Gambar Regulator
Apabila kran pada tangki gas dibuka maka gas akanmasuk ke ruang
A tekanannya ditunjukkan oleh manometer G, bila baut pengatur
F diputar searah jarum jam maka pegas F akan mendesak
membran D hingga katup C terbuka Selanjutnya gas dari ruang A
masuk ke ruang B, bila tekanan gas pada ruang B lebih besar dari
pada tekanan pegas maka katup C akan menutup kembali.
Tekanan gas di ruang B dapat dilihat pada manometer H, besarnya
tekanan dapat diatur dengan cara memutar baut pengatur F.
Campuran
oksigen &
acetylene
pembakar
Cara mematikan :
Tutup kran gas asitelin pada pembakar (nyala api akan mati).
Tutup kran oksigen pada pembakar.
Tutup kran tangki gas asitelin maupun oksigen.
Buka kran asitelin dan oksigen pada pembakar hingga kedua manometer
menunjuk angka nol.
Selang
Selang las dibedakan menjadi dua Yang perlu diperhatikan adalah :
yaitu selang oksigen dan Sebelum dipasang (selang baru)
acetylene. Kedua selang tersebut tiuplah selang tersebut
harus kuat menahan tekanan gas menggunakan gas dari tabung,
10 kg/cm2 dan harus fleksibel. untuk membersihkan kotoran
Warna selang oksigen hijau atau yang ada di dalamnya.
biru sedangkan untuk acetylene Sebelum digunakan periksa dari
berwarna merah. Ciri lainnya kemungkinan adanya kebocoran
adalah ulir mur selang acetylene
Gulung selang dengan baik setelah
ulir kiri sedangkan untuk mur
selang oksigen ulir kanan. digunakan
Acetylene
Katup asetylene
Katup oksigen
Ruang
Campuran
pencampur Katup oksigen
Oksigen & asetylene
Katup asetylene
Katup oksigen
Katup asetylene
BACK
2. Shielded Metal Arc Welding (SMAW)
BACK
3. Gas Metal Arc Welding (GMAW)
Jenis las ini juga disebut Las Metal Inert Gas (MIG) disebut juga las sigma
panas yang digunakan untuk mencairkan benda kerja dan bahan
tambahnya diperoleh dari busur nyala api antara elektroda (yang meleleh)
dengan benda kerjanya. Sekeliling elektrodanya dihembuskan gas argon
(gas mulia, Inert) yang tidak bereaksi dengan zat apapun, sehingga cairan
logam (benda kerja dan bahan elektroda-nya) terhindar dari pencemaran
yang dapat mempengaruhi hasil pengelasan.
10
2 7 1
8 3
5
6 4
Keterangan :
1. Pemegang 5. Kabel las 8. Tabung gas mulia
elektroda 6. Pembangkit 9. Saluran pembuangan air
2. Gulungan tegangan frekwensi pendingin
elektroda tinggi 10. Kran air pendingin
3. Elektroda 7. Saluran gas mulia
4. Benda kerja
BACK
4. Gas Tungsten Arc Welding (GTAW)
Jenis las ini juga disebut las TIG (Tungsten Inert Gas) sering disebut juga las
Argon Arc panas yang digunakan untuk mencairkan benda kerja dan bahan
tambahnya diperoleh dari busur nyala api antara elektroda wolfram (yang
tidak meleleh) dengan benda kerjanya. Sekeliling elektrodanya
dihembuskan gas argon (gas mulia, Inert) yang tidak bereaksi dengan zat
apapun, sehingga cairan logam (benda kerja dan bahan tambahnya)
terhindar dari pencemaran yang dapat mempengaruhi hasil pengelasan.
saluran gas
bahan tambah
saluran air
2. Kampuh X
3. Kampuh setengah V
dan kampuh V
4. Kampuh J tunggal
dan J ganda
5. Kampuh U tunggal
dan U ganda
6. Kampuh T (biasa)
7. Kampuh T
(setengah V dan V ganda)
8. Kampuh T
(J tunggal dan J ganda)
9. Kampuh berimpit
10. Kampuh sudut tempel
BACK
6. Cacat Lasan
Dalam pengelasan diharapkan menghasilkan sambungan yang
sesuai dengan perencanaan. Maka mulai dari persiapan
bentuk kampuh, pemilihan jenis mesin las, pemilihan
elektoda, dll hingga proses pengelasan harus betul-betul
diperhatikan.
Cacat lasan yang dapat terjadi antara lain :
1. Terak yang tertimbun
Tertimbunnya terak oleh lasan akan mengurangi kekuatan sambungan karena
bagian yang terisi terak tersebut mestinya terisi lasan.
Hal ini terjadi karena :
a. Cara membersihkan terak hasil pengelasan yang terdahulu kurang bersih,
sehingga sisa terak tertimbun oleh lapisan berikutnya
b. Ayunan elektroda terlalu lebar sehingga terak las sempat membeku pada waktu
ayunan elektroda kembali
c. Terak mendahului busur listrik, sehingga tertimbun lasan (terutama terjadi pada
sambungan dengan kampuh yang dalam)
d. Kecepatan pengelasan yang tidak kontinyu.
Cara penanggulangannya :
a. Tiap lapisan lasan, terak harus dibersihkan hingga betul-betul bersih
b. Kurangi lebar ayunan elektroda
c. Sesuaikan kedalaman kampuh dengan elektroda yang digunakan
d. Usahakan kecepatan pengelasan yang kontinyu
2. Porositas
Porositas adalah bintik-bintik lubang yang ukurannya sangat kecil pada lasan
Hal ini terjadi karena :
a. Adanya kotoran di permukaan benda kerja (debu, minyak, dan karat)
b. Kelembaban selaput elektroda melebihi batas yang diizinkan
c. Panjang busur yang terlalu besar
d. Arus yang digunakan terlalu besar
e. Kecepatan pengelasan terlalu tinggi sehingga gas pelindung kurang
berfungsi
f. Cairan lasan terlalu cepat membeku sebelum gas-gas keluar dari cairan lasan
Cara penanggulangannya :
a. Bersihkan dengan benar permukaan benda kerja
b. Keringkan elektroda menggunakan oven dan simpan elektroda pada tempat
yang tidak lembab.
c. Gunakan panjang busur yang tepat dan tetap
d. Gunakan arus sesuai kebutuhan
e. Kurangi kecepatan pengelasan
f. Lakukan pemanasan awal pada benda kerja
3. Takik-takik (Undercut)
Takik-takik adalah benda kerja yang “termakan oleh las”, Takik-takik dapat terjadi
pada antara bahan las dengan bahan benda kerja tetapi dapat juga terjadi pada
bahan lasnya saja.
Hal ini terjadi karena :
a. Kuat arus pengelasan terlalu tinggi
b. Ayunan elektroda las terlalu cepat
c. Benda kerja terlalu panas
d. Panjang busur terlalu tinggi
Cara penanggulangannya :
a. Kurangi arus pengelasan
b. Ayunan elektroda jangan terlalu cepat, dan usahakan caiaran las untuk mengisi
daerah las
d. Usahakan benda kerja agak dingin dengan cara berhenti sebentar pada tiap
lapisan
4. Hot cracking
Hot cracking adalah suatu retakan yang biasanya terjadi pada saat cairan las mulai
membeku.
Hal ini terjadi karena :
a. Luas penampang lasan yang terlalu kecil dibandingkan dengan besar benda kerja
yang dilas sehingga terjadi pendinginan yang cepat
b. Sifat regang elektroda las kurang baik
Cara penanggulangannya :
a. Memberi pemanasan awal pada benda kerja
b. Memperluas penampang lasan
c. Menggunakan elektroda low hydrogen yang mempunyai sifat regang yang relatif
tinggi
BACK
TERIMA KASIH