Anda di halaman 1dari 1

Kesalahpamahan Pengertian Konseling Pastoral

Saya telah melakukan wawancara dengan salah satu warga jemaat Gereja yang ada di
Salatiga tentang apa itu konseling pastoral. Menurutnya konseling pastoral merupakan
pertemuan yang mempunyai tujuan agar sesorang dapat menceritakan masalahnya, sharing
pendapat, dan kemudian mendapatkan solusi terbaik dalam masalahnya. Kemudian saya
mulai membandingkan kesalahpahaman yang ada di dalam jawaban tadi dengan yang sudah
dijelaskan di dalam buku “Pengantar Konseling Pastoral” halaman 53-60.

Kesalahpahaman dari pendapat diatas, menurut saya mencakup ke enam


kesalahpahaman pengertian yang ada di dalam buku. Sebagai proses percakapan,
wawancara, wawan wuruk, konsultasi, terapi atau pengobatan dan berkhotba,
berceramah atau penginjilan. Penjelasannya: dikatakan sebagai percakapan karena
konseli mencari konselor untuk menceritakan masalah yang dialaminya dan setalah bercerita
konseli mengharapkan bahwa konselor harus mengutarakan pendapatnya juga tentang
masalah yang dialaminya. Menurut pendapat saya apa pun yang dikatakan oleh konselor,
konseli berharap agar bersifat rohani dan menasihati agar nantinya konseli bisa
menjadikannya sebagai solusi menjadi lebih baik. Sehingga solusi disini, saya golongkan di
dalam kesalahpahaman sebagai terapi atau pengobatan, bersifat rohani masuk di dalam
kesalahpahaman dengan berkhotba dan berceramah, dan menasihati dalam golongan
wawan wuruk. Di dalam percakapan antara konselor dan konseli disini, pasti ada
wawancara (tanya-jawab) antara keduanya. Tujuannya untuk memperoleh informasi, fakta,
dan data sehingga nantinya konselor dapat memberikan tanggapan atau solusi terbaik kepada
konseli. Saya juga mengatakan masuk di dalam kesalahpamahan sebagai konsultasi karena
solusi terbaik yang dianggap konseli adalah solusi yang keluar dari mulut konselor.
Disebabkan karena pemahaman konseli bahwa semua konselor adalah orang yang ahli, jadi
pastilah solusi yang diberikan jitu.

Dari semua kesalahpahaman yang ada di dalam jawaban tadi, pada intinya yang saya
lihat adalah kecenderungan kesalahpahaman orang ada pada penekanan komunikasi verbal
saja dan mengacukan komunikasi non-verbal. Kesalahpamhaman juga dapat dilihat dari sisi
konselor yang terlalu sok tahu segalanya, dan konseli yang menganggap bahwa konselor tahu
akan segalanya. Sehingga kadang konseli dijadikan sebagai objek semata oleh seorang
konselor. Padahal tujuan utama konseling pastoral adalah konselor dapat membantu konseli.
Kata yang tepat untuk konseling pastoral adalah perjumpaan eksistensial atau perjumpaan
dari hati ke hati antar konselor dan konseli.

Page 1

Anda mungkin juga menyukai