Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Assalammu’alaikum wr wb.

Puji dan syukur penulis sampaikan atas rahmat dan kehadirat Allah SWT yang mana
telah memberikan hidayah kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan laporan
“Praktikum Instalasi Listrik II” dengan baik dan tepat waktu. Sebagai mata kuliah
keahlian berkarya maka sangat dituntut sekali kesabaran dan kehati-hatian dalam
melakukan pratikum. Oleh karena itu pada setiap diri pribadi yang akan melakukan
kegiatan praktek harus bersikap dengan ketentuan yang berlaku.

Laporan praktek ini penulis susun berdasarkan apa yang dilaksanakan selama
kegiatan mata kuliah bengkel berlangsung. Selain dari hal-hal yang telah penulis
ucapkan dan ungkapaN juga sebagai bentuk keseriusan penulis dalam melaksanakan
praktek yang dilakukan pada semester ini yang telah terselesaikan sesuai job yang
diberikan.

Akhir kata pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada semua
pihak yang telah membantu sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan bengkel
ini dengan baik dan tepat waktu. Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan
laporan ini masih jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya.
Namun demikian, penulis telah berusaha dengan segala kemampuan dan pengetahuan
yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik.

Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan
laporan-laporan praktikum penulis selanjutnya. Penulis berharap semoga laporan ini
dapat berguna bagi kita semua.

Padang, 01 November 2022

Aisyah Azelia Nofrizal


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dengan berkembangnya zaman sekarang ini, kita dikelilingi dengan yang
berhubungan dengan kelistrikan baik di industru maupun di masyarakat umum.
Dalam teori maupun praktek dalam kelistrikan ada beberapa hal yang harus
menjadi prinsip dasar suatu instalasi yaitu :
a. Kehandalan (Accersibility)
b. Ketercapaian (Realibity)
c. Keindahan (Beauty)
d. Keamanan (Safety)
e. Ekonomis (Economis)
f. Pengaruh Lingkungan (Impact on environment)
g. Ketersediaan (Aviability)
Dengan berpedoman pada prinsip-prinsip dasar diatas,maka sangat diperlukan
informasi dan petunjuk yang sangat bermanfaat, seperti pada praktek instalasi yang
sedang dilakukan.
Pada Praktikum Instalasi Listrik kita harus berpedoman pada PUIL 2000 dan
UU Ketenagalistrikan tahun 2002 atau pada PUIL 2011. Pada instalasi ini
menggunakan sumber 1 fasa dengan 4 group yang terdiri dari beberapa komponen
dan pembagian ini harus diperhitungkan agar energi listrik terpenuhi dengan baik
dan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

1.2 Tujuan Praktikum


Setelah melakukan praktikum, mahasiswa diharapkan dapat :

1. Mahasiswa mampu menjelaskan  dan memasang instalasi penerangan satu


phasa atas beberapa group sesuai dengan standarisasi yang ada.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan  dan memasang instalasi penerangan untuk
mengoperasikan lampu dari beberapa tempat operasi.
3. Mahasiswa mampu menjelaskan  dan memasang instalasi penerangan parkir
dengan menggunakan LDR dan Staircase.
BAB II

TEORI DASAR

Instalasi listrik untuk penerangan atau bisa disebut dengan instalasi


penerangan adalah instalasi listrik yang memberi tegangan listrik atau keperluan
penerangan lampu dan alat-alatnya. Biasanya instalasi penerangan didalam rumah
atau gedung menggunakan sistem radial, karena sederhana dan mudah digunakan.
Fungsi instalasi listrik adalah mempermudah pemasangan pada instalasi
listrik. Listrik menjadi energi lain sejak ditemukan beberapa penemuan oleh Alfa
Edision (1847-1931), termasuk diantara lain yaitu lampu pijar.
Ada 4 hal yang harus diketahui tengtang listrik yaitu sebagai berikut:
1. Listrik mempunyai arus disebut arus listrik dengan simbol “I” dan
dinyatakan dalam satuan Ampere “A”
2. Listrik mempunyai tegangan disebut dengan tegangan listrik dengan
simbol “V” yang dinyatakan dalam satuan Volt “V”
3. Listrik mempunyai hambatan yang biasa disebut dengan hambatan
listrik dengan simbol “R” dengan satuan Ohm
4. Listrik mempunyai daya yang disebut dengan daya listrik dengan
simbol “F” dengan satuan Watt yang ditulis “W”
Dalam memanfaatkan energi listrik manusia banyak terbantu dalam
kehidupan sehari-hari, seperti kita bisa memasak nasi dan memperoleh cahaya
melalui lampu. Agar listrik dapat dimanfaatkan secara aman dan nyaman bagi
pengguna dan konsumen maka dipergunakan instalasi listrik untuk penerangan atau
stop kontak untuk tenaga. Suatu instalasi listrik terdiri dari beberapa komponen yaitu
sebagai berikut:

2.1 MCB (Miniatur Circuit Breaker)

Gambar 2.1 Bentuk dan Simbol MCB


A. Pengertian MCB
MCB (Miniature Circuit Breaker) atau Miniatur Pemutus Sirkuit
adalah sebuah perangkat elektromekanikal yang berfungsi sebagai
pelindung rangkaian listrik dari arus yang berlebihan. Dengan kata lain,
MCB dapat memutuskan arus listrik secara otomatis ketika arus listrik
yang melewati MCB tesebut melebihi nilai yang ditentukan. Namun saat
arus dalam kondisi normal, MCB dapat berfungsi sebagai saklar yang bisa
menghubungkan atau memutuskan arus listrik secara manual.
MCB pada dasarnya memiliki fungsi yang hampir sama dengan
Sekering (FUSE) yaitu memutuskan aliran arus listrik rangkaian ketika
terjadi gangguan kelebihan arus. Terjadinya kelebihan arus listrik ini dapat
dikarenakan adanya hubung singkat (Short Circuit) ataupun adanya beban
lebih (Overload). Namun MCB dapat di-ON-kan kembali ketika rangkaian
listrik sudah normal, sedangkan Fuse/Sekering yang terputus akibat
gangguan kelebihan arus tersebut tidak dapat digunakan lagi.
B. Fungsi MCB
1. Sebagai pemutus arus
2. Sebagai pengaman hubungan arus pendek atau korsleting
3. Sebagai sakelar utama
4. Sebagai pengaman beban berlebih

2.2 Saklar Staircase

Gambar 2.2 Bentuk dan Simbol Staircase


A. Pengertian Saklar Staircase
Saklar staircase adalah saklar yang bekerja berdasarkan prinsip
elektromagnetik dengan fungsi untuk menghubungkan sumber listrik ke
beban dalam waktu yang telah diatur. Ketika waktu kerja saklar staircase
habis maka akan memutuskan sumber listrik ke beban sehingga beban
(lampu) akan off. Penggunaan saklar staircase umumnya digunakan pada
tempat dengan penggunaan beban sementara, seperti pada tangga, garasi
dll.
B. Prinsip Kerja saklar Staircase
Saklar staircase bekerja dengan menggunakan prinsip
elektromagnetik seperti halnya dengan kontaktor dan relay. Ketika ada
sinyal berupa tegangan yang masuk ke terminal 4 maka coil akan aktif dan
menarik tuas saklar sehingga menghubungkan terminal 3 dengan fasa
(line). Di saat yang bersamaan waktu saklar staircase mulai menghitung
mundur sampai waktu yang telah diatur, dan ketika waktu habis maka
akan memutus arus di terminal 4 dan membuat coil tidak aktif. coil yang
tidak aktif akan membuka rangkaian di terminal 3 sehingga beban
terputus.

2.3 Saklar Impuls

Gambar 2.3 Bentuk dan Simbol Saklar Impuls


A. Pengertian Saklar Impuls
Saklar impuls adalah salah satu jenis saklar yang bekerja berdasarkan
prinsip elektromagnetik dengan posisi saklar yang akan berubah setiap
impuls bekerja ketika ada tegangan yang masuk ke coil. Dalam
pengoperasiannya, saklar impuls harus dikombinasikan dengan saklar
tekan (push button). Saklar tekan adalah saklar yang dapat
menghubungkan dan memutuskan aliran listrik tanpa adanya penguncian.
Dalam mengontrol sebuah beban (on atau off), saklar tekan berfungsi
sebagai kontrol bantu sehingga apabila ada sinyal dari saklar tekan maka
impuls akan bekerja dan membuat beban akan ON atau OFF.

B. Cara Kerja Saklar Impuls


Saklar impuls bekerja berdasarkan prinsip elektromagnetik sehingga
apabila ada tegangan kerja yang berasal dari saklar tekan (push button)
masuk ke coil maka akan mengaktifkan saklar impuls. Saklar impuls yang
bekerja akan memberikan sinyal ke beban (ON atau OFF). Dengan
sederhana prinsip kerja saklar impuls sebagai berikut:
 Push button di tekan > Impuls bekerja ON > lampu nyala
 Push button di tekan > Impuls bekerja OFF > lampu padam
 Push button di tekan > Impuls bekerja ON > lampu nyala
 Push button di tekan > Impuls bekerja OFF > lampu padam
 Begitu seterusnya...

2.4 Saklar Bel

Gambar 2.4 Bentuk dan Simbol Saklar Bel


A. Pengertian Saklar Bel
Saklar bel atau push button adalah saklar tekan yang berfungsi sebagai
pemutus atau penyambung arus listrik dari sumber kebeban (lampu).
Saklar bel atau push button memiliki kontak NO (Normally Open).

B. Prinsip Kerja Saklar Bel


Prinsip kerja saklar bel atau push button NO adalah apabila dalam
keadaan normal atau tidak ditekan maka kontak tidak berubah, dan apabila
saat ditekan maka kontak NO atauu kontak bel akan menjadi terhubung.

C. Fungsi Saklar Bel


Saklar bel berfungsi sebagai pemberi tegangan sesaat pada beban atau
komponen elektromagnetik. Saat saklar bel ditekan maka tegangan akan
mengalir ke beban atau ke kompone elektromagnetik, dan saat saklar bel
dilepas maka otomatis saklar bel langsung berhenti menghubungkan arus
ke beban.

2.1 Saklar Silang


A. Pengertian Saklar Silang
Saklar silang merupakan suatu saklar yang digunakan untuk
mengendalikan (mematikan dan menghidupkan) sebuah lampu di tiga
tempat yang bebeda. Oleh karena fungsi tersebut saklar jenis ini sangat
jarang digunakan kecuali pada suatu tempat yang mempunyai banyak
sekali ruangan. Misalnya pada suatu hotel atau gedung yang mempunyai
banyak ruangan koridor sehingga penggunaan sakalr ini akan sangat
efektif.

B. Fungsi Saklar Silang


Saklar silang ini digunakan untuk mengendalikan (menyalakan dan
mematikan) satu buah lampu di tiga tempat yang berbeda. Misalkan pada
suatu hotel pada lantai bertingkat yaitu lantai 1, lantai 2 dan lantai 3.
Kemudian saklar silang ini ditempatkan di masing masing lantai tersebut
dan lampu ditempatkan di lantai 2. Jadi kita bisa menyalakan dan
mematikan lampu pada lantai dua, di masing - msaing lantai tersebut yang
terdapat saklar silang.

C. Cara Kerja Saklar Silang


Pada tiap-tiap saklar akan memiliki satu kutub bertegangan dan satu
kutub tidak bertegangan , ketika tuas salah satu saklar ditekan maka pada
saklar itu sendiri akan memindahkan kutub yang bertegangan menjadi tidak
bertegangan dan sebaliknya pada saklar lainnya. Inilah yang menyebabkan
lampu penerangan dapat dinyalakan dari berbagai tempat.

2.2 Timer Theben

Gambar 2.6 Bentuk dan Simbol Timer Theben

A. Pengertian Timer Theben


Timer Theben atau ada yang menyebutnya sebagai timer switch
merupakan salah satu alat kelistrikan yang berfungsi sebagai saklar
otomatis yang prinsip kerjanya berdasarkan waktu yang disetting.

B. Bagian Bagian Terminal Timer Theben


 Terminal nomor 1 pada timer theben merupakan output / outgoing
yang bersifat NO (Noramally Open) dari timer yang dihubungkan ke
lampu. Sehingga lampu akan menyala apabila timer mulai menghitung
dan lampu akan padam apabila waktu timer habis.
 Terminal nomor 2 pada timer theben merupakan input / incoming fasa
yang dihubungkan dengan sumber listrik (output MCB).
 Terminal Nomor 3 pada timer theben merupakan output / outgoing
yang bersifat NC (Noramally Closed) dari timer yang dihubungkan ke
lampu. Fungsi terminal ini berbanding terbalik dengan terminal nomor
1 sehingga membuatnya akan memadamkan lampu apabila timer mulai
menghitung dan akan menyalakan lampu apabila waktu timer habis.
 Terminal nomor 7 pada timer theben merupakan input / incoming fasa
yang juga dihubungkan dengan sumber listrik (output MCB) untuk
memberikan tegangan pada motor timer.
 Terminal nomor 8 pada timer theben merupakan input / incoming
netral yang dihubungkan dengan sumber listrik netral, yang digunakan
sebagai suplly listrik netral untuk motor timer. Sehingga terminal
nomor 7 dan 8 akan membuat timer mulai menghitung (aktif).

2.3 LDR atau Photocell

Gambar 2.7 Bentuk dan Simbol Photocell

A. Pengertian Photocell
Photocell atau disebut juga dengan Photocontrol dan LDR (Light
Dependent Resistence) adalah sebuah komponen elektronika yang bekerja
berdasarkan intensitas cahaya yang diterimanya.
Photocell berfungsi untuk Penerangan Jalan Umum (PJU) yang bekerja
secara otomatis dnengan menggunakan sensor intensitas cahaya yang
disebut dengan Photocell (photocontrol). Photocell merupakan pengganti
Switch (saklar) manual ke Switch yang bekerja secara otomatis.
B. Cara Kerja Photocell
Cara kerja daro Photocell yaitu memutuskan sumber listrik menuju
lampu saat intensitas cahaya terang, sehingga lampu akan mati, begitu
sebaliknya, photocell akan terhubung dan mengalirkan sumber listrik
menuju lampu saat intensitas cahaya kurang (gelap), sehingga lampu akan
menyala. Photocell tersebut terhubung dan terputus secara otomatis.
LDR (Light Dependent Resistence) yang memiliki arti Resistence
(tahanan) yang tergantung pada cahaya. LDR merupakan suatu komponen
elektronika sejenis Resistor yang nilai tahanannya akan berubah sesuai
dengan intensitas cahaya yang diterimanya.
Artinya nilai resistansi atau hambatan pada LDR akan berkurang atau
menurun saat terkena intensitas cahaya kecil (gelap), nilai resistansi LDR
pada saat terkena intensitas cahaya kecil sekitar 500 ohm. Sebaliknya,
nilai resistansi LDR akan bertambah atau meningkat saat terkena
intensitas cahaya yang besar atau terang. nilai resistansi LDr pada saat
diberi cahaya gelap sekitar 200 kilo ohm.
Mengapa demikian karena nilai resistansi pada LDR menjadi besar
menyebabkan tegangan listrik menuju lampu terhambat dan lampu mati.

2.4 Relay

Gambar 2.8 Bentuk dan Simbol Relay

A. Pengertian Relay
Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan
merupakan komponen Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri
dari 2 bagian utama yakni Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal
(seperangkat Kontak Saklar/Switch). Relay menggunakan Prinsip
Elektromagnetik untuk menggerakkan Kontak Saklar sehingga dengan
arus listrik yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik yang
bertegangan lebih tinggi.
B. Prinsip Kerja Relay
Pada dasarnya, Relay terdiri dari 4 komponen dasar yaitu :
1. Electromagnet (Coil)
2. Armature
3. Switch Contact Point (Saklar)
4. Spring
Berikut ini merupakan gambar dari bagian-bagian Relay :

Kontak Poin (Contact Point) Relay terdiri dari 2 jenis yaitu :


 Normally Close (NC) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan
selalu berada di posisi CLOSE (tertutup)
 Normally Open (NO) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan
selalu berada di posisi OPEN (terbuka)
Berdasarkan gambar diatas, sebuah Besi (Iron Core) yang dililit oleh
sebuah kumparan Coil yang berfungsi untuk mengendalikan Besi
tersebut. Apabila Kumparan Coil diberikan arus listrik, maka akan timbul
gaya Elektromagnet yang kemudian menarik Armature untuk berpindah
dari Posisi sebelumnya (NC) ke posisi baru (NO) sehingga menjadi
Saklar yang dapat menghantarkan arus listrik di posisi barunya (NO).
Posisi dimana Armature tersebut berada sebelumnya (NC) akan menjadi
OPEN atau tidak terhubung. Pada saat tidak dialiri arus listrik, Armature
akan kembali lagi ke posisi Awal (NC). Coil yang digunakan oleh Relay
untuk menarik Contact Poin ke Posisi Close pada umumnya hanya
membutuhkan arus listrik yang relatif kecil.
C. Fungsi-fungsi dan Aplikasi Relay
Beberapa fungsi Relay yang telah umum diaplikasikan kedalam
peralatan Elektronika diantaranya adalah :
 Relay digunakan untuk menjalankan Fungsi Logika (Logic
Function)
 Relay digunakan untuk memberikan Fungsi penundaan waktu
(Time Delay Function)
 Relay digunakan untuk mengendalikan Sirkuit Tegangan tinggi
dengan bantuan dari Signal Tegangan rendah.
 Ada juga Relay yang berfungsi untuk melindungi Motor ataupun
komponen lainnya dari kelebihan Tegangan ataupun hubung
singkat (Short).
BAB III
ALAT DAN BAHAN

3.1 Alat
1. Tang pengupas 1 buah
2. Tang potong 1 buah
3. Tang kombinasi 1 buah
4. Tang lancip 1 buah
5. Obeng + 1 buah
6. Obeng - 1 buah
7. Tespen 1 buah
8. Palu 1 buah
9. Gergaji 1 buah
10. Multimeter 1 buah

3.2 Bahan
1. Kabel NYA 1,5 mm2 merah secukupnya
2. Kabel NYA 1,5 mm2 kuning secukupnya
3. Kabel NYA 1,5 mm2 biru secukupnya
4. Kabel NYA 1,5 mm2 hitam secukupnya
5. Kabel NYA 1,5 mm2 kuning-hijau secukupnya
6. MCB 1 fasa 6A 4 buah
7. Timer 1 buah
8. Relay 1 buah
9. Saklar staircase 1 buah
10. Terminal 1 buah
11. Pipa PVC secukupnya
12. Klem pipa secukupnya
13. Kotak hubung 4 buah
14. T-dos 1 buah
15. Elbow 15 buah
16. Stop kontak 3 buah
17. Kedudukan saklar 12 buah
18. Fitting lampu 7 buah
19. Lampu 7 buah
20. Saklar seri 1 buah
21. Saklar tukar 3 buah
22. Saklar silang 1 buah
23. Saklar bel 4 buah
24. Sekrup secukupnya
25. Fotocell 1 buah
26. Isolasi secukupnya
BAB V
LANGKAH KERJA

5.1 Langkah Kerja Grup 1


1. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan, seperti saklar seri, saklar
tukar, impuls, dan saklar bel serta stop kontak dan lain-lain.
2. Memasang semua komponen pada papan kerja sesuai dengan gambar
rangkaian.
3. Memasang pipa instalasi untuk penempatan kabel sesuai dengan gambar
rangkaian.
4. Memasang kabel sesuai dengan diagram pengawatan dimana dua buah
lampu yaitu lampu pada C dan C1 dikontrol oleh satu buah saklar seri, dan
lampu D yang dikontrol oleh saklar impuls.
5. Memasang kabel sesuai pengawatan menuju input dari saklar bel dan
output dari saklar bel dihubungkan ke input A1 saklar impuls dan output
A2 dihubungkan ke netral.
6. Menyambung netral dari sumber ke semua komponen dan juga
menyambungkan ground pada stop kontak.
7. Memeriksa semua penyambungan terutama pada kotak hubung dan
memastikan semua penyambungan betul dan sama serta jangan lupa beri
isolasi.

5.1 Langkah Kerja Grup 2


1. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan, seperti saklar tukar, saklar
silang,stop kontak, dan fitting lampu.
2. Memasang semua komponen pada papan kerja sesuai dengan gambar
rangkaian.
3. Memasang pipa instalasi grup 2 untuk penempatan kabel sesuai dengan
gambar rangkaian.
4. Memasang semua kabel sesuai dengan gambar pengawatan dimana
sumber MCB 2 langsung dihubungkan dengan prinsip kerja mengontrol 1
lampu oleh 3 saklar.
5. Menyambung netral dari kotak hubung ke lampu dan stop kontak.
6. Menyambung grounding dari kotak hubung ke stop kontak.
7. Memeriksa semua penyambungan dan pemasangan pada saklar dan fitting
lampu, setelah itu beri isolasi pada penyambungan kabel.
5.2 Langkah Kerja Grup 3
1. Menyiapkan alat dan bahan seperti fitting dan relay.
2. Memsang komponen pada papan kerja sesuai dengan posisi komponen
dan relay dipasang pda box panel
3. Memasang pipa dan kotak hubung untuk meletakkan kabel ke lampu
sesuai ukuran dan lokasi pada gambar kerja.
4. Memasang kabel dari keluaran MCB ke kontak NO dari relay kemudian
dihubungkan ke lampu.
5. Memeriksa kembali rangkaian yang diberi isolasi pada penyambungan
kabel kalau rangkaian sudah benar dan sama.

5.4 Langkah Kerja Grup 4


1. Menyiapkan komponen seperti timer, staircase, relay, photocell, saklar
bel, saklar tukar dan 1 buah lampu.
2. Memasang photocell dan saklar bel pada papan kerja.
3. Memasang relay, timer, staiarcase pada box panel.
4. Memasang kabel dari MCB ke saklar tukar dan keluaran saklar tukar
dihubungkan ke kontak 7 pada timer dan juga dihubungkan pada saklar
bel. Kemudian keluaran dari saklar bel dihubungkan ke kontak nomor 4
pada saklar staircase.
5. Memasang kabel dari MCB ke kontak nomor 2 pada timer dan kontak
nomor 1 dihubungkan pada photocell.
6. Memasang kabel dari keluaran photocell ke kontak A1 pada relay.
7. Memasang kabel dari kontak nomor 3 ke kontak A1 pada relay.
8. Memasang kabel dari keluaran saklar tukar yang dihubungkan ke kontak
L pada saklar staircase.
9. Memasang kabel netral ke kontak nomor 8 pada timer, A 2 pada relay, A2
pada saklar staircase dan netral pada lampu.
10. Memeriksa semua rangkaian dan memberi isolasi pada penyambungan
kabel jika sudah benar dan sama.

Anda mungkin juga menyukai