Anda di halaman 1dari 26

FORM PENGKAJIAN INTRANATAL

Asuhan Keperawatan Pasien Ny. D


G1P0A0 Usia kehamilan 38-39 minggu dengan Kondisi Ketuban
Pecah Dini (KPD) di Ruang Bersalin Klinik Assunniyyah

NAMA :Anggit Pradana


NIM :2001032037

PROGRAM STUDI NERS


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2020/2021

Dok Prodi Ners


FIKes UNMUH Jember
FORM PENGKAJIAN INTRANATAL

LEMBAR KONSULTASI
No. MATERI YANG DIKONSULATASIKAN NAMA & TANDA
DAN URAIAN PEMBIMBING TANGAN PEMBIMBING

Dok Prodi Ners


FIKes UNMUH Jember
FORM PENGKAJIAN INTRANATAL

LEMBAR PERSETUJUAN
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Ny.D G1P0A0 Usia Kehamilan 38-39 minggu Dengan
Kondisi (Ketuban Pecah Dini) KPD di Ruang Bersalin Klinik Assunniyyah
Oleh : Anggit Pradana
NIM : 2001032037

Jember, Agustus 2021

Pembimbing Ruangan Pembimbing Akademik Stase


Bersalin Maternitas
Fikes Unmuh Jember

Zanial Farid A S.Kep.,Ners Ns. Awatiful Azza. M. Kep.,Sp. Kep. Mat


NIP. 197012132005012001

Kepala ruang bersalin


Penanggung Jawab Mata Kuliah
Maternitas
Fikes Unmuh Jember

Vicky Rizky Amalia Amd. Keb Ns. Awatiful Azza. M. Kep.,Sp. Kep. Mat
NIP. 197012132005012001

Dok Prodi Ners


FIKes UNMUH Jember
FORM PENGKAJIAN INTRANATAL

LAPORAN PENDAHULUAN

IBU HAMIL DENGAN PERSALINAN NORMAL dan KPD

1. Definisi Persalinan Normal


Persalinan normal adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari
dalam uterus melalui vagina ke dunia luar yang terjadi pada kehamilan yang cukup
bulan (37–42 minggu) dengan ditandai adanya kontraksi uterus yang menyebabkan
terjadinya penipisan, dilatasi serviks, dan mendorong janin keluar melalui jalan lahir
dengan presentase belakang kepala tanpa alat atau bantuan (lahir spontan) serta tidak
ada komplikasi pada ibu dan janin (Eka Puspita, 2014).

2. Tanda dan Gejala


Lightening merupakan sebutan bahwa kepala janin sudah turun ke pintu bawah
panggul, lightening mulai dirasakan kira-kira 2 minggu menjelang persalinan,
lightening menimbulkan rasa tidak nyaman akibat tekanan bagian presentasi pada
struktur di area pelvis minor. Hal-hal yang spesifik berikut yang dialami ibu, Ibu jadi
sering berkemih, karena kandug kemih ditekan sehingga ruang yang tersisa untuk
ekspansi berkurang, perasaan tidak nyaman akibat tekanan panggul yang menyeluruh,
yang membuat ibu merasa tidak enak dan timbul sensasi terus-menerus bahwa sesuatu
perlu dikeluarkan, kram pada tungkai yang disebabkan oleh tekanan bagian presentasi
pada syaraf yang menjalar melalui foramen ischiadikum mayor dan menuju ke tungkai
(Icemi Sukarni K & Wahyu P, 2013).

Kontraksi Braxton-Hicks. Pada stadium akhir kehamilan otot uterus bersiap untuk
persalinan dan pelahiran melalui kontraksi dan relaksasi pada interval tertentu.
Kontraksi Braxton-Hicks biasanya tidak nyeri kontraksi tersebut juga disebut
persalinan palsu. Kontraksi persalinan palsu umumnya dirasakan rendah di abdomen.
Kontraksi persalinan palsu terjadi dalam pola yang tidak teratur, dan intensitasnya tidak
bertambah secara bermakna dari waktu kewaktu. Persalinan palsu dapat mengganggu
kontraksi tersebut datang dan pergi, dan perubahan posisi atau aktivitas dapat
meredakan ketidaknyamanan yang ditimbulkan. Pada persalinan sejati kontraksi
uterus yang terjadi secara involunter berlangsung secara teratur, semakin kuat dari
waktu ke waktu, dan memulai kerja persalinan yang sebenarnya. Kontraksi tersebut
terjadi jarak sekita 20 sampai 30 menit, hingga pada jarak 2 sampai 3 menit. Kontraksi
persalinan sejatinya biasanya berlangsung 30 detik pada awalnya dan durasinya
meningkat seiring kemajuan persalinan. Kontraksi Uterus, kontraksi otot uterus pada
persalinan akan menyebabkan rasa nyeri yang hebat ada beberapa kemungkinan
Dok Prodi Ners
FIKes UNMUH Jember
FORM PENGKAJIAN INTRANATAL

penyebab terjadinya nyeri saat kontraksi seperti hipoksia pada miometrium yang
sedang berkontraksi, peritoneum yang berada diatas fundus mengalami peregangan,
peregangan serviks pada saat dilatasi atau pendataran serviks. setiap kontraksi serabut
otot uterus menegang saat kontraksi berakhir dan uterus istirahat, otot tetap lebih sedikit
lebih pendek dibanding pada awal kontraksi. Kondisi ini disebut retraksi otot, saat
proses ini terus berlangsung sepangjang jam-jam persalinan otot yang memendek
menarik titik resistensi terendah menyebabkan penipisan dan kemudian dilatasi serviks.
Penekanan dari kantung ketuban yang menegang atau bagian presentasi janin
membantu mempertahankan dilatasi serviks.

Setiap kontraksi persalinan memiliki tiga fase:


1. Increment: fase ini, ketika kontraksi berkembang dari fase istirahat menuju kekuatan
penuh, terhitung lebih lama dibanding kombinasi dua fase lain.
2. Acme: fase ini merupakan masa ketika kontraksi berada pada intensitas maksimum.
Fase ini menjadi lebih lama seiring kemajuan persalinan.
3. Decrement: selama fase ini, kontraksi uterus menurun, hingga fase istirahat dicapai
(Caroline Bunker Rosdahl & Mary T. Kowalski, Buku Ajar Keperawatan Dasar
Keperawatan Maternal & Bayi Baru Lahir, Edisi 10, 2012).

Ketuban pecah pada akhir kala 1 persalinan. Apabila terjadi sebelum awitan
persalinan, disebut ketuban pecah dini (KPD). Kurang lebih 80% wanita yang
mendekati usia kehamilan cukup bulan dan mengalami KPD mulai mengalami
persalinan spontan mereka dalam waktu 24 jam.

Bloody show (pengeluaran lendir disertai darah melalui vagina) dengan his
permulaan, terjadi perubahan pada serviks yang menimbulkan pendataran dan
pembukaaan, lendir yang terdapat dikanalis servikalis lepas, kapiler pembuluh pecah,
yang menjadi pendarahan sedikit (Ai Nurasiah & dkk, 2012).Sumbatan mukus yang
menyekat serviks selama kehamilan tepat sebelum persalinan, serviks membuka secara
perlahan dan sumbatan tersebut lepas. Pada saat bersamaan beberapa kapiler serviks
rupture membuat mukus yanglengket menjadi warna merah muda. Proses ini
disebutshow atau bloody show dan mengindikasikan bahwa persalinan akan segara
terjadi (Caroline Bunker Rosdahl & Mary T. Kowalski, 2014).
Lonjakan energi, banyak wanita mengalami lonjakan energi kurang lebih 24
sampai 48 jam sebelum awitan persalinan. Setelah beberapa hari dan minggu merasa
letih secara fisik dan lelah karena hamil, mereka terjaga pada suatu hari dan
menemukan diri mereka bertenaga penuh. Para wanita merasa enerjik melakukan
sbelum kedatangan bayi, selama beberapa jam sehingga mereka semangat melakukan
berbagai aktifitas yang sebelumnya tidak mampu mereka lakukan, akibatnya mereka
memasuki masa persalinan dalam keadaan letih (Icemi Sukarni K & Wahyu P, 2013).
Dok Prodi Ners
FIKes UNMUH Jember
FORM PENGKAJIAN INTRANATAL

3.Fisiologi Persalinan Normal


Pada akhir kehamilan kadar progesteron menurun menjadikan otot rahim sensitif
sehingga menimbulkan his. Perubahan keseimbangan estrogen dan progesteron dapat
mengubah sensitivitas otot rahim, sehingga sering terjadi kontraksi Braxton Hicks. Di
akhir kehamilan kadar progesteron menurun sehingga oxitocin bertambah dan
meningkatkan aktivitas otot- otot rahim yang memicu terjadinya kontraksi sehingga
terdapat tanda- tanda persalinan.Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam
batas tertentu. Setelah melewati batas tertentu terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat
dimulai. Bila dindingnya teregang oleh isi yang bertambah maka timbul kontraksi
untuk mengeluarkan isinya.(Th. Endang Purwoastuti, S. Pd, APP & Elisabeth Siwi
Walyani, Amd. Keb., 2015).

4. Langkah – langkah Asuhan Persalinan Normal (APN)

1) Melihat tanda dan gejala di Kala 2 = dorongan ingin meneran, tekanan pada
anus, perineum yang menonjol, vulva yang membuka

2) Siap diri dan siap alat = cek alat (partus set, wadah DTT, ibu, bayi, oksi),
APD/celemek, cuci tangan, sarung tangan, oksi + ½ kocher

3) Pastikan Pembukaan lengkap = Bersih, PD, celup, DJJ

4) Siap ibu dan keluarga= ibu, bapak/keluarga, ada his pimpin, puji, tidak ada his
istirahat, minum, djj, posisi ibu nyaman

5) Siap tolong= Handuk, bokong, buka, sarung

6) Tolong=kepala (lindungi, cek, tunggu), bahu (biparietal), badan (sangga,


susur)

7) Asuhan Bayi BAru Lahir= nilai/letak, kering/ganti,oksi, Fundus, beri tahun,


suntik, klem/jepit, potong/ikat, kontak kulit/selimut

8) Manajemen aktif di kala III = PPT (Pindah, Posisi, Tegang), Plasenta (Tarik,
Putar),

9) Perdarahan = plasenta/robekan, robekan jalan lahir

10) Asuhan Pasca persalinan = evaluasi ( kandung kemih kosong, ajar ibu dan
keluarga, estimasi jumlah darah, hitung nadi ibu, pantau bayi), Bersih/aman,
dokumentasi ( lengkapi partograf, periksa tanda vital dan asuhan kala 4)

5. Ketuban Pecah Dini

a)Definisi
Ketuban pecah dini (KPD) atau Premature Rupture of the Membranes
Dok Prodi Ners
FIKes UNMUH Jember
FORM PENGKAJIAN INTRANATAL

(PROM) adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum terjadinya proses


persalinan pada kehamilan aterm. Sedangkan Preterm Premature Rupture of the
Membranes (PPROM) adalah pecahnya ketuban pada pasien dengan usia
kehamilan kurang dari 37 minggu (Parry and Strauss, 1998; Brian and Mercer,
2003; Mamede dkk., 2012). Pendapat lain menyatakan dalam ukuran pembukaan
servik pada kala I, yaitu bila ketuban pecah sebelum pembukaan pada
primigravida kurang dari 3 cm dan pada multigravida kurang dari 5 cm. Dalam
keadaan normal selaput ketuban pecah dalam proses persalinan (Cunningham,
2010; Soewarto, 2010).

b) Etiologi

Adapun penyebab terjadinya ketuban pecah dini merurut (Manuaba, 2007) yaitu

sebagai berikut:

a. Multipara dan Grandemultipara

b. Hidramnion

c. Kelainan letak: sungsang atau lintang

d. Cephalo Pelvic Disproportion (CPD)

e. Kehamilan ganda

f. Pendular abdomen (perut gantung)

Adapun hasil penelitian yang dilakukan (Rahayu and Sari 2017) mengenai

penyebab kejadian ketuban pecah dini pada ibu bersalin bahwa kejadian KPD

mayoritas pada ibu multipara, usia ibu 20-35 tahun, umur kehamilan ≥37 minggu,

pembesaran uterus normal dan letak janin preskep.

c).Tanda dan Gejala

Tanda yang terjadi adalah keluarnya cairan ketuban merembes melalui vagina,

aroma air ketuban berbau manis dan tidak seperti bau amoniak, berwarna pucat, cairan

ini tidak akan berhenti atau kering karena uterus diproduksi sampai kelahiran

mendatang. Tetapi, bila duduk atau berdiri, kepala janin yang sudah terletak di bawah

biasanya “mengganjal” atau “menyumbat” kebocoran untuk sementara. Sementara itu,

demam, bercak vagina yang banyak, nyeri perut, denyut jantung janin bertambah capat

merupakan tanda-tanda infeksi yang terjadi (Sunarti, 2017).

Dok Prodi Ners


FIKes UNMUH Jember
FORM PENGKAJIAN INTRANATAL

d). Faktor yang mempengaruhi Ketuban Pecah Dini


Menurut (Morgan, 2009), Kejadian Pecah Dini (KPD) dapat disebabkan oleh
beberapa faktor meliputi :
a. Usia
Karakteristik pada ibu berdasarkan usia sangat berpengaruh terhadap kesiapan ibu
selama kehamilan maupun mengahdapi persalinan. Usia untuk reprosuksi optimal
bagi seorang ibu adalah antara umur 20-35 tahun. Di bawah atau di atas usia
tersebut akan meningkatkan risiko kehamilan dan persalinan. Usia seseorang
sedemikian besarnya akan mempengaruhi sistem reproduksi, karena organ-organ
reproduksinya sudah mulai berkuarng kemampuannya dan keelastisannya dalam
menerima kehamilan (Sudarto, 2016).
b. Sosial Ekonomi
Pendapatan merupakan faktor yang menentukan kualitas dan kuantitas kesehatan
di suatu keluarga. Pendapatan biasanya berupa uang yang mempengaruhi seseorang
dalam mempengaruhi kehidupannya. Pendapatan yang meningkat merupakan kondisi
yang menunjang bagi terlaksananya status kesehatan seseorang. Rendahnya
pendapatan merupakan rintangan yang menyebabkan seseorang tidak mampu
memenuhi fasilitas kesehatan sesuai kebutuhan (BPS, 2005).
c. Paritas
Paritas merupakan banyaknya anak yang dilahirkan oleh ibu dari anak pertama
sampai dengan anak terakhir.

d. Anemia
Anemia pada kehamilan merupakan adalah anemia karena kekurangan zat besi.
Jika persendian zat besi minimal, maka setiap kehamilan akan mengurangi
persendian zat besi tubuh dan akhirnya menimbulkan anemia. Pada kehamilan relatif
terjadi anemia karena darah ibu hamil mengalami hemodelusi atau pengencangan
dengan penigkatan volume 30% sampai 40% yang puncaknya pada kehamilan 32
sampai 34 minggu. Pada ibu hamil yang mengalami anemia biasanya ditemukan ciri-
ciri lemas, pucat, cepat lelah, mata berkunang-kunang. Pemeriksaan darah dilakukan
minimal 2 kali selama kehamilan yang pada trimester pertama dan trimester ke tiga.
Dampak anemia pada janin antara lain abortus, terjadi kematian intrauterin,
prematuritas, berat badan lahir rendah, cacat bawaan dan mudah infeksi. Pada ibu,
saat kehamilan dapat mengakibatkan abortus, persalinan prematuritas, ancaman
dekompensasikordis dan ketuban pecah dini (Manuaba, 2009).
e. Perilaku Merokok
Kebiasaan merokok atau lingkungan dengan rokok yang intensitas tinggi dapat
berpengaruh pada kondisi ibu hamil. Rokok menggandung lebih dari 2.500 zat kimia
yang teridentifikasi termasuk karbonmonoksida, amonia, aseton, sianida hidrogen,

Dok Prodi Ners


FIKes UNMUH Jember
FORM PENGKAJIAN INTRANATAL

dan lain-lain. Merokok pada masa kehamilan dapat menyebabkan gangguan-


gangguan seperti kehamilan ektopik, ketuban pecah dini, dan resiko lahir mati yang
lebih tinggi (Sinclair, 2003).

f. Riwayat KPD
Pengalaman yang pernah dialami oleh ibu bersalin dengan kejadian ketuban pecah
dini dapat berpengaruh besar terhadap ibu jika menghadapi kondisi kehamilan.
Riwayat KPD sebelumnya beresiko 2-4 kali mengalami ketuban pecah dini kembali.
Patogenesis terjadinya KPD secara singkat ialah akibat penurunan kandungan
kolagen dalam membran sehingga memicu terjadinya ketuban pecah dini dan ketuban
pecah preterm..
g. Serviks yang Inkompetensik
Inkompetensia serviks adalah istilah untuk menyebut kelainan pada otot- otot leher
atau leher rahim (serviks) yang terlalu lunak dan lemah, sehingga sedikit membuka
ditengah-tengah kehamilan karena tidak mampu menahan desakan janin yang
semakin besar. Inkompetensia serviks adalah serviks dengan suatu kelainan anatomi
yang nyata, disebabkan laserasi sebelumnya melalui ostium uteri atau merupakan
suatu kelainan kongenital pada serviks yang memungkinkan terjadinya dilatasi
berlebihan tanpa perasaan nyeri dan mules dalam masa kehamilan trimester kedua
atau awal trimester ketiga yang diikuti dengan penonjolan dan robekan selaput janin
serta keluarnya hasil konsepsi.
h. Tekanan Intra Uterin
Tekanan intra uterin yang meninggi atau meningkat secara berlebihan dapat
menyebabkan terjadinya ketuban pecah dini, misalnya :
1) Trauma : berupa hubungan seksual, pemeriksaan dalam, amniosintesis.

2) Gemelli : Kehamilan kembar dalah suatu kehamilan dua janin atau lebih.
Pada kehamilan gemelli terjadinya distensi uterus yang berlehihan, sehingga
menimbulkan adanya ketegangan rahim secara berlehihan. Hal ini terjadi karena
jumlahnya berlebih, isi rahim yang lebih besar dan kantung (selaput ketuban)
relative kecil sedangkan dibagian bawah tidak ada yang menahan sehingga
mengakibatkan selaput ketuban tipis dan mudah pecah (Novihandari, 2016).
e.Komplikasi

Adapun pengaruh KPD terhadap ibu dan janin menurut (Sunarti, 2017) yaitu:

a.Prognosis Ibu
Komplikasi yang dapat disebabkan KPD pada ibu yaitu infeksi intrapartal/
dalam persalinan, infeksi puerperalis/ masa nifas, dry labour/ partus lama,
perdarahan post partum, meningkatnya tindakan operatif obstetric (khususnya SC),
morbiditas dan mortalitas maternal.

Dok Prodi Ners


FIKes UNMUH Jember
FORM PENGKAJIAN INTRANATAL

b.Prognosis Janin
Komplikasi yang dapat disebabkan KPD pada janin itu yaitu prematuritas
(sindrom distes pernapasan, hipotermia, masalah pemberian makanan neonatal),
retinopati premturit, perdarahan intraventrikular, enterecolitis necroticing, ganggguan
otak dan risiko cerebral palsy, hiperbilirubinemia, anemia, sepsis, prolaps funiculli/
penurunan tali pusat, hipoksia dan asfiksia sekunder pusat, prolaps uteri, persalinan
lama, skor APGAR rendah, ensefalopati, cerebral palsy, perdarahan intrakranial,
gagal ginjal, distres pernapasan), dan oligohidromnion (sindrom deformitas janin,
hipoplasia paru, deformitas ekstremitas dan pertumbuhan janin terhambat),
morbiditas dan mortalitas perinatal (Marmi dkk, 2016).

5. ASUHAN KEPERAWATAN

1.Pengkajian
Pengkajian yang dilakukan pada persalinan normal: memantau kontraksi uterus, his
adalah gelombang kontraksi ritmis otot polos dinding uterus yang dimulai dari daerah
fundus uteri, di mana tuba falopi memasuki dinding uterus. Kontraksi dimulai seperti
tertusuk-tusuk, lalu mencapai puncak kemudian hilang, karakteristik kontraksi persalinan
palsu terjadi dalam pola yang tidak teratur, dan intensitasnya tidak bertambah secara
bermakna dari waktu kewaktu, kontraksi tersebut datang dan pergi. Pada persalinan
sejati kontraksi uterus yang terjadi secara involunter berlangsung secara teratur, semakin
kuat dari waktu ke waktu. Kontraksi tersebut terjadi dari waktu sekitar 20-30 menit
hingga pada waktu 2-3 menit. Pada awalnya kontraksi persalinan sejati biasanya
berlangsung 30 detik dan durasinya meningkat seiring kemajuan persalinan.
Rasa nyeri pada persalinan terjadi ketika otot-otot rahim berkontraksi, bersamaan
dengan setiap kontraksi, kandung kemih, rektum tulang belakang, dan tulang pubic
menerima tekanan kuat dari rahim, berat dari kepala bayi ketika bergerak ke bawah
saluran lahir juga menyebabkan tekanan. Rasa sakit kontraksi dimulai dari bagian bawah
punggung, kemudian menyebar ke bagian bawah perut mungkin juga menyebar ke kaki.
Pada saat sebelum atau sesudah kontraksi, sering kali muncul lendir bercampur darah
yang keluar dari vagina sebagai tanda persalinan, hal ini disebabkan karena terlepasnya
sumbatan pada perlindungan leher rahim, karena serviks mulai membuka dan mendatar
(Wahyudi, 2017)
Palpasi abdomen dilakukan untuk memastikan bahwa posisi janin sudah benar untuk
persalinan yang normal. Posisi janin dianggap benar kalau posisi kepala janin di bawah.
Palpasi vagina, pemeriksaan vagina akan memperlihatkan, keadaaan selaput ketuban
apakah sudah ruptur atau belum, penipisan dan dilatasi serviks. Pembukaan serviks,
besarnya pembukaan dalam cm dicatat ke dalam partograf dengan tanda X. Pemeriksaan
dalam dilakukan setiap 4 jam kecuali bila ada indikasi. Pada fase aktif kecepatan

Dok Prodi Ners


FIKes UNMUH Jember
FORM PENGKAJIAN INTRANATAL

pembukaan sekurang-kurangnya 1cm/ jam.


Denyut jantung janin dapat diperiksa setiap setengah jam, yang diamati adalah
frekuensi dalam satu menit dan keteraturan denyut jantung janin dicatat dibagian atas,
ada penebalan garis pada angka 120 dan 160 yang menandakan batas normal pada denyut
jantung janin, kalau diamati ada denyut jantung janin abnormal, dengarkanlah setiap 15
menit, selama 1 menit segera setelah his hilang.
Warna dan selaput ketuban, apakah selaput ketuban sudah pecah? Bila sudah pecah
dicatat pada partograf sesuai dengan kualitas air ketuban tersebut, bila jernih ditulis
dengan C, bila bercampur dengan feases M (Meconium straid), dan bila air ketuban tidak
ada atau kering A (absent). (Wahyu Purwaningsih & Siti Fatmawati , 2010).

2.Diagnosa Keperawatan

1.Nyeri Melahirkan
2.Gangguan Rasa Nyaman
3.Ansietas
4. Pola Nafas Tidak Efektif
5. Penurunan Curah jantung
6. Risiko Cidera Pada Janin
7. Risiko Gangguan Integritas kulit/jaringan
8. Risiko Cidera Pada Ibu
9. Risiko Perdarahan
10.Risiko Ketidakseimbangan cairan
11. Risiko Infeksi
12. Kesiapan Peningkatan Proses Keluarga
3.Intervensi Keperawatan

a. Nyeri melahirkan yang berhubungan dengan kontraksi uterus ditandai oleh proses
melahirkan
Tujuan : Klien dapat beradaptasi dengan nyeri
KH :1.Klien dapat beradaptasi dengan nyeri yang ada
2.Dapat beristirahat
3.Frekuensi nafas normal
4.Tekanan darah normal
5.Mengerang dan menangis tidak ada
6.His ada semakin kuat
Rencana tindakan :

1. Identifikasi his yang timbul


2. Beri dukungan suami/keluarga terdekat
3. Ajarkan distraksi relaksasi
Dok Prodi Ners
FIKes UNMUH Jember
FORM PENGKAJIAN INTRANATAL

4. Anjurkan selalu berdoa/beristigfar


5. Beri lingkungan aman dan nyaman.
6. Observasi TTV
b.Risiko Cidera Pada janin berhubungan dengan kelelahan ibu persalinan dikala I
dan II
KH: 1.Observasi denyut jantung janin (120-160) tidak terganggu.
2.Posisi janin tidak berubah/kepala masuk PAP.
3.Warna cairan ketuban tetap jernih
Rencana Tindakan
1.Observasi TTV ibu
2.Observasi DJJ
3.Edukasi ibu
4.Atur Posisi berbaring
5.Anjurkan berbaring di tempat tidur

Dok Prodi Ners


FIKes UNMUH Jember
FORM PENGKAJIAN INTRANATAL

5.PATOFISIOLOGI

Kehamilan 37-42 minggu

Lightening Tanda-tanda permulaan persalinan Bloody Slow

sering berkemih, kram tungkai Kontraksi Braxton hicks Servik menimbulkan pendataran
(tekanan pada syaraf melalui dan pembukaan
foramen ischiadikum mayor)
Peritoneum meregang
Lendir di kanalis servikalis lepas

Kapiler pembuluh pecah

Perdarahan sedikit

Kala I Kala IV
Fase aktif Kala II Kala III
Kala Pembukaan Pemantauan
-Kontraksi meningkat Pengeluaran Bayi Pengeluaran plasenta
-Menurunnya janin
-Pembukaan 4-7cm
Fase Laten Janin masuk kepanggul, Bayi lahir, kontraksi
Estrogen meningkat Observasi post partum
menekan otot dasar uterus berhenti 5-10 2 jam
Progesteron menurun panggul secara mnt
Nyeri Melahirkan reflektoris
-perdarahan
Oksitosin meningkat Plasenta lepas pada -sobekan jalan lahir
Ingin mengejan lapisan nitabuch - kelahiran bayi
Fase transisi
Kadar prostaglandin -pembukaan8-10 cm
-kontraksi teratur Vulva membuka Terjadi semburan darah
-desakan mengejan perineum meregang tiba-tiba -Risiko Perdarahan
-Kontraksi tidak teratur -Risiko Infeksi
-Pembukaan 0-5cm -Kesiapan
-Pecahnya ketuban Metabolisme Ibu lelah pada kala I Peningkatan Proses
-Risiko cidera Keluarga
pada ibu
-Risiko
Perdarahan
-Gangguan rasa Pernafasan meningkat. -Risiko Cidera pada janin
-Risiko
nyaman Nadi meningkat -Risiko Gangguan
Ketidakseimbang
-Ansietas Integritas kulit/jaringan
an cairan

-Pola Nafas tidak efektif


-Penurunan Curah DAFTAR PUSTAKA
Jantung

Indah, F. (2019). Manajemen Asuhan Kebidanan Intranatal Pada Ny"N" dengan usia
Preterm di RSUD Syekh Yusuf Gowa Tanggal 01 Juli 2018. Jurnal Midwifery.
Istri Utami, S. E. (2019). Buku Ajar Asuhan Persalinan dan Managemen Nyeri persalinan.
Yogyakarta: Universitas Aisyiyah Yogyakarta.
PPNI, T. P. (2017). Standart Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta.
PPNI, T. P. (2017). Standart Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta.
Rini Hayu Lestari, E. A. (2017). Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Dengan Rangsangan
Dok Prodi Ners
FIKes UNMUH Jember
FORM PENGKAJIAN INTRANATAL

Puting Susu di BPM Lilik Kustono Diwek Jombang. STRADA Jurnal Ilmiah
Kesehatan, 6.

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
JEMBER
FAKULTAS ILMU
KESEHATAN
PROGRAM STUDI NERS
Jl. Karimata No. 49 Telp.(0331) 336728 Fax. 337957 Kotak Pos 104 Jember 68121
Website : http://www.unmuhjember.ac.id, E-mail : Kantorpusat@unmuhjember.ac.id

FORMAT PENGKAJIAN INTRANATAL


Dok Prodi Ners
FIKes UNMUH Jember
FORM PENGKAJIAN INTRANATAL

Rumah Sakit : Klinik Assunniyyah


Ruangan : Bersalin (VK)
Tgl/Jam MRS : 16-08-2021 / 10.00
Dx.Medis :G1P0A0 Hamil 38-39 minggu, janin T/H ,KPD
No.Register : 0000238
Yang Merujuk : BPM
Pengkajian oleh : Anggit Pradana
Tgl/JamPengkajian : 16-08-2021 / 11.00

I. BIODATA

Nama Klien :Ny.D Nama Suami :Tn.A


Umur :20 th Umur :22 th
Suku/Bangsa :Jawa/ Indonesia Suku / Bangsa :.Jawa/Indonesia
Pendidikan :SMA Pendidikan :SMA
Pekerjaan :IRT Pekerjaan :Wiraswasta
Agama :Islam Agama :Islam
Penghasilan :- Penghasilan :< 1juta
Gol.Darah :A Gol.Darah :-
Alamat :Dusun Krajan Desa Kencong

II. RIWAYAT KESEHATAN

1. Keluhan Utama (permulaan his, keadaan ketuban, pengeluaran pervaginam)


pasien mengatakan keluar cairan ketuban dari vagina sejak tadi pagi sekitar
jam 05.00 WIB
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengatakan tadi pagi (16-08-2021 jam 05.00 WIB) merasakan cairan
merembes ditempat tidur, lalu hendak BAK, sewaktu berjalan dari kasur ke
kamar mandi cairan itu merembes terus. Dan pasien langsung pergi ke Bidan
setempat pukul 07.00 WIB,oleh bidan diperiksa hasilnya pembukaan 2, nyeri
perut. Di BPM di observasi sampai dengan jam 11.00 WIB ,.Pada jam 11.00
WIB pasien dirujuk ke Klinik Assunniyah karena masih belum ada tanda –
tanda inpartu.. Jam 10.00 WIB pasien MRS di ruang bersalin.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengatakan tidak pernah menderita penyakit darah tinggi, kencing
manis maupun sesak nafas.

4. Riwayat Kesehatan Keluarga


Pasien mengatakan tidak ada keluarga yang menderita penyakit penyakit
darah tinggi dan kencing manis.

5. Riwayat Psikososial
Pasien mengatakan cemas dengan keadaanya sekarang, takut terjadi masalah
pada janinnya karena masih belum ada kontraksi dan ketuban sudah pecah
sejak kemaren lusa malam.
Dok Prodi Ners
FIKes UNMUH Jember
FORM PENGKAJIAN INTRANATAL

Analisa tingkat kecemasan berdasarkan skala HARS (Hamilton Anxiety


Scale):
1) Perasaan cemas : disertai perasaan dan pikiran takut padakondisi
kehamilan dan takut karena air ketuban keluar terus dan tidak ada mules ,
kontak mata saat diajak bicara (+) :2
2) Ketegangan : tegang, tidak dapat istirahat dengan tenang :2
3) Ketakutan : takut terjadi apa-apa pada janinnya, terus meminta
keluarganya diperbolehkan masuk :1
4) Gangguan kecerdasan: sering bingung :1
5) Gangguan tidur : tidur tidak nyenyak :1
6) Perasaan depresi : sedih, tidak boleh ditunggui keluarga di dalam:0
7) Gejala sensori : merasa lemah, lelah :1
8) Gejala somatik : suara tidak stabil, tangan gemetar :2
9) Gejala kardiovaskular: denyut nadi mengeras :1
10) Gejala pernafasan :- :0
11) Gejala gastrointestinal: - :0
12) Gejala urologi :- :1
13) Gejala vegetatif : air ketuban masih ngerembes :1
14) Perilaku sewaktu wawancara: gelisah, muka tegang, sering bertanya dengan
pertanyaan yang sama :4
Total skor: 17 (kategori kecemasan ringan)

6. Pola-pola Fungsi Kesehatan


a. Pola persepsi & tata laksana hidupsehat
Pasien memeriksakan kehamilan di bidan terdekat 9 kali selama kehamilan
b. Pola nutrisi & metabolisme
Sebelum MRS: pasien makan 3 x sehari, nasi, lauk, sayur. Pasien
mengatakan minumnya >5 gelas sehari.
Saat MRS: tidak makan sama sekali, tidak mau minum.
c. Pola aktivitas
Sebelum MRS: pasien tidak bekerja dan melakukan aktivitas sehari-hari di
rumah sebagai istri dirumah.
Saat MRS: pasien tidak boleh turun dari tempat tidur.
d. Pola eliminasi
Sebelum MRS: BABsetiap hari 1x sehari, dan BAK4kali sehari, warna
kuning jernih.Saat MRS: belum BAB, dan BAK menggunakan pispot.

e. Pola persepsi sensoris

Pasien dapat melihat, mendengar dan berbicara dengan baik. Perawat


Dok Prodi Ners
FIKes UNMUH Jember
FORM PENGKAJIAN INTRANATAL

bertanya dan pasien menjawab sesuai dengan pertanyaan yang diberikan


perawat.

f. Pola konsep diri

1. Identitas diri: pasien mengatakan ia sebentar lagi akan menjadi


seorang ibu yang seutuhnya,
2. Ideal diri: pasieningin menjadi wanita sempurna setelah melahirkan
dengan selamat secara normal dan bisa membahagiakan suami.
3. Gambaran diri: ingin cepat melahirkan dengan selamat
4. Citra diri: pasien merasa lemas karena air ketuban yang terus keluar.
5. Harga diri: pasienmengatakan siap melahirkan dengan normal, tetapi
belum ada kontraksi sama sekali
g. Pola hubungan & peran
Hubungan antara pasiendengan suami dan keluarga baik. Pasien
mengatakan suami dan keluarganya menemani mulai di puskesmas tadi
pagi. Hubungan dengan lingkungan sekitar baik, pasien mengatakan
sebelum air ketuban ngerembes, rutin senam hamil 2 kali seminggu
h. Pola reproduksi & seksual
Pasien mengatakan selama hamil besar tidak melakukan hubungan seksual
dengan suaminya, karena takut mencederai janin dan berisiko lahir belum
waktunya. Bahkan suami sangat serius untuk menjaga kelamilan istrinya
dengan rela dan tidak mempermasalahkan tidak melakukan hubungan
seksual selama istrinya hamil.
i. Pola penanggulangan stres / Koping – Toleransistres
Jika ada masalah selalu membicarakannya dengan suami dan ibunya. Ibu
selalu mengingatkan sholat jika ada masalah atau fikiran sedang cemas.
Pasien sudah mengerti peraturan yang ada karena sudah dijelaskan.
7. Riwayat Pengkajian Obstetri, Prenatal danIntranatal
a. Riwayat penggunaan kontrasepsi
Klien tidak pernah menggunakan kontrasepsi
b. Riwayat mentruasi
Menarche : usia 12 th
Lamanya : 7 hari
Siklus : satu bulan
Hari pertama haid terakhir : 19-12-2020
Dismenorhoe :-
Fluor albus : Tidak pernah keputihan

c. Riwayat kehamilanterdahulu
Belum pernah hamil sebelumnya
d. Riwayat kehamilan sekarang
Dok Prodi Ners
FIKes UNMUH Jember
FORM PENGKAJIAN INTRANATAL

Kehamilan ini adalah kehamilan pertama yang diharapkan ketika sudah


menikah. Bulan-bulan awal hanya meraskan mual dan pusing. Tidak mau
makan, tetapi kalau sudah disuguhkan dan dipaksa makan, terasa enak juga
Menginjak bulan keempat mulai sakit pinggang. Pemeriksaan di Bidan
setempat. Diberikan Fe,Vit.C, dan Kalk.riwayat imunisasi TT 1 x saat akan
menikah.
e. Riwayat persalinanlalu
Pasien belum pernah hamil dan melahirkan sebelumnya
8. Pemeriksaan fisik ( Inspeksi, Palpasi, Auskultasi, Perkusi)
a. Keadaan Umum
Klien tampak cemas , kesadaran komposmentis, pasien bedrest
b. Tanda-tanda vital
Suhu Tubuh :36,90C Respirasi:20 x/mnt
Denyut Nadi :75 x/mnt TB/BB:147cm/54kg
Tensi : 110/80 mmHg
Air ketuban masih ngerembes, berwarna jernih
c. Kepala & leher
Wajah terlihat cemas, kontak mata saat diajak bicara (+), konjungtiva tidak
anemis, mulut dan bibir lembab. Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
d. Thorax /Dada
Gerakan dada simetris, adekuat, suara nafas vesikuler, ictus kordis tidak
terlihat, teraba di ICS 4-5 mid klavikula sinistra, bunyi jantung I-II tunggal,
reguler. Pergerakan dinding dada simetris, suara nafas bersih. Wh -/-, Rh -/-
Rales -/-.
e. Pemeriksaan payudara
Payudara simetris, puting susu menonjol, areola mammae hiperpigmentasi,
tidak ada massa pada payudara.
f. Abdomen
Turgor baik, hiperpigmentasi daerah pusar
- PemeriksaanLeopold
Leopold I: TFU : 3 jari di atas pusar, kurang bulat (bokong).
Leopold II: Punggung bayi berada di sebelah kiri
Leopold III : Dibagian bawah teraba kepala (bulat, tidak melenting
belum masuk PAP)
Leopold IV : jari-jari petugas masih bisa bertemu diperut bawah klien
(kepala belum masuk PAP)
- His :10’4’20 detik
- DJJ: 142 x/mnt
- Kesimpulan hamil tunggal hidup, presentasi kepala belum masuk PAP

g. Genetalia dan anus


Dok Prodi Ners
FIKes UNMUH Jember
FORM PENGKAJIAN INTRANATAL

Bersih, rambut tidak dipotong.


Keluaran pervaginam: keluar air ketuban, jernih
Anus tidak terdapat hemoroid
Vagina toucher oleh bidan VK yaitu1 cm, effacemen25%, kepala masih
tinggi, cairan ketuban ngerembes jernih, sedikit.
Kesimpulan: kondisi genetalia dan anus normal.
h. Punggung
Normal, lordosis (-), kifosis (-), skoliosis (-). Nyeri di punggung akibat
terlalu lama tidur ditempat tidur
i. Ekstremitas
Terpasang infus di tangan kiri, infus berisi larutan RL dengan 20 tpm,
kekuatan otot 5, oedema (-).
j. Integumen
Baik. Warna kulit coklat, kulit bersih, kelembaban baik. CRT < 2 dtk.
f. Pemeriksaan laboratorium
Hb.9,7 gr/dL 12.0-16.0gr/dL
Leukosit 14,4 109/L 4.5-11.0 109/L
Hitung Jenis -/-/-/82/13/5 0-4/0-1/3-5/54-62/25-33/2-6
Hematokrit 28,6 % 36-46 %
Trombosit 273 109/L 150-450 109/L
g. Pemeriksaan Diagnostik Lain
USG Bayi : Janin T/H Preskep, EFW : 2206 gr, ACC Oligohidramnion,
plasenta di fundus

Dok Prodi Ners


FIKes UNMUH Jember
FORM PENGKAJIAN INTRANATAL

B. Analisa Data

TGL/JAM PENGELOMPOKAN DATA MASALAH KEMUNGKINAN


PENYEBAB
16/08/2021 DS: Pasien mengatakan cemas dan lelah Ansietas Kehamilan
11.30 WIB
dengan keadaanya sekarang, takut
Penurunan kadar
terjadi masalah pada janinnya karena progesteron dan esterogen
air ketuban terus keluar
Tekanan hidrostatis air
DO: - wajah pasien tampak cemas ketuban naik dan tekanan
intra uterin naik
-pasien sering bertanya kondisinya
-Skala HARS 17 (kategori kecemasan ketuban pecah
ringan
Ansietas
- Pasien bedrest
-air ketuban masih ngerembes
-hasil usg oligohidramnion
-Nadi 75 x/mnt
-TD 110/80 mmHg

DS:pasien mengatakan keluar cairan Risiko Infeksi Kehamilan


ketuban dari vagina sejak tadi pagi
Penurunan kadar
pukul 05.00 WIB progesteron dan esterogen
DO: -Pecah ketuban berwarna jernih jam
Tekanan hidrostatis air
05:00 WIB / 16-08-2021 ketuban dan tekanan
intrauterin naik
-Nadi 75 x/mnt
-TD 110/80 mmHg Keluar air ketuban tanpa
adanya tanda-tanda
- Suhu 36,90C
persalinan
- Pasien beralaskan underpad tanpa
Ketidakadekuatan
memakai underwear
pertahanan tubuh primer
- Leukosit 14.4 109/L
-Ketuban ngerembes jernih, sedikit
- Pembukaan 1
-Klien mendapatkan amoxicillin
3x500mg
DS : - Risiko Cedera Pada Kehamilan
Janin
DO : - usia kehamilan 34-37 minggu
Penurunan kadar
-Ketuban Pecah Dini tgl 16-08-2021 progesteron dan esterogen
(05.00 WIB)
Tekanan hidrostatis air
-EFW 2206 gram ketuban naik dan tekanan
intra uterin naik
- DJJ 142 x/mnt
-Hb.9,7 gr/dL ketuban pecah sebelum
waktunya

Dok Prodi Ners


FIKes UNMUH Jember
FORM PENGKAJIAN INTRANATAL

C. Daftar Diagnosis

No. Tanggal/Jam Diagnosa Keperawatan Paraf


1. 16-08-2021 Ansietas yang berhubungan dengan Ketuban Pecah Dini ditandai
11.30 oleh wajah pasien tampak cemas, pasien sering bertanya
kondisinya, Skala HARS 17 (kategori kecemasan ringan), Pasien
bedrest,air ketuban masih ngerembes, hasil usg oligohidramnion,
nadi 75 x/mnt, TD 110/80 mmHg

2. Risiko Infeksi yang berhubungan dengan ketidakadekuatan


pertahanan tubuh primer ditandai oleh Pecah ketuban berwarna
jernih jam 05:00 WIB / 16-08-2021, Nadi 75 x/mnt, TD 110/80
mmHg, Suhu 36,90C, Pasien beralaskan underpad tanpa
memakai underwear, Leukosit 14.4 109/L, ketuban ngerembes
jernih, sedikit, pembukaan 1, klien mendapat amoxicillin
3x500mg

3. Risiko Cidera Pada Janin yang berhubungan dengan ketuban


pecah sebelum waktunya yang ditandai oleh usia kehamilan 34-
37 minggu, Ketuban Pecah Dini tgl 15-02-2021 (23.00 WIB),
EFW 2206 gram, DJJ 142 x/mnt, Hb.9,7 gr/dL

Dok Prodi Ners


FIKes UNMUH Jember
FORM PENGKAJIAN INTRANATAL

D. Intervensi Keperawatan

No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria Rencana Tindakan Rasional Paraf


Keperawatan Hasil
1. Ansietas yang Tujuan: Ansietas teratasi 1. Lakukan monitoring dan 1.Monev yang baik diperlukan untuk
berhubungan dengan setelah dilakukan tindakan evaluasi mendeteksi kecemasan
Ketuban Pecah Dini keperawatan a.Ekspresi pasien a.Ekspresi pasien salah satu
ditandai oleh wajah KH : menandakan tingkat cemas pasien
pasien tampak cemas, - Wajah Pasien tampak b.Pengetahuan pasien tentang b.Pengetahuan yang baik merupakan
pasien sering bertanya tenang cemas yang terjadi ciri keberhasilan edukasi
kondisinya, Skala - Pasien memahami c.Indikator mengetahui tingkat cemas
HARS 17 (kategori c.tingkat kecemasan pasien
kondisinya
kecemasan ringan), d.Air ketuban pecah sebelum
Pasien bedrest, air - Skala HARS <14 (tidak waktunya penyebab cemas pasien
d.air ketuban
ketuban masih cemas) e.Mobilisasi yang benar mengurangi
ngerembes, hasil usg - Pasien bedrest e.mobilisasi pasien banyaknya air ketuban yang keluar
oligohidramnion, nadi - Hasil usg masih ada air f.hasil usg f.indikator mengetahui air ketuban
75 x/mnt, TD 110/80 ketuban yang ada dalam rahim pasien
mmHg - Nadi 60-100 x/mnt g.Tanda-tanda vital (Nadi,TD) g.Perubahan TTV salah satu indiator
mengetahui kecemasan pasien
- TD 110/70 – 120/90
mmHg 2. Berikan Edukasi tentang 2.edukasi mebantu pengetahuan lebih
adekuat
penyebab kecemasan pasien
3. Antisipasi ansietas meningkat
3. Lakukan manajemen ansietas a. Salah satu cara mengurangi
a.Ajarkan distraksi kecemasan
b.Anjurkan pasien untuk b. Pendekatan dan berserah pada
berserah pada Allah(lebih Allah lebih menenangkan pasien
banyak beristigfar)

2. Risiko Infeksi yang 1.Lakukan monitoring dan 1.Deteksi dini perluasan infeksi
berhubungan dengan Tujuan : Infeksi tidak evaluasi dilakukan dengan monev yang baik
ketidakadekuatan terjadi setelah dilakukan a. TTV a.Perubahan tanda-tanda vital
pertahanan tubuh tindakan keperawatan mengindikasikan adanya perluasan

Dok Prodi Ners


FIKes UNMUH Jember
FORM PENGKAJIAN INTRANATAL

primer ditandai oleh KH : b.Air ketuban infeksi


Pecah ketuban - Air Ketuban masih ada b.Banyak sedikit dan warna air
berwarna jernih jam dan berwarna jernih ketuban mengindikasikan adanya
05:00 WIB / 16-08- - Nadi 60-100 x/mnt 2. Lakukan manajemen risiko infeksi
2021, Nadi 75 x/mnt, - TD 110/70 – 120/90 infeksi 2.Pencegahan perluasan infeksi dapat
TD 110/80 mmHg, dilakukan dengan manajemen risiko
Suhu 36,90C, Pasien mmHg a.Ganti underpad dan linen jika infeksi dengan baik
underpad - Suhu 36,5 C-37,5 C
0 0
beralaskan kotor dan basah a.Linen dan underpadd seumber
tanpa memakai - Underpad dan b.Lakukan tehnik septik aseptik penularan yang baik
underwear, Leukosit underwear yang dipakai selama memberikan perawatan b.Membatasi kontaminasi sumber
14.4 109/L, ketuban tetap bersih c.Lakukan cuci tangan dengan 6 infeksi
ngerembes jernih, - Leukosit 12.0-16.0 langkah dan five moment c.Cuci tangan yang benar memutus
sedikit,Pembukaan 1, d.Anjurkan diet dihabiskan mata rantai infeksi
gr/dL
klien medapatkan 3.Berikan edukasi tentang d.Ketahanan tubuh melawan infeksi
amoxicillin 3x500 mg - Ketuban Jernih pencegahan infeksi didapat dari asupan nutrisi yang
- Tidak ada pembukaan 4.Lakukan hasil kolaborasi cukup
- Klien mendapatkan dengan tim medis pemberian 3.Tindakan pencegahan akan lebih
amoxicillin 3x 500 mg amoxicylin 3x500mg adekuat bila didasari pengetahuan
yang baik
4.Profesionalisme lebih tepat,
amoxicylin sesuai untuk berbagai
1.Lakukan monitoring dan infeksi
3. Risiko Cidera Pada Tujuan : Tidak terjadi observasi 1. Deteksi dini mengetahui adanya
Janin yang berhubungan cidera pada janin setelah a.Kondisi janin pasien cidera pada janin
dengan ketuban pecah dilakukan tindakan a.Kondisi janin memperlihatkan
sebelum waktunya yang keperawatan b. Air ketuban adanya cidera
ditandai oleh usia KH : b.Kondisi air ketuban sangat
kehamilan 34-37 -Janin masih bisa menentukan dan mendukung terjadi
minggu, Ketuban Pecah dipertahankan c. DJJ tidaknya cidera pada janin
Dini tgl 16-08-2021 -Air ketuban tetap ada dan c.Peningkatan ataupun penurunan
(05.00 WIB), EFW aman bagi bayi DJJ mengindikasikan kondisi janin
2206 gram, DJJ 142 -DJJ 120-160 x/mnt 2. Lakukan nursing treatment dalam rahim
x/mnt, Hb.9,7 gr/dL - Hb 12.0-16.0 gr/dL 2.Nursing treatment yang benar
- membantu mengurangi adanya cidera
a.Anjurkan pasien bedrest pada janin

Dok Prodi Ners


FIKes UNMUH Jember
FORM PENGKAJIAN INTRANATAL

a.bedrest salah satu usaha


b.Anjurkan mika miki secara mengurangi rembesan air ketuban
perlahan b.mika miki mengurangi nyeri
c.Ajarkan distraksi bila terasa punggung pasien
nyeri / kontraksi c.Nyeri/kontraksi yang datang tiba-
tiba menunjukkan ada sesuatu pada
3.Berikan edukasi tentang janin rahim dan kondisi janin
tetap sehat walaupun ketuban 3.edukasi yang tepat membantu
pecah sebelum waktunya kondisi janin tetap sehat dengan
4. Kolaborasi dengan tim medis kondisi ketuban sudah berkurang
pemberian dexametason 2x6 mg 4.Profesionalisme lebih tepat untuk
pematangan paru janin

Dok Prodi Ners


FIKes UNMUH Jember
FORM PENGKAJIAN INTRANATAL

E.Implementasi

No.DX Tanggal/jam Implementasi Paraf


2 16-08-2021 1.Mencuci tangan 6 langkah
11.30 R/melakukan sebelum dan sesudah ke pasien
1,2 2.Melakukan pemeriksaan Leopold ,DJJ,TTV pasien
R/ DJJ bayi 139 x/mnt terdengar kuat, leopold 1 TFU 3
jari diatas pusar, leopold 2 puki, leopold 3 dibagian
1,2,3 11.33 bawah teraba kepala, leopold 4 kepala bayi belum
masuk PAP, TD 110/70 mmHg, Nadi 80x/mnt, suhu
36,50C,RR 21 x/mnt
3.Menjelaskan kondisi DJJ bayi dan kondisi pasien
2 11.35 R/Pasien mengerti apa yang dijelaskan
4.Menjelaskan supaya pasien melaporka bila underpad
2,3 11.38 terasa penuh dan pakaian basah
R/pasien memahami yang dijelaskan
5.Menjelaskan kepada pasien untuk bedrest, mika miki
1 11.40 R/Pasien memahami yang dijelaskan
6.Menganjurkan selalu beristigfar
R/Pasien melakukan dan lebih tenang bila berserah
2 11.43 pada Allah
7.Menganjurkan pasien untuk melaporkan bila
underpad,linen basah
2 11.45 R/pasien memahami
8.Menganjurkan pada pasien menghabiskan diet yang
2,3 11.45 diberikan
R/pasien masih menghabiskan ¾ porsi saja
9. Mengajarkan pasien untuk membayangkan hal-hal
1 11.45 yang membuat bahagia,dan menghitung tingkat
kecemasan memakai skala hars
R/pasien mengerti dan senyum, skala hars 15 masih
dalam tingkat cemas ringan

Dok Prodi Ners


FIKes UNMUH Jember
FORM PENGKAJIAN INTRANATAL

F. Evaluasi
Tanggal/jam Masalah Keperawatan / Catatan Perkembangan Paraf
kolaboratif
16-08-2021 Ansietas yang berhubungan S : Pasien mengatakan lebih
11.00 dengan Ketuban Pecah Dini tenang
O : -Wajah pasien terlihat lebih
tenang
-Skala hars 15, cemas ringan
-pasien bedrest
- TD 110/70 mmHg
- Nadi 80x/mnt
-hasil usg oligohidramnion
A : Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi

Risiko Infeksi yang S : Pasien mengatakan underpad


berhubungan dengan belum begitu basah
ketidakadekuatan pertahanan O:-Air ketuban jernih
tubuh primer - TD 110/70 mmHg
- Nadi 80x/mnt, suhu 36,50C
- RR 21 x/mnt
- Linen dan underpad bersih
- Leukosit 14.4 109/dL
A:Masalah belum teratasi
P:lanjutkan intervensi

Risiko Cidera Pada Janin S: -


yang berhubungan dengan O:-DJJ bayi 139 x/mnt, terdengar
ketuban pecah sebelum kuat
waktunya -Pasien bedrest dan mika miki
-Hb.9,7 gr/dL
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi

Jember, 16 Agustus 2021


Mahasiswa

(Anggit Pradana, S.Kep)

Dok Prodi Ners


FIKes UNMUH Jember

Anda mungkin juga menyukai