Disusun oleh:
Zefrina Wati
NIM: 856258213
Jawaban:
Global shrinkage dapat diartikan sebagai gejala mengerutnya dunia, hilangnya sekat-
sekat atau pembatas ruang, waktu dan jarak yang diakibatkan oleh kemajuan teknologi
informasi, transformasi dan komunikasi yang terjadi karena globalisasi. Jadi global shrinkage
maksudnya adalah dunia terasa menjadi lebih kecil akibat globalisasi karena jarak yang dulu
jauh kini bisa terasa dekat dengan kemajuan zaman, seperti bisa menelpon ke luar negri atau
pergi berwisata keluar negeri mengunakan pesawat, kita bisa mengakses berita-berita dan
informasi dari berbagai negara dengan cepat saat ini.
Jawaban:
3. Peyusunan RPP merupakan suatu kegiatan yang wajib dilakukan oleh seorang guru
sebelum pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan. Dalam praktik pembelajaran, RPP
merupakan bagian yang sangat krusial untuk dipersiapkan terlebih dahulu dalam rangka
kematangan dan keberhasilan proses pembelajaran. Sebut dan jelaskan dua fungsi utama
RPP dalam pengembangan komponen yang akan diimplementasikan dalam pembelajaran.
Jawaban:
Penyusunan RPP merupakan suatu kegiatan yang wajib dilakukan seorang guru
sebelum pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan. Seorang guru yang profesional tentunya
akan senantiasi menyusun perencanaan pembelajaran secara tertulis agar setiap tugas dan
tanggung jawab profesionalnya dapat dipertangung jawabkan. Tidaklah dikatakan profesional
jika seorang guru tidak menyusun rencana pembelajaran/ RPP. RPP yang disusun setidaknya
memiliki fungsi prediktif, preventif dan korektif.
Rpp yang dirancang dengan baik akan memiliki fungsi prediktif atau hipotetik yang
terkait dengan (1) tujuan atau kompetensi apa yang harus dicapai siswa, (2) materi atau
pengamalan belajar apa yang harus disampaikan kepada siswa, (3) strategi dan metode apa
yang tepat digunakan untuk menyajikan materi pelajaran sesuai dengan tujuan/kompetensi
yang ingin dicapai dalam pembelajaran dan (4) alat/ teknik penilaian apa yang dapat
digunakan untuk mengukur ketercapaian tujuan atau kompetensi yang telah ditetapkkan. RPP
yang disusun sedemikian rupa akan memberikan kemudahan bagi guru dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran karena guru sudah memprediksi berbagai pengembangan komponen
yang akan diimplematasi dalam kegiatan pembelajaran.
RPP yang disusun guru juga memiliki fungsi preventif, artinya seorang guru dapat
melakukan pencegahan terlebih dahulu terhadap berbagai ketidaksesuaian yang mungkin
terjadi dalam implementasi pembelajaran. RPP yang dirancang terlebih dahulu dapat ditelaah
kembali sinergitas antar bebagai komponen yang dikembangkan sehingga dapat mencegah
hal-hal yang mungkin dapat mengakibatkan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan
menjadi tidak efektif dan efisien.
Fungsi lain dari penyusunan RPP adalah fungsi korektif atau kuratif, artinya RPP yang
disusun harus merupakan perbaikan dari rancangan pembelajaran dan implementasi
pembelajaran sebelumnya. RPP yang disusun harus lebih baik dari RPP dan implementasi
pembelajaran yang telah dilakukan sebelumnya. Seorang guru harus dapat melakukan
evaluasi terhadap apa yang telah dilakukannya dan memperbaiki apa yang harus dilakukan
kemudian. RPP yang disusun berdasarkan hasil refleksi ini diharapkan dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran.
4. Dalam penilaian yang utuh pada dasarnya bukan hanya mengutamakan aspek kognitif
saja, namun juga aspek afektif dan psikomotor. Gambarlah sketsa urutan domain afektif
secara sistematis.
Jawaban:
Menjadikan pola
Hidup (A5)
Mengatur Diri (A4)
Menghargai (A3)
Menangapi (A2)
Menerima (A1)
Hasil belajar pada ranah afektif mengacu kepada sikap dan nilai yang diharapkan
dikuasai siswa setelah mengikuti pembelajaran. Ada 5 tingkatan hasil belajar afektif yaitu
sebagai berikut:
1) Menerima (Receiving)
Hasil belajar pada tingkat ini mengacu kepada kepekaan siswa dalam
menerima rangsangan atau stimulus dari luar. Siswa dianggap telah mencapai sikap
menerima apabila siswa tersebut mampu menunjukan kesadaran, kemauan, dan
perhatian terhadap sesuatu, serta mengakui kepentingan dan perbedaan.
Contoh rumusan sikap yang termasuk kategori sikap menerima adalah
menyadari pentingnya belajar, memperhatikan tugas yang diberikan guru dan
menunjukkan perhatian terhadap penjelasan teman.
2) Menanggapi (Responding)
Hasil belajar pada tingkat menangapi mengacu pada reaksi yang diberikan
individu terhadap stimulus yang datang dari luar. Siswa dianggap telah memiliki
sikap menanggapi apabila siswa tersebut telah menunjukan kepatuhan pada
peraturan, tuntutan atau perintah, serta berperan aktif dalam berbagai kegiatan.
Contoh rumusan tujuan yang menuntut kemampuan siswa untuk bersikap
menanggapi adalah melaksanakan kerja kelompok, menyumbangkan pendapat
dalam diskusi kelompok dan menolong teman yang mengalami kesulitan.
3) Menghargai (Valuing)
Hasil belajar pada tingkat menghargai mengacu pada kesedian siswa menerima
nilai dan kesepakatan terhadap nilai tersebut. Seorang siswa dianggap telah
memiliki sikap menghargai apabila siswa tersebut telah menunjukan perilaku
menerima suatu nilai, menyukai suatu objek atau kegiatan, menyepakati perjanjian,
menghargai karya seni, pendapat atau ide bersikap positif atau negatif terhadap
sesuatu, mengakui.
Contoh rumusan tujuan yang menunjukan sikap menghargai adalah
mengumpulkan tugas dengan tepat waktu, menolak untuk diajak bekerja sama
dalam hal yang tidak baik, tidak menertawakan pendapat temannya.
4) Mengatur diri (Organization)
Hasil belajar pada tingkat mengatur diri mengacu pada kemampuan
membentuk atau mengorganisasikan bermacam-macam nilai serta menciptakan
sistem nilai yang baik. Siswa dianggap telah menguasai sikap pada tahap mengatur
diri apabila siswa tersebut telah menunjukkan kemampuannya dalam membentuk
sistem nilai, menangkap hubungan antarnilai dan bertanggung jawab dalam
melakukan sesuatu.
Contoh rumusan sikap yang termasuk pada kategori ini diantaranya adalah
menyadari kelebihan dan kelemahan dirinya, mempertanggungjawabkan kegiatan
yang telah dilakukannya, menyelaraskan hak dan kewajibannya.
5) Menjadikan pola hidup (Characterization by value)
Menjadikan pola hidup mengacu kepada sikap siswa dalam menerima sistem
nilai dan menjadikannya sebagai pola kepribadian dan tingkah laku. Siswa dianggap
telah menguasai kemampuan ini apabila siswa tersebut telah menunjukan
kepercayaan diri, disiplin pribadi serta mampu mengontrol perilaku sehingga
tercemin dalam pola hidupnya.
Contoh rumusan sikap yang termasuk ketegori ini diantaranya adalah siswa
disiplin dalam mengunakan waktu luangnya, mengemukakan pendapat dengan
sopan dan membiasakan hidup sehat.
Kelima tingkatan domain afektif ini bersifat hierakis. Ini berarti bahwa tingkatan
dibawanya merupakan prasyarat bagi penguasaan kemampuan diatasnya. Siswa akan mampu
mengatur diri apabila siswa tersebut telah mampu menerima, menanggapi dan menghargai
sistem nilai yang berlaku. Siswa menjadikan sistem nilau sebagai pola hidupnya apabila
siswa tersebut telah mampu menerima, menanggapi dan menghargai sistem nilai yang
berlaku, serta mampu mengatur dirinya.