Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN

CF NECK OF FEMUROL

DISUSUN OLEH:
PUTRI EVELYNA

TUGAS INI DISUSUN UNTUK MEMENUHI MATA KULIAH


KMB II

PRODI DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANTI WALUYA MALANG
2023
A. DEFINISI CF NECK OF FEMUR
Fraktur adalah gangguan komplet atau tak komplet pada kontinuitas struktur tulang dab
didefinisikan sesuai dengan jenis keluasannya. Fraktur terjadi ketika tulang menjadi objek
tekanan yang lebih besar dari yang dapat diserapnya.fraktur dapat disebabkan oleh hantaman
langsung, atau bahkan karena kontraksi otot yang ekstrem. (Brunner dan Suddart, 2015 Edisi 12)
Fraktur adalah gangguan kontinuitas yang normal dari suatu tulangJika terjadi fraktur, maka
jaringan lunak disekitarnya juga sering kali terganggu. Radiografi (sinar X) dapat menunjukan
keberadaan cedera. tulang, tetapi tidak mampu menunjukakan otot atau ligament yang robek,
saraf putus, atau pembuluh darah yang pecah sehingga dapat menjadi komplikasi pemulihan
klien. (Black dan Hawks,2014)
Didalam buku Kapita Selekta Kedokteran tahun 2000, diungkapkan bahwa patah tulang
tertutup adalah patah tulang dimana tidak terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia
luar. Pendapat lain menyatidakan bahwa patah tulang tertutup adalah suatu fraktur yang bersih
(karena kulit masih utuh atau tidak robek) tanpa komplikasi. (Handerson, M. A, 2015).
Fraktur femur adalah hilangnya kontinuitas tulang paha, kondisi fraktur femur secara klinis
bisa berupa fraktur femur terbuka yang disertai adanya kerusakan jaringan lunak (otot, kulit,
jaringan saraf, dan pembuluh darah) dan fraktur femur tertutup yang disebabkan oleh trauma
langsung pada paha. (Helmi, 2014: 508)
Fraktur femur adalah diskontuinitas dari femoral shaft yang bisa terjadi akibat trauma secara
langsung (kecelakaan lalu lintasatau jatuh dari ketinggin), dan biasanya lebih banyak dialami
laki-laki dewasa. (Desiartama,2017)

B. JENIS FRAKTUR

a. Fraktur komplet: patah pada seluruh garis tengah tulang dan biasanya mengalami
pergeseran
b. Fraktur tidak komplet: patah hanya pada sebagian dari garis tengah tulang
c. Fraktur tertutup: fraktur tapi tidak menyebabkan robeknya kulit
d. Fraktur terbuka: fraktur dengan luka pada kulit atau membran mukosa sampai ke patahan
tulang
e. Greenstick: fraktur dimana salah satu sisi tulang patah, sedang sisi lainnya membengkak.
f. Transversalfraktur sepanjang garis tengah tulang
g. Kominutif: fraktur dengan tulang pecah menjadi beberapa frakmen
h. Depresi: fraktur dengan fragmen patahan terdorong ke dalam
i. Kompresi: Fraktur dimana tulang mengalami kompresi (terjadi padatulang belakang)
j. Patologik: fraktur yang terjadi pada daerah tulang oleh ligamen atau tendon pada daerah
perlekatannnya (Brunner dan Suddart, 2015)
C. ETIOLOGI
Menurut Buku Saku Patofisiologi Elizabeth J.Corwin (2016) penyebab fraktur adalah sebagai
berikut :
1. Trauma

a. Trauma langsung trauma yang menyebabkan fraktur pada titik terjadinya trauma. Sering
bersifat terbuka dengan garis patah melintang atau miringMisalnya saat seseorang
tertabrak mobil pada tungkai atas maka di tempat trauma tersebut terjadi fraktur.
b. Trauma tidak langsung trauma yang menyebabkan fraktur di tempat yang jauh dari titik
terjadinya trauma. Hal ini disebabkan karena tulang yang mengalami trauma memiliki
hantaran vektor yang lemah pada kekerasan. Seperti jatuh dengan telapak tangan sebagai
penyangga, dimana telapak tangan yang mengalami trauma namun lokasi fraktur bisa
pada lengan atas
c. Trauma akibat tarikan otot trauma yang dapat menyebabkan dislokasi dan patah tulang.
Contohnya fraktur pada patella dan olekranon karena kontraksi biseps dan trisep secara
mendadak.
d. Stress Kelelahan atau stress : terjadi pada orang-orang yang melakukan aktivitas
berulang-ulang pada satu daerah tulang misalnya pebulutangkis dan pelari.
e. Patologis Kelemahan tulang: tekanan yang normal dapat menyebaban fraktur pada tulang
yang lemah. Biasanya akibat infeksi dan penyakit metabolisme seperti osteoporosis,
osteomyelitis, dan tumor pada tulang

D. MANIFESTASI KLINIS
Menurut Brunner dan Suddarth 2016 didalam buku Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12
menyatakan bahwa :
a. Nyeri terus menerus dan bertambah beratnya sampai fragmen tulang diimobilisasi, hematoma,
dan edema.
b. Deformitas karena adanya pergeseran fragmen tulang yang patah
c. Terjadi pemendekan tulang yang sebenarnya karena kontraksi otot yang melekat diatas dan
dibawah tempat fraktur
d. Krepitasi akibat gesekan antara fragmen satu dengan lainnya.
e. Pembengkakan dan perubahan wama lokal pada kulit
f. Tidak semua manifestasi ini terdapat dalam setiap fraktur
Tanda-tanda local:
1. Look: Pembengkakan, memar dan deformitas (penonjolan yang abnormalangulasi, rotasi,
pemendekan) mungkin terlihat jelas, tetapi hal yang penting adalah apakah kulit itu utuh; kalau
kulit robek dan luka memiliki hubungan dengan fraktur, cedera terbuka.
2. Feel Terdapat nyeri tekan setempat, tetapi perlu juga memeriksa bagian distal dari fraktur
untuk merasakan nadi dan untuk menguji sensasiCedera pembuluh darah adalah keadaan darurat
yang memerlukan pembedahan.

3. Movement: Krepitus dan gerakan abnormal dapat ditemukan, tetapi lebih penting untuk
menanyakan apakah pasien dapat menggerakan sendi - sendi dibagian distal cedera.

E. PATHOFISIOLOGI
Fraktur dibagi menjadi fraktur terbuka dan fraktur tertutupTertutup bila tidak terdapat
hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar. Sedangkan fraktur terbuka bila terdapat
hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar oleh karena perlukaan di kulit (Smeltzer dan
Bare, 2015).
Sewaktu tulang patah perdarahan biasanya terjadi di sekitar tempat patah ke dalam jaringan
lunak sekitar tulang tersebut, jaringan lunak juga biasanya mengalami kerusakan. Reaksi
perdarahan biasanya timbul hebat setelah fraktur. Sel-sel darah putih dan sel anast berakumulasi
menyebabkan peningkatan aliran darah ketempat tersebut aktivitas osteoblast terangsang dan
terbentuk tulang baru umatur yang disebut callusBekuan fibrin direabsorbsi dan sel-sel tulang
baru mengalami remodeling untuk membentuk tulang sejatiInsufisiensi pembuluh darah atau
penekanan serabut syaraf yang berkaitan dengan pembengkakan yang tidak di tangani dapat
menurunkan asupan darah ke ekstrimitas dan mengakibatkan kerusakan syaraf periferBila tidak
terkontrol pembengkakan akan mengakibatkan peningkatan tekanan jaringan, oklusi darah total
dan berakibat anoreksia mengakibatkan rusaknya serabut syaraf maupun jaringan otot.
Komplikasi ini dinamakan sindrom compartment (Smeltzer dan Bare, 2015).
Trauma pada tulang dapat menyebabkan keterbatasan gerak dan ketidak seimbangan, fraktur
terjadi dapat berupa fraktur terbuka dan fraktur tertutup. Fraktur tertutup tidak disertai kerusakan
jaringan lunak seperti tendon, otot, ligament dan pembuluh darah (Smeltzer dan Bare, 2015)
Pasien yang harus imobilisasi setelah patah tulang akan menderita komplikasi antara lain
nyeriiritasi kulit karena penekanan, hilangnya kekuatan otot. Kurang perawatan diri dapat terjadi
bila sebagian tubuh di imobilisasi, mengakibatkan berkurangnyan kemampuan perawatan diri
(Carpenito, 2014).
Reduksi terbuka dan fiksasi interna (ORIF) fragmen- fragmen tulang di pertahankan dengan
pen, sekrupplat, pakuNamun pembedahan meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi.
Pembedahan itu sendiri merupakan trauma pada jaringan lunak dan struktur yang seluruhnya
tidak mengalami cedera mungkin akan terpotong atau mengalami kerusakan selama tindakan
operasi (Prince dan Wilson, 2014)

Anda mungkin juga menyukai