Yang dimaksud dengan istilah “global shrinkage” yaitu peristiwa mengerutnya dunia,
hilangnya sekat-sekat ruang, waktu dan jarak yang diakibatkan oleh kemajuan teknologi
informasi, transportasi, dan komunikasi yang menjasi peranti globalisasi.
Globalisasi sendiri memiliki arti mendunia, yakni zaman yang mempengaruhi kehidupan
modern dan proses komunikasi individu atau setiap orang antar orang lain serta
kelompok dan tidan dibatasi ruang maupun waktu. Semua komunikasi dapat terjalin
dengan mudah dan cepat, berkat kemajuan teknologi saat ini. Taka da lagi orang yang
kesulitan mendapatkan informasi seputar keluarga, semua informasi mudah didapat
dengan bantuan teknologi. Begitu juga dengan masalah jarak, akibat canggihnya
teknologi transportasi tidak ada lagi kesulitan untuk melakukan suatu perjalanan
walaupun itu jauh.
2. Standar penilaian adalah kriteria mengenai lingkup, tujuan, manfaat, prinsip, mekanisme,
prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar siswa. Standar penilaian pendidikan
berkaitan dengan penilaian pendidikan pada satuan pendidikan sekolah dasar yang terdiri
atas penilaian hasil belajar oleh pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah. Adapun
fungsi standar penilaian adalah sebagai berikut.:
a. Sebagai acuan atau pedoman untuk tenaga pendidik dalam menjalankan penilaian
pembelajaran peserta didik.
b. Menciptakan penilaian yang transparan, sistematis, dan komprehensif.
c. Menjadi acuan dalam menjalankan prinsip-prinsip penilaian.
Ruang lingkup standar penilaian meliputi penilaian hasil belajar oleh pendidik, penilaian
hasil belajar oleh satuan pendidikan, dan penilaian hasil belajar oleh pemerintah. Untuk
isinya, sesuai dengan yang termuat di dalam rumusan Permendikbud Nomor 23 Tahun
2016 meliputi hal-hal berikut:
a. Aspek Penilaian: sikap, pengetahuan, keterampilan.
b. Prinsip Penilaian:
1) Sahih, artinya data penilaian sesuai dengan kemampuan peserta didik.
2) Objektif, artinya kriteria penilaian jelas dan sesuai prosedur, bukan karena faktor
subjektivitas.
3) Adil, artinya penilaian tidak menguntungkan salah satu pihak karena berlaku
sama sesuai jenjang pendidikannya.
4) Terpadu, artinya penilaian dan proses pembelajaran berjalan simultan dan tidak
terpisahkan.
5) Terbuka, artinya prosedur, kriteria, dan dasar penilaian bisa diketahui oleh pihak
berkepentingan.
6) Menyeluruh dan berkesinambungan, artinya penilaian dilakukan dengan berbagai
teknik dan mencakup seluruh kompetensi.
7) Sistematis, artinya pelaksanaan penilaian dilakukan secara terencana dan sesuai
langkah-langkah baku.
8) Beracuan kriteria, artinya penilaian berdasarkan pencapaian kompetensi yang
telah ditetapkan.
9) Akuntabel, artinya seluruh hasil penilaian bisa dipertanggungjawabkan.
c. Bentuk Penilaian:
1) Oleh pendidik: berupa ulangan, kuis, pengamatan, penugasan, atau lainnya. Di
mana hasil penilaian tersebut bisa digunakan sebagai bahan evaluasi guna
perbaikan proses pembelajaran serta memetakan tingkat kemampuan peserta
didik.
2) Oleh unit satuan pendidikan: berupa ujian sekolah/madrasah dan ujian praktik di
mana hasilnya akan digunakan untuk menentukan kelulusan peserta didik
3) Oleh pemerintah: berupa Ujian Nasional yang kini sudah ditiadakan atau AKM
(asesmen ketuntasan minimal)
d. Mekanisme Penilaian
Mekanisme penilaian adalah cara yang digunakan untuk melakukan penilaian
secara terintegrasi guna mencapai standar kompetensi lulusan. Adapun mekanisme
penilaian yang dilakukan oleh masing-masing pelaksana penilaian adalah sebagai
berikut.
1) Oleh tenaga pendidik
a) Rancangan penilaian oleh pendidik dimulai sejak pembuatan RPP yang
didasarkan pada silabus.
b) Penilaian aspek sikap dilakukan melalui pengamatan dan hasilnya menjadi
tanggung jawab wali kelas.
c) Penilaian aspek pengetahuan dilakukan melalui tes tulis, lisan, dan tugas
yang lain.
d) Penilaian aspek keterampilan dilakukan melalui praktik, portofolio, proyek
berdasarkan kompetensi yang dinilai.
2) Oleh unit satuan pendidikan
a) Penetapan KKM dilakukan melalui rapat dewan pendidik.
b) Penilaian harus mencakup aspek sikap, aspek pengetahuan, dan aspek
keterampilan.
c) Penilaian diambil setelah ujian sekolah/madrasah.
d) Hasil penilaian disampaikan dalam bentuk laporan yang didahului dengan
rapat kelulusan/kenaikan kelas oleh dewan pendidik.
3) Oleh pemerintah
a) Penilaian oleh pemerintah dilakukan melalui Ujian Nasional atau bentuk lain.
b) Apabila ada penilaian lain akan dirumuskan melalui Peraturan Menteri
lanjutan/perbaikan
e. Prosedur Penilaian
1) Aspek sikap, tahapannya:
a) Pendidik mengamati perilaku peserta didik pada saat berlangsungnya
pembelajaran.
b) Setiap perilaku peserta didik dicatat pada lembar observasi.
c) Mengadakan tindak lanjut hasil pengamatan perilaku.
d) Menulis deskripsi perilaku peserta didik di laporan akhir pembelajaran.
2) Aspek pengetahuan, tahanpannya:
a) Menyusun rencana penilaian secara sistematis.
b) Mengembangkan instrumen penilaian.
c) Mengadakan penilaian.
d) Menyampaikan hasil penilaian dalam bentuk laporan berupa angka, mulai 0
– 100 dan disertai deskripsi.
3) Aspek keterampilan, tahapannya:
a) Menyusun rancangan penilaian secara sistematis.
b) Mengembangkan instrumen penilaian.
c) Mengadakan penilaian.
d) Menyampaikan hasil penilaian dalam bentuk laporan berupa angka 0 – 100
dan disertai deskripsi.
f. Instrumen Penilaian
1) Oleh pendidik: berupa tes, pengamatan, penugasan perseorangan/kelompok, dan
bentuk lain yang disesuaikan dengan kompetensi peserta didik
2) Oleh unit satuan pendidikan: berupa penilaian akhir dan/atau ujian
sekolah/madrasah, dengan syarat sudah memenuhi persyaratan substansi,
konstruksi, bahasa, dan validitas empirik.
3) Oleh pemerintah: bisa berupa Ujian Nasional dengan syarat sudah memenuhi
substansi, konstruksi, bahasa, validitas empirik, dan memiliki skor sebagai
pembanding antarsekolah.
4. Ranah afektif adalah materi yang berdasarkan segala sesuatu yang berkaitan dengan
emosi sepert penghargaan, nilai, perasaan, semangat, minat, dan sikap terhadap sesuatu
hal. Krathwol, et al (Winzer, 1995: 512) mengemukakan lima tingkatan hasil belajar
afektif :
a. Menerima (Receiving)
Mengacu kepada kemampuan untuk memperhatikan dan merespon stimulasi yang
tepat, juga kemampuan untuk menunjukkan atensi atau penghargaan terhadap orang
lain. Dalam domain atau ranah afektif, penerimaan merupakan hasil belajar yang
paling rendah. Contohnya, mendengarkan pendapat orang lain.
b. Menanggapi (Responding)
Domain ini berada satu tingkat di atas penerimaan, dan ini akan terlihat ketika siswa
menjadi terlibat dan tertarik terhadap suatu materi. Anak memiliki kemampuan
berpartisipasi aktif dalam suatu pembelajaran dan selalu memiliki motivasi untuk
bereaksi dan mengambil tindakan. Contoh, ikut berpartisipasi dalam diskusi kelas
mengenai suatu pelajaran.
c. Menghargai (Valuing)
Domain ini mengacu pada pentingnya nilai atau keterikatan diri terhadap sesuatu,
seperti penerimaan, penolakan atau tidak menyatakan pendapat. Juga kemampuan
untuk menyatakan mana hal yang baik dan yang kurang baik dari suatu kegiatan atau
kejadian dan mengekspresikannya ke dalam perilaku. Contoh, mengusulkan kegiatan
kelompok untuk suatu materi pelajaran.
d. Mengatur diri (Organization)
Tujuan dari ranah organisasi adalah penyatuan nilai, sikap yang berbeda yang
membuat anak lebih konsisten dan membentuk sistem nilai internalnya sendiri, dan
menyelesaikan konflik yang timbul di antaranya. Juga mengharmonisasikan berbagai
perbedaan nilai yang ada dan menyelaraskan berbagai perbedaan.
e. Menjadikan pola hidup
Acuan domain ini adalah karakter seseorang dan daya hidupnya. Kesemua hal ini
akan tercermin dalam sebuah tingkah laku yang ada hubungannya dengan keteraturan
pribadi, sosial, dan emosi. Nilai – nilai telah berkembang sehingga tingkah laku lebih
mudah untuk diperkirakan.