Anda di halaman 1dari 7

TUGAS KELOMPOK

PENGELOLAAN RISIKO USAHA


STUDI KASUS
“PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DENGAN MENGGUNAKAN SPECIFIC
MARKET RISK PT GUDANG GARAM Tbk”

DOSEN PENGAMPU: NOVIHERNI.,SE.M.M

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1
1. Anaya (2022021040)
2. Desi Nosianti (2022021047)
3. Nandita Putri (2022021039)
4. Suci Nurhaliza (2022021046)
5. Shakilah Saraswati (2022021038)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI

YAYASAN ADMINISTRASI INDONESIA

JAKARTA 2024
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.................................................................................................................................i
LATAR BELAKANG.................................................................................................................ii
BAB I...........................................................................................................................................1
PEMBAHASAN..........................................................................................................................1
1.1 ANALISIS MASALAH................................................................................................1
1.2 SOLUSI MASALAH....................................................................................................1
1.3 DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF..........................................................................2
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................3

i
LATAR BELAKANG

Salah satu perusahaan rokok terbesar di Indonesia yaitu PT Gudang Garam sempat
menjadi perusahaan yang juga mendapat dampak dari pelemahan nilai tukar rupiah terhadap
dollar Amerika Serikat yang melanda Indonesia. Sebagaimana dijelaskan dalam berita yang
diterbitkan oleh liputan6.com berikut ini:

Dampak Pelemahan Rupiah Mulai Terasa ke Emiten

Pelemahan mata uang rupiah dalam beberapa hari terakhir mempengaruhi laba-laba
perusahaan yang sudah melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Berdasarkan data Bloomberg,
nilai tukar rupiah pada hari Rabu (21/8/2013) sudah menyentuh ke level Rp 10.963 per dolar
Amerika Serikat (AS). Pergerakan nilai tukar rupiah yang terjadi hari ini sangat mempengaruhi
emiten-emiten yang sudah melantai di bursa.

Kepala Strategi Riset dan Ekuitas Bahana Sekuritas me Harry Su mengatakan, akibat
dampak pergerakan pelemahan rupiah, banyak emiten yang terkena dampak dari pelemahan
rupiah tersebut.

“Jelaslah, pelemahan rupiah itu sangat jelek untuk pasar. Tapi emiten yang mempunyai
utang berdasarkan mata uang dolar AS,” ujar Harry ketika ditemui dalam acara Halal bi Halal
Bahana Group dan Market Update di Graha Cimb Niaga, Jakarta, Rabu (21/8/2013).

Menurut Harry, selain faktor pelemahan rupiah yang mempengaruhi laba bersih di
setiap emiten, dan juga kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate). Adapun saham
yang sangat terpengaruh terhadap pelemahan nilai tukar rupiah adalah, PT Indosat Tbk (ISAT).
Saham telekomunikasi tersebut terkena dampak 17,9% dari laba bersih, sedangkan pengaruh BI
Rate hampir sebesar 24% dari raihan laba bersih. Selain ISAT, laba bersih perusahaan PT
Gudang Garam Tbk (GGRM) juga megalami penurunan hingga 0,9%. Laba PT Bakrie
Telekomunikasi Tbk (BTEL) juga mengalami penurunan hingga 5,9% dan laba bersih PT Gajah
Tunggal Tbk (GJTL) mengalami penurunan 5,9%.

Lanjut Harry, pelemahan rupiah juga menurunkan laba bersih emiten, tapi juga
memberikan dampak pada keuntungan emiten. PT Timah Tbk (TINS) mengalami penurunan
keuntungan hingga 5,2%, sedangkan PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) mengalami penurunan
laba bersih hingga 3,4 %.

“Pelemahan mata uang rupiah juga berdampak pada PT Sarana Menara Nusantara Tbk
(TOWR) mengalami penurunan laba bersih hingga sebesar 3,9%,” tegasnya. Ditambahkannya,
pelemahan rupiah yang semakin tajam, memang mempengaruhi kinerja emiten, khususnya yang
berpendapatan mata uang dolar AS.

Berdasarkan berita diatas PT Gudang Garam menjadi salah satu perusahaan yang
mengalami penurunan laba bersihnya sebesar 0,9% akibat melemahnya nilai rupiah. Hal ini
dialami oleh PT Gudang Garam karena perusahaan membutuhkan bahan baku utama berupa
tembakau dan cengkeh yang berkualitas untuk produk mereka.

Sementara kualitas panen tembakau dan cengkeh lokal yang menjadi bahan baku utama
tersebut sangatlah bergantung pada cuaca. Faktor cuaca yang kini sering tidak menentu

ii
mengakibatkan penurunan kualitas panen kedua bahan baku tersebut. Akibatnya, perusahaan
terpaksa harus mengimpor persediaan bahan baku mereka dari luar negeri untuk menjaga
kualitas produk yang dihasilkan. Hal inilah pada akhirnya yang menyebabkan menurunnya
pendapatan dan laba bersih perusahaan.

Selain itu penurunan pendapatan dan laba bersih PT. Gudang Garam disebabkkan juga
oleh aturan pemerintah, karena sebelumnya industri rokok diberatkan dengan aturan pemerintah
yaitu regulasi mengenai rokok, PP Nomor 109 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung
Zat Adiktif berupa produk Tembakau bagi kesehatan yang dikeluarkan pemerintah tahun 2012.

Aturan itu mengacu pada Framework Convention on Tobacco Control (FCTC) yang
dicanangkan oleh WHO pada tahun 2003. Salah satu aturannya berupa kenaikan bea pita cukai
yang secara terus menerus dan juga kewajiban menampilkan gambar-gambar seram dari bahaya
rokok pada kemasan dan iklan rokok.

Biaya pita cukai dan PPN Gudang Garam pada tahun 2013 mencapai 29 triliun, atau
setara 67% dari total beban biaya pokok penjualan Gudang Garam. Jika dibandingkan dengan
pendapatan penjualan, maka biaya pita cukai Gudang Garam tahun 2013 setara dengan 54%
hasil pendapatan penjualan perusahaan. Artinya, 54% dari total pendapatan penjualan Gudang
Garam tahun 2013 digunakan untuk membayar bea pita cukai dan PPN.

Selanjutnya, jika dilihat dalam beberapa tahun belakang, kontribusi biaya pita cukai dan
PPN tersebut nilainya selalu diatas 50% dari total pendapatan penjualan Gudang Garam.
Bagaimana pun itu perusahaan harus tetap mengeluarkan dana untuk membayar besarnya biaya
pita cukai sesuai aturan.

Kemudian, ditambah dengan kewajiban perusahaan menampilkan gambar-gambar dari


bahaya dan dampak negatif rokok pada kemasan serta iklan produk secara tidak langsung akan
mengurangi minat para konsumen untuk merokok. Hal ini tentu saja akan menurunkan
penjualan rokok, termasuk rokok Gudang Garam itu sendiri, dan dampak lainnya dari ketatnya
aturan pemerintah dalam industri rokok adalah Gudang Garam harus mengurangi dan
menghemat biaya perusahaan yang lainnya.

iii
BAB I
PEMBAHASAN
1.1 ANALISIS MASALAH

Specific market risk merupakan risiko yang hanya dialami secara khusus pada suatu
sektor atau sebagian bisnis saja tanpa bersifat menyeluruh (Agus Sucipto: Manajemen Risiko).
Kasus ini termasuk dalam kebijakan yang diberlakukan pada sektor Industri, yaitu rokok.

Sesuai dengan pembahasan studi kasus diatas, PT Gudang Garam ikut merasakan
dampak dari penurunan nilai tukar rupiah yang berakibat menurunnya laba bersih perusahaan.
Hal itu kemudian juga berdampak pada membagian deviden kepada para pemegang saham,
serta peraturan pemerintah yang dapat menurunkan penjualan produk serta pendapatan
perusahaan.

Salah satu cara yang dilakukan oleh PT Gudang Garam Tbk untuk menanggulangi risiko
tersebut adalah dengan melakukan kebijakan penawaran pensiun dini kepada para karyawannya
terutama karyawan borongan sigaret kretek tangan (SKT) dan operasional dengan alasan untuk
mengantisipasi dampak buruk yang akan terjadi pada perusahaan dimasa mendatang akibat
bertambah ketatnya peraturan industri rokok yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

Dari kedua studi kasus perusahaan tersebut, dapat menjadi contoh penerapan
manajemen risiko di perusahaan. Penerapan manajemen risiko diharapkan berfungsi dengan
baik untuk kepentingan perusahaan. Pada akhirnya manajemen risiko bertujuan untuk
mendorong dan mendukung pengembangan, pengelolaan risiko usaha perusahaan dengan
penerapan prinsip dalam manajemen risiko.

1.2 SOLUSI MASALAH


Solusi masalah dalam penerapan manajemen risiko dengan menggunakan Specific
Market Risk pada studi kasus PT Gudang Garam Tbk dapat mencakup beberapa langkah
strategis, antara lain:
1) Transparansi dan Tata Kelola Perusahaan yang Baik:
Penting bagi PT Gudang Garam Tbk untuk meningkatkan transparansi dan menerapkan
prinsip tata kelola perusahaan yang baik. Dengan demikian, perusahaan dapat memperbaiki
reputasi dan kepercayaan dari para investor dan pemegang saham

2) Diversifikasi Pasokan Bahan Baku:


Perusahaan dapat mempertimbangkan untuk diversifikasi pasokan bahan baku dengan
mencari sumber alternatif yang lebih stabil. Hal ini dapat membantu mengurangi risiko
yang timbul akibat ketidakpastian cuaca yang mempengaruhi kualitas panen bahan baku.

3) Pengelolaan Risiko Keuangan:


PT Gudang Garam Tbk perlu melakukan pengelolaan risiko keuangan yang lebih efektif,
termasuk dalam hal manajemen pasokan, piutang, dan perubahan peraturan terkait. Dengan
demikian, perusahaan dapat mengurangi dampak negatif dari fluktuasi pasar dan perubahan
regulasi.

1
4) Adaptasi terhadap Perubahan Pasar:
Perusahaan harus mampu beradaptasi dengan perubahan pasar yang dinamis, termasuk
dalam hal kebijakan pemerintah terkait industri rokok. Dengan memahami dan merespons
perubahan pasar dengan cepat, PT Gudang Garam Tbk dapat meminimalkan risiko yang
mungkin timbul.
Dengan menerapkan solusi-solusi di atas, PT Gudang Garam Tbk dapat memitigasi risiko yang
terkait dengan Specific Market Risk dan meningkatkan kinerja serta ketahanan perusahaan
dalam menghadapi ketidakpastian pasar.

1.3 DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF


Dampak positif dan negatif dalam penerapan manajemen risiko dengan menggunakan
Specific Market Risk pada studi kasus PT Gudang Garam Tbk dapat mencakup beberapa
langkah strategis, antara lain:
Dampak positif dan negatif dalam penerapan manajemen risiko dengan menggunakan Specific
Market Risk pada studi kasus PT Gudang Garam Tbk dapat mencakup beberapa langkah
strategis, antara lain:
Dampak Positif:
1) Transparansi dan Tata Kelola Perusahaaan
Meningkatkan transparansi dan tata kelola perusahaan dapat memperbaiki reputasi
perusahaan dan memperkuat kepercayaan investor.
2) Diversifikasi Pasokan Bahan Baku
Diversifikasi pasokan bahan baku dapat membantu mengurangi risiko yang timbul akibat
ketidakpastian cuaca dan menjaga kualitas produk.
3) Pengelolaan Risiko Keuangan
Pengelolaan risiko keuangan yang efektif dapat membantu perusahaan mengurangi dampak
negatif dari fluktuasi pasar dan perubahan regulasi.
4) Adaptasi terhadap Perubahan Pasar
Kemampuan perusahaan untuk beradaptasi dengan perubahan pasar dapat membantu dalam
meminimalkan risiko yang mungkin timbul.

Dampak Negatif:
1) Penurunan Pendapatan dan Laba Bersih
Faktor-faktor seperti penurunan kualitas panen bahan baku dan aturan pemerintah dapat
menyebabkan penurunan pendapatan dan laba bersih perusahaan.
2) Ketergantungan pada Impor Bahan Baku
Ketergantungan pada impor bahan baku dari luar negeri untuk menjaga kualitas produk
dapat meningkatkan biaya produksi dan mempengaruhi profitabilitas perusahaan.
3) Pengaruh Kondisi Pasar
Perubahan kondisi dan situasi pasar dapat berdampak pada laba bersih perusahaan,
terutama dalam kondisi pasar yang tidak stabil.
4) Ketidakpastian Cuaca
Ketidakpastian cuaca dapat menyebabkan penurunan kualitas panen bahan baku dan
memaksa perusahaan untuk mengimpor bahan baku dari luar negeri
Dengan memahami dampak positif dan negatif tersebut, perusahaan seperti PT Gudang Garam
Tbk dapat mengambil langkah-langkah strategis yang tepat dalam penerapan manajemen risiko
dengan menggunakan Specific Market Risk.

2
DAFTAR PUSTAKA

Nafisa, F. (2024) Contoh Kasus Manajemen Risiko dan Analisisnya, GRC Indonesia. Available
at: https://grc-indonesia.com/contoh-kasus-manajemen-risiko-dan-analisisnya/ (Accessed: 25
March 2024).
Fikri, A. (2023) Penerapan Manajemen Risiko dengan Menggunakan Specific Market Risk
(Studi Kasus : PT GUDANG GARAM Tbk), Depoknetwork.com. Available at:
https://depoknetwork.com/ragam/penerapan-manajemen-risiko-dengan-menggunakan-specific-
market-risk-studi-kasus-pt-gudang-garam-tbk/ (Accessed: 25 March 2024).

Anda mungkin juga menyukai