Ketentuan Penulisan Footnote Dan Daftar Pustaka Berdasarkan Format Chicago Manual of Style Edisi Ke-17 (Fullnote)
Ketentuan Penulisan Footnote Dan Daftar Pustaka Berdasarkan Format Chicago Manual of Style Edisi Ke-17 (Fullnote)
Oleh:
Endrianto Bayu Setiawan
Fakultas Hukum Universitas Brawijaya
Keterangan:
1. Sitasi Chicago Manual of Style Edisi ke-17 (full note) akan lebih mudah dan tepat
apabila menggunakan aplikasi sitasi (misalnya: Mendeley, Zotero, Endnote, atau
aplikasi bantu lainnya).
2. Pedoman orisinal Chicago Manual of Style ke-17 dapat mengacu pada web berikut:
https://www.chicagomanualofstyle.org/tools_citationguide/citation-
guide-1.html (Diakses per 5 Juli 2023)
1. Sumber Buku
Penulis 1 Orang Format:
Nama penulis (tidak dibalik), judul dicetak miring (Kota:
Penerbit, tahun), halaman.
Contoh:
Elinor Ostrom, Governing the Commons: The Evolution
of Institutions for Collective Action (New York:
Cambridge University Press, 1992), 90.
1
Contoh:
Jimly Asshiddiqie dan Muhammad Ali Safaat, Teori Hans
Kelsen Tentang Hukum (Jakarta: KONpress, 2006): 121-
122.
Contoh:
Setyo Widagdo, dkk, Hukum Internasional Dalam Dinamika
Hubungan Internasional (Malang: UB Press, 2019): 134-135.
Contoh:
Komnas HAM, Merawat Ingatan Menjemput Keadilan,
Ringkasan Eksekutif Peristiwa Pelanggaran HAM yang Berat
(Jakarta: Tim Publikasi Komnas HAM, 2020): 6.
Contoh:
Richard Whittington, “Giddens, Structuration Theory and
Strategy as Practice,” dalam Strategy as Practice, ed. Damon
Golsorkhi, dkk (New York: Cambridge University Press,
2015), 23-43.
2
2. Sumber Jurnal
Penulis 1 Orang Format:
Nama Penulis, “judul”, Nama Jurnal dicetak miring volume,
Nomor (Bulan Tahun): halaman, link DOI.
Contoh:
Enrico Simanjuntak, “Prospek Prinsip Fiktif Positif Dalam
Menunjang Kemudahan Berusaha Di Indonesia,”
RechtsVinding 7, no. 2 (Agustus 2018): 314,
https://doi.org/dx.doi.org/10.33331/rechtsvinding.v7i2.250.
Contoh:
M. Ali Safa’at dan Aan Eko Widiarto, “Conditional Decisions
as Instrument Guarding the Supremacy of the Constitution
(Analysis of Conditional Decisions of Indonesian
Constitutional Court in 2003-2017”, Brawijaya Law Journal 8,
no. 1, (April 2021): 95,
https://doi.org/10.21776/ub.blj.2021.008.01.06
Contoh:
Yetty Komalasari Dewi, dkk, "Comparative Law Enforcement
Model at Sea: Lesson Learned for Indonesia", Indonesian
Journal of International Law 18, no. 1 (2020): 89,
https://doi.org/10.17304/ijil.vol18.1.802
3
(Desember 2022): 170-171, doi.org/10.24090/volksgeist.
v5i2.6690
3. Sumber Artikel
Berita Online
Format:
Nama penulis/institusi penerbit berita, “Judul berita online”,
... (cantumkan link sumber kutipan), diakses pada ... (tulis
tanggal mengutip).
Contoh:
CNN Indonesia, “Kronologi Sengketa Warga Wadas Berujung
Represi Aparat Versi Ganjar”,
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20220209115249-
12-756930/kronologi-sengketa-warga-wadas-berujung-
represi-aparat-versi-ganjar, diakses pada 11 Februari 2022.
4. Sumber Peraturan
Perundang-
Undangan dan
Putusan Pengadilan
Format:
Disesuaikan dengan isi peraturan perundang-undangan yang
dikutip dan diakhiri dengan titik.
Contoh:
1. Pasal 2 ayat (1) Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008
tentang Keterbukaan Informasi Publik.
2. Pasal 5 Undang-undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang
Kekuasaan Kehakiman.
3. Pasal 1 angka 5 Undang-undang Nomor 15 Tahun 2019
tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 12
Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan.
4
4. Pasal 4 ayat (1) Undang-undang Nomor 7 Tahun 2020
tentang Perubahan Ketiga atas Undang-undang Nomor
24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi.
5. Pasal 3 huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun
1997 tentang Pendaftaran Tanah.
6. Pasal 3 ayat (1) huruf a Qanun Aceh Nomor 6 Tahun
2014 tentang Hukum Jinayat.
7. Lihat Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 112/PUU-
XX/2022 halaman 33
Secara format, Chicago Manual of Style tidak menggunakan ibid, op. cit, dan
loc. Cit.
1. Ibid., merupakan singkatan dari ibidem yang berarti di tempat yang sama dan belum
diselingi dengan kutipan lain.
2. Op. Cit., merupakan singkatan dari opere citato, artinya dalam karangan yang telah
disebut dan diselingi dengan sumber lain.
3. Loc. Cit., merupakan singkatan dari loco citato, artinya di tempat yang telah disebut.
Loc. Cit digunakan jika kita menunjuk ke halaman yang sama dari suatu sumber yang
telah disebut sebelumnya, tetapi diselingi kutipan lain.
CONTOH:
1
Veronica Kumalawati, Peranan Informed Consent Dalam Transaksi Terapeutik,
(Bandung Citra Aditya Bakti, 1998), hlm 45.
2
Ibid,. hlm. 15 (berarti dikutip dari buku di atas → bukunya Veronica Kumalawati)
3
Ismail Marahimin, Menulis secara Populer, (Jakarta: Pustaka Jaya, 2001), hlm 46.
4
Bragdon, Allen, Building Mental Muscle: Conditioning Exercises for the Six Intellegence
Jones, (South Yarmouth: Barin Waves Books, 1998), hlm 45.
5
Veronica Kumalawati, Op.Cit., hlm 56. (buku yang telah disebutkan di atas →
bukunya Veronica Kumalawati yang telah diselingi dengan kutipan lain)
5
6
Ismail Marahimin, Loc. Cit. (buku yang telah disebut di atas di halaman yang
sama, yakni hlm. 46 di bukunya Ismail Marahimin, tetapi sudah diselingi kutipan
lain).
7
Bragdon, Allen, Loc. Cit. (menunjuk ke halaman yang sama dengan yang
disebut terakhir, yakni hlm. 45).
1. Sumber Buku
Penulis 1 Orang Format:
Nama penulis (dibalik). judul dicetak miring. Kota: Penerbit,
tahun, tahun.
Contoh:
Marzuki, Peter Mahmud. Penelitian Hukum Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2014.
Ostrom, Elinor. Governing the Commons: The Evolution of
Institutions for Collective Action. New York:
Cambridge University Press, 1992.
Contoh:
Asshiddiqie , Jimly dan Muhammad Ali Safaat. Teori Hans
Kelsen Tentang Hukum. Jakarta: KONpress, 2006.
6
Contoh:
Widagdo, Setyo dkk. Hukum Internasional Dalam Dinamika
Hubungan Internasional. Malang: UB Press, 2019.
Contoh:
Komnas HAM. Merawat Ingatan Menjemput Keadilan,
Ringkasan Eksekutif Peristiwa Pelanggaran HAM yang Berat.
Jakarta: Tim Publikasi Komnas HAM, 2020.
Contoh:
Whittington, Richard. “Giddens, Structuration Theory and
Strategy as Practice.” dalam Strategy as Practice. Ed. Damon
Golsorkhi. New York: Cambridge University Press, 2015.
2. Sumber Jurnal
Penulis 1 Orang Format:
Nama Penulis (dibalik dan dipisah tanda koma). “judul”.
Nama Jurnal dicetak miring volume, Nomor (Tahun):
halaman jurnal (awal-akhir).
Contoh:
Simanjuntak, Enrico. “Perkara Fiktif Positif Dan
Permasalahan Hukumnya.” Jurnal Hukum dan Peradilan 6,
no. 3 (2017): 379-98.
7
Penulis 2 Orang Format:
Nama Penulis 1 (dibalik dan dipisah tanda koma) dan Penulis
2. “judul”. Nama Jurnal dicetak miring volume, Nomor
(Tahun): halaman jurnal (awal-akhir).
Contoh:
Safa’at, M. Ali dan Aan Eko Widiarto. “Conditional Decisions
as Instrument Guarding the Supremacy of the Constitution
(Analysis of Conditional Decisions of Indonesian
Constitutional Court in 2003-2017”. Brawijaya Law Journal 8,
no. 1 (2021): 91-112.
Contoh:
Dewi, Yetty Komalasari dkk. "Comparative Law Enforcement
Model at Sea: Lesson Learned for Indonesia". Indonesian
Journal of International Law 18, no. 1 (2020): 83-104.
3. Sumber Artikel
Berita Online
Format:
Nama penulis/institusi penerbit berita. “Judul berita online”.
... (cantumkan link sumber kutipan). Diakses pada ... (tulis
tanggal mengutip).
Contoh:
CNN Indonesia. “Kronologi Sengketa Warga Wadas Berujung
Represi Aparat Versi Ganjar”.
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20220209115249-
12-756930/kronologi-sengketa-warga-wadas-berujung-
represi-aparat-versi-ganjar. Diakses pada 11 Februari 2022.
8
Komnas HAM. “Penyusunan Omnibus Law Tidak Akuntabel
dan Partispatif”.
https://www.komnasham.go.id/index.php/news/2020/1/31/
1319/komnas-hampenyusunan-omnibus-law-tidak-
akuntabel-dan-partisipatif.html. Diakses pada 4 Januari
2022.
4. Sumber Peraturan
Perundang-
Undangan dan
Putusan
Pengadilan
Format:
Disesuaikan dengan isi peraturan perundang-undangan yang
dikutip dan diakhiri dengan titik.
Contoh:
1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
2. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik.
3. Undang-undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang
Kekuasaan Kehakiman.
4. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2019 tentang
Perubahan Atas Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011
tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.
5. Undang-undang Nomor 7 Tahun 2020 tentang
Perubahan Ketiga atas Undang-undang Nomor 24 Tahun
2003 tentang Mahkamah Konstitusi.
6. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang
Pendaftaran Tanah.
7. Qanun Aceh Nomor 6 Tahun 2014 tentang Hukum
Jinayat.
8. Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 112/PUU-XX/2022.
9
Mohon maaf apabila terdapat kesalahan atau ketidakcermatan dalam
penyusunan Pedoman ini, karena ini hanyalah salah satu referensi praktis
untuk mempermudah saja. Pedoman resmi tentunya dapat diakses pada link
yang telah dicantumkan di halaman pertama.
Semoga bermanfaat.
10