembang di negara inggris sekitar pertengahan abad ke-13

dengan berbagai aturan sederhana dan menjadi kegemaran banyak orang. Sepakbola

sempat dilarang karena cara bermain yang kasar dan menimbulkan kekerasan.

Pertengahan abad ke-18, klub, sekelompok universitas dan sekolah merumuskan

aturan baku mengenai sepakbola . Pada tahun 1904, Federation Internationale de

Football Association (FIFA) resmi dibentuk sebagai asosiasi sepakbola tertinggi

yang bertugas mengatur segala sesuatu tentang sepakbola diseluruh dunia. Kini

setelah semakin berkembang, sepakbola tidak hanya menjadi olahraga yang populer

tetapi juga sebuah industri yang dapat menghasilkan keuntungan komersial (Sener,

2015 :10).

Ada beberapa definisi dari sepakbola menurut para ahli, menurut Luxbacher

(2011: 2) “pertandingan sepakbola dimainkan oleh dua tim yang masing-masing

beranggotakan 11 orang. Masing-masing tim mempertahankan gawang dan mencoba

menjebol gawang lawan”. Sepakbola juga dapat diartikan sebagai permainan di mana

dua tim yang terdiri dari 11 pemain, menggunakan bagian tubuh apa pun kecuali

tangan dan lengan mereka, mencoba mengarahkan bola ke gawang tim lawan. Hanya

penjaga gawang yang diizinkan menyentuh bola dengan tangan dan hanya dapat

melakukan nya di dalam area penalti yang mengelilingi gawang. Tim yang mencetak

lebih banyak gol menjadi pemenang (Rollin, 2019: 1). Menurut Muhajir (2016: 5)

“sepakbola merupakan permainan menyepak bola dengan tujuan memasukkan bola

kegawang lawan dan mempertahankan gawang dari kemasukan bola serta pemain

dapat menggunakan seluruh anggota badan kecuali bagian lengan”. Pendapat


12

lain dikemukakan bahwa sepakbola adalah permainan untuk mencari kemenangan

sesuai aturan FIFA yaitu dengan mencetak gol lebih banyak daripada kebobolan

(Danurwindo, 2017: 5).

Beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sepakbola adalah

permainan dua tim yang terdiri dari 11 pemain setiap tim, memainkan bola dengan

seluruh anggota badan kecuali lengan, bertujuan mencetak gol ke gawang lawan sesuai

dengan aturan resmi yang berlaku. Pertandingan sepakbola secara resmi

dimainkan dilapangan rumput alami, rumput sintesis atau campuran rumput

alami-sintesis (hybrid) dengan permukaan berwarna hijau dan memenuhi

standar federasi. Bentuk lapangan persegi panjang dengan ukuran panjang 90-120

meter dan lebar 45-90 meter disesuaikan dengan kebutuhan kompetisi. Gawang

memiliki ukuran panjang 7,32 x lebar 2,44 meter.

Keempat sudut lapangan diberikan bendera sebagai tanda pojok lapangan dan

diberikan garis melengkung 45° dengan panjang 1 meter sebagai tempat tendangan

sudut. Ditengah lapangan diberikan garis lingkaran beradius 9,15meter. Garis kotak

penalti berjarak 16,5meter dari gawang dan terdapat titik penalti yang berjarak

11meter dari gawang Semua garis yang digunakan untuk membentuk batas lapangan

berwarna putih dengan lebar maksimal 12 centimeter.


13

Gambar 2.1. Lapangan Sepakbola


(The International Football Association Board, 2018: 35)

Seluruh perturan dalam permainan sepakbola secara resmi diatur oleh FIFA

melalui bidang khusus yang menangani perwasitan. Pertandingan sepakbola secara

resmi diatur dengan 17 peraturan yang telah disepakati dan tercantum pada buku

panduan laws of the game. Buku panduan tersebut mengalami revisi setiap musim

untuk memperbaiki peraturan dan menambahkan sentuhan teknologi untuk

menciptakan permainan yang lebih sportif dan menarik.

Setiap cabang olahraga, selain dari faktor ekstrinsik antara lain peraturan

dan cara bermain terdapat juga unsur intrinsik dari dalam subjek permainan yaitu

pemain. Seorang pemain harus mempersiapkan aspek fisik, teknik, taktik dan mental

untuk menghadapi sebuah pertandingan tidak terkecuali sepakbola . Secara fisik

permainan sepakbola menuntut seorang pemain untuk bermain secara prima dalam

waktu 2x45 menit, dibutuhkan kondisi fisik yang terlatih untuk dapat mencapai level
14

tersebut. Secara taktik pemain harus cerdas dalam menerjemahkan ide dari seorang

pelatih yang telah merencanakan strategi terbaik untuk tim yang sangat bisa

berubah-ubah dalam sebuah pertandingan. Segi mental pemain dituntut untuk

memiliki mental yang matang, pantang menyerah dan memiliki daya juang untuk

memenangkan setiap pertandingan. Selain ketiga aspek tersebut, aspek penting lain

adalah teknik. Permainan sepakbola merupakan permainan kontak fisik yang bebas

memainkan bola dalam sebuah lapangan yang terbilang luas. Pemain dapat

memainkan bola secara individu dan atau dengan kerjasama tim apabila menguasai

teknik dengan baik. Sering tercipta kejadian yang spektakuler dari skill mumpuni yang

diperagakan oleh beberapa pemain.

2.5 Hakikat Koordinasi Mata-Kaki

Inti dari aktivitas olahraga adalah gerak manusia itu sendiri. Atlet bergerak

untuk mengelak, menangkis dan menendang. Tetapi gerak manusia dalam olahraga

merupakan gerak yang dilakukan terencana dan terorganisir. Pelaksanaan gerak secara

efektif dan efisien hanya dimungkinkan gerakan-gerakan dilakukan dapat dikoordinir

dengan baik. Tingkat koordinasi pemain tercermin dalam kemampuannya untuk

melakukan gerakan secara mulus, tepat dan efisien (Harsono,1988:220). Seorang atlet

dengan koordinasi yang baik bukan hanya mampu melakukan suatu keterampilan

secara sempurna, akan tetapi juga mudah dan cepat dapat melakukan keterampilan

yang masih baru baginya. Dia juga dapat mengubah dan berpindah secara cepat. Dari

pola gerak yang lain sehingga gerakannya menjadi efisien. Keterampilannya sendiri

bisa melibatkan koordinasi mata-kaki (foot eyes coordination). Koordinasi mata-kaki


15

berkaitan dengan proses informasi untuk menghasilkan suatu gerakan. Infomasi yang

diperoleh sebagai stimulus melalui mata, kemudian direspon dan diproses

menghasilkan suatu gerakan berdasarkan informasi yang pada akhirnya menghasilkan

suatu gerakan kaki.

Koordinasi mata-kaki merupakan salah satu kemampuan fisik yang sangat

berpengaruh dalam pertandingan pencak silat. Banyak gerakan-gerakan dalam pencak

silat yang memerlukan koordinasi dan salah satu koordinasi tersebut adalah koordinasi

mata-kaki. Koordinasi tersebut merupakan dasar untuk mencapai suatu keterampilan

yang tinggi dalam pertandingan pencak silat dibutuhkan untuk tepatnya sasaran.

Menurut Suharno (1995:61) “koordinasi adalah kemampuan atlet untuk merangkaikan

beberapa unsur gerak menjadi satu gerakan yang utuh dan selaras”. Selanjutnya Sajoto

(1995:17) bahwa “koordinasi adalah kemampuan pemain untuk merangkaikan

beberapa gerakan kedalam satu pola gerakan yang selaras dan efektif sesuai dengan

tujuannya”. Dari uraian tersebut dapat dikemukakan bahwa koordinasi mata-kaki

adalah kemampuan pemain dalam mengintegrasikan antara mata (pandangan) dengan

gerakan kaki secara efektif.

2.5.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Koordinasi Mata-Kaki

Faktor-faktor yang mempengaruhi koordinasi menurut Suharno (1993:62) antara lain:

1. Pengaturan syaraf pusat dan tepi. Hal ini berdasar pembawaan atlet dan hasil dari
latihan-latihan.
2. Tergantung tonus dan elaktisitas otot yang melakukan gerakan.
3. Baik dan tidaknya keseimbangan, kelincahan dan kelentukan atlet.
4. Baik dan tidaknya koordinasi kerja syaraf, otot dan indera.
16

Berdasarkan uraian diatas maka dapat diketahui bahwa kemampuan koordinasi

seorang atlet dipengaruhi oleh pembawaan dan unsur-unsur kondisi fisik seperti

kelincahan, kelentukan, keseimbangan. Dengan demikian latihan untuk

mengembangkan unsur-unsur kondisi fisik tersebut, secara tidak langsung akan

meningkatkan kemampuan koordinasi pula. Hal penting yang berpengaruh terhadap

kemampuan koordinasi adalah latihan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan

koordinasi tersebut dapat diciptakan dan diupayakan melalui latihan secara sistematis,

teratur dan kontinyu. Dengan latihan yang dilakukan secara berulang-ulang gerakan

yang memerlukan koordinasi akan dapat dilakukan dengan mudah bahkan dapat

menjadi gerakan yang otomatis. Hal ini sesuai dengan pendapat Hamidsyah Noer

(1996:8) “dengan pengulangan suatu gerakan yang dilakukan secara terus menerus

maka akhirnya gerakan tersebut menjadi gerakan yang otomatis”. Menurut pendapat

Harsono (1988:102) yaitu: “Dengan berlatih secara sistematis dan melalui

pengulangan-pengulangan (repetition) yang konstan maka organisasi-organisasi,

mekanisme neuro physiologis kita akan bertambah baik, gerakangerakan yang semula

sukar dilakukan lama kelamaan akan menjadi gerakan yang otomatis dan reflektif,

yang makin kurang membutuhkan konsentrasi pusat-pusat syaraf sebelum melakukan

latihan-latihan”.

2.5.2 Teknik Dasar Permainan Sepakbola


Setiap pemain sepakbola harus bisa menguasai dan memainkan bola dalam

sebuah pertandingan, hal tersebut mewajibkan setiap pemain untuk memiliki teknik

dasar permainan sepakbola yang mumpuni. Menurut Irianto (2010:15) bahwa


17

keterampilan bermain sepakbola merupakan kesanggupan dan kemampuan untuk

melakukan gerakan- gerakan mendasar atau teknik dasar dalam permainan

sepakbola secara efektif dan efisien baik gerakan yang dilakukan tanpa bola

maupun dengan bola. Olahraga sepakbola selain menuntut fisik yang prima

kebugaran tetapi juga teknik yang sangat baik. Tanpa keterampilan teknis yang kuat

pemain tidak akan bisa mencetak gol atau bertahan secara efektif (Ueberroth, 2012:

102). Teknik dasar permaian sepakbola terbagi kedalam dua jenis yaitu teknik dasar

bertahan dan teknik dasar menyerang (Infantino, 2016: 47). Teknik dasar bertahan

terdiri dari bertahan pro-aktif dengan bodi kontak, intercept, tackling, dan clearing

area. Teknik dasar menyerang terdiri dari gerakan tipuan, kontrol, operan,

menggiring, shooting, dan menyundul. Beberapa teknik dasar tersebut harus dapat

dikuasai oleh seorang pemain untuk menunjang penampilan diatas lapangan sesuai

dengan posisi masing-masing.

Keterampilan penting yang perlu dipelajari dalam sepakbola dalam sepakbola

antara lain menggiring, mengoper, menembak, merebut bola, menyundul,

menggunakan kaki yang tidak dominan dan gerakan spontan (Tutorial Sport, 2015:

12-13). Menerima, menggiring bola, melewati, menembak, dan menyundul adalah

teknik dasar yang semua pemain harus mengembangkannya dan terus menerus

berlatih. Para pemain terbaik selalu memiliki teknik yang kuat. Penguasaan

teknik dasar yang baik akan membentuk seorang pemain menjadi handal.

Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dikemukakan dapat diambil kesimpulan


18

bahwa terdapat enam teknik dasar sepakbola yaitu menguasai bola, menggiring,

mengoper, menyundul, menembak dan keahlian khusus penjaga gawang

2.5.3 Pengertian Kemampuan Shooting ke Arah Target

Subagyo Irianto (2010:15) mengatakan, bahwa keterampilan bermain

sepakbola merupakan kesanggupan dan kemampuan untuk melakukan gerakan-

gerakan mendasar atau teknik dasar dalam permainan sepakbola secara efektif dan

efisien baik gerakan yang dilakukan tanpa bola maupun dengan bola. Sesuai dengan

pendapat di atas, Sukatamsi (2001: 21) menyatakan bahwa teknik dasar bermain

sepakbola merupakan semua gerakan yang diperlukan untuk bermain sepakbola,

kemudian untuk bermain, ditingkatkan menjadi keterampilan teknik bermain

sepakbola yaitu penerapan teknik dasar bermain dalam permainan. Teknik dasar

bermain sepakbola meliputi teknik tanpa bola, seperti: lari cepat, melompat, zig- zag,

berbelok, dan berputar, sedangkan teknik dengan bola meliputi: shooting, dribiling,

stoping, passing, heading, sliding tackle, trow-in, dan goal keeping. Teknik-teknik

dalam bermain sepakbola merupakan gerakan yang sangat kompleks. Untuk dapat

menguasai semua keterampilan atau teknik dasar, seorang pemain perlu untuk

berlatih secara intensif.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

keterampilan sepakbola merupakan kesanggupan seorang pemain dalam menguasai

teknik-teknik dasar sepakbola dan mengaplikasikannya ke dalam permainan

sepakbola secara efektif. Apabila pemain dapat mengaplikasikan teknik dasar maka

permainan sepakbola akan lebih menarik. dan akan sangat mendukung performa

pemain di lapangan. Salah satu teknik dasar yang penting dimiliki pemain adalah
19

keterampilan shooting ke arah sasaran secara tepat. Hal ini karena tujuan permain

sepakbola, yaitu untuk mencetak goal ke gawang lawan sebanyak-banyaknya.

Menendang (shooting) merupakan gerakan dasar yang paling dominan dalam

sepakbola. Dengan menendang saja seseorang sudah bisa bermain sepakbola.

Tujuan menendang bola adalah untuk mengumpan, shooting ke gawang, dan untuk

menyapu menggagalkan serangan lawan (Sucipto, 2000: 17). Menendang bola dengan

punggung kaki digunakan pada saat menendang bola ke gawang (Indra Gunawan,

2009:32). Berdasarkan pemaparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa

kemampuan shooting adalah keterampilan yang harus dimiliki pemain dalam

permainan sepakbola karena tanpa kemampuan shooting tersebut, tujuan permainan

sepakbola tidak akan dapat tercapai.

2.6 Teknik Shooting

Shooting merupakan teknik dasar yang harus dikuasai oleh setiap pemain,

teknik ini merupakan cara untuk menciptakan gol, karena seluruh pemain dapat

kesempatan untuk menciptakan gol dan memenangkan pertandingan atau permainan.

Ada beberapa cara yang dapat ditempuh pemain dalam melakukan shooting. Dilihat

dari perkenaan bola dengan bagian kaki, menendang dapat dibedakan menjadi

beberapa macam antara lain menggunakan kaki bagian dalam, kaki bagian luar,

punggung kaki, dan punggung kaki bagian luar maupun dalam. Menurut Herwin

(2004 : 29-31), yang harus diperhatikan dalam teknik menendang adalah kaki tumpu

dan kaki ayun (steady leg position), bagian bola, perkenaan kaki dengan bola

(impact), dan akhir gerakan (follow-through).


20

Teknik menggunakan punggung kaki menurut Justinus Lhaksana (2012: 34)

yaitu gerak shooting dengan punggung kaki yang dapat dilakukan dengan cara:

a) Mempatkan kaki tumpu disamping bola dengan jari-jari kaki lurus menghadap

arah gawang, bukan kaki yang untuk menendang.

b) Menggunakan bagian punggung kaki untuk melakukan shooting.

c) Mengkonsentrasikan pandangan kearah bola tepat ditengah-tengah bola pada saat

punggung kaki menyentuh bola.

d) Mengunci atau kuatkan tumit agar saat sentuhan dengan bola lebih kuat.

e) Memposisi badan agak dicondongkan ke depan, apabila badan tidak

dicondongkan maka kemungkinan besar perkenaan bola bagian bawah dan akan

melambung tinggi.

f) Meneruskan dengan gerakan lanjutan, setelah sentuhan dengan bola dalam

melanjutkan shooting ayunan kaki jangan dihentikan.

Gambar 1. Teknik Shooting Menggunakan Punggung Kaki


(Remmy Muchtar, 1992 : 31)
21

Gambar 2. Bagian Perkenaan Kaki pada Bola


(Sukatamsi, 2001: 41)

2.7 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Shooting

Menurut Soedjono (1985:63) menyatakan bahwa sikap pribadi pemain

merupakan faktor utama yang dapat mendukung atau menunjang keberhasilan dalam

menembak bola atau shooting. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam keberhasilan

shooting, antara lain :

1. Kekuatan otot adalah komponen yang sangat penting guna meningkatkan

kondisi fisik secara keseluruhan.

2. Sikap badan saat melakukan shooting, yaitu badan di belakang bola sedikit

condong ke depan, kaki tumpu diletakkan di samping bola dengan ujung kaki

menghadap kesasaran, dan kaki sedikit ditekuk.

3. Konsentrasi dan pandangan mata.

4. Perkenaan atau sentuhan kaki pada bola tepat pada punggung kaki penuh dan tepat

pada tengah-tengah bola

1. Atlet
22

Atlet adalah Individu yang memiliki keunikan dan memiliki bakat tersendiri

lalu memiliki pola perilaku dan juga keperibadia tersendiri serta memiliki latar

belakang kehidupan yang mempengaruhi secara spesifik pada dirinya. Rusdianto

(dalam Saputro, 2014). Inividu yang terlibat dalam atkivitas olahraga dengan memiliki

prestasi di bidang olahraga tersebut dapat dikatakan bahwa individu itulah yang

dimaksud dengan atlet. Satiadarma (dalam Yuwanto & Sutanto, 2012)

2. SSB

Menurut Mutaqim dan Widodo dalam Irfan, dkk (2020:23) SSB merupakan

suatu wadah pembinaan sepakbola usia dini paling tepat, saat ini sekolah-sekolah

sepakbola kebanjiran siswa. Hal menjadikan suatu gagasan bagus mengigat peran

sekolah sepakbola sebagai salah satu pembinaan prestasi dalam sepakbola nasional

sehingga mampu menyediakan pemain pada klub yang membutuhkan.Tujuan dari

sebuah SSB adalah menampung dan memberikan kesempatan bagi siswanya untuk

biasa mengembangkan bakat yang dimilikinya dan selanjutnya pemberian mengenai

dasarbagaimana untuk bermain sepakbola yang semestinyajuga pembentukan karakter

pribadi juga memberikanberprilaku terpuji pada siswanya. SSB dijadikan tempat

pembinaan pesepakbolaan Indonesia.

Berbagai macam daerah memiliki SSB, salah satu daerah tersebut yaitu SSB

Aceh Tamiang. SSB Sepak bola Garda Aceh Tamiang merupakan bentuk pembinaan

sepakbola sejak usia dini. SSB Garda Aceh Tamiang diharapkan mampu

memunculkan pemain berkualitas yang terbentuk dari pembinaan dasar dan


23

berkelanjutan yang senantiasa mengasah dan mempertajam keterampilan dan bakat

yang dimiliki. Keterampilan bermain sebak bola sangatlah penting bagi SSB

karena seorang pemain sepakbola itu harus dapat melakukan teknik bermain sepakbola

dengan baik dan mampu menerapkan teknik tersebut dalam permainan, dimulai

dari teknik yang sederhana menuju ke teknik bermain yang lebih komplek. Dengan

keterampilan yang dimiliki, pemain akan dapat bermain bagus dan mampu

menghadapi tekanan- tekanan yang ada saat pertandingan.

Seorang pemain sepakbola memiliki tingkat keterampilan berbeda-beda.

Hal ini disebabkan potensi atau bakat yang dimiliki setiap individu berbeda.

Selain karena bakat yang dimiliki, faktor latihan juga sangat menentukan, seberapa

besar tingkat keterampilan yang dimiliki seseorang dalam bermain sepakbola. Tidak

bisa dipungkiri bahwa dengan menjalani proses latihan yang sama seseorang yang

memiliki bakat lebih dalam bermain sepakbola tingkat keterampilan yang dimilikinya

akan lebih menonjol dibandingkan pemain lain yang kurang berbakat. Untuk

mengetahui tingkat keterampilan yang dimiliki SSB dibutuhkan tes keterampilan

bermain sepakbola. Tes keterampilan tersebut digunakan agar mengetahui sejauh

mana keterampilan SSB dalam bermain sepakbola. Ada beberapa instrumen yang

digunakan untuk mengukur kemampuan pemain dalam bermain bola yang sudah

ada, yaitu: Mc Donald Soccer Test, Batteray test, Bobby Carlton test, dan David Lee

Test.

Anda mungkin juga menyukai