Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN PADA An.

S DENGAN DIAGNOSA MEDIS


DIARE CAIR AKUT (DCA) DI BANGSAL CEMPAKA
RSUD WATES

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Keperawatan Anak


Dosen Pembimbing: Etik Pratiwi S.Kep.,Ns.,M. Kep

Disusun oleh :

Nama : Ahyatun Nisa


Nim : 2720162812
Kelas : 3A

AKADEMI KEPERAWATAN NOTOKUSUMO

YOGYAKARTA

2018
LEMBAR PERSETUJUAN

Asuhan keperawatan pada pasien dengan diagnose medis Diare Cair Akut (DCA)
di Bangsal Cempaka RSUD Wates. Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas
Praktik Klinik Keperawatan Anak pada semester V, pada :

Hari :

Tanggal :

Tempat : Bangsal Cempaka RSUD Wates

Praktikan

(Ahyatun Nisa)

Pembimbing CI Lahan Pembimbing Akademik

( ) (Etik Pratiwi S.Kep.,Ns.,M.Kep)


BAB I
PENDAHULUAN

A. Pengertian
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang
lebih banyak dari biasanya (normal 100-200 cc/jam tinja), dengan tinja
berbentuk cair atau setengan padat, dapat disertai frekuensi yang
meningkat (Markum, 2008).
Diare adalah suatu keadaan dimana terjadinya kehilangan cairan
elektrolit secara belebihan yang terjadi karena frekuensi buang air besar
satu kali atau lebih dengan bentuk encer atau cair (Suradi, 2001)
Diare akut adalah inflamasi lambung dan usus yang disebabkan oleh
berbagai bakteri, virus, dan pathogen, yang di tandai dengan bertambahnya
frekuensi defekasi lebih dari biasanya (> 3 kali/hari) disertai perubahan
konsistensi tinja (menjadi cair), Diare juga dapat terjadi pada bayi dan
anak yang sebelumnya sehat dan pada neonatus lebih dari 4 kali sehari
dengan atau tanpa lendir dan darah (Brunner&Suddart, 2014).\

B. Etiologi
1. Faktor Infeksi
a. Infeksi Internal
Infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama dari
diare pada anak yaitu infeksi bakteri (Shigella, Shalmonella, Vibrio
kholera) infeksi virus (Enterovirus) dan infeksi parasit (cacing dan
Kandida (Candida Albicans).
b. Faktor Parenteral
Infeksi dari bagian tubuh lain diluar alat pencernaan seperti otolis
media akut, tonsil faringitis, bronkopnia, ensefolitis, dsb. Keadaan
ini terdapat pada bayi dan anak berumur dibawah 2 tahun.
2. Faktor Malabsorbsi
Malabsorbsi lemak dan protein
3. Faktor Makanan
a. Makanan beracun
b. Makanan basi
c. Alergi terhadap makanan
4. Faktor Fisiologi
Rasa takut dan rasa cemas

C. Klasifikasi
1. Diare Akut
Diare aku meruapak penyebab awal penyakit pada anak dengan
umumr < 5 tahun , defikasi dapat terjadi dan dapat mengakibatkan
kefatalan, diare akut adalah BAB dengan frekuensi meningkat >
3x/hari dengan konsistensi tinja cair, bersifat mendadak dan
brlangsung dalam waktu dari 1 minggu. Diare akut lebih banyak
disebebakan oleh agen infeksisu (virus , bakteri dan pthogen parasit)
2. Diare Kronik
Kondisi dimana terjadinya peningkatan frekuensi BAB dan
peningkatan konsistensi cair dengan duras 14 hari atau lebih.

D. Manifestasi Klinik
Menurut Bunner & Suddart (2014) adalah sebagai berikut:
1. Mula-mula anak / bayi cengeng, gelisah, suhu tubuh meningkat, nafsu
makan berkurang.
2. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer.
3. Warna tinja berubah menjadi kehijauan karena bercampur empedu.
4. Anus dan sekitarnya lecet karena seringnya defekasi.
5. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelek, ubun-ubun dan
mata cekung, membran mukosa kering dan penurunan berat badan.
6. Perubahan nadi dan respirasi cepat, tekanan darah menurun, denyut
jantung cepat, pasien lemas dan kesadaran menurun.
7. Diuresis berkurang ( oliguria sampai anuria ).
8. Mual dan muntah
9. Lemah
10. Pucat
11. Kram abdominal

E. Patofisiologi
Perjalanan penyakit diare disebabkan oleh virus yang berkaitan denga
enteropatogen bakteri atau parasit. Virus masuk melukai sel vilosa matur
akan menyebabkan absorpsi cairan menurun dan defeiensi disakardase,
sedangkan bakkteri menciderai usus hingga menginvasi mukosa usus
untuk merusak ermukaan vilosa atau melepas toksin (Kyle & Carman,
2016)
Mekanisme dasar yang menyebabkan diare ialah yang pertama
gangguan osmotik, akibat terdapatnya makanan atau zat-zat yang tidak
dapat diserap menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi,
selama terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus, isi
rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk
mengeluarkannya sehingga timbul diare. Akibat rangsangan tertentu
(toksin) pada dinding usus akan akan terjadi peningkatan sekali air dan
elektrolit ke dalam rongga usus, dan selanjutnya diare timbul karena
terdapat peningkatan isi rongga usus (Amin, 2015).
Selain itu diare juga dapat terjadi akibat masuknya mikroorganisme
hidup ke dalam usus setelah berhasil melewati rintangan asam lambung.
Mikroorganisme tersebut berkembang biak, kemudian mengeluarkan hiper
sekresi yang selanjutnya akan menimbulkan diare.
Faktor makanan juga dapat mengakibatkan diare apabila terdapat
pahtogen dalam maknan, toksin yang masuk saluran cerna tidak dapat
diserap dengan baik sehingga terjadi peningkatan peristlatik kemuadia
terjadi diare (Hidayat, 2012).
F. Pathway
Faktor Mal Absorbsi Faktor Makanan Faktor Psikologi

Penyerapan sari – sari


makanan dalam saluran
pencernaan tidak
adekuat

Terdapat zat – zat yang Peradangan isi usus Gangguan motilitas usus
tidak dapat terserap

Tekanan osmotif
Gangguan sekresi Hiperperistaltik
meningkat

Sekresi air dalam elektrolit Kesempatan makanan


Reabsorbsi di dalam menyerap makanan
dalam usus meningkat
usus besar terganggu

Merangsang usus
mengeluarkan isinya

Inflamasi saluran
pencernaan
BAB sering dengan DIARE
konsistensi encer

Kulit sekitar anus Cairan yang keluar


lecet dan teriritasi, banyak Frekuensi defekasi
kemerahan dan Agen pirogenic Mual dan
gatal, sering muntah
digaruk Dehidrasi BAB encer
dengan atau tanpa Suhu tubuh
darah meningkat Anoreksia
Gangguan
Kerusakan integritas pemenuhan cairan
dan elektrolit Gangguan Hipertermi Nutrisi kurang
kulit
eliminasi BAB dari kebutuhan
Diare tubuhh
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Tinja
Makropis dan mikroskopis untuk mencari kuman penyebab dan uji
resistensi terhadap berbgaia antibiotika pada diare persiten.
2. Pemeriksaan Darah
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui darah perifer lengkap,
analisis gasdarah dan elektrolit
3. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin
Pemeriksaan ini untuk mengetahui faal ginjal
4. Pemeriksaan Duodenal intubation
Pemeriksaan ini untuk mengetahui kuman dan penyebab secara
kuantitatif dan kualitatif terutaman pada diare kronik.

H. Penalaksanaan Medis
Dasar pengobatan diare adalah :
1. Cairan peroral
Diberikan caiiran yang bersifat NaCl dan N4HCO3 dan glukosa.
Formula lengkap disebut oralit, sedangkan gula garam dan tajin
disebut formula yang tidak lengkap karena banyak mengandung NaCl
dan sukrosa.
2. Cairan parenteral
Mengenai seberapa banyak cairan yang harus diberikan tergantung dari
berat badan atau ringannya dehidrasi, yang diperhitungkan kehilangan
cairan sesuai dengan umur dan berat badannya.Tingkat dehidrasi :
a. Dehidrasi ringan
Kehilangan cairan 2-5 % dari berat badan dengan gambaran klinik
turgor kulit kurang elastis, suara serak, klien belum jatuh pada
keadaan syok.
b. Dehidrasi sedang
Kehilangan cairan 5-8 % dari berat badan dengan gambaran klinik
turgor kulit jelek, suara serak, presyok nadi cepat dan dalam,
c. Dehidrasi berat
Kehilangan cairan 8-10 % dari berat badan dengan gambaran
klinik seperti tanda-tanda dehidrasi sedang ditambah dengan
kesadaran menurun, apatis sampai koma, otot-otot kaku sampai
sianosis.
d. Diatetik ( pemberian makanan )
Terapi diatetik adalah pemberian makan dan minumkhusus kepada
klien dengan tujuan meringankan, menyembuhkan serta menjaga
kesehatan klien.
e. Obat-obatan
Medikasi tertentu (misalkan pemberian antibiotic, agens anti-
imflamasi) dan antidiare (misalkan pemberian loperamida
(imodium)), defiknosilit (limotil) dapat mengurangi tingkat
keparahan diare. Terapi obat menurut Markum (2008):
obat anti sekresi : Asetosal, 25 mg/hari, dosis minimal 30 mg
klorpromazine 0,5 – 1 mg / kg BB/hari
obat anti spasmotik : Papaverin, opium, loperamideantibiotik : bila
penyebab jelas, ada penyakit penyerta.

I. Komplikasi
Menurut Suria (2001) komplikasi Diare Cair Akut (DCA) adalah:
1. Hipoklasemia
2. Hiponatremia
3. Syok hipovolemia
4. Asidosis
5. Kejanh biasanya terjadi pada dehidrasi hipertonik
6. Malnutrisi
J. Pengakajian Fokus
1. Identitas
2. Keluhan Utama
3. Riwayat penyakit sekarang
4. Riwayat penyakit dahulu
5. Riwayat kehamilan
a. Prenatal
b. Intranatal
c. Post natal
6. Riwayat Pertumbuhan dan perkembangan
a. Pertumbuhan
1) Kenaikan BB karena umur 1 –3 tahun berkisar antara 1,5-2,5
kg (rata-rata 2 kg), PB 6-10 cm (rata-rata 8 cm) pertahun.
2) Kenaikan linkar kepala : 12cm ditahun pertama dan 2 cm
ditahun kedua dan seterusnya.
3) Tumbuh gigi 8 buah : tambahan gigi susu; geraham pertama
dan gigi taring, seluruhnya berjumlah 14 – 16 buah
4) Erupsi gigi : geraham perama menusul gigi taring.
7. Perkembangan
Tahap perkembangan Psikoseksual menurut Sigmund Freud.
a. Fase anal :
Pengeluaran tinja menjadi sumber kepuasan libido, meulai
menunjukan keakuannya, cinta diri sendiri/ egoistic, mulai kenal
dengan tubuhnya, tugas utamanyan adalah latihan kebersihan,
perkembangan bicra dan bahasa (meniru dan mengulang kata
sederhana, hubungna interpersonal, bermain).
b. Tahap perkembangan psikososial menurut Erik Erikson. Autonomy
vs Shame and doundt. Perkembangan ketrampilan motorik dan
bahasa dipelajari anak toddler dari lingkungan dan keuntungan
yang ia peroleh Dario kemam puannya untuk mandiri (tak
tergantug). Melalui dorongan orang tua untuk makan, berpakaian,
BAB sendiri, jika orang tua terlalu over protektif menuntut harapan
yanag terlalu tinggi maka anak akan merasa malu dan ragu-ragu
seperti juga halnya perasaan tidak mampu yang dapat berkembang
pada diri anak.
1) Gerakan kasar dan halus, bacara, bahasa dan kecerdasan,
bergaul dan mandiri : Umur 2-3 tahun :
a) berdiri dengan satu kaki tampa berpegangan sedikitpun 2
hitungan (GK)
b) Meniru membuat garis lurus (GH)
c) Menyatakan keinginan sedikitnya dengan dua kata (BBK)
d) Melepasa pakaian sendiri (BM)
8. Pemeriksaan Fisik
a. pengukuran panjang badan, berat badan menurun, lingkar lengan
mengecil, lingkar kepala, lingkar abdomen membesar,
b. keadaan umum : klien lemah, gelisah, rewel, lesu, kesadaran
menurun.
c. Kepala : ubun-ubun tak teraba cekung karena sudah menutup pada
anak umur 1 tahun lebih
d. Mata : cekung, kering, sangat cekung
e. Sistem pencernaan : mukosa mulut kering, distensi abdomen,
peristaltic meningkat >35x/mnt, nafsu makan menurun, mual
muntah, minum normal atau tidak haus, minum lahap dan kelihatan
haus, minum sedikit atau kelihatan bisa minum
f. Sistem Pernafasan : dispnea, pernafasan cepat >40x/mnt karena
asidosis metabolic (kontraksi otot pernafasan)
g. Sistem kardiovaskuler : nadi cepat >120x/mnt dan lemah, tensi
menurun pada diare sedang .
h. Sistem integumen : warna kulit pucat, turgor menurun > 2 detik,
suhu meningkat >37,50C, akral hangat, akral dingin (waspada
syok), capillary refill time memajang >2 detik, kemerahan pada
daerah perianal.
i. Sistem perkemihan : urin produksi oliguria sampai anuria (200-400
ml/ 24 jam), frekuensi berkurang dari sebelum sakit.
j. Dampak hospitalisasi : semua anak sakit yang MRS bisa
mengalami stress yang berupa perpisahan, kehilangan waktu
bermain, terhadap tindakan invasive respon yang ditunjukan adalah
protes, putus asa, dan kemudian menerima.

1. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang sering muncul adalah:
a. Kekurangan cairan berhubungan dengan keilangan cairan aktif
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan kurang asupan makanan
c. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan ekskresi
d. Ansitas berhubungan dengan perubahan besar status kesehatan
DAFTAR PUSAKA

Carpenito, Lynda Juan. 2007. Buku Saku Diagnosa Keperawatan.Edisi 10.Jakarta


: EGC.

Crain, William. 2007. Teori Perkembangan : Konsep dan Aplikasi


ed.3.Yogyakarta. Pustaka pelajar.

Mansjoer, Arif. 2007. Kapita Selekta Kedokteran. FKUI : Media Aesculapius

Hepatobilier. Jakarta : Salemba Medika.

Suriadi dan Yuliani, Rita. 2010. Asuhan Keperawatan Pada Anak.Edisi 2. Jakarta
: Sagung Seto.

Wong, Donna L, dkk. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik, Volume 2. Edisi
6.Jakarta : EGC.
2. Rencana Keperawatan
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVERENSI RASIONAL
KEPERAWATAN
1. Kekurangan volume Setelah dilakukan tindakan 1. Tentukan jumlah cairan 1. Memberikan hidrasi tetap
cairan b/d kehilangan keperawatan selama 3x24 jam dan jenis intakecairan adekuat
cairan aktif klien dapat menunjukan serta kebiasaan 2. Mencegah terjadinya
keseimbangan cairan dengan eliminasi gangguan integritas kulit
kriteria hasil 2. Memonitor membrane dan mukosa bibir
mukos, turgor kulit dan 3. Memperhatikan pola makan
1. Turgor kulit normal respon haus klien sehingga penyebab
2. Membran mukosa lembab 3. Jaga pencatatan intake diare berkurang
3. Intake dan output cairan atau asupan output yang 4. Menurunkan sekresi cairan
seimbang (2000-2500cc) akurat dan elektrolit agar seimbang
4. Feses lembut dan 4. Ajarkan klien dan 5. Menjaga cairan tetap
berbentuk, pola eliminasi keluarga penggunaan seimbang
normal, frekuensi 2x sehari obat diare secara tepat 6. Menjaga cairan tetap
warna feseskecoklatan 5. Minum lebih banyak 7-8 seimbang
gelas perhari 7. Mengukur warna, volume,
6. Intruksikan pada klien/ frekuensi, dan konsistensi
amggota keluarga untuk tinja yang norma
mencatat warna, 8. Menjaga cairan tetap
volume, frekuensi dan seimbang
konsistensi tinja
7. Kolaborasi engan dokter
pemberian obat
2. Ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor asupan nutiris 1. Untuk mengetahui asupan
nutrisi kurang dari keperawatan selama 3x24 jam 2. Sajikan makanan dalam nutirisi pada klien
kebutuhan tubuh diharapkan pemenuhan kondisi hangat 2. Agar makanan enak untuk
berhubungan dengan kebutuhan nutrisi klien 3. Selingi makanan dengan dimakan
kurang asupan makanan terpenuhi dengan kriteria hasil: minum 3. Agar klien tidak merasa
1. Nafsu makan 4. Berikan makanan serat kerika makan
meningkat sedikit tapi sering 4. Supaya klien tidak bosan
2. Mampu 5. Kolaborasi dengan ahli dengan makanan yang
mengidentifikasi gizi dimakan klien
kebutuha nutrisi 5. Untuk mengetahui asupan
3. Adanya peningkatan nutrisi yang dibutuhan oleh
BB sesuai dengan klien
tujuan
4. Tidak terjadi mual
dan muntah
3. Kerusakan integritas Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji area kulit klien 1. Untuk mengetahui keadaan
kulit berhubungan keperawatan selama 3x24 jam 2. Monitor adanya tanda kulit klien
dengan ekskresi diharapkan kerusakan kemerahan pada kulit 2. Untuk mengetahui keadaan
integritas kulit berhubungan 3. Edukasi klien untuk kluit klien terdapat
dengan eksresi dapat teratasi menjaga kebersihan kelainan, alergi atau luka
dengan kriteria hasil: kulit agar 3. Agar klien mengerti dan
1. Tidak ada lesi pada 4. Kolaborasi dengan paham pentinganya
kulit dokter pemberian terapi menjaga kesehatan kulit
2. Integritas kulit dalam obat 4. Untuk meringankan atau
keadaan baik menghilangkan lesi atau
3. Kulit dalam keadaan luka pada kulit
lembab
4. Diare berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi faktor 1. Mengetahui penyebab diare
dengan proses infeksi keperawatan selama 3x24 jam penyebab diare. 2. Mengetahui perkembangan
intestinal dan mal diharapkan Diare berhubungan 2. Monitor tanda dan diare
absorbsi dengan proses infeksi gejala diare. 3. Mengetahui penyebab dan
intestinal dan mal absorbsi 3. Periksa feaces rutin. efek dari diare.
dapat teratasi dengan kriteria 4. Ajarkan penggunaan 4. Untuk memperoleh efek
hasil: obat antidiare yang obat yang optimal
tepat. 5. Mengetahui perkembangan
a. Tidak diare. 5. Anjurkan pasien / diare
b. Pola eleminasi seperti keluarga untuk mencatat 6. Diet rendah serat
biasanya. / melaporkan warna, menurunkan kerja
c. Warna feaces normal. volume, frekwensi dan intestinal, tinggi kalori dan
d. Fesces lunak dan konsistensi feaces. protein mempertahankan
berbentuk. 6. Evaluasi catatan stamina pasien.
e. Tidak konstipasi pemasukan kandungan
(Skala penilaian= nutrisi.
1:dikompromi, 7. Anjurkan / berikan diet
2: dikompromi cukup, rendah serat, tinggi
3:dikompromi sedang, protein dan tinggi
4:dikompromi ringan, kalori.
5:tanpa kompromi)

5. Ansietas berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji tanda verbal dan 1. Untuk mengetahui seberapa
dengan perubahan besar keperawatan selama 3x24 jam non verbal kecemasan kecemasan yang diderita
status kesehatan diharapkan ansietas 2. Gunakan pendekatan oleh pasien
berhubungan dengan yang tenang dan 2. Agar klien tenan dan
perubahans status kesehatan menyakinkan percaya terhadap perawat
dapat teratasi dengan kriteria 3. Berikan aktivitas Pasien 3. Untuk menghilangkan dan
hasil: untuk mengurangi mengurangi kecemasan
1. Klien dapat kecemasan pada klien
mengurangi 4. Berikan informasi 4. Untuk menambah wawasan
kecemamasan terkait dengan atau informasi kepada klien
2. Klien tampak tenang perubahan status agar klien mengerti dan
kesehatan paham
5. Libatkan keluarga untuk 5. Agar keluarga kooperatif
mendammpingi pasien dan menjaga pasien

Anda mungkin juga menyukai