BAB VI
A. Peralatan
d. Sekop.
B. Bahan
a. Adukan beton segar yang diambil dari adukan.
b. Masukkan beton segar dalam cetakan sampai penuh dalam 3 lapis, tiap
lapis berisi ± 1/3 isi cetakan, tiap lapis dipadatkan dengan tongkat baja
sebanyak 25 kali tumbukan secara semasa dengan arah vertical.
Sehingga :
ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑠𝑙𝑢𝑚𝑝 1+ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑠𝑙𝑢𝑚𝑝 2
Slump rata-rata = 2
11+7,5
𝑆𝑙𝑢𝑚𝑝 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 1 =
2
= 9,25
Sehingga :
𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑆𝑙𝑢𝑚𝑝 𝐹𝑙𝑜𝑤 1+𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑆𝑙𝑢𝑚𝑝 𝐹𝑙𝑜𝑤 2
𝑆𝑙𝑢𝑚𝑝 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 = 2
60+60
𝑆𝑙𝑢𝑚𝑝 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 =
2
= 60
6.8 Kesimpulan
Setelah melakukan percobaan uji slump, diketahui bahwa :
Tabel 6.6 Hasil Pengukuran dari Uji Slump Flow
6.9 Saran
BAB VII
PEMERIKSAAN BERAT VOLUME BETON
7.2.1 Silinder
Beton yang dibuat dengan agregat normal disebut dengan
beton normal yang mempunyai berat isi 2200-2500 kg/m3 (SK.SNI.T-
15- 1990:1) kekuatan tekannya sekitar 15-40 MPa.
Dalam buku pedoman praktikum Teknologi Bahan Kontruksi,
Berat isi beton adalah berat beton per satuan isi.
W1 = Berat silinder
W2 = Berat silinder +
Benda V= Volume
7.2.2 Balok
Beton harus diuji dengan ketentuan pengujian kekuatan
masing-masing mutu beton yang dicor haruslah dari satu contoh uji per
hari atau tidak kurang dari satu contoh uji untuk setiap 120 m3 beton
atau tidak kurang dari satu contoh uji untuk setiap 500 m2 di luasan
permukaan lantai atau dinding hingga penyelidikan untuk hasil uji
kuat tekan beton yang rendah. Teknisi pengujian lapangan yang
memenuhi kualifikasi harus melakukan pengujian beton segar di
A. Peralatan
1) Timbangan dengan ketelitian 0.1,
3) Perata,
7) Timbangan.
a. Silinder
1)
Timbangan dan catat berat takaran (w1),
2)
Isi takaran dengan benda uji 3 lapis,
3)
Tiap lapis dipadatkan 25 x tusukan secara merata. Ratakan benda
uji dengan perat, 4) Tentukan berat benda uji (w2).
b. Balok
Letakkan benda uji beton berbentuk Balok yang akan ditimbang
pada timbangan yang telah disediakan. Timbang benda uji tersebut
kemudian perhatikan dan catat hasil timbangan yang telah didapat.
Sebelum menimbang benda uji tersebut, pastikan timbangan tersebut
dalam keadaan nol. Ukur benda uji tersebut dan catat hasil
pengukurannya untuk mencari volume beton tersebut. Cara
inidilakukan pada beton segar.
c. Kubus
Cetakan kubus, terbuat dari besi baja. Cetakan tersebut terdiri
atas dan bagian dasar yang dapat dilekatkan maupun dilepas dengan
sekerup. Perhatian harus diberikan dengan sungguh-sungguh agar pada
waktu pencetakan tidak terjadi pengeluaran air dari tempat sambungan
tersebut. Sebelum dipakai, bagian dalam cetakan diberi oli agar beton
yang dicetak tidak melekat pada cetakan (memudahkan pada saat
melepas cetakan).
a. Volume silinder = ¼ π d² t
= 0,25 x 3,14 x 15 x 15 x 30
= 5298,75 cm³
= 0,00529875 m³
b. Volume balok = p.l.t
= 60 x 15 x 15
= 13500 cm3
= 0,0135 m³
1) Beton Segar
Silinder I = 5298,75
12,34𝑘𝑔
cm3 = 0,00239 kg/cm³
13,10 𝑘𝑔
Silinder II = 5298,75 cm3 = 0,00247 kg/cm³
12,92𝑘𝑔
Silinder III = 5298,75 cm3 = 0,00244 kg/cm³
Silinder IV = 5298,75
12,58 𝑘𝑔
cm3 = 0,00237 kg/cm³
13,18 𝑘𝑔
Silinder V = 5298,75 cm3 = 0,00249 kg/cm³
13,36 𝑘𝑔
Silinder VI = 5298,75 cm3 = 0,00252 kg/cm³
13,02 𝑘𝑔
Silinder VII = 5298,75 cm3 = 0,00246 kg/cm³
12,50 𝑘𝑔
Silinder VIII = 5298,75 cm3 = 0,00235 kg/cm³
12,22 𝑘𝑔
Silinder IX = 5298,75 cm3 = 0,00230 kg/cm³
30,98 𝐾𝑔
Balok I = 13500 cm3 = 0,00229 kg/ cm³
37,74 𝑘𝑔
Balok II = 13500 cm3 = 0,00230 kg/cm³
7.6 Kesimpulan
a. Silinder obat
• Beton segar
b. Balok obat
• Beton segar
7.7 Saran
Dari hasil praktikum yang telah dilaksanakan ini dapat diberikan saran
yang diharapkan dapat bermanfaat, antara lain sebagai berikut:
a. Melakukan perhitungan yang teliti dan mengikuti data.
b. Melaksanakan praktikum dengan sungguh-sungguh.
c. Mengikuti prosedur pemeriksaan berat volume beton.
BAB VIII
Untuk mengetahui kuat tekan beton yang telah mengeras yang telah
disyaratkan, dilakukan pengujian kuat tekan beton. Prosedur pengujian kuat
tekan mengacu pada “Standard Test Method for Compressive of Cylindrical
Concrete”. Kuat tekan beton bergantung pada faktor air semen, gradasi
batuan, bentuk batuan, ukuran maksimum batuan, cara pengerjaan
(campuran, pengangkutan, pemadatan dan perawatan) dan umur beton
(Tjokrodimuljo, 1996).
a. Setiap nilai rata-rata dari minimal tiga uji kuat tekan yang
berurutan mempunyai nilai yang sama atau lebih besar dari
rencana ƒcʹ.
b. Tidak ada nilai uji kuat tekan yang dihitung sebagai nilai rata-
rata dari dua hasil uji contoh silinder mempunyai nilai di bawah
ƒcʹ melebihi dari 3,5 MPa.
4. Jika salah satu persyaratan di atas tidak terpenuhi, maka harus diambil
langkah-langkah untuk meningkatkan hasil uji kuat tekan rata-rata
pada pengecoran berikutnya.
Menurut “Peraturan Beton Bertulang Indonesia, 1989” (PBI,
1989), besarnya kuat tekan beton dapat dihitung menggunakan rumus:
ƒcʹ = 𝑃
s = standar deviasi
B. Bahan
a. Benda uji beton berbentuk silinder yang dibuat di
laboratorium..
Keterangan :
Beton S5 7 hari:
= ¼ × 3,14 × 152
= 176,625 cm2
100,000
200,000
300,000
400,000
500,000
100,000
200,000
300,000
400,000
500,000
100,000
200,000
300,000
400,000
500,000
Gambar 8.a.8 Grafik Kuat Tekan Tekan Benda Uji Silinder 4
0
0.050 0.050 0.050
4
GRAFIK KUAT TEKAN SILINDER
3
GRAFIK KUAT TEKAN SILINDER
2
GRAFIK KUAT TEKAN SILINDER
3.250
4.050 4.300 3.300
4.850 5.150 3.950
5.650 6.000 4.600
6.450 6.850 5.250
7.250 7.700 5.900
8.050 8.550 6.550
8.850 9.400 7.200
10.250 7.850
9.650
Time (sec)
Time (sec)
Time (sec)
11.100 8.500
10.450
11.950 9.150
11.250
12.800 9.800
12.050
13.650 10.450
12.850
14.500 11.100
13.650
15.350 11.750
14.450
16.200 12.400
15.250 17.050 13.050
16.050 17.900 13.700
16.850 18.750 14.350
17.650 19.600 15.000
18.450 20.450 15.650
19.250 21.300 16.300
20.050 22.150 16.950
20.850 23.000 17.600
21.650 23.850 18.250
89
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Kontruksi (Kelompok 11)
GRAFIK KUAT TEKAN SILINDER
600,000 5
500,000
Load (kN)
400,000
300,000
200,000
100,000
0
16.050
16.850
17.650
18.450
19.250
20.050
20.850
21.650
10.450
11.250
12.050
12.850
13.650
14.450
15.250
0.050
0.850
1.650
2.450
3.250
4.050
4.850
5.650
6.450
7.250
8.050
8.850
9.650
Time (sec)
Gambar 8.a.9 Grafik Kuat Tekan Tekan Benda Uj i ilin der 5
S
GRAFIK KUAT TEKAN SILINDER
600,000 6
500,000
Load (kN)
400,000
300,000
200,000
100,000
0
14.750
15.450
16.850
17.550
18.250
18.950
16.150
19.650
10.550
11.250
11.950
12.650
13.350
14.050
0.050
0.750
1.450
2.150
2.850
3.550
4.250
4.950
5.650
6.350
7.050
7.750
8.450
9.150
9.850
Time (sec)
Gambar 8.a.10 Grafik Kuat Tekan Tekan Benda U ji ilinder 6
S
GRAFIK KUAT TEKAN SILINDER
400,000 7
350,000
300,000
Load (kN)
250,000
200,000
150,000
100,000
50,000
0
17.900
18.750
19.600
20.450
21.300
22.150
23.000
23.850
10.250
11.100
11.950
12.800
13.650
14.500
15.350
16.200
17.050
0.050
0.900
1.750
2.600
3.450
4.300
5.150
6.000
6.850
7.700
8.550
9.400
Time (sec)
Gambar 8.a.11 Grafik Kuat Tekan Tekan Benda Uji Silinder 7
Universitas Islam Sultan Agung 90
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Kontruksi (Kelompok 11)
8.a.7 Kesimpulan
Setelah melakukan percobaan dan menganalisa hasil percobaan
di atas, maka diperoleh hasil percobaan sebagai berikut :
Dari hasil percobaan kuat tekan beton umur 7 hari sesuai dengan
“Standar Nasional Indonesia,” (SNI 03-1974-2011), mutu beton S1 obat
masuk dalam kuat tekan beton ƒcʹ = 29,63 Mpa.
8.a.8 Saran
Dalam percobaan ini, peneliti memberikan saran dan masukan
diantaranya yaitu sebagai berikut :
Ketelitian dalam penelitian sangat diperlukan mulai dari persiapan,
pembuatan hingga pengujian sampelnya.
Memperbanyak benda uji per variasi pada penelitian selanjutnya agar
data yang didapatkan lebih akurat.
b. KUAT BELAH BETON
8.b.1 Tujuan Percobaan
Metode pengujian kuat tarik belah beton ini adalah untuk dijadikan
acuan dalam melakukan pengujian untuk menentukan kuat tarik belah benda
uji silinder beton.
8.b.2 Dasar Teori
Fernando Carneiro, berkebangsaan Brazilia menerangkan bahwa
beton merupakan bahan yang getas dan tidak mampu menahan tegangan
listrik yang tinggi, yang mana sangat penting artinya dalam peninjauan
masalah retakan, geser, dan dari beton yang tidak dianjurkan karena kurang
realibel, karena permasalahan misalignment, konsentrasi tegangan dan alat
pemegang benda uji khusus untuk tarik. Dengan pertimbangan tersebut,
maka umumnya dilakukan benda tarik tak langsung (Fernando Carneiro,
Brazil).
Untuk pengujian kuat tarik belah silinder (tensile splitting cylinder
test), benda uji silinder diletakkan pada alat uji dalam posisi rebah. Beban
vertikal diberikan sepanjang selimut silinder berangsur-angsur dinaikkan
pembebanannya hingga dicapai nilai maksimum dan terbelah oleh karena
beban tarik horizontal.
dihasilkan semakin besar pula. Hubungan kuat tekan dan kuat tarik belah
𝟐𝑷
f1 =
𝝅𝑳𝒅
Dimana,
f1 = kuat tarik belah
P = beban benda uji
1 S8 2,748
2 S9 2,998
F’sp= 2P
πLd
Keterangan :
Fsp = kuat tarik belah
P = beban benda uji maksimum
(kg) d = diameter benda uji (cm)
L = panjang benda uji (cm)
Kuat Tarik Belah Kuat Tarik Belah Kuat Tarik Kuat Tarik Belah
No Kode
(Mpa) (kN) Belah (kg) (kg/cm2)
200,000
150,000
Load (kN)
100,000
50,000
0
0.050
1.600
3.150
4.700
6.250
7.800
9.350
12.450
15.550
18.650
20.200
23.300
26.400
29.500
31.050
34.150
37.250
40.350
45.000
48.100
10.900
14.000
17.100
21.750
24.850
27.950
32.600
35.700
38.800
41.900
43.450
46.550
49.650
Time (sec)
150,000
100,000
50,000
0
12.300
14.750
17.200
24.550
27.000
29.450
31.900
41.700
44.150
46.600
49.050
58.850
61.300
0.050
2.500
4.950
7.400
9.850
19.650
22.100
34.350
36.800
39.250
51.500
53.950
56.400
63.750
66.200
68.650
Time (sec)
8.b.7 Kesimpulan
Setelah melakukan percobaan dan menganalisa hasil percobaan di
atas, maka diperoleh hasil percobaan sebagai berikut :
Beton atau benda uji berbentuk silinder dengan diameter 15 cm dan
tinggi 30 cm, diperoleh tegangan belah (f1) sebesar : 29,345 kg/cm2.
8.b.8 Saran
Dalam percobaan ini, peneliti memberikan saran dan masukan diantara
yaitu sebagai berikut :
Ketelitian dalam penelitian sangat diperlukan mulai dari persiapan,
pembuatan hingga pengujian sampelnya.
Memperbanyak benda uji per variasi pada penelitian selanjutnya
agar data yang didapatkan lebih akurat
BAB IX
PEMERIKSAAN KUAT TEKAN LENTUR
1.1 Tujuan Percobaan
Metode pengujian kuat tekan lentur beton ini adalah untuk dijadikan
acuan dalam melakukan pengujian untuk menentukan kuat tekan lentur benda uji
balok beton, Untuk mendapatkan nilai beban maksimum yang mampu dipikul
balok sampai hancur dengan jumlah dan luas tulangan yang berbeda.
α= P.L
b.h²
Untuk uji kuat tarik belah menggunakan peralatan dengan ketentuan dari
“Standar Nasional Indonesia, 2002” (SNI 4431-2011), dengan ketentuan sebagai
berikut :
a) Hidupkan mesin uji tekan beton yang telah dipersiapkan, tunggu kira- kira 30
detik.
b) Letakkan benda uji pada tumpuan dan atur benda uji sehingga siap untuk
pengujian.
c) Atur pembebanannya untuk menghindari terjadi benturan.
d) Atur katup-katup pada kedudukan pembebanan dan kecepatan pembebanan
pada kedudukan yang tepat sehingga jarum skala bergerak secara perlahan-
lahan dan kecepatannya 8 kg/cm2 -10 kg/cm2 tiap menit.
e) Kurangi kecepatan pembebanan pada saat-saat menjelang patah yang ditandai
dengan kecepatan gerak jarum pada skala beban agak lambat, sehingga tidak
terjadi kejut.
f) Hentikan pembebanan dan catat beban maksimum yang menyebabkan
patahnya benda uji, pada formulir uji seperti contoh pada lampiran.
g) Ambil benda uji yang telah selesai diuji, yang dapat dilakukan dengan
menurunkan plat perletakan benda uji atau menaikkan alat pembebanannya.
h) Ukur dan catat lebar dan tinggi tampang lintang patah dengan ketelitian 0,25
mm sedikitnya pada 3 tempat dan ambil harga rata- ratanya.
i) Ukur dan catat jarak antara tampang lintang patah dari tumpuan luar terdekat
pada 4 tempat di bagian tarik pada arah bentang dan ambil harga rata-ratanya.
b. Bahan
1. Beton berbentuk balok ukuran 15x15x60 cm yang di buat di
laboratorium.
1 B1 4,007
2 B2 3,385
σl = P.L
b.h²
a) Balok 1
Beban benda uji maksimum (P) = 4,007 MPa
= 30,049 kN
= 3064,145 kg
Lebar tampang lintang horizontal (b) = 15 cm
Lebar tampang lintang vertical (h) = 15 cm
Panjang (L) = 45 cm
P.L
Kuat tekan lentur (f1) = σl =
b.h²
3064,145 𝑥 45
=
15 𝑥 15²
137886,525
=
3375
= 40,855 kg/cm2
b) Balok 2
Kuat Tarik Belah Kuat Tarik Belah Kuat Tarik Kuat Tarik Belah
No Kode
(Mpa) (kN) Belah (kg) (kg/cm2)
9.7 Kesimpulan
Setelah melakukan percobaan dan menganalisa hasil percobaan di
atas, maka diperoleh hasil percobaan diantaranya sebagai berikut :
Beton atau benda uji berbentuk balok dengan panjang 15 cm, lebar 15
cm, dan tinggi 45 cm, diperoleh kuat tekan lentur (σl) sebesar : 37,6875
kg/cm2.
9.8 Saran
Dalam percobaan ini, peneliti memberikan saran dan masukan
diantara yaitu sebagai berikut :
Ketelitian dalam penelitian sangat diperlukan mulai dari persiapan,
pembuatan hingga pengujian sampelnya.
Memperbanyak benda uji per variasi pada penelitian selanjutnya
agar data yang didapatkan lebih akurat.