Oleh :
Pembimbing
2023
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Kasus
Judul:
FRAKTUR SMITH TERTUTUP DEXTRA
Oleh:
Cindy Ladia, S.Ked.
Telah dilaksanakan pada bulan Maret 2023 sebagai salah satu syarat dalam
mengikuti Kepaniteraan Klinik di SMF Ilmu Bedah Rumah Sakit Umum Daerah
Palembang BARI Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus yang berjudul
“Fraktur Smith Tertutup Dextra” sebagai salah satu syarat untuk mengikuti
Kepaniteraan Klinik di SMF Ilmu Bedah Rumah Sakit Umum Daerah Palembang
BARI Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.
Shalawat dan salam selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW
beserta para keluarga, sahabat, dan pengikutnya sampai akhir zaman.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima
kasih kepada :
1. dr. H. Gunawan Tohir, Sp.B., MM, selaku pembimbing Kepaniteraan Klinik di
SMF Ilmu Bedah Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang yang telah memberikan
masukan, arahan, serta bimbingan dalam penyelesaian laporan kasus ini.
2. Rekan-rekan dokter muda atas kerjasamanya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan kasus ini
masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, segala saran dan
kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga laporan kasus ini
dapat bermanfaat bagi semua dan perkembangan ilmu pengetahuan kedokteran.
Palembang, M a r e t 2023
Penulis
3
DAFTAR ISI
1
BAB I
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS
Umur : 28 tahun
Agama : Islam
No. RM : 63.66.67
Pembiayaan : Umum
2
II. ANAMNESIS
Keluhan utama
Pasien datang ke IGD RSUD Palembang Bari dengan keluhan nyeri pada
pergelangan tangan kanan. Pasien sedang mengendarai motor dan ditabrak oleh
mobil dari sisi sebelah kiri. Pasien terjatuh ke arah kanan, punggung tangan kanan
sebagai tumpuan jatuh dan menopang badan pasien. Pergelangan tangan kanan
nyeri dan sulit digerakkan segera setelah terjatuh. Kepala terbentur (-). Benturan
pada anggota tubuh lainnya (-). Riwayat pemakaian helm (-). Pasien sadar,
penurunan kesadaran (-), muntah (-), nyeri kepala (-). Kejadian + 12 jam SMRS.
Pasien tidak mengalami keluhan yang sama sebelumnya. Riwayat operasi tidak
ada. Riwayat diabetes mellitus tidak ada.
3
III. PEMERIKSAAN FISIK
Nadi : 94 x/menit
Suhu : 37,8 °C
Berat badan : 60 kg
Skala Nyeri :8
4
Pemeriksaan Spesifik
KEPALA
b. Hidung : Deviasi septum (-), epistaksis (-), napas cuping hidung tidak ada
THORAKS
Pulmo
Inspeksi Kiri Simetris saat statis dan Simetris saat statis dan
dinamis, Retraksi iga: dinamis
Supra sternal (-/-),
Intercostae (-/-)
5
Palpasi Kiri - Tidak ada benjolan - Tidak ada benjolan
Perkusi Kiri Sonor pada seluruh lapang Sonor pada seluruh lapang
paru paru
paru paru
6
Cor
Auskultasi
ABDOMEN
• Inspeksi
Datar, venektasi (-), scar (-), distensi abdomen (-), caput. medusae (-), jejas
(-)
• Palpasi
Perut lemas, nyeri tekan (-), hepar danlien tidak teraba, teraba massa (-),
ballotement (-)
• Perkusi
• Auskultasi
7
GENITALIA :
Tidak diperiksa
EKSTREMITAS
a. Ekstremitas atas
Akral hangat, deformitas (+), massa (-), nyeri (+), edema (+), tremor (-), CRT < 2
detik, eritema (-), gerakan terbatas akibat nyeri (+), atrofi (-), hiperpigmentasi (-).
b. Ekstremitas bawah :
Akral hangat, deformitas (-), massa (-), nyeri (-), edema (-), tremor(-), CRT < 2
detik, eritema (-), nyeri otot dan sendi (-), gerakan ke segala arah, atrofi (-), sianosis
(-), hiperpigmentasi (-), pitting edema pretibia (-).
STATUS LOKALIS:
Look :
Edema (+) wrist dextra, garden-spade deformity (+) angulasi ke arah dorsal, dinner fork
deformity (-), laserasi (-), ekskoriasi (-)
Feel :
Nyeri (+) wrist dextra, krepitasi (+), pulsasi arteri radialis dan ulnaris kuat, sensori
distal baik, CRT <2”.
Move :
Range of Movement (ROM) dorso-plantar flexi wrist dextra terbatas oleh nyeri
8
• Pemeriksaan Hematologi
Basofil 1% 0.1-1
Eosinofil 5% 1-6
Batang 5% 3-5
Limfosit 37 % 30-45
Monosit 8% 2-10
9
• Pemeriksaan Radiologi
Frontal Lateral
10
IV. DIAGNOSIS BANDING
V. DIAGNOSIS KERJA
VII. PENATALAKSANAAN
Non Farmakologi
• Dilakukan reduksi tertutup
11
VIII. PROGNOSIS
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 ANATOMI1
• Radius
13
• Ulna
Ulna ialah tulang yang terletak di sisi medial dari antebrachii. Ujung
proksimalnya berartikulasi dengan humerus pada sendi siku dan dengan kaput
radius pada sendi radioulnar proksimal. Ujung distalnya berartikulasi dengan
radius pada sendi radioulnar distal, namun dikeluarkan dari sendi pergelangan
tangan oleh diskus artikuler.
Pada ujung distal ulna, terdapat kaput melingkar, yang berproyeksi dari
medial ialah prosesusstiloideus.
14
Gambar 2. Muskulus dan ligamen penting yang menempel pada radius dan ulna.
• Otot : kelompok superficial terdiri atas muskulus pronator teres, flexor carpi
radialis, palmaris longus, dan flexor carpi ulnaris. Kelompok intermedia terdiri atas
muskulus flexor digitorum superficialis. Kelompok profunda terdiri atas muskulus
flexor pollicis longus, flexor digitorum profundus, dan pronator quadratus.
• Persarafan ke otot : semua otot dipersarafi oleh nervus medianus dan cabang-
cabangnya, kecuali muskulus flexor carpi ulnaris dan bagian medial muskulus
flexor digitorum profundus yang dipersarafi oleh nervus ulnaris.
15
2.2. Definisi Fraktur Smith
Fraktur Smith atau biasa dikenal dengan nama reverse Colles’ fracture ialah
fraktur dari distal-end radius dengan fragmen distal bergeser ke arah volar. Hal
ini berlawanan dengan definisi fraktur Colles yaitu fraktur distal-end radius
dengan fragmen distal bergeser ke arah dorsal.3
Fragmen bagian distal radius dapat terjadi dislokasi ke arah dorsal maupun
volar, radial dan supinasi. Gerakan ke arah radial sering menyebabkan fraktur
avulsi dari prosesus styloideus ulna, sedangkan dislokasi bagian distal ke dorsal
dan gerakan ke arah radial menyebabkan subluksasi sendi radioulnar distal.
Komplikasi yang sering terjadi adalah kekakuan dan deformitas (perubahan
bentuk), jika pasien mendapat penanganan terlambat.3
2.3 Epidemiologi
Radius distal adalah lokasi fraktur yang paling umum pada ekstremitas atas.
Dengan lebih dari 600.000 kasus setiap tahunnya di Amerika Serikat saja,
fraktur radial distal merupakan lebih dari 16% dari semua fraktur dewasa dan
75% dari fraktur lengan bawah. Fraktur radial distal adalah fraktur paling umum
kedua pada orang tua. Namun, fraktur Smith membentuk sekitar 5% dari semua
gabungan fraktur radial dan ulnaris. Insiden tertinggi fraktur Smith terjadi pada
pria muda dan wanita tua. Hampir semua fraktur radius distal muncul pada anak-
anak yang mengalami jatuh berenergi tinggi dan lansia osteoporosis yang
menderita jatuh berenergi rendah.4
16
2.4 Etiologi Fraktur Smith
Fraktur os radius dan ulna biasanya terjadi karena cedera langsung pada
lengan bawah, kecelakaan lalu lintas, atau jatuh dengan lengan teregang yang
merupakan akibat cedera hebat. Cedera langsung biasanya menyebabkan fraktur
transversa pada tinggi yang sama, biasanya di sepertiga tengah tulang.4
Tipe I -Ttipe yang paling umum, terhitung sekitar 85% kasus, adalah fraktur
ekstraartikular melalui radius distal
Tipe III - Jarang terjadi, kurang dari 2%, adalah fraktur miring juksta-artikular
2.6 Patofisiologi
Tulang bersifat rapuh namun cukup mempunyai kekuatan dan gaya pegas
untuk menahan. Tapi apabila tekanan eksternal yang datang lebih besar dari yang
dapat diserap tulang, maka terjadilah trauma pada tulang yang mengakibatkan
rusaknya atau terputusnya kontinuitas tulang.3
Pada kebanyakan aktifitas, sisi dorsal dari radius distal cenderung mengalami
tension, sisi volar dari radius distal cenderung mengalami kompresi, hal ini
disebabkan oleh bentuk integritas dari korteks pada sisi distal dari radius, dimana
sisi dorsal lebih tipis dan lemah sedangkan pada sisi volar lebih tebal dan kuat.
Beban yang berlebihan dan mekanisme trauma yang terjadi pada pergelangan
tangan akan menentukan bentuk garis fraktur yang akan terjadi. Lebih dari 68
persen dari fraktur pada radius distal dan ulna memiliki korelasi dengan cedera
jaringan lunak, seperti robekan parsial dan total dari TFCC, ligament
schapolunatum, dan ligament lunotriquetral.3
17
Mekanisme trauma fraktur distal radius pada dewasa muda yaitu jatuh dari
ketinggian, kecelakaan lalu lintas, maupun cedera pada olahraga. Pada dewasa tua,
fraktur distal radius dapat terjadi dari mekanisme dengan tenaga yang kecil seperti
terjatuh saat sedang berdiri atau berjalan (fragile fracture). Mekanisme yang paling
sering terjadi adalah jatuh dengan posisi dorsofleksi pada pergelangan tangan
dengan sudut bervariasi, seringkali antara 40-90 derajat. Trauma dengan energi
tinggi yang diakibatkan oleh kendaraan bermotor dapat menyebabkan fraktur
kominutif atau displaced pada distal radius.3
Secara umum gambaran fraktur meliputi tanda pasti dan tidak pasti fraktur, berupa
1. Nyeri terus menerus dan bertambah berat. Nyeri berkurang jika fragmen tulang
diimobilisasi. Spasme otot yang menyertai fraktur merupakan bentuk bidai
alamiah yang dirancang untuk meminimalkan gerakan antar fragmen tulang.
2. Hilangnya fungsi, diakibatkan oleh rasa nyeri atau tidak mampu melakukan
gerakan.
18
3. Deformitas dapat disebabkan oleh pergeseran fragmen pada eksremitas.
Deformitas dapat di ketahui dengan membandingkan dengan ekstremitas
normal. Ekstremitas tidak dapat berfungsi dengan baik karena fungsi normal
otot bergantung pada integritas tulang tempat melengketnya obat.
4. Pembengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit terjadi akibat trauma dan
perdarahan yang mengikuti fraktur. Tanda ini baru terjadi setelah beberapa jam
atau beberapa hari setelah cedera.
3. Tulang ekspose karena robekan kulit dan otot akibat diskontinuitas kulit.
4. Krepitasi yaitu pada saat ekstremitas diperiksa dengan tangan, teraba adanya
derik tulang. Krepitasi yang teraba akibat gesekan antar fragmen satu dengan
lainnya. Pada pemeriksaan harus diperhatikan keutuhan faal nervus radialis,
nervus ulnaris, nervus medianus, arteri brakhialis, arteri radialis dan arteri
ulnaris. Saat pemeriksaan apakah ia dapat melakukan dorsofleksi pergelangan
tangan atau ekstensi dan fleksi jari-jari tangan.
19
2.9 Diagnosis
20
2. Fraktur Monteggia merupakan salah satu jenis fraktur yang
terjadi pada regio antebrachii. Fraktur Monteggia adalah fraktur pada os ulna
bagian proksimal disertai dislokasi dari caput radius pada proximalradioulnar
joint (PRUJ). Kejadian fraktur Monteggia biasanya disebabkan terjatuh
dengantangan menopang tubuh. Bila pada momen tersebut tubuh agak
terpuntirmaka hal tersebut akan menyebabkan pronasi paksa dari
regioantebrachium. Caput radii akan mengalami dislokasi paling sering ke
arahanterior dan sepertiga proksimal dari ulna mengalami fraktur
sertamelengkung ke arah anterior. Hiperekstensi adalah penyebab paling
seringdari fraktur Monteggia. Tipe yang jarang dari fraktur Monteggia
adalahyang disebakan oleh cedera fleksi (flexion type) yang ditandai
denganangulasi posterior dari os ulna yang mengalami fraktur disertai
dislokasike arah posterior dari proksimal radioulnar joint (PRUJ).2,8
2.11 Tatalaksana
Non Operatif :
Pada dasarnya semua jenis fraktur harus dikerjakan reduksi tertutup kecuali
bila ada indikasi untuk dilakukan dengan reduksi terbuka. Reduksi fraktur sangat
membantu untuk mengurangi edema pasca trauma, mengurangi nyeri, dan
memperbaiki kompresi N. Medianus. Indikasi dilakukan reduksi tertutup adalah
fraktur non displaced atau fraktur dengan pergeseran minimal, fraktur displaced
dengan pola fraktur yang stabil yang dievaluasi dengan pemeriksaan penunjang,
pasien usia tua dengan resiko tinggi dilakukan operasi.
21
Imobilisasi cast/gyps, diindikasikan untuk :
• Displaced fraktur dengan pola fraktur yang stabil diharapkan dapat sembuh
dalam posisi radiologi yg acceptable/dapat diterima.
Hematoma block dengan sedasi intravena dan bier block dapat digunakan sebagai
analgesia untuk reduksi tertutup. Teknik reduksi tertutup yaitu :
• Pemasangan Long arm splint dengan posisi pergerangan netral atau sedikit
fleksi
Posisi lengan bawah yang ideal, waktu imobilisasi yang diperlukan dan
kebutuhan long arm cast masih merupakan kontroversi, di mana dari beberapa
penelitian menyebutkan tidak ada metode yang paling superior. Posisi fleksi yang
berlebihan harus dihindari karena hal ini akan menyebabkan peningkatan tekanan
kanal pada carpal yang selanjutnya dapat meyebabkan kompresi N Medianus.
Fraktur yang memerlukan posisi fleksi maksimal pada pergelangan tangan
merupakan suatu indikasi untuk operasi terbuka dan fiksasi internal. Cast harus
dipertahankan selama 6 minggu atau sampai pemeriksaan radiologis
menunjukkan suatu fraktur union. Pemeriksaan radiologi secara berkala
diperlukan untuk evaluasi dan menghindari terjadinya kesalahan maupun
komplikasi yang dapat terjadi.3
22
Operatif
- Fraktur terbuka
Teknik operasi pada fraktur distal radius dapat dikerjakan baik pada sisi volar,
dorsal maupun radial. Pada teknik volar, operasi dikerjakan melalui dasar dari
tendon fleksor carpi radialis dengan elevasi dari M. Pronator Quadratus. Ligamen
transversus carpal dapat dibebaskan dengan melakukan insisi bila terdapat
kompresi pada N Medianus. Teknik dorsal digunakan untuk mengurangi dan
menstabilisasi fragmen dorsal. Teknik radial digunakan unruk menstabilkan
fragmen styloid.3
23
2.12 Komplikasi
1. Cedera vaskuler
2. Cedera saraf
3. Infeksi
24
Komplikasi Lanjut3
Hal ini dapat terjadi akibat cedera pada persendian radiocarpal dan
radioulnar, pemasangan intraarticular screw pada saat durante operasi.
4. Komplikasi lainnya
6. Midcarpal instability
25
2.13 Prognosis
26
KESIMPULAN
1. Fraktur berarti deformasi atau diskontinuitas tulang oleh tenaga yang melebihi
kekuatan tulang yang dapat mencederai jaringan lunak di sekitarnya.
2. Fraktur Smith atau biasa dikenal dengan nama reverse Colles’ fracture ialah
fraktur dari distal-end radius dengan fragmen distal bergeser ke arah volar.
3. Fraktur os radius dan ulna biasanya terjadi karena cedera langsung pada lengan
bawah, kecelakaan lalu lintas, atau jatuh dengan lengan teregang yang
merupakan akibat cedera hebat.
4. Tanda tidak pasti fraktur adalah nyeri terus menerus dan bertambah berat,
hilangnya fungsi, deformitas, pembengkakan dan perubahan warna lokal pada
kulit.
5. Tanda pasti fraktur adalah gerakan abnormal, deformitas akibat fraktur, tulang
ekspose karena robekan kulit dan otot akibat diskontinuitas kulit, dan krepitasi.
27
DAFTAR PUSTAKA
1. Snell RS. 2000. Anatomi klinik. Ed 6. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
2. Salter, RB, 1999. Textbook of Disorders and Injuries of The Musculoskeletal
System. Williams and Wilkins : Philadelphia
3. Egol, KA, 2015. Handbook of Fractures 5th Edition. Wolters Kluwer Health : New
York.
4. Schroeder JD, Varacallo M. 2022. Smith's Fracture Review Treasure Island (FL):
StatPearls Publishing;
5. Rasjad C.2007. Pengantar Bedah Ortopedi. PT. Yarsef Watampone : Jakarta. Hal
380-395.
6. Asrizal, Rinaldy Aditya. 2014. Close Fraktur 1/3 Middle Femur Dextra. Medula vol.
2 No. 3 Maret 2014
7. Wim de Jong & Sjamsuhidajat R. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi ke 2 .EGC :
Jakarta
8. Solomon L, Warwick DJ, Nayagam S. 2014. Apley and Solomon’sconcise system
of orthopaedics and trauma.CRC Press
28