Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN MODIFIKASI PERILAKU

Disusun untuk memenuhi tugas case method Modifikasi Perilaku

Dosen Pengampu:
Laelatus Syifa Sari Agustina, M.Psi., Psikolog

Disusun oleh :

Nabilla Widi Permatasari

G0121090

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2023
A. Latar Belakang
Latihan fisik adalah proses memperkembangkan kemampuan aktivitas gerak jasmani
yang dilakukan secara sistematik dan ditingkatkan secara progresif untuk mempertahankan
atau meningkatkan derajat kebugaran jasmani agar tercapai kemampuan kerja fisik yang
optimal (Syarif Hidayat, 2014). Sebelumnya, subjek mampu melaksanakan rangkaian latihan
fisik dua hari sekali secara rutin. Saat ini padatnya kegiatan sehari-hari membuat subjek
kesulitan untuk dengan konsisten. Apabila subjek terus menerus tidak disiplin dalam
melakukan rangkaian latihan fisik, maka target akan kesulitan untuk mencapai tubuh dengan
ketahanan dan kesehatan yang tinggi, karena dalam mencapai hal tersebut dibutuhkan
konsistensi dan komitmen. Oleh karena itu, subjek ingin melakukan modifikasi perilaku agar
subjek dapat kembali rutin dalam melakukan rangkaian latihan fisik.
Target kualitatif yang ingin dicapai subjek adalah meningkatkan ketahanan dan kesehatan
tubuhnya. Dalam konteks subjek, yang termasuk dalam latihan fisik meliputi push up, sit up,
back up, dan squat. Tidak disiplin pada konteks ini adalah tidak ada jadwal khusus dalam
pelaksanaannya. Diharapkan dengan adanya modifikasi perilaku ini, subjek dapat mencapai
tujuan yang diinginkan.

B. Tujuan
Tujuan diadakannya modifikasi perilaku ini adalah agar subjek dapat meningkatkan
kedisiplinannya dalam melakukan rangkaian latihan fisik. Target perilaku yang ingin dicapai
adalah disiplin latihan fisik. Berdasarkan kesepakatan dengan subjek, karena subjek memiliki
jadwal latihan fisik yang tidak teratur, tolak ukur keberhasilan modifikasi perilaku adalah
subjek memiliki jadwal latihan fisik rutin yaitu dua hari sekali. Definisi operasional dari
disiplin latihan fisik adalah perilaku melakukan serangkaian latihan fisik yaitu push up
sebanyak 3 x 10 set, sit up sebanyak 3 x 15 set, back up sebanyak 3 x 15 set, dan squat
sebanyak 2 x 10 set dengan interval dua hari sekali.

C. Metode
1. Teknik
Teknik yang digunakan adalah dengan self-management atau manajemen diri.
Seorang individu dikatakan melakukan self-management apabila ia terlibat dalam suatu
perilaku mengontrol (controlling behavior) pada suatu waktu untuk mengontrol perilaku
lainnya (controlled behavior) muncul di waktu tertentu. Ciri-ciri self-management adalah
perilaku spesifik dan jelas, melakukan perilaku perilaku untuk mengatur perilaku lain
yang bermasalah, mengelola diri sendiri (menentukan perilaku target, memonitor
perilaku, memilih, melaksanakan, dan mengevaluasi efektivitas prosedur) (Dalton,
Martella, & March and Martella, 1999), terapis atau instruktur memiliki peran sebagai
pencetus ide, fasilitator, dan motivator. Dalam self-management terdapat beberapa tipe
yaitu: penetapan tujuan dan pemantauan diri, manipulasi anteseden, kontrak perilaku,
mengatur penguatan dan hukuman, dukungan sosial, dan instruksi diri dan pujian diri.
Self-management dipilih sebagai teknik yang akan digunakan dalam modifikasi
perilaku ini karena dengan teknik ini, partisipan terlibat secara langsung dalam
mengendalikan perilaku target yang ingin dibentuk. Dengan teknik self-management,
diharapkan partisipan dapat melaksanakan perilaku target dengan penuh kesadaran
sebagai hasil dari pengendalian diri yang dilakukan oleh diri sendiri dan tidak bergantung
kepada reinforcer eksternal.
.
2. Rancangan Pelaksanaan
a. Perilaku target : Disiplin latihan fisik
b. Batasan perilaku :

Jenis Latihan Fisik Pengaturan Program Latihan Fisik

Push Up 3 x 10 set

Sit Up 3 x 15 set

Back Up 3 x 15 set

Squat 2 x 10 Set
Perilaku akan dihitung sebagai disiplin latihan fisik apabila dilaksanakan
dua hari sekali dan memenuhi pengaturan program latihan fisik. Apabila subjek
gagal memenuhi seluruh rangkaian latihan fisik dalam satu hari tersebut, maka
perilaku tersebut tidak akan dihitung sebagai disiplin latihan fisik.
c. Anteseden :
1) Membuat jadwal latihan yang berfungsi sebagai data untuk mencatat
perilaku
2) Menjaga jam tidur dan istirahat agar tidak kelelahan

d. Prosedur :
Rancangan pelaksanaan modifikasi perilaku ini adalah dua hari sekali
selama 19 hari yang akan dimulai pada hari 22 Mei 2023 hingga 8 Juni 2023.
Modifikasi akan dilaksanakan dalam dua tahap yaitu baseline dan intervensi.
Tahap pengukuran baseline adalah tahap mengukur perilaku latihan fisik subjek
tanpa adanya perlakuan. Pengukuran baseline diukur dengan mencatat perilaku
latihan fisik subjek selama seminggu. Tahap kedua yaitu intervensi adalah
perlakuan dengan teknik self-management. Pada awalnya, subjek memantau diri
sendiri dengan membuat tabel pencatatan perilaku latihan fisik setiap dua hari
sekali selama 12 hari (6 hari latihan fisik). Kemudian, subjek membuat
manipulasi anteseden yang digunakan untuk memunculkan perilaku target.
Manipulasi anteseden yang dilakukan adalah membuat jadwal latihan yang
berfungsi sebagai data untuk mencatat perilaku dan menjaga jam tidur dan
istirahat agar tidak kelelahan. Selanjutnya, subjek menetapkan sendiri punishment
yang dilakukan apabila perilaku target tidak berhasil dicapai. Punishment yang
ditetapkan adalah membelikan es krim McFlurry kepada teman. Penerapan teknik
self-management dilakukan selama dua belas hari dimana setiap dua hari sekali,
perilaku latihan fisik subjek akan dicatat dan subjek menerapkan hukuman apabila
tidak melakukan latihan fisik pada jadwal yang telah ditentukan.
Modifikasi perilaku dilakukan dengan subjek rutin mencatat latihan fisik
yang dicapai setiap dua hari sekali dan menerapkan self-management pada tahap
intervensi. Subjek menerapkan hukuman yang telah ditetapkan setiap kali perilaku
target gagal muncul. Capaian latihan fisik dalam bentuk tabel dan grafik untuk
memperlihatkan perubahan yang terjadi. Pada akhir intervensi, rata-rata
keberhasilan subjek dalam mencapai target latihan fisik akan dihitung untuk
mengukur perubahan yang terjadi setelah rangkaian modifikasi perilaku
dilakukan.

Keterangan:
● Perilaku akan dinilai sebagai perilaku disiplin latihan fisik apabila subjek memenuhi
target perilaku sesuai dengan rencana program latihan. Artinya perilaku disiplin
latihan fisik subjek tidak akan dinilai apabila tidak melakukan rangkaian latihan fisik
sama sekali.
● Pelaksanaan modifikasi perilaku akan ditinjau setiap dua hari sekali selama seminggu
secara berkala.
● Bila subjek dapat melaksanakan mencapai target modifikasi perilaku disiplin latihan
fisik selama 3 kali berturut-turut, subjek akan mendapatkan reward/positive
reinforcer berupa membeli es krim McFlurry (subjek hanya bisa membeli es krim
tersebut di luar jadwal latihan fisik).
● Bila subjek ternyata tidak dapat melaksanakan modifikasi perilaku disiplin latihan
fisik sama sekali dalam satu hari, maka subjek akan mendapatkan punishment
berupa membelikan es krim McFlurry kepada seorang teman sebelum tanggal 9
Juni 2023.
● Bila subjek ternyata tidak dapat mengontrol diri untuk tidak membeli es krim
McFlurry untuk diri sendiri melainkan untuk temannya, maka subjek akan
mendapatkan punishment berupa melakukan latihan fisik sebanyak dua kali lipat
pada satu hari yang telah ditentukan.

3. Subjek
Subjek penelitian modifikasi perilaku merupakan diri sendiri dengan identitas sebagai
berikut.
Nama : Nabilla Widi Permatasari
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 20 Tahun
Pekerjaan : Mahasiswa
Tanggal Pelaksanaan Kegiatan : 29 Mei - 8 Juni 2023
4. Pengukuran
a. Perilaku target : Disiplin latihan fisik
b. Jenis perilaku : Interval
c. Jenis pencatatan :
Jenis pencatatan yang dilakukan dalam pelaksanaan modifikasi perilaku ini adalah
interval recording. Peneliti akan mengobservasi dan mencatat perilaku muncul atau
tidak muncul pada periode waktu tertentu dalam interval-interval waktu yang telah
ditetapkan oleh peneliti. Dalam pelaksanaan modifikasi perilaku ini, interval yang
diatur adalah rentang waktu 1 hari pada tanggal jadwal latihan dari pukul 00.00
hingga 23.59 untuk melihat perilaku latihan fisik partisipan.

d. Instrumen yang dipakai :


Instrumen yang digunakan adalah tabel pencatatan interval modifikasi perilaku
dilaksanakan dan dokumentasi kegiatan latihan fisik. Pencatatan perilaku modifikasi
dilakukan ke dalam tabel di mana subjek akan memberi tanda centang (√) dengan
bentuk sebagai berikut:

Interval INTERVAL I INTERVAL II

Tanggal 29/05 31/05 02/06 04/06 06/06 08/06

Sit Up

Back Up

Push Up

Squat
e. Timeline Kegiatan :
:

Kegiatan Durasi Tanggal Tujuan

Baseline 7 hari 22-28 Mei 2023 Mencatat perilaku awal yang


dimiliki oleh partisipan.

Intervention 14 hari 29 mei - 10 Juni Pelaksanaan modifikasi


2023 perilaku sesuai dengan
rancangan yang telah
disusun.

D. Hasil
1. Deskripsi
Kegiatan modifikasi perilaku dilaksanakan selama 3 minggu (21 hari), dimulai
dari tanggal 22 Mei 2023 hingga 10 Juni 2023. Pelaksanaan modifikasi perilaku ini
dibagi menjadi tiga tahap. Pertama, baseline dilaksanakan pada tanggal 22-28 Mei 2023.
Yang kedua adalah tahap intervensi yang dilaksanakan pada tanggal 29 Mei - 10 Juni
2023). Subjek dari kegiatan modifikasi perilaku adalah diri sendiri dengan menetapkan
target perilaku disiplin latihan fisik.
Berdasarkan hasil pengukuran dari pencatatan yang dilakukan subjek, ditemukan
rata-rata keberhasilan subjek dalam melaksanakan rangkaian latihan fisik untuk setiap
tahapan kegiatan modifikasi perilaku yaitu baseline dan intervensi.
Berikut hasil rata-rata keberhasilan subjek:

Tahap Tanggal Rata-rata keberhasilan

Baseline 22-28 Mei 2023 30% (hanya melakukan satu dari tiga
hari latihan fisik per minggu)

Intervensi 29 mei - 10 Juni 2023 83,333%

2. Grafik pengukuran dan nilai


a. Keberhasilan ketika baseline
b. Keberhasilan ketika intervensi minggu 1

c. Keberhasilan ketika intervensi minggu 2


d. Keberhasilan secara keseluruhan

Berdasarkan tabel pencatatan dan grafik di atas, subjek menunjukkan


perkembangan disiplin latihan fisik setiap tahapannya. Nilai tertinggi didapatkan pada
pencatatan di tahap intervensi interval pertama, yakni 390 (push up 60, sit up 135, back
up 135, dan squat 60). Subjek menunjukkan penurunan nilai disiplin latihan fisik pada
interval kedua tahap intervensi, yakni dengan nilai 205 (push up 30, sit up 90, back up 45,
dan squat 40). Perubahan disiplin latihan fisik subjek menunjukkan perkembangan dan
juga pengurangan. Pada hasil akhir intervensi, didapatkan nilai rata-rata sebesar 297,5
yang mana lebih tinggi dibandingkan data awal yaitu 140. Hasil ini menunjukkan bahwa
modifikasi perilaku dengan perilaku target disiplin latihan fisik menggunakan teknik
modifikasi perilaku self-management berjalan dengan efektif untuk meningkatkan
perilaku disiplin latihan fisik. Namun, hasil akhir belum mencapai perilaku target yang
sesuai dengan definisi operasional perilaku target di awal kegiatan.

E. Pembahasan
Menurut teori Galen (129-210) kesehatan fisik berpusat pada penggunaan dan
penyalahgunaan enam hal non-natural yaitu udara, makanan dan minuman, tidur dan bangun,
pergerakan (olahraga/exercise) dan istirahat, ekskresi dan retensi, dan gairah pikiran. Apabila
keenam hal tersebut digunakan dengan baik dan seimbang, maka akan menghasilkan
kesehatan, begitupun sebaliknya apabila tidak digunakan dengan baik dan seimbang, akan
menghasilkan gangguan dan penyakit. Sehubungan dengan enam hal tersebut, latihan fisik
(exercise) sebagai bagian dari salah satu aspek non-natural menjadi aspek penting dalam
dunia kesehatan, terutama dalam literatur pencegahan. Setiap orang memiliki kesempatan
yang sama untuk mendapatkan dan menjaga kesehatan. Itulah mengapa latihan fisik memiliki
peran penting dalam kesehatan setiap orang.
Untuk menjaga kesehatan, perlu untuk menjaga penggunaan dari keenam aspek
non-natural, termasuk latihan fisik secara rutin. Subjek modifikasi perilaku termotivasi untuk
lebih disiplin dalam latihan fisik secara rutin agar dapat meningkatkan dampak positif latihan
fisik dan mengurangi dampak negatif dari tidak pernah bergerak/latihan fisik, yaitu tubuh
yang kurang kuat dan sehat. Dalam pelaksanaan modifikasi perilaku yang diadakan dari
tanggal 22 Mei hingga 10 Juni 2023 dengan menggunakan teknik self-management, subjek
menunjukkan perubahan kedisiplinan latihan fisik dengan adanya peningkatan rata-rata nilai
subjek dalam latihan fisik dari tahap baseline dan intervensi. Subjek melakukan manipulasi
anteseden untuk memicu kemunculan perilaku target yaitu disiplin latihan fisik dan
menetapkan punishment apabila gagal memunculkan perilaku target. Kedisiplinan subjek
dalam latihan fisik telah meningkat meski menurun lagi sehingga belum sesuai dengan
definisi operasional dari target perilaku yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil modifikasi
perilaku, subjek menunjukkan peningkatan dari nilai latihan fisik per-minggu 140 ke rata-rata
nilai 297,5 per minggu. Namun, subjek gagal melakukan latihan fisik satu hari di minggu
kedua di tahap intervensi modifikasi perilaku, sehingga subjek harus melaksanakan
punishment (membelikan es krim McFlurry kepada seorang teman), yang membuat subjek
merasa harus melakukan latihan fisik karena tidak ingin menggunakan uangnya untuk
mengkompensasi ketidak disiplinannya.
F. Kesimpulan
Latihan fisik adalah proses memperkembangkan kemampuan aktivitas gerak jasmani
yang dilakukan secara sistematik dan ditingkatkan secara progresif untuk mempertahankan
atau meningkatkan derajat kebugaran jasmani agar tercapai kemampuan kerja fisik yang
optimal (Syarif Hidayat, 2014). Sebelumnya, subjek mampu melaksanakan rangkaian latihan
fisik dua hari sekali secara rutin. Target kualitatif yang ingin dicapai subjek adalah
meningkatkan ketahanan dan kesehatan tubuhnya. Dalam konteks subjek, yang termasuk
dalam latihan fisik meliputi push up, sit up, back up, dan squat. Target perilaku yang ingin
dicapai adalah disiplin latihan fisik. Tolak ukur keberhasilan modifikasi perilaku adalah
subjek memiliki jadwal latihan fisik rutin yaitu dua hari sekali. Definisi operasional dari
disiplin latihan fisik adalah perilaku melakukan serangkaian latihan fisik yaitu push up
sebanyak 3 x 10 set, sit up sebanyak 3 x 15 set, back up sebanyak 3 x 15 set, dan squat
sebanyak 2 x 10 set.
Pada awalnya, subjek hanya berhasil melaksanakan latihan fisik sebanyak 30% dari
target, yaitu hanya satu dari tiga hari per-minggu. Nilai awal pada tahap baseline modifikasi
perilaku subjek adalah 140. Kemudian setelah melakukan serangkaian kegiatan modifikasi
perilaku, nilai rata-rata keberhasilan subjek meningkat hingga 297,5. Teknik
self-management mampu meningkatkan motivasi subjek dalam melakukan latihan fisik
dengan disiplin.

G. Lampiran
1. Lampiran pencatatan perilaku latihan fisik (terlampir)
2. Lampiran grafik perilaku latihan fisik (terlampir)
3. Lampiran grafik perubahan kedisiplinan latihan fisik (terlampir)
4. Lampiran dokumentasi punishment subjek (terlampir)
Lampiran
1. Lampiran pencatatan perilaku latihan fisik

Interval INTERVAL I INTERVAL II

Tanggal 29/05 31/05 02/06 04/06 06/06 08/06

Sit Up √ √ √ √ √

Back Up √ √ √ √

Push Up √ √ √

Squat √ √ √ √ √
2. Lampiran grafik perilaku latihan fisik
Nilai ketika baseline

Nilai ketika intervensi minggu 1


Nilai ketika intervensi minggu 2
3. Lampiran grafik perubahan kedisiplinan latihan fisik
4. Lampiran dokumentasi punishment subjek
Daftar Pustaka

Berryman, J. W. (2010). Exercise is Medicine. Current Sports Medicine Reports, 9(4), 195–201.

https://doi.org/10.1249/jsr.0b013e3181e7d86d

Berryman JW. The tradition of the ‘‘six things non-natural’’: exercise and medicine from

Hippocrates through ante-bellum America. ESSR. 1989; 17:515Y59

Anda mungkin juga menyukai