Anda di halaman 1dari 5

TUGAS INSTRUMENTASI KEAMANAN BENDUNGAN

“Instrumentasi Pada Bendungan Ciawi dan Merangin”

Disusun Dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Instrumentasi Keamanan Bendungan

DISUSUN OLEH :

IRFAN BAHARUDIN (21010122413035)

MAGISTER TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG

2022
1. Bendungan Merangin, Provinsi Jambi
• Deflection point
Deflection point atau patok geser merupakan instrumen yang digunakan untuk
mengamati deformasi permukaan di bendungan. Pada bendungan Merangin terdapat 30
buah patok geser yang tersebar di berbagai lokasi. Menurut saya, sebaiknya
ditambahkan beberapa buah deflection point di tebing sandaran sebelah kiri dan kanan
karena lereng cukup curam dan berpotensi terjadi deformasi. Jika terjadi pergerakan
maka dapat ikut terpantau Ketika operator mengambil data baik menggunakan teodolit,
waterpas ataupun total station.
• Geodetic pillar
Sebagai titik kontrol geodesi dan bench mark koordinat di lokasi bendungan, posisi dan
peletakan geodetic pillar sangatlah penting. Sebaiknya perlu dibuatkan BM di
bangunan fasum agar titik tersebut dapat menjadi acuan dalam mendeteksi deformasi
permukaan. Jika menggunakan BM yang ada di lereng, yang ditakutkan adalah titik
tersebut juga ikut terdeformasi.
• Standpipe piezometer
Open Stand Pipe (Pipa Tegak Terbuka) adalah piezometer dengan sistem terbuka yang
berfungsi untuk mengukur tekanan air pori dan dapat digunakan juga untuk
menentukan angka permeabilitas material disekitarnya (dalam Pedoman Operasi,
Pemeliharaan dan Pengamatan Bendungan Bagian 3 Sistem Instrumentasi dan
Pemantauan (Direktorat Bina Teknik:2003). Pada Bendungan tipe concrete, sebaiknya
beberapa titik standpipe dapat diperdalam menyesuaikan potensi rembesan air tanah.
• Tilt meter
iltmeter merupakan salah satu instrumen yang digunakan untuk mendeteksi segala jenis
kemiringan pada suatu struktur. Pada sebagian besar jenis pada alat ini menggunakan
gelembung udara dalam tabung yang berisi cairan, alat ini juga dilengkapi dengan
elektronic sensitif yang mampu mendeteksi perubahan yang kecil pada suatu
kemiringan.Instrumentasi ini diletakkan di tiap section untuk mendeteksi deformasi
vertikal. Peletakannya sudah sesuai dengan fungsinya.
• Joint poins
Instrumentasi ini diletakkan di pertemuan antar section untuk mengamati pergerakan
internal arah horizontal. Selain itu, alat ini juga dimanfaatkan untuk mengamati
homogenitas antar beton yang dicor pada waktu yang berbeda.
• 3D triaxial meter
Instrumentasi ini diletakkan untuk monitoring pergerakan internal di 3 arah dan untuk
melihat potensi retakan yang terjadi di dalam tubuh bendungan mengingat bendungan
tipe gravity/concrete pasti tidak dilakukan pengecoran pada 1 hari yang sama.
• V-notch
Penempatan alat v-notch di bendungan ini cukup menarik untuk dikaji, karena biasanya
v notch diletakkan di bagian hilir dari bendungan. Menurut saya, Instrumentasi ini
diletakkan di dalam gallery untuk mengukur debit rembesan yang terkumpul karena
gallery berpotensi ada rembesan meskipun kecil sehingga jika diletakkan v notch disini
dapat sekaligus diukur debitnya.
• Strain meter rosette, Pressure Cell dan Thermometer
Tiga instrumentasi ini saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Strain meter rosette
ini diletakkan untuk melihat regangan beton, termometer digunakan untuk melihat suhu
dari beton tubuh bendungan, pressure cell digunakan untuk melihat tegangan beton.
Suhu beton, regangan beton dan tegangan beton mempengaruhi modulus elastisitas dari
beton tersebut. Harapannya dengan 3 alat ini diletakkan pada titik yang sama maka
potensi-potensi kejadian tersebut dapat teramati sejak dini.
• Accelerometer
Instrumentasi ini dipasang untuk melihat percepatan dasar batuan yang berada di
lokasi bendungan. Tentunya walaupun sudah berada di dasar batuan pondasi yang
kuat, bumi kita tetap bergerak meskipun dengan besaran yang sangat kecil. Oleh
karena itu dibutuhkan alat ini untuk mengamati kejadian yang abnormal dari
percepatan pergerakan batuan.
• Vibrating wire piezometer
Piezometer ini cocok digunakan untuk dipasangkan kedalam tanah, bisa gunakan dalam
berbagai macam aplikasi. Dengan bantuan data logger nilai dari pengujan piezometer
akan muncul di layar laptop. Memang tipe piezometer ini cocok untuk ditimbun dalam
tanah, tetapi sayangnya cukup mudah rusak jika dibanding tipe lainnya. Perlu kehati-
hatian saat pemasangan instrumen.

2. Bendungan Ciawi (Dry dam), Provinsi Jawa Barat.

• Patok Geser Puncak dan Lereng Bendungan


Bendungan Ciawi merupakan bendungan kering yang dimana digunakan untuk
menampung banjir, sehingga sebaiknya pada bagian hulu dapat juga dipasang patok
geser. Fungsinya yaitu melihat deformasi permukaan Ketika tidak ada air di area
tampungan. Patok geser pada puncak tubuh bendungan yang berfungsi sebagai
pengukuran terhadap pergerakan luar yang terjadi pada puncak tubuh bendungan.
Sebaiknya ditambahkan patok geser tersebut pada sisi hilir sebanyak patok geser yang
sudah ada guna mendampingi dari patok geser tersebut, sehingga sisi hilir juga dapat
dipantau terhadap pergerakan permukaan.

• Pore Pressure Meter.


Pore Pressure Meter atau Piezometer merupakan instrumen yang digunakan untuk
mengukur tekanan air pori pada tubuh bendungan guna memantau pergerakan,
tekanan maupun aktifitas air pori pada bendungan tersebut. Pada Bendungan Ciawi,
Pore Pressure Meter ini diletakan pada timbunan inti kedap (core) sebanyak 7 buah
dengan notasi P; pada pondasi sebanyak 2 buah dengan notasi PP; serta berdampingan
dengan Earth Pressure Meter sebanyak 9 buah dengan notasi E&Pe (berdasarkan
gambar instrumen Bendungan Ciawi).

• Piezometer

Piezometer yang digunakan pada Bendungan Ciawi yang berdasarkan gambar tugas
ini belum diketahui menggunakan tipe berjenis apa. Jika sepemahaman penulis,
penggunaan piezometer sebaiknya menggunakan jenis pipa tegak dikarenakan dari
segi perawatannya yang lebih efektif dibanding jenis lain. Adapun pembahasan
lanjutannya mengenai instrumen ini adalah sebagai berikut:

• Multilayer Settlement.
Multilayer settlement adalah pelat penurunan yang merupakan perangkat untuk
memantau penurunan timbunan atau pengisian tanah. Nantinya data pengamatan akan
diplot untuk melihat deformasi internal dari tiap lapisan timbunan yang dibuat. Jika
Multilayer dan inclinometer akan dipasang pada bendungan ini, sebaiknya lokasi
pemasangan berada pada puncak bendungan dan sampai dengan dasar bendungan
dimana pada setiap lapisan yang berbeda diberi plat supaya dapat terbaca konsolidasi
tanahnya. Selain itu lokasinya juga akan memudahkan operator untuk melakukan
akuisisi data secara rutin.

• Instrumen Tambahan.
Berdasarkan informasi instrumentasi Bendungan Ciawi yang telah diterima oleh
mahasiswa, adapun poin-poin yang akan disampaikan terkait penambahan instrumen
lain yang disesuaikan berdasarkan kegunaan dari bendungan ini (dalam hal ini
bendungan kering) adalah sebagai berikut:

1. Pada gambar instrumentasi Bendungan Ciawi yang didapatkan sebagai acuan


mengerjakan tugas, untuk sistem seepage dari bendungan ini tidak terdapat
pada legenda, pada gambar yang digunakan adalah sistem v-notch yang
disesuaikan dengan geoteknik , lokasi, dan karakteristik dari dry dam.
2. Instrumentasi Hidrometeorologi sebagai alat untuk mengukur hidrologi pada
Bendungan Ciawi, sehingga pada saat pola pengoperasian penampungan banjir
dapat diprediksi menggunakan instrumentasi ini.

Anda mungkin juga menyukai