Anda di halaman 1dari 3

TEORI

GRADASI AGREGAT

A.Tujuan

Untuk mendapatkan suastu gambaran (kurva gradasi) pembagian butir dari ukuran yang kecil
sampai besar sehingga kita mendapatkan komposisi gabungan agregat dengan gradasi yang
sesuai

B Dasar teori

Dalam pembuatan aspal beton yang baik dan bermutu sesuai dengan yang diinginkan perlu
diperhitungan jumlah perbandingan antara agregat kasr dan halus kerena dengan penepatan
gradasi yang baik maka dapat meningkatkan kekuatan campuran aspal tersebut.

Gradasi agregat dapat dibedakan berdasarkan komposisi agregatnya yaitu:

1.Dense grade,yaitu gradasi menerus

2.Unifrom grade,yaitu gradasi seragam.

3.Gap grade,yaitu gradasi senggang.

Cara efektif untuk mendapatkan agregat yang bergradasi menerus (Dense grade) adalah dengan
cara menggabungkan beberapa macam agregat dari hasil analisa ayak agregat dapat dihitung
jumlah masing-masing agregat untuk penggabungan dua macam agregat atau lebih,sehingga
dapat susunan butir yang sesuai dengan standar atau spesifikasi yang dipilih.

Dalam teknologi aspal beton yang diperlukan agregat kasar adalah agregat yag tertahan ayakan
2,36mm (No.8) yang berfungsi sebagai pengembang volume mortar terhadap kelelahan dan
sekaligus meningkatkan stabilitas.sedangkan yang dimaksud dengan agregat halus adalah butiran
agregat yang lolos diayakan 2,36mm (No.8) yag berfungsi untuk memantapkan stabilitas dan
mengurangi deformasi.

C Alat dan bahan

1.Alat

a.kuas

alat untuk membersihkan sisa agregat yang menempel pada cawan atau ayakan pada saat
pengujian berlangsung.

b.timbangan

timangan ini mampu menahan beban maksimum 30kg dengan ketelitian 0,01gr
c. ayakan

alat yang digunakan untuk mengayak benda uji dengan susunan nombor ayakan (37,5mm),
(25mm),(19mm),(12,5mm),(9,5mm),(4,75mm),(2,36mm),(1,18mm),(0,6mm),(0,3mm),
(0,15mm),(0,075mm).

d.mesin pengetar ayakan

alat untuk menegetar susunan ayakan yang ada diatasnya sehingga diketahui agregat yang
tertahan dan lolos pada setiap ayakan.

e.speliter

alat yang terbuat dari logam dan berbentuk persegi pajang berfungsi untuk membagi agregat
menjadi dua bagaian yang sama.

f.cawan

alat untuk menampung agregat pada saat pengujian.

g.ember

alat untuk menampung agregat sementara

2 Bahan

a.agregat kasar (split dan scern) dengan ukuran butir maksimum 19mm

b.agregat halus (abu batu) dengan ukuran butir maksimum 9,5mm

c.bahan filler (semen) dengan ukuran butiran maksimum 0,15mm

D. Langkah kerja

1.analisa ayak split

a. siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

b. lakukan pembagian agregat dalam dua sampel dengna cara riffler sampel

c. mengambil dan menimbang agregat yang telah dibagi tersebut.

d. ayak agregat menggunakan saringan standar.

e. timbang agregat yang tertahan pada setiap ayakan juga didalam pan

f. hitung persentase lolos dan tertahan pada masing-masing ayakan.


2. Analisa ayak screen

a. siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

b. lakukan kuatering pada screen.

c. ayakan screen dengan ayakan standarsecara manual dengan susunan saringan (37,5mm),
(25,0mm),(19,0mm),(12,5mm),(9,5mm),(4,75mm),(2,36mm),(1,18mm),(0,6mm), (0,3mm),
(0,15mm),(0,075mm).

d. setelah diayak sampai dengan menggunakan saringan (4,75mm) timbang agregat yang
tertahan pada masing-masing saringan.

e. screen yang lolos diayakan (4,75mm) diayak kembali dengan ayakan (2,36mm) sampai
0,075mm dengan bantuan alat getar selama 10 menit.

f. timbang berat agregat yang tertahan pada masing-masing saringan dan juga dalam pan

g. hitung persentase lolos kumulatifnya

3. Analisa ayak abu

a.siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

b. lakukan rifle sampler pada abu batu

c. ayak abu batu dengan ayakan (4,75mm),(2,36mm),(0,6mm),(0,3mm),(0,15mm) dan


(0,075mm) dengan cara manual atau dengan bantuan alat pengetar.

d. timbang agregat yang tertahan ditiap ayakan dan juga dalam pan

e. hitung persentase lolos komulatifnya.

4. Analisa ayak filler

a. timbang semen sesuai kebutuhan.

b. ayak dengan ayakan(0,3) (0,15) (0,075).

C. timbang semen yang tertahan masing-masing ayakan.

Anda mungkin juga menyukai