Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

“TANTANGAN DAN PELUANG DALAM MEMAJUKAN


SERTA MENINGKATKAN KEADILAN DALAM SISTEM
PERADILAN INDONESIA”

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Klinis Hukum

Dosen Pengampu : Minggu Saragih, S.H., M.H.

Disusun Oleh :

Titania Melinda Safira


213309010206

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
MEDAN

2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa,
yang telah melimpahkan rahmat dan kasih karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah dengan judul “Tantangan dan peluang dalam memajukan
serta meningkatkan keadilan sistem hukum di Indonesuia”, tepat pada waktunya.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Minggu Saragih, S.H., M.H.
selaku dosen pengampu mata kuliah Klinis Hukum yang merupakan mata kuliah yang
diselenggarakan di Progam Studi Ilmu Hukum, Universitas Prima Indonesia.

Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita dalam program studi Ilmu Hukum. Mengingat berbagai
kendala dan kesulitan penulis saat menyelesaikan makalah ini, penulis menyadari
bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang
membangun dari pembaca sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, Juni 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

JUDUL……………………………………….…………………………………………. i
KATA PENGANTAR…….……………………………..……………………………....ii
DAFTAR ISI…..……………………………...………………………....…………...…iii
BAB II PENDAHULUAN..……………………………………………………….
………….....1
A. Latar Belakang…………………………………………………………...….1
B. Rumusan Masalah………...…………………………………………………1
C. Tujuan Penulisan……………………………………………………….……1
D. Metode penilitian……………………………………………………………2
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………...
………………2
A. MENJAGA KEADILAN SISTEM PERADILAN INDONESIA …………..2
B. MENINGKATKAN KEADILAN SISTEM HUKUM INDONESIA…….....3
BAB III PENUTUP…………………………………………………………….……….6
A. Kesimpulan…………………………………………………....................….6
DAFTAR PUSTAKA………………………...….………………………………………7

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia sebagai negara hukum menghadapi berbagai tantangan dalam menjaga


keadilan dalam sistem hukum. Beberapa tantangan tersebut antara lain korupsi dan
penyimpangan hukum, keterbatasan akses terhadap keadilan, dan lambatnya proses
hukum. Hal ini dapat mengakibatkan kehilangan kepercayaan masyarakat terhadap
sistem hukum. Namun, terdapat pula peluang untuk meningkatkan keadilan dalam
sistem hukum Indonesia melalui peningkatan transparansi dan akuntabilitas,
peningkatan akses terhadap keadilan, dan peningkatan akses terhadap keadilan, dan
peningkatan efesiensi dan efektivitas proses hukum. Dalam rangka meningkatkan
keadilan system hukum Indonesia, diperlukan upaya kolanoratif dari seluruh pihak, baik
pemerintah, lembaga penegak hukum, maupun masyarakat.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara mengatasi tantangan dalam menjaga keadilan sistem peradilan
Indonesia?
2. Bagaimana cara memanfaatkan peluang untuk meningkatkan keadilan dalam
sistem hukum Indonesia?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui cara mengatasi tantangan dalam menjaga keadilan dalam
sistem peradilan Indonesia
2. Untuk mengetahui cara memanfaatkan peluang untuk meningkatkan keadilan
dalam sistem hukum Indonesia

D. Metode Penelitian
1
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
normatif, yang merupakan pendekatan penelitian hukum yang mengkaji dan
menganalisis bahan pustaka atau data sekunder. Penelitian hukum normatif juga dikenal
sebagai penelitian doktrinal. Peter Mahmud Marzuki menyatakanpenelitian hukum
normatif adalah suatu proses yang bertujuan untuk menemukan aturan hukum, prinsip-
prinsip hukum, dan doktrin-doktrin hukum yang bisa memberikan jawaban terhadap
isu-isu hukum yang dihadapi. Dalam penelitian hukum ini, seringkali hukum
dikonseptualisasikan sebagai apa yang terbisa dalam peraturan perundang-undangan
atau sebagai kaidah atau norma yang menjadi acuan dalam perilaku manusia yang
dianggap tepat. Dalam penelitian hukum normatif, pengaruh yang signifikan berasal
dari doktrin hukum murni dan positivisme. Pandangan Soerjono Soekanto tentang
penelitian hukum normatif didasarkan pada cakupan disiplin hukum sebagai suatu
sistem pengajaran tentang realitas, yang meliputi disiplin analitis dan disiplin perspektif.
Dalam konteks ini, disiplin hukum secara umum mencakup disiplin perspektif, yang
terfokus pada aspek normatifnya saja.

BAB II

PEMBAHASAN

A. CARA MENGATASI TANTANGAN DALAM MENJAGA KEADILAN


SISTEM PERADILAN INDONESIA

Mengatasi tantangan yang ada dalam sistem peradilan Indonesia diperlukan


adanaya upaya kolaboratif dari seleuruh pihak, baik pemerintah, lembaga penegak
hukum, maupun masyarakat. Beberapa solusi yang dapat dilakukan antara lain
meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam sistem hukum, memperbaiki akses
terhadap keadilan, dan mempercepat proses hukum

Salah satu faktor penyebab lemahnya penegakam hukum di Indonesia adalah


kualitas para penegak hukum. Masih rendahnya moralitas mengakibatkan
profesionalisme kurang dan terjasi ketidakmauan pada penegak hukum. Moralitas ini
berkaitan pula dengan korupsi yang dilakukan oknum penegak hukum ( Judicial
corruption )

2
Adapun beberapa faktor yang menjadi hambatan atau tantangan dalam sistem
peradilan Indonesia antara lain :

- Lemahnya substansi perundang-undangan


- aparat penegak hukum yang tidak profesional dan defisit etika moral
- keterbasan sarana dan fasilitas
- kurangnya transparansi terhadap masyarakat
- Lambatnya proses hukum

Ada beberapa cara dalam menanggulangi atau mengatasi tantangan dalam sistem
peradilan di Indonesia, yaitu :

1. Peningkatan transparansi dan akuntabilitas

- Peningkatan transparansi dan akuntabilitas dalam sistem hukum dapat


membantu mengatasi masalah korupsi dan penyimpangan hukum. Hal ini dapat
dilakukan dengan mengingkatkan pengawasan masyarakat dan memperkuat
lembaga pengawas.

2. Peningkatan akses terhadap keadilan

- Peningkatan akses terhadap keadilan dapat dilakukan dengan meningkatakan


kesadaran masyarakat tentang hak-hak mereka dan memeperbaiki prosedur yang
rumit. Selain itu, pemerintah juga dapat memberikan bantuan hukum bagi
masyarakat yang kurang mampu.

3. Peningkatan efesiensi dan efetivitas proses hukum

- Peningkatan efesiensi dan efektivitas proses hukum dapat membantu mengatasi


masalah lambatnya proses hukum. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
memperkuat lembaga penegak hukum dan memperbaiki sistem peradilan.

Ada beberapa cara juga yang dapat dilakukan oleh masyarakat yaitu :

1. Melakukan pengawasan jalannya proses hukum oleh aparat penegak hukum


2. Melakukan pengawasan atas kinerja lembaga penegak hukum
3. Memberikan kritik dan saaran saat kinerja tersebut tidak baik
4. Sebagai warga negara Indonesia sebaiknya tidak melakukan pelanggaran
terahdap aturan-aturan atau undang-undang yang berlaku di Indonesia

3
5. membantu orang lain yang diperlakukan tidak adil di hdapann hukum

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh pemerintah :

1. Memperketat seleksi aparat penegak hukum 


2. Meningkatkan kualitas SDM aparat penegak hukum agar terbentuk aparat
hukum yang berintegritas dan bertanggung jawab
3. Melakukan proses hukum yang adil dan tiak memihak pihak tertentu
4. Memberikan bantuan hukum kepada masyarakat yang berhadapan dengan
hukum 
5. Melakukan tinjuaan kebijakan dan disesuaikan dengan situasi dan kondisie
sosial masyarakat indonesia
6. Membuat lingkungan yang aman dan tidak merugikan pihak manapun

B. CARA MEMANFAATKAN PELUANG UNTUK MENINGKATKAN


KEADILAN DALAM SISTEM HUKUM INDONESIA

Dari beberapa faktor penghambat yang menjadi tantangan dalam penegakan


hukum, adapun peluang yang dapat dimanfaatkan dengan cara-cara yang bisa membuat
peradilan hukum Indonesia lebih baik dan adil. Faktor faktor penghambat dapat
dikurangi dengan membenahi moral para hakim dan moral orang orang yang berpotensi
melakukan tindakan suap kepada hakim maupun korupsi. Faktor pendukung sangat
diperlukan untuk keberhasilkan pembangunan sistem peradilan yang jujur dan
berwibawa, itu semua dapat berpengaruh dalam keadilan dalam hukum dan demi
kesejahteraan pengguna peradilan untuk mendapatkan kebenaran yang sesuai. Faktor
pendukung juga dapat meningkatkan kualitas hukum di Negeri kita.

Secara internal, lembaga peradilan harus di dukung oleh hal-hal sebagai berikut:

1. Pengadilan harus bersih dari segala bentuk KKN, untuk itu di upayakan hal-hal
seperti :
- Membangun pribadi hakim yang berintergritas
- Sistem kontrol yang baik
- Fasilitas yang cukup
- Intelektualitas hakim yang handal

4
Sscara eksternal, harus didukung juga hal-hal sebagai berikut:

- budaya yang baik dari masyarakat, yakni masyarakat harus patuh dan hormat
pada hukum, tidak berbuat dengan segala cara untuk memenangkan perkara, dan
masyarakat harus terbebas dari budaya suap menyuap
- keberadaan lembaga peradilan harus mendapat dukungan politik yang memadai
seperti ketersediaan anggaran yang cukup, dan
- dukungan sosial yang cukup untuk turut serta memecahkan masalah bukan
sekedar membicarakan masalah atau sekedar memajukan tuntutan

2. Lembaga peradilan, utamanya majelis hakim harus bebas dari segala bentuk
campur tangan dari suatu kekuasaan atau kekuatan sosial atau kekutan politik
yang menggiring suatu majelis hakim pada arah tertentu.
3. Penjatuhan sanksi juga merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kualitas
kerja dan kinerja warga peradilan karena penjatuhan sanksi secara tegas dan
tidak pandang bulu yang diberikan olah Mahkamah Agung kepada yang terbukti
melakukan pelanggaran dan penjatuhan sanksi diumumkan kepada publik secara
transparan sehingga publik tahu tentang hal itu
4. Membangun sikap hormat dan patuh pada pengadilan dan putusan majelis hakim
sebagai suatu bentuk keikutsertaan membangun pengadilan yang berwibawa.
5. Sistem manajemen yang menjamin efisiensi, efektifitas, produktivitas, putusan-
putusan yang bermutu atau memberi kepuasan kepada yang berperkara atau
publik pada umumnya. Hal ini dapat dicapai dengan membangun sumber daya
yang bermutu, sistem manajemen yang baik, dukungan dana yang cukup, dan
berbagai prasarana dan sarana yang memadai
6. Meenyiapkan sarana keperluan pengaduan masyarakat, dalam arti meja
pengaduan publik yang ada pada setiap Pengadilan harus dilaksanakan secara
optimal dan mendapat perhatian yang serius, penanganan laporan kinerja hakim
dan pengaduan masyarakat yang disampaikan kesatuan harus sungguh-sungguh
ditindaklanjuti, Mahkamah Agung melalui badan pengawasan dibawah
koordinasi Ketua Muda Pengawasan harus mampu memahami simpul- simpul
yang memungkinkan terjadinya pelanggaran (mafia peradilan ) baik di tingkat
pencatatan administrasi perkara, distribusi perkara, waktu yang wajar untuk
menyidangkan perkara, dan putusan yang wajar dari perkara tersebut

5
Atas hal tersebut hakim merupakan bagian terpenting dalam penegakan
hukum dan mencerminkan wajah peradilan secara keseluruhan, walaupun ada
rekayasa di Kepolisian, Kejaksaan ataupun tempat lain hakim dapat memahami dan
mengetahui itu semuanya sehingga kemudian dapat mengeluarkan produk berupa
putusan yang bermartabat dan kemudian dapat merebut kembali kepercayaan publik
terhadap dunia peradilan.

BAB III

PENUTUP

A.KESIMPULAN

Berdasarkan semua hal yang telah diuraikan di atas, maka bisa disimpulkan
bahwa penyimpangan masih begitu banyak terjadi, dalam penyelenggaraan kekuasaan
kehakiman baik dalam konteks dimensi substansi maupun prosedural yang tidak
memungkinkan terjadinya kebebasan dan kemandirian kekuasaan kehakiman. Jaminan
dan kepastian akan hakekat kebebasan dan kemandirian kekuasaan kehakiman sangat
tergantung dengan penerapan dan pelaksanaan sistem politik.

6
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Wahid dan Moh.Muhibbin. 2009.

Etika Profesi Hukum, Rekonstruksi Citra Peradilan di Indonesia. Bayumedia


Publishing. Malang.

Achmad Ali. 2002. Keterpurukan Hukum di Indonesia. PT. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Antonius Sudirman. 2007. Hati Nurani

Hakim dan Putusannya. PT.Citra Aditya Bakti..Bandung.

Amran Suadi, 2014, Sistem Pengawasan Badan Peradilan di Indonesia, Rajawali Press,
Jakarta.

Aziz Abdul Hakim, Aziz, 2011, Negara Hukum dan Demokrasi di Indonesia, Pustaka
Belajar, Yogyakarta.

Binoto Nadapdap. 2003. Mendambakan Putusan Hakim Yang Berwibawa. Jurnal


Keadilan. Volume 3 Nomor 2.

Anda mungkin juga menyukai