1 SM
1 SM
ABSTRAK
Kasus pengeroyokan Haringga Sirla merupakan peristiwa yang terjadi menjelang pertandingan
sepakbola antara Persib Bandung melawan Persija Jakarta. Kasus tersebut menyedot perhatian
publik yang tinggi, hingga berbagai pemberitaan muncul memberitakan peristiwa tersebut.
Pemberitaan yang muncul terkait kasus tersebut menyajikan realitas melalui berbagai sudut
pandang. Salah satu media yang memberitakan kasus pengeroyokan Haringga Sirla adalah
portal berita online Detik.com.. Terkait kasus pengeroyokan Haringga Sirla, kasus ini dipilih
karena kasus tersebut menarik perhatian publik yang tinggi, seiring dengan tingginya
antusiasme masyarakat Indonesia mengenai perkembangan sepakbola Indonesia. Tujuan dari
penelitian ini untuk mendeskripsipsikan isi berita pada portal berita online Detik.com terkait
dengan kasus pengeroyokan Haringga Sirla.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis isi kepada 75 berita yang
dirilis Detik.com. Portal berita online Detik.com dipilih dalam penelitian ini, karena Detik.com
merupakan salah satu portal berita online dengan arus distribusi pengunjung di internet yang
tertinggi di Indonesia.
Hasil analisis isi yang dilakukan dengan teori konstruksi realitas sosial menunjukkan
bahwa, Detik.com melakukan pembingkaian terhadap peristiwa pengeroyokan Haringga Sirla
sehingga pembaca memaknai peristiwa tersebut bukan bagian dari pengelolaan sepakbola
melainkan, peristiwa hukum pada umumnya. Detik.com berusaha membangun kredibilitas
melalui pemilihan narasumber dan proses memperoleh informasi mengenai kasus
pengeroyokan Haringga Sirla, yang ditunjukkan melalui pencantuman sumber berita berupa
pihak-pihak tertentu yang terlibat langsung dalam proses hukum dan peradilan terhadap para
tersangka. Foto berita yang dimuat pada pemberitaan kasus pengeroyokan Haringga Sirla,
berusaha untuk melakukan konstruksi sosial mengenai bagaimana proses yang dilalui oleh
individu yang melakukan pelanggaran hukum dengan menunjukkan bagaimana para tersangka
mengikuti proses hukum dalam mempertanggungjawabkan tindakan pengeroyokan yang
dilakukan.
Disarankan kepada Detik.com untuk meningkatkan keragaman isi berita, baik itu tema
berita yang diangkat, sumber berita yang dipilih, maupun gambar atau foto berita dalam
pemberitaan, yang akan meningkatkan kelengkapan realitas atas sebuah peristiwa yang terjadi,
agar pembaca dapat memaknai sebuah peristiwa yang terjadi secara lengkap dan utuh serta
dapat meminimalisir terjadinya bias makna, sehingga berita yang dirilis dapat menjadi rujukan
dan memberikan pemahaman yang jelas kepada pembaca.
Kata kunci: pengeroyokan, media online, portal berita online, isi berita, sumber berita,
gambar atau foto berita, analisis isi, teori konstruksi realitas sosial media massa .
*)email: ridhomoghni1@gmail.com 1
I. LATAR BELAKANG informasi sebuah peristiwa yang terjadi di
Teknologi komunikasi terdiri dari berbagai lapangan bahkan yang baru terjadi beberapa
jenis, salah satu jenisnya adalah media detik lalu (Nasrullah, 2016; xi). Portal
sosial. Media sosial menurut Van Dijk berita online termasuk kedalam media
(2013), adalah platform media yang sosial kategori blog, yang merupakan
memfokuskan pada eksistensi pengguna media sosial yang memungkinkan
yang memfasilitasi mereka dalam penggunanya untuk mengunggah aktivitas
beraktivitas maupun berkolaborasi. Oleh keseharian, saling mengomentari, dan
karena itu, media sosial dapat dilihat berbagi, baik itu tautan web lain maupun
pendapatnya, atau berdialog dengan orang 1995 tercatat telah 63 kasus kematian
lain tanpa terbatas ruang dan waktu. suporter yang sebagian besar terjadi akibat
salah satu dari dampak kehadiran internet tidak hanya terjadi pada kasta tertinggi
2
Kasus pengeroyokan Haringga Sirla 1. Semua manusia membutuhkan
mendapat sorotan dari masyarakat luas. pemahaman mengenai dunia tempat
Kasus ini menjadi isu nasional dan menjadi dimana ia tinggal dan hal-hal yang
pemberitaan hampir di semua media, baik harus diadaptasi agar dapat bertahan
3
dalam bentuk hiburan dan konten itu, media mungkin bias dalam memilih
lainnya. apa yang akan disajikan kepada publik.
6. Karenanya, makna (baik personal 4. Konstruksi sosial yang dominan
maupun pribadi, atau interpretasi berlaku dan akhirnya mengarahkan
bersama secara budaya) dari aspek kebijakan publik. Mengacu pada sistem
realitas yang mana orang harus peradilan pidana, realitas sosial
menyesuaikan diri, dikembangkan dibangun akan mempengaruhi cara di
dalam sebuah proses komunikasi, yang mana individu dan situasi ditangani
mengindikasikan realitas, dalam artian dalam prosedur kriminal.
interpretasi individual atau sebuah Media Komunikasi Baru
konsensus bersama tentang makna yang Media baru menekankan interaktivitas
melekat pada objek, tindakan, kejadian, diantara pengguna maupun pembuat pesan,
dan situasi yang dibangun secara sosial. sehingga tercipta timbal balik diantara
Sementara itu, menurut Menurut R. Surette kedua belah pihak. Pada media baru, apa
(2007) terdapat 4 tahapan konstruksi sosial yang disebut dengan khalayak (pada media
oleh media, yaitu : lama) dapat memiliki dua peran sekaligus,
sifat yang merupakan dunia fisik. Tahap maupun berperan sebagai konsumen pesan
ini befungsi sebagai dasar untuk (Nasrullah, 2016; 14). Oleh karena itu pada
konstruksi sosial dikarenakan jika media baru terdapat banyak sumber dan
klaim dan teori-teori yang bertentangan lebih interaktif.
dengan aspek dunia fisik diabaikan, dan Media sosial adalah salah satu bentuk dari
tahap dua tidak akan tercapai. media baru yang saat ini cukup populer
2. Institusi bersaing untuk mendapatkan digunakan oleh masyarakat, termasuk
kredibilitas yang seringkali dilakukan Indonesia. Menurut Boyd (2009) media
dengan membenturkan klaim. sosial merupakan kumpulan perangkat
3. Media bertindak sebagai sebuah filter lunak yang memungkinkan individu
yang memungkinkan klaim tertentu dan maupun kelompok untuk berkumpul,
tema sosial yang akan disiarkan atau berbagi, berkomunikasi, dan dalam kasus
dilaporkan, sementara yang lain
tertentu saling berkolaborasi atau bermain.
dikesampingkan. Media lebih suka
Media sosial memiliki kekuatan pada user-
acara dan situasi dramatis. Oleh karena
generated content yaitu dimana konten di
media sosial dihasilkan oleh pengguna,
4
bukan editor seperti di media massa ditimbulkan dari kehadiran teknologi baru
konvensional (Nasrullah, 2016:11). berupa handphone dan sambungan internet
tentang suatu tujuan. Setiap berita yang dari berbagai lokasi tanpa terhalang jarak
kepada pembacanya. Setiap pesan dalam Penelitian ini menggunakan metode atau
setiap berita memiliki tema yang diangkat pendekatan analisis isi kuantitatif. Analisis
dari sebuah peristiwa. Pesan-pesan tersebut isi kuantitatif digunakan oleh peneliti pada
penelitian ini karena analisis isi kuantitatif
memiliki karakteristik intrinsik yang
merupakan penelitian yang berfokus pada
dikenal sebagai nilai berita (Ishwara, 2014:
penghitungan dan pengukuran secara
77).
akurat aspek atau dimensi teks, analisis isi
Pemberitaan mengenai kasus
kuantitatif juga melihat komunikasi sebagai
pengeroyokan Haringga Sirla yang menjadi
bentuk distribusi pesan dari sumber pesan
fokus pada penelitian ini, merupakan salah
kepada penerima pesan (Eriyanto, 2011: 4).
satu berita hasil dari proses jurnalistik yang
berusaha menjelaskan tentang sebuah VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
tujuan yang ingin disampaikan oleh Hasil Coding dan Pembahasan Kategori
pesannya memiliki tema atau fokus Berdasarkan hasil coding yang telah
Jurnalisme online adalah salah satu efek pemberitaan mengenai kasus pengeroyokan
dari kehadiran teknologi dalam bidang Haringga Sirla mengandung tema berita
5
isu agama dengan persentase temuan hingga pengaturan skor yang merusak
sebesar 5%. Berita dengan tema berita kualitas sepakbola Indonesia.
konflik antar kelompok warga menempati Detik.com tidak melihat
urutan kelima dengan temuan berita sebesar permasalahan tersebut sebagai sesuatu yang
4%. penting untuk diangkat dalam
Detik.com Melakukan Konstruksi pemberitaannya, terlihat dari jumlah tema
Realitas Mengenai Kasus Pengeroyokan berita yang muncul terkait dengan
Haringga Sirla Dengan Pemberitaan permasalahan di tubuh PSSI, yaitu 5% dari
Sudut Pandang Hukum jumlah keseluruhan berita yang diteliti, atau
Hasil coding yang peneliti lakukan terhadap hanya empat dari 75 berita. Kasus ini
indikator tema berita menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa kinerja PSSI masih
detik.com melihat kasus pengeroyokan jauh dari memuaskan, tidak hanya dalam
Haringga Sirla sebagai sebuah kasus hukum hal pertandingan, melainkan juga
biasa seperti kasus kekerasan lain yang bagaimana kinerja PSSI dalam menjalin
terjadi pada umumnya. Dominasi tema komunikasi dengan stakeholder
berita hukum pada pemberitaan detik.com (manajemen klub, pemain, aparat
terkait kasus pengeroyokan Haringga Sirla, keamanan, dan suporter) dan juga kinerja
ditinjau dari sisi jurnalistik, menunjukkan PSSI dalam hal pembinaan dan
bahwa detik.com berusaha menjadi media pengembangan suporter sepakbola.
yang objektif, faktual, dan aktual dalam Detik.com sebagai salah satu portal berita
memberitakan sebuah peristiwa. Akan online papan atas di Indonesia memiliki
tetapi, detik.com tidak melihat sisi lain dari peran dalam memberitakan isu ini sehingga
peristiwa tersebut yang juga penting untuk masyarakat dapat melakukan kontrol sosial
diberitakan kepada masyarakat untuk atas kinerja PSSI, tidak hanya
memberikan realitas yang lengkap kepada permasalahan di dalam lapangan, tetapi
pembaca. juga permasalahan diluar lapangan seperti
Beberapa tahun terakhir sepakbola pembinaan dan pengembangan suporter.
Indonesia mengalami penurunan kualitas Pada indikator lainnya yaitu tema
yang terlihat dari manajemen dan berita terkait dengan human interest yang
pengelolaan pertandingan klub maupun tim banyak muncul pada detik.com mengenai
nasional, baik itu di dalam lapangan pengeroyokan Haringga Sirla memuat
maupun di luar lapangan. Akibatnya bagaimana reaksi keluarga yaitu ibu dari
seringkali terjadi kekerasan dalam Haringga Sirla mengenai kematian anaknya
pertandingan sepakbola di Indonesia, yang menjadi korban pengeroyokan saat
6
menonton tim kesayangannya bertanding. setelah Bobotoh (suporter Persib Bandung),
Dilihat dari segi jurnalistik, apa yang mengetahui bahwa Haringga merupakan
dilakukan detik.com terkait tema berita warga Jakarta dari kartu identitasnya.
human interest tidak hanya menunjukkan Berita dengan tema ini dapat menjadi alat
bagaimana detik.com memberikan bagi detik.com untuk membangun
dukungannya kepada keluarga Haringga kedekatan dengan masyarakat dan
Sirla yang menjadi korban, tetapi juga dapat memberikan pemahaman akan perbedaan
menjadi berita yang membuka pengetahuan dalam bermasyarakat dan bagaimana
tentang manajemen sepakbola pada masyarakat saling berinteraksi dalam
pembaca yang kurang memahami konflik perbedaan agar kejadian serupa tidak
struktural PSSI. terulang.
Tema berita isu agama muncul Apa yang dilakukan detik.com terkait
dengan beredarnya video hoax yang dengan tema berita pada pemberitaan kasus
menunjukkan adegan kekerasan pengeroyokan Haringga Sirla merupakan
pengeroyokan terhadap Haringga Sirla bagian dari konstruksi realitas sosial seperti
yang telah di edit sehingga didalamnya yang dijelaskan oleh R. Surette (2007).
terdapat suara yang berisikan kalimat Berdasarkan hasil interpretasi peneliti
Tauhid. Pemberitaan yang peneliti temukan terhadap hasil coding data kategori tema
terkait tema berita ini hanya sampai pada berita, Detik.com berfokus pada
tanggapan dari Majelis Ulama Indonesia, pemberitaan proses hukum peneliti maknai
tidak ditemukan lagi pemberitaan yang sebagai upaya detik.com melakukan
berisi isu ini. Kelanjutan dari proses hukum pembingkaian peristiwa pengeroyokan
dan pemberitaan dari isu ini penting bagi Haringga Sirla sebagai sebuah peristiwa
masyarakat untuk memberikan pemahaman pelanggaran hukum seperti pada umumnya.
mengenai hoax mulai dari penyebab hingga Hasil Coding Kategori Sumber Berita
akibat yang diterima sebagai pelaku Berdasarkan hasil coding yang telah
penyebar hoax. dilakukan terhadap kategori sumber berita,
Sementara itu, tema berita konflik peneliti menemukan sebanyak 72%
antar kelompok warga hanya ditemukan pemberitaan mengenai kasus pengeroyokan
tiga berita, dimana dalam berita tersebut Haringga Sirla mencantumkan sumber
dapat dilihat bagaimana sensitifnya berita terkait permasalahan hukum dan
hubungan warga kedua wilayah. Konflik ini keamanan. Pemberitaan dengan sumber
juga salah satunya yang menjadi pemicu berita konflik struktural PSSI menempati
terjadinya pengeroyokan Haringga Sirla, urutan kedua dengan temuan berita sebesar
7
10%. Pemberitaan dengan sumber berita selain itu, sumber berita yang dicantumkan
konflik antar kelompok warga dan sumber dalam pemberitaan detik.com mayoritas
berita human interest muncul dengan diperoleh secara langsung melalui
persentase yang hampir sama yaitu 9% dan observasi dan proses wawancara.
8%. Sumber berita terkait isu agama hanya Berdasarkan kaidah jurnalistik cara yang
ditemukan pada satu berita. ditempuh detik.com dalam memperoleh
Detik.com Mengkonstruksi Realitas informasi adalah salah satu cara paling
Dalam Pemberitaan Mengenai Kasus kredibel. Akan tetapi, pemilihan
Pengeroyokan Haringga Sirla Dengan narasumber berita yang dilakukan oleh
Pemilihan Narasumber Berlatar wartawan detik.com cenderung monoton
Belakang Hukum sehingga informasi yang diperoleh dari
Hasil dari coding yang peneliti lakukan narasumber berita antara satu dengan yang
terhadap indikator sumber berita lainnya memiliki kemiripan, akibatnya
menghasilkan data yang menunjukkan berita yang dimuat cenderung monoton.
dominasi dari indikator hukum dalam Sumber berita terkait hukum yang
pemilihan sumber berita detik.com terkait menunjukkan bahwa detik.com dalam
kasus pengeroyokan Haringga Sirla yang pemberitaannya berfokus pada proses
mencapai 72% atau sebanyak 59 berita hukum dan peradilan para tersangka. Pada
yang mencantumkan sumber berita dari setiap berita yang mencantumkan sumber
narasumber yang berlatar belakang hukum, berita hukum, selalu melaporkan
seperti aparat kepolisian, hakim dan jaksa, perkembangan proses hukum yang
serta pengacara. jumlah tersebut sangat berlangsung bagi para tersangka.Sementara
banyak jika dibandingkan dengan indikator itu, sumber berita terkait konflik struktural
yang lain, seperti, sumber berita terkait PSSI didominasi dari kalangan atlet dan
konflik struktural PSSI sebesar 10%, pemain serta suporter sepakbola, sehingga
sumber berita terkait human interest tidak banyak informasi mengenai proses
sebesar 9%, sumber berita terkait konflik penanganan atau langkah kongkrit apa yang
antar kelompok warga sebesar 8%, dan dilakukan PSSI guna mengatasi
sumber berita terkait isu agama sebesar 1%. permasalahan ini, mayoritas narasumber
Sumber berita yang dipilih memberikan kritik atas buruknya
menunjukkan kredibilitas portal berita pengelolaan sepakbola Indonesia yang
online detik.com yang memilih narasumber berujung pada kasus pengeroyokan
yang sesuai dengan berita yang dirilis yang Haringga Sirla.
juga didominasi oleh tema berita hukum,
8
Hasil analisis pada kategori sumber 7%. Gambar atau foto terkait isu agama
berita yang dimuat detik.com dalam menempati urutan kelima dengan hanya
pemberitaannya mengenai kasus satu foto.
pengeroyokan Haringga Sirla semakin Konstruksi Realitas Pemberitaan Kasus
menguatkan bahwa detik.com melihat Pengeroyokan Haringga Sirla Oleh
kasus pengeroyokan yang menewaskan Detik.com Melalui Gambar dan Foto
Haringga Sirla sebagai sebuah kasus Berita
hukum dan melakukan pembingkaian pada Berdasarkan hasil coding, gambar atau foto
beritanya sebagai sebagai pelanggaran yang mendominasi pemberitaan mengenai
hukum sehingga masyarakat realitas kasus kasus pengeroyokan Haringga Sirla pada
tersebut sebagai sebuah kasus pelanggaran portal berita detik.com yaitu foto yang
hukum. berkaitan dengan proses hukum, seperti
Hasil Coding dan Pembahasan Kategori aparat kepolisian, foto tersangka
Gambar atau Foto Berita mengenakan baju tahanan, dan foto olah
Berdasarkan hasil coding yang telah tempat kejadian perkara. Berdasarkan foto
dilakukan oleh peneliti terhadap indikator yang dimuat dalam pemberitaan tersebut
gambar atau foto berita diperoleh temuan terlihat bagaimana detik.com berusaha
sebagai berikut. Pada urutan pertama menyajikan realitas terkait proses hukum
indikator gambar atau foto berita terkait yang berlangsung terhadap para tahanan,
permasalahan hukum dan keamanan pada selain itu, juga terlihat hal tersebut sebagai
berita mengenai kasus pengeroyokan langkah yang dilakukan detik.com untuk
Haringga Sirla di portal berita online menghakimi para pelaku pengeroyokan
detik.com, menghasilkan temuan sebesar dengan menampilkan foto mereka. Selain
71%. Pada urutan kedua ditempati indikator foto para tersangka, foto aparat kepolisian
gambar atau foto berita terkait dengan saat diwawancarai juga mendominasi
indikator gambar atau foto terkait konflik informasi dengan melakukan observasi dan
gambar atau foto terkait dengan konflik Sementara itu, foto terkait human
antar kelompok warga menempati urutan ke interest muncul sebagai kedua yang paling
empat dengan persentase temuan sebesar banyak dalam pemberitaan. Foto terkait
human interest didominasi foto
9
pemakaman Haringga Sirla dan foto ibu 1. Berita yang dimuat detik.com terkait
Haringga Sirla yang menangisi kepergian kasus pengeroyokan Haringga Sirla,
anaknya. Peneliti merasa hal ini berlebihan dikonstruksi ke dalam makna sebagai
dan mengarah pada eksploitasi keluarga sebuah peristiwa pelanggaran hukum
korban, agaknya dapat ditampilkan ilustrasi dengan menyajikan peristiwa tersebut ke
lain yang tidak menunjukkan secara dalam pemberitaan dengan tema berita
langsung keluarga korban. hukum. Detik.com melakukan
Berdasarkan teori konstruksi pembingkaian terhadap peristiwa
realitas sosial media massa yang berasumsi pengeroyokan Haringga Sirla sehingga
bahwa media berperan dalam pembaca memaknai peristiwa tersebut
mengembangkan makna yang dimiliki oleh bukan bagian dari pengelolaan
individu tentang kejadian, situasi, dan objek sepakbola melainkan, peristiwa hukum
yang ada di lingkungan manusia yang pada umumnya.
dilakukan melalui penggambaran dan 2. Detik.com membangun realitas kasus
representasi mereka dalam bentuk hiburan pengeroyokan Haringga Sirla sebagai
dan konten lainnya (De Fleur, 2016), sebuah kasus hukum melalui pemilihan
detik.com mengembangkan makna atas narasumber dan proses memperoleh
peristiwa pengeroyokan yang terjadi bukan informasi mengenai kasus
sebagai akibat dari konflik struktural PSSI pengeroyokan Haringga Sirla, yang
yang berkaitan dengan pengelolaan dan ditunjukkan melalui pencantuman
pelaksanaan pertandingan sepakbola, sumber berita berupa pihak-pihak
melainkan sebagai akibat dari tertentu yang terlibat langsung dalam
permasalahan hukum dan keamanan yang proses hukum dan peradilan terhadap
dipicu hoax dan kekerasan. para tersangka, diantaranya, kapolresta
VII. PENUTUP Bandung, wakapolresta Bandung, dan
Berdasarkan hasil analisis isi berita kasus 3. Detik.com melalui foto berita yang
10
mengakibatkan tewasnya seseorang. yang memberikan pembelajaran kepada
Terlihat dari mayoritas foto yang masyarakat. Lebih daripada itu,
ditampilkan, menunjukkan keragaman sudut pandang yang
bagaimana para tersangka mengikuti ditampilkan dapat memberikan alternatif
proses hukum dalam solusi atas penyelesaian permasalahan
mempertanggungjawabkan tindakan kekerasan tidak hanya sepakbola
pengeroyokan yang dilakukan. melainkan juga kekerasan yang lain.
5.2. Saran 2. Saran peneliti kepada pembaca untuk
Saran yang dapat peneliti berikan terkait selalu melakukan verifikasi terkait
pengeroyokan Haringga Sirla pada portal hanya dari satu media saja, karena
dapat melihat realitas tersebut secara penerimaan dari isi sebuah berita
hanya di dominasi atas satu tema berita Anwar, Rosihan. (1991). Bahasa Jurnalistik
saja melainkan berbagai tema dan sudut dan Komposisi. Jakarta: Pradnya
diterima dengan lengkap oleh pembaca, Ardianti, Elvinaro., Lukiati Komala., Siti
dan menjadikan detik.com sebagai Karlinah. 2009. KOMUNIKASI
medium kontrol sosial atas lembaga- MASSA; Suatu Pengatar; Edisi
lembaga pemerintah maupun media
11
Revisi. Bandung: Sembiosa Morissan. 2014. Teori Komunikasi
Rekatama Media, Individu Hingga Massa. Jakarta:
Azwar, Saifuddin. 2015. Sikap Manusia; Kencana Prenadamedia Group,
Teori dan Pengukurannya. Nasrullah, Rulli. 2015. Media Sosial;
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Perspektif Komunikasi, Budaya, dan
Barus, Sedia Willing. 2010. Jurnalistik: Sosioteknologi. Bandung: Simbiosa
Petunjuk Teknis Menulis Berita. Rekatama,
Jakarta: Penerbit Erlangga, Nasution, S. 2012. Metode Research
DeFleur dan Ball-Rokeach. 1975. The (Penelitian Ilmiah). Jakarta: PT Bumi
Process and Effects of Mass
Aksara,
Communication. New York:
Nazir, Moh. 2011. Metode Penelitian.
Longman 3rd Edition,
Ciawi: Ghalia Indonesia,
Eriyanto; Analisis Isi . (jakarta: Kencana,
Rakhmat, Jalaluddin. 2011. Psikologi
2011). hal.10,
Komunikasi. Bandung: Remaja
Eriyanto. 2015. Analisis Isi: Pengantar
Rosdakarya.
Metodologi Untuk Penelitian Ilmu
Topo Santoso, Kriminologi, Grafindo Pers
Komunikasi dan Ilmu-Ilmu Sosial
ada, Jakarta, 2002,
Lainnya,
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian
Hoy, Frank P. 1986. Photojournalism the
Visual Approach, Prentice , Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Luwi Ishwara. 2014. Jurnalisme Dasar. Surette, R. (2007). Media, Crime, and
Criminal Justice: Images, Realities,
Jakarta: PT Kompas Media
and Policies (3rd ed.). Belmont, CA:
Nusantara,
Thomson Wadsworth. 268 pp,
12
Vivian, John. 2008. Teori Komunikasi Sport.detik.com.
https://www.alexa.com/topsites/cate
gory/World/Bahasa_Indonesia/Berita
/Online. Diakses pada 28 Januari
13