Anda di halaman 1dari 8

TUGAS TUTORIAL 3

PENGEMBANGAN KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN


DI SD

Disusun oleh:

Zefrina Wati
NIM: 856258213

UPBJJ UT PADANG S1PGSD


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2023
TUGAS TUTORIAL III

Program Studi : S1 PGSD


Kode Mata Kuliah : PDGK4502
Nama Mata Kuliah : Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran di SD
Jumlah sks : 4 sks
Nama Pengembang : Dr. EkoPurwanti, M.Pd.
Nama Penelaah : Astri Dwi Jayanti S., M.Ed.
Tahun Pengembangan : 2018
Status Pengembangan : Baru/Revisi*
Edisi Ke- : 1 (satu)

Skor Sumber Tugas


No. UraianTugas Tutorial
Maksimum Tutorial
1. Globalisasi merupakan suatu proses strukturasi 10 Modul 7 BMP
dunia sebagai suatu keseluruhan yang PDGK4502
menghadirkan dua kecenderungan yang saling Pengembangan
bertentangan sekaligus, yaitu proses Kurikulum dan
penyeragaman dan peberagaman. Dalam Pembelajaran di
globalisasi juga dikenal istilah “global SD
shrinkage”. Jelaskan maksud dari kata tersebut. KB 1

2. Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan 10 Modul8 BMP


secara berkesinambungan untuk memantau PDGK4502
proses, kemajuan, dan perbaikan hasil Pengembangan
dalambentuk UTS, UH, UAS, UKK. Suatu Kurikulum dan
penilaian tentunya memiliki standar tertentu Pembelajaran di
Jelaskan standar penilaian pendidikan dan SD
substansinya. KB 1

3. Peyusunan RPP merupakan suatu kegiatan yang 20 Modul9 BMP


wajib dilakukan oleh seorang guru sebelum PDGK4502
pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan. Dalam Pengembangan
praktik pembelajaran, RPP merupakan bagian Kurikulum dan
yang sangat krusial untuk dipersiapkan terlebih Pembelajaran di
dahulu dalam rangka kematangan dan SD
keberhasilan proses pembelajaran. Sebut dan KB 1
jelaskan dua fungsi utama RPP dalam
pengembangan komponen yang akan
diimplementasikan dalam pembelajaran.

4. Dalam penilaian yang utuh pada dasarnya bukan 10 Modul 10 BMP


hanya mengutamakan aspek kognitif saja, namun PDGK4502
juga aspek afektif dan psikomotor. Gambarlah Pengembangan
sketsa urutan domain afektif secara sistematis. Kurikulum dan
Pembelajaran di
SD
KB 2
1. Globalisasi merupakan suatu proses strukturasi dunia sebagai suatu keseluruhan yang
menghadirkan dua kecenderungan yang saling bertentangan sekaligus, yaitu proses
penyeragaman dan peberagaman. Dalam globalisasi juga dikenal istilah “global
shrinkage”. Jelaskan maksud dari kata tersebut.

Jawaban:

Global shrinkage dapat diartikan sebagai gejala mengerutnya dunia, hilangnya sekat-
sekat atau pembatas ruang, waktu dan jarak yang diakibatkan oleh kemajuan teknologi
informasi, transformasi dan komunikasi yang terjadi karena globalisasi. Jadi global shrinkage
maksudnya adalah dunia terasa menjadi lebih kecil akibat globalisasi karena jarak yang dulu
jauh kini bisa terasa dekat dengan kemajuan zaman, seperti bisa menelpon ke luar negri atau
pergi berwisata keluar negeri mengunakan pesawat, kita bisa mengakses berita-berita dan
informasi dari berbagai negara dengan cepat saat ini.

2. Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan untuk


memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil dalam bentuk UTS, UH, UAS, UKK.
Suatu penilaian tentunya memiliki standar tertentu. Jelaskan standar penilaian pendidikan
dan substansinya.

Jawaban:

Standar penilaian pendidikan adalah standar naasional pendidikan yang berkaitan


dengan mekanisme, prosedur dan instrumen penilaian hasil belajar siswa. Standar penilaian
pendidikan berkaitan dengan penilaian pendidikan pada satuan pendidikan sekolah dasar
yang terdiri atas penilaian hasil belajar oleh pendidik, satuan pendidikan dan pemerintah.
Penilian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan untuk
memantau proses, kemajuan dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian, ulangan tegah
semester, ulangan akhis semester dan ulangan kenaikan kelas. Penilaian ini digunakan untuk
menilai pencapaian kompetensi siswa, bahan penyusun laporan kemajuan hasil belajar dan
memperbaiki proses pembelajaran.
Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia serta
kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadiaan dilakukan melalui pengamatan
terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai perkembangan afeksi dan kepribadian
siswa. Selain itu, dapat juga dilakukan dengan ujian, ulangan dan atau penugasan untuk
mengukur aspek kognitif siswa. Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan dan teknologi diukur melalui ulangan, penugasan, dan bentuk lain yang sesuai
dengan karakteristik materi yang dinilai. Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran
estetika dilakukan melalui pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai
perkembangan afeksi dan jasmani, olahraga dan kesehatan dilakukan melalui pengamatan
terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai perkembangan psikomotorik dan afeksi
siswa. Dapat juga dilakukan dengan ulangan dan penugasan untuk mengukur aspek kognitif
siswa.
Penilaian hasil belajar siswa oleh satuan pendidikan bertujuan utnuk menilai
pencapaian standar kompetensi lulusan untuk semua mata pelajaran pada kelompok mata
pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan
kepribadian, kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan. Penilaian tersebut
merupakan penilaian akhir untuk menentukan kelulusan siswa dari satuan pendidikan sekolah
dasar.
Penilaian hasil belajar oleh pemerintah bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi
lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata peljaran ilmu
pengetahuan teknologi dan dilakukan dalam bentuk ujian nasional yang dilakukan secara
objektif, berkeadilan dan akuntabel. Hasil ujian nasional digunakan sebagai salah satu
pertimbangan untuk (a) pemetaan mutu program dan satuan pendidikan (b) dasar seleksi
masuk jenjang berikutnya, (c) penentuan kelulusan siswa dari program dan satuan
pendidikan, dan (d) pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam
upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan. Pada satuan pendidikan sekolah dasar, Ujian
Nasional mencakup mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA).

3. Peyusunan RPP merupakan suatu kegiatan yang wajib dilakukan oleh seorang guru
sebelum pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan. Dalam praktik pembelajaran, RPP
merupakan bagian yang sangat krusial untuk dipersiapkan terlebih dahulu dalam rangka
kematangan dan keberhasilan proses pembelajaran. Sebut dan jelaskan dua fungsi utama
RPP dalam pengembangan komponen yang akan diimplementasikan dalam pembelajaran.

Jawaban:
Penyusunan RPP merupakan suatu kegiatan yang wajib dilakukan seorang guru
sebelum pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan. Seorang guru yang profesional tentunya
akan senantiasi menyusun perencanaan pembelajaran secara tertulis agar setiap tugas dan
tanggung jawab profesionalnya dapat dipertangung jawabkan. Tidaklah dikatakan profesional
jika seorang guru tidak menyusun rencana pembelajaran/ RPP. RPP yang disusun setidaknya
memiliki fungsi prediktif, preventif dan korektif.

Rpp yang dirancang dengan baik akan memiliki fungsi prediktif atau hipotetik yang
terkait dengan (1) tujuan atau kompetensi apa yang harus dicapai siswa, (2) materi atau
pengamalan belajar apa yang harus disampaikan kepada siswa, (3) strategi dan metode apa
yang tepat digunakan untuk menyajikan materi pelajaran sesuai dengan tujuan/kompetensi
yang ingin dicapai dalam pembelajaran dan (4) alat/ teknik penilaian apa yang dapat
digunakan untuk mengukur ketercapaian tujuan atau kompetensi yang telah ditetapkkan. RPP
yang disusun sedemikian rupa akan memberikan kemudahan bagi guru dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran karena guru sudah memprediksi berbagai pengembangan komponen
yang akan diimplematasi dalam kegiatan pembelajaran.
RPP yang disusun guru juga memiliki fungsi preventif, artinya seorang guru dapat
melakukan pencegahan terlebih dahulu terhadap berbagai ketidaksesuaian yang mungkin
terjadi dalam implementasi pembelajaran. RPP yang dirancang terlebih dahulu dapat ditelaah
kembali sinergitas antar bebagai komponen yang dikembangkan sehingga dapat mencegah
hal-hal yang mungkin dapat mengakibatkan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan
menjadi tidak efektif dan efisien.

Fungsi lain dari penyusunan RPP adalah fungsi korektif atau kuratif, artinya RPP yang
disusun harus merupakan perbaikan dari rancangan pembelajaran dan implementasi
pembelajaran sebelumnya. RPP yang disusun harus lebih baik dari RPP dan implementasi
pembelajaran yang telah dilakukan sebelumnya. Seorang guru harus dapat melakukan
evaluasi terhadap apa yang telah dilakukannya dan memperbaiki apa yang harus dilakukan
kemudian. RPP yang disusun berdasarkan hasil refleksi ini diharapkan dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran.

4. Dalam penilaian yang utuh pada dasarnya bukan hanya mengutamakan aspek kognitif
saja, namun juga aspek afektif dan psikomotor. Gambarlah sketsa urutan domain afektif
secara sistematis.

Jawaban:

Menjadikan pola
Hidup (A5)
Mengatur Diri (A4)
Menghargai (A3)
Menangapi (A2)
Menerima (A1)

Gambar Sketsa Urutan Domain Afektif

Hasil belajar pada ranah afektif mengacu kepada sikap dan nilai yang diharapkan
dikuasai siswa setelah mengikuti pembelajaran. Ada 5 tingkatan hasil belajar afektif yaitu
sebagai berikut:

1) Menerima (Receiving)
Hasil belajar pada tingkat ini mengacu kepada kepekaan siswa dalam
menerima rangsangan atau stimulus dari luar. Siswa dianggap telah mencapai sikap
menerima apabila siswa tersebut mampu menunjukan kesadaran, kemauan, dan
perhatian terhadap sesuatu, serta mengakui kepentingan dan perbedaan.
Contoh rumusan sikap yang termasuk kategori sikap menerima adalah
menyadari pentingnya belajar, memperhatikan tugas yang diberikan guru dan
menunjukkan perhatian terhadap penjelasan teman.
2) Menanggapi (Responding)
Hasil belajar pada tingkat menangapi mengacu pada reaksi yang diberikan
individu terhadap stimulus yang datang dari luar. Siswa dianggap telah memiliki
sikap menanggapi apabila siswa tersebut telah menunjukan kepatuhan pada
peraturan, tuntutan atau perintah, serta berperan aktif dalam berbagai kegiatan.
Contoh rumusan tujuan yang menuntut kemampuan siswa untuk bersikap
menanggapi adalah melaksanakan kerja kelompok, menyumbangkan pendapat
dalam diskusi kelompok dan menolong teman yang mengalami kesulitan.
3) Menghargai (Valuing)
Hasil belajar pada tingkat menghargai mengacu pada kesedian siswa menerima
nilai dan kesepakatan terhadap nilai tersebut. Seorang siswa dianggap telah
memiliki sikap menghargai apabila siswa tersebut telah menunjukan perilaku
menerima suatu nilai, menyukai suatu objek atau kegiatan, menyepakati perjanjian,
menghargai karya seni, pendapat atau ide bersikap positif atau negatif terhadap
sesuatu, mengakui.
Contoh rumusan tujuan yang menunjukan sikap menghargai adalah
mengumpulkan tugas dengan tepat waktu, menolak untuk diajak bekerja sama
dalam hal yang tidak baik, tidak menertawakan pendapat temannya.
4) Mengatur diri (Organization)
Hasil belajar pada tingkat mengatur diri mengacu pada kemampuan
membentuk atau mengorganisasikan bermacam-macam nilai serta menciptakan
sistem nilai yang baik. Siswa dianggap telah menguasai sikap pada tahap mengatur
diri apabila siswa tersebut telah menunjukkan kemampuannya dalam membentuk
sistem nilai, menangkap hubungan antarnilai dan bertanggung jawab dalam
melakukan sesuatu.
Contoh rumusan sikap yang termasuk pada kategori ini diantaranya adalah
menyadari kelebihan dan kelemahan dirinya, mempertanggungjawabkan kegiatan
yang telah dilakukannya, menyelaraskan hak dan kewajibannya.
5) Menjadikan pola hidup (Characterization by value)
Menjadikan pola hidup mengacu kepada sikap siswa dalam menerima sistem
nilai dan menjadikannya sebagai pola kepribadian dan tingkah laku. Siswa dianggap
telah menguasai kemampuan ini apabila siswa tersebut telah menunjukan
kepercayaan diri, disiplin pribadi serta mampu mengontrol perilaku sehingga
tercemin dalam pola hidupnya.
Contoh rumusan sikap yang termasuk ketegori ini diantaranya adalah siswa
disiplin dalam mengunakan waktu luangnya, mengemukakan pendapat dengan
sopan dan membiasakan hidup sehat.

Kelima tingkatan domain afektif ini bersifat hierakis. Ini berarti bahwa tingkatan
dibawanya merupakan prasyarat bagi penguasaan kemampuan diatasnya. Siswa akan mampu
mengatur diri apabila siswa tersebut telah mampu menerima, menanggapi dan menghargai
sistem nilai yang berlaku. Siswa menjadikan sistem nilau sebagai pola hidupnya apabila
siswa tersebut telah mampu menerima, menanggapi dan menghargai sistem nilai yang
berlaku, serta mampu mengatur dirinya.

Anda mungkin juga menyukai