Anda di halaman 1dari 3

Istiqomah Nur Barokah

A. Tax Incidence
Teori yang mengalisis perilaku ekonomi mana yang sesungguhnya menanggung beban pajak.
Hal ini disebabkan perilaku ekonomi yang secara hukum wajib membayar pajak belum tentu
menanggung sendiri beban pajaknya, melainkan dapat memindahkan/membagi pajaknya
kepada pelaku ekonomi lain.
• Statutory Incidence siapa yg harus bayar menurut peraturan
Kejadian hukum yang memperlihatkan bahwa pajak ditanggung oleh pihak yang membayar
pajak kepada pemerintah. Contoh, pemerintah bisa mengenakan pajak sebesar 50c per gallon
bensin pada agen bensin.
• Economic Incidence ada respon pada kenaikan harga, maau ngga mau harus berbagi beban pajak
Kejadian ekonomi yang memperlihatkan bahwa beban pajak diukur dengan perubahan
sumber daya yang tersedia untuk setiap pelaku ekonomi. Contoh, apabila pom bensin
membebankan pajak 25c terhadap pembeli, berarti pembeli menanggung setengah pajaknya.
Produsen akan menaikkan harga sampai batas tertentu supaya keuntungannya tidak menurun
karena adanya pajak, tetapi konsumen juga tidak akan mau membayar beban pajak
seluruhnya, maka harga akan jatuh sampai batas tertentu. belum tentu sesuai peraturan, tergantung elastisitasnya.
Lebih elastis,lebih dikit beban yg ditanggung

Beban Pajak Produsen = Harga sebelum pajak – Harga setelah pajak + Pembayaran pajak
produsen

Beban Pajak Konsumen = Harga setelah pajak – Harga sebelum pajak + Pembayaran pajak
konsumen

dikenakan pada yg DWL nya paling kecil (inelastis)

dikenakan pada supplier

Awalnya ekuilibrium di titik P=$1,5 dan Q=100, karena adanya pajak $0,5 maka
supplynya bergeser ke kiri Q=90 dan P=$1,8. Pajak 0,5 akan ditanggung konsumen 0,3 (1,8-
1,5) dan sisanya ditanggung produsen. Pembagian beban pajak ditentukan oleh elastisitas
permintaan dan penawaran yaitu seberapa responsive reaksi perubahan kuantitas yang
ditawarkan/diminta terhadap perubahan harga. Jika salah satu sisi pasar
(produsen/konsumen) menunjukkan kondisi inelastic sempurna, maka akan menggeser
penuh seluruh tanggungan pajaknya. Pihak inelastic tersebut menanggung penuh beban
pajaknya.
konsumen = (1,5-1,5) + 0 = 0
konsumen = (2-1,5) + 0 = 0,5 produsen = (1,5-1,5) +0,5 =0,5
prodesen = (1,5-2)+0,5 =0

Semakin Inealstis suatu kurva, beban pajak yang ditanggung semakin tinggi.
Sebaliknya, semakin elastis suatu kurva, beban pajak yang ditanggungnya semakin kecil.
ada permintaan : dari perusahaan, supply nya : tenaga kerjanya
B. Tax Incidence di Pasar Tenaga Kerja
ex : pajak dibebankan pada
supply. Untuk menutup
Misalnya terdapat suatu pajak, menggeser kurva
pajaknya nanti minta
kenaikan upah. pembagian
ekuilibrium dari titik A ke titik B, ada equilibrium
beban pajak 50 : 50
pembagian beban pajak. Pembagian pajaknya ditanggung
setengah-setengah dengan asumsi kurva demand dan
supply nya elastisitasnya sama. Pajak 1 dollar per jam
menurunkan hasil kerja pada setiap tenaga kerja, sehingga
membutuhkan kenaikan 1 dollar dalam upah mereka untuk
memasok sejumlah tenaga kerja, kurva penawaran geser
ke atas, dengan permintaan tenaga kerja tidak berubah,
upah ekuilibrium baru adalah 5,65. Dalam hal ini pajak ditanggung secara merata oleh pekerja
dan perusahaan.
kalo pajak dibebankan ke
perusahaan, kurva demand turun.
Pajak dibebankan ke perusahaan, maka kurva permintaan
Bayar karyawan lebih rendah,
karena 1 dollarnya buat bayar turun dari D1 ke D2, upah pasar turun jadi 4,65. Perusahaan
pajak. Bagi pajaknya dibagi 50:50.
penurunan upah 0,5 dollar seakan membayar 0,5 kurang dari 5,15 untuk upah, tetapi harus
untuk membebankan 0,5 dollar
pajaknya ke suply mengirimkan 1 dollar ke pemerintah, jadi yang dibayar
perusahaan seluruhnya ada 5,65.

Saat ada Upah Minimum tetapi Pajak ditanggung Pegawai


Jika diasumsikan ada upah minimum sebesar 5,15 dollar,
pekerja akan tetap dapat 5,15 dollar tetapi ia diharuskan
membayar 1 dollar ke pemerintah, sehingga sama saja yang
diperoleh dia hanya 4,65 dollar.

Saat ada Upah Minimum dan Pajak ditanggung Perusahaan


karena ada upah minimum, yg
awalnya dia bisa hemat 0,5
Ketika pajak ditanggung perusahaan, demand turun dari D1
dollar. Perusahaan tetep
bayar gaji penuh + pajak full
ke D2, dengan upah pasar 4,65. Karena tidak boleh dibawah
tapi dengan mengurangi
jumah jam kerja karyawan
upah minimun, yaitu 5,15, maka titik ekuilibrium menjadi di
titik C’ dengan upah pasar 5,15 dan pajak ditanggung
seluruhnya oleh perusahaan, sehingga perusahaan
membayar 6,15.

upah minimum mengubah pembagian beban pajak


di pasar monopoli kurva biru, kurva sebelum pajak. MR kemiringannya setegah karena dia monopoli. MR=MC di titik A, karena dia perusahaan monopoli bisa menetapkan harga di A'. Karena ada pajak geser
ke D2. MR geser keseimbangan baru di B dan menetapkan harga di B'. Titik keseimbangan lebih rendah dari A'. Meskipun dia monopoli, tapi tetap ngga bisa sepenuhnya naikin harga sebanyak kenaikan
pajaknya itu

C. Tax Incidence di Pasar Monopoli


Pada pasar monopoli, perusahaan adalah pihak yang
menentukan harga. Tetapi pembebanan pajak tidak
seluruhnya kepada konsumen, tax incidence tetap berlaku.
MR=MC. Ketika ada beban pajak Demand turun dari D1 ke
D2, tercipta titik keseimbangan yang baru yaitu B dan B’
dengan kuantitas dan harga turun.

D. Tax Incidence di Pasar Oligopoli


Pasar oligopoly adalah pasar yang memiliki kekuatan untuk menentukan harga tetapi tidak
sekuat pasar monopoli. Oleh karena itu, yang terjadi pada pasar oligopoly sebenarnya sama
dengan pasar monopoli, namun perlu usaha yang besar untuk menentukan harga. Ada
kesepakatan antar perusahaan supaya tidak merugi.

E. Tax Incidence pada Keseimbangan Umum


General Equilibrium Tax Incidence adalah anilisis yang melihat pengaruh suatu kebijakan pasar
terhadap yang terjadi pada pasar lain.
menurunkan supply
dengan harga yg masih Contoh : Tax Incidence Restoran
sama, karena jika harga
naik, konsumen beralih. Ketika demand elastis berarti yang menanggung beban pajak
Jadi pajaknya semua
ditanggung restoran seluruhnya adalah perusahaan, perusahaan akan mengurangi
kuantitas penawarannya dengan harga bagi konsumen tetap.
Ketika pemerintah memberlakukan pajak yang ditanggung
restoran, sebenarnya beban pajak ditanggung oleh faktor-faktor
perusahaan akan cari
produksi yg digunakan oleh restoran tersebut, seperti modal dan tenaga kerja.
dari sisi capital,
supply, supply bersifat
perusahaan akan
elastis sempurna.
menurunkan demand
Penurunan gaji pekerja
akan menyebabkan Ketika kurva supply pada pasar tenaga kerja elastis sempurna atas capital jadi rate of
returnnya turun
pekerja nya beralih ke
tempat lain, demand maka yang menanggung beban pajak sepenuhnya adalah
perusahaan terhadap
pekerja turun juga. perusahaan, sehingga kurva demand geser ke kiri turun jam
tenaga kerjanya. Di pasar modal kurva supply inelastic
sempurna, kurva demand turun yang menyebabkan rate turun
tetapi investment nya tetap.
ex pajaknya dikenakan atas restoran
partial : hanya dilihat sektor industri restorannya saja,
general : ada kaitan antara satu sektor dengan sektor lain, sektor restoran mempengaruhi sektor pertanian, perikanan, peternakan, tenaga kerja, perbankan.
Dari sisi output mempengaruhi sektor yg menggunakan produknya.

Balance budget analysis : memperhitungkan pajak yg dibayarkan dan benefit


ex : pajak BBM, bermanfaat untuk perbaikan jalan, tapi sulit karena pajak kan jadi 1 engga dibedakan buat apa nantinya, jadi sulit diperhitungkan apakah befit dan
pajaknya sesuai atau engga.

Dampak periode waktu pada tax incidence :


1. Dalam jangka pendek, perusahaan harus pake capiral yg dimiliki jadi inelastis
2. Dalam jangka panjang perusahaan punya alternatif buat pindah tempat ke yg pajaknya lebih murah

3 dampak dari pajak di restoran


1. income effect : pendapatan rendah jadi mengurangi daya beli
2. Dampak substitusi : harga barang lebih tinggi, membuat konsumen beralih
3. Komplementer : konsumen akan mengurangi konsumsi atas barang komplementer dari makanan ke restoran

Anda mungkin juga menyukai