Pemikiran Orientalis
Rafli Rahman
(2020030105018)
Syihabul Millah
(20200301058)
Sudarman
(2020030105023)
Teori Prediksi :
Teori ini diinterpretasikan kepada kepercayaan Orientalis terhadap riwayat atau
dalil yang lebih dekat dengan kesalahan.
Al Qur’an secara historis tidak memiliki kepastian
Beberapa kisah di dalam al-Qur’an adalah hayalan Nabi
Muhammad dan fiksi semata seperti kisah Isra Mi’raj.
Banyak kisah di dalam al-Qur’an yang diadopsi dari Bible dan
Kritikan kitab terdahulu seperti cerita Ashâb alKahfi
Al-Qur’an dipenuhi dengan kontradiksi dan ketidakkonsistenan,
Orientalis seperti qirâ’at dan perbedaan tafsir.
Terhadap Al-Qur’an dianggap banyak kekeliruan ketika penyalinan dan
masih rancu mengenai kronologis turunnya wahyu.
Al-Qur’an Al-Qur’an dianggap menentang nalar dan lebih mementingkan
kepercayaan batin karena umat Islam diharuskan mempercayai
perkataan Nabi Muhammad yang bersifat ilahiyah.
BANTAHAN
Historis Criticism yang dalam konsep Biblical criticism tidak dapat
digunakan untuk mengkaji al-Qur’an.
Orientalis memposisikan al-Qur’an sebagai teks atau dokumen tertulis
bukan sebagai hafalan yang dibaca.
Pada prinsipnya al-Qur’an memang diajarkan lewat hafalan, al-Qur’an juga
dicatat dengan memakai beberapa media tulis.
Asumsi-asumsi yang selalu saja mengkritik rasm Uthmânî yang
sebenarnya ialah tulisan Arab yang mengalami perkembangan
Walaupun Angelika cenderung mempunyai pandangan positive, namun ia
menganggap bahwa teks al-Qur’an yang seharusnya dijadikan pegangan
ialah teks al-Qur’an pra kanonisasi yang belum dilakukan kodifikasi. Ini
merupakan bukti adanya romantisisme/gak bisa move on dari Biblical
criticism.
13