BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Persaingan dalam dunia bisnis saat ini semakin lama semakin ketat. Ketatnya
persaingan saat ini, memungkinkan sebuah perusahaan mengalami masalah yang
berdampak
pada kerugian perusahaan. Oleh karena itu, sebuah perusahaan harus
memperhatikan faktor-faktor yang dapat menjadi penyebab kerugian, salah satu
penyebab kerugian tersebut yaitu pengelolaan sumber manusia yang kurang optimal.
Di Indonesia pada saat ini banyak berkembang perusahaan-perusahaan besar,
perusahaan-perusahaan tersebut menjadikan Indonesia menjadi negara yang lebih
maju khususnya dalam perkembangan ekonomi. Saat ini banyak sekali perusahaan-
perusahaan dalam bidang advertising, makanan, minuman, tekstil, rokok serta masih
banyak lagi.
Perusahaan rokok merupakan salah satu perusahaan yang berpengaruh besar
dalam perekonomian negara melalui pajak cukai rokok yang diberikan tiap tahunnya.
Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Pelaksana Tugas Direktur Teknis dan Fasilitas
Cukai Kemenkeu 2018, Nugroho Wahyu yang mengatakan bahwa pajak cukai rokok
menjadi penyumbang terbesar dalam pendapatan kas negara melalui pajak cukai. PT
Gudang Garam Tbk merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam industri
tembakau yang masuk kedalam 200 Top Companies di Asia. Dalam penjualan rokok,
pendapatan perusahaan, dan penjualan saham per tahun, PT Gudang Garam Tbk.
selalu menduduki peringkat tiga teratas, hal ini berdasarkan data yang dilansir pada
laman kompas dan laman IDX, dari penjualan rokok PT Gudang Garam Tbk. pada
tahun 2017 berhasil menduduki peringkat ketiga dengan total penjualan rokok
mencapai 4.64 miliar batang rokok, lalu pada tahun 2018 pendapatan perusahaan PT
1
Gudang Garam Tbk. mencapai 83.3 triliun rupiah dan nilai saham yang dijual ke
publik berhasil menduduki nilai tertinggi dengan harga Rp. 77.500,00 per lembar.
GRAFIK PENJUALAN ROKOK PADA TAHUN 2017
Produksi Rokok (miliar batang)
101,3
58,8
7,87
4,64
PT. HM
SAMPOERNA Tbk. PT. DJARUM Tbk.
PT. GUDANG
GARAM Tbk. PT. BENTOEL
INTERNATIONAL
INVESTAMA Tbk.
2
77.500
3200
370
252
GGRM
HMSP
RMBA
WIIM
3
Sedangkan PT Wismilak Inti Makmur Tbk berada pada peringkat keempat dengan
kode saham WIIM, dan harga sahamnya sebesar Rp. 252,00 per lembar, 28.63 persen
saham diperuntukkan kepada publik, sedangkan 71.37 persen saham dipegang oleh
individu yang tergabung dalam dewan direksi, komisaris, atau keluarga owner.
Grafik Pendapatan Pada Tahun 2017
Pendapatan (Triliun)
99,1 93,5
83,3
20,3
4
IDX pendapatan pada perusahaan ini juga terus naik walaupun keuntunganya
cenderung negatif.
Dalam mengembangkan bisnisnya PT Gudang Garam Tbk tidak berdiri sendiri
melainkan membawahi beberapa anak perusahaan, salah satu anak perusahaan dari
PT Gudang Garam Tbk yaitu PT Surya Madistrindo yang merupakan distributor
resmi produk-produk dari PT Gudang Garam Tbk ke seluruh Indonesia.
Perusahaan PT Surya Madistrindo memiliki 12 kantor perwakilan regional dan
lebih dari 180 kantor perwakilan area di Indonesia. Salah satu kantor perwakilan
regional Jawa Barat terletak di Jl. Soekarno-Hatta 703, Margasari, Margacinta,
untuk
Bandung. Dalam menjalankan usahanya PT Surya Madistrindo area office Bandung
memiliki sekitar 204 karyawan yang terbagi menjadi beberapa unit kerja.
Dalam rangkaian aktivitas yang dilakukan karyawan berdasarkan hasil observasi,
dalam melaksanakan rangkaian aktivitasnya tenaga penjual lebih dituntut untuk
bekerja secara individu pada area pemasaran masing-masing, selain itu PT Surya
Madistrindo area office Bandung khususnya pada unit kerja marketing sering
mengadakan kegiatan-kegiatan untuk membangun hubungan yang harmonis antara
rekan kerja maupun atasan. Berdasarkan wawancara yang dilakukan pada admin unit
kerja marketing, dalam memberikan tugas kepada tenaga penjual, atasan lebih
cenderung fokus terhadap target penjualan yang dicapai oleh tenaga penjual
dibandingkan dengan proses yang dilakukan untuk mencapai target penjualan
tersebut. Selain itu, target yang diberikan oleh atasan menuntut tenaga penjual untuk
bersikap agresif dan kompetitif dalam mencapai target penjualan.
Robbins & Judge (2017) menyatakan bahwa budaya organisasi yang kuat
memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap perilaku karyawan dan secara
langsung mengurangi turnover. Dalam budaya yang kuat, nilai-nilai utama dalam
sebuah perusahaan sangat dipegang teguh dan tertanam pada seluruh karyawan, selain
itu budaya organisasi yang kuat akan membentuk kohesivitas, kesetiaan, dan
5
komitmen terhadap perusahaan sehingga dapat mengurangi keinginan karyawan
untuk meninggalkan perusahaan tempatnya bekerja.
Terdapat tujuh karakteristik utama yang merupakan hakikat dari budaya
organisasi menurut Robbins & Judge (2017) yaitu, inovasi dan keberanian dalam
mengambil resiko, perhatian pada hal-hal rinci, orientasi orang, orientasi hasil,
orientasi tim, keagresifan dan stabilitas.
Berdasarkan data turnover pada tahun 2017 dan tahun 2018 yang diberikan oleh
unit kerja personnel and general affairs, penelitian dibagi menjadi beberapa kategori
berdasarkan usia, masa kerja, tingkat pendidikan, dan keikatan terhadap
yaitu
organisasi. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Mobley (1986) (dalam Prawitasari,
2016) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi turnover intention yaitu lama kerja,
usia, tingkat, komitmen organisasi, kepuasan kerja dan budaya kerja.
6
35 sampai dengan 39 tahun, 11% tenaga penjual yang mengundurkan diri memilki
rentang usia 40 sampai dengan 44 tahun, 5% tenaga penjual yang mengundurkan diri
memiliki rentang usia 45 sampai dengan 49 tahun, dan 3% tenaga penjual yang
mengundurkan diri memiliki rentang usia 50 sampai dengan 54 tahun.
Turnover Tenaga penjual
Berdasarkan Masa Kerja
10 tahun 9 tahun 8 tahun 5 tahun 3 tahun 2 tahun
4%
14%
21%
18%
10%
33%
7
48% 34%
3% 15%
8
indomart, circel K). Tenaga penjual MD Spot bertugas melakukan aktivasi di rute-
rute yang tidak dapat dijangkau oleh micro event melalui alat (komputer) dengan
melakukan games berhadiah merchandise brand disetiap titik lokasi yang ramai
dikunjungi konsumen seperti HOP (hang out place) dan COI (Centre Of Influance.)
Tingkatan yang ketiga yaitu tenaga penjual sub agen atau dalam perusahaan lain
disebut juga sebagai supervisior yaitu bertugas mengontrol dan mengarahkan tenaga
penjual MD dan juga tenaga penjual TMC serta mendistribusikan produk-produk
gudang garam pada agen-agen besar maupun grosir besar.
Turnover Tenaga penjual Berdasarkan
Jenjang Karir
Sales Sub Agen Sales Merchandiser Sales TMC
8%
19%
73%
saat mengundurkan diri dari perusahaan menduduki posisi sebagai tenaga penjual Sub
Agen yang merupakan tingkatan ketiga pada career model tenaga penjual PT Surya
Madistrindo.
Berikut data dari unit kerja Personnel & General Affair mengenai tingkat
11
Gambar 1. 9 Diagram Ketidakhadiran Tenaga penjual Pada Bulan Januari 2019
Sumber : Olah Data Penulis, 2019
Berdasarkan data ketidakhadiran tenaga penjual pada bulan Januari 2019 di PT
Surya Madistrindo area office Bandung menunjukkan bahwa sebanyak 37% tenaga
penjual selalu hadir pada bulan Januari, 21% tenaga penjual tidak hadir satu hari pada
bulan Januari, 17% tenaga penjual tidak hadir dua hari pada bulan Januari, 14%
tenaga penjual tidak hadir tiga hari pada bulan Januari, 7% tenaga penjual tidak hadir
empat hari pada bulan Januari, dan 4% % tenaga penjual tidak hadir lebih dari empat
hari pada bulan Januari.
Sumber : Olah Data Penulis, 2019
Berdasarkan data ketidakhadiran tenaga penjual pada bulang Februari 2019 di PT
Surya Madistrindo area office Bandung menunjukkan bahwa sebanyak 40% tenaga
penjual selalu hadir pada bulan Februari, 26% tenaga penjual tidak hadir satu hari
pada bulan Februari, 18% tenaga penjual tidak hadir dua hari pada bulan Februari,
9% tenaga penjual tidak hadir tiga hari pada bulan Februari, 4% tenaga penjual tidak
hadir empat hari pada bulan Februari, dan 3 % tenaga penjual tidak hadir lebih dari 4
hari pada bulan Februari.
13
21
21
20
19 19
18
18
rata-rata per menit
17
16
Oktober
November
Desember
14
Manurung dan Ratnawati (2012) mengatakan bahwa kinerja sebuah perusahaan
ditentukan oleh kondisi serta perilaku karyawan dalam perusahaan tersebut.
Fenomena saat ini yang sering terjadi dalam sebuah perusahaan yaitu sulit mencegah
perilaku karyawan yang tidak diinginkan oleh perusahaan. Salah satu bentuk perilaku
karyawan tersebut yaitu keinginan berpindah (turnover intention) yang nantinya dapat
terwujud menjadi keputusan karyawan untuk meninggalkan pekerjaannya.
Manurung dan Ratnawati (2012) mengatakan bahwa meningkatnya turnover
intention telah menjadi masalah yang serius dalam sebuah perusahaan. Meningkatnya
turnover intention pada karyawan dapat menjadi prediktor dari tindakan nyata yaitu
turnover yang tinggi, hal ini tentunya dapat menyebabkan membesarnya biaya yang
harus dikeluarkan oleh perusahaan seperti biaya rekrutmen, seleksi dan pelatihan.
Menurut Mlambo (2013) turnover intention merupakan persepsi karyawan untuk
pergi dari organisasi disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya ketidakpuasan
terhadap pekerjaanya, ketidakpuasan terhadap kompensasi yang diberikan, dan lain
lain. Sedangkan menurut Robbins & Judge (2017) mengatakan bahwa turnover
intention adalah kecenderungan seorang karyawan yang memiliki kemungkinan
untuk meninggalkan perusahaan secara sukarela atau tidak sukarela, hal ini dapat
disebakan karena kurang sesuainya pekerjaan saat ini dan tersedianya alternatif
pekerjaan lain pada perusahaan lain.
Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa turnover intention
merupakan keinginan yang dimiliki seorang karyawan untuk meninggalkan
perusahaan tempatya bekerja yang belum diwujudkan dalam tindakan nyata yaitu
keluar dari perusahaan tersebut. Keinginan karyawan untuk meninggalkan perusahaan
tempatnya bekerja dapat diwujudkan ketika ada kesempatan dan peluang yang lebih
baik dari perusahaan tempatnya bekerja saat ini.
Turnover intention karyawan yang semakin lama semakin tinggi akan
mempengaruhi produktivitas karyawan dalam sebuah perusahaan, sehingga hal ini
tentu menjadi perhatian khusus bagi pihak perusahaan. Oleh karena itu, sebuah
15
perusahaan seperti PT Surya Madistrindo area office Bandung harus memperhatikan
kondisi yang dialami oleh para karyawan karena karyawan merupakan salah satu
asset penting. Dalam hal ini sebuah perusahaan harus secara khusus memperhatikan
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi turnover intention sehingga dapat menekan
tingkat turnover.
Berdasarkan uraian diatas, penulis berkeinginan untuk mengetahui lebih
mendalam mengenai faktor-faktor turnover intention pada tenaga penjual di PT Surya
Madistrindo area office Bandung, sehingga perusahaan ini dapat mencegah
terjadinya peningkatan turnover intention menjadi tindakan nyata yaitu turnover.
Maka dalam menyusun penelitian ini penulis tertarik untuk mengambil judul
“Analisis Faktor-faktor Turnover Intention pada Tenaga Penjual di PT Surya
Madistrindo Area Office Bandung”.
16
2. Untuk mengetahui faktor-faktor dominan yang menyebabkan terjadinya
turnover intention pada tenaga penjual di PT Surya Madistrindo Area Office
Bandung
1.3.2 Manfaat Penelitian
Manfaat dan kegunaan penulisan adalah :
a. Bagi Peneliti
Diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan bagi peneliti dalam
memahami ilmu mengenai faktor-faktor turnover intention, khususnya pada
tenaga penjual PT Surya Madistrindo Area Office Bandung.
b. Bagi Perusahaan
Diharapkan penelitian ini dapat menjadi penilaian apakah tingkat turnover
intention pada tenaga penjual di PT Surya Madistrindo Area Office Bandung
telah baik atau kurang baik, jika kurang baik maka perlu adanya perbaikan.
17
berasal dari para ahli serta sudah pernah digunakan pada penelitian
sebelumnya dan telah terbukti kebenarannya.
3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini membahas mengenai prosedur yang menjadi acuan dalam
melaksanakan penelitian ini, seperti objek penelitian, jumlah populasi dan
sampel yang digunakan pada penelitian, operasional variabel, dan analisis
yang akan diolah pada penelitian.
4. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini membahas mengenai hasil dari data yang telah disebarkan melalui
kuesioner kemudian data tersebut diolah menjadi data statistik. Data yang
telah diolah mejadi data statisik kemudian dianalisis sesuai dengan metode
analisis yang digunakan. Hasil olah data tersebut bersifat kongkrit, sesuai
dengan yang ada dalam hasil angket yang disebarkan kepada responden.
5. BAB V PENUTUP
Bab ini membahas mengenai kesimpulan dari hasil penelitian yang sedang
dilakukan serta memberikan saran kepada pihak yang terkait dalam proses
penelitian.
18